PBL 21 Struma Difusa Toksik

download PBL 21 Struma Difusa Toksik

of 14

description

kedokteran

Transcript of PBL 21 Struma Difusa Toksik

  • 7/18/2019 PBL 21 Struma Difusa Toksik

    1/14

    Yohana Puspita Sari/ 10-2009-107

    Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

    ohana!"e"ek#$ail%co$

    Fakultas Kedokteran Ukrida& 'l%(r)una Utara *o%+& 'akarta 11,10

    Stru$a diusa toksik

    .% Pendahuluan

    Latar Belakang

    Kelenjar tiroid yang membesar disebut goiter atau struma. Goiter dapat menyertai hipotiroid

    maupun hipertiroid. Bila secara klinik tidak ada tanda-tanda khas, disebut goiter non toksik.

    Penyakit grave merupakan bentuk hipertitorid yang paling umum, juga disebut eksotalmik

    goiter! dius to"ic goiter! atau penyakit basedo#, dan hipertiroidi primer.

    $ujuan

    %ntuk memenuhi tugas PBL blok &' (etabolik )ndokrin &! dan mengetahui semua tentang

    kasus yang sudah ditentukan, dimana didalam makalah ini berisi anamnesa, pemeriksaan isik

    dan penunjang, diagnosa, etiologi, aktor resiko, epidemiologi, patoisiologi, maniestasi

    klinis, penatalaksanaan, komplikasi, prognosis, dan juga pencegahan.

    ..% Pe$"ahasan '-*

    Pasien dengan penyakit tiroid biasanya akan mengeluh +' pembesaran tiroid, yang mana bisa

    dius atau nodular +& gejala-gejala deisiensi tiroid atau hipotiroidisme + gejala-gejala

    kelebihan hormon tiroid, atau hipertiroidisme atau +/ komplikasi spesiik hipertiroidisme-

    Penyakit Graves-yang muncul dengan mata yang sangat menonjol +eksoalmus atau, yang

    lebih jarang, penebalan kulit tungkai ba#ah +dermatopati tiroid. Perlu dibedakan antarapengertian tirotoksikosis dengan hipertiroidisme. irotoksikosisialah maniestasi klinis

    kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam sirkulasi. ipertiroidis$eadalah tiroksikosis

    yang diakibatkan oleh kelenjar tiroid yang hiperakti. ' 0papun sebabnya maniestasi

    kliniknya sama, karena eek ini disebabkan ikatan $ dengan reseptor $-inti yang makin

    penuh. Penggolongan sebab tiroksikosis dengan atau tanpa hipertiroidisme amat penting,

    disamping pembagian berdasarkan etiologi, primer maupun sekunder. Kira kira *12

    tiroksikosis karena penyakit graves, sisanya karena gondok multinoduler toksik dan adenoma

    toksik.

    0namnesis'

    3iagnosis suatu penyakit hampir pasti dia#ali oleh kecurigaan klinis. %ntuk ini telah dikenal

    1

  • 7/18/2019 PBL 21 Struma Difusa Toksik

    2/14

    indeks klinis 4ayne dan 5e# castle yang didasarkan anamnesis dan pemeriksaan isik teliti.

    Pemeriksaan 6isik

    7nspeksi

    7nspeksi dilakukan oleh pemeriksa yang berada di depan penderita yang berada pada posisi

    duduk dengan kepala sedikit leksi atau leher sedikit terbuka. 8ika terdapat pembengkakan

    atau nodul, perlu diperhatikan beberapa komponen yaitu lokasi, ukuran, jumlah nodul, bentuk

    +dius atau noduler kecil, gerakan pada saat pasien diminta untuk menelan dan palpasi pada

    permukaan pembengkakan.

    Palpasi

    Pemeriksaan dengan metode palpasi dimana pasien diminta untuk duduk, leher dalam posisi

    leksi. Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan meraba tiroid dengan menggunakan ibu jari

    kedua tangan pada tengkuk penderita.

