PDF Laporan PKL Lengkap
-
Upload
i-r-saragih-sigalingging -
Category
Documents
-
view
201 -
download
23
description
Transcript of PDF Laporan PKL Lengkap
i
Laporan Praktek Kerja Lapangan
USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING
PETERNAKAN PLASMA PT. BINTANG SEJAHTERA BERSAMA
DI KABUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN
Oleh :
Ian Roni Rezky Raja Rio M. Sigalingging
I11111336
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Kerja Lapangan yang berjudul “Usaha Peternakan Ayam Pedaging Peternakan
Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama di Kabupaten Maros Sulawesi
Selatan”, sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas dari mata kuliah
Praktek Kerja Lapangan.
Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada Bapak Abdul Kadir,
S.Pt selaku pembimbing lapangan dan Bapak Prof. Dr. Ir. Djoni Prawira Rahardja,
M.Sc selaku pembimbing utama dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang
telah mencurahkan perhatian untuk membimbing dan mengarahkan penulis
hingga dapat menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini.
Penulis mengharapkan agar laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat
memberi wawasan yang luas bagi pembaca hingga dapat membantu dalam solusi
untuk kegiatan-kegiatan yang bersangkutan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan
mungkin masih terdapat kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu kritik dan
saran perbaikan sangat diharapkan.
Makassar , Maret 2015
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. viii
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................. 1
Maksud dan Tujuan .......................................................................... 2
BAB II. METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...................................................... 3
Aspek yang Dikaji ........................................................................... 3
Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 3
Sumber Data ..................................................................................... 4
BAB III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN PETERNAKAN
INTI-PLASMA PT. BINTANG SEJAHTERA
BERSAMA
A. Keadaan Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama .... 6
B. Keadaan Perusahaan Inti PT. Bintang Sejahtera Bersama ......... 9
BAB IV. KEADAAN UMUM PT. BINTANG SEJAHTERA BERSAMA
Aspek Panca Usaha Ternak pada Pemeliharaan Ayam Pedaging
di Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera
Bersama........................................................................................
..... 17
1. Bibit Ayam Pedaging ................................................................. 17
2. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ................................... 19
3. Aspek Perkandangan ................................................................... 25
4. Aspek Pemasaran ......................................................................... 31
v
BAB V. MANAJEMEN PAKAN AYAM PEDAGING
Aspek Manajemen Pakan di Peternakan Plasma PT. Bintang
Sejahtera Bersama………………………………………………….. 36
KESIMPULAN .......................................................................................... 45
LAMPIRAN ................................................................................................ 46
vi
DAFTAR TABEL
No. Teks Halaman
1. Hak dan Kewajiban Peternak sebagai Pihak Plasma ............................. 12
2. Hak dan Kewajiban Perusahaan sebagai Pihak Inti ............................... 13
3. Sarana dan Prasarana PT. Bintang Sejahtera Bersama .......................... 16
4. Program Obat dan Vaksinasi untuk 100 ekor Ayam Pedaging PT.
Bintang Sejahtera Bersama .................................................................... 23
5. Data Penjualan Ayam di Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera
Bersama .................................................................................................. 33
6. Frekuensi Pemberian Pakan yang Disarankan dari Perusahaan Inti
PT. Bintang Sejahtera Bersama .............................................................. 40
7. Program Puasa Makan yang Disarankan PT. Bintang Sejahtera
Bersama .................................................................................................. 41
8. Data Penimbangan Rata-rata Berat Badan Ayam mungguan di
Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama yang Diamati ....... 42
vii
DAFTAR GAMBAR
No. Teks Halaman
1. Struktur Organisasi PT. Bintang Sejahtera Bersama ............................. 13
2. Data Label Box DOC dari PT. Satwa Utama Raya ............................... 18
3. Nekropsi pada Sampel Penyakit Kolibasilosis oleh Dokter Hewan ...... 20
4. Vaksinasi ND Clone Melalui Air Minum .............................................. 22
5. Program Sanitasi Penyemprotan Desinfentan Sevin .............................. 25
6. Konstruksi Kandang Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera
Bersama .................................................................................................. 26
7. Atap Kandang Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama ...... 28
8. Berbagai Macam Tipe Atap Kandang .................................................... 29
9. Dinding Kandang Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera
Bersama .................................................................................................. 30
10. Lantai Kandang Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera
Bersama .................................................................................................. 31
11. Proses Pemanenan Hasil ........................................................................ 32
12. Label berbagai macam Pakan di PT. Bintang Sejahtera Bersama ......... 37
13. Proses Konsumsi Pakan ......................................................................... 38
14. Kegiatan Penimbangan Berat Badan Mingguan .................................... 42
viii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Teks Halaman
1. Foto Bersama Keluarga Peternak Plasma ..................................................... 46
2. Peta Jarak Perusahaan Inti-Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera
Bersama ........................................................................................................ 46
3. Kartu Kontrol Kerja Technical Service ........................................................ 47
4. Kesepakatan Harga Inti-Plasma ................................................................... 48
5. Program Persiapan Kandang (Biosecurity) .................................................. 49
6. Perincian Piutang Plasma ............................................................................. 50
7. Format PKL-1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 ................................................................ 51
8. Bukti Tanda Terima Laporan PKL .............................................................. 65
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Seiring
dengan naiknya pendapatan perkapita penduduk Indonesia, meningkat pula
kebutuhan akan protein hewani. Masyarakat semakin menyadari akan pentingnya
protein hewani bagi pertumbuhan jaringan tubuh. Salah satu sumber protein
adalah daging ayam pedaging. Ditinjau dari nilai gizinya, daging ayam pedaging
tidak kalah dibandingkan dengan daging dari ternak lain. Selain itu daging ayam
pedaging mudah didapatkan dan harganya relatif murah, karena pemeliharaan
ayam pedaging relatif singkat yaitu 35 hari.
Ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa genetik yang memiliki
karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil
daging, masa panen pendek dan menghasilkan daging berserat lunak, timbunan
daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (North and Bell, 1990). Ada tiga
aspek sebagai tiang utama dalam pemeliharaan ayam pedaging yaitu aspek bibit,
aspek pakan, dan aspek manajemen. Aspek bibit menyangkut genetik dan fenotip
yang diperoleh dalam proses pembibitan untuk menghasilkan final stock. Aspek
bibit dapat dipengaruhi oleh aspek pakan yang menentukan selama proses
produksi berlangsung. Aspek pakan menyangkut kandungan nutrisi, konsumsi
pakan, hingga efisiensi/konversi pakan itu sendiri. Keseluruhan metode dari
pengaruh aspek pakan disebut aspek manajemen pakan.
Aspek manajemen pakan merupakan tata kelola dalam pemeliharaan ayam
pedaging dengan berobjek pada pengaruh perlakuan pada aspek pakan yang
2
bertujuan pada keberhasilan usaha peternakan ayam pedaging. Produksi daging
yang tinggi tidak lepas dari manajemen pakan yang baik. Maka perlu mengetahui
bagaimana aspek manajemen pakan dalam pemeliharaan ayam pedaging. Hal
inilah yang melatarbelakangi dilaksanakannya praktek kerja lapangan mengenai
Aspek Manajemen Pakan pada Pemeliharaan Ayam Pedaging di Peternakan
Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan mengenai aspek manajemen
pakan ayam pedaging adalah untuk mengkaji aspek manajemen pakan pada
pemeliharaan ayam pedaging, serta mengkaji aspek umum berupa aspek bibit,
aspek penyakit, aspek kandang, dan aspek pemasaran di peternakan plasma PT.
Bintang Sejahtera Bersama.
Tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan mengenai aspek manajemen
pakan ayam pedaging adalah untuk mengetahui aspek manajemen pakan pada
pemeliharaan ayam pedaging, serta mengetahui aspek umum berupa aspek bibit,
aspek penyakit, aspek kandang, dan aspek pemasaran di peternakan plasma PT.
Bintang Sejahtera Bersama.
3
BAB II
METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan mengenai pengaruh kondisi kandang dan
lingkungannya terhadap produksi ayam pedaging dilaksanakan mulai tanggal 14
November 2014 sampai tanggal 26 Desember 2014 yang bertempat di Perusahaan
Peternakan Inti-plasma Ayam Pedaging PT. Bintang Sejahtera Bersama dengan
pola inti-plasma di Dusun Tangnga, Desa Purna Karya, Kecamatan Tanralili,
Kabupaten Maros.
Aspek yang dikaji
Beberapa aspek yang dikaji pada praktek kerja lapangan ini adalah :
1. Keadaan umum dari perusahaan diantaranya sejarah perusahaan, kondisi
perusahaan, struktur organisasi, personalia perusahaan, serta sarana dan
prasarana di perusahaan dan peternakan inti-plasma PT. Bintang Sejahtera
Bersama.
2. Aspek Panca Usaha Ternak mencakup aspek bibit, penyakit, perkandangan,
dan pemasaran, khusus yaitu aspek manajemen pakan ayam pedaging di
peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan harus akurat sehingga tercapai keyakinan akan suatu
kebenaran untuk memperoleh data-data yang relevan. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah sebagai berikut:
4
1. Pengamatan ( observasi )
Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati langsung hal-hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan magang.
