PDF Format 4030kb.

136
1 Sergio Vieira de Mello, Administrator Transisi Saya mendukung Konferensi Pembangunan Berkelanjutan di Timor Lorosa’e ini dari awal mulanya, khususnya titik beratnya pada hubungan antara pembangunan ekonomi dan sosial, dan kesejahteraan lingkungan hidup. Saya senang sekali melihat kesuksesan konferensi ini. Salah satu area utama keprihatinan dunia telah menempatkan manusia sebagai pusat untuk pencapaian pembangunan berkelanjutan dan bahwa manusia berhak akan kehidupan yang sehat dan produktif. Sebagai bangsa yang baru Timor Lorosa’e mempunyai suatu kesempatan yang jelas dalam menunjukkan kepemimpinan dengan menggunakan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Timor Lorosa’e sedang berkembang secara politik dan secara sosio-ekonomi. Titik pangkal untuk Timor Lorosa’e adalah keadilan sosial dan politik. Pembangunan berkelanjutan di Timor Lorosa’e membutuhkan pemberdayaan masyarakat, partisipasi penuh dan pendidikan semua sektor masyarakat, serta perencanaan terpadu dan penilaian dampak lingkungan hidup. Konferensi ini memberikan kesempatan yang penting untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup di Timor Lorosa’e. Konferensi ini memberikan kesempatan untuk mulai memikirkan solusi-solusi yang baru untuk Timor Lorosa’e. Penting sekali bahwa masyarakat dan pemerintahan Timor Lorosa’e di masa depan akan merancang strategi pembangunan berkelanjutan yang efektif untuk memastikan pemakaian sumber daya alam Timor Lorosa’e secara berkelanjutan dan perbaikan kerusakan lingkungan hidup yang sudah terjadi. Hasil-Hasil konferensi ini akan membantu memastikan bahwa masalah-masalah lingkungan hidup terintegrasi dalam perencanaan pembangunan di semua sektor. Saya mendukung sepenuhnya Satuan Tugas Pembangunan Berkelanjutan yang akan didirikan sebagai hasil konferensi ini. Satuan Tugas ini merupakan alat utama untuk perencanaan strategis pembangunan berkelanjutan di Timor Lorosa’e. Hasil-Hasil konferensi ini merupakan pedoman berharga untuk perencana pembangunan di Timor Lorosa’e, karena hasil-hasil ini akan melakukan tugas kompleks dalam menyeimbangkan obyektif-obyektif konservasi dan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan harapan-harapan masyarakat Timor Lorosa’e. PRAKATA Xanana Gusmão, Presiden CNRT/CN Bpk. Sergio Vieira de Mello Administrator Transisi Wakil Khusus Sekretaris-Jenderal Bpk. Xanana Gusmão Presiden. CNRT/CN Kami masyarakat Timor Lorosa’e, telah membebaskan tanah air kita. Sekarang, kemerdekaan untuk Timor Lorosa’e berarti bahwa kita harus menanyakan pembangunan. Kita sedang membangun negara dan masa depan kita. Kita harus mengambil keputusan yang bijaksana demi generasi masa depan. Saya sangat senang bahwa Konferensi Pembangunan Berkelanjutan dilaksanakan di Timor Lorosa’e. Membangun masa depan kita mebutuhkan wawasan dan perencanaan- berdasarkan pada pengertian kita mengenai keadaan sekarang, dan harapan-harapan untuk pembangunan. Konferensi ini memberikan kesempatan berharga dalam mengkonsultasi ahli-ahli, dan membicarakan dan mengembangkan strategi-strategi yang menangani pembangunan berkelanjutan di Timor Lorosa’e. Penyajian-Penyajian yang diberikan oleh ahli-ahli Timor Lorosa’e dan Internasional di konferensi ini memberi informasi yang diperlukan untuk proses perencanaan kita. Dasar partisipatif yang luas dan pelaksanaan banyak lokakarya di konferensi ini memberikan kita kesempatan berharga untuk membicarakan banyak isu, termasuk pelestarian lingkungan hidup, pembangunan ekonomi, dan keadilan sosial. Kita perlu mengembangkan strategi- strategi untuk pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, sambil melestarikan dan memperbaiki lingkungan hidup. Rakyat kita telah cukup banyak menderita. Kesejahteraan rakyat kita di masa depan sangat memprihatinkan saya. Perencanaan untuk masa depan membutuhkan pertimbangan tentang bagaimana meningkatkan kualitas hidup masyarakat Timor Lorosa’e. Konferensi mengenai pembangunan berkelanjutan merupakan langkah penting di jalan menuju masa depan yang berkelanjutan di Timor Lorosa’e.

Transcript of PDF Format 4030kb.

1

Sergio Vieira de Mello, Administrator TransisiSaya mendukung Konferensi Pembangunan Berkelanjutan di Timor Lorosa’e ini dari awal mulanya, khususnya

titik beratnya pada hubungan antara pembangunan ekonomi dan sosial, dan kesejahteraan lingkungan hidup.Saya senang sekali melihat kesuksesan konferensi ini.

Salah satu area utama keprihatinan dunia telah menempatkan manusia sebagai pusat untuk pencapaianpembangunan berkelanjutan dan bahwa manusia berhak akan kehidupan yang sehat dan produktif. Sebagai bangsayang baru Timor Lorosa’e mempunyai suatu kesempatan yang jelas dalam menunjukkan kepemimpinan denganmenggunakan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

Timor Lorosa’e sedang berkembang secara politik dan secara sosio-ekonomi. Titik pangkal untuk Timor Lorosa’eadalah keadilan sosial dan politik. Pembangunan berkelanjutan di Timor Lorosa’e membutuhkan pemberdayaanmasyarakat, partisipasi penuh dan pendidikan semua sektor masyarakat, serta perencanaan terpadu dan penilaiandampak lingkungan hidup.

Konferensi ini memberikan kesempatan yang penting untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuanmasyarakat mengenai pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup di Timor Lorosa’e. Konferensi inimemberikan kesempatan untuk mulai memikirkan solusi-solusi yang baru untuk Timor Lorosa’e.

Penting sekali bahwa masyarakat dan pemerintahan Timor Lorosa’e di masa depan akan merancang strategipembangunan berkelanjutan yang efektif untuk memastikan pemakaian sumber daya alam Timor Lorosa’e secaraberkelanjutan dan perbaikan kerusakan lingkungan hidup yang sudah terjadi. Hasil-Hasil konferensi ini akanmembantu memastikan bahwa masalah-masalah lingkungan hidup terintegrasi dalam perencanaan pembangunandi semua sektor.

Saya mendukung sepenuhnya Satuan Tugas Pembangunan Berkelanjutan yang akan didirikan sebagai hasilkonferensi ini. Satuan Tugas ini merupakan alat utama untuk perencanaan strategis pembangunan berkelanjutandi Timor Lorosa’e.

Hasil-Hasil konferensi ini merupakan pedoman berharga untuk perencana pembangunan di Timor Lorosa’e,karena hasil-hasil ini akan melakukan tugas kompleks dalam menyeimbangkan obyektif-obyektif konservasi danpembangunan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan harapan-harapan masyarakat Timor Lorosa’e.

PRAKATA

Xanana Gusmão, Presiden CNRT/CN

Bpk. Sergio Vieira de MelloAdministrator TransisiWakil Khusus Sekretaris-Jenderal

Bpk. Xanana GusmãoPresiden. CNRT/CN

Kami masyarakat Timor Lorosa’e, telah membebaskan tanah air kita. Sekarang, kemerdekaan untuk TimorLorosa’e berarti bahwa kita harus menanyakan pembangunan. Kita sedang membangun negara dan masa depankita. Kita harus mengambil keputusan yang bijaksana demi generasi masa depan.

Saya sangat senang bahwa Konferensi Pembangunan Berkelanjutan dilaksanakan di Timor Lorosa’e.Membangun masa depan kita mebutuhkan wawasan dan perencanaan- berdasarkan pada pengertian kita

mengenai keadaan sekarang, dan harapan-harapan untuk pembangunan. Konferensi ini memberikan kesempatanberharga dalam mengkonsultasi ahli-ahli, dan membicarakan dan mengembangkan strategi-strategi yang menanganipembangunan berkelanjutan di Timor Lorosa’e.

Penyajian-Penyajian yang diberikan oleh ahli-ahli Timor Lorosa’e dan Internasional di konferensi ini memberiinformasi yang diperlukan untuk proses perencanaan kita. Dasar partisipatif yang luas dan pelaksanaan banyaklokakarya di konferensi ini memberikan kita kesempatan berharga untuk membicarakan banyak isu, termasukpelestarian lingkungan hidup, pembangunan ekonomi, dan keadilan sosial. Kita perlu mengembangkan strategi-strategi untuk pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, sambil melestarikan dan memperbaiki lingkungan hidup.

Rakyat kita telah cukup banyak menderita. Kesejahteraan rakyat kita di masa depan sangat memprihatinkansaya. Perencanaan untuk masa depan membutuhkan pertimbangan tentang bagaimana meningkatkan kualitashidup masyarakat Timor Lorosa’e. Konferensi mengenai pembangunan berkelanjutan merupakan langkah pentingdi jalan menuju masa depan yang berkelanjutan di Timor Lorosa’e.

2

DAFTAR ISI1 PRAKATA

3 PETA TIMOR LOROSA’E

4 KATA PENGANTAR

7 UCAPAN TERIMA KASIH

8 HASIL-HASIL DAN REKOMENDASI-REKOMENDASI KONFERENSI

14 BAB 1 PENDAHULUAN

29 BAB 2 SUMBER DAYA ALAM DAN PELESTARIAN ALAMSumberdaya Alam dan Kekayaan Lingkungan Hidup Timor Lorosa’e • PelestariaanKeanekaragaman Hayati • Kehutanan • Perubahan Cuaca • Sumberdaya Air Tawar •Pengukuran Kebutuhan dan Prioritas Lingkungan Hidup di Timor Lorosa’e

45 • LOKAKARYA-LOKAKARYA

47 BAB 3 EKONOMIMemperkenalkan Ekonomi dan Lingkungan Hidup • Industri, Perdagangan dan Globalisasi

• Pertanian • Perikanan • Pertambangan, Industri Penarikan Sumberdaya • Pariwisata

71 • LOKAKARYA-LOKAKARYA

75 BAB 4 TEKNOLOGIPendahuluan • Infrastrukur • Pola-Pola yang Berkelanjutan • Energi yang Cocok danbersifat • Sistem Manajemen Sampah Berkelanjutan

85 • LOKAKARYA-LOKAKARYA

87 BAB 5 MASALAH-MASALAH SOSIALKesehatan • Gender • Generasi Muda • Pendidikan • Hak Kepemilikan Tanah danManajemen Tanah yang bersifat Berkelanjutan

104 • LOKAKARYA-LOKAKARYA

108 BAB 6 LEMBAGA-LEMBAGAPemerintahan • Masyarakat Sipil • Budaya Adat • Hukum Lingkungan Hidup Nasionaldan Internasional • Perencanaan dan Manajemen Lingkungan Hidup

124 • LOKAKARYA-LOKAKARYA

126 PROGRAM UNTUK DISTRIK-DISTRIK

130 JARINGANDaftar organisasi-organisasi,strategi-strategi dan pentunjuk-pentunjuk pembangunanberkelanjutan, dengan berbagai situs web dan alamat email.

135 SINGKATAN-SINGKATAN

3

TIM

OR

LOR

OSA

'E

Tim

orL

oros

a'e

4

KATA PENGANTAR

Timor Lorosa'e merupakan negara paling baru didunia. Timor Lorosa'e dijajah Portugis selama lebih dari400 tahun, dan dari tahun 1975 sampai 1999, didudukisecara kejam oleh Indonesia. Selama masa pendudukanini, lingkungan hidup Timor Lorosa'e mengalamikerusakan yang signifikan, karena rakyatnya diperas danditindas, dan tidak dapat ikut serta dalam keputusanmengenai masa depannya. Bertahun-tahun, TimorLorosa'e tertutup dari dunia luar. Karena pendudukanini, timbullah suatu keinginan bagi masyarakat setempatakan ukun rasik (penentuan nasib sendiri). Karenaperlawanannya yang teguh, akhirnya rakyat TikorLorosa'e dapat merebut kebebasannya.

Pada tahun 1999, pendudukan Indonesia di TimorLorosa'e berakhir. Titik akhir pendudukan Indonesia diTimor Lorosa'e ditandai oleh kebijakan"pembumihangusan", yang dilakukan oleh milisi dandidukung oleh Pemerintah Indonesia dan TentaraNasional Indonesia, sebagai balasan atas akibatreferendum pada tanggal 30 Agustus 1999. Selama tigaminggu pada bulan September 1999, lebih dari 75%prasarana di Timor Lorosa'e dibinasakan. Ribuan orangTimor Lorosa'e dibunuh, dan 200,000 orang TimorLorosa'e terpaksa meninggalkan negaranya. Hampirseluruh penduduk Timor Lorosa'e tersingkir darikampung halamannya.

Orang-orang yang tersingkir ini sekarang sudahkembali. Sekarang, mereka berusaha membangunnegaranya yang baru merdeka ini, yang dalam banyakhal, harus dibangun dari awal. Namun, tugasrekonstruksi juga merupakan kesempatan untukmenghindari kesalahan-kesalahan yang sudahdilakukan oleh banyak negara lain dalampembangunannya. Maka, Timor Lorosa'e mempunyaikesempatan untuk mencari solusi yang inovatif terhadaptantangan yang sedang dihadapinya.

Prinsip-Prinsip pembangunan berkelanjutan dapatberguna bagi suatu negara yang baru mulai prosespembangunannya. Prinsip-prinsip tersebut menjaminpenggabungan tujuan-tujuan ekonomis, sosial danlingkungan hidup secara seimbang. Definisipembangunan berkelanjutan yang dikeluarkan olehKomisi Dunia Lingkungan Hidup dan Pembangunan(1987), dan sudah diakui dunia internasional adalah"pembangunan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhangenerasi sekarang tanpa mengurangi kemampuangenerasi berikut untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya".

Ada berbagai model yang dapat digunakan di TimorLorosa'e. Semoga buku Hasil Konferensi PembangunanBerkelanjutan ini - yang dilaksanakan di Dili padatanggal 25-31 Januari 2001 - dapat berguna sebagai dasarperencanaan strategis untuk pembangunanberkelanjutan di Timor Lorosa'e.

Konferensi Pembangunan Berkelanjutan diilhamioleh kemerdekaan Timor Lorosa'e - suatu saat permulaanyang merupakan kesempatan untuk merintis suaturencana pembangunan yang berkelanjutan. Walau belumada suatu model rencana yang teladan, namun, pada

tingkat global, pembangunan berkelanjutan sudah seringdibahas. Umumnya, telah diakui bahwa praktek-praktekpembangunan yang umumnya dilaksanakan sekarangtidak berkelanjutan. Oleh karena itu, suatu pendekatanbaru terhadap pembangunan perlu dikembangkan.

Puncak Dunia Rio pada tahun 1992 menghasilkansuatu strategi pembangunan berkelanjutan yang penting- Agenda 21. Dalam tujuannya, Agenda 21 menentukanisu-isu dan topik-topik yang perlu ditangani dalamsetiap usaha untuk mencapai kelanjutan. Agenda 21menganggap kemiskinan, kelaparan, penyakit,kebutahurufan dan kerusakan lingkungan hidup sebagaimasalah yang saling terkait.

Ke-dua puluh tujuh prinsip Agenda 21 mengakuiprioritas pembangunan berkelanjutan sebagai berikut:• Perlindungan lingkungan hidup • Persekutuan globaluntuk pelestarian, perlindungan dan pembaharuankeutuhan ekosistem bumi • Penghapusan pola-polaproduksi dan konsumsi yang tidak berkelanjutan •Akses terhadap informasi • Perundang-undanganlingkungan hidup yang efektif • Penggunaanpendekatan pencegahan • Analisa Dampak LingkunganHidup • Pengakuan bahwa perempuan berperanpenting dalam pengelolaan dan pengembanganlingkungan hidup • Perangsangan kreativitas, cita-citadan keberanian kalangan muda, dan • Kehormatan akanpentingnya pengetahuan dan praktek-praktekmasyarakat adat.

Prinsip ke-25 dalam Agenda 21 menyatakan"kedamaian, pembangunan dan perlindunganlingkungan hidup saling terkait dan tidak dapatdipisahkan", dan mempunyai relevansi khusus bagiTimor Lorosa'e.

Agenda 21 merupakan rencana aksi yang memintasemua negara agar membentuk strategi-strategipembangunan berkelanjutan nasional. Banyak negara diseluruh dunia sedang bekerja untuk melaksanakanStrategi-Strategi Pembangunan Berkelanjutan Nasional.

Sebagian besar para peserta adalah orang TimorLorosa'e. Semangat besar peserta-peserta Timor Lorosa'eterhadap konferensi menunjukkan keinginannya yangbesar untuk membangun Timor Lorosa'e secaraberkelanjutan.

Antara makalah-makalah yang termuat dalam bukuini, ada yang disampaikan oleh para pakar inernasional,dan ada juga yang ditulis oleh para ahli asli TimorLorosa'e. Konferensi mulai dengan pengenalan masalahpembangunan berkelanjutan. Sidang-sidang paripurnadan lokakarya-lokakarya, yang dilaksanakan pada limahari pertama konferensi, membahas berbagai temasebagai berikut: sumber daya alam dan pelestarianlingkungan hidup, ekonomi, teknologi, masalah-masalah sosial, dan lembaga-lembaga. Setiap tematersebut dimuat sebagai topik dalam buku ini. Sebagianbesar penyajian yang diberikan di konferensi termuatdalam buku ini. Banyak makalah yang termuatmerupakan ringkasan. Makalah-makalah ini, termasukbeberapa makalah lengkap dan hasil-hasil konferensi,dapat dilihat di situs web konferensi, di homepage Timor

5

Aid, di <www.timoraid.org>.Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan-

rekan dari Timor Lorosa'e atas sumbangannya padakonferensi dan pada buku ini. Makalah-makalahnyadisiapkan dalam waktu yang sangat singkat dan terbatas,di antara berbagai tugas dan tanggung jawab di bidangmasing-masing yang sudah sangat berat.

Rekomendasi-rekomendasi dari konferensi, termasukke-tujuh rekomendasi utama yang diajukan, termuatdalam buku ini. Ketujuh rekomendasi utama ini semogadisertakan dalam Undang-Undang Timor Lorosa'e, dandigunakan demi pelaksanaan suatu strategi pembangunanberkelanjutan nasional.

Setiap lokakarya membuahkan diskusi mengenai temayang bersangkutan, dalam kaitannya dengan kenyataansetempat. Atas persetujuan tiap peserta lokakarya masing-masing, diskusi-diskusi tersebut, atau hasil-hasillokakarya, telah diringkas agar termuat dalam buku inidalam bentuk yang lebih singkat itu.

Semua lokakarya di konferensi menunjukkanpendidikan sebagai kunci keberhasilan pembangunanberkelanjutan di Timor Lorosa'e. Pentingnya pendidikantelah dititikberatkan oleh Armindo Maia, RektorUniversitas Timor Lorosa'e. Menurut dia, "tidak dapatdiabaikan bahwa setiap orang Timor Lorosa'e pasti inginmelakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitaslingkungan hidup. Tidak dapat diabaikan bahwapendidikan, khususnya pendidikan formal, dianggapsebagai salah satu alat yang utama dan sangatberpengaruh dalam mencapai cita-cita tersebut".

Memang, salah satu peran konferensi yang palingmendasar adalah untuk mendidik dan meningkatkankesadaran mengenai masalah-masalah lingkungan hidupdan pembangunan berkelanjutan. Konferensi ini jugaberperan untuk menjalin hubungan antar kelompok yangerat di dalam Timor Lorosa'e, serta mendirikan kerjasamaantara kelompok tersebut dengan organisasi-organisasiinternasional yang bergerak di bidang pembangunanberkelanjutan.

Salah satu hasil konferensi yang utama adalahpendirian "Satuan Tugas untuk PembangunanBerkelanjutan", sebagaimana didukung oleh peserta-peserta konperensi. Atas persetujuan Universitas NasionalTimor Lorosa'e (UNTIL), Satuan Tugas tersebut akandipusatkan di kampusnya. Lagipula, Satuan Tugas akandidirikan oleh Badan Keberlanjutan, berhubungan denganPusat Penelitian di UNTIL dan akan melibatkanpemerintahan, universitas, masyarakat sipil, gereja, danbisnis. Satuan Tugas tersebut akan melaksanakan strategidan rekomendasi dari konferensi, dan dapat memberikankontribusi pada strategi pembangunan berkelanjutannasional.

Untuk menjamin partisipasi yang maksimal, panitiakonperensi berusaha melibatkan wakil-wakil di setiapdistrik di Timor Lorosa'e. Sebelum konperensi dimulai,lokakarya-lokakarya diadakan di enam distrik, dan lebihdari 25 wakil pedesaan dari delapan distrik hadir dikonferensi. Sebelum penutupan konperensi pada tanggal31 Januari, seorang wakil daerah menggambarkanmasalah lingkungan hidup yang utama yang dihadapioleh masyarakat pedesaan. Setelah selesainya konperensi,lokakarya-lokakarya sekali lagi diadakan di daerah untukmembahas hasil konferensi. Lokakarya-lokakarya pasca-konperensi ini juga berfungsi untuk menjalin hubunganantara Satuan Tugas daerah-daerah. Dalam Program

Pedesaan tersebut, beberapa tujuan telah tercapai,sebagaimana tercatat dalam buku ini.

Rekomendasi-rekomendasi, makalah-makalah, danhasil lokakarya-lokakarya yang termuat dalam buku inimemberi suatu gambaran yang umum mengenaitantangan pembangunan yang sedang dihadapi olehrakyat Timor Lorosa'e. Dengan rekomendasi-rekomendasi,makalah-makalah, dan hasil lokakarya-lokakarya yangtermuat dalam buku ini, kami berusaha memberigambaran mengenai keadaan pembangunan TimorLorosa'e sekarang ini. Lebih khusus lagi, kami berharapterbitan ini dapat berfungsi sebagai suatu buku pedomandemi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di TimorLorosa'e. Semoga pembaca bukan hanya menikmati bukuini, tetapi juga menerapkan usulan-usulannya bidangmasing-masing.

Pembangunan Berkelanjutan danLingkungan Hidup

Masalah pembangunan berkelanjutan muncul daripengakuan global mengenai adanya dan sifatnya masalah-masalah lingkungan hidup. Dalam perencanaannya,panitia konperensi berusaha menitikberatkan pentingnyaaspek lingkungan hidup dalam pelaksanaan suatu stretegipembangunan yang berkelanjutan. Kualitas hidupmasyarakat Timor Lorosa'e tergantung pada pengelolaanlingkungan hidup yang sehat dan produktif. Sebagaimisal, baik pertanian dan perikanan maupun pariwisatatergantung pada pengelolaan lingkungan hidup yangberkelanjutan, dan kerberlangsungan kehidupanmasyarakat serta industri tergantung pada persediaan airyang bersih.

Walau kerusakan lingkungan hidup diakui sebagaisumber utama pembangunan yang tidak berkelanjutan,namun semenjak referendum dan masa krisis sampaisekarang, masalah lingkungan hidup tidak banyakmendapat perhatian di Timor Lorosa'e. Oleh karena itu,dalam pelaksanaan suatu program pembangunan yangterpadu, masalah lingkungan hidup sangat menekan dantak dapat diabaikan lagi.

Di konferensi kami ini, Mario Nunes, Manajer BadanKehutanan Pemerintahan Transisi Timor Lorosa'e (ETTA),memberi suatu gambaran yang umum mengenailingkungan hidup di Timor Lorosa'e. Pada sesi introduksi,Dionisio Babo Soares juga membahas hubungan antarabudaya tradisional dan lingkungan hidup dalampandangan orang Timor Lorosa'e. Disimpulkannya,"budaya, menurut orang-orang Timor Lorosa'e,merupakan cara melestarikan 'lingkungan hidup' danlingkungan hidup tidak akan ada apabila budaya tidakdihormati. Keduanya saling terkait dan merupakansumber kelangsungan hidup manusia". Dalammakalahnya yang dimuat dalam buku ini, Soares jugamembahas mengenai keadaan lingkungan hidup baiksebelum maupun selama masa penjajahan Portugis, sertaselama Indonesia.

Pada masa penjajahan Portugis, lingkungan hidupTimor Lorosa'e dirusak sedikit demi sedikit. PendudukanIndonesia, yang berlangsung selama 24 tahun, berdampakberat pada sumber daya alam yang masih tersisa di TimorLorosa'e, dan mengakibatkan berbagai masalah ekologisyang rumit.

Kayu cendana adalah lambang kebanggaan rakyat

6

Timor Lorosa'e. Dulu, dia mempunyai daya tarik khususbagi pedagang-pedagang Portugis. Tentu, pada masaPortugis, ekonomi penjajahan tergantung padaperdagangan sumber daya alam, antaranya kayu cendana.Kayu cendana adalah jenis kayu yang bersifat parasit danbertumbuh dengan lambat. Eksploitasi kayu cendanamenyebabkan kayu cendana menjadi nyaris punah padamasa Portugis. Karena tetap dieksploitasi selamapendudukan Indonesia, sekarang ini pengadaan kayucendananya di Timor Lorosa'e semakin menurun.

Selama pendudukan Indonesia, orang-orang TimorLorosa'e dipindahkan secara paksa dari tanah nenek-moyangnya ke tempat-tempat yang lebih mudah diaksesdan dikendalikan. Transmigran-transmigran didatangkandari Indonesia. Praktek-praktek penggunaan tanahtersebut menambah tekanan pada lingkungan hidup.

Lingkungan Hidup dan Sumber DayaAlam di Timor Lorosa'e

Timor Lorosa'e tidak begitu kaya sumber daya alam.Curah hujannya rendah dan tanahnya kurang produktif.Namun, salah satu sumber daya alam yang dapatmembawa keuntungan - kalau dieksploitasi demi ekonomiTimor Lorosa'e - adalah sumber-sumber gas dan minyakbumi yang terdapat di Celah Timor. Kekayaan sumber-sumber minyak dan gas di Celah Timor dinilai setarafsumber-sumber yang paling produktif di dunia. Jikadiekspor, produk-produk yang mempunyai nilaiberkelanjutan, seperti kopi organik, juga dapatmenghasilkan devisa. Ekoturisme juga merupakan salahsatu industri yang dapat memainkan peran yang kuncipada pembangunan ekonomi Timor Lorosa'e.

Timor Lorosa'e terdapat dibagian timur pulau Timor,yang topografinya dramatis, dan didominasi olehpegunungan Ramelau. Berbeda dari pulau-pulautetangganya, di pulau Timor tidak ada gunung api. PulauTimor merupakan bagian benua yang terputus. Tanahnyaberasal dari batu kapur dan tanah liat kelautan yang telahbermetamorfosa, dan yang tidak sesubur tanah yangberasal dari batu volkanis. Tentu, ketidaksuburanmerupakan masalah yang inheren pada tanah-tanahtropis, karena pembusukan bahan-bahan organik terjadidengan relatif mudah dan cepat. Lagipula, areal tanahTimor Lorosa'e yang berlereng gunung curam sangat luas,dan tanahnya juga cenderung dangkal. Oleh karena itu,sangat mudah terjadi erosi. Masalah erosi ini dipersulitoleh penggundulan hutan dan penggembalaan. Padamusim hujan, ketika curah hujannya pas tinggi, banyaktanah atas yang hilang. Erosi secara terus-menerusmenyebabkan sedimentasi sungai dan waduk.

Karena terletak di bayangan hujan, Timor Lorosa'esangat kering. Daerah aliran sungai di Timor Lorosa'edibelah oleh daerah pegunungan di tengah Timor Lorosa'e.Oleh karena sempitnya pulau Timor, masa mengalirnyasungai sangat pendek, dan hanya beberapa sungai yangmengalir sepanjang tahun. Bagian utara sangat kering, danbercirikan padang rumput savana yang setiap tahundibakar.

Menurut perkiraan yang berlaku, dulu Timor Lorosa'editutupi oleh hutan, yang lantas hilang akibatberkembnagnya peradaban manusia, dan kegiatannyayang termasuk pembakaran hutan dan penebangan hutanuntuk penanaman, pemburuan dan penggembalaan.menyebabkan hilangnya sebagian besar hutan asli.Sekarang, hutan sangat tipis di Timor Lorosa'e, dan

vegetasinya terdiri dari hutan yang ditanam kembali,savana dan padang rumput. Berbagai aspek pada ekologiflora dan fauna Timor Lorosa'e masih perlu diteliti lebihlanjut.

Fauna Timor Lorosa'e mempunyai tingkat endemismeyang paling tinggi di kawasan Nusa Tenggara. Walaudemikian, banyak jenis binatang di Timor Lorosa'ediancam punah, khususnya jenis-jenis binatang yangmengandalkan hutan yang semakin menipis akibatpenebangan. Berbagai jenis binatang laut juga terancampunah.

Sebagian besar daerah pesisir Timor Lorosa'e dinilaimasih asli. Ekosistem bakau masih dalam keadaan baik,dan banyak pantai dikelilingi oleh batu karang. Batukarang tersebut mempunyai fungsi ekologis yang penting.Batu karang juga merupakan sumber industri perikanandi daerah pesisir, dan sebagai obyek wisata yang potensial,mempunyai peran yang kunci pada pengembanganindustri ekoturisme.

Pada saat ini di Timor Lorosa'e tidak mempunyaisistem pengelolaan limbah. Hal inilah yang merupakanmasalah lingkungan hidup yang utama di daerahperkotaan. Misalnya, kota Dili tidak mempunyai baiksistem pengelolaan air kotor, maupun sistem untukpengumpulan dan pembuangan kotoran di Dili.Pembuangan kotoran secara tidak sah di Dili dansekitarnya menyebabkan penumpukkan sampah dibeberapa tempat tertentu. Oleh karena tidak adanya sistempengelolaan limbah, air di bawah tanah- sumber airminum penduduk kota Dili - menjadi tercemar.

Pembangunan tidak dapat dianggap berkelanjutanapabila dampak-dampak perubahan iklim tak terhitung.Perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan bumitelah menyebabkan banyak bencana yang mempengaruhikesehatan dan keadaan hidup banyak orang di seluruhdunia.

Masa depan yang berkelanjutandi Timor Lorosa'e

Pembangunan berkelanjutan di Timor Lorosa'etergantung pada kebijakan-kebijakan sosial-ekonomisyang baik, serta perencanaan dan pengelolaan lingkunganhidup yang efektif. Perlu diingat bahwa manusiamenempati posisi utama dalam pembangunan, danpartisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunanadalah inti dari pembangunan yang berkelanjutan.Struktur pemerintahan yang transparan,bertanggungjawab dan partisipatif diperlukan di TimorLorosa'e agar menjamin bahwa masyarakat biasa danmasyarakat madani dapat ikut serta dalam prosespengambilan keputusan.

Konferensi Pembangunan Berkelanjutan telahmeningkatkan profil lingkungan hidup di Timor Lorosa'e,dan menitikberatkan perlunya pendekatan pembangunanyang berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan sangatpenting untuk penurunan terjadinya kemiskinan, dandapat menjamin peningkatan kualitas hidup masyarakatTimor Lorosa'e serta masyarakat Timor Lorosa'e di masadepan.

Seperti dinyatakan Mariano Sabino, yangmembicarakan pembangunan berkelanjutan dariperspektif kalangan muda, "Semoga Timor Lorosa'ekembali menjadi negeri yang hijau dan makmur sepertiharapan setiap anak bangsa Timor Lorosa'e".

7

Banyak orang memberi dukungan dan sumbangan yang sangat berharga pada KonferensiPembangunan Berkelanjutan. Konferensi ini diprakarsai oleh peraih Hadiah Perdamaian Nobel,Yang Terhormat Dr. Jose Ramos Horta dan Timor Aid. Pada permulaan rekonstruksi Timor Lorosa’e,yang mana sumber-sumber daya masih terbatas, Timor Aid sempat membangun strukturorganisasi yang fungsionil. Kemampuan ini turut membantu perkembangan konferensi ini danmemberi sumber-sumber daya dan dukungan logistik. Proses keikutsertaan dalam mengadakankonferensi ini selalu didukung oleh CEO Timor Aid, Juan Federer, dan Presiden Timor Aid, CeuFederer. Di mana dengan usaha Timor Aid dapat melaksanakan konferensi ini menjadi kenyataan.

Pelaksanaan konferensi dan buku hasil-hasil konferensi ini mendapat realisasi karena adanyadukungan dari para pemberi donor: USAID, HIVOS (Belanda), Catholic Fund for OverseasDevelopment (CAFOD), Trocaire (Irlandia), Embassy of Finland (Kedutaan Finlandia), CanadaFund, UNICEF, UNDP, NZODA, dan AusAID.

Dukungan lebih lanjut diberikan diberi oleh: Protimos Foundation, Ecological ArchitectsAssociation (Australia), Regional Community Forestry Training Centre (RECOFTC – Thailand),Environment Australia, IUCN, Icelandic International Development Agency, Northern TerritoryUniversity, Australian Volunteers International, BP Solar, Australian Computer Society, NaturalResources and Environment -Victoria, RMIT Department of Geospatial Science.

Konferensi ini diadakan secara partisipatif, dengan konsultasi luas dan keikutsertaan orang-orang Timor Lorosa’e. Terciptanya proses yang demokratik untuk pelaksanaan konferensi inimakan waktu beberapa bulan. Anggota dari berbagai kelompok Timor Lorosa’e berperan sebagaipenasehat, dan sebagai anggota panitia konferensi ini.

Penasehat konferensi ini adalah: Mario Nunes - East Timor Forestry Group (ETFOG), JoaquimFonseca - Yaysan HAK, Aderito de Jesus - SAHE, Demetrio Amaral - Haburas, Angus Mackaydan George Bouma - Environment Protection Unit, ETTA, Carlos Alberto Baros Forindo - EmamaTA Dalan ba Progresso (ETADEP).

Panitia konferensi ini terdiri dari Maria Isabel Da Silva, Americo Da Silva, Ajerino Vieira,Annalisa Koeman (Wakil Koordinator), Carolyn (Carrie) Deutsch (Wakil Koordinator), RussellAnderson (Koordinator Konferensi).

Orang lain yang bekerja di konferensi ini termasuk Marc Beuniche, Susie Russell, Sue Lennox,Alfredo Isaac, Filomena da Silva Soares, Steve Malloch, Bret Eartheart, dan Christian Ranheim.

Ucapan terima kasih banyak kepada banyak penerjemah, khususnya kepada Xylia Ingham,Kylie Tallo, Jeremy Stringer, James O’Brien, Richard Curtis, Fung Rodgers, Oliver Green, CatharinaGunawan dan Emma Baulch. Terimah kasih juga kepada Pusat Bahasa dan Pelatihan UNTAET

Terima kasih kepada semua pihak yang menyisihkan waktu untuk membantu dalampelaksanaan konferensi ini.

Terima kasih juga kepada penengah-penengah dan fasilitator-fasilitator lokakarya-lokakarya.Khususnya terima kasih kepada Aurelio Guterres, Dionisio Babo Soares, dan Helder Da Costaatas semangatnya, dukungan dan tanggung jawabnya terhadap pembangunan berkelanjutan diTimor Lorosa’e.

Terima kasih istimewa kepada Keluarga Pinto, khususnya Nona, Celestina, dan Abeto, danjuga kepada Alex dan Ajax.

Orang-orang yang sangat membantu dengan mengarahkan dan mendukung konferensi initermasuk Jeremy Carew-Reid (International Centre for Environment Management) dan JennyBryant (UNDP Sustainable Development Officer for the Pacific). Pengalaman, nasehat dandukungannya sangat berharga. Arthur Hanson (International Institute for SustainableDevelopment) memberi sumbangan besar terhadap keberhasilan konferensi ini. Keahliannya dandukungannya memberi daya dorongan pada hasil-hasil konferensi ini.

Buku ini dirancang, diperiksa dan diperbaiki oleh Russell Anderson dan Carolyn Deutsch.Terima kasih banyak kepada penerjemah-penerjemah dan pembaca-pembaca pruf, khususnyakepada Xylia Ingham, penerjemah utama buku ini.

UCAPAN TERIMAH KASIH

8 HASIL-HASIL DAN REKOMENDASI-REKOMENDASI

nasional. Misalnya, penghijauan kembali daerahtangkapan air yang kering. Kesehatan masyarakatmembaik dengan perbaikan sanitasi dan penyediaanair bersih. Pendapatan dapat ditingkatkan dari eksporkomoditi yang diproduksi secara berkelanjutan (dandisertifikasi), misalnya kopi.yang ditumbuhkan secaraorganik.

Semua ini dan akibat-akibat lain dari pembangunanberkelanjutan hanya dapat dicapai melalui beberapapersyaratan. Konferensi mengakui bahwapembangunan berkelanjutan tergantung pada:

• Komitmen pemimpin, baik tokoh masyarakat didaerah maupun kepemimpinan nasional;

• Memasukkan perencanaan terpadu dan analisisdampak lingkungan hidup;

• Penggunaan budaya sebagai dasar pembangunanberkelanjutan;

• Pengentasan kemiskinan dan pembukaanpeluang ekonomi secara berkelanjutan;

• Keamanan lingkungan dan kebebasan dariinterfensi militer yang lebih lanjut;

• Partisipasi penuh dari dunia usaha, masyarakatsipil, dan pemerintah;

• Keikutsertaan kaum wanita dalam prosespengambilan keputusan;

• Perangsang ekonomi untuk perbaikanlingkungan hidup;

• Inovasi teknologi, institusi dan prosespengambilan keputusan;

• Harapan-Harapan dan jadwal yang realistis.

Kemajuan hanya dapat dicapai apabila adakeberanian untuk mengambil tindakan. Tindakan-Tindakan menerapkan pembangunan berkelanjutansebaiknya dimulai hari ini, dan sebaiknya tidakditunda-tunda untuk dilakukan sewaktu-waktu dimasa depan.

HASIL-HASIL DAN REKOMENDASI-REKOMENDASIKONFERENSI

Konferensi ini mengangkat definisi yang sudahdiakui dunia internasional terhadap pembangunanberkelanjutan digunakan di Timor Lorosa’e, yaitu:“pembangunan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangikemampuan generasi yang akan datang untukmemenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka”.Pembangunan berkelanjutan menjawab keterkaitanantara lingkungan hidup, ekonomi dan kesejahteraansosial.

Timor Lorosa’e adalah suatu negeri yang memakaipendekatan hak dalam mengatur negeranya. Inimempunyai implikasi yang unik karena hak-hak asasimanusia adalah dasar dari pembangunan politik dansosial yang berkelanjutan, serta keadilan lingkunganhidup. Masa-masa penjajahan menyebabkankerusakan besar, yang menimbulkan kebutuhan besarakan sarana prasarana dan perbaikan lingkunganhidup. Akan tetapi, untuk melaksanakanpembangunan yang berkelanjutan, membutuhkan jauhlebih banyak daripada hanya perbaikan kerusakan-kerusakan dari masa lalu. Kehidupan, usaha-usaha danmasyarakat yang berkelanjutan merupakanpernyataan yang lebih cocok untuk pemerataan dankeadilan bagi rakyat Timor Lorosa’e.

Pembangunan berkelanjutan tidak sepenuhnyadimasukkan di dalam perencanaan transisi. Strategi-Strategi pembangunan berkelanjutan haruslah sudahdiciptakan pada saat kemerdekaan. Strategi-Strategitersebut harusnya mempengaruhi keputusan-keputusan pemerintah, dunia usaha dan masyarakatsipil. Ini merupakan tantangan besar yang berkaitandengan pemerintahan, perencanaan pembangunandan bahkan kebijakan dalam dan luar negeri. Strategi-Strategipembangunan berkelanjutan akanmemberikan keuntungan seketika dalam jangkapendek maupun jangka panjang yang dapatdilaksanakan baik di daerah maupun di tingkat

Pembangunan Berkelanjutan di Timor Lorosa’e

9 HASIL-HASIL DAN REKOMENDASI-REKOMENDASI

HASIL-HASIL & REKOMENDASI-REKOMENDASI KONFERENSI

Rekomendasi-Rekomendasi

Di samping usulan-usulan spesifik yang muncul dalam makalah-makalah konferensi dan lokakarya-lokakarya, ada tujuh rekomendasi umum yang disepakati. Rekomendasi-Rekomendasi ini merupakantitik awal yang penting untuk memulai perjalanan menuju pembangunan berkelanjutan di TimorLorosa’e.

1. Memasukkan pembangunan berkelanjutan ke dalam rencana usul konstitusi Timor Lorosa’e

2. Memasukkan prinsip-prinsip dan pedoman-pedoman pembangunan berkelanjutan dalammeninjau kebijakan-kebijakan, program-program dan proyek-proyek di Timor Lorosa’e.Termasuk:

• Prinsip keadilan sosial, efisiensi ekonomis dan keutuhan ekologi• Prinsip pencegahan terlebih dahulu• Prinsip pemakai membayar• Proses pengambilan keputusan yang partisipatif

3. Pendekatan pembangunan nasional melalui pembuatan rencana usul strategi pembangunanberkelanjutan bagi Timor Lorosa’e

4. Selesaikan masalah-masalah yang menyangkut ketidakberlanjutan sesegera mungkin.Misalnya:

• Deboisasi/Penebangan hutan di daerah aliran sungai• Masalah lingkungan hidup di perkotaan dan pedesaan, difokuskan pada air, sanitasi,

perumahan, dan undang-undang mengenai tanah di perkotaan.• Hak Kepemilikan Tanah dan hak atas penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan.• Penangkapan ikan yang tidak terkendali di pantai selatan Laut Timor Lorosa’e• Mengakui dan melindungi pemakaian tanaman-tanaman sesuai dengan adat• Kemajuan yang terbatas dalam mencapai kehidupan yang berkelanjutan bagi kalangan muda

baik di kota maupun desa

5. Memperdayakan kelompok-kelompok masyarakat sipil dan organisasi masyarakat melaluipendekatan partisipatif dalam pengambilan keputusan selama dan sesudah masa transisi.

6. Keikutsertaan Timor Lorosa’e dalam perjanjian-perjanjian global dan regional mengenailingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan, namun dengan secara hati-hati memilihhanya yang benar-benar dapat memenuhi kebutuhan dan kemampuan Timor Lorosa’e.

• Prioritas utama adalah untuk menentukan batas-batas kelautan Timor Lorosa’e

7. Mendanai program pembangunan berkelanjutan, termasuk penghasilan yang didapat dari CelahTimor. Prioritas-prioritas investasi termasuk:

•Reboisasi/Penghijauan kembali•Pertanian yang berkelanjutan dan pelestarian keanekaragaman hayati• Penelitian dan pendidikan tentang pembangunan berkelanjutan• Pengelolaan aliran air, sanitasi dan limbah• Infrastruktur untuk energi yang berkelanjutan• Pemeriksaan kembali pembangunan, dengan memakai analisa dampak lingkungan (ADL)

10 HASIL-HASIL DAN REKOMENDASI-REKOMENDASI

HASIL-HASIL & REKOMENDASI-REKOMENDASI KONFERENSI

Usulun Satuan Tugas Pembangnan Berkelanjutan

TujuanMenbentuk Satuan Tugas Pembangunan Berkelanjutan yang terdiri dari semua sektor

pembangunan yang dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk strategi nasionalpembangunan berkelanjutan.

Maksud• Memberikan masukan atau sumbangan pemikiran untuk perencanaan strategis dan

pengembangan kebijakan pembangunan berkelanjutan.•Menjamin bahwa prinsip-prinsip dan pengalaman-pengalaman pembangunan berkelanjutan

dapat dimasukan dalam perencanaan nasional dan di semua sektor pembangunan.• Mengembangan dasar pengetahuan pembangunan berkelanjutan melalui penelitian,

pengembangan kemampuan dan program-program pendidikan.

PeranSatu tim yang terdiri dari semua sektor pembangunan untuk membantu perencanaan strategispembangunan berkelanjutan dan mengawasi perkembangan pelaksanaan program-programpembangunan berkelanjutan.

Sekretariat/ KoordinasiUniversitas

KeanggotaanPerwakilan dari semua kelompok yang berkepentingan8-16 orang (idealnya 10)Sebagian besar anggota Timor Lorosa'e

Perwakilan orang-orang Timor Lorosa'e;Pemerintah, Perguruan Tinggi, LSM-LSM, Masyarakat Madani, gereja, sektor swasta danmasyarakat.

Perwakilan Internasional;Ahli-Ahli pembangunan berkelanjutan dan lembaga-lembaga pembangunan internasional

AnggaranPerlu mencari anggaran (jelaskan biaya dan sumber-sumbernya)

Jangka waktu1 s/d 2 tahun

11 HASIL-HASIL DAN REKOMENDASI-REKOMENDASI

HASIL-HASIL & REKOMENDASI-REKOMENDASI KONFERENSI Hasil-Hasil Lokakarya

22 lokakarya tentang pembangunan berkelanjutanmenentukan 4 isu pokok dan kemudian menentukanbeberapa strategi untuk menangani masalah-masalahtersebut. Semua hasil-hasil lokakarya-lokakarya, termasuksemua isu-isu, prioritas-prioritas dan strategi-strategiterdapat dalam bab yang bersangkutan dalam buku ini.

Dokumen berikut merupakan ringkasan strategi-strategilokakarya-lokakarya, dan disetjui pada hari terakhirkonferensi.

Pembangunan Ekonomi secaraBerkelanjutan

Di semua tingkat masyarakat terdapat hubungan antaraekonomi, lingkungan hidup, dan kesejahteraan masyarakat.Kehidupan rakyat Timor Lorosa'e tergantung padalingkungan hidup yang sehat, utuh, dan produktif. Selamalebih dari 400 tahun penjajahan Portugal, dan 24 tahunpenjajahan Indonesia menyebabkan kerusakan lingkunganhidup dan kemiskinan yang tersebar. Pembangunanberkelanjutan adalah dasar pokok tujuan mengurangikemiskinan di Timor Lorosa’e.

Teknologi yang tepat, penghasilan pendapatan alternatif,akses terhadap mikro-kredit, pariwisata ekologis,penambahan nilai (value-adding), dan sertifikasi kopimerupakan kesempatan untuk membangun ekonomi secaraberkelanjutan. Keikutsertaan perempuan dalam semuatingkat pengambilan keputusan, dan jaminan bahwaperempuan mendapat akses ke pendidikan dan kesempatan,juga penting sekali untuk mencapai pembangunan ekonomisecara berkelanjutan.

Melalui kebijakan pembeliaan, pemerintah dapatmenyokong perusahaan-perusahaan lokal yang berprakteksecara berkelanjutan, seperti industri daur ulang. Persediaanair dan sarana prasarana dapat dicapai melalui kerjasamadi antara perusahaan dan pemerintah. Tindakan-Tindakantersebut bisa membantu merangsang pasar-pasar untukmembuat produk-produk dan jasa-jasa domestik. Pajak-pajak, subsidi-subsidi, penetapan harga energi dan biayauntuk pemakaian listrik, seharusnya dirancang agar dapatbekerja untuk dan bukan melawan pembangunan yangberkelanjutan. Perencanaan-perencanaan keuangan untukinvestasi, mata uang, pinjaman dari negara lain dananggaran-anggaran memerlukan analisis pembangunanberkelanjutan yang tepat. Perlu adanya transparansi dalamkeputusan pada tingkat nasional mengenai pembangunanberkelanjutan.

Pendidikan - pada semua tingkatmasyarakat

Di konferensi, pendidikan ditentukan sebagai strategiutama untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.Masyarakat yang berpendidikan merupakan aset nasional,dan program-program penelitian yang berkaitanseharusnya menjadi prioritas tinggi untuk pemerintah dansumber-sumber LSM.

Program-Program dan bahan-bahan pendidikan harusdirancang sesuai dengan isu-isu prioritas yang telah dibahasdalam lokakarya-lokakarya konferensi dan yang terdaftardi bawah ini. Kurikulum mengenai pembangunan yangberkelanjutan dan lingkungan hidup perlu ditulis dan

diajarkan di sekolah-sekolah. Masih diperlukan guru-gurudan semua guru membutuhkan pelatihan khusus mengenaiisu-isu pembangunan berkelanjutan dan bagaimana merekadapat melibatkannya kedalam kurikulum umum. Program-Program semacam ini perlu dibuat secara bervariasi untukmemenuhi keperluan dan tingkat pendidikan yang beragamdi Timor Lorosaè.

Keperluan-Keperluan program pendidikanpembangunan berkelanjutan yang ditentukan dalamlokakarya-lokakarya meliputi: perguruan tinggi, sekolah,masyarakat desa, perempuan, nelayan dan petani, seminaruntuk tukang bangunan dan perusahaan bangunan asing,perusahaan pariwisata, pelatihan di bidang bahasa,pendidikan hukum adat dan budaya, pelatihan di bidanginternet, ketrampilan kerja, kesehatan, kesehatan gizi,kesehatan ibu hamil, pendidikan mengenai kesehatanpribadi, pendidikan mengenai proyek-proyek besar sepertitambang-tambang dan dampaknya terhadap masyarakat,pendidikan tentang politik dan fungsi masyarakat sipil,ketrampilan pemasaran, pendidikan teknik, perlindungandaerah penampungan air, reboisasi, kesehatan lingkunganhidup dan pendidikan pimpinan masyarakat.

Program pendidikan harus diadakan secara formal dannon-formal dengan menggunakan contoh-contoh praktisbilamana perlu seperti memperagakan teknik pertanianyang berbeda; cara-cara pembangunan, seperti membangunWC dengan cara yang baik, pemeliharaan dan perbaikianteknologi yang tepat, energi yang alternatif dan pilihanterhadap daur ulang, pengurangan sampah danpembuangannya dan penampungan air hujan. Bantuandengan mikro-kredit akan sangat diperlukan bila petani,nelayan dll. diharapkan membeli peralatan.

Pendidikan umum mengenai isu-isu pembangunan yangberkelanjutan harus dilakukan dengan bantuan mediaseperti penggunaan poster, radio dan televisi. Pers yangbebas dan mandiri juga ditentukan sebagai hal yang sangatpenting untuk dapat mencapai pembangunan yangberkelanjutan. Bahan-bahan pendidikan pembangunanberkelanjutan juga harus disediakan di perpustakaan.

Pemberdayaan Kemampuan - pada semuatingkat masyarakat

Setelah lebih dari 400 tahun penjajahan dari Portuguese,ditambah dengan 24 tahun lebih dijajah Indonesia, rakyatTimor Lorosa’e mengingingkan agar diikutsertakan secaraaktif dan dididik dalam proses pembangunan berkelanjutan.Inilah tema kuat yang muncul dari lokakarya-lokakarya.Saat ini ada keperluan yang mendesak untukmemperdayakan masyarakat pada tingkat lokal melaluistruktur tradisional dan organisasi seperti golongan-golongan perempuan, golongan-golongan pemuda danLSM-LSM agar mereka dapat mengambil peran dalampengambilan keputusan mengenai masalah-masalah yangditentukan selama konferensi pembangunan berkelanjutanini.

Perlu juga dipercepatkan proses “Timorasasi”, dimanaorang Timor Lorosae diberikan posisi yang bertanggungjawab dalam pemerintahan, sedangkan UNTAETdiharapkan di masa depan hanya akan berperan sebagaipendamping untuk memberikan pengarahan.

12 HASIL-HASIL DAN REKOMENDASI-REKOMENDASI

Pemuda, khususnya para pelajar dan mantan pegawaipemerintah (Portugis maupun Indonesia) perlu dipanggiluntuk berpartisipasi dalam program-program pelatihanyang membahas masalah-masalah spesifik mengenaipembangunan yang berkelanjutan seperti tercantum dalamlembaran pendidikan hasil lokakarya konferensi ini. Petugaslapangan harus ditempatkan diseluruh daerah di TimorLorosae, dan harus dipertimbangkan juga keadilan untukdaerah pedesaan, supaya mereka juga menerima porsimateri dan pelatihan yang sama. Sebenarnya, banyakmasalah yang harusnya diselesaikan di tingkat pedesaan(mis. kesehatan pribadi dan pembuangan sampah), dan olehkarena itu masyarakat lokal harus diberikan pengetahuanyang cukup supaya bisa memgambil keputusan sendiri.

Proses Perencanaan yang Terpadu danTransparan

Pembangunan berkelanjutan memerlukan transparansidalam manajemen keuangan, perencanaan lintas-sektoryang bersifat holistik (menyeluruh), yang menghubungkanmasalah lingkungan hidup dengan sektor-sektor lain.Misalnya, masalah-masalah kesehatan disebabkan olehlingkungan, seperti penyebaran penyakit melalui kualitasair yang rendah atau pembuangan sampah yang tidakteratur, serta air kotor yang dibuang.

Perencanaan harus didasarkan pada pengetahuanmasyarakat lokal. Perlu adanya pendekatan yang terpadudan transparan, yang diatur oleh, dan termasuk didalamnya, analisa dampak lingkungan (ADL).

Perencanaan infrastruktur harus bersifat lintas-sektoral(mis, pembuangan sampah harus dikoordinasikan denganbidang transportasi, dan kapasitas aliran air harus ditinjaukembali jika perencanaan keparawistaan dimulai).Kerjasama antar departemen-departemen diperlukan sebabakan menghasilkan hasil yang lebih baik untuk masyarakat.Dibutuhkan rencana supaya keperluan-keperluan energidipenuhi. Grup “Penghasilan Energi Secara Berkelanjutandi Masa Depan” mungkin bisa didirikan untuk membantudengan pembuatan kebijakan dalam bidang penghasilanenergi.

Perencanaan harus didukung oleh data yang baik. Dibanyak daerah datanya sangat kurang dan kadang tidak adasedangkan daerah-daerah yang merupakan prioritas harusditentukan agar dapat dikumpulkan datanya. Data-data daninformasi yang merupakan dasar dari semua keputusanperencanaan harus disediakan kepada masyarakat lokal.Keputusan mengenai pembagian wilayah, sumber-sumberdaya dan manajemen harus transparan danbertanggungjawab. Sistem informasi geografik (GIC) dapatdigunakan disini.

Perencanaan harus mampu menjawab kebutuhanmasyarakat, dan dilakukan melalui dua pendekatansekaligus: Dari bawah ke atas (bottom-up) dan dari atas kebawah (top-down), antara Knua <> Aldeia <> Suco <>Conshello <> Distrik <> Negara, yang memungkinkan duaaliran pendapat sekaligus.

Pengembangan Kebijakan denganMelibatkan Masyarakat

Beberapa lokakarya telah menentukan perlu adanyakebijakan pemerintah yang jelas untuk mengarahkanpembangunan Timor Lorosa'e pada masa depan. Kebijakan-Kebijakan dan pembuatan kebijakan pembangunanseharusnya menunjukkan kemerataan dalam akses terhadap

sumber daya dan pelayanan.Di konferensi, besar dukungannya supaya kebijakan-

kebijakan tersebut dikembangkan dengan konsultasimasyarakat supaya mereka sendiri memiliki ide-ide darikebijakan itu Kebijakan tersebut harusnya jugamencerminkan keperluan untuk menemukan solusi-solusiyang praktis dan keperluan-keperluan tersebut dirinci secaratertulis oleh sekelompok orang yang terdiri dari berbagaibidang keahlian. Kebijakan terakhir harusnya termasukpendapat dan keperluan masyarakat lokal. (contohnya,seharusnya kebijakan pertanian mencerminkan keperluanpetani-petani).

Perlu adanya komunikasi dan konsultasi secara terusmenerus dengan LSM yang bekerja dengan masyarakatsetempat.

Bidang kibijakan pembangunan yang berkelanjutanyang diajukan dalam lokakarya-lokakarya termasuk antaralain Pemakaian Tanah dan Pembagian Wilayah, Perikanan,Pengelolaan Penampungan Air, Kehutanan, Tambangan,Impor/Ekspor, Investasi, Pertanian khususnya Pertaniantambang-bakar, Impor makanan yang direkayasa secaragenetis, Kepariwisataan, Tenaga (Energi) dan PengelolaanLimbah.

Sistem Peraturan, Penegakan danHukuman yang Transparan

Peraturan dalam sejumlah bidang merupakan keperluanyang mendesak, khususnya kepemilikan tanah dankepemilikan oleh orang asing.

Seharusnya peraturan ditulis dengan konsultasi dengantokoh-tokoh adat supaya mengakui tanah adat, tanahindividu, dan cara penentuan pembagian tanah yangberbeda-beda seperti tanah kehutanan, pertanian, industridan kepariwisataan. Diperlukan juga peraturankewarganegaraan, hak pergunaan investor asing,mekanisme untuk pemecahan pertengkaran kepemilikantanah, impor/ekspor, penilaian pengaruh terhadap sosialdan lingkungan hidup dari tambangan dan proyek-proyekbesar, pertanggungjawaban dari perusahaan, pencegahanpolusi dan pembuangan sampah. Peraturan pembangunanjuga diperlukan.

Peraturan diperlukan untuk menjaga hak asasi manusia,hak sipil, lingkungan hidup dan hak para buruh.

Seharusnya peraturan mempunyai mekanismepenegakkan, serta sumber daya manusia dan materi yangdidedikasi terhadap penegakannya, bersama dengan sebuahsistem hukuman yang mencerminkan beratnyapelanggaran.

Pengakuan Struktur Masyarakat danPengetahuan Tradisional

Hak-hak orang pribumi dan hukum adat harus diakui.Menghormati budaya tradisional dan menghargai produk-produk setempat juga penting. Bahan-Bahan tradisionalmemiliki banyak keuntungan jika dibandingkan denganbahan-bahan impor, dan teknologi moderen dapatdigunakan untuk menambah baiknya pola-pola tradisional.Pengakuan hukum adat dapat membantu mencegahmasalah seperti penebangan hutan dan pencemaran.Pengetahuan dan pengalaman orang-orang tradisionalsangat berharga karena kuatnya dekatnya dengan tanah,udara, dan air. Penemuan kembali pengetahuan tradisionaldan hukum adat harus diutamakan.

13 HASIL-HASIL DAN REKOMENDASI-REKOMENDASI

Keterkaitannya Masalah-Masalah PembangunanBerkelanjutan di Timor Lorosa’e

Ketidakberkelanjutan: Masalah-Masalah Pembangunandi Timor Lorosa’e

Higenis danSanitasi yang

Kurang

PeladanganBerpindah danPembakaran

KemungkinanKepariwisataan yangBersifat Berkelanjutan

Berkurang

Kerusakan Tempat-Tempat

Pemancingan

KerusakanPekarangan

Pembakaran untukPenggembalaan danPencarian Makanan

Penebangan

Erosi BungaTanah

Sedimentasi Sungai-sungai

Kemiskinan danKurangnya Gizi

Run-offbertambah

Tingkat Air yangSedang Menurun

Sering TerjadinyaPenyakit

Hasil PertanianBerkurang

Kurangnya Akseske Air Bersih

Kualitas Air TawarKurang� �

��

� �

� �

��

��

MemeliharaKeutuhanTempat

Perikanandan Karang

Sumber Energiyang BersifatBerkelanjutan

MeningkatkanKesehatanMasyarakat

MengurangiPenebangan

Hutan

MengurangiKemiskinan

MeningkatkanKualitas Tanah

Rancangan yangBersifat Berkelanjutan

Pertanian yangBerkelanjutan

Kepariwisataan yangMengandalkan

Lingkungan Hidup

Mengekspor HasilTanian yang Bersifat

Organik

MeningkatkanKualitas Air

���

��

14 BAB 1 • PENDAHULUAN

IntrodusaunJose Lobato, Timor Aid

Inan-aman, Maun alin sira,Molok ita atu hahú ita nia konférensia ne’e hau atuhato’o obrigado barak ba ita nia presencia ihaseremonia loke ne’e. Hanesan ita hotu hatene ita niakonfrénsia hahú loron ne’e 25 Janeiro to’o 31 Janeiro2001.

Definisaun kona ba dezenvolvimento sustentaveldehak, dezenvolvimento ida ne’ebe bele sustentanesesidade ohin loron nian maibe la halo compremisuka halo la susar ba jerasaun aban bain rua. Ha’u hanoinfali ba espresaun ida iha Bapa nia tempo ne’ebe dehan“dunia ini bukan milik kita tapi pinjaman anak cucukita”, “mundo ne’e laos ita nian maibe buat ida itaimpresta husi ita nia be-oan sira”. Buat ida ita imprestaita tenke fo fila fali ho kondisaun didiak. Ita nia ai-laranbuat ida ne’ebe ita tenke entrega fali ba ita nia be-oansira. Se ita tesi ai-naa (Rose wood), ai-kameli(sandalwood), ai-teka (teak), hotu fa’an fali, ita bele halo

osan barak. Maibe se ita koa ita nia ai-hotu agora abanbain rua, ita nia be-oan sira la hetan tan ai-laran, hetandeit deserta ida. Ohin loron Timor nia rendementu kaosan ne’ebe ita simu kiik liu ita nia kusta. Iha tinan 2004ka 2005 bainhira ita hahu atu simu osan husi projetugas ho mina rai Timor Gap maka ita nia rendementubele boot liu ita nia kusta. Maibe ita la bele depende deitho mina rai. Tamba loron ida mina rai sei hotu. Ita tenkebuka dalan atu hetan osan husi kafe, ikan pesca, turismo,agricultura, ho husi foresta, no tan buat selu-seluk.

Ho konferensia ne’e ita haklibur ema matenek nainsira husi liur ho husi Timor Lorosae nia laran atu halodialogu, atu hare problema desenvolvimento TimorLorosa’e ho atu hetan solusaun ba problema ne’e tuirprincipiu desenvolvimento sustentavel nian. Resultadune’ebe ita hetan iha konferensia ne’e, UNTAET, governotranzitoriu, ho governo aban loron bele uza iha ba planodezemvolvimento aban bain rua.

BAB 1 • PENDAHULUAN

Atas nama CNRT dan rakyat Timor Lorosa’e, sayamengucapkan selamat datang ke negara kami. Terimakasih karena anda telah menyediakan waktu dankeahlian, kemampuan, dan pengetahuan anda. Sayapercaya bahwa pembahasan di sini dalam beberapa harimendatang akan memberikan kepada kamipengetahuan yang berharga tentang bagaimana kamisebagai negara baru yang sudah hancur bisa maju kearah masa depan yang berkelanjutan.

Pembangunan berkelanjutan adalah konsep baruuntuk kita di Timor Lorosa’e. Konsep tersebut bisadikatakan konsep baru karena pembangunanberkelanjutan sudah belum dipraktekkan selamabeberapa ratus tahun di Timor Lorosa’e.

Kita tidak mengerti akan konsep pembangunanberkelanjutan karena selama berabad-abad dalampenjajahan, Timor Lorosa’e mengalami eksploitasi yangtidak bersifat berkelanjutan terhadap sumber dayaalamnya. Misalnya, kayu cendana di Timor Lorosa’epertama dieksploitasi oleh orang-orang Cina, kemudianpenjajah Portuguese, sampai pada tahun 1948, kayucendana di Timor Lorosa’e hampir tidak ada. Kemudian,selama 25 tahun terakhir ini, Indonesia mengambil apasaja yang mereka inginkan dari lingkungan hidup kita.Namun, tidak hanya orang lain saja yang merusaklingkungan hidup kita di Timor Lorosa’e: orang TimorLorosa’e sendiri ikut mempraktekkan cara pertaniantambang bakar di lingkungan hidup kita yang sudahrusak ini. Salah satu sumber daya alam kita yang masihbelum disentuh oleh para penjajah adalah sumber

Mario Carrascalao Wakil Presiden, CNRT/CN, atas nama Presiden CNRT/CN Xanana Gusmao

Pidato pada Konferensi Pembangunan Berkelanjutan

tambang, dan ini harus kita pertimbangkan secara hati-hati.

Dengan mulainya konferensi tentang pembangunanberkelanjutan ini, kita harus mengamati situasi padamasa sekarang ini. Negara kita sudah hancur. Sumberdaya alam yang masih ada, kualitasnya sangat rendah.Dengan kata lain, kita punya sedikit saja sumber-sumberuntuk menunjang hidup kita.

Ada banyak tantangan yang harus dihadapi danditanggulangi sebelum kita bisa mulai melaksanakanpembangunan berkelanjutan secara sungguh-sungguhdi Timor Lorosa’e.

Kita percaya pada konferensi ini untuk membuatbeberapa ide solusi untuk memperbaiki sistem ekologikita, dan memulihkan sumber daya alam kita. Kita jugaingin mendengar bagaimana masyarakat Timor Lorosa’ebisa ikut serta dalam proses pemulihan sumber-sumberalam tersebut.

Kami, para pemimpin, percaya bahwa penting sekaliuntuk melestarikan apa yang kita sudah punya.Kalianlah para ahlinya-tolong tunjukkan bagaimanacaranya melestarikan hutan-hutan dan tanah kami.Tunjukkanlah bagaimana cara melestarikan sistemekologi kita, sambil memberikan kehidupanberkelanjutan kepada mereka yang diminta menjaga danmelestarikan sumber daya alam tersebut.

Bagaimana memulihkan karang-karang kita, yangsudah rusak karena pemboman ikan dll? Bagaimanacaranya supaya orang-orang yang tinggal di daerahpantai diikutsertakan dalam proses pemulihan sumber

15 BAB 1 • PENDAHULUAN

daya alam tersebut?Bicarakan juga tentang bagaimana kita mendasarkan

pembangunan di Timor Lorosa’e pada penghasilanenergi yang berkelanjutan-salah satu faktor yang palingpenting untuk pembangunan berkelanjutan.

Yang penting pula, tunjukkanlah bagaimana kita bisamendapat dukungan finansial yang sangat dibutuhkankarena jelas tidak akan ada program pembangunanberkelanjutan di Timor Lorosa’e tanpa keuangan danpendanaan yang berkelanjutan untuk program-programsemacam itu.

Saya menantang anda sekalian untuk mencari danmenemukan cara supaya budaya kita sendiri dapatmenemukan solusi untuk membuat pembangunanberkelanjutan yang lebih berhasil.

Semua pembicaraan di Timor Lorosa’e juga harustermasuk pembicaraan tentang warisan penjajahan kita,yang terus mempengaruhi kita dan mengambil hak-hakasasi kita sebagai manusia. Warisan penjajahan tersebutmelukai, mencederai, dan membunuh, seperti halnyaperang. Sementara berjuta-juta dolar digunakan untukmemperbaiki kerusakan fisik dari perang tersebut-masyarakat sendiri terus menderita karena perusakanpsikis yang disebabkan penjajahan, menderita karenaperpecahan yang ditinggalkan dalam masyarakat kita.

Apakah pembangunan yang berkelanjutan dapatmemasukkan suatu upaya agar masyarakat TimorLorosa’e juga bisa menanggulangi penderitaan psikisnyayang disebabkan oleh warisan penjajahan? Bagaimanacara untuk mendamaikan warga masyarakat masing-masing, sebagaiman kita mendamaikan masyarakatdengan Ibu Pertiwi?

Masyarakat Timor Lorosa’e tidak bisa hanyamembicarakan untung dan ruginya pembangunanberkelanjutan- mereka sudah cukup kesulitan carimakanan untuk keluarganya setiap hari. Seperti salahsatu orang dari Kepulauan Pasifik berkomentar kepadaseorang ahli ilmu pengetahuan yang datang,“Keanekaragaman hayati seseorang, adalah makansiang bagi orang lain”.

Kita tidak bisa terlalu mengandalkan solusi dari luar.Karena semua yang sudah terjadi di sini, Timor Lorosa’eadalah negara yang unik dan keperluan-keperluannyaluar biasa. Keperluan kita sudah harus segera ditanganikarena apabila program-program untuk pembangunanberkelanjutan di masa depan tidak dilaksanakansekarang, sisa sumber-sumber alam kita akan cepathilang.

Kita berpikir bahwa situasi kita mirip dengan negara-negara dari Kepulauan Pasifik. Mereka juga sudahpernah mengalami penjajahan, tetapi tetap bisamengembangkan sumber daya alamnya, danmenciptakan sistem demokrasi yang berjalan denganbaik.

Saya berharap konferensi ini akan menunjukkanbagaimana kita bisa belajar dari pengalaman negara-negara Kepulauan Pasifik, dan minta bantuan dandukungannya terhadap usaha kita dalam melaksanakanpembangunan berkelanjutan.

Kalian dari Asia Tenggara juga bisa membagipengalaman anda di bidang pembangunanberkelanjutan. Negara-negara dari kawasan Asia

Tenggara sudah bersikap sangat baik terhadap NegaraTimor Lorosa’e, dan kita berharap anda sekalian akanmencari jalan supaya sikap positif dari kawasan kitaberpengaruh dalam pelaksanaan pembangunanberkelanjutan di sini.

Memang, kita akan dituntun oleh “Program Aksi”yang disetujui Konferensi Sedunia PBB tentangPembangunan Berkelanjutan di Negara-negaraKepulauan Kecil yang Sedang Berkembang, di Barbados,pada tahun 1994. Program tersebut disetujui oleh lebihdari 160 negara, dan memasukkan beberapa hal utamauntuk kerja sama internasional.

Mungkin rekan kerja kita dari PBB yang ada di sinibisa menasehati kita tentang bagaimana menggunakanrencana yang disetujui di Barbados sebagai dasarhubungan kerja kita di masa depan.

Kita memberi tantangan kepada konferensi ini untukmengakui hal-hal tersebut, dan melaksanakanRancangan Pembangunan Berkelanjutan untuk anak dancucu kita. Seperti kita sudah tahu, “Kita tidak mewarisibumi ini dari orang tua kita- tetapi kita meminjamnyadari anak-anak kita”.

Kita juga perlu mencari jalan untuk menggerakkankalangan muda di Timor Lorosa’e supaya mereka sadarakan hak yang dimilikinya sejak lahir, dan supayamereka membantu melaksanakan pembangunanberkelanjutan. Mari kita bicarakan pelatihan macam apayang diperlukan bagi kalangan muda Timor Lorosa’e.

Konferensi ini juga harus meniliti bentuk ilmupengetahuan dan teknologi apa yang sudah terbuktiberjalan dengan baik. Kita tidak ingin menjadilaboratorium uji-coba- kita perlu memakai teknologiyang terbukti keberhasilannya. Kita akan mencari solusiyang cocok untuk budaya kita, serta yang memenuhikebutuhan-kebutuhan kita.

Saya ingin mengambil kesempatan ini untukmengucapkan terima kasih kepada semua yangmemungkinkan pelaksanaan konferensi ini denganmemberikan dukungan finansial, utamanya USAID,HIVOS, CAFOD, UNDP, TROCAIRE, KedutaanFinlandia, Timor Aid, UNICEF, NZAid, AUSAid, danCanada Fund. UNDP bersama Pemerintah Norwegia,juga mengirim tiga orang konsultan, dan tiga orang lokaluntuk mengevaluasi kebutuhan-kebutuhan lingkunganhidup di Timor Lorosa’e. Kita berharap bahwa UNDP,dan semua pemberi donor yang terdaftar di atas, akanterus bekerja sama dengan pemerintah dan LSM-LSMdi bidang pembangunan berkelanjutan di TimorLorosa’e.

Saya juga ingin berterima kasih kepada anda semuayang datang ke Timor Lorosa’e dari jauh supaya bisamembantu kami mencari jalan untuk membangunnegara kami secara berkelanjutan.

Saya berharap bahwa hasil-hasil dari konferensi iniakan berarti bahwa masyarakat Timor Lorosa’e juga akanikut berterima kasih kepada anda, karena anda sempatbekerja sama dengan kami untuk mencari masa depanyang penuh dengan harapan- dibangun atas dasarpemulihan ekologi dan pembangunan masyarakat dansumber-sumber kita secara berkelanjutan danmanusiawi.

Semoga sukses dalam konferensi yang penting ini.

16 BAB 1 • PENDAHULUAN

Saya berterima kasih atas undangan untuk ikutserta dalam pembukaan KonferensiPembangunan Berkelanjutan. Saya senang sekalidapat hadir di sini, bicara atas nama Bapak SergioVieira de Mello, perwakilan khusus Sekretaris-Jenderal.

Bapak Vieira de Mello telah dipanggil ke New Yorkbersama Bapak Jose Ramos Horta, untuk memberipenerangan kepada Dewan Keamanan tentangpembaharuan-pembaharuan dalam pelaksanaan transisimenuju kemerdekaan di Timor Lorosa’e. Beliau mohonmaaf atas ketidakhadirannya di sini pada hari ini, tetapibeliau minta kepada saya untuk bicara atas nama beliau,dan atas nama Administrasi Transisi Timor Lorosa’e.

Komentar-komentar saya menghubungkanpentingnya meningkatkan profil pembangunanberkelanjutan di Timor Lorosa’e dengan menjalinkanmasalah-masalah utama, yaitu pendidikan danlingkungan hidup. Supaya pembangunan berkelanjutanmenjadi kenyataan di Timor Lorosa’e, pembangunanberkelanjutan harus dipentingkan dalam masyarakat,supaya menjadi isu yang didukung oleh masyarakat.Pemikiran tentang pembangunan seharusnya tidakhanya merupakan bidang akademis, ahli-ahli teknis, danpembuat kebijakan saja. Pemikiran demikian harusmenjadi bahan pemikiran yang terbuka dan dapatdiakses oleh masyarakat luas. Masyarakat di perkotaandan pedesaan di Timor Lorosa’e harus menjadipendorong pembangunan berkelanjutan.

Belum cukup, dan tidak pantas, untuk membuatkebijakan-kebijakan dan program-program tanpaketerlibatan masyarakat Timor Lorosa’e. Seberapa punkerja keras yang dilakukan di belakang pintu tertutupatau dalam konferensi tidak akan dapat menggantikanpengembangan dan dorongan dukungan dan tanggungjawab dari masyarakat Timor Lorosa’e. Konferensiseperti ini berguna karena jangkauannya luas, dan hasil-hasilnya dapat disebarkan ke masyarakat luas.

Kita dapat menyokong proses keterlibatanmasyarakat dengan mencari cara yang cocok untukmenyampaikan informasi tentang pembangunanberkelanjutan kepada rakyat, dan dengan memberikankepada masyarakat pengetahuan dan kesempatan

supaya pendapatnya didengarkan oleh para pembuatkebijakan dan program. Dari cara pandang AdministrasiTransisi, ini berarti bahwa kita perlu berkonsentrasi padausaha-usaha meningkatkan kesadaran akanpembangunan berkelanjutan dengan menyebarkaninformasi dan pendidikan umum.

Kita ingin melihat informasi tentang pembangunanberkelanjutan disebarkan melalui dua alat jalur. Pertama,melalui media massa, dan kedua melalui sistempendidikan. Bapak Vieira de Mello sudah bicara denganBapak Filomeno Jacob, Anggota Kabinet untuk Masalah-masalah Sosial, tentang menemukan cara supayamasalah-masalah lingkungan hidup dan pembangunanberkelanjutan dapat dimasukkan dalam kurikulumpendidikan di Timor Lorosa’e. Pada saat yang sama, kitabisa menggunakan media seperti Radio UNTAET, untukmenyebarluaskan pesan tentang pentingnyapembangunan berkelanjutan di Timor Lorosa’e.

Dengan menyebarkan informasi secara luas kemasyarakat Timor Lorosa’e, dan dengan mendidik anak-anak, kita akan dapat membangun dasar yang kuat danberkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan diTimor Lorosa’e. Penting sekali bahwa hasil-hasil darikonferensi ini menerima perlakuan yang sama, dandisebarkan seluas mungkin. Pesan paling penting yangsaya diminta untuk menyampaikan pada hari ini, adalahbahwa pemikiran tentang pembangunan berkelanjutanharus disebarluaskan dari tingkat pembicaraan dikalangan ahli ke tingkat pemerimaan masyarakat umum.

Ini adalah tantangan utama untuk kita semua, danselama permusyawarahan sekalian pada hari-hari yangakan datang ini, saya minta kepada anda semua untukmengingat pentingnya menerjemahkan pembicaraan-pembicaraan anda menjadi pesan-pesan umum yangdapat disebarluaskan di Timor Lorosa’e.

Atas nama perwakilan khusus Sekretaris-Jenderal,saya ingin mengucapkan selamat. Kami di AdministrasiTransisi menunggu untuk mendengar rekomendasi-rekomendasi final dan hasil-hasil dari konferensi. Kamimenganggap konferensi ini sebagai pelengkap untukpembuatan kebijakan di Administrasi Transisi, dansebagai peristiwa penting untuk meningkatkan profilpembangunan berkelanjutan di Timor Lorosa’e.

Pernyataan Pembukaan

Akira TakahashiPenasehat Khusus untuk Pembangunan kepada Perwakilan Khusus Sekretaris-

Jenderal, atas nama Sergio Vieira de Mello, Perwakilan Khusus Sekretaris-Jenderal

17 BAB 1 • PENDAHULUAN

Selamat datang Bapak-bapak dan Ibu-ibuSaya ingin memperkenalkan KonferensiPembangunan Berkelanjutan.

PartisipasiPertama kali saya tahu tentang Konferensi ini kira-

kira satu tahun yang lalu, dan sejak itu saya membantudengan pelaksanaannya. Selama tahun tersebut terjadibanyak pertemuan dan banyak pembicaraan. Pihak-pihak lain terlibat secara lebih langsung dengan panitiapelaksanaan konferensi termasuk wakil-wakil dariYayasan Hak, Kelompok Kehutanan Timor Lorosa’e(ETFOG), Talitakum, ETADEP, Timor Aid, dan BadanPerlindungan Lingkungan Hidup (EPU). Konferensi inidiadakan melalui proses kerja sama tersebut.

Proses partisipatif ini membantu mengembangkancara-cara supaya konferensi ini bisa berkelanjutan-bagaimana mendapat hasil yang paling berguna untukjangka panjang.

Terima kasih kepada semua orang yang sudahmemberikan ide-ide mereka. Sudah terlaksanapertemuan terbuka di Forum LSM Timor Lorosa’e(FONGTIL), pertemuan dengan dosen-dosen, dankhususnya menjelang konferensi ada beberapapertemuan dengan peserta-peserta konferensi.

Saya juga ingin berterima kasih kepada semuapeserta internasional yang datang dari berbagai pelosokdunia dalam rangka memberikan kontribusi terhadappembangunan berkelanjutan di Timor Lorosa’e. Puluhanorang lainnya berkeinginan untuk hadir di konferensiini, tetapi tidak dapat hadir karena berbagai alasan.Mereka datang dari berbagai organisasi seperti ProgramLingkungan Hidup PBB (UNEP), Badan PelestarianLingkungan Hidup Australia (ACF), DewanInternasional untuk Inisiatif Lingkungan Hidup diTingkat Lokal, wakil UNDP dari Kawasan Pasifik, sertaSerikat Internasional untuk Pelestarian Alam di KawasanAsia.

Hasil-Hasil KonferensiDiusulkan bahwa suatu Satuan Tugas untuk

Pembangunan Berkelanjutan didirikan untukmeneruskan ide-ide yang dihasilkan dari konferensi inidan untuk terus menggunakan jaringan kerja pentingyang sudah dibentuk dengan peserta-pesertainternasional.

Oleh karena itu pelaksanaan konferensi ini berakarpada masyarakat LSM- dalam masyarakat madani- makausulan untuk sebuah Pusat Sumber Lingkungan Hidupmerupakan satu kemungkinan lain lagi.

Hasil-hasil yang diharapkan dari konferensi initermasuk kerangka untuk program pertukaran pelajardan penentuan proyek uji coba untuk lingkungan hidup.

Terhadap pendidikan untuk pembangunanberkelanjutan dan lingkungan hidup ada beberapajaringan pendidikan dengan universitas-universitas.

Acara Pembukaan KonferensiAderito de Jesus

Institut SaheUniversitas-universitas yang terwakili dalam konferensiini termasuk Universitas Pasifik Selatan, UniversitasNorthern Territory di Australia, Universitas NasionalAustralia (ANU), Universitas Queensland, danUniversitas Murdoch.

Hasil-hasil konferensi yang wajar akan didapat daripembahasan beberapa hari yang akan datang ini. Daripembahasan tersebut, akan dihasilkan beberaparekomendasi, dan rekomendasi- rekomendasi tersebutakan tercetak sebagai buku hasil konferensi. Kamiberharap bahwa hasil dari pembahasan di sini dapatdigunakan untuk penentuan proyek-proyek uji cobalingkungan hidup, dan membantu dalampengembangan kebijakan.

Supaya harapan-harapan tersebut menjadikenyataan, kami telah merancang beberapa lokakaryaterstruktur pada setiap sore.

Pada pagi hari akan dilaksanakan sidang paripurna.Saya menanti-nantikan berbagai presentasi yang akandiajukan oleh berbagai ahli lingkungan hidupinternasional dan asli Timor Lorosa’e. Pentingnyakeikutsertaan, diperkuat oleh berbagai lokakarya yangbersifat sangat komprehensif. Kami berharap anda akanmenerima banyak masukan dari konferensi ini.

Kami ingin mengajak semua peserta untukmenghadiri hari terakhir konferensi ini. Pada hariterakhir, akan diadakan penyimpulan dan pengesahanhasil-hasil konferensi, dan rekomendasi-rekomendasiakan dibuat. Pada sore hari terakhir konferensi, akandiadakan pembahasan tentang pendirian Satuan Tugasuntuk Pembangunan Berkelanjutan. Pertanyaan-pertanyaan akan diajukan tentang pendirian SatuanTugas, tentang bagaimana fungsinya, dan bagaimanahubungan Satuan Tugas dengan masyarakat madani,LSM-LSM, pemerintahan transisi, dan denganpemerintahan Timor Lorosa’e di masa depan.

Sangat membesarkan hati melihat jumlah orang yangsudah mendaftar untuk hadir di konferensi ini, yangdatang ke upacara pembukaan, dan melihatkanketertarikan akan konferensi ini. Keikutsertaan tersebutmenunjukkan ketertarikan akan masa depan yangberkelanjutan di Timor Lorosa’e. Ketertarikan tersebutdatang dari peserta-peserta Timor Lorosa’e sendiri,maupun dari peserta-peserta internasional.Keberlanjutan menekankan strategi-strategi untuk masadepan, dan pelaksanaannya. Kami berharap bahwapeserta-peserta internasional akan terus membantumengembangkan strategi-strategi untuk masa depan.Kami dapat belajar banyak dari pengalaman dari luarnegeri.

Banyak negara sudah mencoba untuk memahamidan melaksanakan konsep pembangunan berkelanjutan.Namun, belum ada satu negara pun yang mencapaisuatu sistem yang betul-betul berkelanjutan. Akan tetapi,tidak ada satu negara pun yang dapat membinapembangunan berkelanjutan sendiri. Ada banyakmasalah ketidakberkelanjutan yang melewati batasan-

18 BAB 1 • PENDAHULUAN

Persepsi Orang Timor Lorosa'e Tentang Kebudayaan danLingkungan Hidup

batasan negara. Misalnya, kemiskinan, perubahan cuaca,dan pelanggaran hak-hak asasi manusia menyebabkanbanyak orang pindah dari tempatnya dan cari tempattinggal yang lain, mungkin saja di negara lain. Isupembangunan berkelanjutan tidak terbatas secarageografis. Sedikit orang yang mengkonsumsi banyaksama bahayanya dengan banyak orang yangmengkonsumsi sedikit. Dan efek dari konsumsi dapatmelewati batasan baik negara yang masih berkembang,maupun yang sudah berkembang.

Kami berharap bahwa Satuan Tugas untukPembangunan Berkelanjutan dapat membina kerja sama

yang erat dengan peserta-peserta internasional. Suatupersekutuan yang dapat melewati batasan-batasannegara dan membantu membangun masa depan yangberkelanjutan untuk Timor Lorosa’e.

Pembangunan Berkelanjutan bertujuan membangunkerja sama global, dan tanpanya kita tidak akan bisamengatasi masalah ketidakseimbangan kemiskinan,perubahan iklim yang terus-menerus, ataumembayangkan perdamaian di dunia kita ini.

Saya berharap konferensi ini berhasil membentukkerja sama global tersebut.

1.PengantarTulisan ini membahas persepsi orang Timor Lorosa’e

tentang arti budaya dan lingkungan hidup.Pembicaraan mengenai “budaya dan lingkungan

hidup” di Timor Lorosaè diwarnai/dipengaruhi olehdua jalur pikiran dalam masyarakat Timor Lorosa’e.Pendapat pertama berasal dari mereka yang dianggapberpendidikan atau mempunyai latar belakangpendidikan yang baik. Pendapadt kedua adalahpandangan masyarakat yang hidup di pedesaan, orangbiasa termasuk para penguasa hukum tradisional (makaerfukun, lia nain)2 . Saya akan mengantisipasi pembahasanini dengan menyatakan bahwa pendapat kelompokkedua sangat dominan dalam wacana persepsimasyarakat Timor Lorosa’e mengenai budaya danlingkungan hidup, meskipun pendapat pertama mulaimendapat perhatian serius dalam masyarakat.

Dalam tulisan ini, terlebih dahulu saya inginmembahas secara ringkas mengenai ke dua pendapatyang berbeda diatas. Kemudian saya akan membahasdengan lebih terinci mengenai “persepsi umum”masyarakat terhadap budaya dan lingkungan hidup.Bagian ketiga dari makalah ini menaruh perhatiannyapada tahap-tahap pengembangan lingkungan hidup diTimor Lorosa’e, dan akhirnya, pada persepi masyarakatTimor Lorosa’e mengenai masalah-masalah lingkunganhidup.

II. Budaya: Persepsi LokalAda dua pendapat yang berbeda mengenai makna

budaya di masyarakat Timor Lorosae.Yang pertama berasal dari sekelompok orang yang

saya namai kelompok masyarakat Timor Lorosa’e yangberpendidikan. Untuk kelompok ini budaya merupakanproses (Ahmadi 1985; Daryanto, 1972 Geertz, 1973) yangmeliputi evolusi, menjalankan fase perubahan daninovasi sesuai dengan berjalannya waktu, pola pikir

Dionisio Babo Soares Mahasiswa Ilmu Sosial dan Antropologi, Research School of Pacific and Asian

Studies, The Australian National Univeristy, Canberra, Australia.

Ringkasan1

masyarakat, dan pengembangan teknologi.Pandangan yang kedua mencakup pandangan

bahwa budaya merupakan aturan-aturan sosial yangditentukan oleh nenek moyang; suatu tradisi yangdiwarisikan oleh nenek moyang sejak dulu. Dari segiini, budaya tidak dipandang sebagai proses atau sistimyang berubah-ubah. Sebaliknya budaya merupakanaturan-aturan atau kebiasaan-kebiasaan yangmenentukan kelakuan sosial. Aturan/kebiasaan iniharus dihormati dan dipegang erat oleh setiap anggotamasyarakat. Orang yang menganut pandangan ini,dikenal sebagai ‘orang yang bertradisi’, percaya bahwabila tradisi dan budaya tidak dihormati akanmengakibatkan ketidakstabilan dalam kehidupan sosial;Selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya bencanaalam, kegagalan musim panen, kelaparan, penyebaranpenyakit menular dan kematian. Semua ini berakar padabudaya yang merupakan tradisi yang diwarisi dari“sumber”, dari “asalnya” dan dari nenek moyang.