    0uskultasi

    $erdengar bunyi bising atau sistolik jantung pada apeks jantung akibat palpitasi +rasa yangtidak nyaman yang diakibatkan karena denyut jantung yang tidak teratur9lebih keras

    2

  • 7/18/2019 PBL 21 Struma Difusa Toksik

    3/14

    Pemeriksaan isik yang ada pada kasus ini sebagai berikut:

    $ekanan darh '/19;1 mmuhu *1?

    @osenbach sign +A

    on Grave sign de"tra +A

    Lingkar leher = cm

    Bising sistol diapeks

    Pemeriksaan Penunjang&

    $es 6ungsi tatus ungsional kelenjar tiroid dapat dipastikan dengan perantara tes-tes ungsi tiroid untuk

    mendiagnosa penyakit tiroid diantaranya kadar total tiroksin dan triyodotiroin serum diukur

    dengan radioligand assay. $iroksin bebas serum mengukur kadar tiroksin dalam sirkulasi

    yang secara metabolik akti. Kadar $>< plasma dapat diukur dengan assay

    radioimunometrik. Kadar $>< plasma sensiti dapat dipercaya sebagai indikator ungsi tiroid.

    Kadar tinggi pada pasien hipotiroidisme sebaliknya kadar akan berada di ba#ah normal pada

    pasien peningkatan autoimun +hipertiroidisme. %ji ini dapat digunakan pada a#al penilaian

    pasien yang diduga memiliki penyakit tiroid. $es ambilan yodium radioakti +@07 digunakan

    untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap dan mengubah yodida.

    6oto @ontgen leher

    Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat struma telah menelan atau menyumbat trakea

    +jalan naas.

    %ltrasonograi +%>G

    0lat ini akan ditempelkan di depan leher dan gambaran gondok akan tampak di layar $.

    %>G dapat memperlihatkan ukuran gondok dan kemungkinan adanya kista9nodul yang

    mungkin tidak terdeteksi #aktu pemeriksaan leher. Kelainan-kelainan yang dapat didiagnosis

    dengan %>G antara lain kista, adenoma, dan kemungkinan karsinoma.

    >idikan +>can tiroid

    3

  • 7/18/2019 PBL 21 Struma Difusa Toksik

    4/14

    ?aranya dengan menyuntikan sejumlah substansi radioakti bernama technetium-;;m dan

    yodium'&C9yodium'' ke dalam pembuluh darah. >etengah jam kemudian berbaring di

    ba#ah suatu kamera canggih tertentu selama beberapa menit. indroma ini terdiri dari satu atau lebih dari hal-hal ini : +' tirotoksikosis +& goiter +

    otalmopati +eksotalmos dan +/ dermopati +miksedema pretibial. $irotoksikosis adalah

    sindroma klinis yang terjadi bila jaringan terpajan hormon tiroid beredar dalam kadar tinggi.

    Pada kebanyakan kasus, tiroksikosis disebabkan hiperaktivitas kelenjar tiroid atauhipertiroidisme. Kadang-kadang, tirotoksikosis bisa disebabkan sebab-sebab lain seperti

    menelan hormon tiroid berlebihan atau sekresi hormon tiroid berlebihan dari tempat-tempat

    ektopik.

    3iagnosis Banding /,C,=

    1. Goiter $oksik (ultinodular

    >truma nodular toksik adalah kelenjar tiroid yang mengandung nodul tiroid yang mempunyai

    ungsi yang otonomik, yang menghasilkan suatu keadaan hipertiroid. >truma nodular toksik

    +Plummers disease pertama sekali dideskripsikan oleh truma nodular toksik merupakan pene"a" hipertiroid ter"anak kedua setelah raves

    disease%Kelainan ini terjadi pada pasien-pasien tua dengan goiter multinodular yang lama.

    Dtalmopati sangatlah jarang. Klinis pasien menunjukkan takikardi, kegagalan jantung atau

    aritmiadan kadang-kadang penurunan berat badan, nervous, tremor dan berkeringat.

