PPN untuk bendahara pengeluaran

107
ASPEK PERPAJAKAN BENDAHARA PENGELUARAN OLEH: HARI SUGIHARTO

description

materi PPN untuk bendahara update 2013

Transcript of PPN untuk bendahara pengeluaran

Page 1: PPN untuk bendahara pengeluaran

ASPEK PERPAJAKAN BENDAHARA

PENGELUARAN

OLEH:

HARI SUGIHARTO

Page 2: PPN untuk bendahara pengeluaran

Definisi Pajak

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi

atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

(Pasal 1 angka 1 UU KUP)

Page 3: PPN untuk bendahara pengeluaran

Undang-undang

Hak dan kewajiban di bidangperpajakan

Page 4: PPN untuk bendahara pengeluaran

KEWAJIBAN PERPAJAKAN

WP BadanWP Orang PribadiBUT

WP BadanWP Orang PribadiBUTBendaharawan/KPKN

SEBAGAI PEMIKUL BEBAN PAJAK,

pembayar dan pelapor

SEBAGAI PEMUNGUT/PEMOTONG, penyetor, dan pelapor

Page 5: PPN untuk bendahara pengeluaran

KEWAJIBAN PERPAJAKANBENDAHARAWAN PENGELUARAN

KEWAJIBAN MATERIL KEWAJIBAN FORMIL

Menghitungpajak terutang

-Mendaftarkan diri-Pembukuan-Memungut/Memotong-Menyetor-Melapor-Pasal 21/26 UU PPh

-Pasal 22 UU PPh-Pasal 23/26 UU PPh-Pasal 4 (2) UU PPh-UU PPN dan PPnBM UU KUP

Page 6: PPN untuk bendahara pengeluaran

DASAR HUKUM PENUNJUKAN BENDAHARA PEMERINTAH SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK-PAJAK NEGARA

Atas penghasilan tersebut di bawah ini, dengan nama dan dalam bentuk apapun, yang dibayarkan

atau yang terutang oleh badan pemerintah, Subjek Pajak dalam negeri, …kepada Wajib Pajak

luar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia, dipotong pajak sebesar 20% (dua

puluh persen) dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan: a. dividen; b. bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian utang; c.royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; d.

imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan; e. hadiah dan penghargaan; f. pensiun dan pembayaran berkala lainnya. (Pasal 26 ayat

(1) UU PPh)

Pajak yang terutang atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak

kepada Pemungut PPN dipungut, disetor, dan dilaporkan oleh Pemungut PPN. (Pasal 16A ayat 1

UU PPN)

Pemungut PPN adalah bendaharawan Pemerintah, badan, atau instansi Pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk memungut, menyetor, dan melaporkan pajak

yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau

penyerahan Jasa Kena Pajak kepada bendaharawan Pemerintah, badan, atau instansi Pemerintah tersebut. (Pasal 1 angka 27 UU PPN)

PPh Pasal 26

PPN

Page 7: PPN untuk bendahara pengeluaran

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) dan PAJAK

PENJUALAN atas BARANG MEWAH (PPnBM)

Page 8: PPN untuk bendahara pengeluaran

Bendaharawan Pemerintah, badan, atau

instansi Pemerintah yang

ditunjuk oleh Menteri

Keuangan

untuk

Memungut,

menyetor, dan

melaporkan pajak yang

terutang

oleh PKP atas penyerahan

BKP/JKP kepada

bendaharawan Pemerintah, badan, atau

instansi Pemerintah tsb

Pasal 1 angka 27 UU PPN

Sejak 1 Januari 2004

Bendahara Pemerintah & KPPN

KMK No:563/KMK.03/2003

Pasal 16A UU PPN

1984PEMUNGUT PPN

Bendaharawan Pemerintah adalah Bendaharawan atau Pejabat yang melakukan pembayaran yang dananya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah, yang terdiri dari Bendaharawan Pemerintah Pusat dan Daerah baik Propinsi, Kabupaten, atau

Kota.

Page 9: PPN untuk bendahara pengeluaran

PPN TERUTANG

atas penyerahan BARANG KENA PAJAK atau JASA KENA

PAJAK oleh PENGUSAHA KENA PAJAK

kepada bendaharawan Pemerintah

Page 10: PPN untuk bendahara pengeluaran

Barang berwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa

barang bergerak atau barang tidak bergerak maupun barang tidak berwujud

Pasal 1 angka 2 & 3 UU PPN 1984

yang dikenakan pajak berdasarkan UU ini.

jenis barang yang tidak dikenakan pajak ditetapkan dengan PP (Pasal 4a)

BARANG KENA PAJAK

Page 11: PPN untuk bendahara pengeluaran

semua barang adalahbarang kena pajak

kecuali

ditetapkan dengan PP

a. Brng hasil tambang/pengeboran yg diambil langsung dari sumbernyab. Barang2 kebutuhan pokok yg sangat dibutuhkan rakyat banyakc. Makanan & minuman yg disajikan di hotel, restoran, RM, warung dlld. Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga

PP Nomor 144 tahun 2000

BARANG KENA PAJAK

Page 12: PPN untuk bendahara pengeluaran

PP Nomor 144 tahun 2000

Jenis barang yang tidak dikenakan pajak

BRG HASIL PERTAMBANGAN/PENGEBORAN YG DIAMBIL LANGSUNG DARI SUMBERNYA

1. Minyak mentah (crude oil);2. Gas bumi, tidak termasuk yg siap dikonsumsi seperti elpiji;3. Panas bumi;4. Pasir dan kerikil;5. Batubara sebelum diproses menjadi briket batubara; dan6. Biji besi, biji timah, biji emas, biji tembaga, biji nikel, dan• biji perak serta biji bauksit.

1

Page 13: PPN untuk bendahara pengeluaran

PP Nomor 144 tahun 2000

Jenis barang yang tidak dikenakan pajak

BARANG KEBUTUHAN POKOK YANG SANGAT DIBUTUHKAN OLEH RAKYAT BANYAK

2

Beras dan gabah

yaitu segala jenis beras dan gabah, seperti beras putih, beras merah, beras ketan hitam / beras ketan putih, sepanjang berbentuk sbb: beras berkulit (padi / gabah) selain untuk benih; digiling; beras setengah giling / digiling seluruhnya, disosoh, dikilapkan maupun tidak; beras pecah; menir (groats) dari beras.

Jagung

yaitu segala jenis jagung, seperti jagung putih, jagung kuning, jagung kuning kemerahan / popcorn (jagung brondong), sepanjang berbentuk sbb: Jagung yang telah dikupas/jagung tongkol & biji jagung/ jagung pipilan; menir (groats)/beras jagung, sepanjang masih dlm bentuk butiran.

Sagu yang berbentuk: empulur sagu; tepung, tepung kasar dan bubuk dari sagu

Kedelai

yaitu segala jenis kedelai, seperti kedelai putih, kedelai hijau, kedelai kuning / kedelai hitam, sepanjang berbentuk kacang kedelai pecah / utuh.

Garam baik yang beryodium maupun yang tidak beryodium, baik berbentuk curah maupun briket.

KMK No: 653/KMK.03/2001 jo. Kep Dirjen Pajak Nomor KEP-68/PJ./2002

Page 14: PPN untuk bendahara pengeluaran

PP Nomor 144 tahun 2000

Jenis barang yang tidak dikenakan pajak

MAKANAN dan MINUMAN yang DISAJIKAN di HOTEL,RESTORAN, RUMAH MAKAN, WARUNG, dan sejenisnya

BAIK DIKONSUMSI di TEMPAT MAUPUN TIDAK

Tidak termasuk

makanan dan minuman yang diserahkanoleh usaha jasa boga atau catering

3

Page 15: PPN untuk bendahara pengeluaran

PP Nomor 144 tahun 2000

Jenis barang yang tidak dikenakan pajak

UANG, EMAS BATANGAN,SURAT BERHARGA

4

Page 16: PPN untuk bendahara pengeluaran

JASA KENA PAJAK

Pasal 1 angka 5 dan 6

yang dikenakan pajak berdasarkan UU ini.

jenis jasa yang tidak dikenakan pajak ditetapkan dengan PP (Pasal 4a)

adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang

menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai,

termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau

permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan.

Page 17: PPN untuk bendahara pengeluaran

JASA KENA PAJAK

kecuali ditetapkan dengan PP

PP Nomor 144 tahun 2000

semua jasa adalah jasa kena pajak

a. jasa di bidang pelayanan kesehatan medik;

b. jasa di bidang pelayanan sosial;

c. jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko;

d. jasa di bidang perbankan, asuransi, & sewa guna usaha dgn hak opsi;

e. jasa di bidang keagamaan;

f. jasa di bidang pendidikan;

g. jasa di bidang kesenian & hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan;

h. jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan;

i. jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air;

j. jasa di bidang tenaga kerja;

k. jasa di bidang perhotelan;

l. jasa yang disediakan oleh Pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum."

