patogenesis ISK

6
Patogenesis Infeksi saluran kemih (ISK) ditandai dengan adanya uropathogens dan piuria dan disertai oleh berbagai manifestasi klinis tergantung dari lokasi ISK.1 Penyebab terbanyak infeksi saluran kemih adalah Escherichia Coli, sekitar 70% dari keseluruhan kasus. Biasanya, E.coli bersimbosis saling menguntungkan dengan host dan memainkan peran yang penting dalam menjaga kestabilan flora normal usus dan mempertahankan homeostatis saluran cerna. Namun beberapa jenis E.coli dapat menimbulkan infeksi saluran kemih, terutama uropatogenic E.Coli (UPEC). UPEC dapat menyebabkan sistitis dan pyelonefritis. Faktor virulensi dari E.Coli yang dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi saluran kemih terbagi menjadi 2 kelompok; 1,2 1. Faktor virulensi yang berhubungan dengan permukaan sel bakteri Faktor permukaan virulensi UPEC mencakup tipe-tipe fibrae yang bersifat adhesi yang berbeda untuk merangsang perlekatan bakteri ke epitel di saluran kemih. Gambaran molekul yang beradhesi ini sangat penting dalam menentukan patogenisitas. Adhesi UPEC ini dalam cara yang berbeda. a. Jalur yang merangsang langsung host melalui sel bakteri