Pikiran yang ditata berdasarkan pandanganmasyarakat yang berorientasi kepada dominasi hakmutlak ‘lelaki” merupakan cara berpikir utama dimasyarakat Timor Lorosa'e pada umumnya. Misalnya,garis keturunan diambil dari garis keturunan laki-lakidan anak laki-lakilah yang mempunyai akses terhadapwarisan keluarga. Laki-laki diberi tugas melindungiperempuan dan lingkungan hidup. Suatu garisketurunan selalu dapat diusut ke atas yaitu pada AmanBoot, Katuas Boot (mambae: tata-mai) atau “BapakBesar” atau “Nenek Moyang Besar” dari suatu klan, danumumnya berkelamin “pria”. Pandangan demikiandianggap sebagai “berakar” pada “budaya” asli dandalam kenyataannya diikuti sebagian besar anggotamasyarakat.

Saya tidak ingin mengajak anda untuk berdebatsecara antropologis mengenai konsep budaya. Namun

1 Diringkas oleh Panitia Konferensi2 Makaer Fukun (kelompok penguasa) dan lia-nian (pemegang kata-kata) berkenaan dengan orang yang berkuasa, atau ketua suku.

19 BAB 1 • PENDAHULUAN

secar umum kedua pendapat tersebut menunjukkanperbedaan pandangan dari dua kelompok di TimorLorosa’e.

Pertanyaannya adalah: pandangan yang mana yangdipegang paling banyak orang di masyarakat TimorLorosa’e?

Untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu melakukanpenyelidikan antropologi yang lebih mendalam. Tetapikenyataan bahwa 70% dari penduduk Timor Lorosa’etinggal di daerah pedesaan dan kebanyakaan pendudukkota berasal dari daerah pedesaan, menunjukkan bahwapendapat tradisional mengenai budaya merupakanpendapat dominan dan banyak diikuti di Timor Lorosa’esaat ini.

III. Lingkungan Hidup: Pandangan LokalSekarang mari kita bicara mengenai lingkungan hidup.

Dalam bahasa Tetum (bahasa utama di Timor Lorosa’e)tidak terdapat kata yang bisa diterjemahkan sebagailingkungan hidup.1.Untuk masyarakat Timor Lorosa’e yang berpendidikan,

lingkungan hidup diterjemahkan sebagai ‘ambiente’(bahasa Portu) dan dalam bahasa Indonesia sebagailingkungan (tempat tinggal, tempat sekeliling),sekeliling atau disamakan artinya dengan ‘ekosistem’.Pembicaraan mengenai lingkungan hidup di kelompokini lebih menekankan pada arti akedemisnya daripadahipotesa kosmoslogisnya.

2.Tetapi, untuk kelompok yang kedua, lingkungan hidupmerupakan potret atau cerminkan cara mereka melihatdunianya. “Lingkungan hidup” didefinisikan sebagaitempat yang meliputi “kosmos” (lalehan, saun) danjurisdiksi territorial (rai). Termasuk didalamnya“tempat lahir, tempat asal, tempat tinggal” (moris fatin,hela fatin) yang merupakan tempat asal nenek moyangmereka. Apa pun yang termasuk dalam masalahlingkungan hidup mempunyai tempat khusus ataudiatur atau telah digariskan melalui “kata-kata nenekmoyang”. Pengaarisan ini merupakan aturan-aturandan pedoman yang diwariskan dan yang dipandangoleh kebanyakan masyarakat Timor Lorosa’e sebagaiaturan sosial dan mengatur kehidupan sosial.

Bagaimana hubungan pandangan ini denganpembangunan berkelanjutan dalam konteks sekarang?

IV. Menyamakan Pandangan Budaya danLingkungan Hidup

a. Dwi SifatSeperti sudah dibahas, pandangan masyarakat Timor

Lorosa’e dipengaruhi oleh cara mereka melihat dunia –lingkungan hidup – dimana mereka tinggal.

Kiasan/metafor yang saling berlawanan(contradictive) tetapi sejajar (parallel) merupakan ciri daripikiran sosial masyarakat Timor Lorosa’e. Gabungan-gabungan seperti “baik/buruk”, “kiri/kanan”, “pria/wanita”, “siang/malam” merupakan cara yangdigunakan masyarakat Timor Lorosa’e untuk melihatdunia mereka. Jadi agar ada “baik” harus ada “buruk”.Demikian pula, “siang-hari” tidak bisa ada tanpa“malam” dan “pria” tidak akan ada tanpa “wanita” dansebaliknya budaya tidak mungkin bertahan tanpa menatalinkungan hidup dengan baik. Sehingga lingkungan,menurut pola pikiran orang Timor, mungkin tidak ada

tanpa budaya yang merupakan warisan nenek moyangdan sebaliknya. Semua metafor ini memberikangambaran akan cara pandang masyarakat tentanglingkungan hidup dan tempat tinggal masyarakat TimorLorosa’e (lihat Traube, 1977, McWilliam (1989), Therik,1995).

b. Posisi Lingkungan Hidup: Persepsi Tradisional“Lingkungan hidup” digambarkan berada di antara

kelakuan “baik” dan “buruk”. Lingkungan hidup dapatdilindungi dan diperkenankan mempelihara kehidupanapabila kekuasaan “niat baik” berdiri teguh dan mampumelawan kelakuan “buruk”.

Yang dimaksud dengan “baik” disini meliputiperlindungan terhadap sumber daya, perhatian danperlindungan tanah dan segala-galanya yang berada didalamnya. “Baik” dapat juga berarti kekayaan –pertambangan, tanah, tumbuh-tumbuhan, kayu cendana– hasil panen yang baik dan sumber kesejahteraan.“Buruk” terkait dengan kebiasaan penggunaan tanahyang tidak baik, pembuangan sumber daya, erosi tanahdan semuanya yang terkait dengan, atau yang berakibatdari salah mengunakan tanah. Contohnya, hasil panenyang tidak baik, banjir, atau tanah longsor dan penurunankualitas lingkungan hidup pada umumnya merupakanbagian dari sifat “buruk”.

Seperti sudah disinggung, istilah lingkungan alammeliputi tumbuh-tumbuhan, pohon-pohon dan binatang-binatang yang berada di dalam wilayah sebuah suku.Pada zaman dahulu, orang berkata bahwa “lingkunganhidup saya juga adalah kebun saya dan sekitarnya” (haunia quintal, hau nia tos) yang dalam Bahasa Indonesiadiartikan sebagai lingkungan. Dalam satu pembicaraandengan seorang pimpinan adat, seorang “liurai” di desaMatahoi, Watolari, 2000 mengutarakannya sebagaiberikut:

Lingkungan hidup saya ada di tempat ini, dan telahada untuk banyak generasi, sejak zaman nenekmoyang. Mereka tinggal di sini; mereka dikubur di sini.Merekalah yang memelihara kebun kita, pohon kita,kembang kita, binatang kita, air kita, dan hidup kita.Saya tidak boleh memberi tanah ini kepada orang lain.Kalau saya memberi tanah ini kepada orang lain, nenekmoyang saya akan menghukum saya.

Di dalam setiap suku ada peraturan-peraturan yangsudah ditentukan mengenai bagaimana menggunakansumber daya alam. Walaupun ada kekurang seimbangan– yang mungkin disebut beberapa orang sebagai‘diskriminasi’ – dalam distribusi kekayaan antara lakidengan wanita, tugas sosial dibagikan berdasarkanpendekatan yang seimbang. Semua orang wajibmelindungi ‘ekosistem’ (sistem lingkungan hidup).Lingkungan hidup itu dipelihara secara kolektif oleh sukusebab kehidupan kelompok sangat tergantung padakehidupan lingkungan alam. Dampak negatif daripembakaran dan pertengkaran yang muncul sebabpembakaran di tanah milik satu sama lain merupakancontoh mengapa masyarakat Timor Lorosa'e menganggapkerjasama penting sekali demi menanggani masalahseperti yang dimaksud3.

Langkah ini memperkenankan ketua suku untukmengelola dan menguasai penggunaan sumber daya, dandengan demikian melindungi tanah, oleh karena

20 BAB 1 • PENDAHULUAN

pembagian tanah yang jelas di bawah system hukum adattelah ada. Bahkan, struktur politik tradisional memberimekanisme yang memperkenankan perlindungan. Dalamstruktur tersebut, sebagai contoh, seorang liurai(traditional king) dibantu oleh beberapa datos. Salah satudatos ini deberi wewenang untuk melindungi lingkunganhidup. Seperti dikatakan seorang Liurai (wawancara,2000), “Dia yang diberi kekuasaan untuk memeliharatanah, pohon-pohon, tumbuh-tumbuhan, mata air, selokandan pembagian tanah”

c. Pengembangan Masalah-Masalah LingkunganHidup

Setiap kelompok etnik yang berbeda mempunyai carayang berbeda untuk mengatasi masalah-masalahlingkungan hidup. Demikain pula, suku Mambaimempunyai cara yang lain daripada suku Tetum, yangTetum memakai cara yang lain daripada suku Fataluco dansebagainya. Ini disebabkan oleh perbedaan dalam halpenggunaan tanah, perbedaan iklim dan tumbuh-tumbuhan yang berbeda dari suatu tempat ke tempat yanglain.

Tidak adanya metode untuk pembersihan tanah,menanam dan teknik memanan secara moderenmerupakan ciri khas dari sistem pertanian subsistensi(penyambung hidup) di Timor Lorosae. Akibat pendekatantradisionil yang kurang baik ini tidak jarang menyebabkanhasil yang kurang baik dalam sistem pertanian danperusakan tanah dan tumbuh-tumbuhan pada umumnya.

Keadaan ini diperparah lagi oleh pembangunan yangdilaksanakan di zaman penjajahan. Selama 20 tahunterakhir, cara memelihara lingkungan untuk kepentingansubsistensi gagal menanggulangi perusakan lingkungansecara besar. Di satu segi, dampak kimiawi dari bom-bomnapalm (yang dilepas pesawat perang militer Indonesia)dan pemindahan penduduk tempat tinggal yangdipaksakan oleh militer Indonesia (Aditjondro a & b 1994)menyebabkan perubahan yang besar dalam lingkunganhidup dan struktur sosial masyarakat dan skalanya begitubesar sehingga tidak dapat ditangani dengan caratradisional. Di segi lain, praktek pembakaran tanah masihsering terjadi sebagai akibat dari kekurangan tenaga kerjadan keperluan tidak mengeluarkan banyak tenaga danwaktu. Potret kerusakan lingkungan seperti ini telah terjadisejak lama.

Secara umum, terdapat tiga tahap pembangunanlingkungan hidup di Timor Lorosa'e.

Tahap pertama adalah tahap sebelum penjajahan Eropa.Laporan mengenai pembangunan lingkungan hidupselama periode itu susah dicari, dan hanya sedikit yangdapat diperoleh, namun sebahagian besar hanya berceritatentang bagusnya hutan di Timor Lorosa’e, hijaunya pulauTimor Lorosa’e, banyaknya kayu cendana yang didapatkandan budaya orang-orangnya yang bermacam-macam.Cerita awal dari orang Cina dan Portugis lebih menyorotikesan-kesan pertama orang-orang asing ketika baru tibadi pulau ini (lihat Castro 1943). Nyatanya, selama periodeitu, setiap suku menguasai lingkungannya sendiri,termasuk yurisdiksi politik, ekonomi dan sosial suku itusecara independen.

Tahap kedua adalah zaman penjajahan Eropa–utamanya penjajahan Portugis. Selama periode itu,

tumbuh-tumbuhan setempat dieksploitasi oleh Portugisuntuk tujuan perdagangan. Kepunahan beberapa jenistanaman dan panen serta diperkenalkannya beberapatanaman asing seperti kopi dan jagung terjadi pada waktuitu tidak begitu banyak diceriterakan dalam sejarahpengelolaan lingkungan. Lagi pula, perusakan danpenghancuran lingkungan hidup adalah akibat daridiperkenalkannya tanaman “pengganti” tersebut danperiode sesudahnya tidak terdokumentasi dengan baik.

Disamping itu, kehilangan jiwa, perusakan tumbuhandan penderitaan masyarakat Timor Lorosa'e akibat daripertempuran antara Australia dan Jepang di wilayah iniselama Perang Dunia II belum juga diselidiki untukmengetahui imbasnya terhadap lingkungan hidup.

Tahap ketiga dari pembangunan lingkungan hidupadalah zaman penjajahan Indonesia. Dalam periode itu,ada penghancuran total pada lingkungan hidup di seluruhTimor Lorosa’e, baik disebabkan karena tindakan sengajadari pemerintah dan militer Indonesia, maupun karenakekurangan pengertian dari masyarakat Timor Lorosa’eterhadap bagaimana melindungi lingkungan hidup.Pembangunan ekonomi yang didorong oleh pemerintahOrde Baru memaksa masyarakat meninggalkan tanahnya.Juga, pemindahan penduduk secara paksa oleh militermemaksa orang-orang meninggalkan tanah sucinya. Padawaktu itu, cara pertanian tambang bakar masih digunakan;cara tradisional untuk membersihkan tanah sepertitambang bakar, yang digunakan supaya “tidakmengeluarkan banyak tenaga dan waktu”, tetap digunakanhari ini, dan membantu menyebabkan erosi tanah danmenghasilkan panen yang berkualitas rendah (lihatAditjondro a & Aditjondro b, 1994).

Tiga tahap pembangunan yang disebut di atas hanyalahsedikit dari masalah besar yang akan tetap merupakantantangan bagi para ahli lingkungan hidup, serta semuaorang yang bekerja untuk menyelesaikan masalah-masalahlingkungan hidup di negara baru ini.

V. Pentingnya Lingkungan Hidup:Persepsi Lokal

Apakah di masyarakat yang kehidupannya sekedaruntuk penyambung hidup, pemeliharaan lingkunganhidup merupakan suatu kebiasaan secara umum? Padaumumnya, terdapat tiga persepsi dasar terhadappertanyaan tersebut. Pertama, kehidupan sehari-hari.Misalnya, kebiasaan yang menyebabkan kerusakan tanahsecara tradisional dianggap ‘melukai’ (halo a’at) tanahnya.Masyarakat Mambai melarang praktek tambang bakarkarena dianggap merusak tanah, dan menyebabkan erosidan tanah longsor. Suku Mambai lebih menyukaipembersihan tanah dengan memakai tangan. Walaupundemikian, masih terlihat di bukit di kaki gunung di Dili,seperti di tempat-tempat lain di Timor Lorosa’e, bahwapembakaran sebelum penanaman jagung masih terjadi.

Kedua, terdapat kepercayaan bahwa tanah adalah“tubuh ibu”, dan “kita” sebagai anak-anaknya, seharusnyamemelihara tubuh ibu. Maka praktek memotong pohontanpa mengetahui gunanya merupakan pelanggaranaturan-aturan budaya dan tradisi. Terdapat kepercayaanbahwa “Ibu pertiwi” mengorbankan badannya- tanah-supaya dapat menghasilkan makanan untuk anak-anaknya(lihat Traube, 1977). Penafsiran orang Timor bahwa nenek

3 Terhadap masalah sistem kepemillkan tanah, terdapat dua macam tuntutan atas hak kepemilikan tanah di Timor Lorosa'e.Pertama kepemilikan perseorangan, kedua, kepemilikan kolektif, atau kelompok. Penghapusan sistem kepemilikan kolektifmulai pada tahun 1912, ketika tuntutan hak kepemilikan peseorangan mulai muncul sebagai hak kepemilikan utama.

21 BAB 1 • PENDAHULUAN

Referensi• Aditjondro, G. Junus (a), 1994 From Memo to Tutuala: A Kaleidoscope of Environmental Problems in East Timor in Herb

Feith, Emma Baulch, Pat Walsh: East Timor: An Indonesian Intellectual Speaks Out, Development Dossier No 33, ISBN 0909 831 610, Australia

• Aditjondro, G. Junus (b), 1994 In the Shadow of Mount Ramelaw: Some Sketches of East Timorese Culture in Herb Feith,Emma Baulch, Pat Walsh: East Timor: An Indonesian Intellectual Speaks Out, Development Dossier No 33, ISBN 0 909831 610, Australia

• Ahmadi, H. Abu, 1985 Sosiologi, Surabaya: Bina Ilmu• Castro, G. Pimenta de, 1943 Timor: Subsidios Para A Sua Historia, Agência Geral da Colónias, Lisboa – MCMXLIV• Daryanto, 1972 Sosiologi. Bandung, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Padjadjaran• Fox, James J.,, 1989 Category and Complement: Binary Ideologies and The Organisation of Dualism in Eastern Indonesia in David

Mayburry-Lewis and Uri Almagor (eds) The Attraction of Opposites: Thought and Society in Dualistic Mode, The Universityof Michigan Press, Michigan

• Geertz, Clifford, 1973 The Interpretation of Cultures: Selected Essays, New York : Basic Books• Gusmao, Xanana, 2000 To Resist is to Win: The Autobiography of Xanana Gusmao; with selected letters & speeches/ edited

by Sarah Niner ; principal translators, Jose Luis Perestrelo Botelheiro ... [et al.], Richmond, Victoria : Aurora Books• Kohen, Arnold, S., 1999 From the Place of Dead: Bishop Belo and the Struggle for East Timor, A Lion Book, Oxford, England• McWilliam, Andrew 1989 Narrating the Gate and the Path: Place and Precedence in Southwest Timor, Unpublished PhD

Thesis, The Australian National University• Ramos-Horta, Jose 1987 Funu: The Unfinished Saga of East Timor, preface by Noam Chomsky, Trenton, N.J : Red Sea Press• Therik, G, T., 1995 Wehali-The Four Corners Island: Cosmology and Tradition of A Tetum Ritual Centre, Unpublished PhD

Thesis, Anthropology, RSPAS, The Australian National University• Traube, E., 1977 Ritual Exchange Among the Mambai of East Timor: Gifts of Life and Death, A PhD Thesis, Harvard

University

moyang mereka biasanya membiarkan tanah (ibu pertiwi)beristirahat setelah setiap musim panen merupakan satucontoh. Ciri pengembaraan (hidup berpindah-pindah)orang Timor Lorosa’e memberi penjelasan atas pengertiandan contoh tersebut. Contoh lainnya, pada masa dulu,berpindahnya orang pada setiap musim merupakan halbiasa, khususnya setelah musim panen karena orang Timorpercaya bahwa bagian tanah yang sudah dipanen danmenghasilkan tanaman akan terkupas habis kualitasnya(merasa lelah) dan harus dibiarkan istirahat untuksementara. Dengan demikian musim panen berikutnyaseharusnya dilakukan di tempat lain. Tujuannya adalahuntuk memelihara tanahnya (husik rai bokur, secaraharfiah, menggemukkan tanahnya), supaya hasilnya lebihbanyak di tahun berikutnya. Orang Timor berkata: “kitamencintai tanah kita dan harus memeliharanya, kalautidak, dia tidak akan menghasilkan makanan”. Tanah, batu,pohon dan sungai kecil merupakan bagian dari tubuh ibupertiwi.“Ibu pertiwi” akan melihatkan kemarahannyadengan membiarkan hasil panen tidak baik, menyebabkangempa bumi dan menyebabkan penangkapan ikanterganggu dan sebagainya.

Ketiga, untuk “melindungi” lingkungan hidup,masyarakat Timor memakai “tanda larangan” (horok, lulik)supaya mencegah penyalahgunaan tanahnya. Tandatersebut terdiri dari daun kering (ai tahan maran), sebuahikatan daun sirih (bua ho malus) atau setengah kelapa (nu’usorin baluk), biasanya ditaruh di pintu masuk tempattinggal atau kebun. Selain menunjukkan kepemilikan atastanah itu, tanda tersebut juga melarang orang masuk ketanah orang lain dan mencegah adanya perbuatanpencurian. Horok atau lulik juga digunakan untukmencegah kehancuran atau untuk menghindari kelakuanyang dapat merusak lingkungan hidup, seperti perusakanlingkungan, tubuh ibu pertiwi.

Memang, dalam ceritanya tentang kehidupan UskupXimenes Belo, Arnold Kohen menggambarkan bagaimanaeratnya hubungan orang Timor dengan tanahnya (1999:47)dan bagaimana setianya orang terhadap agamanya. Tanahadalah tempat mereka tinggal, di mana garis keturunannyaterbentuk, di mana tanaman-tanamannya ditanam, dimana kuburan nenek moyangnya terletak, dan, hal yang

paling penting, di mana asal usulnya dapat diusut.Pemimpin-pemimpin politik Timor, di riwayat hidupnya,mengakui pentingnya “tanah” (diterjemahkan sebagaitempat lahir, moris fatin), dalam kehidupan mereka (lihatRamos-Horta, 1987; Bishop Belo di Kohen, 2000). XananaGusmão terkenal terhadap komentarnya beberapa tahunyang lalu: “hutan saya adalah universitas saya”. Kakek sayasendiri dulu suka berkata: “moris fatin saya adalah sekolahsaya”.

VI. PenutupSebagai pentutup, apabila membicarakan masalah

budaya dan lingkungan hidup di Timor Lorosa’e, kita harusmemperhatikan bagaimana budaya dan lingkungan hidupdipahami dalam konteks masyarakat lokal. Kita dapatmemakai konsep yang paling canggih untuk menjelaskanartinya budaya dan menerapkan teknik yang palingmederen untuk memecahkan masalah-masalah lingkunganhidup. Akan tetapi, pendekatan demikian, menurutpandangan masyarakat setempat, mempunyai arti lain,misalnya merusak lingkungan hidup mereka akibat tidakdiperhatikannya kebiasaan mereka atau merendahkannilai-nilai dan budaya lokal.

Dalam persepsi masyarakat Timor Lorosa’e, lingkunganhidup tidak terbatas pada tanah atau tempat tinggal.Lingkungan hidup adalah kehidupan kita. Lingkunganhidup merupakan tempat asalnya suatu klan, tempat garisketurunan terletak dan terbentuk, tempat letaknya kuburannenek moyang, tempat letaknya tempat suci untuksembahyang dan tempat kudus lainnya yang berhubungandengan kosmos masyarakat tradisional.

Pengertian masyarakat Timor Lorosa’e tentang budayadan lingkungan hidup adalah sa,a dengan pandanganmereka tentang dunia yang mereka hidup. Dua-duanyaadalah komponen hidup yang penting, dan salingmendukung. Yang satu menentukan kelakuan yang satu,dan sebaliknya. Budaya, dalam persepsi orang Timor,berarti melestarikan “lingkungan”, dan lingkungan tidakakan ada apabila budaya tidak juga dihormati. Dua-duanyasaling terkait, dan merupakan kunci kelangsungan hidupmanusia.

22 BAB 1 • PENDAHULUAN

Pembangunan Berkelanjutan di Timor Lorosa'e Emilia Pires

Kepala, Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (NPDA), ETTA

Terima kasih atas kesempata untuk berbicaramengenai masalah yang sangat penting yaitupembangunan berkelanjutan di Timor Lorosa'e. Saya inginmemulai dengan beberapa pengamatan singkat mengenaibagaimana kita dapat memastikan bahwa konferensi inidapat menghasilkan pengaruh yang praktis dan kekalterhadap perencanaan dan pelaksanaan pembangunan diTimor Lorosa'e. Saya kemudian ingin berkomentarmengenai pembangunan berkelanjutan dan peran BadanPerencanaan dan Pembangunan Nasional.

Konferensi ini merupakan sebuah kesempatanyang sangat tepat untuk menggabungkan beragampencetus pembangunan, baik dari Timor Lorosa'e maupundari luar. Saat ini kita berada dalam masa kritis di manakita hendaknya memusatkan perhatian kita untuk bekerjasama secara lebih baik untuk memastikan bahwa arahyang sedang kita tentukan dapat diwujudkan di masa yangakan datang. Tugas pembangunan yang belum terlaksanaadalah vital, tetapi agaknya kita dapat mengkonsolidasikankemajuan pasca kemerdekaan.

Kita harus memperkuat hubungan kerja samauntuk mengatasi masalah-masalah yang kita hadapibersama. Ini berarti, berbicara antara satu dengan lainnyasecara konstruktif dan analitis, dan juga berbagi informasimengenai apa yang telah dilakukan dan rencana yang telahdisusun. Sebagai mitra dalam pembangunan, administrasipemerintahan, masyarakat madani dan para ahliinternasional harus berbicara dan saling mendengar satusama lain. Kita hendaknya tidak menilai berdasarkananggapan/praduga, persepsi dan isu.

Di sebuah negara sebesar Timor Lorosa'e, kita harusmemastikan bahwa kita semua bekerja sama untukmenghadapi pembangunan yang terbentang dihadapankita. Tidak ada satu pun yang mampu mencapaipembangunan secara optimal tanpa bantuan pihak lain.Untuk melaksanakan dengan usaha kita sendiri akankurang produktif, tetapi lebih penting lagi, untukmasyarakat Timor Lorosa'e. Untuk mencapai kemitraanyang lebih kuat, kita perlu untuk memperbaiki komunikasidan koordinasi diantara kita semua. Saya berharap hal iniakan menjadi hasil yang berarti dari konferensi ini-sebuah kesempatan untuk berbicara satu sama lain,berbagi pengalaman dan mendiskusikan arah untuk masadepan.

Fokus/perhatian utama lainnya adalah untukmemastikan bahwa kita membuat rekomendasi yangpraktis dan relevan tentang pembangunan yangberkelanjutan di Timor Lorosa'e. Kita tidak punya waktuuntuk berkutat dengan bagian yang abstrak mengenaiteori pembangunan. Dala pelaksanaan semacam ini,mengkaitkan pemikiran kita yang mendalam untukmencapai hasil pembangunan dan memecahkanpersoalan yang ada saat ini adalah sesuatu yang harusdidahulukan. Menjadi tugas kita semua untuk menemukankeseimbangan akan prinsip-prinsip perencanaanpembangunan dan memastikan pelaksanaan pembangunanyang efektif.

Saya ingin meminta kepada semua delegasi peserta

konferensi ini untuk membantu proses administrasi danpembangunan di Timor Lorosa'e untuk membantu kamisebagai mitra pembangunan untuk menemukan solusiyang praktis, relevan dan tahan lama untuk masalah-masalah pembangunan yang kita hadapi. Ada banyakmasalah untuk diperhatikan, yaitu: urbanisasi yang cepat,penggundulan hutan, pemulangan pengungsi,pendidikan kewarganegaraan, perbaikan prasarana, danpembentukan kantor administrasi umum yang efektif.Kuncinya adalah untuk memprioritaskan hal-hal yangsangat penting bagi pembangunan berkelanjutan TimorLorosa'e, dan untuk menargetkan usaha-usaha sertasumberdaya keuangan yang terbatas hanya untuk hal-halyang paling penting saja. Kita harus realistis terhadapapa yang bisa kita lakukan dan kemudian mencapainyadengan cara seefisien mungkin.

Pembangunan yang Berkelanjutan Saya sekarang akan kembali pada masalah

pembangunan berkelanjutan terhadap hubungan dengantugas-tugas yang dilaksanakan oleh ETTA, khususnyaBadan Perencanaan dan Pembangunan Nasional.

Di masa di mana terdapat banyak tekanan untukmenyelesaikan segala sesuatu dengan cepat, dan untukmenyediakan sumberdaya yang bernilai, kita dapatdengan mudah kehilangan gambaran yang menyeluruh.

Bagaimanapun juga, kita harus membuat dayaberkelanjutan menjadi prinsip dasar perencanaanpembangunan di Timor Lorosa'e.

Saat memikirkan mengenai program-programpembangunan, apakah melalui anggaran nasional,program donor maupun dukungan LSM, satu pertanyaanpenting harus ditanyakan. Dapatkah pemerintah, rakyatdan alam Timor Lorosa'e mempertahankan selama jangkamenengah ke jangka panjang? Beberapa orang akanmengatakan ini merupakan pertanyaan yang jelas untukditanyakan.

Tetapi akan sulit menjawab dengan lingkungan dimana segala sesuatu telah dihancurkan, di manakebutuhan-kebutuhan memuncak dan di mana parapendonor menyediakan dukungan yang besar dan cepatuntuk melakukan rekonstruksi dan pembangunan.

Dalam lingkungan semacam ini, hasil jangka pendekdapat mengakibatkan masalah-masalah berskala besardan berjangka panjang di masa yang akan datang. Seperticontoh, penanaman kembali investasi yang besar untukmemperbaiki prasarana berskala besar seperti perbaikanjalan atau generator pembangkit listrik sampai padatingkat yang tidak dapat ditopang akan membuat pincanganggaran pemerintah independen Timor Lorosa'e di masayang akan datang. Contoh lain adalah pembangunanatau pembangunan kembali sejumlah besar gedungsekolah di mana pemerintah mendatang tidak akan dapatmendanai pembelian peralatan sekolah dan membayargaji para guru. Hal ini merupakan pemborosan uang dalamjangka pendek dan dapat membuat pemerintah tidak dapatmelanjutkan pembiayaan untuk jangka panjang. Untukmengantisipasi hal ini, pemeriksaan secara teliti akan

23 BAB 1 • PENDAHULUAN

daya berkelanjutan intervensi pembangunan harus menjadiprioritas utama kita.

Dalam merancang program-programpembangunan, semua departemen pemerintah, pendonor,LSM dan pihak lain harus selalu membuat penilaian yangseksama terhadap beban pembangunan yang mungkinakan dibebankan kepada pemerintah, rakyat danlingkungan. Apabila tidak ada satupun dari mereka yangmampu melanjutkan kegiatan untuk jangka panjang,misalnya melalui penurunan sumber daya alam,kurangnya pendanaan pemerintah atau kurangnyadukungan masyarakat, saya kemudian akan menanyakanapakah hal itu perlu diikuti.

Di saat telah ada usaha-usaha untuk memastikanbahwa program-program di Timor Lorosa'e mencerminkanprinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yangmendasar, terdapat juga kekurangan dalam carabagaimana pembangunan dirancang dan dilaksanakan,yang berpengaruh pada kelanjutan pembangunan.

Pokok-pokok diantaranya adalah sebagai berikut:•Kurangnya konsultasi masyarakat, yang mengarahkan

pada kurangnya partisipasi masyarakat Timor Lorosa'edalam beberapa hal;

•Tidak adanya data pokok yang baik untuk mendukungperumusan kebijakan, perancangan program danpembangunan;

•Terlalu sedikit orang Timor Lorosa'e yang mendudukiposisi penting dalam pemerintahan, begitu juga posisi-posisi dalam program manajemen dan pelaksanaanproyek; dan

•Kurangnya prioritas pembangunan nasional yangditetapkan secara baik dan terpadu.

Untuk memperbaiki daya berkelanjutan darikegiatan-kegiatan pembangunan, butir-butir darimasalah utama ini harus diperhatikan sebagai prioritas.

Peran NPDA (Badan Perencanaan danPembangunan Nasional)

Dalam Administrasi Transisi Timor Lorosa'e, BadanPerencanaan dan Pembangunan Nasional telah dibentukuntuk mengatur sebuah program kegiatan untukmendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunanyang baik di Timor Lorosa'e. Saya ingin menggarisbawahibeberapa contoh mengenai bagaimana rencana kerjaNPDA akan menangani kekurangan-kekurangan yang taditelah saya sebutkan dan bagaimana memperbaikiperencanaan untuk hasil pembangunan yang berkelanjutan.Hal ini termasuk perbaikan terhadap:

1. Konsultasi masyarakat dan perencanaan lokal;2. Pengumpulan dan analisa data;3. Pelibatan orang-orang Timor Lorosa'e; dan4. Pengutamaan Pembangunan Nasional.

1. Konsultasi MasyarakatAgar kegiatan pembangunan dapat bersifat

berkelanjutan, penting bahwa pembangunan itumencerminkan pandangan dan pemikiran orang TimorLorosa'e mengenai masa depan yang kita inginkan bagimasyarakat dan negara ini. Sangat penting untuk membuatperencanaan pembangunan yang bertahap, dari bawahke atas, yang akan membantu untuk memastikanpembangunan yang berkelanjutan. Masyarakat setempatharus dilibatkan secara aktif dalam menganalisakeperluan pembangunan dan menentukan penempatan

sumber daya yang ada. Hal ini akan memastikan adanyapartisipasi masyarakat Timor Lorosa'e yang besar danberkelanjutan.

Mempertinggi kemampuan daerah untukperencanaan pembangunan merupakan prioritas utamakita. Untuk mendukung hal ini kita perlu suatupersetujuan mengenai model pemerintahan lokal. Halini akan termasuk peralihan tanggung jawab daripengambilan keputusan tingkat pusat ke tingkat daerah,begitu pula dukungan keuangan yang memadai.

Pada saat yang sama, kita akan membantumenyampaikan pesan mengenai perencanaan danprioritas pembangunan yang berkelanjutan kepadamasyarakat dengan usaha menyuluhkan kepadamasyarakat luas dengan cara kampanye. Harapan sayaadalah supaya hal ini akan dapat juga mendukungpemahaman yang lebih realistis mengenai kemampuanpemerintah independen di masa yang akan datang untukmemberikan layanan di Timor Lorosa'e, paling tidakuntuk jangka menengah. Hal ini akan menyumbangkanpemahaman yang lebih luas mengenai apa yangberkelanjutan dan apa yang tidak berkelanjutan.

2. Pengumpulan dan Analisa Data Persyaratan lainnya untuk memperbaiki pembangunan

yang berkelanjutan di Timor Lorosa'e adalah pengumpulandata yang berkualitas untuk mendukung perancanganprogram dan kebijakan yang efektif serta pelaksanaannya.Saat ini, program-program penanaman modal yang besarsedang dirancang dan dinilai tanpa adanya data yangmencukupi, konsisten dan dapat diandalkan. Informasi inisangat penting pada saat keputusan-keputusan pentingsedang dibuat atau akan segera dibuat yang akanmempengaruhi masa depan negara ini.

Saya sedang memikirkan keputusan misalnyastruktur gaji yang akan empunyai pengaruh yangberlangsung lama terhadap ekonomi pasar, atau mengenaipembentukan struktur konstitusional, atau mengenaimodel untuk pembangunan ekonomi. Keputusan-keputusan ini hendaknya tidak dibuat tanpa memberi akseskepada orang Timor Lorosa'e atas latar belakang datadan beberapa analisa perbandingan mengenai pilihanyang tersedia. Dilengkapi dengan informasi-informasi ini,kita kemudian dapat membuat penilaian sendiri mengenaipilihan apa yang secara fundamental sesuai untuk TimorLorosa'e, dan karakter serta sifat masyarakat TimorLorosa'e. Contohnya apakah masyarakat Timor Lorosa'elebih suka model perlindungan ekonomi, pasar liberalbebas atau mungkin model lainnya berdasarkan prinsip-prinsip yang kooperatif. Begitu keputusan diambil kitasendiri perlu untuk mencoba bagaimana untukmengalihkan masyarakat kita untuk mencapai hasil yangmereka inginkan. Pendekatan ini, yang berdasarkan padapemberdayaan masyarakat, akan membantu adanya dayaberkelanjutan.

Oleh karena itu, NPDA selama ini memprioritaskanuntuk mengembangkansebuah program kerja untukmeningkatkan kemampuan staf Timor Lorosa'e untukengelola pengumpulan data untuk pemerintah secarakeseluruhan. NPDA juga akan menjadi mitra kerjapemerintah untuk studi Penilaian Kemiskinan yangdidanai oleh Bank Dunia, ADB dan UNDP yang akanmelaksanakan survei pendapatan rumahtangga awaltahun ini. Informasi ini akan menjadi sangat penting untukmemperbaiki kualitas keseluruhan dari perencanaan danpelaksanaan pembangunan di Timor Lorosa'e.

24 BAB 1 • PENDAHULUAN

3. Pelibatan Orang Timor Lorosa'e Penting juga bahwa orang Timor Lorosa'e dilibatkan

secara penuh dalam proses pembangunan. Untukmemastikan adanya daya berkelanjutan, orang TimorLorosa'e harus memiliki proses pembangunan dan tidakmempercayakan kepada yang lainnya. Ada benarnya kitamempelajari banyak hal dalam beberapa bidang darisejawat dan teman kerja dari luar negeri. Apabilamemungkinkan, bantuan khusus ini hendaknya diberikanoleh pakar internasional dalam peranannya sebagai“penasehat”, sedangkan orang Timor Lorosa'e yangmenduduki posisi penting dimaksud. Hal ini adalah relevanuntuk semua bidang pembangunan, baik dalampemerintah atau dalam perancangan programpembangunan dan manajemen dalam masyarakat sipil. Halini perlu dilaksanakan dengan segera sehingga orangTimor Lorosa'e berada dalam posisi sebagai pengambilkeputusan, didukung oleh para penasehat yang dapatmemberi masukan mengenai bagian-bagian tindakan yangpotensial dan membantu mengurangi pengaruh kesalahanyang kita buat dalam mempelajari sesuatu yang baru.Hal ini menjadi pusat dari peningkatan kemampuan.

Dalam sektor pemerintah, kita sedang mencoba untuklebih banyak melibatkan orang Timor Lorosa'e melaluiperekrutan yang lebih cepat, terutama pada tingkatmanajemen senior. Di NPDA, saya cenderung untukmenempatkan orang-orang Timor Lorosa'e di seluruhposisi manajemen senior dalam badan ini dalam waktuyang singkat. Dalam beberapa unit di badan ini, seperti UnitPerlindungan Lingkungan (EPU), staf orang Timor Lorosa'esudah mulai melaksanakan peran penting dalamperumusan kebijakan dan perencanaan atas masalah-masalah penting yang ada dalam pembangunanberkelanjutan.

Anda akan mendengar dari anggota staf UnitPerlindungan Lingkungan mengenai pekerjaan merekayang berkaitan dengan polusi dan limbah dalam konferensiini.

Untuk lebih mendukung pelibatan orang TimorLorosa'e dalam pemerintahan, NPDA sedang berusahauntuk merekrut orang Timor Lorosa'e sebagai konsultanpemerintah yang akan bekerja mengenai inventarisasikeseluruhan program dan proyek yang saat ini sedangdirancang dan dilaksanakan di Timor Lorosa'e. Aspekutama dari tugas mereka adalah untuk menyajikan dataini dalam cara yang mudah dipahami oleh seluruhmasyarakat,sehingga masyarakat luas memilikipemahaman atas bantuan yang sedang ditujukan kepadamereka. Hal ini akan membuat masyarakat tahu dan akanlebih terlibat secara aktif, mengarahkan penggunaanbantuan ini.

Di luar pemerintah, kita ingin melihat peningkatanyang serupa terhadap keterlibatan orang Timor Lorosa'edalam perancangan dan pembagianprogram-programpembangunan. Saya ingin melihat LSM-LSM TimorLorosa'e serta kelompok masyarakat lebih bersatu dalampembangunan. Pendekatan ini mungkin akan lebihmembutuhkan lebih banyak tugas dari LSM internasionaldan partner masyarakat sipil. Penting bahwa begitubantuan internasional diberikan, sifat berkelanjutan dari

semua tugas-tugas yang diselesaikan dapat dinilai melaluisebuah satgas pengembangan orang Timor Lorosa'e yangterlatih dan trampil. Hal ini untuk memastikan bahwapembangunan di Timor Lorosa'e hari ini dan besok akanbersifat berkelanjutan.

4. Prioritas Akhirnya, saya akan membicarakan tugas yang

sedang dikerjakan untuk memastikan bahwa prioritaspembangunan nasional berada dalam program intipemerintah. Tiga bentuk utama pengeluaran masyarakatdalam pembangunan adalah melalui anggaran nasionalTimor Lorosa'e, dana perwalian untuk Timor Lorosa'e danbantuan pembangunan bilateral dari pemerintah-pemerintah pendonor. Hampir seluruhnya didanai melaluibantuan donor.

Proses anggaran nasional untuk tahun anggaran yangakan datang akan segera dimulai. Anggaran tahun keduauntuk Timor Lorosa'e, tahun 2001-2002, akanmenggabungkan ketiga sumber utama pendanaan dalamsatu proses. Hal ini akan meluruskan prioritaspembangunan Timor Lorosa'e secara lebih baik danhendaknya memastikan pemaduan yang lebih baik antarasemua program keuangan masyarakat. Kabinet akanmenilai usulan anggaran sampai pada tahun anggaran yangbaru dan sebuah regulasi pemberian anggaran akandiserahkan kepada Dewan Nasional untuk disetujuisebelum diadakannya konferensi donor di Jenewa bulanJuni. Melalui proses ini, ETTA akan menetapkanprioritas-prioritas utama untuk pembangunan di TimorLorosa'e.

Pada saat yang sama, Kabinet telah membuat daftarmengenai prioritas pembangunan yang belum didanai,yang akan digunakan oleh NPDA untuk mencari pendonoryang akan membiayai kegiatan prioritas yang tidak dapatdiluar program-program yang ada. Daftar ini akanmembantu untuk memastikan bahwa, sedapat mungkin,bantuan donor sesuai sepenuhnya dengan prioritaspembangunan Timor Lorosa'e. Peran NPDA adalah untukmeyakinkan bahwa usulan-usulan ETTA kepadapendonor memenuhi seluruh faktor-faktor lingkungan,keuangan dan sosial yang berkelanjutan.

Hal ini hanya merupakan tinjauan singkat atas kegiatanyang akan dan sedang dilaksanakan oleh NPDA dan ETTAuntuk memperbaiki penyebaran hasil pembangunan yangberkelanjutan di Timor Lorosa'e. Saya percaya bahwa stafsaya dan saya sendiri akan memiliki kesempatan untukbekerja dengan anda untuk mencapai hal ini.

Saya ingin menyimpulkan dengan harapan bahwa andasemua dapat berdiskusi dan membuat pertimbangan-pertimbangan dengan baik dalam beberapa hari mendatangini. Saya percaya bahwa konferensi ini memiliki potensiuntuk memyampaikan pesan pembangunan yangberkelanjutan di Timor Lorosa'e ke masyarakat luas. Kitahendaknya berusaha untuk memastikan bahwa hasilkonferensi ini dapat diketahui oleh seluruh masyarakat dankita menggunakan kesempatan ini untuk memperkuatkembali usaha-usaha kita untuk memastikan bahwasemua pelaksana pembangunan dapat bekerja sama untukmembangun masa depan Timor Lorosa'e yangberkelanjutan.

25 BAB 1 • PENDAHULUAN

Jalan ke depanPembangunan berkelanjutan bukanlah sesuatu yang

tidak dapat diabaikan sampai masa depan yang lebihbaik. Bahkan, pembangunan berkelanjutan seharusnyatidak dilaksanakan secara memecah-belah, secara lebihmahal, atau bertentangan dengan kebutuhan-kebutuhanutama seperti mengurangi kemiskinan danpembangunan kembali. Pembangunan berkelanjutanmerupakan tujuan baik untuk negara-negara kayamaupun untuk negara-negara yang paling miskin.Pembangunan berkelanjutan adalah tujuan yang pentingsekali untuk Timor Lorosa’e, seperti halnya untuknegara-negara lain, karena pembangunan berkelanjutanmenghubungkan antara manfaat sosial, ekonomi, danlingkungan hidup. Pembangunan berkelanjutan tidakhanya merupakan tujuan-tujuan tertulis, tetapimerupakan suatu proses. Komisi Dunia tentangLingkungan Hidup dan Pembangunan (WorldCommission on the Environment and Development-WCED) pada tahun 1987 mengakui bahwa “krisiskerusakan lingkungan hidup yang makin burukmengancam keamanan nasional, dan mungkin jugamengancam kelangsungan hidup yang mungkinmerupakan sesuatu yang lebih bahaya daripadaancaman militer dari negara lain”. Bahkan, krisisekonomi, pembangunan dan lingkungan hidup telahmenjadi saling terkait.

WCED membuat definisi pembangunanberkelanjutan yang dipahami oleh paling banyak orang:“pembangunan berkelanjutan adalah pembangunanyang memenuhi kebutuhan-kebutuhan generasisekarang tanpa mengurangi kemampuan generasiberikutnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.” Ada tujuh perintah yang masih tetapberarti sejak dibuat 15 tahun yang lalu: meningkatkanpertumbuhan ekonomi; mengubah kualitaspertumbuhan; memenuhi keperluan akan pekerjaan,makanan, energi, air minum, dan kebersihan;memastikan tingkat kependudukan yang berkelanjutan;menjaga dan memanfaatkan sumber daya alam;mengorientasi kembali teknologi dan menghindaririsiko; dan menggabungkan lingkungan hidup danekonomi dalam mengambil keputusan.

Pembangunan Berkelanjutan - Suatu Pengenalan untuk Timor Lorosa’e

Dr. Arthur J HansonInternational Institute for Sustainable Development (IISD)

Negara-negara dunia pada Rio Earth Summit padatahun 1992 telah mengakui pentingnya pembangunanberkelanjutan. Pemimpin-pemimpin dunia menyetujuibeberapa prinsip; dokumen yang rumit, Agenda 21,menentukan perintah-perintah tentang pembangunanberkelanjutan dan juga menentukan persetujuan-persetujuan mengenai perubahan cuaca, perbedaanbiologis, dan masalah-masalah penting lainnya sepertidesertification, pulau-pulau kecil dan pemancingan lautlepas. Sejak itu, pemerintahan, organisasi internasional,usaha-usaha, dan masyarakat sipil menerima prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Bahkan, lajuperubahan makin besar, disebabkan karena kombinasipembaharuan teknologi, kelembagaan, dankemasyarakatan.

Kita berkata bahwa pembangunan berkelanjutanbukanlah “bisnis seperti biasa”. Akan tetapi, pandanganitu tidak cukup sebagai titik awal dari pembicaraanmengenai pembangunan berkelanjutan di TimorLorosa’e, negara yang sudah mengalami banyakkesusahan. Titik awalnya adalah keadilan sosial, dengantujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari, membangunkehidupan, dan membangun ekonomi yangmenguntungkan, tidak merugikan dasar ekologis, tanah,air, dan laut di Timor Lorosa’e. Sekarang adalah waktuyang tepat untuk membicarakan bagaimana caranyauntuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan. Caratersebut adalah cara yang menggabungkan danberorientasi pada inovasi dalam mencari penyelesaianyang mempunyai “triple bottom line”, dengan hasil yangmenguntungkan untuk masyarakat, lingkungan hidup,dan ekonomi.

Segitiga pembangunan berkelanjutanBayangkanlah suatu bentuk segitiga dengan tiga titik,

yang merupakan kesehatan ekologi, kekuatan sosial danbudaya, dan kemakmuran ekonomi. Ini yang namanyasegitiga pembanguan berkelanjutan. Garis-garis segitigaitu berhubungan dengan ketiga titik tersebut. Ketigahubungan tesebut kadang mengalami kesulitan.Hubungan tersebut harus diakui dan dipahami,khususnya dalam mengambil keputusan untukkebijaksanaan nasional, dunia usaha, dan masyarakat.

Pembangunan berkelanjutan sangat penting untuk kemakmuran dan kualitas hidup di Timor Lorosa’e.Pembangunan berkelanjutan tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan generasi sekarang, tetapi jugamemenuhi kebutuhan-kebutuhan generasi berikutnya. Awal mulanya pembangunan berkelanjutanmerupakan keadilan sosial dan pembangunan kembali, dengan mementingkan perawatan lingkungan hidupuntuk masyarakat desa dan masyarakat kota, dan mementingkan strategi pengelolaan sumber-sumber alamdan lingkungan hidup. Pemerintahan yang baik akan menerima pembangunan berkelanjutan sebagai salahsatu tujuan utamanya, mempengaruhi kebijakan-kebijakan dan undang-undangnya, keterbukaan,pertanggungjawaban, dan partisipasi. Dunia usaha dan masyarakat mengambil peran utama karenapemerintahan sendiri tidak dapat sepenuhnya merencanakan dan melaksanakan pembangunan berkelanjutansecara sukses. Strategi pembangunan berkelanjutan secara lokal dan secara internasional diperlukan karenarumitnya persetujuan internasional mengenai lingkungan hidup, perdagangan dan lain-lain. Terdapat jugakemungkinan melaksanakan cara baru untuk pemberian dana, yang menghubungan sumber-sumberinternasional, tarif pemakaian, dan alat-alat ekonomi. Pembangunan berkelanjutan dapat dilaksanakan dengantujuan-tujuan yang akan meningkatkan kualitas hidup di Timor Lorosa’e.

26 BAB 1 • PENDAHULUAN

Hubungan tersebut jauh lebih rumit dari pertama kitakira, misalnya tunjangan untuk pertanian mungkin akanmenimbulkan hasil yang buruk terhadap lingkunganhidup, seperti polusi atau penghancurankeanekaragaman hayati. Lembaga keuangan yangmeminjamkan uang yang tidak membuat perintah-perintah yang menuntut kelestarian lingkungan hidupyang memadai di suatu negara, ikut menanggungkerusakan lingkungan hidup dan kegagalan ekonomidengan hasil masalah-masalah sosial. Apabilaperencanaan tidak sesuai dengan keadilan sosial, orang-orang yang paling miskin yang paling merasakankerusakan lingkungan hidup tersebut, karena merekayang tidak dapat memanfaatkan fasilitas-fasilitas sosial.Masalah-masalah yang dibahas di atas merupakanpelajaran dari Asia dengan harapan tidak akan terjadikembali di Timor Lorosa’e.

Di Timor Lorosa’e, ketiga titik di bentuk segitiga itudapat dipahami sebagai berikut: Kesehatan Ekologi:perawatan lingkungan hidup di tingkat desa dan ditingkat kota; strategi lingkungan hidup dan keamanan,termasuk pencegahan dan tanggapan terhadap bencana;pengelolaan sumber daya alam secara terus-menerus;pemulihan ekologi dan perlindungan alam; pengawasandan pencegahan polusi.

Kekuatan Sosial dan Budaya: kesehatan danpendidikan untuk perempuan dan laki-laki;pemeliharaan kebudayaan dan pengetahuan tradisional;hak-hak dan akses yang tertulis terhadap sumber dayaalam; keadilan sosial dan lingkungan hidup.

Kemakmuran Ekonomi: usaha-usaha kecil danmenengah yang terus-menerus; kehidupan desa dankota yang terus-menerus; kebijaksanaan ekonomi(makro- fiskal, perdagangan, penyesuaian danpeminjaman, perbankan dan investasi, nilai mata uang)yang terus-menerus; kredit kecil; strategi-strategi ilmupengetahuan alam dan teknologi.

Hasil-hasil yang memuaskan akan memberikontribusi pada empat model utama yang mendukungkeberlanjutan: alam, manusia, masyarakat, danbangunan. Yang penting, jangan sampai ada jalan ataubangunan yang dibangun apabila pembangunan itumerusak hutan, atau kesehatan masyarakat terancamdisebabkan karena polusi industrial.

Pemerintahan dan pembangunanberkelanjutan

Sekarang ini, pemerintahan yang baik akanmengambil peranan besar dalam bidang pembangunanberkelanjutan. Pembangunan berkelanjutanmembutuhkan pemikiran maju, undang-undang,keuntungan-keuntungan, kelembagaan, kemampuanmengukur kemajuan, dan mempunyai hubungandengan masyarakat yang bersifat jujur dan transparan.Pembangunan berkelanjutan bersifat integrasi,memasuki semua bidang pemerintahan. Pelaksanaanpembangunan berkelanjutan tergantung juga padapartisipasi dunia usaha dan masyarakat.

Pertanyaan yang wajar adalah siapa yang memimpin.Pemimpin negaralah yang seharusnya juga memimpinsuatu strategi nasional pembangunan berkelanjutan.Semua anggota kabinet seharusnya menjelaskan perandan tanggung jawabnya terhadap pembangunan

berkelanjutan. Di Kanada ada pemimpin lingkunganhidup dan pembangunan berkelanjutan yang secarateratur meninjau keberhasilan setiap departemenpemerintahan terhadap pelaksanaan prinsip-prinsippembangunan berkelanjutan. Dan dia melaporkan hasiltinjauannya ke parlemen. Pertanggungjawaban dankapasitas untuk mengukur keberhasilan pelaksanaanprinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan sangatpenting karena pembangunan berkelanjutan sangatpenting untuk kelangsungan hidup manusia.

Masalah pembangunan berkelanjutan jugamenyentuh masyarakat lokal dan kelakuan perusahaandan orang besar. Pemerintah dapat memfokuskan padapembicaraan dan partisipasi, tetapi juga pada pembagianpertanggungjawaban, misalanya proyek yang berasaldari masyarakat lokal, seperti proyek kesehatan,lingkungan hidup, dan pengelolaan sumber daya alam.Usaha-usaha kecil dapat merencanakan perintah-perintah pembangunan berkelanjutan, dan mencarikesempatan seperti ecotourism (pariwisata ekologis) yangdapat membantu melindungi lingkungan hidup sambilmemberi keuntungan sosial dan ekonomi kepadamasyarakat. Suatu hal yang penting adalah dimanamasyarakat mengambil inisiatif sendiri untukmelaksanakan pembangunan berkelanjutan, daripadadisuruh dan diawasi secara terus-menerus.

Pelaksanaan secara lokal sampaiinternasional

Pembangunan berkelanjutan akan gagal apabilapelaksanaan gagal pada tingkat lokal dan nasional.Namun semua negara ikut berpartisipasi dalammengambil keputusan mengenai perintah-perintahperlindungan lingkungan hidup dan pembangunanberkelanjutan untuk bumi ini. Ada yang berpendapatbahwa dalam sepuluh tahun terakhir ini, kita lebihbanyak berbicara daripada mengambil tindakan yangjelas terhadap perlindungan lingkungan hidup. Namun,negara-negara seperti Cina, Vietnam, dan negara-negarakecil seperti Maldives sudah mengalami efek globalisasi,perdagangan internasional, perubahan cuaca, danmasalah-masalah keanekaragaman hayati. Persetujuan-persetujuan internasional dalam bidang lingkunganhidup, perdagangan, dan kemajuan sosial dan ekonomidan keamanan perlu dipertimbangkan sesuai denganprinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Kadangpersetujuan-persetujuan tersebut bertentangan dan tidakjelas yang mana yang betul.

Timor Lorosa’e tidak dapat mengabaikan jaringaninternasional ini, dan sebetulnya Timor Lorosa’eseharusnya dapat mengambil keuntungan dari beberapaketentuan internasional. Secara ideal, seharusnya adakemantapan yang tinggi antara tingkat internasional,nasional, dan lokal, akan tetapi memang tidak adakemantapan seperti itu dalam suatu negara manapunsekarang ini. Strategi nasional pembangunanberkelanjutan dapat membantu mengisi kekosongan itu.

Membiayai pembangunan berkelanjutanPelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang

berhasil akan terjadi dengan perencanaan yang tepat,tidak hanya dengan dana. Lebih masuk akal apabila kita

27 BAB 1 • PENDAHULUAN

mengurangi jumlah energi yang digunakan daripadamengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan.Untuk Timor Lorosa’e, yang menghadapi proyekpembangunan kembali yang besar sekali danmempunyai dorongan kesempatan-kesempatanekonomi, dana untuk semua prioritas merupakantantangan besar. Maka, isi anggaran nasional adalahsangat penting untuk menilai sikap pemerintahanterhadap pembangunan berkelanjutan. Bagaimana danayang terbatas dibagikan untuk kebutuhan sehari-hari,perlindungan lingkungan hidup dan pembangunanberkelanjutan memang penting. Akan tetapi, pentingjuga mengamati sistem perpajakan suatu negara, sepertipajak dan subsidi, misalnya pajak untuk sumber dayaalam, air minum, dan kredit impor. Inisiatif pengelolaanlingkungan hidup yang dikelola sendiri dapatdilaksanakan dengan memberi tarif pajak pemakaian.Pendekatan tersebut memang mempunyai daya tarik,dan dapat mengurangi jumlah dana yang dikeluarkan.

Pemasukkan dana untuk pelaksanaan pembangunanberkelanjutan tertentu dari masyarakat internasionalmerupakan suatu hal yang baru, tetapi mudah-mudahanTimor Lorosa’e akan menerima sebagian dari danatersebut untuk kebutuhan pembangunanberkelanjutannya sendiri. Dana tersebut mungkin akandiberikan oleh Bank Dunia (World Bank), BankPembangunan Asia (ADB), Fasilitas Lingkungan HidupInternasional (GEF), dan Program Pembangunan PBB(UNDP), sektor swasta, dan sumber-sumber dariyayasan. Pada umumnya, dana seperti itu dapatmembantu dalam pelaksanaan pembangunanberkelanjutan, dengan memulai proyek-proyekmasyarakat lokal (grassroots) dan pembangunanprasarana teknis, tetapi dana tersebut paling bernilaiapabila digunakan untuk pembangunan kelembagaan,perumusan kebijakan, dan peningkatan kapasitas.

Sebagian besar dari pelaksanaan pembangunanberkelanjutan adalah pembagian pertanggungjawabankarena tidak ada suatu pemerintahan sendiri yang

mampu sepenuhnya melaksanakan pembangunanberkelanjutan. Ada beberapa cara untuk mencari danauntuk pelaksanaan pembangunan berkelanjutan,misalnya kredit kecil, bekerja untuk mendapat makanan,liburan pajak (tax holiday), dan produk sumber dayaalam yang bertambah nilainya. Kemandirian ekonomipada tingkat masyarakat dan dunia usaha akan memberijamiman yang paling baik untuk kehidupan dan usahayang terus-menerus.

Pemerintahan Timor Lorosa’e dapat mempengaruhipelaksanaan pembangunan berkelanjutan denganmemperhatikan apa yang dibelinya sendiri. “GreenGuidelines” atau “Garis Pedoman Lingkungan Hidup”untuk pembelian akan membuat penjual-penjual lebihmemperhatikan prinsip-prinsip pembangunanberkelanjutan.

Esok dan lima tahun kemudianPembangunan berkelanjutan dilaksanakan secara

bertahap. Kita dapat mulai dengan apa yang bisa kitalakukan, dengan cara dan kemampuan yang terbatas.Kita harus berkomunikasi dengan mereka yang akanmengalami pelaksanaan program pembangunanberkelanjutan tersebut. Proses pembangunan harusdilaksanakan sesuai dengan pengetahuan mengenai apayang pernah berhasil di tempat lain. Yang dibicarakandi atas adalah beberapa masalah yang perlu dibicarakan.Di lima tahun kemudian mudah-mudahan TimorLorosa’e akan pulih dari krisis ini dan mulaimelaksanakan prinsip-prinsip pembangunanberkelanjutan. Cara yang menentukan adalahpeningkatan kualitas hidup. Dan akan ada perasaanbangga dan kemandirian di Timor Lorosa’e yang akanmendorong masyarakat untuk lebih maju lagi. Carapelaksanaaan pembangunan berkelanjutan dan cepatnyakemajuan adalah di setiap negara. Tetapi kita bisaberbagi satu visi bersama dan mengharapkan masadepan yang lebih cerah.

Agenda 21, program aksi global untukpembangungan berkelanjutan yang merupakan hasilutama dari Konferensi Lingkungan dan PembangunanPBB pada tahun 1992 (UNCED). Program tersebutmeminta negara-negara membuat Strategi Nasionaluntuk Pembangunan Berkelanjutan (NSSD) sendiri.Pada tahun 1997, Majelis Umum PBB menentukanrencana pelaksanaan rencana ini. Rencana Pelaksanaantersebut menyatakan: “Sampai tahun 2002, perumusandan perluasan NSSD, yang mencerminkan sumbangandan tanggungjawab semua pihak yang berkepentingan,harus diselesaikan dengan bantuan yang disediakan biladiperlukan, melalui kerja sama internasional.” Sampaisekarang, kurang dari sepuluh negara di Asia-Pasifiksudah membuat NSSD. Kurang-lebih 25 negara di

Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan yang MelibatkanPelbagai Pihak yang Berkepentingan

Ella S. Antonio Manajer Kawasan Asia Pasifik di Dewan Bumi (Earth Council)

kawasan Asia-Pasifik telah membuat RencanaLingkungan Nasional (NEAP), wakil terbatas NSSD.

MISP (Pembangunan yang melibatkan pelbagaipihak yang berkepentingan)

Berkelanjutannya suatu pembangunan tergantungpada sifat keikutsertaan dari proses perencanaan,maupun pada rencana-rencananya sendiri. Oleh karenaitu, Dewan Bumi1 sedang mengembangkan danmemajukan proses pembangunan berkelanjutan yangdisebut “Perencanaan pembangunan berkelanjutan yangmelibatkan pelbagai pihak yang berkepentingan, yangberintegrasi dan berkelanjutan (MISP).” Dewan Duniasudah menyiapkan garis pedoman (lihatwww.ecouncil.ac.cr) yang menggambarkan pendekatan

28

perencanaan yang memenuhi syarat Agenda 21mengenai integrasi dan partisipasi pelbagai pihak yangberkepentingan. Juga, karena semua negara berbeda,garis pedoman itu harus menyediakan cukupkelonggaran untuk menerima pemahaman dan ide-idebaru.

Pada dasarnya, pembangunan berkelanjutan adalahsuatu kerja sama antara semua anggota masyarakat danlingkungannya. Sifat dan proses pembangunanberkelanjutan terlalu rumit, saling terkait, holistik, danberkepentingan rakyat untuk dibiarakan untuk satupelaku utama. Walaupun pemerintah diberikantanggungjawab dan rakyat mengharapkan mereka yangmemimpin, tetapi penting juga bila pihak-pihak darisemua sektor masyarakat (budaya, ekonomi, sosial,ekologi, rohani dan politik) juga secara aktif ikut sertadalam proses pengambilan keputusan ke arahpembangunan yang berkelanjutan.

MISP merupakan suatu proses dimana ada beragampihak yang berkepentingan, beragam disiplin, beragamtingkat, dinamis, koordinatif, dan interaktif. Proses MISPbertujuan mendamaikan kepentingan pihak-pihak yangberbeda secara interaktif dan kooperatif.

MISP mengajukan proses yang terus menerus untukmengejar kepentingan masyarakat denganmengumpulkan wakil-wakil dari bidang-bidangtertentu, yang ditunjuk oleh para pemilih, yang bekerjauntuk kepentingan dan keuntungan masyarakat. Prosesini harus menggunakan cara yang memberdayakansemua tingkat masyarakat dan memadukan semuakepentingan-kepentingan yang berbeda, menjadikeseluruhan yang terpadu.

Proses MISPProses-proses MISP mengikuti proses perencanaan

yang standar. Perbedaan utama adalah dengan carapelaksanaannya. Langkah-langkah pelaksanaandilakukan dengan mengingat beberapa pertanyaan yangharus ditanggapi secara efektif. Berikut ini adalahlangkah-langkah MISP:

1. Mengembangkan visi…Kita mau jadi apa?2. Menganalisiskan situasi sekarang…Kita ada dimana

sekarang?3. Menentukan cita-cita, tujuan, dan sasaran…Kita mau

kemana dan kapan?4. Membuat strategi-strategi pembangunan…Bagaimana

kita bisa ke sana?5. Membuat Program Investasi, Mekanisme Pelaksanaan,

Agenda Aksi (termasuk AgendaLegislatif)…Bagaimana kita menjamin bahwatujuannya tercapai?

6.Membuat cara untuk pemantauan danevaluasi…Bagaimana kita tahu bahwa kita sedangberhasil?

MISP dan NCSDSuatu badan pihak-pihak yang berkepentingan telah

terbukti sebagai mekanisme yang paling baik untukmemulai dan memantau proses perencanaanberkelanjutan dan memastikan pelaksanaan danpembaharuannya. Mekanisme ini, yang pada umumnyadisebut Dewan Nasional Pembangunan Berkelanjutan(NCSD), sudah dibentuk di kurang-lebih 70 negara.Pengalaman positif dari NCSD mendorong negara lainuntuk membentuknya. Biasanya, NCSD dibentukapabila suatu negara memutuskan untuk membentukNSSD dengan cara yang paling tepat guna.

Keinginan politik dan keperluan-keperluan lain

Keinginan politik merupakan unsur paling pentinguntuk menyiapkan dan melaksanaan NSSD. Tanpanya,MISP tidak bisa jalan, atau hanya bisa menyelesaikansedikit saja. Keinginan politik harus datang dari duatingkat: pimpinan resmi dan masyarakat.

Bahkan, proses MISP membutuhkan hampir semua,bila tidak semua, dari hal-hal berikut ini untuk menjadiefektif dan menghasilkan NSSD yang diharapkan:

• Perwakilan semua pihak yang berkepentingan dalamtim perencanaan. Pihak-pihak yang berkepentinganharus mencari dan mengejar hal-hal yang baik dankepentingan masyarakat walaupun kepentingan-kepentingannya berbeda.

• Para perencana harus bertanggungjawab, mempunyaikomitmen dan bisa bekerja dalam tim, yaitu merekamau mendengarkan dan mempertimbangkanpendapat-pendapat dan keprihatinan rekan kerjanya.

• Pemimpin yang dinamis bisa menghadapi danmenimbang keprihatinan pihak-pihak yangberkepentingan secara kritis.

• Sekretariat yang dapat memberikan dukungan yangefektif dan tepat guna.

• Rencana pelaksanaan yang jelas untuk rencana kerjaitu sendiri.

• Kemajuan perencanaan harus dipantau terus-menerus.

1 Dewan Bumi (Earth Council) adalah suatu LSM internasional yang mempromosikan keberlanjutan dengan membantumengembangkan rencana-rencana, program-program, mekanisme-mekanisme dan proses-proses keberlanjutan masing-masing.

BAB 1 • PENDAHULUAN

29

BAB 2 • SUMBER DAYA ALAM DAN PELESTARIAN ALAM

Keadaan geografisa.Letak, batas dan luas wilayah

Secara geografis Timor Lorosa‘e terletak di ujungtimur P.Timor, membentang antara garis 123º25’ dan127º19' bujur timur, antara 8º17' dan 10º22' lintangselatan. Luas keseluruhan wilayah Timor Lorosa‘e lebihkurang 14.609,38 km2 yang meliputi: wilayah dataranseluas 13.670 km2, wilayah Ambeno seluas 787,50 km2,Pulau Atauro seluas 140,625 km2 dan Pulau Jaco seluas11,250 km2.

Timor Lorosae mempunyai batas wilayah sbb:•Sebelah utara berbatasan dengan selat Wetar dan selat

Ombai.•Sebelah timur berbatasan dengan selat Maluku•Sebelah selatan berbatasan dengan laut Timor•Sebelah barat berbatasan dengan Nusa Tenggara Timur.

b.TopografiDari prospektif topografis, wilayah Timor Lorosa'e

sebagian terdiri dari daerah-daerah pegunungan yangterbentang dari timur ke barat. Bentangan-bentanganpegunungan ini ada kalanya terputus, sehinggamembentuk lembah-lembah dan jurang-jurang yangdalam. Ditengah mengalir banyak sungai kecil yangsangat mempersulit transportasi. Tanahnya banyakmengandung kapur, karang, tanah liat yang pekat, pasirdan hanya sedikit yang tergolong tanah vulkanik.

Di Timor Lorosae terdapat tujuh buah gunung yangketinggiannya lebih dari 2000 m dpl seperti terlihatdalam tabel berikut ini:

Nama Gunung Distrik Tinggi diataspermukaan laut

1.Tatamailau Ainaro 2.963 meter2.Sabiria Aileu 2.495 meter3.Usululi Baucau 2.620 meter4.Harupai Ermera 2.293 meter5.Cablake Manufahi 2.495 meter6.Laklo Manatuto 2.050 meter7.Matebian Baucau 2.373 meter

Secara garis besar aliran sungai yang terdapat diTimor Lorosa‘e dapat dikelompokan menjadi dua buahdaerah aliran sungai (DAS) yaitu DAS utara dan DASselatan. Dari berbagai sungai yang ada terdapat beberapasungai yang airnya dapat mengalir sepanjang tahunyaitu sungai Laklo di distrik Manatuto, sungai Seical diDistrik Baucau, sungai Bulobo, Marobo, Malibaka danNunura di Distrik Bobonaro; sungai Gleno di DistrikErmera; sungai Karau Ulun di Distrik Manufahi; sungai

Sumber Daya Alam Timor Lorosa'eSuatu Tinjauan mengenai Keadaan Fisik, Geografis dan Ekologis

Mario R. NunesManajer Badan Kehutanan, ETTA, Presiden East Timor Forestry Group (ETFOG)

Dilor, Uca, Uwetoko, Bebui dan Irabere di DistrikViqueque; sungai Loes di Distrik Liquiça dan sungaiTono di Distrik Ambeno.

Iklim di Timor Lorosa'e pada umumnya tergolongiklim tropis dengan suhu minimum 18ºC - 21ºCsedangkan suhu tertinggi bervariasi antara 26ºC - 32ºC.Di bagian utara sampai di Baucau, musim hujan padabulan Nopember dan pada umumnya diikuti denganangin barat (muson), bulan Mei dan Oktober merupakanperalihan. Bulan September merupakan musimkemarau.

Berbeda keadaannya, di bagian timur dan selatan,musim hujan turun pada pertengahan bulan April tahunberikutnya. Bulan Mei merupakan musim kemarau danawal Juni sampai Agustus merupakan musim hujankembali. Apabila di Australia sedang musim dingin(Agustus-Oktober), kadang-kadang suhu di TimorLorosa'e turun sampai 180C.

Begitu pula sebaliknya, apabila di Australia sedangmusim panas, di daerah pesisir, suhu menjadi tinggiwalaupun musim hujan.

Keadaan Ekologis Timor Lorosae

Keadaan ekologis Timor Lorosae sesuai dengankondisi topografinya banyak didominasi oleh ekosistimlaut dan pesisir, habitat darat, dan keanekaragamanhayati di daerah pegunungan.

a. Ekosistim laut dan pesisir

Laut Timor Lorosa'e terdapat bermacam macam ikanyang bernilai ekonomis tinggi seperti (tongkol, cakalang,tenggiri, kakap dsb) yang dapat dimanfaatkan secarabekesinambungan untuk mendukung ekonomi nasional.Pada daerah pesisir terutama di pantai utara dan timurterdapat terumbu-terumbu karang yang hidup berbagaimacam biota laut dan merupakan obyek pariwisata alamyang tinggi nilai jualnya.

Terdapat pula hutan bakau di pantai utara TimorLorosa'e yang masih utuh dan tempat habitat beberapaburung laut, kelelawar dan lain sebagainya, dan dibeberapa pantai seperti pantai Tutuala dan P. Jacoterdapat tempat bertelor beberapa jenis penyu.

b. Habitat daratHabitat darat di Timor Lorosa'e terdapat perbedaan

flora antara bagian utara, selatan dan timur dan daerahpegunungan. Di bagian utara didominasi oleh jenis-jenisseperti Eucalyptus alba, Tamarindus indicus dan beberapajenis perdu yang dapat tumbuh pada kondisi tanah yangkering dan curah hujan minim.

BAB 2 • SUMBER DAYA ALAM DAN PELESTARIAN ALAM

30 BAB 2 • SUMBER DAYA ALAM DAN PELESTARIAN ALAM

Pelestariaan Keanekaragaman Hayati- Masalah-Masalah Kritisuntuk Negara-Negara Kecil yang Sedang Berkembang

Di bagian timur dan selatan terdapat kondisi florayang lebih bervariasi dimana didominasi oleh Canarium,Kayu merah (Pterocarpus indicus), Charia (Taona sureni)dan jenis kayu komersial lainnya yaitu Jati (Tectonagrandis). Terdapat juga beberapa jenis angrek, tumbuhanbawah sangat variatif. (sebagai contoh: keadaan flora diujung Timor Lorosa'e yaitu di gunung Paicau bagianutara terdapat sisa-sisa hutan hujan tropika basahdimana kelembaban di tempat itu sangat tinggi, namunsangat lebat namun sangat kering dan tidak ada air).

Pada daerah pegunungan atau dataran tinggididominasi oleh Eucalyptus urophylla dan beberapa jenistanaman paku-pakuan. Ada beberapa jenis tumbuhanyang tumbuh tersebar merata di seluruh wilayah antaralain: Cendana (Santalum album), Cemara (CasuarinaEquisetifolia).

Fauna Timor Lorosa'e terdiri dari beberapa jenismamalia seperti: Rusa (cervus timorensis), Kuskus, babi

hutan, kera, Reptilia seperti: buaya, ular sanca timor,biawak dls; Aves seperti: Kakoak, Lori, Kakatua, Ealangdarat, Elang laut, Perkutut dls.

Keadaan AktualKarena begitu lama Timor Lorosa'e berada di bawah

kekuasaan orang lain maka sumber daya alam di negaraini pengelolaannya tidak mendapat perhatian yangserius sehingga sampai hari ini ada beberapa jenistumbuhan dan hewan khas Timor Lorosa'e terancampunah bila tidak mendapat perhatian dari semua orangTimor Lorosa'e. Sebagai contoh kayu cendana, jati,beberapa jenis burung (kakatua, loriku, elang, kakoakdll).

Jadi kalau kita mau membangun Timor Lorosa'e lebihbaik bagi masa depan maka perlu diperhatikan semuafaktor supaya tidak merusak lingkungan di TimorLorosa'e.

Keanekaragaman hayati terdiri dari banyak tanamandan binatang yang memberi dasar bagi kehidupan.Beberapa tanaman dan binatang ini digunakan langsungoleh manusia untuk makanan, obat-obatan, pakaian, danperumahan. Yang lain bermanfaat secara tidak langsung,misalnya binatang kecil dan bakteri di lapisan tanahmembuat tanah subur; pohon hutan memperlambatjatuhnya hujan, dan membantu air masuk tanah danmengalir ke sungai-sungai kecil. Pelestarian alam adalahbagian dari pembangunan. Kata “melestarikan”kebetulan berarti “memakai sumber daya alam secarahemat”.

Keanekaragaman hayati Timor Lorosa’e sudah sangatberkurang. Tidak realistis untuk mengharap bahwasemuanya yang sudah hilang dapat dikembalikan lagi,tetapi sebagian mungkin dapat direstorasi. Pelestarianalam tidak hanya termasuk “daerah terlindung”, tetapiapabila berhasil, konsep pelestarian keanekaragamanhayati harus terlibat dalam suatu programpembangunan berkelanjutan, didukung oleh prosesperencanaan yang bersifat keikutsertaan masyarakat.Pernah diusulkan bahwa Timor Lorosa’e seharusnyapertama menekan pada 1) dukungan terhadap intervensiuntuk pemakaian dan pengurusan keanekaragamanhayati tanah dan laut oleh masyarakat pedesaan, dansementara itu, 2) melaksanakan strategi yangbertanggung jawab terhadap lingkungan hidup yangmenuntun dan mengurus pembangunan perkotaan danindustri.

Dr. Graham BainesEnvironment Pacific

Langkah-langkah pertama sebaiknya adalah:• Menghadapi kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat

dalam pemakaian konsep keanekaragaman hayati;• Berusaha supaya kecenderungan berkurangnya

keanekaragaman hayati dan sumber daya alamdiperlambat;

• Menegakkan kecenderungan pemakaian sumber dayaalam tanah dan laut yang bersifat berkelanjutan;

• Memperkenalkan cara-cara untuk melindungi sumber-sumber air dan penampungan air;

• Menjamin supaya pembangunan industri danperkotaan direncanakan dan dilaksanakan sesuaidengan metode-metode “best-practice” yangmencegah kerusakan sumber-sumber alam di tanahdan di laut;

• Memperkenalkan jenis-jenis binatang dan tempat-tempat yang bersifat keanekaragaman hayati;

• Membuat penelitian mengenai keadaan sumber dayaalam dan keanekaragaman hayati, dan hak-hak danhubungan masyarakat setempat terhadapnya;

• Mengambil ciri-ciri kuatnya pengelolaan danpengetahuan tradisional terhadap sumber daya alam.Keperluan-keperluan pelestarian alam tidak disebut

secara terinci di daftar tadi. Beberapa kebutuhan tersebutakan muncul di tahap pertama, dan bisa ditanganidengan diberlakukannya beberapa strategi

Supaya berhasil dan bertahan lama, pelestarian keanekaragaman hayati harus menjadi bagian yangsangat penting dari pembangunan ekonomi dan sosial. Memang tidak mudah menerapkan cita-citatersebut. Keperluan-keperluan Timor Lorosa’e mungkin lebih baik dipenuhi dengan serangkaianlangkah-langkah jangka pendek, dan strategi yang lebih panjang dan terinci baru dibentuk sesuaidengan pengetahuan dan pengalaman yang didapat dari fase pertama tersebut. Berdasarkan kesamaandengan negara-negara Kepulauan Pasifik, ada beberapa masalah penting yang diajukan sebagai dasarpembicaraan.

31 BAB 2 • SUMBER DAYA ALAM DAN PELESTARIAN ALAM

perlindungan yang sederhana. Pelestarian alam akanmenjadi bagian yang sangat penting dari strategi-strategijangka waktu pendek dan menengah, yang akandiperkembangkan di kemudian hari.

Di negara-negara kepulauan Pasifik,keanekaragaman tidak bisa dianggap terpisah darikeanekaragaman budaya. “Sejak lama dasar kepulauanPasifik adalah hubungan di antara peseorangan, suku,dan lingkungan hidup”.

Ada beberapa persoalan yang harus ditanganipemerintahan Timor Lorosa’e yang juga terlihat dinegara-negara kepulauan kecil yang lain. Daripengalaman negara-negara tersebut, dapat disimpulkanbahwa masalah-masalah kritis termasuk:1. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan sehari-hari dan

kebutuhan-kebutuhan pembangunan ekonomi tanpalebih merusak lagi lingkungan hidup dankeanekaragaman hayati.

2. Memperbarui potensi tempat-tempat tanah dan lautyang sudah rusak, supaya bisa digunakan untukmenghasilkan sumber daya alam, memelihara proses-proses ekologi penting, dan mempertahankankeanekaragaman genetika.

3. Memelihara kualitas lingkungan tanah dan lautsupaya tetap menghasilkan sumber daya alam yangdibutuhkan untuk menjamin kehidupan yang layakbagi semua warga negara.

4.Memahami dan menghargai pentingnya

keanekaragaman hayati genetika, jenis-jenis binatang,dan ekologis.

5. Mencari cara yang baik untuk mencocokkan sistem-sistem hak pemilikan tanah dan laut yang tradisionaldengan kerangka pembangunan masyarakat danpembangunan nasional. Sementara itu,memanfaatkan pengetahuan dan cara tradisionaldalam pendekatan pembangunan yang baru, yangmengambil sifat baiknya tradisi, diperkuat denganpenegtahuan dan cara-cara moderen.

Ada tanda-tanda bahwa Timor Lorosa’e mempunyaikesempatan untuk mendirikan dan mengikuti jalanpembangunan berkelanjutan- akan tetapi, kesulitan-kesulitannya memang banyak. Berdasarkan pengalamandi tempat lain, ancaman keberhasilan dalam bidangpembangunan berkelanjutan datang dari tekanan untukmencari untung dengan cepat tetapi tidak bersifatberkelanjutan dari sumber daya alam, dan juga dariketidaktahuan tentang nilai dan peran keanekaragamanhayati dalam pembangunan. Selama tahun 60-an dan70-an beberapa negara-negara kepulauan Pasifikmenyadari akan pentingnya keanekaragaman hayati.Keberhasilannya dalam pengelolaan keanekaragamanhayati kurang dari yang diharapakan. Walaupundemikian, ada beberapa contoh pelestariankeanekaragaman hayati dari negara-negara tersebutyang mungkin bermanfaat di Timor Lorosa’e.

Latar BelakangHutan di negara berkembang pada umumnya

merupakan sumber bahan bakar di samping lahan untukberladang, lebih kurang 1,5 milyard penduduknyamenggunakan kayu untuk memasak dan pemanasansebesar satu milyard meter kubik, atau sekitar 80% dariyang di butuhkan (di luar untuk ekspor) setiap tahunnya.Di Republik Korea untuk konsumsi energi alternatifmembutuhkan 15% dari biaya rumah tangganya, bahkandi daerah Andes dan Sahel mencapai 25%, Keadaan inimemaksa penduduk miskin untuk mempergunakankayu bakar yang di perolehnya dari hutan. Kawasanpenggembalaan di dunia meliputi tiga trilyun hektaratau dua puluh tiga persen dari luas daratan bumi.

Desertivikasi atau perubahan kawasan bervegetasimenjadi gurun pasir akibat penggembalaan liar, terjadidi Sahel-Afrika, Sudan Afrika-Utara, daerahMediteranin, dan Timur Tengah, di Himalaya dan Andes.Kegiatan ini menimbulkan bencana erosi dan penurunankualitas tanah dan merusak hutan. Tekanan pendudukterhadap lahan hutan di daerah aliran sungai untuklahan pertanian, berdampak positif bagi penggarapnyadalam kurun waktu yang relatif singkat, 2-3 tahun,namun dampak negatifnya berupa menurunnya kualitaslingkungan, timbulnya bencana longsor, banjir dan erosi,

Pembangunan Kehutanan yang Berkelestarian

Jorge Rui Martins Badan Kehutanan, ETTA, East Timor Forestry Group (ETFOG)

serta kekurangan air di musim kemarau. Hutan HujanTropis di Timor Lorosa'e bagai ekosistem yang unik,merupakan penyangga bagi kehidupan, danpemanfaatannya perlu di kaji menurut fungsinya. Kitatidak pernah mengetahui apa yang akan terjadi denganhutan kita di masa yang akan datang, kita hanya bisamenduga dari kejadian yang sedang kita alami, terhadapmalapetaka yang mungkin muncul, seperti : kekuranganzat asam, penipisan lapisan ozon, pemanasan bumi,kenaikan permukaan laut, dan punahnya berbagai jeniskehidupan liar yang terlibat aktif dalam proses daurulang secara alami di hutan. Eksplorasi dan eksploitasisumber daya hutan pada dasarnya di tujukan untukmeningkatkan kondisi sosial ekonomi bangsa, namundistribusi dari kesejahteraan tersebut belum merata.Masyarakat kecil dan penduduk yang tinggal di dalamdan di sekitar hutan masih sangat sedikit yang dapatmenikmatinya, penebangan liar yang di lakukan olehpenduduk kayunya di tampung dan di selundupkanoleh oknum pengusaha yang tidak bertanggung jawab,adalah salah satu indikator dari kesenjangan yang terjadidi lapangan antara pemilik modal/pengusaha danpenduduk setempat.

32 BAB 2 • SUMBER DAYA ALAM DAN PELESTARIAN ALAM

Keadaan dan Luas Wilayah Berdasarkan letak geografis Timor Lorosa'e terletak

di antara 8º17'-10º22' LS dan 123º25'-127º19' BT, keadaanumum mata pencaharian penduduk sebagian besaradalah bertani dan beternak. Luas total wilayah negaraini adalah 14.609 km2 dengan luas kawasan hutannyaberdasarkan TGHK adalah 699.000ha dengan lahankritis 91%(HTI, Timor-Timur,1998). Luas hutanproduksi tetap 45.211ha, sebagian besar berupa padangrumput, savana, dan semak belukar. Untuk industrykayu perkakas dengan kapasitas produksi sedang, tiaptahun minimal membutuhkan bahan baku sebesar 6000m3 atau setara dengan 12000 m3 atau sebandingdengan 21500 volume tegakan setelah di perhitungkanfaktor koreksi 70% dan faktor eksploitasi 80% (statistikkehutanan Timor-Timur, 1998). Saat ini kebutuhankayu untuk kebutuhan rekonstruksi nasional masih didatangkan dari luar negara Timor-Lorosa'e.

Permasalahan Kehutanandi Timor-Lorosa'e

PermasalahanBerdasarkan data penelitian di lapangan saat ini

permasalahan kehutanan yang ada di negara TimorLorosa'e adalah sebagai berikut :1. Belum adanya garis kebijakan struktur pemerintahan

yang kuat dan berwibawa dalam bidang kehutanan.2. Masih terbatasnya dana yang berasal dari anggaran

pemerintah untuk implementasi kegiatan kehutanan.3.Masih terbatasnya perangkat struktur organisasi

kehutanan, dalam hal pengadaan staff national, disebabkan oleh alasan-alasan administrasi, finansialdan lain-lain. Perangkat staff ini memegang perananpenting dalam pelaksanaan kegiatan kehutanan diseluruh wilayah negara.

4. Tidak adanya mekanisme pemerintahan yang kuatdalam hal implementasi peraturan-peraturanpemerintah yang saat ini telah ada.

5.Tidak tersedianya data potensi luar dan potensidalam dari kawasan hutan yang akurat bagi selruhkawasan hutan di negara Timor- Lororsae.

6.Tingginya angka pengangguran sehingga tekananterhadap eksploitasi hasil hutan meningkat, seiringdengan membumbungnya harga bahan bakarmimyak, maka salah satu alteranatif untukpembakaran rumah tangga harus di andalkan daripemanfaatan hasil hutan yang tersedia.

7.Tingginya angka penebangan liar yang meratahampir di seluruh wilayah negeri ini.

8. Tidak adanya survey dan inventarisasi hutan potensihutan untuk kepentingan pengadaan data kehutanannasional.

9.Belum adanya sistem nasional yang mengaturtentang kepemilikan lahan (land tenure).

10. Dalam periode transisi saat ini bidang kehutanantidak menjadi salah satu prioritas dalam alokasi danapembangunan dari bank dunia.

Peluang dan StrategiPeluang

Devisi Agriculture Affairs dengan seksi ForestryUnit sebagai organ tunggal yang memegang tanggungjawab penuh saat ini untuk mengembangkan kegiatankehutanan di negara ini sebagai perpanjangan tangandari pemerintahan transisi, telah berupaya keras untukmengembangkan suatu sistem kehutanan nasionalyang terpadu dan efisien dengan menyiapkanprogram-program yang merupakan peluang bagipenyelesaian masalah-masalah kehutanan nasional.

Peluang-peluang tersebut di antaranya adalah:1.Telah di keluarkannya peraturan pemerintahan

transisi no.2000/17, tentang pelarangan penebangankayu secara liar dan ekspor hasil hutan ke luar negaraTimor Lorosa'e.

2.Telah pula di keluarkan peraturan pemerintahantransisi no.2000/19, tentang daerah-daerahperlindungan alam dan konservasi.

3. Peraturan pengelolaan hutan secara lestari yang akanmerupakan acuan nasional dalam mengelola danmemanfaatkan hasil hutan, sekaligus adalahperangkat aturan kebijakan pemerintah nasionaldalam pengelolaan hutan.