Page 18: PPN untuk bendahara pengeluaran

Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko

Jenis jasa yang tidak dikenakan PPN

Jasa pengiriman surat dengan perangko yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia, yaitu jasa yang merupakan tugas PT Pos Indonesia (persero) dalam rangka melaksanakan

penyelenggaraan pos oleh negara yang terdiri dari kegiatan menerima, membawa, dan atau menyampaikan surat yang merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan

yang atas penyerahan jasanya dikenakan tarif jasa pos yang cara pelunasan tarif jasa posnya dengan perangko

atau pengganti perangko.

c

Page 19: PPN untuk bendahara pengeluaran

Jenis jasa yang tidak dikenakan PPN

Jasa di bidang PENDIDIKANmeliputi

jasa penyelenggaraan pendidikan sekolah, seperti jasa penyelenggaraan pendidikan umum,

pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik,

dan pendidikan profesional

f

jasa penyelenggaraan pendidikan luar sekolah, seperti kursus-kursus

Page 20: PPN untuk bendahara pengeluaran

Jenis jasa yang tidak dikenakan PPN

Jasa di bidang penyiaran yg bukan bersifat iklan

adalah

Jasa penyiaran radio atau televisi yang dilakukan oleh instansi Pemerintah atau

swasta yang bukan bersifat iklan dan tidak dibiayai oleh sponsor yang bertujuan

komersial.

h

Page 21: PPN untuk bendahara pengeluaran

Jenis jasa yang tidak dikenakan PPN

Jasa di bidang TENAGA KERJAmeliputi

Jasa tenaga kerja

Jasa penyediaan tenaga kerja sepanjang Pengusaha penyedia tenaga kerja tidak bertanggungjawab atas

hasil kerja dari tenaga kerja tersebut

Jasa penyelenggaraan latihan bagi tenaga kerja

j

Dalam hal:a) Pengusaha penyedia tenaga kerja tidak melakukan

pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan sejenisnya kepada tenaga; atau

b) Tenaga kerja tersebut tercantum dalam daftar struktur kepegawaian pengusaha pengguna tenaga kerja.

(SE-05/PJ.53/2003)

Page 22: PPN untuk bendahara pengeluaran

Jenis jasa yang tidak dikenakan PPN

Jasa di bidang PERHOTELANmeliputi

Jasa persewaan kamar termasuk tambahannya di hotel, rumah penginapan, motel,

losmen, hostel, serta fasilitas yg terkait dgn kegiatan perhotelah untuk tamu yg menginap

Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel, rumah

penginapan, motel, losmen, dan hostel

k

Page 23: PPN untuk bendahara pengeluaran

PPN TERUTANG

atas penyerahan BARANG KENA PAJAK atau JASA KENA

PAJAK oleh PENGUSAHA KENA PAJAK

kepada bendaharawan Pemerintah

Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah adalah Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak kepada Bendaharawan Pemerintah atau Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara.

Page 24: PPN untuk bendahara pengeluaran

PENGUSAHA:Orang pribadi atau badan yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan

barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah

Pabean. (Pasal 1 angka 14 UU PPN)PENGUSAHA KENA PAJAK:

adalah PENGUSAHA yang melakukan penyerahan BKP dan atau penyerahan JKP yang dikenakan pajak berdasarkan UU ini, tidak termasuk Pengusaha Kecil, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP. (Pasal 1 angka 15

UU PPN)PENGUSAHA KECIL:

adalah pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan penyerahan BKP dan atau JKP dengan jumlah peredaran

bruto dan atau penerimaan bruto tidak lebih dari Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah). (Kep. Menkeu

No:571/KMK.03/2003)Catatan:Penyerahan BKP/JKP kepada Bendahara Pemerintah baru terutang PPN jika dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak yaitu Pengusaha yang sudah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Page 25: PPN untuk bendahara pengeluaran

Pungutan tambahan disampin

g PPN

Dikenakan sekali

saat penyerahan oleh PKP Pabrikan

saat impor

Terhadap BKP Yang

Tergolong Mewah

Kendaraan bermotor &

selain kendaraan bermotor

PASAL 5 UU PPN

Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Catatan:Penyerahan BKP Tergolong Mewah kepada Bendahara

Pemerintah baru terutang PPN dan PPnBM jika dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak PABRIKAN yaitu Pengusaha PABRIKAN yang sudah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Page 26: PPN untuk bendahara pengeluaran

Tarif PPnBM

Kendaraan bermotor

Selain kendaraan bermotor

10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%,

75%

10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 75%

PP NOMOR 145/2000 diubah terakhir dengan PP NOMOR 12/2006

Page 27: PPN untuk bendahara pengeluaran

BKP yang tergolong mewah

Kendaraan pengangkutan orang sampai dengan 15 (lima belas) orang termasuk pengemudi, kendaraan Double Cabin, kendaraan khusus,

kendaraan bermotor beroda 2 (dua) dengan kapasitas silinder lebih dari 250 CC

Kelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin, pesawat pemanas

Kelompok hunian mewah seperti rumah mewah, apartemen,kondominium, town house, dan sejenisnya.

Kelompok pesawat penerima siaran televisi dan antena serta reflektor antena.

Kelompok mesin pengatur suhu udara, mesin pencuci piring, mesin pengering, pesawat elektromagnetik, dan instrumen musik

Kelompok wangi-wangian

Kelompok kapal atau kendaraan air lainnya, sampan dan kano, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum

Kelompok peralatan dan perlengkapan olahraga

Kelompok minuman yang mengandung alkohol

Kelompok barang yang terbuat dari kulit atau kulit tiruan

Kelompok permadani yang terbuat dari sutra atau woll

Kelompok barang kaca dari kristal timbal dari jenis yang digunakan untuk meja, dapur, rias, kantor, dekorasi dalam ruangan atau

keperluan semacam itu.

Peraturan Menkeu No:620/PMK.03/2004

Page 28: PPN untuk bendahara pengeluaran

PEMUNGUT PPN (Bendahara Pemerintah & KPPN)

Setiap pembayaran yang dilakukan PEMUNGUT PPN

Objek Pemungutan

kecualiPembayaran yang jumlahnya tidak lebih dari Rp1juta

termasuk PPN/PPnBM, dan tidak merupakan jumlah yang terpecah-pecah

Pembayaran untuk pembebasan tanah, kecuali pembayaran atas penyerahan tanah oleh real estat

Pembayaran atas penyerahan BKP/JKP yang mendapat fasilitas: PPN tidak dipungut / dibebaskan dari

pengenaan PPNPembayaran untuk penyerahan BBM dan bukan BBM oleh Pertamina

Pembayaran atas rekening telepon

Pembayaran untuk jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan penerbangan

Menurut ketentuan tidak terutang PPN

KMK No:563/KMK.03/2003

Page 29: PPN untuk bendahara pengeluaran

Pajak terutang

tidak dipungut

Pembebasan dari pengenaan

pajak

yang masih berlaku dan yang berlaku sejak 1 Januari 2001

Pasal 16B UU

PPN

Proyek Pemerintah yang dananya berasal dari

bantuan luar negeri

Impor dan atau penyerahan BKP Tertentu/JKP

TertentuImpor dan atau

penyerahan BKP Tertentu yang

bersifat Strategis

FASILITAS DI BIDANG PPN

Page 30: PPN untuk bendahara pengeluaran

PP No: 42/ 1995

Proyek Pemerintah yang Dananya berasal dari hibah atau pinjaman LN

PPN dan PPnBM yang terutang atas penyerahan Barang dan Jasa dalam rangka pelaksanaan Proyek Pemerintah yang dibiayai dengan hibah atau dana pinjaman luar negeri,

tidak dipungut.

PPN dan PPn BM yang terutang penyerahan BKP dan/atau JKP oleh Kontraktor Utama sehubungan dengan pelaksanaan Proyek Pemerintah yang sebagian dananya dibiayai dengan hibah atau dana pinjaman luar negeri, tidak dipungut hanya atas bagian dari proyek Pemerintah yang dananya

dibiayai dengan hibah atau pinjaman luar negeri tersebut.

Atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang tidak dipungut PPN dan PPn BM, Kontraktor Utama wajib membuat Faktur

Pajak yang dibubuhi cap "PPN dan PPn BM tidak dipungut".

Page 31: PPN untuk bendahara pengeluaran

PP 146/2000 jo PP 38/2003

Penyerahan BKP Tertentu yang dibebaskan dari pengenaan pajak

Peralatan berikut sk cadang yg digunakan oleh Dephan, TNI untuk penyediaan data batas & photo udara wilayah NKRI untuk mendukung hanas, yg diserahkan kepada Dephan, TNI atau

pihak lain yg ditunjuk

Vaksin polio dalam rangka PIN

Senjata, amunisi, alat angkutan di air, bawah air, udara, darat, kend lapis baja, kend patroli & angkutan khusus lainnya serta suku cadang yg diserahkan kepada Dephan, TNI, Polri, atau pihak lain

yg ditunjuk dan komponen/bahan yg belum dibuat di dlm negeri kepada PT Pindad untuk pembuatan senjata & amunisi untuk

Dephan, TNI atau PolriKereta api & sk cadang serta peralatan untuk perbaikan/ pemeliharaan serta prasarana yg diserahkan kepada PT Kereta

Api Indonesia dan Komponen/bahan yg diserahkan kepada pihak yg ditunjuk oleh PT KAI yg digunakan untuk pembuatan

Kereta api, sk cadang untuk perbaikan/ pemeliharaan serta prasaranana yg digunakan oleh PT KAI

