PB1Pengantar

13
Pokok Bahasan Pertama PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 1 | Page Sub Pokok Bahasan: 1. Landasan filosofis, yuridis, dan historis PKN 2. Tujuan dan lingkup kajian PKN di Politeknik Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa memahami konsep dan landasan serta pentingnya perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi, khususnya di lingkungan Politeknik. Tujuan Pembelajaran Khusus: Pada akhir pembahasan, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan: 1. Menjelaskan dasar pemikiran dan landasan hukum perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi ditinjau dari Visi dan Aksi Pendidikan Tinggi pada abad XXI; 2. Menjelaskan implikasi serta peranan Perguruan Tinggi berkaitan dengan tuntutan kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan dewasa ini. 3. Menguraikan empat pilar pendidikan, khususnya hakikatPendidikan Tinggi dalam menyongsong era globalisasi, serta implikasinya terhadap isi program pendidikan. 4. Menguraikan kompetensi yang diharapkan dari Uraian Materi :

Transcript of PB1Pengantar

Page 1: PB1Pengantar

Pokok Bahasan Pertama

PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

A. Dasar Pemikiran dan Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan

di Perguruan Tinggi

1 | P a g e

Sub Pokok Bahasan:1. Landasan filosofis, yuridis, dan historis PKN2. Tujuan dan lingkup kajian PKN di Politeknik

Tujuan Pembelajaran Umum :Mahasiswa memahami konsep dan landasan serta pentingnya perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi, khususnya di lingkungan Politeknik.

Tujuan Pembelajaran Khusus:Pada akhir pembahasan, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan:

1. Menjelaskan dasar pemikiran dan landasan hukum perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi ditinjau dari Visi dan Aksi Pendidikan Tinggi pada abad XXI;

2. Menjelaskan implikasi serta peranan Perguruan Tinggi berkaitan dengan tuntutan kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan dewasa ini.

3. Menguraikan empat pilar pendidikan, khususnya hakikatPendidikan Tinggi dalam menyongsong era globalisasi, serta implikasinya terhadap isi program pendidikan.

4. Menguraikan kompetensi yang diharapkan dari perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.

5. Menguraikan secara garis besar dari perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi dalam kaitannya dengan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara di Indonesia.

6. Menjelaskan pokok-pokok materi sajian (silabus) dalam program perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan di Politeknik.

Uraian Materi :

Page 2: PB1Pengantar

Pada hakikatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah

suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerusnya,

selaku warga masyarakat, bangsa dan negara, secara berguna (berkaitan dengan

kemampuan spiritual) dan bermakna (berkaitan dengan kemampuan kognitif dan

psikomotorik) serta mampu mengantisipasi hari depan mereka yang senantiasa berubah dan

selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, negara dan hubungan

internasionalnya. Pendidikan tinggi tidak dapat mengabaikan realita kehidupan yang

mengglobal yang digambarkan sebagai perubahan kehidupan yang penuh dengan

paradoksal dan ketakterdugaan.

Konferensi dunia tentang Pendidikan Tinggi, yang diselenggarakan UNESCO,

mendeklarasikan “Visi dan Aksi Pendidikan Tingggi di Abad XXI”, berkesimpulan :

1. Pendidikan Tinggi Abad XXI harus memainkan peran sebagai:

a. suatu komponen vital dari pembangunan budaya, sosial, ekonomi dan

politik;

b. suatu tiang penyangga dalam pembentukan kemampuan masyarakat, untuk

demokrasi dan perdamaian.

2. Pendidikan Tinggi harus berperan untuk merangsang tumbuhnya fungsi

prospektifnya melalui analisis berkelanjutan tentang kegawatan-kegawatan : sosial,

ekonomi, budaya, dan kecenderungan politik, serta mampu bertindak sebagai pemandu

dalam mengatasi bencana yang timbul, mampu melihat ke masa depan, mengantisipasi,

dan menyiapkan peringatan perdana kepada masyarakat, pemerintah, tentang

kegawatan-kegawatan tersebut.

3. Pendidikan Tinggi harus sadar akan perannya sebagai pelayan masyarakat dan

harus berusaha agar pelayanannya menjamin terjadinya keseimbangan antara misi

pendidikan dan misi sosial.

2 | P a g e

Pendidikan adalah: Upaya/proses untuk mendewasakan individu Upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara

untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerusnya secara berguna dan bermakna serta mampu mengantisipasi hari depanya.

Page 3: PB1Pengantar

Dengan memperhatikan visi dan aksi pendidikan tinggi abad XXI, maka wawasan

Pengembangan Pendidikan Tinggi di Indonesia ke masa depan yang hendak dicapai,

adalah :

1. Proses pembelajaran di Perguruan Tinggi Indonesia menyerap konsep pendidikan

internasional yang cenderung semakin : manusiawi, religius, demokratis, dan praktis.

