PBL2B24

39
Fibroadenoma Mammae TINJAUAN PUSTAKA Fibroadenoma Mammae Ebed Herbert – 102007168 Gandy – 102010017 Gusna Ridha – 102010107 Davy Putra – 102010197 Maria Valentina – 102010205 Regina Enggeline – 102010252 W Widia P D – 102010263 Jonathan – 102010306 Norhidayu – 102010393 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Selatan no 6 – Jakarta Barat 11470 Telp. (021) 56942061 1

Transcript of PBL2B24

Page 1: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

TINJAUAN PUSTAKA

Fibroadenoma Mammae

Ebed Herbert – 102007168

Gandy – 102010017

Gusna Ridha – 102010107

Davy Putra – 102010197

Maria Valentina – 102010205

Regina Enggeline – 102010252

W Widia P D – 102010263

Jonathan – 102010306

Norhidayu – 102010393

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Selatan no 6 – Jakarta Barat 11470

Telp. (021) 56942061

1

Page 2: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

Pendahuluan

Pada kali ini tinjauan kali ini akan membahas tentang fibroadenoma Mammae atau

yang lebih sering disebut FAM. Tinjauan pustaka ini didasari dari skenario yang diberikan

yaitu ada seorang wanita berusia 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan terdapat

benjolan pada payudara kirinya yang semakin membesar sejak 6 bulan yang lalu. Pada status

lokalis, didapatkan benjolan pada kuadran lateral bawah dari payudara kiri berukuran 2 x 2

cm, konsistensi kenyal, batas tegas, tidak melekat pada kulit, tidak ada nyeri tekan

Dari cirri-ciri tersebut saya membuat hipotesis bahwa ini adalah FAM. Maka dari itu

isi makalah kali ini akan membahas tentang FAM sampai membahas beberapa penyakit yang

mempunyai gejala serupa. Tujuan agar makalah ini dapat berguna bagi yang membacanya

dan akan sedikit memperluas pengetahuan tentang Fibroadenoma Mammae (FAM).

Anamnesis

Menanyakan identitas dan data umum seperti nama, usia, pekerjaan, agama, suku

Menanyakan keadaan sosial dan ekonomi, gaya hidup dan kondisi lingkungan

Menanyakan adanya keluhan utama dan penyerta

Menanyakan apakah pasien telah melakukan pemeriksaan sebelumnya atau pengobatan

sebelumnya, apa yang dilakukan untuk mengatasi keluahannya sebelum ke dokter

Menanyakan riwayat penyakit keluarga dan penyakit terdahulu.

Didahului dengan pencatatan identitas penderita secara lengkap. Keluhan utama penderita

dapat berupa: massa tumor di payudara; rasa sakit; cairan dar puting susu; retraksi puting

susu; adanya ekzema sekitar areola; keluhan kulit berupa dimpling, kemerahan, ulserasi atau

adanya peau d'orange; atau keluhan berupa pembesaran kelenjar getah bening aksila atau

tanda metastasis jauh. Adanya tumor ditentukan sejak beberapa lama, cepat atau tidak

membesar, disertai sakit atau tidak.

Biasanya tumor pada proses keganasan atau, kanker payudara; mempunyai ciri dengan batas

yang irregular umumnya tanpa ada rasa nyeri; tumbuh progresif cepat membesar. Pengaruh

siklus menstruasi terhadap keluhan tumor dan perubahan ukuran tumor; kawin atau tidak;

jumlah anak, disusukan atau tidak; riwayat penyakil kanker dalam; obat-obatan yang pernah

dipakai terutama yang bersifat hormonal; apakah pernah operasi payudara dan obstetri-

ginekologi.1

2

Page 3: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

Penyebaran informasi sesungguhnya tentang riwayat alamiah dan insidens kanker payudara

sering bertanggung jawab untuk kewaspadaan pasien akan penyakit payudara. Anamnesis

terpadu harus didapatkan sebelum melakukan pemeriksaan fisik. Penyelidikan terinci tentang

faktor risiko penyerta seperti usia, pantas serta riwayat menstruasi dan menyusui, bersifat'

penting. Usia menarke dan perubahan siklik dengan menstruasi berkorelasi bermakna dengan

penyakit jinak dan ganas. Pertanyaan tentang tindakan bedah sebelumnya, terutama

ooforektomi, adrenalektomi atau pembedahan pelvis, penting untuk memastikan

kemungkinan efek penghentian sekresi estrogen endogen. Penting riwayat terapi hormone

sebelumnya, yang mencakup kontrasepsi oral dan estrogen eksogen. Kehadiran dan sifat

sekret puting susu maupun hubungannya dengan ovulasi siklus bias memberikan petunjuk

penting tentang etiologi.2

Sekitar 75 sampai 85 persen massa payudara dikenal pasien sebelum mencari pertolongan

medis. Sifat pertumbuhan, reprodusibilitas pemeriksaan selama siklus nienstruasi dan sekret

puting Susu merupakan pokok informasi bersangkut paut. Nyeri (mastodinia) dengan

pembengkakan dan rasa penuh payudara. dalam masa segera pramestruasi atau

pascamenstruasi menggambarkan lesi payudara sensitive hormon yang jinak. Penyelidikan

riwayat penyakit keluarga kanker payudara dan gejala konstitusional yang mencakup

penurunan berat badan, demam, hemoptisis, nyeri dada, anoreksia dan nyeri tulang rangka

penting bila indeks kecurigaan keganasan tinggi.2

Riwayat lain yang perlu ditanyakan, antara lain apakah penderita sedang hamil atau tidak.

Hal ini penting untuk diketahui, karena kehamilan dapat mengacaukan interpretasi terhadap

adanya massa. Haid terakhir harus dicatat karena perubahan siklus haid me-ngesankan

perubahan hormonal pada umumnya, denngan dampak sekundernya pada payudara.

Tanyakan pada pasien bilamana massa itu sebelumnya sudah ada dan diagnose patologik

pada biopsi, serta terapi yang diberikan sebelum ini. Perhatikan juga adanya gejala sistemik

seperti nyeri tulang, berat badan makin menurun dan lain-lain.1,3,5

Pemeriksaan Fisik

Sebelum palpasi, dokter seharusnya duduk menghadapi pasien yang harus membuka pakaian

sampai pinggang serta mengamati simetri dan perubahan kulit seperti fiksasi, elevasi, retraksi

dan warna. Pertama dilakukan pemeriksaan dengan lengan pasien di samping tubuhnya dan

kemudian di atas pinggulnya. Kontraksi musculus pectoralis akan meningkatkan bentuk

payudara. Penting. Pengenalan edema difus sebagai hasil selulitis bakterialis atau akibat

3

Page 4: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

peresapan endolimfe dari pembuluh limfe dermis dengan emboli tumor. Terperangkapnya

ligamentum Cooper segmental bisa menimbulkan retraksi kulit dan lesung ('dimpling'), serta

bisa disertai dengan 'peau d' orange. Gambaran fisik ini biasanya menyertai massa padat

yang dapat teraba profunda, yang terlazim menggambarkan neoplasma maligna, tetapi

kadang-kadang bisa nekrosis lemak.2

Palpasi sistematik atas tempat metastasis yang lazim harus dilakukan sebelum pemeriksaan

payudara. Pemeriksaan fossa axillaris dan supraelavieularis memerlukan palpasi superfisialis

dan profunda untuk mengenai metastasis kelenjar limfe. Pasien harus didudukkan dengan

lengan disokong oleh pemeriksa. Relaksasi otot gelang bahu penting dan tekanan ujung jari

tangan yang lembut terbaik mengenal kelenjar limfe kecil. Metastasis ekstramamma besar

bermassa besar bisa jelas ke pasien dan dokter serta penting dokumentasi lokasi dan ukuran

yang tepat selama pemeriksaan klinik awal: Lima kelompok kelenjar limfe yang sebelumnya

disebutkan harus diperiksa dan jari.tangan yang mempalpasi harus ditempatkan dalam lipat

axilla, sehingga semua struktur infra- clavicularis di lateral ligamentum Halsted telah

dievaluasi. Ujung jari tangan pemeriksa menekan isi axilla pada otot dinding dada dan

sangkar iga.2

Ekstensi lengan penuh dengan tangan istitahat pada punbak kepala meratakan payudara pada

dinding dada dan nyaman bagi pasien. Penempatan pasien kembali dalam posisi terlentang

bisa memungkinkan pemeriksaan lebih menyeluruh, terutama dengan ekstensi dan rotasi

externa bahu. Pe meriksaan sistematik semua kuadran payudara diselesaikan. Evaluasi

bertujuan mendeteksi lesi kecil yang berbeda dari lemak dan stroma payudara sekelilingnya.