Page 32: PPN untuk bendahara pengeluaran

PP 146/2000 jo PP 38/2003

Penyerahan BKP Tertentu yang dibebaskan dari pengenaan pajak

Buku Pelajaran Umum, agama dan kitab suci

Kapal laut, kapal angkut sungai, danau, penyeberangan sungai, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang;

suku cadang serta alat keselamatan pelayaran/ keselamatan manusia, yg diserahkan kepada & digunakan oleh

perusahaan: a) pelayaran niaga nasional; b) penangkapan ikan nasional; b) penyelenggara jasa kepelabuhanan

nasional; d) penyelenggara jasa angkutan sungai, danau, & penyeberangan nasionalPswt udara & sk cadang serta alat keselamatan penerbangan/

keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan/pemeliharaan yg digunakan oleh perusahaan angkutan udara niaga

nasional, dan suku cadang serta peralatan perbaikan/ pemeliharaan pswt udara yg diserahkan kepada oleh pihak yg

ditunjuk oleh perusahaan angkutan udara niaga nasionalRumah sederhana, RSS, Rumah Susun sederhana, Pondok Boro, asrama mahasiswa & pelajar serta perum lainnya yang batasannya ditetapkan oleh Menkeu setelah mendengar

pertimbangan Menkimpraswil

Page 33: PPN untuk bendahara pengeluaran

PP 146/2000 jo PP 38/2003

Penyerahan JKP Tertentu yang dibebaskan dari pengenaan pajak

Jasa pemborong bangunan: a) Rumah sederhana, RSS, Rumah Susun Sederhana, Pondok Boro, asrama dst; b) semata-mata

untuk keperluan tempat ibadah

Jasa sehubungan dengan penyediaan data batas & photo udara wil neg RI untuk mendukung hanas kepada dephan atau TNI

Jasa persewaan rumah susun sederhana, rumah sederhana, dan rumah sangat sederhana

Jasa: 1. Persewaan kapal; 2. Kepelabuhan meliputi jasa tunda, pandu tambat, dan labuh; 3. Perawatan/reparasi (docking) kapal, kepada perusahaan: a. angkutan Laut Nasional; b.

Penangkapan Ikan Nasional; c. Penyelengg. Jasa Kepelabuhan Nasional; d. Penyelengg. Jasa angkutan sungai, danau, &

penyeberangan Nasional.

Jasa: a. persewaan pesawat udara; b. perawatan/reparasi pesawat udara kepada perush. Angkutan Udara Niaga Nasional

Jasa perawatan/reparasi kereta api kepada PT KAI

Page 34: PPN untuk bendahara pengeluaran

PP 12/2001 jo PP 7/2007

DIBEBASKAN dari pengenaan PPN

atas penyerahan

Bahan baku/makanan ternak, unggas dan ikan

Bibit/benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran, atau

perikanan

Barang hasil pertanian sebagaimana terlampir

Air bersih melalui pipa oleh PAM

Listrik kecuali untuk rumah>6600 watt

BKP Tertentu yg bersifat STRATEGIS

Page 35: PPN untuk bendahara pengeluaran

LAMPIRAN BARANG HASIL PERTANIAN YANG DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PPN SESUAI PP NOMOR 7 TAHUN 2007

PERKEBUNAN: Kakao; Kopi; Kelapa Sawit; Aren; Jambu Mete; Lada; Pala; Cengkeh; Getah Karet; Daun The; Daun Tembakau; Tebu; Kapas; Kapuk; Rami, Rosella, Jute, Kenaf, Abaca & lainnya; Kayumanis; Kina, Panili; Nilam; Jarak Pagar; Sereh; Atsiri; Kelapa; tanaman perkebunan & sejenisnya.BUAH-BUAHAN: Pisang; Jeruk (siam, keprok, pamelo); Mangga; Salak; Nanas; Belimbing; Manggis; Rambutan; Durian; Melon, semangka, pepaya dan sejenisnya; Duku, bangkuang, nangka, cempedak dan sejenisnya.SAYURAN: sayuran daun; sayuran buah; sayuran umbi; sayuran jamur.TANAMAN HIAS dan OBAT: Tanaman Hias; Tanaman potong; Tanaman obat.TANAMAN PANGAN: Padi; Jagung; Kacang Tanah; Ubi kayu; Ubi jalar; Kacang hijau, gude, dan kacang lainnya; Talas, Garut, gembili dan umbi lainnya.PETERNAKAN: Sapi, Kerbau, Kambing/domba, Babi, dan Ternak lainnya; Unggas (ayam, itik, puyuh dll); Ternak Perah (Susu)HASIL HUTAN KAYU: Kayu; Kelapa Sawit; Karet; Bambu.HASIL HUTAN BUKAN KAYU: Rotan; Gaharu; Agathis; Shorea; Kemiri; Tengkawang.PRODUK PERIKANAN DAN KELAUTAN: Udang, artemia; Ikan (termasuk ikan hias); Rumput Laut; Kerang, Tiram, Remis; Kepiting, Rajungan; Teripang; Lobster; Cumi/Sotong, Gurita, Siput.

Page 36: PPN untuk bendahara pengeluaran

JUMLAH PPN ATAU PPnBM YANG DIPUNGUT

Dalam jumlah pembayaran yang dilakukan oleh Bendaharawan Pemerintah atau Kantor Perbendaharaan

dan Kas Negara termasuk jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang

terutang.

Dalam hal penyerahan BKP hanya terutang PPN, maka jumlah PPN yang dipungut adalah 10/110 bagian dari jumlah pembayaran.

Contoh:

Jumlah pembayaran Rp 11.000.000,00

Jumlah PPN : 10/110 x Rp 11.000.000,00 Rp 1.000.000,00

Sisa yang dibayarkan kepada PKP rekanan

(Rp 11.000.000,00 - Rp 1.000.000,00) Rp 10.000.000,00

Page 37: PPN untuk bendahara pengeluaran

Dalam hal penyerahan BKP yang tergolong mewah dari pengusaha yang menghasilkan BKP yang tergolong mewah tersebut, di samping terutang PPN juga terutang PPnBM, maka jumlah PPN dan PPnBM yang dipungut adalah sebagai berikut:

Dalam hal terutang PPnBM sebesar 20%, maka jumlah PPN yang dipungut sebesar 10/130 bagian dari jumlah pembayaran sedangkan jumlah PPnBM yang dipungut sebesar 20/130 bagian dari jumlah pembayaran.

Contoh :

PPnBM dengan tarif 20% Jumlah pembayaran Rp 13.000.000,00

Jumlah PPN yang dipungut:(10/130 x Rp13.000.000,00) Rp 1.000.000,00

Jumlah PPnBM yang dipungut:(20/130 x Rp13.000.000,00) Rp

2.000.000,00

Sisa yang dibayarkan kepada PKP rekanan:

Rp13.000.000,00 - (Rp1.000.000,00 + Rp2.000.000,00) = Rp10.000.000,00

Page 38: PPN untuk bendahara pengeluaran

Dalam hal pembayaran berjumlah paling banyak Rp1.000.000,00 (termasuk PPN dan PPnBM) dan tidak merupakan jumlah yang terpecah-pecah, maka PPN dan PPnBM tidak perlu dipungut oleh Bendaharawan.

Contoh 1:

Harga Jual Rp 900.000,00

PPN : 10% x Rp 900.000,00 Rp 90.000,00

PPnBM (Misal terutang dengan tarif 20%) Rp 180.000,00

Harga Jual termasuk PPN dan PPnBM Rp 1.170.000,00

Meskipun Harga Jual Rp900.000,00 tetapi karena pembayaran termasuk PPN dan PPn BM berjumlah Rp1.170.000,00 (di atas Rp1.000.000,00), maka PPN dan PPn BM yang terutang harus dipungut oleh Bendaharawan.

Contoh 2:

Harga Jual Rp 800.000,00

PPN : 10% x Rp 800.000,00 Rp 80.000,00

PPnBM (Misal terutang dengan tarif 10%) Rp 80.000,00

Harga Jual termasuk PPN dan PPnBM Rp 960.000,00

Karena Harga Jual termasuk PPN dan PPnBM berjumlah Rp 960.000,00 (kurang dari Rp1.000.000,00), maka PPN dan PPnBM yang terutang tidak perlu dipungut oleh Bendaharawan, tetapi harus dipungut dan disetor sendiri oleh PKP Rekanan Pemerintah, dan Faktur Pajak tetap harus dibuat.

Page 39: PPN untuk bendahara pengeluaran

PEMUNGUT PPN (Bendahara Pemerintah)

Mekanisme Pemungutan

PKP Rekanan wajib membuat Faktur Pajak (rangkap 3) dan SSP (rangkap 5) pada saat menyampaikan tagihan

Pemungut PPN wajib memungut pajak yang terutang pada saat pembayaran

Pemungut PPN wajib menyetor pada:Bendahara paling lambat 7 hari setelah bulan pembayaran

Pelaporan oleh Pemungut PPN:Bendahara dengan SPT Masa bagi Pemungut paling lambat

20 hari setelah bulan pembayaran

SSP tersebut diisi dengan membubuhkan NPWP dan identitas PKP Rekanan Pemerintah yang bersangkutan, tetapi

penandatangan SSP dilakukan oleh Bendaharawan Pemerintah atau KPKN sebagai penyetor atas nama PKP Rekanan

Pemerintah.Pada setiap lembar Faktur Pajak oleh Bendaharawan

Pemerintah yang melakukan pemungutan wajib dibubuhi cap "Disetor tanggal ........." dan ditandatangani oleh

Bendaharawan Pemerintah.