2. Magang Kerja
Pengumpulan data dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan yang berlangsung
di perusahaan melalui bekerja dan berdiskusi dengan karyawan perusahaan.
3. Wawancara ( Interview)
Proses untuk mendapatkan informasi dengan cara tanya jawab secara langsung
dengan responden. Responden yang diwawancarai adalah manajer operasional,
Technical Service, maupun anak kandang perusahaan.
4. Pencatatan ( Recording ):
Proses pengumpulan data dengan cara mencatat setiap hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan magang di perusahaan.
5. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan cara mendokumentasikan berbagai kegiatan yang
dilakukan.
6. Studi Pustaka
Pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang tersedia, yang
berhubungan dengan kegiatan magang. Data yang dimaksud dapat berupa buku,
jurnal, arsip, dan lain sebagainya yang relevan dan informatif.
Sumber Data
Sumber data yang diperoleh berdasarkan sifat yang dikumpulkan ada dua jenis
yaitu :
5
1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden.
Dalam pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini data primer didapat
dari wawancara dengan Manajer Perusahaan, Technical Service, Karyawan,
dan masyarakat sekitar perusahaan.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber.
Dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini menjadi sumber data sekunder
yaitu diambil dari buku, arsip, dan jurnal yang berhubungan dengan kegiatan
magang.
6
BAB III
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN PETERNAKAN INTI-PLASMA
PT. BINTANG SEJAHTERA BERSAMA
A. Keadaan Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama
1. Letak Geografis Peternakan
Peternakan plasma ayam pedaging milik Bapak Jumardin yang bermitra
dengan PT. Bintang Sejahtera Bersama sebagai perusahaan inti ini terletak di
Dusun Tangnga, Desa Purna Karya, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros,
Sulawesi Selatan. Kondisi topografi Kecamatan Tanralili umunya datar dan
bergelombang, hanya sebagian kecil yang berbukit dan bergunung, dengan letak
antara 119° 34' 11.9”- 119° 40' 48" BT dan 5° 2' 59.9" - 5° 10' 47.9" LS. Secara
umum berada pada tipe ekosistem dataran rendah. Jarak antara lokasi inti dan
peternak plasma adalah 23,5 Km dengan waktu tempuh selama 37 menit jika
tanpa macet (LAMPIRAN).
Letak peternakan plasma yang bermitra dengan PT. Bintang Sejahtera
Bersama ini cukup strategis untuk peternakan ayam pedaging, dengan lingkungan
perbukitan yang cukup jauh dari pemukiman dan suhu kandang sekitar 31,8oC.
2. Sejarah Peternakan
Peternakan plasma ayam pedaging PT. Bintang Sejahtera Bersama milik
bapak Jumardin berlokasi di Dusun Tangnga, Desa Purna Karya, Kecamatan
Tanralili, Kabupaten Maros. Pemilik peternakan adalah Bapak Jumardin yang
mulai beternak pada tahun 2013. Pada mulanya usaha yang ditekuni merupakan
usaha rumah tangga perseorangan dengan berbagai permasalahan pribadi yang
telah dialami, kemudian pada tahun 2013 mengalihkan usaha dari pertambangan
7
emas ke pemeliharaan ayam pedaging dengan kapasitas awal sebesar 4.500 ekor.
Peternakan tersebut dimulai dengan mengadakan kerjasama inti-plasma dengan
PT Bintang Sejahtera Bersama. Selain melakukan usaha ternak ayam pedaging
Bapak Jumardin tidak memiliki pekerjaan sampingan lainnya karena memilh
untuk fokus di usahanya tersebut.
Peternakan plasma ayam pedaging PT. Bintang Sejahtera Bersama milik
bapak Jumardin telah melakukan pemeliharaan ayam pedaging selama 3 periode
panen dengan pembelajaran awal hingga saat ini dari bantuan teman atau keluarga
di sekitar lokasi yang sama beternak ayam pedaging.
3. Kondisi Peternakan
Peternakan ayam yang digunakan dalam kegiatan magang terletak di Desa
Purna Karya Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. Lokasi peternakan plasma
PT. Bintang Sejahtera Bersama ini sebelah utara berbatasan dengan Desa
Lekopancing, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Mandai, Sebelah timur
berbatasan dengan Kecamatan Tompo Bulu, dan sebelah selatan berbatasan
dengan Kabupaten Gowa.
Lokasi peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama ini terletak kurang
lebih 8 km dari Ibu Kota Kabupaten dan jarak lokasi peternakan dengan
pemukiman kurang lebih 500 m, sedangkan jarak lokasi peternakan dengan
peternakan lain kurang lebih 300 m. Suhu lokasi peternakan adalah 27-31˚C.
Pendirian peternakan ini telah memperoleh izin dari Kepala Desa dan warga
masyarakat setempat yang menyatakan tidak keberatan adanya Usaha Peternakan
ayam Broiler tersebut.
8
Kandang terletak bersebelahan atau 10 meter dari rumah Bapak Jumardin
sebagai pemilik kandang. Di sebelah kandang juga dibangun tempat istirahat serta
untuk kontrol dan pengawasan kondisi kandang secara aktual. Lokasi disekitarnya
dibatasi oleh hutan dan sungai serta ladang pertanian masyarakat sekitar.
Tumbuhan yang tumbuh disekitar lokasi kandang berupa pohon jati, pohon
bambu, pohon pisang, tanaman jagung dan rerumputan. Jalan menuju desa
menggunakan jalan aspal dengan sebagian beton sehingga dapat membantu dan
memudahkan dalam pengangkutan barang dan hasil produksi, hanya saja sekitar
60 m jalanan sebelum kandang masih berupa tanah.
4. Personalia Peternakan
Tenaga kerja sekaligus pemilik kandang di peternakan plasma PT Bintang
Sejahtera Bersama ini berjumlah 2 orang yang terdiri atas pasangan suami isteri
yaitu Ibu Rukaya dan Bapak Jumardin yang masing-masing tidak memiliki
keahlian khusus karena masih dalam tahap permulaan usahanya. Ibu Rukaya (29
tahun) adalah penduduk asli kabupaten soppeng dengan latar belakang pendidikan
SMP. Sementara Bapak Jumardin (47 tahun) adalah penduduk asli kabupaten
soppeng dengan latar belakang pendidikan SMP.
5. Sarana dan Prasarana Peternakan
Kandang sebagai hal utama milik Bapak Jumardin dengan luas 604 m2 dengan
panjang 75,5 m dan lebar 8 m, berbahan tiang dari kayu dan alas dari bambu serta
atap dari daun rumbia. Tempat pakan dan tempat minum untuk masing-masing
fase pemeliharaan, yaitu berupa chick feeder tray 80 buah, baby chick feeder 100
buah, round feeder 80 buah, serta tempat minum otomatis 80 buah. Dalam
kandang terdapat 9 pasang brooder chick dan pemanasnya serta lampu penerang
9
kandang 13 unit. Serta 150 karung serbuk gergaji untuk awal masa produksi
broiler. Sepanjang letak tempat minum otomatis dialirkan air dengan pipa paralon
sepanjang 76 m dengan diameter 3/4 inchi. Penampungan air minum
menggunakan tong penampung air 2 buah dan ember 60 liter 1 buah air khusus
obat/vaksin dan. Tirai disekeliling kandang 2 roll masing-masing sepanjang 166
meter dengan penyesuaian pembukaan terhadap suhu kandang. Untuk
membersihkan ada selang karet sepanjang 5 meter serta 2 sekop dan 1 cangkul.
Genset di persiapkan untuk menanggulangi pemadaman listrik dengan days
3000 watt. Timbangan gantung digital 1 unit di pakai dalam pemeliharaan ayam
untuk mengukur berat badan ayam. Lemasi es di gunakan untuk menyimpan
vaksin.
B. Keadaan Perusahaan Inti PT. Bintang Sejahtera Bersama
1. Sejarah Perusahaan
PT. Bintang Sejahtera Bersama (BSB) merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak di bidang peternakan ayam pedaging yang menjadi mitra bagi para
peternak yang ingin mengembangkan usahanya, di mana perusahaan ini
menyediakan segala sesuatu yang menjadi keperluan para peternak di antaranya
adalah Sapronak (Sarana Produksi Peternakan) yang meliputi bibit (DOC), pakan,
dan obat-obatan (vaksin dan vitamin). Perusahaan ini didirikan pada bulan oktober
tahun 1998, perusahaan ini berlokasi di Jalan Kima Raya II Kav., Biring Kanaya
Makassar.