Lesi yang berbatas tegas, nyeri dan sama sekali terpisah dari parenkima berdekatan biasanya

tidak ganas, sedangkan lesi tak nyeri dengan batas tak tegas secara klasik mungkin ganas.

Pembedaan antara-sifat jinak dan ganas tak mungkin dilakukan atas pemeriksaan fisik saja.

Penilaian, klinik dan biopsi diperlukan. Selama tahun reproduktif wanita, payudara

mempunyai arsitektur lobulus normal, yang dapat membingungkan pasien selama

pemeriksaan payudara sendiri. Pasien harus diinstruksikan cara memeriksa, payudaranya.

Penemuan lesi dengan sifat tiga dimensi seharusnya menyadarkan pasien untuk kembali ke

dokternya.2

Puting susu dan areola harus diperiksa dengan cermat. Adanya inversi puting susu harus

dicatat dan jika unilateral, harus dicurigai karsinoma. Puting susu normal terinversi biasanya

dapat dieversikan ke posisi anatomi yang tepat; ketakmampuan melakukan perasat ini

4

Page 5: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

membenarkan biopsi. Penyakit jinak dapat juga melibatkan kompleks puting susu-areola.

Ekzema dan keadaan peradangan subareola lazim dalam masa pasca persalinan selama

laktasi. Adanya erupsi areola , bersisik, berkrusta, ekzematoid patognomonik bagi penyakit

Paget puting susu. Lesi ini lazim basah atau berdarah bila kontak. Biopa penyakit Paget

mengkonfir- masi karsinoma duktus primer yang telah menginvasi puting susu dan kulit

areola untuk memberikan .gambaran klinik yang digambarkan.2

Karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormonal antara lain estrogen dan

progesteron maka sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan disaat pengaruh hormonal ini

seminimal mungkin, yaitu setelah menstruasi lebih kurang satu minggudari hari pertama

menstruasi. Dengan pemeriksaan fisik yang baik dan teliti, ketepatan pemeriksaan untuk

kanker payudara secara klinis cukup tinggi.1

Teknik pemeriksaan

Penderita diperiksa dengan badan bagian atas terbuka:1

1. Posisi tegak (duduk)

Penderita duduk dengan tangan bebas ke samping, pemeriksa berdiri di depan dalam

posisi yang lebih kurang sama tinggi. Pada inspeksi dilihat simetri payudara kiri-

kanao; kelainan papila; letak dan bentuknya; adakah retraksi puting susu; kelainan

kulit, tanda-tanda radang; peau d'orangt dimpling; ulserasi dan lainlain.1

2. Posisi berbaring

Penderita berbaring dan diusahakan agar payudara jatuh tersebar rata atas lapangan

dada; jika perlu bahu/punggung diganjal dengan bantal kecil pada penderita-penderita

yang payudaranya besar. Palpasi ini di lakukan dengan mempergunakan falang distal

dan falang medial jari II, III IV dan dikerjakan secara sistematis mulai dari kranial

setinggi iga ke-I sampai ke distal setinggi iga ke-6; dan jangan dilupakan pemeriksaai

daerah sentral subareolar dan papil. Dapat juga sistematisasi ini dari tepi ke sentral

(sentrifugal) berakhir di daerah papil. Terakhir diadakan pemeriksaan kalau ada cairan

keluar dengan menekan daerah sekitar papil Dengan pemeriksaan rabaan yang halus

akan lebih teliti daripada dengan rabaan tekanan keras. Rabaan halus akan dapat

membedakan kepadatar massa payudara. Tumor adalah kepadatan massa dalam

payudara yang berbentuk dan mempunyai ukuran tiga dimensi.1

3. Menetapkan keadaan tumornya Lokasi tumor menurut kwadran di payudara atau

terletak di daerah sentral (subareola dan di bawah papil).

5

Page 6: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

Payudara dibagi atas empat kuadran yaitu kuadran lateral atas, lateral bawah,

medial atas dan bawah serta ditambah satu daerah sentral.

Ukuran tumor, konsistensi, batas-batas tumor tegas atau tidak tegas.

Mobilitas tumor terhadap kulit dan m. pektoralis atau dinding dada.1

Apabila lengket pada kulit akan kelihatan adanya cekungan pada posisi diam dalam

posisi mengkontraksikan m. pektoralis diperiksa dengan menekankan tangan pada

krista iliaka; jika tumor itu terfiksasi pada pektoral yang berkontraksi ini dan akan

kelihatan bergerak dengan gerakan pektoral, berarti tumor ini melekat pada m.

pektoralis atau pada fasia m. pektoralis.1

4. Memeriksa kelenjar getah bening regional

Aksilla: Sebaiknya dalam posisi duduk, karena dalam posisi ini fossa aksila

jatuh ke bawah sehingga mudah untuk diperiksa dan lebih banyak dapat

dicapai. Pemeriksaan aksila kanan, tangan kanan penderita

diletakkan/jatuhkan lemas di tangan kanan/bahu pemeriksa dan aksila

diperiksa dengan tangan kiri pemeriksa. Yang diraba kelompok kelenjar getah

bening:

o mammaria eksterna; di bagian anterior dan di bawah tepi m. pektoralis

aksila;

o subskapularis di postenpp-aksila;

o sentral di bagian pusat aksila;

o apikal di ujung atas fossa aksilaris.

Pada perabaan ditentukan besar, konsistensi, jumlah; apakah berfik- sasi satu sama

lain atau tidak.b. Supra dan infraklavikuler serta leher utama, bagian bawah dipalpasi

dengan cermat dan teliti.1

5. Organ lain yang ikut diperiksa adalah hepar, lien untuk mencari metastasis jauh, juga

tulang-tulang utama, tulang belakang.1,3,4

Pemeriksaan Penunjang

Mammografi

Suatu teknik pemeriksaan soft tissue teknik. Adanya proses keganasan akan memberikan

tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign adanya

perbedaan yang nyata ukuran klinik dan rontgenologik dan adanya mikrokalsifikasi. Tanda-

6

Page 7: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi, perubahan

posisi papilla dan areola adanya bridge of tumor; keadaan daerah tumor dan jaringan

fibroglanduler tidak teratur, infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang mammae dan adanya

metastasis ke kelenjar. Mammografi ini dapat .mendeteksi tumor-tumor yang secara palpasi

tidak teraba; jadi sangat baik untuk diagnosis dini dan screening. Hanya saja untuk mass

screening cara ini adalah cara yang mahal dan untuk itu dianjurkan digunakan secara selektif

saja misalnya pada wanita dengan adanya faktor risiko tadi. Ketepatan 83- 95%, tergantung

dari teknisi dan ahli radiologinya.1,3

Ultrasonografi

Dengan pemeriksaan ini hanya dapat dibedakan lesi solid dan kistik. Mamografi

ultrasonografi suatu metode noninvasif untuk membuat potongan tomografi beresolusi tinggi

melalui payudara. Perkembangan unit skala abu-abu sangat memperbaiki kualitas gambar

ultra- sonografi. Modalitas ini mempunyai keuntungan membedakan massa payudara padat

dari massa payudara kistik. Parameter tambahan ini bisa melengkapi XMM tanpa risiko

tambahan radiasi apa pun. Ketepatan diagnostik skala abu-abu lebih baru ultrasonografi

mendekati 80 sampai 85 persen dengan angka negatif palsu (7,6 persen) dan positif palsu

rendah (18 sampai 20 persen).1,3

Xeromamografi.