Page 40: PPN untuk bendahara pengeluaran

20/1/07

Mekanisme Pemungutan Pajak oleh Bendahara selaku Pemungut PPN

Penyerahan BKP/JKP

Penagihan

PKP membuat:- FP tgl 9/2/07 diisi lengkap (3 rgkp)- SSP diisi identitas & jumlah pajak (5 rgkp)

9/2/07

Pembayaran

23/3/07 7/4/07

Setor

Dengan SSP

Pemungutan

Dilaporkan oleh PKP dlm

SPT Masa Februari

20/4/07

Lapor

Dengan SPT

MASA PPN

1107 PUT

Page 41: PPN untuk bendahara pengeluaran

Contoh pengisian SPT Masa 1107 PUT

1. 10/4/2007 Melakukan pembayaran kepada PT KOMPUTIN (01.487.773.1-023.000) pedagang besar komputer (sudah dikukuhkan sebagai PKP) atas pembelian sejumlah komputer tanggal 25 Februari 2007 dengan jumlah pembayaran Rp6.600.000,00 (termasuk PPN). Pembayaran dilakukan berdasarkan Nota Tagihan dan Faktur Pajak (Nomor Seri : 020-000-07-00000109) tertanggal 9 Maret 2007. PPN yang dipungut disetor tanggal 20 April 2007.

2. 11/4/2007 Melakukan pembayaran rekening listrik bulan Maret 2007 sebesar Rp1.000.000,00.

3. 11/4/2007 Melakukan pembayaran rekening telepon bulan Maret 2007 sebesar Rp1.100.000,00 (termasuk PPN).

4. 14/4/2007 Melakukan pembayaran melalui KPPN kepada PT JAYATEVE (01.237.876.6-023.000) pedagang besar teve (sudah dikukuhkan sebagai PKP) atas pembelian sejumlah teve tanggal 10 Maret 2007 sebesar Rp15.400.000,00 (termasuk PPN). Pembayaran dilakukan berdasarkan Nota Tagihan dan Faktur Pajak (Nomor Seri :020-000-07-00000120) tertanggal 20 Maret 2007. PPN dipungut melalui KPPN.

5. 20/4/2007 Melakukan pembayaran kepada toko buku “Murni” (sudah dikukuhkan sebagai PKP) atas pembelian kertas dan tinta sebesar Rp990.000,00 (termasuk PPN).

Page 42: PPN untuk bendahara pengeluaran

Contoh pengisian SPT Masa 1107 PUT

6. 24/4/2007 Melakukan pembayaran kepada sebuah toko kecil (bukan PKP) atas pembelian peralatan kantor senilai Rp1.200.000,00.

7. 30/4/2007 Melakukan pembayaran kepada CV ANUGERAH (NPWP:01.676.320.8-023.000, sudah dikukuhkan sebagai PKP) atas penyerahan jasa catering sebesar Rp7.700.000,00 (termasuk PPN) pada bulan Maret 2007 dengan Nota Tagihan dan Faktur Pajak (Nomor Seri: 020-000-07-00000102) tertanggal 26 Maret 2007. PPN yang dipungut disetor tanggal 7 Mei 2007.

8. 30/4/2007 Melakukan pembayaran atas pembelian 2 unit AC kepada PT ELEKTRINDO (NPWP:01.932.876.1-024.000, pabrikan AC) sebesar Rp7.200.000,00 (termasuk PPN dan PPnBM). Atas penyerahan AC tersebut disamping terutang PPN 10% juga terutang PPnBM 10%. Pembayaran dilakukan berdasarkan Nota Tagihan dan Faktur Pajak (Nomor Seri: 020-000-07-00000119) tertanggal 10 April 2007. PPN dan PPnBM yang dipungut disetor tanggal 7 Mei 2007.

9. 30/4/2007 Melakukan pembayaran kepada Hotel Sidodadi atas persewaan ruangan untuk pertemuan sebesar Rp8.000.000,00.

10.

30/4/2007 Melakukan pembayaran kepada maskapai penerbangan Garuda atas tiket pesawat ke Jakarta untuk perjalanan dinas pegawai sebesar Rp4.400.000,00 (termasuk PPN).

Lakukan pengisian SPT Masa PPN 1107 PUT!

Page 43: PPN untuk bendahara pengeluaran

Contoh pengisian SPT Masa 1107 PUT

Tanggal 10 April 2007:Melakukan pembayaran kepada PT KOMPUTIN pedagang besar komputer (sudah dikukuhkan sebagai PKP) atas pembelian sejumlah komputer tanggal 25 Februari 2007 dengan jumlah pembayaran Rp6.600.000,00 (termasuk PPN). Pembayaran dilakukan berdasarkan Nota Tagihan dan Faktur Pajak (Nomor Seri : 020-000-07-00000109) tertanggal 9 Maret 2007. PPN yang dipungut disetor tanggal 20 April 2007.

DPP sebesar Rp6.000.000,00 dan PPN terutang sebesar

Rp600.000,00

Form 1107 PUT 1 B

Page 44: PPN untuk bendahara pengeluaran

Contoh pengisian SPT Masa 1107 PUT

Tanggal 11 April 2007:Melakukan pembayaran rekening listrik bulan Maret 2007 sebesar Rp1.000.000,00.

PPN terutang tidak perlu dipungut karena listrik termasuk BKP Tertentu yang bersifat Strategis yang atas penyerahannya

dibebaskan dari pengenaan PPN.

Tanggal 11 April 2007:Melakukan pembayaran rekening telepon bulan Maret 2007 sebesar Rp1.100.000,00 (termasuk PPN).

PPN terutang atas pembayaran rekening telepon tidak perlu dipungut oleh Bendahara Pemerintah.

Page 45: PPN untuk bendahara pengeluaran

Contoh pengisian SPT Masa 1107 PUT

Tanggal 14 April 2007:Melakukan pembayaran melalui KPPN kepada PT JAYATEVE pedagang besar teve (sudah dikukuhkan sebagai PKP) atas pembelian sejumlah teve tanggal 10 Maret 2007 sebesar Rp15.400.000,00 (termasuk PPN). Pembayaran dilakukan berdasarkan Nota Tagihan dan Faktur Pajak (Nomor Seri :020-000-07-00000120) tertanggal 20 Maret 2007. PPN dipungut melalui KPPN.

DPP sebesar Rp14.000.000,00 dan PPN terutang sebesar

Rp1.400.000,00

Form 1107 PUT 1 A

Page 46: PPN untuk bendahara pengeluaran

Contoh pengisian SPT Masa 1107 PUT

Tanggal 20 April 2007:Melakukan pembayaran kepada toko buku “Murni” (sudah dikukuhkan sebagai PKP) atas pembelian kertas dan tinta sebesar Rp990.000,00 (termasuk PPN).

PPN terutang tidak perlu dipungut karena nilai pembayarannya tidak lebih dari Rp1.000.000,00.

Tanggal 24 April 2007:Melakukan pembayaran kepada sebuah toko kecil (bukan PKP) atas pembelian peralatan kantor senilai Rp1.200.000,00.

PPN tidak perlu dipungut karena transaksi yang dilakukan bukan oleh PKP tidak terutang PPN

Page 47: PPN untuk bendahara pengeluaran

Contoh pengisian SPT Masa 1107 PUT

Tanggal 30 April 2007:Melakukan pembayaran kepada CV ANUGERAH (sudah dikukuhkan sebagai PKP) atas penyerahan jasa catering sebesar Rp7.700.000,00 (termasuk PPN) pada bulan Maret 2007 dengan Nota Tagihan dan Faktur Pajak (Nomor Seri: 020-000-07-00000102) tertanggal 26 Maret 2007. PPN yang dipungut disetor tanggal 7 Mei 2007.

DPP sebesar Rp7.000.000,00 dan PPN terutang sebesar

Rp700.000,00

Form 1107 PUT 1 B

Page 48: PPN untuk bendahara pengeluaran

Contoh pengisian SPT Masa 1107 PUT

Tanggal 30 April 2007:Melakukan pembayaran atas pembelian 2 unit AC kepada PT ELEKTRINDO (pabrikan AC) sebesar Rp7.200.000,00 (termasuk PPN dan PPnBM). Atas penyerahan AC tersebut disamping terutang PPN 10% juga terutang PPnBM 10%. Pembayaran dilakukan berdasarkan Nota Tagihan dan Faktur Pajak (Nomor Seri: 020-000-07-00000119) tertanggal 10 April 2007. PPN dan PPnBM yang dipungut disetor tanggal 7 Mei 2007.

DPP sebesar Rp6.000.000,00, PPN sebesar Rp600.000,00 dan PPnBM

sebesar Rp600.000,00

Form 1107 PUT 1 B

Page 49: PPN untuk bendahara pengeluaran

Contoh pengisian SPT Masa 1107 PUT

Tanggal 30 April 2007:Melakukan pembayaran kepada Hotel Sidodadi atas persewaan ruangan untuk pertemuan sebesar Rp8.000.000,00.

PPN tidak perlu dipungut karena jasa perhotelan bukan jasa kena pajak sehingga tidak terutang PPN

Tanggal 24 April2007:Melakukan pembayaran kepada maskapai penerbangan Garuda atas tiket pesawat ke Jakarta untuk perjalanan dinas pegawai sebesar Rp4.400.000,00 (termasuk PPN).

PPN terutang atas pembayaran jasa angkutan udara dalam negeri tidak perlu dipungut oleh Bendahara Pemerintah.