Perusahaan ini melakukan pola kemitraan dengan system inti-palasma,
yaitu kerjasama yang diterapkan antara perusahaan sebagai pihak inti dan
peternak sebagai pihak plasma. Dengan pola ini, perusahaan membantu peternak
10
kecil hingga besar dalam menyediakan sarana produksi serta menjamin pemasaran
hasil produksi berupa broiler. Sebelumnya, ada kontrak secara tertulis yang
mengikat peternak dan perusahaan. Prinsip ini dilakukan karena baik perusahaan,
maupun peternak mempunyai peranan yang sama dan saling ketergantungan serta
saling menguntungkan kedua belah pihak. Peternak yang sedang bergabung
sebagai plasma dari perusahaan ini sebanyak 53 anggota yang masing-masing
berasal dari berbagai daerah di Sulawesi selatan, mulai dari Makassar, gowa,
takalar, barru, pangkep, pare-pare, polman, bone, bulukumba, jeneponto, luwu dan
palopo.
2. Mekanisme Kemitraan
Kemitraan usaha antara PT. Bintang Sejahtera Bersama dengan peternak
plasma merupakan suatu pengembangan hubungan hubungan bisnis dengan
adanya ikatan tanggung jawab masing-masing pihak yang bermitra dalam
mewujudkan kemitraan usaha yang saling membutuhkan, saling menguntungkan
dan saling memperkuat. Mekanisme kemitraan antara PT. Bintang Sejahtera
Bersama sebagai pihak inti dengan peternak sebagai pihak plasma adalah sebagai
berikut :
a. Syarat-syarat Kermitraan
Adapun syarat-syarat untuk menjalin hubungan kemitraan dengan PT. Bintang
Sejahtera Bersama adalah sebagai berikut :
- Menyediakan kandang dan peralatan dengan ukuran teknis dan kapasitas
yang direkomendasikan oleh inti.
11
- Lokasi kandang mempunyai fasilitas listrik, cukup tersedia air bersih dan
dapat dijangkau oleh kendaraan roda empat untuk pengadaan sapronak dan
panen ayam.
- Bisa bekerjasama dengan petugas lapangan inti (Technical Service) untuk
melaksanakan manajemen ayam sesuai dengan petunjuk perusahaan.
- Bersedia memberikan jaminan (sertifikat tanah/BPKB).
b. Pengadaan dan Penyediaan Sarana Produksi
PT. Bintang Sejahtera Bersama sebagai pihak inti bertugas menyediakan
sapronak kepada peternak plasma untuk usaha peternak ayam broiler yaitu
DOC, pakan, dan obat-obatan. Pola kemitraan yang dietapkan adalah system
pembayaran secara kredit atas pengadaan dan penyaluran sapronak kepada
peternak plasma untuk membantu peternak dalam mengatasi kesulitan uang
tunai maupun dalam usaha mempercepat atau mengikuti jadwal dimulainya
kegiatan budidaya.
c. Melakukan Kegiatan Budidaya dengan Bimbingan Teknis
Budidaya ayam pedaging merupakan tanggungjawab dari peternak plasma
yang dilakukan selama 32-42 hari (panen). Peranan inti melaksanakan
pembinaan berupa teknis pengelolaan budidaya, cara pencegahan penyakit,
dan tata cara pemeliharaan yang baik.
d. Penyerahan Hasil Produksi
Panen dilakukan setelah mencapai berat hidup ≥ 1,0 kg/ekor atau sesuai
permintaan konsumen. Hasil produksi dalam berntuk ayam hidup ditimbang di
kandang plasma agar plasma juga mengontrol jika terjadi penyusutan bobot
badan saat pengangkutan.
12
e. Pemasaran Hasil Produksi
Dalam pemasran hasil produksi yang berupa ayam pedaging, pihak inti
membayar kepada peternak plasma sesuai dengan harga garansi dengan
maksud agar peternak plasma tidak dirugikan. Harga garansi yaitu harga yang
disepakati antara peternak dan pihak inti mengenai hasil produksi berupa
broiler yang akan tetap dibayar sesuai dengan perjanjian meskipun harga ayam
di pasar naik atau turun. Jadi, peternak tidak lagi merasa khawatir mengenai
pemasaran hasil produksinya karena pihak PT. Bintang Sejahtera Bersama
yang akan menanggung pemasarannya secara langsung.
3. Hak dan Kewajiban Pelaku Kemitraan
Untuk mencapai tujuan kemitraan antara PT. Bintang Sejahtera Bersama
dengan peternak plasma, maka tanggungjawab pelaku kemitraan harus
diperhatikan. Adapun hak dan kewajiban peternak sebagai pihak plasma dalam
kemitraan ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Hak dan Kewajiban Peternak sebagai Pihak Plasma
Hak Kewajiban
1. Adanya jaminan sapronak
secara kredit.
2. Mendapat bimbingan teknis
budidaya ayam pedaging.
3. Jaminan pemasaran dari pihak
inti.
4. Penerimaan hasil penjualan
ayam pedaging dan insentive
stelah dikurangi harga sapronak.
1. Menyediakan kandang dengan
segala peralatannya.
2. Melaksanakan budidaya.
3. Menyerahkan hasil produksi.
4. Membayar biaya pembelian
sapronak kepada pihak inti.
Sedangkan hak dan kewajiban perusahaan sebagai pihak inti dalam
kemitraan adalah sebagai berikut :
13
Tabel 2. Hak dan Kewajiban Perusahaan sebagai Pihak Inti
Hak Kewajiban
1. Menerima hasil produksi dari
peternak.
2. Jaminan mutu ayam pedaging
dari peternak.
3. Pembayaran kredit dari
peternak.
1. Memberikan kredit modal usaha
sapronak berupa bibit ayam
(DOC), pakan, dan obat-
obatan/vaksin.
2. Melakukan pembinaan dalam
kegiatan budidaya.
3. Membeli kembali hasil produksi
dengan harga kontrak.
Sistem pengawasan (kontrol kerja) dari perusahaan inti terhadap
peternakan plasma dilakukan oleh Technical service untuk membimbing secara
teknis berdasarkan standar-standar yang ditetapkan oleh manager perusahaan.
Technical Servis wajib mengisi Kartu Kontrol (LAMPIRAN) setiap saat
kunjungan ke plasma.
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dari PT. Bintang Sejahtera Bersama dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Bintang Sejahtera Bersama
14
Adapun pembagian tugas (Job Description) pada PT. Bintang Sejahtera
Bersama adalah sebagai berikut :
- Peminpin Perusahaan Pusat atau General Manager (Sub Area Head/
Production and Marketing)
Pemimpin Perusahaan Pusat (General Manager) memiliki tugas dan
wewenang utama yaitu menjalankan strategi-strategi yang telah ditetapkan oleh
Head Area, serta memberikan laporan kemajuan setiap bulan pada Head Area.
General Manager juga menerima laporan mingguan dari Branch Manager,
mengontrol kerja dari masing-masing karyawan, mengangkat dan
memberhentikan karyawan, serta menentukan target revenue (penghasilan) secara
keseluruhan.
- Branch Manager
Branch Manager memiliki tugas diantaranya mengawasi berjalannya aktifitas
di kantor cabang tempat ditugaskan, memastikan kondisi Branch selalu dalam
keadaan rapi, nyaman dan aman dan pelayanan yang diberikan oleh staff cabang
tersebut memberikan kepuasan kepada plasma sehingga tidak ada keluhan,
menyusun strategi agar branch tersebut menghasilkan profit sesuai dengan target
yang diberikan, serta memberikan laporan mingguan kepada General Manager.
- Technical Service
Technical Service merupakan posisi yang paling banyak mengambil andil
dalam berhubungan langsung dengan peternak plasma. Tugas dari Technical
service adalah diantaranya melakukan bimbingan secara tekhnis pada peternak
plasma, mengumpulkan data yang relevan dan data pesaing dengan baik,
15
membantu pertumbuhan produksi dan melakukan perbaikan, serta menanggapi
dan menyelidiki keluhan dari plasma.
- Sales
Tugas dari karyawan pada posisi sales adalah menentukan harga jual produk
yang akan dilaunching, membuat jadwal kunjungan serta sistem promosi untuk
memastikan tercapainya target penjualan, menganalisa dan mengembangkan
strategi marketing untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan area sesuai dg
target yang ditentukan, serta melaporkan aktivitas penjualan perusahaan kepada
Branch Manager.
- Admin Sales
Posisi Admin Sales seorang karyawan memiliki tugas diantaranya memeriksa
pembayaran atas produk dari tim penjualan, membuat laporan aktivitas dari
pelanggan, serta memasukkan data faktur penerimaan terakhir pada komputer
setelah memeriksa jumlah penerimaan akhir.
- Admin PIR (Perusahaan Inti Rakyat)
Seorang Admin PIR memiliki tugas diantaranya melibatkan langsung peternak
setempat dalam kegiatan budidaya, meningkatkan pengembangan SDA melalui
pemberdayaan masyarakat yang sehat di sekitar peternakan plasma, memberikan
promosi jaminan spronak bagi peternak yang berminat menjadi pihak plasma,
serta melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kelangsungan PIR tersebut.