    Pemeriksaan isik memperlihatkan goiter multinodular yang dapat kecil atau cukup besar dan

    bahkan membesar sampai substernal. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan $>can radioiodin menunjukkan nodul ungsional multipel pada

    kelenjar atau kadang-kadang penyebaran iodin radioakti yang tidak teratur dan bercak-

    bercak.

  • 7/18/2019 PBL 21 Struma Difusa Toksik

    6/14

    )tiologi',

    Grave dissease adalah sindrom hiperplasia tiroid dius, dan paling sering pada #anita

    sindrom ini mempunyai etiologi autoimun dan terkait dengan tiroiditis autoimun. Gejala khas

    termasuk hipertiroiditis, biasanya disertai struma dan gejala otalmik. Kebanyakan pasien

    memiliki imunoglobulin perangasang tiroid yang beredar dalam tubuh yang menyebabkan

    sekresi berlebihan hormon tiroid dengan cara mengikuti reseptor $>< pada sel tiroid. 3isebut

    juga basedows, flajanis, parrys disease, dan difuse toxic goiter.

    Pene"a" irotoksikosis

  • 7/18/2019 PBL 21 Struma Difusa Toksik

    7/14

    Graves penyakit adalah bentuk paling umum dari hipertiroid. >ekitar =1-12 kasus

    disebabkan oleh tirotoksikosis penyakit Graves. Kejadian tahunan penyakit Graves

    ditemukan 1,C kasus per '111 orang selama periode &1 tahun, dengan terjadinya puncak

    pada orang berusia &1-/1 tahun.

    7nsiden penyakit Graves dan beracun perubahan multinodular goiter dengan asupan

    yodium. 3ibandingkan dengan daerah dunia dengan asupan yodium yang kurang,

    0merika >erikat memiliki lebih banyak kasus penyakit Graves dan lebih sedikit kasus

    gondok multinodular beracun.

    Penyakit tiroid autoimun terjadi dengan rekuensi yang sama di Kaukasia, emua penyakit tiroid

    terjadi lebih sering pada #anita dibandingkan pada pria. Penyakit Graves autoimun

    memiliki rasio laki-perempuan ':C-'1. @asio laki-perempuan untuk multinodular goiter

    beracun dan beracun adalah adenoma ':&-/. Dphthalmopathy Graves lebih sering terjadi

    pada #anita dibandingkan pada pria. Penyakit tiroid autoimun memiliki insiden puncak

    pada orang berusia &1-/1 tahun. (ultinodular gondok beracun terjadi pada pasien yang

    biasanya memiliki sejarah panjang gondok beracun dan yang karena itu biasanya hadir

    ketika mereka lebih tua dari usia C1 tahun. Pasien dengan adenoma beracun hadir padausia yang lebih muda daripada pasien dengan goiter multinodular beracun.

    Patogenesis >truma ',/,C,=

    >truma terjadi akibat kekurangan yodium yang dapat menghambat pembentukan hormon

    tiroid oleh kelenjar tiroid sehingga terjadi pula penghambatan dalam pembentukan $>< oleh

    hipoisis anterior. < dalam jumlah

    yang berlebihan. $>< kemudian menyebabkan sel-sel tiroid mensekresikan tiroglobulin

    dalam jumlah yang besar +kolid ke dalam olikel, dan kelenjar tumbuh makin lama makin

    bertambah besar. 0kibat kekurangan yodium maka tidak terjadi peningkatan pembentukan $/dan $, ukuran olikel menjadi lebih besar dan kelenjar tiroid dapat bertambah berat sekitar

    11-C11 gram.>elain itu struma dapat disebabkan kelainan metabolik kongenital yang

    menghambat sintesa hormon tiroid, penghambatan sintesa hormon oleh Fat kimia

    +goitrogenic agent, proses peradangan atau gangguan autoimun seperti penyakit Graves.

    Pembesaran yang didasari oleh suatu tumor atau neoplasma dan penghambatan sintesa

    hormon tiroid oleh obat-obatan misalnya thiocarbamide, sulonylurea dan litium, gangguan

    metabolik misalnya struma kolid dan struma non toksik +struma endemik.