Dalam usaha kerjasama, ACS (American Cancer Socety) dan National Cancer Institute

memperlihatkan kemanjuran mamografi dengan pemeriksaan sinar—x dosis rendah, untuk

mendeteksi neoplasma samar yang tak teridentifikasi oleh pemeriksa yang berpengalaman.

Pemakaian belakangan ini atas teknik mamografi konvensional dan xeroipamografi (XMM)

menunjukkan modalitas utama yang digunakan untuk mendeteksi lesi samar yang tak dapat

di- palpasi. Untuk tujuan pembicaraan, XMM dan mamograf dua bidang konvensional bisa

dipertimbangkan mempunyai potensi diagnostik yang setara. Kedua pemeriksaan radiografi

dilakukan dalam proyeksi sefalokaudal dan mediolateral dengan reproduksi pola XMM atas

lempengan selenium dalam cara positif atau negatif untuk menjelaskan densitas jaringan.

Sorotan radiografi ini terdiri dari tenaga elektromagnet dengan panjang gelombang sangat

pendek sedemikian, sehingga materi ditembus bervariasi sebagai fungsi densitas jaringan.

Senyawa yang paling dapat radiopenetrasi adalah lemak, sedangkan timbunan paling 'radio-

dense' (radioopak) adalah garam kalsium, yang ada dalam sekitar 35 sampai 45 persen lesi

ganas dan pra- ganas. Timbunan ini menempati posisi periduktus atau perilobular. Luas

7

Page 8: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

kalsifikasi merupakan fungsi replikasi sel epitel, sehingga bertanggung jawab untuk tingginya

frekuensi mikrokalsifikasi dalam hiperplasia epitel jinak serta neoplasma invasif dan

noninvasif.2

Pembuatan gambar payudara rutin paling bermanfaat dalam mendeteksi neoplasma payudara

sebelum penampilan klinikfiya. Payudara besar berlemak pada wanita pascamenopause dan

payudara padat aktif pada inidividu muda sulit diperiksa dengan palpasi. Xeromamografi

diindikasikan untuk mengevaluasi massa yang dapat dipampasi dan memungkinkan

pembedaan antara penyakit fibrokistik dan keganasan. Pemeriksaan ini sangat bermanfaat

dalam mendeteksi kelainan, apa pun yang tak dicurigai dalam payudara kontralateral seorang

dengan kanker payudara. Teknik ini meningkatkan hasil diagnostik sekitar dua kali lipit di

atas pemeriksaan fisik saja.2

Saat ini rekomendasi untuk deteksi kanker payudara yang diusulkan ACS meliputi :

mamogram tiap tahun untuk wanita asimtomatik berusia 50 tahun atau lebih;

mamogram dasar untuk wanita berusia 40 sampai 49 tahun, yang tergantung atas

pemeriksaan fisik dan gambaran mamografi sebelumnya maupun faktor risiko tambahan;

pemeriksaan fisik oleh profesional berpengalaman setiap 3 tahun untuk wanita berusia 20

sampai 40 tahun;

dan pemeriksaan setiap tahun bagi wanita berusia 40 tahun ke atas.2

Teknik untuk Biopsi Payudara

Diagnosis histopatologi harus ditegakkan untuk lesi ganas dan jinak padat payudara. Variasi

teknik dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis setelah usaha mendapatkan cairan atau

jaringan.+

Pemeriksaan sitologi

Cairan kistik yang didapat dari aspirasi jarum ma- krokistik parenkima payudara dapat

disentrifusi dan endapannya diperiksa secara sitologi. Teknik ini juga bermanfaat untuk

pemeriksaan histologi sekret puting susu, Preparat hapus dan fiksasi serupa dengan hapusan

Papanicolaou. Jarangnya diagnosis sel neoplastik yang didapat dari. makrolrista payudara

mencerminkan jarangnya kanker kistika. Semua sekret putting susu cairan kista dan positif

Hemoccult atau guaiak harus diperiksa secara sitologi. Tetapi cairan jernih, .keruh, hijau atau

coklat khas penyakit fibrokistika dan hasil sel ganas dari pemeriksaan sitologi cairan

8

Page 9: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

demikian begitu rendah, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang efektif biaya tindakan

ini.2,3

Sitologi aspirasi jarum

Jarum berlumen kecil yang dipasang ke dalam massa padat dan pengisapan dilakukan,

sehingga sel-sel khas dapat diperoleh di dalam jarum, yang diaspirasi ke atas gelas objek dan

diperiksa secara sitologi. Bahan contoh bisa segera dikeringkan di udara atau difiksasi dalam

alkohol yang diikuti pewarnaan dengan hemaoksilin dan eosin. Walaupun lebih dari setengah

kasus dapat didiagnosis dengan menggunakan teknik ini, namun reprodusibilitas dan

konfirmasi berhubungan langsung dengan pengalaman ahli sitologi dan teknik persiapan

gelas objek. Laporan negatif tidak menyingkirkan karsinoma; tetapi laporan positif palsu

sangat jarang. Diagnosis positif berkorelasi langsung dengan ukuran neoplasma, jumlah

usaha aspirasi dan pengalaman pemeriksa.2,3

Biopsi jarum

Massa payudara padat yang dapat ditegaskan mungkin dapat menerima biopsy jarum.

Tersedia berbagai alat biopsi jarum (Vim—Silveiman, Menghini, Trucut) untuk mendapatkan

potongan tengah yang mewakili dari neoplasma payudara. Tindakan sederhana ini dilakukan

di bawah anestesi lokal untuk, tumor superfisialis yang berbatas tegas, tetapi sentral atau

profunda dalam parenkdma payudara. Diagnosis positif palsu sangat jarang dan diagnosis

dapat ditegakkan dalam sekitar 80 persen kasus. Pengambilan contoh jaringan yang adekuat

berhubungan dengan ukuran dan konsistensi neoplashta serta pengalaman mendapatkan

masing-masing bahan contoh biopsi. Tindakan ini harus dibatasi pada lebih dari ukuran 1 cm.

Harus hati-hati mencegah penetrasi melalui tumor ke dalam musculus pectoralis major atau

serratiis anterior. Implantasi sel tumor ke dalam struktur ini bisa suatu sumber kekambuhan

Lokoregional. Implantasi saluran biopsi bisa timbul antara kulit dan tumor, serta eksisi jalur

bibpsi yang dirancang bersama neoplasma primer harus merupakan bagian integral terapi

definitif pada mastektomi. Biopsi jarum dapat dilakukan dalam lingkungan rawat jalan di

bawah anestesi lokal pada biaya minimum dan dengan morbiditas pasien yang tak berarti.

Data yang menyimpulkan menggambarkah bahwa biopsi jarum fcurang mungkin

menyebarkah sel tumor dalam payudara dibandingkan Suatu biopsi terbuka, yang selama

waktu ini neoplasma primer dipotong. Teknik ini mempunyai hasil lebih, tinggi dan angka

negatif palsu lebih rendah dibandingkan sitologi aspirasi jarum. Hasil negatif palsu masih

tetap terlalu tinggi untuk menggunakan biopsi jariim bagi penyingkiran diagnosis kanker

9

Page 10: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

sehingga pengambilan contoh jaringan yang adekuat dengan teknik terbuka dinasehatkan bila

diagnosis tak menyimpulkan.2,3

Pemeriksaan Laboratorium

Tes laboratorik rutin, hanya memperlihatkan sedikit arti pada pemeriksaan penyakit

payudara, kecuali pada penderita dengan kanker yang telah lanjut.3

Belum ada pemeriksaan darah yang digunakan untuk mendeteksi adanya kanker payudara.

Petanda tumor (Tumor Marker/ TM) ialah molekul protein berupa enzim, hormon dan lain –

lain, yang dalam keadaan normal tidak atau sedikit sekali diproduksi oleh sel tubuh. TM

merupakan salah satu penunjang pemeriksaan kanker tertentu baik screening, mengakkan

diagnosis, prognosis, pemantauan hasil pengobatan, dan juga deteksi kekambuhan.

Pemeriksaan petanda tumor (Tumor marker) untuk payudara yang menggunakan sampel

darah yaitu CA 15-3 tidak digunakan untuk mendeteksi atau menegakkan diagnosis kanker.