- PTL Collector
Seorang Collectro bertugas melakukan penagihan atas piutang yang telah jatuh
tempo, mengirimkan surat peringatan kepada konsumen, serta memonitor dan
membina hubungan dengan konsumen.
16
5. Sarana dan Prasarana
Untuk menunjang keberhasilan perusahaan, maka sarana dan prasarana
dalam perusahaan sangat perlu diperhatikan. Adapun saran dan prasarana yang
dimiliki oleh PT. Bintang Sejahtera Bersama dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Sarana dan Prasarana PT. Bintang Sejahtera Bersama.
No Uraian
Transportasi
1 Mobil :
Panther pick up = 10 unit
Kijang Krista = 1 unit
Nissan terrano = 1 unit
Peralatan Kantor
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Laptop = 6 unit
Computer = 22 unit
Printer = 20 unit
Fax = 6 unit
Filling cabinet = 7 unit
CCTV = 1 unit
Kulkas = 7 unit
AC = 16 unit
Kursi kantor = 11 unit
Meja kantor = 5 unit
Lemari arsip = 1 unit
Kamera digital = 1 unit
Router WiFi = 1 unit
Brankas Chubb = 4 unit
Perabotan Kantor dan Rumah
16
17
18
Generator = 2 unit
Sofa = 1 unit
Kantor dan mes karyawan = 7 unit
Peralatan Peternakan
19
20
21
22
23
24
Debeaker = 2 unit
Gasolec = 1 unit
Freezer = 3 unit
Rak Gondola = 3 unit
Thermometer = 2 unit
Timbangan digital = 4 unit
Sumber : Data Primer Praktek Kerja Lapangan di PT. Bintang Sejahtera
Bersama, 2014.
17
BAB IV
KEADAAN UMUM PT. BINTANG SEJAHTERA BERSAMA
Aspek Panca Usaha Ternak pada Pemeliharaan Ayam Pedaging di
Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama.
1. Bibit Ayam Pedaging
Ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa genetik yang memiliki
karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil
daging, masa panen pendek dan menghasilkan daging berserat lunak, timbunan
daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (North and Bell, 1990).
Perkembangan ayam pedaging dimulai dari Great grand parents stock, Grand
parents stock, Parent stock, dan Final stock. Great grand parent stock adalah
jenis ayam yang berasal dari persilangan dan seleksi dari berbagai kelas, bangsa,
atau varietas yang dilakukan oleh pembibit dan merupakan bagian untuk
membentuk Grand parent stock, dihasilkan dari persilangan galur murni (pure
line). Grand parent stock adalah jenis ayam yang khusus dipelihara untuk
menghasilkan Parent stock. Parent stock adalah jenis ayam yang dipelihara untuk
menghasilkan Final stock. Final stock merupakan ayam yang khusus dipelihara
untuk menghasilkan telur atau daging yang telah melalui berbagai persilangan dan
seleksi. Diantara ayam jantan dan betina Final stock ini tidak boleh disilangkan
karena keturunannya hanya akan menghasilkan produksi 50 % dari induknya
(Anggorodi, 1984).
Bibit yang digunakan dalam lokasi peternakan plasma PT. Bintang
Sejahtera Bersama yaitu galur SR 707 dari hatchery PT. Satwa Utama Raya yang
merupakan hasil persilangan antara ayam Cornish dan Playmouth Rock dengan
18
vaksinasi ND K-L + IBD setelah menetas. DOC yang dipelihara sejumlah 4.500
ekor, ditempatkan dalam brooder chick di kandang panggung. Adapun ketetapan
harga jual yang berlaku untuk peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama
yaitu DOC seharga Rp. 3.700,-/ekor (LAMPIRAN). Pemilihan dan penggunaan
strain ini dimaksudkan adanya pertimbangan dalam hal produksi daging yang
cukup tinggi, resistensi terhadap penyakit dan dapat lebih tahan terhadap
perubahan cuaca. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987) yang
menyatakan bahwa ciri-ciri anak ayam yang sehat antara lain memiliki
kemampuan penyesuaian untuk dipelihara di lingkungan tropis, tidak mudah
mengalami cekaman, konversi pakan yang baik, memiliki tingkat persentase
mortalitas yang rendah.
Gambar 2. Data Label Box DOC dari PT. Satwa Utama Raya
Bibit yang telah menetas dari hatchery tidak langsung diangkut ke kandang
melainkan lebih dahulu dicatat data-datanya, selama pengangkutan DOC, box
ditutup agar DOC tidak kepanasan dan langsung dimasukkan dalam brooder yang
sudah disiapkan 2 hari sebelum DOC datang. Setelah DOC sampai ke kandang
kemudian DOC diberi air minum putih yang telah dicampur dengan gula merah
dengan perbandingan 100 gr gula merah dengan 5 lt air atau 2% air gula.
Pemberian air gula tersebut dimaksudkan agar DOC memperoleh energi kembali
19
yang diakibatkan kelelahan DOC selama perjalanan sehingga dapat menghindari
dehidrasi pada DOC tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987)
bahwa pemberian air gula berguna untuk memberikan energi siap pakai sehingga
kelelahan DOC dapat dikurangi.
Tahapan pertumbuhan hewan akan membentuk kurva sigmoid (Anggorodi,
1984). Pada awal pertumbuhan lambat, kemudian berkembang lebih cepat dan
akhirnya perlahan lagi menjelang dewasa tubuh. Kecepatan pertumbuhan pada
ayam mempunyai variasi yang cukup besar tergantung pada tipe ayam, strain,
jenis kelamin dan makanan, disamping faktor lingkungan seperti suhu dan
perlindungan terhadap penyakit (North, 1978).
2. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Penyakit yang sering menyerang ayam secara umum dapat di
kelompokkan menjadi beberapa macam yaitu di sebabkan karena stress
(cekaman), defisiensi zat makanan, parasit penyakit karena protozoa, penyakit
karena bakteri, penyakit karena virus dan penyakit karena cendawan (Suprijatno
dan Atmomarsono, 2005). Penyebab penyakit biasanya berkaitan dengan stres
(cekaman). Stres di sebabkan karena beberapa faktor dari lingkungan dan dari
manajemen pemeliharaan yang kurang baik. Diantara faktor penyebab stres yaitu
kedinginan, ventilasi yang buruk, populasi yang tinggi, tidak cukup pakan dan
minum dan pengobatan yang berlebihan. Apabila foktor tersebut bisa di
minimalisir maka kemungkinan stres sangat kecil.
Berdasarkan hasil pembedahan (nekropsi) dari beberapa sampel ayam
afkir yang telah dilakukan oleh dokter hewan pada minggu ke-3, dapat
disimpulkan bahwa penyakit yang secara positif menjangkit ayam yang ada di
20
peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik bapak Jumardin ini
adalah Kolibasilosis yang disebabkan kurangnya penerapan biosecurity terhadap
air yang diminum ternak sehingga bakteri yang habitatnya di air di sekitar
kandang dapat menyebar dengan cepat. Hal tersebut disebabkan karena
lingkungan sekitar kandang berupa alam hutan bebas dengan sungai di belakang
kandang. Dokter hewan menyarankan agar air yang digunakan sebaiknya
dipastikan bersih dan steril dari bakteri penyebab penyakit.
Gambar 3. Nekropsi Sampel Penyakit Kolibasilosis oleh Dokter Hewan
Kolibasilosis (Bakteri Escherichia coli)
Kolibasilosis umumnya dianggap sebagai penyebab berbagai masalah
kesehatan unggas. Kejadian kolibasilosis belakangan ini pemunculannya sangat
menonjol pada ayam pedaging yang berumur muda, antara 1 – 2 minggu pada
ayam yang dipelihara dalam keadaan sanitasi yang sangat rendah. Bakteri E. coli
akan melimpah pada air yang kualitasnya jelek, terutama setelah turunnya hujan.
Angka kematian bisa mencapai 10% dan akan lebih besar lagi apabila disertai
infeksi lain yang mengikutinya, seperti : ND, M. gallisepticum atau IB.
21
E.coli ditemukan di dalam saluran usus ternak dan manusia dan didapatkan
di dalam feses, sehingga E. coli dikenal sebagai indikator kontaminasi kotoran.
Gejala klinis kolibasilosis adalah kematian mendadak yang terjadi pada bentuk
akut, tanpa menunjukkan gejala klinis. Apabila penyakit berjalan kronis, maka
gejala yang terlihat yaitu kelesuan, napsu makan menurun serta munculnya
gangguan pernafasan berupa ngorok pada malam hari disertai pengeluaran eksudat
dari hidung. Beberapa kasus kolibasilosis terjadi pada organ reproduksi unggas
sehingga agak sukar diamati. Eksudat pada kantong hawa dan radang fibrinosa
pada kantong jantung dan permukaan hati. Gejala lain berupa radang pusar
(omphalitis), septicaemia dan enteritis.