    Berdasakan isiologisnya struma dapat diklasiikasikan sebagai berikut :

    a. )utiroidisme

    7

  • 7/18/2019 PBL 21 Struma Difusa Toksik

    8/14

    )utiroidisme adalah suatu keadaan hipertroi pada kelenjar tiroid yang disebabkan stimulasi

    kelenjar tiroid yang berada di ba#ah normal sedangkan kelenjar hipoisis menghasilkan $>ecara klinis pemeriksaan klinis struma toksik dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :

    a. >truma $oksik

    >truma toksik dapat dibedakan atas dua yaitu struma diusa toksik dan struma nodusa toksik.

    .stilah diusa dan nodusa le"ih $en3arah kepada peru"ahan "entuk anato$i di$ana

    stru$a diusa toksik akan $ene"ar luas ke )arin3an lain% 'ika tidak di"erikan

    tindakan $edis se$entara nodusa akan $e$perlihatkan "en)olan an3 secara klinik

    8

  • 7/18/2019 PBL 21 Struma Difusa Toksik

    9/14

    tera"a satu atau le"ih "en)olan 5stru$a $ultinoduler toksik6. >truma diusa toksik

    +tiroktosikosis merupakan hipermetabolisme karena jaringan tubuh dipengaruhi oleh hormon

    tiroid yang berlebihan dalam darah. Penyebab tersering adalah penyakit Grave +gondok

    eksotalmik9e"ophtalmic goiter, bentuk tiroktosikosis yang paling banyak ditemukan

    diantara hipertiroidisme lainnya.Perjalanan penyakitnya tidak disadari oleh pasien meskipun

    telah diiidap selama berbulan-bulan. (nti"odi an3 "er"entuk reseptor S "eredar

    dala$ sirkulasi darah& $en3aktikan reseptor terse"ut dan $ene"a"kan kelen)ar

    tiroid hiperakti%(eningkatnya kadar hormon tiroid cenderung menyebabkan peningkatan

    pembentukan antibodi sedangkan turunnya konsentrasi hormon tersebut sebagai hasil

    pengobatan penyakit ini cenderung untuk menurunkan antibodi tetapi bukan mencegah

    pembentukyna.(pa"ila 3e)ala 3e)ala hipertiroidis$e "erta$"ah "erat dan $en3anca$

    )ia penderita $aka akan ter)adi krisis tirotoksik. Gejala klinik adanya rasa kha#atir

    yang berat, mual, muntah, kulit dingin, pucat, sulit berbicara dan menelan, koma dan dapat

    meninggal.

    b. >truma 5on $oksik

    >truma non toksik sama halnya dengan struma toksik yang dibagi menjadi struma diusa non

    toksik dan struma nodusa non toksik. >truma non toksik disebabkan oleh kekurangan yodium

    yang kronik. Stru$a ini dise"ut se"a3ai si$ple 3oiter& stru$a ende$ik& atau 3oiter

    koloid an3 serin3 dite$ukan di daerah an3 air $inu$a kuran3 sekali $en3andun3

    odiu$ dan 3oitro3en an3 $en3ha$"at sintesa hor$on oleh 8at ki$ia% 0pabila dalam

    pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu nodul, maka pembesaran ini disebut struma nodusa.

    >truma nodusa tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme dan hipotiroidisme disebut struma

    nodusa non toksik. Biasanya tiroid sudah mulai membesar pada usia muda dan berkembang

    menjadi multinodular pada saat de#asa. Kebanyakan penderita tidak mengalami keluhan

    karena tidak ada hipotiroidisme atau hipertiroidisme, penderita datang berobat karena

    keluhan kosmetik atau ketakutan akan keganasan. 5amun sebagian pasien mengeluh adanya

    gejala mekanis yaitu penekanan pada esoagus +disagia atau trakea +sesak napas, biasanya

    tidak disertai rasa nyeri kecuali bila timbul perdarahan di dalam nodul >truma non toksik

    disebut juga dengan gondok endemik, berat ringannya endemisitas dinilai dari prevalensi dan

    ekskresi yodium urin. 3alam keadaan seimbang maka yodium yang masuk ke dalam tubuh

    hampir sama dengan yang diekskresi le#at urin. Kriteria daerah endemis gondok yang

    dipakai 3epkes @7 adalah endemis ringan prevalensi gondok di atas '1 2-H &1 2, endemik

    sedang &1 2 - &; 2 dan endemik berat di atas 1 2.