Pemeriksaan CA 15-3 dilakukan bila diagnosis kanker sudah ditegakkan dan lebih banyak

digunakan untuk monitor terapi serta progresivitas kanker.

Diagnosis

Fibroadenoma merupakan tumor jinak pada payudara yang paling umum ditemukan.

Fibroadenoma terbentuk dari sel – sel epitel dan jaringan ikat, dimana komponen epitelnya

menunjukkan tanda – tanda aberasi yang sama dengan komponen epitel normal. Etiologi

penyakit ini belum diketahui secara pasti. Namun diperkirakan berkaitan dengan aktivitas

estrogen. Fibroadenoma pertama kali terbentuk setelah aktivitas ovarium dimulai dan terjadi

terutama pada remaja muda.(1-6)

Fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita muda, terutama dengan usia di bawah 30

tahun dan relatif jarang ditemukan pada payudara wanita postmenopause. Tumor ini dapat

tumbuh di seluruh bagian payudara, namun tersering pada quadran atas lateral. Penyakit ini

bersifat asimptomatik atau hanya menunjukkan gejala ringan berupa benjolan pada payudara

yang dapat digerakkan, sehingga pada beberapa kasus, penyakit ini terdeteksi secara tidak

sengaja pada saat pemeriksaan fisik. Penanganan fibroadenoma adalah melalui pembedahan

pengangkatan tumor. Fibroadenoma harus diekstirpasi karena tumor jinak ini akan terus

membesar.(2, 3, 5, 6)

10

Page 11: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari fibroadenoma, antara lain :

Tumor Phyllodes Jinak

Merupakan neoplasma jinak yang bersifat menyusup secara lokal dan mungkin ganas (10-

15%). Namanya berasal dari kata Yunani sarcoma, yang berarti tumor berdaging,

dan phyllo, yang berarti daun. Disebut demikian oleh karena tumor tersebut menampilkan

karakteristik yang besar, sarkoma ganas, tampilan seperti-daun ketika dipotong, dan

epitel, ruang seperti-kista bila dilihat secara histologis. Karena sebagian besar tumor itu

jinak maka disebut juga sebagai tumor filoides

Meskipun tumor jinak tidak bermetastase, namun mereka memiliki kecenderungan untuk

tumbuh secara agresif dan rekuren secara lokal. Gambaran patologis tumor filoides tidak

selalu meramalkan perilaku klinis neoplasma karenanya pada beberapa kasus terdapat

tingkat ketidakpastian tentang klasifikasi lesi.3,4

Etiologi tumor filoides secara pasti belum diketahui, diperkirakan berhubungan dengan

fibroadenoma dalam beberapa kasus, karena pasien dapat mungkin memiliki gambaran

histologis kedua lesi pada tumor yang sama. Namun, apakah tumor filoides berkembang

dari fibroadenoma atau keduanya berkembang bersama-sama, atau apakah tumor filoides

dapat muncul de novo, masih belum jelas. Tumor ini memiliki tekstur halus, berbatas

tajam dan biasanya bergerak secara bebas. Tumor ini adalah tumor yang relatif besar,

dengan ukuran rata-rata 5 cm. Namun, lesi yang > 30 cm pernah dilaporkan.

Pemeriksaan mamografi dan ultrasonografi umumnya penting dalam diagnosis lesi

payudara, namun keduanya sangat tidak dapat diandalkan dalam membedakan tumor

filoides jinak dari bentuk kondisi ganas ataupun dari fibroadenoma. Dengan demikian,

temuan pada studi pencitraan bukanlah diagnosis pasti. Biopsi payudara eksisi terbuka

untuk lesi lebih kecil atau biopsi insisional untuk lesi lebih besar adalah metode pasti

untuk mendiagnosis tumor filoides

Pada kebanyakan kasus tumor filoides, dilakukan eksisi luas. Dengan batas eksisinya

yaitu: batas 2 cm untuk tumor kecil (< 5 cm) dan batas 5 cm untuk tumor besar (> 5 cm)

telah dianjurkan. Pertimbangan lain dalam terapi bedah adalah :

Jika rasio tumor dengan jaringan payudara normal cukup tinggi, untuk memberikan

hasil kosmetik yang memuaskan adalah dengan eksisi segmental. Mastektomi total

dengan atau tanpa rekonstruksi adalah sebuah pilihan alternatif.

11

Page 12: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

Prosedur yang lebih radikal tidak secara umum dibenarkan.

Melakukan diseksi nodus limfatikus aksila hanya untuk nodus yang dicurigai secara

klinis ganas. Namun, sebenarnya semua nodus ini reaktif dan tidak mengandung sel-

sel maligna.

Lesi ini lebih jarang di bandingkan FAM. Pola pertumbuhan lesi ini cendrung cepat dan

mengekspansi ke area sekitar. Walaupun tidak semua, beberapa ada yang membentuk

cystic2 sehingga lesi ini sering juga disebut dengan cystosarcoma phyllodes. Lesi ini

relative jinak dan jarang bermestasis dan mitosis patologis, tapi 15% nya bisa jadi ganas

dan menyebar secara hematogen (high grade). Oleh karena kabanyakan lesinya lokal,

maka bisa disembuhkan dengan eksisi lokal, lesi malignan cendrung tumbuh kembali,

tapi juga cendrung lokal.Tumor ini terdapat pada semua usia, tetapi kebanyakan terdapat

pada usia sekitar 45 tahun.3,4

Kista Mammae

Kista adalah ruang berisi cairan yang dibatasi sel-sel glandular. Kista terbentuk dari

cairan yang berasal dari kelenjar payudara. Mikrokista terlalu kecil untuk dapat diraba,

dan ditemukan hanya bila jaringan tersebut dilihat di bawah mikroskop. Jika cairan terus

berkembang akan terbentuk makrokista. Makrokista ini dapat dengan mudah diraba dan

diameternya dapat mencapai 1 sampai 2 inchi.

Selama perkembangannya, pelebaran yang terjadi pada jaringan payudara menimbulkan

rasa nyeri. Benjolan bulat yang dapat digerakkan dan terutama nyeri bila disentuh,

mengarah pada kista. Walaupun penyebab kista masih belum diketahui, namun para ahli

mengetahui bahwa terdapat hubungan antara kista dengan kadar hormon. Kista muncul

seminggu atau 2 minggu sebelum periode menstruasi mulai dan akan menghilang

sesudahnya. Kista banyak terjadi pada wanita saat premenopause, terutama bila wanita

tersebut menjalani terapi sulih hormon. Kebanyakan wanita hanya mengalami kista

payudara sebanyak satu atau dua, namun pada beberapa kasus, kista multipel dapat

terjadi. Kista biasanya dipastikan dengan mammografi dan ultrasound. Ultrasound sangat

tepat digunakan untuk mengidentifikasi apakah abnormalitas payudara tersebut

merupakan kista ataukah massa padat. Secara klasik, kista dialami wanita perimenopausal

antara usia 45 dan 52 tahun, walaupun terdapat juga insidens yang diluar batas usia ini

terutamanya pada individu yang menggunakan terapi pengganti hormon. Kebiasaannya

kista ini soliter tetapi tidak jarang ditemukan kista yang multiple. Pada kasus yang

ekstrim, keseluruhan mammae dapat dipenuhi dengan kista.3,4

12

Page 13: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

Kista dapat memberikan rasa tidak nyaman dan nyeri. Dikatakan bahwa terdapat

hubungan antara ketidak nyamanan dan nyeri ini dengan siklus menstruasi dimana

perasaan tidak nyaman dan nyeri ini meningkat sebelum menstruasi. Kista ini biasanya

dapat dilihat. Karekteristiknya adalah licin dan teraba kenyal pada palpasi. Kista ini dapat

juga mobil namun tidak seperti fibroadenoma. Gambaran klasik dari kista ini bisa

menghilang jika kista terletak pada bagian dalam mammae. Jaringan normal dari nodular

mammae yang meliputi kista bisa menyembunyikan gambaran klasik dari lesi yakni licin

semasa dipalpasi. Diagnosis kista mammae ditegakkan melalui aspirasi sitologi. Jumlah

cairan yang diaspirasi biasanya antara 6 atau 8 ml. Cairan dari kista bisa berbeda

warnanya, mulai dari kuning pudar sampai hitam, kadang terlihat translusen dan bisa juga

kelihatan tebal dan bengkak.3,4

Fibrocystic disease of the Breast (Dysplasia mamma, Mastitis Fibrosistika, Morbus

Schimmelbusch)

Fibrokistik payudara atau dikenal juga sebagai mammary displasia adalah benjolan

payudara yang sering dialami oleh sebagian besar wanita. Benjolan ini harus dibedakan

dengan keganasan. Penyakit fibrokistik pada umumnya terjadi pada wanita berusia 25-50

tahun (>50%).