Page 50: PPN untuk bendahara pengeluaran

PAJAK PENGHASILAN

(PPH) PASAL 21

Page 51: PPN untuk bendahara pengeluaran

PPh Pasal 21“Pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak atas

penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri,

wajib dilakukan oleh :a. …;b. bendaharawan pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium,

tunjangan, dan pembayaran lain, sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan;…”

(Pasal 21 angka 1 UU PPh)Petunjuk mengenai pelaksanaan pemotongan,

penyetoran, dan pelaporan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal

Pajak.(Pasal 21 angka 8 UU PPh)

Keputusan Dirjen Pajak Nomor:KEP-545/PJ./2000 diubah dengan Peraturan Dirjen Pajak Nomor:15/PJ/2006.

Page 52: PPN untuk bendahara pengeluaran

PEMOTONGAN PPH PASAL 21

Atas penghasilan yangditerima Pejabat Negara,PNS, anggota ABRI dari

APBN/APBD

Honorarium, uang sidang,uang lembur, imbalan

prestasi kerja, danimbalan lainnya

Atas penghasilan yang diterimaoleh selain Pejabat Negara,

PNS, anggota ABRI dariAPBN/APBD

Upah harian/mingguan/borongan

Imbalan jasa yg dihitung tidakberdasar banyak hari

Imbalan kepada tenaga ahli

Gaji & tunjangan yangterikat dgn gaji

Page 53: PPN untuk bendahara pengeluaran

PPh Pasal 21 atas gaji & tunjangan yang terikat gaji yang diterima Pejabat Negara, PNS, anggota ABRI dari APBN/APBD

Penghasilan bruto Rpxxxdikurangi:

Biaya jabatan(Rpxxx)

Iuran THT/JHT (Rpxxx) Penghasilan neto Rpxxxdikurangi:

PTKP(Rpxxx)

Penghasilan Kena Pajak Rpxxx PPh terutang (tarif Ps. 17) Rpxxx PPh terutang sebulan (dibagi 12) RpxxxDitanggung Pemerintah (PP Nomor 45/1994)

Catatan:Penghitungan tersebut berlaku juga bagi pegawai honorer (bukan PNS) yang memperoleh penghasilan tetap secara berkala seperti gaji, hanya atas PPh terutangnya tidak ditanggung Pemerintah.

Page 54: PPN untuk bendahara pengeluaran

BIAYA JABATANBIAYA JABATAN

5% dari penghasilan bruto, 5% dari penghasilan bruto, max Rp1.296.000/tahun atau Rp108.000/bulanmax Rp1.296.000/tahun atau Rp108.000/bulan

Biaya Jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang dapat dikurangkan dari penghasilan

setiap orang yang bekerja sebagai pegawai tetap tanpa memandang mempunyai jabatan ataupun tidak.

Contoh:

Misalkan Penghasilan Bruto sebulan (Gaji ditambah tunjangan yang terikat dengan gaji) seorang pegawai adalah Rp2juta maka Biaya Jabatannya adalah 5% x Rp2juta = Rp100.000,00.

Apabila Penghasilan Bruto sebulan seorang pegawai adalah Rp3juta, maka Biaya Jabatannya adalah Rp108.000,00 karena 5% x Rp3juta = Rp150.000,00 telah melebihi batas maximum.

Page 55: PPN untuk bendahara pengeluaran

Penghasilan Tidak Kena Pajak

Keterangan Setahun Sebulan Untuk diri Wajib Pajak 13.200.000 1.100.000 Tambahan pegawai kawin 1.200.000 100.000 Tambahan anggota keluarga

sedarah & semenda dlm grsketurunan lurus, anak angkat,maximum 3 orang 1.200.000 100.000

Mulai berlaku 1 Januari 2006Dalam hal karyawati kawin, PTKP yang dikurangkan adalah hanya untuk dirinya sendiri, dan dalam hal tidak kawin pengurangan PTKP selain untuk dirinya sendiri ditambah dengan PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya.Bagi karyawati yang menunjukkan keterangan tertulis dari Pemda setempat (serendah-rendahnya kecamatan) bahwa suaminya tidak menerima atau memperoleh penghasilan, diberikan tambahan PTKP sejumlah Rp1.200.000,00 setahun atau Rp100.000,00 sebulan dan ditambah PTKP untuk keluarganya.

Besarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun takwim.

Page 56: PPN untuk bendahara pengeluaran

Tarif PPh sesuai Pasal 17 UU PPh

Penghasilan: Sampai dengan Rp25juta = 5% Di atas Rp25juta s.d. Rp50juta = 10% Di atas Rp50juta s.d. Rp100juta = 15% Di atas Rp100juta s.d. Rp200juta =

25% Di atas Rp200juta = 35%

Contoh:

Misalkan Penghasilan Kena Pajak tahun 2005 seorang WP Orang Pribadi (setelah dikurang PTKP) adalah Rp190juta maka PPh terutang sesuai tarif Pasal 17 UU PPh adalah:

5% x Rp25juta Rp1.250.000

10% x Rp25juta Rp2.500.000

15% x Rp50juta Rp7.500.000

25% x Rp90juta Rp22.500.000

Jumlah PPh terutantg Rp33.750.000

Page 57: PPN untuk bendahara pengeluaran

Contoh penghitungan penghasilan Sudiro tahun takwim 2006:Sudiro (gol III/b), status menikah belum punya anak. Setiap

bulannya memperoleh: Gaji sebesar Rp1.800.000,00; Tunjangan isteri sebesar Rp 500.000,00; Tunjangan struktural sebesar

Rp400.000,00; Tunjangan khusus sebesar Rp600.000,00; dan membayar iuran pensiun Rp100.000.

Pengh. bruto sebulanPengurangan:Biaya jabatan (maksimum)Iuran pensiunPenghasilan neto sebulanPenghasilan neto setahun (x12)PTKP (K/0)PKPPPh terutang (5% x Rp22.704.000,00)PPh terutang sebulan (Rp1.135.200/12)

3.300.000

(108.000)(100.000)3.092.000

37.104.000(14.400.000)

22.704.0001.135.200

94.600

Untuk setiap bulan takwim menghitung PPh sbb:

Dilaporkan dalam SPT Masa PPh Pasal 21

Page 58: PPN untuk bendahara pengeluaran

Contoh:Setelah satu tahun takwim berakhir bendahara menghitung kembali PPh Pasal 21 terutang Sudiro (gol III/b), dengan perhitungan sbb (asumsi jumlah penghasilan selalu tetap):

Pengh. bruto setahunPengurangan:Biaya jabatan (maksimum)Iuran pensiunPenghasilan neto setahunPTKP (K/0)PKPPPh terutang (5% x Rp22.704.000,00)PPh yang telah dipotong (Rp94.600 x 12)Kurang/(lebih) dipotong

39.600.000

(1.296.000)(1.200.000)37.104.000

(14.400.000)22.704.000

1.135.2001.135.000

--

Diisikan pada form 1721 A2 (Lbr 3 diberikan ke Sudiro) dan dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Pasal 21.

Page 59: PPN untuk bendahara pengeluaran

Misalkan sejak 1 Juni 2006, Sudiro dipindahtugaskan dari Jakarta ke Bandung dengan asumsi jumlah penghasilan sama. Maka penghitungan PPh di Jakarta yang diisikan pada form 1721 A2 adalah sbb

Pengh. bruto (Januari – Mei)Pengurangan:Biaya jabatan (Rp108.000,00 X 5)Iuran pensiunPenghasilan neto (Januari – Mei)Penghasilan Neto setahun (12/5)PTKP (K/0)PKPPPh terutang (5% x Rp22.704.000,00)PPh terutang 5 bulan (5/12 x Rp1.135.200)PPh yang telah dipotong (5 x Rp94.600)Kurang/(lebih) dipotong

16.500.000

(540.000)(500.000)

15.460.00037.104.000

(14.400.000)22.704.000

1.135.200473.000473.000

--

APABILA PEGAWAI DIPINDAHTUGASKAN

Form 1721 A2 (Lbr 3 diberikan ke Sudiro) dan dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Pasal 21. Bendahara di Bandung tinggal melanjutkan penghitungan sesuai 1721 A2 tsb.

Page 60: PPN untuk bendahara pengeluaran

Misalkan sejak 1 Juni 2006, Sudiro pindah kerja ke swasta. Maka penghitungan PPh di Jakarta yang diisikan pada form 1721 A2 adalah sbb

Pengh. bruto (Januari – Mei)Pengurangan:Biaya jabatan (5 X Rp108.000,00)Iuran pensiunPenghasilan neto (Januari – Mei)PTKP (K/0)PKPPPh terutang PPh yang telah dipotong (5 x Rp94.600)Kurang/(lebih) dipotong

16.500.000

(540.000)(500.000)

15.460.000(14.400.000)

1.060.00053.000

473.000(420.000)

APABILA PEGAWAI PINDAH KERJA

Form 1721 A2 (Lbr 3 diberikan ke Sudiro) dan dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Pasal 21. Atas kelebihan pembayaran tersebut tidak dikembalikan oleh Bendahara karena PPhnya ditanggung Pemerintah.

