Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

68
Direktorat Direktorat Direktorat Direktorat Jenderal Jenderal Jenderal Jenderal Pengolahan Pengolahan Pengolahan Pengolahan dan dan dan dan Pemasaran Pemasaran Pemasaran Pemasaran Hasil Hasil Hasil Hasil Pertanian Pertanian Pertanian Pertanian Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian 2011 2011 2011 2011

Transcript of Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

DirektoratDirektoratDirektoratDirektorat JenderalJenderalJenderalJenderal PengolahanPengolahanPengolahanPengolahan dandandandan PemasaranPemasaranPemasaranPemasaran HasilHasilHasilHasil PertanianPertanianPertanianPertanian

Kementerian PertanianKementerian PertanianKementerian PertanianKementerian Pertanian

2011201120112011

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 i

KATA PENGANTAR

Dalam tahun 2012, kebijakan alokasi anggaran belanja

pemerintah pusat, sebagai kelanjutan dan pengembangan dari kebijakan

tahun sebelumnya, diarahkan untuk merangsang kegiatan ekonomi

nasional dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi yang inklusif,

berkualitas dan berkelanjutan; memantapkan pengelolaan keuangan

negara yang prudent, transparan dan akuntabel; sesuai dengan tema

RKP tahun 2012, yaitu “Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan

Ekonomi yang Inklusif dan Berkeadilan Bagi Peningkatan Kesejahteraan

Rakyat”.

Belanja bantuan sosial yang dilaksanakan oleh Ditjen Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Pertanian merupakan pengeluaran pemerintah

dalam bentuk uang/barang kepada masyarakat dalam rangka

pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pengolahan dan pemasaran

hasil pertanian. Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka

meningkatkan kemampuan kelompok meliputi penguatan modal

usaha, peningkatan kapasitas kelembagaan, bantuan fasilitasi sarana

dan alat pengolahan serta fasilitasi perbaikan mutu hasil pertanian.

Diharapkan nantinya kelompok sasaran mampu mengembangkan

dirinya dan kelompoknya dalam melakukan usahanya secara

berkelanjutan.

Dalam memperlancar pelaksanaan bantuan sosial dalm rangka

pemberdayaan masayarakat tersebut, perlu diterbitkan Pedoman

Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Direktorat Jenderal Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Pertanian sebagai penjabaran lebih lanjut dari

Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Kementerian Pertanian Tahun

2012 dan sebagai pelengkap Pedoman Umum serta Pedoman Teknis

Kegiatan Aspek Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Pedoman

ini menjelaskan ruang lingkup dan kriteria kegiatan bantuan sosial, pola

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

transfer bantuan sosial, persiapan administrasi, mekanisme transfer

dana, penarikan dan pemanfaatan dana, serta pembinaan dan

pertanggungjawaban.

Pedoman Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Tahun An

2012 ini merupakan acuan bagi pihak terkait dalam melaksanakan

program dan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian, sehingga diharapkan para pelaksana di lapangan dapat

memanfaatkan anggaran secara berdaya guna dan berhasil guna serta

memperhatikan kaidah administrasi dan peraturan yang berlaku. Dengan

demikian akan tercapai tertib administrasi dan terhindar dari kekeliruan.

Daerah diberikan keleluasaan untuk menjabarkan lebih lanjut ke dalam

bentuk Juklak oleh tim teknis Provinsi dan Juknis yang disusun oleh tim

teknis Kabupaten/Kota sesuai dengan keragaman kondisi setempat.

Disadari bahwa buku pedoman ini masih belum sempurna,

sehingga diharapkan adanya saran dan masukan dari berbagai pihak

guna perbaikan serta penyempurnaannya. Demikian kiranya Pedoman

Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Direktorat Jenderal Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Pertanian ini dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dengan

penuh tanggungjawab.

Jakarta, Desember 2011

Direktur Jenderal PPHP,

Dr. Ir. Zaenal Bachruddin, MSc

NIP. 19520428 197803 1 001

ii

persiapan administrasi, mekanisme transfer

penarikan dan pemanfaatan dana, serta pembinaan dan

Pedoman Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Tahun Anggaran

ini merupakan acuan bagi pihak terkait dalam melaksanakan

tan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil

diharapkan para pelaksana di lapangan dapat

guna dan berhasil guna serta

memperhatikan kaidah administrasi dan peraturan yang berlaku. Dengan

capai tertib administrasi dan terhindar dari kekeliruan.

Daerah diberikan keleluasaan untuk menjabarkan lebih lanjut ke dalam

rovinsi dan Juknis yang disusun oleh tim

ota sesuai dengan keragaman kondisi setempat.

Disadari bahwa buku pedoman ini masih belum sempurna,

sehingga diharapkan adanya saran dan masukan dari berbagai pihak

guna perbaikan serta penyempurnaannya. Demikian kiranya Pedoman

Pengolahan dan

baiknya dengan

Desember 2011

Dr. Ir. Zaenal Bachruddin, MSc

19520428 197803 1 001

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................... v

I. PENDAHULUAN ............................................... 1

A. Latar Belakang ........................................... 1

B. Tujuan ......................................................... 6

C. Pengertian dan Istilah ................................. 6

II. RUANG LINGKUP DAN KRITERIA .................. 11

A. Ruang Lingkup .......................................... 11

B. Kriteria Kelompok Sasaran ........................ 13

III. POLA TRANSFER BANTUAN SOSIAL ........... 15

A. Transfer Uang ........................................... 15

B. Transfer Barang/Jasa ................................. 16

IV. PERSIAPAN ADMINISTRASI ........................... 19

A. Identifikasi Calon Petani/Calon Lokasi

(CP/CL) ....................................................... 19

B. Penetapan Kelompok Sasaran Penerima

Bantuan Sosial ........................................... 21

C. Pembuatan Rekening Kelompok ................ 22

D. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan

Kelompok (RUKK) ...................................... 22

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 iv

E. Pembuatan dan Penandatanganan Naskah

Kerjasama .................................................. 23

V. MEKANISME TRANSFER DANA .................... 25

A. Penerbitan SPP dan SPM .......................... 26

B. Penerbitan SP2D ........................................ 26

VI. PENARIKAN DAN PEMANFAATAN DANA ...... 28

A. Pengusulan Rencana Tahapan Penarikan

Dana .......................................................... 28

B. Penarikan Dana oleh Kelompok Sasaran ... 28

C. Pemanfaatan dan Pembelanjaan Dana ...... 29

D. Pelaksanaan Pekerjaan Fisik di Lapangan .. 29

E. Serah Terima Hasil Pekerjaan ..................... 31

VII. PEMBINAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN 32

A. Pembinaan Pelaksanaan Bantuan Sosial ... 32

B. Pertanggungjawaban ................................. 33

VIII. PENUTUP ........................................................ 36

LAMPIRAN ................................................................... 39

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Contoh Surat Penetapan Koordinator

Lapangan/Tim Teknis Bantuan Sosial ........... 41

Lamiran 2. Contoh Surat Penetapan Kelompok Sasaran

Bantuan Sosial ............................................... 45

Lampiran 3. Contoh Surat Usulan Pencairan Dana Bantuan

Sosial ............................................................... 50

Lampiran 4. Contoh Surat Perjanjian Kerjasama ................. 54

Lampiran 5. Contoh Berita Acara Serah Terima Hasil

Pekerjaan ......................................................... 60

Lampiran 6. Contoh Berita Acara Serah Terima

Pengelolaan ..................................................... 62

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

APBN Tahun Anggaran 2012 merupakan tahun kedelapan dari

pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara yang mengatur pola penganggaran terpadu

(unified budget) dan berbasis kinerja (performance budget). Secara

bertahap implementasi anggaran terpadu berbasis kinerja dimaksud

dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi harus

didasarkan pada indikator kinerja, sehingga program pembangunan

dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan akuntabel.

Dalam kerangka pengembangan ekonomi nasional, peran

sektor pertanian sangat strategis dan memiliki kaitan kuat di hulu dan

hilir. Namun demikian peran strategis tersebut belum secara optimal

mampu mendorong partisipasi masyarakat dan swasta, antara lain

karena berbagai kendala permasalahan aktual yang berkaitan dengan

pemanfaatan peluang ekonomi yang dapat membawa perubahan dan

dinamisasi kesejahteraan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat

tidak saja memerlukan pendekatan teknis seperti yang telah

diterapkan selama ini, tetapi juga pendekatan sosial budaya (socio-

cultural) yang mampu merangsang perubahan sikap, perilaku dan

pola kerja.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 3

Untuk mendukung proses perubahan tersebut, maka peran

pemerintah yang dapat dilakukan antara lain melalui:

1. Pembangunan/perbaikan infrastruktur pertanian, termasuk

infrastruktur perbenihan, riset dan sebagainya.

2. Penguatan usaha kelembagaan petani melalui penumbuhan dan

penguatan kelompok tani dan gabungan kelompok tani.