2. Menyepakati dan melaksanakan hakikat pendidikan yang berwujud empat pilar

pendidikan yaitu: (1) Learning to be, (2) Learning to know, (3) Learning to do, (4)

Learning to live together.

3. Pendidikan Tinggi mempunyai fungsi untuk pembentukan sosok lulusan yang utuh

dan lengkap ditinjau dari segi kemampuan, ketrampilan dan kematangan, serta

kesiapan pribadi.

Kemampuan warganegara dari suatu negara, untuk dapat hidup berguna dan bermakna

serta mampu mengantisipasi perkembangan, perubahan masa depannya, sangat

memerlukan pembekalan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks) yang berlandaskan

nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai budaya bangsa. Nilai-nilai dasar dari negara tersebut

akan menjadi panduan dan mewarnai keyakinan serta pegangan hidup warganegara dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pembekalan kepada peserta didik di Indonesia berkenaan dengan pemupukan nilai-nilai,

sikap, dan kepribadian sebagaimana tersebut di atas, dalam komponen kurikulum

perguruan tinggi diandalkan diantaranya pada Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) yang

termasuk kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK). Misi kelompok

MPK di Perguruan Tinggi bertujuan “membentuk” mahasiswa agar mampu mewujudkan

nilai dasar agama dan kebudayaan serta kesadaran berbangsa dan bernegara dalam

menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dikuasainya dengan rasa

tanggungjawab kemanusiaan.

Landasan hukum (yuridis formal) kewajiban adanya mata kuliah Pendidikan

Kewarganegaraa di Perguruan Tinggi, didasarkan pada:

1. Pembukaan UUD 1945, Alinea II dan IV;

2. Batang Tubuh UUD 1945 Pasal 27 , Pasal 30, Pasal 31.

3 | P a g e

Page 4: PB1Pengantar

3. Undang-undang No. 20/1982, dirubah dengan UU No. 1/1988 Tentang Ketentuan-

ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara RI (baca Pasal 17, 18, dan 19),

UU No. 3/2002 Tentang Pertahanan Negara ( baca Pasal 9);

4. Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 2/1989, Pasal 39, dirubah

dengan UU No. 20/2003, Pasal 3, Pasal 36 ayat (3), Pasal 37 ayat (2);

5. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan,

Pasal 9;

6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI, No. 232/U/2000 dan 045/U/2002,

Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil

Belajar Mahasiswa;

7. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

RI, No. 38/Dikti/Kep/2002, yang disempurnakan dengan Nomor:

43/DIKTI/Kep/2006, Tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Mata Kuliah

Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

4 | P a g e

UU No. 20/2003 Ttg SISDIKNAS :Psl 36 ayat (3) “Kurikulum disusun sesuai dg jenjang pendidikan dlm kerangka NKRI dg memperhatikan: a. ….b. ….. …… i ……. j. “persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan”

Psl 37 ayat (2) “Kurikulum Pend. Tinggi wajib memuat: a.    pendidikan agama b.  pendidikan kewarganegaraan; dan c.    bahasa

UU No. 3/2002 Ttg Pertahanan Negara:Psl 9

(1) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dlm upaya bela negara yg diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara

(2) Keikutsertaan warga negara dlm upaya bela negara sebagaiman dimaksud dlm ayat (1), diselenggarakan melalui:

a.  pendidikan kewarganegaraan; b.  pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;   c. pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib;    d.  pengabdian sesuai deng profesi.

Page 5: PB1Pengantar

B. Kompetensi Yang Diharapkan

Dalam penjelasan Pasal 39 Undang-undang No. 2/1989, disebutkan bahwa “Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan

dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara

serta pendidikan pendahuluan bela negara (PPBN) agar menjadi warganegara yang dapat

diandalkan oleh bangsa dan negara”, sedangkan menurut penjelasan Pasal 37 Undang-

undang No. 20/2003, Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk

peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan

Nasional, Nomor: 43/DIKTI/Kep/2006 Tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok

Matakuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, Pasal 1 menyebutkan: “Visi

kelompok MPK di Perguruan Tinggi merupakan sumber nilai dan pedoman dalam

pengembangan dan penyelenggaraan program studi guna mengantarkan mahasiswa

memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya”. Pasal 2 menyebutkan: “Misi

kelompok MPK di Perguruan Tinggi membentuk mahasiswa memantapkan kepribadiannya

agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar keagamaan dan kebudayaan,

rasa kebangsaan dan cinta tanah air sepanjang hayat dalam menguasai, menerapkan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dimilikinya dengan rasa

