PBL 1 Digest
-
Upload
isri-nur-fazriyah -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
description
Transcript of PBL 1 Digest
Pemeriksaan fisik yang dibutuhkan pada soal
Pemeriksaan fisik diarahkan untuk menilai hemodinamik dan mencari adanya tanda
perdarahan yang sedang berlangsung dan penyebab perdarahan, misalnya stigmata
penyakit hati kronis, menurut buku tatalaksana klinis (Suharjo JB, 2014) meliputi :
1. Pemeriksaan tanda vital
a. Mengukur tekanan darah
Didapatkan hasil penurunan tekanan darah pada perdarahan saluran cerna atas
> 10 mmHg. Normotensi atau Hipertensi.
b. Denyut nadi
Peningkatan denyut nadi >10x/ menit, Apakah ada tanda Takikardia
c. Suhu
d. Respiratory rate
Dapat terjadi apnea
2. Pemeriksaan fisik Abdomen
a. Inspeksi
Menilai apakah ada kelainan bentuk pada abdomen
b. Perkusi
Mendengarkan dan menilai bunyi Tymphani pada abdomen atau sudah
berbeda suara
c. Auskultasi
Mendengarkan dan menilai bising usung mengalami peningkatan atau tidak.
d. Palpasi
Menilai apakah ada nyeri tekan bada bagian abdomen.
3. Perlu dicari tanda stigmata apenyakit hati kronis (ikterik, spider nevi, apalmar
eritema, hepatomegali, asites, kaput medusa, ekimosis, telangiektasis).
4. Neurological assessments: dapat terjadi defisit neurologi pada motorik, sensorik,
dan verbal tergantung pada lokasi AVM di otak. Selain itu, dapat ditemukan juga
gangguan pada memori, penglihatan, dan koordinasi gerakan.
5. Pemeriksaan colok dubur untuk menilai adanya melena atau massa di rektum.
6. Pemerikaan nasogastrik tube tindakan yang dilakukan pada pasien dengan tujuan
memasukkan makanan cair atau obat obatan, mengeluarkan cairan dalam
lambung, melakukan irigasi karena adanya pendarahan lambung atau keracuanan,
mengurangi mual atau muntah setelah pembedahan dan mengambil spesimen
dalam lambung untuk bahan pemeriksaan. Memasang nasogastrik adalah
melakukan pemasangan selang dari rongga hidung ke lambung. (Eni
Kusyati,2006)
DAPUSEni Kusyati, dkk. 2010. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC.JB Suharjo, B Cahyono, 2014. Tatalaksana Klinis Di bidang Gastro dan Hepatologi. Jakarta:C. sagung seto.
Warna-warna Feses dan Kelainan pada organ pencernaan
Feses umumnya berwarna Kuning di karenakan Bilirubin (sel darah merah yang mati, yang juga merupakan zat pemberi warna pada feses dan urin).Bilirubin adalah pigmen kuning yang dihasilkan oleh pemecahan hemoglobin (Hb) di dalam hati (liver). Bilirubin dikeluarkan melalui empedu dan dibuang melalui feses. Fungsinya untuk memberikan warna kuning kecoklatan pada feses. Selain itu warna dari feses ini juga dapat dipengaruhi oleh kondisi medis, makanan serta minuman yang dikonsumsi, karena itu sangat mungkin warna feses berubah sesuai dengan makanan yang dikonsumsi, berikut dapat kita lihat perubahan warna dan organ yang terlibat menurut (Nabili N, 2014) :
1. Warna Kuning Kecoklatan
Feses berwarna Kuning adalah normal. Karena Feses manusia pada umumnya
adalah warna ini. Warna keCoklatan ato keKuningan ini disebabkan karena feses
mengandung suatu zat berwarna orange-kuning yg disebut Bilirubin. Nah, ketika
Bilirubin ini bergabung dgn zat besi dari usus maka akan dihasilkan perpaduan warna
cokelat kekuning - kuningan. Warna Hitam Feses berwarna Hitam bisa jadi
mengandung darah dari sistem pencernaan sebelah atas, kerongkongan, lambung ato
jg bagian hulu usus halus. Zat Lain yg memberi warna Hitam ke feses kita bisa juga
dari zat-zat makanan berwarna Hitam(Licorice), timbal, pil yg mengandung besi,
pepto-bismol atau blueberry. Bisa juga karena mengkonsumsi herb (sejenis tumbuhan
yang dikenal dengan akar manis).