3. Perbaikan penyuluhan melalui penguatan lembaga penyuluhan

dan tenaga penyuluh.

4. Fasilitasi pembiayaan pertanian melalui perluasan akses petani

ke sistem pembiayaan.

5. Penciptaan sistem pasar pertanian yang menguntungkan

petani/peternak.

6. Pengembangan kapasitas pelaku agribisnis melalui pendidikan

dan pelatihan.

7. Peningkatan Pemantapan Ketahanan Pangan Masyarakat.

Pola pemberdayaan dilakukan guna mengatasi masalah utama

di tingkat usahatani yaitu keterbatasan modal petani, serta lemahnya

organisasi usaha petani dan jejaring kerjanya sehingga akses

informasi menjadi terkendala. Kementerian Pertanian sudah sejak

lama merintis pola pemberdayaan seperti ini melalui berbagai

kegiatan pembangunan di daerah. Salah satu perwujudan

pemberdayaan masyarakat pertanian dilaksanakan melalui

pendampingan kelompok sekaligus penyaluran Dana Bantuan Sosial.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 4

Pemanfaatan Dana Bantuan Sosial tersebut dilakukan dalam rangka

pemantapan kelembagaan kelompok sehingga menjadi lembaga

mandiri yang dapat mengelola sumberdaya yang dimiliki untuk

meningkatkan nilai tambah ekonomi dan sosial dalam pembangunan

pertanian. Pola pemberdayaan seperti ini diharapkan dapat

merangsang tumbuhnya kelompok usaha dan mempercepat

terbentuknya jaringan kelembagaan pertanian di perdesaan yang

akan menjadi embrio tumbuhnya lembaga usaha petani yang kokoh di

kawasan pembangunan pertanian.

Menunjuk pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor :

93/PMK.02/2011 tentang Petunjuk Penelaahan Rencana Kerja dan

Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) Tahun Anggaran

2011 serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 91/PMK.05/2007

tentang Bagan Akun Standar, maka dimungkinkan adanya penyaluran

suatu dana ke masyarakat secara langsung guna membiayai program

pembangunan. Pola yang dimaksud adalah dengan memanfaatkan

jenis belanja bantuan sosial yang didefinisikan sebagai bantuan

melalui transfer uang, barang atau jasa yang diberikan kepada

masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko

sosial.

Sesuai dengan definisinya, penganggaran menggunakan

mata anggaran keluaran (MAK) Bantuan Sosial dapat direalisasikan

melalui transfer dalam bentuk uang, barang atau jasa tergantung pada

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 5

kebijakan yang diambil. Dalam rangka pengembangan pengolahan

dan pemasaran hasil pertanian, bantuan sosial yang dimaksud

sebagian besar diarahkan pada pola transfer uang melalui rekening

kelompok sebagai pelaksana kegiatan di lapangan. Namun terdapat

beberapa kegiatan dimana pola bantuan sosial kebijakannya

dilaksanakan melalui transfer barang/jasa, dalam situasi bahwa

komponen kegiatan yang dimaksud memang benar-benar tidak dapat

ditangani oleh petani/kelompok tani selaku kelompok sasaran

penerima bantuan.

Bantuan sosial melalui pola transfer uang dilaksanakan

dengan mentransfer dana bantuan sosial langsung kepada kelompok

sasaran sehingga secara langsung dapat dimanfaatkan untuk

membiayai kegiatan yang telah diprogramkan. Prasyarat yang

dibutuhkan antara lain melalui pembukaan rekening kelompok,

penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK),

mekanisme transfer melalui penerbitan Surat Permintaan Pembayaran

(SPP), Surat Perintah Membayar (SPM) serta Surat Perintah

Pencairan Dana (SP2D) serta pemanfaatan dana bantuan sosial oleh

kelompok sasaran.

Sedangkan bantuan sosial melalui pola transfer barang/jasa

dilaksanakan melalui mekanisme pengadaan barang/jasa sesuai

dengan mengacu kepada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang dilaksanakan oleh

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 6

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) ataupun Pejabat Pembuat

Komitmen (PPK). Barang/jasa yang sudah diadakan oleh KPA/PPK

untuk selanjutnya disalurkan atau diserahkan kepada kelompok

sasaran selaku penerima bantuan sosial.

Penyaluran bantuan sosial baik melalui pola transfer uang

maupun pola transfer barang/jasa dalam pelaksanaannya dibutuhkan

adanya pengawalan, pendampingan serta pembinaan oleh

Koordinator Lapangan/Tim Teknis sebagai petugas lapangan.

Pengawalan, pendampingan dan bimbingan oleh petugas lapangan

tersebut tidak terbatas dari aspek teknis tetapi juga mencakup aspek

adminstrasi dan pertanggungjawabannya. Untuk itu penyusunan Buku

Pedoman Pengelolaan Dana Bantuan Sosial diharapkan dapat

sebagai petunjuk dan panduan bagi para petugas di lapangan dengan

harapan akan dapat meminimalisir kekeliruan serta kesalahan dalam

pertanggungjawaban pengelolaan anggaran.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 7

B. Tujuan

Maksud dan tujuan penyusunan Pedoman Pengelolaan Dana

Bantuan Sosial ini adalah untuk :

1. Memberikan petunjuk pemanfaatan dana dari mata anggaran

keluaran (MAK) Belanja Bantuan Sosial (Sub MAK Belanja

Lembaga Sosial Lainnya).

2. Memberikan petunjuk bagi petugas di lapangan berkaitan

dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan meliputi penyiapan

usulan kegiatan dan dokumen serta blanko-blanko yang

diperlukan.

3. Memberikan acuan dan panduan administrasi serta

pertanggungjawaban keuangan pada setiap tahap pekerjaan.

4. Mengupayakan terciptanya tertib administrasi keuangan

berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan.

C. Pengertian dan Istilah

Dalam buku pedoman ini akan dijumpai istilah-istilah yang

memiliki pengertian menyangkut aspek teknis maupun aspek

administrasi keuangan, oleh karena itu perlu dijabarkan lebih lanjut

berkaitan dengan istilah-istilah yang dimaksud.

1. Penanggungjawab Kegiatan Bantuan Sosial

Kepala Dinas yang membidangi Pertanian Tingkat

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 8

Provinsi/Kabupaten/Kota dan bertanggungjawab untuk wilayah

kerjanya masing-masing, untuk selanjutnya dalam buku pedoman

ini disebut dengan Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota.

2. Koordinator Lapangan/Tim Teknis

Petugas/staf teknis yang ditunjuk oleh Kepala Dinas

Kabupaten/Kota dengan tugas melakukan pengawalan dan

memberikan arahan baik teknis maupun administrasi kepada

kelompok sasaran bantuan sosial.

3. Kelompok Sasaran Bantuan Sosial Masyarakat atau kelompok

masyarakat termasuk petani/kelompok tani calon penerima dana

bantuan sosial yang telah ditetapkan melalui proses seleksi

identifikasi calon petani/calon lokasi (CP/CL).

4. Alat dan Mesin Pertanian

Bangunan dan alsintan di tingkat desa/tingkat usaha tani baik

alsintan untuk mendukung pembangunan pertanian baik

subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan maupun

peternakan.

5. Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK)

Merupakan rincian usulan kegiatan kelompok yang bersisi

komponen bahan/material atau konstruksi yang disusun melalui

musyawarah kelompok yang nantinya dipakai sebagai dasar

pencairan dan pembelanjaan dana bantuan sosial.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 9

6. Bantuan Sosial atau disingkat Bansos

Merupakan jenis mata anggaran keluaran (MAK) dalam bentuk

transfer uang, barang atau jasa yang diberikan langsung kepada

masyarakat dan atau lembaga kemasyarakatan non pemerintah

guna melindungi dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya

resiko sosial sehingga mampu mengakses pada lembaga

permodalan secara mandiri.

7. Belanja Bantuan Sosial

Semua pengeluaran negara dalam bentuk transfer

uang/barang yang diberikan kepada masyarakat melalui

Kementerian Negara/Lembaga dan/atau pemerintah daerah

guna melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya

berbagai risiko sosial. Bantuan sosial di Kementerian Pertanian

diarahkan untuk pemberdayaan sosial, perlindungan sosial,

penanggulangan kemiskinan, dan penanganan bencana.

8. Pemberdayaan Sosial

Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan

kemampuan kelompok sasaran meliputi penguatan modal

usaha, peningkatan kapasitas kelembagaan, dan kemampuan

sumber daya manusia sehingga secara mandiri mampu

mengembangkan diri dan dalam melakukan usahanya secara

berkelanjutan. Pemberdayaan sosial di Ditjen Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Pertanian diarahkan untuk pemberdayaan

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 10

kepada kelompok sasaran untuk kegiatan yang berkaitan

dengan usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.

9. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran

kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah

yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian / Gubernur

/ Bupati / Walikota.

10. Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (PP-SPM)

Pejabat yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian/

Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukan pengujian SPP

menerbitkan / menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM).

11. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Pejabat yang ditetapkan dengan Keputusan Pengguna

Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran yang tugasnya

membantu Kuasa Pengguna Anggaran dalam melaksanakan

anggaran sesuai dengan unit kerjanya.

12. Bendahara Pengeluaran

Orang yang ditunjuk dengan Keputusan Menteri Pertanian/

Gubernur/Bupati/Walikota untuk menerima, menyimpan,

membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggung-

jawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka

pelaksanaan APBN/APBD pada kantor/satuan kerja kementerian

negara / lembaga / satuan kerja perangkat daerah.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 11

13. Pembukuan

Kegiatan pencatatan baik penerimaan maupun pengeluaran uang

atau barang.

14. Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

Suatu dokumen yang dibuat/diterbitkan oleh pejabat yang

bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan dan disampaikan

kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau

pejabat lain yang ditunjuk selaku pemberi kerja untuk selanjutnya

diteruskan kepada pejabat Penerbit Penguji dan Perintah

Pembayaran guna diterbitkan SPM berkenaan.

15. Surat Perintah Membayar (SPM)

Dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa

Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk

mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau dokumen lain

yang dipersamakan.

16. SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)

Dokumen yang dikeluarkan oleh KPPN setelah melakukan

pengujian terhadap SPM yang diterima dari Satker.

17. Dana Tugas Pembantuan

Merupakan dana yang berasal dari APBN, merupakan bagian

anggaran kementerian negara/lembaga yang dialokasikan

berdasarkan rencana kerja dan anggaran kementerian/lembaga

dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 12

BAB II

RUANG LINGKUP DAN KRITERIA

A. Ruang Lingkup

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan pola bantuan sosial

dalam lingkup kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.

Kegiatan bantuan sosial tersebut antara lain berkaitan dengan batasan

serta ruang lingkup sebagai berikut :

a. Jenis dan macam kegiatan dengan pola bantuan sosial

Kegiatan yang dilaksanakan lingkup Ditjen Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Pertanian yang dananya ditampung pada

DIPA Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota pos belanja Bantuan

Sosial pada DIPA TA. 2012 adalah bantuan sosial dalam

rangka:

a. Pengembangan Mutu kakao Fermentasi

b. Pengembangan Mutu Kopi

c. Revitalisasi Penggilingan Padi

d. Pengembangan Agroindustri Tepung-Tepungan

e. Pengembangan Agroindustri Tanaman Pangan

f. Pengembangan pengolahan Jagung

g. Pengembangan Agroindustri Hortikultura

h. Pengembangan Agroindustri Biofarmaka

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 13

i. Pengembangan Agroindustri Perkebunan

j. Pengembangan Bokar bersih

k. Pengembangan agroindustri Peternakan

l. Pengembangan Usaha Pengolahan Pakan Ternak

m. Pengolahan Limbah Hasil Ternak (kompos dan biogas)

n. LM3

b. Pola transfer bantuan sosial

Bantuan sosial yang dimaksud dalam Pedoman ini adalah

bantuan sosial dengan transfer uang kepada kelompok

tani/gabungan kelompok tani. Sedangkan untuk transfer

dalam bentuk barang mengacu kepada Peraturan Presiden

Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah. Bantuan sosial dalam lingkup kegiatan

pengolahan dan pemasaran hasil pertanian dilaksanakan

melalui pola transfer uang ke rekening ketua kelompok

sasaran dan pola transfer barang/jasa kepada kelompok

sasaran serta kombinasi antara pola transfer uang dan

transfer barang/jasa dengan mempertimbangkan aspek teknis

di lapangan.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 14

c. Tindak lanjut pemanfaatan bantuan sosial

Bantuan sosial dalam lingkup program pengolahan dan

pemasaran hasil tidak menggunakan pola perguliran

mengingat bahwa bantuan tersebut sifatnya adalah dalam

rangka investasi.

B. Kriteria Kelompok Sasaran

Penerima bantuan sosial adalah masyarakat dan atau

kelompok masyarakat/ petani yang ditetapkan melalui Keputusan

Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota berdasarkan kriteria

sebagaimana ditetapkan dalam Pedoman Teknis masing-masing

kegiatan. Kelompok sasaran penerima bantuan sosial didapatkan

melalui proses seleksi (identifikasi CP/CL) dengan kriteria bahwa

tujuan bantuan sosial tersebut dalam rangka pemberdayaan

masyarakat melalui peningkatan nilai tambah, daya saing produk

pertanian. Oleh karena itu bantuan sosial dalam lingkup pembangunan

pengolahan dan pemasaran hasil pertanian ditujukan dalam rangka

investasi pada usaha-usaha produktif bidang pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian guna peningkatan nilai tambah, daya saing,

penciptaan lapangan kerja serta peningkatan pendapatan

kelompok/petani.

Tahapan identifikasi CP/CL sebagai langkah penetapan

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 15

kelompok sasaran menjadi sangat penting dan menjadi kunci

keberhasilan kegiatan pengelolaan dana bantuan sosial serta

keberhasilan kegiatan secara keseluruhan. Untuk itu diperlukan

kecermatan dalam penetapan batasan dan kriteria menyangkut

penetapan kelompok sasaran ini. Dalam melaksanakan kegiatannya,

kelompok sasaran bantuan sosial dibimbing dan didampingi oleh

Koordinator Lapangan/Tim Teknis agar tercapai output yang

diharapkan.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 16

BAB III

POLA TRANSFER BANTUAN SOSIAL

Seperti telah diuraikan secara singkat menyangkut pola

transfer bantuan sosial, maka dalam hal kegiatan pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian terdapat 2 (dua) pola transfer yaitu melalui

transfer uang dan transfer barang/jasa.

A. Transfer Uang

Prinsip bantuan sosial melalui pola transfer uang pada dasarnya

adalah penyampaian bantuan berupa uang kepada kelompok sasaran.

Bantuan uang tersebut untuk selanjutnya dibelanjakan oleh kelompok

sasaran sesuai dengan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK)

yang telah mendapatkan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen

(PPK). Secara rinci Pola transfer uang ini dilaksanakan melalui

tahapan administrasi sebagai berikut :

I. Persiapan Administrasi

1. Identifikasi Calon Petani/Calon Lokasi (CP/CL).

2. Penetapan kelompok sasaran penerima bantuan sosial.

3. Pembukaan rekening kelompok.

4. Penyusunan rencana usulan kegiatan kelompok (RUKK).

5. Pembuatan dan penandatanganan naskah perjanjian

kerjasama antara KPA/PPK dengan Ketua Kelompok

Sasaran Penerima Bantuan Sosial.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 17

II. Proses Transfer Dana

6. Penerbitan SPP dan SPM

7. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

III. Penarikan Dana dan Pemanfaatan Dana

8. Pengusulan Rencana Tahapan Penarikan oleh Kelompok

Sasaran

9. Persetujuan Penarikan Dana Oleh Kepala Dinas

Kabupaten/Kota kepada Kelompok Sasaran.

10. Penarikan/pencairan dana bantuan sosial oleh Ketua

Kelompok Penerima Bantuan Sosial pada bank yang telah

ditetapkan.

11. Pemanfaatan dan pembelanjaan dana bantuan sosial.

12. Pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan.

13. Serah terima hasil pekerjaan fisik.

IV. Pertanggungjawaban dan Pelaporan

14. Pertanggungjawaban keuangan dan pelaporan kegiatan.

B. Transfer Barang/Jasa

Bantuan sosial melalui pola transfer barang/jasa mempunyai

sasaran akhir yang sama dengan pola transfer uang yaitu memberikan

bantuan langsung kepada kelompok sasaran dalam rangka

mengantisipasi adanya resiko sosial di masyarakat. Berbeda dengan

pola transfer uang, bantuan sosial dengan pola transfer barang/jasa

dilaksanakan dengan cara pengadaan barang/jasa terlebih dahulu

oleh Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitemen

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 18

(KPA/PPK) yang untuk selanjutnya disalurkan/diserahkan kepada

kelompok sasaran sebagai bantuan sosial. Jenis barang/jasa yang

disalurkan kepada kelompok sasaran tergantung pada kebutuhan di

lapangan serta program yang direncanakan.

Sedangkan mekanisme pengadaan barang/jasa dalam rangka

bantuan sosial adalah sesuai dengan Pedoman Pengadaan

Barang/Jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54

Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.Pengadaan

yang dimaksud dapat melalui pola Penunjukan Langsung, Pemilihan

Langsung ataupun Pelelangan sesuai dengan nilai/pagu anggarannya

serta kriterianya.

Pola transfer barang/jasa dalam rangka penyaluran bantuan

sosial berbeda dengan pola transfer uang. Tahapan administrasi yang

harus ditempuh antara lain meliputi :

a. Identifikasi Calon Petani/Calon Lokasi (CP/CL).

b. Penetapan kelompok sasaran penerima bantuan sosial.

c. Proses pengadaan paket bantuan sosial oleh KPA/PPK.

d. Penyaluran dan serah terima paket bantuan sosial kepada

kelompok sasaran.

e. Pemanfaatan paket bantuan sosial oleh kelompok sasaran.

f. Pertanggungjawaban dan pelaporan kegiatan.