5 | P a g e

P.P. No. 19 Th 2005 Ttg Standar Nasional Pendidikan: Pasal 9 ayat (2)“Kurikulum tingkat satuan pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris”

Kepmendiknas No. 232/U/2000 Ttg Pedoman Penyusunan Kurikulum Dikti:Psl 10 (1) “Kelompok MPK pada kurikulum inti yg wajib diberikan dlm kurikulum setiap program studi terdiri atas Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan”

Page 6: PB1Pengantar

tanggungjawab”. Pasal 3 memuat kompetensi dasar mata kuliah, disebutkan: “Pendidikan

Kewarganegaraan menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan

cinta tanah air; demokratis yang berkeadaban; menjadi warganegara yang memiliki daya

saing; berdisiplin; dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai

berdasarkan sistem nilai Pancasila”.

Komptensi lulusan Pendidikan Kewarganegaraan adalah seperangkat tindakan cerdas,

penuh tanggungjawab seorang warganegara dalam berhubungan dengan negara, dan

memecahkan berbagai masalah hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan

menerapkan konsepsi falsafah bangsa, wawasan kebangsaan, dan ketahanan nasional. Sifat

cerdas yang dimaksud tampak pada kemahiran, ketepatan dan keberhasilan bertindak,

sedangkan sifat penuh tanggungjawab diperlihatkan sebagai kebenaran tindakan ditilik dari

nilai iptek, etika ataupun kepatutan ajaran agama dan budaya.

Pendidikan Kewarganegaraan diarahkan pada penguasaan kemampuan berpikir, bersikap

rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual, dengan penekanan:

1. Mengantarkan peserta didik memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela

negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku untuk cinta tanah air Indonesia;

2. Menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa dan bernegara

sehingga terbentuk daya tangkal sebagai ketahanan nasional;

3. Menumbuhkembangkan peserta didik untuk mempunyai pola sikap dan pola pikir

yang komprehensif, integral pada aspek kehidupan nasional.

C. Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi

Dalam sejarah pendidikan di Indonesia, mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

di Perguruan Tinggi pada awalnya dimulai dengan nama Kewiraan, yang dirancang

pertama kali atas dasar keputusan bersama Mendikbud dan Menhankam/Pangab dan mulai

diajarkan tahun akademik 1973/1974. Mata kuliah ini dirancang pada tahun 1972 untuk

menumbuhkan pada mahasiswa “kesadaran berbangsa, bernegara berdasarkan cinta tanah

air, keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila dan rela berkorban demi negara dan

bangsa. Pendidikan Kewiraan diasuhkan sebagai pengganti mata kuliah:

a. Pertahanan dan Keamanan dan Latihan Militer (bagi Fakultas-fakultas Non

Eksakta pada tahun 1965)

b. Military Training dan Military Science serta Olah Raga (bagi Fakultas-

fakultas Eksakta pada tahun 1965).

6 | P a g e

Page 7: PB1Pengantar

Isi kurikulum Pendidikan Kewiraan waktu itu meliputi: Wawasan Nusantara, Ketahanan

Nasional, Politik dan Strategi Nasional, Politik dan Strategi Pertahanan dan Kemanan

Nasional, serta Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta.

Pada tahun 1982, dengan keluarnya Undang-undang No. 20/1982 Tentang Ketentuan-

ketentuan Pokok Pertahanan dan Kemanan Negara RI, dimana dinyatakan bahwa “Hak dan

kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya bela negara

diselenggarakan melalui pendidikan pendahuluan bela negara sebagai bagian yang tak

terpisahkan dalam sistem pendidikan nasional” (Pasal 18). ”Pendidikan Pendahuluan Bela

Negara wajib diikuti oleh setiap warga negara dan dilaksanakan secara bertahap, yaitu:

a) Tahap awal pada Pendidikan Dasar sampai Menengah dan dalam gerakan Pramuka,

b) Tahap lanjutan dalam bentuk Pendidikan Kewiraan pada tingkat Pendidikan Tinggi

(Pasal 19).

Melalui Keputusan Mendikbud tahun 1982 Pendidikan Kewiraan termasuk mata kuliah

wajib di Perguruan Tinggi yang dimasukkan ke dalam kelompok Mata Kuliah Dasar

Umum (MKDU), bersama mata kuliah Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama.

Dengan disyahkannya Undang-undang No. 2/1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

dimana Pendidikan Kewiraan merupakan mata kuliah yang wajib di Perguruan Tinggi,

namun isi (materi) topik-topik masih meliputi seperti pada tahun awal kehadirannya, dan

berlangsung hingga tahun 1999.