Distribusi E. coli sangat luas, bisa ditemukan di dalam litter, kotoran
ayam, debu/kotoran lain dalam kandang serta lingkungan sekitar kandang, pakan,
air minum dan sumber air, seperti sumur. Debu dalam kandang ayam dapat
mengandung 105 – 10
6 sel E. coli/gram. Bakteri akan tahan lama di dalam
kandang, terutama keadaan kering.
Pencegahan dilakukan dengan mentaati sanitasi. Mengusahakan pakan dan
air minum supaya tidak tercemar oleh feses, jika perlu tambahkan antibiotik
dalam pakan. Beberapa antibiotik yang termasuk kelompok aminoglikosida yang
biasa digunakan untuk mengatasi kolibasilosis adalah neomisin dan gentamisin,
kelompok aminosiklitol, yaitu spektinomisin dan kelompok polipeptida, misalnya
kolistin/polimiksin B.
Vaksinasi yang pertama dilakukan adalah oleh petugas hatchery pada
umur 0 hari sesaat setelah ayam menetas ayam menggunakan vaksin ND-KL +
IBD, di perusahaan penetasan (hatchery). Vaksin ini berguna untuk mencegah
22
penyakit ND dan IBD. Vaksinasi yang kedua dilakukan pada umur 14 hari, pada
vaksinasi kedua ini ayam diberi vaksin ND, jenis vaksin yang digunakan adalah
jenis ND Clone dengan metode vaksinasi yang dilakukan melalui air minum dan
pelarut medimilk. Vaksinasi ini berguna untuk mencegah penyakit ND (Newcastle
Desease). Vaksinasi dilakukan untuk menjaga kekebalan pada ayam. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987) yang menyatakan bahwa vaksinasi
merupakan suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada ayam agar ayam
tersebut kebal terhadap serangan penyakit.
Gambar 4. Vaksinasi ND Clone Melalui Air Minum
Selain vaksinasi program dalam hal kesehatan ternak juga ada program
Obat-obatan yang diberikan antara lain Anasol yang berguna untuk meningkatkan
produktifitas dan mengatasi stress, Monorox yang berguna antimikroba
berspektrum luas untuk melawan komplikasi yang timbul, Doxine sebagai
Antibiotik yang ampuh untuk infeksi saluran pernafasan seperti CRD, Coryza,
Chollera maupun infeksi saluran pencernaan seperti Collibasilosis,dan
23
salmonellosis, serta Vitamin C yang berguna mempertahankan daya tahan tubuh
ternak.
Adapun program Obat dan Vaksinasi yang disarankan bagi peternak
plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Program Obat dan Vaksinasi untuk 100 ekor Ayam Pedaging PT.
Bintang Sejahtera Bersama.
Umur Obat/Vaksin Dosis Keterangan
1 ND-IB L, ND Killed, IBD
Pemberian di hatchery
Air gula 2% 100 gr gula merah + 5 lt. air
Saat DOC tiba di kandang, selama 2 jam
Anasol 10 gr Anasol + 10 lt. air Anasol diberikan setelah air gula saat DOC tiba
2 Menorox 10 gr Menorox + 10 lt. air Menorox diberikan pagi hari
Anasol 10 gr Anasol + 10 lt. air Anasol diberikan setelah Consumix Plus habis
3 Menorox 10 gr Menorox + 10 lt. air Menorox diberikan pagi hari
Anasol 10 gr Anasol + 10 lt. air Anasol diberikan setelah Consumix Plus habis
4 Menorox 10 gr Menorox + 10 lt. air Menorox diberikan pagi hari
Anasol 10 gr Anasol + 10 lt. air Anasol diberikan setelah Consumix Plus habis
5 Anasol 10 gr Anasol + 10 lt. air Anasol diberikan pagi hari
AI Killed 0,25 cc Suntik Subcuatan (di bawah kulit leher)
6 Anasol 10 gr Anasol + 10 lt. air Anasol diberikan pagi hari
7 Anasol 10 gr Anasol + 10 lt. air Anasol diberikan pagi hari
8 Air biasa + caporit 3-5 ppm Kaporit dibungkus kaos di kran air minum ke bak air
9 Air biasa + caporit 3-5 ppm Kaporit dibungkus kaos di kran air minum ke bak air
10 Air biasa + caporit 3-5 ppm Kaporit dibungkus kaos di kran air minum ke bak air
11 Air biasa + caporit 3-5 ppm Kaporit dibungkus kaos di kran air minum ke bak air
12 Air biasa + caporit 3-5 ppm Kaporit dibungkus kaos di kran air minum ke bak air
13 Anasol 20 gr Anasol + 40 lt. Air Anasol diberikan pagi hari
14 ND Clone 1 vial 60 gr skim milk + 20 lt. Air
Vaksin jam 7 pagi, puasa minum ± 2 jam
Anasol 20 gr Anasol + 40 lt. Air Anasol diberikan pagi hari
15 Doxine 100 gr Doxine + 50 lt.Air Doxine diberikan pagi hari setelah habis anasol
16 Doxine 100 gr Doxine + 50 lt.Air Doxine diberikan pagi hari setelah habis anasol
17 Doxine 100 gr Doxine + 50 lt.Air Doxine diberikan pagi hari setelah habis anasol
18 Anasol 30 gr Anasol + 60 lt. Air Anasol diberikan pagi hari
19 Anasol 30 gr Anasol + 60 lt. Air Anasol diberikan pagi hari
20 Air biasa + caporit 3-5 ppm Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
21 Vitamin C 10 gr Vitamin C + 50 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa
24
(caporit)
22 Vitamin C 10 gr Vitamin C + 50 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
23 Vitamin C 10 gr Vitamin C + 50 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
24 Vitamin C 10 gr Vitamin C + 50 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
25 Vitamin C 10 gr Vitamin C + 50 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
26 Vitamin C 10 gr Vitamin C + 50 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
27 Vitamin C 10 gr Vitamin C + 50 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
28 Vitamin C 10 gr Vitamin C + 50 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
29 Vitamin C 20 gr Vitamin C + 100 lt. Air
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
30 Vitamin C 20 gr Vitamin C + 100 lt. Air
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
31 Vitamin C 20 gr Vitamin C + 100 lt. Air
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
32 Vitamin C 20 gr Vitamin C + 100 lt. Air
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
33 Vitamin C 20 gr Vitamin C + 100 lt. Air
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
34 Vitamin C 20 gr Vitamin C + 100 lt. Air
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
35 Vitamin C 20 gr Vitamin C + 100 lt. Air
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit)
Catatan :
1. Apabila tampak gejala sakit maka segera laporkan ke TS
2. Jika ada gejala sakit langsung diberikan antibiotic (vaksin tunda)
3. Vaksin ND standar 14 hari (vaksin ND dengan turun sekam harus +/- 2 hari atau
tidak bersamaan
4. Umur ayam lewat 35 hari program dilanjutkan vitamin sampai panen,apabila
kondisi sehat
5. Consumix Plus bias diganti dengan Menorox, Octacyn-EN
6. Anasol bisa diganti Perfexol-L, Nutri-C
7. Vitamin C bias diganti dengan Nutri-C, Orange
8. Vaksinasi AI sesuai kasus di suatu daerah atau pertimbangan Animal Health
9. Peternak wajib mengikuti program obat di atas dengan petunjuk TS (Tehnical Service).
Sumber : Data Primer Praktek Kerja Lapangan di PT. Bintang Sejahtera
Bersama, 2014.
25
Adapun sanitasi yang dilakukan meliputi sanitasi kandang dan pencegahan
penyakit. Sanitasi kandang mingguan dilakukan rutin dengan penyemprotan
desinfektan Sevin di kandang untuk membunuh hama dan penyakit yang dapat
menyerang ternak. Pembersihan kandang setelah ayam dipanen dilakukan dengan
cara kotoran ayam dibersihkan, lantai dan dinding kandang dibersihkan dengan
cara disemprot air menggunakan selang. Rasyaf (1995) menyatakan bahwa tujuan
dari pencucian yang berulang-ulang untuk memastikan agar kandang steril dan
bebas dari penyakit yang pernah ada atau memutus siklus penyakit pada
pemeliharaan berikutnya.
Gambar 5. Program Sanitasi Penyemprotan melaui Desinfentan Sevin
3. Aspek Perkandangan
Kandang merupakan unsur penting dalam menentukan keberhasilan suatu
usaha peternakan ayam karena merupakan tempat hidup ayam sejak usia awal
sampai berproduksi. Dengan demikian kandang harus memenuhi segala
persyaratan yang dapat menjamin kesehatan serta pertumbuhan yang baik bagi
26
ayam yang dipelihara. Faktor konstruksi yang dituntut untuk kandang ayam yang
baik meliputi ventilasi, dinding kandang, lantai, atap kandang, bahan bangunan
kandang, hingga lingkungan kandang (Priyatno, 2001).
a) Konstruksi kandang
Berdasarkan konstruksinya, kandang dapat dibedakan menjadi: Kandang
bateray, kandang postal dan kandang panggung (North, 1994).