4.Terdapatnya LSM lokal dan internasional yangmemiliki program pembangunan kehutanan .

5.Adanya sokongan dana dari dunia internasionaldalam pengembangan hutan dan kehutanannasional.

6. Adanya profesional group dalam bidang kehutananyang siap mengabdikan diri bagi pembangunankehutanan.

StrategiKegiatan pemanfaatan dan pengusahaan hutan

harus di pandang sebagai upaya pemanfaatan sumberdaya hutan sesuai dengan fungsinya, yangberlandaskan kepada anggapan bahwa sumber dayahutan pada dasarnya merupakan bagian dari suatusistem.

Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam upayapemanfaatan dan pengurusan hutan ini adalah :

Teknis:Pemanfaatan sumber daya hutan harus benar-benar

di sesuaikan dengan fungsi dan keadaan hutannyamenurut hasil inventarisasi hutan. Dalam penentuansistem silvikultur yang akan di terapkan, hendaknyabenar-benar di uji di lapangan dan bukan berlandaskanteori saja. Selain itu pembangunan hutan tanamanhendaknya hanya pada hutan yang benar-benar tidakproduktif saja, yaitu: lahan hutan yang berbentuk tanahkosong, semak belukar, dan hutan kritis.

Ekonomis:Pemanfaatan dan pengawasan sumber daya hutan

harus di lakukan sedemikian rupa agar secara

33 BAB 2 • SUMBER DAYA ALAM DAN PELESTARIAN ALAM

ekonomis dapat di pertanggung jawabkan. Pemanfaatanyang bersifat ekonomis ini hendaknya di lakukan padasetiap macam pengurusan hutan menurut fungsinya dantidak hanya pada hutan produksi saja. Untuk keperluantertentu di perlukan adanya kejelasan mengenaibesarnya nilai hutan serta hak dari nilai tersebut.

Sosial:Pemanfaatan dan pengurusan sumber daya hutan

harus mampu memberikan manfaat sosial yangmemadai, terutama kepada masyarakat kecil yang hidupdi dalam dan di sekitar hutan. Manfaat sosial tersebutdapat di peroleh melalui: penyediaan lapangan kerja,pengukuhan terhadap hak-hak masyarakat dalammemanfaatkan sumber daya tertentu yang terdapatdalam hutan, sehingga akan berperan dalammeningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar hutan,yang pada gilirannya di harapkan akan mampu

meningkatkan partisipasinya dalam pengelolaan sumberdaya hutan.

Politik:Kebijakan Nasional yang akan di ambil dalam

pelaksanaan pemanfaatan dan pengurusan sumber dayahutan harus bersifat menunjang bagi terselenggaranyakebijakan politik daerah maupun nasional yang padadasarnya bertujuan guna meningkatkan taraf hidupmasyarakat secara utuh dan tercapainya stabilitasdinamis kehidupan berpolitik.

Institusi:Peningkatan peran dan partisipasi serta koordinasi

di antara lembaga-lembaga yang berkaitan dengankegiatan-kegiatan pemanfaatan dan pengurusan sumberdaya hutan baik instansi pemerintah, koperasi, danswasta.

34 BAB 2 • SUMBER DAYA ALAM DAN PELESTARIAN ALAM

Pengelolaan Hutan yang Berkelanjutan di Duniayang Sedang Berubah

Faktor-faktor penyebab perubahan-perubahan kebijakan belakangan ini

Fokus pada pembangunan berkelanjutanIstilah “pembangunan berkelanjutan” sering dipahami

secara berbeda-beda tergantung pada persepsi–persepsidari kelompok-kelompok yang kepentingannya berbeda-beda. Sebagaimana digunakan dalam makalah ini, istilahini mengacu kepada definisi yang diberikan dalam“Caring for the Earth”:

“ …….memperbaiki kualitas kehidupan manusiasambil hidup dalam kapasitas ekosistem pendukung”

Terdapat tujuan yang jelas dalam definisi ini, untuksecara eksplisit menyatukan baik kesejahteraan umatmanusia maupun komponen-komponen biofisika yangsering termasuk dalam diskusi-diskusi tentangpembangunan berkelanjutan.

Pihak-pihak berwenang dalam pengelolaan hutantelah menjawab fokus global pada pembangunan yangberkelanjutan dengan mencakup sebuah perubahanpenting dalam kebijakan kehutanan; dari kebijakan yangmenekankan ketetapan berkelanjutan dari produk-produk yang dominan, terutama serabut kayu, kepadayang menekankan pengelolaan sebuah sistem sumberdaya alam yang kompleks dan berharga, yangmenghasilkan campuran luas barang dan jasa.

Globalisasi Globalisasi ekonomi dunia (khususnya pembukaan

ekonomi-ekonomi nasional pada kekuatan-kekuatanpasar internasional) telah menciptakan perubahankeadaan ekonomi yang mengharuskan perubahan-perubahan pada pengaturan institusionil untukpengelolaan sumber daya alam. Kebijakan-kebijakanpenyesuaian struktur dari Dana Moneter Internasionaldan Bank Dunia telah menjadi pengaruh utama yangmendorong perubahan-perubahan ini di negara-negarayang sedang berkembang dan negara-negara denganekonomi dalam transisi. Akan tetapi, keperluan yangsama sedang mempengaruhi negara-negara lain melaluipendorong yang berhubungan untuk rasionalisasiekonomi.

Kebanyakan negara sedang menjalani proses-prosespembaharuan kebijakan dan ada beberapa tema yangbersamaan dalam arah proses-proses ini. Pemerintah-pemerintah sedang memperkecil (mengurangi bentukbirokrasi mereka) dan melakukan desentralisasi dalampembuatan keputusan atas pengelolaan hutan dari tingkatyang atas sampai tingkat yang lebih rendah, dan (dalambanyak kasus) memindahkan tanggung jawab (dankadang-kadang kekuasaan) pada berbagai elemenmasyarakat sipil seperti LSM dan masyarakat lokal.

Hak-hak masyarakat pribumi dan lokal.Di seluruh dunia pengakuan yang meningkat

mengenai hak-hak orang-orang pribumi dan masyarakatlokal, berkenaan dengan keterlibatan mereka dalam

Dr. Don GilmourInternational Union for Conservation of Nature, Laos, dan RECOFTC

pembuatan keputusan tentang pengelolaan sumber dayaalam di mana mereka melaksanakan hak tertentu, mulaitumbuh. Khususnya dalam situasi dimana masyarakatpribumi hidup dalam dan di sekitar hutan danmenggunakan sumber daya hutan untuk tujuanpenyambung hidup atau untuk menghasilkanpendapatan tunai. Tindakan-tindakan pemerintah dimasa lalu yang menasionalkan hutan sering kalimencabut hak dari orang-orang ini danmengesampingkan mereka “di luar” hukum. Hak-hakmasyarakat lokal yang pribumi semakin diakui di dalamperdebatan-perdebatan kebijakan nasional.Jawaban-Jawaban yang Praktis Terhadap

Perubahan Kebijakan Untuk MencapaiPengelolaan Hutan yang BerkelanjutanSuatu akibat dari perubahan fokus kebijakan yang

diuraikan diatas adalah bahwa pengelolaan menjadi lebihcanggih (dan menantang) jika para manajer berusahauntuk menyeimbangkan banyak tujuan, dan bekerjadengan berbagai pihak yang berkepentingan.

Pengelolaan secara Bersama-samaSelama beberapa dekade yang lalu, pemerintah-

pemerintah di seluruh dunia telah mengadopsi berbagaibentuk pengelolaan bersama atas sumber daya alam,dalam usaha untuk mengikutsertakan pihak-pihak yangberkepentingan. Di beberapa negera pendekatan-pendekatan ini telah tersebar luas dan dimasukkan kedalam kebijakan nasional dan diterjemahkan ke dalamprogram-program lapangan berskala besar.

Ungkapan “pengelolaan bersama” menjadi semakinpopuler sebagai suatu deskripsi umum untuk jajaranpendekatan-pendekatan yang melibatkan semacambentuk kerjasama di antara pemerintah dan pihak-pihakyang berkepentingan yang lain, khususnya kelompok-kelompok yang mata pencahariannya berkaitan eratdengan sumber daya alam. Fisher (1995) telahmenyarankan bahwa pendekatan-pendekatan kerjasamaterhadap pengelolaan sumber daya alam seharusnyamemuat pengakuan atas:• Keperluan untuk menyatupadukan perlindungan alam

dan pembangunan• Legitimasi hak-hak dari orang-orang lokal untuk

menjamin masa depan ekonomi mereka• Manfaat dari keterlibatan aktif orang lokal dalam rangka

pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan.Pengelolaan bersama mengacu pada1

• Pengaturan pengelolaan yang dinegosiasikan olehbanyak pihak yang berkepentingan dan berdasarkanserangkaian hak dan hak istemewa (persetujuan akanhak atas tanah2) yang diakui oleh pemerintah danditerima secara luas oleh para pengguna sumber dayaalam; dan,

• Proses untuk membagi kekuasaan diantara para pihakyang berkepentingan untuk membuat keputusan danmenjalankan kontrol atas penggunaan sumber dayaalam.

Ringkasan

35 BAB 2 • SUMBER DAYA ALAM DAN PELESTARIAN ALAM

1Definisi ini mengecualikan situasi di mana pengguna lokal mengelola sumber daya alam yang dituntut di bawah pemilikan-negara, tanpa izin lebih dulu dari pemerintah. Sistem-sistem semacam ini, yang disebut sistem pengelolaan “asli atautradisional”, seringkali berhasil dan melibatkan banyak kerjasama antara para pengguna. Namun begitu, definisi yangdipakai di sini akan meliputi saja urusan bekerjasama yang dikesahkan dan dikuatkan oleh pengakuan dari pemerintah.Patut ditekankan bahwa identifikasi sistem pengelolaan asli dan perkembangan kekuatannya merupakan langka kritismenuju pendirian sistem pengelolaan yang diizinkan oleh pemerintah.2Tenurial arrangements tidak perlu formal – bisa ad hoc (khusus untuk s.s.t maksud) atau tacit (tahu sama tahu)ReferensiFisher, R.J. (1995) Collaborative management of forests for conservation and development. Issues in Forest Conservation.IUCN and WWF, Gland, Switzerland.

Pelestarian Keanekaragaman Hayati danHutan-Hutan di Timor Lorosa’e

Jadi pengelolaan bersama-sama adalah sesuatu yangdilakukan oleh banyak pihak yang berkepentingan. Sifatini dengan sendirinya menunjukan perbedaan utama daribentuk-bentuk pengelolaan yang lebih konvensionaldimana satu pihak menjadi penanggunjawab satu-satunyaatas pembuatan keputusan, dan pihak-pihak yangberkepentingan lain tinggal di pinggiran.

Biasanya pendekatan terhadap pengelolaan diikatdengan hak atas tanah yang mendefinisikan ikatan danalokasi hak dan hak istemewa untuk menggunakansumber daya alam (Fisher 1995).

Pada umumnya, berbagai sistem hak atas tanah dapatdikelompokkan ke dalam empat kategori; tanah miliknegara, milik pribadi, milik bersama, dan milik terbuka.Tentu saja, pengakuan pada hak atas tanah tergantungpada siapa yang menuntut. Negara boleh tidak mengakuibeberapa hak pribadi atau hak komunal yang diterimaoleh para pengguna sumber daya alam lokal dansebaliknya pengguna-pengguna lokal boleh tidak

menghargai beberapa tuntutan kepemilikan yang dibuatoleh negara melalui berbagai dewan pemerintahan.Sewaktu-waktu, tuntutan-tuntutan baru akan timbul atauyang lama akan dipertanyakan. Ketika ada persengketaanterhadap hak dan hak istemewa pribadi, pengelolaanmenjadi problematis karena akan ada kurang kepercayaanapakah keputusan-keputusan yang dibuat oleh setiappihak akan disetujui dan diikuti.

Pengelolaan secara bersama-sama berarti bahwapemerintah dan para pengguna sumber daya alambersetuju tentang hak atas tanah sehingga didirikanberdasarkan kepercayaan dan legitimasi untukpengelolaan. Kerjasama tersebut berarti bahwa akan adakemauan untuk menyelesaikan pertentangan dan upayauntuk menegosiasikan urusan hak atas tanah yang dapatditerima. Secara aktif atau pasif, pemerintah biasanyaberperan dalam sistem pengelolaan bersama, walaupunia terbatas pada hanya mengizinkan alokasi hak dan hakistemewa untuk penggunaan dan pengelolaan sumberdaya alam.

Latar BelakangMenurut konferensi PBB mengenai Lingkungan

Hidup dan Pembangunan, yang diadakan di Rio deJaneiro, bulan Juni, 1992, terdapat dua masalahlingkungan hidup yang utama: pemanasan dunia, atauperubahan cuaca, dan keanekaragaman hayati. Di TimorLorosa’e, pembangunan kembali membutuhkanpemakaian sumber-sumber alam, tetapi pemakaiansecara tidak berkelanjutan dan eksploitasi berartihilangnya yang tidak dapat diperoleh kembalikeanekaragaman hayati genetik, jenis-jenis binatang dantumbuhan, dan sistem ekologi. Untuk memperhentikankeadaan demikian, penggunaan sumber-sumber alamharus bersifat berkelanjutan secara ekologi, ekonomi,dan sosial.

Selama pendudukan dan administrasi Indonesia,pemerintah mendirikan kebijaksanaan pelestarianlingkungan hidup untuk Indonesia, yang termasukTimor Lorosa’e, tetapi kebijaksanaan tersebut tidakpernah terlaksana. Sekarang di Timor Lorosa’e,pemakaian sumber-sumber alam adalah sangat pentinguntuk kehidupan manusia.

Masalah-Masalah:1. Selama pendudukan Indonesia dan Portugal, tidak ada

sistem atau lembaga yang bertanggung jawab atas

Adalfredo do Rosario Ferreira Badan Kehutanan, ETTA dan East Timor Forestry Group (ETFOG)

pengelolaan keanekaragaman hayati.2. Pada masa lalu terjadi eksploitasi sumber-sumber alam

yang tidak terhingga.3.Belum ada penilaian, penentuan atau klasifikasi

sumber-sumber alam di Timor Lorosa’e.4. Pemberian dana dan sumber-sumber lain dibutuhkan

untuk mempermudah penilaian dll.5.Masyarakat mengandalkan pemakaian sumber-

sumber alam dan harus terlibat, dikonsultasi, dandididik tentang pemakain sumber-sumber alam secaraberkelanjutan.

Tindakan:1. Menjalankan inventarisasi sumber-sumber alam

termasuk penilaian, penentuan, dan klasifikasi.2. Pengaturan, dan penegakan hukum.3. Pemerintah harus mengembangkan kebijaksanaan

terhadap pelestarian lingkungan hidup,pembangunan, dan pemakaian sumber-sumber alamsecara berkelanjutan.

4. Keterlibatan masyarakat, partisipasi, dan pendidikan-pendekatan dari bawah ke atas.

5. Memelihara hubungan dengan lembaga-lembagainternasional dan lokal (pemerintah-pemerintah,lembaga-lembaga swadaya masyarakat, masyarakatmadani, dll).

36 BAB 2 • SUMBER DAYA ALAM DAN PELESTARIAN ALAM

Selama kira-kira 20 tahun belakangan ini telahdiadakan banyak percobaan dengan keterlibatanmasyarakat dalam rangka pengelolaan hutan yangberkelanjutan di wilayah Asia. Ada dua alasan utamamengapa pengelolaan masyarakat dianjurkan:�Pengelolaan masyarakat adalah jalan praktis untuk mengelola

hutan. Pengikutsertaan masyarakat telah terlihat jelassebagai cara yang efektif untuk mencapai pengelolaanyang berkelanjutan. Jika kita melihat pengelolaanhutan sebagai hak untuk masuk ke dalam danmenggunakan hutan secara teratur, maka orang-orangyang tinggal dekat hutan dan memanfaatkannya tiaphari dengan jelas menjadi aktor utama. Sudahbertahun-tahun departemen-departemen berusahauntuk mengatur penggunaan dan pemanfaatan hutandengan paksaan tanpa hasil yang nyata. Aksi bersamaoleh masyarakat (seringkali dalam kerjasama denganpara pihak yang berkepentingan lainnya) menjadisebuah alternatif.� Pengelolaan masyarakat penting bagi hak-hak asasi manusia

dan pembangunan masyarakat. Rakyat yang hidup didalam dan di sekitar hutan seringkali bergantung sekalipada hasil-hasil kehutanan. Penyediaan hak untukmendapat akses ke sumber daya alam ini penting darisudut pandang keadilan dan juga dapat memberikankesempatan bagi pembangunan ekonomi di tingkatmasyarakat.

Tidak ada satu saja “Perspektif Asia” mengenaiketerlibatan masyarakat dalam rangka pengelolaan hutanyang berkelanjutan. Banyak pendekatan yang berbedatelah diambil di berbagai negara, tergantung padakeadaan sosial, ekonomi, politik dan kondisi lingkunganyang berbeda.� Di Nepal, ada suatu program nasional berskala besar

dalam mana kelompok-kelompok pengguna hutantingkat masyarakat lokal menerima hak-hakpenggunaan permanen sesuai dengan sebuah rencanapengelolaan yang dinegosiasikan dengan dandisetujui oleh departemen kehutanan. Inilah sebuahprogram nasional yang benar. Hingga saat ini lebihdari 700.000 ha hutan telah diserahkan kepada kira-kira 9.700 kelompok pengguna hutan meliputi lebihdari satu juta rumah tangga. Hal ini terjadi di negaradengan penduduk yang berjumlah 20 juta. Hasil-hasilnya sejauh ini sangat bagus, baik dari segi kondisihutan maupun hasil pembangunan pedesaan.

�Di beberapa negara bagian India terdapat suatu

Perspektif Asia terhadap Keterlibatan Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan yang Berkelanjutan

Dr. Somsak SukwongRECOFTC

Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kehutanan secara berkelanjutan makin diutamakandan dilaksanakan di kawasan Asia selama beberapa tahun belakangan ini. Keterlibatan tersebutdipromosikan karena dianggap sebagai jalan praktis untuk pengelolaan hutan, dan juga karenadianggap penting untuk hak-hak manusia, dan pembangunan masyarakat. Naskah ini akanmembicarakan beberapa pendekatan pengelolaan hutan dengan melibatkan masyarakat, daribeberapa negara di kawasan Asia. Beberapa pelajaran pokok ditentukan: 1) Pentingnya perananmasyarakat dalam pengambilan keputusan, 2) Pentingnya hak-hak akses yang terjamin ke daerahperhutanan bagi masyarakat setempat dan 3) Perlunya perubahan birokrasi supaya pengelolaandari masyarakat dapat dilaksanakan.

Program Pengelolaan Hutan Bersama melalui manakelompok-kelompok masyarakat menerima hak untukmendapat produk-produk hutan dan beberapakeuntungan ekonomi sebagai imbalan jasa bagikegiatan – kegiatan perlindungan dan reboisasi hutan.

� Di Thailand terdapat banyak program perlindungandan pengelolaan hutan masyarakat. Hal ini padaumumnya diprakarsai secara lokal dan terjadi tanpadukungan perundangan-undangan, tetapi dengandukungan dari masyarakat sipil dan simpatisanpejabat-pejabat kehutanan.

� Di Vietnam dan beberapa negara yang menjalankanekonomi sosialis dan pasca-sosialis yang lain, tanahkehutanan sedang ditransfer kepada masyarakatsetempat untuk tujuan pengelolaan. Hal ini padaumumnya terjadi pada tingkat individu daripada ditingkat masyarakat dan ada beberapa kesulitanterkandung didalamnya.

Walaupun kasus-kasus ini sungguh beraneka ragam, danbelum ada satupun contoh pengelolaan hutan masyarakat,atau kemungkinan suatu contoh akan muncul di masadepan, ada beberapa pelajaran umum yang bisa diperolehdari pengalaman-pengalaman yang beraneka ragam ini.� Istilah ‘keikutsertaan’ digunakan dengan banyak cara,

mulai dari manipulasi sampai pemaksaan, melaluipenggunaan masyarakat setempat sebagai tenaga kerjabelaka dan “meyakinkan mereka” akan nilai ataumanfaat hutan, hingga memperbolehkan mereka benar-benar mengambil suatu peranan dalam pembuatankeputusan (diartikan sebagai penetapan tujuanpengelolaan). Pengelolaan hutan masyarakat yangberhasil memerlukan sejumlah masukan darimasyarakat dalam pembuatan keputusan.

� Kemungkinan diadakan pengelolaan masyarakatyang efektif meningkat ketika masyarakatmempunyai hak yang terjamin untuk mendapat hasilhutan. Ini tidak perlu berbentuk “kepemilikan” yangmutlak, tetapi bisa juga dalam bentuk hakpenggunaan yang terjamin atau persetujuan-persetujuan yang dinegosiasikan antara pemerintahdan masyarakat.

� Pelaksanaan pengelolaan masyarakat berskala besarmemerlukan suatu perubahan pola model pada pihakpejabat kehutanan, dari peran-peran kebijakan dan“teknosentris” (mengutamakan teknologi) menuju peranfasilitator. Oleh karena itu perubahan institusionil(birokratis) merupakan suatu tantangan utama, jikabukan yang paling utama, dalam melaksanakanpengelolaan masyarakat.

37 BAB 2 • SUMBER DAYA ALAM DAN PELESTARIAN ALAM

Sumber Air Tawar Dan Pengelolaan Daerah AliranSungai Secara Terpadu

Alvaro Abrantes Badan Air Bersih dan Sanitasi (Water and Sanitation), ETTA

Air merupakan faktor utama dalam kehidupan manusia dan makhluk-makhluk lain. Olehkarena itu, air seharusnya dilindungi dan sifat kelanjutannya dijaga, demi kelangsungan hidup,dan kuantitas dan kualitas air.

Pusat perkotaan dan pedesaan di Timor Lorosa’e sedang mengalami kekurangan air danmenghadapi masalah dengan kualitas air. Alasan utama untuk kekurangan air tersebutdikarenakan oleh kerusakan infrastruktur pasca jajak pendapat pada tahun 1999, dan sistem airyang tidak baik dan tidak terpelihara. Pada krisis tahun 1999, semuanya dirusak, termasukpipa masuk, kolam air, dan prasarana pembersihan air.

Banyak juga masalah yang berhubungan dengan pengelolaan daerah aliran sungai di TimorLorosa’e. Masalah-masalah tersebut termasuk penebangan pohon dan kebakaran hutan di tempatpenangkapan air, yang menyebabkan bertambahnya sedimentasi di lembah sungai. Masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan dengan memakai cara biasa yang praktis dan sederhana.Masalah pertambahan erosi dan sedimentasi biasanya muncul karena hujan dan ciri-ciri lembahsungai, dan sangat terpengaruh oleh perubahan pemakaian tanah disebabkan oleh intervensimanusia.

Masalah utama sumber air tawarAir merupakan komponen hidup utama untuk

kelangsungan hidup manusia dan makhluk-makhlukyang lain. Air juga berperan utama dalam keberhasilanpembangunan nasional maka seharusnya diakui dengankesadaran pemerintah dan masyarakat. Masyarakatharus sadar bahwa air semakin lama semakin kurangtersedianya.

Apabila sumber air seperti sungai kecil, air tanah,sungai dan kolam air (termasuk pabrik pembersih air)tidak dilindungi dan keberlanjutannya tidak dijaga,hasilnya penurunan hasil-hasil pembangunan.

Terdapat masalah dengan pencemaran air dari bahanbiologis, kimiawi, dan fisik. Misalnya, kualitas air sangatrendah di distrik Viqueque dan Manatuto. Dalam suatupenelitian yang dijalankan di Distrik Viqueque, hanya22% dari contoh air sesuai dengan standar fisik, kimiawi,dan bakteri distrik tersebut, dan di Distrik Manatuto,hanya 25% dari contoh air sesuai dengan standar-standaryang sama. Rendahnya kualitas air tersebut merupakanbeban berat bagi masyarakat setempat, bagipengoperasian dan pemeliharaan sistem air, dan bagisumber air sendiri.

Karenanya, sumber-sumber air tawar harusdipertahankan dalam keadaan berkelanjutan, baikkualitas maupun kuantitasnya.

Pengelolaan daerah aliran sungai dan sumber airtawar merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkandari pengelolaan kualitas air, dan merupakan suatuwujud usaha manusia dalam pencegahan penurunankualitas air, dan mengupayakan agar air yang digunakanberkualitas standar.

Sekarang ini, kualitas dan kuantitas sumber-sumberair di Timor Lorosa’e sedang berkurang. Di musimkemarau, air dari mata air dan sungai berkurangsedangkan kegiatan-kegiatan manusia seperti membakarrumput dan menebang hutan bertambah. Pengurangankualitas air disebabkan oleh pencemaran dari limbahdomestik dan industri.

Di daerah pantai di Timor Lorosa’e, masyarakat juga

mengalami masalah bercampurnya air asin dengan airtawar dalam sumur.

Masalah-masalah utama terhadapkuantitas air dan pengelolaan kualitas air

• Ketidakseimbangan di antara tuntutan untuk air dankemampuan persediaan air.

• Kekurangan dalam kualitas dan kuantitas air di musimkemarau yang disebabkan oleh pembuangan limbahdomestik dan industri.

• Bertambahnya erosi dan sedimentasi disebabkan olehburuknya keadaan tumbuhan-tumbuhan di daerahpenangkapan air, yang akhirnya menyebabkansedimentasi dan kapasitas penampungan yang lebihrendah dalam tempat penampungan air.

Kekurangan dalam kualitas dan kuantitas air danbertambahnya sedimentasi akhirnya akan menghasilkanpengaruh yang negatif terhadap Strategi Air dan SanitasiNasional (WSS), karena akan meningkatkan biayaoperasi untuk pabrik pengolahan air.

TujuanKualitas air sudah menjadi masalah utama dalam

pengelolaan sumber air, sehingga tujuan utama untukpengelolaan kualitas air adalah untuk melindungikualitas sumber air.

Perlindungan kualitas air harus terdiri dari rencanautama, yang harus termasuk, antara lain, standar kualitasair dan pemantauan yang terus-menerus.

Pemantauan dan pelaporan harus dapat dipercayakarena akan digunakan untuk persiapan tindakan-tindakan untuk peningkatan kualitas air.

Apabila kualitas air meningkat, kuantitas air yangterbatas dapat digunakan untuk memenuhi berbagaikeperluan dan usaha-usaha penyimpanan air dapat jugatercapai.

38 BAB 2 • SUMBER DAYA ALAM DAN PELESTARIAN ALAM

Luasnya Rencana Utama adalah sebagai berikut:1. Sesuai dengan kebijakan, program, undang-undang,

dan peraturan-peraturan pemerintah.2. Semua program dari setiap bagian harus terdiri dari

pengelolaan daerah aliran sungai, pengelolaankualitas dan kuantitas air, pengelolaan pengendalianbanjir, dan pengelolaan lingkungan sungai.

3. Perkiraan tuntutan air dari sektor pengelolaandomestik, pertanian, industri sungai, dan sektor-sektor lain yang membutuhkan air.

4. Program-program pengembangan sumber-sumber air.5. Program-program terinci untuk melaksanakan akses

terhadap air yang seimbang untuk semua jiwapenduduk di lembah air.

6.Analisa dampak lingkungan untuk pelestarianlingkungan hidup, kebutuhan-kebutuhan, danmetode-metode.

KesimpulanAir merupakan komponen utama untuk

kelangsungan hidup. Sumber air seharusnya dilindungidan tetap dijaga sifat berkelanjutannya, baik dari aspekkualitas, maupun kuantitas.

Satu cara untuk mencapai tujuan demikian adalahdengan melaksanakan pengelolaan kualitas dankuantitas sumber air sesuai dengan Rencana Utama,yang didirikan untuk pengendalian dan pencegahankerusakan sumber-sumber air.

1. Pendahuluan: PembangunanBerkelanjutan dalam Keadaan Iklim yang

BerubahMerupakan suatu kenyataan abad ke 2l bahwa

perencanaan pembangunan yang berkelanjutan harusturut memperhitungkan perubahan terhadap iklim danekosistem alam yang merupakan hasil dari emisi gasrumah kaca ke udara yang tidak berkelanjutan. Emisinyasangat merusak. Karbon dioksida merupakan hal palinglazim dan problematis akibat gas rumah kaca. Hal itusekarang sudah mencapai suatu konsentrasi dalamatmosfir bumi yang sekitar 66% lebih tinggi dari setiapsaat selama eksistensi manusia di planet. Kenaikan lebihkecil dalam C02 dalam catatan sejarah masa lalumengakibatkan gangguan signifikan pada sistem iklimplanet.

Konsensus internasional dan ilmiah adalah bahwaperubahan iklim merupakan kenyataan yang sudahberdampak didukung oleh kecenderungan yang dapatdilihat dan diperkirakan.

Sesuai dengan itu, hampir semua bangsa meratifikasiUN Framework Convention on Climate Change (UNFCCC)(Konvensi Kerangka Kerja PBB) tentang Perubahan Iklimdan menerima bahwa:•Perubahan iklim merupakan sebuah realitas dan hal

itu sudah berpengaruh besar dan mendalam, dan•Perubahan iklim merupakan ancaman serius terhadap

keamaanan makanan dan air, dan karenanya terhadapkesehatan dan keamanan manusia, dan

•Karenanya ada risiko terhadap pertumbuhan ekonomidan nafkah yang berkelanjutan.

Merrilyn WassonAustralian National University

Dimensi Manusia Internasional dari Program PerubahanLingkungan Hidup Global: UNESCO/ICSU

Timor Lorosa'e dan Perubahan Iklim: Keamanan danPembangunan Berkelanjutan

Ringkasan1

Meski konsensus internasional ini, negosiasi dariPiagam pada Konvensi, yang harus diberi komitmenoleh bangsa-bangsa dari negara industri hingga suatureduksi mencapai rata-rata 6% pada tingkat tahun 1990dari Greenhouse gas (GHG) (emisi gas rumah kaca), yangdirinci dalam bulan November 2000. Negosiasi akanselesai pertengahan 2001, dalam suatu upaya untukmenyelesaikan rincinan yang dipersengketakan dariKyoto Protocol (Piagam Kyoto).

Penangguhan dalam negosiasi ini memberi TimorLorosa'e kesempatan untuk berkontribusi untukmemperdebatkan masalah kontroversial dari Piagamtersebut, suatu peluang yang harus diukur. KarenaTimor Lorosa'e tidak hanya menghadapi masalah seriusdari perubahan iklim, tetapi bangsa itu banyakmendapat manfaat dari suatu strategi yang secaraserentak menunjang pembangunan yang berkelanjutandan membantu pulau tersebut untuk mengadaptasiterhadap dampak perubahan iklim.

Mendanai pembangunan berkelanjutan merupakanbagian integral dari Konvensi Perubahan iklim danPiagamnya. Satu ketentuan keuangan dari Piagamtersebut, Clean Development Mechanism (CDM)(Mekanisme Pembangunan Bersih (MPB)) didesikasikanuntuk menunjang keberlanjutan penurunanpertumbuhan emisi rumah kaca pada negara-negaraberkembang. Suatu ketentuan kedua, “Adaptasi danPelonggaran Dana” bagi negara-negara tertentu mudahdiserang terhadap dampak dari perubahan iklim. TimorLorosa'e akan mendapat manfaat dari kedua sumberpendanaan.

1Diringkasan oleh komite pengorganisasia

39 BAB 2 • SUMBER DAYA ALAM DAN PELESTARIAN ALAM

Timor Lorosa'e yang mudah kena serangPerubahan Iklim

Dampak pantai, Tingkat pasang air laut,Pengurangan habitat ikan:

Timor Lorosa'e sama-sama mudah terkena seranganpada pasang naik seperti terhadap semua negara-negarapenghuni kepulauan akibat cairnya lapis es di Antarktikadan lapis es di kutub Utara. Pencairan es sedangberlangsung.

Salah satu efek untuk Timor Lorosa'e karenanya akanberupa pergeseran garis pantai dan kehilangan parsialdari ekosistem pasang-surut yang diperlukan untukpembiakan ikan dan habitat, yang paling menyolokadalah bakau dan rumput laut (Fox, Applegate danWasson, 2000).

Hal demikian akan diperburuk dengan kehancuraneko-sistem pekarangan. Perubahan iklim merupakan halutama dalam penekanan dan pengurangan cepat eko-sistem pekarangan di mana-mana di dunia.

Ekosistem batu karang dari Laut Arafura dan LautTimor dan Selat Sunda bukan merupakan kekecualian,dan sejak episode El Nino tahun 1997/98 mengalamibeberapa pemutihan terburuk dan penurunan semuakarang tropis (Wilkinson et. al. 2000).

Pohon bakau, rumput laut dan batu karang pentingkarena semuanya mempunyai kemampuan untuk‘membenam’ atau mengurangi konsentrasi karbon dibumi atmosfir (Asuki 1998). Meski bila ditekan ataudirusak, namun, semuanya memancarkan karbonkembali ke atmosfir.

Variabilitas Iklim, Panen dan VegetasiSuatu keprihatinan dampak jangka panjang adalah

efek variasi iklim akan mengena pada pertanian.Karena variabilitas iklim merupakan suatu kelebihan

perubahan iklim, dampak global pada keamanan bahanpangan merupakan keprihatinan bahwa hal itu menjadifaktor dorongan dalam penerimaan internasional akankeperluan mengurangi emisi dan langkah lambat dariPerubahan Iklim.

Bila iklim nasional atau regional bergantung padaangin musim, risikonya paling besar. Timor Lorosa'emerupakan suatu bangsa yang dipengaruhi oleh polaangin musim.

Dikhawatirkan bahwa dalam kurun waktu kurangdari lima puluh tahun, ketidakmampuan flora dan faunadan panen untuk menyesuaikan diri dengan variabilitasiklim akan menjadi masalah besar, dan sebagaiakibatnya, akan terjadi kehilangan hutan dan panenyang berarti.

Peningkatan frekuensi El NinoSama halnya dengan Asia Tenggara dan Pasifik,

Timor Lorosa'e dan tetangga terdekatnya dipengaruhioleh kekeringan yang menyertai kejadian El Nino. Kinidipikirkan bahwa frekuensi dan kerasnya kejadian ElNino mungkin ditambah oleh perubahan iklim (CSIRO1999).

Sayangnya untuk semua negara yang dipengaruhioleh kejadian El Nino, hal ini dapat berarti kegagalanbeberapa spesies pohon dan tanaman panen untukmengadaptasi terhadap perubahan iklim yang dapat

timbul lebih dini daripada yamg diprediksi sebelumnya.Sebagaimana halnya dengan ekosistem pesisir,perubahan-perubahan yang diprediksi terhadaptanaman panen, spesies pohon dan keanekaragamanhayati Timor Lorosa'e nampak suram.

Bersamaan, proyeksi-proyeksi ini menyajikan suatupandangan yang suram untuk keamanan pangan danair, kesehatan dan mata percaharian yang berkelanjutanbagi penduduk Timor Lorosa'e, kecuali strategi-strategiuntuk pembangunan yang berkelanjutan yang jugamembantu bangsa untuk mengadaptasi variasi iklimyang meningkat.

Kontribusi Timor Lorosa'e dalam emisi gasrumah kaca

Kontribusi Timor Lorosa’e terhadap emisi GHGglobal hampir dapat dipastikan diabaikan. Namun, halini akan berubah, mengingat Timor Lorosa'e dengantepat mengambil kendali dari sumber minyak bahanbakar fosil di daerah Selat Timor dan Arafura yangtermasuk negara-negara di Zona Ekonomi Eksklusif.

Produksi dan ekspor minyak bumi dan gas cair akanmeningkatkan emisi GHG nasional Timor Lorosa'e.Namun, hal itu juga menyajikan suatu peluang untukmenunjang pembangunan yang berkelanjutan yang jugamengurangi emisi karbon, setidaknya di manamenyangkut ekspor gas cair.

Piagam Kyoto dan mekanisme untukmendanai pembangunan yang

berkelanjutanKonvensi Perubahan Iklim mempunyai dua tujuan:

pertama untuk menurunkan emisi GHG ke bumi, yanglainnya untuk menunjang Pembangunan Berkelanjutan(Pasal. 2 UNFCCC, Mukadimah Piagam Kyoto).

Berdasarkan perintah blok G77 negara-negara yangsedang berkembang bahwa bantuan pertumbuhanekonomi jadi melekat dalam Konvensi dan Piagamnya,sebagai harga dari kerjasama dengan penurunan emisiGHG. Mekanisme Pembangunan Bersih (Pasal.l2 PiagamKyoto) merupakan sarana dimana Konvensi KerangkaKerja PBB mengenai Perubahan Iklim dan Piagamnyamencapai tujuan ganda menurunkan emisi GHG danmenunjang pembangunan berkelanjutan.

Mekanisme Pembangunan Bersih (MPB)dalam Ikhtisar

“MPB” adalah suatu investasi oleh perusahaanswasta atau negara dari negara-negara yang tercatatdalam Lampiran 1, dalam sebuah proyek di negara-negara berkembang yang memberi jasa penurunan emisiGHG. Negara, perusahaan atau masyarakat tersebut,mempertahankan kepemilikan secara penuh atausebagian dari proyek tersebut dan keuntungannya,sementara investor menerima imbalan atas penurunanGHG.

Investasi MPB: Manfaat untuk bangsa-bangsa yangsedang berkembang•Sebagai investasi asing langsung, pendanaan MPB

tidak menaikkan hutang nasional, suatu fakta yangmenjadikannya sebuah bentuk investasi yang dapatditerima oleh negara-negara sedang berkembang.

40 BAB 2 • SUMBER DAYA ALAM DAN PELESTARIAN ALAM

•Izin untuk proyek MPB merupakan hak negara tuanrumah untuk menentukan, yang diharapkan dapatmengendalikan investasi dalam areal prioritasnasional.

•Proyek MPB harus memenuhi kriteria keberlanjutandan diharapkan memberi jaminan manfaat sosialekonomi atau ekologi.

Dana Adaptasi dan Timor Lorosa'ePiagam Kyoto memperkenalkan sebagai suatu pajak

“mekanisme fleksibilitasnya”, termasuk MPB.Pertukaran Emisi dan Mekanisme Pelaksanaan Bersama.Tujuan pajak ini adalah untuk membentuk “DanaAdaptasi” yang akan digunakan untuk membantumengembangkan negara-negara “yang teramat mudahkena serangan yang merugikan akibat perubahan iklimdalam mencapai akibat adaptasi”. Timor Lorosa'e jelasberada dalam kategori teramat mudah kena seranganterhadap akibat yang merugikan.

Strategi pembangunan berkelanjutanuntuk adaptasi Perubahan Iklim

Pilihan pembangunan yang berkelanjutan secararingkas memberi garis besar di sini berdasar konsep yangsudah diberlakukan pada negara-negara KepulauanTropika yang sedang berkembang dalam manamenghadapi risiko yang mirip dan dengan beberapakemiripan dalam ekosistem. Tetapi akan ada pilihanyang unik untuk negara, yang menganjurkan setiapnegara untuk menentukan prioritasnya.

Sumber Gas CairSebagaimana dibahas di atas, gas cair merupakan

sumber emisi C02, tetapi merupakan bentuk energi yangemisinya jauh lebih sedikit ketimbang batubara atauminyak tanah. Karenanya, menggantikan baik batu baramaupun minyak bumi dengan gas cair merupakanpengurangan emisi. Dengan asumsi bahwa Selat Timormenghasilkan baik gas cair maupun minyak bumi, makaTimor Lorosa'e akan mendapat manfaat bagiperekonomiannya dan keamanan dan denganmempromosikan ekspor gas cair.

Terdapat peningkatan kebutuhan akan gas cair diwilayah Asia Pasifik, didorong oleh masalah cuaca danefisiensi ekonomi, sehingga strategi ini pastimenghasilkan hasil yang positif.

Energi berkelanjutan dari pasang-surutpermukaan air laut

Timor Lorosa'e mungkin ingin meneruskan sumberenergi bahan bakar minyak non-fosil, melalui investasiMPB dalam suatu proyek energi yang berkelanjutan atauoleh dana adaptasi. Energi selisih pasang naik danpasang surut sudah merupakan pilihan menarik baginegara-negara dengan variasi perbedaan pasang surutpermukaan air laut yang berarti; teknologi barumembuat semakin menarik, biaya rendah dan pilihanenergi bebas emisi untuk pulau-pulau.

Reboisasi Bakau: Investasi MPB dengankesejajaran manfaat sosial ekonomi danekologi luar biasa

Lebih dari 50% pohon bakau dirusak (WRI 2000) danbersama itu suatu habitat pembiakan ikan, sebuah filterkarbon tanah dan suatu protektor habitat lain, jugarumput laut dan batu karang [Ayukai (ed.), 1998]. Tanpafilter dari bakau, endapan dari pantai berkontribusidalam perusakan habitat ikan, pemiskinan masyarakatpesisir, kelompok sosial ekonomi pantai yang palingmiskin dan paling mudah kena serangan. Bakau pentingdalam mengembalikan kehilangan habitat ikan, danuntuk memulihkan industri perikanan pantai. Bakausekarang dianggap sebagai “jenis batu penentu” bagiekosistem pantai tropis [Fox, Applegate dan Wasson (ed)2000].

Yang sangat berarti bagi suatu negara kepulauanseperti Timor Lorosa'e adalah kemampuan pohon bakauuntuk menyimpan endapan pantai. Sekarang ternyatabahwa bakau mungkin juga berperan dalammemperlambat atau membantu pantai untukmengadaptasi tingkat permukaan laut.

Pengasingan karbon dalam ekosistem bakau,rumput laut dan batu karang

Persediaan karbon per area unit dari ekosistem bakauhasilnya luar biasa. Oleh karena keseluruhan ekosistembakau berfungsi sebagai ember karbon, peremajaanhutan bakau permanen mungkin sesuai di antara bentukpenghasil terbesar dari pengasingan bak.

Pembangunan berkelanjutanBerlandaskan manfaat kolateral sosial ekonomi

berdasar lingkungan peremajaan bakau. Manfaat ekologiyang dibahas di atas, membawa akibat restorasi tatakehidupan masyarakat nelayan pantai. Hal ini dapatlangsung muncul dengan pengerahan desa dalam tahappembentukan proyek reboisasi bakau. Hal itu juga akanberkontribusi terhadap daya tahan jangka panjangindustri perikanan.

ReboisasiArea yang tersedia bagi reboisasi dan hutan produksi

yang berkelanjutan mungkin terbatas di Timor Lorosa'etetapi berharga untuk menyelidikinya sebagai suatupilihan, karena reboisasi dan peremajaan hutan yangrusak mempunyai efek mengasingkan karbon dariatmosfir.

Rehabilitasi hutan yang dirusak: Manfaatekologi dan ekonomi

Terdapat perbedaan di antara manfaat ekologi dansosial ekonomi dari rehabilitasi hutan yang amat dirusakuntuk perkayuan gelondongan yang selektif danpendirian perkebunan industri di areal hutan yangsudah digunduli. Secara umum, yang pertama memberimanfaat kolateral ekologi lebih banyak termasuk:*Perbaikan kualitas air sebagai akibat suatu

pertumbuhan kembali. Ini merupakan satu penyebabmengapa Cina mengarahkan investasi MPB terhadapperemajaan dan reboisasi di seputar penampungan airdi sungai.

*Stabilisasi tanah dan kualitas kadar gizi yangmeningkat dari biomas tanah.

*Pemulihan bermutu dari keanekaragaman hayati.

41 BAB 2 • SUMBER DAYA ALAM DAN PELESTARIAN ALAM

Mengingat ekosistem sifatnya dinamis, kelihatannyatidak cenderung bahwa pemulihan hutan akanmengakibatkan komposisi flora yang sama, tetapicenderung mendukung suatu kenaikankeanekaragaman hayati baik dalam flora maupunfauna.

Perkebunan, Pelestarian Tanah danPemanfaatan Karbon sepenuhnya

Perkebunan spesies tunggal memberi manfaatsampingan ekologi yang lebih sedikit, tetapi punyabanyak manfaat ekonomi, dalam bentuk lowongan kerjadan produk kayu untuk pasar domestik dan global.

Dengan perkebunan jenis tunggal, kehilangan tanahdapat mengurangi karbon yang diasingkan olehpertumbuhan pohon. Karena tanah tropis umumnyarendah kadar gizinya dalam siklus pertumbuhan yangdiulang diikuti dampak yang besar akibat panen yangmembawa dampak negatif pada mutu tanah, akanmemperburuk masalah pelarian tanah. Di manapembakaran digunakan untuk membuka lahan untukperkebunan, pelarian lahan naik sepuluh kali lipat dankapasitas retensi air dari tanah berkurang [Schweithelm,1999].

Sebagai akibat masalah ini, mungkin bahwa menilaiCER (Certified Emission Reductions) proyek penurunanperkebunan akan memerlukan penggunaan perkiraankarbon yang penuh, yang menggantikan emisi dari tanahyang terganggu selama panen dibanding pengasingandan penimbunan pohon-pohon.

Ini akan menopang penggunaan teknik pelestariantanah pada tahap peka dari siklus proyek, termasukjerami yang menyampah dan menguknya pada tanahuntuk memelihara karbon organik dan bahan gizi laindan menanam kembali tanaman pada jerami yangmembusuk. Hasilnya adalah pengurangan pengaliranke luar, kurangnya kebutuhan pupuk dan reduksi nettodalam emisi tanah untuk mengisi reduksi emisi bumi[Bruenig 1996].

Sebagai kesimpulan, kontribusi investasi proyek MPBterhadap keberlanjutan jangka panjang ekosistem hutandan produk kehutanan baik untuk pasar domestikmaupun untuk ekspor mempunyai manfaat baikterhadap ekologi maupun ekonomi sosial TimorLorosa'e, manfaat yang akan dimaksimumkan bila apa

yang dieksplorasi memberi nilai tambah bagi negara.Namun, kontroversi berada di seputar investasi MPBkehutanan yang berkelanjutan, karena “dapatberbaliknya” proyek-proyek kehutanan (hal itu dapatmenjadi sumber emisi kecuali kehutanan yangberkelanjutan dilaksanakan dengan hati-hati).Ketidakpastian mengenai kapasitas beberapa jenis untukmengadaptasi menambah bahan perdebatan.Peremajaan ekosistem bakau jauh kurang kontroversial,mengingat bakau biasanya akan ditanam sebagai dasaratas kegiatan komersial lain seperti peremajaan lahanperikanan dan budidaya kelautan.

KesimpulanTimor Lorosa'e menempati posisi yang unik dalam

mendasari perekonomian berkelanjutan dalampertumbuhan ekonomi yang memungkinkan negarakepulauan untuk mengadaptasi dan meminimalkandampak atas perubahan iklim. Sebagai negara yangmakanan, air dan keamanan manusia sangat mudahdiserang terhadap risiko pasang naik dan variabilitasiklim yang ekstrim, Timor Lorosa'e harus mampumenarik pendanaan yang berarti dari ketentuan-ketentuan dalam Piagam terhadap Konvensi PerubahanIklim bagi pengurangan emisi gas rumah kaca yangberkelanjutan.

Eksistensi minyak bumi dan gas cair di Selat Timordapat membuat Timor Lorosa'e menjadi suatu pemancarbersih dari karbon, tetapi hal itu juga memberipemerintah Timor yang akan datang suatu peluang unikuntuk memberi tekanan pada perusahaan-perusahaanenergi untuk memaksimalkan penggunaan gas cair,sebagai bahan bakar fosil dengan emisi per unit energipaling rendah.

Hal itu juga menempatkan negara pada posisi yangsangat baik untuk melakukan negosiasi ProyekPembangunan Bersih dalam sektor lain termasuk bakaudan rehabilitasi habitat ikan, reboisasi, perkebunan,panen resistan terhadap variasi iklim, dan teknologienergi baru pasang-surut. Tema penting adalah bahwapembangunan yang berkelanjutan harus turutdiperhitungkan, dan meminimumkan dampakperubahan iklim.

Referensi• Ayukai, T. (ed) 1998 'Carbon Fixation and Storage' in Mangroves and Salt Marshes Vol. 2, No. 4. Desember

1998.• CSIRO Division of Atmospheric Research 1999, El Nino Frequency and Elevated CO2.

42 BAB 2 • SUMBER DAYA ALAM DAN PELESTARIAN ALAM

PendahuluanPencemaran dan sampah merupakan penyebab dari

kegiatan manusia yang kurang atau tidak mengertitentang dampak terhadap lingkungan. Hal inimerupakan isu lingkungan hidup yang perlu ditanganisecara serius oleh pemerintah atau pihak yangberwenang dalam menangani masalah pencemaranterhadap lingkungan. Untuk mengatasi masalahdampak lingkungan ini, bukan saja tanggung jawab EPUsebagai pengambil kebijakan melainkan tanggung jawabbersama pihak-pihak terkait seperti Air Bersih,Kesehatan Lingkungan, Infrastruktur, LSM danmasyarakat Timor Lorosa’e pada umumnya.

Latar BelakangPencemaran dan sampah merupakan hal yang sangat

berpengaruh terhadap struktur kimia, air tanah danudara serta dapat merubah nilai keindahan suatulingkungan. Pencemaran dan sampah dapatberpengaruh juga terhadap kesehatan masyarakat, baiklangsung maupun tidak langsung.

PengertianPencemaran adalah masuknya zat-zat atau bahan

beracun dari kegiatan industri, sampah-sampah yangterbuang dari populasi daerah pemukiman sehinggadapat mengakibatkan perubahan struktur kimia padalingkungan (air, tanah dan udara).

Maksud dan Tujuan•Untuk menghindari pencemaran terhadap lingkungan.•Meningkatkan kesadaran masyarakat•Menjaga kemungkinan sampah yang telah dibuang

tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan•Tercapainya pembangunan berwawasan lingkungan

untuk generasi sekarang dan generasi yang akan

Pengelolaan Polusi dan Limbah Lingkungan di Timor Lorosa’eCarlos Conceicao

Petugas Lingkungan, Badan Perlindungan Lingkungan Hidup (EPU), ETTA

Pengelolaan polusi dan limbah menjadi masalah-masalah kunci bagi pembangunan TimorLorosa’e yang berkelanjutan. Presentasi ini menjelaskan: kerangka kerja pengaturan daninstitusional untuk pengelolaan polusi lingkungan yang utama (masa lalu, sekarang dan yangakan datang) masalah-masalah lingkungan dihubungkan dengan pengelolaan limbah; danlangkah-langkah yang ditempuh sekarang ini oleh EPU. Sumber-sumber polusi sekarang initermasuk kepariwisataan, pemprosesan-agro, penanganan bahan bakar, pemakaian pertanian,tempat-tempat pembuangan limbah dan kotoran-kotoran rumah tangga. Undang-undangpengelolaan lingkungan Indonesia (1997) adalah bagian dari peratuan utama yang mengaturpolusi lingkungan di Timor Lorosa’e. Peraturan-peraturan sekunder meliputi pemberhentianlimbah-limbah zat-zat cair atau kotoran, polusi laut, polusi udara dan pengelolaan limbah-limbah yang berbahaya. Tidak ada peraturan-peraturan yang sekarang diterapkan sehubungandengan pengelolaan limbah yang keras. Pihak EPU menjalankan investigasi masalah-masalahpolusi dalam menanggapi keluhan-keluhan masyarakat dan menerapkan prinsip-prinsippencegahan polusi dalam tinjauan lingkungan dari penanaman modal yang baru. Pihak EPUsedang dalam proses penerbitan prosedur-prosedur pengontrolan polusi termasuk sistem ijinlingkungan untuk fasilitas industri. Pengontrolan kualitas air tanah direncanakan untukkabupaten-kapubaten terpilih dan juga penyeledikan tempat yang kotor menjadi sasaran padaketersediaan dana-dana yang ada.

datang.•Melindungi negara dari kegiatan luar wilayah negara,

yang menyebabkan kerusakan dan pencemaranlingkungan.

PembahasanA.Sumber-sumber pencemaranSaat sekarangLimbah•Sisa bahan makanan dari rumah tangga•Kertas, plastik, kardus, botol-botol bekas yang dibuang

secara sembarangan di jalan dan pusat-pusatkeramaian (kota maupun pedesaan).

•Air limbah rumah tangga.

Konstruksi•Potongan besi, kaleng-kaleng bekas dan asbestos.

Pertanian•Pupuk anorganik yang dipakai oleh petani secara

berlebihan.•Pestisida.

Kendaraan Bermotor•Asap dari kendaraan bermotor dan jenis mesin lainnya.•Oli bekas

Pariwisata•Limbah padat dan cair.•Masalah dengan penduduk lokal.

Masa Depan• Industri dan pabrik-pabrik.• Infrastruktur.

43 BAB 2 • SUMBER DAYA ALAM DAN PELESTARIAN ALAM

• Pertambangan (batu bara, marmer, emas,…dll).• Perminyakan dan gas.• Pariwisata.

B.Peranan EPUPeranan EPU dalam pengendalian terhadap

lingkungan meliputi:• Menyelenggarakan tugas umum pemerintah dan

pembangunan di bidang pengendalikan dampakpencemaran lingkungan.

• Pengkajian dan penyusunan kebijakan teknis Nasionaldi bidang pengendalian dampak lingkungan.

• Penetapan kebijakan teknis di bidang pengendaliandampak lingkungan sesuai dengan kebijakan umumyang ditetapkan.

• Pengembangan sistim informasi dan layananmasyarakat dalam rangka pengendalian dampakpencemaran lingkungan.

• Pemantauan, pemeriksaan dan pengawasan dalamrangka pengendalian dampak lingkungan.

C.RegulasiUntuk menegakan hukum tentang lingkungan hidup

di Timor Lorosa’e, maka Pemerintah (EPU) berupayauntuk menerapkan beberapa peraturan yang mengaturtentang lingkungan hidup, namun sebelumnya kamimohon maaf karena di antara peraturan yang akandisajikan ini, sebagian besar masih mengadopsiperaturan pemerintah Indonesia, sedangkan satudiantaranya adalah produk pemerintahan transisi(UNTAET). Peraturan yang dimaksud adalah:1.Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 1990 tentang

pencemaran air.2.Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 1997 pasal 6 ayat 1

dan 2 yang berbunyi sebagai berikut: setiap orangberkewajiban memelihara kelestarian fungsilingkungan hidup serta mencegah dan menangulangi

pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, setiaporang yang melakukan usaha atau kegiatanberkewajiban memberikan informasi yang benar danakurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup.

3.Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 1999 tentangAnalisasi Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

4.Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 1999 tentangpengendalian pencemaran udara.

5.Peraturan Pemerintah No 85 Tahun 1999 tentangpengelolaan limbah bahan berbahaya atau beracun.

6.Peraturan UNTAET No 19 Tahun 2000 tentangkawasan yang dilindungi.

Peraturan-peraturan ini dalam pelaksanaannyasangat sulit, mengingat ini adalah peraturan Indonesia,sedangkan sebagai negara baru kita tentunya perluperaturan sendiri yang sesuai dan cocok untuk keadaankita sendiri.

KesimpulanPenangan terhadap sumber-sumber pencemaran dan

sampah di Timor Lorosa’e, harus dilaksanakan denganserius dan baik. Sosialisasi peraturan-peraturanlingkungan hidup kepada masyarakat harusdilaksanakan. Pencemaran dan sampah mempunyaipengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat.

Saran• Perlu menerbitkan peraturan tentang pencemaran dan

sampah di Timor Lorosa’e• Perlu adanya sosialisasi dan penyuluhan secara rutin

kepada masyarakat tentang peraturan-peraturan yangmengatur masalah pencemaran dan sampah.

• Koordinasi antara Departemen dan NGO dalamrangka penanganan masalah pencemaran dan sampahmisalnya, bagian Air Bersih, Civpol, bagianPenanaman Modal dan Urusan Hukum.

44

Memperkirakan Kebutuhan-Kebutuhan Lingkungan Hidup danPrioritas-Prioritas di Timor Lorosa’e

Penyajian ini akan memfokuskan pada maksud,tujuan jangka pendek dan hasil-hasil, serta beberapakesimpulan awal dari proyek “MemperkirakanKebutuhan-Kebutuhan Lingkungan Hidup danPrioritas-Prioritas di Timor Lorosa’e”.

MaksudUntuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan

memperdebatkan isu-isu dan prioritas-prioritaslingkungan hidup, sebagai dasar untuk penentuan danpengembangan usulan-usulan prioritas untuk disajikankepada CNRT, UNTAET, dan masyarakat pemberidonor.

Obyektif-Obyektif Jangka Pendek• Menentukan dan mengikutsertakan pihak-pihak yang

berkepentingan (stakeholders) dalam pembicaraanmengenai masalah-masalah lingkungan hidup danprioritas-prioritas di Timor Lorosa’e

• Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenaiancaman lingkungan hidup dan kebutuhan-kebutuhan lingkungan hidup

• Mengumpulkan informasi mengenai latar belakangsistem-sistem alamiah dan ekologi sosial masyarakatTimor Lorosa’e

• Menentukan dan mengembangkan usulan-usulanyang paling penting dan realistis dalam rangkamencari sumber perdanaan

Hasil-hasil• Sebuah laporan mengenai masalah-masalah dan

prioritas-prioritas lingkungan hidup• Usulan-usulan proyek yang diprioritasikan dan dapat

dilaksanakan yang dirancang dalam rangkamenyelesaikan prioritas-prioritas yang bersangkutan

Informasi didapat dari1.Pertemuan dan wawancara dengan:

• Petani, nelayan, masyarakat kota, dan arganegarayang lain

• Kepala suku, dan pihak-pihak yang berwenangyang lain

• Pemimpin-pemimpin distrik dan kecamatan• Staf ETTA dan UNTAET di tingkat nasional, distrik

dan kecamatan• Organisasi-organisasi nasional (mis. OMT)• LSM-LSM lokal

2.Pengamatan kami sendiri• Mengikuti perjalanan di Distrik Dili, Manatuto,

Baucau, Lautem, Aileu, Liquica, Bobonaro,Ermera, Suai, Oecussi dan;

• Membuat survei seluruh Timor Lorosa’e darihelikopter

3.Sumber-sumber Sekunder• Buku-buku dan laporan-laporan yang diterbitkan

UNDP, oleh Odd Terje Sandlund, Pemimpin TimIan Bryceson, Demetrio de Carvalho, Narve Rio, Joana da Silva, Maria da Silva

• Data yang tidak diterbitkan

Masalah-masalah yang diidentifikasi

•Penggundulan hutan/pengelolaan daerahpenangkapan air

• Pengelolaan daerah pesisir• Lembaga-lembaga dan perundang-undangan

lingkungan hidup• Kesadaran masyarakat dan pendidikan• Pencemaran dan limbah padat di dareah perkotaan• Penilaian lingkungan hidup dan keanekaragaman

hayati

Penggundulan hutan/Pengelolaan daerahpenangkapan air. Berhubungan dengan:

• Kualitas dan persediaan air minum• Persediaan air untuk irigasi• Degredasi tanah/erosi tanah• Produksi pertanian• Pencegahan musibah (tanah longsor dll)• Pembangunan jalan dan pemeliharaannya• Konservasi keanekaragaman hayati• Iklim mikro (microclimate)

Pengelolaan daerah pesisir. Nilainya:• Perikanan dan sumber-sumber alam lain• Konservasi keanekaragaman hayati• Nilai rekreasi dan pariwisataAncaman:• Pemakaian tanah yang tidak terencana• Pariwisata yang tidak dikelola• Tumpahan dari eksplorasi minyak• Pencemaran dan limbah dari kotoran perkotaan dan industri

Perundang-undangan lingkungan hidupHarusnya termasuk:

• Perundang-undangan lingkungan hidup• Perundang-undangan AMDAL (Analisa

Dampak Lingkungan)• Pengintegrasian masalah-masalah lingkungan

hidup di semua perundang-undangan lain• Pengintegrasian undang-undang dan kebiasaan-

kebiasaan tradisional (mis. Tara Bandu)• Keterbukaan dan transparansi

Kesadaran masyarakat dan pendidikan• Masalah lingkungan hidup termasuk dalam

kurikulum sekolah di semua tingkat sekolah• Penyuluhan lewat media massa• Keterlibatan masyarakat lokal• Jasa-jasa pertanian dan kehutanan• Kampanye kesadaran yang partisipatif

BAB 2 • SUMBER DAYA ALAM DAN PELESTARIAN ALAM

45

Lokakarya-Lokakarya Sumber Daya Alam dan Pelestarian Alam

Lokakarya Pembangunan BerkelanjutanMasalah-masalah: Partisipasi pada tingkat nasional dan tingkat daerah • Hak-hak asasi manusia • Sistempolitik • Masyarakat sendiri yang berhak menentukan bagaimana pengaturan tanahnya • Hak-hak kepemilikantanah • Pentingnya budaya lokal • Konsultasi publik • Pendidikan umum.

• Keterlibatan masyarakat dari akarnya• Penerangan yang terbuka• Pemberdayaan masyarakat sipil

Pemberdayaan kemampuan • Kooperasi Universitas• Mendekati Masyarakat

• Pelaksanaan sistem perpajakan• Industri dan Pembangunan• Peminjaman luar negeri

Sumber daya Finansial

Perwakilan dan Partisipasi • Dari atas ke bawah ketemu dengan dari bawah ke atas• Pemerintah disahkan oleh masyarakat• Memberi masyarakat kemampuan untuk partisipasi

Perundang-undangan danSistem Politik

Isu-isu prioritas Strategi-strategi

Lokakarya Pencemaran dan LimbahMasalah-masalah: Plastik • Sampah yang diimpor • Komunikasi dengan masyarakat di luar kota • Informasi danpendidikan • Implementasi regulasi • Pembuangan sampah tidak legal • Ekonomi kelas bawah (terpaksa) • Infrastrukturpembuangan sampah • Knalpot (asap kendaraan bermotor) • bekas oli • Sampah/limbah pabrik • Polusi kimia •Manajemen sampah/limbah • Pengembangan kemampuan • Polusi anorganik (pertanian) • Penerapan • Penelitiandan pengawasan • Bahan berbahaya dan beracun.

Isu-isu prioritas Strategi-strategi

1. Pengelolaandan pengaturansampah

• Membuat program-program prioritas• Menyatukan kelompok dari berbagai

jurusan untuk menentukan pemecahanmasalah yang praktis.

• Pendidikan yang resmi dan tidak resmiuntuk masyarakat, bisnis

• Mengumpulkan dan mengurai data

2. Peraturan danPelaksanaan,KesadaranMasyarakat

• Pelaksanaan teknologi-teknologisederhana

• Staf (tim kerja)• Penyebaran penerangan• Penilaian (Keadaan sekarang, hasil

pelaksanaan)

Perubahan yg dibutuhkan

• Mendirikan panitia lingkungan hidup ditingkat kecamatan

• Mengurus pembersihan mingguan lewatKepala de Aldeia/Kepala Desa

• Menyebarkan penerangan tentangpembuangan yang dilarang (Dampak,Peraturan)

• Kampanye promosi (Radio, spanduk)• Mempromosikan fasilitas pembuangan

sampah yang layak (Pemerintah).

3. Plastik-plastik • Mendorong daur ulang di sektor swasta• Mengurangi pemakaian botol plastik air

aqua• Kampanye pendidikan dan penerangan• Mendorong pemakaian bahan

tradisional (mudah dibuang atau dipakailagi)

• Memakai teknologi baru untukmengulangi/ mendaur ulang plastik

• Membuat peraturan-peraturankhusus Timor Lorosa'e

• Tambah usaha daur ulang

• Sangsi-sangsi hukum (& denda ygsesuai)

• “Sosialisasi” (yaitu: partisipasimasyarakat dan pendidikan)sebelum peraturan dilaksanakan

• Peningkatan kesadaran rakyat• Membuat peraturan baru yang

menyadari kebutuhan-kebutuhankhusus dan budaya Timor Lorosa'e

LOKAKARYA-LOKAKARYA

46

Penebangan danmempertimbangkan pembakaran hutan-tanah gundul, erosi, tanah longsor danberkurangnya ketersediaan air.

Masalah-masalah: Penebangan hutan • Pembakaran hutan• Ketidak-merataan distribusi air di daerah-daerah diTimor Lorosa'e • Kemutuan air dan masalah-masalah kesehatan • Tidak adanya laboratori untuk testing •Perlindungan penampungan air• Perubahan iklim • 7 tempat di Dili mengalami kekurangan air • Perlunya pelatihanuntuk pengelolaan sumber-sumber air • Kontrol bahan kimia yang diimpor • Sanksi untuk pencemar (baik untukorang lokal, maupun untuk yang dari pemerintah) • Sumber air di pinggir laut makin asin • Penurunan tingkat airtanah • Peningkatan pemakaian air oleh yang mampu beli pompa besar • Informasi terhadap mutu air

Strategi-strategi

• Memakai pekerja kehutanan yang mempunyai pengalaman.• Mengadakan kerjasama di antara Departmen Kehutanan, pengelolaan air dan

pertanahan.• Membangun strategi-strategi dan prinsip-prinsip pembinaan dalam proses

kegiatan dan pendidikan.

Lokakarya KehutananMasalah-masalah: Pengelolaan yang kurang• Kayu untuk dibakar (penebangan yang berlebihan) • Perladanganberpindah • Penebangan dilarang • Perencanaan yang tidak melibatan masyarakat • Tidak ada sanksi hukum •Tidak ada kepemilikan tanah yang jelas, hutan / sumber-sumber dari hutan • Penangkapan berlebihan •Perbedaan antara hukum adat & hukum Pemerintah • Ternak yang makan rumput secara berlebihan •Kebakaran hutan secara tidak terkendali • Batas-batas kawasan hutan tidak jelas • Tidak ada pendidikan bagimasyarakat • Tidak ada panduan pelaksanaan • Kemiskinan/keperluan ekonomi untuk memakai produk hutan •Penggunaan kayu untuk bangunan lokal • Pertentangan antara kepercayaan adat dengan pengelolaan •Eksploitasi oleh orang kota terhadap orang desa • Kehilangan & modifikasi habitat • Tidak ada kebijakanpenggunaan tanah • Kurangnya perdekatan yang terpadu + multi-disiplin • Tidak ada cukup banyak tanah yangdi bawah kepemilikan orang-orang lokal• Kurangnya data/akses pada data • Kurangnya kapasitas, sumber dayaalam & prioritas • Kurangnya kooperasi terhadap pembiayaan • Tidak ada struktur pemerintahan.

Isu-isu prioritas

Kepemimpinan yang burukpada hutan

Pembatasan danKepemilikan tanah yangtidak jelas

Kekurangan kesadaranmasyarakat mengenaipengelolaan dan kepemilikansumberdaya

Tidak ada pedomanmengenai penegakan hukum

Lokakarya Sumber-Sumber Air

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM:• Jangka pendek – pemeliharaan air (contohnya air rebus) dan sumber-

sumber alternatif, contohnya mengumpulkan air hujan.• Jangka menengah – memagar dan memelihara tempat penampungan air,

instalasi sanitasi dan pendidikan kesehatan.• Jangka Panjang – mengarahkan masyarakat untuk pemeliharaan/

perlindungan penampungan air secara keseluruhan (kontrol erosi danmenanam hutan kembali)

• Program pendidikan melibatkan penduduk setempat• Pengembangan praktek-praktek pertanian dan penggunaan tanah yang berkelanjutan.

Kualitas air tawar yangkurang, dan kurangnyakesehatan umum

Melindungi penampungan airdi area perkotaan

Kurangnya keefektifan untukmelindungi sumber-sumber air

• Peraturan untuk mencegah polusi air dari tambang dan industri• Memperkuat peran hukum adat dalam mencegah penggundulan dan polusi.• Membutuhkan sumber-sumber yang kuat dalam badan kehutanan

• Penanaman hutan kembali• Mendirikan kehutanan umum untuk menghindari perebutan tanah oleh

swasta.• Memerlukan departemen kehutanan yang kuat

• Mengembangkan sistim penegakan hukum serta dendanya, dan• Menyediakan sumberdaya untuk menetapkannya.• Kerjasama dengan gereja dan masyarakat mengenai pentingnya pelindungan

hutan

Strategi-strategi

• Bahan lebih banyak untuk pelatihan pada tingkat masyarakat.• Menetapkan inventaris hutan nasional• Menemukan alternatip untuk bahan bakar masak selain kayu• Mengajarkan masyarakat mengenai kayu mana yang pantas atau tidak,

contohnya kayu kering.

• Undang-undang dasar harus menjelaskan kepemilikan hutan• Membangun kebijaksanaan kehutanan nasional dan kebijakasanaan

penggunaan tanah nasional.

Isu-isu prioritas

LOKAKARYA-LOKAKARYA

47

Gambar 1. Kaitan Antara Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan (Anderson 1991)

PendahuluanDalam 9 tahun terakhir sejak Pertemuan Puncak

Dunia di Rio, cukup banyak penelitian dilaksanakanuntuk membuktikan bahwa makro-ekonomi danlingkungan terkait. Kaitan ini mempunyai implikasi atasbagaimana pemerintah harus membentuk danmemelihara aset dan kualitas lingkungan. Prosespembuatan kebijakan merupakan proses integral untukmemastikan bahwa perhatian yang memadai diberikankepada pemeliharaan lingkungan. Makalah inimengajukan pendapat bahwa untuk Timor Lorosa'e,penting agar keputusan kebijakan-kebijakan inidilaksanakan secepat mungkin. Hal itu juga menyorotbeberapa masalah kebijakan yang menghadapiperekonomian dengan pendapatan rendah seperti TimorLorosa'e.

Hubungan Ekonomi dengan LingkunganBagi kebanyakan para ahli ekonomi dan lingkungan

hidup jelas bahwa terdapat kaitan antara makro-ekonomi dengan lingkungan hidup (Ouattara 1997). Kiniditerima secara luas bahwa konsep lingkungan sebagaisuatu mitra pertumbuhan memang tepat. Paradigmalama, yang melihat lingkungan hidup (dan ahlilingkungan hidup) sebagai penghambat perkembangan,tidak lagi tepat. Dengan demikian, bagaimana timbulnyakaitan-kaitan tersebut?

Model makro-ekonomi tradisional tidakmenyertakan sistem-sistem ekologi. Oleh karena itu,selama bertahun-tahun sistem-sistem ekologi tetapberada di luar kerangka kerja pengambilan keputusanmengenai makro-ekonomi (Daly 1991). Misalnya,

BAB 3 • EKONOMI

Kaitan antara Makro-ekonomi dan Lingkungan Hidup: Dampakterhadap Kebijakan Lingkungan Hidup di Timor Lorosa’e

George Bouma Wakil Kepala, Badan Perlindungan Lingkungan Hidup (EPU), ETTA

sumber-sumber lingkungan, seperti tanah, hutan danmineral merupakan masukan terhadap pertumbuhanekonomi. Demikian juga, keluaran dari kegiatanekonomi seperti, gas rumah kaca, limbah padat dan cair,dibuang kembali ke lingkungan (Anderson, 1990).Hubungan antara makro-ekonomi, pembuatankebijakan dan lingkungan diperlihatkan dalam Bagandi bawah.

Model ini memperlihatkan akumulasi modal ataumodel investasi pertumbuhan. Jalur sebelah kirimemperlihatkan bagaimana akumulasi dan penggunaanaset material bergabung untuk menghasilkanpertumbuhan ekonomi. Pada dasarnya, akumulasi daninvestasi tenaga kerja dan modal di proses produktifmenghasilkan keluaran ekonomi. Konsumsi keluaran inisering digunakan sebagai pengukur pertumbuhanekonomi.

Sisi kanan model ini memperlihatkan kebutuhan ataskebijakan yang meminimalkan dampak terhadap asetlingkungan. Aset lingkungan merupakan masukanpositif bagi pertumbuhan dan dari pertumbuhanekonomi, unsur-unsur pencemaran dimasukkan lagi kelingkungan. Transfer unsur-unsur pencemaranmerupakan hal positif bagi pertumbuhan ekonomi,tetapi, dampaknya terhadap lingkungan dapat bersifatnegatif. Kemampuan melindungi aset lingkungantergantung pada pemeliharaan lingkungan daninvestasi. Pemeliharaan dan investasi ini dapat dilihatdalam bentuk:•Peraturan-peraturan penguasaan dan pengendalian;•Analisa Dampak Lingkungan, atau;

•Peralatan pendapatan danpembiayaan sebagaimanaditentukan oleh AnggaranNasional.

Bila pemeliharaan daninvestasi lingkungan tidakmencukupi, sistem ekonomidapat mendorong pengurangandalam jumlah aset lingkungan(Anderson, 1990).

Karenanya terjadi kesejajaranantara pemeliharaan yangdiperlukan untuk aset materialdan pemeliharaan asetlingkungan. Perlindungan asetlingkungan, sebagai suatumasukan untuk pertumbuhan,diperlukan untuk penghasilanekonomi yang berkelanjutan dankeberlanjutan ekonomi jangka

BAB 3 • EKONOMI

48 BAB 3 • EKONOMI

panjang (Anderson, 1990).Hal ini mempunyai implikasi bagi pembuatan

kebijakan pemerintah yang harus mengirim pesankepada para pelaku ekonomi (yaitu sektor swasta) untukmencegah terjadinya penurunan kualitas lingkungan.Dalam suatu ekonomi penyambung hidup sepertihalnya di Timor Lorosa'e, hal ini merupakan kesulitantambahan mengingat masyarakat sangat mengandalkanpada areal ekonomi pertanahan yang mungkin marginaldan berdasar pada masalah lingkungan yang signifikan.Namun, di bidang perkembangan ekonomi, apabilapemeliharaan lingkungan yang diberikan kepadaberbagai sektor tidak memadai, maka selain akan timbulmasalah makro-ekonomi, juga akan berdampak padamasalah sosial dan lingkungan. Sebaliknya hal ini akanberdampak lebih besar lagi terhadap pendanaan.Akibatnya, penting bahwa baik sektor pemerintahmaupun sektor swasta memperhatikan pemeliharaankualitas lingkungan hidup di Timor Lorosa'e.

Implikasi bagi Kebijakan Lingkungan di TimorLorosa'e.

Dengan menentukan kaitan antara ekonomi danlingkungan kita dapat meninjau implikasi untukpengembangan kebijakan lingkungan di Timor Lorosa'e.

1. Pendanaan – Kebijakan fiskal hingga sekarangsudah dikembangkan oleh administrasi UNTAET.Perkiraan pengeluaran nasional berkisar sekitar US$43juta untuk dana Timor Lorosa'e yang dikonsolidasi.Mayoritas pengeluaran terjadi di sektor pendidikan,kesehatan dan kesejahteraan. Namun, porsi yang cukupsignifikan dibagikan untuk biaya hukum dan ketertiban.Menurut Fox (2000), angka itu mendekati 17% darianggaran 2000-2001. Dana terkonsolidasi yang relatifkecil mempunyai implikasi struktural bagi TimorLorosa'e yang terlihat dalam pengeluaran yang relatifrendah (US$O.7juta) ditujukan kepada sektor sumberdaya alam seperti pertanian. Dengan karakteristik fisiklingkungan di Timor Lorosa'e dan dampak lingkunganyang terjadi akibat kegiatan-kegiatan pertanianpenyambung hidup, kebijakan pemerintah seharusnyamencerminkan pengembangan sektor pertanianterhadap pelaksanaan praktek-praktek berkelanjutandengan pendanaan dari dana terkonsolidasi dan darimasyarakat donor.

Selanjutnya, perkembangan ekonomi Timor Lorosa'edi masa depan harus berupaya mengembangkanpasaran yang menghindari timbulnya eksternalitasseperti yang sudah timbul di negara-negara berkembangyang lain. Contoh ekstrim tempat khusus pembuanganpencemaran seperti di Meksiko dan di Filipina, memberipeluang eksploitasi bagi perusahaan-perusahaan multinasional yang berupaya memaksimalkan keuntungan.Pada akhirnya, terjadi degradasi lingkungan yang hebat,yang sebaliknya menimbulkan dampak sosial danpendanaan untuk setiap kegiatan pembersihanpencemaran menjadi tanggung jawab pemerintahnasional yang tidak memiliki pendapatan yang cukupuntuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pembersihan.Hal ini memperlihatkan kebutuhan atas suatu kerangkakerja peraturan penguasaan dan pengendalian yangditata oleh pemerintah.

2. Peraturan Penguasaan dan Pengendalian tetap

merupakan dasar metode kebanyakan negara untukmenjamin pemeliharaan kualitas lingkungan hidup.Peraturan-peraturan ini dikembangkan dandilaksanakan untuk memberi bimbingan bagiperkembangan ekonomi dan menetapkan standar-standar yang harus dipatuhi oleh pelaku-pelakuekonomi. Misalnya,�Analisa dampak lingkungan menetapkan suatu proses

pengambilan keputusan bagi pemerintah untukmenentukan kesesuaian perkembangan proyek.Melalui proses pembuatan ketentuan-ketentuan yangmengikat secara hukum terhadap perkembangantersebut, berguna untuk menginternalkan biaya kinerjalingkungan yang tepat pada pengembang danbukannya pada masyarakat.�Peraturan pasar sumber daya alam merupakan contoh

lain yang menjamin bahwa perilaku pencarikeuntungan sektor swasta diminimumkan. DaerahPinggiran Sungai Comoro di Dili merupakan satucontoh kasus di sini di mana kurangnya peraturan danpengendalian berakibat pada terjadinya penggaliankerikil yang tidak terkoordinasi, yang jelas merupakansumber masyarakat dan karenanya, seharusnya beradadi bawah kendali pemerintah. Bila pasar sumber dayaalam memberi harga terlalu rendah maka pelakuekonomi yang tidak dikendalikan akan melakukaneksploitasi berlebihan yang pada akhirnya akanmenyebabkan praktek-praktek yang tidak bersifatberkelanjutan terhadap lingkungan.�Peraturan kegiatan pemerintah seperti halnya kegiatan

prasarana juga merupakan hal yang penting. Sistempemerintahan harusnya menjamin kemandirianterhadap pendekatan pembuatan peraturan.Maksudnya para pemberi jasa tidak boleh mengaturkegiatan mereka sendiri.

3. Kebijakan Lingkungan – dibentuk olehadministrasi pemerintah, memberi bimbingan tentanglingkungan hidup di tingkat yang lebih rendah.Kebijakan-kebijakan ini biasanya dikembangkan untukmembantu pemerintah dalam pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatannya. Kebijakan-kebijakanini berbentuk bimbingan teknik atau pendapat terhadapbagaimana pemerintah mengelola masalah-masalahtertentu. Misalnya, bimbingan teknik yang berurusandengan pendekatan untuk penanganan bahan bakar danminyak, perlindungan sumber air tanah, ataupengurusan limbah padat dan cair. Bahkan, kebijakandapat menentukan suatu pernyataan niat misalnya suatukebijakan nasional mengenai keanekaragaman hayati,sungai, hutan dan pengelolaan pesisir. Umumnya,kebijakan-kebijakan tersebut memerlukan komitmenkeuangan dari pemerintah.

4. Pengetahuan Lingkungan Hidup – dalampemerintahan dan masyarakat umum merupakan suatuaspek kritis bagi perkembangan Timor Lorosa'e. Selamabertahun-tahun ada kekurangan kesempatan untukmelaksanakan penelitian dan mengerti lebih baiktentang kualitas lingkungan Timor Lorosa'e. Pentingbahwa kesempatan penelitian ditentukan, dan informasiini disampaikan kepada pemerintahan untuk membantudengan pembentukan kebijakan-kebijakan

49 BAB 3 • EKONOMI

Referensi

•Anderson, 1990, Environmental Policy Implications for Low Revenue Developing Economies. World Bank Research PaperNo, World Bank, New York.

•Fox, J.J. 2000, ‘East Timor: the task of creating a new nation’ in The Maritime Dimensions of Independent East Timor, edsRothwell, R. Donald, Tsamanyi, Martin, Centre for Maritime Policy, University of Wollongong, Australia

•Ouattara, Alassane, D. 1997, Macro-economics and Sustainable Development. Address by the Deputy Managing Director ofthe International Monetary Fund at the World Bank’s Fifth Annual Conference on Environmentally and Socially SustainableDevelopment.

pembangunan berkelanjutan. Selanjutnya, kekurangankesadaran dan pendidikan di masyarakat tentangmasalah-masalah lingkungan hidup merupakan suatumasalah yang kritis terhadap perkembangan manusia.Dengan pertumbuhan ekonomi di Timor Lorosa’e,pengembangan sosial dan bertambahnya kesadaranakan masalah-masalah lingkungan hidup sangatdiperlukan.

KesimpulanAnalisis di atas menimbulkan kesimpulan-

kesimpulan berikut:•Pembiayaan tetap merupakan isu untuk pelaksanaan

program-program dan proyek-proyek lingkunganhidup di Timor Lorosa’e. Akan tetapi, denganpengurangan kebutuhan-kebutuhan rekonstruksikritis, kesempatan untuk menentukan prioritas-prioritas yang meningkatkan kualitas lingkunganhidup seharusnya ditentukan. Dengan proses tersebut,rencana pembiayaan yang cocok dapat ditentukan.

•Ada keperluan untuk mendirikan suatu kerangkaperaturan-peraturan dan kebijakan-kebijakanlingkungan hidup yang khusus untuk Timor Lorosa’e,yang dirancang untuk memastikan bahwa biaya untukpemeliharaan kualitas lingkungan hidup termasukdalam modal swasta asing.

•Struktur administrasi pemerintahan Timor Lorosa’eharusnya mempermudah kemandirian dalampengelolaan lingkungan hidup dan sumber-sumberdaya alam, supaya memastikan bahwa potensipembangunan jangka panjang negara ini tidakterancam oleh kegiatan-kegiatan yang tidakberkelanjutan.

Sesuai dengan semua aspek yang diuraikan di atas,saya mendorong pemimpin-pemimpin Timor Lorosa’euntuk memastikan bahwa UNTAET dan stafinternasional di sini bekerja dengan rekan-rekan orangTimor Lorosa’e, supaya memenuhi tugas pentingnya,yaitu menuntun negara ini sampai mencapaikemerdekaan.

PendahuluanDalam perkembangan politik belakangan ini,

keperluan untuk menyusun kembali ekonomi TimorLorosa’e sudah memaksakan para pembuat kebijakanTimor Lorosa’e untuk memikirkan kembali peranperdagangan dan investasi di dalam ekonomi,masyarakat dan lingkungan. Mulai dengan penerbitanLaporan Brundtland pada tahun 1987 (WorldCommission, 1987) prinsip pembangunan berkelanjutansudah cepat menjadi hal penting dalam ekonomi TimorLorosa’e.

Perhatian terhadap keberlanjutan menghadapkanpara pembuat kebijakan perdagangan dengan tantanganyang berat: bagaimana membangun dorongan pasaryang tepat, struktur kelembagaan dan sistem teraturyang tidak hanya cocok dengan pembangunan yangberkelanjutan, tetapi juga menyumbang kepadanya.Untuk persoalan tersebut, para produsen, pemasok,produsen, badan marketing dan pemerintah perlumenjawab pertanyaan-pertanyaan seperti yang berikut:• Bagaimana integrasi ekonomi dan lingkungan secara

Pertalian Antara Globalisasi,Perdagangan, Investasi dan Lingkung

Ringkasan 1

Helder Da Costa, Ph.D Kepala, Pusat Penelitian, Universitas Nasional Timor Lorosa’e

internasional, yang sedang mendalam, mempengaruhitujuan-tujuan kebijakan domestik Timor Lorosa’e?

•Bagaimana persetujuan perdagangan internasional danlingkungan membentuk dan menghalangi bagaimanapara penyandang dan pedagang menggunakansumber-sumber alam?

Pertanyaan-pertanyaan seperti yang tersebut di atasmenimbulkan permintaan-permintaan untuk negara-negara kecil, termasuk Timor Lorosa’e untukmenyumbang secara aktif, dengan cara-cara yang salingmenyokong, kepada cita-cita bersama pembangunanberkelanjutan dan memperbaiki kualitas hidup.

Mengapa Pertalian antara Perdagangandan Lingkungan bermakna

Selama dasawarsa terakhir ini ada kebangkitandalam perhatian terhadap pertalian antara perdagangandan Foreign Direct Investment (FDI) di satu sisi, dan disisi lain standar-standar lingkungan.

Beberapa contoh dari perluasan masalah-masalah

1 Diringkaskan oleh komite pengorganisasian

50 BAB 3 • EKONOMI

2 Sebagian diambil dari Da Costa (2000) 3 Pernyataan Terinci Tujuan dan Strategi Pembangunan Ekonomi Timor Lorosa’e, Final Report of the East Timor Strategic

Development Conference diadakan di Melbourne, 5-8 April 1999.

internasional yang berhubungan dengan lingkunganglobal adalah pemanasan global (global warming) danpenipisan ozon. Gas rumah kaca memperbesarperubahan iklim dan CFC mengurangi lapisan ozon,tanpa memperhatikan negara mana yangmengeluarkannya. Oleh karena itu ada kekuatiranbahwa apabila satu kumpulan negara mencobamempajak atau membujuk firma-firmanya supayamengurangi emisinya, keuntungan lingkungan daritindakan tersebut akan ditutupi apabila firma-firmatersebut memindahkan tempat kegiatannya kepadanegara-negara dengan standar-standar yang lebihrendah (Anderson, 1996). Isu-isu tersebut memerlukankerjasama secara internasional. Ini bisa dicapai dengankepajakan umum dan sistem bayaran, dan dengankoordinasi pengiriman internal dan tindakan nasionaldalam negara-negara yang tidak mampu membayar.

Sumber-Sumber Timor Lorosa’eTeori standar perubahan keuntungan komparatif di

dalam ekonomi dunia yang sedang bertumbuhdibangun tanpa mempertimbangkan soal lingkungan,tetapi menurut Anderson (1996) bisa dirubah denganmudah untuk memasukkan paling sedikit beberapa soallingkungan.

Endowment triangle Leamer (Leamer 1987) bisamembantu menjelaskan jalan pembangunan suatunegara saat merubah keuntungan komparatifnya darikeadaan yang menggunakan banyak tenaga kerja padayang memerlukan banyak modal. Teori yang didukungsecara empiris, usulkan bahwa negara-negarabercenderung merubah keuntungan komparatifnyatahap demi tahap dari tanah dan industri yangmenggunakan sumber-sumber alam kepada yangmemerlukan modal dan keahlian (khususnya paraprodusen dan pelayan)

Perdagangan, Globalisasi dan KebijakanInvestasi bagi Timor Lorosa’e 2

Pengaruh proses globalisasi sudah terasa dalamekonomi-ekonomi miskin. Keterbukaan dan salingketergantungan antara ekonomi-ekonomi nasionalmemberikan kesempatan baik maupun tantangan untukekonomi-ekonomi miskin. Globalisasi meningkatkankeuntungan bagi ekonomi yang memilih pemerintahanyang baik, tetapi juga meningkatkan kerugian kepadaekonomi dengan kepemerintahan ekonomis yang buruk.