Kemudian dengan dicabutnya PP No.30/1990 dan diganti dengan PP No. 60/1999 tentang

Pendidikan Tinggi, maka Keputusan Mendikbud No. 056/U/1994 tentang Pedoman

Penyususunan Kurikulum Pendidikan Tinggi, juga dirubah dan diatur dengan Keputusan

Mendiknas No. 232/U/2000. Dalam keputusan tersebut disebutkan bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan termasuk kelompok MPK pada kurikulum inti yang wajib diberikan

pada setiap program studi. Kemudian keluar Keputusan Direktur Jenderal Dikti No.

267/Dikti/Kep/2000, tentang Penyempurnaan Kurikulum Inti Mata Kuliah Pengembangan

Kepribadian Pendidikan Kewarganegaraan pada Perguruan Tinggi di Indonesia, kemudian

disusul dengan Keputusan No. 38/Dikti/Kep/2002, tentang Rambu-rambu Pelaksanaan

Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Pada periode ini isi/materi

kajian mengalami perubahan orientasi, yaitu:

1. Meniadakan semua peraturan-peeraturan Menhankam/Pangab yang instruktif

tentang Polstrahankamnas dan Sishankamrata, dan meramu konsepsi dasarnya ke

dalam materi Hankam dan Polstranas yang baru.

7 | P a g e

Page 8: PB1Pengantar

2. Polstranas yang baru, memuat konsep-konsep dasar pembangunan yang melahirkan

GBHN.

3. Metodologi pembelajaran yang bersifat indoktrinatif, imperatif, dan ekspositori

dirubah menjadi metodologi bersifat pendekatan inkuiri, responsif, dialog interaktif

dan kreatif.

Pada tanggal 2 Juni 2006 keluar Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi

Departemen Pendidikan Nasional, Nomor: 43/DIKTI/Kep/2006 Tentang Rambu-rambu

Pelaksanaan Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

Substansi kajian Pendidikan Kewarganegaraan mengalami penyempurnaan.

D. Pokok-pokok Materi Sajian Pendidikan Kewarganegaran di Politeknik.

Sebagaimana di Perguruan Tinggi pada umumnya, penyelenggaraan mata kuliah

Pendidikan Kewarganegaraan di Politeknik untuk saat ini merujuk kepada surat Keputusan

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Nomor:

43/DIKTI/Kep/2006 Tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah

Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, tanggal 2 Juni 2006. Adapun substansi

kajian Pendidikan Kewarganegaraan yang dimaksud, meliputi:

a. Filsafat Pancasila

b. Identitas Nasional

c. Politik dan Strategi

d. Demokrasi Indonesia

e. Hak Asai Manusia dan Rule of Law

f. Hak dan Kewajiban Warga Negara

g. Geopoliltik Indonesia

h. Geostrategi Indonesia

Latihan dan Pendalaman

1. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata kuliah wajib di Perguruan

Tinggi yang berkaitan dengan upaya menumbuh kembangkan kesadaran

tanggungjawab terhadap nasib bangsa dan negara (nations and character building).

Konsep-koksep PKn antara lain berkaitan dengan, pendidikan politik, pendidikan

demokrasi, dan pendidikan nilai.

8 | P a g e

Page 9: PB1Pengantar

Coba anda jelaskan keterkaiatan konsep-konsep yang dimaksud dengan misi

Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi dalam rangka nations and

character bulding.

2. Keberadaan PKn di Perguruan Tinggi secara yuridis formal berkaitan pula dengan

konsep hak dan kewajiban setiap warga Negara Indonesia dalam upaya bela

Negara.

Coba anda uraikan dari tinjauan landasan hukum keberadaan PKn kaitannya dengan

bela Negara.

3. Bagaimana implikasi dari misi Pendidikan Kewarganegaran di Politeknik terhadap

bidang pekerjaan anda selama ini, atau pun kelak setelah lulus dan menggeluti

bidang Akuntasi di Pemerintahan ?

REFERENSI :

1. Mansoer Hamdan, Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan

Tinggi, Sesko TNI, 2000.

2. Soemiarno Slamet, Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi,

Departemen Pendidikan Nasional, 2006

3. Sumarsono S. (et all), Pendidikan Kewarganegaraan, Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 2001.

4. Winataputra udin S., Landasan Filosofis Pendidikan Kewarganegaran Sebagai

Wahana Pendidikan Demokratis Konstitusional Republik Indonesia, Universitas

Terbuka, Jakarta, 2005.

5. Winataputra Udin S., Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun

Masyarakat Demokratis dan Berkeadaban, Departemen Pendidikan Nasional, 2006

------nsd------

9 | P a g e