Kandang yang dipakai pada peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera
Bersama milik bapak Jumardin menggunakan sistem kandang panggung terbuka
dengan kapasitas 4.500 ekor yang terdiri atas satu kandang dengan tempat
istirahat bagi personil kandang di pertengahannya bagian pinggir. Sistem kandang
pada peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik bapak Jumardin
menggunakan sistem kandang panggung yang berukuran luas 604 m2 dengan
panjang 75,5 m dan lebar 8 m, tiangnya dari balok kayu, alas dan dinding dari
bamboo, dan dengan pondasi beton.
Gambar 6. Konstruksi Kandang Peternak Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama
27
Kandang panggung adalah kandang dengan konstruksi alas yang terangkat
lebih tinggi dari tanah sekitar sehingga kandang lebih terhindar dari feses dan
kondisi berbahaya saat banjir. Akpobome dan Funguy (1992) menyatakan bahwa
broiler yang dipelihara pada kandang panggung memiliki bobot badan yang lebih
rendah tetapi konversi pakan yang lebih baik dibandingkan broiler yang dipelihara
di atas lantai sekam. Selain itu, menurut Hypes et all. (1994) kebaikan dari
kandang panggung yaitu memiliki ventilasi yang sangat baik bagi ayam di
dalamnya, sebab udara bertiup melalui seluruh bagian tubuh ayam. Keuntungan
lain dari penggunaan kandang panggung adalah kemudahan dalam mekanisme
kandang dan mengurangi kontak ayam dengan feses yang merupakan salah satu
sumber bibit penyakit.
Berbeda dengan konstruksi kandang panggung, kandang bateray adalah
sangkar segi empat yang disusun secara berderet memanjang dan bertingkat dua
atau lebih berbentuk kotak menggunakan sistem alas berlubang atau kawat yang
bersambung satu dengan yang lain terbuat dari kayu, bambu atau kawat
(North,1994).
Selain itu, dikenal juga konstruksi kandang postal adalah suatu tipe
pemeliharaan unggas dengan lantai kandangnya berhubungan langsung dengan
lahan atau tanah sekitarnya ditutup oleh bahan penutup lantai yang memiliki daya
serap yang tinggi, lembut sehingga tidak menyebabkan kerusakan dada,
mempertahankan kehangatan, menyerap panas, dan menyeragamkan temperatur
dalam kandang seperti sekam padi, serutan gergaji, tongkol jagung, jerami padi
yang dipotong-potong, serta dapat digunakan kapur mati yang penggunaannya
dicampurkan dengan bahan litter. Menurut Sudjarwo dan Indarto (1989),
28
ketebalan litter pada pemeliharaan anak ayam (day old chicken) awalnya hanya
sekitar 5 cm sampai 8 cm. secara bertahap, litter ditambah atau diganti sampai
mencapai maksimal 10 cm sampai 13 cm.
b) Atap Kandang
Atap kandang pada peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama
milik bapak Jumardin adalah atap kandang dengan tipe A dengan bahan daun
rumbia agar lebih mudah menyerap panas. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf
(2000) bahwa bahan untuk atap sebaiknya digunakan yang ringan, murah dan
tidak menghantar panas.
Gambar 7. Atap Kandang Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama
Menurut Suprijatna (2005), terdapat beberapa tipe konstruksi atap, yaitu: atap
bentuk jongkok, atap bentuk A, atap gabungan bentuk A dan bentuk jongkok, atap
bentuk monitor, dan atap bentuk semimonitor.
29
Gambar 8. Berbagai Macam Tipe Atap Kandang
c) Dinding kandang
Dinding kandang pada peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama
milik bapak Jumardin adalah dinding kandang dengan sifat terbuka yang terbuat
dari sekat kawat dengan tiang dinding dari balok kayu, yang ditutup dengan tirai
yang terbuat dari plastik. Pada umur 1-7 hari tidak dilakukan pembukaan tirai hal
ini dilakukan agar ayam tidak kedinginan, mulai umur 8 hari tirai dibuka setengah
pada siang hari dan pada malam hari tirai ditutup kembali untuk menjaga kondisi
ternak dari suhu yang terlalu dingin. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo
(1987) yang menyatakan bahwa dinding ayam dengan sistem terbuka sangat
membantu ventilasi, mengusir udara yang busuk dan menggantinya dengan udara
yang segar serta untuk menjaga temperatur udara dalam kandang.
30
Gambar 9. Dinding Kandang Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama
d) Lantai Kandang
Lantai kandang pada peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik
bapak Jumardin adalah terbuat dari belahan bambu yang pada fase pemeliharaan
starter ditutup dengan karung bekas pakan dan ditaburi litter serbuk gergaji. Hal
ini dilakukan supaya ayam tidak terperosok jatuh. Setelah umur 21 hari serbuk
gergaji dan karung pengalas diturunkan dari lantai panggung sehingga ayam akan
mulai beradaptasi dengan lantai aslinya berupa belahan bambu. Pada masa
adaptasi ini ayam kerap kali mengalami luka akibat kakinya terjepit di sela-sela
belahan bambu. Maka diperlukan pengawasan yang lebih efektif untuk
menyelamatkan kondisi ayam yang luka.
Bahan litter yang efektif adalah bersifat daya serap air (absorben) tinggi,
bebas debu, sukar untuk dimakan ayam, tidak beracun, murah, mudah diangkut
dan diganti, serta tersedia melimpah. Sainsburry (1995) menyatakan bahwa litter
harus menimbulkan kenyamanan bagi unggas dan terbebas dari parasit dan bakteri
yang dapat menyebabkan infeksi pada unggas. Pengawasan terhadap kualitas litter
31
sangat penting untuk kesuksesan manajemen perkandangan unggas. Litter dapat
menggunakan bahan organik yang bersifat menyerap air. Contohnya, serbuk
gergaji, sekam padi, potongan jerami kering, potongan rumput kering, atau
tongkol jagung yang dihaluskan. Bahan tersebut dapat dicampur dengan bahan
lain, seperti kapur dan super fosfat. Keseluruhan persiapan kandang harus
dipastikan beres oleh Technical Service dengan mengisi Form persiapan kandang
(LAMPIRAN).
Gambar 10. Lantai Kandang Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama
4. Aspek Pemasaran
Pemasaran ayam pedaging di PT Bintang Sejahtera Bersama dengan
sistem kemitraan menjadi tanggung jawab mutlak PT Bintang Sejahtera Bersama
sebagai pihak inti sehingga plasma tidak kerepotan untuk memasarkan ayam yang
sudah siap panen. Peternak hanya menyiapkan tenaga dan surat-surat untuk proses
panen, mulai dari penangkapan ayam, penimbangan dan pengangkutan ke mobil
bakul, ayam pedaging seluruhnya dipasarkan ke berbagai tujuan. Secara umum
32
jalur pemasaran ayam pedaging tidak jauh berbeda dengan jalur pemasaran
produk jenis lain yang dibudidayakan oleh peternak.
Penjualan ayam di peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama
milik bapak Jumardin sebanyak 4340 ekor dengan berat hidup 1,4-1,6 kg.
Sehingga rata-rata keseluruhan bobot badan ayam saat panen adalah 1,5 kg.
Sesuai kontrak awal dengan perusahaan inti, ayam dijual dengan berat 1,46-1,55
kg seharga Rp 15.700,-/ kg, dengan berat 1,56-1,65 kg seharga Rp. 15.600,-/kg,
dan dengan berat 1,66-1,75 kg seharga Rp. 15.500,-/kg (LAMPIRAN). Pemasaran
ayam pedaging merupakan usaha yang berhubungan dengan arus penyerahan
barang dan jasa dari peternak ke konsumen akhir atau pengecer atau pedagang.
Gambar 11. Proses Pemanenan Hasil
Pemanenan dan pemasaran hasil panen biasanya dilakukan pada pagi dan
sore hari. Jumlah dan ukuran ayam yang akan ditangkap harus disesuaikan dengan
surat permintaan pembelian. Berikut ini data penjualan ayam di peternakan
plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik bapak Jumardin :
33
Tabel 5. Data Penjualan Ayam di Peternakan Plasma PT. Bintang
Sejahtera Bersama
No Waktu Jumlah
1 09-12-2014 (Pukul 16:00) 800 ekor
2 10-12-2014 (Pukul 16:00) 900 ekor
3 11-12-2014 (Pukul 07:00) 550 ekor
4 11-12-2014 (Pukul 10:00) 900 ekor
5 11-12-2014 (Pukul 16:00) 200 ekor
6 12-12-2014 (Pukul 07:00) 200 ekor
7 13-12-2014 (Pukul 07:00) 160 ekor
8 13-12-2014 (Pukul 16:00) 400 ekor
9 18-12-2014 (Pukul 16:00) 170 ekor
10 20-12-2014 (Pukul 16:00) 50 ekor
Total penjualan 4330 ekor
Sumber : Data Primer Praktek Kerja Lapangan di PT. Bintang Sejahtera
Bersama, 2014.