Kelainan fibrokistik pada payudara adalah kondisi yang ditandai penambahan jaringan

fibrous dan glandular. Manifestasi dari kelainan ini terdapat benjolan fibrokistik biasanya

multipel, keras, terdapat penebalan, dan rasa nyeri. Wanita dengan kelainan fibrokistik

mengalami nyeri payudara siklik berkaitan dengan adanya perubahan hormon estrogen

dan progesteron. Biasanya payudara teraba lebih keras dan benjolan pada payudara

membesar sesaat sebelum menstruasi. Gejala tersebut menghilang seminggu setelah

menstruasi selesai. Benjolan biasanya menghilang setelah wanita memasuki fase

menopause. Pembengkakan payudara biasanya berkurang setelah menstruasi berhenti.

Kelainan fibrokistik dapat diketahui dari pemeriksaan fisik, mammogram, atau biopsi.

Biopsi dilakukan terutama untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis kanker.

Perubahan fibrokistik biasanya ditemukan pada kedua payudara baik di kuadran atas

maupun bawah. Evaluasi pada wanita dengan fibrokistik harus dilakukan dengan seksama

untuk membedakannya dengan keganasan. Apabila melalui pemeriksaan fisik didapatkan

benjolan difus (tidak memiliki batas jelas), terutama berada di bagian atas-luar payudara

tanpa ada benjolan yang dominan, maka diperlukan pemeriksaan mammogram dan

pemeriksaan ulangan setelah periode menstruasi berikutnya. Apabila cairan yang keluar

13

Page 14: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

dari puting bukanlah darah dan berasal dari beberapa kelenjar, maka kemungkinan

benjolan tersebut jinak.3,4

Papilloma Intraductal

Papilloma intraduktal adalah pertumbuhan menyerupai kutil dengan disertai tangkai yang

tumbuh dari dalam payudara yang berasal dari jaringan glandular dan jaringan

fibrovaskular. Papilloma seringkali melibatkan sejumlah besar kelenjar susu. Lesi jinak

yang berasal dari duktus laktiferus dan 75% tumbuh di bawah areola mamma ini

memberikan gejala berupa sekresi cairan berdarah dari puting susu. Hampir 90% dari

Papilloma Intraduktus adalah dari tipe soliter dengan diameternya kurang dari 1cm

dan sering timbul pada duktus laktiferus dan hampir 70% dari pasien datang dengan

nipple discharge yang serous dan bercampur darah. Ada juga pasien yang datang dengan

keluhan massa pada area subareola walaupun massa ini lebih sering ditemukan pada

pemeriksaan fisis. Massa yang teraba sebenarnya adalah duktus yang berdilatasi. Pasien

dengan Papilloma Intraduktus multiple biasanya tidak gejala nipple discharge dan

biasanya terjadi pada duktus yang kecil. Diperkirakan hampir 25% dari Papilloma

Intraduktus multiple adalah bilateral.

Etiologi dan patogenesis dari penyakit ini masih belum jelas. Dari kepustakaan dikatakan

bahwa, Papilloma Intraduktus ini terkait dengan proliferasi dari epitel fibrokistik yang

hiperplasia. Ukurannya adalah 2-3 mm dan terlihat seperti broad-based atau pedunculated

polypoid epithelial lesion yang bisa mengobstruksi dan melebarkan duktus terkait. Kista

juga bisa terbentuk hasil dari duktus yang mengalami obstruksi.

Perubahan payudara jinak yang menyebabkan keluarnya sekresi cairan dari puting,

hampir setengahnya adalah papilloma, dan sisanya adalah campuran perubahan

fibrokistik ataupun ektasia duktus. Walaupun papilloma bisa dicurigai dari pemeriksaan

terhadap discharge, namun banyak dokter menganggap pemeriksaan tersebut tidak begitu

bermanfaat. Apabila papilloma cukup besar, biopsi jarum bisa dilakukan. Papilloma dapat

juga didiagnosa melalui pemeriksaan pencitraan pada duktus payudara yaitu dengan

duktogram atau galaktogram. Terapi untuk papilloma adalah dengan mengangkat

papilloma serta bagian duktus dimana papilloma tersebut ditemukan, dimana biasanya

dengan melakukan insisi pada tepi sekeliling areola. Papilloma Intraduktus subareolar

soliter atau intrakistik adalah benigna. Namun, telah terjadi pertentangan apakah penyakit

ini merupakan prekursor bagi karsinoma papillary atau merupakan predisposisi untuk

meningkatkan resiko terjadinya karsinoma. Menurut komuniti dari College of American

14

Page 15: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

Pathologist, wanita dengan lesi ini mempunyai risiko 1,5 – 2 kali untuk terjadinya

karsinoma mammae.3,4

Epidemiologi

Di Amerika Serikat, fibroadenoma merupakan lesi payudara yang paling umum, yang

terjadi pada wanita dengan usia di bawah 40 tahun. Fibroadenoma dapat terjadi pada wanita

segala usia, selama masa reproduksi aktif dan mengecil setelah menopause. Fibroadenoma

jarang terjadi pada wanita postmenopause. Prevalensi fibroadenoma pada wanita usia di atas

40 tahun kira-kira hanya 8 – 10 %. Sekitar 10 – 15 % kasus fibroadenoma merupakan

multipel. Pada wanita berkulit gelap, fibroadenoma lebih sering terjadi di usia lebih muda

dibandingkan wanita berkulit putih.(4,6) Fibroadenoma merupakan hasil biopsi yang paling

sering ditemukan di Jamaica, yaitu sekitar 39,4% dari seluruh biopsi yang dilakukan, yang

diikuti oleh penyakit fibrokistik, sekitar 19, 3 %.(7)

Etiologi

Fibroadenoma berasal dari unit duktus-lobular terminal payudara dan diperkirakan

berkembang dari proliferasi dan perluasan stroma jaringan ikat khusus. Faktor etiologi yang

mempengaruhi perkembangan fibroadenoma tetap tidak jelas. Perkembangan dari

fibroadenoma dipercaya memiliki hubungan dengan hormon, yaitu pada rangsangan estrogen

dan progresteron. Fibroadenoma juga terstimulus saat laktasi dan kehamilan. Hal ini

diperkuat dengan kenyataan fibroadenoma mengalami atrofi saat menopause. Beberapa

fibroadenoma memiliki reseptor dan merespon hormone pertumbuhan dan faktor

pertumbuhan epidermal.5,6

Fibroadenoma payudara juga dilaporkan sebelumnya terdapat pada pasien imunosupresi,

misalnya akibat transplantasi organ. Pengembangan fibroadenoma juga dikaitkan dengan

dampak terapi siklosporin A, meskipun mekanisme yang tepat sehingga dapat terjadi belum

terjelaskan. Selain itu ada juga pengaruh multi faktor termasuk adanya bakat bawaan atau

bakat turunan sehingga resiko fibroadoma mammae pada seorang wanita yang keluarganya

ada yang mengalami hal yang sama meningkat dibanding orang normal.5,6

Patogenesis

Fibroadenoma adalah tumor jinak yang menggambarkan suatu proses hiperplasia dan

proliferasi pada satu duktus terminal, perkembangannya dihubungkan dengan suatu proses

15

Page 16: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

aberasi perkembangan normal. Penyebab proliferasi duktus tidak diketahui, diperkirakan sel

stroma neoplastik mengeluarkan faktor pertumbuhan yang memengaruhi sel epitel.