Oleh karena sebagian besar basis politik danbirokratik Timor Lorosa’e dihancurkan pada tahun 1999,negara baru ini mempunyai kesempatan emas untukmemilih stategi pembangunan yang optimal.Keterbukaan terhadap perdagangan dan investasi asingmerupakan kunci untuk meningkatkan standarkehidupan dalam ekonomi seperti Timor Lorosa’e.

Kasper (2000) menegaskan bahwa disiplin eksternaltanpa syarat perdagangan bebas dan arus modal bebasakan menambah pengendalian konstitusional kekuasaanpolitik di dalam pemerintah kecil yang akan didirikan.Selanjutnya, Kasper menekankan bahwa keterbukaan

adalah cara untuk mengolah kebiasaan dan aturan mainperilaku politik dan ekonomis yang perlu untukkooperasi dan perukunan kembali.

Misi kebijakan perdagangan Timor Lorosa’e adalahuntuk menetapkan kerangka kebijakan dan institusiyang luas untuk membangun kembali perdagangan danindustri, perusahaan dan kewiraswastaan untukpembangunan berkelanjutan sosio-ekonomis TimorLorosa’e (UNTAET 2000).

Salah satu pertanyaan penting: isu-isu kebijakanperdagangan yang mana yang akan menjadi terpentingbagi Timor Lorosa’e? Sifat-sifat dasar kebijakanperdagangan untuk pembangunan di Timor Lorosa’etermasuk yang berikut:• Pembangunan kemampuan bagi birokrat-birokrat

supaya memungkinkan mereka menghargai kebijikan-kebijakan sistem perdagangan yang terbuka;

• Memudahkan perdagangan, termasuk efisiensi dantransparansi administrasi cukai; dan

• Pencarian secara aktif jalur regional dan multilateraluntuk memperluas keterbukaan pasar bagi paraeksportir Timor Lorosa’e.

Diambil dari strategi pembangunan ekonomi yangbaru dan pengalaman-pengalaman dari situasi-situasipasca-konflik yang lain, prinsip-prinsip inti untukstrategi pembangunan baik dalam kerangka jangkamenengah maupun kerangka jangka panjang bagi TimorLorosa’e termasuk:• Membangun ekonomi pasar dengan intervensi pemilih

oleh negara yang berorientasi mengekspor danberpandangan keluar;

• Menekankan pentingnya pembangunan sumber dayamanusia;

• Meletakkan landasan bagi kepemerintahan yang baik,yang didasarkan demokrasi, pertanggungjawaban,transparansi dan hak asasi manusia.

Sangat membesarkan hati untuk menyatakan bahwaTimor Lorosa’e sudah mengikat diri pada mengikutikebijakan perdagangan yang terbuka dan liberal, dankerjasama regional dari permulaannya yang bertujuanmengintegrasikan ekonomi Timor Lorosa’e ke dalampasar regional dan internasional.

Kebijakan Investasi AsingSesuai dengan strategi keterbukaan, Timor Lorosa’e

mengambil kebijakan investasi liberal.Pertanyaan kebijakan tepat yang ditanyakan pada

permulaannya adalah apakah investasi asing harusdidorong dalam semua sektor sebagai cara merangsangpertumbuhan dan pembangunan ekonomi, atauseharusnya pembatasan-pembatasan ditempatkandalam beberapa bidang. Sudah nyata, ekonomi TimorLorosa’e tidak akan bertumbuh kecuali apabila dapatmengatasi kekurangan kronis modal dan penarikaninvestasi. Larcombe (1999) mengusulkan bahwaketerlibatan pemerintah dalam program prasaranamempunyai prioritas, penggunaan dana bantuan,pinjaman kelonggaran multilateral atau persekutuan

51 BAB 3 • EKONOMI

dengan sektor swasta mungkin akan merangsanginvestasi. Sektor-sektor kunci menurut Duncan (1999)termasuk tenaga, komunikasi dan transportasi,sedangkan Hill (2000) mengusulkan bahwa tantangankebijakan FDI dasar berkenaan dengan resim pengaturandan fiskal. Kedua-duanya harus dibina dengansederhana dan secara transparan. Pada dasarnya apakahsektor-sektor atau kegiatan tertentu seharusnya ditutuppada FDI muncul pertanyaan politik. Supaya menarikinvestasi asing dalam sektor pertambangan, proyekpariwisata dan beberapa hasil bumi untuk perdagangan,hak-hak kepemilikan tanah harus ditetapkan disampingmencipta suasana pro-perusahaan dan stabilitas politikuntuk melanjutkan pembangunan ekonomi bangsa.

Salah satu cara penting dalam mendorong investasiasing adalah dengan mendirikan kerangka hukum yangtepat. Undang-undang Investasi Asing Timor Lorosa’esedang disiapkan dan kemungkinan besar akan disusunsesuai dengan standar praktek internasional sebagaiakibat dari kehadiran PBB.

Strategi untuk mencipta lingkungan bersifatbersaingan diperlukan untuk menghindari pengalamanbanyak negara pulau kecil yang dieksploitasi denganharga yang harus dibayar setelah korporasi global sudahmendirikan basis yang kuat. Sangat penting untukmengembangkan kebijakan investasi asing yangmenjelaskan secara terinci hak-hak legal dan obligasiperusahaan asing. Serupa dengan kebanyakan negaraKepulauan Pasifik yang sering menawarkan konsesiuntuk menarik investasi, salah satu dilema yangdihadapi Timor Lorosa’e adalah bahwa korporasi yangsangat kuat mempunyai banyak pilihan lokasi global danoleh karena itu memerlukan perangsang.

Jalan ke depanUntuk memaksimalkan kesempatan-kesempatan

daripada membuka ekonomi kepada perdagangan daninvestasi asing, Timor Lorosa’e perlu membangunhubungan ekonomis bilateral dengan Indonesia dannegara-negara lain, khususnya Australia dan SelandiaBaru, dan mencari keanggotaan dalam organisasi daerahdan multinasional. Ini sangat penting bagi negara yangmudah diserang seperti Timor Lorosa’e. Akan tetapiprioritas utama adalah menstabilkan hubungan bilateraldengan Indonesia, dimana pertukaran barang dagangan

akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomis. Sudahjelas bahwa Timor Lorosa’e harus mempertahankanrezim perdagangan yang terbuka. Hill (2000)menegaskan bahwa sekutu utama perdagangan yang takdapat terelakkan adalah Australia dan Indonesia.

Prioritas kedua adalah keanggotaan ASEAN, sebagaipenegasan mandat-mandat resmi Timor Lorosa’e sebagaianggota baru masyarakat negara-negara Asia Tenggara.Timor Lorosa’e perlu menyelidiki kemungkinan menjadianggotta ACP/Konvensi Lome dan World TradeOrganisation (WTO), atau paling sedikit anggota yangtidak resmi, supaya dapat belajar lebih banyak tentangmanfaat-manfaat sistem perdagangan yang berdasarkanpada peraturan.

Kesimpulan Sebagai penutup, meskipun ukuran kecilnya dan

permulaan yang lambat, ada kesempatan untukmenempatkan kebijakan dalam dan luar negeri yangdapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi

Makalah ini berusaha untuk memusatkanperhatiannya kepada keperluan untuk strategi yangberpandangan luas bagi Timor Lorosa’e sebagai bagiandaripada pembangunan strategis secara menyeluruh.Potensi ekonomis Timor Lorosa’e terkait erat denganperkembangan eksternal. Peningkatan kerjasamaekonomi international dan peningkatan dalam perhatianterhadap soal lingkungan baik di dalam maupun diluarnegeri, sudah memaksakan para pembuat kebijakanTimor Lorosa’e untuk berantisipasi peran yang bisadimainkan oleh perdagangan dan investasi di dalamekonomi, masyarakat dan lingkungan.

Makalah ini mengusulkan bahwa walaupunmempunyai landasan ekonomi yang rendah, TimorLorosa’e berkemungkinan memperoleh keuntunganterbesar memakai kebijakan investasi dan perdaganganyang liberal dan transparen di dalam negeri untukmemastikan negaranya mengambil kesempatan untukberintegrasi ekonominya dengan daerahnya dan diluardaerahnya.

Kebijkan yang berpandangan kedepan akanmemaksimalkan kesempatan-kesempatan untukmembuka diri terhadap perdagangan dan investasi asingyang pada saat yang sama tidak akan merugikanlingkungan.

Referensi• Anderson, Kym (ed) (1996), Strengthening the Global Trading System, from GATT to WTO, Centre for International

Economic Studies, Adelaide.• Da Costa, Helder (2000), Building East Timor’s Economy: The Roles of Foreign Aid, Trade and Investment, Unpublished

PhD Thesis, School of Economics, Adelaide University, South Australia.• Duncan, Ron (1999), Development Lessons for East Timor, Bulletin of Indonesian Economic Studies 35 (1): 129-32.• Hill, Hal (2000), East Timor Development Policy Challenges for the World’s Newest Nation, Working paper No. 2000/09,

RSPAS, ANU, Canberra.• Kasper, Wolfgang (2000), A Recovery Plan for East Timor, Policy, Summer, Canberra.• Larcombe, Graham (1999), East Timor: Prospects and Economic Policy Options, Paper presented at the Strategic

Development Planning for East Timor Conference, Melbourne, 5-8 April.• Leamer, Edward E. (1984), Sources of International Comparative Advantage, Theory and evidence, MIT Press, Cambridge

MA.• UNTAET (2000), Trade Policy Objectives, Trade, Tourism, and Commerce Division (http:www.gov.east-timor.org/English).• World Commission on Environment and Development (1987), Our Common Future, Oxford Univeristy Press, London.

52 BAB 3 • EKONOMI

Sumber daya alam seperti tumbuhan dan binatangliar, pohon-pohon dan bibit-bibit merupakan sumberdaya hayati yang menyediakan antara lain makanan,tamanan-tanaman dagangan, dan obat-obatan. Sebagianbesar perdagangan di tingkat global merupakanperdagangan sumber daya hayati dan produk-produkhasilnya.

Sudah terjadi peningkatan besar dalam perdaganganglobal yang menyebabkan peningkatan penekanan padasumber daya hayati, sampai sumber daya hayati tersebutmenjadi langka atau bahkan punah sama sekali. Haltersebut merupakan hal yang penting karena:• Apabila suatu sumber daya alam hilang (mis. kayu

cendana), perdagangan sumber alam tersebut tidakdapat diteruskan, sehingga penghasilan dariperdagangan sumber alam tersebut juga hilang;

• Pengurangan dalam jumlah dan keanekaragamansumber daya hayati. Pengurangan demikian merusakbumi kita dengan merusak atau menghancurkan totalekosistem yang kita andalkan;

• Banyak unsur keanekaragaman hayati mempunyaikegunaan medis (obat-obatan) yang belum diketahui,dan akan hilang selamanya apabila dirusak;

• Pada umumnya sumber daya alam menambah kualitashidup.

Ada beberapa cara yang diusulkan supayaperdagangan sumber daya hayati, termasuk produk-produk obat-obatan, dapat bermanfaat terhadap negaradan masyarakat dari mana sumber daya alam tersebutdiambil, dan bermanfaat untuk masyarakat yangpengetahuannya membantu proses pembuatan produk-produk tersebut. Sangat penting bahwa mekanismestruktural dan hukum diterapkan untuk pengelolaansumber daya hayati, supaya tidak dirusak dan dapat ikutserta dalam pembangunan berkelanjutan. Contoh yangakan saya berikan di sini adalah mengenai produkmedis, tetapi prinsip yang sama dapat diterapkan untukproduk-produk yang lain.

Pembangunan teknologi sudah menunjukkan bahwabanyak sumber daya hayati yang ditemukan di negara-negara yang masih berkembang dapat digunakan untukmembuat barang-barang dagangan dan medis yangberguna. Perusahaan, yang biasanya berasal dari negara-negara yang sudah berkembang, mempunyai uang danteknologi untuk menjalankan penelitian, danmengembangkan produk-produk sesuai dengan hasilpenelitian tersebut. Apabila suatu proyek penelitianberhasil, dan produk baru, seperti obat-obatan baru,dihasilkan, perusahaan yang menghasilkan produktersebut dapat mendapat banyak uang daripenjualannya.

Keadaan demikian terjadi karena produk-produktersebut dilindungi oleh “hak cipta” atas ide-ide danpengetahuan yang digunakan untuk membuat produktersebut. Apabila sudah diterapkan “hak cipta”, tidakada seseorang atau suatu perusahaan yang boleh (secarahukum) membuat atau memperbanyak produk tersebut.

Victoria Pettit Protimos Foundation

Perdagangan, Globalisasi dan Lingkungan Hidup

Sistem perlindungan hukum ini dikenal sebagai“intellectual property” (kepemilikan intelektuil). Suatuproduk terbuat dari sumber daya hayati yang diambildari negara masih berkembang, pengetahuan mengenaiguna dan manfaat produk tersebut didapat daripengetahuan masyarakat tradisional, akan tetapimasyarakat di negara itu tidak pernah menerimamanfaat atas pembuatan produk tersebut.

Pada tahun 1992, undang-undang internasional yangbernama Konvensi mengenai Keanekaragaman Hayatiditandatangani sebagai jawaban atas keprihatinaninternasional akan hilang dan rusaknya sumber dayahayati di seluruh dunia, serta ketidakadilan praktekperdagangan terhadap sumber daya hayati tersebut.Tujuan-tujuan Konvensi tersebut adalah sebagai berikut:•Perlindungan keanekaragaman hayati•Penggunaan secara berkelanjutan komponen-

komponen keanekaragaman, misalnya sumber dayagenetik

•Pembagian secara adil dan seimbang manfaat dankeuntungan dari penggunaan sumber daya genetik.

Konvensi tersebut mengakui bahwa semua negaraberhak mengelola akses terhadap sumber daya alamnyasendiri, dan mengakui peran penting pengetahuan dankebiasaan tradisional, serta masyarakat tradisional,terhadap pelestarian sumber daya alam.

Konvensi menguraikan beberapa cara agar tujuan-tujuannya dapat tercapai:•Akses terhadap sumber daya genetik hanya bisa

didapatkan apabila negara pemilik sudah memberiijin, dan hanya bila pemerintahan dan masyarakat dinegara pemilik sudah diberitahu mengenai maksuddan tujuan perusahaan atau pengusaha yang inginmengakses sumber daya alam tersebut.

•Teknologi-teknologi yang berkait dengan pelestarianatau penggunaan sumber daya genetik seharusnyadiberikan kepada negara-negara lain yang sudahmenandatangani konvensi tersebut, sesuai denganketentuan-ketentuan yang adil.

•Hasil dan keuntungan dari penelitian terhadap sumberdaya genetik, dan pengembangan sumber dayagenetik tersebut, harus dibagi secara adil danseimbang.

Mekanisme-mekanisme tersebut hanya akan berlakudi Timor Lorosa’e apabila dilaksanakan dalam bentukundang-undang nasional, dan lembaga-lembaga danpraktek-praktek di tingkat pemerintahan dan di tingkatlokal. Walaupun Timor Lorosa’e di masa depan mungkintidak ingin menandatangani konvensi, tetapi kita masihharus mempertimbangkan cara bagaimana mengaturakses terhadap sumber daya hayati. Lebih baikmemanfaatkan mekanisme dan syarat-syarat yangtercatat di Konvensi supaya mengatur akses terhadapsumber daya hayati, dan memastikan pembagian hasilpengolahan sumber daya alam tersebut secara adil untuk

53 BAB 3 • EKONOMI

masyarakat Timor Lorosa’e.Satu cara untuk melakukan demikian adalah dengan

menjalinkan hubungan di antara konsep “kepemilikanintelektuil” terhadap produk-produk, dengan tujuan-tujuan dan mekanisme-mekanisme yang tercatat diKonvensi. Suatu contoh datang dari India. Di sana adatanaman yang disebut “Jeevani”. Tanaman tersebutmempunyai banyak manfaat kesehatan, yang sudahlama diketahui dan digunakan masyarakat setempat,yang dikenal sebagai suku Kani. Sebuah lembagamendapat pengetahuan mengenai tanaman “Jeevani”dari konsultasi dengan suku Kani. Kemudian lembagatersebut membuat penelitian terhadap tanaman“Jeevani”, dan bagaimana bisa mengambil manfaat-manfaat yang memberi kesehatan dari tanaman tersebut.

Lembaga tersebut diberi hak paten (salah satu bentukkepemilikan intelektuil) terhadap proses pengeluaranunsur-unsur kesehatan dari tanaman tersebut, supayaperusahaan lain atau orang lain tidak bolehmengeluarkan unsur-unsur kesehatan tanaman“Jeevani” tanpa membayar pada lembaga tersebut.Kemudian lembaga tersebut menjual ijin padaperusahaan lain, supaya perusahaan itu dapat memakaipengetahuan lembaga pertama tentang cara pengeluaranunsur-unsur kesehatan dari tanaman “Jeevani” untukmembuat produk-produk kesehatan berdasarkantanaman “Jeevani”. Jadi baik lembaga dan perusahaanmendapat banyak uang dari penggunaan tanaman“Jeevani”. Akan tetapi baik tanaman “Jeevani” maupun

pengetahuan mengenai penggunaannya sebetulnyadidapat dari suku Kani, yang tidak pernah diberitahutentang semua peraturan hukum yang diuraikan di atas.

Pertanyaannya adalah: Apa hasil proses tersebutuntuk suku Kani? Bagaimana mereka dapat memperolehuntung atas pemanfaatan pengetahuan tradisionalnyaoleh perusahaan dan organisasi moderen?

Dalam hal ini, perusahaan setuju untuk membagibayaran atas hak cipta dan penghasilan lain dengan sukuKani, maka mereka membuat persetujuan legal secarasukarela. Mekanisme legal sangat penting di tingkatpemerintah dan di tingkat lokal, supaya perusahaanwajib membuat suatu persetujuan demikian. Pembuatanpersetujuan demikian membantu memastikan bahwapengetahuan tradisional mengenai keanekaragamananhayati dihargai.

Terdapat banyak cara bagaimana mekanisme legaldapat diterapkan, misalnya terhadap hak ijin danstruktur pembayaran. Akan tetapi hal yang palingpenting adalah untuk memastikan bahwa perdagangansumber daya hayati akan menguntungkan masyarakatTimor Lorosa’e secara berkelanjutan dengan pemakaianmekanisme legal dan stuktural yang cocok. Makamasalah peraturan terhadap akses dan mekanismeperdagangan berkelanjutan harus dibahas. Sayamenyarankan bahwa Timor Lorosa’e memakaimekanisme yang terdapat di Konvensi mengenaiKeanekaragaman Hayati.

PembahasanPerdagangan seharusnya merupakan alat untuk

mencapai tujuan akhir, yaitu, pembangunanberkelanjutan. Akan tetapi, selama dekade terakhir ini,pengamat perdagangan tidak setuju dengan adanyaperaturan-peraturan pelestarian lingkungan hidup,

Perdagangan, Industri, dan Pembangunan yang BerkelanjutanDr. Arthur J. Hanson

Institut Internasional untuk Pembangunan Berkelanjutan (InternationalInstitute for Sustainable Development (IISD))

sedangkan pengamat lingkungan hidup menginginkanperaturan-peraturan perdagangan diubah agar tidakmerusak lingkungan hidup. Negara-negara yang sedangberkembang tidak menginginkan perlindungan yangberlebihan, dan yang mereka inginkan adalah jalan

Pemerintahan, dunia usaha, dan masyarakat sipil sedang mendorong perubahan dalam persetujuan-persetujuan dan standar-standar perdagangan dengan cara baru yang tidak terbayangkan sepuluhatau lima belas tahun yang lalu. Pembaharuan-pembaharuan tersebut ada yang sukarela, tetapi sedikitdemi sedikit akan bersifat mengikat. Pembaharuan-pembaharuan di bidang-bidang lain dapatmengubah standar-standar yang lama. Perubahan-perubahan tersebut secara menyeluruh akanmempengaruhi kerja Organisasi Perdagangan Sedunia (World Trade Organisation- WTO), persetujuan-persetujuan di suatu daerah, aturan-aturan “phytosanitary”, keuangan ekspor (export financing) danagen-agen penanam modal, dan juga akan mempengaruhi pengambilan keputusan di dunia usaha.Tidak ada negara besar atau kecil yang tidak akan diawasi, dan mungkin akan diberi sangsi, apabilamelanggar peraturan-peraturan pembangunan berkelanjutan. Akan tetapi, peraturan-peraturanperdagangan dan lingkungan hidup mungkin dapat dianggap sebagai perlindungan yang berlebihan(protectionism), dan biaya untuk mengikuti aturan-aturan tersebut dapat menjadi beban besar untukusaha-usaha kecil. Walaupun demikian kesempatan-kesempatan ekonomi baru dapat berkembang.Sekarang, masalah perdagangan, lingkungan hidup, dan pembangunan tidak terkait dan dapatmenimbulkan masalah, dan perlu juga dibicarakan di tingkat internasional dan tingkat daerah.Ketidak-terkaitan tersebut hanya akan diselesaikan apabila ada pembicaraan tentang perdagangandan pembangunan berkelanjutan, daripada tidak membicarakan masalahnya.

54 BAB 3 • EKONOMI

masuk yang lebih mudah ke pasar internasional.Perselisihan-perselisihan ini dibicarakan di pertemuanWTO di Seattle pada tahun 1999. Sementara itu, adabanyak pembaharuan-pembaharuan selain di bidangperdagangan yang dimulai oleh dunia usaha, organisasipembeli, dan organisasi perlindungan lingkunganhidup. Organisasi-organisasi tersebut menginginkan“ecolabelling” (memberi label yang menunjuk apabilasesuatu dibuat secara ekologis). Misalnya, ISO 14001,Environmental Management Certification, Forest StewardshipCouncil, dan Marine Stewardship Council Certification, yangberkaitan dengan bidang kehutanan dan pemancingan,serta Green Globe Label untuk usaha-usaha yangbertanggung jawab melaksanakan prinsip-prinsippembangunan berkelanjutan. Semua usaha tersebutdilaksanakan agar dapat menunjukkan kerelaan dalammelaksanakan prinsip-prinsip pembangunanberkelanjutan, sehingga terjadi persaingan di antarausaha masing-masing. Institut Internasional untukPembangunan Berkelanjutan (IISD) sudahmendefinisikan beberapa hal yang diperlukan agarterjalin hubungan yang baik di antara bidangperdagangan dan bidang pembangunan berkelanjutan.Peraturan-Peraturan perdagangan seharusnyamengikuti peraturan-peraturan perlindunganlingkungan hidup, meningkatkan penanaman modalekonomi dan pembangunan, dan meningkatkankemakmuran sosial, daripada mengurangi keberhasilanhal-hal tersebut. Ada tujuh prinsip yang menunjukkanhubungan ini: efisiensi, internalisasi biaya, keutuhanlingkungan hidup, keadilan, ilmu pengetahuan alam danpencegahan risiko, kerjasama internasional, danketerbukaan.

Kesulitan yang terus menerus dalam mencapaikeberhasilan pada tingkat internasional merupakanmasalah baik untuk negara-negara kaya, maupun untuknegara-negara miskin. IISD mengeluarkan dokumententang perdagangan dan pembangunan berkelanjutan,dan tentang apa yang dibutuhkan apabila ada keinginanuntuk maju dalam bidang tersebut. Prinsip-prinsip yangtercantum dalam dokumen tersebut adalah sebagaiberikut:• Mengikuti kepentingan-kepentingan pembangunan

saja tidak akan mengarah pada pelaksanaanpembangunan berkelanjutan, sedangkanmementingkan masalah-masalah lingkungan hidupsaja tidak akan menyelesaikan masalahnya.

•Harus ada saling pengertian di antara bidanglingkungan hidup dan bidang perdagangan, dan harusada pengertian tentang keinginan dan kebutuhannegara-negara yang sedang berkembang.

•Pengamat-pengamat lingkungan hidup harusbertindak agar masalah-masalah lingkungan hiduptidak menjadi masalah perlindungan yang berlebihan.

•Hubungan antara bidang lingkungan hidup danbidang perdagangan adalah sangat berbeda sekaliapabila dibandingkan dengan hubungan antarabidang perburuhan dan bidang perdagangan.Hubungan di antara bidang lingkungan hidup danbidang perdagangan membutuhkan kerjasamainternasional yang sangat luas, sehingga sistemperaturan-peraturan perlindungan lingkungan hidupdapat dilaksanakan.

•Memisahkan bidang lingkungan hidup dan bidangperburuhan akan menyebabkan kesulitan karena hak-hak buruh, keadilan sosial, dan peraturanperlindungan lingkungan hidup saling terkait.

• Walaupun masalah perburuhan memang terkait,masalah-masalah perburuhan tersebut biasanya tidakdiselesaikan secara internasional karena dapatdiselesaikan pada tingkat nasional, dan kerjasamadengan Organisasi Buruh Sedunia (InternationalLabour Organisation- ILO), dimana serikat buruhmempunyai kekuasaan yang diakui.

•Ada persepsi bahwa agenda lingkungan hidup di WTOdidorong oleh negara-negara yang sudah berkembangdan masalah lingkungan hidup seringkali dianggapkurang penting untuk negara-negara yang sedangberkembang. Agenda lingkungan hidup yang lebihseimbang perlu dilaksanakan karena kepentingan-kepentingan negara-negara yang sedang berkembangseringkali tidak dihiraukan dalam forum internasional.

•Adalah salah apabila kita menganggap masalahpembangunan dan masalah lingkungan hidup sebagaidua masalah yang tidak berkaitan. Tujuan-tujuanpelestarian lingkungan hidup tidak bisa tercapai diforum internasional apabila tidak ada keadilan untuknegara-negara yang sedang berkembang. Sedangkantujuan-tujuan pembangunan tidak bisa tercapaiapabila lingkungan hidup dirusak.

•Organisasi-organisasi yang mempunyai tujuan-tujuanyang sama seharusnya bekerja sama untuk mengubahsistem perdagangan internasional, dan cara kerjaWTO.

Perubahan-perubahan seperti itu harusmementingkan:�WTO harus menerima bahwa sistem perdagangan

internasional harus mendukung dan mempromosikanpembangunan berkelanjutan secara menyeluruh disetiap negara.�Mementingkan masalah-masalah yang terjadi sebab

kebebasan perdagangan, yang mempengaruhi usaha-usaha kecil, masyarakat desa, pertumbuhan ekonomi,atau lingkungan hidup.� Berusaha agar sistem perdagangan dan sistem

lingkungan hidup internasional saling berkaitan danmendukung, dengan meninjau kembali persetujuan-persetujuan perdagangan.� Berusaha agar negara-negara yang sedang

berkembang dapat mengambil peran yang lebih besardi dalam forum WTO.�Meningkatkan kemampuan pemerintah dan

masyarakat sipil di negara-negara yang sedangberkembang, untuk mementingkan kebijaksanaanperdagangan, dan menuntut perubahan-perubahanyang mengutamakan pembangunan berkelanjutan diWTO.�Mementingkan masalah-masalah pelaksanaan

pembangunan yang berkelanjutan yang menjadimasalah besar di Uruguay Round, termasukkemungkinan ada beberapa persetujuan yang harusdirubah, dan meningkatkan kesempatan untuk ikutberperan pada organisasi masyarakat sipil, sambilmeningkatkan sifat terbuka di WTO.

55 BAB 3 • EKONOMI

•Perubahan-perubahan tersebut seharusnyadilaksanakan sesuai dengan aturan-aturan sistemperdagangan, dan aturan-aturan lembaga-lembagaumum. Walaupun demikian, ada beberapakepentingan yang dapat ditangani oleh lembaga-lembaga swasta. Tidak hanya di sektor umum, tetapijuga sektor swasta yang dapat ikut berperan di dalamsistem perdagangan.

•Pengamat-pengamat lingkungan hidup seharusnyadengan nyata menyatakan ketidak-setujuannyadengan perlindungan yang berlebihan. Merekamenganggap perlindungan yang berlebihan sebagaisesuatu yang tidak baik untuk perdagangan, tidak baikuntuk lingkungan hidup, dan tidak baik untukpembangunan.

•Pengamat-pengamat tersebut seharusnyamelaksanakan agenda lingkungan hidup di WTO yangdapat diikuti baik oleh negara-negara yang sudahberkembang, maupun oleh negara-negara yangsedang berkembang.

•Pengamat-pengamat lingkungan hidup seharusnyamendukung usaha-usaha untuk melaksanakan sistemperaturan yang mengurangi pertentangan di antaramasalah kebebasan perdagangan dan pengelolaanlingkungan hidup. Walaupun pelaksanakanperaturan-peraturan itu sangat sulit, memang harusdilaksanakan agar perlindungan lingkungan hidup

tercapai.•Negara-negara yang sedang berkembang harus diberi

kesempatan untuk mengeluarkan pendapat di forumWTO. Perlindungan lingkungan hidup danpelaksanaan pembangunan berkelanjutan tidak akantercapai tanpa dukungan negara-negara yang sedangberkembang.

Di kawasan Asia, APEC dan ASEAN dapat dijadikantempat untuk melaksanakan sistem perdagangan danpembangunan berkelanjutan. Tetapi apabiladibandingkan dengan kesepakatan daerah lainnyaseperti NAFTA (Amerika Serikat), Maastricht (UniEropa), dan Mercosur (Amerika Latin), kemajuansekarang ini sangat terbatas. International Centre forTrade and Sustainable Development (ICTSD) adalahtempat yang digunakan untuk mencari informasitentang negosiasi yang sedang berjalan.

Beberapa persetujuan internasional dan daerah akanmempengaruhi beberapa industri di Timor Lorosa’e,seperti industri kopi dan industri kayu. Industri-industritersebut dapat digunakan untuk meningkatkankeberhasilan industri pemancingan, minyak dan gas diTimor Lorosa'e. Bahkan ada jenis penanaman asingh diTimor Lorosa'e diharapkan mengikuti prinsip-prinsippembangunan berkelanjutan.

“Hanya dengan wawasan lingkungan,pembangunan dapat memberi manfaat kepada manusia,dan hanya dengan manusia yang memiliki ‘environmentalsense yang baik ’, pembangunan akan dapat mengarahkepada pengetrapan prinsip-prinsip konservasi,keanekaragaman, keseimbangan dan keserasian secaraoptimal untuk generasi berikutnya”. Seandainya CharlesDarwin menulis bukunya di awal Millenium III ini, karyabesarnya mungkin akan diberi judul “The Disappearanceof the Species”. Pada tahun 1869, Darwin melaluigubahannya “The Origin of the Species” telah mencetuskansebuah revolusi intelektual dan menjadi perdebatan diantara para ahli waktu itu dan sesudahnya. Seperempatabad kemudian, planet bumi mengalami perubahanyang besar, mulai dari kehilangan berbagai jenismahkluk dan tumbuhan dalam jumlah besar yangsebelumnya belum pernah terjadi. Demikian pulaekologi kehidupan di bumi maupun di atmosfir telahpula mengalami perubahan besar yang mengancamkehidupan di planet ini.

Tidak ada contoh kehancuran yang lebih relevan dantragis daripada bencana kelaparan yang melandakebanyakan negara di benua Afrika. Baru saja di tahun1970, negara-negara di Afrika mampu berswasembadapangan, tetapi di tahun 1980, sekitar 140 jutapenduduknya dari keseluruhan 530 juta terpaksa“disuapi” pangan dari luar negeri (State of the World,1987). Masyarakat umumnya, dan pers khususnya,

Jose D. R. F. AbelFakultas Ekonomi, Universitas Nasional Timor Lorosa’e

Pertanian Timor Lorosa’e:Sebuah Tinjauan Peralihan Pembangunan

masih tetap mengaitkan bencana kelaparan di atasdengan “kemarau panjang”. Padahal, kemarau panjangwalaupun merupakan suatu kejadian yang menakutkan,bukanlah unsur sebab utama. Kemarau panjang hanyamerupakan akibat akseleratif yang membawakemerosotan kuantitas produksi (pertanian) dankemerosotan kualitas kehidupan manusia yang terusberlangsung menuju kepada suatu “titik perhatian”.Kemerosotan ini terutama berkaitan dengan tigakecenderungan pokok, yakni: 1) tingginya tingkatpertumbuhan penduduk 2) penggundulan hutan danerosi tanah yang meluas, dan 3) kegagalan pemerintah-pemerintah di Afrika dalam memberikan perhatian yangmemadai dan dukungan yang dibutuhkan oleh sektorpertanian yang berurusan langsung dengan kebutuhandasar manusia.

Demikian pula di Timor Lorosa’e, masa pergolakandan okupasi Indonesia lebih memperparah sumber dayayang ada. Akibat tindakan opresif regim pendudukan,sumber daya pertanian yang ada mengalamipengrusakan dalam operasi-operasi militer. Juga terjadipenurunan jumlah ternak yang tajam, demikian pulasarana dan prasarana pertanian yang lain danperkembangan ini ikut menyebabkan menurunnya dayadukung lingkungan.

Dalam dekade-dekade terakhir ini, terjadi beberapaperbaikan dalam teknologi produksi serta infrastrukturtelah menunjukkan hasilnya, khususnya pada komoditas

56 BAB 3 • EKONOMI

beras dan jagung. Demikian pula secara perlahan, terjadipeningkatan dalam jumlah populasi ternak.

Beberapa kemajuan dan perbaikan di atas tidakbertahan lama, karena beberapa saat kemudianpemerintah okupasi menurunkan “programpembumihangusan” yang paling tragis yang berdampaksecara luas pada semua aspek kehidupan masyarakatserta sumber daya tumpuan hidup (petani) TimorLorosa’e.

Sektor pertanian di Timor Lorosa’e merupakan sektorekonomi yang penting, baik dilihat dari kontribusinyayang dominan dalam GNP maupun kapasitasnya dalampenyerapan tenaga kerja dan besarnya jumlah pendudukyang menggantungkan hidupnya dari sektor ini, disamping sebagai penyedia bahan pangan untukkonsumsi nasional dan mungkin ekspor. Multi fungsisektor pertanian sebagaimana digambarkan di atasbertumpu pada sumberdaya yang secara potensial dapatdikatakan cukup besar, baik sumberdaya alam maupunsumberdaya manusia.

Pertanian dan lingkungan-alam bagaikan dua sisimata uang yang tak terpisahkan dan saling berpengaruhsatu sama lain. Aktivitas produksi pertanian untukmemenuhi kebutuhan manusia sering dimanifestasikanmelalui berbagai upaya untuk mempengaruhi bahkanmengubah lingkungan sekitarnya agar dapatmemberikan hasil yang lebih baik.

Dalam hubungan ini, terdapat dua pandangan akankedudukan manusia terhadap lingkungan. Pandanganpertama, manusia adalah penguasa alam lingkungan,dan dapat berbuat menurut kehendaknya dalammemanfaatkan sumberdaya lingkungan yang ada.Pandangan ini adalah pandangan optimis yangmenempatkan manusia terlepas dari alam dan setiapmasalah lingkungan yang timbul sebagai akibat suatukegiatan, pasti dapat ditanggulangi dengan ilmupengetahuan dan teknologi. Pandangan kedua manusiamerupakan bagian dari alam sehingga setiap tindakanmanusia harus tidak menimbulkan kerusakan.Pandangan yang terakhir mulai berkembang setelahterjadinya banyak masalah dimana daya dukunglingkungan-alam semakin menurun atau melampauiambang batas kritis.

Timor Lorosa’e dapat dikatakan berpenduduk relatifkecil (863 617 jiwa). Apabila kita menelusuriperkembangan pemanfaatan potensi sumber dayapertanian yang ada, dapat dikatakan masih sangatrendah. Dengan jumlah penduduk yang relatif kecil,sektor pertanian memiliki potensi relatif besar dalammenopang perekonomian nasional, terutama dalammengangkat tingkat kesejahteraan sosial ekonomimasyarakat pedesaan. Namun, ironisnya mayoritaspenduduk yang bergelut di sektor produksi pertanianmasih berada pada suatu kondisi sosial-ekonomi yangmemprihatinkan dengan tingkat pendapatan perkapitayang rendah atau sangat rendah.

Aktivitas produksi pertanian semakin meningkatseiring dengan semakin bertambahnya populasipenduduk. Pertambahan populasi penduduk ini,menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhanpangan untuk konsumsi maupun kebutuhan industridan sebagai komoditi perdagangan. Kecenderunganyang umum terjadi ialah upaya menaikkan kualitas

hidup selalu disertai oleh kenaikkan konsumsisumberdaya dan akibat-akibat penyertanya. Dalamkerangka ini, aspek-aspek penting dan berkaitan dengankegiatan produksi pertanian yang perlu dikaji adalah:(1)Aspek pertambahan populasi penduduk,2) Aspek pencemaran lingkungan,3) Aspek kemampuan, kesesuaian dan daya dukung

lahan dan,4) Pengaruh timbal-balik kegiatan produksi dan

lingkungan.Lalu bagaimana pembangunan pertanian Timor

Lorosa’e di era kemerdekaan?Mengacu pada paparan profil pertanian Timor

Lorosa’e di atas, beberapa tantangan dilihat dari aspekteknis, sosial dan ekonomi adalah relevan untukdiangkat disini, untuk selanjutnya menjadi pemikiranbersama, yakni:�Bagaimana meningkatkan kuantitas dan kualitas

produksi pertanian Timor Lorosa’e?�Bagaimana menciptakan sentra-sentra produksi yang

mengacu pada comparative advantage atauspesialisasi produksi setiap daerah?

� Bagaimana aktivitas produksi pertanian dapatmemperluas peluang usaha dan menciptakankesempatan kerja bagi para pencari kerja yang makinmembesar mulai dengan kegiatan produksi sampaikepada pemasaran, konsumsi antara dan konsumsiakhir?

� Bagaimana fasilitas perkreditan yang mudahdijangkau oleh petani kecil kita?Sampai sejauh mana efisiensi dan efektivitas

penggunaan/pemanfaatan dana bantuan baikmultilateral atau bilateral dalam pembangunanpertanian dan serta bagaimana dampak akseleratifnyaterhadap perekonomian pedesaan serta hubungannyadengan era globalisasi dan eko-labeling yang telahmelanda kehidupan kita? Dengan pemikiran bahwaTimor Lorosa’e sebagai suatu negara yang giatmempersiapkan kemerdekaan penuh beberapa waktumendatang, dengan tingkat kesejahteraan masyarakatyang relatif sangat rendah, pembangunan mutlak perludilakukan dan merupakan satu-satunya jalan untukmeningkatkan tingkat kesejahteraan rakyat. Fase iniadalah fase penting dalam pencaharian bentuk danpendekatan pembangunan nasional, khususnyapembangunan pertanian yang dapat diadaptasikandengan kondisi alam dan perkembangan sosial-ekonomi-budaya masyarakat Timor Lorosa’e.

Sistem pembangunan pertanian di era baru ini,peranan dan partisipasi masyarakat petani harusdiperbesar sejak dari perancangan program danimplementasinya. Intervensi pemerintah harusdiperkecil atau bahkan ditiadakan. Pemerintah hanyaberperan sebagai fasilitator dan pengambil kebijakanpembangunan serta regulasi-regulasi untukimplementasi pembangunan pertanian. Aktivitasproduksi pertanian di era inipun di sampingmeningkatkan produksi, harus disertai perluasankesempatan kerja dan kesempatan berusaha.

Prinsip pembangunan berkelanjutan sebagaimanadipaparkan di atas adalah kemandirian dan berorientasifuturistik. Dalam hubungan ini, keberkelanjutanpembangunan pertanian yang terintegratif baik ke

57 BAB 3 • EKONOMI

PendahuluanPertanian organik ada banyak macam, mulai dari

pertanian perusahaan besar, dengan banyak pemakaianpupuk alami dan mesin-mesin, sampai pertanian untuksekedar menyambung hidup tanpa masukan apa-apakecuali kerjaan petani. Dalam banyak kasus, masyarakatdari dulu selalu bertani secara organik, tanpa tahutentang istilah itu. Dalam banyak kasus lain, “organik”merupakan istilah yang muncul di negara-negara dimana pertanian industrial merupakan cara pertanianyang utama.

Petani-petani, setelah melihat penurunan kualitastanah yang disebabkan oleh pupuk yang dilarutkan airdan pestisida, mengembangkan konsep pertanianorganik, yang sekarang sudah diformalisasikan dalamstandar-standar dan sertifikasi di seluruh dunia. BadanInternasional Pengerakan Pertanian Organik (IFOAM)beranggotakan 700 organisasi dari seluruh dunia, danlebih dari 200 di antaranya merupakan organisasi yangberfungsi sebagai organisasi pemberi sertifikasi. Sistemsertifikasi formal merupakan sistem yang lebih umumdi pasaran negara-negara yang sudah berkembangseperti Eropa, Amerika Serikat, Kanada, Jepang, danAustralia, dan dalam kebanyakan kasus, sistemsertifikasi negara-negara sedang berkembang dibentukuntuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasaran negara-negara yang sudah berkembang.

Para pemakai juga makin berkeinginan untukmenghindari produk-produk dari pertanian industrial,dan sebaliknya ingin memakai produk-produk makanandengan serat yang organik. Pasar produk-produkorganik yang sudah diterangkan sekarang sudah bernilai$20 milyar USD pertahun, dan dikirakan akan sampai$100 milyar USD sampai tahun 2006.

Selama kita menghadapi perluasan tanah yang makinberkurang karena makin bertambahnya penduduk, danadanya perusakan di tingkat yang tidak pernah terjadisebelumnya pada tanah-tanah yang bisa ditani, pentingsekali bagi kita membahas arti pembangunanberkelanjutan, dan cara mencapainya.

Pertanian OrganikScott Kinnear

Ketua, Federasi Organik Australia

1. Peranan petani-petani industri kecil dalampemberian sertifikasi lokal dan daerah, danpembangunan pasaran domestik dan ekspor danpenanam kecil.

Petani industri kecil tidak hanya penting dalampelaksanaan pertanian yang berkelanjutan, tetapi jugapenting sekali untuk pemeliharaan dan kesehatanmasyarakat pedesaan. Petani-petani industri kecilmemasukkan lebih banyak manfaat pada masyarakatpedesaan daripada petani-petani perusahaan besar.Bahkan, petani-petani industri kecil merupakan petani-petani keturunan, dan merekalah yang paling cocokuntuk mengambil keputusan-keputusan tentangpemakaian tanah untuk memenuhi tuntutan-tuntutanpembaharuan tanah. Kami menganjurkan kebijakandukungan untuk petani-petani industri kecil,memberikan hak akan tanah dan bantuan yang sesuaikepada mereka dengan penelitian, pembangunan,nasehat dan penyuluhan supaya mereka mendapat hasilpertanian yang menguntungkan sambil memperbaruitanah yang sudah rusak dan menghasilkan makananyang berkualitas paling bagus, untuk dimakan.Pengembangan pasaran pertama harus memperhatikankebutuhan-kebutuhan lokal dan daerah, dan keduamemperhatikan kebutuhan-kebutuhan pasar ekspor.Tidak mengejutkan bahwa lebih dari 70% dari negara-negara di dunia mengalami kekurangan makanan, tetapitetap mengekspor komoditi untuk mendapat uang.

Sertifikasi diperlukan supaya mendapat akses kepasar Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang. TimorLorosa’e seharusnya bersifat bijaksana dalam pemakaiansertifikasi untuk mendapat akses ke pasar-pasar, danmemperkenalkan sertifikasi domestik yang tepat gunaapabila diperlukan. Di Australia, belum ada syarat-syarat yang bersifat wajib untuk penanam yangmenyediakan pasar domestik. Apabila memungkinkan,rencana penerangan penanam industri kecil akanmengurangi biaya sertifikasi, yang cenderung lebihmahal di negara-negara yang sedang berkembang.1

pasaran domestik maupun internasional dapai dicapaibila terjadi:

1) efisiensi produksi,2) investasi,3) diversifikasi produksi dan4) keseimbangan eksternal dalam perekonomian

nasional.Di samping itu, secara ekologik untuk menjamin

keberkelanjutan pembangunan pertanian melaluiinteraksi manusia dan lingkungan, 5 unsur kunci perludikedepankan yaitu:

1) Keanekaragaman hayati (Biological diversity),2) Konservasi ekosistem (Ecosystem conservation),

3) Kesalingterkaitan antar unsur-unsur alamian dalamaktivitas produksi (Interconnectedness),

4) Meminimalisasi tingkat kerusakan lingkungan dan5) Kontrol dampak-dampak aktivitas produksi

pertanian dan aktivitas sektor ekonomi terkait.Kesalingterkaitan antara unsur-unsur lingkungan

serta aktivitas sektor lain terkait dan tidak terkait turutmenentukan dalam pembangunan pertanianberkelanjutan. Keseimbangan yang tercipta dapatmemberi suatu jaminan kesejahteraan dan keberlanjutanproduksi pertanian baik untuk generasi sekarang dangenerasi berikutnya.

58 BAB 3 • EKONOMI

1 Di negara-negara di mana tidak ada organisasi sertifikasi, organisasi-organisasi dari Eropa atau Amerika Serikat mengirimkanpengawas, dengan mengeluarkan biaya yang cukup mahal, untuk memberi sertifikasi kepada petani-petani. Proses tersebutmeningkatkan biaya sertifikasi. Beberapa negara mensubsidi biaya penerangan, misalnya Swiss.

2 Di Denmark, setahun yang lalu pemerintah memasukkan $500 AUD sebagai dukungan untuk pertanian organik, untuk masaperiode lima tahun.

3 "Food miles" artinya jarak yang harus ditempuh sebelum makanan sampai pada pemakai; di Amerika Serikat jarak tersebut telahsampai kira-kira 2500 mil. Ini merupakan kenaikkan 30% dalam waktu 10 tahun.

4 Di Swiss, pemerintah yang memberi sertifikasi kepada semua petani-petani organik.5 Di Kanada, hampir tidak ada tanaman minyak Canola yang bebas dari GE karena berjalannya serbuk.

Koperasi juga merupakan struktur yang bagus sekaliuntuk pengolahan, transportasi, dan pemasaran produk-produk organik, sehingga mengurangi biaya sertifikasi.

2. Mengapa masyarakat suka membeli produk-produk organik? Apa yang dilakukan untukmemasarkan produk-produk organik?

Orang-orang membeli produk-produk organik karenaberbagai alasan. Orang mungkin membeli produk-produk organik untuk alasan pribadi, seperti mencaripengobatan penyakit, atau suka pada rasa atau kualitasmakanannya. Alasan-alasan yang lain merupakan alasan-alasan yang lebih altruistik, atau mementingkankepentingan orang lain, seperti kepedulian terhadaplingkungan hidup, masyarakat, dan keselamatanbinatang. Kepedulian pembeli terhadap efek pestisidatinggi, dan di pasar-pasar tertentu terlihat keprihatinanterhadap makanan yang diubah secara genetik.

Pemasaran makanan organik berbeda-bedatergantung pada negaranya, misalnya di Eropa beberapapemerintahan mendukung pergantian ke sistempertanian organik, dan memajukan pemakaian makananorganik dalam masyarakatnya.2 Di tingkat internasional,pembicaraan mengenai standar-standar dan pemakaianmakanan organik mempertimbangkan masalah jarakyang harus ditempuh sebelum makanan sampai padapemakai3 , produksi daerah, dan konsumsi makanan,penentuan harga makanan berdasarkan biaya produksi(bukannya ditentukan oleh sistem pembelian global), dansaling tergantungnya petani-petani industri kecil dimasyarakat pedesaan.

3. Peran standar-standar dan sertifikasi, danhasil-hasil yang diharapkan dari sistem produksiorganik, termasuk keuntungan-keuntungan sosialdan perdagangan dari suatu sistem organik.

Standar-standar organik sangat penting untukperesmian pertanian organik. Standar-standarmenentukan masukan-masukan apa yang boleh dantidak boleh digunakan dalam suatu sistem produksiorganik. Pupuk dan pestisida yang tidak bersifat alamitidak boleh digunakan. Standar-standar jugamenunjukkan praktek-praktek apa yang boleh dan tidakboleh digunakan. Misalnya, memberi makanan kepadabinatang yang tidak bebas (dikurung), dan produksi telurdi mana ayam-ayam dikurung, dilarang. Terdapatbanyak pembahasan di komite-komite pengembanganstandar-standar internasional di IFOAM, mengenaiimplikasi sosial dan budaya dari pertanian yang organik,dan bagaimana implikasi-implikasi tersebut dapatdiperkenalkan pada standar-standar organik. Terdapatjuga tindakan untuk memasukkan standar-standardaerah di seluruh dunia, supaya memuat perbedaanalami di antara belahan bumi utara dan selatan, danperbedaan tropis dan suhu.

Di sebagian besar negara, sertifikasi dilakukan olehorganisasi yang keanggotaannya berdasarkan pada para

penanam, yang memeriksa petani-petani yang menjadianggotanya, untuk memastikan dipenuhi standar-standar organik. Di beberapa negara, pemerintah yangmenjalankan sistem penerangannya4 , dan di beberapanegara yang lain, seperti Australia, pemerintahmemberikan verifikasi sebagai kelompok ketiga dariorganisasi-organisasi penerangan independen. Biaya diAustralia adalah sekitar $500 AUD per tahun, per usahatani. Seringkali juga kena pajak 0.5% dari hasilnya.Rencana penanam kecil lebih hemat biaya.

Lama kelamaan, pertanian organik dapatmenyampaikan beberapa hasil lingkungan hidup,perdagangan, dan sosial, yang bersifat positif. Perubahanstrategis ke pertanian organik di setiap negara perludijalankan bersama dengan kesadaran masyarakat yangmakin besar terhadap keuntungan dari dan dukunganbagi pertanian organik. Hubungan antara petani danpemakai, apakah itu bersifat lokal atau ekspor,seharusnya berencana jangka panjang dan bersifatbertanggung jawab. Di jangka panjang, kita berharap iniakan menyebabkan penentuan harga yang menghitungbiaya produksi petani, daripada biaya yang ditentukanoleh pasar dunia. Cara demikian akan menghasilkankeuntungan untuk petani-petani industri kecil, dankeadaan ekonomi yang sesuai yang akan membantumasyarakat pedesaan.

4. Pertentangan tentang GMO (Makanan yangdirubah secara genetik) dan produk-produk organik,dan menolak mitos-mitos dan alasan-alasanemosionil

Pertentangan seluruh dunia tentang perubahangenetik (Genetic Engineering- GE) dipimpin dari Eropakarena keprihatinan terhadap keamanan pertanianindustrial dititikberatkan oleh menjalarnya penyakit sapigila (Mad Cow Disease). Salah satu salah pengertianterhadap GE adalah bahwa kita perlu GE untukmenghasilkan cukup banyak makanan untuk seluruhdunia. Solusi sosial dan politik lebih mungkinmenghasilkan makanan yang cukup untuk seluruh duniadaripada teknologi produksi GE. Ada juga masalahkesehatan dan keamanan yang terus-menerus, danmasalah lingkungan hidup dengan kemungkinan gen-gen GE dapat pindah dari satu jenis ke jenis lain.Keprihatinan-keprihatinan yang lain termasuk tidakadanya pengujian bersifat jangka panjang, danpengenalan yang cepat dari tanaman-tanaman percobaandi lapangan, dan penyebaran umum tanpapemberitahuan tentang penanaman yang tepat. Standar-standar organik melarang pemakaian GE dan petani-petani organik dapat dicemarkan oleh berjalannyaserbuk.5 Banyak orang tidak percaya pada parapengembang teknologi yang dalam banyak kasusmemperkenalkan bahan kimia ke pertanian dankemudian mendesain revolusi hijau.

59 BAB 3 • EKONOMI

Kerusakan lingkungan hidup tidak hanyadiakibatkan oleh bencana alam saja (letusan gunungberapi, kekeringan, banjir, dll.) tetapi juga oleh perbuatanmanusia melalui kegiatan-kegiatannya, baik olehmasyarakat secara individu maupun kelompok,perusahaan-perusahaan dan kegiatan lainnya.

Pengelolaan sumberdaya alam yang tidak bijaksanadan tidak mengindahkan kaidah-kaidah pelestariansumber daya alam dan lingkungan hidup akan berakibatmenimbulkan dampak negatif terhadap lingkunganhidup itu sendiri yaitu berupa kerusakan lingkunganbaik di tempat berlangsungnya kegiatan maupun dilingkungan sekitar lokasi kegiatan.

Untuk memenuhi kebutuhan akan lahan usaha tani,petani peladang berpindah akan merambah hutan untukdijadikan lahan usaha taninya yang baru. Biasanya parapetani perambah hutan hanya bertahan antara 2 – 3tahun setelah itu tanah tersebut ditinggalkan danmerambah hutan berikutnya lagi, mereka tidakmengetahui teknik-teknik konservasi tanah dan air,selain itu dengan adanya usaha pembukaan lahan akansemakin memperburuk keadaan. Akibatnya tanahmenjadi tererosi, gundul dan tidak subur lagi.

Dengan meluasnya tanah gundul di kawasan hutan, akan mengakibatkan fungsi hutan sebagai penyimpandan penahan air itu akan makin berkurang bahkan lamakelamaan akan hilang sama sekali. Sebagai akibat akantimbul bencana alam seperti banjir, tanah longsor,kekeringan, hilangnya mata air dan lain-lain.

Kerusakan lingkungan juga timbul akibat kegiatanmanusia yang mengeksploitasi sumber daya alam untukmencari keuntungan yang semaksimal mungkin tanpamelakukan tindakan pelestarian lingkungannyamisalnya penambangan yang berlebihan, pembukaanhutan primer, pengelolaan lahan miring di daerahtangkapan air, kegiatan-kegiatan yang menimbulkanpencemaran lingkungan akibat limbah yang dihasilkan,dll.

Kerusakan lingkungan dapat terjadi akibatpenggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan.Pupuk yang terbawa oleh aliran air ke badan air(SUNGAI, WADUK) mengakibatkan bertambahsuburnya gulma-gulma air seperti Eceng Gondok yangberkembangbiak dalam jumlah yang besar yang akanmengakibatkan perairan tersebut kekurangan oksigensehingga akan mengganggu kehidupan biota air yangada didalamnya. Pencemaran oleh pestisida yangdiakibatkan oleh kegiatan pertanian yang menggunakanpestisida secara berlebihan juga akan mengakibatkanberkurangnya jumlah maupun jenis ikan yang hidup diperairan yang tercemar pestisida, karena pestisida inimerupakan racun. Beberapa ikan yang tahan/resistenterhadap pestisida karena adaptasi, sehingga sebenarnyaterjadi akumulasi logam berat yang akan sangatberbahaya jika dikonsumsi oleh manusia.

Introduksi atau pengenalan suatu varietas tanamanbaru di suatu areal usaha tani juga dapat pulamerupakan hal yang mengundang serangan hamatertentu, misalnya babi hutan, tikus di daerah bukaanbaru atau merupakan tanaman inang bagi hama tertentuyang menyerang tanaman yang sudah ada di areal usahatani.

Dampak lainnya yang dapat diakibatkan olehkegiatan bidang usaha pertanian misalnya:a. Penyakit yang timbul akibat limbah yang dihasilkan

oleh kondisi lingkungan yang tidak baik, dan;b. Kebisingan bagi penduduk /masyarakat yang tinggal

di daerah sekitar lokasi mesin-mesin penggilinganpadi,

c. Mesin las dari bengkel-bengkel pertanian dan pulamenimbulkan kecelakaan bagi pekerja bila tidakmenguasai sistem operasionalnya.

Mengamati perkembangan pertanian di TimorLorosa’e dan masalahnya bagaimana dapat memberimakan penduduk yang ± 800 ribu jiwa, maka pemikirankita sebagai pemerintah dan petani langsung tertujupada pertanian intensif yang harus menyediakan pupukbuatan/ anorganik dan pestisida pabrik dari berbagaiformula dan merk dagang yang begitu beragam. Seolah-olah tidak ada pilihan lainnya lagi. Benarkah pemikirandemikian yang selalu terjadi pada masyarakat kita ? Jikamemang demikian kita harus mencari akar penyebabsemua itu.

Sering tergambar dalam pemikiran kita secara tidaksadar jika tidak menggunakan pupuk buatan (organik)dan pestisida pabrik akan mengalami penurunan hasilatau bahkan kegagalan.

Petani harus dipacu dan berlomba meningkatkanproduksi secara maksimal dengan berbagai upaya yangditempuh dan tidak jarang menyimpang dari ketentuanteknis penggunaan pupuk buatan maupun pestisidapabrik. Para petani kurang menyadari dampak negatifyang timbul akibat pengurasan lahan dan adanyaketerbatasan daya dukung lahan.

Penerapan Pembangunan PertanianBerkelanjutan

Bagaimana mengatasi permasalahan diatas yangmerupakan lingkaran setan di dunia pertanian?

Pertama-tama jika kita ingin keluar dari lingkaransetan terlebih dahulu kita cari setannya. Sering kitamencari setannya di luar diri kita, padahal kalau kitamau jujur setan itu sering ada dalam pola pikir, polahidup dan cara bertindak diri kita sendiri.

Semua permasalahan diatas kita telusuri bersamapada gaya hidup kita yang cenderung bergaya modern,boros dan kurang berpikir jangka panjang, sikaphedonisme, pemujaan teknologi tinggi yang berlebihantanpa berpikir bahwa hidup yang layak perlu berdamaidengan alam, menjadikan alam sebagai sahabat dan

Pembangunan Pertanian Berkelanjutandi Timor Lorosa'e

Marcal Avelino XimenesDivisi Pertanian, ETTA

60 BAB 3 • EKONOMI

bukan hanya mengeksploitasi untuk sekedar memuaskanego kita. Tetapi bukan berarti kita musti terlena ke dalamromantisme alami/ natural yang cenderung alami secaraberlebihan dan takut mengusiknya atau mengelolanya.

Pertanian berkelanjutan atau sering disebut pertanianorganik/alami merupakan salah satu pilihan bijak dalammenyiasati pemenuhan kebutuhan pangan yangmendasarkan pada keselarasan dengan alam. Pertanianyang tanpa menggunakan pupuk buatan dan pestisidabuatan.

Permasalahan pembangunan pertanian berkelanjutanyang mendasar adalah bagaimana kita memandangciptaan Tuhan sebagai karunia yang harus kita jaga, kitarawat dan kita gunakan sebagai sarana untukmemudahkan kita dekat dengan Tuhan dan kembalimemuliakan-Nya. Maka di dalam penerapannya tanah/lahan bukan semata-mata dipandang sebagai tempatberproduksi dan harus dimanfaatkan serta dikurassehabis-habisnyanya , melainkan sebagai karunia tempatdimana kita dan generasi berikutnya menggantungkanhidup dan kehidupannya dari kemurahan alam tanpamenimbulkan kerusakan. Dalam bahasa populer biasadikatakan pertanian yang mengambil hasil namuntanah/lahan tetap tidak kehilangan kesuburannya danunsur-unsur alam lainnya tetap dalam kondisi idealuntuk mendukung kehidupan manusia.

Jadi seolah-olah kita sebagai manusia yangmengambil hasil dari lahan tanpa menguranginya,meminta tanpa memberi kembali, atau tanah/lahandigambarkan sebagai susu ibu yang tak habis ditetekibayi demi kelangsungan kehidupan generasi selanjutnya.

Tanah/lahan dipersonifikasikan sebagai payudaraibu yang selalu siap memberi air kehidupan bagi siBAYI yang lemah dan bayi tersebut merupakan simboldiri kita yang sebenarnya lemah dan sangat tergantungpada alam sekelilingnya.

Tugas kita semestinya adalah sebagai berikut:a.Memacu kemampuan alamiah sistem tanah-tanaman-

atmosfir dalam mengkonservasikan unsur-unsurlingkungan menjadi sesuatu yang berguna bagimanusia.

b.Melakukan adaptasi tanaman dan ternak padalingkungan hidup setempat lewat seleksi pemuliaan(Breeding) konvensional atau melalui rekayasa genetik.

c.Membangun kelembagaan yang mendukungrasionalisasi usaha tani, pemberian nilai tambah padahasil pertanian dan pelancaran pemasaran hasil usahatani.

d.Mendorong penggunaan pupuk organik di dalambudidaya pertanian dan menerapkan pengendalianterpadu terhadap organisme pengganggu tanamanpertanian.

Semua tindakan ini dimaksudkan untuk:a.Membatasi ketergantungan pada pertanian masukan

teknologi komersial seperti pestisida pabrik, pupukbuatan, subsidi dan kredit.

b.Membatasi usikan kegiatan atas lingkungan, berartimengurangi dampak negatif atas lingkungan.

c.Mengokohkan usaha tani sebagai matapencahariansebagian terbesar masyarakat kita di Timor Lorosa’e.

Keberhasilan dan dampak pertanian berkelanjutandapat terlihat jika tingkat kesadaran masyarakat taniterhadap lingkungan semakin bertambah.

Untuk itu diperlukan penyadaran terus-menerus,kerja keras, berbagi pengalaman, menjalin kemitraandengan semua pihak yang peduli pada lingkungan demigenerasi berikutnya dan bukan hanya terbatas padapemenuhan perut kita sekarang saja.

Dan yang lebih penting adalah kemauan politik danniat baik pemerintah yang memberi kebebasan penuhbagi petani untuk mengelola pertaniannya denganpilihan yang semakin beragam.

Dalam pertanian berkelanjutan dibutuhkan kemauandan kekuatan moral yang tinggi untuk melihatpermasalahan lingkungan sebagai masalah transedentalyang harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan.

Kita harus buktikan kepada anak cucu kita, bahwakita bukan generasi perusak dan penikmat saja, namunmerupakan generasi yang meniapkan kehidupangenerasi mendatang dengan lebih baik dan bijak sehinggaharkat, martabat dan citra manusia terutama generasimendatang mendekati citra Sang Pencipta.

Semoga!

PendahuluanProyek Swasembada Ekonomi adalah proyeknya

Raja Thailand. Self-Sufficient atau swasembada ataukecukupan diri berarti pemenuhan makanan dalamhidup normal dan hidup tergantung pada diri sendiri.Sebagian besar penduduk Thailand adalah petanidengan posisi sebagai petani miskin.

Masalah yang selalu terjadi adalah kerusakan hutandan kesejahteraan sosial. Sebagian besar disebabkan oleh

MEMBANGUN SWASEMBADA EKONOMI

Gil Rangel da Cruz and Fernando SalsinhaProyek Thai Battalion bekerja sama dengan Divisi Penghasilan Tanaman,

Departemen Pertanian, ETTA

kemiskinan dan kekurangan makanan. Jadipermasalahan ini, membuat penduduk pindah ke kotauntuk mencari pekerjaan dan penebangan hutan.

Proyek swasembada ekonomi sangat membantuuntuk memperbaiki kemiskinan, karena orang dapatmenghasilkan makanan bagi mereka sendiri yang manadapat membuat hidup lebih baik dan persoalankemiskinan dapat dikurangi.

61 BAB 3 • EKONOMI

Untuk model E.M. Proyek mempunyai 4(empat) kegiatan utama sebagai berikut:

1. Reduksi/penekanan harga produksi padi, tanaman,palawija dan hortikultura lain menggunakan

Efektif Mikroorganisme (EM)Alasan mengapa kami melakukan proyek ini karena

kebanyakan masyarakat adalah petani dan buruh tani.Jadi dapat menolong masyarakat itu, artinya kamimenolong untuk merubah/memperbaiki ekonomi,sosial dan lingkungan TL. Biasanya merekamenggunakan pupuk kimia dan bahan beracun untukmenekan pertumbuhan gulma yang manamembutuhkan biaya yang banyak setiap tahun. Untukmemacu proyek ini kami menyarankan kepada petaniuntuk menerapkan sistem pertanian alami (naturalagriculture) dengan menggunakan microorganisme danbahan-bahan alami untuk membuat pupuk. Sejak kamimenjalankan proyek ini, kami dapat menekan biayaproduksi dan meningkatkan penghasilan petani.

2. Budidaya Ikan dan Katak dalam Kolam PlastikUkuran Kecil

Karena kualitas tanah yang tidak dapat menahan air,jadi kita dapat menggunakan lembaran plastik padakolam sebelum budidaya ikan dan katak. Untukmakanan ikan dan katak, kami menyarankan untukmenggunakan bahan berupa sisa makanan atau bahanmasakan dan rayap (termites). Dalam hal menggunakanrayap dapat mencegah masyarakat untuk membakarhutan karena dapat dipunggut dari hutan atau sisa kayuyang telah lapuk.

3. Menanam Tanaman Sayuran disekitar Kolam Ikandan Sepanjang Pagar

Seperti kita sebutkan sebelumnya bagaimanamenggunakan air yang cukup menguntungkan, jadikami menyarankan pada penduduk setempat untukmenanam tanaman sayuran disekitar kolam dansepanjang pagar dengan menggunakan air dari kolamuntuk menyiram tanaman. Karena air dalam kolam ikanmempunyai makanan yang cukup untuk menyuburkantanaman lebih cepat tumbuh dan membantu rotasi airdari kolam tersebut.

4. Budidaya Ayam Kampung dengan MenggunakanRayap (Termites=English, Mirain=Tetun)

Budidaya ayam kampung pada umumnya sepertibiasa, jadi mereka dapat menekan biaya makanan. Kamimenyarankan dan memperkenalkan kepada penduduksetempat untuk menumbuhkan rayap (termites) sebagaimakanan tambahan untuk ayam. Secara sederhanadilakukan dengan jalan menggali lubang, letak batangkayu kering, daun, rumput dibawahnya dan menutupidengan karung goni, dan siram dengam larutan EM.Setelah dibiarkan antara 3 – 5 hari Rayap (termites) akantumbuh. Membuat banyak lubang dan lakukanpergiliran setiap lubang sebagai sumber makanan, ituakan menekan biaya makanan ayam. Dan karena Rayapmempunyai kandungan protein yang tinggi, jadi ketikaayam memakan rayap itu akan membuat ayam sehat.

Apakah EM itu?EM adalah bakteria yang baik atau bermanfaat.

Biasanya di alam terdapat banyak bakteri dalam tanah,air, dan udara. Kehidupan bakteri tidak dapat dilihatdengan mata manusia, kita dapat melihat denganmenggunakan mikroskop. Bakteri dapat menguraikanbahan organik, ketika bakteri menguraikan bahanorganik itu akan memberi makanan dan energi yangbermanfaat untuk tanaman dan ternak.

Kita dapat membagi bakteri dalam dua group, yaitu:1. Bakteri aerobic, dan 2. Bakteri an aerobic. Untuk keduagrup ini dapat dibagi lagi menjadi tiga (3) tipe: 1. Bakteribaik; 2. Bakteri netral; dan 3. Bakteri jelek. Bakteri netralmempunyai 80 % dari total bakteri. Salahsatu bakteribaik atau jelek memiliki aktivitas masing-masing, danbakteri netral akan mendukung atau merusak aktivitassalahsatunya.

Sebagai microorganisme, memerlukan makanan.Seluruh bahan organik merupakan makanan E.M.

Pada kesempatan pertama, diberikan makanan yangmengandung gula/manis sperti molases (residu gulahasil dari pengolahan tebu menjadi gula pasir), juicejeruk dan air kelapa, bahkan dapat menggunakan airhasil cucian beras dan urine.

Aplikasi EMCara Memperbanyak E.M.dari Larutan Asli.Dengan mencampuri sedikit EM asli dengan air

bersih, molases, juice jeruk, air kelapa, air cucian beras,atau urine, dan simpan di tempat teduh, setelah 3 hari,campuran EM tersebut sudah seperti EM asli.

Sifat EM• E.M yang baik yaitu larutannya berwarna coklat, bau

harum, dan• Jika EM dituangkan ke dalam air, akan menguraikan

sampah dalam air dan menjaga kebersihan air.• Jika kita menyemprotkan EM untuk tanaman, EM akan

menguraikan bahan organik di dalam tanah danmemberikan makanan dengan energi yang bergunauntuk tanaman.

• Jika berikan untuk ternak, maka EM akan membantupencernaan ternak dan ternak dapat tumbuh dengancepat dan sehat.

• Jika semprot EM pada sampah, EM akan mengurai/membuat bakteri yang busuk dan memberi rasa sedap.

KesimpulanModel Proyek ini telah berhasil dikembangkan di

Thailand dan dapat membantu penduduk Thailandcukup banyak dalam hal swasembada makanan danekonomi. Salah satu indikasi keberhasilan kegiatandengan menggunakan EM (pupuk EM) adalah dapatmeningkatkan produksi padi (jerami dan bulir lebihbesar serta selalu nampak hijau sampai saat panen) dantanaman lainnya. Dengan menggunakan bantuan EMjuga dapat mereduksi biaya produksi padi dari 3,000Thai Baht/hektar menjadi 240 Thai Baht/hektar (AUD$128 sampai AUD $10 per hektar) dengan kenaikanproduksi 2,400 kg/hektar.

62 BAB 3 • EKONOMI

Hampir seluruh Timor Lorosa’e dikelilingi lautkecuali batasan-batasan darat dengan Nusa TenggaraTimur. Tidak seperti batasan-batasan darat, batasan-batasan laut masih sangat tidak tentu. Sampai sekarang,Timor Lorosa’e, di bawah perintah PBB, belummenentukan Batasan Pemancingan Eksklusifnya.

Dengan garis pantai berjumlah 656.6 kilometer, dansebagian besar pantai dekat dengan Indonesia, timbulmasalah dengan kegiatan pemancingan orang Indonesiayang mempunyai pengaruh buruk terhadap sumber-sumber ikan, lingkungan laut, dan kesejahteraanekonomi Timor Lorosa’e.

Masalah penentuan Batasan Pemancingan TimorLorosa’e akan dititikberatkan oleh rekan saya, RichardMounsey, di lokakarya nanti sore. Di sesi ini, saya akanmembicarakan kegiatan pemancingan nelayan lautberskala kecil, dan nelayan sungai.

Pada tahun 1999, sebelum kerusuhan, kira-kira 20 000orang Timor Lorosa’e bekerja di industri makanan laut.Pemancingan laut menghasilkan kira-kira 2600 ton, dansekitar 3 juta dolar US per tahun.

Pada waktu yang sama, ada sekitar enam tempatpenetasan ikan di daerah pegunungan di Timor Lorosa’e,yang menyediakan ikan gurame ke masyarakat desa disetiap pelosok Timor Lorosa’e.

Petani-petani lokal memelihara ikannya, yangdikenal sebagai Ikan Mas, untuk menambah jumlahprotein yang dimakan keluarganya. Data tentangberatnya ikannya, dan jumlah yang dimakan masihkurang, tetapi laporan dari masyarakat desamenunjukkan bahwa mereka sedang mengalamikekurangan protein, karena tidak lagi disediakan denganikan mas.

Dilihat dari segi lingkungan hidup, dikirakan bahwakolam-kolam ikan tidak mempengaruhi lingkunganhidup di sekitarnya.

Tempat penetasan ditampung di tempat tertutup danair yang sudah digunakan didaur ulang untukpemakaian pertanian.

Walaupun usaha penetasan ikan tersebut tidakmenghasilkan banyak uang, tetapi mengambil peranbesar dalam mempertahankan kesehatan masyarakatpertanian. Oleh karena itu, petani-petani yang sehat bisabekerja lebih keras, dan menghasilkan lebih banyakuang.

Sayangnya, pada bulan September 1999, militiamerusak semua tempat penetasan, dan persediaan ikanmas berhenti.

Sekarang ada lagi beberapa pengusaha kecil yangmenumbuhkan ikan mas. Jumlah yang disediakan olehmereka masih sangat sedikit daripada yang dibutuhkan.

Strategi Pelayanan Perikanan dan Kelautan (FMES)adalah untuk memperbaiki dan menjalankan lagi duatempat penetasan bekas milik pemerintah, di Same danViqueque. Pekerjaan ini baru mulai. Anggaran Perikanankami tidak cukup untuk memperbaiki dan menjalankan

Pengaruh Nelayan Kecil terhadap Ekonomidan Lingkungan Hidup

Abilio Da Fonseca Pelayanan Perikanan dan Kelautan (FMES), ETTA

tempat penetasan pemerintah yang lain, tapi kami akanmendukung lembaga apapun yang bersedia membantukami dalam hal ini.

Program jangka panjang adalah untukmenswastakan semua tempat penetasan bekaspemerintah karena selama penjajahan Indonesia, semuatempat penetasan pemerintah rugi, sementara tempatpenetasan swasta untung.

Di daerah pesisir, masyarakat desa lebihmengandalkan ikan laut. Tetapi pada bulan September1999, militia merusak 90% dari industri makanan laut.Sampan, mesin, jala, tali pancing, dan perangkapdikumpulkan dan dibakar semua. Industri makanan lautsama sekali hancur.

Tim dari Bank Dunia tidak melihat perlunya untukmemulihkan industri perikanan, baik industri perikanandarat (kolam ikan), maupun laut. Anggaran ETTA untukprogram ini berjumlah $50 000, tetapi belum bisa diakseskarena masalah birokrasi. Tanpa bantuan dari lembaga-lembaga penolong seperti AUSAid dan ICEIDA, bantuandari Dili District atau Timor Aid, hampir tidak mungkinindustri makanan laut dapat mulai jalan lagi. Tentu saja,yang paling bertanggung jawab atas berjalannya prosespemulihan industrinya, adalah pekerja makanan lautnyasendiri.

Dengan pemulihan kembali beberapa sektor, adabeberapa masalah yang mulai muncul. Senjata-senjatayang ditinggalkan militia berarti bahwa pembomankarang laut menjadi masalah besar. Walaupun sudahberkurang kejadiannya sekarang, tetapi kadang masihterjadi. Sebagian besar pemboman tersebut dilakukanoleh pemancing Indonesia.

Dengan keinginan kuat untuk membantu, beberapaorganisasi mengimpor jala untuk membantu pemancing-pemancing. Banyak dari jala-jala tersebut tidak cocok,dan mungkin dapat menyebabkan pemancingankelebihan dari ikan-ikan yang masih terlalu kecil.

Masalah yang paling besar sekarang yang dihadapisumber-sumber ikan di daerah pesisir, masalah potensipemancingan yang berlebihan di daerah Dili. Dilimerupakan tempat di mana kita bisa mencari uangbanyak. Sebagian besar nelayan tidak mempunyai akseske kendaraan atau es, maka mereka datang ke Dili untukmemancing.

Nilai ikan di daerah pesisir yang terjangkau oleharmada sampan mungkin akan tetap sekitar 3 juta dolarUS per tahun, apabila dikelola dengan baik.

Seharusnya tidak boleh ada usaha untukmeningkatkan jumlah penangkapan ikan lebih darijumlah tahun 1998. Peningkatan dalam jumlahtangkapan mungkin akan menyebabkan gagalnyaindustri perikanan. Gagalnya tidak hanya akanmenyebabkan kesulitan ekonomi untuk masyarakatpemancing, tetapi juga akan menyebabkanpengangguran dan masalah-masalah kesehatan.

Strategi Pelayanan Lingkungan Hidup Pemancingan

63 BAB 3 • EKONOMI

dan Kelautan untuk pemancingan di daerah pesisirbertujuan mencari dana untuk pemantauan persediaanikan dan untuk mendirikan jaringan pasar yangmengurangi hasil yang terbuang, di daerah pantai utara.Jaringan-jaringan tersebut harus menggunakan danadari Hera Ice Works dan Peralatan Pemancingan Cinaapabila kita ingin berhasil dalam usaha kita untukmengangkut ikan yang lebih murah dari luar Dili,

supaya tidak begitu banyak orang yang datang ke Dilikhusus untuk memancing.

Rancangan strategi tersebut sedang disiapkan olehFMES, untuk disetujui Kabinet.

Akan tetapi, usaha-usaha kita yang dibahas dalammakalah ini tidak akan bisa berhasil tanpa dukunganinternasional dan dukungan finansial.

Selama pendudukan Indonesia di Timor Lorosa’e,tempat-tempat perikanan yang dikelola olehpemerintahan lokal relatif kecil. Seratus enam puluhpegawai perikanan mengelola perairan di pedalamandan tempat di sekeliling perairan kecil pantai. Nilaipenangkapan ikan tidak pernah melebihi 3 juta USD,dan semua operasi perikanan selalu merugi.

Setelah kekerasan pada bulan September 1999 yangdiikuti dengan pendirian UNTAET, status perundang-undangan yang memerintah perairan di sekeliling TimorLorosa’e menjadi tidak jelas dan sampai sekarang tetaptidak jelas. Sebelum masa tersebut, Timor Lorosa’ediperintah sebagai salah satu propinsi Indonesia (TimorTimur) dan karenanya masalah kelautan memakaiundang-undang yang sama seperti propinsi-propinsiIndonesia yang lain. Sekarang Timor Lorosa’e harusmenentukan identitasnya dengan menentukan batasanlaut yang sebenarnya yang dimilikinya, danmengembangkan undang-undang yang sesuai untukpengelolaan dan penguasaan industri-industrikelautannya. Dengan demikian, harus mulai adaperbincangan antara Timor Lorosa’e, Australia,Indonesia, dan Badan Pengelolaan Kelautan PBB.

Dengan bantuan dari badan donor untukmenentukan Batasan Pemancingan Eksklusif (EFZ)Timor Lorosa’e yang sebenarnya, Timor Lorosa’e dapatdengan cepat menentukan EFZnya. Perkiraanpertambahan tempat-tempat perikanan yang resmiadalah kira-kira 33 kali lipat dari masa lalu, danpenguasaan lautan lepas pantai akan menjadi tanggungjawab nasional. Nilai penangkapan tahunan, di daerahyang sudah diperluas tersebut, diperkirakan 5 sampai10 kali lebih tinggi daripada sumber-sumber pedalaman.Perkiraan tersebut berdasarkan 25% dari penangkapanyang sekarang diperkirakan diambil dari daerah tersebutoleh Indonesia.

Perkiraan tersebut dihitung berdasarkan pada jumlahkapal yang pada saat ini beroperasi tepat di dan di sekitarPantai Sahul di selatan Timor Lorosa’e. Pada bulanSeptember tahun lalu saya sendiri menghitung 187 kapaldi daerah tersebut. Informasi dari Australia terhadappenangkapan kapal asing di daerah tersebut memberikita pengetahuan terhadap jumlah ikan yang ditangkap.

Kebanyakan kapal di Pantai Sahul adalah kapal kail,tali pancing, dan perangkap yang beroperasi di kawanan

Pengaruh terhadap Ekonomi dan Lingkungan Hidup Disebabkanoleh Pemancingan Lepas Pantai

Richard Mounsey Pelayanan Perikanan dan Kelautan (FMES), ETTA

di tingkat air sekitar 100 meter. Akan tetapi pada bulanOktober 1999, setelah kekerasan di Timor Lorosa’e,Indonesia membuka daerah tersebut supaya dapatdigunakan untuk menjaring ikan. Sekitar 7 kapal scampibesar sekarang secara teratur beroperasi di kedalamandi antara 200 dan 450 meter di utara dari Pantai Sahul.Sebagian dari kapal jaring ikan yang dimiliki Indiatersebut pernah juga mengapalkan penangkapan yangdidapat dari selatan Betano, lewat pelabuhan Dili. Ikanscampi yang harganya lebih dari 2 juta USD dikapalkandalam enam bulan terakhir tahun lalu.

Selain dari tujuh kapal scampi, ada sekitar 130 kapaljaring ikan ‘stern’ yang diperbolehkan beroperasi ditempat tersebut. Keadaan tersebut sangat menguatirkan.

Kebanyakan ikan yang sudah tertangkap di PantaiSahul adalah dari jenis ikan snapper, emperor, dan cod.

Jumlah besar kapal kail, tali pancing dan perangkapyang beroperasi di Pantai Sahul kemungkinan akanberkurang jumlah ikan yang ada di tempat tersebutdalam skala besar, tetapi kebaikannya, operasi tersebutbiasanya tidak merusak tempat tinggal ikan. Akan tetapi,apabila kapal penjaring ikan tersebut mulai beroperasidi perairan yang lebih dangkal, ada kemungkinanlingkungan tempat hidup cod dan snapper, karang danbunga karang yang mudah rusak akan hilang selamanya.Cukup banyak bukti menunjukkan hasil-hasil yangburuk sekali terjadi pada tahun 70-an dari penjaringanikan yang tidak dikendalikan di daerah perikanan baratdaya Australia. Tempat tersebut dekat sekali dengandaerah perikanan yang sedang kita bicarakan.

Pantai Sahul, tempat perikanan yang bernilai jutaandolar, harus segera dilindungi!

Sayangnya, Timor Lorosa’e belum menentukanBatasan Pemancingan Eksklusifnya, dan sebelumditentukan, tidak banyak yang dapat dilakukan dalammengambil tindakan untuk menlindungi tempattersebut.

Persediaan ikan di Pantai Sahul di dalam dan di luardaerah yang dikenal sebagai Tempat Perbatasan KerjaSama Celah Timor, dapat ditingkatkan atau diancam olehpengeboran oli dan gas bumi. Dua tempat pengeboransudah beroperasi di daerah yang akan menjadi bagiandari Perbatasan Pemancingan Eksklusif Timor Lorosa’e,dan lebih banyak lagi direncanakan. Untuk alasankeamanan, semua operasi pengeboran dan pemompaan

64 BAB 3 • EKONOMI

memerlukan batasan daerah terlarang di sekitarnya. Halini ditambah dengan masalah pipa bawah laut yangdirencanakan untuk sampai ke Darwin, akanmenyebabkan masalah untuk industri perikanan danmenambah kekuatiran terhadap kecelakaan lingkunganhidup. Di sisi lain, tempat pengeboran dan pemompaanakan berperan sebagai batu karang palsu, dan menjaditempat kediaman ikan, yang akan berperan pentinguntuk kesejahteraan ikan-ikannya.

Lebih dekat lagi ke Timor Lorosa’e terletak ParitTimor (Timor Trench). Isi Parit Timor ini belum diketahuidan merupakan bahan penelitian yang menarik. Isi dekatpermukaan air sudah diketahui. Ikan tongkol siripkuning, ikan tongkol bermata besar, ikan pedang,‘marlin’, hiu, ‘makarel’, ‘skipjack’ dan ikan terbang,semuanya ada, dan terkadang dalam jumlah besar.Sebagian dari jenis-jenis ikan tersebut sangat berharga,dan karenanya dipancing terus oleh kapal-kapal asing.

Kedua tempat tersebut berkapasitas mendukungindustri ekspor yang berarti bagi Timor Lorosa’e, danperlu ditentukan, diumumkan dan dikelola secepatmungkin.

Akan tetapi, tidak ada industri perikanan yang dapatdikelola atau digunakan secara efektif apabilapemerintahan dan pegawai-pegawai industrinya tidak

tahu akan komposisi sumber daya dan jumlahpenangkapan yang bersifat berkelanjutan. Apabila TimorLorosa’e ingin memaksimalkan hasil-hasil lautannya,maka dengan cepat dia harus tahu akan jumlah hasilpenangkapan ikan yang dapat dicapai secaraberkelanjutan. Proses tersebut akan makan waktu lebihdari satu tahun, dan akan merupakan bagian darikegiatan pemerintah dalam jangka pendek dan dalamjangka panjang apabila Batasan Pemancingan Eksklusifsudah diumumkan, dan dana untuk mendukungpenelitian yang diperlukan sudah dicari.

Sebagai kesimpulan, suatu hal yang menarik adalahbahwa masyarakat pantai di Timor Lorosa’e sudah lamamengandalkan hasil-hasil laut. Bertentangan denganpendapat sebagian orang, banyak orang lokalberketrampilan sebagai pemancing. Sedikitnya ada 100nelayan muda yang sudah berpengalaman memancingdi laut lepas di Lautan Pasifik, Lautan Selatan, danLautan Indonesia. Sedangkan di Pulau Atauro, kebiasaanmemancing jauh dari tempat tinggal masih terusberlangsung sampai sekarang.

Sayangnya, kita akan membutuhkan lebih daripemancing yang trampil untuk mengembangkan danmengelola sumber-sumber laut lepas pantai.

65 BAB 3 • EKONOMI

• Walaupun sumber-sumber ikan memang penting untukpembangunan kembali Timor Lorosa’e dan pemberiankesempatan kepada masyarakat untuk meningkatkankualitas hidupnya, tetapi cita-cita tersebut hanya dapattercapai apabila pengembangan industri

• Sektor-sektor industri perikanan utama termasukindustri perikanan untuk bertahan hidup saja,komersial, industrial, “aquaculture”, dan rekreasi.

•Masyarakat merupakan intisari dari setiap bentukpembangunan berkelanjutan, yang perlu diiringi dengankemajuan ekonomi dan pengurangan dalamketidakadilan etnik dan sosial.

•Masyarakat harus terlibat dalam pengambilan keputusandalam kegiatan-kegiatan pengembangan industriperikanan, supaya berkelanjutan.

•Tempat pengembangan industri perikanan sangatpenting, karena pembangunan berkelanjutan sangattergantung pada sumber-sumber alam dan ciri-cirilingkungan hidup yang saling terkait.

•Sumber-sumber alam dapat dikatakan berkelanjutan,tetapi sumber-sumber tersebut seharusnya tidakdibiarkan berkurang kualitasnya sebagai akibat daripenggunaannya.

•Industri perikananberkelanjutan bila “tingkatpemancingan tidak mengurangi kapasitas tempatperikanan untuk menghasilkan jumlah ikan yang samaterus-menerus” (NMFS dan NOAA 1997:5)

•Pembangunan berkelanjutan harus menggunakantingkat-tingkat produksi, metode-metode, danteknologi-teknologi yang dimengerti oleh orang-orangyang terlibat.

• Pembangunan berkelanjutan membutuhkan kapasitasuntuk menggerakkan sumber-sumber sosial, politik, danekonomi bagi tingkat masyarakat yang dirugikan.

• Masalah-masalah industri perikanan yang berkelanjutandisebabkan oleh faktor-faktor yang terkait dengan teoridan pendekatan pembangunan yang tidak cocok, carahidup yang berbeda-beda, bantuan pembangunan yangtidak efisien, dan pengaruh dari berbagai budaya yangberbeda-beda.

Pengembangan Industri Perikanan yang BerkelanjutanJoeli Veitayaki

Program Studi Kelautan, Universitas South Pasifik Selatan, Fiji

• Sumber-sumber dan modal yang terbatas, dan sumberdaya manusia yang tidak terlatih secara penuh,menyebabkan beberapa kesalahan pembangunan yangbersifat merusak.

• Proyek-proyek seharusnya diubah supaya tidak bersifat“dari atas ke bawah”, dan tidak bersifat pendekatan dariluar.