Perlakuan terhadap ayam saat proses panen berlangsung hingga menuju
tujuan akhir pemasaran berlangsung dengan baik. Hal ini sangat mempengaruhi
tingkat stress pada ayam yang dapat menyebabkan mortalitas pada beberapa
kasus. Hal ini sesuai dengan pendapat Medion (2014) bahwa setelah ditimbang,
masukkan ayam ke dalam keranjang ayam dan hindari tindakan kasar untuk
mengurangi resiko banyaknya ayam yang diafkir akibat sayap atau kakinya patah.
Ayam-ayam tersebut kemudian dimasukkan dan ditata ke dalam mobil
pengangkutan. Setelah semua data benar dan sesuai dengan surat jalan
penangkapan, barulah kendaraan pengangkut ayam boleh diizinkan keluar
meninggalkan lokasi kandang untuk menuju ke pengepul atau langsung dibawa ke
tempat pemotongan ayam.
34
Panen dilakukan pada pagi hari pukul 07:00 dan 10:00 dan pada sore hari
pukul 16:00. Selain perlakuan secara langsung, waktu saat proses panen
berlangsung juga sangat mempengaruhi penyusutn bobot badan ayam. Maka hal
ini perlu diperhitungkan untuk menjalin hubungan kemitraan yang baik. Hal ini
sesuai dengan pendapat Medion (2014) bahwa waktu pengangkutan ayam
sebaiknya dilakukan pada malam hari dengan tujuan menghindari cuaca panas
saat siang hari, serta menghindari lalu lintas yang relatif lebih padat. Lamanya
waktu antara ayam dimasukkan ke keranjang sampai dipotong, dan tingginya suhu
udara di sekitar keranjang akan mempengaruhi banyaknya susut bobot badan dan
kematian. Untuk itu, waktu pengangkutan ayam dan lamanya jarak tempuh juga
perlu diperhitungkan. Perlu diingat susut pada saat transportasi berkisar 1-3%.
Beberapa perhitungan bonus serta hasil piutang dan penerimaan Plasma
dalam kontrak kemitraan inti-plasma yang ditetapkan oleh PT. Bintang Sejahtera
Bersama adalah sebagai berikut (LAMPIRAN):
- Efisiensi FCR : FCR atau kematian lebih baik dari standar mendapat
bonus 30% selisih harga.
- Efisiensi kematian : jika kematian di bawah 3 % akan dapat Rp.100,-/kg.
- Achievement : Pencapaian ≥ 90 %, bonus harga beli Rp 200,-/kg.
pencapaian ≥ 100 % bonus harga beli Rp 400,-/kg
- Jika ayam sakit atau kualitasnya buruk maka pihak inti akan melakukan
pemotongan harga tergantung kondisi ayamnya. Seperti untuk CRD dan
ND dikenakan pemotongan harga Rp. 100.-/kg.
Untuk memicu semangat produktivitas peternak, diberikan sisitem bonus
dimana bila penjualan ayam melebihi dari target perusahaan dengan perhitungan
35
FCR dan akan diberikan uang tambahan dari jumlah kilogram ayam yang ada.
Suharno (1997) menyatakan bahwa pamasaran merupakan usaha yang berkaitan
dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen ke konsumen yang bertujuan
untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen dengan
cara yang paling efisien dan bertujuan untuk menciptakan permintaan yang
efektif.
36
BAB V
MANAJEMEN PAKAN AYAM PEDAGING
Aspek Manajemen Pakan di Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera
Bersama
Pakan yang diberikan di peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera
Bersama adalah produksi PT. Charoen Pokphand dengan bentuk butiran yaitu
berupa pakan Jenis S10 pada umur 0-7 hari atau 10 hari, pakan S11 pada umur 15-
21 hari, dan pakan S12 pada umur 22-panen. Suprijatna et all. (2005) menyatakan
bahwa pakan adalah campuran dari berbagai macam bahan organik maupun
anorganik untuk ternak yang berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan zat-zat
makanan dalam proses pertumbuhan.
Adapun ketetapan harga jual yang berlaku untuk peternakan plasma PT.
Bintang Sejahtera Bersama yaitu pakan S10 seharga Rp. 7.100,-/kg, pakan S11
seharga Rp. 7.000,-/kg, pakan S12 seharga Rp.6.900,-/kg, serta obat-obat dengan
daftar harga area Sulawesi + PPN 10%. Kesepakatan harga adalah harga standar
yang dapat berubah sewaktu-waktu jika ada perubahan harga DOC dan pakan
(LAMPIRAN).
a) Kandungan Nutrient Pakan
Pakan yang diberikan pada ternak berbeda masing-masing fase pemeliharaan
khususnya dari kandungan proteinnya. Kebutuhan nutrien secara garis besar ada 7
komponen yaitu karbohidrat, lemak, protein, serat kasar, mineral, vitamin, dan air.
Adapun label dari pakan S10, S11, S12 dapat dilihat dalam gambar brikut:
37
Gambar 12. Data Label berbagai macam Pakan di PT. Bintang Sejahtera Bersama
Kebutuhan protein pada jenis pakan yang diberikan sudah mencukupi
kebutuhan ayam pada periode starter maupun finisher, karena kebutuhan protein
untuk ayam fase starter 21-23 persen dan ayam fase finisher 20 persen, terbukti
dengan produksi akhir yang baik.
Fase starter (1-21 hari) merupakan fase dimana secara fisiologis proses
pertumbuhan berlangsung paling cepat daripada fase finisher. Pada fase inilah
kebutuhan akan konsumsi protein yang optimal harus dicukupi untuk memperoleh
konversi pakan yang terbaik karena anak ayam akan cenderung lebih aktif makan
dari pada ayam dewasa. Protein optimal yang dibutuhkan ayam pedaging pada
fase starter adalah 21-23 %. Sedangkan pada fase finisher (22 hari-panen) ayam
cenderung kurang aktif makan karena proses pelepasan panas hasil metabolisme
tubuh yang meningkat seiring umur ayam. Asupan protein untuk pembentukan
daging akan kurang efektif jika diberikan dalam kadar yang tinggi. Maka protein
38
pakan yang dikonsumsi harus diturunkan untuk mengefisienkan konsumsi pakan.
Kadar protein pakan yang optimal bagi ayam pedaging fase finisher adalah 19-
20%. Pendapat ini didukung oleh Rasyaf (1994) yang menyatakan bahwa
kebutuhan protein untuk masa awal ayam pedaging di daerah tropis sebesar 23
persen, namun untuk masa akhir sebesar 20-21 persen. Protein merupakan polimer
asam-asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk pembentukan daging
serta pertambahan dan pemulihan energi.
b) Konsumsi Pakan
Total konsumsi pakan yang dihabiskan adalah 179 karung dengan berat 50
kg/karung untuk 4.500 ekor. Pada minggu pertama konsumsi pakan sejumlah 16
karung atau 25,39 gr/ekor/hari. Pada minggu kedua ayam mengkonsumsi pakan
sebanyak 38 karung atau 60,32 gr/ekor/hari. Pada minggu ke tiga konsumsi pakan
sebanyak 54 karung atau 85,71 gr/ekor/hari. Pada minggu keempat pakan yang
dikonsumsi sebanyak 64 karung atau 101,59 gr/ekor/hari. Terakhir ayam
dipelihara pada masa panennya hingga habis bertahap seiring waktunya pada
minggu kelima dengan konsumsi pakan sebanyak 7 karung atau 350 kg.
Gambar 13. Proses Konsumsi Pakan
39
Konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang dihabiskan ayam dalam satu
minggu. Berdasarkan pengamatan dari masing-masing perlakuan, konsumsi pakan
meningkat secara kuantitatif setiap minggunya. Hal ini disebabkan karena final
stock dari segi genetiknya memiliki kemampuan tumbuh yang cepat. Dengan
demikian pakan yang dikonsumsi secara otomatis akan lebih banyak untuk
mendukung pertumbuhannya (Suharno, 2003).
Konsumsi pakan yang semakin meningkat ini sudah sewajarnya karena
kebutuhan energi sebanding dengan bobot badan dan umur ayam. Selain dari
faktor genetik dan kandungan nutrient pakan, konsumsi pakan dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya pakan yang disajikan tidak dalam keadaan rusak
dan sesuai kemauan ayam. Kebutuhan energinya tinggi dan juga karena ayam
dalam kondisi sehat. Selain itu juga dimungkinkan ada saat-saat tertentu
temperatur lingkungan dalam keadaan optimal (misalnya pada malam hari dengan
tambahan penerangan), sehingga ayam akan lebih banyak makan (Rasyaf, 1994).
c) Frekuensi Pemberian Pakan
Pemberian pakan yang terkontrol dan teratur dapat menurunkan mortalitas
ayam dan daya hidup bertambah. Kecukupan air minum pada ayam sangat penting
diperhatikan. Ayam lebih baik mengalami kelaparan daripada kehausan dan
kehilangan air. Ayam akan mati apabila kehilangan air 5 sampai 15% berat hidup.