Dalam buku pedoman ini, uraian pada selanjutnya akan

menjelaskan mekanisme dan tata urutan administrasi yang harus

dilakukan berkaitan dengan bantuan sosial melalui pola transfer uang.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 19

Sedangkan untuk bantuan sosial melalui transfer barang/jasa

penjelasannya secara rinci dijelaskan pada buku pedoman pengadaan

barang/jasa.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 20

BAB IV

PERSIAPAN ADMINISTRASI

Pencapaian fisik kegiatan bantuan sosial melalui pola transfer

uang sangat penting diikuti dengan persiapan administrasi secara baik

dan benar. Untuk itu tertib administrasi termasuk didalamnya adalah

mempersiapkan adminsitrasi penyaluran bantuan sosial secara benar,

antara lain meliputi kegiatan identifikasi CP/CL (calon petani/calon

lokasi), penetapan kelompok sasaran, pembuatan rekening kelompok,

penyusunan rencana usulan kegiatan kelompok serta

penandatanganan naskah perjanjian kerjasama (kontrak).

A. Identifikasi Calon Petani/Calon Lokasi (CP/CL)

Kegiatan persiapan yang sangat menentukan adalah

berkaitan dengan identifikasi calon petani dan calon lokasi (CP/CL).

Keberhasilan pelaksanaan CP/CL sangat tergantung pada kecermatan

dan ketelitian petugas lapangan dalam memilih petani serta lokasi

guna melaksanakan kegiatan yang direncanakan. Kata kunci

keberhasilan penetapan CP/CL ini apabila petugas lapangan bekerja

semata-mata dilandasi dengan profesional dan obyektif. Sedangkan

kriteria teknis pelaksanaan identifikasi CP/CL seluruhnya disesuaikan

dengan pedoman teknis masing-masing kegiatan.

Secara umum, kriteria calon penerima disusun sebagai dasar

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 21

untuk melakukan seleksi calon penerima bantuan agar sesuai dengan

kriteria dan persyaratan yang ditentukan. Kriteria calon penerima

barang mencakup kriteria umum Calon Petani, Kriteria Calon Lokasi

dan Kriteria Teknis.

Adapun kriteria calon penerima bantuan, yaitu:

1. Kriteria umum Calon Petani Penerima barang antara lain:

a) Petani yang tergabung dalam suatu kelompok harus

memiliki nama kelompok, nama ketua kelompok dan

alamat yang jelas;

b) Kelompok tani calon penerima barang yang

menghadapi keterbatasan sarana dan prasarana

untuk pengembangan usaha taninya, namun memiliki

potensi untuk dikembangkan;

c) Kelompok tani yang mengalami resiko rawan pangan

dan terkena musibah bencana.

2. Kriteria calon lokasi Penerima Barang antara lain:

a) Calon lokasi tersebut layak dan/atau berpotensi

ditumbuh/kembangkan usaha pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian;

b) Jenis usaha tani petani (hilir) yang akan

dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan dan

kemampuan petani dalam kegiatan usaha

pengolahan dan pemasaran hasil pertanian;

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 22

c) Jenis dan volume bantuan barang yang akan

disalurkan disesuaikan dengan kondisi agro-

ekosistem dan kebutuhan kelompok tani dalam

kegiatan usaha pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian.

3. Kriteria teknis calon penerima bantuan disusun oleh Dinas

setempat dengan memperhatikan kondisi lapangan dan

kebutuhan masing-masing dan ke dalam Juklak.

B. Penetapan Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial

Penetapan kelompok sasaran ditetapkan atas dasar hasil

identifikasi CP/CL sehingga kelompok sasaran penerima bantuan

sosial adalah benar-benar merupakan kelompok yang membutuhkan

bantuan sesuai dengan persyaratan teknis sebagaimana tertuang

dalam Pedoman Teknis masing-masing kegiatan. Untuk legalitasnya

maka Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial ini ditetapkan

melalui Keputusan Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota selaku

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau bahkan dapat dimungkinkan

ditetapkan oleh Bupati/Walikota. Khusus bantuan sosial dalam rangka

kegiatan padat karya, Ketua Kelompok Pelaksana Padat Karya adalah

sebagai penerima transfer dana sehingga tidak perlu menetapkan

Ketua Kelompok lagi. Contoh Surat Keputusan KPA tentang

Penetapan Koordinator Lapangan/Tim Teknis Bantuan Sosial dan

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 23

Surat Keputusan KPA tentang Penetapan Kelompok Sasaran Bantuan

Sosial sebagaimana dalam lampiran 1 dan lampiran 2.

C. Pembuatan Rekening Kelompok

Rekening kelompok diperlukan untuk menerima transfer dana

dalam rangka kegiatan bantuan sosial ini. Rekening kelompok yang

dimaksud merupakan rekening bersama yang ditandatangani oleh

Ketua Kelompok dan Sekretaris/Bendahara kelompok, dalam bentuk

rekening tabungan pada Bank Pemerintah terdekat (Kantor

Cabang/Unit atau Bank Pos, atau bank lainnya).

Selesai pembukaan rekening, maka nomor rekening segera

dilaporkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui Pejabat

Pembuat Komiten (PPK).

D. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK)

Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) perlu disusun

secara bersama-sama melalui musyawarah anggota kelompok dengan

bimbingan Koordinator Lapangan atau Tim Teknis. Secara garis besar

RUKK berisi tentang :

- Rincian jenis bahan/material atau peralatan yang akan

diadakan/ dibutuhkan dalam rangka pemberdayaan sosial.

- Satuan dan volume bahan/material atau peralatan mesin.

- Harga satuan dan jumlah harga bahan/material atau

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 24

pekerjaan komponen bantuan sosial, dengan catatan bahwa

harga yang dimaksud merupakan harga franko lokasi

sehingga perlu diperhitungkan biaya transport dan

pengeluaran lainnya.

RUKK sebagai dasar usulan/permohonan pencairan dana

bantuan sosial kepada PPK/KPA yang untuk selanjutnya digunakan

sebagai dasar pembuatan naskah kerjasama pemanfaatan dana

bantuan sosial antara Ketua Kelompok Sasaran dengan Pejabat

Pembuat Komitmen/Kuasa Pengguna Anggaran (PPK/KPA). Contoh

rincian RUKK sebagaimana dalam lampiran 3.

E. Pembuatan dan Penandatanganan Naskah Perjanjian Kerjasama

Kelompok sasaran penerima bantuan sosial perlu diikat dalam

bentuk naskah perjanjian kerjasama pemanfaatan dana dan

pelaksanaan kegiatan. Perjanjian kerjasama merupakan ikatan hukum

yang memayungi penggunaan dan pemanfaatan dana pemerintah

oleh masyarakat atau kelompok masyarakat. Perjanjian kerjasama

yang dimaksud adalah antara Ketua Kelompok Penerima Bantuan

Sosial dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) serta diketahui oleh

Kepala Dinas Kabupaten/Kota selaku KPA. Contoh naskah perjanjian

kerjasama pemanfaatan dana bantuan sosial sebagaimana dalam

lampiran 4.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 25

Syarat-syarat penerbitan kontrak kerjasama, kelompok

sasaran telah melengkapi:

- Nama dan alamat Kelompok Sasaran.

- Nama Ketua Kelompok dan Susunan Anggota

Kelompok.

- Nomor rekening kelompok.

- Nama Bank (Cabang/Unit atau Bank Pos atau bank

lainnya).

- Jumlah dana bantuan sosial yang akan ditransfer

- Keterangan lainnya berkaitan dengan mekanisme

penggunaan dana dan operasional kegiatan di lapangan.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 26

BAB V

MEKANISME TRANSFER DANA

Hal yang paling pokok berkaitan dengan bantuan sosial

melalui transfer dana/uang adalah menyangkut mekanisme transfer

sehingga dana/uang yang dibutuhkan dalam rangka bantuan sosial

dapat diterima segera oleh kelompok sebagai pelaksana bantuan

sosial. Mekanisme transfer ini menjelaskan tentang permohonan

pencairan sampai dengan proses transfer ke rekening kelompok

sasaran. Mekanisme trasnfer dana ini adalah proses selajutnya

setelah proses persiapan administrasi telah dilaksanakan.

A. Penerbitan SPP dan SPM

Mekanisme pembuatan/penerbitan Surat Permintaan

Pembayaran (SPP), penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM)

mengikuti aturan yang berlaku sebagaimana tertuang dalam Surat

Edaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER-

66/PB/2011 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas

Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Rincian

mekanisme penerbitan SPP dan SPM melalui prosedur sebagai

berikut :

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 27

1. Apabila surat permohonan beserta RUKK yang diajukan telah

dianggap lengkap dan benar, maka KPA memerintahkan

Bendahara untuk mempersiapkan SPP.