• Keterlibatan masyarakat di berbagai distrik di TimorLorosa’e dalam beberapa proyek pembangunan yangberbeda-beda, seharusnya berdasarkan ketepatgunaanuang, serta berdasarkan syarat-syarat obyektif yang lain.

• Pembangunan berkelanjutan membutuhkan rancanganyang terpadu dan yang dikoordinir secara hati-hati,dalam suatu proses yang mengikutsertakan semuapihak-pihak yang berkepentingan.

• Sebuah “Badan Pembangunan Berkelanjutan” (SDA)yang mandiri seharusnya mengawasi pelaksanaanproyek-proyek dan pengenalan proyek-proyekpembangunan.

• Orang-orang yang terlibat dalam proyek-proyekpembangunan industri perikanan seharusnya diberikanpelatihan mendalam dan kegiatan-kegiatan lanjutan,untuk memperdalam pengetahuan barunya.

• Kegiatan-kegiatan pembangunan berkelanjutanseharusnya melibatkan orang-orang yang sudah siapuntuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan pembangunan.

• Bantuan dari pemerintah harus digunakan untukmenyediakan infrastruktur dan kelembagaan yangcocok.

• Keterlibatan sektor swasta harus dipromosikan danditekankan.

• Sistem pembiayaan yang baru harus diperkenalkanuntuk menghindar dari pengenalan proyek-proyek yangbersifat sepihak, dan penekanan pada periodepembiayaan.

• Perubahan-perubahan yang diajukan di sini sangat idealuntuk periode rekonstruksi di Timor Lorosa’e ini karenapendekatan-pendekatan yang agak sulit untukdilaksanakan dalam keadaan biasa dapat dengan mudahdilaksanakan dengan keadaan di Timor Lorosa’esekarang.

Walaupun sumber-sumber perikanan di Timor Lorosa’e dapat digunakan untuk membantu usaha-usaha rekonstruksi,dan memberikan kepada masyarakat kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidupnya, cita-cita tersebut hanya dapattercapai apabila sumber-sumber perikanan digunakan secara berkelanjutan. Industri perikanan yang berkelanjutanmengharuskan bahwa pengembangan sumber-sumber perikanan dijalankan dengan cara yang berbeda dengan kebiasaandi komunitas daerah pantai. Metode-metode baru harus menggunakan semua informasi yang tersedia untuk meyelesaikanmasalah-masalah di bidang pengembangan industri perikanan, dan mengusulkan pendekatan, kebijakan-kebijakan, danstrategi-strategi baru. Komponen-komponen pengembangan industri perikanan yang berkelanjutan yang akandiutamakan dalam makalah ini termasuk masyarakat dan kegiatan-kegiatan masyarakat; tempat tinggal masyarakat,dan sumber-sumber alam yang tersedia digunakan oleh mereka; tingkat teknologi; cara produksi; dan lembaga-lembagayang diperlukan.

Sekarang merupakan waktu yang cocok untuk melaksanakan pembangunan industri perikanan yang berkelanjutandi Timor Lorosa’e. Periode rekonstruksi ini melambangkan permulaan baru dalam pelaksanaan ide-ide yang lebih seringdibicarakan tetapi dengan lamban dilaksanakan di bidang pengembangan industri perikanan. Beberapa tema yangdiajukan termasuk keterlibatan masyarakat, berkelanjutannya proyek-proyek pembangunan, pemeliharaan persediaanikan yang sehat, pengajuan “aquaculture” sebagai alternatif untuk tempat perikanan penangkapan, pengajuan tempat-tempat terlindung, dan penekanan pada pentingnya pemeliharaan dan pemasaran ikan setelah dikembangbiakkan.

66 BAB 3 • EKONOMI

PendahuluanSebagai negara baru, kita mempunyai manfaat belajar

dari kesalahan negara-negara lain terhadapkegagalannya melindungi lingkungan hidupnya darieksploitasi pertambangan. Kita harus belajar daripengalaman mereka supaya mencegah kerusakanlingkungan hidup yang sangat mahal. Pada bulan Meitahun 2000, dalam Konferensi Pembangunan di Tibardisarankan bahwa Timor Lorosa’e memakai teknologipertambangan yang ramah terhadap lingkungan hidup.Saran tersebut merupakan indikasi yang positif bahwamasyarakat Timor Lorosa’e sadar akan masalah-masalahyang berhubungan dengan pertambangan danlingkungan hidup. Masalah pertambangan yangberkelanjutan di Timor Lorosa’e harus diselesaikansekarang, supaya meningkatkan kesadaran masyarakat.Mudah-mudahan kesadaran mengenai pertambanganyang berkelanjutan akan mendorong pelaksanaan prosespelatihan spesifik orang-orang Timor Lorosa’e di bidangpertambangan berkelanjutan, sebelum dimulainyaeksploitasi pertambangan.

Adakah industri pertambangan di Timor Lorosa’e?

Menjawab pertanyaan ini, kita harus melihat sejaraheksplorasi geologi di Timor Lorosa’e. Secara geologi,masih banyak yang harus dilakukan supaya kita tahuakan potensi sepenuhnya industri pertambangan TimorLorosa’e, tidak termasuk Celah Timor atau kegiatanpertambangan lepas pantai yang lain. Angka-angkamenunjukkan keberadaan minyak bumi, gas, emas,perak, khrom, betonite, tanah liat, batu pasir, marmer,basal, dan silika antara lain, di daratan Timor Lorosa’e.Pemanfaatan sumber-sumber tersebut hanya dapatterjadi dengan proses pertambangan.

Apa yang harus dipertimbangkan sebelummemulai proses pertambangan di Timor

Lorosa’e?Sebelum mengijinkan pengambilan apa pun dari

tanah Timor Lorosa’e, kita harus mempertimbangkandampak ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup.Keanekaragaman lingkungan hidup, demografis, sukudan bahasa di Timor Lorosa’e berarti pertambangan yangbersifat berkelanjutan merupakan tantangan besarterhadap dampak pertambangan terhadap lingkunganhidup.

Ekonomi- Terhadap masalah ekonomi, kita harusmempertimbangkan kesehatan ekonomi negara TimorLorosa’e, serta mempertimbangkan proses peningkatankualitas ekonomi di Timor Lorosa’e yang lebih ramahterhadap lingkungan. Kita harus memaksimalkanpemanfaatan sumber-sumber pertambangan supaya

Timor Lorosa’e: Pertambangan, IndustriPenghasil Bahan-Bahan Baku

Alfredo PiresCNRT- Komisi Sumber Pertambangan dan Energi

meningkatkan penghasilan dan pekerjaan.Sosial- Peningkatan kekayaan dan penghasilan yang

cepat dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalammasyarakat yang berhubungan secara erat. Bahkan,penghasilan yang lebih tinggi akan menarik petani daripekerjaan tradisionalnya. Kita juga harusmempertimbangkan banyaknya tenaga kerja asing yangmempunyai nilai-nilai sosial yang berbeda.

Budaya- Terdapat berbagai tempat keramat/tradisional yang nilai budayanya sangat tinggi, yanglebih baik tidak diganggu. Terdapat juga beberapatempat yang harus dihormati kesuciannya karenamerupakan tempat kejadian pembunuhan besar-besar.Kadang tempat keramat dapat menghalangi proyekpertambangan yang sangat menguntungkan.

Lingkungan Hidup - Bolehkah kita tetapmenjalankan suatu proyek pertambangan walaupun adakemungkinan bahan-bahan kimia yang berbahaya akandilepaskan ke saluran air? Bolehkah kita melaksanakanproyek pertambangan di daerah pegunungan hanyakarena ditemukan marmar di gunung tersebut?Pertambangan di Timor Lorosa’e merupakanpencaharian keseimbangan yang paling tepat antarafaktor-faktor ekonomi, sosial, budaya dan lingkunganhidup.

Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL)Analisa Dampak Lingkingan yang baik

membutuhkan proses penelitian dan pengumpulan datayang terinci. Proses tersebut menuntut biaya banyak danmakan banyak waktu. Proses tersebut seharusnyamenentukan harapan-harapan masyarakat terhadapperlindungan dan pelestarian lingkungan hidup, danharapan-harapan tersebut harusnya dimasukkan keAMDAL. Kita juga harus mempertimbangkankebutuhan-kebutuhan kita akan persediaan sumber-sumber alam, dan harapan-harapan kita akanlingkungan yang bersih, sehat dan nyaman. Garis-GarisPedoman AMDAL dan pelestarian lingkungan hidupterhadap eksplorasi pertambangan seharusnyamempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

Garis Pedoman untuk Persiapan Analisa DampakLingkungan (ADL)•Gambaran lingkungan hidup•Ciri-ciri khas•Gambaran terinci usulan•Pertimbangan pilihan/jalan lain•Penilaian dampak-dampak dan rencana pencegahan

untuk mencegah atau mengurangi dampak-dampaktersebut.

•Keperluan untuk setidak-tidaknya dua rencana,Rencana Tempat- skala 1:25 000, dan Rencana

67 BAB 3 • EKONOMI

Pertambangan- skala 1:2000.Garis Pedoman untuk Pelestarian LingkunganHidup terhadap Eksplorasi Pertambangan• Proyek kerja awal• Eksplorasi peninjauan• Kegiatan pengeboran• Peninjauan tempat-tempat pertambangan yang lain• Tempat pertambangan yang ditinggalkan• Hubungan dengan masyarakat setempat

Pelatihan Pelestarian Lingkungan Hidup terhadapProyek Pertambangan di Timor Lorosa’e.

Seperti sudah dinyatakan, ada kemungkinan akandilaksanakan proyek pertambangan di Timor Lorosa’e,barangkali pertambangan marmer, minyak bumi, danemas. Maka kita harus memberikan pelatihan spesifikuntuk orang-orang Timor Lorosa’e di bidang pelestarian

lingkungan hidup terhadap proyek-proyekpertambangan tersebut.

KesimpulanKita berharap strategi-strategi pertambangan Timor

Lorosa’e di masa depan akan meliputi model-modelpembangunan berkelanjutan yang mempertimbangkanmasalah ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan hidup.

Pertambangan di Timor Lorosa’e harusmementingkan kesejahteraan masyarakat TimorLorosa’e, serta penghargaan terhadap lingkungan hidup.Pertambangan seharusnya tidak pernah dianggap hanyasebagai cara untuk meningkatkan kualitasperekonomian negara. Suatu proyek pertambangan yangdianggap tidak berkelanjutan seharusnya tidak diijinkanterus berjalan.

Pertambangan dan Lingkungan HidupIgor O’Neill

Mineral Policy Institute (Institute Kebijakan Pertambangan)

Keuntungan-keuntungan yang menyebabkan proyekpertambangan dan minyak terlihat menarik bagipemerintahan dan masyarakat termasuk: pembayaranhonorarium; pajak yang dipotong dari keuntunganperusahaan; kesempatan-kesempatan pekerjaan; dankemandirian dalam pembuatan energi.

Akan tetapi, keuntungan-keuntungan ekonomiuntuk negara-negara yang sedang berkembang tidaksebesar yang seharusnya diterima. Studi Bank Duniaterhadap Tambang Ok Tedi BHP di PNG menunjukkanbahwa, secara keseluruhan, pertambanganmenghasilkan keuntungan sedikit sekali untukpemerintah PNG. Keuntungan yang sedikit sekalitersebut disebabkan hilangnya uang publik karenakorupsi, perusahaan tidak membayar pajak yangseharusnya dibayarnya, dan biaya infrastruktur yangdidanai pemerintah untuk mempermudah prosespertambangannya, misalnya jalan khusus, bandara, danpersediaan tenaga listrik. Perusahaan pertambangan

seringkali menyakinkan pemerintah setempat untukmemakai uang masyarakat untuk melakukan survei daripesawat dan pembuatan peta geologi, sebetulnya iniberarti masyarakat mensubsidi keuntungan perusahaan.

Keuntungan pekerjaan dari proyek pertambangandan minyak memang sedikit, karena pertambangansecara moderen menggunakan mesin-mesin teknologiyang sangat rumit, yang tidak membutuhkan banyaktenaga kerja, dan yang membutuhkan tingkatketrampilan teknis yang tinggi sekali. Kebanyakan yangbekerja di pertambangan adalah orang asing, dengankualifikasi yang sulit untuk dicapai orang lokal.Sebetulnya, beberapa pertambangan di kawasan Asia-Pasifik menggunakan sistem bekerja “fly-in, fly-out”, “kesana untuk bekerja, kemudian pulang lagi”, yang berartipekerja asing memakai gajinya di negara sendiri, tidakdalam ekonomi lokal.

Sayangnya, proyek pertambangan seringkalimenyebabkan kerakusan dan kekerasan. Contoh-contoh

“Kami sudah belajar dari pengalaman kami, dan saya memberitahukan dengan gamblang padanegara-negara Kepulauan Pasifik untuk berhati-hati terhadap negosiasi dengan perusahaan-perusahaan pertambangan”- Sir Michael Somare, Menteri Pertambangan Papua Nugini,memperingatkan pemerintah-pemerintah negara-negara Kepulauan Pasifik bahwa walaupunpertambangan dianggap bagus sebagai sumber dana pembangunan, tetapi ada banyak kerugian yangseharusnya diwaspadai pemerintah-pemerintah. [hal. 3, Fiji Daily Post, 8 Mei 2000]. Keuntunganekonomi dari pertambangan tidak sebesar yang diperkirakan karena ketidakberhasilan dalam membuatsuatu sistem perpajakan, dan kerugian dalam bidang lingkungan hidup dan bidang sosial. Pekerjaanlokal di perusahaan pertambangan tidak banyak karena kebanyakan pekerja adalah orang asing, danbanyak yang membawa uangnya pulang, daripada menggunakan uangnya dalam negeri. Pengaruhterhadap lingkungan hidup termasuk pembuangan limbah ke sungai dan laut- kelakuan yang tidakmungkin diterima di negara perusahaan tersebut sendiri, seperti di Amerika Serikat atau Australia.Pengaruh sosial yang disebabkan oleh ekonomi kontan yang mendadak dapat betul-betulmenghancurkan suatu komunitas, dan kemudian perusahaan meninggalkan tempat tersebut setelahbeberapa tahun menambang, tanpa meninggalkan apa-apa. Setiap komunitas seharusnya mempunyaihak untuk mengijinkan pertambangan di lingkungannya hanya apabila sudah dilaksanakan AnalisaDampak Lingkungan Hidup (ADL), dan masyarakat setuju atas pertambangan, dengan sudahmenerima penjelasan mengenai efek-efek pertambangan.

68 BAB 3 • EKONOMI

Rencana Aksi•Membuat kebijakan perusahaan penerbangan dan

jaringan perusahaan penerbangan nasional;•Meningkatkan kualitas sarana-prasarana transportasi,

komunikasi dan penginapan;•Melaksanakan program-program pendidikan kesadaran

pariwisata dan wisatawan dalam masyarakat pedesaan;•Menentukan pelayanan pariwisata dan pemberi

pelayanan yang saling melengkapi di daerah danmenjalin hubungan di antar daerah;

•Memberi pelatihan untuk para pemberi pelayanan;•Memperbaharui tempat-tempat kebudayaan dan tempat-

tempat bersejarah;•Menentukan prioritas tempat-tempat pelestarian

keanekaragaman hayati dalam rangka mengembangkankesempatan-kesempatan pembangunan pariwisataekologis.

Kelompok-Kelompok yang ditujuPengunjung dari semua sektor seharusnya merupakan

sasaran bagi industri pariwisata ekologis, termasukpekerja dari badan-badan dan organisasi-organisasiinternasional dan pemberi dana, LSM-LSM, kelompok-kelompok gereja, PBB, badan-badan multi nasional, sektorusaha dan swasta, serta para pengunjung yang berekreasidan para wisatawan yang membeli paket kunjungan.

Sumber-sumber yang dibutuhkanTim Perencana Pariwisata seharusnya didirikan oleh

CNRT guna melaksanakan rekomendasi-rekomendasitersebut.

yang sudah terkenal: Celah Timor- kolusi di antaraIndonesia dan Australia; pertambangan tembaga diBogenvie- perang saudara, dan tentara upahan dikontrakoleh pemerintah PNG untuk mengamankanpertambangannya; pertambangan minyak di Aceh danpertambangan gas dan emas di Papua Barat- dua-duanya menjadi penyebab utama penindasan darimiliter Indonesia.

Pertambangan- Ancaman LingkunganHidup dan Sosial yang seharusnya

dihindari:• Pembuangan pencemaran dari pertambangan-

contoh, pertambangan Ok Tedi dan Freeport di Papua.Pencemaran dari pertambangan sudah merusak sungaiOk Tedi, dengan 70-90% dari ikannya sudah hilang darisungai itu. Akan makan waktu beberapa abad sampaisungai itu kembali seperti biasa, dan manajer BHPpernah mengatakan bahwa dia menyesal bahwa BHP“sudah pernah membuka” pertambangan di sana.

• Pembuangan pencemaran dari pertambangan kelaut, praktek pertambangan baru, yang menyebabkanmasyarakat Indonesia marah, karena jumlah ikan yangditangkap mulai berkurang, dan masalah-masalahkesehatan mulai timbul. Praktek demikian sama sekalitidak dipandang dengan dapat diterima di tempat asalusul perusahaan pertambangan, seperti di Amerika atauAustralia.

• Masalah-masalah sosial banyak yang terjadi karenatercipta lonjakan ekonomi kontan yang mendadak.Keadaan demikian seringkali menyebabkan munculnyaketidakadilan-ketidakadilan sosial, pelacuran,penyalahgunaan alkohol, dan kekerasan di rumah,khususnya kekerasan terhadap wanita. Komunitas-komunitas pertambangan di PNG mempunyaikecepatan infeksi HIV (AIDS) yang mengagetkan.Masyarakat yang tidak biasa dengan ekonomi kontanyang bersifat sementara akan mulai lupa akan pertanianuntuk bertahan hidup, dan akan membeli bahan-bahanpokoknya di toko, mereka kemudian akan mengalamikesulitan bila pertambangannya sudah tutup.

Hak-hak Masyarakat:Pertambangan seharusnya tidak dijalankan apabila

belum ada persetujuan dari masyarakat, yaitu AnalisaDampak Lingkungan Hidup (EIS), yang berlaku untukeksplorasi. Masyarakat seharusnya berhak untukmemveto proyek-proyek yang mereka tidak suka.Akhirnya, jangan mengabaikan pentingnya pendapatLSM-LSM dan masyarakat setempat- banyakperusahaan pertambangan dan pemerintahan yangmenyesal bahwa mereka tidak menghiraukan pendapatLSM-LSM dan masyarakat setempat, khususnya karenamasalah-masalah yang mereka kira tidak pentingmenjadi masalah besar dan masyarakat setempat mintadiganti rugi.

Menanggapi Rencana Pembangunan Nasional untukIndustri Pariwisata, pariwisata ekologis merupakan ciripenting untuk dipertimbangkan. Tujuan pariwisataekologis adalah untuk berperan dalam integritas ekologidan sosio-budaya serta pertanggungjawaban dankeberlanjutan.

Mengingat akan hal ini, diharapkan bahwa industripariwisata yang dinamis, beraneka ragam, makmur, dansaling mendukung akan dikembangkan, berdasarkanpada inisiatif-inisiatif masyarakat, dan mengerti akankebutuhan-kebutuhan masyarakat, kepekaan masyarakatdan lingkungan hidup.

Keberhasilan industri pariwisata tergantung padaperubahan-perubahan struktural dan kemauan politikpembuat kebijakan-kebijakan. Strategi-Strategipembangunan perlu secara aktif mendukung industripariwisata, dan memberikan arahan dan syarat-syaratyang diperlukan terhadap pembangunan berkelanjutanekologis dan kemakmuran ekonomi. Terhadap pariwisataekologis, keuntungan ekonomi akan tercapai melaluiproses pelestarian sumber daya alam, yang berguna baikbagi negara rumah maupun bagi tamunya, dan harusberdasarkan pada standar keberlanjutan sosial,kelangsungan hidup ekonomi, dan kapasitas ekologis.

TujuanMemulai proses perencanaan untuk pembangunan

pariwisata dengan mengembangkan sistem pelayananpariwisata yang berbasis di desa-desa.

Wawasan Nasional untuk Pariwisata di Timor Lorosa’ePedro Lebre

Vila Harmonia

69 BAB 3 • EKONOMI

Kecenderungan pariwisata duniaOrganisasi Pariwisata Dunia melaporkan 664 juta

wisatawan yang melakukan perjalanan sepanjang tahun1999, membuat pengeluaran sebesar US$455 miliar, tidaktermasuk ongkos perjalanan (US$93 miliar). Pariwisatamempertahankan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar7% setiap tahun selama 50 tahun. Di tahun 1950, hanyaada 15 negara yang menikmati manfaat ekonomi daripariwisata. Kini, lebih dari 70 negara menerima lebihdari satu juta kunjungan wisatawan internasional.Pariwisata merupakan sumber utama pendapatan valutaasing bagi hampir 40% negara dan merupakan salahsatu dari lima sumber penghasilan utama bagi hampir85% negara.

Pada tahun 1999, wilayah Asia Pasifik menerima 92juta wisatawan internasional. Hanya dalam jangkawaktu 10 tahun, Laos dan Kamboja menerimakedatangan sekitar 300 000 wisatawan, sedangkanVietnam mendapat kenaikan tujuh kali lipat dalamjumlah wisatawan hingga mencapai hampir 2 jutapengunjung. Merupakan hal yang penting diperhatikanbagi Timor Lorosa'e, bahwa negara-negara inimempunyai sejarah perjuangan sipil dan perang, namunpertumbuhan pariwisata berlangsung cepat.

Kelihatannya ada kesempatan untuk tujuan-tujuanwisatawan yang baru untuk memasuki pasar pariwisataserta peningkatan dalam jumlah pengeluaran uang darisetiap kedatangan wisatawan. Timor Lorosae tidakdapat mengabaikan kesempatan ini. Industri pariwisatamampu memberi pekerjaan pada sebagian besarpenduduk. Pariwisata mempunyai potensi menjadisumber utama modal asing.

Bila Timor Lorosae dapat menarik 100 000 orangpengunjung, maka pengeluaran wisatawan diharapkanberkisar sekitar US$35-60 juta. Jumlah kamar yangdiperlukan akan berkisar kurang lebih 6 hingga 7 hotelkecil. Perkiraan ini kelihatan dapat dicapai dan risikoinvestasi tampaknya rendah. Profil demikian menarikbagi para investor luar negeri (dengan syarat bahwakeamanan terjamin), akan tetapi pasti mereka akanmendapat keuntungan. Pariwisata memerlukanketerlibatan masyarakat Maubere dalam jumlah besar.Hal ini berdampak bagi sektor industri lain danpenyebaran penduduk (demografi), bila pariwisataberkembang hanya di sekitar daerah pantai.

Negara-negara Asia Tenggara lain mengalamipertumbuhan pariwisata yang sporadis. Dengandemikian, masyarakat sering tidak siap menerimaperubahan, dan manajemen sumber-sumber alam tidak

Professor R W (Bill) CarterUniversity of Queensland, CRC for Sustainable Tourism, dan

Vicente XimenesUniversity of Queensland, Anggota FRETLIN

Ikhtisar MakalahMengembangkan Pariwisata Berkelanjutan di Timor Lorosae:

Beberapa Tinjauan dari Asia Tenggara

cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan.Sehingga berdampak pada masalah-masalah sosial-budaya dan lingkungan, dan masyarakat setempatsering kehilangan kuasa, sehingga kemudian beralihkepada penanaman modal asing. Pendekatan laissez fareterhadap pariwisata, termasuk penanaman modal asingyang tidak terkendali, mungkin membuat kenaikandalam penghasilan ekonomi tetapi juga memaksimalkandampak sosial dan budaya.

Status pariwisata di Timor LorosaeMeskipun keinginan untuk mengembangkan

pariwisata menjadi bagian dari masa depan ekonomiTimor Lorosa’e sering diungkapkan, lembaga-lembagainternasional tidak bertindak. Pariwisata tidakmempunyai status sekarang ini di Timor Lorosa’e.Kebutuhan prasarana seperti tenaga, air bersih, aksesjalan dan telekomunikasi tidak dapat diandalkan.Kebanyakan kota tetap memperlihatkan puing yangmerusak pemandangan akibat kerusakan yang terjadipasca jajak pendapat. Kebutuhan atas pelatihan bagi stafindustri pariwisata belum diperhatikan. Masa depanpariwisata Timor Lorosa'e menderita akibat tidak adanyakeputusan (meski saat ini [Februari 2001] ETTA sedangmengembangkan beberapa program). Namun, masadepan pariwisata di Timor Lorosa’e tetap cerah: pasarpariwisata ada, hanya menunggu untuk ditarik.Masalah-masalah yang perlu ditindaklanjuti termasukusulan atas bentuk pariwisata yang cocok di TimorLorosa’e dan bagaimana kepemimpinan Timor Lorosa'edapat “mempercepat penciptaan kondisi pariwisatayang sesuai” dengan aspirasi rakyat Maubere.

Menuju pariwisata Maubere“Pariwisata Maubere” mencakup konsep pariwisata

berkelanjutan, eko-pariwisata dan pariwisata budayatetapi akan sangat diwarnai oleh aspirasi masyarakatlokal dan akan didorong dan disampaikan oleh mereka.Konsep-konsep ini sudah didukung oleh CNRT dandidokumentasikan dari konferensi-konferensi yangdiselenggarakan untuk merencanakan rekonstruksiTimor Lorosa'e.

Prinsip-prinsip yang diangkat untuk bidangpariwisata termasuk:• Mengembangkan suatu produk yang berbeda dari

produk pariwisata para pesaing;• Menggunakan sumber-sumber alam dan budaya

Ringkasan

70

sebagai dasar pengembangan produk-produkpariwisata;

• Membuat supaya pengalaman bermutu sebagaiproduk pariwisata;

• Menyediakan “pengalaman yang berharga” sebagaiimbalan dari ongkos yang dikeluarkan;

• Maubere menguasai penyajian sumber-sumberbudaya;

• Melibatkan masyarakat sepenuhnya dalam prosesperencanaan yang terus-menerus;

• Menilai sukses berdasarkan kepuasan para wisatawandan masyarakat; dan

• Merencanakan pertumbuhan industri pariwisata yangmantap dan dapat diprakirakan.

Keperluan-keperluan lain yang disetujui termasuk:• Perencanaan kepariwisataan berdasarkan inventarisasi

sumber-sumber daya yang didasarkan prinsipberkelanjutan dan perlindungan sumber-sumber alamdan budaya;

• Suatu program pelajaran melalui tindakan untukmeningkatkan ketrampilan masyarakat dalammempersiapkan pariwisata;

• Jasa prasarana harus ditingkatkan agar masyarakatdapat menjadi tuan rumah bagi pariwisata; dan

• Hanya proyek-proyek pariwisata yang memanfaatkanmasyarakat secara langsung yang seharusnyadidukung.

Tindakan-tindakan yang dapat dengan cepatmembantu dalam pembentukan lembaga-lembagapraktis dan meningkatkan kemampuan manusia untukmenerima inisiatif pariwisata di kemudian haritermasuk:1.Membentuk suatu sistem taman nasional, melalui

kerjasama masyarakat lokal;2. Mengembangkan prasarana pariwisata, supaya para

wisatawan dapat diakomodasi, diberikan pengalamanyang mengesankan, dan dikenai biaya yang tepat ataspelayanan;

3.Meningkatkan kemampuan manusia, yang difokuskanpada masyarakat lokal, untuk mengelola dampak padasumber-sumber wisata, memberi layanan sebagai tuanrumah, dan mendapat manfaat ekonomi; serta

4.Membentuk program peremajaan budaya gunamemantapkan ekspresi budaya dan mempertahankanciri-ciri khasnya masyarakat Timor Lorosa’e sebagaisuatu bangsa.

KesimpulanPariwisata dapat menarik investasi asing,

menyediakan peluang pekerjaan dan membantu dalammencapai suatu keseimbangan perdagangan yangmemuaskan. Pariwisata dapat menjadi fokus bagipengembangan inisiatif ekonomi berkelanjutan yang laindan dapat memberi perangsang untuk peremajaanbudaya serta perlindungan sumber-sumber alam, sepertihalnya meningkatkan perdamaian dan stabilitas.Kecenderungan mengisyaratkan bahwa industripariwisata mempunyai resiko enonomi yang rendah.Namun, manfaatnya tidak akan direalisasikan bilapengembangan pariwisata bersifat reaksioner. Dari awal,pariwisata perlu diatur untuk mengatur kepemilikanasing dan memberi waktu untuk pemberdayaankemampuan masyarakat lokal. Proyek-proyekmasyarakat diperlukan supaya pariwisata dapatberintegrasi dan tumbuh dalam masyarakat, budaya,lingkungan dan perekonomian Timor Lorosa'e yangberubah-ubah.

Inisiatif kebijakan pariwisata mencerminkanwawasan kepemimpinan Timor Lorosa'e. Namun, belumterlihat tindakan-tindakan yang nyata. Kekuranganperhatian atas potensi pariwisata bersifat jangka pendekdan tidak responsif terhadap kepentingan masyarakat.Pariwisata dapat dibentuk dan berkembang demikiancepat sehingga manajemen yang efektif akan menjadisangat sulit. Perencanaan dan program masyarakatdiperlukan sekarang, atau Timor Lorosa'e tidak akan siapuntuk satu penjajahan lagi di kemudian hari: wisatawan.

BAB 3 • EKONOMI

71

LOKAKARYA-LOKAKARYA EKONOMI

ISU-ISU UTAMA STRATEGI-STRATEGI

Lokarkarya PertambanganMasalah-masalah: Hukum harus mengakui hak dari pada masyarakat lokal, dan kebutuhan-kebutuhan, dankeinginan-keinginannya • Hukum harus memperhatikan hal-hal seperti sosial, budaya, dan lingkungan • Perluketerbukaan media massa agar mendapat informasi yang obyektif • Masyarakat perlu tahu dampaknya sebelumpertambangan berjalan • Perlu aturan hukum • Perlu tahu latar belakang dari pada perusahaan pertambangan •Akankah ada pelatihan untuk orang Timor Lorosa’e? • Perusahaan pertambangan juga harus mendidik anak-anaklokal supaya mereka dapat mengoperasikan pertambangannya sendiri kelak • Bagaimana Timor Lorosa’e mengawasiproses pembangunan? • Perlu departemen pertambangan • Perlu konsultasi dan partisipasi dengan masyarakat •Perlu merancang kebijakan nasional dalam hal pertambangan - baru membuat skala prioritasnya • Memberipenjelasan tentang siapa pemilik dari pada kekayaan alam - pemerinatah atau masyarakat? • Perlu adanya analisisdampak lingkungan daripada pertambangan - dan masyarakat perlu diikutsertakan • Perlu suatu studi kelayakan •Pemerintah harus menentukan tentang keuntungan yang didapat untuk masyarakat • Para ahli orang Timor Lorosa’eharus menganalisis lebih dulu dari usulan-usulan penambangan, sebelum ahli-ahli dari luar • masyarakat harusdiberitahu secara jelas sebelum suatu proyek pertambangan dimulai • Perlunya pengawasan dari pada prosesnya• Jaminan kompensasi dari perusahaan.

• Departamen pemerintah memastikan telah dilakukan penilaian terhadapdampak lingkungan hidup.

• Memastikan bahwa ada hukum yang mengatakan pertambangan tidak dapatdimulai sebelum dilakukan penilaian terhadap dampak lingkungan.

• Komunitas/LSM-LSM diharuskan telah memastikan bahwa penilaian terhadaplingkungan hidup telah dilakukan, dan melakukan peninjauan kembali.

Penilaian terhadap dampaklingkungan hidup

• Perusahaan harus mendepositkan uang jaminan kepada pemerintah sebelummemulai kegiatan.

• Perusahaan harus memberikan informasi kepada penduduk setempat.• Pemerintah harus melakukan pemantauan dan pelaksanaannya• Perusahaan harus memenuhi keperluan dana pemerintah dalam membangun

fasilitas umum bagi masyarakat

Pertangunggun jawabanperusahaan tambang

• Perusahaan swasta harus memberikan beasiswa untuk program belajar (tidakhanya training untuk keperluannya semata)

Pemberdayaan oleh parainvestor

• Ada hukum yang harus mengakui hak-hak penduduk asli dan hukumadatnya.

• Perlu ada sistem yang memastikan bahwa penduduk setempat memperolehhasil yang adil

• Kompensasi harus adil

• Melatih pelatih, diskusi, seminar-seminar di komunitas• Perusahaan harus menterjemahkan dokumen-dokumen ke bahasa setempat/

lokal.• Komunitas harus diberikan informasi independen mengenai dampak

pertambangan• Memberikan penilaian terhadap dampak lingkungan hidup kepada komunitas• Perusahaan harus mendaftarkan diri pada pemerintah sebelum memulai

kegiatannya di komunitas• Komunitas sadar dan mengerti keterlibatannya• Mengakui hak-hak pribumi (termasuk hukum adat)• Pemberdayaan masyarakat/komunitas oleh para investor• Para investor sungguh-sungguh bertanggung jawab• Penilaian dampak linkungan hidup (Enviromental Impact Assesment /AMDAL)

Penyadaran komunitassebelum eksplorasi tambang

Hukum adat

Lokarkarya PertanianMasalah-Masalah: Komunikasi (banyak bahasa), dan kurangnya pendidikan • Menurunnya keanekaragaman panen• Kurangnya kesempatan pasaran • Kurangnya pelatihan pertanian • Struktur organisasi kurang baik • Kurangnyakebijaksanaan pemerintah • Hilangnya metode-metode tradisional dalam pertanian organik • Kurangnya dukunganpemerintah untuk hasil panen setempat • Kurangnya pendidikan tanian yang khusus • Cara pertanian tambang danbakar • Dana untuk pelatihan lokal • Kurangnya pengkajian ilmiah mengenai metode tani • Kurangnya dana/kreditkecil untuk petani •(berlanjut di halaman berikut)

LOKAKARYA-LOKAKARYA

72 LOKAKARYA-LOKAKARYA

Perlunya perencanaan yang mulai dari dasar • Perlu ilmu moderen untuk menemukan metode-metode pertaniantradisional yang baik dan berguna • Perlu kebijaksanaan-kebijaksanaan yang lengkap/tepat untuk pertanian ladangberpindah (ancaman terhadap infrastruktur) • Kebijaksanaan irigasi • Petani tidak mengerti istilah pertanian organik• Penerimaan kebijaksanaan Bank Dunia • Asumsi pertanian organik adalah metode pertanian yang paling baik •Kurang banyak staf • Perlu hasil panen yang cukup untuk orang setempat • Jaringan distribusi yang kurang •Pendapatan petani kurang • Kerusakan dari militia • Percobaan metode dulu sebelum disebarkan/diangkat petani-petani • Perlunya ilmu, alat, dan guru di sekolah-sekolah • Petugas pengembangan pertanian perlu mengerti baikpengetahuan tradisional tentang pertanian maupun metode moderen, dan membuat saluran komunikasi dua jalan• Kurangnya pembatasan tanah yang menandai kepemilikan tanah • Kebijaksanaan untuk membataskan kewilayahan• Keamanan pangan/sumber bibit terjamin

• Perlunya sistim perencanaan dari tingkat dasar (kelompok petani yang mempunyaikepentingan).

• Perlu adanya penghubung (wakil) petani dan peternak dalam parlemen dan pemerintahanuntuk memperjuangkan kepentingan petani dan peternak

• Pelatihan bagi kelompok tani untuk membuat perencanaan dari bawah dan penghubung• Perlu adanya jaringan kerja (network) antar kelompok tani untuk mengetahui informasi

actual yang sedang berkembang• Perlu adanya mitra kerja petani dan peternak (pengusaha, lembaga penelitian,

universitas, perbankan, dan pemerintah)

STRATEGI-STRATEGIISU-ISU UTAMA

Perluperencanaandari tingkat dasar

Kurangnyakomunikasi danpendidikan dasaruntuk petani

• Perlu untuk mengembangkan kebijaksanaan yang jelas mengenai pertanian.• Menempatkan penyuluh pertanian untuk implementasi kebijaksanaan.• Dana untuk menempatkan ulang pegawai penyuluh pertanian termasuk perumahan,infrastrukur dasar, transportasi, komunikasi, pelatihan, alat-alat informasi seperti brosur danleaflet, sistim pemasaran.

• Pemerintah harus memutuskan bagaimana cara untuk menangani ekonomi pasar bebas.• Bagian Pertanian seharusnya menyarankan kebijaksanaan yang didasarkan pada

keperluan petani.• Skema seperti Program Memperdayakan Masyarakat dari Bank Dunia harus digunakan

untuk mendapat informasi dari tingkat dasar.• Pemerintah seharusnya mendukung dan mendengarkan LSM-LSM yang bekerja di

tingkat dasar.• Menjalankan program pelatihan untuk menjelaskan cara-cara pertanian yang berbeda-

beda dengan contoh-contoh dan penilaian. Belajar dari pengalaman positif lokal daninternasional.

• Memakai kaum muda dari sekolah pertanian untuk melakukan pelatihan.• Hubungi mantan staff pertanian untuk melakukan proyek pelatihan jangka pendek

(UNTAET mempunyai daftar orang-orang)• Banyak yang akan melakukan ini secara sukarelawan apabila mereka dapat melihat hasil

yang positif dari usaha mereka yang mempunyai dampak baik terhadap lingkunganhidup.

• Dukungan internasional untuk inisiatip pertanian organik berarti akan ada kesempatanuntuk ekspor.

• Membuat kebijaksanaan untuk mengatur praktek tambang bakar (slash and burn).• Dukungan logistik, teknis dan kearahan dari pemerintah.• Tidak memasukkan tumbuhan atau daging yang telah dirubah secara genetik ke Timor

Lorosa’e.• Proyek infrastruktur yang besar harus melewati penelitian dampak, lingkungan hidup dan

sosial.

KurangnyasumberdayaPemerintah

• Mengakui Kepemilikan• Bukti kepemilikan – sistim pendaftaran kepemilikan tanah yang tepat.• Konsultasi dengan kepala desa/suku, apakah tanah itu tanah pemerintah atau tanah

masyarakat.• Mendirikan sebuah kantor pertanahan di pemerintah.• Mendirikan sebuah kelompok untuk menentukan sifat tanah, melakukan pemetaan tanah

dan melakukan penyelitian geologi.• Pembagian wilayah seharusnya dilakukan oleh pemerintah dengan konsultasi dengan

masyarakat.

Perlunyapenataan tanah

73LOKAKARYA-LOKAKARYA

Lokakarya PerikananMasalah-masalah: Kawasan perikanan tidak jelas • Armada penangkapan • Kapasitas perikanan setempat •Kesetaraan pembagian tempat memancing antara para nelayan • Belum ada kebijaksanaan dan peraturan •Pendidikan di industri perikanan • Regulasi perikanan • Regulasi mengenai kapal asing yang masuk, juga ikan apayang boleh ditangkap • Mencegah impor ikan dari luar.

STRATEGI-STRATEGIISU-ISU UTAMA

• Pendidikan dan pelatihan• Perlengkapan menangkap ikan:- Kapal- Jaring• Pengendalian mutu• Pemasaran• Prasarana perikanan = pergudangan• Pelatihan lepas pantai pemberian kesempatan kerja• Pendanaan (RP)

Membangun industriperikanan domestik

• Mengembangkan Kebijaksanaan Perikanan Keikutsertaan Timor Lorosaèdalam segala hal perikanan:

- Perencanaan- Perikanan- Pengelolaan- Menjual izin- Memastikan turun barang di Timor Lorosae, mencari pelatihan dan pekerjaan

untuk masyarakat local- Pendidikan perikanan masyarakat, pelatihan untuk penangkapan ikan secara

pas-pasan.- Menghindari cara yang kurang baik- Memastikan menegakkan regulasi

Memastikan Timor Lorosaemenerima keuntungan

Mempersiapkan peta untuk EFZ1) Badan/organisasi yang mandiri dengan pemantau dari Timor Lorosae,Indonesia & Australia.2) Sumberdaya- Memorandum of Understanding (MOU) – Persetujuan• Negosiasi dan memastikan pembatasan

Tidak ada penentuan EFZyang jelas

Lokakarya Industry, Perdagangan dan GlobalisasiMasalah-masalah: Harga kopi yang rendah • Perkembangan kapasitas • Pengembangan kemasyarakatan •Pemasaran kopi • Standard ‘keberlanjutan’ internasional/negara • Kesadaran kwalitas • Sertifikasi • Globalisasi •Langkah apa saja yang diambil untuk masuk pasar dunia dalam zaman perdagangan bebas sekarang ini? • Ketidak-bersedian industri untuk bersaing • Belum ada kebijaksanaan impor/ekspor • Keamanan setempat • Kelapa dankemiri, adakah pasar? • Impor dan kekurangan kesempatan lokal • Perdagangan bebas • Mata uang

STRATEGI-STRATEGIISU-ISU UTAMA

• Menambah ekspor dengan meningkatkan kualitas produksi dan mengurangi impor• Membentuk asosiasi untuk membuka jaringan dengan para pesaing.• Menciptakan skala kecil nasional dan industri-industri lokal supaya saling bersaing.

Kompetisi danindustri

• Partisipasi aktif dari komunitas• Informasi• Sistem pendidikan

PembangunanMasyarkat danPendidikan

• Mendesak pemerintah transisi segera mungkin mengkahiri pembelian kopi yang dimonopoli oleh salah satu perusahaan di Timor Lorosae.• Mempromosikan kopi Timor sebagai komoditi ke pasar dunia• Pemerintah transisi memberikan kesempatan bagi investasi asing untuk mendirikan

indusri kayu cendena dan kelapa

Kopi, KayuCendana, danKelapa

Perdagagan • Membentuk Badan perwakilan perdagagan Timor Lorosae.• Harus memiliki mata sendiri.• Ekspor dari berbagai negara harus memperhatikan keberadaan manusia, pekerja,

lingkungan dan hak-hak sipil.• Mengeluarkan rupiah dari Timor Lorosae.

74

Lokakarya PariwisataMasalah-masalah: Keamanan Politik • Kekurangan prasarana • Prasarana untuk orang-orang Timor merupakankeperluan penting • Pengetahuan tentang kemajuan • Kekurangan model-model • Kekurangan atraksi pariwisata •Pelajaran/pengembangan kemampuan • Kebijaksanaan Pemerintah • Kurang perhatian dari UNTAET • Kuranginformasi • Kurangnya undang-undang investasi • Masalah pemilikan tanah • Kurang percaya diri dari orang lokaltentang hasil – hasilnya • Kesulitan bahasa (banyak bahasa) • Masalah budaya • Kerusakan lingkungan hidup •Keikutsertaan masyarakat • perencanaan industry • Masalah kesehatan • Konsep-konsep pariwisata • Masalahdengan pariwisata kelebihan (budaya, infrastruktur, lingkungan hidup) • Tantangan sosio-budaya (komersilisasi) •Mengikuti pasar yang mana? • Kekurangan pasaran/gambaran (promosi) • Kerusakan pada sumberdaya pariwisataoleh orang asing (tempat, lingkungan hidup, budaya) • Ancaman dari pariwisata (terhadap budaya dll.) • Pandanganbahwa Timor Lorosa’e tidak aman • Pilihan: Instabilitas; Undang-undang dll (perencanaan strategi/mengenaipariwisata yang kelebihan); Infrastruktur; Tantangan budaya; pelatihan/ pengembangan kemampuan.

• Struktur pemerintahan yang jelas (masih membingungkan)• Ekonomi yang tetap (instabilitas politik yang kurang dan masalah lain)• Mengembangkan kesadaran politik masyarakat• Memperbaiki sistim pendidikan• Memperdayakan masyarakat dan kewajiban masyarakat sipil• UNTAET keluar dari peran pemerintahan dan masuk ke peran nasihat (Timor

Lorosa'e akan mengatur pemerintah sendiri)

• UNTAET bukan berperan sebagai pemerintahan – penasihat saja• Kekuatan lebih banyak untuk orang Timor Lorosa'e untuk mengatur

pemerintahan sendiri• Memperdayakan orang Timor Lorosa'e dan masyarakat sipil• Proses ‘Timorisasi’- terlalu pelan- kurang tepat guna• Orang Timor Lorosa'e belum diperdayakan dalam pekerjaan – staff UNTAET

hanya sebagai supir, pembantu• Kurang pengalaman dalam mengambil keputusan – kepemimpinan,

administrasi dll.• Pariwisata akan terjadi, pertanyaannya adalah dalam bentuk apa dan siapa

yang akan mengendalikannya.

STRATEGI-STRATEGIISU-ISU UTAMA

Instabilitas Politik

Pemerintahan

• Kebutuhan orang setempat harus dilihat dahulu• Kekurangan pariwisata• Pelatihan dan pengembangan kemampuan

Infrastruktur (kurangnya)

Tantangan Budaya • Perlunya kesadaran/pendidikan masyarakat untukmenegaskan nilai budaya Timor Lorosa'e

• Membina masyarakat agar bangga karena merekaadalah orang Timor Lorosa'e

LOKAKARYA-LOKAKARYA

75

BAB 4 • TEKNOLOGI

Terima kasih atas undangan berbicara di sini.Guna menyegarkan kembali ingatan kita- apakah

Pembangunan Berkelanjutan itu?“Pembangunan berkelanjutan adalah

pembangunan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan(ekonomi, sosial dan lingkungan hidup) generasisekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi-generasi berikut untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya”.

Seperti dikatakan di Laporan Komisi DuniaLingkungan Hidup dan Pembangunan, “Masa DepanBersama Kita” (1987).

• Dengan demikian, pada intinya kita harusmengembalikan kepada lingkungan hidup apa-apayang kita rusak guna memenuhi pembangunanekonomi dan kelangsungan hidup kita, supaya anakcucu kita tidak mengalami kekurangan dalamlingkungan alam. Bahkan, usaha-usaha kita ataspeningkatan standar-standar hidup kita, tidak bolehmengganggu keselarasan dalam lingkungan alam dankeseimbangan ekologi.

•Timor Lorosa’e harus mengembangkan suatu strategipembangunan berkelanjutan dimana pembangunanekonomi yang berkelanjutan berdasarkan sarana-prasarana yang berkelanjutan sambil memperbaharuikerusakan lingkungan hidup dan melestarikansumber-sumber alam untuk generasi-generasi berikut.

•Pelestarian sumber-sumber alam di Timor Lorosa’etidak dapat diabaikan karena selama puluhan abadterakhir ini masalah-masalah lingkungan hidup tidakdiperhatikan.

•Penting sekali bahwa masalah pembangunanberkelanjutan tidak hanya diperhatikan di bidanglingkungan hidup, tetapi juga terhadap masalah-masalah kemiskinan, kelaparan, penyakit, dan kebuta-hurufan, agar masalah lingkungan hidup tidakdiperhatikan berlebihan sampai masalah-masalah laindi masyarakat kita kurang diperhatikan. Hal inirelevan sekali di Timor Lorosa’e. Dengan demikianharus tercipta suatu keseimbangan dalam pembiayaansemua bidang-bidang tersebut dan terhadap prioritas-prioritas antar-bidang.

•Sebagai Menteri Kabinet Sarana-Prasarana, saya sangatsadar akan pentingnya menerapkan prinsip-prinsippembangunan berkelanjutan terhadap lingkunganhidup pada setiap rencana dan pelaksanaanDepartemen saya.

Sarana-Prasarana dan Lingkungan HidupSarana-Prasarana dan lingkungan hidup saling

terkait. Misalnya, apabila jalan baru dibangun,menyebabkan deboisasi, erosi tanah, dan lumpurnyasungai.

Teknologi dan Lingkungan HidupJoao Carrascalao

Menteri Kabinet untuk Sarana-Prasarana

Demikian pula, pembangunan bandar udaramenyebabkan pemindahan masyarakat, gangguanterhadap habitat alam, dan pencemaran bunyi yangsangat buruk. Pembangunan pelabuhan mengganggukehidupan laut, menyebabkan pencemaran laut daripelayaran, dan mempengaruhi metode-metode mencarihidup tradisional dalam masyarakat pesisir. Pembangkittenaga listrik mengeluarkan pencemaran bunyi, danmembuang minyak dan minyak pelumas yangmencemarkan air di bawah tanah. Terhadap sanitasi,usaha pembuangan limbah tanpa mencemarkan sungaimerupakan masalah besar. Memelihara persediaan airbersih dalam masyarakat merupakan tantangan besardisebabkan karena pencemaran dari berbagai sumber.

Di masa depan saya akan membuat suatu strategiterinci terhadap pencegahan masalah-masalahlingkungan hidup. Tetapi sekarang saya hanya inginmembicarakan beberapa tindakan yang diperlukandalam upaya mencegah masalah-masalah berikut dalambidang sarana-prasarana.

Contoh masalah-masalah lingkungan hidup dan caramenyelesaikannya.•Erosi tanah �Menanam rumput/pohon;•Pelumpuran palung sungai disebabkan oleh bahan-

bahan tanah dan limbah � Penentuan tempat-tempatyang cocok untuk pembuangan limbah;

•Perubahan mendadak dalam cara hidup masyarakat-masyarakat tertentu � Fasilitas-Fasilitas pemindahanpenduduk dan pendirian industri-industri alternatif.Kebijakan mengenai Pemindahan Penduduk secaraPaksa.

•Pencemaran bunyi dari peralatan bangunan �Perundang-undangan dan pemakaian rintanganbunyi.

•Pencemaran dari knalpot mobil �Menentukan standar-standar emisi dalam perundang-undangan.

•Emisi dari pembangkit tenaga listrik panas�Menentukan standar-standar emisi dalam perundang-undangan.

Kebijakan-Kebijakan yang perludikembangkan

Suatu Strategi Pembangunan Berkelanjutan Nasionaluntuk Timor Lorosa’e dan perundang-undanganlingkungan hidup perlu dikembangkan. Kebijakan-kebijakan harus ditetapkan agar Analisa DampakLingkungan dilakukan bersamaan dengan StudiKelayakan proyek-proyek sarana-prasarana.Pengelolaan data juga sangat penting untuk perencanaandan pengelolaan lingkungan hidup yang efektif.Kebijakan yang cocok perlu dikembangkan terhadappenggusuran penduduk.

BAB 4 • TEKNOLOGI

76 BAB 4 • TEKNOLOGI

Nilai Pelestarian Lingkungan HidupTimor Lorosa’e tidak mempunyai dana banyak. Kita

tidak punya cukup banyak uang untuk sarana-prasaranadan keperluan-keperluan mendesak lain dalammasyarakat kita. Walaupun pelestarian lingkunganhidup memang penting sekali, uang kita terbatas. Warganegara dan LSM-LSM harus mendukung dan melakukantindakan terhadap pelestarian lingkungan hidup, karenapemerintahan tidak bisa melakukan semuanya.

Pengalaman Negara-Negara KepulauanPasifik

Saya ingin menjalin hubungan dengan Negara-Negara Kepulauan Pasifik agar belajar dari pengalamanmereka dalam masalah pembangunan sarana-prasarana,tanpa kerusakan lingkungan hidup dan denganpersediaan dana yang terbatas.

Pemecahan Masalah sesuai denganKebudayaan Timor Lorosa’e sendiri

Walaupun kita akan mempertimbangkan usulan-usulan dari masyarakat internasional, Timor Lorosa’eseharusnya mengembangkan cara-cara tradisional untukpemecahan masalah-masalah lingkungan hidup, sesuaidengan kebudayaannya sendiri.

Rekomendasi Konferensi dan PembentukanSatuan Tugas

Saya menanti-nantikan rekomendasi-rekomendasiyang nyata dan dapat dikerjakan dari konferensi ini, dantentu saja saya dengan senang hati memilih salah satupetugas saya sebagai wakil Departemen Sarana-Prasarana untuk duduk dalam Satuan TugasPembangunan Berkelanjutan yang diusulkan.

Dokumen ini menguraikan kondisi prasarana diTimor Lorosa’e, mempertimbangkan kondisi sebelummasa krisis dan sesudahnya. Tantangan yang palingbesar adalah untuk memperbaiki sarana prasaranadengan cara berkelanjutan dari perspektif sosial. Karenaadanya kondisi khusus di Timor Lorosa’e, jawaban atastantangan-tantangan masalah sarana prasarana harusmempertimbangkan kebutuhan mendesak untukmemikirkan kembali pendekatan-pendekatan yangkonvensional. Penyajian ini akan menjelaskan keadaansarana prasarana di Timor Lorosa’e, masalah-masalahutama, pendekatan-pendekatan yang seharusnyadipertimbangkan dan kesempatan-kesempatan untukperbaikan.

Pembahasan ini mengacu pada sarana prasaranatidak hanya dari perspektif sarana “murni”, tetapi jugapersepktif sarana sumber daya manusia relevan untukdibahas. Secara luas, sarana prasarana termasuk masalahperumahan, transportasi, air, penjagaan kebersihan,saluran air, pengelolaan sampah, komunikasi, jalan-jalandan sebagainya.

Kukurangan dalam kualitas sarana prasarana diTimor Lorosa’e menjadi lebih buruk setelah masa gawatdarurat pada bulan September 1999, waktu milisi pro-otonomi melakukan kekerasan, perampokan danpembakaran rumah-rumah dengan sengaja di seluruhnegari, seperti sudah diketahui semua orang.

Diperkirakan bahwa 85 000-90 000 rumah dirusakpada waktu itu. Di daerah perkotaan, tingkat kerusakanrumah sampai 70-100%. Sebelum krisis, 52% kepalakeluarga tidak mempunyai akses ke air minum, dan 62%tidak mempunyai akses ke fasilitas penjagaankebersihan. Situasi tersebut menjadi lebih buruk karenatempat persediaan air dan sistem-sistem penjagaankebersihan juga dirusak pada waktu krisis. Misalnya,

Mempertimbangkan Pembangunan Sarana PrasaranaBerkelanjutan di Perkotaan

Jonas Rabinovitch Penasehat Tinggi Kebijakan, Badan Pembangunan Perkotaan untuk Kebijakan

Pembangunan, Program Pembangunan PBB (UNDP)

pompa-pompa, mobil-mobil, pabrik-pabrik pembersihair, kantor-kantor dan pipa saluran, semuanya dirusak.

Angka-angka terbaru dalam CCA (Penilaian NegaraBersama), dari survei yang dilakukan oleh badan-badanPBB, menunjukkan bahwa kondisi sarana prasaranasebelum masa krisis jauh dari memadai, tetapi menjadilebih buruk dikarenakan masa krisis pada bulanSeptember 1999. Sekarang, sarana prasarana nyatamengalami kekurangan (fasilitas fisik dan peralatan),ada kekurangan sumber daya manusia (pendidikan,kemampuan masyarakat lokal untuk mengoperasikandan memelihara sarana prasarana, pemerintahan danpembangunan kelembagaan) dan keperluan untukinvestasi dari masyarakat internasional. Pembahasan inimengajukan pendapat bahwa persoalan-persoalansarana prasarana di Timor Lorosa’e tidak dapatdipecahkan secara berkelanjutan bila masalahpendanaan untuk prasarana fisik dikembangkan secaratidak terkait dengan masalah kebutuhan sarana sumberdaya manusia yang diuraikan di atas.

Tantangan-tantanganTantangan-tantangan utama yang harus

dipertimbangkan apabila mengembangkan saranaprasarana secara lebih berkelanjutan adalah sebagaiberikut.

Tantangan KelembagaanLembaga-lembaga apa yang akan bertanggung jawab

atas pengelolaan dan pengoperasian fasilitas prasaranatersebut?

Tantangan Pemberdayaan KemampuanApakah ada cukup banyak orang yang terlatih untuk

mengoperasikan sistemnya?

77 BAB 4 • TEKNOLOGI

Kemampuan Keuangan, Investasi, PilihanTeknologi dan Tantangan PengembalianBiaya

Teknologi apa yang berkelanjutan secara finansial,lingkungan dan sosial? Apakah masyarakat mampumembayarnya? Bagaimana membayarnya? Bagaimanapemakaian sistem ongkos-pemakai dapat diterapkan?

Tantangan PartisipasiApakah masyarakat diikutsertakan dalam

perancangan, pengembangan dan pengoperasian sistemtersebut?

Tantangan GenderBagaimana intervensi-intervensi tersebut akan

menpengaruhi laki-laki dan perempuan?

Tantangan Pendidikan dan BudayaApakah pengembangan sarana prasarana dirancang

sesuai dengan pertimbangan budaya? Apakahmasyarakat mengerti akan keuntungan kesehatan yang

didapatkan? Kampanye pendidikan apa saja yangdiperlukan?

Menuju Jalan yang BerkelanjutanPendekatan-pendekatan terhadap jalan yang cocok

dan berkelanjutan, adalah:• Penyelidikan di negara-negara berkembang, contoh

Curitiba, Brasilia, di mana kebijakan lingkungan hidupyang berkelanjutan dan sistem transportasi umumtelah dilaksanakan secara bertahap selama 30 tahunterakhir;

• Pendekatan bersifat ketenagakerjaan;• Masalah kepemilikan tanah;• Pelaksanaan daerah penyangga untuk perlindungan

lingkungan hidup di daerah perkotaan;• Perlindungan lembah-lembah sungai dan mata air;• Hubungan antara daerah perkotaan dan daerah

pedesaan;• Pengelolaan limbah dan daur ulang;• Penjagaan kebersihan secara ekologis;• Pertanian di daerah perkotaan;• Pengangkutan umum.

Ada peluang unik di Timor Lorosa'e untukmembentuk suatu ekonomi dengan daya berkelanjutan,berdasarkan ekologi sebagai suatu fondasi untukrekonstruksi perumahan dan prasarana. Bangunan-Bangunan dan sarana prasarana yang rusak dandihancurkan, memberi peluang untuk kembali memulaidari awal. Menggabungkan antara bahan-bahan danmetode tradisional dan inovatif untuk pembangunan,dapat menciptakan Arsitektur yang Berkelanjutan diTimor Lorosa’e.

Setiap bangunan atau proyek sarana prasarana baruseharusnya didesain bagi keberlanjutan baik daripandangan ekologis maupun sosial.

Sarana Prasarana dan KeberlanjutanMakalah ini akan mengetengahkan sarana prasarana

dari dua jurusan, sebagai berikut:1.Suatu garis besar isu-isu utama yang perlu

ditengahkan untuk mencapai keberlanjutan ekologisdan sosial, yang relevan dengan konteks perkotaandan pedesaan; dan

2.Kebijakan-Kebijakan yang diperlukan untukpelaksanaan pratek-praktek berkelanjutan di TimorLorosa’e.

Teknologi-Teknologi, sistem-sistem dan rancangan-rancangan untuk bangunan-bangunan dan saranaprasarana yang akan dibangun baru atau diubah dalamrangka mencapai keberlanjutan ekologis akan dibahas.

Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan•Pendidikan terhadap semua hal keberlanjutan

Arsitektur Baru yang Berkelanjutan di Timor Lorosa’e

Antony Edye, David Baggs, Gareth ColeEcological Architects Association

lingkungan hidup dan keberlanjutan pribadi;•Penggunaan desain yang diperbaharui yang sesuai

dengan iklim dan budaya setempat, denganmenggunakan teknologi dan cara pembangunan yangtradisional dan beraneka ragam;

•Konservasi air dan pemakaiannya kembali-menangkap, menyimpan, menyalurkan danmengalirkan air pada pipa air hujan, dan pendidikanmengenai keamanan minum air hujan;

• Manajemen limbah, termasuk daur ulang, penggunaankembali dan pengolahan air kotor;

• Mengurangi dampak transportasi terhadaplingkungan hidup;

• Meningkatkan pemakaian sumber tenaga yang dapatdiperbaharui– matahari, angin, air;

• Meningkatkan ketepatgunaan tenaga pada semuakegiatan yang memakai tenaga;

• Meningkatkan pemakaian sumber-sumber daya yangdapat diperbaharui, seperti bahan-bahan dan cara-caratradisional, dan meningkatkan ketepatgunaan denganmemakai sumber-sumber daya yang tidak dapatdiperbaharui;

• Meningkatkan ketepatgunaan ekologis dan aksesterhadap jasa dan prasarana masyarakat– air, listrik,saluran air limbah, telepon, jalan gas, jembatan, danterowongan;

Bahan-Bahan dan Teknologi-Teknologiyang Berkelanjutan dan Baru

Material dan teknik bangunan tradisional sudahdikembangkan sebagai tanggapan terhadap

78 BAB 4 • TEKNOLOGI

keprihatinan daya berkelanjutan antar generasi. Banyakyang sudah disingkirkan atau diadaptasi dalambeberapa bidang karena pengaruh berbagai unsurkolonial atau unsur-unsur lainnya. Tidak semuaperubahan ini menguntungkan. Menurut warga TimorLorosa'e yang kami ajak berbicara, banyak laporanbetapa panas dan tidak nyamannya beberapa rumahmodern. Suatu arsitektur Timor Lorosa'e memerlukanpaduan dengan yang terbaik dari bahan-bahankontemporer dan tradisional serta desain dari suatupandangan kenyamanan, kesehatan dan ekologi dapatdicapai. Apakah ada dukungan di Timor Lorosa'e untukmencoba melakukan lompatan maju dari “negara yangberkembang” dalam menggunakan teknik yang dapatdilestarikan dari seluruh dunia dan diadaptasi agarsesuai untuk Timor Lorosa'e?

Contoh 1: Penampungan Air dari AtapSementara beberapa masalah budaya dan kesehatan

terkait dengan mengarah pada peningkatan pasokan airyang dapat diminum melalui penampungan lewat atap,kelihatannya merupakan ide baik untuk mengeksplorasimasalah lain berkaitan dengan bangunan dalampenampungan dan penyimpanan air yang dapatdiminum.

Guna memungkinkan penangkapan air, bahan yangtahan air diperlukan. Walaupun lembar baja merupakansolusi yang nyata, baja perlu diinsulasi supaya tidakpanas sekali, dan insulasi tersebut membutuhkan ronggaatap dan tahan rayap. Baja merupakan solusi cepat tetapitidak cocok.

Teknologi dari Latin America dapat diadaptsi padakeadaan di Timor Lorosa'e dengan memberi atap “bio-composite ferro-cement” pada penduduk desa, dimanasemen tipis diperkuat oleh bambu, termasuk misalnyaanyaman jerami menjadi struktur atap yang tahan air,berinsulasi, dan bisa berdiri sendiri, dan memungkinkanpenangkapan air.

Contoh 2: Bahan-Bahan Struktural yangdapat Diperbaharui

Mempermudah masyarakat Timor Lorosa’e“Membentuk Rumah Sendiri”.

Sementara dalam jangka pendek, kelihatannya kayuserut yang persegi perlu diimpor untuk mengatasikeperluan pengatapan kembali dan pembangunankembali langsung, pertimbangan harus diberikanterhadap perluasan akses seluruh masyarakat TimorLorosa’e terhadap jenis-jenis bahan-bahan bangunantradisional.

Salah satu sumber kayu yang paling cepatberkembang yang terutama terdapat di Asia adalahbambu. Studi lokal terhadap praktek-pratek tradisionaltelah menentukan jenis bambu yang khas Timor Lorosa’eyang bisa tumbuh sampai 200mm garis tengah denganketebalan sampai 15mm meskipun penyebarangeografisnya terbatas. Potensi untuk pemakaian bambuyang cocok untuk bangunan besar dianggap sangatberguna karena jenis bambu tersebut sudah tumbuhdewasa dalam jangka waktu 4 tahun saja. Denganbanyaknya lahan yang tidak ditutupi, hutan bambumerupakan harapan serta potensi sumber makanan danekspor yang berarti.

Guna menentukan kecocokan memperluastersedianya bambu dan bahan-bahan bangunan yanglain, perlu dilakukan penelitian mengenai jenis-jenisbahan-bahan bangunan. Suatu program dibutuhkanuntuk:• Menentukan kecocokan berbagai jenis terhadap iklim

dan geografi supaya dapat disebarkan ke kebun-kebunbibit yang mempunyai iklim yang sesuai, yang akandikelola oleh masyarakat setempat di setiap desa;

• Menentukan cara yang paling baik supaya bambutahan rayap;

• Memperluas kesempatan-kesempatan pendidikansupaya masyarakat dapat belajar mengenaipenggunaan semua bahan-bahan tradisional.

Contoh 3: Toilet KomposMasyarakat Barat tergugah pada manfaat kesehatan

dan lingkungan dengan membuat kompos kotoranmanusia daripada membiarkannya mencemari tanahdan air tanah dengan memakai kakus tanah atau tangkikotoran. Penelitian dibutuhkan untuk memilih suatusistem yang memakai kotoran manusia sebagai masukanpada siklus biologis alami menghasilkan sumber-sumberyang sehat dan dapat digunakan. Sistem-Sistem tersebut:

•Dapat dibangun dengan bahan-bahan dan tenaga kerjamasyarakat setempat dengan tidak mengeluarkanbanyak biaya;

•Menuntut sedikit pendidikan dan pelatihan untukpenggunaan saniter yang berhasil;

•Sistem tersebut bersih dan bukan sumber penyakit;•Memungkinkan gizi dari kotoran manusia didaur

ulang;•Melindungi lingkungan hidup dengan memungkinkan

gizi dan air didaur ulang;•Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan

menampung dan membasmi secara efektif mikro-organisme;

Sumber-Sumber Daya: “MenyuarakanPikiran”

Dengan memikirkan mengenai sumber energi yangtersedia untuk Timor Lorosa'e, lapangan minyak bumidan gas Celah Timor merupakan sumber-sumber energiyang jelas dapat dieksploitasi. Dalam kaitan dengankeberlanjutan, rumah kaca dan kredit karbon, apakahakan lebih baik untuk meninggalkan minyak di tanahuntuk digunakan di kemudian hari sebagai suatusumber kimia daripada dijadikan suatu bahan bakarfosil. Apakah pemakaian potensial gas secara hematdalam sel bahan bakar di masa depan relevanmempertimbangkan keperluan-keperluan teknologiyang dibutuhkan?

Isu tersebut merupakan isu politik yang sangatmembebani yang sekarang diperdebatkan antara TimorLorosa'e dengan Australia, tetapi hal itu mengena padainti pendekatan secara filsafat pada keberlanjutanberdasarkan keadaan pada waktu ini.

Organisasi-organisasi Australia seperti APACE telahberhasil secara berarti di Kepulauan Solomon denganmembawakan sistem ‘micro-hydro’ ke desa-desa dipinggir kota. Apakah ‘micro-hydro’ dan program

79 BAB 4 • TEKNOLOGI

pendidikan pemeliharaan pembantu relevan untukTimor Lorosa'e? Sistem tersebut relatif berbiaya rendahdan ongkos pemeliharaannya juga rendah dan dapatmenyediakan tenaga untuk sampai 20 rumah danindustri skala kecil. Apakah cukup sumber daya manusiadan sumber daya angin untuk tenaga angin yang dapatdigunakan di daerah pegunungan?

Sementara pembangkit arus listrik tenaga suryamungkin tidak sesuai untuk pemakaian di desa, apakahhal itu relevan untuk digunakan dalam konteksperkotaan? Bila kepentingan komersial dilibatkandengan pendanaan eksternal, apakah relevan dari sudutpandang kebijakan untuk meminta masukan minim darisumber energi yang berkelanjutan?

Kebijakan-Kebijakan untuk PelaksanaanPembangunan Berkelanjutan

Kebijakan yang efektif akan mengetengahkanpersyaratan desain bangunan, pembangunan danperawatan bangunan komersial, perkotaan danpedesaan secara minim.

Isu-Isu yang mungkin perlu dipertimbangkantermasuk:•Bagaimana menilai keberlanjutan mis. dengan

memakai kerangka kerja Persyaratan SistemBerkelanjutan “Langkah Nasional Institut Australia”dan membentuk penilai kualitas lingkungan danproses penetapan tolok ukur;

•Masalah-Masalah Perencanaan Kota konvensionalseperti tinggi bangunan, skala, pengunduran danukuran lapangan;

•Estetika desain menyeluruh dan konteks budaya;•Penggunaan bahan-bahan dan metode-metode

tradisonal;•Ketepatgunaan energi, termasuk insulasi, areal jendela,

peneduhan, warna, ventilasi alami dan pencahayaan;•Standar-Standar lansekap dan konsep “permaculture”;•Sistem dan sumber energi yang dapat diperbaharui;•Koridor ventilasi, akses cahaya matahari;•Pasokan dan konservasi air yang dapat diminum;•Manajemen dan pengolahan limbah;•Konsultsi masyarakat;•Pengambilan keputusan melalui konsensus – sudah

biasa di Timor Lorosa'e;•Prosedur penyelesaian perselisihan.

Hal yang sama dalam semua kebijakan adalahperlunya melibatkan masukan dari masyarakat dengancara yang relevan tergantung pada tipe dan kepekaanmasing-masing proposal perkembangan. Keberlanjutan

juga tergantung pada daya berkelanjutan budaya sosialdan ekologi, dan Timor Lorosa'e mempunyai suatutradisi konsensus dan perdamaian, yang akanmembentengi setiap kebijakan. Prosedur penyelesaianperselisihan juga diperlukan dalam hal bahwa konsensustidak tercapai.

Penting bahwa penekanan yang berarti diberikanpada menentukan harapan masyarakat dan bekerjauntuk menyertakan bahan-bahan tradisional danharapan budaya. Perkembangan suatu visi atasbagaimana Timor Lorosa'e dapat berkembang adalahkritis, mis. pembangunan secara Barat yang tidakterkekang atau suatu estetika arsitektur peka budayatradisional yang berkelanjutan? Bagaimana estetikasuatu kota atau desa Timor Lorosa'e yang kohesif?

•Kaca gaya Barat, bangunan baja dan beton atau desaintradisional dan bahan-bahan yang dipadu secara pekadengan bahan-bahan peka ekologi yang inovatif dantepat lainnya?

•Lalu lintas yang kacau atau memelihara danmemperluas kawasan pejalan kaki/pasar?

•Bangunan tingkat rendah diteruskan?•Dicemari atau murni?

Suatu Model Ekonomi yang Berkelanjutanbagi Timor Lorosa'e?

Dalam pembentukan suatu ekonomi baru, ETTAcenderung akan memberi pertimbangan cermat dalammembentuk suatu proses model Ekonomi Nasional danpelaporan. Perekonomian Barat mengadopsi model-model ekonomi yang menganggap masalah lingkungansebagai hal eksternal. Model yang salah merupakan intimasalah lingkungan di semua perekonomian Barat danyang sedang tumbuh. Mungkin dengan sebuah negaraseperti Timor Lorosa'e untuk mengambil suatu modelekonomi yang menganggap praktek destruktif terhadaplingkungan sebagai suatu kerugian bagi ekonomi danbukannya pendapatan? Model-model demikian ada- halini merupakan kesempatan untuk memajukan ekonomiTimor Lorosa’e supaya menjadi lebih maju daripada“perekonomian yang sudah maju”. Apakah hal inimungkin? Hal ini perlu ditelusuri – dan pengakuandiberikan pada kesimpulan yang jelas – bila hal itu tidakdilakukan pada tahap awal pembentukan strukturekonomi pemerintah Timor Lorosa'e yang baru,mungkin tidak akan pernah terjadi.

80 BAB 4 • TEKNOLOGI

Tenaga adalah darah hidup masyarakat dan sepertidarah, biasanya tidak dihargai sampai tidak ada cukupbanyak untuk mempertahankan standar hidup yang kitainginkan.

Walaupun begitu, tidak sama dengan darah, terdapatbanyak jenis sumber tenaga, yang masing-masingmempunyai keuntungan dan kerugiannya sendiri.Sedangkan minyak, gas dan batu bara mempunyaikeuntungan sendiri seperti mudah didapat, ongkosnyarendah dan penggunaan yang fleksibel dan luas. Akantetapi bahan-bahan bakar ini juga mempunyai beberapasifat yang buruk. Sifat-sifat tersebut termasuk kesulitan,ongkos dan sumber daya yang besar sekali yangdiperlukan untuk pencarian, ekstraksi/penarikanbahan-bahan tersebut, dan proses pengolahannya.Sehingga proses-proses tersebut merupakan ajanglembaga-lembaga multi-nasional besar. Bahkan, sumberdaya minyak, gas dan batu bara terbatas, danpenggunaan bahan bakar dari bumi ini berdampakterhadap lingkungan bumi, baik pada skala lokaldisebabkan karena kegiatan pertambangan, tumpahandan pengeluaran sisa gas yang kotor, maupun di skalaglobal yang termasuk masalah-masalah sepertiperubahan iklim.

Tidak bisa diragukan, eksplorasi dan ekstraksiminyak dan gas dari Laut Timor akan membantu TimorLorosa’e mendapatkan kemerdekaan finansial sertapolitik. Tetapi, di beberapa dareah di Timor Lorosa’eyang lebih terpencil dan sebenarnya di seluruh TimorLorosa’e, dimana pengangkutan bahan bakar menjadimasalah, seharusnya tujuannya menjadi pembangunanyang menciptakan tenaga yang tidak merusaklingkungan hidup dan yang bersifat berkelanjutan.

Sebagai bagian dari solusi terhadap keperluan tenagaTimor Lorosa’e, tenaga yang dapat diperbaruimemainkan peran yang penting sekali, bersama dengankebijakan tenaga yang terpadu. Selain memberimasyarakat Timor Lorosa’e bentuk tenaga yangberkelanjutan dan tidak merusak lingkungan hidup,penggunaan tenaga dari matahari, angin dan air padaskala kecil bisa juga mempromosikan kemandirianpribadi dalam suatu lingkungan demokratis.

Sebagai contoh penggunaan tenaga yang dapatdiperbarui dan cocok adalah penggunaan "sistem rumahyang memakai tenaga matahari". Sistem "matahari"tersebut kecil dan agak murah, yang biasanya terdiri darisatu atau dua modul fotovoltaik, (panel matahari/solar),bersama dengan aki yang berputaran dalam dan alatkontrol berkekuatan aki, dan juga mungkin sebuah alatyang mengubah listrik DC yang bertegangan rendahmenjadi listrik AC yang bertegangan tinggi. Sistemseperti itu bisa dimasukkan secara cepat dan murah kedalam desa pegunungan yang terpencil dan akanmemberi cukup banyak tenaga untuk menghidupkanlampu, radio dan beberapa alat kecil untuk satu keluargakecil.

Tenaga yang Sesuai dan Berkelanjutan untuk Timor Lorosa’ePhillip Calais

Pusat Teknologi Lingkungan Hidup, Universitas Murdoch, Perth, Australia Barat

Sistem yang lebih besar dapat memberi cukupbanyak tenaga untuk menjalankan alat listrik yang lebihbesar seperti kulkas dan komputer, dan karenanyasangat bernilai untuk klinik medis, sekolah danperkantoran kecil.

Untuk hal yang lebih besar lagi, sistem yang bisadipasang, mungkin bersama dengan generator solar atauturbin angin dapat memberi cukup banyak listrik untukmemberi tenaga kepada sebuah desa.

Matahari juga dapat digunakan untuk memberi airpanas dengan penggunaan alat pemanas air yangbertenaga surya. Alat ini cukup mudah dan murah untukdibuat di tempat dan juga efektif.

Oleh karena saya baru tiba di Timor Lorosa’e, sayakurang tahu apabila tenaga angin merupakan suatukemungkinan di sini, karena banyak tempat yangiklimnya tropis biasanya cuacanya tenang, tetapikadang-kadang terjadi angin siklon yang keras. Baikiklim yang tenang maupun angin siklon yang kerasbukanlah suatu keadaan ideal untuk sistem tenagaangin. Bagaimanapun begitu, kemungkinan pelaksanaansistem tenaga angin merupakan suatu hal yang perluditeliti dan mungkin Timor Lorosa’e memangmerupakan tempat yang cocok untuk tenaga angin.

Air yang mengalir merupakan kemungkinan lain lagidengan banyaknya sungai dan mata air di pegunungandi Timor Lorosa’e yang memberi kesempatan bagussekali untuk menghasilkan tenaga listrik dari sumbertersebut. Sekali lagi, sistem-sistem besar, sedang dankecil bisa dibangun, mungkin di daerah terpencil, untukmenghasilkan tenaga listrik untuk pelayanan dasar.

Tenaga pasang surut mungkin juga merupakansebuah kesempatan di kawasan perairan laut. Dalambeberapa tahun terakhir ada kemajuan cepat dalambidang penghasilan tenaga listrik ini. Di barat-lautAustralia Barat, sebuah pabrik penghasilan tenagapasang-surut yang ukurannya sedang, akan dibangun,yang akan menghasilkan listrik untuk kota-kota tropisyang terpencil.

Sebuah jenis tenaga yang bisa diperbarui lain adalah‘biomass’, dengan memakai tumbuhan dan produk daritumbuhan sebagai sumber tenaga. "Biomass’ biasanyadibuat dengan mengumpulkan dan membakar kayu,tetapi ada banyak kegunaan lain untuk‘biomass’.

Satu di antaranya yang mungkin cocok untukdigunakan di Timor Lorosa’e adalah penggunaanminyak tanaman, seperti minyak kelapa dan minyakkelapa sawit, yang cocok untuk diproduksi di sini.Beberapa minyak dari tumbuhan, seperti kelapa, bisadigunakan sebagai pengganti solar dan dapat digunakandalam kendaraan, untuk lampu dan untukmenghasilkan tenaga listrik. Baru-baru ini sayadiberitahu bahwa sudah selama lebih dari seratus tahunsebuah rumah mercu suar di pantai barat daya diAustralia Barat dijalankan dengan memakai minyakkelapa dan minyak palma.

81 BAB 4 • TEKNOLOGI

Solar bio, Biodiesel, sebuah solar yang sintetik dibuatdari minyak sayur, sudah tersedia di banyak negaraEropa dan apabila saya sudah kembali ke Australia sayaingin menjalankan mobil baru saya dengan biodieselbuatan sendiri.

Biomass merupakan sumber tenaga yangmempunyai berbagai kegunaan dan bentuk, dan jugabisa digunakan dalam tungku pembakaran untukmenghasilkan panasnya yang kemudian digunakanuntuk menghasilkan tenaga listrik. Dalam banyak bagianAustralia timur-laut, pembuangan dari tebu digunakansebagai salah satu sumber daya tenaga utama.

Sama dengan semua teknologi, selalu ada masalahdan faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan biladigunakan. Tidak ada teknologi yang baik saja atau tidakbaik saja, dan bahkan penggunaan tenaga yang dapatdiperbarui mungkin ada dampak terhadap masyarakatdan lingkungan hidup. Banyak daerah hutanditebangkan pohon-pohonnya untuk kayu bakar, danbanyak masyarakat adat, sistem sejarah dan sistemekologi musnah disebabkan oleh penempatanbendungan-bendungan yang tidak bijaksana atau tidakdipertimbangkan terlebih dahulu.

Sebuah sumber tenaga yang dapat diperbarui hanyadapat diperbarui dan bersifat berkelanjutan apabila

diperkenankan begitu.Karena terbatasnya waktu, saya tidak bisa

memperinci teknologi-teknologi tersebut, jadi saya akanselesaikan dulu, dan mengatakan bahwa teknologi-teknologi berkelanjutan ini hanya dapat diciptakan dandigunakan apabila ada kelompok orang yang berpikiranterbuka dan yang berkeinginan meninjau masalah-masalah tersebut dan mengembangkan ide-ide yangdipadukan menjadi kebijakan yang praktis dan dapatdimengerti, dan dapat maju.

Saya ingin menyatakan bahwa semua ini sudahterjadi di Australia, tetapi hal ini tidak benar. Saya mohonorang Timor Lorosa'e supaya memeriksa kebijakan-kebijakan tetangganya supaya mampu menghindari darikesalahan-kesalahan di sana, tetapi juga supaya bisamenarik komponen-komponen yang berguna darikebijakan-kebijakan tersebut agar dapatmengembangkan sebuah masyarakat yang demokratisdan bersifat berkelanjutan.

Sudah lama orang Timor Lorosa'e berjuang untukkemerdekaan politik. Biarkan kita juga berjuang untukkemerdekaan Timor Lorosa'e dalam kepentingan sepertitenaga, makanan, air, perumahan dan semua keperluan-keperluan lain.

Penggunaan tenaga surya berkembang jauh darisuatu teknologi yang hanya digunakan untuk luarangkasa. Sekarang kami sudah turun ke bumi danteknologi tenaga surya sudah dipasang dimana-manadi seluruh dunia, di geding-gedung perdagangan, dirumah-rumah, bahkan di tempat pompa bensin, yangdisambung dengan jaringan listrik. Tenaga suryamerupakan bagian penting dalam pembangunanpedesaan di negara-negara Asia dan Pasifik. TenagaSurya juga penting untuk pembangunan kembali TimorLorosa’e.

Tenaga surya memberikan manfaat yang unik- tenagabersih yang langsung tersedia di tempat pemakaiannya.Tenaga surya tidak mengeluarkan emisi atau bunyi,tidak perlu bahan bakar dan perbaikan ataupemeliharaannya minimal. Sistem pemakaian tenagasurya mudah dipasang dan bisa dibuat dalam ukuranapa saja. Sistemnya berdiri sendiri dan tidak tergantungpada jaringan listrik.

Pengalaman BP Solar dengan proyek-proyekpembangunan desa menunjukkan bahwa tenaga suryasungguh merupakan alat pengubahan hidup. Daripadamenganggap tenaga surya sebagai sumber listrik, kamimelihat tenaga surya sebagai teknologi yangmemberikan masyarakat air bersih, menaikkan mutufasilitas kesehatan di daerah terpencil dan menyediakanperalatan pendidikan untuk sekolah-sekolah dipedesaan.

Di mana saja di dunia ini, semua orang perlu airbersih, fasilitas kesehatan dan pendidikan. Kebutuhan-kebutuhan dasar ini merupakan prasyarat untuk

Tenaga Surya dan KeberlanjutanFrank Gnanam

Manajer Bisnis Daerah - Infrastruktur Pedesaan, BP Solar, Australia

pembangunan.Sekarang di Malaysia, kami terlibat dalam kerja sama

jangka panjang dengan pemerintah Malaysia untukmemasang ribuan sistem tenaga surya di rumah-rumahpedesaan dan klinik kesehatan. Proyek enam tahun inimenyebabkan kenaikan besar dalam kualitas kesehatan,kesejahteraan sosial dan standar standar kehidupansosial masyarakat yang bersangkutan.

Di Filipina kami menyediakan berbagai macamsistem tenaga surya di masyarakat kepulauan. Denganmemompa air bersih ke desa, keluarga-keluargamenghemat banyak jam untuk berjalan kaki mengambilair dari sungai terdekat. Mutu fasilitas dan pelayanankesehatan ditingkatkan dengan menyediakan kulkasvaksin dan tenaga listrik untuk pusat kesehatanpedesaan atau rumah sakit. Kehadiran anak-anak disekolah meningkat 300 persen setelah programpendidikan harian pemerintah disiarkan dengan sistemTV dan video tenaga surya yang disediakan di sekolah-sekolah pedesaan.

Karena gambar lebih jelas daripada kata-kata saja,saya mau menunjukkan dengan video, sebuah proyekdi Filipina. Anda bisa menilai sendiri apakah tenagasurya cocok untuk Timor Lorosa’e.

Sebagai kesimpulan, saudara-saudara, BP Solar inginmemainkan peran yang penting dalam pembangunankembali Timor Lorosa’e, apabila kalian mengijinkannya.Hari ini kami hanya minta kepada anda untukmempertimbangkan dengan baik kecocokan tenagasurya bagi Timor Lorosa’e.

82 BAB 4 • TEKNOLOGI

Sistem pengelolaan sampah adalah salah satupersoalan pokok untuk pembangunan yangberkelanjutan di Timor Lorosa’e.

Presentasi ini menggambarkan tentang gambaranumum kondisi pengelolaan sampah setelah jajakpendapat; keadaan pengelolaan sampah saat inidikaitkan dengan pengaruh yang akan timbul;bagaimana tahapan proses pengelolaan sampah danprogram-program yang perlu dilaksanakan.

Gambaran UmumBahwa Timor Lorosa’e setelah jajak pendapat tanggal

30 Agustus 1999, yang diikuti dengan letusan kekerasanyang tersebar luas mengakibatkan penghancuran danpembakaran serta perampasan hak milik orang lain danmasyarakat. Mulai saat itu semua kegiatan pemerintahanuntuk melayani masyarakat terutama dalam halpengelolaan sampah tidak berjalan lagi. Keadaan padawaktu itu sampai sekarang di wilayah Timor Lorosa’eboleh dikatakan sangat jelek yang diakibatkan olehtumpukan sampah dimana-mana. Jenis sampah yangdihasilkan oleh masyarakat lebih banyak adalah sisakebakaran tanpa suatu penanganan pengelolaan ataupembersihan dan pengangkutan, membuat suatukondisi lingkungan yang tidak sehat baik di dalam pusatkota yang padat dengan kegiatan manusia maupun didaerah pinggiran kota.

Kekurangan yang paling besar dalam pengelolaanpersampahan adalah suatu kenyataan yang adasekarang di wilayah ini.

Keadaan Pengelolaan Sampah saat iniTimor Lorosa’e adalah suatu wilayah yang

mempunyai karateristik desa walaupun di dalam pusatkota, hal mana sebagian besar sampah yang dihasilkanadalah sampah daun-daunan. Penanganan sampah-sampah tersebut adalah kebanyakan membuangnya didalam pekarangan sendiri, yang membuat suatu kondisiyang kurang baik yang mengakibatkan gangguanterhadap kesehatan masyarakat umum.

Sisa-sisa sampah makanan digunakan untukmakanan binatang piaraan dan sampah-sampah yangtak dapat digunakan untuk makanan binatang piaraanmereka tanam di kebun atau dibakar bersama dengansampah yang lain.

Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa saatini di Timor Lorosa’e terdapat sebagian besar orang yangberasal dari negara-negara lain yang dapat dikategorikansebagai penduduk sementara yang menghasilkansampah yang berasal dari bahan-bahan import.

Dapat disimpulkan bahwa "situasi umum dalamwilayah Timor Lorosa’e saat ini membutuhkan suatupenanganan segera dalam jangka pendek, baik dalammenentukan satu institusi yang jelas sebagaipenanggung jawab pengelolaan sampah, maupun dalammemberikan penyuluhan, informasi untuk membinamasyarakat agar ikut berperan serta dalam pengelolaansampah".

Sistem Pengelolaan Sampah di Timor Lorosa’eJose Mestre

Bagian Air Bersih dan Sanitasi, ETTA

Pengaruh yang dapat timbulKeadaan pengelolaan sampah di Timor Lorosa’e yang

saat ini belum ditangani secara baik, maka jelas akanmembawa gangguan yang akan dirasakan secaralangsung oleh masyarakat terhadap kesehatanlingkungan dan terhadap kesehatan individu.