Peningkatan mutlak aktivitas estrogen, diperkirakan berperan dalam pembentukannya. Kira –

kira 10% fibroadenoma akan menghilang secara spontan tiap tahunnya dan kebanyakan

perkembangan fibroadenoma berhenti setelah mencapai diameter 2 – 3 cm. Fibroadenoma

hampir tidak pernah menjadi ganas.(2,4)

Fibroadenoma jarang ditemukan pada wanita yang telah mengalami postmenopause

dan dapat terbentuk gambaran kalsifikasi kasar. Sebaliknya, fibroadenoma dapat berkembang

dengan cepat selama proses kehamilan, pada terapi pergantian hormon, dan pada orang –

orang yang mengalami penurunan kekebalan imunitas, bahkan pada beberapa kasus, dapat

menyebabkan keganasan. Pada pasien – pasien yang mengalami penurunan kekebalan tubuh,

perkembangan fibroadenoma berkaitan dengan infeksi virus Epstein-Barr.(4)

Fibroadenoma terbagi atas Juvelline Fibroadenoma, yang terjadi pada wanita remaja

dan Myxoid Fibroadenoma yang terjadi pada pasien dengan Carney complex. Carney

complex merupakan suatu sindrom neoplasma autosomal dominan yang terdiri atas lesi pada

kulit dan mukosa, myxomas dan kelainan endokrin.(4)

Manifestasi Klinis

Fibroadenoma adalah tumor jinak tersering di payudara wanita. Fibroadenoma, yang timbul

pada usia subur, sedikit lebih sering terjadi pada usia sebelum 30 tahun. Tumor ini sering

multipel dan bilateral. Pasien biasanya adalah wanita muda yang datang dengan massa yang

dapat dipalpasi serta wanita tua dengan densitas atau kalsifikasi pada pemeriksaan

mamografi.1-5

Fibroadenoma mammae ini secara klinis diketahui sebagai suatu tumor di payudara, dengan

konsistensi padat kenyal, dapat digerakkan dari jaringan sekitarnya, bentuk bulat

lonjongaanBerbatas tegas. Pertumbuhannya lambat, tidak ada perubahan pada kulit. Tidak

disertai rasa nyeri. Terdapat pada usia muda (15-30 tahun). Dapat dijumpai bilateral atau

multiple (15%). Dan sebagai tumor jinak tidak ada metastase jauh atau pun metastase

regioner (pembesaran kelenjar getah bening ketiak).1-5

16

Page 17: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

Penatalaksanaan

Fibroadenoma payudara adalah lesi jinak yang sering mengenai perempuan selama masa

reproduksi tahun. Meskipun tergolong tumor jinak, fibroadenoma dapat menimbulkan cacat

fisik karena ukurannya yang besar dan dapat menimbulkan ketidaknyamanan atau gangguan

emosi pada individu yang terkena. Pilihan penanganan konvensional bagi wanita yang

didiagnosis dengan suatu fibroadenoma meliputi observasi atau eksisi bedah. Dua pendekatan

yang lebih baru, percutaneous excision dan in situ cryoablation, telah dikembangkan dan

kurang invasif dari eksisi bedah.3,4,6

Pada kebanyakan pasien dengan fibroadenoma, pendekatan yang ideal adalah konfirmasi

dengan percutaneous core biopsy dan follow-up secara konservatif. Karena potensi ganas dari

fibroadenoma sangat rendah, pengobatan tidak diperlukan atas dasar onkologis. Pendekatan

konservatif merupakan penanganan yang paling murah dan menurunkan morbiditas dengan

baik. Sebuah fibroadenoma yang tergolong minor akan menghilang tanpa pengobatan;

dengan lesi yang tersisa dapat meningkat dalam ukuran atau tetap tidak berubah.3,4,6

Karena fibroadenoma dapat mengganggu untuk beberapa pasien, menyebabkan cacat fisik,

ketidaknyamanan atau gangguan emosi, ahli bedah payudara kebanyakan akan menghormati

preferensi pasien terhadap penanganan yang akan dilakukan. Biopsi terbuka dengan eksisi

merupakan penanganan yang efektif untuk kasus ini tetapi ini merupakan pilihan yang mahal

karena biaya ruang operasi dan waktu istirahat dari pekerjaan. Eksisi Terbuka mungkin masih

menjadi pilihan terbaik dalam beberapa kasus berdasarkan ukuran besar fibroadenoma atau

penilaian ahli bedah atau preferensi pasien. 3,4,6

Penelitian telah menunjukkan bahwa percutaneous excision fibroadenoma dengan bantuan

USG merupkan prosedur yang aman, efektif dan ditoleransi oleh pasien. Bagi wanita yang

lebih memilih pengangkatan lesi, prosedur ini menawarkan morbiditas, biaya, waktu kerja

dan dampak kosmetik yang minimal. Percobaan multiinstitusi menunjukkan cryoablation

menjadi pilihan tepat untuk resolusi fibroadenoma tanpa eksisi bedah. FDA telah menyetujui

penggunaan cryoablation sebagai terapi yang aman dan efektif untuk fibroadenoma. Hasil

cryoablation telah diikuti selama empat tahun dan menunjukkan prosedur aman, berkhasiat,

dan tahan lama. 3,4,6

17

Page 18: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

Cryoablation

Fibroadenoma Payudara - jenis benjolan jinak payudara - dapat dibunuh dengan dingin yang

intens dari pengobatan cryoablation. Dibandingkan dengan menghapus fibroadenoma dengan

sebuah lumpectomy tradisional, cryoablation hanya membekukan benjolan sampai mati

sehingga jaringan sehat dapat mengambil tempatnya. Fibroadenoma cryoablation dilakukan

dalam satu kali kunjungan, membutuhkan waktu kurang dari 30 menit, dan hasil yang

optimal dengan sebuah lesi bekas luka kecil. 3,4,6

Prosedur tersebut tersedia secara komersial mayoritas di negara-negara Amerika. Prosedur

tersebut dapat dilakukan di tempat praktek dokter dan hanya menggunakan anestesi lokal,

yaitu tidak memerlukan anestesi umum, yang memberikan keuntungan biaya rendah dan

menghindari kunjungan ke rumah sakit. Pasien yang menjalani prosedur tersebut harus

memiliki diagnosis jelas fibroadenoma yang dikonfirmasi oleh biopsi payudara, untuk

menyingkirkan kondisi lainnya. Tumor harus 4 sentimeter atau lebih kecil, dan beberapa

benjolan dapat diobati pada kunjungan yang sama. Jika pasien mempunyai riwayat hipertensi,

hemofilia, atai benjolan yang lebih dari 4 cm, Cryoablasi mungkin tidak mejadi pilihan yang

terbaik. 3,4,6

Transduser ultrasound digunakan oleh dokter bedah untuk mencari fibroadenoma pada

payudara. Fibroadenoma harus jelas terlihat pada USG, sehingga cryoprobe yang akan

digunakan untuk prosedur dapat secara akurat diposisikan di tengah benjolan. Setelah

fibroadenoma telah ditemukan, anestesi lokal akan disuntikkan ke payudara. Setelah anestesi

lokal sudah bekerja, insisi kecil sekitar 3 milimeter akan dibuat di kulit payudara sebagai

tempat masuk cryoprobe tersebut. Insisi tersebut biasanya biasanya dilakukan pada bagian

bawah payudara, sehingga bekas luka tidak akan terlihat. 3,4,6

Dipandu oleh USG, dokter akan memasukkan cryoprobe ke tengah tumor. Menggunakan

sudut pandang tegak lurus, dokter akan memeriksa posisi probe dan fibroadenoma untuk

memastikan pengobatan yang akurat. Jika tumor terletak anda dekat kulit, beberapa larutan

garam akan disuntikkan di antara daerah tumor dan kulit untuk melindungi dari udara dingin

yang ekstrim yang akan digunakan. Sistem Visica akan diprogram untuk membuat daerah

kustom berukuran jaringan beku yang sesuai fibroadenoma pada payudara. Dua freeze-thaw

siklus akan berlangsung, sehingga seluruh fibroadenoma terpajan suhu yang seragam-

terdistribusi -40°C atau lebih rendah. 3,4,6

18

Page 19: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

Setelah fibroadenoma telah diobati, probe akan dikeluarkan, dan perban kecil ditempatkan di

atas kulit. Jika terdapat lebih dari satu benjolan, prosedur yang sama dapat diulang untuk

setiap benjolan. Tergantung pada ukuran fibroadenoma, proses memakan waktu sekitar 15-30

menit total. Dianjurkan kepada pasien untuk tidak mengangkat atau melakukan aktivitas berat

selama sekitar 24 jam dan menghindari olahraga dan tugas berat selama 3-4 hari berikutnya.