2. Setelah SPP ditandatangani oleh KPA untuk selanjutnya

diteruskan ke Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (PP-

SPM).

3. Oleh Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (PP-SPM),

berkas SPP diteliti atas kelengkapan data serta dokumen

pendukungnya dan untuk selanjutnya sebagai dasar

penerbitan SPM.

4. SPM untuk selanjutnya diteruskan ke KPPN guna penerbitan

SP2D.

B. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

Tata urutan dan mekanisme penerbitan SP2D oleh KPPN

dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut :

1. Oleh Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (PP-SPM),

SPM diajukan ke KPPN dimana petugas loket penerimaan

berkas SPM di KPPN memeriksa kelengkapan berkas, mengisi

check list, mencatat dalam Daftar Pengawasan Penyelesaian

SPM dan meneruskan check list serta kelengkapan berkas SPM

ke Seksi Perbendaharaan untuk proses lebih lanjut dalam

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 28

rangka penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).

2. SP2D digunakan sebagai dasar transfer dana bantuan sosial ke

dalam rekening Kelompok Sasaran.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 29

BAB VI

PENARIKAN DAN PEMANFAATAN DANA

A. Pengusulan Rencana Tahapan Penarikan Dana

Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum penarikan dana oleh

kelompok adalah sebagia berikut:

1. Ketua Kelompok Sasaran menyusun rencana tahapan

penarikan dana (tahap I/II/III) berdasarkan RUK yang telah

disetujui oleh KPA didampingi oleh Koordinator Lapangan / Tim

Teknis.

2. Ketua Kelompok Sasaran mengusulkan rencana tahapan

penarikan kepada Kepala dinas Kabupaten/Kota melalui

Koordinator Lapangan/ Tim Teknis untuk diterbitkan Surat

Persetujuan Penarikan Dana.

B. Penarikan Dana oleh Kelompok Sasaran

Tata urutan penarikan dana bantuan sosial pada bank yang

ditunjuk dilakukan sebagai berikut :

1. Penarikan/pencairan dana bantuan sosial pada bank hanya

dapat dilakukan oleh Ketua bersama Sekretaris/Bendahara

Kelompok Sasaran dilengkapi dengan dokumen Surat

Persetujuan Penarikan Dana dari Kepala Dinas

Kabupaten/Kota.

2. Dana bantuan sosial dapat dilakukan secara bertahap ataupun

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 30

sekaligus disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan

menyangkut aspek efisiensi dan aspek keamanan.

C. Pemanfaatan dan Pembelanjaan Dana

Pemanfaatan dan pembelanjaan dana bantuan sosial

dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka dana

bantuan sosial yang telah ditarik/dicairkan, agar sesegera

mungkin dibelanjakan sesuai dengan peruntukannya.

2. Pemanfaatan dana pada dasarnya merupakan pembelanjaan

dana bantuan sosial oleh Ketua Kelompok atau petugas yang

ditunjuk sesuai dengan RUKK dengan prinsip transparan,

efisien dan efektif.

3. Pembelanjaan dana bantuan sosial mutlak harus dilengkapi

dengan bukti pengeluaran berupa kuitansi/bon pembelanjaan.

4. Kuitansi/bon pembelanjaan untuk selanjutnya

dicatat/dibukukan dan bukti-bukti tersebut diarsipkan dengan

baik dan digunakan untuk keperluan pertanggungjawaban.

D. Pelaksanaan Pekerjaan Fisik di Lapangan

Realisasi pelaksanaan pekerjaan fisik dan pengadaan

peralatan di lapangan dalam bantuan sosial merupakan tahapan

selanjutnya dari proses penyaluran dana kepada kelompok sasaran.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 31

Hal terpenting untuk diperhatikan dalam rangka pelaksanaan

pekerjaan fisik dan pengadaan peralatan di lapangan antara lain :

1. Acuan teknis pelaksanaan fisik bantuan sosial adalah Pedoman

Teknis masing-masing kegiatan.

2. Bantuan alat dan sarana dalam kegiatan Bantuan Sosial yang

dimaksud adalah bantuan transfer uang ke masyarakat untuk:

a. Pengadaan peralatan dan mesin yang digunakan dalam

pelaksanaan kegiatan antara lain biaya pembelian, biaya

pengangkutan, biaya instalasi serta biaya langsung

lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai

peralatan dan mesin tersebut siap digunakan, termasuk

biaya untuk penambahan dan penggantian untuk

meningkatkan manfaat dan efisiensi peralatan dan mesin.

b. Perbaikan/renovasi dan atau pengembangan gedung dan

atau bangunan lainnya, meliputi biaya pembelian dan

pengadaan bahan renovasi/ pengembangan. Proses

pelaksanaan kegiatan bantuan sosial tersebut, selanjutnya

berpedoman pada Pedoman Umum Pengelolaan Dana

Bantuan Sosial Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Pertanian Tahun 2011.

c. Bantuan alat dan sarana dalam kegiatan Bantuan Sosial

tidak termasuk didalamnya bantuan Penguatan Modal

Usaha Kelompok (PMUK).

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 32

3. RUKK adalah acuan pembelanjaan dan penggunaan dana

bantuan sosial yang dilaksanakan oleh Kelompok Sasaran

penerima bantuan.

4. Adanya perubahan pelaksanaan fisik dan pengadaan

peralatan di lapangan (pekerjaan tambah kurang) ataupun

penggunaan anggaran sisa hasil efisiensi penggunaan

anggaran, sangat dimungkinkan dengan syarat mengajukan

revisi RUKK kepada KPA/PPK dan telah mendapatkan

persetujuan dari KPA/PPK.

E. Serah Terima Hasil Pekerjaan

Pelaksanaan bantuan sosial dianggap selesai apabila

pekerjaan lapangan telah seluruhnya dikerjakan sesuai dengan

Pedoman Teknis yang dilaksanakan menggunakan acuan RUKK.

Batas akhir pelaksanaan keseluruhannya tetap berpedoman pada

disiplin penganggaran yaitu paling lambat diselesaikan pada 31

Desember pada akhir tahun anggaran. Ketentuan umum bentuk

pertanggungjawaban fisik dituangkan dalam bentuk Berita Acara

Serah Terima Hasil Pekerjaan dan contoh Berita Acara sebagaimana

dalam lampiran 5.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 33

BAB VII

PEMBINAAN DAN PERTANGUNGJAWABAN

Pembinaan dan pelaporan dalam rangka pelaksanaan

bantuan sosial menjadi hal penting mengingat bahwa bantuan sosial

utamanya adalah proses transfer uang ataupun barang kepada

kelompok sasaran. Pembinaan khususnya diarahkan pada aspek

administratif maupun aspek pelaksanaan teknis di lapangan

mengingat bahwa dana yang digunakan merupakan dana pemerintah

yang mutlak harus ada pertanggungjawabannya. Dalam hal ini peran

Koordinator Lapangan/Tim Teknis sangat dibutuhkan dan bertindak

melakukan pengawalan serta pendampingan terhadap kelompok

sasaran, mulai dari persiapan sampai dengan pemanfaatan serta

hingga pertanggungjawaban bantuan sosial.

Sedangkan proses evaluasi, pengendalian dan pelaporan

secara umum kegiatan bantuan sosial mengacu kepada kepada

Pedoman Umum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan pemasaran

Hasil Pertanian Tahun Anggaran 2012.

A. Pembinaan Pelaksanaan Bantuan Sosial

Pembinaan dan pengendalian dilaksanakan oleh petugas

terkait, khususnya dari jajaran Kementerian Pertanian dari Tingkat

Pusat sampai ke Tingkat Kecamatan/Lapangan. Pembinaan dilakukan

secara berjenjang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-

masing. Pembinaan dan bimbingan yang paling penting adalah

dilakukan oleh Koordinator Lapangan/Tim Teknis sebagai ujung

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 34

tombak yang berhubungan langsung dengan petani/kelompok tani

selaku penerima bantuan sosial baik dalam bentuk uang maupun

barang/jasa.

Pembinaan dan pengendalian yang dilaksanakan lebih

cenderung merupakan bentuk pengawalan dan pendampingan

menyangkut aspek teknis dan aspek administrasi sehingga bantuan

sosial yang disalurkan dapat memberikan manfaat sesuai dengan

sasaran yang diharapkan. Pengawalan dan pendampingan teknis

dimaksudkan untuk tercapainya kualitas output dalam bentuk fisik

pekerjaan, sedangkan pengawalan dan pendampingan menyangkut

aspek adminsitrasi agar dicapai tertib adminsitrasi keuangan dan

pertanggungjawaban.

B. Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban baik fisik/teknis maupun adminsitrasi

adalah merupakan tahapan terakhir dalam rangka pelaksanaan

bantuan sosial baik melalui pola transfer uang maupun transfer

barang/jasa. Secara umum ketentuan pertanggungjawaban yang

benar adalah tercapainya fisik/output kegiatan serta dipenuhinya

ketentuan adminsitrasi keuangan.

Melalui pola transfer uang, pertanggungjawaban perlu disusun

dalam bentuk tata urutan arsip meliputi :

1. SK Penetapan Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial.

2. Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK).

3. Naskah Perjanjian Kerjasama antara KPA/PPK dengan Ketua

Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial.

4. Surat Permohonan Pencairan Dana Bantuan Sosial dari Ketua

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 35

Kelompok Sasaran kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

5. Bukti penarikan/pencairan dana bantuan sosial oleh Ketua

Kelompok dalam bentuk copy buku tabungan.

6. Bukti pembelanjaan dana bantuan sosial dalam bentuk bon,

kuitansi serta bukti sah lainnya.

7. Bukti pelaksanaan pekerjaan fisik dalam bentuk dokumentasi

dan foto-foto lengkap (sebelum, sedang dan sesudah

pekerjaan lapangan).

8. Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan Fisik.

Dokumen pertanggungjawaban tersebut di atas dibuat dalam

bendel/file, dokumen asli diserahkan ke KPA/PPK melalui Koordinator

Lapangan/Tim Teknis, sedangkan copy dokumen disimpan oleh Ketua

Kelompok.

Sedangkan pelaksanaan bantuan sosial melalui pola transfer

barang/jasa, bentuk pertanggungjawabannya jauh lebih sederhana

dibandingkan dengan pola transfer uang. Bentuk

pertanggungjawaban dengan pola transfer barang/jasa dikelompokkan

menjadi 2 (dua) bagian yaitu :

a. Pertanggungjawaban yang berada di pada KPA/PPK, yaitu

berupa administrasi pengadaan sesuai mekanisme dan tata

urutan pengadaan barang/jasa.

b. Pertanggungjawaban yang berada pada Ketua Kelompok

Sasaran penerima bantuan sosial antara lain meliputi :

1. Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Barang/Jasa yang

menjadi paket bantuan sosial antara KPA/PPK kepada Ketua

Kelompok Sasaran (contoh Berita Acara sebagaimana

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 36

dalam Lampiran 6).

2. Bukti pemanfaatan paket bantuan sosial oleh kelompok

sasaran.

3. Pelaporan kegiatan.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 37

BAB VIII

P E N U T U P

Sasaran utama kegiatan dari belanja bantuan sosial adalah

dalam rangka pemberdayaan petani/kelompok tani khususnya untuk

mendukung program dan kegiatan pengembangan pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian. Pola bantuan sosial kepada

petani/kelompok tani dilaksanakan dengan 2 (dua) pola yaitu melalui

pola transfer uang/dana serta pola transfer barang/jasa. Kedua pola

ini dilaksanakan sesuai dengan karakteristik kegiatan dan merupakan

kebijakan pusat yang pelaksanaannya diserahkan kepada Dinas

Provinsi/Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan aspek teknis

maupun adminsitratif.

Khusus bantuan sosial dengan pola transfer dana/uang

langsung ke rekening kelompok selain cepat juga dimaksudkan agar

pelaksanaan kegiatan di lapangan dapat lebih luwes sesuai kebutuhan

petani/kelompok tani selaku kelompok sasaran sehingga

memungkinkan adanya penyesuaian di lapangan. Dengan demikian

kebutuhan riil petani/kelompok tani dapat dipenuhi serta mereka akan

merasa dilibatkan secara langsung mulai dari proses perencanaan

kegiatan sampai dengan tahap pelaksanaan.

Untuk bantuan sosial dengan pola transfer barang/jasa yang

terpenting adalah adanya identifikasi secara cermat menyangkut

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 38

spesifikasi kebutuhan barang/jasa bagi kelompok sasaran. Kesalahan

identifikasi kebutuhan kelompok sasaran akan menjadi titik awal

permasalahan di lapangan, dimana bantuan barang/jasa dapat saja

menjadi kurang optimal untuk mencapai sasaran dan tujuan yang

diharapkan.

Dalam rangka mengoptimalkan bantuan sosial serta dalam

rangka untuk mengatasi persoalan yang muncul di lapangan, peran

pengawalan dan pendampingan oleh Koordinator Lapangan/Tim

Teknis sangat diperlukan. Koordinator Lapangan/Tim Teknis

diharapkan dapat menjadi motivator dan fasilitator pelaksanaan

bantuan sosial tersebut.

Dalam proses pembelanjaan, bantuan sosial dengan pola

transfer uang sangat dimungkinkan adanya efisiensi dimana terdapat

kelebihan dana walaupun fisik pembelanjaan secara keseluruhan telah

dilaksanakan. Hal ini merupakan prestasi petani/kelompok tani dalam

melaksanakan kegiatannya, sehingga sisa pembelanjaan dana

bantuan sosial dapat dimanfaatkan oleh kelompok untuk kepentingan

yang bersifat produktif. Pemanfaatan dana sisa ini serta hal-hal lain

yang bersifat mendasar harus diputuskan melalui musyawarah

kelompok. Hasil musyawarah pemanfaatan sisa dana bantuan sosial

digunakan sebagai bahan revisi RUKK dan harus segera dilaporkan

kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota selaku KPA melalui Pejabat

Pembuat Komitmen (PPK).

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 39

Tahap terakhir kegiatan bantuan sosial adalah adanya

pertanggungjawaban serta tersusunnya pelaporan kegiatan. Khusus

menyangkut pelaporan kegiatan, maka Koordinator Lapangan/Tim

Teknis mempunyai kewajiban untuk menyusunnya sebagai

pertanggungjawaban teknis yang selanjutnya diserahkan kepada KPA.

Laporan ini untuk selanjutnya dikirimkan ke Direktur Jenderal

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 40

LAMPIRAN

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 41

Lampiran 1 :

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN/PERKEBUNAN/PETERNAKAN

selaku KUASA PENGGUNA ANGGARAN

Nomor : .................................

TENTANG PENETAPAN KOORDINATOR LAPANGAN/

TIM TEKNIS BANTUAN SOSIAL LINGKUP DINAS PERTANIAN/PERKEBUNAN/PETERNAKAN

KABUPATEN/KOTA ......................... TAHUN ANGGARAN ........

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DINAS ........... / KUASA PENGGUNA ANGGARAN

Menimbang : 1. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan bantuan

sosial kegiatan ..................... dipandang perlu menunjuk Koordinator Lapangan/Tim Teknis Bantuan Sosial di lingkup Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan Kabupaten/Kota ............. Tahun Anggaran .... dengan keputusan Kepala Dinas Pertanian/Perkebunan/ Peternakan selaku Kuasa Pengguna Anggaran;

2. bahwa para personil yang ditunjuk dalam keputusan ini dipandang cakap dan mampu untuk melaksanakan tugas tersebut.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 No. 5, Tambahan Lembaran

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 42

Negara No. 4355); 3. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah; 4. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002

tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4212) juncto Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4418);

5. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 04/Permentan/ OT.140/1/2008 tentang Penugasan kepada Bupati/ Walikota dalam Pengelolaan dan Tanggungjawab Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota TA 2008;

8. Surat Edaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER-57/PB/2010 tanggal 10 Desember 2010 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

9. Keputusan Bupati/Walikota ........ Nomor .............. tentang Penetapan Kuasa Pengguna Anggaran,

10. Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran, Bendahara Pengeluaran serta Bendahara Penerima dalam Lingkungan Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan Kabupeten/Kota ............ Tahun Anggaran .....;

11. Peraturan lainnya yang terkait.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 43

Memperhatikan : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Dinas Pertanian/ Perkebunan/Peternakan Kabupaten/Kota ...........… Tahun Anggaran .... Nomor …….. tanggal 31 Desember .......

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KESATU : Menunjuk Koordinator Lapangan/Tim Teknis

Bantuan Sosial di lingkup Dinas Pertanian / Perkebunan / Peternakan Kabupeten/Kota ..................... meliputi : 1. Nama/NIP ........ sebagai Koordinator

Lapangan/Tim Teknis Bantuan Sosial Kecamatan ........................

2. Nama/NIP ........ sebagai Koordinator Lapangan/Tim Teknis Bantuan Sosial Kecamatan ........................

3. Nama/NIP ........ sebagai Koordinator Lapangan/Tim Teknis Bantuan Sosial Kecamatan ........................

KEDUA : Bahwa Koordinator Lapangan/Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU mempunyai tugas dan tanggungjawab mengatur, mengkoordinasikan dan memberi arahan teknis serta administratip dalam rangka pelaksanaan Bantuan Sosial dalam wilayah kerjanya.

KETIGA : Dalam melaksanakan tugasnya, sebagaimana dimaksud dalam diktum KEDUA bertanggungjawab dan wajib menyampaikan laporan atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas ................