Adapun gangguan-gangguan yang saat ini kitarasakan bersama, khususnya di Kota Dili terhadaplingkungan yaitu:• Pencemaran udara akibat bau sampah karena dibiarkan

saja• Banjir akibat saluran air tersumbat sampah• Menjadi sarang lalat, tikus, kecoak yang merupakan

perantara penyakit.Juga bisa menimbulkan gangguan terhadap

kesehatan individu yaitu: munculnya penyakit diare,tipus, sakit perut, demam berdarah, malaria, dan lain-lain.

Sistem Pengelolaan SampahDitinjau dari segi teknik operasionalnya pengelolaan

persampahan meliputi kegiatan pewadahan sampaidengan pembuangan akhir. Operasi bersifat integral danterpadu, karena setiap proses tidak dapat berdiri sendirimelainkan saling pengaruh mempengaruhi.

Program yang perlu dilaksanakanProgram jangka panjangDi jangka panjang fasilitas-fasilitas perlu

dikembangkan supaya memastikan kesehatanlingkungan hidup. Suatu program pemisahan sampahperlu diperkenalkan guna mengurangi jumlah sampah,dan suatu program pengelolaan sampah denganpartisipasi masyarakat juga perlu dikembangkan.Keperluan-keperluan tersebut dapat dilaksanakandengan pendidikan dan pemberdayaan kemampuan,dan dengan pengembangan perundang-undangan danperaturan-peraturan untuk pengelolaan sampah diTimor Lorosa’e.

Program jangka pendek1) Menetapkan satu struktur organisasi yang jelas untuk

pengelolaan sampah di setiap kabupaten.2) Menyelenggarakan pelatihan atau kursus untuk

tenaga teknik dan tenaga administrasi.3) Mengadakan studi kelayakan untuk mendefinisikan

dan merencanakan proyek-proyek yang perludilaksanakan.

4) Menciptakan proyek-proyek untuk:• Sistem kebersihan lingkungan• Sistem pewadahan• Sistem pengumpulan dan pengangkutan• Sistem pengelolaan tempat pembuangan akhir.

83 BAB 4 • TEKNOLOGI

Latar BelakangProfil kesehatan Timor Lorosa’e yang disiapkan pada

tahun 1998 menunjukkan bahwa 52% penduduk tidakmempunyai akses ke air tawar, dan 62% penduduk tidakmempunyai akses ke sistem pembuangan kotoran yangsehat. Suatu survei terhadap pelayanan air dan sanitasimenunjukkan bahwa terdapat pengetahuan yang rendahdalam masyarakat terhadap pentingnya air tawar dansanitasi untuk mencapai tingkat kesehatan yang lebihtinggi.

Kebutuhan-kebutuhan pedesaan dan perkotaanterhadap sanitasi selalu berbeda dan seharusnyadipandang secara terpisah. Teknologi sanitasi di tempatmerupakan sistem sanitasi yang cocok dan tidak terlalumahal untuk rumah tangga-rumah tangga di daerahpedesaan di Timor Lorosa’e, sedangkan sistempembuangan kotoran merupakan cara satu-satunyauntuk pembuangan air sampah di Dili, kota yangkemungkinan akan mengalami urbanisasi cepat danpertambahan air buangan di masa yang akan datang.Fasilitas sanitasi di tempat di daerah perkotaan yangpadat mungkin akan mengalami masalah-masalahdengan tanah yang terbatas untuk pengumpulan ataupembuangan sampah, terkontaminasinya tempat airyang dekat dengan WC, kotoran mengalir ke luar ke got-got, serta masalah sistem sanitasi yang tidak memadaiapabila akan digunakan setiap hari.

Masalah-masalah Kesehatan terhadap AirKotor

Air kotor disebabkan oleh berbagai kegiatandomestik, industrial atau kelembagaan. Aliran airsampah yang terkendali atau tidak terkendali mungkinakan mencemarkan air yang ada di atas atau di bawahtanah, apabila air tersebut digunakan untuk air minum.Terkontaminasinya air minum dari kotoran manusia,yang biasanya disebabkan oleh pembuangan kotoranmanusia di tempat yang tidak tertutup, dan aliran airsampah yang tidak terkendali, menyebabkan beberapainfeksi bakteri, viral, protozoan dan parasit danpenjalaran penyakit seperti diare, disentri, kolera,giardiasis, dan demam tipus. Nyamuk dari kelompokjenis Culex Pipiens, yang membawa penyakit filariasisbiasanya berkembang biak dalam kotoran manusia.

Sanitasi di Daerah PedesaanKakus tanah atau tangki kotoran biasanya dibangun

di tempat pedesaan, akan tetapi kira-kira sepertigapenduduk Timor Lorosa’e masih membuang kotorannyasecara terbuka. Sekitar 15% penduduk memakai WCumum. Sebagian besar WC yang didirikan olehorganisasi-organisasi bantuan internasional tidakdigunakan oleh masyarakat setempat.

Perlu untuk mengembangkan dan mengajukanberbagai sistem sanitasi di tempat yang cocok di berbagaikeadaan daerah di pedesaan-pedesaan yang berbeda-

Pengelolaan Air Kotor di Timor Lorosa’eSharad Adhikary

Penasihat Kesehatan Lingkungan Hidup Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

beda sifatnya, serta disetujui oleh masyarakat setempatdan tidak terlalu mahal. Tergantung pada kemampuanmasyarakat untuk membayar, WC dengan kakusberlapis satu atau dua dengan alat penuang-pendirusWC merupakan macam WC yang paling cocok untukdaerah pegunungan. Lapisan kakus mungkindiperlukan. Kakus perendam atau tempat saluran untukmengumpul kotoran yang mengalir keluar daritangkinya seharusnya selalu mengikuti pembangunantangki kotoran. Di dataran rendah dengan tingkat airtanah yang dangkal, seharusnya dibangun kakus tanahyang ditinggikan. Kakus perendam atau tempat saluranyang terpisah dapat dibangun sebagai penyalur airsampah rumah tangga.

Program pendidikan sanitasi dapat mendorongmasyarakat untuk membangun WC sendiri.Perencanaan dan pelaksanaan program-program sanitasidengan partisipasi masyarakat akan sangat membantuuntuk meningkatkan tuntutan untuk sistem sanitasi danditerima dan didukung sepenuhnya oleh masyarakatdan pemakaian WC secara efektif. Banyak LSM-LSMinternasional dan lokal yang bekerja di Timor Lorosa’e.Mendirikan jaringan di tingkat Pusat dan tingkat Distrikdengan LSM-LSM yang bekerja di bidang persediaan airdan sanitasi dapat mempertinggi koordinasi antara LSM-LSM dan pemerintah. Program-program kesadaran,pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan ilmukesehatan dan sanitasi dapat dikembangkan dandiadakan di masyarakat dengan inisiatif dan dukungandari LSM-LSM tersebut.

Pengelolaan Air Sampah di DiliKota Dili mempunyai potensi besar untuk

pertumbuhan dan pembanguan yang cepat dalam waktudekat, karena Dili akan menjadi ibu kota Negara TimorLorosa’e yang baru. Kota Dili mungkin akan menarikbanyak orang yang pindah ke Dili dari tempat-tempatlain di Timor Lorosa’e.

Tidak ada sistem pembuangan kotoran di Dili, danrumah-rumah modern pun dibangun dengan tangki-tangki kotoran. Kakus tanah di dataran rendah dantangki kotoran tanpa tempat perendam atau saluranpengumpul kotoran menyebabkan pencemaran air tanahdi tingkat rendah dan mencemari air permukaan yangmengalir ke got-got. Aliran air kotor secara luas mungkinakan menambah kelembaban yang meningkatkanjumlah pembawa penyakit.

Fasilitas-Fasilitas penyaluran aliran air permukaandi daerah perkotaan termasuk Dili membawa sebagiandari air kotor yang keluar dari tangki kotoran dan kakustanah yang banjir pada waktu hujan lebat. Kapasitas got-got tidak memadai dan terbuka di beberapa tempat.Pembaharuan got-got, peningkatan kapasitasnya, danpemberian tutupan apabila diperlukan merupakan salahsatu langkah penting terhadap pengurangan

84

pencemaran lingkungan hidup di daerah perkotaan diTimor Lorosa’e. Sistem persediaan air yang sudah adadi Dili akan diperbaharui dan meningkat kualitasnyadalam waktu dekat.

Sistem pembuangan kotoran merupakan pilihanyang paling bagus untuk Dili dan dapat memberikanfleksibilitas dalam memuat bertambahnya jumlah airkotor dalam jangka waktu 10 sampai 15 tahun. Padatahap awal, sistem pembuangan kotoran dapat dibangundi pusat kota Dili dengan kemungkinan bahwasistemnya dapat diperluas di kemudian hari sampai kepinggir kota apabila masyarakat setempat sudah mampumembiayainya.

Sistem pembuangan kotoran terdiri dari koneksipipa-pipa (pipa-pipa penyaluran kotoran) ke rumah-rumah untuk pengumpulan dan pengangkutan airbuangan ke tempat pengolahan sampah. Jumlah kotorandalam air dikurangi secara besar-besaran denganberbagai proses pengolahan. Oleh karena di Dilicuacanya panas, kotoran dapat diolah secara ekonomisdi tempat penampungan stabilisasi sampah. Sekarangtempat-tempat penampungan demikian digunakan diskala kecil untuk mengolah kotoran yang diambil daritangki-tangki kotoran oleh perusahaan swasta yangdikontrak UNTAET di Dili. Setelah pengolahan, kotorandari proses terakhir pengolahan dengan jumlah zat-zatpencemaran yang rendah sekali dapat dibuang ke laut.

Di Asia Tenggara, biaya per kapita untuk sambunganpipa-pipa pembuangan kotoran di daerah perkotaanpada tahun 1985, mulai dari $45 USD sampai $400 USDdengan biaya rata-rata $80 USD. Apabila kitamenganggap biaya demikian masih berlaku di Dilisekarang, dengan laju pertumbuhan jumlah pendukuksekitar 3% per tahun, biaya perkiraan untukpembangunan sistem tersebut dengan perkiraan 214 000jumlah penduduk di 20 tahun ke depan (berdasarkanjumlah penduduk sekarang 118 529), adalah sekitar $17juta USD. Apabila pembangunan sistem pembuangankotoran direncanakan dalam dua tahap, tahap pertamauntuk pusat kota Dili, dan tahap kedua untuk daerah-daerah di pinggir kota Dili, biaya pembangunan pertahap dapat sampai $10 juta USD untuk pusat kota Dili,dan $7 juta USD untuk pinggir-pinggir kota. Biaya tinggi

tersebut untuk suatu sistem pembuangan kotoran dapatdibenarkan dengan menghitung manfaat kesehatandalam jangka panjang, yang dapat dicapai denganmengurangi penyakit-penyakit yang berhubungandengan air buangan.

Perlunya sistem pembuangan sampah di Diliseharusnya diprioritaskan dan diajukan oleh masyarakatDili/Timor Lorosa’e, dan juga oleh bagian-bagian teknisdan administratif di ETTA, termasuk DepartemenPelayanan Kesehatan dan Divisi Pelayanan Air danSanitasi, badan-badan pendukung dari luar, dan LSM-LSM baik yang lokal maupun yang internasional.Dukungan tersebut dapat tercapai dengan mengadakanseminar atau lokakarya untuk membantu meningkatkanprofil suatu sistem pembuangan sampah, danmenekankan pentingnya suatu sistem pembuangansampah di Dili.

KesimpulanProgram persediaan air dan sanitasi seharusnya

selalu dikaitkan karena dua-duanya saling melengkapi.Sanitasi dan pengelolaan air sampah biasanya mendapatperhatian yang rendah dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan pembangunan yang lain. Akan tetapi sanitasimerupakan salah satu jasa dasar yang dibutuhkan olehmasyarakat dan kekurangan jasa tersebut ataupengelolaannya yang tidak baik berpengaruh langsungkepada masyarakat.

Timor Lorosa’e dalam waktu dekat akan menjadinegara yang mandiri. Oleh karena itu, proses-prosespemberdayaan kemampuan di pemerintahan dan LSM-LSM seharusnya juga menentukan tugas-tugas yangdiperlukan untuk membuat rencana-rencana strategisdan memulai pelatihan sumber daya manusia untukpengelolaan air sampah dan sistem persediaan air.Pendidikan terhadap ilmu kesehatan dapatmenyadarkan dan mendorong masyarakat untukmenuntut sistem sanitasi yang lebih baik. Prosespartisipatif dalam pendidikan dan kesadaran mengenaiilmu kesehatan sebelum pelaksanaan fasilitas-fasilitaspelayanan sanitasi secara fisik akan membantu dalammencapai persetujuan dan penggunaan sistem-sistemtersebut oleh masyarakat dalam jangka panjang.

BAB 4 • TEKNOLOGI

85

LOKAKARYA-LOKAKARYA TEKNOLOGI

Lokakarya Pola yang BerkelanjutanMasalah-masalah: Desain rumah/gedung yang tak pantas • Kebutuhan pendidikan untuk memberitahukanmasyarakat • Pengaruh media asing/barat terhadap masyarakat • Kekurangan perencanaan • kekurangan zonifikasi• Mahalnya bahan bangunan yang diimpor, dan juga dapat merusak ekonomi lokal • Kota Dili belum tahu akansifatnya sendiri • perlunya pendekatan holistik dalam perencanaan • Bagaimana mendapatkan rekonsilisasi diantara adanya semen, dan kurang adanya kayu • Masalah globalisasi menyebabkan hilangnya identitas lokal-idealisme • Ilmu pengetahuan dan material yang bersifat lokal- ideal • Kebutuhan studi-studi supaya masyarakatdapat memilih secara sudah berpengetahuan • asosiasi tentang status dengan desain yang datang dari luar • Salahsatu prioritas adalah rumah-rumah bagi masyarakat • Dibutuhkan memberihati kepada para arsitek lokal •Ketermasukan pendidikan tentang lingkungan hidup di sekolah-sekolah dan desa-desa • Menerapkan model desainyang berkelanjutan • kebutuhan akan program pelatihan untuk para pembangun Australia • Kerja sama di antarakelompok-kelompok yang mengajukan hak terhadap bangunan dan para arsitek • Pendidikan desain yangberkelanjutan di sekolah-sekolah teknik • Bagaimana penyelesaian: masalah-masalah segera/urgen/penting sekali;masalah-masalah kedua; masalah-masalah berjangka panjang • Bongkarkan bangunan-bangunan yang tidak pantas• Dibutuhkan membuat kode khusus untuk implementasi desain teknik • urban (kota)- bekerja, tinggal di desainurban; rural (pedesaan)- dibangun dengan cara tradisional • Bambu cocok untuk bangunan-bangunan kecil • bambubisa dibuat secara laminasi • Penelitian sangat dibutuhkan untuk menentukan jenis-jenis bambu yang cocok •memakai lagi bahan-bahan bangunan dari gedung-gedung yang sudah rusak.

STRATEGI-STRATEGIISU-ISU UTAMA

• Mendirikan sebuah contoh dari model pola yang berkelanjutan• Perlu membina arsitek lokal dan bidang arsitektur• Pola berbeda untuk situasi pedesaan dan kota• Melakukan penelitian mengenai bambu yang sesuai untuk pembangunan dan

pengobatan untuk pengawetan• Bambu digunakan untuk bangunan yang kecil• Menyelidiki kemungkinan untuk memakai bambu yang telah dilaminasi (sudah

dilakukan di perudahan di Timor Barat)

Perlu model-modeldan contoh

• Pendidikan lingkungan (termasuk pola yang berkelanjutan) pelajaran untuk sekolahdan desa

• Pelajaran pola yang berkelanjutan dimasukkan kedalam sekolah teknik dimanatukang bangunan sedang dilatih

Perlu pendidikanmasyarakat

• Menjalankan seminar untuk tukang bangunan dari Australia dan perusahanbangunan

• Mengembangkan kooperasi diantara kelompok hak perumahan dan arsitek polayang berkelanjutan lokal

• Bongkar bangunan yang tak pantas.• Daur ulang bahan dari bangunan yang rusak

• Perlu menjelaskan masalah yang berjangka pendek, menengah dan panjang.• Perumahan masyarakat adalah prioritas• Merancang pedoman bangunan untuk melaksanakan pola teknik dan memastikan

pihak yang mempunyai kepentingan tidak boleh memotong jalan pendek• Perencanaan secara seluruhnya harus memperhatikan limbah, energi dan air

Perencanaan yangtidak sesuai

Desain/Rancanganbangunan yang tidakcocok

Lokakarya EnergiMasalah-masalah: Harganya- bagaimana orang desa bisa mampu membelinya • Sesudah masyarakat mengetahuiteknologinya, perlu tenaga ahli, bila tidak, teknologi itu berguna untuk jangka pendek saja • Lama-lama hargaenergi lebih murah daripada bentuk energi tradisional • Untuk membuat tenaga alternatif perlu lebih banyak sumberdaya alam, berapa lama sampai hasil energi itu lebih besar daripada sumber yang digunakan untuk membuatenergi itu • Bagaimana menerapkan pengetahuan baru ini di desa-desa • Perlu pelatihan tentang pegetahuan baruitu di masyarakat lokal • Perlu kebijaksanaan yang dikeluarkan kelompok yang mewakili keperluan masyarakat •Harga solar untuk menjalankan mesin-mesin listrik sangat mahal untuk Timor Lorosa’e di masa yang akan datang(berlanjut di halaman berikut)

LOKAKARYA-LOKAKARYA

86

• Limbah Air- Tidak ada tempat untuk membuang

limbah air- Dibuang ke kali, pantai, tanah- Polusi, kontaminasi, bunuh ikan dan

hewan laut lain.- Tidak ada pemisahan diantara air hujan

dan air dari rumah- Air yang keluar dari bak WC- Dampak terhadap manusia: kesehatan

dan penyakit yang timbul dari air- Oli, bensin dari mobil- Got-got

STRATEGI-STRATEGIISU-ISU UTAMA

Lokakarya LimbahMasalah-masalah: Limbah/sampah padat: tempat pembuangan sampah baik yang berada di rumah maupun dijalan raya • Apakah UNTAET mempunyai rencana untuk pembersihan kota/infrastruktur yang dibutuhkan • Kenaikanjumlah sampah padat sejak PPB datang; perubahan dalam sifat sampah • Kekurangan kesadaran masyarakatmengenai lingkungan • Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pembuangan sampah • Belum adanya lembaga/institusi • Sampah yang tidak bisa terurai bertambah sejak jaman Indonesia • Tidak ada tempat penampungan air;air dimasukkan ke dalam bak-bak penampungan yang kotor yang akan masuk ke sungai dan ke laut • Polusi di airmenyebabkan ikan-ikan mati • Tidak ada perbedaan terhadap air • air yang keluar dari tempat penampungan yangkotor • Penyakit terbawa air kotor, menyebabkan penyakit-penyakit di masyarakat • Akibat dari tumpahnya oli,bensin dari kendaraan.

• Memberi penyuluhan/ informasi, institusi yang khusus untukmengumpul sampah itu/pendidikan lingkungan

• Institusi spesial untuk pengelolaan sampah daur ulang• Menyediakan alat-alat sumbangan• Pendidikan lewat jalur formal dan informal• Menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah• Cara mengurangi/ menghindari sampah• Tempat pembuangan sampah berakhir dengan menyediakan

undang-undang lingkungan• Sebaiknya limbah cair dimasukkan ke dalam tempat penampungan• Sistim daur ulang perlu teknologi yang benar• Cara-cara untuk menaikkan limbah cair dengan penampungan-

penampungan yang bersifat sementara

• Penambahan besar dalam jumlahsampah sejak PBB tiba.

• Sampah yang tidak bisa teruraimenjadi masalah sejak Indonesiaberada di Timor Lorosa'e.

• Tidak adanya tempat-tempat sampahuntuk membuang sampah: rumahatau umum.

• Strategi untuk air limbah• Membuat kelompok-kelompok dari anggota masyarakat untuk

dapat menbuat tempat-tempat penampungan limbah cair• Kampanye pemerintah kepada masyarakat untuk mengunakan

limbah secara baik dan benar• Menanam sayur-sayuran di dalam tempat penampungan air• Diperlukan suatu sistim untuk limbah-limbah tersebut, yang terletak

di tempat yang khusus• Sampah-sampah seperti kaleng dan plastik dapat didaur ulang,

sedangkan beberapa jenis sampah yang lain dapat dibakar

• Cara untuk mengurangi pemakaian energy• Lama – lama tenaga energi lebih murah dan sederhana• Pemerintah dan ahli-ahli teknologi kerja sama untuk memberikan produk-produk

energi kepada masyarakat pedesaan• Dana diperlukan• Pemerintah/perusahan listrik membangun dan memelihara sistemnya –

masyarakat membayar listrik dengan memakai meteran setiap minggu

Memanfaatkan struktur masyarakat yang ada dan melatih untukmemelihara dan menentukan kebutuhan mereka akan energi

STRATEGI-STRATEGIISU-ISU UTAMA

• Bagiamana orang bisamampu membelinya

• Harga solar untukmenjalankan mesin-mesin listrik sangatmahal untuk TimorLorosa'e di masa akandafang.

Sesudah masyarakatmengetahui teknologidan perlu tenaga ahli –Teknologi JangkaPendek

• Sumber daya Celah Timor agar mempunyai hubungan strategi denganpengembangan energi alternatif

• Celah Timor berkewajiban untuk melindungi lingkungan hidup di Timor Lorosaè• Saran-saran yang transparen dan jelas di tingkat masyarakat tentang kebtuhan

energi• Perlu dengan segera pemerintah membentuk kelompok yang akan

mengembangkan energi yang berkelanjutan• Masyarakat perlu menyadari akibat negatif apabila energi disediakan

Kebijaksanaan yangdikeluarkan darikelompok yangmewakili keperluanmasyarakat

LOKAKARYA-LOKAKARYA

87

• BAB 5 • MASALAH-MASALAH SOSIAL

"Manusia menempati posisi utama dalam masalah-masalah pembangunan berkelanjutan. Mereka berhakmempunyai kehidupan yang sehat dan produktif,selaras dengan alam. (Puncak Bumi, Pernyataan Rio1992)

Harapan-harapan kesehatan di Timor Lorosa’e,seperti seluruh dunia, tergantung pada pengembanganlingkungan alam dan sosial kita secara berkelanjutan.Masalah-Masalah kesehatan tidak dapat dianggapterpisah dari berbagai unsur-unsur lingkungan sepertiair dan air tawar, kemiskinan dan kondisi kehidupan,sanitasi, pembawa bahan-bahan kimia dan pembawapenyakit, kelebihan konsumsi dan kurangnyapembangunan, teknologi dan perdagangan.

Untuk menjamin kesehatan bagi semua orang dilingkunan yang sehat, perlu jauh lebih banyak daripadahanya penggunaan teknologi medis, atau usaha sendiridalam semua sektor kesehatan.

Usaha-usaha secara terintegrasi dari semua sektor,termasuk organisasi-organisasi, individu-individu, danmasyarakat, diperlukan untuk pengembanganpembangunan sosio-ekonomi yang berkelanjutan danmanusiawi, menjamin dasar lingkungan hidup dalammenyelesaikan masalah-masalah kesehatan.

Seperti semua makhluk hidup, manusia jugatergantung pada lingkungannya untuk memenuhikeperluan-keperluan kesehatan dan kelangsunganhidup.

Kesehatanlah yang rugi apabila lingkungan tidak lagimemenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia akanmakanan, air, sanitasi, dan tempat perlindungan yangcukup dan aman- karena kurangnya sumber-sumberatau distribusi yang tidak merata.

Kesehatanlah yang rugi apabila orang-orangmenghadapi unsur-unsur lingkungan yang tidak ramah-seperti binatang-binatang mikro, bahan-bahan beracun,musuh bersenjata atau supir-supir yang mabuk.

Kesehatan manusia adalah keperluan dasar untukpembangunan berkelanjutan. Tanpa kesehatan, manusiatidak dapat membangun apa pun, tidak dapatmenentang kemiskinan, atau melestarikan lingkunganhidupnya. Sebaliknya, pelestarian lingkungan hidupmerupakan hal pokok untuk kesejahteraan manusia danproses pembangunan. Lingkungan yang sehatmenghasilkan masyarakat yang sehat, sebaliknyalingkungan yang tidak sehat menyebabkan banyakpenyakit dan masalah-masalah kesehatan yangberhubungan dengan lingkungan.

Pada tahun 2000 di Timor Lorosa’e, lembaga-lembagayang menyembuhkan (LSM-LSM dan tim kedokteranmiliter di INTERFET) memberi lebih dari 690 000konsultasi dan pengobatan. Lingkungan yang tidaksehat bertanggung jawab langsung atas kurang-lebih

Kesehatan dan Lingkungan Hidup: Mengintegrasi Masalah-Masalah Kesehatan dalam Pembangunan Berkelanjutan Nasional

Dr. Alex AndjaparidzeWakil Kepala Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) di Timor Lorosa’e

70% penyakit yang dapat dicegah di Timor Lorosa’e,sakit pernapasan, diare dan malaria adalah yang palingburuk. Sakit pernapasan keras di kalangan dewasa dananak-anak termasuk kurang-lebih 35% dari semuakonsultasi dan pengobatan. Penyakit diare termasuk30%, dan malaria termasuk 18% dari semua konsultasi.Bahkan, penjangkitan demam berdarah disertai linupada sendi-sendi dan otot-otot yang berdarahan terus,radang otak Jepang dan penyakit-penyakit lain yangdibawa oleh vector bukanlah hal yang luar biasa di TimorLorosa’e. Dikirakan bahwa 80% dari anak-anak di TimorLorosa’e membawa infeksi parasit dalam ususnya,penyakit yang berhubungan erat dengan lingkunganhidup, khususnya dengan sanitasi yang kurang sehat.

Tiga penyebab utama kematian danketidakmampuan di Timor Lorosa’e adalah

1) penyakit menceret yang biasanya disebabkan olehmakanan dan air yang dikontaminasi dan kurangnyasanitasi, 2) penyakit pernafasan, khususnya TBC danradang paru-paru yang disebabkan oleh konsidikehidupan yang padat dan kurang sehat dan 3) malariayang membawa maut yang disebabkan oleh kurangnyasaluran pembuangan air dan pencegahan nyamuk.

Kematian di Timor Lorosa’e disebabkan olehpenyakit yang dibawa oleh agen yang lain sepertidemam berdarah, radang otak Jepang, penyakit tidakmenular dan penyakit kronis, kecelakaan di jalan rayadan kondisi-kondisi lainnya.

Marilah kita melihat keadaan lingkungan hidup diDili sekarang ini. Diperkirakan, jumlah penduduk Diliadalah sebesar 120 000 di Dili, yang berarti kira-kira 20%dari jumlah penduduk Timor Lorosa’e. Di Dili perhatianterhadap masalah-masalah kesehatan pada periodepasca-krisis ini sedikit saja karena perhatian biasanyaterfokus pada keperluan gawat darurat dan rehabilitasi/pembangunan kembali. Dili tidak mempunyai sistemsaluran air buangan untuk pembersihan limbah air.Praktek pengelolaan limbah air di Dili terdiri darifasilitas pembuangan di tempat, dengan lubang WC atautangki kotoran. Cair kotor dari lubang WC ini yangterkonsentrasi biasanya mengalir ke air tanah dangkal,dan cair kotor dari tangki kotoran yang tumpahmengkontaminasi got air muka. Tanpa sistempenyaluran air buangan, WC dan tangki kotoran yangada mengotorkan air yang ditarik/dipompa dari tanahdan juga air di dalam got. Pemukaan air dalam tanahyang dangkal di bawah Dili menghambat infiltrasilimbah air di bawah permukaan, dan keadaan tersebutmenjadi lebih buruk lagi apabila musim hujan. Saluranpipa untuk persediaan air (yang melayani kira-kira 50%dari penduduk kota) sering dipasang di dalam got jalanyang menunjukkan adanya kemungkinan air got masukke dalam pipa yang bocor.

BAB 5 • MASALAH-MASALAH SOSIAL

88 BAB 5 • MASALAH-MASALAH SOSIAL

Keadaan sanitasi dan air di Dili sekarangmemungkinkan terkontaminasinya air minum denganberbagai patogen yang menyebabkan penyakit menceret,radang hati, dan infeksi lain yang dibawa melalui air.Juga kekurangan sistem got/sistem saluran air yangcukup baik dan sistem penyimpanan air menambahajang pemeliharaan agen-agen yang membawa malaria,infeksi demam berdarah, radang otak Jepang, filariasesdan visceral leishmaniasis dalam kota dan di sekitar kota.Data pengamatan penyakit memberi indikasi bahwaselama tahun 2000, dalam kabupaten Dili ada kira-kira30% menceret yang berdarah, 27% menceret yang berair,40% infeksi demam berdarah dan 18% malaria darisemua kasus yang dilaporkan di Timor Lorosa’e.

Seperti yang sudah dilihat di banyak negara yangsudah berkembang, ada kemungkinan bahwa jumlahpenduduk Dili akan bertambah, dan akan menarik lebihbanyak orang pedalaman pindah ke kota untukmendapat pekerjaan. Apabila rencana-rencana untukpersediaan air dan sistem pengaturan pembuangan tidakdikembangkan bersamaan bertambahnya jumlahpenduduk dan dampak terhadap lingkungan hidupakan memperburuk lagi masalah-masalah lingkunganhidup dan kesehatan di Dili.

Sebuah sistem persediaan air merupakan proses yanglengkap, dan fungsinya dapat diklasifikasi sebagai:a)Pengambilan dari sumber, pembersihan dan

penyimpanan;b) Distribusi secara individu atau borongan; danc) Pembuangan limbah air yang dihasilkan dengan

pembersihan yang cukup.

Baru-baru ini, Bagian Pelayanan Kesehatan danOrganisasi Kesehatan Dunia membuat komitmenbersama atas sebuah usulan proyek untuk persediaan,rehabilitiasi dan perbaikan sistem persediaan air di Dili.Proposal ini hanya meliputi masalah pengambilan darisumber dan tidak menangani pelaksanaan distribusi airatau pembuangan limbah air di masa yang akan datang.

Perbandingan pelayanan dalam sistem baru tersebutapabila dilaksanakan bertujuan mencapai 70%, berarti30% penduduk tergantung pada sumber tradisionalseperti air dalam tanah, sumur dangkal, sumur bor ataupersediaan masyarakat umum yang berskala kecil yangtersebar di kota; sistem itu hampir tidak termasukkontrol kuantitas dan kualitas air yang digunakan.

Persediaan air bersih yang direncanakan untuk setiaporang di perkotaan mencapai 248 liter sehari, lima kalilipat dari persediaan sekarang, yaitu kira-kiramerupakan 50 liter. Jaringan distribusi yang adasekarang tidak mampu menahan peningkatanmendadak dalam sistem persediaan air dan mungkinakan menyebabkan lebih banyak kebocoran, danpecahnya pipa-pipa besar. Diakui dalam proposal itubahwa apabila limbah air di kota tidak terkontrol denganbaik, penambahan dalam persediaan air mungkin akanmenyebabkan bertambahnya limbah air sebanyak 2mmper hari dalam daerah distribusi dan mengalir sebagaiair muka yang tersisa. Rawa-Rawa sementara yangdiciptakan oleh kebanyakan limbah air yang dibuat diDili mungkin akan mencemarkan tanah dan badan airmuka, menyebabkan permukaan air bawah meningkat,dan menyebabkan lebih banyak dan menyulitkan

infiltrasi di tanah lapisan bawah dan dekomposisi airbuangan di dalam lubang WC.

Keadaan saluran dan fasilitas tempat pembuanganair dan penyaluran di Dili menunjukkan keadaan yanggawat.

Maksudnya bukannya bahwa sistem persediaan airyang kualitasnya lebih baik tidak sangat diperlukan dikota Dili. Memang sangat diperlukan. Akan tetapi,keprihatinan utama kita adalah bahwa proposal proyekitu tidak lengkap karena tidak menangani perencanaansecara bersamaan atas pengelolaan air dan masalahlimbah air yang kemudian terjadi. Dalam keadaanseperti itu, bertambahnya limbah air mungkin akanmenyebabkan penurunan kualitas air, terlepas dariupaya untuk memperbaiki kualitas persediaan airborongan.

Bagian Pelayanan Kesehatan dan OrganisasiKesehatan Dunia merekomendasikan kepada BagianPersediaan Air dan Pelayanan Sanitasi di ETTA bahwakerjanya yang dijalankan dalam rehabilitasi persediaanair termasuk sistem pembagian di Dili seharusnyamengusulkan pembangunan pada waktu bersama-samasebuah sistem retikulasi air buangan dan perbaikanterhadap sistem saluran yang sudah ada. Saya harapbahwa rekomendasi kami akan dipertimbangkan dandimasukkan dalam proyek tersebut bila sudahdilaksanakan.

Tolong ingat asumsi-asumsi salah dari pengalamannegara lain berikut ini:• Perbaikan persediaan air saja menyebabkan kesehatan

yang lebih baik. Tidak ada keperluan untuk sanitasi;• Perbaikan sanitasi hanya sedikit keuntungan untuk

kesehatan dan tidak ada keuntungan sosio-ekonomi;• Semua pilihan sanitasi yang baik mahal dan sulit

dipasang;• Air, udara dan tanah merupakan bahan tanpa ongkos

dan kita seharusnya tidak membayar untukperbaikannya;

• Persediaan air yang cukup dan bersih saja sudahmerupakan pra-kondisi untuk sanitasi yang baik;

• Pemberian pesan-pesan akan mengubah tingkah lakuorang-orang;

• Sikap tradisional yang berdasarkan budayamerupakan halangan terhadap praktek-prakteksanitasi.

Memang mungkin bahwa anda sudah mendengarketerangan seperti ini dari organisasi-organisasi atauindividu-individu tertentu. Walaupun begitu, sebaiknyaanda mengingat bahwa yang disebutkan di atasmerupakan asumsi-asumsi yang salah dan kita semuabertanggung jawab untuk mengoreksikannya denganupaya untuk mendukung pentingnya pelaksanaansanitasi yang berimbang dan keberlanjutan untuk semuaorang Timor Lorosae. WHO memberi rekomendasi kuatbahwa proyek pembangunan apa saja di Timor Lorosa’eseharusnya mempertimbangkan pengaruh terhadapkesehatan penduduknya dan mendapatkan persetujuandari lembaga-lembaga kesehatan. WHO bersediamemberi dukungan teknis yang diperlukan kepadaBagian Pelayanan Kesehatan dalam tugas yang pentingini.

89 BAB 5 • MASALAH-MASALAH SOSIAL

IntroduksiDalam sejarah kita lima ratus tahun yang silam

terutama 24 tahun dimana pendudukan Indonesia,orang-orang Timor Lorosa’e baik laki-laki maupunwanita dari yang kecil sampai yang tertua (90 %)berjuang untuk keluar dari tangan dan belenggupenjajahan. Karena para penjajah memakai banyaksistem diantaranya kekerasan yang menghancurkananak-anak bangsa Timor Lorosa’e dalam segala segi sertalingkungannya.

Berbicara mengenai kesehatan dan lingkungan secaraideal, kita harus melihat bagaimana semua masyarakatdan termasuk kita sendiri "hidup sehat" baik fisik, psikis,mental dan jiwa. Dan lingkungan yang bersih,bermanfaat, aman, tentram dan damai. Berbicara tentangkesehatan tidak terlepas dari lingkungan hidup.

Kriteria-kriteria untuk masyarakat hidupdalam kesehatan yang baik:1. Tanah adalah basis dari kesehatan kita. Dari tanah kita

mengambil makanan dan obat-obatan;2. Air merupakan salah satu unsur hidup bagi makhluk

hidup di antara kita manusia. Siapapun tidak dapathidup tanpa air;

3. Pekerjaan menguatkan kesehatan kita. Bila pekerjaandibagi rata dan hak setiap orang dibagi dengan adil;

4. Makanan adalah kesehatan kita. Penyakit yang palingjelek di dunia adalah kelaparan;

5. Pelayanan medis untuk membantu kesehatanmasyarakat. Setiap manusia mempunyai hak untukdilayani secara medis.

Beberapa masalah yang sedang terjadi di TimorLorosa’e adalah sebagai berikut. Setiap permasalahan inimembawa dampak negatif terhadap kesehatan, terutamabagi kesehatan manusia.• Susah mendapat uang, orang keluar dari daerahnya;• Banyak masalah terjadi di kota Dili;• Sampah bertumpuk-tumpuk di pasar, jalan-jalan,

selokan-selokan/got, semua itu adalah sumber daripenyakit;

• Kurangnya tempat tinggal, banyak orang tinggal/tidur di pasar;

• Banyak rumah-rumah yang terlalu berdempetan.Seperti di desa-desa;

• Perkelahian, pembunuhan, minum obat terlarang(Ganja, Morfin) di kalangan generasi muda;

• Hasil produksi pertanian yang kurang sementara hargabahan makanan di pasar sangat tinggi. Hal inimengakibatkan banyak orang kelaparan karena tidakmampu membeli. Akibatnya Penyakit bertambah danmerajalela.

Realitas Masalah-masalah dalam masyarakat kitaselama 1,4 tahun di masa Pemerintahan Transisi.

Saya kira kita semua selalu membersihkan mata

Masalah Kesehatan di Timor Lorosa’eMaria De Fatima Ximenes Dias

Direktor PAS Clinic

untuk melihat apa yang terjadi di dunia yang kita hidupini.

1. Tanah• Para petani di pedesaan bekerja dan hasilnya sampai

rusak dan dibuang karena tidak ada transportasi untukmembawa ke kota dan juga tidak ada perusahaanuntuk membelinya.

• Banyak orang dari pedesaan datang bertumpuk-tumpuk di kota Dili.

• Selama ini banyak masyarakat kekurangan makanan.• Banyak pohon ditebang untuk dijadikan kayu bakar

dan sebagian dijual untuk mencari nafkah.• Hutan dan gunung dikikis serta dibakar terutama di

bulan Juni-September.

2. AirAir yang memberikan hidup kepada kita. Tanpa air

semua makluk hidup mati.Timor Lorosa’e mempunyai banyak mata air dan saya

kira cukup untuk seluruh umat manusia. Tetapikenyataannya: Di kota Dili saja satu/dua minggu tidakada air.

• Banyak daerah terpencil orang harus jalan 1-2 jamuntuk mengambil air.

• Pada musim hujan mereka minum air hujan atau airyang keluar dari tanah dan banyak sekali para petugasPersediaan Air kurang/tidak memperhatikan pipa-pipa yang putus atau rusak di mana sambungan airtersebut keluar air yang terbuang-buang.

• Belum adanya hukum dan kepastian hukum secarasah dan tegas bagi peraturan pemasangan air. (semuaorang memasangnya sendiri-sendiri).

• Dalam tangki-tangki penampungan air tidakdibersihkan, orang memakai pakaian kotor, kayu ataubatu untuk menyumbat saluran pipa air.

• Akibatnya orang diserang berbagai macam penyakitseperti colera, malaria, penyakit kulit, scabies dan lainsebagainya.

• Pada musim kemarau masyarakat mau menanamsayur-sayuran dan lain-lain tetapi tanpa air tidak bisaapa-apa. Pemerintah tidak boleh membiarkanmasyarakat hidup tanpa air dan bijaksana pada waktumusim kemarau.

3. Pekerjaan• Gaji• Menguatkan kesehatan masyarakat, sekarang banyak

orang tidak bekerja, contohnya jumlah perawat danbidang 1000 lebih tidak bekerja karena UNTAET tidakada uang untuk membayar.

• Banyak orang tidak bekerja kerena tidak punyaketrampilan.

• Penerjemah, supir dan pelayan. Gaji pun tidak adil.Ada diskriminasi antara staf lokal dan staff pribumi.

• Semua rumah yang bagus punya AC, dll ditempati

90 BAB 5 • MASALAH-MASALAH SOSIAL

oleh orang-orang Internasional, pejabat. Padahalbanyak masyarakat yang sakit karena tidak punyatempat tinggal baik dan kami harus mengusahakantempat untuk mereka istirahat.

• Banyak mini market dan restoran dibuka, yang pergibelanja dan makan hanya orang asing dan orang kaya.Orang kecil dan miskin hanya satu biji beras sulitdidapat, dan sisa-sisa makanan dari restourant danorang kaya yang diangkut oleh truk sampah ke Tibar,diambil oleh masyarakat dan dibawah ke rumah untukmakan dan ada yang dijual kembali. Hal ini sangatburuk bagi kesehatan masyarakat.

• Masyarakat kecil dan miskin masak pakai kayu dansemua pohon digundulkan, orang asing dan kayapakai kompor gas. Asap dari kayu bakar tidak baikuntuk pernapasan dan kebiasaan di sini ibu dan anakyang selalu ada di dapur maka merekalah yang palingmenderita. Kita tahu bahwa orang Timor Lorosa’e 75% menderita penyakit Tuberculosis (TBC)

• Orang yang mempunyai pekerjaan banyak sekali tidakbertanggungjawab

4. Makanan• Penyakit yang paling jelek adalah kelaparan, orang

miskin banyak yang sakit karena kekuranganmakanan.

• Banyak ibu hamil mengalami anemia.• Banyak anak malnutrisi.• Banyak suami-istri bertengkar karena tidak ada

Karakteristika gender Timor Lorosa'e hampir tidakberbeda dengan karakteristik gender lainnya di dunia.

Dimana–mana ditemukan dalam kehidupan sehari–hari sejak turun temurun perempuan hanya diberikanprioritas untuk menjalankan pekerjaan rumah tanggasaja. Sedangkan kaum laki dihargai sebagai orang yangberproduktif seperti bekerja di kebun, di sawah, jugapekerjaan publik lainnya. Pembagian ini kemudiandisebarluaskan dimana–mana dalam masyarakat yangberlangsung sangat lama dan menjadi suatu kebiasaandimana kaum perempuan kurang diberi prioritas, hanyadiberikan prioritas pada kaum laki. Keadaan yangmenjadi tradisi yang membagi peranan dan tanggungjawab sebagai kaum perempuan dan laki.

Terdapat suatu kebiasaan, kaum laki dibiasakansecara paternalistik yang seterusnya menjadi budayapaternalistik. Hal ini menyebabkan lingkungan sosialdiskriminatif yang membuat perempuan kurangdihargai dan akibatnya mereka dimarjinalisasi dandisubordinasi, dan tidak mendapat hak yang sama.Dengan demikian berarti di dalam lingkungan sosialmuncul dengan otomatis membagi peranan dantanggung jawab kepada laki dan perrempuan yangkemudian perlahan – lahan muncul issue gender.

Gender dikenal pada tahun 1970 dari seorang yangbernama AAN OAKLY yang menggambarkan tentang

makanan untuk anak-anak.Kami mengurus makanan untuk orang-orang yang

paling membutuhkan.CARE• 12 kg beras untuk 1 orang perbulan• 6 kg kacang untuk 1 orang/ bulanWFP• Minyak Jagung 1 liter untuk 7-10 orang perbulan.• Tepung jagung untuk anak 0-2 tahun, 5 orang/bulan• Kedelai untuk anak 0-2 tahun, 2 orang/bulan• Minyak , sabung, tepung jagung, juice buah-buahan

dll.5. Pelayan Medis

•Kekurangan Dokter baik dokter umum maupunspecialis.

• Masyarakat Timor Lorosa’e jumlahnya 600.000 jiwa.• Dokter umum +/- 30 orang• Dokter spesialis 1 orang.• Perawat, diploma, akademi +/- 3000 orang• Banyak tenaga belum direkrut/alasannya UNTAET

tidak ada uang.• Banyak puskesmas terutama di daerah ditutup.•Masyarakat dari kampung-kampung mau ke

puskesmas harus berjalan kaki 1-5 jam untuk berobat.• Rumah sakit umum Dili maupun Baucau kekurangan

obat-obatan maupun peralatan medis.•Para dokter pribumi tidak ambil bagian dalam

pekerjaan di rumah sakit.

"karakteristik perempuan dan laki untuk ditetapkandalam lingkungan sosial, tetapi dalam kenyataanperempuan dan laki secara biologis".

Berdasarkan dengan hal ini bahwa ukuran genderbisa berubah perlahan-lahan bersama dengan situasiseperti muncul krisis atau konflik, bisa mengubah situasidengan cepat.

Seperti kita ketahui bahwa perempuan telah terbuktidengan adanya suatu situasi konflik di Timor Lorosa'e,perempuan melewat suatu perubahan yang membuatmasyarakat mengetahui gender secara realitas. Situasiitu dengan sendirinya memperkenankan untukmengikut serta dalam perkembangan situasi dalamsegala bidang yaitu: ikut serta dalam PergerakanPembebasan Nasional disamping itu perempuanbergerak untuk membebaskan sesama perempuankhususnya di bidang politik, ekonomi dan pendidikan.

Situasi partisipasi ini tidak berlangsung lama, karenadikuasai oleh militar Indonesia maka menjadi diam danberhenti. Keadaan perempuan ini ditambah dengankonsekuensi konflik dimana perempuan harus hidupdalam situasi kekerasan. yang membuat perempuanmengalami kebodohan dan kemiskinan, dan harkat danmartabatnya menurun.

Dengan demikian kita melihat bahwa konsep Genderdi Timor Lorosa'e walaupun sudah menetap menjadi

Gender dan PembangunanAurora Ximenes

Koordinator, Jaringan Kaum Perempuan Timor Lorosa’e (REDE)

91 BAB 5 • MASALAH-MASALAH SOSIAL

suatu tradisi yang paternalistik tetapi dengan konflikyang lama menujukkan bahwa posisi perempuan yangsubordinat itu bisa dikatakan telah mendapat perubahangender sejak 1975.

Untuk mengangkat harkat dan martabatnya,berbagai upaya telah dilakukan oleh organisasiperempuan dalam rangka mengangkat harkat danmartabat serta membebaskan kaum perempuan darikegelapan. Upaya pembebasan yang dilakukan lewatKongres Perempuan yang diadakan di Dili pada bulanJuni 2000 membahas banyak hal, antara lain:

Politik•Kebijakan yang menghargai semua orang seperti;

hukum, keadilan, sekolah, kesehatan, ekonomi,transportasi.

•Kebijakan yang mendukung perempuan.

Ekonomi•Tidak adanya modal•Tidak tersedianya bahan baku produksi•Tidak adanya jalur transportasi perdagangan•Pembagian usaha modal seperti pasar belum merata•Kurangnya ketrampilan usaha•Perempuan belum mendapat akses pada usaha kecil•Kebijakan yang mendukung perempuan seperti mikro

kredit.

Pendidikan•Sebagian besar perempuan masih buta huruf.•Kurang adanya fasilitas sekolah.•Kurikulum yang belum jelas.•Binbingan mendidik anak bagaimana cara menghargai

dan menghormati orang lain.•Kembangkan bahasa Tetun dan Portugis.

Kesehatan•Terbatasnya persediaan obat di tingkat desa.•Kurangnya tenaga kesehatan di tingkat desa.•Kesehatan mental.•Kekurangan gizi.•Air minum bersih.

Media dan Komunikasi•Fasilitas komunikasi.

Sehubungan dengan hal – hal yang diatas maka dapatdisimpulkan bahwa perempuan harus dapatmemberikan kontribusinya dan ambil bagian dalampembangunan di segala bidang.

Biasanya perempuan tidak berkembang disebabkanbanyak factor, seperti: pendidikan, ekonomi, komunikasidan politik, dan sebagainya. Faktor-faktor tersebutsebagai factor yang mempengaruhi perkembangangender karena didasarkan pertimbangan bahwa apabilaperempuan tidak mengalami peningkatan, maka prosespembangunan akan berlangsung secara tidak meratadan tidak sesuai dengan apa yang seharusnya diinginkanoleh masyarakat pada umumnya dan pada khususnyakaum perempuan.

Di bagian lain disebut dalam resolusi mengenai hakperempuan diantaranya mengetahui:1. Diskriminasi yang terus-menerus dan ketidakadilan

dalam kesempatan-kesempatan bagi perempuan dimasyarakat Timor Lorosa’e;

2.Kekerasan terhadap perempuan baik di dalam maupundi luar rumah;

3.Poligami dan kekurangan partisipasi perempuandalam pengambilan keputusan;

4. Tidak adanya perundang-undangan yang melindungiperempuan Timor Lorosa’e.

Pada tanggal 30 Agustus 1999, masyarakatinternasional menyaksikan penegasan secara demokratiskeinginan rakyat Timor Lorosa’e untukkemerdekaannya.

Kemenangan historis tersebut dicapai dengankeikutsertaan semua lapisan masyarakat, termasuk laki-laki, perempuan, tua, muda, dan anak-anak.

Hari ini, pada saat kita merencanakan langkahpertama pembangunan suatu negara, kita dapatmenggunakan prinsip, lembaga, dan strategi yang sama,yang digunakan bagi gerakan kemerdekaan pada waktuitu.

Prinsip-prinsip yang biasa digunakan dalam suatugerakan kemerdekaan adalah:• Fokus yang jelas,• Pemimpin yang siap melayani rakyatnya,• Pengambilan keputusan dan pembuatan cita-cita

secara bersama,

• Perencanaan secara strategis,• Pengerahan rakyat,• Komunikasi dan informasi,• Ketrampilan,• Tanggung jawab dan Pengorbanan.

Kita tinggal menentukan aspek-aspek yang perludiperkuat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhanpembangunan kembali Timor Lorosa’e pada saat ini.

Saya tahu bahwa Konferensi Tibar untukPembangunan Kembali Timor Lorosa’e, diadakan padabulan Juni 2000, sudah menentukan arah kebijakanuntuk setiap sektor pembangunan, termasukperencanaan untuk keseimbangan gender.

Saya juga tahu bahwa strategi pelaksanaan dariKongres Perempuan Timor Lorosa’e yang diadakan padabulan Juni 2000, "Rencana Aksi untuk Kemajuan Kaum

Gender dan PolitikKasus Negara-Negara Pulau Kecil

Motarilavoa Hilda LiniDirektor, Pusat Sumber-Sumber Masalah-Masalah Kawasan Pasifik, Fiji

92 BAB 5 • MASALAH-MASALAH SOSIAL

Perempuan Timor Lorosa’e" sedang digabungkan dalamkebijakan yang termasuk masalah-masalah gender,kerangka hukum, dan perencanaan pembangunan,untuk pembagian dana.

Pekerjaan tersebut dikoordinasi oleh UNTAETDepartemen Gender bersama dengan Jaringan KaumPerempuan Timor Lorosa’e (REDE).

Bahkan, Bapak Xanana Gusmão, sudah menegaskandalam Pidato Tahun Barunya hak rakyat untuk tinggaldalam perdamaian dan keharmonisan, dan tanggungjawabnya untuk melayani rakyatnya.

Dengan sudah berjalannya usaha-usaha tersebut,saya hanya dapat menceritakan pengalaman saya dariVanuatu dan Kepulauan Pasifik, dan berharap adabeberapa hal yang dapat menjadi pelajaran bagi kitasemua.

Pertama, Pengalaman VanuatuVanuatu pernah mengalami situasi yang sama

berhubungan dengan masalah-masalah pasca-penjajahan, termasuk masalah-masalah gender dilihatdari perspektif gerakan kemerdekaan. Programperempuan satu-satunya pada masa penjajahan ialahmenjahit dan memasak.

Ketika gerakan kemerdekaan menang pemilu tahun1979 secara menentukan, Bagian Perempuan darigerakan tersebut mengadakan pertemuan untuk semuakelompok perempuan, dan semua fraksi politik.Konferensi Perempuan Nasional pertama tersebutmendirikan Dewan Perempuan Nasional Vanuatu, danpada saat yang sama merancang Program Aksi sebelumKemerdekaan.

Dewan Nasional terdiri dari 13 Dewan PulauPerempuan. Perannya adalah untuk menasihati semuabadan pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah yang bersangkutan dengan masalah-masalahperempuan.

Dewan Perempuan memilih perempuan-perempuanyang bertugas di badan pengambilan keputusantersebut, dan mereka melapor kembali ke Dewan.

Dewan Perempuan juga berperan untuk memastikanbahwa perempuan terlibat dalam perancanganKonstitusi, Kode Kriminal, dan undang-undang utamaseperti Undang-Undang Pekerjaan, Undang-UndangDesentralisasi, dan Undang-Undang Tanah.

Dewan Perempuan menentukan beberapa bidangyang perlu pelatihan utama perempuan, memberikannasihat karir kepada mahasiswa, dan menuntun merekadalam pelatihannya di luar negeri untuk menjamin hasilyang baik.

Pelatihan di tingkat lokal dikoordinasi oleh DewanPerempuan melalui 13 propinsi di Vanuatu.

Kantor Masalah-Masalah Perempuan dibentuk dibawah tanggung jawab perdana menteri untukdiberikan prioritas utama. Peran Kantor Perempuanadalah untuk membuat kebijakan dan untukmelaksanakan kebijakan gender seperti ditentukan olehDewan Perempuan.

Perempuan dipilih untuk menjadi wakil dalamPemerintahan Lokal, untuk mendapat ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan dalam pengambilankeputusan. Dewan Perempuan memberikan mereka

pelatihan tentang perannya sebagai wakil perempuandi pemerintahan lokal.

Setiap lima tahun peninjauan kembali dibuat. Setelah10 tahun kemerdekaan, suatu tinjauan mengusulkanbahwa Perencana Gender diangkat ke KantorPerencanaan Nasional, untuk mengamati masuknyamasalah-masalah gender dalam perencanaan nasional.Kantor Masalah-Masalah Perempuan sekarangbertanggung jawab hanya untuk koordinasi kebijakan.

Dewan Perempuan, yang membesar dari 13 DewanPulau, ke 77 Dewan Daerah, menjadi pelaksanakebijakan-kebijakan.

Dewan Perempuan terus sebagai badan pengambilkeputusan, memberikan pembelaan, dan memastikanbahwa pemerintah mengambil keputusan dan membuatkebijakan yang mengakui masalah-masalah perempuan.

Akan tetapi, selama 7 tahun setelah kemerdekaan,tidak ada perempuan yang terpilih untuk menjadi wakildalam badan pengambilan keputusan yang tertinggi diVanuatu, yaitu Parlemen Nasional.

Keadaan demikian mencerminkan kekuranganketerlibatan perempuan di bidang politik, tidak hanyadi Kawasan Pasifik, tetapi di seluruh dunia.

Di Kawasan Pasifik, perempuan adalah pengelolakeluarga, tulang punggung gereja dan masyarakat,perempuan sebagian besar dari guru dan perawat, dan50% dari petani. Akan tetapi, proses-proses pengambilankeputusan di bidang politik dikuasai oleh laki-laki.

Jumlah perwakilan perempuan di parlemen-parlemen di Kawasan Pasifik sedikit sekali. Walaupundi Australia dan New Zealand ada lebih banyakperempuan yang memegang jabatan politik, perempuanmengeluh kurangnya dukungan, dan sikap dari banyakwakil parlemen dan juga di bidang media yangmengurangi pentingnya kegiatan-kegiatan politiknya.

Walaupun ada pertambahan dalam jumlah sistempolitik demokratik di dunia kita ini, tetapi kesetaraangender dalam sistem politik dan pengambilan keputusandalam bidang politik belum tercapai.

Perempuan mempunyai cara pandang danpengalaman yang berharga untuk proses pengambilankeputusan, baik sebagai pemegang jabatan politik,maupun sebagai pemimpin masyarakat.

Kekuatan politik perempuan terletak padapengertiannya tentang keadilan, kejujuran, dankemanusiaan.

Dalam negara-negara kepulauan kecil, terdapatkesulitan dalam membuat kerangka kebijakanpengembangan gender di tingkat internasional dantingkat daerah menjadi kenyataan.

Di sebagian besar negara, partai politik berpengaruhbesar pada susunan parlemen dan pemerintah. Padaumumnya, partai politik tidak memberikan dukunganyang cukup kepada perwakilan perempuan dalamproses pemilihan nasional dan lokal. Budaya dan tradisiseringkali digunakan sebagai alasan mengapaperempuan tidak termasuk dalam pencalonan danpenjabatan posisi politik.

Lingkungan politik umum yang didominasi laki-lakidan bersifat kelaki-lakian, dengan sifat sepertikonfrontasi, persaingan keras, jaringan laki-laki yangtertutup, dan jam-jam kerja yang panjang sekali,merupakan batasan-batasan tambahan terhadap

93 BAB 5 • MASALAH-MASALAH SOSIAL

Ringkasan1

partisipasi perempuan dalam bidang politik.Masalah kemiskinan perempuan, beban peran ganda,

tingkat kebutahurufan yang tinggi, dan kurangnya akseske kesempatan pendidikan dan teknologi informasi,merupakan batasan-batasan tambahan terhadappartisipasi perempuan dalam bidang publik.

Saya berharap bahwa Timor Lorosa’e, setelahberjuang begitu keras, dan begitu lama, denganbanyaknya korban manusia, tidak akan membuatkesalahan-kesalahan yang sama seperti banyak negara-negara pulau kecil yang lain. Kesalahan tersebut adalahmengabaikan partisipasi perempuan dalampembangunan.

Biarkanlah perempuan-perempuan Timor Lorosa’e

menjadi pasangan dalam pengambilan keputusan,pembuatan kebijakan, pelaksanaan, dan pemantauandan penengah dalam penyelesaian konflik. Berikanlahperempuan-perempuan Timor Lorosa’e kesempatanuntuk menjadi pasangan aktif dalam pembangunankembali Timor Lorosa’e.

Mereka sudah membuktikan bahwa mereka dapatberhasil, seperti mereka berhasil membantu menangperang yang berlangsung selama 24 tahun.Tantangannya adalah bagi kalian dalam menentukanstrateginya.

Sebagai negara baru, pilihan adalah milik andasendiri, untuk membuat perubahan.

Fenotipe manusia terbentuk oleh interaksi antaragenotipe dan lingkungan hidupnya, bahkan genotipesendiri tidaklah konstan melainkan terus-menerusmengalami perubahan karena mutasi padakromosomnya (baik mutasi spontanitas maupunpengaruh lingkungan). Tesis ini akan terusmembangunkan manusia untuk selalu memperhatikanfaktor lingkungan sebagai salah satu faktor determinandari kehidupan manusia. Sebelum kita menelusuri lebihjauh prasyarat pembangunan berkelanjutan maupunpotensi generasi muda didalamnya, penulis inginmengawali tulisan ini dengan beberapa pertanyaan kritisuntuk direfleksikan bersama yakni: tujuan dan falsafahpembangunan, siapa saja pelaku pembangunan,pembangunan untuk siapa, bagaimana proses dantahapannya, apa saja potensi sumber daya alam dansumber daya manusia yang kita miliki. Jawaban daripertanyaan kritis diatas sangat penting dalam menuntunkita dalam melakukan analisis maupun studi komporatifdengan kasus-kasus negara-negara dunia ketiga ataudalam mengembangkan konsep perekonomian TimorLorosa’e, sehingga konsep pembangunan kita tidakmelayang-layang di awan melainkan realistis-pragmatisdan menyentuh persoalan rakyat. Berikut beberapapemikiran dasar yang berkembang dikalangan generasimuda Timor Lorosa’e antara lain:

Pembangunan bertujuan untuk merubah kualitaskehidupan manusia yang rendah menuju kualitaskehidupan yang lebih baik dan falsafah pembangunanyakni membangun manusia menjadi manusia yang lebihberkualitas secara utuh mandiri dan merata. Bila kitarefleksikan dengan kehidupan rakyat Timor lorosa’emaka pembangunan dalam transisi kedepan adalahuntuk merubah rakyat Timor lorosa’e yang dulunya adadi bawah banyang-banyang penjajah akan (penindasan,ketakutan, ketidakadilan, direndahkan kemanusiannya,disingkirkan, dirampok hak miliknya, dinegasikanbudayanya, yang ditindaklanjuti dengan dibakar

Pembangunan Berkelanjutan dari Perspektif Generasi MudaTimor Lorosa’e

Mariano SabinoKoordinator Conselho Presidium Juventude Lorico Asswain/PJLA

rumahnya) ke nuansa pembangunan yang lebihdemokratis, membebaskan, menghargai martabatkemanusiannya, keadilan dan selanjutnya dijaminkesejahteraannya. Dengan demikian pembangunantidak sekedar berorientasi mengejar pertumbuhansemata melainkan pembangunan partisipatif, meratadan utuh.

Sementara pembangunan berkelanjutan dalamperspektif generasi muda yakni pembangunan yangbertujuan memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpamerugikan generasi yang akan datang.

Pemuda sebagai Potensi PembangunanBerkelanjutan.

Sejarah telah menunjukkan keampuhan kekuatanmuda dalam menyembuhkan berbagai penyakitpesimistis yang disebabkan oleh kelelahan dankepasrahan menghadapi kekuatan kolonialis maupunneokolonialis. Dan pemuda bangkit sebagai pioner dankompor revolusi yang menghanguskan pesimis dankepasrahan dengan mentransformasikannya menjadioptimis dan semangat juang menuju kemenangan dankejayaan. Dengan demikian pemuda sebagaitulangpunggung bangsa adalah sebuah tesis yang terusrelevan pada setiap zaman, walau secara dinamis akanmenyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan pada setiapruang dan waktu.

Pemuda Timor Lorosa’e adalah: mereka yang turutmemikul senjata dan gerliya sehingga sama sekali tidakmenikmati dunia pendidikan formal, mereka yang lahirdari ibu-ibu yang waktu mengandung menahan rasalapar apalagi soal pengaturan menu dan gizi, merekayang semasa kanak-kanaknya menahan lapar dan hausapalagi soal gizi dan imunisasi balita, mereka yang tidakbisa sekolah atau putus sekolah karena orang tua merekatidak mampu bayar SPP dan membeli peralatan sekolah,mereka yang sesudah selesai SLTA tidak berpeluangkuliah baik karena tidak lulus ujian masuk perguruan

1Diringkaskan oleh komite pengorganisasian

94 BAB 5 • MASALAH-MASALAH SOSIAL

tinggi atau karena system seleksi yang KKN, merekayang meninggalkan bangku pendidikan karena menjadiburonan polisi dan militer Indonesia karena aktivitasnyadalam menentang invasi Indonesia, mereka yangkuliahnya tidak selesai karena aktivitas politiknya,sebagian sempat menyelesaikan kuliahnya dan sebagianikut orangtuanya mengungsi keluar negeri (Portugal danAustralia) sehingga bisa sekolah sampai senjang yanglebih tinggi atau hanya sekedar bisa komunikasi bahasaPortugis/Inggris. Secara politik dan sosiologis pemudaTimor lorosa’e dibesarkan oleh perlawanan dankekerasan yang sekaligus mempengaruhiperkembangan watak dan mental.

Pengembangan Potensi Pemuda TimorLorosa’e

Secara Politik, pemuda tetap diberi tempat untukberpartisipasi dalam berbagai kebijakan nasional baikbentuk maupun isi (dalam arti pertama, dalampengambilan kebijakan nasional harus memintamasukan sebanyak mungkin pemuda dan rakyat secarakeseluruhan dan kedua, isi dari kebijakan adalahmenjawab persoalan-persoalan mayoritas rakyat danpemuda).

Secara Hukum, ini merupakan pertamakalinya TimorLorosa’e menikmati kemerdekaan sehinggamembutuhkan perombakan total segenap aspekkehidupan manusia dari alam penindasan ke alamkemerdekaan (khususnya hukum yang selama masapenjajahan adalah salah satu instrumen penindasan.Sehingga diperlukan penyadaran hukum yang harusditindaklanjuti dengan penegakan hukum (butuhkesungguhan perangkat-perangkat hukum)

Investasi Manusia, pendidikan formal maupuninformal merupakan manifestasi dari investasi manusiayang bila dilakukan dalam skala besar akan menjanjikanfondasi yang kokoh bagi pembangunan berkelanjutan.Dan investasi manusia merupakan kata kunci dariseluruh rangkaian analisis kita tentang pembangunanberkelanjutan. Dari referensi siapa pemuda TimorLorosa’e diatas maka untuk Investasi manusia harusdiambil tindak sebagai berikut:

• Penyusunan kurikulum informal/dasar yangdisesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhanpembangunan tingkat sub-distrik dan pedesaan (jadiuntuk memaksimalkan produktivitas SDM perlukurikulum untuk pendidikan non formal bagi pemudayang tidak melanjutkan pendidikan formal yangdiorientasikan pada pekerjaan-pekerjaan khas misalnya:usaha pertanian (agrobisnis) dalam skala kecil,pertukangan, usaha-usaha wiraswasta maupun jasa-jasakomersil guna memenuhi kebutuhan daerah, (perludukungan finansial melalui kredit bank atau koperasisimpang-pinjam).• Training/pelatihan yang lebih dititikberatkan pada

spesifikasi pekerjaan tertentu (dalam skala beragamdan besar)

• Merancang visi dan misi pendidikan yang bernuansaUkun Rasik’an.

• Pendidikan rakyat (pemberantasan buta huruf)• Peningkatan jumlah siswa pendidikan keahlian (D3)

dalam skala besar untuk mengisi guna memperkuatsektor swasta maupun negeri.

• Perlu dirancang diskusi/kuliah tamu bagi tingkatsarjana guna terus meningkatkan kapasitas mereka(setaraf S2 dan S3) dengan mendatangkan ahli-ahli luarnegeri.

• Dirancang kursus komputer dan bahasa yang gratis(seperti yang dilakukan oleh Dewan SolideritasMahasiswa dan di KNUA IMPETTU) dalam skala yangbisa menjawab seluruh peminat.

• Demi melengkapi investasi manusia maka perlupengaturan menu/makanan bagi ibu-ibu hamil danbalita yang di monitoring oleh pemerintah dan merekatidak mampu di fasilitasi/disediakan oleh pemeritah,guna lebih menjamin kesehatan dan pembentukanotak (penigkatan IQ) secara merata diseluruh wilayah.

Lapangan kerja, perlu membuka lapangan kerja bagiSDM produktif sesuai dengan SDA dan kebutuhanNegara Timor lorosae dan mengurangi/menghilangkanpola penjatahan pekerjaan berdasarkan Ijasah danpenguasaan bahasa.

Lingkungan Hidup, perlu kampanye untukpenyadaran lingkungan hidup (untuk menghindaripembakaran dan penembangan liar) dan programreboisasi (disepakati dalam kalender nasional, sebulansekali).

Air Bersih dan Sanitasi, penyediaan air bersih danfasilitas sanitasi guna menjamin kebersihan dankesehatan.

AMDAL, ADSB, ADK: Analisis dampak lingkungan,analisis dampak sosial budaya dan analisis dampakkesehatan bisa dijadikan alat untuk merencanakantindakan preventif pada setiap program pembangunan,guna menjamin pembangunan berkelanjutan.

Catatan Lingkungan Timor Lorosa’eLingkungan Timor lorosa’e rusak akibat pertanian

tradisonal yang berpindah-pindah dan peperagan yangsilih berganti di Timor lorosa’e, mulai dari penjajahanPortugis yang hobynya memburu, sehingga perlumembakar hutan (tempat berlindung rusa, babi hutan,kerbau liar dll). Kondisi ini diperparah oleh pendudukanIndonesia yang tidak hanya membakar hutan tetapi jugamembakar rumah-rumah penduduk danperburuannyapun meluas mulai dari binatang hutan(rusa, babi hutan, kerbau dan burung-burung untukoleh-oleh kelurganya, ternak rakyat sampai padaberburu manusia). Singkatnya seluruh aspek kehidupanrakyat Timor lorosa’e dirusak.

Masa transisi: pembangunan mulai nol, banyakprogram yang telah di capai oleh UNTAET. Namundemikian beberapa point penting harus menjadi sorotankita dalam konferensi ini antara lain:1. Soal rekontruksi yang berjalan lambat (tanpa konsep,

fase-fase pembangunan dan prioritas yang transparandan partisipasi lokal dalam perumusannya), banyakrumah-rumah kecil yang nonpermanen sepertidisebelah kantor UNTAET, daerah Pantai Kelapa,Komoro dll (yang mengindikasikan setelah UNTAETkeluar rumah-rumah itu pasti turut lenyap).

2. Penanganan fasilitas sosial dan kesehatan sepertipenyediaan air bersih dan fasilitas sanitasi, hal inimungkin dipengaruhi oleh penyediaan Aqua dalamskala besar di kantor-kantor yang bisa diminum dan

95 BAB 5 • MASALAH-MASALAH SOSIAL

sisanya bisa dipakai mandi.3. Hanya memfungsikan satu Dermaga/Pelabuhan yaitu

pelabuhan Dili, selain memperlambat bongkar muatbarang juga membuat sesaknya kontener yangbersejejer hingga menutupi taman depan gerejaMotael, sementara pelabuhan Com-Lauten, tidakterurus yang seharusnya untuk kapal skalaInternasioanal.

4. Rusaknya taman-taman, karena digunakan untukjualan sebagai akibat dangkalnya perencanaan tatakota oleh Untaet distrik Dili.

5. Pendidikan sebagai medium investasi manusia,seharusnya diprioritaskan baik dukungan finansialuntuk infrastrukturnya maupun kerangka lunaknya,hal ini menambah pengangguran sebagai akibat tidakbisa melanjutkan kuliah atau sekolah bahkan beberapaSD di pedalaman terancam tutup.

6. Tidak deteksi barang dan makanan yang masuksehingga terlihat banyak mobil bekas yang tidak layakdipakai berjamur dikota Dili dan makanan kadaluarsatersedia di toko/super market.

7. Soal keamanan pribadi, penegakkan hukum (alathukum Civpol) tidak maksimal telah menambahkeresahan sosial, rusak jembatan dan jalan raya sebagai

sarana transportasi di beberapa daerah telahmenimbulkan kesulitan besar daerah tersebut dalammemenuhi kebutuhan mereka. Dan lain-lainbarangkali menjadi faktor penghambat daripembangunan berkelanjutan. Catatan ini mengajakkita lebih proaktif dalam bekerja dengan UNTAETdemi kelanjutan pembangunan TL.

PenutupLingkungan sosial-budaya merupakan komponen

penting yang tidak boleh di lupakan dalampembangunan berkelanjutan di Timor Lorosa’e danpembangunan di Timor lorosa’e tidak hanya mengejarpertumbuhan melainkan hal penting adalah indikatorsosial dan kesejahteraan dan partisipasi rakyat secaramerata dan adil.

Selama ini kita telah melakukan banyak seminar dankonferensi yang hanya selesai dalam draf tanpa realisasi,semoga seminar kali ini kita tidak melakukan hal yangsama. Terima kasih kepada panitia yang telah bersusahpayah menyelenggarakan seminar ini, semoga TimorLorosa’e kembali menjadi negeri yang hijau dan makmurseperti harapan setiap anak bangsa Timor lorosa’e.

"A man travels the world over in search of what heneeds and returns home to find it"

(Seorang melalang-buana untuk mencari sesuatuyang dibutuhkan dan kembali ke rumah untukmenemukan hal itu) (George Moore, Filsuf)

Hari Sabtu lalu di sebuah kota dingin Davos di Swiss(hari minggu pagi di Timor Lorosa’e), berlangsungpertemuan tahunan dari Forum Ekonomi Dunia (WorldEconomic Forum) yang dihadiri oleh kurang lebih 3000tokoh bisnis papan atas dunia dan para pemimpin politikdunia. Akan tetapi pertemuan ini diwarnai denganprotes yang dilancarkan oleh massa demonstran anti-globalisasi.

Empat buah mobil dibakar, sejumlah massademonstran ditangkap dan tentu disiksa dengan gas airmata, air, dan pentung karet, oleh polisi.

Massa demonstran itu meneriakkan yel-yel anti-globalisasi yang antara lain berbunyi, "Justice, NotProfits!" ("Keadilan, Bukan Keuntungan!"), "Wipe Outthe WEF!" (Hapus Saja Forum Ekonomi Dunia!") danlain-lainnya. Massa demonstran di daratan Eropaberusaha mengalir masuk ke dalam Swiss dandiperkirakan protes ini akan semakin seru danmenegangkan.

Protes serupa merupakan serangkaian protes anti-globalisasi yang telah terjadi di Seattle Amerika Serikat,

Pressure Group:Sumbangan Kaum Muda dalam Membangun Kembali

Timor Lorosa’eJoao da Silva Sarmento

Koordinator Dewan Solidaritas

Prague, Finlandia, S11 di Melbourne, Australia, dan dibeberapa kota lain tahun-tahun belakangan ini.

Saya mengetahui berita ini bukan karena sayaberjalan mengelilingi dunia dalam mimpi semalamtetapi karena dunia telah menjadi suatu "global village"yang mengandung arti bahwa apa yang terjadi dibelahan dunia dapat diketahui. Demam akan imbasglobalisasi sedang terjadi di mana-mana.

Sebagai contoh yang kaya semakin kaya, yang miskintetap miskin. Ketidakadilan global, suatu kebobrokanyang ditentang oleh massa demonstran dalam contohdi atas. Kita bisa melihat hal ini dengan jelas dengansedikit melongok ke dalam perkembangan TimorLorosa’e dewasa ini. Contoh-contoh kecil yang dapatditunjukkan adalah petugas keamanan, interpreter, guru,dan lain-lainnya di bawah label lokal dan internasional.

Budaya MacDonald dan Kentucky Fried Chicken puntelah menjadi ejawantahan nyata. Kol dan pisang diMercado lama membusuk. Kol, pisang, nanas, danbarang-barang lainnya dari negara lain membanjiri pasarTimor Lorosa’e.

Minggu lalu mata para penghuni planet ini dibuatterbelalak dengan drama penggulingan Presiden JosephEstrada dari Filipina lewat suatu kekuatan rakyat. PeoplePower di Filipina ini merupakan yang kedua kalinyadalam sejarah Filipina setelah drama yang serupamenimpa Presiden Ferdinand Marcos lima belas tahun

96 BAB 5 • MASALAH-MASALAH SOSIAL

silam. Joseph Estrada digulingkan bukan karena masalahlain tetapi karena terlibat dalam penyakit kronis yangdinamakan korupsi.

Dan di sebuah negara tetangga Timor Lorosa’e pun,dua tahun silam mantan orang kuat Asia, Soeharto,terpaksa lengser prabon karena penyakit yang sama,korupsi. Joguslavia pun para pemuda, mahasiswa danpendamba demokrasi pun menjungkilkan tokoh otoriter,despotik Slobodan Milosevic. Pemerintahan Gus Durpun belakangan ini sedang digoyang oleh massademonstran yang terdiri dari para pemuda, mahasiswa,dan penggiat demokrasi.

Itulah sedikit gambaran tentang pressure group yangterjadi di belahan dunia. Pressure Group ini melawanbadan-badan otoritas yang mengeksploitasi rakyatbanyak, korup, dan memerintah rakyat negeri dengantangan besi.

Timor Lorosa’e belakangan ini dalam diskursus danmedia di Timor Lorosa’e tidak sepi dari isu-ise seputarkorupsi, ancaman terhadap media dan terhadapkelompok politik tertentu, manifestasi tindakan yangdespotik, unholy trinity, dll. Payahnya ialah segalakeburukan itu telah terjadi di Timor Lorosa’e.Tampaknya kotak Pandora itu sedang dibuka di TimorLorosa’e dan segala benih kebubrukan itu telahbeterbangan dan menguasai berbagai sendi kehidupanmasyarakat.

Timor Lorosa’e membutuhkan suatu kelompokpenekan (Pressure Group) agar mampu menjalankanmisi check and balance. Gambaran yang saya sebutkandi dalam beberapa contoh di atas selalu berisi protes danbentrokan.

Benar bahwa Timor Lorosa’e dewasa ini agaknyamemang sepi dengan protes massa demonstran setelahkaryawan WFP dan para guru sekolah dasar danmenengah. Lantas, apakah saya mengajak para hadirinsekalian untuk melakukan protes? Tidak! Protes hanyamerupakan salah satu cara menyampaikan pendapat.Masih ada banyak cara dalam menyampaikan pendapat.George Orwell alias Eric Blair pernah mengutip

Napoleon Bonaparte memerintahkan dalam sepekandiadakan suatu yang dinamakan demostran spontan.

Dewasa ini terdapat banyak masalah sosial di negeriTimor Lorosa’e. Konferensi ini pun secara konseptualbukan tidak meninggalkan suatu masalah. Adafenomena bahwa orang lahir diberi makan dengankongres, orang sakit diberi obat dengan konferensi,orang menuntut sekolah dibius dengan pelatihan dankursus.

Secara pribadi say merasa sedih bahwa pada saat kitaberkumpul untuk sebuah event yang bernamakonferensi tentang pembangunan berkelanjutan kitasedang menjadi saksi bahwa serangkaian pembangunanyang tidak berkelanjutan sedang berlangsung bahkandi dalam ruangan ini sendiri dengan misalnya parapenerjemah, institusi tertentu yang berupaya untukmembangun imperium kapatilisme berlabel badan-badan pemberi bantuan pembangunan, dan lain-lainnya.

Dalam konteks seperti ini konsep pembangunanberkelanjutan hanya menjadi suatu jargon yangdisembah oleh negara-negara dunia tetapi paradigmaini tidak pernah berhasil dalam tingkat pelaksanaannya.Atau malah justru yang ada ialah UnsustainableUndevelopment, mengutip Noam Chomsky.

Magna Carta CNRT di Peniche Portugal pada 25 April1998 menandaskan bahwa Timor Lorosa’e berkomitmenmembangun suatu masyarakat sipil yang demokratis,multi-partai, dan menaruh respek mendalam terhadaphak-hak asasi manusia yang dibangun atas dasaridentitas budaya Timor Lorosa’e.

Kaum muda di Timor Lorosa’e pun memberikansumbangsih mereka dengan menjadi kelompok penekanyang tujuannya tentu memperjuangkan terbentuknyamasyarakat sebagaimana desebutkan di atas. Kelompokpenekan tidak boleh dipandang sebagai musuh atautindakan anarkis sehingga perlu dibalas dengan sikapKronos yang berusaha menelan anak-anaknya sepertidalam mitologi Yunani.

Sebagai penutup, ijinkanlah saya mengutip mottopara penggiat lingkungan, "Berpikir global, bertindaklokal" (Think globally, act locally).

97 BAB 5 • MASALAH-MASALAH SOSIAL

Presentasi ini mungkin lebih cocok bila berjudul"Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan",mengikuti model yang dikembangkan John Fien (2000).Akan tetapi lebih baik tetap terbuka, memberikesempatan kepada ahli teori, akademis, dan pendidikyang bekerja di bidang pembangunan berkelanjutan,untuk mengembangkan suatu model pendidikanlingkungan hidup yang cocok untuk Timor Lorosa’e,baik untuk tujuan kurikuler, maupun untuk tujuan non-kurikuler.

Sebagai seorang akademis, saya tahu bahwa sayadiharapkan memberi presentasi yang sangat bersifatakademis, dan berpengaruh besar dalam duniapembangunan berkelanjutan. Saya harap saya tidakmembuat peserta di sini kecewa bila merekamengharapkan demikian. Sebetulnya, saya tidakmempunyai latar belakang di bidang pembangunanberkelanjutan, atau keahlian di bidang pembangunanberkelanjutan, bahkan saya tidak ikut serta dalamkegiatan apapun yang berhubungan dengan bidangpembangunan berkelanjutan. Pelajaran sedikit mengenaiSumber Daya Alam dan Ekonomi Lingkungan Hidupsekitar kira-kira sepuluh tahun yang lalu tidak bergunauntuk konferensi ini. Maka di konferensi ini saya akanmemantau saja, dan tentu saja saya akan mempelajarimasalah pembangunan berkelanjutan secara lebihempiris dan bersifat teori.

Presentasi ini dibagi menjadi 3 bagian. Bagian

Pendidikan dan Pembangunan BerkelanjutanArmindo Maia

Rektor, Universitas Nasional Timor Lorosa’e (UNTIL)

pertama akan membahas konsep-konsep utama sepertipembangunan berkelanjutan, pendidikan lingkunganhidup, dan tujuan-tujuan pendidikan lingkungan hidup.Bagian kedua adalah tentang masalah keperluanpendidikan lingkungan hidup di Timor Lorosa’e.Terakhir, saya akan memfokuskan pembicaraan padamasalah memasukkan pendidikan lingkungan hidup didalam kurikulum sekolah, dari tingkat SD sampaitingkat universitas, maupun pendidikan lingkunganhidup di tingkat pendidikan informal.

1. Pembangunan Berkelanjutan danPendidikan Lingkungan Hidup

Beberapa definisi Pembangunan Berkelanjutan sudahdiusulkan dan dikembangkan ahli-ahli pembangunanberkelanjutan, sebagian dari definisi-definisi tersebutmengutamakan hal-hal tertentu, sedangkan definisi-definisi lain mengutamakan hal-hal yang lain. Untukmaksud presentasi ini, saya memilih definisi John Fien(2000) sebagai bahan pembahasan, yang memfokuskanpada lingkungan hidup: "Lingkungan hidup yangberkelanjutan adalah lingkungan hidup di manalingkungan alami, pembangunan ekonomi, dankehidupan sosial, dianggap saling berkaitan, danhubungan di antaranya menyebabkan peningkatankualitas hidup dan sifat berkelanjutan masyarakat danlingkungan hidup".

"Pendidikan Lingkungan Hidup" berarti "pendekatanproses pelajaran yang membantuindividu-individu dan kelompok-kelompok dalam masyarakat untukmemahami konsep pembangunanberkelanjutan". Pendekatan tersebutharus meliputi semua aspekkurikulum pendidikan. Tujuanpengertian mengenai pembangunanberkelanjutan adalah supaya"kalangan muda mengembangkansikap kepedulian dan berkomitmen,dan mempunyai keinginan untukbertanggungjawab pada lingkunganhidup dan terhadap orang lain".

Kemudian, kita sampai di tujuanPendidikan Lingkungan Hidup yangartinya: "Penciptaan lingkungan yangberkelanjutan, di mana masyarakatdapat hidup dan bekerja" tidak hanyauntuk generasi kini, tetapi juga untukgenerasi di masa depan.

Konsep-konsep yang penting dibidang pendidikan lingkungan hiduptermasuk: sumber-sumber alam yangtidak dapat diperbarui, sumber alamyang dapat diperbarui, dan sistemlingkungan hidup yang terdiri dariempat bagian: politik, sosial, ekonomi,

DemokrasiKekuasaan, Kebijakan dan Pengambilan

Makhluk-Makhluk Hidup dan Sistem-Sistem Pendukung HidupPelestarian

Pembanguna yang C

ocokP

ekerjaan dan Uang

Ked

amai

an d

an K

eadi

lan

Mas

yara

kat h

idup

Ber

sam

a

Bagan 1. Empat Sistem Lingkungan Hidup R. O’Donoghue, Sumber J. Fein 2000

98 BAB 5 • MASALAH-MASALAH SOSIAL

dan biofisika. Sketsa R.O. Donoghue (Bagan 1, di atas)yang terkenal mengenai empat sistem lingkungan hidupmenunjukkan keterkaitan antaranya, dan sistemnyasebetulnya adalah "tertutup", bergerak di satu lingkaran.

2. Mengapa perlu pendidikan lingkunganhidup di Timor Lorosa’e?

Banyak orang, termasuk peneliti, akedemikus,pemantau dan para politisi, sudah mennyatakankeprihatinannya atas tingkat kerusakan lingkunganhidup yang mengerikan di Timor Lorosa’e pada tigapuluh tahun terakhir ini. Banyak dari ahli-ahli tersebutsudah menjelaskan penyebab-penyebab kerusakandemikian, termasuk faktor ekonomi, budaya danpendidikan. Saya akan memfokuskan pada aspekbudaya dan pendidikan sekarang, dan membiarkanorang lain membicarakan masalah ekonomi.

Terhadap masalah budaya, saya akan membaginyamenjadi dua sikap utama- positif dan negatif- yangmasih terlihat di mana-mana di negara ini, denganperbedaan-perbedaan di daerah perkotaan. Sikap positifterhadap lingkungan hidup di masyarakat tradisionalberakar pada kepercayaannya pada "Lulik", sertaterbentuk oleh interaksi sosial dan kebutuhan-kebutuhan ekonomi. "Lulik", seperti sudah dijelaskandalam konferensi ini, menganggap unsur-unsur alamidan buatan manusia suci. "Lulik" menganggap pohon-pohon tua dan besar, batu, mata air, binatang, dangunung, suci. Oleh karena itu, perusakan unsur-unsurtersebut oleh manusia dilarang. Maka pandangandemikian sangat menguntungkan pelestarian danpeningkatan kualitas lingkungan hidup.

Kebiasaan seperti menaman pohon di bataskepemilikan tanah (tanah masyarakat atau tanahindividu) merupakan kebiasaan yang terjadi di mana-mana di Timor Loroasa’e. Kebiasaan yang sama jugadapat dilihat di setiap mata air, khususnya di daerahpedesaan, di mana pohon palma macam kelapa dan sirihmerupakan jenis pohon utama, di samping pohonberingin yang sangat besar.

Sayangnya, kepercayaan dan kebiasaan tersebutsecara pelan-pelan menghilang, dengan masuknyaperadaban dan "pendidikan" ke daerah pedalaman.

Di sisi lain, beberapa kebiasaan sosial dan budaya

yang hanya bersifat negatif terhadap lingkungan hidup,harus ditangani secepat mungkin. Kebiasaan-Kebiasaantersebut termasuk: kebiasaan pertanian "tambang/bakar", pertanian berpindah, pertambahan urbanisasi,penebangan pohon untuk kayu bakar, dan pembakaranhutan untuk mencari binatang. Faktor budaya lain yangperlu diubah termasuk kebiasaan membangun rumahdi lereng gunung atau di atas bukit, diikuti olehpembersihan tanah untuk ladang-ladang di lerenggunung, yang menyebabkan erosi dan degredasi tanah.

3. Pendidikan Lingkungan Hidup sebagaikomponen kurikulum sekolah

Tidak dapat diabaikan bahwa setiap orang TimorLorosa’e merasa ingin melakukan sesuatu untukmemperbaiki keadaan lingkungan hidup. Tidak dapatdiabaikan bahwa pendidikan, khususnya pendidikanresmi, dianggap salah satu cara yang paling bergunauntuk mencapai tujuan tersebut. Orang muda belajardengan cepat dan mudah dan dapat dengan mudahmenanamkan sikap kepedulian terhadap lingkunganhidup menjadi bagian dari nilai-nilainya. Masalah-masalah lingkungan hidup tidak termasuk dalamkurikulum pendidikan pemerintahan Portugis danIndonesia di Timor Lorosa’e pada masa lalu. KurikulumSMP/SMA pada waktu pemerintahan Indonesiatermasuk sedikit pelajaran yang disebut "muatan lokal".Akan tetapi, mengingat kekurangan pengetahuan danketrampilan guru-guru di bidang lingkungan hiduppada waktu itu, akhirnya pelajaran tersebut menjadisuatu kegiatan yang disebut "kegiatan reboisasi" denganhasil-hasil yang meragukan.