Page 61: PPN untuk bendahara pengeluaran

PPh Pasal 21 atas honorarium yang diterima Pejabat Negara, PNS, anggota ABRI dari

APBN/APBD

15 % x Penghasilan Bruto

bersifat FINAL

kecuali yang dibayarkan kepada PNS golongan II/dke bawah, dan anggota TNI/POLRI berpangkat

Pembantu Letnan Satu ke bawah atau Ajun InspekturTingkat Satu ke bawah

Page 62: PPN untuk bendahara pengeluaran

Contoh:Disamping memperoleh penghasilan tetap berupa gaji dan tunjangan, Sudiro juga memperoleh honorarium mengajar di Pusdiklat selama bulan Maret 2006 sebesar Rp1.000.000,00. PPh atas honor mengajar tersebut adalah:

15% X Rp1.000.000,00 = Rp150.000,00

Jumlah PPh yang dipotong bendahara dan kepada Sudiro diberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 saat dilakukan pemotongan. Selanjutnya dilaporkan dalam SPT Masa Maret 2005 PPh Pasal 21.

Page 63: PPN untuk bendahara pengeluaran

PPh Pasal 21 atas upah harian, mingguan, satuan,borongan, dan imbalan lainnya yang dihitung

berdasarkan banyaknya hari

5% x (Upah sehari – Pengurang)

Pengurang =Rp110.000,00.Apabila penghasilan dalam satu bulan takwim melebihi

Rp1.100.000,00, maka besarnya pengurang adalah 1/360 x PTKP.

Upah yang jumlahnya tidak lebih dari Rp 110.000,00 (seratus sepuluh ribu rupiah) sehari, tidak dipotong PPh Pasal 21

sepanjang jumlah penghasilan bruto tersebut dalam satu bulan takwim tidak melebihi Rp1.100.000,00 (satu juta seratus ribu

rupiah) dan tidak dibayarkan secara bulanan.

Page 64: PPN untuk bendahara pengeluaran

Rasyid (K/0) bekerja pd bln Maret 2006 di BPPK Depkeu untuk mengecat ruangan,

menerima upah sebesar Rp120.000 per hari. Bekerja selama 9 hari. Dgn demikian PPh

Pasal 21 atas penghasilan Rasyid pada bulan Maret 2006 dihitung sbb:

Upah 9 hari kerja 1.080.000

Pengurang (990.000)

Upah harian terutang PPh=90.000

PPh pasal 21 : 5% x 90.000= 4.500

PPh Pasal 21 sehari 500

Jumlah PPh yang dipotong bendahara dan kepada Rasyid diberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 saat dilakukan pemotongan. Selanjutnya dilaporkan dalam SPT Masa Maret 2006 PPh Pasal 21.

Page 65: PPN untuk bendahara pengeluaran

Upah 14 hari kerja 1.680.000

Pengurang: 14x(14.400.000/360) (560.000)

Upah harian terutang PPh= 1.120.000

PPh pasal 21 : 5% x 1.120.000= 56.000

PPh Pasal 21 sehari 4.000

Apabila dalam bulan Maret tersebut Rasyid (K/0) bekerja selama 14 hari, maka PPh

Pasal 21 atas penghasilan Rasyid pada bulan Maret 2006 dihitung sbb:

Jumlah PPh yang dipotong bendahara dan kepada Rasyid diberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 saat dilakukan pemotongan. Selanjutnya dilaporkan dalam SPT Masa Maret 2006 PPh Pasal 21.

Page 66: PPN untuk bendahara pengeluaran

PPh DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS UPAH

Pekerja yang mendapat perlakuan Pajak Penghasilan yang ditanggung oleh Pemerintah adalah WP orang pribadi dalam negeri yang bekerja sebagai pegawai tetap atau pegawai tidak tetap pada satu pemberi kerja di Indonesia, yang menerima gaji, upah, serta

imbalan lainnya dari pekerjaan yang diberikan dalam bentuk uang sampai dengan Rp2.000.000,00 (dua juta

rupiah) sebulan.Pajak Penghasilan yang terutang atas gaji, upah, serta imbalan lainnya dari pekerjaan yang diterima oleh Pekerja sampai dengan Rp1.000.000,00 (satu juta

rupiah) sebulan ditanggung oleh Pemerintah.

Pajak Penghasilan Pasal 21 yang Ditanggung oleh Pemerintah dihitung secara bulanan dan tidak

disetahunkan.

PP Nomor 47/2003 jo KMK No:486/KMK.03/2003

Page 67: PPN untuk bendahara pengeluaran

7,5% x Penghasilan Bruto

Tanpa pengurang

PPh Pasal 21 atas imbalan kepada tenaga ahli

Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris,

penilai, dan aktuaris

Page 68: PPN untuk bendahara pengeluaran

Ir. Mukhlis adalah seorang arsitek, pada bulan Maret 2006 menerima honorarium

sebesar Rp100.000.000,00 dari Departemen Keuangan sebagai imbalan

pemberian jasa teknik yang dilakukannya.

Penghitungan PPh Pasal 21 :7,5% x Rp100.000.000,00 =

Rp7.500.000,00

Jumlah PPh yang dipotong bendahara dan kepada Ir. Mukhlis diberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 saat dilakukan pemotongan. Selanjutnya dilaporkan dalam SPT Masa Maret 2001 PPh Pasal 21.

Page 69: PPN untuk bendahara pengeluaran

Dengan tarif progresif Dengan tarif progresif Pasal 17 UU PPhPasal 17 UU PPh Tanpa PengurangTanpa Pengurang

PPh atas imbalan jasa yang jumlahnya dihitung tidak atas

dasar banyaknya hari

Page 70: PPN untuk bendahara pengeluaran

honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, komisi, bea siswa dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak dalam negeri, terdiri dari:2) pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, crew film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama,penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya; 3) olahragawan; 4) penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator; 5) pengarang, peneliti, dan penerjemah; 6) pemberi jasa dlm segala bidang termasuk teknik, computer & sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi,ekonomi & sosial; 7) agen iklan; 8) pengawas, pengelola proyek, anggota dan pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan, peserta sidang atau rapat, dan tenaga lepas lainnya dalam segala bidang kegiatan; 9) pembawa pesanan atau yang menemukan langanan;10) peserta perlombaan;11) petugas penjaja barang dagangan;

Page 71: PPN untuk bendahara pengeluaran

Contoh penghitungan PPh Pasal 21 atas honorarium penceramah

Satriyono, MBA adalah seorang penceramah yang memberikan ceramah pada suatu lokakarya sehari yang diselenggarakan oleh Depkeu, honorarium yang dibayarkan adalah sebesar Rp2.500.000,00.

PPh Pasal 21 yang terutang : 5% x Rp2.500.000,00 = Rp125.000,00

Jumlah PPh yang dipotong bendahara dan kepada Satriyono diberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 saat dilakukan pemotongan. Selanjutnya dilaporkan dalam SPT Masa PPh Pasal 21.

Page 72: PPN untuk bendahara pengeluaran

KETENTUAN FORMIL PPH PASAL 21

Batas penyetoran Batas pelaporan

Paling lambat tanggal 10 bulan takwim

berikutnya untuk PPh Pasal 21 Masa

Paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir untuk SPT

Masa

Paling lambat tanggal 25 bulan ketiga

setelah tahun pajak berakhir, sebelum SPT disampaikan

untuk PPh Pasal 21 Tahunan

Paling lambat 3 bulan setelah akhir Tahun

Pajak untuk SPT Tahunan

Page 73: PPN untuk bendahara pengeluaran

KEWAJIBAN PEMOTONG PPH PASAL 21

-Mengambil sendiri formulir-formulir yang diperlukan dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakannya pada Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Penyuluhan Pajak setempat.

- Wajib menghitung, memotong, dan menyetorkan PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan takwim.

-Memberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 baik diminta maupun tidak pada saat dilakukannya pemotongan pajak kepada orang pribadi bukan sebagai pegawai tetap.

-Pemotong Pajak wajib memberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 Tahunan kepada pegawai tetap, dengan menggunakan formulir 1721 A2 (bagi PNS) dalam waktu 2 (dua) bulan setelah tahun takwim berakhir.

-Apabila pegawai tetap berhenti bekerja atau pensiun pada bagian tahun takwim, maka Bukti Pemotongan diberikan oleh pemberi kerja selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah pegawai yang bersangkutan berhenti bekerja atau pensiun.

-Dalam waktu 2 (dua) bulan setelah tahun takwim berakhir, Pemotong Pajak berkewajiban menghitung kembali jumlah PPh Pasal 21 yang terutang oleh pegawai tetap menurut tarif Pasal 17 UU PPh.