KEEMPAT : Bahwa segala biaya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan tersebut dibebankan pada DIPA Tugas Pembantuan Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran ...............

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 44

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan Surat Keputusan ini maka akan ditinjau kembali untuk diadakan perbaikan maupun perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : ......................... Pada tanggal : ......................... KPA/PPK, . ………………….. NIP ................

SALINAN Keputusan ini disampaikan Kepada Yth : 1. Direktur Jenderal PPHP; 2. Kepala Dinas …….. Propinsi ………… 3. KPPN …. 4. Yang bersangkutan.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 45

Lampiran 2 :

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN/PERKEBUNAN/PETERNAKAN

selaku KUASA PENGGUNA ANGGARAN

Nomor : .................................

TENTANG

PENETAPAN KELOMPOK SASARAN PENERIMA BANTUAN SOSIAL LINGKUP DINAS PERTANIAN/PERKEBUNAN/PETERNAKAN

KABUPATEN/KOTA ......................... TAHUN ANGGARAN .......

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DINAS ………… /KUASA PENGGUNA ANGGARAN

Menimbang : 1. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan bantuan sosial kegiatan ..................... dipandang perlu menetapkan Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial di lingkup Dinas Pertanian/Perkebunan/ Peternakan Kabupaten/Kota ............. Tahun Anggaran .......... dengan keputusan Kepala Dinas Pertanian/ Perkebunan/Peternakan selaku Kuasa Pengguna Anggaran;

2. bahwa Kelompok Sasaran yang ditetapkan dalam keputusan ini dipandang tepat dan mampu untuk menerima/mengelola bantuan serta melaksanakan kegiatannya;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 46

Tahun 2004 No. 5, Tambahan Lembaran Negara No. 4355);

3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);

4. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;

5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4212) juncto Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4418);

6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

7. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 04/Permentan/ OT.140/1/2008 tentang Penugasan kepada Bupati/ Walikota dalam Pengelolaan dan Tanggungjawab Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota TA 2008;

9. Surat Edaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER-57/PB/2010 tanggal 10 Desember 2010 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ;

10. Keputusan Bupati ........ Nomor .............. tentang penetapan Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat yang Bertugas Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran,

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 47

Bendahara Pengeluaran serta Bendahara Penerima dalam Lingkungan Dinas Pertanian/ Perkebunan/Peternakan Kab/Kota .................. TA .......;

11. Ketentuan lainnya yang terkait. Memperhatikan : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Dinas

Pertanian/ Perkebunan/Peternakan Kabupaten/Kota ….. Tahun ...... Nomor …….. tanggal 31 Desember .......

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

:

KESATU : Menetapkan Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial di lingkup Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan Kabupaten/Kota .......... Tahun Anggaran ..... sebagaimana tercantum pada lampiran keputusan ini.

KEDUA : Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial bertugas untuk membelanjakan dana yang dialokasikan sesuai dengan peruntukan serta mempertanggungjawabkan atas penggunaannya kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). *) Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial bertugas untuk memanfaatkan paket bantuan sesuai dengan peruntukan serta mempertanggungjawabkan atas pemanfaatannya kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). **)

KETIGA : Biaya yang diakibatkan atas kegiatan bantuan sosial ini dibebankan pada DIPA Tugas Pembantuan Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran ...........

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan Surat Keputusan ini maka akan ditinjau kembali untuk

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 48

diadakan perbaikan maupun perubahan sebagaimana mestinya.

KEPALA DINAS/ KPA/PPK,

…………………..

NIP : ……………

SALINAN Keputusan ini disampaikan Kepada Yth : 1. Direktur Jenderal PPHP; 2. Kepala Dinas ……… Propinsi ……… 3. Kepala KPKN ………… 4. Yang bersangkutan. Keterangan pada diktum Kedua : *) Untuk bantuan sosial dengan pola transfer uang. **) Untuk bantuan sosial dengan pola transfer barang/jasa.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 49

Lampiran Surat Keputusan :

Nomor : …………………………..

Tanggal : …………………………..

No. Lokasi Jenis Kegiatan/Bentuk Bansos/Nilai/Volume

Nama Kelompok/ Ketua Kelompok

I Dukuh/Dusun:....... Desa :........ Kecamatan :........ Kabupaten :.......

Kegiatan : .............. Bentuk Basos : .............. Nilai/Volume : .............

Nama Kelompok ............. Nama Ketua ..............

II Dukuh/Dusun:....... Desa :........ Kecamatan :........ Kabupaten :.......

Kegiatan : .............. Bentuk Basos : .............. Nilai/Volume : .............

Nama Kelompok ............. Nama Ketua ..............

III Dst Dst dst

Ditetapkan di : …………….....

pada tanggal : .….………. .....

KEPALA DINAS/

KPA/PPK,

…………………..

NIP : ……………

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 50

Lampiran 3 :

Contoh surat usulan/permohonan pencairan dana bantuan sosial:

Kepada Yth : Pejabat Pembuat Komitmen ................................. Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan Kab/Kota .......... di - .................................... Sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor : ..................... tanggal ................... tentang PEMANFAATAN DANA BANTUAN SOSIAL UNTUK …………………… DALAM RANGKA KEGIATAN …………………, kami atas nama Kelompok Tani …………… dengan ini mengajukan permohonan pencairan dana bantuan sosial sebesar Rp ………………. (terbilang : …………………………… rupiah) sesuai dengan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) dengan rekapitulasi sebagaimana dalam lampiran surat ini. Selanjutnya dana tersebut akan digunakan sesuai dengan lingkup pekerjaan sebagimana diatur dalam Surat Perjanjian Kerjasama yang telah ditandatangani dan dana tersebut mohon dapat ditransfer ke rekening kami Nomor : ………… pada Bank …………… Atas persetujuannya, kami ucapkan terimakasih. Mengetahui : Koordinator Lapangan/Tim Teknis Ketua Kelompok Tani ………. -------------------------------- -----------------------------

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 51

Rincian Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK)

A. Contoh RUKK Pengadaan Rice Milling Unit (RMU)

No. Rincian Alat Jumlah

Satuan

Harga

Satuan

Jumlah

Dana

1. Elevator ............ unit Rp. .......... Rp. ..........

2. Cleaner (Pembersih) ............ unit Rp. .......... Rp. ..........

3. Huller (Pemecah

kulit)

............ unit Rp. .......... Rp. ..........

4. Separator ............ unit Rp. .......... Rp. ..........

5. Polisher ............ unit Rp. .......... Rp. ..........

6. Grader ............ unit Rp. .......... Rp. ..........

n. Dst.................. ............ unit Rp. .......... Rp. ..........

T o t a l

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 52

KWITANSI TANDA TERIMA BANTUAN SOSIAL

Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan Kabupaten/Kota .................................. Uang sebanyak : ..................................................................................................... Untuk membayar : Dana bantuan sosial bahan/material, sapronak atau konstruksi dalam rangka kegiatan .................................... di Desa ............................. Kec. ......................... sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor : .............................. tanggal ..................... Terbilang : Rp ..................... Mengetahui : Yang menerima : Koordinator Lapangan/Tim Teknis Ketua Kelompok Tani ……………. -------------------------------- ----------------------------

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 53

Lembar persetujuan pembayaran :

Setuju dibayar :

Kuasa Pengguna Anggaran ……… Bendahara

-------------------------------- -------------------------

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 54

Lampiran 4 :

PERJANJIAN KERJASAMA Nomor : …………… PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN ………………………………… DINAS PERTANIAN/PERKEBUNAN/PETERNAKAN KAB/KOTA ……………. Dengan : KELOMPOK ……………………… Tentang : PEMANFAATAN DANA BANTUAN SOSIAL UNTUK …………………… DALAM RANGKA KEGIATAN ……………………………………

Pada hari ini ……… tanggal …… bulan…… tahun …… kami yang bertandatangan dibawah ini : 1. Nama : ………………………… Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen ..................... pada Dinas Pertanian/Perkebunan /Peternakan Kab/Kota ......................... dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kuasa Pengguna Anggaran. Alamat : ………………, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA. 2. Nama : ………………………… Jabatan : Ketua Kelompok Tani ............. selaku Ketua Kelompok Sasaran Penerima Bansos ............... untuk mendukung kegiatan ......................., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok Tani ............................. Alamat : ………………, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama yang mengikat dan berakibat hukum bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan pemanfaatan dana bantuan sosial berupa .................. untuk mendukung kegiatan .................. dengan ketentuan sebagi berikut :

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 55

PASAL 1

LANDASAN HUKUM PELAKSANAAN 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);

4. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; 5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4212) juncto Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4418);

6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

7. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 04/Permentan/ OT.140/1/2008 tentang Penugasan kepada Bupati/ Walikota dalam Pengelolaan dan Tanggungjawab Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota TA 2008;

9. Surat Edaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER-66/PB/2011 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ;

10. Keputusan Bupati/Walokota ........ Nomor .............. tentang Penetapan Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat yang Bertugas Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran, Bendahara Pengeluaran serta Bendahara Penerima Dalam Lingkungan Dinas Pertanian/ Perkebunan/Peternakan Tahun Anggaran ........;

11. Ketentuan lainnya yang terkait.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 56

PASAL 2

LINGKUP PEKERJAAN PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah setuju untuk menerima dan memanfaatkan dana bantuan sosial untuk : a. pengadaan alsintan b. ............. c. dst guna mendukung kegiatan ....................... sesuai dengan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) yang telah disetujui oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Keterangan : pilih salah satu a, b atau c dan dirinci dengan jelas menyangkut volumenya/pekerjaannya.