Selama masa transisi ini, "kurikulum transisi" sudahditerapkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhanpendidikan, sementara usaha-usaha untukmengembangkan kurikulum nasional sudah dimulai.Saya menyarankan dengan tegas bahwa pendidikanlingkungan hidup harusnya dimasukkan secara pelan-pelan ke dalam kurikulum sekolah, dari tingkat SDsetidak-tidaknya sampai tingkat SMP/SMA. Untukmencapai tujuan tersebut, ada keperluan untukkelompok guru yang berpengetahuan danberketrampilan di bidang lingkungan hidup.

Referensi• Fien J, (dilihat 10 Oktober 2000), Pendidikan yang Bersifat Berkelanjutan, UNEP, Pusat Pengembangan dan

Pembaharuan Pendidikan Asia-Pasifik (UNESCO), Universitas Griffith, http://www.ens.gu.edu.au/ciree/lse/mod1.htm

99 BAB 5 • MASALAH-MASALAH SOSIAL

Pendidikan memiliki peran yang sangat utama dalammembangun kembali Timor Lorosa'e. Salah satutantangan terbesar bagi Timor Lorosa'e adalahmembangun masa depan yang berkelanjutan setelahbertahun-tahun diabaikan dan dieksploitasi – tanpamemperoleh perhatian dari dunia luar. Pendidikanmemiliki potensi untuk bertindak sebagai kerangka yangmendukung semua inisiatif bagi pembangunanberkelanjutan yang lainnya. Dalam konteks iniPendidikan Lingkungan lebih baik diganti sebagai"Pendidikan bagi Keberlangsungan".

Tantangan-tantangan bagi dunia secara umum danTimor Lorosa'e secara khusus adalah suatu kebutuhanmendesak sekali untuk mengadakan perubahan padaskala global. Pada Hari Dunia Lingkungan Hidup tahunlalu, Klaus Toepfer, Direktur Eksekutif UNEP, berkata:

"Produksi yang tidak berkelanjutan dan polakonsumsi di negara-negara berkembang dan kemiskinandi negara yang sedang berkembang, merupakan duaancaman utama bagi lingkungan hidup global yangsedang dihadapi dunia saat ini."

Saya pikir skala ini terlihat sangat kejam di TimorLorosa'e – ketidaksetaraan di dunia kita terlihat sangatnyata di Dili di mana "para konsumer yang berkelebihan"dan kemiskinan yang mencolok mata.

Kebanyakan masalah lingkungan hidup adalah hasildari kelakuan manusia. Pendidikan adalah alat yangsangat penting untuk membuat perubahan yangdibutuhkan bagi pembangunan berkelanjutan di TimorLorosa'e – Setiap orang perlu dilibatkan dalam pelatihanketrampilan di program-program sekolah.

Anak-anak memiliki peran yang sangat pentinguntuk mengambil bagian tetapi kita tidak dapatmengandalkan pada program pendidikan yang hanyamenargetkan anak-anak sekolah – masalah-masalahlingkungan perlu aksi sekarang juga – dan hal inimerupakan tugas orang-orang dewasa dalammasyarakat yang memiliki kekuatan untukmengarahkan dan menjadi panutan bagi anak-anak.

Di New South Wales, lingkungan merupakan salahsatu keprihatinan teratas bagi masyarakat danpendidikan lingkungan dapat dilihat oleh masyarakatsebagai satu-satunya hal yang sangat penting yang dapatpemerintah lakukan untuk melindungi lingkungan(NSW EPA Survey). Akan tetapi, fokus kuat padapendidikan ini tidak didukung oleh perundang-undangan.

Program pendidikan lingkungan memilikikeefektifannya sebagai berikut:1. Melibatkan semua orang;2. Belajar seumur hidup;3. Mempromosikan partisipasi yang aktif;4. Menyeluruh – menyatukan pengetahuan lokal +

pengetahuan para ahli + perencanaan;5. Melibatkan proses belajar yang aktif (investigasi –

tindakan – siklus evaluasi);6. Mengarah pada perubahan;7. Pendekatan visi yang tepat;

8. Ketekunan.

1. Melibatkan semua orangPendidikan lingkungan perlu melibatkan setiap

orang – pemerintah, sekolah, universitas, bisnis,masyarakat, media dan orang-orang dari berbagai umur.

2. Belajar seumur hidupKeadaan linkungan berubah secara terus-menerus,

sebagaimana pemahaman kita terhadap bagaimana carayang paling baik untuk menyelesaikan masalah-masalahlingkungan hidup dan membangun suatu cara hidupekologis yang berkelanjutan. Karenanya, pendidikanmengenai lingkungan hidup secara terus-meneruspenting sekali.

3. Partisipasi yang aktifMasyarakat lokal membutuhkan bimbingan untuk

membangun ketrampilan untuk menjadi aktif danberpengetahuan dalam membangun kembali danmelindungi lingkungan. Hal demikian membutuhkantraining dan pengembangan ketrampilan dalampenilaian lingkungan dan perencanaan, dengandemikian masyarakat setempat dapat memantauperubahan-perubahan yang ada di sekitar lingkunganmereka dan mengembangkan jawaban-jawaban yangtepat. Di Australia kami memiliki program-programmasyarakat seperti pemantauan terhadap air sungai dankepedulian terhadap tanah gundul yang melibatkanratusan ribu para pelajar sekolah dan masyarakatsetempat dalam menanam pohon-pohon danmelindungi sungai-sungai.

4. Menyeluruh – menyatukan pengetahuanlokal + pengetahuan para ahli + perencanaan

Solusi-solusi terhadap masalah lingkungan hidupterletak pada orang-orang yang mengalaminya.Pengetahuan setempat memainkan peran penting dalampembangunan strategi-strategi yang cocok bagiPembangunan Berkelanjutan Ekologis. Ketikamasyarakat setempat mengetahui - bagaimanadipadukan dengan teknik apa – perencanaan yang cocokdapat dikembangkan bagi pembangunan yangberkelanjutan.

5. Melibatkan proses belajar yang aktif(investigasi – tindakan – siklus evaluasi)

Pendidikan lingkungan hidup yang efektif bukan sajamenyangkut belajar – hal ini adalah proses yang aktifdalam mengembangkan ketrampilan-ketrampilan danpemahaman-pemahaman baru; mengembangkanstrategi-strategi bagi aksi; melaksanakan strategi-strategi, melihat kembali keefektifan dari aksi-aksi, danbelajar dari semua hal ini untuk membangun jalan yanglebih baik. Proses belajar yang terus menerus – bertindak– meninjau kembali – perubahan, merupakan suatu ciripokok pendidikan lingkungan yang efektif.

Pendidikan LingkunganSue Lennox

Oz Green

100 BAB 5 • MASALAH-MASALAH SOSIAL

6. Mengarah ke perubahan yang positifProses investigasi dan analisis membantu masyarakat

lokal untuk menentukan perubahan-perubahan yangakan menyebabkan perubahan dalam keadaan hidupmereka. Masyarakat setempat bertanggung jawab atasdilaksanakannya perubahan-perubahan tersebut.

7. Pendekatan yang BervisiPendidikan lingkungan yang efektif bukan hanya

membantu orang untuk menghadapi tantangan-tantangan, tetapi mereka juga harus menjadi pemain-pemain yang aktif dalam membangun masa depanmacam apa yang mereka inginkan.

"Masa depan bukan hanya suatu tempat kita tujutetapi tempat kita menciptakan. Jalan menuju ke sanatidak ditemukan tetapi dibuat. Pembuatan jalan tersebutmengubah baik pembuat maupun tujuannya". (MottoKomisi Australia untuk Masa Depan).

8. KetekunanPerubahan makan waktu lama dan bertahap.

Ketekunan sangat penting. Dengan peredaran ide-ide,suatu saat akan sampai di puncak, dan laju perubahanmenjadi cepat sekali. Orang-Orang Timor Lorosaebarangkali merupakan "ahli dunia" dalam hal ketekunan.

Saya adalah salah seorang pendiri Lembaga SwadayaMasyarakat yang dikenal sebagai OZ GREEN- GlobalRivers Environmental Education Network (Australia)Inc. Oz GREEN adalah sebuah organisasi "non profit"(tidak mencari untung) yang bertujuan memungkinkan

partisipasi masyarakat terhadap pemeliharaan sumber-sumber air dan pembangunan cara hidup ekologis yangberkelanjutan.

Pendidikan lingkungan dan program aksi yangsedang dilaksanakan Oz GREEN di Oecussi barangkalimerupakan gambaran dari konsep-konsep ini.• Bekerja dengan Administrasi Oecussi, EPU dan badan-

badan kehutanan ETTA dan LSM Timor Lorosae FFSOdan Haburas;

• Pelatihan dan pemberdayaan kemampuan dalampemantauan lingkungan hidup, pemantauan kualitasair, pendidikan masyarakat dan cara-cara partisipasidan manajamen proyek;

• Melibatkan desa-desa setempat dalam penilaianlingkungan hidup mereka, mengembangkan rencana-rencana aksi lingkungan hidup pedesaan kemudianmembantu mereka dalam pelaksanaan rencana-rencana tersebut.

• Bekerja sama dengan sekolah-sekolah dan masyarakatsetempat untuk melibatkan mereka secara aktif dalamberpartisipasi dalam pemulihan lingkungan hidup -mengembangkan kebun bibit pohon-pohon danprogram-program reboisasi.

• Mengembangkan kebun-kebun masyarakat yangmenunjukkan teknik-teknik yang praktis mengenaitanaman-tanaman yang berkelanjutan.

•Melibatkan seluruh masyarakat dalammengembangkan Rencana Aksi bagi Distrik Oecussi.

101 BAB 5 • MASALAH-MASALAH SOSIAL

tanda pada daerah tertentu (tara tara) selanjutnya tanahyang telah diberi tanda membuka tanah (lere rai ataufila rai). Hubungan selanjutnya tanah tadi diusahakansecara terus menerus akan lahir hak milik (rai ninian/aurea). Jika tanah yang telah diusahakan dan ditanamiini kemudian ditinggal, pemilik yang membuka tanahpertama mempunyai hak terdahulu (toos fatin atau natarfatin). Hak terdahulu bagi kaum pribumi (persekutuan)dapat diwariskan kepada ahli waris. Bagi warga nonpersekutuan hanya hak menikmati hasil dari tanah (halodeit han deit). Pola penguasaan tanah seperti ini yangmengakibatkan terjadi ladang berpindah-pindah, setelahtanami dan berkurang kesuburannya.

Tanah dan Pembangunan BerkelanjutanSetiap kegiatan di muka bumi memerlukan tanah.

Tanah sebagai sumber daya perlu dipelihara serta dijagadari kerusakan sehingga ada keseimbangan.

Aspek fisik berupa luas, letak, ketinggian yang relatiftidak berubah dalam kurun waktu bertahun-tahun, yangberubah adalah cara penggunaan tanahnya, produksinyayang relatif sangat berubah-ubah adalah hak danpemiliknya. Aspek fisik dan aspek hukum bagaikan duasisi dari sebuah mata uang logam, dapat dibedakantetapi tidak dapat dipisahkan, harus ditanggani secarabersama-sama. Banyak masalah tanah yang timbuldisebabkan penanganan yang tidak bersama sebagaiakibat ego sektoral dalam rencana pembangunan.Masalah tanah yang semakin dirasakan oleh instansipemerintah, masyarakat bahkan untuk kepentinganpembangunan adalah bagaimana dan dimanamemperoleh tanah sesuai untuk pembangunan.

Penutup1. Masalah tanah saat ini, adalah ketidakjelasan status

tanahnya sebagai akibat pergantian sistim hukum.Keterpaduan terus diupayakan untuk dapatmewujudkan kepastian hukum di bidang pertanahan.2. Jaminan akan tersedianya tanah yang sesuai bagiberbagai sektor pembangunan, sehingga dapatmendorong investasi dan sebesar-besarnya dalamrangka menunjang tercapainya pertumbuhan ekonomi3. Masalah pembangunan berkelanjutan tidak hanyaketerpaduan antar instansi terkait akan diperlukanpersepsi yang sama antar semua pihak, baik bidangeksekutip maupun yudikatif, karena masalahlingkungan dan pertanahan terkait. 4. Pembangunanmeningkat, meningkat pula permintaan akan tanah yangdibutuhkan untuk pembangunan. Dilihat daripenguasaan dan pemilikan tanah dilekati hak, supaya

PengantarTimor Lorosa’e mengalami sejarah yang panjang dan

penuh dengan gejolak. Sebagai akibat dari peperanganyang berkepanjangan, hak atas tanah di Timor Lorosa’ejauh dari perhatian pemerintah (kedua regim). Sengketatanah yang timbul saat ini adalah memperhatikan halini. Ketidakpastian pemilikan tanah menimbulkanpersoalan tersendiri di Timor Lorosa’e saat ini dan dimasa mendatang.

Masyarakat pedesaan masih hidup dengan tradisileluhur mereka. Hukum adatpun beragam antara sukukemak(Patrilinial) dan Bunak(matrilinial). Demikianpula mengenai Hukum Pertanahan Adat. Secarik kertasyang membuktikan pemilikan tanah di Timor Lorosa’etidak pernah diurus secara tuntas

Namun sedikit beruntung bagi masyarakat perkotaanterutama di Dili, selama kurung waktu 500 tahun.Sampai dengan tahun 1975 tanah yang telah terdaftar/mempunyai bukti pemilikan (Alvara) sekitar 2.709bidang dan 24 tahun Pemerintah Indonesia 44.091 bidangtanah atau 46.800 (Nalle 1998:10) bidang tanah. Jumlahini berarti 4.4% dari jumlah bidang tanah yang dimilikitiap kepala keluarga di Timor Lorosa’e186.743 (EastTimor in Figure 1997:37) telah mendapatkan status yangjelas. Bukti pemilikan tanah (sertifikat/alvara) sebagianbesar telah hancur (dimusnahkan), bersama pemiliknyadan harta benda tahun 1975 dan tahun 1999, yang tinggalsaat ini adalah bukti penggarapan dan pengakuan darimasyarakat yang jadi rebutan.

Regulasi No. 1 tahun 1999 memberikan mandatkepada UNTAET untuk menanggani administrasi semuaasset bergerak dan tidak bergerak , milik pemerintahmaupun umum yang ada di Timor Lorosa’e yangditinggalkan sesudah tanggal 30 Agustus 1999. BagianTanah dan Benda Untaet mengalokasikan tanah/bangunan-bangunan tersebut kepada para investor/swasta yang melakukan kegiatan bisnis di TimorLorosa’e. Sekitar 250 bidang tanah telah dialokasikandengan Temporary Use Agreements (TUA).

Kabinet UNTAET tanggal 25 Oktober 2000 telahmemutuskan Bagian Tanah dan Benda tidak mendaftarhak tetapi hanya menerima gugatan/claims atas tanahdi Timor Lorosa’e dan pemberian hak secara final setelahmerdeka. Keputusan ini memperjelas tugas Land andProperty di masa Transisi.

Hak-Hak Atas TanahMasyarakat Hukum Adat

Hak atas tanah timbul apabila seorang wargapersekutuan (ema rai nain) dan non persekutuan (emarai seluk/ema lao rai) dengan persetujuan memberi

Hak-Hak Atas TanahDalam Pembangunan Berkelanjutan di Timor Lorosa’e

RingkasanPedro de Sousa Xavier

Manajer Pendaftaran Hak Kepemilikan Tanah,Bagian Tanah dan Harta Benda, ETTA

102 BAB 5 • MASALAH-MASALAH SOSIAL

tidak menimbulkan masalah, dan menghambatjalannya pembangunan, tidak lain adalah mengadakanmusyawarah dengan pemiliknya. Prinsip yang perludiperhatikan: "Sejauh tidak mengurangi areal tanahpertanian yang subur dan memperhatikan kelestarian

Referensi1. Xavier, Pedro de Sousa , 1997. Study tentang Hukum Pertanahan Adat Timor Timur di Kecamatan Uato-Carbau Kabupaten

Viqueque, Skripsi Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta, Badan Pertanahan Nasional,Yogyakarta2. Nalle, Jermias, 1998. Pengarahan Kakanwil pada Rapat Kerja di Lingkungan Badan Pertanahan Nasional Propinsi Timor

Timur, Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Timor Timur, Dili.3. East Timor in Figures 1997, in Coorperation With Regional Development Planning Board of East Timor Propince and Central

Board of Statistics of East Timor Province, Dili.

sumber daya alam" dan "Keseimbangan kepentinganantara pemilik modal dan kepentingan mereka terkenaproyek".

yang berarti bahwa keputusan dapat dibuat untukmenyesuaikan dengan perubahan kondisi.

• Jika hak tanah menurut hukum adat akan diberikedudukan yang sah, bagaimana hak itu akandijelaskan, dan pada titik apa dalam evolusi adatsetempat prinsip-prinsipnya akan ditetapkan?

• Tradisi mewariskan silsilah secara lisan kepadagenerasi berikutnya mulai menghilang karenawewenang dari para leluhur yang berpengetahuantelah diperlemahkan. Akibatnya, orang-orang mudakurang informasi akan hak-hak dan kewajiban mereka.Hal ini meningkatkan tingkat persengketaan haktanah.

•Tidak semua individu yang tinggal di bagian tanahtertentu menjadi bagian dari kelompok yang"memiliki" tanah itu secara kolektif. Akan tetapi, hakmereka atas pemakaian tanah itu dilindungi di bawahadat, dan hak adat mereka bisa terancam jika para"pemilik" diberi hak milik resmi yang sah.

• Pepatah "a little knowledge is a dangerous thing" atau"sedikit pengetahuan adalah suatu hal yangberbahaya" berlaku dalam masalah ini. Beberapaindividu telah terampil dalam memanfaatkanpengadilan untuk mengajukan silsilah palsu yanglebih menyakinkan dapat diterima daripada parapemilik yang sebenarnya. Dengan demikian merekatelah dapat mencabut hak milik dari pemiliksebenarnya.

Kepemilikan Tanah dan Laut Menurut Hukum Adat bagiPembangunan Berkelanjutan

Dr. Graham BainesEnvironment Pacific

Sepanjang kedua jaman rezim kolonial, danmeskipun ditentang oleh pihak yang berkuasa, orangTimor Lorosa’e masih mempertahankan pengetahuanatas penetapan-penetapan tradisional untuk warisan danalokasi tanah dan hak penggunaan sumber daya alamdari tanah itu. Penetapan-penetapan kepemilikan ini,bersama dengan pengetahuan lokal yang berhubunganatas sumber daya alam setempat dan keanekaragamanhayati, merupakan sistem-sistem lokal pengelolaansumber daya alam. Hak laut berasal dari hak tanah disekitar pesisir pantai. Jika masyarakat yangbersangkutan mengutamakan tanah, kepemilikan lautbisa tidak ditekankan sekuat kepemilikan tanah.

Pada saat kepergian para penguasa kolonial, semuanegara Kepulauan Pasifik berusaha untuk memperolehkembali dan mengembalikan sistem-sistem kepemilikanmenurut hukum adat. Akan tetapi zaman dan keadaantelah berubah, dan tugas ini ternyata sulit.

•Penting untuk memelihara dasar hukum adat untukdaerah-daerah daratan dan lautan, apalagi karenakepemilikan merupakan lambang yang begitu pentingdari hubungan sosial.Akan tetapi di negara-negaraKepulauan Pasifik telah menjadi sulit untuk menetapkankembali suatu bentuk kepemilikan tanah tradisionalyang cocok, karena:•Alokasi tanah menurut hukum adat (ditentukan oleh

warisan, tempat tinggal, pernikahan, dan asosiasisosial yang lainnya) tidak pernah merupakan prosesyang tepat. Keputusan-keputusan didasarkan atasprinsip-prinsip tertentu, tetapi ada suatu fleksibilitas

Ide dari pengakuan dan dukungan untuk hak kepemilikan tanah dan laut menurut hukumadat sebagai dasar untuk pembangunan berkelanjutan yang masuk akal, apalagi karenakepemilikan merupakan lambang yang begitu penting dari hubungan sosial. Akan tetapi dinegara-negara Kepulauan Pasifik telah menjadi sulit untuk menetapkan kembali suatu bentukkepemilikan tanah tradisional yang serba memuaskan. Beberapa permasalahan yang dihadapiakan dijelaskan. Contoh-contoh dari pendekatan yang berbeda pada masalah dukungan legaluntuk tanah adat akan tersedia. Bahkan dalam situasi mana hak-hak kepemilikan danpenggunaan tanah menurut hukum adat telah ditetapkan, terdapat kesulitan dalammenggunakan kepemilikan menurut hukum adat dengan dukungan legal sebagai dasar untukpembangunan ekonomi.

103 BAB 5 • MASALAH-MASALAH SOSIAL

• Pola distribusi tanah menurut hukum adat yangberlaku sekarang ini, pada beberapa halmencerminkan hasil dari percekcokan yang terjadi dimasa lampau. Dewasa ini, orang yang memiliki hakatas sedikit tanah atau tidak punya tanah sama sekali,mungkin merupakan keturunan dari pihak yang kalahpada masa lalu.

Negara-negara Kepulauan Pasifik telah menanganimasalah dukungan hukum untuk tanah adat dengancara-cara yang berbeda. Di kepulauan Solomon suatupendekatan yang sederhana diangkat di bawahCustomary Land Boundaries Act 1998 (Undang-undangPerbatasan Tanah menurut Hukum Adat, 1998).Undang-Undang ini memperbolehkan pendaftaran perbatasantanah dan nama-nama dari suku bangsa atau marga yangsecara bersama-sama "memiliki" tanah di dalam batas-batas yang terdaftar.Tugas sulit untuk menyetujui atassiapa yang menjadi anggota kelompok pemilikdiserahkan kepada masyarakat yang bersangkutan.Perselisihan tentang siapa yang memenuhi syarat seringterjadi.

Di Papua New Guinea, Incorporated Land GroupsAct, 1974 (Undang-Undang Kelompok Tanah 1974)memperbolehkan identifikasi "pemilik tanah". Hal inidilakukan melalui suatu proses pemetaan sosial. Fijimulai pendaftaran tanah adat kira-kira 90 tahun yanglalu. Perlu 50 tahun untuk menyelesaikan tugas ini.Tanah orang pribumi Fiji, diatur oleh Native Land TrustBoard (Dewan Perwalian Tanah Leluhur), dan suatudaftar khusus disediakan untuk orang pribumi Fiji,dengan setiap orang terdaftar di bawah suku atau margadi dalam mana bapaknya dilahirkan.

Bahkan dalam situasi dimana hak-hak kepemilikan

dan pemanfaatan tanah menurut hukum adat telahditetapkan, masih terdapat kesulitan-kesulitan dalammenggunakan kepemilikan harta kelompok yangdidukung secara sah sebagai dasar untuk pembangunanekonomi. Nilai tanah boleh cukup besar, tetapi lembagafinansial tidak dapat menjamin tanah itu terhadappinjaman untuk perkembangannya. Jalan yang lebihsederhana menuju keuntungan ekonomi dari tanah,melalui penyewaan dari sebagiannya, juga merupakanmasalah. Walaupun persewaan mempunyai periodewaktu yang tepat, keberadaan orang lain di tanah leluhurkadang-kadang dirasakan sebagai semacam bentuk"pendudukan" yang dapat menyebabkan hilangnya hakatas tanah. Satu lagi masalah pembangunan yang sulitadalah keuntungan ekonomi yang didapatkan daripemotongan kayu dan dari sumber-sumber mineral diatas dan di bawah tanah adat. Siapa yang akan menerimaapa? Distribusi keuntungan yang tidak adil dari tanahadat dapat menjadi ancaman yang serius terhadapstabilitas sosial dan juga terhadap pembangunan yangberkelanjutan.

Pemikiran di belakang ide pengakuan dan dukunganhak kepemilikan tanah dan laut menurut hukum adatsebagai dasar untuk pembangunan yang berkelanjutanadalah logis. Terdapat pelajaran-pelajaran berguna yangbisa dipelajari dari usaha-usaha di tempat lain, tetapipendekatannya harus bersifat Timor Lorosa’e dan harusmenghadapi permasalahan seperti perbedaan status adatdan kelompok-kelompok masyarakat sehubungandengan hak-hak adat, dan nasib orang-orang yang sudahlama menduduki tanah atas mana mereka tidakmempunyai hak keturunan.

104 LOKAKARYA-LOKAKARYA

Lokakarya PendidikanMasalah-masalah: Tidak ada guru yang bisa mengajarkan masalah-masalah lingkungan hidup • Kurang kesadarandan pengertian mengenai lingkungan hidup di masyarakat lokal • Hukum adat (bandu) telah dirusak oleh pendudukanIndonesia, sampai masyarakat sudah lupa akan hukum adatnya sendiri • Kurang adanya dukungan dari pemerintahanuntuk mendukung hukum adat • Peraturan-peraturan tentang apa yang boleh dan tidak boleh digunakan • PendudukanIndonesia memasukkan hukum, sistem, dan kesadaran lain mengenai lingkungan hidup • Kesulitan untukmeyeragamkan hukum adat dalam kurikulum umum • Kurangnya pengertian mengenai hukum adat, yang berbeda-beda di seluruh Timor Lorosa’e • Tidak adanya keterlibatan keluarga dalam program-program lingkungan hidup •Kurangnya bantuan dana, sepertinya dianggap kurang penting • Kurangnya materi pengajaran dan kurikulum •Masyarakat kurang aktif, hanya menerima saja, kurang inisiatif • Hukum adat • Kurangnya guru ahli mengenailingkungan hidup • Kurangnya dana untuk pendidikan lingkungan hidup • Kurangnya materi pengajaran/pendidikanlingkungan hidup • Sistem Indonesia: kurikulum khusus daerah-daerah- tidak ada lagi • Pelajaran sosial masuk kepengajaran mengenai lingkungan hidup- sedikit saja, beberapa tidak ada • UNICEF berkata akan mendukungpelatihan guru pendidikan lingkungan hidup dan pengembangan kurikulum • Banyak guru di Timor Lorosa’e inginlebih banyak berpartisipasi dan kurang monologi • Pendidikan lingkungan hidup perlu diluar ruangan dan aktif •Para guru ingin kurikulum menjadi lebih bersifat lokal dan berbudaya • Pendidikan lingkungan hidup perlu dimasukkandalam kurikulum formal dengan peran khusus • Pendekatan aktif, belajar/mengajar; pendekatan penyelesaianmasalah

Lokakarya-Lokakarya Masalah-Masalah Sosial

• Mengembangkan alat-alat pendidikan lingkungan hidup yang didasarkanpada hukum adat ➨ dokumentasi hukum di seluruh Timor Lorosa'ePendidikan lingkungan hidup yang khusus untuk bekerja dengan guru lokaluntuk mengembangkan sumber

• Sekolah-sekolah bisa menyelidiki hukum adat di daerah lokal• Hukum pemerintah yang formal harus mendukung hukum adat

• Menyiapkan resolusi untuk konferensi yang merekomendasikan pendidikanlingkungan hidup sebagai prioritas.

• Anggota pendidikan lingkungan di tim kerja – ketemu dengan UNTAET/CNRTuntuk minta dukungan

• Memperkuat hubungan dengan pendidik lingkungan hidup di Australia.• Menguatkan kemampuan LSM nasional dalam pendidikan lingkungan hidup.

• Pelajaran lingkungan hidup sebagai pelajaran terpisah• Peralatan pendidikan lingkungan hidup di seluruh pelajaran (matematika, ilmu, bahasa dll.)• Sumberdaya diperlukan untuk mempromosikan pelajaran secara aktif –

kegiatan kurikulum yang meliputi keluarga dan masyarakat desa

STRATEGI-STRATEGIISU-ISU UTAMA

Kehancuran hukum adatselama pendudukan Indonesia– kekurangan informasimengenai hukum adat &perbedaan di seluruh TimorLorosa'e

• Kelompok guru untuk kerjasama pendidikan lingkungan hidupagar mengembangkan kurikulum dan sumber pengajaran ➨program "latih-pelatih" untuk semua guru Timor Lorosa'e

• Program sekolah saudara ‘sister’• Program pertukaran guru

Kekurangan keahlian gurudalam pendidikan lingkunganhidup dan pelajaran secara‘aktif’

Kekurangan dana untukpendidikan lingkungan hidup.

Kekurangan sumber-sumberpengajaran dan pelajaran,Tidak ada kurikulumpendidikan lingkungan hidup

105LOKAKARYA-LOKAKARYA

STRATEGI-STRATEGIISU-ISU UTAMA

Air bersih, sanitasi, kesehatankeluarga dan keluargaberencana

Lokakarya GenderMasalah-masalah: Dampak negatif dari zaman Indonesia dan zaman transisi (misalnya pakaian, W.T.S.) padaperempuan Timor Lorosa’e • Pendidikan untuk pria dan wanita • Suami dan isteri • Keluarga berencana, kesehatan• Poligamia • Membangunkan/menaikkan kapasitas supaya dapat ikut dalam proses membuat keputusan • Menaikkankekuatan perempuan pada tingkat desa • Peran kebudayaan, peran gereja, dan suara gereja terhadap perempuandi Timor Lorosa’e • Cara membuat supaya laki-laki dan perempuan bekerja sama untuk menaikkan kesadaran hal-hal gender • Akses ke sumber daya • Air bersih, sanitasi, dan kesehatan keluarga • Kebijaksanaan pemerintah,undang-undang, dan program-program.

Membangun / meningkatkankapasitas/kemampuan supayadapat ikut dalam prosespembuatan/pengambilan keputusan

• Pelatihan (pada sistem formal dan sistem informal)• Meningkatkan pengetahun rakyat• Sebab-sebab informal pada UNTAET, LSM-LSM dan

masyarakat• Perpustakaan (sebagian sudah ada)• Kampanya informasi umum (poster-poster dengan gambar-gambar,

radio, TV)• Pendidikan informal• Penguatan sistem pendidikan – tersedia lebih banyak sekolah-sekolah,

guru-guru dan buku-buku dan lain lain

Pendidikan untuk perempuandan laki-laki

• Perundang-undangan pemberian hak milik tanah pada perempuan• Pendidikan untuk perempuan untuk mendapatkan penghargaan.• Melobby bank-bank untuk kebijaksanaan peminjaman yang peka

gender

Akses ke sumber daya

• Penyaluran air ke desa-desa contohnya pipa untuk mata air• Pendidikan untuk memasak air sebelum diminum• Pelakasanaan perundang-undangan mengenai perusakan

hutan (no. 17)• Lebih banyak perawat-perawat / bidan-bidan di desa-desa• Memperbaiki kakus

Lokakarya KesehatanMasalah-masalah: Kurangnya sarana + prasarana: kesehatan, pencemaran, air • Kurangnya pendidikan, promosi,dan pelatihan (baik formal + informal): gizi, kesehatan umum dan sanitasi, sekolah-sekolah, media • Tidak adapemerataan pelayanan kesehatan di desa, dan staf Timor • Lingkungan hidup: (air, udara, kondisi hidup, pencemaran)• Pengalihan ketrampilan + pengembangan kemampuan untuk orang-orang Timor • Dana • Kesehatan persalinan •HIV/AIDS • Faktor sosial dan ekonomi • Kurangnya kualitas pelayanan kesehatan • Urbanisasi – peningkatanstress • Kebijaksanaan: kurangnya informasi dari pemerintah terhadap kebersihan lingkungan, penyuluhan, dankeamanan jalan umum • Kurangnya tenaga profesional.

STRATEGI-STRATEGIISU-ISU UTAMA

• Pemerintah harus membangun kembali prasarana-prasarana kesehatan yang dihancurkan

• Perlu dibuat rencana yang menyeluruh

1. Perbaikan-perbaikan strukturkesehatan (organisasi/masyarakat)dan prasarana (jasmani)

• Pemerintah harus menerapkan program-program kesehatan yangsederhana

• Pemerintah harus menulis suatu panduan pendidikan kesehatan yangdapat digunakan oleh semua organisasi dan kelompok

• Pendidikan kesehatan harus merupakan bagian dari kurikulum nasional• Pemerintah harus menerapkan kampanye pendidikan umum dengan

memakai poster-poster, brosur-brosur dan kalender di semua desa

2. Pendidikan dan mendorongpokok-pokok persoalan kesehatanumum

• Perlu adanya lebih banyak obat-obatan disediakan bagi masyarakatumum

3. Tak ada keadilan dalampelayanan kesehatan di daerahpedesaan

• Semua program yang diterapkan oleh LSM,pemerintah dan kelompok masyarakat harusmempertimbangkan masalah kesehatan

• Pengelolaan layanan kesehatan harus ditingkatkan• Staf medis harus direkrut

4a. Kebijaksanaan kesehatan

4b. Peningkatan kapasitas

106 LOKAKARYA-LOKAKARYA

Lokakarya Kepemilikan TanahMasalah-masalah: Siapakah yang memiliki tanah di Timor Lorosa’e? • Bagaimana mekanisme mengembangkanhak pemilikan tradisional? • Langit, tanah, air, dan semuanya termasuk dalam definisi hak pemilikan tanah • Siapayang memiliki, yang mengontrol, yang mengatur, dan siapa yang menggunakannya? • Perlu didefinisikan beberapamacam dari hak pemilikan tanah • Kepemilikan tanah bukan dikuasai penuh oleh pemerintah, namun untukkesejahteraan rakyatnya • Legalisasi dari kepemilikan tanah oleh orang asing • Bagaimana dengan investasi tanahyang sudah ada? • Regulasi apa saja yang harus diterapkan • Batas ukuran kepemilikan seseorang • ApakahUNTAET mempunyai kekuasaan terhadap tanah, atau pemerintahan baru? • Bagaimana penyelesaian terhadapaset pribadi dan pemilikan tanah oleh orang Indonesia yang kembali ke Timor Lorosa’e? • Bagaimana aturan yangdiperlakukan kepada seseorang yang memiliki sumber daya alam pada tanahnya, atau pada tanah milik adat? •Tanah ‘zoning’ • Bagaimana kebijaksanaan terhadap kepemilikan adat yang akan diolah oleh pemerintah?

STRATEGI-STRATEGIISU-ISU UTAMA

1. Hanya orang Timor Lorosa’e dapat memiliki tanah di Timor Lorosaè.2. Kepemilikan menurut mekanisme adat.3. Perlu memastikan penduduk Timor Lorosa’e4. Hak pegunaan tanah oleh investor asing.5. Pemerintah harus menyelesaikan pertengkaran mengenai tanah

diantara orang Timor Lorosa’e6. Seharusnya ada regulasi untuk meliputi hal 1–57. Ini harus dimulai sekarang8. Konsultasi dengan pemimpin adat dalam pengembangan regulasi

Siapa yang memilikitanah di Timor Lorosa’e?

Regulasi kepemilikan asing

1. Harus menetapkan kriteria untuk menanyakan apakah harusmenerapkan pembatasan mengenai kepemilikan tanah

2. Menetapkan pembatasan mengenai kepemilikan tanah tidak realistis.3. Apabila tidak ada batasnya orang miskin akan menderita karena tidak

mempunyai akses tanah4. Harus memastikan jumlah penduduk di setiap distrik5. Perlu regulasi pemerintah untuk mengakui:- tanah individu- tanah perusahaan- tanah adat- tanah pertanian- industri- pariwisata6. Perusahan tidak boleh memiliki tanah, mereka dapat sewa dari

pemerintah atau pemilik tanah swasta

Pembatasan ukurankepemilikan individu

Pertengkaran diantarahak adat dan tekanan lainmengenai sumberdayatanah

Tidak ada waktu untukdibahas

Tidak ada waktu untukdibahas

107LOKAKARYA-LOKAKARYA

STRATEGI-STRATEGIISU-ISU UTAMA

Lokakarya Kaum PemudaMasalah-masalah: Keterlibatan angkatan pemuda • Aksesibilitas dan sistem tingkat-tingkat tertentu pada sistempendidikan - harus memberikan kesempatan • Kurangnya percaya diri pada golongan anak muda • Pengangguran• Pendidikan • Kurangnya perasaan kesatuan dan persatuan • Kurangnya strategi • Mendidik generasi pasca-jaman Indonesia • Penyembuhan psikologis • Pengaruh baik dan buruk dari globalisasi • Perlunya pelatihan agarTimor Lorosa’e dapat menghadapi pengaruh ekonomi dari negara-negara lain • Ketidakpastian negara akan masadepannya, dan kurang percaya diri • Melibatkan kaum pemuda dalam pembuatan keputusan dan pengambilankeputusan.

• Pembiayaan untuk guru-guru, sekolah-sekolah• Bekerjasama dengan LSM-LSM internasional• Memperbaiki fasilitas pendidikan di daerah-daerah• Menaikan gaji para guru/pengajar, untuk memberi semangat/mendorong para

guru• Mempromosikan pekerjaan "mengajar" sebagai suatu karier• Pendidikan/pelatihan bahasa: Portugis (paling penting), dan Inggris

Pendidikan

Mengembangkan nilai-nilai positif• Perbaikan mutu produk-produk lokal (alam, manusia)• Pusat-pusat budaya untuk pendidikan mengenai kebiasaan-kebiasaan positif di

budaya-budaya lain• Pers bebas (internasional)• Pendidikan Internet dan akses• Mengurangi nilai-nilai negatif• Membatasi jumlah impor dengan pajak• Mencabut duty-free (toko bagi orang asing tanpa dipungut pajak), dan

perlindungan hukum untuk orang asing

Globalisasi

• Memakai "kelompok-kelompok pemuda" untuk mendiskusi dan lain-lain, dan jugadigunakan sebagai masukan untuk parlemen / proses politik.

• Pemerintahan yang terbuka bagi wakil - wakil kaum muda dalam sistemtradisional

• Pemerintahan yang jelas/transparan dan rela berdialog• Latihan kepemimipinan

Partisipasi dalampengambilan keputusan

108 BAB 6 • LEMBAGA-LEMBAGA

BAB 6 • LEMBAGA-LEMBAGA

Keberlanjutan dan Pemerintah Demokratis di Timor Lorosa'eJoao Cancio Freitas

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Nasional Timor Lorosa’e

Strategi pembangunan berkelanjutan diakui sebagaisuatu rangkaian tindakan yang sangat cocok bagiberbagai negara. Berbagai konferensi PBB mutakhir danpertemuan internasional besar selama dekade terakhirini (seperti Peduli Dunia- Caring for the Earth dan Agenda21 dari Konperensi Puncak Rio, 1992) sudah menyorotihimbauan penting strategi-strategi tersebut, danmenganjurkan dilaksanakannya suatu strategi globaluntuk kehidupan dan pembangunan berkelanjutan padasemua lapisan masyarakat.

Terjadi peningkatan pengakuan hubungan antarainvestasi prasarana dan keberlanjutan pertumbuhanekonomi jangka panjang. Pemerintah tidak harusmemilih antara lingkungan dan pembangunan. Bilalingkungan merupakan persediaan total dari sumberalam dan sosial yang ada untuk manusia dan spesieslain, pembangunan merupakan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumber daya manusia untuk memajukankesejahteraan manusia. Karenanya orang harusberencana sehubungan dengan yang lainnya.

Dalil dari pembangunan berkelanjutan bergerak jauhmelebihi pelestarian lingkungan dalam menyertakanpemerintahan yang baik, kohesi sosial, dan bahkankesamaan gender dalam suatu pendekatan holistik pada“sistem kehidupan” yang menekankan kaitan integralorang-orang tersebut dengan lingkungan total.Pemerintahan yang baik mengutamakan kesejahteraanbangsa dan rakyatnya. Hal itu terutama didasarkan padasuatu administrasi pemerintah yang mempunyaikomitmen pada demokrasi, keadilan, kemerdekaan,persamaan status, dan efisiensi, sementara pada saatyang sama mendukung suatu lingkungan hidup yangberkelanjutan yang aman bagi semua. Karenakeberlanjutan hanya dapat dikukuhkan bila orangterlibat dalam proses pengambilan keputusan,pemerintah pusat tidak dapat lagi bertindak sendiri danmembutuhkan untuk mengembangkan kemitraan bagisemua tingkat pemerintah termasuk pemerintah daerahdan masyarakat hingga dapat mencapai tujuan bersamaini secara efektif. Hal ini membutuhkan suatu pergeseranbesar dari berpikir ke desentralisasi pada tingkat bawahbila prinsip pembangunan berkelanjutan mengakar danuntuk mendatangkan hasil yang berarti.

Perancanaan Nasional untukPembangunan Berkelanjutan

Keputusan berkaitan dengan pembangunanberkelanjutan di hampir seluruh penjuru dunia terdiridari dua tingkat: tingkat kebijakan untuk memberi

petunjuk guna mencapai tujuan dari pembangunanberkelanjutan pada tingkat nasional, dan tingkatpelaksanaan yang dibiarkan pada instansi besar dibidang lingkungan hidup, terutama yang berkaitandengan pelestarian lingkungan, pengendalian polusi,dan masalah lingkungan regional dan global termasukkomunitas dan masyarakat sipil secara luas.

Pada tingkat kebijakan untuk meningkatkanpenggunaan daya berkelanjutan sumber daya alamTimor Lorosa'e, menurut pandangan saya, langkahpertama yang harus kita ambil mungkin adalahmenciptakan suatu Perencanaan Nasional atasPembangunan Berkelanjutan untuk membawa masalahintegrasi lingkungan ke dalam kebijakan pembangunan,keputusan ekonomi, dan perencanaan investasi. Dalamhal ini, negara-negara yang baru bangkit ini, dalambeberapa tahap, mempunyai pilihan terhadap pelibatandirinya dengan konvensi dan kebijakan internasionalmenyangkut pembangunan berkelanjutan. Kita harusberkomitmen terhadap pelaksanaan Agenda 21 danperjanjian internasional terkait yang disetujui diPertemuan Puncak Dunia. Prinsip-prinsippembangunan berkelanjutan harus menjadi dasarperencanaan pembangunan nasional kita. Untukmenjalankan ini negara harus dapat mengadopsi strategiinternasional dan memang terdapat berbagai organisasiinternasional untuk melakukannya seperti PersatuanInternasional Konservasi dan Alam (International Unionof Conservation and Nature - IUCN), MajelisInternasional untuk Inisiatif Lingkungan (InternationalCouncil for Local Environmental Initiatives) dan MajelisBumi (Earth Council).

Di tingkat pelaksanaan, ada sejumlah hal yang dapatdilakukan termasuk pembentukan berbagai lembagadan mekanisme yang bertujuan untuk memperkenalkanpelaksanaan, rencana dan program daya berkelanjutanmenjadi program-program pembangunan. Proses iniharus bersifat partisipatif, melibatkan para pelaku daripemerintah dan dari luar pemerintah. Terdapat perankuat bagi sektor swasta turut serta dalam prosespelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Pada saat initanda kemajuan riil adalah kekuatan dan dinamismeLSM-LSM di negara ini (saat ini terdapat lebih dari 170LSM lokal dan nasional di Timor Lorosa'e. Beberapa diantaranya, meski sebagiannya mungkin tidakberkelanjutan jangka panjang, mempunyai komitmenkuat dan berakar dalam masyarakat atau kelompok-kelompok kepentingan dan akan berkembang dantumbuh). LSM-LSM ini, dengan komitmennya terhadappartisipasi dan pemberdayaan kemampuan, akanmerupakan pembimbing untuk meningkatkan

109 BAB 6 • LEMBAGA-LEMBAGA

kesadaran dan melakukan tindakan bagi lingkunganhidup di kemudian hari.

Sejalan dengan itu, lembaga-lembaga penelitian,universitas dan lembaga swasta dapat menjalankanfungsi pendidikan dan penelitian berkaitan denganpelaksanaan strategi-strategi lingkungan hidup dankeberlanjutan yang kuat.

Pemerintahan demokratisSelama dekade terakhir ini, terdapat ide-ide baru

yang tumbuh yang menitikberatkan pada pentingnyamasyarakat dan individu, dan yang menyoroti relevansimasyarakat sipil dan sumber daya manusia dalam prosespembangunan. Konsep pembangunan berkelanjutanyang dikembangkan pada Pertemuan Puncak DuniaPBB, konsep UNDP terhadap pengembangan manusiadan pendekatan terhadap pengembangan perkotaaanyang berdasarkan keterlibatan masyarakat, membantumenggeser tekanan ke arah metodologi partisipatif dibidang perencanaan pembangunan.

Pemerintahan dalam konteks Timor Lorosa'etermasuk pembangunan suatu bangsa baru, peran danstrukturnya termasuk konfigurasi tonggak pokokpemerintahan. Inisiatif yang berhasil untuk memajukandemokratisasi dan pembangunan bergantung padakapasitas yang memadai dan sumber-sumber yangdiperuntukkan bagi penguatan aparat pemerintah ditingkat rendah, terutama lembaga-lembagapemerintahan dan juga tergantung pada komunikasiyang baik, termasuk pengakuan dan saling menghormatiantar berbagai sudut pemerintahan.

Perlu untuk meningkatkan masukan dari masyarakatke dalam proses berjalannya dan tujuan pemerintahandan jasa umum. Namun, demokrasi menunjukkan suatusistem politik di mana orang-orang yang berhakmenentukan sebuah kebijakan berpartisipasi secara aktiftidak hanya dalam menentukan orang-orang yang akanberkuasa atas kebijakan tersebut, tetapi juga yang lebihpenting lagi, membentuk kebijakan-kebijakanpemerintah. Desentralisasi merupakan mekanismepenting untuk menjamin partisipasi masyarakat dalamproses pembangunan. Desentralisasi pemerintah daritingkat pusat ke tingkat lain pemerintahanmemungkinkan orang untuk berpartisipasi lebihlangsung dalam proses pemerintahan. Hal ini butuhsebuah struktur lokal yang efektif yang dapatmemperlancar partisipasi masyarakat dalam kehidupanmasyarakat dan akhirnya dipertanggungjawabkan padarakyat, tidak hanya pada pemerintah pusat atau tingkattinggi pemerintahan.

Hanya dengan manajemen publik yang efektif dankapasitas teknis pemerintah, Timor Lorosa'e akanmampu untuk mempertahankan pembangunan sosialdan ekonomis dalam jangka panjang. Kedua rezimsebelumnya di Timor Lorosa’e (terutama belakangan ini)

sangat tersentralisasi secara hirarkis yang, sebagaiakibatnya, menjauhkan rakyat dari pengambilankeputusan dan pemerintahan tidakdipertanggungjawabkan pada rakyat. Sayangnyastruktur pemerintah daerah di bawah UNTAET tetapdiilhami oleh dan secara esensial mencerminkan sistemtersebut. Penting menyadari unsur-unsur yang tidakdemokratis yang masih ada dari model lama sistempemerintah ini, yang diciptakan terutama untukmenguasai rakyat dan untuk memenuhi kepentingankekuatan asing. Bila struktur ini diteruskan di TimorLorosa'e yang merdeka, daya berkelanjutan akanterancam dan rakyat akan dijauhkan dari prosespengambilan keputusan karena jarak antara warga danproses-proses pengambilan keputusan yang tercermindalam struktur ini dirasakan menjadi semakin besar.

Tantangan besar bagi kita sekarang adalah untukmengambil tindakan yang tepat termasuk rancanganstruktur demokrasi lokal dengan meniadakan strukturdan birokrasi yang tidak diperlukan untuk menjaminbahwa prinsip demokrasi dan partisipasi aslidipromosikan di semua pemerintahan lokal. Organisasimasyarakat sipil mewakili seluruh sektor masyarakat,yang tidak bergantung pada negara, dan sektorperseroan harus didorong untuk ikut berdebat danmenyarankan kebijakan, dan secara aktif melibatkan diridalam proses pengambilan keputusan. Pemerintahsetempat harusnya dipertanggungjawabkan pada parawarga negaranya terutama karena peranan politiknyadalam mencerminkan kepentingan kolektif masyarakat.Karenanya mekanisme konsultasi warga negaradiutamakan, melalui organisasi masyarakat sipil yangmencakup pandangan ‘pelaku’ setempat (seperti sektorusaha, pemuda dan perempuan, dan forum tetangga)dalam proses pembuatan kebijakan.Pertanggungjawaban lokal dapat diperkuat denganketerbukaan di proses administratif pemerintahan lokal(misalnya arsip pemerintahan lokal terbuka untukmasyarakat umum). Pemerintahan demokratis harusterbuka, memberi akses kepada warga negara terhadapinformasi mengenai administrasi dan terutamamengenai penggunaan dan pembagian sumber-sumbermilik masyarakat.

Pelaksanaan secara sukses kebijakan-kebijakan danpraktek-praktek pembangunan berkelanjutantergantung pada berbagai faktor termasuk rancangandan struktur kelembagaan yang memungkinkanketerlibatan semua warga negara dalam prosespengambilan keputusan, dan suatu pemerintahan yangbersih, terbuka, dan dapat dipertanggungjawabkan padasemua tingkat pemerintahan, bersama denganmasyarakat yang terbuka, demokratis dan partisipatifdi Timor Lorosa'e.

110 BAB 6 • LEMBAGA-LEMBAGA

Seharusnya pembangunan berkelanjutan menjadikeprihatinan utama bagi pemerintahan. Pembangunanberkelanjutan adalah tema luas yang meliputi tidakhanya perencanaan dan anggaran belanja saja, tetapi jugakeamanan nasional, keadilan sosial, serta kewajiban dankesempatan internasional. Pemerintahan untukpembangunan berkelanjutan tergantung pada hubunganbaik antara pemerintah, para pengusaha dan masyarakatsipil. Pembangunan berkelanjutan akan bergantungpada komitmen dari tokoh-tokoh masyarakat dan darisemua bagian pemerintah. Pembangunan kapasitas yangdiperlukan mungkin akan dibantu oleh berbagaikerjasama yang strategis di Timor Lorosa’e serta dengannegara lain juga. Pembangunan berkelanjutan akandipelihara oleh pendekatan terhadap pemerintahan yangberdasarkan proses pembuatan keputusan yangtransparan, bertanggung jawab dan praktek-praktekyang bebas korupsi; melalui kerjasama internasional,melalui upaya mengurangi kemiskinan dan pengelolaansumber daya dengan cara yang berkelanjutan; dandengan partisipasi dan pembangunan lembagamasyarakat sipil.

Pemerintahan adalah sebuah konsep luas yangmeliputi mengapa dan bagaimana kekuasaandilaksanakan. Pemerintahan harus menanganipembagian kuasa yang rumit dan tindakan pemerintah,sektor swasta dan masyarakat sipil dalam memecahkanisu-isu kemasyarakatan. Sekarang kita mengerti tentangpemerintahan dengan lebih baik daripada zaman dulu,tidak hanya dalam konteks nasional dan lokal, tetapiberhubungan juga dengan kejadian lokal dan global.Seharusnya pembangunan berkelanjutan menjadi tujuanpusat untuk pemerintahan, tetapi seharusnya jugadipandang dalam konteks keamanan nasional, keadilansosial serta kewajiban dan kesempatan internasional.

Bentuk kekuasaan politik memang akanmempengaruhi pendekatan pemerintahan yangdipergunakan. Sebuah aspek Timor Lorosa’e yangmembesarkan hati sekarang adalah komitmennyaterhadap keadilan sosial. Mudah-mudahan komitmenini akan menjadi jalan menuju bentuk rezim yang bersifatpartisipatif yang konsisten dengan pembangunanberkelanjutan. Seperti Bank Dunia dan lain-lain sudahsering menunjukkan, keprihatinan operasional di dalampemerintahan adalah bagaimana "merancang,merumuskan dan melaksanakan kebijakan" danmelakukan fungsinya dengan cukup baik. Padaumumnya, kapasitas ini lebih sedikit daripada yangdiharapkan, khususnya yang diharapkan oleh merekayang di bawah pemerintah, dan lembaga-lembagainternasional yang meminjamkan uang dan memberidukungan lain. Dengan demikian, penting sekali untukmengadakan harapan yang realistis mengenai tujuandan waktunya, dan tidak menciptakan proses keputusanyang terlalu rumit. Pencapaian pembangunan

Pemerintahan dan Pembangunan BerkelanjutanDr. Arthur J. Hanson

Lembaga Internasional untuk Pembangunan Berkelanjutan(International Institute for Sustainable Development (IISD))

berkelanjutan melibatkan pendekatan yang berintegrasi,yang pada intinya sulit untuk dilaksanakan – sebuahalasan lagi untuk tidak melakukan terlalu banyak padatahap awal.

Konsep "subsidiarity" bisa menolong kita. Konsep initerkait dengan pengambilan keputusan dari atas –maksudnya, hanya memutuskan pada tingkat nasionalbila tidak bisa ditangani di tingat lokal. Berhubungandengan pendekatan ini adalah nilai peran pemerintahdalam memperkenankan atau pemberian kemampuanyang membantu atau mendukung kapasitas lokal,daripada menjatuhkan wewenang pusat secara tidaksah. Penggunaan sarana ekonomi sebagai alternatif yangpenting untuk mengomandani dan mengontrol regulasilingkungan adalah sebuah contoh bagaimana hal itu bisadilaksanakan. Sebuah contoh lain adalah pengakuansecara hukum dan operasional terhadap hukum adatistiadat dan pengetahuan dalam rangka pengelolaankerjasama.

Memang, pada dasarnya pemerintahan adalahkerangka kerja undang-undang dan peraturan yangberoperasi di tingkat lokal, nasional dan internasional.Semakin banyak, ada keperluan untuk memastikanbahwa undang-undang nasional mencerminkan kondisidan kewajiban yang termuat dalam persetujuanmultilateral, seperti Konvensi Keanekaragaman Hayatiatau Hukum Laut. Dari dasar itu mengalirlah strukturdan proses institusi untuk berwenang. Cara merancanglembaga untuk menghadapi isu seperti perlindunganlingkungan adalah sangat fleksibel.

Tetapi ada juga pertanyaan tertentu mengenai carayang paling baik untuk merancang pemerintahanpembangunan berkelanjutan. Seharusnya ada instansidan hukum pembangunan berkelanjutan yang khusus,atau sebaiknya keprihatinan atas keberlanjutan termasukseluruh rangka legal dan di dalam semua kesatuanpemerintah? Pendekatan yang lebih awal tidak mampuberhasil sendiri, dan masih ada keperluan untukkoordinasi bila pendekatan kedua diikuti. Dengan katalain, pertanyaannya adalah apakah hukum nasionaluntuk pembangunan berkelanjutan sangat diperlukan,dan juga apakah sebuah kesatuan pembangunanberkelanjutan nasional diperlukan? Jawaban negara baruterhadap pertanyaan ini mungkin berbeda daripadanegara-negara yang sudah maju. Timor Lorosa'e barumulai dengan halaman bersih tanpa kepentingan dalambirokrasi sendiri.

Kebanyakan negara sudah memilih untuk meninjaukembali undang-undang yang ada, menambah pasalkhusus untuk pembangunan berkelanjutan denganundang-undang lingkungan dan sektoral yang sudahada. Hanya beberapa yang sudah punya Undang-Undang pembangunan berkelanjutan yangkomprehensif. Pada tingkat propinsi atau wilayahkeadaannya lebih sering berubah. Propinsi Manitoba di

111 BAB 6 • LEMBAGA-LEMBAGA

Kanada mempunyai Undang-Undang PembangunanBerkelanjutan. Propinsi terbaru di Kanada, Nunavut,mempunyai Department Pembangunan Berkelanjutan.

Yang paling penting untuk memasukkanpembangunan berkelanjutan ke dalam pemerintahanadalah: komitmen secara keseluruhan dan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pembangunanberkelanjutan oleh para pemimpin nasional dan semuapegawai negeri senior; kapasitas dalam departmenperencanaan dan keuangan untuk mengadakan tujuandan anggaran belanja berdasarkan prinsip dan keperluanpembangunan berkelanjutan; komitmen sektor-sektorterhadap tujuan pembangunan berkelanjutan; undang-undang dan regulasi yang mengakui peran individu,masyarakat dan para pengusaha dalam pelaksanaanpembangunan berkelanjutan; mekanisme untukmengecek bahwa orang-orang mengikuti hukum itu;pelayanan luar negeri yang mampu berpartisipasi secaraefektif dalam negosiasi internasional atas kepentinganlingkungan, keberlanjutan dan ekonomis; kapasitasmasyarakat untuk mendapatkan dan menyebarkanpengetahuan pengelolaan dan teknis untuk pelaksanaanpembangunan berkelanjutan.

Daftar ini adalah harapan yang agak tinggi untuksebuah negara kecil. Gabungan strategis dengan negara-negara lain yang berpikiran sama serta berbagai sumberkeahlian diperlukan. Di Timor Lorosa'e sangat mungkinpertentangan yang utama adalah untuk membentukhubungan yang bermanfaat antara pemerintah, parapengusaha dan masyarakat, supaya mampumelaksanakan pembangunan berkelanjutan yang efektifdengan ongkos yang kurang.

Beberapa titik mula yang berguna mungkin termasukpengelolaan sumber daya alam yang mengandalkankerjasama masyarakat (umpamanya perikanan,perhutanan); upaya sukarelawan yang efektif untukmengontrol pengotoran industri; serta prosedur penilaianlingkungan yang sederhana.

Pemerintahan untuk pembangunan berkelanjutanmenuntut proses keputusan yang transparan, danpraktek kerja yang bebas korupsi. Bisa dipelihara olehkerjasama internasional, sebuah strategi kekurangankemiskinan yang canggih, serta dengan partisipasi penuhdari sektor keuangan. Lembaga masyarakat sipil bisa danseharusnya diperbaiki oleh proses itu.

Organisasi Masyarakat Sipil TimorLorosa’e

Kita bisa mendefinisikan masyarakat sipil sebagaiorganisasi-organisasi yang dibentuk masyarakat di luardari pemerintah dan market bisnis (untuk mencarikeuntungan) untuk mendukung aspek kehidupan sosialyang menjadi kepentingan bersama. Dengan kata lainmasyarakat sipil adalah organisasi masyarakat yangdidirikan secara sukarela berbeda dengan aparat-aparatpemerintah.

Dan sifat dari masyarakat sipil bisa kita sebut sebagaiorganisasi masyarakat sipil dimana organisasi non-pemerintah, LSM, mempunyai peranan besar sebagaiorganisasi masyarakat sipil. Kalau begitu peranan utamaCSO-CSO (Civil Society Organisation/OrganisasiMasyarakat Sipil) dalam isu pembangunanberkelanjutan adalah termasuk untuk membatasikekuasaan dan melakukan kontrol demokratik terhadappemerintah. Biasanya yang menjadi isu dalammelakukan kontrol demokratik adalah mengenaipemerintahan yang baik, dengan fokus pada demokrasidan hak asasi manusia (HAM). Berikut dari demokrasidan HAM adalah ‘rule of law’ yang direfleksikan olehinstitusi pengadilan karena disini prinsip demokrasi danhak asasi manusia dipraktekkan.

Kadang kalangan kelompok lingkungan hidupmengatakan pembangunan berkelanjutan memberikankeseimbangan antara generasi yang sekarang dengangenerasi yang akan datang. Dalam hal ini pesan yangmau disampaikan adalah generasi sekarang seharusnyamengkonsumsi sumber daya alam yang mengcukupikondisi kehidupan mereka tanpa mengakibatkan bahaya

Peranan Organisasi Masyarkat Sipil Dalam Pembangunan yangBerkelanjutan di Timor Lorosa’e

Arsenio Bano Direktor Eksekutif, Nasional NGO Forum

untuk kondisi kehidupan di masa yang akan datang.Masyarakat sipil Timor Lorosa’e sedang mengalami

perkembangan pesat dalam masa transisi ini dengantransformasi dari situasi dimana masyarakat yangmulanya hidup dalam represi dan ketakutan, menjadimasyarakat yang muncul kembali mengidentifikasikanhak dan tanggung jawab mereka sebagai warga sipil.

Transformasi ini sama halnya berubah dari organisasiperlawanan pembebasan bangsa menjadi organisasiyang harus bekerja keras dalam mempersiapkankemerdekaan untuk negara baru.

Organisasi masyarakat sipil disini bisa dengansederhana digambarkan dengan munculnya organisasi-organisasi yang dulu bergerak sebagai organisasi bawahtanah sebagai bagian dari organisasi masyarakat sipil.Asosiasi-asosiasi, kelompok mahasiswa/ pelajar,majalah/buletin yang didirikan termasuk di beberapadistrik dan lebih dari 130 LSM Nasional dan 73 LSMInternasional terdaftar di NGO Forum bermunculan jugadalam satu setengah tahun terakhir. Dalam beberapaminggu terakhir beberapa radio komunitas akan/telahbermunculan. Radio komunitas yang dikelola olehDewan Mahasiswa, UNTIL adalah salah satu contohrefleksi dari usaha meningkat peranan organisasimasyarakat sipil di Timor Lorosa’e. Dalam satu tahunterakhir salah satu wadah organisasi masyarakat sipilyang berkembang dengan pesat adalah Forum LSM yangpada saat ini mempunyai 60 LSM menurut hasil rapatumum tahunan 12-13 Desember 2000. Dalam beberapabulan terakhir CSO-CSO yang tergabung dalam Forumbanyak mendiskusikan dan memberikan pendapatmengenai berbagai usulan peraturan yang dikeluarkan

112 BAB 6 • LEMBAGA-LEMBAGA

oleh Pemerintahan Transisi UNTAET/ETTA, dalamusaha mempengaruhi kebijakan-kebijakanPemerintahan Transisi. Ini menunjukkan interaksi antarapemerintah dan masyarakat sipil.

Peranan Organisasi Masyarakat Sipil diMasa Transisi

Untuk mengukur sampai peranan (CSO-CSO) dalammencapai tujuan mereka dalam membangun danmempersiapkan masyarakat sipil yang kuat di TimorLorosa’e, jawabannya masih jauh kedepan. Namunkesempatan masih terbuka, CSO-CSO tersebut masihmempunyai waktu untuk memikirkan, rencana-rencanastrategis, jangka pendek dan jangka panjang. Dengansegala macam keterbatasan itu penting untuk kembalimengingatkan disini bahwa peranan CSO-CSO dalampembangunan yang berkelanjutan, salah satunya termasukmendorong partisipasi dan mobilisasi individu dankelompok-kelompok untuk terlibat dalam prosespembuatan dan pelaksanaan program-programpembangunan. Ini diharapkan juga meningkatkan kerjasama dan koordinasi antara pemerintah, sektor swasta danmasyarakat sipil dalam membangun Timor Lorosa’e.

Dalam diskusi untuk merampung rencana strategiuntuk Forum LSM Nasional Timor Lorosa’e Agustus 2000,salah satu kelemahan yang masih banyak ditemukansementara ini adalah minimnya tingkat partisipasimasyarakat untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakanPemerintahan Transisi UNTAET. Dalam hal ini artinyabanyak hal yang telah diputuskan terutama beberapaperaturan yang berdampak untuk banyak orang telahdisetujui tanpa konsultasi yang sistematis.

Setelah Rapat Umum Tahunan Forum LSM pada 12-13Desember 2000 yang diikuti lebih dari 140 LSM Nasionaldan Internasional, Sekretariat Forum LSM berusahamengkaji beberapa contoh skenario yang ditulis situasidimana hubungan antara pemerintah dan masyarakat sipilbisa dibangun. Skenario yang kami sedang bicarakanadalah tulisan Alison Van Roy (1998) mengenaiperkembangan masyarakat sipil di Hungaria .Menurutnya, skenario yang terburuk terjadi dimana tidakada hubungan yang baik antara pemerintah dan organisasimasyarakat sipil (Civil Society Organisation, CSOs), yangmungkin menjadi hubungan yang konfrontasional dimanapemerintah akan berusaha menghambat meningkatkanperanan CSO-CSO.

Skenario kedua digambarkan dengan situasi dimanapemerintah menggunakan CSO-CSO hanya sebagaikontraktor untuk menyampaikan jasa-jasa. Dalam situasiini pemerintah hanya memberikan bantuan kepada CSO-CSO yang mendapatkan akreditasi pemerintah sebagaiperpanjangan tangannya dalam memberikan pelayanankepada masyarakat. Dan mengabaikan mereka yangbertujuan mempengaruhi kebijakan dan isu-isu dalampengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupanmasyarakat.

Skenario ideal yang ketiga terjadi dimana pemerintahmenganggap CSO-CSO sebagai pasangan dalammenentukan dan memenuhi kebutuhan masyarakatsebagai tujuan pemerintah dan LSM. Ini juga termasukdengan soal mempersiapkan, mengformulasi danmelaksanakan kebijakan-kebijakan yang mempengaruhikehidupan masyarakat pada umumnya.

Untuk mengantisipasi terjadinya situasi seperti yangdigambarkan dalam tiga skenario tersebut, Forum LSMdengan LSM Nasional lainnya pada tahun ini

memfokuskan kerjanya untuk meningkatkan kemampuankapasitas Forum dan LSM-LSM khusus dalam informasipenyuluhan, advokasi dan penelitian, pelatihan dankoordinasi. Dalam advokasi Forum berpikir bahwameningkatkan keterlibatan masyarakat pedalaman dalamproses pembuatan dan menganalisa program-programyang sedang dipersiapkan oleh ETTA dan aktor lainnya.Untuk itu CSO-CSO yang ada di Timor Lorosa’e perlumembangun kondisi dimana hubungan antara ketigasektor, Organisasi Masyarakat Sipil, Pemerintah dan SektorSwasta untuk mengantisipasi bahwa situasi tidak akanterjadi seperti skenario pertama. Antara CSO-CSO sendiriterutama LSM-LSM Utara dan LSM-LSM Selatan perlumeningkatkan kemitraan kerja sama mereka dalammembangun masyarakat sipil Timor Lorosa’e. Pasanganantara LSM perlu didorong terus-menerus sehinggaharapan untuk menciptakan kondisi dimana masyarakatsipil berkembang kuat dan dapat menjadi pasangan daripemerintah. Di negara baru seperti Timor Lorosa’e,membangun peranan organisasi masyarakat sipil TimorLorosa’e sedikit kompleks tidak hanya terpaku padaprogram-program kemasyarakatannya saja. Namun LSMNasional Timor Lorosa’e ikut berpartisipasi membangunpasangan dengan LSM Internasional, para pemberi donordan pemerintah. Usaha membangun hubungan denganpemerintah, donor dan LSM Internasional adalah sangatpenting karena CSO-CSO Timor Lorosa’e sangattergantung dengan para pemberi donor dan LSM-LSMInternasional yang sementara ini berada di Timor Lorosa’e.

Peranan Pemerintahan Transisi, UNTAET/ETTA dalam membangun masyarakat sipil

Salah satu keuntungan dengan berada dalam periodetransisi di Timor Lorosa’e adanya kesempatan untukmempersiapkan diri. Bagian yang penting seharusnyaditingkatkan oleh UNTAET/ETTA adalah merancangrencana-rencana sekarang berdampak untuk jangka waktuyang panjang. Ini dengan menekankan keterlibatanmasyarakat sipil seluas mungkin. Dan memastikanorganisasi masyarakat sipil mempunyai kesempatan untukterlibat dalam membuat kebijakan-kebiajakan pemerintah.

Praktek pengambilan keputusan oleh pemerintahantransisi sekarang ini kebanyakan kurang melibatkanmasyarakat Timor Lorosa’e secara luas, dan cenderungterpusat. Kita pasti sangat setuju dengan Emilia Pires,kepala NPDA bahwa apabila aktivitas tersebut harusmerefleksi ide dan pendapat, dan kemauan masyarakatTimor Lorosa’e mengenai apa yang mereka mau denganmasa depan mereka untuk masyarakat dan negara mereka.

KesimpulanAktifitas pembangunan berkelanjutan akan berhasil

apabila program-program dari pembangunan itumerefleksi kemauan dari rakyat Timor Lorosa’e. Ini jelasbahwa perlu partisipasi dari CSO-CSO dalam merancangprogram-program pembangunan dan pelaksanaannya. Inidapat terjadi dengan meningkatkan kerja sama, koordinasiantara ETTA/CSO-CSO dan para pemberi donor, termasukdengan organisasi-organisasi tingkat bawah (grassroots)terutama di Distrik-Distrik. Dalam hal ini pembangunanberkelanjutan bisa disimpulkan sebagai pemerataan dalampembangunan yang aktivitasnya berkelanjutan danberdampak jangka panjang. Aktifitas-Aktivitas tersebutdirancang dan dilaksanakan dengan partisipasi penuh dariCSO-CSO, pemerintah dan para pemberi donor.

113 BAB 6 • LEMBAGA-LEMBAGA

Masyarakat madani berperan penting dalammelindungi lingkungan hidup. Ada beberapa carabagaimana masyarakat madani mengadvokasipelestarian lingkungan hidup.

I. Kelompok-Kelompok AdvokasiPelestarian Lingkungan Hidup

Advokasi pelestarian lingkungan hidup selaludibutuhkan. Prinsip dasarnya adalah: jangan biarkanpemerintah dan perusahaan bekerja sendiri, tanpaketerlibatan masyarakat.

Kegiatan-kegiatan advokasi untuk pelestarianlingkungan hidup termasuk advokasi kebijakan danpenegakan hukum, pendidikan umum dan pembelaanmasyarakat.

Advokasi MasyarakatKegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan

advokasi tersebut termasuka)Merubah kebijakan-kebijakan yang merusak

lingkungan hidup;b)Advokasi kebijakan-kebijakan dan peraturan-

peraturan baru yang menganjurkan pelestarianlingkungan;

c) Penegakan undang-undang lingkungan hidup denganproses pengadilan;

UU No 23-1997 untuk sementara digunakan di TimorLorosa’e. Proses pengadilan untuk menganjurkanhukum lingkungan hidup dapat dilakukan denganmemakai "legal standing" atau memakai "class action".Saudari Weiweik Awiati akan membahas masalahtersebut secara lebih terinci dalam lokakarya mengenaihukum lingkungan hidup.

d) Pengawasan korupsi;e) Pengawasan perusahaan.

Kesadaran MasyarakatPeningkatan kesadaran masyarakat sangat penting

untuk pelestarian lingkungan hidup. Peningkatankesadaran masyarakat termasuk pendidikan umummengenai lingkungan dan kampanye. Isu-isu yangpenting termasuk pembuangan sampah dan pentingnyaserta caranya untuk menyelamatkan binatang dantumbuhan yang terancam punah.

Kelompok-kelompok advokasi lingkungan hidupberperan penting dalam gerakan-gerakan perlawanan.Ini termasuk bekerja dengan masyarakat lokal untukmelawan kerusakan lingkungan hidup. Kampanye yangmementingkan suatu isu di tingkat lokal sangat efektif.Pengelolaan lingkungan hidup yang ditingkatkan ditingkat dasar masyarakat dapat juga dilaksanakan olehkelompok-kelompok lingkungan hidup.

Lingkungan Hidup dan Masyarakat SipilEmmy Hafild

WALHI / FOE Indonesia

2. Pendekatan terhadap PelestarianLingkungan Hidup

Organisasi biasanya mengambil pendekatanberdasarkan pelestarian/konservasi lingkungan hidup,atau pendekatan berdasarkan hak-hak.

Berdasarkan PelestarianPendekatan berdasarkan pada konservasi

mementingkan melindungi ekosistem, dan jenis-jenisbinatang dan tumbuhan-tumbuhan yang terancampunah. Masalah-masalah tersebut dianggap lebihpenting daripada manusia. Pendekatan lainnya ialahberdasarkan pada Keadilan Lingkungan Hidupmenyangkut pelestarian lingkungan sambilmemperjuangkan keadilan sosial, demokrasi dan hakasasi manusia. Biasanya kelompok lingkungan hidup dinegara sedang berkembang seperti Indonesia dan TimorLorosa’e memakai pendekatan kedua. Kelompoklingkungan hidup Indonesia, tempat kerja saya- WALHI-mengambil pendekatan kedua.

Berdasarkan Hak-Hak Masyarakat AsliPelestarian lingkungan hidup dapat juga diadvokasi

dengan pendekatan berdasarkan hak masyarakat asli;dan seperti sudah dibicarakan, pendekatan PengelolaanLingkungan Hidup/Sumber Daya Alam olehmasyarakat setempat juga merupakan pendekatan yangsangat efektif.

3. Usulan saya untuk agenda di sini:• Mengawasi pemerintah dalam kebijakan dan

pembuatan undang-undang, baik yang dibuatUNTAET maupun pemerintahan baru hasil pemilu.

• Pengawasan Donor, seperti USAID, UNDP, ADB, WB,karena kelakuan mereka yang dapat menghancurkanlingkungan hidup kita.

• Membuat Undang-Undang Lingkungan Hidup yangsesuai dengan kebutuhan-kebutuhan di TimorLorosa’e- yang mengakui hak-hak masyarakat asli.

• Pengelolaan Lingkungan Hidup oleh masyarakat –jangan biarkan hutan-hutan dikuasai oleh pengusaha.Masyarakat harus tetap memegang haknya untukmengelola dan memiliki hutannya sendiri.

• Mengawasi investasi yang masuk. Jangan ulangikesalahan Indonesia.

• Mengawasi korupsi, pemerintahan pasti korupsi.• Memperjuangkan transparansi, tanggung gugat, dan

partisipasi dalam proses demokrasi.• Mendasarkan kebijakan-kebijakan baru pada adat dan

kebiasaan lokal, jangan membuangkannya, tetapimenggabungkannya dengan sistem demokratik yangbaik.

Lakukan sekarang juga, selagi pemerintah masihdekat dengan masyarakat- makin lama pemerintahanberkuasa, mereka makin jauh dari kita.

114 BAB 6 • LEMBAGA-LEMBAGA

Kita sering dengar kata-kata BUDAYA dan TRADISIdiucapkan dimana saja dan oleh siapa saja bahkan dalammelakukan kekerasan terhadap orang lain pun kata-katatersebut sering digunakan sebagai alasan, padahalbanyak dari kita sendiri tidak tahu bahkan tidakmengerti tentang BUDAYA dan TRADISI.

Terima kasih saya sampaikan kepada Panitia ataskesempatan yang diberikan kepada saya dan terimakasih kepada peserta yang datang dari Distrik untukmengikuti Konferensi ini.

Hari ini saya diundang Panitia untuk menyampaikanmakalah tentang BUDAYA dan TRADISI tentu sajadalam konteks yang berkaitan dengan tema dari padaKonferensi sendiri yaitu Konferensi PembangunanBerkelanjutan.

Waktu yang tersedia adalah sangat terbatas sehinggasudah barang tentu kita tidak dapat mengulas secarapanjang lebar tentang arti dari pada BUDAYA danTRADISI pada saat ini dan karena itulah saya tidak inginmembawa ke sini suatu makalah karena tidak akanberguna namun saya hanya ingin mengingatkan kepadakita semua yang berada di dalam ruangan ini, baikPanitia Penyelenggara, Peserta dan Pembicara bahwaketika kita berbicara tentang Pembangunan di BumiLoro Sae maka jangan kita lupa bahwa pembangunanitu sendiri mempunyai hubungan yang sangat eratdengan orang Timor Loro Sae karena dilakukannya dibuminya, untuknya dan lebih penting lagi karenanyalahkita semua berada di sini. Jangan orang Timor Loro Saesekali lagi jadi penonton di negerinya sendiri dan janganlagi kita berpikir bahwa yang kita lakukan adalah yangpaling baik dan benar untuk orang Timor Loro Sae

karena kita tetap berasumsi bahwa orang Timor tidakbisa apa apa. Kita harus hentikan dulu semua asumsi-asumsi demikian baru selanjutnya kita bicara berapi-apitentang pembangunan dan itu belum cukup kalau kitatidak libatkan orang Timor Loro Sae sendiri dalampembangunan yang memang adalah untuknya.

Satu hal yang penting yang harus kita ingat adalahbahwa orang Timor Loro Sae memiliki Budaya danTradisi sendiri yang tidak bisa kita samakan denganBudaya dan Tradisi orang lain.

Selama 450 tahun orang Portuguis menjajah BumiLoro Sae membawa juga kebiasaannya dan selama itupula orang Timor Loro Sae menjalaninya seolah-olah itumemang miliknya, kemudian datang orang Indonesiajuga dengan kebiasaannya dan orang Timor kali inibukan saja harus mengikutinya tetapi dipaksakan untukmengakuinya sebagai miliknya pula dan yang lebih sadislagi ada sebagian orang Timor yang setuju denganmereka bahwa kita ini adalah satu , kita telah kembalike pangkuan ibu pertiwi setelah sekian lama berpisahkarena ulah penjajah. Mereka lupa kalau mereka jugaadalah penjajah baru dan yang membedakan hanyawarna kulit saja dan yang lebih menyedihkan lagi tentusaja bahwa pembangunan itu adalah untuk kepentinganmereka karena memang mereka tidak pernahberkonsultasi dengan orang Timor sendiri, ataumengajak kerja sama.

Kini semua telah berubah dan sudah tiba saatnyaorang Timor sendiri dilibatkan dalam perencanaansampai pada pembangunan Timor Loro Sae tercintadengan tidak mengabaikan BUDAYA dan TRADISI

Budaya dan TradisiM. Olandina I.C. Alves

East Timorese Women Against Violence (ET-WAVE)(Kaum Perempuan Timor Lorosa’e Menentang Kekerasan)

115 BAB 6 • LEMBAGA-LEMBAGA

PendahuluanMengapa kita mempunyai hukum lingkungan

hidup internasional?Selama 20 tahun terakhir, masyarakat internasional

mengakui bahwa pembangunan di seluruh dunia terjadidengan cara tidak berkelanjutan. Secara global, kitasedang menghabiskan sumber daya alam seperti ikan,hutan, lapisan tanah dan air minum yang bersih dengancepat. Keanekaragaman hayati terancam. Polusi darisuatu negara menyeberangi batasan negara lain danmasuk ke dalam wilayah negara itu. Contohnya, polusidioksida karbon yang dihasilkan di suatu negara akanmemberikan sumbangan terhadap pemanasan seluruhdunia ini.

Penyebab perusakan lingkungan hidup juga agaksama di seluruh dunia: konsumsi dan pembangunanyang berlebihan, tekanan padatnya jumlah penduduk,kemiskinan, kelaparan, dan pertempuran bersenjatayang terus meningkat. Ada perlu agar masyarakatinternasional menghadapi penyebab kemiskinan danmemastikan bahwa teknologi dan kekayaan dibagikansecara adil di antara negara-negara.

Tanggapan dari masyarakat internasional merupakanupaya menciptakan undang-undang internasional yangmenyediakan kerangka untuk pelaksanaanpembangunan yang berkelanjutan. Tujuan hukumlingkungan hidup internasional adalah untukmenghabiskan kemiskinan dan memperbaiki keadaankebudayaan, sosial dan ekonomi sambil melestarikankeanekaragaman hayati dan lingkungan hidup. Tujuanini dicapai dengan memastikan bahwa lingkunganhidup dipertimbangkan dalam semua keputusanmengenai pembangunan (Perjanjian Internasionalmengenai Pembangunan dan Lingkungan Hidup, Pasal13).

Apakah hukum internasional itu?Undang-Undang internasional mengenai lingkungan

hidup terdapat dalam berbagai dokumen termasukpesetujuan, konvensi, perjanjian dan deklarasi prinsip-prinsip.

Bagaimana hukum lingkungan hidup internasional dapatmembantu Timor Lorosa’e

Seperti halnya hukum hak asasi manusia, salah satukelemahan hukum lingkungan hidup internasionaladalah bahwa hukum itu tidak dapat diterapkan apabilatidak disahkan oleh negara sendiri dalam undang-undang negara tersebut.

Mengapa hukum lingkungan hidupinternasional menarik perhatian Timor

Lorosa'e?1. Beberapa pakta internasional mengidentifikasikan

prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan.Sebaiknya Timor Lorosa'e mempertimbangkan:a) Apakah ingin mengangkat hak-hak lingkungan hidup

dan prinsip-prinsip berkelanjutan di dalam Undang-Undang Dasar (contohnya, "Berhak hidup dalamlingkungan hidup yang sehat dan bersih"); dan

b) Bagaimana prinsip-prinsip yang berkelanjutan itudapat dimasukkan ke dalam undang-undanglingkungan hidup (contohnya, mengikuti prinsipberhati-hati dalam membuat keputusan mengenaipembangunan).

2. Keikutsertaan dalam kesepakatan internasionaljuga mungkin dapat menarik bantuan dari masyarakatinternasional dalam bidang-bidang yang berikut:a) Penilaian isu-isu lingkungan hidup, contohnya

dengan penelitian keanekaragaman hayati;b) Bantuan finansial atau bantuan serupa;c) Bantuan pengelolaan lingkungan hidup, contohnya

dalam pengelolaan daerah khusus, seperti rawa-rawaatau cagar alam;

d) Bantuan dalam penyiapan undang-undang;e) Transfer teknologi.

Hukum internasional dan pembangunanyang berkelanjutan secara ekologi

Dokumen utamaDokumen-dokumen utama yang menguraikan

prinsip-prinsip umum untuk pembangunan yang

Lisa A. Ogle Direktor, Kantor Pembela Lingkungan Hidup, Sydney, Australia

Bagaimana kerangka hukum lingkungan hidup relevan untuk Negara Timor Lorosae?Bagaimana kerangka tersebut dapat dipergunakan? Pencapaian pembangunan yangberkelanjutan adalah masalah global, dan oleh karena itu prinsip-prinsip berkelanjutandicerminkan dalam banyak persetujuan internasional. Timor Lorosa'e dapat menggunakanprinsip yang bersifat berkelanjutan yang sudah dibuat di tingkat internasional. SeharusnyaTimor Lorosae mempertimbangkan apakah ingin mengangkat prinsip-prinsip yangberkelanjutan dan hak-hak lingkungan hidup dalam Undang-Undang hak-hak asasi.Sebaiknya dipertimbangkan juga bagaimana dapat melaksanakan prinsip-prinsip tersebutdalam undang-undang lingkungan hidup yang baru. Timor Lorosa'e mungkin juga dapatmemperoleh bantuan hukum, teknis dan finansial sesuai dengan aturan di dalam beberapapersetujuan, dan melalui penggabungan dengan beberapa jaringan lingkungan hidup dikawasan Asia untuk membantu dalam penciptaan dan pelaksanaan kerangka hukum yangbaru terhadap lingkungan hidup.

116 BAB 6 • LEMBAGA-LEMBAGA

berkelanjutan adalah:• Deklarasi Rio (1992). Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh masyarakat

internasional mengenai prinsip-prinsip umum untukpembangunan yang berkelanjutan.

• Agenda 21 (1992). Sebuah Rencana Aksi untuk pembangunan

berkelanjutan yang dikembangkan atas dasarPernyataan Rio.

• Perjanjian Internasional mengenai Lingkungan Hidupdan Pembangunan.

Maksud dokumen ini adalah untuk maju satu langkahlagi dengan memberi pengesahan terhadap ketentuan-ketentuan Deklarasi Rio dan Agenda 21 di dalambentuk kesepakatan yang mengikat. Kesepakatan ituakan merupakan suatu "Deklarasi Hak Asasi Manusia"untuk lingkungan hidup. Pada saat ini belummempunyai status resmi.

Apakah prinsip-prinsip utama untukpembangunan berkelanjutan yang bersifatekologis?

Prinsip-prinsip yang dibahas dalam makalah inidisertai contoh bagaimana setiap prinsip diterapkanterhadap pembangunan sumber daya pertambangan,seperti di Celah Timor, supaya berkelanjutan.

• Kesetaraan antar generasiHarus ada keadilan di antara generasi. Generasi

sekarang berkewajiban untuk mewariskan sumberdaya alam kepada generasi berikut, agar merekamempunyai kesempatan-kesempatan yang samasecara fisik dan ekologis, serta untuk pembangunanekonomi.

Contoh: Apakah sumber mineral yang akan ditambang,misalnya emas, tembaga atau minyak, masih tersediauntuk generasi berikut? Apabila tidak, bagaimanahasil-hasil pertambangan dapat disimpan supayamasih tersedia untuk generasi berikut?

• Kesetaraan dalam generasiKeadilan di dalam setiap generasi. Pembangunan

seharusnya tidak berdampak secara tidak adil padamereka yang lemah secara sosial dan ekonomi. Semuaanggota masyarakat harusnya mempunyaikesempatan yang sama untuk mempengaruhikeputusan mengenai pembangunan dan lingkunganhidup.

Contoh: Apakah pertambangan akan secara tidak adilmempengaruhi sebagian masyarakat lebih darisebagian lainnya? Pertambangan seringkalimembuang limbah yang sudah tercemar ke sungai.Kelakuan tersebut dapat merusak sungai danberpengaruh buruk untuk masyarakat yang tinggal didaerah sungai, dan menggunakan sungai untukmemancing atau sebagai sumber air tawar. Sepertihalnya, pembuangan limbah ke laut dapat merusakterumbu karang, dan mempengaruhi masyarakat yangmengandalkan terumbu karang untuk menangkapikan.

• Prinsip PencegahanWalaupun belum tentu kerusakan lingkungan hidup

akan terjadi, tetapi tindakan-tindakan yangmemastikan supaya kerusakan tidak terjadi atausupaya kerusakan terbatas, seharusnya diambil.

Contoh: Bahan kimia sianida sering digunakan ditambang emas. Perusahaan pertambangan mungkinmengatakan bahwa aman untuk memakai sianidakarena pembuangan sianida akan tertampung dibendungan. Tetapi bagaimana bila bendungannyabocor? Apabila bocor, efek terhadap sungai sangatgawat. Pelaksanaan prinsip pencegahan berartiperusahaan pertambangan tidak boleh memakaisianida.

• Pelestarian Keanekaragaman HayatiKita harus menyelamatkan jenis-jenis binatang dan

tumbuhan langka atau yang terancam punah, karenabinatang dan tumbuh-tumbuhan tersebut merupakansumber makanan, obat-obatan dan produk industriuntuk generasi masa depan, dan merupakan bagiandari lingkungan hidup yang lebih sehat.

Contoh: Sudahkah penilaian terhadap dampakpertambangan terhadap tumbuhan-tumbuhan danbinatang-binatang dilakukan? Apakah undang-undang di Timor Lorosa’e melarang pembangunanyang menyebabkan suatu jenis binatang dantumbuhan menjadi punah?

• Pemakai harus membayar penuh biaya lingkunganhidup

Para pembangun harus tidak hanya membayar biayapenuh dari pemerasan sumber daya alam, sepertikayu, minyak atau mineral. Para pembangunseharusnya juga membayar penuh untuk kerusakanapapun yang terjadi terhadap lingkungan setempat,seperti pencemaran, serta untuk tindakan pemulihankembali lingkungan setempat.