description

patogenesis ISK

Transcript of patogenesis ISK

PatogenesisInfeksi saluran kemih (ISK) ditandai dengan adanya uropathogens dan piuria dan disertai oleh berbagai manifestasi klinis tergantung dari lokasi ISK.1Penyebab terbanyak infeksi saluran kemih adalah Escherichia Coli, sekitar 70% dari keseluruhan kasus. Biasanya, E.coli bersimbosis saling menguntungkan dengan host dan memainkan peran yang penting dalam menjaga kestabilan flora normal usus dan mempertahankan homeostatis saluran cerna. Namun beberapa jenis E.coli dapat menimbulkan infeksi saluran kemih, terutama uropatogenic E.Coli (UPEC). UPEC dapat menyebabkan sistitis dan pyelonefritis. Faktor virulensi dari E.Coli yang dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi saluran kemih terbagi menjadi 2 kelompok;1,21. Faktor virulensi yang berhubungan dengan permukaan sel bakteriFaktor permukaan virulensi UPEC mencakup tipe-tipe fibrae yang bersifat adhesi yang berbeda untuk merangsang perlekatan bakteri ke epitel di saluran kemih. Gambaran molekul yang beradhesi ini sangat penting dalam menentukan patogenisitas. Adhesi UPEC ini dalam cara yang berbeda.a. Jalur yang merangsang langsung host melalui sel bakteri b. Memfasilitasi pengiriman produk bakteri ke epitel saluran kemihc. Merangsang invasi bakteriFibrae tipe 1 dilibatkan sebagai faktor virulen dalam hewan percobaan pada infeksi saluran kemih. Namun, fungsinya dalam patologi manusia masih belum jelas karena tidak ada perbedaan signifikan jumlah gen Fim diantara strain virulen didalam saluran kemih.P fimbrae merupakan faktor virulen kedua dari UPEC yang memiliki peran penting dalam patogenesis infeksi langsung saluran kemih dan pielonefritis. Ini bertanggungjawab terhadap perlekatan ke mukosa dan matriks jaringan dan terhadap produksi sitokin. Perlekatan P fimbrae ke reseptor di epitel akan merangsang pengeluaran ceramide, yang berperan sebagai agonis toll-like receptor 4 (TLR-4), terlibat dalam aktivasi dari respon sel imun. Hal ini akan merangsang perkembangan dari inflamasi lokal dan nyeri yang berhubungan dengan infeksi saluran kemih. Pada pasien dengan transplantasi ginjal, P fimbrae lebih banyak muncul sebagai faktor virulen.S fimbrae dan F1C fimbrae juga terlibat dalam proses infeksi saluran kemih. Kedua tipe fimbrae ini muncul melekat pada epitel dan sel endotelial berasal dari saluran kemih bawah dan ginjal. S fimbrae juga memfasilitasi penyebaran pada jaringan host dan sering dihubungkan dengan strain E.coli yang menyebabkan sepsis, meningitis dan infeksi saluran kemih atas.Faktor virulensi terdapat pada permukaan bakteri, kapsul dan lipopolisakarida. Kapsul melindungi bakteri dari fagosit dan reaksi komplement di didalam tubuh host akibat adanya bakteri. Lipopolisakarida (LPS) merupakan salah satu komponen di dinding sel bakteri gram negatif. LPS berfungsi untuk mengaktivasi respon host dan untuk merangsang pengeluaran nitrit oksida dan sitokin. Flagella adalah organel yang bertanggung jawab terhadap motilitas bakteri, terlibat dalam interaksi berbagai jenis stain E.Coli yang patogenik dengan sel epitelial. UPEC yang memiliki flagella menyebabkan 70-90% infeksi saluran kemih.1,22. Faktor sekresi virulenToksin penting untuk menentukan keparahan virulensi penyakit. Produksi toksin oleh kolonisasi e.coli dapat menyebabkan respon inflamasi, jalur yang mungkin untuk keluhan infeksi saluran kemih. Hal yang paling penting dari faktor sekresi virulen pada e.coli yang uropatogenik adalah lipoprotein yaitu alfa-haemolysin (HlyA), yang dihubngkan dengan infeksi saluran kemih atas seperti pielonefritis. HlyA adalah toxin yang membentuk pori (pore-forming) yang menyebar diantara bakteri gram negatif. 1,2Faktor pertahanan hostFaktor pertahanan tubuh secara normal akan mencegah terjadinya infeksi saluran kemih. Aliran urin merupakan pertahanan pertama, berfungsi sebagai pembilas atau pembersih saluran kemih. Urin memiliki fungsi mencegah perlengketan bakteri pada epitel saluran kemih. Urin dengan PH yang rendah, kandungan garam, urea, dan asam organik akan menurunkan jumlah bakteri yang ada pada saluran kemih hingga tidak ada populasi bakteri. Suatu zat yang akan dihasilkan oleh saluran kemih setelah terpapar oleh patogen memiliki karakteristik membunuh bakteri, jamur dan melarutkan kapsul virus. 2,3UPEC memiliki kemampuan yang khas. UPEC memiliki fimbrae P dan menghasilkan beberapa toksin seperti hemolisin, sitotoksik, faktor nekrosis. Dengan adanya perubahan sekresi Ig A dan faktor pertahanan tubuh maka substrat dari bakteri yaitu UPEC, dengan bantuan fibrae P akan melekat ke epitel saluran kemih. Selanjutnya UPEC akan melakukan kolonisasi. UPEC yang berkontak dengan epitel saluran kemih akan memicu respon tubuh untuk melawan kolonisasi dengan mekanisme apoptosis dan eksfoliasi dari epitel saluran kemih. 1,3Apoptosis dari epitel saluran kemih akan mengirimkan IL-6 untuk respon kerusakan jaringan dan memulai respon inflamasi. Selama berkoloni, UPEC yang mampu bertahan terhadap eksfoliasi dan serbuan PMN akan melakukan migrasi ke bagian vesika urinaria yang lebih tinggi dan memulai infeksi pada bagian atas. Ketika di ginjal UPEC akan menghasilkan hemolisin dan Cytotocsic Necroting Factor. Kedua toksin ini akan menyebabkan kerusakan jaringan di ginjal. Ginjal dan vesika urinaria merupakan sumber utama dari IL-6 dan IL-8 selama infeksi saluran kemih berlangsung. Hemolisin akan merusak epitel ginjal citotoksik Necroting Faktor akan merusak tubular dan glomerulus. Tahap terakhir dari infeksi saluran kemih ini adalah UPEC akan menembus barier epitel dan masuk ke sirkulasi darah yang nantinya akan menyebabkan bakterimia.1,2,3Pada anak-anak yang sehat, urin dalam sistem pengumpulan dan kemih kandung kemih steril. Malformasi kemih, stasis urin, dan kepatuhan bakteri pada mukosa urothelial adalah faktor predisposisi utama untuk pengembangan ISK. Bakteri urogenital seringkali yang menjadi agen penyebab umum ISK. Ketika terjadi stasis urin, bakteri berkembang biak dan ISK dapat berkembang.2Interleukin-8 (IL-8) adalah protein neutrofil-aktivasi dikeluarkan dari tubulus ginjal akibat inflamasi akut. Lipid sebuah komponen endotoksin dan P fimbriae hadir dalam Escherichia coli dan gram negatif lainnya, bakteri menginduksi reaksi inflamasi yang telah dikaitkan dengan jaringan parut ginjal. Sebelumnya penelitian telah menunjukkan bahwa IL-1, IL-6, dan IL-8 berpartisipasi dalam menanggapi ini, semua yang telah ditemukan dalam jumlah tinggi dalam urin pasien dengan UTI. Interleukin-8 adalah sitokin yang bertindak sebagai faktor kemotaktik untuk neutrofil, subset T-sel, dan basofil yang mengaktifkan neutrofil untuk melepaskan enzim lisosom, menjalani ledakan, dan berdegranulasi. Produksi IL-8 oleh sel mesangial memiliki telah ditunjukkan dalam menanggapi IL-1 dan tumor necrosis factor-, tetapi tidak untuk lipopolysaccharide.4