PASAL 3 LOKASI PEKERJAAN

Pekerjaan bantuan sosial yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA yaitu berada di Dusun ............ Desa/Kelurahan ............. Kecamatan ............... Kabupaten ....................

PASAL 4 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

PIHAK KEDUA sanggup melaksanakan pekerjaan sejak tanggal ditandatangani kontrak/perjanjian kerjasama yaitu tanggal ..................... sampai dengan tanggal ..................... Keterangan : bahwa penyelesaian pekerjaan paling lambat adalah 31 Desember Tahun Anggaran tersebut.

PASAL 5 PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN

PIHAK KEDUA sanggup menyerahkan hasil pekerjaan yang telah diselesaikan kepada PIHAK PERTAMA yang dalam hal ini diwakili oleh Koordinator Lapangan/Tim Teknis serta dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 57

PASAL 6

SUMBER DAN JUMLAH DANA 1. Sumber dana bantuan sosial yang diterima oleh PIHAK KEDUA

adalah berasal dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan Kabupaten/Kota ….. Tahun Anggaran .......... Nomor ….. tanggal 31 Desember .........

2. Jumlah dana bantuan sosial yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah sebesar Rp ............. (terbilang : ...................................................................................... rupiah)

PASAL 7 PEMBAYARAN

Pembayaran dana bantuan sosial dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) Surat Perjanjian Kerjasama ini akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah perjanjian kerjasama ini ditandatangani, dilaksanakan melalui Surat Perintah Membayar (SPM) yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ......................... dengan cara pembayaran ke rekening PIHAK KEDUA pada Bank .................. Nomor Rekening : .................

PASAL 8 KEADAAN MEMAKSA ATAU FORCE MEJEUR

1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa atau force mejeur adalah

suatu keadaan yang dapat menimbulkan akibat terhadap pelaksanaan pekerjaan yang tidak dapat diatasi baik oleh PIHAK PERTAMA maupun oleh PIHAK KEDUA karena diluar kesanggupannya dan atau diluar kewenangannya, misalnya : a. Adanya bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir,

tanah longsor, tsunami, huru hara atau peperangan yang mengakibatkan terhentinya atau terlambatnya pelaksanaan pekerjaan.

b. Adanya perubahan Peraturan Pemerintah ataupun Kebijakan Moneter oleh Pemerintah.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 58

c. Adanya peristiwa-peristiwa lain yang diajukan oleh PIHAK KEDUA yang didukung dengan bukti-bukti yang sah serta Surat Keterangan Instansi yang berwenang dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA.

2. Setiap terjadi peristiwa/keadaan memaksa atau force majeur PIHAK KEDUA wajib melaporkan kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 4 (empat) hari sejak kejadian/peristiwa tersebut.

PASAL 9

S A N K S I Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pemanfaatan dana bantuan sosial sesuai dengan Pasal 2 Surat Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak memutuskan hubungan kerjasama dengan PIHAK KEDUA yang mengakibatkan surat perjanjian kerjasama ini dinyatakan batal demi hukum dan PIHAK KEDUA diwajibkan mempertanggungjawabkan penggunaan dana bantuan sosial yang telah digunakannya serta menyerahkan sisa dana yang belum dimanfaatkan kepada PIHAK PERTAMA guna penyelesaiannya lebih lanjut sesuai dengan peraturan yang berlaku.

PASAL 10 PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK

KEDUA sehubungan dengan surat perjanjian kerjasama ini, maka akan diselesaikan secara musyawarah untuk memperoleh mufakat.

2. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian, maka kedua belah pihak sepakat menyelesaikan perselisihan ini kepada Pengadilan Negeri .............. sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 11

LAIN – LAIN

1. Bea materai yang timbul karena pembuatan perjanjian kerjasama ini menjadi beban PIHAK PERTAMA.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 59

2. Segala lampiran yang melengkapi surat perjanjian kerjasama ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

3. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku kecuali terlebih dahulu dengan persetujuan kedua belah pihak.

PASAL 12

P E N U T U P Surat Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab tanpa adanya paksaan dari manapun dan dibuat dalam rangkap 6 (enam) yang kesemuanya mempunyai kekuatan hokum yang sama untuk digunakan sebagimana mestinya. PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

-------------------------------- --------------------------

Ketua Kelompok Tani Pejabat Pembuat Komitmen

…………… ……………

Mengetahui

Kepala Dinas ............... /

Kuasa pengguna Anggaran

---------------------------------

NIP. .......................

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 60

Lampiran 5 :

BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN …………………………………………………

Nomor : …………………… Tanggal : ………………………

Pada hari ini ……… tanggal …… bulan…… tahun ……… kami yang bertandatangan dibawah ini : Nama : ……………………………… Jabatan : Koordinator Lapangan/Tim Teknis Bantuan Sosial Kecamatan .................. Alamat : ………………………… , untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU atau yang Menerima Hasil Pekerjaan. Nama : ………………………………… Jabatan : Ketua Kelompok Tani ............... selaku Ketua Kelompok Sasaran Penerima Bansos ............... untuk mendukung kegiatan ............................. Alamat : …………………………, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA atau yang Menyerahkan Hasil Pekerjaan.

dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KEDUA telah melaksanakan pekerjaan dengan baik berupa : Jenis Pekerjaan : ………………… Jenis Bantuan Sosial : Alsintan/Gudang penyimpanan hasil produksi Jumlah Dana Bansos : Rp .......................... Volume Pekerjaan : ………………… Desa / Kelurahan : ………………… Kecamatan : ………………… Kabupaten/Kota : ………………… Propinsi : …………………

Selanjutnya PIHAK KEDUA menyerahkan hasil pekerjaan kepada PIHAK KESATU dan PIHAK KESATU menerima hasil pekerjaan dari PIHAK KEDUA berupa Alsintan/Gudang penyimpanan hasil produksi melalui Dana Bantuan Sosial dengan perincian sebagai berikut :

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 61

1. ……………………… , sebanyak ……………….. 2. ……………………… , sebanyak ……………….. 3. ……………………… , sebanyak ……………….. 4. ……………………… , sebanyak ……………….. Keseluruhannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan …………………………………………… dan pekerjaan telah selesai dengan baik dan lengkap. Demikian Berita Acara Sertah Terima Hasil Pekerjaan ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA PIHAK KESATU Yang Menyerahkan, Yang Menerima, _____________________ _____________________ Ketua Kelompok Korlap/Tim Teknis

Mengetahui Kepala Dinas ............... /

Kuasa Pengguna Anggaran

--------------------------------- NIP. .......................

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 62

Lampiran 6 :

BERITA ACARA SERAH TERIMA PENGELOLAAN

………………………………………………… Nomor : …………………… Tanggal : ………………………

Pada hari ini ……… tanggal …… bulan…… tahun ……… kami yang bertandatangan dibawah ini : Nama : ……………………………… Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen pada Dinas ............. Kabupaten/Kota ............. Alamat : ………………………… , untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU atau yang Menyerahkan Paket Bantuan Sosial. Nama : ………………………………… Jabatan : Ketua Kelompok Tani ............... selaku Ketua Kelompok Sasaran Penerima Bansos ............... untuk mendukung kegiatan ............................. Alamat : …………………………, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA atau yang Menerima Pengelolaan Paket Bantuan Sosial.

dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KESATU telah menyelesaiakn Paket Bantuan Sosial dengan baik berupa :

Jenis Pekerjaan : ………………… Jenis Bantuan Sosial : Alsintan/Gudang penyimpanan hasil produksi (pilih salah satu dan dirinci secara lengkap) Volume Pekerjaan : ………………… Lokasi berada di : Desa / Kelurahan : ………………… Kecamatan : ………………… Kabupaten/Kota : ………………… Propinsi : …………………

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 63

Selanjutnya PIHAK KESATU menyerahkan hasil pekerjaan untuk dilakukan pengelolaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima hasil pekerjaan tersebut di atas dalam keadaan baik dan lengkap untuk dikelola dan dimanfaatkan sesuai peruntukannya.

Demikian Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Paket Bantuan Sosial ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA PIHAK KESATU Yang Menerima, Yang Menyerahkan, _____________________ _____________________ Ketua Kelompok Pejabat Pembuat Komitmen

Mengetahui

Kepala Dinas ............... /

Kuasa Pengguna Anggaran

---------------------------------

NIP. ......................