    9

  • 7/18/2019 PBL 21 Struma Difusa Toksik

    10/14

    (aniestasi Klinis'

    e)ala Serta anda ipertiroidis$e U$u$na dan Penakit raves

    Siste$ e)ala dan tanda

    %mum tak tahan ha#a panas

    hiperkinesis, capek, BB turun,

    tumbuh cepat, toleransi obat,

    hiperdeekasi, lapar

    G.7.$ makan banyak, haus, muntah,

    disagia, splenomegali, rasa lemah

    (uskular inertil, ginekomastia

    Genitourinaria kulit hair dan onikolisis

    Psikis , sara, jantung labil, iritabel,tremor, psikosis, nervositas,

    paralisis periodik dispneu, hipertensi, aritmia,

    palpitasi, gagal jantung, limositosis, anemia ,

    splenomegali, leher membesar

    3arah, limatik, skelet osteoporosis, epiisis cepat menutupo dan nyeri

    tulang

    Spesiik untuk penakit raves dita$"ah den3an

    Dptalmopati +C12 edema pretibial, kemosis, proptosis, diplopia, visus menurun, ulkus

    kornea

    3ermopati +1,C-/2

    0kropaki +'2

    Penatalaksanaan*

    10

  • 7/18/2019 PBL 21 Struma Difusa Toksik

    11/14

    $ujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang

    berlebihan dengan cara menekan produksi +obat antitiroid atau merusak jaringan tiroid

    +yodium radioakti, tiroidektomi subtotal

    1. Dbat antiroid

    3igunakan dengan indikasi:

    a. $erapi untuk memperpanjang remisis atau mendapatkan remisi yang menetap, pada

    pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikosis

    b. Dbat untuk mengontrol tiroksikosis pada ase sebelum pengobatan, atau sesudah

    pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioakti

    c. Persiapan tiroidektomi

    d. Pasien dengan krisis tiroid

    e. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia

    :"at antitiroid an3 serin3 di3unakan

    :"at osis aal 5$3/hari6 Pe$eliharaan

    Kar"i$a8ol 1-=1 C-&1

    ;eti$a8ol 1-=1 C-&1

    Propiltiourasil 11-=11 C1-&11

    Keti3a o"at ini $e$punai ker)a i$unosupresan dan $enurunkan konsentrasi tiroid

    sti$ulatin3 anti"od 5S("6 an3 "eker)a pasa sel tiroid% Dbat ini umumnya diberikan

    sekitar '-&/ bulan. Pemakaian obat-obatan ini dapat menimbulkan eek samping berupa

    hipersensitivitas dan agrunalositosis. 0pabila timbul hipersensitivitas maka obat diganti,

    tetapi bila timbul agrunalositosis maka obat dihentikan

    2. Pengobatan dengan yodium radioakti

    7ndikasi pengobatan yodium radioakti diberikan pada:

    a. Pasien umur C tahun atu lebih

    b.

  • 7/18/2019 PBL 21 Struma Difusa Toksik

    12/14

    pengobatan dengan yodium radioakti adalah hipotiroidisme, eksaserbasi hipertiroidisme, dan

    tiroiditis.