2. Warna Hijau
Feses warna Hijau didapat dari Klorofil sayuran, seperti bayam yang
dikonsumsi. Selain itu pewarna makanan biru atau hijau yang biasa terkandung dalam
minuman atau es bisa menyebabkan feses berwarna hijau. Kondisi ini biasanya
disebabkan oleh makanan yang terlalu cepat melewati usus besar sehingga tidak
melalui proses pencernaan dengan sempurna. Feses Hijau jg bisa terjadi pada diare,
yakni ketika bahan pembantu pencernaan yg diproduksi hati dan disimpan dalam
empedu usus tanpa pengolahan atau perubahan. Ada kejadian khusus pada bayi
dimana jika feses berwarna hijau dianggap feses normal, khususnya ketika bayi itu
baru aja dilahirkan.
3. Warna Merah
Seperti layaknya feses hitam, tetapi bedanya feses merah ini dominan diberi
oleh kandungan darah. Darah ini di dapat dari sistem pencernaan bagian bawah. Wasir
dan radang usus besar adalah yang menjadi penyebab utama Feses menjadi berwarna
merah. Feses merah akibat makanan umumnya disebabkan oleh buah bit, makanan
dengan pewarna merah termasuk minuman bubuk dan juga makanan yang
mengandung gelatin. Mengkonsumsi tomat juga bisa membuat feses jadi merah.
4. Warna Abu-abu / Pucat
Feses pucat pun menandakan si empunya Feses sedang dilanda sakit. Biasanya
sang empunya sedang mengalami penyakit Liver, pankreas, atau empedu, maka pantat
dari sang empu akan berwarna abu-abu atau pucat. DAPUS
Nabili N., Siamak MD, MPH, Marks, Jay W. 2014. Stool color changes causes. Available
from: http://www.emedicinehealth.com4stool5color5changes4article5em.htm.[Accessed 19
Mei 2015]
Patofisiologi AVM
Penyebab terjadinya AVM hingga saat ini belum diketahui secara pasti.
Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa AVM tejadi akibat kelainan kongenital
dimana arteri dan vena menyatu tanpa adanya pembuluh darah kapiler yang tejadi
pada masa embrio. Arteri dan vena yang menyatu ini dapat menyebabkan gangguan
karena perbedaan struktur anatomis dari kedua pembuluh darah tersebut. Peningkatan
tekanan aliran darah arteri yang tinggi ke dalam vena menyebabkan vena mengalami
vasodilatasi dan kelemahan. Dilatasi vena terus-menerus dapat menyebabkan vena
ruptur dan terjadi perdarahan. AVM dapat berbahaya bila terjadi di dalam kavum
intrakranial. Perdarahan ke dalam intrakranial akibat rupture vena AVM
menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intrakranial. Hal ini dapat
menyebabkan edema otak yang dapat menyebabkan nyeri dan perubahan perfusi
jaringan serebral serta gangguan mobilitas fisik bila mengenai saraf-saraf kranial
(Ding D, 2011).
AVM merupakan suatu hubungan abnormal antara arteri dan vena di otak.
AVM terbentuk pada masa prenatal yang penyebabnya belum dapat diketahui. Pada
otak normal, darah yangkaya akan oksigen berasal dari jantung yang mengalirkan
darah secara periodik melalui pembuluh darah arteri, arteriol kemudian kapiler dan
berakhir ke otak. Pembuluh darah yangsudah tidak berisi oksigen kemudian mengalir
melalui pembuluh vena untuk kembali ke jantung dan paru-paru. Pada AVM darah
secara langsung mengalir dari arteri ke vena melalui pembuluh darah yang abnormal
sehingga menggangu aliran normal darah (Ding D, 2011).
DAPUS
Ding D, Yen CP, Xu Z, Starke RM, Sheehan JP: Radiosurgery for patients with
unruptured intracranial arteriovenous malformations. Clinical article. J
Neurosurg[epub ahead of print March 26, 2013. DOI:
10.3171/2013.2.JNS121239]FKUI, 2011, Sinopsis Ilmu Bedah Saraf.