Setelah prosedur, dianggap normal untuk memiliki beberapa daerah yang lembut, memar, dan

dalam kasus yang jarang terjadi, rasa sakit di tempat sayatan. Ibuprofen dapat digunakan

untuk mengurangi rasa tidak nyaman. 3,4,6

Bedah kuratif mungkin dilakukan ialah mastektomi radikal, dan bedah konservatif

merupakan eksisi tumor luas. 3,4,6 Terapi kuratif dilakukan jika tumor terbatas pada payudara

dan tidak ada infiltrasi ke dinding dada dan kulit mmmae atau infiltrasi dari kelenjar limfe ke

struktur sekitarnya. Tumor disebut mampu – angkat (operable) jika dengan tindakan bedah

radikal seluruh tumor da penyebarannya dai kelenjar limfe dapat dikeluarkan. 3,4,6

Bedah radikal menurut Halsted meliputi pengangkatan payudara dengan sebagian besar

kulitnya, m. pektoralis mayor, m. pectoralis minor, dan semua kelenjar aksila sekalligus.

Pembedahan ini merupakan pembedahan baku sejak permuaan abad ke 20 hingga tahun lima

puluhan. Setelah tahun enam puluhan biasanya dilakukan operasi radikal yang dimodifikai

oleh Patey. Pada operasi ini, m.pektoralis mayor dan minor dipertahankan jika tumor jelas

bebas dari otot tersebut. 3,4,6

Sekarang biasanya dilakukan pembedahan kuratif dengan mempertahankan payudara. Bedah

konservatif ini selalu ditambah diseksi kelenjar aksila dan radioterapi pada sisa payudara

tersebut. Tiga tindakan tersebut merupakan satu paket terapi yang harus dilaksankan serentak.

Secara singkat paket tindakan tersebut disebut “terapi dengan mempertahankan payudara”.

Syarat mutlak untuk operasi ini adalah tumormerupakan tumor kecil dan tersedia sarana

radioterapi yang khususs (megavolt) untuk penyinaran. Penyinaran diperlukan untuk

mencegah kambuhnya tumor di payudara dari jaringan tumor yang tertinggal atau dari sarang

tumor lain(karsinoma multisentrik).3,4,6

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada saat terakhir biasanya dilakukan bedah

radikal yang dimodifikasi (Patey). Bila ada kemungkinan dan tersedia sarana penyinaran

pasca bedah, dianjurkan terapi yang mempertahankan payudara, yaitu berupa lumpektomi

luas, segmentektomi, atau kuadrantektomi dengan diseksi kelenjar aksila, yaitu terapi kuratif

dengan mempertahankan payudara. 3,4,6

19

Page 20: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

Bila dilakukan pengangkatan mammae, pertimbangkan kemungkinan rekonstruksi mammae

dengan implantasi prostesisatau cangkok flap muskulokutan.implantasi prosthesis atau

rekonstruksi mammae secara cangkok dapat dilakukan sekaligus dengan bedah kuratif atau

beberapa waktu setelah penyinaran, kemoterapi setelah ajuvan, atau rehabilitasi penderita

selesai. Jika masalah ini tidak mungkin atau tidak dipilih, usahakan prostesi eksterna, yaitu

prosthesis buatan yang disangga oleh kutang. Bentuk dan beratnya disesuaikan dengan

bentuk dan berat payudara di sisi lain. 3,4,6

Lumpectomy – A Breast-Conserving Procedure

Lumpectomy adalah jenis operasi minimal invasif kanker payudara. Lumpectomy juga

disebut mastektomi secara parsial, reseksi baji, terapi payudara konservasi, biopsi eksisi luas,

tylectomy, eksisi segmental, dan quadrantectomy. Akan tetapi, karena lumpectomy hanya

mengambil sedikit jumlah jaringan dan meninggalkan bekas luka terkecil dari semua operasi

payudara, seharusnya tindakan bedah tersebut hanya menimbulkan perubahan yang minimal

di payudara. Lumpectomy juga dapat disebut sebagai eksisi lokal luas (wide local excision,

WLE). 3,4,6

Lumpectomy adalah prosedur pembedahan yang melibatkan menghilangkan tumor yang

dicurigai dapat menjadi ganas (kanker), atau benjolan, dan sebagian kecil dari jaringan

sekitarnya dari payudara wanita. Jaringan ini kemudian diuji untuk menentukan apakah

mengandung sel-sel kanker. Sejumlah kelenjar getah bening juga dapat diangkat untuk

melakukan pemeriksaan jika terdapat sel-sel kanker (sentinel lymph node biopsy atau axillary

dissection). Jika sel kanker ditemukan pada sampel jaringan atau node, operasi atau

pengobatan tambahan mungkin diperlukan. Wanita yang menjalani lumpectomy biasanya

menerima terapi radiasi (RT) selama sekitar enam minggu setelah prosedur untuk membunuh

sel-sel kanker apapun yang mungkin telah terlewatkan dengan pengangkatan tumor. 3,4,6

Tujuan dari lumpectomy adalah untuk mengangkat tumor dan margin kecil jaringan sekitar

tumor. Tugas dokter bedah adalah untuk menemukan benjolan tersebut, dan margin jaringan

yang mengelilingi benjolan. Terkadang prosedur lokalisasi kawat digunakan untuk membantu

menandai posisi benjolan. Dokter bedah akan melokalisasi dengan melakukan palpasi, dan

menggunakan informasi yang telah didapat dari mammogram atau hasil USG. Dokter bedah

akan memandu pisau bedah hanya di luar daerah yang keras, untuk memastikan bahwa

seluruh tumor disingkirkan. Mendapatkan "margin yang jelas" di sekitar tumor adalah

penting, maka pengangkatan jaringan sekitar tumor diperlukan untuk memastikan

20

Page 21: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

pengangkatan tumor secara total terlaksana. Tumor biasanya memiliki permukaan yang

bergelombang ("spiculated") atau tidak rata, mungkin dalam upaya bercabang dan menyebar,

ahli bedah akan mencoba untuk memastikan bahwa ketika tumor diangkat, tidak ada bagian

dari benjolan atau tonjolan dari tumor tersebut yang tersisa di jaringan payudara yang dapat

menyebabkan kambuhnya kanker. 3,4,6

Pencegahan

Cara alami untuk mencegah kanker payudara:

Berolah raga secara teratur.

Penelitian menunjukkan bahwa sejalan dengan menigkatnya aktivitas, maka resiko kanker

payudara akan berkurang. Berolah raga akan menurukan kadar estrogen yang diproduksi

tubuh sehingga mengurangi resiko kanker payudara.

Kurangi lemak

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet rendah lemak membantu mencegah kanker

payudara. Penelitian yang lain menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara lemak dan

kanker payudara. Penelitian terakhir menyatakan bahwa yang lebih penting adalah jenis

lemaknya bukan jumlah lemak yang dikonsumsi. Jenis lemak yang memicu kanker

payudara adalah lemak jenuh dalam daging, mentega, makanan yang mengandung susu

full-cream (whole-milk dairy foods) dan asam lemak dalam margarin. Sedangkan jenis

lemak yang membantu mencegah kanker payudara adalah lemak tak-jenuh dalam minyak

zaitun dan asam lemak omega-3 dalam ikan salmon dan ikan air dingin lainnya. Lemak

jenuh dalam daging dan produk susu dan asam lemak dalam margarin meningkatkan

kadar estrogen dalam darah, sedangkan lemak tak-jenuh dalam minyak zaitun dan asam

lemak omega-3 dalam ikan tidak menyebabkan kenaikan kadar estrogen dalam darah.