Prinsip-prinsip lingkungan hidup lain yangtermasuk dalam undang-undanginternasional

Selain dari prinsip-prinsip pembangunanberkelanjutan ekologis yang diuraikan di atas, prinsip-prinsip umum pembangunan berkelanjutan lain yangtermasuk dalam hukum internasional termasuk:• Hak terhadap kehidupan dan lingkungan yang sehat

dan produktif;• Hak masyarakat untuk ikut terlibat dalam keputusan

mengenai lingkungan hidup;• Hak masyarakat untuk mencari solusi untuk masalah

lingkungan hidup lewat proses pengadilan;• Hak atas informasi mengenai pembangunan;• Perlunya Analisa Dampak Lingkungan untuk

dilaksanakan untuk semua proyek pembangunanyang baru;

• Perlunya keterlibatan penuh dari kaum perempuandalam proses pengambilan keputusan mengenailingkungan hidup.

Pertanyaan: Timor Lorosa’e harusmempertimbangkan apakah ingin mengangkat hak-hakterhadap lingkungan hidup, prinsip-prinsippembangunan berkelanjutan yang ekologis, dan prinsip-prinsip umum lain yang tercatat di hukum internasional

117 BAB 6 • LEMBAGA-LEMBAGA

di dalam:• Konstitusi; dan• Setiap undang-undang terhadap lingkungan hidup?

Contoh: Konstitusi Timor Lorosa’e dapat menjamin:"Semua orang mempunyai hak terhadap lingkunganyang bersih dan sehat".

Undang-undang internasional yangseharusnya dipertimbangkan oleh

pemerintahan Timor Lorosa’eKebanyakan undang-undang dilengkapi dengan

Sekretariat yang membantu memberikan nasihat,dukungan finansial dan dukungan keahlian lingkunganhidup untuk melaksanakan syarat-syarat undang-undang (mis. Komite Dunia Daerah-Daerah Terlindung,dan Badan Ramsar yang membantu melestarikan daerahrawa-rawa).

•Perubahan iklim. Konvensi Kerangka untukPerubahan Iklim (1992)•Jenis-jenis binatang dan tumbuhan yang terancam

punah. Konvensi Keanekaragaman Hayati (1992)Menuntut agar setiap negara melindungi segala jenisbinatang dan tumbuhan dengan cara legal daninstitusional. Badan Global untuk Lingkungan Hidupmemberikan bantuan finansial kepada negara-negarayang sedang berkembang di bawah naungan konvensiini, dengan memberikan dana untuk pelaksanaanpenilaian keanekaragaman hayati.

• Konvensi mengenai Perdagangan Internasionalterhadap jenis-jenis yang terancam punah 1973 (CITES)Mengelola perdagangan jenis-jenis yang terancampunah dengan menuntut ijin untuk mengekspor danmengimpor jenis-jenis tersebut.

• Pencemaran. Konvensi "Basel" mengenai pengirimanlimbah berbahaya melewati batas kenegaraan, danpembuangannya (1989). Mengelola pengiriman limbahberbahaya antar negara.

•Undang-Undang internasional yang dapat digunakanuntuk melindungi daerah-daerah khusus di TimorLorosa’e. Konvensi Daerah-Daerah Terlindung diDunia (1972). Tempat-tempat yang dianggap khusussebagai contoh budaya atau alam dapat terdaftarkansebagai tempat terlindung di bawah naungan undang-undang ini. Contoh: Terumbu Karang Besar terdaftardi Australia. Dana untuk perlindungan tempat-tempattersebut didapat di bawah naungan konvensi ini untukmendukung konservasi tempat-tempat tersebut, dantempat-tempat yang terancam oleh pembangunan.

• Konvensi mengenai Daerah Rawa yang Penting diSkala Internasional 1971 (Konvensi Ramsar. DaerahRawa yang penting di skala internasional dapatterdaftar sebagai tempat terlindung di bawah konvensiini, khususnya tempat di mana burung berkembangbiak. Bantuan ahli untuk mengelola daerah rawa dapatdiambil dari Badan Ramsar, dan terdapat jugasejumlah dana untuk membantu negara-negara yangmasih berkembang.

Bantuan dari asosiasi internasional danregional

Timor Lorosa’e seharusnya mempertimbangkanapakah ingin terlibat dalam asosiasi lingkungan hidup

global dan regional yang mana. Bantuan finansial,pelatihan dan pembangunan dan keahlian lingkunganhidup dapat tersedia melalui jaringan-jaringan tersebut.

Badan-badan PBB•Program Lingkungan Hidup PBB. Divisi

Pengembangan Kebijakan dan Hukum LingkunganHidup dapat memberikan bantuan dengan membuatkebijakan dan undang-undang untuk membantudengan pengangkatan undang-undang internasional.

• Program Pembangunan PBB• Bank Dunia. Divisi Hukum Lingkungan Hidup

Internasional dapat membantu dengan memberikanbantuan dengan membuat undang-undang untukpelaksanaan undang-undang internasional.

• Fasilitas Global Lingkungan Hidup. Memberikan danauntuk proyek, bantuan teknis dan penelitian untukmembantu negara-negara yang sedang berkembanguntuk melaksanakan Agenda 21, KonvensiKeanekaragaman Hayati dan Konvensi PerubahanIklim.

Organisasi regional yang seharusnya dipertimbangkanoleh pemerintahan Timor Lorosa’e• ASEAN. Organisasi Negara-Negara Asia Tenggara

(ASEAN) mempunyai program lingkungan hidupuntuk membantu negara-negara anggota ASEAN.ASEAN juga mempunyai persetujuan yang pentingmengenai konservasi alam dan sumber daya alam(1985), akan tetapi belum mendapat staus resmi.

• Program Lingkungan Hidup Kawasan Pasifik Selatan(SPREP. Program ini berpusat di Samoa Barat.Organisasi ini berdiri pada tahun 1993, dan terdiri dari27 anggota, termasuk semua negara di KepulauanPasifik. Tujuan-tujuan SPREP adalah untuk:- Menjalin iklim kooperasi di antara semua negara

anggota di kawasan Pasifik Selatan- Memberi bantuan untuk melindungi dan

meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan- Memastikan pelaksanaan pembangunan

berkelanjutan untuk generasi sekarang dan generasidi masa yang akan datang.

Ada kemungkinan Timor Lorosa’e dapat menjadianggota SPREP, akan tetapi keanggotaan TimorLorosa’e memerlukan perluasan dari pengertiankawasan SPREP sekarang.

Organisasi non-Pemerintah Internasional• IUCN (Uni Konservasi Dunia. IUCN mempunyai

Program Hukum Lingkungan Hidup yangmemberikan bantuan dan nasihat dalam pembuatandan pelaksanaan undang-undang lingkungan hidupinternasional.

KesimpulanKerangka hukum internasional telah

mengembangkan prinsip-prinsip untuk pembangunanberkelanjutan secara ekologis untuk menjawabkeprihatinan masyarakat dunia terhadap masalahtersebut. Prinsip-prinsip tersebut mudah-mudahandapat membantu Timor Lorosa’e dalampertimbangannya mengenai pengembangan sistempengelolaan lingkungan hidup dan hukum lingkunganhidup supaya mencapai pembangunan berkelanjutan.

118 BAB 6 • LEMBAGA-LEMBAGA

Pembicaraan ini akan memfokuskan padapengalaman Indonesia di bidang hukum lingkunganhidup. Pembicaraan ini adalah sebagai acuan untuknegara-negara lain seperti Timor Lorosa’e dalam bidanghukum lingkungan hidup dan lingkungan hidup padaumumnya, supaya tidak mengulangi kesalahan-kesalahan Indonesia dalam bidang tersebut. Saya jugaakan mengajukan beberapa syarat yang menurut sayadapat digunakan untuk mencegah masalah-masalahyang pernah terjadi di Indonesia.

Sekarang ini undang-undang dan peraturan-peraturan Indonesia berlaku di Timor Lorosa’e.

Hukum Lingkungan Nasional di Indonesia termasuk:• Peraturan Perundang-undangan Umum Lingkungan

Hidup (GEL)• Peraturan Perundang-undangan Sektoral yang

Mengatur Pengendalian Dampak Lingkungan (SEL)• Konvensi Lingkungan Hidup yang telah Diratifikasi

Undang-Undang Umum untuk PelestarianLingkungan Hidup di Indonesia adalah:• UU No. 23/1997 UUPLH (EMA)• PP No. 27 1999 AMDAL (Analsis Dampak Lingkungan)• PP No. 18/1999 > PP 85/1999 B3 (Pengelolaan sampah

yang berbahaya)• PP No. 20/1990 (Pengelolaan pencemaran air)• PP No. 41/1999 (Pengelolaan pencemaran udara)

Undang-Undang Sektoral yang MengaturPengendalian Dampak Lingkungan termasuk• UU No. 11/1967 (yang mengatur pertambangan)• UU No. 5/1984 (perindustrian)• UU No. 41/1999 (kehutanan)• UU No. 8/1971 (minyak dan gas bumi)

Masalah-Masalah dengan Hukum LingkunganHidup Indonesia

Ada beberapa masalah yang bersangkutan. Masalah-Masalah tersebut termasuk masalah dengan undang-undang itu sendiri, serta pelaksanaan dan penegakanyang tidak memadai.

Dalam hal perundang-undangan, terdapatketidakseimbangan antara GEL dan SEL. Masalah lainlagi adalah bahwa GEL dan SEL bersifat sangatsentralistik, dan mandat hukum GEL dan SEL belumdilimpahkan ke daerah.

Pelaksanaan dan Penegakan hukum di Indonesiatidak cukup karena kurangnya kemampuan sumberdaya manusia pengawas dan penyidik lingkungan, danterbatasnya anggaran dalam melaksanakan program-program.

Hal-hal yang lain yang menyebabkan kurang baiknyapelaksanaan dan penegakan hukum lingkungan hiduptermasuk:

Hukum Lingkungan Nasional di IndonesiaWeiweik Awiati

Pusat Hukum Lingkungan Hidup Indonesia

•Lemahnya kemampuan dan efektivitas masyarakatmadani untuk melakukan fungsi kontrol publik, initermasuk LSM-LSM; perguruan tinggi; media masa; danmasyarakat;•Aparatur birokrasi yang belum memiliki integritas,

ketanggapan, dan profesional;•Kemampuan pemerintah (pusat dan daerah) untuk

melaksanakan transparansi, partisipasi publik dankehandalan dalam pengelolaan sumber daya umumperlu dipertanyakan;

•Kemandirian peradilan yang harus diperjuangkan;•Daerah belum memiliki strategi penegakan dan

penataan yang komprehensif.

Masalah-masalah lain yang menyangkutperundang-undangan lingkungan hidup diIndonesia:•Kehendak politik yang terwujud dalam paradigma

pembangunan tidak mendukung upaya perlindungandaya dukung ekosistem;

•Belum terdapat kerangka hukum yang kuat untukmendukung konsep pembangunan berkelanjutanberwawasan lingkungan;

•Belum mempunyai mekanisme penyelesaian konflik.

Delapan Kriteria Perundang-undanganHal-hal berikut ini membahas kriteria perundang-

undangan untuk pemerintahan demokratik yang baik:1. Pemberdayaan, keikutsertaan masyarakat dan akses

publik terhadap informasi2. Transparansi3. Desentralisasi yang bersifat demokratis4. Pengakuan terhadap keterbatasan daya dukung

ekosistem dan pentingnya keberlanjutannya5. Pengakuan hak masyarakat adat dan masyarakat

setempat6. Konsistensi dan keseimbangan7. Kejelasan8. Daya Penegakan

Prasyarat Pemerintahan yang Baik1. Lembaga Perwakilan yang mampu menjalankan

fungsi kontrol yang efektif;2. Badan Peradilan yang profesional dan bebas dari

campur tangan eksekutif/tidak korup;3. Aparatur pemerintah (birokrasi) yang profesional dan

memiliki integritas yang kokoh;4. Masyarakat sipil yang kuat sehingga mampu

melaksanakan fungsi kontrol publik dan menerapkantekanan;

5. Desentralisasi dan Lembaga Perwakilan di daerahyang kuat serta didukung oleh masyarakat sipil lokalyang juga kuat;

119 BAB 6 • LEMBAGA-LEMBAGA

6. Mekanisme-Mekanisme resolusi konflik.

Perwujudan Pemerintahan Lingkungan dapatdiukur dengan beberapa upaya/tindakan:1. Sejauh mana konstitusi memuat hak-hak yang terkait

dengan aspek keberlanjutan ekologis dan lingkunganhidup;

2. Sejauh mana kita mau dan mampu menerjemahkanprinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yangtersebar dalam berbagai deklarasi, piagam dankonvensi internasional dalam kebijakan nasional;

3. Sejauh mana penataan kelembagaan pengelolaanlingkungan hidup dilakukan agar dapat berfungsilebih efektif dan tepat guna;

4. Sejauh mana masyarakat dilibatkan dalam berbagaikeputusan penting dan strategis yang menyangkutpengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam;

5. Sejauh mana kita mampu menindaklanjuti kasus-kasus lingkungan yang terbengkalai;

6. Sejauh mana anggaran lingkungan dibagikan secaramerata;

Perencanaan dan pengelolaan lingkungan hidupmeliputi aneka ragam bidang dan keahlian, tetapi harusmenjadi bagian penting dari perencanaan danpengelolaan nasional apabila berhasil. Lingkunganhidup dan masalah-masalah lingkungan hidupseharusnya tidak dianggap terpisah dari fungsi-fungsipemerintahan, tetapi seharusnya dianggap sebagaimasalah pokok. Ada lima komponen dari proses yangdinamis dan interaktif untuk pengelolaan sumber dayaalam dan perlindungan lingkungan hidup, yaituinventarisasi; evaluasi; perencanaan, pengelolaan danpemantauan. Lima komponen tersebut akan dibahasdalam suatu kerangka prinsip-prinsip pokok danpelaksanaan secara praktis.

Membangun masyarakat yang berkelanjutanmemerlukan perhatian pada tiga masalah pokok:

• Kelangsungan ekonomi• Keadilan sosial• Lingkungan hidup yang berkelanjutanSetiap hal memang diperlukan, tetapi tidak bisa

berlangsung sendiri. Dua hal yang pertama adalah yangpaling penting untuk Timor Lorosa’e sekarang, tetapitidak bisa berlangsung apabila hal terakhir tidak jugadiperhatikan. Banyak sekali sudah terjadi degradasitanah, air, dan margasatwa di Timor Lorosa’e, yangberakibat pada terjadi tanah longsor, banjir, danhilangnya keanekaragaman hayati. Hasil-hasil tersebuttidak direncanakan, tetapi merupakan akibat dari usahamasyarakat lokal untuk hidup dengan menggunakansumber-sumber hidup yang ada di sekitarnya, termasuktanah, tenaga kerja, modal (uang), dan teknologi. Akantetapi, sumber tanah ada batasnya, tenaga kerja bisahilang semangatnya, modal sudah sangat terbatas, danteknologi yang ada masih sangat terbatas.

Maka tantangan untuk membangun masyarakatyang berkelanjutan mungkin dianggap sesuatu yangtidak bisa dicapai. Akan tetapi, manusialah yangmenyebabkan masalah-masalah tersebut, jadimanusialah yang harus memecahkan masalah-masalahitu. Masyarakat madani, di mana masyarakat dididik

Perencanaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Professor Henry Nix CRES, Australian National University, Canberra, ACT Australia

untuk memahami hubungan penting antara tanah, air,dan kehidupan, dan yang menggunakan pengertian iniuntuk mengelola pemakaian sumber dan untukmelindungi lingkungan hidup, harus menjadi cita-citautama. Hanya dengan pemahaman demikian teknologiyang cocok mulai dapat ditentukan dan dilaksanakan.Walaupun tanggung jawab untuk perencanaan danpengelolaan harus dibagi di antara sektor nasional,daerah, dan lokal, peran individu, keluarga, danmasyarakat lokal dalam pengelolaan lingkungan hidupsupaya keberlanjutan, juga dipentingkan.

Pada tingkat nasional dan daerah kita dapatmenentukan lima komponen dari proses yang dinamisdan interaktif dalam bidang pengelolaan sumber dayaalam dan pelestarian lingkungan hidup: inventarisasi;evaluasi; perencanaan; pengelolaan; pemantauan. Secaratradisional, dan secara mendunia, fungsi-fungsi pokoktersebut dibagi di antara bidang-bidang yang terpisahfungsinya. Maka muncullah beberapa masalahperencanaan dan pengelolaan lingkungan hidup.Lingkungan hidup selalu dianggap sebagai masalahyang berdiri sendiri, yang tidak ada kaitannya denganperencanaan ekonomi, infrastruktur, pertanian,kehutanan, pemancingan, pendidikan, kesehatan umum,hukum, dan sebagainya. Sebenarnya, lingkungan hidupmerupakan bagian pokok dari semua bidang di atas.Apabila begitu, bagaimana caranya supayapertimbangan lingkungan hidup/ekologis tercantumdalam setiap fungsi pemerintah?

Pertama, kita harus membuat agar semua orang,khusunya para pembuat kebijakan, para pendidik, parapengacara, dan para perencana dan pengelola,memahami akan prinsip-prinsip ekologi dan proses-proses lingkungan hidup. Untuk jangka pendek, yangdiperlukan adalah diadakan beberapa lokakarya untukmeningkatkan kesadaran masyarakat tentanglingkungan hidup (lokakarya tersebut bersifat sangatfokus dan relevan, dan berlangsung selama setengahhari, sehari, atau dua hari). Dalam jangka panjang,pengetahuan tersebut dapat dikembangkan untukdigunakan di sekolah, perguruan tinggi, dan di

120 BAB 6 • LEMBAGA-LEMBAGA

universitas. Sebagai tambahan yang sangat penting dansangat diperlukan sebagai penambahan pengetahuansumber daya manusia tersebut, struktur dan komposisipemerintah dan badan-badan yang bersangkutan jugaharus ditimbangkan.

Mari kita mempertimbangkan jawaban terhadapmasalah perencanaan dan pengelolaan sumber dayaalam di Timor Lorosa’e, yang menimbulkan masalahyang rumit, berlipat ganda, dan kelihatan tidak bisadiselesaikan. Masalah tersebut akan kita bahas dalamrangka hubungannya dengan lima fungsi pokok yangsudah dibicarakan tadi.

1. InventorisasiSecara tradisional, peta dan laporan

mendokumentasikan basis sumber daya alam, danpenggunaannya. Sekarang ada beberapa teknologi baru(Sistem Informasi Geografi, "Remote Sensing", "SpatialInterpolation Techniques", Gambaran Tiruan, dan"Modelling"), yang memungkinkan pegeseran dari polabentang darat yang statis ke pendekatan yang"parametris", yang memfokuskan pada hal-hallingkungan dan diperlukan untuk membentuk proses-proses bentang darat dan jawaban-jawaban biologis.Data minim yang sudah ada memberikan masukan yangsangat diperlukan untuk model teknis, hidrologi,agronomi, silvikulturis, dan ekologi. Hasilnya adalahbahwa banyak macam produksi dan pelestarianlingkungan hidup dapat dinilai dalam suatu sistem"Spatial Referencing". Contoh pengembangan databaseuntuk negara yang sudah dan sedang berkembang akantersedia.

2. EvaluasiPemakaian data "abiotic" (cuaca, lapangan tanah, dan

"substrate") sebagai basis untuk mengevaluasi tanah dangunanya untuk pertanian, penggembalaan danpenebangan hutan sudah lama berjalan. Belakangan ini,pemakaian data "abiotic" untuk perencanaan pelestariandan pengelolaan lingkungan hidup makin populer. Jenis-jenis produksi dan pelestarian lingkungan hidupmemakai proses fisik dan jawaban biologis yang sama.Model proses sederhana seperti keseimbangan air danpertumbuhan tanaman dapat menghasilkan informasiyang sangat diperlukan untuk pengembangan industripertanian, dan dapat dilihat di kalkulator biasa biladiperlukan. Model tanaman yang paling rumit pundapat dilihat di komputer yang sangat sederhanasekalipun. Model komputer yang serupa juga digunakanoleh para insinyur supaya tahu dimana letakinfrastruktur tertentu seperti jalan, gedung, susunansaluran jalan air, dll. Akan tetapi, masalahnya adalahketersediaan data yang diperlukan untuk memakaimodel-model tersebut. Pengalaman lokal harusnya tidakpernah diabaikan, dan banyak proses evaluasi tanahmempunyai aturan-aturan sederhana yang berdasarkanpemahaman lokal (mis. Di Distrik-Distrik tertentu, batu-batu metamorfosa yang bisa merubah bentuknyamenjadi sangat mudah longsor bila dibersihkantanahnya).

3. PerencanaanDefinisi-Definisi resmi tentang perencanaan

menunjukkan bahwa ada aneka ragam pendekatanuntuk proses yang sangat penting ini. Apabila berhasil,perencanaan harus memperhitungkan faktor-faktortertentu seperti faktor fisik, biologis, ekonomis, sosial,budaya, hukum, dan administratif. Di banyak negara,termasuk di negara saya sendiri, perlindunganlingkungan hidup dan pelestarian keanekaragamanhayati dianggap sebagai suatu proses pembagian tanah.Tidak dapat dielakkan bahwa pembagian tanah untukalasan pelestarian lingkungan hidup memerlukan prosestukar-menukar di antara beberapa macam pemakaianyang bersaing. Ada beberapa metode yang membantuproses tersebut, dan yang memberikan partisipasi untukyang berminat. Taman-Taman dan tanaman-tanamanyang terlindung memang diperlukan, tetapi tidak cukup.Harus diakui, pengelolaan berbagai macam pemakaiantanah di setiap tanaman yang dilindungi harusdipertimbangkan.

4. PengelolaanBelum ada yang namanya bidang pengelolaan

lingkungan hidup atau ahli pengelolaan lingkunganhidup, tetapi ahli pengelolaan dari bidang lain dapatdicari untuk mengelola lingkungan hidup, misalnya daribidang pembangunan perkotaan dan industri;pertambangan; kehutanan; pariwisata ekologis, sertapengelolaan tanaman-tanaman yang dilindungi.Sebagian besar bidang tersebut memakai teknologi.Pengelolaan lingkungan hidup biasanya berlangsungdengan cara tidak langsung, karena pengelolaan tersebutbersifat berusaha untuk mengendalikan dan mengaturtingkah laku para pembuat dan pembeli, masyarakat,dan lembaga-lembaga. Akan tetapi, pengelolaanlingkungan hidup dengan tujuan pembangunanberkelanjutan harus berdasarkan pada prinsip-prinsipekologis yang kuat. Sayangnya, walaupun ekologimemang dapat memberikan pengertian danpemahaman yang sangat diperlukan, ekologi jarangdapat memberikan tingkat keterincian dan pengaturanyang diinginkan pengelola sumber daya tanah, parainsinyur, dan para teknisi.

Pengelola lingkungan hidup di masa depan akan ikutpelatihan keras, dan harus mempunyai pengetahuanluas, termasuk pengetahuan tentang politik,administratif, hukum, ekonomi, sosial, dan ilmupengetahuan umum. Yang paling penting adalahperlunya memahami terjalinnya sistem-sistem tersebut,perlunya menimbang keinginan beberapa peminat, danperlunya berkomunikasi secara efektif.

5. PemantauanMasalah yang terakhir, tetapi tidak kurang

pentingnya, pengelolaan lingkungan hidup tidak akanberhasil tanpa adanya pemantauan berjalannya sistemtersebut, apakah di tingkat nasional, propinsi, lokal, atausuatu sistem produksi tertentu. Walaupun lembagakeuangan besar dan perusahaan industrial mengakuisituasi demikian, tidak semua pemerintahan dan badan-

121 BAB 6 • LEMBAGA-LEMBAGA

badannya memahami akan pentingnya pemantauan.Statistik-statistik seringkali dianggap kurang pentingbila keadaan fiskal sedang mengalami kesulitan. Akantetapi, bagaimana keberhasilan atau kegagalan programpemerintah dan pengeluaran fiskal dinilai?

Tidak bisa dielakkan, teknologi baru seperti "remotesensing" dengan sistem informasi geografi, dan "strategicground-based sampling" dapat menyebabkanpemantauan lebih murah. Apalagi, sistem-sistem

tersebut dapat mempermudah partisipasi masyarakatdalam pemantauan. Australia dapat memberikanbeberapa contoh pemantauan tumbuh-tumbuhan danbinatang-binatang di tingkat masyarakat lokal. Sistempemantauan yang di tingkat nasional dan yang sukarelauntuk pengelolaan lingkungan hidup dan pelestariankeanekaragaman hayati adalah kemungkinan besar disuatu masyarakat madani, tetapi tetap merupakantantangan untuk masa depan.

Suatu administrasi pengelolaan lingkungankemungkinan besar akan menjadi bagian penting daripemerintahan di Timor Lorosa’e. Jangkauan dan besartugas – tugas yang dihadapi luas sekali dan meliputi baiktanggungjawab nasional maupun internasional. NegaraKepulauan Pasifik telah menghadapi kebutuhan-kebutuhan yang serupa pada saat mereka memperolehkemerdekaan. Usaha-usaha individu mereka bersamadengan dukungan dari program lingkungan wilayahPasifik Selatan merupakan contoh-contoh yang bergunameskipun kesuksesan mereka terbatas. Beberapa faktordan masalah yang menghambat kesuksesan itudiketahui. Disarankan bahwa Timor Lorosa’e mulaidengan suatu program yang sederhana dan terfokussebagai tahap pertama dari administrasi pengelolaanlingkungan, dengan maksud untuk perluasan lebihlanjut di kemudian hari.

Orang Timor Lorosa’e menghadapi banyak masalahlingkungan yang timbul dari bertahun-tahun kelalaiandan salah urus. Oleh karena itu diperlukan berbagaimacam kebijakan, undang-undang dan tindakan-tindakan yang baru. Suatu lembaga pengelolaanlingkungan akan perlu mencakup bermacam-macamfungsi dan keahlian teknis.

Beberapa masalah yang akan dihadapi mempunyaidimensi internasional, khususnya yang berhubungandengan sumber daya lingkungan dan alam yang dipakaibersama antara Australia dan Indonesia, dan hal inimenambah beban kerja kita. Pada saat Timor Lorosa’ememasuki masyarakat global, dalam hal lingkungan diaakan diharapkan untuk "berpikir secara global danlokal." Ini menindaki masalah-masalah lokal danlingkungan, tetapi dalam kaitannya dengan konteksglobal di mana masalah-masalah lokal itu merupakanbagian saja. Negara-negara anggota PBB telah memikulsejumlah kewajiban lingkungan internasional melaluikonvensi-konvensi. Dengan menerima konvensi-konvensi ini, Timor Lorosa’e akan bisa menarikdukungan keuangan dan teknis untuk pengelolaankeanekaragaman hayati dan lingkungan. Akan tetapitanggung jawab dari keanggotaan konvensi-konvensi inisangat berat bagi negara-negara kepulauan kecil.Dengan sedikit staf yang terlatih, bahkan untuk masalah-

masalah lokal yang menjadi prioritas, sejumlah besarwaktu staf yang penting akan diancam akan dialihkanuntuk memenuhi syarat pelaporan dari Sekretariatkonvensi di luar negeri. Oleh karena itu, dianjurkanuntuk diadakan sebuah analisa yang teliti mengenaikerugian dan keuntungan relatif yang akan timbulapabila Timor Lorosa’e mengambil bagian dalamkonvensi-konvensi ini.

Negara-negara Kepulauan Pasifik telah menghadapipilihan-pilihan, kontradiksi dan persoalan-persoalanyang sama dengan saat mereka memperolehkemerdekaan. Kesamaan-kesamaan keadaan dankebutuhan mereka dalam pengelolaan lingkungan danpelestarian biodiversitas mengarah pada pendirianProgram Lingkungan Wilayah Pasifik Selatan (SPREP).Program ini telah memberikan beberapa bentuk bantuankepada pemerintah-pemerintah Kepulauan Pasifik.Akan tetapi keefektifan dari SPREP dihalangi olehtransformasinya dari satuan dukungan "low key"(sederhana) ke dalam organisasi daerah secara geografiyang "big and glossy" (besar dan mewah) dan, padabeberapa hal, jauh secara konsepsional dari parakliennya. Tidak pernah dipikirkan sebelumnya bahwaSPREP harus memikul seluruh peran pengelolaanlingkungan dari negara-negara anggotanya. Setiapnegara kepulauan masih perlu mendirikan semacamsatuan pengelolaan lingkungan. Bentuk-Bentuk satuanini dan tingkat kesuksesannya yang berbeda, dan taksatupun yang telah mampu memenuhi idaman masadepan kemerdekaan.

Faktor-faktor dan masalah yang telah mengurangikeefektifan instansi-instansi dan staf pengelolaanlingkungan di negara Kepulauan Pasifik termasuk :

• Aneka ragam masalah-masalah yang dihadapimengharuskan petugas-petugas menjadi "multi-tasked"(beragam tugas). Hal ini menurun keefektifanmereka, dan mengurangi kesempatan untuk kerjalapangan. Pemerintah-pemerintah tidak mampumenggaji staf untuk kerja lapangan lingkungan, tetapibelum ada upaya untuk menghadapi kekurangan inimelalui kerjasama dengan instansi pertanian,perikanan dan kehutanan.

Urusan Pengelolaan Lingkungan Untuk Negara-NegaraKepulauan Kecil

Dr. Graham Baines Environment Pacific

122

• Jumlah staf yang sangat kecil berarti bahwakemangkiran pada waktu mengikuti latihan dankonferensi, menyebabkan kekurangan besar padausaha konservasi dalam negeri.

• Lembaga-Lembaga bantuan pembangunan sepatutnyamemerlukan rekan lokal untuk proyek-proyek. Dinegara-negara kepulauan kecil, hal ini lebih menuntutlebih banyak waktu lagi dari staf lokal yang multi-tugas, mendapat bantuan sedikit saja, dan seringmangkir karena pelatihan atau konferensi.

• Walaupun adanya kebijakan konservasi diuraikandalam rencana pembangunan ekonomi lima tahun daribeberapa negara kepulauan cukup menggembirakan,tetapi hal ini belum dicerminkan dalam carapemerintah-pemerintah menjalankan kegiatanpembangunan.

• Beberapa perundang-undangan lingkungan yangunggul telah diperkenalkan, tetapi sering dibuat tidakefektif karena kekurangan sokongan bagi pelaksanaatau pembuatan perundang-undangan belakanganyang mengesampingkan peraturan lingkungan.

• Fungsi-Fungsi pengelolaan lingkungan danperlindungan keanekaragaman hayati merupakan hal-hal yang pertama-tama dikurangi ketika pemerintahmenghadapi kesulitan keuangan. Situasi ini tak serupadengan "demokrasi maju", dukungan masyarakat(yang dapat diterjemahkan sebagai tekanan pemilihpada pemerintah) masih lemah.

• Oleh karena kerja lingkungan dan konservasi dianggaptidak sepenting pembangunan, pekerjaan di bidangkonservasi memberi kesempatan terbatas untukperkembangan karir, dalam komposisi pelayananumum yang kaku. Hal ini telah membuat sebagian daripetugas yang berkualitas lebih tinggi menjadi engganmenjabat di bidang ini.

• Sumbangan besar dari para donor dana untukmembantu peserta kepulauan ikut serta dalamkonferensi luar negeri telah menyebabkankecenderungan pada pihak penerima untuk menerimasemua tawaran tanpa mengetahui lebih dulukonferensi mana yang betul-betul relevan dengankebutuhan mereka. Setiap konferensi yang diikutimembawa kerugian dari segi usaha konservasi didalam negeri.

• Persaingan dan pertandingan antara instansipemerintah melemahkan administrasi pengelolaanlingkungan. Usaha khusus diperlukan untukmenghasilkan hubungan kooperatif.

• Instansi lingkungan hidup nasional telah menjadisangat "territorial" (nasionalis). Dengan demikianinisiatip konservasi dari pihak lain cenderungdianggap sebagai saingan daripada bantuan. Tidakada banyak upaya untuk mendorong pengelolaanlingkungan ditingkat pemerintahan yang lebih rendah,tetapi ada beberapa usaha untuk menyokongmasyarakat desa dalam hal ini.

• Telah memerlukan waktu yang lama sebelumpemerintahan setuju untuk berkerjasama dengan LSM-LSM, dan hal ini telah menghambat sumbangan LSM-LSM pada usaha konservasi nasional. Masalah ini telahtimbul akibat salah pengertian antara kedua pihak

• Tidak ada inisiatip konservasi atau pengelolaanlingkungan di daerah-daerah pedesaan di negaraKepulauan Pasifik yang telah berhasil kecuali inisiatipdi mana masyarakat lokal diajak ikut dan dilibatkansecara dekat.

• Semua instansi konservasi Kepulauan Pasifikmenghadapi suatu masalah yang payah dengankekurangan informasi untuk tindakan konservasi danpengelolaan hutan. Sebagian dari masalah itudisebabkan oleh tidak adanya suatu kerangka kerjauntuk mendapatkan kembali data penting daripenelitian yang dilakukan oleh orang-orang luar.

Timor Lorosa’e dapat bertindak untuk mencegahatau mengurangi masalah-masalah ini, dan mungkinbisa mempertimbangkan pendekatan bertahap untukpendirian dan pengembangan suatu administrasipengelolaan lingkungan. Tahap jangka pendek yangpertama dapat: memfokuskan pada bermacam tugasterpilih dari yang dibutuhkan; memperkenalkan bentuk-bentuk perundang-undangan"minimalis" (palingrendah/sederhana) yang menjadi prioritas(dipergunakan sebagai dasar untuk perundang-undangan yang lebih terinci di kemudian hari);mengontrakkan (dengan dukungan dana donor) banyakdari kerja lapangan (penelitian dan laporan sangatdiperlukan); sambil menjamin bahwa kontrak-kontrakini menyediakan pelatihan "in-service" (dalampekerjaan) yang berguna bagi orang Timor Lorosa’e(pemerintah, LSM-LSM, dan masyarakat).

BAB 6 • LEMBAGA-LEMBAGA

123

Lokakarya-Lokakarya Lembaga-Lembaga

Lokakarya Masyarakat Sipil (Civil Society)Masalah-masalah:Kekurangan sumber daya manusia • Bagaimana memperkuat masyarakat sipil? • Kesadaranmasyarakat tentang persoalan-persoalan politik, sosial dan lingkungan hidup sangat rendah • Belum nampak konseppembangunan kerakyatan • Pemerintah jalan sendiri, bisnis jalan sendiri, pemerintah seolah-olah selalu benar •Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan karena seolah-olah pembangunan harus dilakukan olehpemerintah saja • Anggota-anggota masyarakat sipil tidak sadar akan kekuatannya untuk mempengaruhi pemerintah,dan tidak mengetahui perannya dalam mempengaruhi perusahaan • Di beberapa daerah partai politik sudah terbentuk,bahkan berkelahi satu sama lain, sedangkan masyarakat sipil belum terbentuk- masyarakat terorganisasi menurutpartai politik, tetapi tidak menurut masyarakat sipil • Kurangnya pendidikan politik dan pemimpin politik di masyarakat.

• Melobi dewan nasional, UNTAET dan Kabinet supaya mengupayakan pendekatan partisipasi• Menciptakan mekanisme konsultative di luar Dewan Nasional (NC), antara

eksekutif dan legislatif.• Mengadvoksi Bank Dunia agar mengubah pendekatan "memberi alat pancing

bukan ikan".• Mengkomunikasikan kepada masyarakat mengenai pentingnya "budaya Gotong

Royong" dan mendapatkan pancing bukan ikan.• Multinasional agar tidak terjadi monopoli ekonomi

• Melakukan pelatihan untuk pelatih baik oleh NGO secara independen maupunpemerintah. Pemerintah diminta untuk mendukung program ini.

• Pertukaran kelompok masyarakat dengan negara lain• Perlu ada pendidikan formal untuk pendidikan sipil• NGO membuat kurikulum mengenai materi training untuk masyarakat sipil

• Desentralisasi NGO dan Donor ke setiap distrik• Membangun sistem komunikasi antara pusat dan setiap distrik• Identifikasi aktor•aktor baru untuk mengarahkan nasionalisme dan perlawanan

untuk menghadapi berbagai kendala yang akan datang

STRATEGI-STRATEGIISU-ISU UTAMA

Kekurangan sumberdaya manusia (SDM)

Masyarakat sipilyang masih lemah

• Mengunakan radio untuk komunikasi dengan masyarakat kalangan bawah• Mengadakan pertemuan di kota maupun di desa (Sorumutu)• Teater rakyat• Lokakarya mengenai sejarah dari masing–masing orang

Kurangnya pendidikanpolitik dalam masyarakatsipil

Kurangnya partisipsimasyarakat sipil dalamproses pembangunan

Lokakarya Hukum LingkunganMasalah-masalah: Sosialisasi dan informasi lingkungan • Kurang kuatnya sumber daya manusia (lemah) • Belumterangkatnya hukum adat, terutama yang berkaitan dengan lingkungan • Kurangnya kesadaran masyarakat akanpentingnya lingkungan hidup dan peraturan perundang-undangan • Undang-undang harus mencerminkan kebutuhanmasyarakat, tidak bersifat ‘top-down’ (keputusan dair atas), yang akhirnya tidak efektif • Lemahnya kepemimpinan• Pendidikan lingkungan dan kebijakan ‘regenerasi’ • Belum ada lembaga yang bertanggung jawab dalam pengawasandan penegakan lingkungan hidup • Ketidakjelasan kepemilikan sumber daya alam • Partisipasi dan konsultasimasyarakat harus ada • Skala prioritas dalam memanfaatkan sumber daya alam- "lingkungan hidup vs pembangunan"• Kurangnya kerja sama antara lembaga-lembaga pemerintah.

• Menetapkan isu-isu lingkungan di kurikulum di sekolah• Mempromosikan kooperasi diantara UNTAET dan CNRT di masa transisi

• Lokakarya dan seminar di pedusunan• Seminar Industri• Sebuah penjaga independen untuk pemerintah/industri, termasuk regulasi

• Menyelidiki hal-hal adat dan memakainya dalam hukum nasional (termasuksebuah daftar pertanyaan)

• Konsultasi untuk konstitusi dan usulan regulasi lingkungan hidup

STRATEGI-STRATEGIISU-ISU UTAMA

Informasi dan kesadaran untuksemua pihak yang mempunyaikepentingan

Apa yang memastikan hukumberlaku?Pengakuan adat dankeikutsertaan masyarakat

Sumber daya manusia danpemimpinan yang tidak baik

LOKAKARYA-LOKAKARYA

124 LOKAKARYA-LOKAKARYA

STRATEGI-STRATEGIISU-ISU UTAMA

Lokakarya Pengelolaan Lingkungan HidupMasalah-masalah: Polusi • Pembakaran hutan • Polusi udara • Penebangan hutan • Pendidikan masyarakat yangrendah • Erosi dan banjir • Kehilangan marga satwa • Pengembalaan liar • Perladangan yang berpindah • Perluadanya peraturan • Tenaga ahli dari luar • Pedagang kaki lima dan sampah • Administrasi tentang lingkungan hidup• Energi alternatif • Kurangnya kontrol pemerintah • Konvensi internasional • Kurangnya kebijaksanaan mengenaipembangunan • Kurangnya tenaga ahli • Perlu pelatihan dalam pertanian, ekonomi, administrasi lingkungan ahlipertambangan, ahli keuangan.

• Sistem pendidikan yang kuat diperlukan (dengan fokus pada sekolah-sekolah dankurikulum)

• Ada keperluan untuk fasilitas pendidkan (perlengkapan, alat-alat, prasarana)• Program kesadaran umum diperlukan• Pemerintah harus menyokong dan mendukung keperluan ini untuk pendidikan dan

kesadaran• Masyarakat harus mendukung proses ini secara kuat

Pendidikan rendahdan pengetahuan

• Ada keperluan untuk program pelatihan teknik dalam manajemen lingkungan untuk karyawan ahli yang kerja di administrasi• Ada keperluan untuk fasilitas pelatihan (perlengkapan, alat-alat, prasarana)• Ada keperluan untuk sumber-sumber penghasilan yang lain (pembiayaan dan keahlian)

Kekuranganpelatihan teknik

• Ada keperluan untuk struktur pemerintah yang jelas untuk manajemen lingkungan dariatas ke dasar

• Isu-isu lingkungan harus diintegrasikan dalam pembangunan kebijaksanaan dalambeberapa bidang yang penting termasuk pertanian, kesehatan, ekonomi, dan pendidikan

• Pemerintah harus bekerja dekat dengan masyarakat dengan manajemen lingkungan• Pembangunan kerangka hukum yang pantas untuk pengelolaan lingkungan hidup

Kekuranganpemerintahkekuasaan

• Ada keperluan untuk pelatihan intensip di dalam administrasi dan masyarakat umummengenai isi dan cara mempergunakan peraturan lingkungan

• Harus ada proses yang jelas untuk melibatkan masyarakat sipil di dalam pembangunankebijaksanaan lingkungan dan peraturan lingkungan

• Peraturan-peraturan lingkungan harus relevan dan berhubungan dengan konteks TimorLorosa’e dan harus dicapai melalui keikutsertaan masyarakat dan konsultasi

• Pemerintah harus berniat baik dalam implementasi kebijaksanaan dan peraturan-peraturannya

Kekuranganperaturan

Laporan Lokakarya BudayaMasalah-masalah: Menetapkan undang-undang pemerintah tentang lingkungan (bagaimana hubungan hukumadat dengan perlindungan alam) • Kebiasaan-kebiasaan tradisional-modern • Budaya Timor terancam oleh budayaluar; harus ada perencanaan pengembangan budaya dan kebiasaan yang baik • Anak-anak tidak tahu budayaTimor, dan malu mengikuti budaya Timor, misalnya bila harus memakai pakaian adat pada hari raya • Susah untukmembuat rumah orang Timor, tidak ada yang trampil • Hukum adat terancam oleh ritus agama • Tara-bandu-hukumadat • Hilangnya bahasa dan kebudayaan daerah • Perbedaan dalam pengambilan keputusan (perempuan danlaki-laki, dan perbedaan dengan tingkat masyarakat) • Proteksi terhadap budaya dan hukum adat dalam konstitusi• Hal-hal budaya lokal yang tidak baik perlu dikurangi, seperti ‘harga penganten’, yang memalukan kamu wanita.

• Melalui pendidikan formal maupan informal• Menetapkan undang-undang• Budaya merupakan indentitas diri• Perlu adanya lembaga-lembaga• Penelitian mengenai budaya dan bahasa• Perlu adanya media-elektronik dan cetak yangmendukung budaya yang ada• Perlu dana penelitian

Budaya Timor terancam oleh budaya luar

Anak-anak tidak tahu mengenai budaya dan tmalumenghayati budaya Timor Lorosa’e

Budaya lokal "barlake/Belis" perlu dikurangi

Proteksi terhadap budaya dalam konstitusi

• Perlu adanya penelitian• Organisasi perempuan• Advokasi• Kesepakatan dari dua belah pihak• Disesuaikan dengan kemampuan

ISU-ISU UTAMA STRATEGI-STRATEGI

125LOKAKARYA-LOKAKARYA

Lokakarya PemerintahanMasalah-masalah: Pembagian sumber daya tidak merata, dan kekuasaan untuk tawar-menawar yang tidak dibagisecara merata • Pengakuan hubungan CNRT di tingkat desa oleh UNTAET • Kurang pengertian dari masyarakatmengenai struktur dan fungsi UNTAET/CNRT • Prioritas UNTAET tidak sesuai dengan prioritas masyarakat, sehinggaberakibat pada tidak terselesaikannya program-program • Terlalu banyak harapan dari masyarakat terhadap UNTAET• Nepotisme • Kurangnya keterbukaan dari UNTAET tentang pajak • Hubungan di antara CNRT/UNTAET • Bagaimanauntuk memastikan keikutsertaan yang murni • pemusatan administrasi UNTAET/CNRT • Masyarakat tidak pahamundang-undang dan munculnya partai-partai politik di Timor Lorosa’e • Warisan struktur birokrasi • Korupsi • Konferensiini sebagai contoh sentralisasi- distrik-distrik tidak berpartisipasi • UNTAET/CNRT tidak memperhatikan isu-isusosial • UNTAET memilih bupati tidak secara demokratis • Sistem perwakilan masyarakat asli vs bentuk perwakilanbarat.

Pemusatan yang berlebihandi UNTAET/CNRT

STRATEGI-STRATEGIISU-ISU UTAMA

(Tidak ada waktu untuk dibahas)

• Pemberdayaan masyarakat melalui musyawarah, pelatihan untuk pegawainegeri dan masyarakat umum

• Keikutsertaan yang lebih langsung terhadap perencanaan, kebijaksanaandan pengambilan keputusan

• Masyarakat seharusnya memutuskan hal-hal apa saja yang boleh diputuskanoleh tingkat atas

Bagaimana bisamemastikan partisipasi/keikutsertaan yangmurni.

• Perumahan: memperbaiki kerjasama di antara LSM mancanegara dan lokal,dan juga pemakaian bahan-bahan lokal

• Pendidikan: menyediakan pendidikan gratis dan memberikan prioritas kepadaanak-anak yang mengalami keadaan yang merugikan

• Kesehatan: Memperkuatkan sistem masyarakat seperti klinika, pelatihan dll.

UNTAET/CNRT tidakmemperhatikan isu-isulokal.

• Memberitau masyarakat mengenai pengadaan pemilihan umum• Membuat peratuan untuk pemilu secara demokratis• Mengadakan diskusi supaya dapat bermusyawarah terhadap proses pemilu

Bupati distrik tidak dipilihdengan cara demokratis.

126

Program untuk Distrik-DistrikManatuto, Baucau, Viqueque, Lospalos, Aileu, Maubisse,

Ainaro, Same dan Maliana

Keterlibatan distrik-distrik dalam konferensidianggap penting sekali. Program untuk distrik-distrikdilaksanakan untuk mempermudah pembahasan didistrik-distrik mengenai pembangunan berkelanjutandan lingkungan hidup, dan untuk mengajak wakil-wakildari distrik-distrik untuk menghadiri konferensi di Dili.Tujuannya adalah untuk menjalin jaringan yang kuatantara Dili dan distrik-distrik dan untuk memastikanpartisipasi distrik-distrik dalam konferensi supaya hasil-hasil konferensi mencerminkan kebutuhan-kebutuhandan isu-isu yang dihadapi oleh masyarakat pedesaan diTimor Lorosa`e. Hubungan yang terjalin melaluiprogram ini akan memberikan hubungan yang pentingantara Satuan Tugas untuk Pembangunan Berkelanjutandengan distrik-istrik.

Program untuk Distrik-distrik termasuk:• Lokakarya yang dilaksanakan di lima distrik-distrik

sebelum konferensi;• Hadirnya lebih dari 25 wakil Distrik dari delapan

distrik-distrik di konferensi;• Lokakarya-lokakarya pasca konferensi.

Lokakarya yang berlangsung satu hari dilaksanakandi lima distrik-distrik satu minggu sebelum konferensi.di Manatuto, Baucau (termasuk wakil-wakil dariLospalos dan Viqueque), Aileu, Maubisse (termasukwakil-wakil dari Same dan Ainaro), dan Maliana. Kira-kira 100 peserta mengikuti lima lokakarya tersebut, danwakil-wakil tersebut berasal dari berbagai organisasidistrik dan masyarakat.Lokakarya-lokakarya diadakanoleh wakil-wakil dari kelompok-kelompok lokal.Kelompok tersebut termasuk. Yayasan Hak di Baucau,OMT di Maliana, OMT di Aileu, Yayasan Hak diMaubisse (termasuk Same dan Ainaro), dan Renetil diMaliana. Lokakarya-lokakarya memperkenalkan danmembahas kondep-konsep pembangunanberkelanjutan.

Setiap lokakarya dimulai dengan perkenalankonferensi, dan sejarah dan prinsip-prinsippembangunan berkelanjutan. Peserta-peserta dapatmembahas dan membagi pendapat mengenailingkungan hidup dan pentingnya pembangunanberkelanjutan bagi Timor Lorosa`e. Lokakarya-lokakaryamenitikberatkan perlunya memahami kondisilingkungan hidup sekarang dan perlunya melestarikansumber daya alam untuk generasi yang akan datang.Ini termasuk pembahasan mengenai penyebabkerusakan lingkungan hidup dan bagaimana dapatmemperbaiki kualitas lingkungan hidup. Sebagian daripembahasan tersebut termasuk bagaimana masyarakatdapat melestarikan lingkungan hidup dengan memakaihukum adat yang ada sekarang, dan bagaimana dapatmenegakkan hukum tersebut sendiri.

Lokakarya-lokakarya menitikberatkan pentingnyapartisipasi masyarakat dalam pengembangan danpelaksanaan program-program dan kebijakan-kebijakan,dan perlunya tindakan supaya dapat meningkatkankondisi lingkungan hidup.

Lokakarya-lokakarya sebelum konferensi ditanggapidengan baik oleh peserta-peserta karena lokakarya-lokakarya tersebut merupakan pertama kali lokakaryalingkungan hidup dan pembangunan dilaksanakan didistrik-distrik.

Isu-isu prioritas ditentukan oleh setiap lokakarya.Isu-isu yang ditentukan oleh setiap distrik ditulis dibawah. Supaya memastikan bahwa isu-isu tersebutdibahas di konferensi, dan hasil-hasil koferensi dibawakembali ke masyarakat, setiap lokakarya memilih satuwakil untuk menghadiri konferensi. Wakil yang dipilihitu mengikuti perjalanan ke Dili dan mengikut sertadalam konferensi selama satu minggu berjalannyakonferensi. Mereka disediakan uang untuk ongkosperjalanan, makanan, dan penginapan.

Lebih dari 25 wakil distrik hadir di konferensi.Sedangkan lokakarya-lokakarya sebelum konferensimenjamin partisipasi distrik-distrik tersebut, peserta-peserta juga diajak dari Distrik-distrik lain. Hampirsemua distrik terwakil di konferensi.

Selama konferensi, wakil-wakil distrik mengadakanpertemuan untuk membahas pengalaman, ide-ide, danisu-isu spesifik mereka. Pada hari terakhir konferensi,wakil distrik Francisco dos Santos dari RadioCommunicade dari Lospalos, membuat presentasimengenai isu-isu yang merupakan masalah bagi distrik-distrik.

Masalah-masalah yang ditentukan oleh wakil-wakildistrik berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan.Pendidikan merupakan prioritas bagi distrik-distrik,dimana sekolah-sekolah tidak mempunyai fasilitas-fasilitas pokok, jangankan fasilitas-fasilitas lain. Sebagaicontoh, sebagian besar pelajar masih terpaksa duduk dilantai dalam ruang kelasnya. Hanya ada satu universitasdi Timor Lorosa`e, maka akses ke pendidikan bagipemuda-pemudi pedesaan sangat terbatas. Diharapkanbahwa universitas-universitas dapat didirikan di distrik-distrik.

Selain pendidkan, keseshatan dianggap sebagaimasalah utama bagi distrik-distrik. Semua orang didistrik-distrik (khususnya di pedesaan) tidakmempunyai fasilitas kesehatan yang memadai. Beberapadesa sangat terpelosok, tanpa akses untuk kendaraan,maka pelayanan kedokteran tidak dapat sampai padamereka. Pelayanan yang disediakan oleh rumah sakittidak memadai, dan di beberapa distrik, misalnyaViqueque, tidak ada rumah sakit. Ada kekurangan stafkesehatan, dan jumlah staf yang ada sangat tergantungpada para sukarelawan. Walaupun ada masalah-masalah

127

lain di distrik-distrik yang dianggap penting, sepertipenggundulan hutan, pendidikan dan kesehatandianggap dua isu yang paling penting.

Setelah presentasi wakil distrik pada hari terakhirkonferensi, kesimpulan hasil-hasil lokakarya,rekomendasi-rekomendasi dan usulan untuk SatuanTugas untuk Pembangunan Berkelanjutan disampaikandan dibahas. Semua dokumen tersebut didukung olehpeserta-peserta konferensi. Peserta-peserta menerimainformasi konsep hasil-hasil konferensi dan hasil-hasillokakarya. Mereka dapat membawa hasil-hasilkonferensi ke masyarakat mereka sendiri.

Lokakarya-lokakarya pasca konferensiLokakarya-lokakarya pasca konferensi dilaksanakan

di Distrik-distrik untuk membahas hasil-hasil konferensidan untuk menjamin bahwa Satuan Tugas untukPembangunan Berkelanjutan mempunyai hubungandengan distrik-distrik dari awal. Lokakarya-Lokakaryamembahas bagaimana hubungan dapat dipelihara.Disetujui oleh peserta-peserta lokakarya bahwaseharusnya ada perwakilan dari setiap distrik di SatuanTugas. Akan tetapi, perwakilan tersebut seharusnyanetral. Anggota-anggota Satuan Tugas dari distrik-distrikseharusnya tidak mewakili partai politik, bisnis, ataukepentingan-kepentingan lain. Lokakarya-lokakaryamenentukan satu orang yang dapat dihubungi darisetiap distrik sementara Satuan Tugas masih didirikan.

Lokakarya-lokakarya juga membahas terbentuknyakelompok-kelompok lingkungan hidup untuk bekerjamenyelesaikan masalah-masalah lingkungan hidup ditingkat lokal dan nasional. Dengan waktu, kelompok-kelompok tersebut mungkin dapat mendirikan pusat-pusat lingkungan hidup. Direncanakan bahwapersekutuan peminat-peminat lingkungan hidup akandibentuk antara kelompok-kelompok bagian Timor diBaucau, Lospalos dan Viqueque. Peserta-pesertalokakarya di Maliana merekomendasikan terbentuknyagabungan lingkungan hidup dan kelompok-kelompokdi Maliana sudah mengucapkan tanggung jawabnya atasterbentuknya gabungan tersebut.

Suatu hasil konferensi yang sangat menyenangkanadalah cerita yang diceritakan oleh salah satu pesertakonferensi di lokakarya pasca konferensi di Maliana.Setelah kembali ke Maliana setelah konferensi, diamenceritakan hasil-hasil konferensi kepada murid-muridnya di sekolah, sampai murid-muridnya itumemutuskan untuk bertindak. Semangat murid-muriditu dibangkitkan sampai mereka menanam pohon.mereka menanam dua hektar pohon jati di pinggiranMaliana.

Sedangkan inisiatif-inisiatif tersebut memang dapatmencapai banyak, tidak mengherankan bahwa programuntuk distrik-distrik menentukan keperluan atas sumberdaya dan pembiayaan untuk pembangunanberkelanjutan dan lingkungan hidup di distrik-distrik.

Isu-isu yang diprioritaskan oleh peserta-pesertalokakarya-lokakarya di distrik-distrik adalah sebagaiberikut.

Isu-isu prioritas lingkungan hidup diDistrik-Distrik

Distrik Maubisse:• Perubahan iklim dan kerusakan lingkungan hidup

yang menyusul (disebabkan oleh penggundulan hutandan pemakaian bahan kimia untuk pertanian);

• Perlindungan hutan-hutan asli yang masih ada dibagian pantai selatan;

• Sistem-sistem pengelolaan limbah.

Distrik Baucau:• Perubahan iklim;• Hak penebangan hutan. Kebijakan pemerintah yang

memperbolehkan penebangan hutan menyebabkankerusakan lingkungan hidup secara luas yang palingbesar;

• Sistem pembuatan kebijakan yang bersifat dari ataske bawah tanpa keterlibatan masyarakat;

• Pendidikan

Distrik Maliana:• Membatasi pemakaian bahan kimia untuk pertanian

dengan mencari cara\bahan lain yang melindungilingkungan alam;

• Perlindungan sumber daya alam;• Penghutanan kembali (reboisasi) sangat penting

karena efek pertanian berpindah dan penggembalaanyang tidak sah;

• Deboisasi dan pembersihan tanah yang dikarenakanoleh sistem hukum yang lemah, dan tidak adanyapengetahuan mengenai hukum adat.

Distrik Aileu:•Kebijakan-kebijakan pemerintah merupakan

kesempatan paling besar untuk kerusakan lingkunganhidup;

•Perlunya pendidikan mengenai lingkungan hidupdimasukkan ke dalam kurikulum sekolah (baik SDmaupun SMP\SMA);

•Perencanaan perkotaan diperlukan dan keputusan-keputusan perlu diambil terhadap letaknya industri.Sistem pengelolaan limbah harus mencerminkankebutuhan-kebutuhan masyarakat, dan pemakaiansumber daya alam harus sesuai dengan kapasitassistem-sistem alam;

• Perlindungan dan pelestarian sumber daya alam;•Terlarangnya impor limbah;•Pembangunan ekonomi tidak boleh mengorbankan

lingkungan hidup karena sistem alam tidak dapatmendukung eksploitasi jangka panjang;

• Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan.

128

Distrik Manatuto:• Penggundulan hutan merupakan salah satu penyebab

kerusakan lingkungan hidup;• Pemerintah tidak menanggapi hukum adat yang sudah

ada dalam masyarakat dan yang secara tidak langsungdapat melindungi lingkungan hidup;

• Sistem-sistem pengelolaan limbah;• Penggembalaan secara tidak sah;• Pemakaian bahan-bahan kimia untuk menangkap

ikan;• Perubahan iklim\pemanasan bumi.

Keberlanjutan jangka panjangHasil-hasil konferensi menunjukkan keinginan kuat

dan kebutuhan atas partisipasi masyarakat dalamperencanaan dan pelaksanaan program-programpembangunan. Masyarakat-masyarakat yang terlibat

dalam lokakarya-lokakarya pembangunanberkelanjutan mengutamakan isu-isu penting kerusakanlingkungan hidup, perlunya kebijakan-kebijakan yangtransparan, dan perlunya pendidikan mengenailingkungan hidup. Ada keperluan untuk pertanggungjawaban terhadap pendidikan, sebagai bagian dariproses pengembangan kesadaran dan penguatanmasyarakat. Pendidikan masyarakat sangat penting bagipembangunan berkelanjutan. Pendidikan tersebuttergantung pada penyebaran informasi secara setaraantara masyarakat distrik dan Pusat, dan juga tergantngpada pengembangan fasilitas untuk pendidikan danpelatihan secara luas.

Buku laporan konferensi ini akan disebarkan kesemua distrik-distrik. Semoga buku ini berguna untukpendidikan dan perencanaan pembangunan di daerahpedesaan Timor Lorosa'e.

129

Sec

tora

l Str

ateg

ies

eg T

ropi

cal F

ores

try

Act

ion

Pla

nsS

trat

egi-S

trat

egi B

idan

gTe

rten

tuM

is. R

enca

na A

ksi

Hut

an-H

utan

Tro

pis

Nat

iona

l Env

ironm

enta

lM

anag

emen

t Pla

nsR

enca

na P

enge

lola

anLi

ngku

ngan

Hid

upN

asio

nal

Nat

iona

l Env

ironm

enta

lA

ctio

n P

lans

(N

EA

Ps)

(Wor

ld B

ank)

Ren

cana

Aks

i Lin

gkun

gan

Hid

upN

asio

nal (

Ban

k D

unia

)

Wor

ld C

onse

rvat

ion

Str

ateg

yS

trat

egi P

eles

taria

n D

unia

(IU

CN

/UN

EP

/WW

F)

1980

Stra

tegi

-Str

ateg

i Pem

bang

unan

Ber

kela

njut

an N

asio

nal d

alam

kon

teks

Stra

tegi

-Str

ateg

i Glo

bal d

an O

rgan

isas

i-Org

anis

asi I

nter

nasi

onal

Stra

tegi

-Str

ateg

i dan

Prin

sip-

Prin

sip

Pem

bang

unan

Ber

kela

njut

an S

edun

ia

Our

Com

mon

Fut

ure

Mas

a D

epan

Ber

sam

a K

ami (

WC

ED

) 19

87

Car

ing

for

the

Ear

thP

edul

i Dun

ia(I

UC

N/U

NE

P/W

WF

) 19

91

Age

nda

21R

io E

arth

Sum

mit

(Pet

emua

n P

unca

kB

umi R

io)

1992

Ear

th C

hart

erE

arth

Cou

ncil

Pia

gam

Bum

i(D

ewan

Bum

i) 20

00

Nat

iona

l Sus

tain

able

Dev

elop

men

tS

trat

egie

s (N

SD

Ss)

Str

ateg

i-Str

ateg

iP

emba

ngun

anB

erke

lanj

utan

Nas

iona

l

Dia

juka

n,di

duku

ngda

n di

tinja

uke

mba

liol

eh;

Org

anis

asi-

Org

anis

asi

Inte

rnas

iona

l

Com

mis

sion

for

Sus

tain

able

Dev

elop

men

t(U

NC

SD

) K

omite

Pem

bang

unan

Ber

kela

njut

an

Cap

acity

21

Pro

gram

(UN

DP

) P

rogr

amK

apas

itas

21

Ear

th C

ounc

ilD

ewan

Bum

i

Men

dirik

an D

ewan

-D

ewan

Pem

bang

unan

Ber

kela

njut

an N

asio

nal

Mem

uat,

mis

alny

a;

Stra

tegi

-Str

ateg

i di

tingk

at N

asio

nal,

Dae

rah,

dan

Lok

al

Nat

iona

l Con

serv

atio

nS

trat

egie

s (N

CS

s)S

trat

egi-S

trat

egi

Pel

esta

rian

Nas

iona

l

Loca

l and

reg

iona

lst

rate

gies

Str

ateg

i-Str

ateg

i Lok

alda

n D

aera

h

Men

yara

nkan

130

Organisasi-organisasi, Strategi-strategi dan Petunjuk-petunjukPembangunan Berkelanjutan

LSM-LSM Timor Lorosa’eEast Timor NGO Forum (FONGTIL) adalah organisasipayung untuk banyaknya LSM nasional di TimorLorosa’e. Daftar LSM-LSM Timor Lorosa’e dan informasipenghubung, termasuk yang bekerja dalam bidanglingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutandapat dilihat di:http://www.geocities.com/etngoforum/nngo.htmldanhttp://www.pcug.org.au/~wildwood/linksindig.htmEmail FONGTIL: [email protected]

Amnesty Internationalhttp://www.amnesty.org/Email: [email protected] International adalah gerakan kampanyeseluruh dunia yang bekerja untuk mempromosikansemua hak asasi manusia yang dinyatakan dalamPernyataan Umum Hak Asasi Manusia dan standar-standar internasional lainnya.

Australian Centre for Renewable Energy(ACRE) (Kantor Tenaga yang dapat DiperbaruiAustralia)http://acre.murdoch.edu.au/Email: [email protected] Kantor PenelitianKoperatif untuk Tenaga yang Dapat Diperbarui (ACRE)bertujuan membina industri tenaga yang dapatdiperbarui yang dapat bersaing di tingkat internasional.

Australian Conservation Foundation (ACF)(Yayasan Pelestarian Lingkungan HidupAustralia)http://www.acfonline.org.au/E-mail: [email protected] adalah organisasi lingkungan hidup yang bersifatswadaya masyarakat dan tidak mencari keuntungan.ACF berkampanye untuk hal-hal yang memerlukantindakan segera, dan mempunyai wawasan perubahanjangka panjang, pengelolaan daerah perkotaan,industri-industri dan warisan alami, yang bersifatbertanggung jawab dan ekologis.

Both Ends (Belanda)http://www.bothends.orgEmail: [email protected] Ends mendukung inisiatif-inisiatif inspiratif di

seluruh dunia, khususnya di negara-negara yang sedangberkembang, dan negara-negara bagian Tengah danTimor Eropa.

BP Solarhttp://www.bpsolar.comEmail: [email protected] Solar dan jaringan luasnya para distributor danpedagang, memberikan solusi tenaga listrik solar untukpembeli industrial, komersial dan swasta di seluruhdunia.

Ecological Architects Association (EAA)(Persatuan Para Arsitek Ekologis)Email: <[email protected]><[email protected]> <[email protected]>Persatuan Para Arsitek Ekologis (EAA) adalah organisasipara arsitek yang tertarik dengan desain yang bersifatberkelanjutan dan ekologis, yang berpusat di Sydney.

Earth Counil (Dewan Bumi)http://www.ecouncil.ac.cr/Email: [email protected] Bumi adalah LSM internasional yang membantunegara-negara melaksanakan pembangunanberkelanjutan. Dewan Bumi bekerja sama denganpemerintah-pemerintah atau organisasi-organisasiuntuk membantu negara-negara mendirikan Dewan-dewan Nasional untuk Pembangunan Berkelanjutan(NCSDs).

Environmental Defenders Office (EDO)(Kantor Pembelaan Lingkungan Hidup,Australia)http://www.edo.org.au/Email: [email protected] Nasional EDO terdiri dari sembilan kantorhukum lingkungan hidup masyarakat yang dikelolasecara independen, tersebar di Australia. Setiap kantorEDO bertujuan melindungi lingkungan hidup untukkepentingan umum.

Pusat Teknologi Lingkungan Hidup,Univeristas Murdoch (Australia Barat) (ETC)http://wwwies.murdoch.edu.au/etc/Email: [email protected]

Banyak organisasi di dunia ini bekerja untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan. Daftar ini, walaupuntidak komprehensif, memberikan data hubungan-hubungan dan titik-titik awal yang berguna apabila mencariinformasi, pembiayaan, dukungan proyek dan kesempatan untuk menjalin hubungan untuk pekerjaan lingkunganhidup dan pembangunan berkelanjutan. Sebagian besar daftar ini mencerminkan berbagai organisasi yangmendukung dan ikut serta dalam Konferensi Pembangunan Berkelanjutan di Timor Lorosa’e.

Situs web dan alamat Email diberikan untuk sebagain besar organisasi yang ada dalam daftar ini.

Organisasi-Organisasi

131

Tujuan daripada ETC adalah untuk meneliti,membangun dan menunjukkan teknologi-teknologilingkungan hidup, melakukan pendidikan danpelatihan, memberikan pelayanan nasihat pada industri,dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenaiteknologi-teknologi lingkungan hidup. Di kantor ini jugaada pameran teknologi pembangunan berkelanjutanyang terpadu dan dapat dioperasikan.

Friends of the Earth International (FoEI)http://www.foei.org/ (FoE Australia: http://www.foe.org.au/)Email: [email protected] (FoE Australia email:[email protected])Friends of the Earth adalah federasi kelompok-kelompoklingkungan hidup yang terbesar di dunia,menggabungkan hampir satu juta para aktivis di seluruhdunia. Organisasi-organisasi anggota FoEI di 68 negaradan 13 kelompok pembantu berkampanye mengenai isu-isu lingkungan hidup dan sosial yang paling penting saatini.

Greenpeace Internationalhttp://www.greenpeace.org/Email: [email protected]

Human Rights Watchhttp://www.hrw.org/Email: [email protected] Rights Watch bertujuan melindungi hak asasimanusia di seluruh dunia.

Indonesian Centre for Environmental Law(ICEL) Email: [email protected] menganjurkan dan mengembangkan kebijakan danperundang-undangan dalam bidang lingkungan hidup.ICEL bekerja sama dengan LSM-LSM lingkungan hiduplainnya dan mendukung kelompok-kelompokmasyarakat dengan tujuan memastikan bahwapembangunan adalah berkelanjutan secara ekologis danberdasarkan demokrasi, pembelaan hak asasi manusia,dan peraturan hukum.

Institute for Sustainable Futures (ISF) (Institutuntuk Masa Depan yang Berkelanjutan,Australia)http://www.isf.uts.edu.au/Email: [email protected] bekerja sama dengan industri, pemerintah danmasyarakat untuk mengembangkan program-programyang memberikan tanggapan aktif dan praktis terhadapisu-isu ekonomi, sosial dan pembangunan ekologis yangrelevan saat ini.

Federasi Internasional Gerakan PertanianOrganikhttp://www.ifoam.org/Email: [email protected] Internasional Gerakan Pertanian Organikadalah organisasi payung untuk gerakan pertanianorganik internasional, dengan kurang-lebih 740

organisasi dan lembaga anggota di kurang-lebih 103negara di seluruh dunia.

International Institute for Environment andDevelopment (IIED) (Institut Internasionaluntuk Lingkungan Hidup dan Pembangunan)http://www.iied.org/Email: [email protected] bertujuan memberikan keahlian dankepemimpinan dalam meneliti dan mencapaipembangunan berkelanjutan di tingkat nasional, daerahdan global.

International Institute for SustainableDevelopment (IISD) (Institut Internasionaluntuk Pembangunan Berkelanjutan)http://iisd.ca/Email: [email protected] yang berpusat di Kanada bekerja untuk membuatpembanguan berkelanjutan dengan mengajukanrekomendasi-rekomendasi kebijakan yang berdasarkananalisis mengenai perdagangan internasional,instrumen-instrumen ekonomi, perubahan iklim, danpengelolaan sumber daya alami.

International Council for Local EnvironmentalInitiatives (ICLEI)http://www.iclei.org (Australia and New Zealandhttp://www.iclei.org/anz)Email: [email protected] (Australia and New ZealandEmail: [email protected])ICLEI adalah organisasi pemerintahan local yangbertujuan mencegah dan menyelesaikan masalah-masalah lingkungan hiudp di tingkat lokal, daerah, danglobal, melalui tindakan di tingkat lokal. Lebih dari 300kota, kabupaten, kecamatan dan organisasi-organisasiyang berkaitan adalah anggota ICLEI.

La’o Hamutukhttp://http://www.etan.org/lh/default.htmEmail: [email protected]'o Hamutuk adalah organisasi Timor Lorosa’e-internasional bersama yang bertujuan memantau danmelapor mengenai kegiatan-kegiatan lembaga-lembagainternasional utama yang ada di Timor Lorosa’e.

Mineral Policy Institute (MPI) (InstitutKebijakan Mineral, Australia)http://www.mpi.org.au/Email: [email protected] memantau dan berkampanye mengenai dampakluas lingkungan hidup dan sosial dari industri mineraldi kawasan Asia Pasifik.

Organic Federation of Australia (OFA)(Federasi Organik Australia)http://www.ofa.org.au/Email: [email protected] adalah organisasi utama untuk industri organik danbiodynamik di Australia. Organisasi ini secara aktifmelobi untuk lebih banyak sumber daya untuk pertanianberkelanjutan dan memberikan informasi dan pelayanan

132

berupa nasihat dan sumber daya kepada anggota-anggotanya, masyarakat umum, dan pemerintah.

Oz GREENhttp://www.ozgreen.org.au/Email: [email protected] GREEN adalah LSM yang mempunyai program-program pendidikan lingkungan hidup. Organisasi iniadalah bagian dari Jaringan Pendidikan LingkunganHidup Sungai Dunia, suatu jaringan internasional yangbertujuan secara aktif meningkatkan dan memelihara airbumi ini.

Pacific Concerns Resource Centre (PCRC)http://www.pcrc.org.fjEmail: [email protected] adalah Sekretariat untuk gerakan Kawasan Pasifikyang independen dan bebas nuklir. Tujuan PCRC adalahuntuk mendidik masyarakat Pasifik mengenailingkungan hidupnya, keadilan politik dan ekonomi,dan keadilan dan perdamaian di wilayahnya.

Protimos Foundation (Yayasan Protimos)http://www.protimos.org/Email: [email protected] Protimos adalah organisasi pengacara praktekdan akademis dan ahli lingkungan hidup yang bertujuanmemberikan bantuan untuk membina danmeningkatkan metode-metode legal dan bersifatkelembagaan untuk pemakaian sumber daya-sumberdaya keanekaragaman hayati secara setara.

Regional Community Forestry Training Centre(RECOFTC) (Pusat Pelatihan KehutananMasyarakat Daerah)http://www.recoftc.org/Email: [email protected] Pelatihan Kehutanan Masyarakat Daerah untukAsia dan Kawasan Pasifik adalah organisasiinternasional yang bekerja secara aktif untukmendukung pengembangan hutan-hutan masyarakat diwilayah Asia ini.

South Pacific Regional EnvironmentalProgram (SPREP) (Program LingkunganHidup Kawasan Pasifik Selatan)http://www.sidsnet.org/pacific/sprep/Email: [email protected] adalah organisasi wilayah dan didirikan olehpemerintah-pemerintah dan administrasi-adminstrasiKawasan Pasifik guna melindungi lingkungan hidup diwilayahnya. Keanggotaan SPREP adalah 22 negaraKepulauan Pasifik dan Australia, Perancis, Zelandiabaru, dan Amerika Serikat.

United Nations Commission on SustainableDevelopment (CSD) [Komisi PembangunanBerkelanjutan Persatuan Bangsa-bangsa(PBB)]http://www.un.org/esa/sustdev/Email: [email protected] Pembangunan Berkelanjutan didirikan pada

bulan Desember 1992 untuk menjamin penyusulan yangefektif daripada Puncak Bumi Rio, dan untuk memantaudan melapor mengenai pelaksanaan persetujuan-persetujuan Puncak Bumi di tingkat lokal, nasional,wilayah, dan internasional.

United Nations Development Program (UNDP)(Program Pembangunan PBB)http://www.undp.org/http://www.undp.east-timor.org/Email: <[email protected]>,<[email protected]>,<[email protected]>UNDP adalah pemberi nasihat pembangunan, advokasidan dukungan bantuan dana utama di PBB. Situs webTimor Lorosa'e termasuk terbitan-terbitan dan informasimengenai T imor Lorosa'e.

United Nations Environment Program (UNEP)(Program Lingkungan Hidup PBB)http://www.unep.org/Email: [email protected] bekerja sama dengan pemerenitah-pemerintahuntuk mempromosikan bentuk-bentuk pembangunanyang baik secara lingkungan hidup, danmengkoordinasikan tindakan di tingkat global untukpembangunan tanpa kerusakan lingkungan hidup.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia(WALHI)http://www.walhi.or.id/Email: [email protected] Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI)adalah forum yang didirikan oleh kelompokmasyarakat sipil yang terdiri dari organisasi non-pemerintah (Ornop), Kelompok Pecinta Alam (KPA)dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). TujuanWALHI adalah untuk mewujudkan tercapainyapengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alamsecara berkelanjutan dengan menekankan prinsip-prinsip keadilan, partisipasi rakyat dan demokrasi.

World Conservation Union (IUCN) (UniPerlindungan Lingkungan Hidup Sedunia)http://www.iucn.org/IUCN bekerja sama dengan persekutuan negara-negara,badan-badan pemerintahan, LSM-LSM, pembantu-pembantunya, ahli ilmu pengetahuan dan ahli-ahlilainnya untuk mempengaruhi, mendorong, danmembantu masyarakat di seluruh dunia untukmelestarikan integritas dan keanekaragaman alam, danuntuk memastikan bahwa penggunaan sumber dayaalami adalah setara dan berkelanjutan secara ekologis.

Worldwatch Institutehttp://www.worldwatch.org/Email: [email protected] adalah organisasi penelitian kebijakan umumyang tidak mencari keuntungan, dan bertujuanmemberitahu pembuat kebijakan dan masyarakat umummengenai masalah-masalah dan kecenderungan-kecenderungan global yang sedang muncul, dan jaringankompleks antara ekonomi dunia dan sistem-sistemdukungan lingkungan hidupnya.

133

World Wide Fund For Nature (WWF)http://www.panda.org/Email: [email protected] adalah organisasi perlindungan lingkungan hiduppribadi yang terbesar di dunia. Organisasi inimendorong kesadaran umum mengenai masalah-masalah perlindungan lingkungan hidup, dan bekerjauntuk melindungi jenis-jenis margasatwa dan tempat-tempat alami yang terancam.

Women’s Environment and DevelopmentOrganisation (WEDO) (OrganisasiLingkungan Hidup dan PembangunanPerempuan)http://www.wedo.org/Email: [email protected]

WEDO adalah organisasi advokasi internasional yangbertujuan meningkatkan kekuasaan perempuan diseluruh dunia sebagai pembuat kebijakan di semuatingkat pemerintahan, lembaga-lembaga, dan forum-forum, untuk mencapai keadilan ekonomi dan sosial,bumi yang sehat dan damai, dan hak asasi manusiauntuk semua orang.

World Resources Institute (WRI) (InstitutSumber Daya Alami Sedunia)http://www.wri.org/wri/Email: [email protected] Sumber Daya Alami Sedunia memberikaninformasi, ide-ide, dan solusi-solusi untuk pemecahanmasalah-masalah lingkungan hidup.

Publikasi-Publikasi dan Strategi-strategi

Beberapa dokumen yang berpengaruh telahdipublikasikan untuk membantu menjamin pencapaianpembangunan berkelanjutan di tingkat global. Padatahun 1980, IUCN, UNEP, dan WWF mempublikasikanWorld Conservation Strategy (Strategi PerlindunganLingkungan Hidup Sedunia). Sepuluh tahun kemudian,tiga organisasi yang sama mempublikasikan Caring forthe Earth (Mempedulikan Dunia), yang membangunpada semua yang telah dipelajari dalam dekade terakhirmengenai kerumitan masalah-masalah danmenunjukkan bagaimana radikal dan luasnya tindakan-tindakan dan obyektif-obyektif yang diperlukan untukmencapainya. Caring for the Earth (MempedulikanDunia) dapat dilihat di: http://coombs.anu.edu.au/~vern/caring/caring.htmlLaporan Komisi Dunia Lingkungan Hidup danPembangunan Our Common Future (Masa DepanBersama) dicetak pada tahun 1987. Our Common Future(Masa Depan Bersama) Kita membahas masalah-masalah lingkungan hidup dan pembangunan kritis dibumi kita dan mengajukan usulan-usulan realistis untukmenyelesaikannya.

Agenda 21http://www.igc.org/habitat/agenda21/http://www.un.org/esa/sustdev/agenda21.htmPuncak Bumi Rio pada tahun 1992 menghasilkan strategipembangunan berkelanjutan yang sangat penting-Agenda 21. Agenda 21 bertujuan menentukan isu-isudan topik-topik yang perlu ditangani untuk mencapaikeberlanjutan. Agenda tersebut membahas kemiskinan,kelaparan, penyakit, kebutahurufan, dan kerusakanlingkungan hidup sebagai isu-isu yang saling terkait.Agenda 21 memerlukan setiap negara membuat strateginasional untuk pembangunan berkelanjutan.

National Councils on SustainableDevelopment (Earth Council) [Dewan-dewanNasional untuk Pembangunan Berkelanjutan(Dewan Bumi)]http://www.ncsdnetwork.org/Email: [email protected] Bumi bekerja sama dengan pemerintahan-pemerintahan atau organisasi-organsiasi untukmembantu negara-negara untuk mendirikan Dewan-dewan Nasional untuk Pembangunan Berkelanjutan(NCSDs) untuk mempromosikan dan melaksanakanpembangunan berkelanjutan di tingkat nasional.

Strategi-strategi untuk PembangunanBerkelanjutan NasionalBuku Pedoman untuk Perencanaan dan Pelaksanaanoleh Jeremy Carew-Reid, Robert Prescott-Allen, StephenBass and Barry Dalal-Claytonhttp://www.iucn.org/themes/ssp/natmain.htmlBuku Pedoman untuk orang-orang yang terlibat atauakan terlibat dalam mengembangkan dan melaksanakanStrategi-strategi Pembangunan Berkelanjutan Nasional(NSDSs) atau strategi-strategi multi-sektor nasionallainnya.

Social and Economic Conditions in EastTimor (Keadaan Sosial dan Ekonomi di TimorLorosa'e)Redaktor: Jon Pedersen dan Marie Arneberg, DirektorProyek David L.Phillipshttp://sipa.columbia.edu/ICRP/easttimor.htmlLaporan ini diterbitkan pada bulan November 1999.Laporan ini memberikan data dasar mengenai keadaansosio-ekonomi di Timor Lorosa'e pada waktupemungutan suara yang disponsor oleh PBB (Agustus1999).

134

Petunjuk-Petunjuk

Sustaianbility Web Ring (Jaringan Web untukKeberlanjutan)http://sdgateway.net/webring/default.htmEmail: [email protected] internet ini membuat supaya pemakai situs webdapat melihat dengan mudah situs-situs dimana termuatprinsip-prinsip, kebijakan-kebiajakn dan praktek-praktek paling baik untuk pembangunan berkelanjutan.

World Wide Web Virtual Library onSustainable Development (World Wide WebPerpustakaan Pembangunan BerkelanjutanVirtual) http://www.ulb.ac.be/ceese/meta/ORGANISATIONSEmail: [email protected] komprehensif situs-situs internet yangmembicarakan pembangunan berkelanjutan, termasukorganisasi-organisasi, proyek-proyek, dan kegiatan-kegiatan, jurnal elektronik, perpustakaan-perpustakaan,referensi-referensi, dukumen-dokumen, database-database, dan petunjuk-petunjuk.

Environmental Defenders Office (EDO)(Kantor Pembelaan Lingkungan Hidup,Australia)http://www.edo.org.au/Email: [email protected] Web ini termasuk jaringan ke: Informasi dariPemerintah Australia di tingkat nasional, tingkat negarabagian, dan tingkat lokal; sumber daya-sumber dayahukum Australia; informasi untuk pengacaralingkungan hidup; LSM-LSM dan kelompok-kelompoklingkungan hidup di Australia; halaman sumber dayahukum untuk aktivis lingkungan hidup di Australia; dnajaringan-jaringan hukum lingkungan hidupinternasional lainnya.

Green pages (Halaman-halaman Hijau)http://www.eco-web.comPetunjuk global untuk teknologi lingkungan hidup-suatu pedoman untuk melihat luasnya pelayanan-pelayanan dan produk-produk lingkungan hidup, 6633pedagang dari 129 negara.

IISD Linkages (Jaringan IISD)http://www.iisd.ca/linkages/Sumber multi-media untuk pembuat kebijakan dalambidang lingkungan hidup dan pembangunan

UN Common Country Assessment (EastTimor) (PBB Penilaian Negara Umum (TimorLorosa’e)<http://www.undp.east-timor.org/CCA.PDF>Laporan ini diterbitkan pada bulan November 2000 olehsemua badan PBB di Timor Lorosa'e, untuk memberikananalisis mengenai kebutuhan-kebutuhanpembangunan.Laporan ini memberikan data dasar dan menitikberatkanbeberapa isu pembangunan utama yang perlu ditanganiuntuk mencapai pembangunan sosio-ekonomi yangberdekatan manusia, adil dan keberlanjutan.

Assessing Environmental Needs andPriorities in East Timor: Issues and Priorities(Menilai Kebutuhan-kebutuhan dan Prioritas-prioritas Lingkungan Hidup di TimorLorosa'e: Isu-isu dan Prioritas-prioritas)oleh Odd Terje Sandlund, Ian Bryceson, Demetrio deCarvahlo,Narve Rio, Joana da Silva, Maria Isabel Silvahttp://www.undp.east-timor.org/Factsheets/I&P-report.pdfLaporan ini diterbitkan pada tahun 2001 danmenggarisbawahi isu-isu lingkungan hidup utamayang dihadapi Timor Lorosa'e saat ini, danmembicarakan prioritas-prioritas lingkungan hiduputama.

135

Singkatan-Singkatan

ADB Asian Development Bank (Bank Pembangunan Asia)ANU Australian National University (Universitas Nasional Australia)APACE Appropriate Technology for Community and Environment (Teknologi yang Masyarakat dan Lingkungan

Hidup)ASEAN Association of Southeast Asian Nations (Persatuan Negara-negara Asia Tenggara)AusAID Australian Agency for International Development (Lembaga Pembangunan Internasional Australia)CAFOD Catholic Fund for Overseas Development (UK) (Dana Katolik untuk Pembangunan di Luar Negeri (UK))CDM Clean Development Mechanism (Mekanisme Pembangunan Bersih (MPB))CEO Chief Executive Officer (Petugas Ketua Eksekutif)CNRT Concelho Nacional da Resistancia Timorese (Dewan Nasional Gerakan Perlawanan Timor Lorosa’e)CNRT/CN CNRT/Congresso Nacional (CNRT/Kongres Nasional)CRES Centre for Resource and Environment Studies (Pusat Pelajaran Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

(ANU))EFZ Exclusive Fishing Zone (Daerah Pemancingan Ekslusif)EPA Environment Protection Agency (Badan Perlindungan Lingkungan Hidup)EPU Environment Protection Unit (Badan Perlindungan Lingkungan Hidup)ESD Ecologically Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan Ekologis)ETFOG East Timor Forestry Group (Kelompok Kehutanan Timor Lorosa’e)ETTA East Timor Transitional Administration (Administrasi Transisi Timor Lorosa’e)ET-WAVE East Timorese Women Against Violence (Perempuan Timor Lorosa’e Melawan Kekerasan)FONGTIL NGO Forum Nasional Timor Lorosa’e (Forum LSM Timor Lorosa’e)GHG Greenhouse gas (Gas rumah kaca)HIVOS Humanistic Institute for Cooperation with Developing Countries (Institut Manusiawi untuk Koperasi dengan

Negara-negara Sedang Berkembang (Belanda))ICEL Indonesian Centre for Environmental Law (Pusat Indonesia untuk Hukum Lingkungan HidupIISD International Institute for Sustainable Development (Institut Internasional untuk Pembangunan

Berkelanjutan)INGO International Non-Government Organisation (Organisasi non-Pemerintah Internasional)INTERFET International Forces in East Timor (Pasukan Internasional di Timor Lorosa’e)IUCN International Union for Conservation of Nature (Uni Pelestarian Lingkungan Hidup Internasional)LSM Lembaga Swadaya MasyarakatNSW New South WalesNZODA New Zealand Official Development Assistance (Bantuan Resmi untuk Pembangunan, Zelandia Baru)OMT Organizacao Mulher Timor (Organisasi Perempuan Timor Lorosa’e)PAS Prontu atu Serbi (siap melayani)PBB Persatuan Bangsa-bangsaRECOFTC Regional Community Forestry Training Centre (Pusat Pelatihan Kehutanan Masyarakat Daerah (Thailand))REDE Feto Timor Lorosa’e (Jaringan Perempuan Timor Lorosa’e)RMIT Royal Melbourne Institute of Technology (Institut Teknologi Royal Melbourne)TROCAIRE Badan Katolik Irlandia untuk Pembangunan DuniaUN United Nations (Persatuan Bangsa-bangsa (PBB))UNCSD United Nations Commission for Sustainable Development (Komisi Pembangunan Berkelanjutan PBB)UNDP United Nations Development Program (Program Pembangunan PBB)UNEP United Nations Environment Program (Program Lingkungan Hidup PBB)UNFCCC United Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Perubahan Iklim PBB)UNICEF United Nations Children’s Fund (Dana Anak-anak PBB)UNTAET United Nations Transitional Administration in East Timor (Administrasi Transisi PBB di Timor Lorosa’e)UNTIL Universitas Nasional Timor Lorosa’eUSAID United States Agency for International Development (Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat)WALHI Wahana Lingkungan Hidup IndonesiaWCED United Nations Children’s Fund (Komisi Dunia Lingkungan Hidup dan Pembangunan)WFP World Food Program (Program Makanan Dunia)WHO World Health Organisation (Organisasi Kesehatan Sedunia)WWF World Wildlife Fund (Dana Margasatwa Sedunia)WTO World Trade Organisation (Organisasi perdangadngan dunia)

136