Rasyaf (1992) menyatakan bahwa frekuensi pemberian pakan dua sampai tiga kali
sehari akan menguntungkan secara teknis maupun ekonomis dalam pengelolaan
pakan ayam. Pemberian ransum secara adlibitum supaya pertumbuhan ayam dapat
berjalan cepat (Fadilah, 2004).
40
Frekuensi pemberian pakan yang disarankan dari perusahaan inti PT.
Bintang Sejahtera Bersama kepada peternak plasmanya adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Frekuensi Pemberian Pakan yang Disarankan dari Perusahaan Inti
PT. Bintang Sejahtera Bersama
Umur
(Hari)
Frekuensi
Pemberian
Waktu Pemberian
1-3 11 kali Dikasi ½ - ¾ dari baki, tidak kelihatan dasar baki
4-6 10 kali Dikasi ½ - ¾ dari baki, tidak kelihatan dasar baki
7-10 8 kali 06:00, 09:00, 13:00, 15:00, 17:00, 21:00, 24:00, 03:00
11-15 7 kali 06:00, 10:00, 14:00, 17:00, 21:00, 24:00, 03:00
16-18 5 kali 06:00, 10:00, 15:00, 21:00, 24:00 (puasa makan siang 11:00-
15:00)
19-21 4 kali 05:00, 16:00, 21:00, 24:00 (puasa makan siang 09:00 – 16:00)
22 4 kali 05:00, 16:00, 21:00, 12:00 (puasa makan siang 08:00 – 16:00)
23-
dijual
4 kali 05:00, 17:00, 21:00, 01:00 (puasa makan siang 08:00 – 17:00)
Program puasa pada musim hujan maksimal 8 jam
Program puasa pada musim kemarau maksimal 10 jam
Sumber : Data Primer Praktek Kerja Lapangan di PT. Bintang Sejahtera
Bersama, 2014.
Berdasarkan tabel frekuensi pemberian pakan di atas, dapat dilihat bahwa
frekuensi pemberian pakan yang disarankan oleh PT. Bintang Sejahtera Bersama
lebih mengutamakan pemberian berkali-kali dengan jumlah yang cukup. Hal ini
bertujuan untuk peningkatan berat badan yang optimal. Hal ini didukung hasil
penelitian Julius (2011) bahwa pemberian pakan pagi 40%, siang 20%, dan sore
40% memberikan pertambahan bobot badan dan konversi pakan yang lebih tinggi
dari pada pemberian dengan frekuensi 2 kali sehari.
Pada program pemberian pakan, perusahaan inti PT. Bintang Sejahtera
Bersama juga menyarankan peternak plasmanya dengan program puasa sebagai
berikut :
41
Tabel 7. Program Puasa Makan yang Disarankan PT. Bintang Sejahtera
Bersama Hari Siang Malam
Pukul 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5
U
M
U
R
16-18
hari
4 jam puasa makan
19-
21 hari
7 jam puasa makan
22 hari
8 jam puasa makan
23 - dijual
9 jam puasa makan
Keterangan : Jadwal pemberian pakan Puasa (tempat pakan digantung setinggi-tingginya)
- Saat puasa tempat pakan diangkat dan diisi sebelum diturunkan sore untuk makan.
- Program puasa wajib dan tidak mengurangi jatah makan harian tapi hanya menggeser waktu
makan.
Sumber : Data Primer Praktek Kerja Lapangan di PT. Bintang Sejahtera
Bersama, 2014.
Program puasa dari perusahaan inti dimaksudkan demi pembentukan
daging yang lebih baik pada masa panen. Hal ini sesuai dengan pendapat Banong
dan Hakim (2011) bahwa tujuan utama dari perlakuan pemuasaan pada siang hari
ialah mengurangi beban panas metabolik yang timbul sehubungan dengan
konsumsi pakan dengan kandungan nutrisi tinggi pada saat temperatur lingkungan
maksimum pada siang hari dimana ayam dapat mempertahankan pola aktivitas
untuk menghindari stres panas.
d) Pertambahan Berat Badan
Dalam pemeliharaan ayam pedaging pertambahan bobot badan setiap ayam
perlu diperhatikan agar produksi ayam saat pemanenan dapat dipengaruhi untuk
stabil dan baik. Menurut Sudaryani (1997) untuk mendapatkan produksi yang baik
perlu diadakan control dengan penimbangan yang teratur setiap minggunya.
42
Apabila berat ayam belum memenuhi standar, maka jumlah pakan dapat ditambah
dengan prosentase kekurangan berat badan dari standar. Akan tetapi bila bobot
badan ayam telah melebihi standar, maka jumlah pakan yang diberikan tetap sama
dengan jumlah pakan yang diberikan sebelumnya.
Gambar 14. Kegiatan Penimbangan Berat Badan Mingguan
Adapun data penimbangan rata-rata berat badan ayam mingguan di peternakan
plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik bapak Jumardin yang diamati adalah
sebagai berikut :
Tabel 8. Data Penimbangan Rata-rata Berat Badan Ayam mungguan di
Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama yang
Diamati.
Minggu ke Berat Badan Ayam Mingguan
1 94,5 gr/ekor
2 414,7 gr/ekor
3 972,5 gr/ekor
4 1.422,4 gr/ekor
5 1.611,7 gr/ekor
Sumber : Data Primer Praktek Kerja Lapangan di PT. Bintang Sejahtera
Bersama, 2014.
43
Hasil dari penimbangan berat badan ayam mingguan yang dilihat termasuk
baik jika dibandingkan dengan beberapa peternakan di sekitar kandang tersebut
karena bibit ayamnya memiliki kemampuan yang baik dalam mengkonversi pakan
yang dikonsumsi menjadi daging. Hal ini sesuai dengan pendapat Abidin (2002)
menyatakan bahwa, faktor yang mempengaruhi terhadap pertambahan berat badan
adalah konsumsi pakan. Pendapat ini juga didukung oleh Ichwan (2003) yang
menyatakan bahwa, secara umum penambahan berat badan akan dipengaruhi oleh
jumlah konsumsi pakan yang dimakan dan kandungan nutrisi yang terdapat dalam
pakan tersebut.
e) Konversi Pakan
Konversi pakan atau feed convertion ratio ( FCR ) adalah perbandingan
antara jumlah pakan (kg) yang dikonsumsi dengan berat hidup (kg) sampai ayam
itu dijual (Siregar dkk., 1980). Sehingga semakin kecil angka konversi pakan
menunjukkan semakin baik efisiensi penggunaan pakan. Bila angka perbandingan
kecil berarti kenaikan berat badan memuaskan atau ayam makan tidak terlalu
banyak untuk meningkatkan berat badannya (North, 1984). Konversi pakan (FCR)
dapat dihitung dengan rumus berikut :
𝐹𝐶𝑅 =𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 (
𝑔𝑟𝑒𝑘𝑜𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖
)
𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (
𝑔𝑟𝑒𝑘𝑜𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖
)
× 100%
Dari perhitungan data yang dilakukan oleh pak Jumardin, diketahui bahwa
total konsumsi pakan yang dihabiskan adalah 8950 kg dan total berat badan ayam
yang dipanen adalah 6976 kg, sehingga diperoleh FCR 1,3. Angka ini berarti
untuk memproduksi daging 1 kg, dibutuhkan pakan sebesar 1,3 kg. Nilai Konversi
44
pakan ini sama dengan nilai perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan inti.
Dapat juga diamati bahwa semakin hari dengan bertambahnya umur, maka
konversi pakannya akan meningkat dan semakin tidak efisien untuk dilanjutkan
pemeliharaannya Sedangkan menurut pendapat Anggorodi (1985), konversi pakan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu genetik, bentuk pakan, temperatur,
lingkungan, konsumsi pakan, berat badan, dan jenis kelamin. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa tingkat konsumsi pakan ayam pedaging terhadap
pertumbuhan berat badannya sudah cukup efisien dan baik.
45
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian mengenai hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Pendapatan kotor yang diterima oleh peternak sebagai pihak Inti adalah
Rp. 18.940.143,- (diluar dari biaya pajak, tenaga kerja, serta biaya
penyusutan kandang dan peralatan).
2. Manajemen pakan di peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama
adalah baik karena pencapaian produksi atau berat badan akhir yang
terhitung cukup tinggi dengan konversi pakan 1,3.
Saran
Peternak ayam pedaging seharusnya dapat memberi pengaruh optimal
pada manajemen pakannya untuk memperoleh produksi yang terbaik.
46
LAMPIRAN
1. Foto Bersama Keluarga Peternak Plasma
2. Peta Jarak Perusahaan Inti-Peternakan Plasma
47
3. Kartu Kontrol Kerja Technical Service
48
4. Kesepakatan Harga Inti-Plasma
49
5. Program Persiapan Kandang (Biosekuriti)
50
6. Perincian Piutang Plasma
51
7. Format PKL-1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7
52
53
(Ada perubahan mendadak oleh pembimbing pada Format PKL-5)
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
8. Bukti Tanda Terima Laporan PKL