Patogenesis Influenza

6
Patogenesis Masa inkubasi influenza dapat sependek 48-72 jam. Virus melekat pada residu asam salat pada sel melalui hemaglutinin, dan melalui endositosis, membuatnya masuk ke vakuola, di mana, dengan asidifikasi progresif, ada fusi pada membran endosom dan melepaskan RNA virus ke dalam sitoplasma. RNA dipindahkan ke nukleus dan direkam. RNA yang baru biosintesis dikembalikan ke sitoplasma dan diwujudkan menjadi protein, yang dipindahkan ke membran sel. Proses ini disertai dengan pertunasan virus melalui membran sel. Mekanisme pembungkusan segmen genom belum dimengerti dengan baik. Pemecahan proteolitik hemaglutinin terjadi pada beberapa titik dalam penggabungan dan melepaskan virus yang sangat penting untuk keberhasilan terinfeksi dan pembesaran eter virus. Pada manusia, siklus replikasi ini terbatas pada epitel pernafasan. Pada infeksi primer, replikasi virus berlanjut selama 10-14 hari. Keberhasilan replikasi selengkapnya dalam saluran pernafasan merupakan anggapan bahwa kunci enzim proteolitik ada pada tempat ini. Pemecahan hemaglutinin yang berhasil telah diperagakan pada sekresi saluran pernafasan, tetapi asal seluler enzim tetap belum ditegaskan (Behrman, 2000). Mekanisme imun yang pasti yang dilibatkan pada penghentian infeksi primer dan proteksi terhadap terinfeksi belum dimengerti dengan baik. Masa inkubasi influenza yang sangat pendek dan pertumbuhannya pada permukaan mukosa merupakan masalah tertentu untuk mendapatkan respons imun protektif. Penyajian antigen harus terutama pada tempat-tempat mukosa yang bekerja melalui saluran limfosit terkait bronkus. Respons

description

Patogenesis Influenza yang mana dapat menyebabkan influenza atau penykit pilek

Transcript of Patogenesis Influenza

Page 1: Patogenesis Influenza

Patogenesis

Masa inkubasi influenza dapat sependek 48-72 jam. Virus melekat pada residu asam salat

pada sel melalui hemaglutinin, dan melalui endositosis, membuatnya masuk ke vakuola, di

mana, dengan asidifikasi progresif, ada fusi pada membran endosom dan melepaskan RNA

virus ke dalam sitoplasma. RNA dipindahkan ke nukleus dan direkam. RNA yang baru

biosintesis dikembalikan ke sitoplasma dan diwujudkan menjadi protein, yang dipindahkan

ke membran sel. Proses ini disertai dengan pertunasan virus melalui membran sel.

Mekanisme pembungkusan segmen genom belum dimengerti dengan baik. Pemecahan

proteolitik hemaglutinin terjadi pada beberapa titik dalam penggabungan dan melepaskan

virus yang sangat penting untuk keberhasilan terinfeksi dan pembesaran eter virus. Pada

manusia, siklus replikasi ini terbatas pada epitel pernafasan. Pada infeksi primer, replikasi

virus berlanjut selama 10-14 hari. Keberhasilan replikasi selengkapnya dalam saluran

pernafasan merupakan anggapan bahwa kunci enzim proteolitik ada pada tempat ini.

Pemecahan hemaglutinin yang berhasil telah diperagakan pada sekresi saluran pernafasan,

tetapi asal seluler enzim tetap belum ditegaskan (Behrman, 2000).

Mekanisme imun yang pasti yang dilibatkan pada penghentian infeksi primer dan proteksi

terhadap terinfeksi belum dimengerti dengan baik. Masa inkubasi influenza yang sangat

pendek dan pertumbuhannya pada permukaan mukosa merupakan masalah tertentu untuk

mendapatkan respons imun protektif. Penyajian antigen harus terutama pada tempat-tempat

mukosa yang bekerja melalui saluran limfosit terkait bronkus. Respons humoral utama yang

diarahkan terhadap hemaglutinin dan kadar antibodi serum yang tinggi yang dihasilkan oleh

vaksin yang diinaktifkan berkorelasi dengan proteksi. Antibodi immunoglobulin (Ig) A yang

dihasilkan mukosa agaknya diarahkan pada tempat-tempat antigenik yang sama dan diduga

paling efektif dan segera berespon yang dapat dihasilkan untuk melawan influenza.

Sayangnya, antibodi IgA yang dapat diukur terhadap influenza menetap untuk masa yang

relatif pendek, dan terinfeksi bergejala dengan influenza dapat ditemukan pada interval 3-4

tahun (Behrman, 2000).

Page 2: Patogenesis Influenza

Gambar 1. Imunitas terhadap influenza

Pengobatan

Amantadin hidroklorida dapat digunakan pada pengendalian wabah influenza tipe A, dalam

institusi, dan untuk terapi pada kasus perseorangan. Jika diberikan dalam 48 jam pertama,

obat ini mengurangi keparahan dan lamanya gejala influenza. Keracunan dan

ketidakmampuan berkonsentrasi atau tidur ditemukan pada sebagian kecil orang-orang yang

diberi amantadin hidroklorida. Resistensi obat berkembang sangat cepat selama pemberian

terapi, tetapi tidak meluas pada virus dalam sirkulasi. Karena amantadin hidroklorida tidak

efektif melawan influenza tipe B, informasi mengenai strain yang sedang bersirkulasi sangat

penting untuk penggunaan obat yang rasional (Behrman, 2000).