    3. Dperasi

    $iroidektomi subtotal eekti untuk mengatasi hipertiroidisme. 7ndikasi operasi adalah:

    a. Pasien umur dengan struma besar serta tidak berespon dengan obat antitiroid

    b. Pada #anita hamil +trimester kedua yang memerlukan obat antitiroid yang dosis

    besar

    c. 0lergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima obat yodium radioakti

    d. 0denoma toksik atau struma multinodular toksik

    e. Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul

    >ebelum oiperasi biasanya pasien diberi onat antitiroid sampai eutiroid kemudian diberi

    cairan kalium yodida '11-&11 mg9hari atau cairan lugol '1-'C tetes9hari selama '1 hari

    sebelum dioperasi untuk mengurangi vaskularisasi pada kelnjar tiroid.

    4. Pengobatan tambahan

    a. >ekat I adrenergik

    Dbat ini diberikan untuk mengurangi gejala dan tanda hipertiroidisme. 3osis

    diberikan /1-&11mg9hari yang dibagi atas / dosis. Pada orang lanjut usia diberi

    '1mg9=jam

    b. Jodium

    Jodium terutama digunakan untuk persiapan operasi, sesudah pengobatan dengan

    yodium radioakti, dan pada krisis tiroid. Biasanya diberikan dalam dosis '11-

    11mg9hari

    c. 7podat

    7podat kerjanya lebih cepat dibanding propiltiourasil dan sangat baik digunakan pada

    keadaan akut seperti krisis tiroid. Kerja ipodat adalah menurunkan konversi $/

    menjadi $ diperier, mengurangi sintesis hormon tiroid, serta mengurangi

    pengeluaran hormon dari tiroid

    d. Litium

    Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas keuntungannya

    dibandingkan dengan yodium. Litium dapat digunakan pada pasien dengan krisis

    tiroid yang alergi terhadap yodium.

    Komplikasi '-*

    12

  • 7/18/2019 PBL 21 Struma Difusa Toksik

    13/14

    Krisis irotoksikosis 5

  • 7/18/2019 PBL 21 Struma Difusa Toksik

    14/14

    Pencegahan

    Pencegahan dilakukan untuk mengembalikan ungsi mental, isik dan sosial penderita setelah

    proses penyakitnya dihentikan. %paya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

    >etelah pengobatan diperlukan kontrol teratur9berkala untuk memastikan dan mendeteksi

    adanya kekambuhan atau penyebaran.

    (enekan munculnya komplikasi dan kecacatan

    ...% Kesi$pulan

    Grave dissease adalah sindrom hiperplasia tiroid dius, dan paling sering pada #anita

    sindrom ini mempunyai etiolo3i autoi$undan terkait dengan tiroiditis autoi$un. Gejalakhas termasuk hipertiroiditis, biasanya disertai struma dan gejala otalmik. Kebanyakan

    pasien memiliki imunoglobulin perangasang tiroid yang beredar dalam tubuh yang

    menyebabkan sekresi berlebihan hormon tiroid dengan cara mengikuti reseptor $>< pada sel

    tiroid. 3isebut juga basedows, flajanis, parrys disease, dan difuse toxic goiter.'-*

    .C%atar Pustaka

    1. . (arkum. Buku 0jar 7lmu Penyakit 3alam. 8ilid 777 )disi . 8akarta: Penerbit

    interna publishing &11;.h. &11-/.

    2. Gleadle 8. 0t a Glance : 0namnesis dan pemeriksaan isik. 8akarta: Penerbit )rlangga.

    &11C. h.&*C.

    3. 3orland, 4.0. 5e#man. Kamus Kedokteran 3orland., alih bahasa huria#ati hartanto.

    )disi &;, )G?, 8akarta, &11& : h. ==.

    4. Price 0.>. 4ilson (.L., Patoisiologi Proses-Proses Penyakit, 0lih Bahasa 0nugerah

    P., )disi /, )G?, 8akarta, ';;C : hal '1/; '1C, '1*1 '11

    5. ?or#in. ) 8, Patoisiologi, )disi ', )G?, 8akarta, &11' : hal &= &=C

    6. elekta Kedokteran. )disi , (edia 0esculapius, 8akarta, &111 : h.

    C;/-.

    14