Bila anda mengkonsumsi daging, jangan dimasak terlalu matang. Terlepas dari lemak

jenuh yang terdapat dalam daging, cara anda memasak daging akan mempengaruhi resiko

kanker payudara. Daging-daging yang dimasak/dipanggang menghasilkan senyawa

karsinogenik (amino heterosiklik). Semakin lama dimasak, semakin banyak senyawa ini

terbentuk. Amino heterosiklik paling banyak terdapat dalam daging bakar yang lapisan

luarnya (kulitnya) gosong dan hitam.7

Makan lebih banyak buah dan sayuran

Semakin banyak buah dan sayuran yang dimakan, semakin berkurang resiko untuk semua

kanker, termasuk kanker payudara. Makanan dari tumbuh-tumbuhan mengandung anti-

21

Page 22: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

oksidan yang tinggi, diantaranya vitamin A, C, E dan mineral selenium, yang dapat

mencegah kerusakan sel yang bisa menjadi penyebab terjadinya kanker. National Cancer

Institute (NCI) merekomendasikan untuk mengkonsumsi buah dan sayuran paling tidak 5

(lima) kali dalam sehari. Tapi harus dihindari buah dan sayuran yang mengandung

banyak lemak, seperti kentang goreng atau pai dengan krim pisang. 

Mengkonsumsi suplemen anti-oksida

Suplemen tidak dapat menggantikan buah dan sayuran, tetapi suatu formula anti-oksidan

bisa merupakan tambahan makanan yang dapat mencegah kanker payudara.7 

Makan lebih banyak serat.

Selain berfungsi sebagai anti-oksidan, buah dan sayuran juga mengandung banyak serat.

Makanan berserat akan mengikat estrogen dalam saluran pencernaan, sehingga kadarnya

dalam darah akan berkurang. 

Makan lebih banyak tahu dan makanan yang mengandung kedelai.

Makanan-makanan yang berasal dari kedelai banyak mengandung estrogen tumbuhan

(fito-estrogen). Seperti halnya tamoksifen, senyawa ini mirip dengan estrogen tubuh, tapi

lebih lemah. Fito-estrogen terikat pada reseptor sel yang sama dengan estrogen tubuh,

mengikatnya keluar dari sel payudara sehingga mengurangi efek pemicu kanker

payudara. Selain menghalangi estrogen tubuh untuk mencapai sel reseptor, makanan

berkedelai juga mempercepat pengeluaran estrogen dari tubuh.7

Hindari alkohol.

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa semakin banyak mengkonsumsi alkohol,

maka resiko kanker payudara semakin bertambah karena alkohol meningkatkan kadar

estrogen dalam darah.

Hindari xeno-estrogens.

Xeno-estrogen maksudnya estrogen yang berasal dari luar tubuh. Perempuan

mengkonsumsi estrogen dari luar tubuh terutama yang berasal dari residu hormon

estrogenik yang terdapat dalam daging dan residu pesitisida estrogenik. Diduga xeno-

estrogen bisa meningkatkan kadar estrogen darah sehingga menambah resiko kanker

payudara. Cara terbaik untuk menghindari xeno-estrogen adalah dengan mengurangi

konsumsi daging, unggas (ayam-itik) dan produk susu (whole-milk dairy product). Tetapi

anda tidak perlu khawatir dengan banyak makan buah dan sayuran, karena efek anti-

oksidan dan kandungan seratnya lebih banyak daripada efek residu pestisidanya.

Jangan merokok.

22

Page 23: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

Merokok akan meningkatkan resiko kanker payudara.7

Pertimbangkan kembali sebelum menggunakan terapi pengganti hormon (Hormone

Replacement Therapy = HRT). 

Ada beberapa alasan bagus untuk melakukan HRT sesudah masa menopause, yaitu

mengurangi resiko penyakit jantung, osteoporosis dan penyakit Alzheimer's. Tetapi HRT

akan menambah resiko kanker payudara. Bicarakan dengan dokter anda dan

pertimbangkan resiko-resiko yang mungkin timbul, karena kebanyakan perempuan

lebih tinggi resikonya untuk menderita penyakit jantung, dari pada kanker payudara.7

Pemeriksaan Payudara Sendiri

Pemeriksaan payudara sendiri (sadari) dapat dilakukan oleh wanita siapa pun setelah berusia

20 tahun. Para wanita disarankan untuk melakukannya sendiri, karena merekalah yang sudah

familiar dengan struktur payudara normalnya. Oleh karenanya, jika ada benjolan atau hal

tidak normal yang lain, maka mereka akan langsung menyadarinya. Saat yang paling tepat

untuk melakukan pemeriksaan ini adalah pada hari ke 5-7 setelah menstruasi, dimana

payudara tidak mengeras, membesar, atau nyeri lagi. Untuk wanita yang telahmenopause,

atau tidak menstruasi lagi, mereka dapat melakukannya kapan saja, dan disarankan untuk

memeriksanya sendiri setiap awal atau akhir bulan.

Langkah-langkah melakukan sadari:

1. Mulailah pemeriksaan dengan mengamati bentuk payudara anda di cermin. Pastikan bahu

anda lurus sejajar, dan letakkan tangan anda di pinggang. Perhatikan bentuk, ukuran, dan

warnanya. Kelainan yang mungkin ditemukan seperti kerutan, benjolan, lekukan,

posisi puting yang tidak normal, atau struktur kulit yang tidak normal (merah, kasar,

berkerut), atau bahkan nyeri.

2. Angkatlah kedua lengan anda untuk melihat kelainan bentuk payudara anda lagi. Lihatlah

apakah kedua payudara terangkat bersama-sama.

3. Dengan menggunakan ujung jari, tekanlah perlahan permukaan payudara anda, dan

rasakan apakah ada benjolan. Rabalah sesuai dengan pola berikut: melingkar, dari atas ke

bawah, dari tengah ke samping, sampai area ketiak. Lakukan langkah ini pada kedua

payudara.

4. Selain pola melingkar, anda juga bisa melakukan pola diagonal.

23

Page 24: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

5. Peraslah puting anda secara perlahan, lihatlah apakah ada keluar cairan berwarna putih,

atau kekuningan, atau bahkan darah.

Selain dengan berdiri, anda juga dapat memeriksanya dalam keadaan berbaring. Ganjallah

separuhpunggung anda (sisi payudara yang mau diperiksa) dengan bantal. Taruhlah tangan

anda dibelakangkepala. Lalu gunakan ujung jari tangan anda yang berlawanan untuk

memeriksa payudara tersebut.7

Prognosis

Prognosis dari penyakit ini baik, walaupun penderita mempunyai resiko yang tinggi

untuk menderita kanker payudara. bagian yang tidak diangkat harus diperiksa secara teratur.(6)

DAFTAR PUSTAKA

24

Page 25: PBL2B24

Fibroadenoma Mammae

1. Bagian bedah staf pengajar fakultas kedoktaran Indonesia. Kumpulan kuliah ilmu bedah.

Jakarta: Binarupa Aksara;2000.h. 342-63.

2. Sabitson DC. Buku ajar bedah 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;1995.h.365-

413.

3. Doherty GM, Way LW. Current surgical diagnosis & treatment. 12th edition. Singapore:

Lange Medical Books;2006.p.297-315.

4. Jong W, Sjamsuhidajat RS. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: : Penerbit Buku

Kedokteran EGC;2005.h.388-401.

5. Kumar, Vinay. Robbins dan Cotran dasar patologi penyakit. Edisi 7. Jakarta: : Penerbit

Buku Kedokteran EGC;2010.h.1172-4.

6. Breast cancer surgery. 23 April. Diunduh dari breastcancer.com; 12 April 2012.

7. Henderson C. Kanker payudara. Isselbacher, et al (editor). Dalam : Harrison prinsip –

prinsip ilmu penyakit dalam. Vol 4. Ed 13. Jakarta:EGC, 2000.h. 2045-6.

8. Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, et al. Benign breat tumor and related disease

in Sabiston textbook of surgery. 18th ed. Philadelphia: Elsevier; 2008.p.234-7

9. Price, Anderson S. Patofisologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC;2003.

25