Page 74: PPN untuk bendahara pengeluaran

PAJAK PENGHASILAN

(PPH) PASAL 22

Page 75: PPN untuk bendahara pengeluaran

PPH PASAL 22

Menteri Keuangan dapat menetapkan bendaharawan pemerintah untuk memungut

pajak sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang, dan badan-

badan tertentu untuk memungut pajak dari Wajib Pajak yang melakukan kegiatan di bidang impor

atau kegiatan usaha di bidang lain.(Pasal 22 ayat 1 UU PPh)

Ketentuan mengenai dasar pemungutan, sifat dan besarnya pungutan, tata cara penyetoran, dan tata cara pelaporan

pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

(Pasal 22 ayat 2 UU PPh)

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 254/KMK.03/2001 jo Kep. Menkeu Nomor 236/KMK.03/2003

Page 76: PPN untuk bendahara pengeluaran

PPH BERKENAAN DENGAN PEMBAYARANATAS PEMBELIAN BARANG (PPh Pasal 22)

1,5% x Harga Pembelian

Kecuali atas,-Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp1.000.000 dan tidak merupakan jumlah yang dipecah-pecah;-Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air minum/PDAM, dan benda-benda pos.(Kep Menkeu:236/KMK.03/2003)

Page 77: PPN untuk bendahara pengeluaran

Pemda DKI pada tanggal 10 Maret 2005 melakukanpembayaran atas pembelian sebuah komputer dari

CV KOKOM (PKP) seharga Rp11.000.000 (termasuk PPN)

Harga sebuah komputer Rp11.000.000Harga sebelum PPN (100/110) Rp10.000.000

PPh Pasal 22 = 1,5% x Rp10.000.000 =Rp150.000

Contoh

Jumlah PPh Pasal 22 yang dipungut Bendahara dan disetorkan pada hari yang sama ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro dengan menggunakan SSP yang telah diisi oleh dan atas nama rekanan serta ditandatangani oleh Bendahara. SSP lembar ke-1 merupakan Bukti Pemungutan bagi Rekanan. SSP lembar ke-3 merupakan Bukti Pemungutan bagi Bendahara dan dilampirkan pada SPT Masa PPh Pasal 22.

Page 78: PPN untuk bendahara pengeluaran

Ketentuan Formil PPh Pasal 22 atas pembelian barang

Batas penyetoran Batas pelaporan

Pada hari yang samadengan pelaksanaan

pembayaran

Paling lambat 14hari setelah masa

pajak berakhir

Page 79: PPN untuk bendahara pengeluaran

PAJAK PENGHASILAN

(PPH) PASAL 23 dan PASAL 4 ayat

2

Page 80: PPN untuk bendahara pengeluaran

PPH PASAL 23

Adalah pajak atas; dividen, bunga, royalti, hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21, bunga simpanan yang dibayarkan koperasi,

sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, imbalan

sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, dan jasa

lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21; yang dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintah, Subjek Pajak badan dalam

negeri, penyelenggara kegiatan, BUT, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya

kepada WP dalam negeri atau BUT.

Page 81: PPN untuk bendahara pengeluaran

15% x PERKIRAAN PENGHASILANNETO

PPh atas SEWA dan imbalan sehubungan dengan JASA TEKNIK,

JASA MANAJEMEN, JASA KONSTRUKSI, JASA KONSULTAN, dan JASA LAIN

Peraturan Dirjen Pajak Nomor: PER-70/PJ/2007

Berlaku mulai 9 April 2007 menggantikan

PER-178/PJ./2006

Page 82: PPN untuk bendahara pengeluaran

NO

JENIS PENGHASILAN PERKIRAAN PENGHASILAN

NETO1. Sewa dan penghasilan lain sehubungan

dengan penggunaan harta khusus kendaraan angkutan darat

10% dari JUMLAH BRUTO tidak termasuk PPN

2. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta kecuali sewa tanah dan atau bangunan dan sewa kendaraan angkutan darat

30% dari JUMLAH BRUTO tidak termasuk PPN

PERKIRAAN PENGHASILAN NETO

Peraturan Dirjen Pajak Nomor: PER-70/PJ/2007

Page 83: PPN untuk bendahara pengeluaran

PERKIRAAN PENGHASILAN NETO

PER-70/PJ/2007

NO JENIS PENGHASILAN PERKIRAAN PENGHASILAN

NETO

1. Jenis teknik, jasa manajemen dan jasa konsultansi kecuali konsultansi konstruksi

30%

2. Jasa lain: jasa penilai, jasa aktuaris, jasa akuntansi, jasa perancang, jasa pengeboran migas, jasa penunjang di bidang penerbangan, jasa penebangan hutan, jasa pengolahan limbah, jasa penyedia tenaga kerja, jasa perantara, jasa instalasi, jasa pemeliharaan.

30%

3. Jasa lain: jasa maklon, jasa penyelidikan dan keamanan, jasa penyelenggaraan kegiatan, jasa pengepakan.

20%

4. Jasa lain: Jasa media masa, jasa pembasmian hama, jasa kebersihan.

10%

Dari JUMLAH IMBALAN JASA tidak termasuk PPN

Page 84: PPN untuk bendahara pengeluaran

PERKIRAAN PENGHASILAN NETO

PER-70/PJ/2007

NO JENIS PENGHASILAN PERKIRAAN PENGHASILAN

NETO

1. Jasa pengawasan konstruksi, dan jasa perencanaan konstruksi.

26 2/3%

2. Jasa pelaksanaan konstruksi 13 1/3%

3. Jasa catering 10%

Dari JUMLAH IMBALAN YANG DIBAYARKAN SELURUHNYA

TERMASUK PEMBERIAN JASA DAN PENGADAAN

MATERIAL/BARANG tidak termasuk PPN

Page 85: PPN untuk bendahara pengeluaran

PPh atas SEWA

KendaraanAngkutan

Darat

Tanah danBangunan

Harta selainKendaraan,Tanah danBangunan

1,5% x Jumlah Bruto 10% x Jumlah Bruto 4,5% x Jumlah Bruto

FINAL

Pasal 23 Pasal 4 (2) Pasal 23

Page 86: PPN untuk bendahara pengeluaran

CONTOH

PPh Pasal 23 adalah:Jumlah pembayaran (termasuk PPN) Rp4.000.000,00Objek PPh Ps 23:100/110 x Rp4.000.000,00 Rp3.636.364,00PPh Ps 23:1,5% x Rp3.636.364,00 Rp 54.545,00

Depkeu menyewa sebuah bus dari PT Buskita (PKP) sebuah perusahaan persewaan bus dengan

pembayaran pada tanggal 10 April 2007 sebesar Rp4.000.000,00 (termasuk PPN).

Jumlah PPh Pasal 23 yang dipotong bendahara dan kepada PT ABC diberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 (lb ke-1) saat dilakukan pemotongan. Selanjutnya dilaporkan dalam SPT Masa PPh Pasal 23.

Page 87: PPN untuk bendahara pengeluaran

CONTOH:Depkeu pada tanggal 20 Maret 2007 membayar jasa

catering kepada CV Salmah (PKP) sebuah perusahaan jasa boga, untuk kegiatan diklat dengan

pembayaran sebesar Rp14.300.000,00 (termasuk PPN)

PPh Pasal 23 adalah:

Jumlah pembayaran (termasuk PPN)Rp14.300.000,00

Objek PPh Pasal 23:

100/110 x Rp14.300.000,00Rp13.000.000,00

PPh Pasal 23:

15% x 10% x Rp13.000.000,00 Rp195.000,00

Jumlah PPh Pasal 23 yang dipotong bendahara dan kepada CV Salmah diberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 (lb ke-1) saat dilakukan pemotongan. Selanjutnya dilaporkan dalam SPT Masa PPh Pasal 23.

Page 88: PPN untuk bendahara pengeluaran

PPH ATAS JASA KONSTRUKSI

Jasa pelaksanaan konstruksi = 2% x jumlah brutoJasa perencanaan konstruksi = 4% x jumlah brutoJasa pengawasan konstruksi = 4% x jumlah bruto

TIDAK FINAL FINAL

Dilaksanakan oleh kontraktor kecildengan nilai pengadaan sampai

dengan Rp1 milyar

PPh Pasal 23 PPh Pasal 4 (2)

Page 89: PPN untuk bendahara pengeluaran

CONTOH

Setelah melalui lelang, Depkeu menyetujui kontrak atas jasa konstruksi bangunan kantor senilai Rp990juta (termasuk PPN) dgn PT Perkasa Raya (PKP) sebuah

perusahaan di bidang jasa konstruksi.

Dasar Pengenaan Pajak = 100/110 x Rp990juta = Rp900juta

Terutang PPh = 2% x Rp900juta = Rp18juta

Bersifat Final apabila PT Perkasa Raya sesuai sertifikasi merupakan kontraktor kecil. Sebaliknya tidak bersifat Final

apabila PT Perkasa Raya bukan merupakan kontraktor kecil

Misalkan pada tanggal 10 Maret 2005 dibayar termijn I senilai Rp100juta, maka Bendahara Depkeu memotong PPh sebesar

2% x Rp100juta = Rp2juta.Kepada PT Perkasa Raya diberikan bukti pemotongan PPh.

Page 90: PPN untuk bendahara pengeluaran

JASA PERAWATAN/PEMELIHARAAN/PERBAIKAN

Jasa perawatan/pemeliharaan/perbaikan mesin, listrik/telepon/air/gas/AC/TV kabel;

Jasa perawatan/pemeliharaan/perbaikan peralatan;Jasa perawatan/pemeliharaan/perbaikan alat-alat

transportasi/kendaraan;Jasa perawatan/pemeliharaan/perbaikan bangunan;

kecuali yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkup pekerjaannya di bidang konstruksi dan mempunyai

izin/sertifikat sebagai pengusaha konstruksi;

Contoh:Bendahara Depkeu pada tanggal 20 Maret 2007 membayar sebesar Rp6juta kepada PT Resik Jaya atas pemeliharaan bangunan kantor.