Masukan cairan yang cukup dan istirahat merupakan komponen penting dalam manajemen

influenza. Antipiretik yang tidak berisi salisilat dapat digunakan untuk demam yang tinggi

(Behrman, 2000).

Page 3: Patogenesis Influenza

Vaksinasi

Siapapun di atas usia 6 bulan yang ingin mencegah influenza harus berjumpa dengan dokter

keluarganya untuk mendapatkan vaksin setiap tahun, lama sebelum musim dingin mulai.

Vaksinasi influenza dianjurkan terutama untuk (NSW, 2013):

• semua orang dewasa yang berusia 65 tahun ke atas

• orang dewasa Aborijin dan Penduduk Selat Torres yang berusia 50 tahun ke atas

• orang dewasa dan anak-anak yang melebihi usia enam bulan dan menderita penyakit

kronis yang berdampak terhadap jantung dan paruparu, atau memerlukan tindak lanjut

medis secara berkala

• orang yang mengalami imunodefisiensi, termasuk infeksi HIV

• penghuni panti jompo dan fasilitas perawatan jangka panjang lain

• orang dewasa dan anak-anak berusia lebih dari enam bulan yang tinggal di rumah

tangga dengan seorang yang termasuk dalam kategori manapun di atas

• petugas kesehatan

• staf, sukarelawan dan pengunjung sering panti jompo dan fasilitas perawatan jangka

panjang

• anak-anak (enam bulan sampai 10 tahun) yang menerima pengobatan aspirin jangka

panjang

• orang yang berencana akan berkunjung ke bagian dunia di mana influenza sedang

beredar

• wanita yang akan berada dalam trimester kedua atau ketiga dari kehamilan (meskipun

telah hamil) antara bulan Juni dan Oktober

• anak-anak sampai usia 9 tahun memerlukan dua dosis dengan selang waktu sekurang-

kurangnya sebulan pada tahun pertama divaksinasi

• akan memakan waktu sampai dua minggu untuk tubuh memperoleh kekebalan setelah

vaksinasi. Vaksin tersebut didesain untuk sepadan dengan virus yang mungkin sekali

beredar pada musim dingin yang berkenaan. Bagi orang dewasa sehat, vaksin tersebut

biasanya memberikan perlindungan 70-90% terhadap infeksi selama kira-kira setahun

• vaksin tersebut tidak dianjurkan untuk orang tertentu, termasuk orang yang

mempunyai alergi terhadap telur

• efek sampingan dapat termasuk rasa sakit pada tempat vaksinasi, demam, lelah dan

sakit otot

Page 4: Patogenesis Influenza

• vaksin tersebut berisi virus yang telah dibunuh dan oleh demikian tidak dapat

mengakibatkan influenza

• orang yang menderita demam harus menunda vaksinasi sampai telah sembuh

• orang yang pernah menderita Sindrom Guillain-Barré harus membicarakan vaksinasi

dengan dokternya.

Vaksin tersedia secara gratis jika:

• berusia 65 tahun ke atas

• seorang Aborijin atau Penduduk Selat Torres yang berusia 50 tahun ke atas atau

berusia 15 sampai 49 tahun dan menderita penyakit kronis.

Vaksin virus-terbelah dianjurkan pada anak sebelum umur 12 tahun. Dua dosis vaksin

dianjurkan untuk imunisasi primer anak yang umur kurang dari 8 tahun. Dosis dibagi

setengahnya sampai volume 0,25 ml untuk anak yang kurang dari 3 tahun. Vaksin hidup yang

dilemahkan yang diberikan intranasal sedang dalam trial klinis dan telah diperagakan

mempunyai kemanjuran sama dengan kemanjuran vaksin yang diinaktifkan (Behrman, 2000).

Non-medikamentosa (NSW, 2013)

• tetap berada di rumah sampai merasa lebih sehat

• tutup mulut dan hidung dengan tisu sewaktu batuk dan bersin dan buang di dalam

tempat sampah setelah dipakai

• cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 10 detik setelah batuk, bersin atau

membersihkan hidung, dan sebelum menyentuh orang lain atau benda yang mungkin

disentuh oleh orang lain

• sewaktu berjumpa dengan dokter, telepon sebelum waktu untuk melihat apakah

dokter tersebut dapat memberikan tempat menunggu yang terpisah dan mintalah

masker jika sedang batuk dan harus menunggu dekat orang lain.

DAPUS

Arvin, Behrman K. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson (Vol. 2) (Edisi 15). Jakarta: EGC.

NSW Government. 2013. Lembar Data Penyakit Menular: Influenza. Diakses di:

http://www.health.nsw.gov.au/factsheets/infectious/influenza.html tanggal 9 Desember 2013