Apabila PT Resik Jaya tidak mempunyai izin/sertifikasi

sebagai pengusaha konstruksi, maka terutang PPh Pasal 23 atas jasa pemeliharaan sebesar 4,5% x

Rp6juta = Rp270.000,00

Apabila PT Resik Jaya mempunyai izin/sertifikasi

sebagai pengusaha konstruksi, maka terutang PPh atas jasa

pelaksanaan konstruksi sebesar 2% x Rp6juta = Rp120.000,00

Page 91: PPN untuk bendahara pengeluaran

KETENTUAN FORMIL PPh Pasal 23

Batas penyetoran Batas pelaporanPPh Pasal 23 yang telah dipotong selama satu

bulan takwim dijumlahkan dan disetor ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro

dengan menggunakan SSP

paling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya

SPT Masa PPh Pasal 23/26 lengkap beserta

lampirannya harus dilaporkan ke KPP

paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya

Page 92: PPN untuk bendahara pengeluaran

TIDAK DIKENAKAN PEMOTONGAN PPH PASAL 23

WAJIB PAJAK YANG DAPAT MENUNJUKKAN SURAT KETERANGAN BEBAS PEMOTONGAN PPH PASAL

23/26PENGHASILAN YANG DITERIMA KONTRAKTOR,

KONSULTAN, DAN PEMASOK UTAMA DARI PEKERJAAN YANG DILAKUKAN DALAM RANGKA

PELAKSANAAN PROYEK PEMERINTAH YANG DIBIAYAI DENGAN DANA HIBAH DAN ATAU PINJAMAN LUAR

NEGERI

Page 93: PPN untuk bendahara pengeluaran

PAJAK PENGHASILAN (PPH) ATAS

PENGALIHAN HAK ATAS TANAH dan/atau

BANGUNAN

Page 94: PPN untuk bendahara pengeluaran

PPH ATAS PENGALIHAN HAK ATAS TANAH dan/atau BANGUNAN

PP Nomor 48/1994 jis PP Nomor 27/1996 dan PP Nomor 79/1999

Orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yaitu penjualan, tukar-menukar, pelepasan hak, penyerahan hak, atau cara lain yang disepakati dengan pemerintah guna

pelaksanaan pembangunan, termasuk pembangunan untuk kepentingan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus; dipungut Pajak Penghasilan oleh bendaharawan atau pejabat yang melakukan pembayaran atau pejabat yang menyetujui

tukar-menukar.

Besarnya Pajak Penghasilan adalah 5 % (lima per seratus) dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau

bangunan.

Bendaharawan atau pejabat tersebut wajib menyetor PPh yang telah dipungut ke bank persepsi atau Kantor Pos dan Giro

dengan menggunakan SSP atas nama orang pribadi atau badan yang menerima pembayaran sebelum melakukan

pembayaran atau sebelum tukar-menukar dilaksanakan.

Bendaharawan atau pejabat tsb wajib menyampaikan laporan kepada Dirjen Pajak.

Page 95: PPN untuk bendahara pengeluaran

PPH ATAS PENGALIHAN HAK ATAS TANAH dan/atau BANGUNAN

PP Nomor 48/1994 jis PP Nomor 27/1996 dan PP Nomor 79/1999

Dikecualikan dari kewajiban pemungutan PPh atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan oleh

Bendahara

Orang pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yang jumlah

brutonya kurang dari Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah;

Orang pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan kepada

pemerintah guna pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus yaitu

pembebasan tanah oleh pemerintah untuk proyek-proyek jalan umum, saluran pembuangan air, waduk, bendungan dan

bangunan pengairan lainnya, saluran irigasi, pelabuhan laut, bandar udara, fasilitas keselamatan umum seperti tanggul

penanggulangan bahaya banjir, lahar dan bencana lainnya, dan fasilitas ABRI. bagi Wajib Pajak badan termasuk koperasi yang usaha

pokoknya melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan

Page 96: PPN untuk bendahara pengeluaran

CONTOHDepartemen Keuangan mempunyai proyek pembangunan kantor baru dan harus melakukan pembebasan tanah

milik PT Textindo (sebuah perusahaan tekstil). Dalam pelaksanaan proyek tersebut Depkeu harus membayar

Rp200juta untuk pembebasan tanah. Pembayaran dilakukan tanggal 10 Maret 2005

Terutang PPh 5% x Rp200juta = Rp10juta

Bendahara yang melakukan pembayaran memungut PPh yang terutang dan menyetorkannya ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro dengan menggunakan SSP

sebelum pembayaran kepada WP badan tersebut.

Pelaporan dilaksanakan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan dilakukannya pembayaran

dengan menggunakan bentuk laporan yang ditentukan

Page 97: PPN untuk bendahara pengeluaran

PAJAK PENGHASILAN (PPH) ATAS JASA PELAYARAN

(PASAL 15 UU PPh)

Page 98: PPN untuk bendahara pengeluaran

PPH ATAS JASA PELAYARAN(PASAL 15 UU PPh)

WP PERUSAHAANPELAYARAN

DALAM NEGERI

WP PERUSAHAANPELAYARAN LUAR NEGERI

1,2% X PEREDARAN BRUTO 2,64% X PEREDARAN BRUTO

DIPOTONG PPH OLEH BENDAHARAWAN DALAM HALPENGHASILAN DIPEROLEH BERDASARKANPERJANJIAN PERSEWAAN ATAU CHARTER

Page 99: PPN untuk bendahara pengeluaran

PPH SEHUBUNGAN DENGAN PROYEK

PEMERINTAH DENGAN DANA HIBAH/PINJAMAN

LUAR NEGERI

Page 100: PPN untuk bendahara pengeluaran

PPH SEHUBUNGAN DENGAN PROYEKPEMERINTAH DENGAN DANA HIBAH/

PINJAMAN LUAR NEGERI

DITANGGUNG PEMERINTAH

ATAS PENGHASILAN YANGDITERIMA/DIPEROLEHKONTRAKTOR UTAMA

TIDAK DITANGGUNG PEMERINTAH

ATAS PENGHASILAN YANGDITERIMA/DIPEROLEH

KONTRAKTOR LAPISANKEDUA

PPH PASAL 21/26KARYAWAN YG BEKERJA

PADA KONTRAKTORUTAMA MAUPUN KEDUA

Page 101: PPN untuk bendahara pengeluaran

PROYEK PEMERINTAH DENGAN DANA HIBAH/PINJAMAN LUAR NEGERI DAN APBN/D

HIBAH/PINJAMAN LN APBN/D

PPh terutang DITANGGUNG PEMERINTAH

Bendahara mengisi formulir Bukti

Pemotongan PPh, menandatangani dan

memberi cap “DITANGGUNG PEMERINTAH”

PPh terutang TIDAK DITANGGUNG PEMERINTAH

Dilakukan Pemotongan/ Pemungutan oleh

Bendahara pada saat pembayaran sesuai

ketentuan

Page 102: PPN untuk bendahara pengeluaran

ContohKontrak pemborongan/ pengadaan barang dengan nilai

kontrak Rp10.000.000,00 (tidak termasuk PPN). Pengadaan barang tersebut dibiayai dengan pinjaman

luar negeri sebesar 40% dan rupiah murni sebesar 60%.Nilai kontrak =

Rp10.000.000,00Terdiri dari:Porsi pinjaman LN: 40% x Rp10.000.000,00=Rp4.000.000,00Porsi Rp murni: 60% x Rp10.000.000,00 =Rp6.000.000,00-Perhitungan PPh Pasal 22:Ditanggung Pemerintah : 1,5% x Rp4.000.000,00 = Rp60.000,00Dipungut : 1,5% x Rp6.000.000,00 = Rp90.000,00

Page 103: PPN untuk bendahara pengeluaran

SANKSI PERPAJAKAN

Page 104: PPN untuk bendahara pengeluaran

SANKSI PERPAJAKAN

SANKSI ADMINISTRASI

SANKSI PIDANA

DENDA

BUNGA

KENAIKAN

KURUNGAN

PENJARA

Page 105: PPN untuk bendahara pengeluaran

SANKSI KARENA TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN PENYAMPAIAN SPT

ADMISNISTRASI PIDANA

SPT tidak disampaikan dalam jangka waktunya dikenai sanksi

administrasi berupa denda sebesar Rp500.000,00 (lima

ratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa Pajak

Pertambahan Nilai, Rp100.000,00 (seratus ribu

rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa lainnya.

(Pasal 7 UU KUP)Apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka waktunya dan

setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana

ditentukan dalam Surat Teguran; maka jumlah pajak yang kurang dibayar ditagih dengan SKPKB ditambah sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% untuk PPh, 100% untuk PPh PotPut, 100% untuk PPN dan

PPnBM (Pasal 13 ayat 3 UU KUP)

Karena kealpaan tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar, didenda paling sedikit 1 (satu) kali

jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar, atau dipidana kurungan

paling singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 1 (satu) tahun . (Pasal 38)

Karena sengaja tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar, dipidana dengan

pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali

jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4

(empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. . (pasal 39)

menimbulkan kerugian negara

Page 106: PPN untuk bendahara pengeluaran

SANKSI ADMINISTRASI TERLAMBAT MENYETOR ATAU MEMBAYAR

Pembayaran atau penyetoran pajak yang dilakukan setelah tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak, dikenai sanksi administrasi

berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan

dihitung penuh 1 (satu) bulan.

(Pasal 9 ayat 2a UU KUP)

“Setiap orang yang dengan sengaja tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6

(enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang

tidak atau kurang dibayar. ”. (Pasal 39 ayat 1 huruf i UU KUP)

SANKSI PIDANA TIDAK MENYETOR PAJAK

Page 107: PPN untuk bendahara pengeluaran

TERIMA KASIH

SAMPAI JUMPA