Patient Safety

download Patient Safety

of 78

description

KedKel

Transcript of Patient Safety

PATIENT SAFETY

PATIENT SAFETY(keselamatan pasien)Dr. Erlina Wijayanti, MPHPendahuluan Permasalahan adverse event (KTD/Kejadian Tidak Diharapkan) mulai dilaporkan sejak tahun 1950 Amerika Serikat menguraikan bahwa adverse event terjadi pada 4% pasien di rumah sakit menyebabkan 44.000-98.000 kematian per tahun1 di antara 10 pasien yang dirawat di RS Eropa mengalami adverse event yang sebenarnya bisa dicegah

Pendahuluan (2)Kejadian tidak diharapkan (KTD) akan menambah pembiayaan rumah sakit, kerugian karena hilangnya penghasilan akibat kecacatan, biaya medik tambahan, dan perawatan pasca adverse event

DATA NEGARA BERKEMBANG?data konkrit belum ada

Problem sangat kompleks. Mulai dari fasilitas tidak memadai, kinerja yang buruk akibat penggajian dan motivasi yang rendah, keterbatasan obat berpotensi menimbulkan insiden keselamatan pasien

Pendahuluan (3)Sejak tahun 1990, keselamatan pasien menjadi prioritas utama dalam penentuan kebijakan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 54 pasal (1) penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman, bermutu, serta merata dan nondiskriminatif

peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakitPendahuluan (4)Dokter umum adalah pemberi layanan jasa secara profesional.

Dalam menjalankan profesinya, dokter diwajibkan menyelenggarakan praktik kedokteran yang didasarkan pada perlindungan dan keselamatan pasien (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 pasal 2)

Dokter umum harus mampu menyelenggarakan praktek dengan prinsip do no harm dan melakukan 7 langkah menuju keselamatan pasien (KKI, 2012).

Pendahuluan (5)Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 pasal 4 tentang perlindungan konsumen mengatakan bahwa salah satu hak konsumen adalah hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa

Standar kompetensi dokter : kemampuan menerapkan tujuh langkah keselamatan pasien memiliki tingkat kemampuan 4A (mampu mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas saat lulus dokter )

Medical errorKegagalan melakukan tindakan medik yang sudah direncanakan atau salah merencanakan tindakan medikKategori medical error24% kesalahan komunikasi20% pelayanan tidak berkesinambungan (contoh: proses rujukan)19% hasil laboratorium (terlambat, follow up)13% kesalahan/melewatkan data8% Clinical mistake (knowledge and skills)8% kesalahan peresepan (dosis, pilihan obat, alergi atau interaksi obat)8% lain-lainTIPE MEDICAL ERRORERROR EXAMPLEDiagnosis or evaluationInappropriate or premature dischargeMedical decision-makingMissed diagnosisTreatmentWaiting when treatment is indicatedMedicationIncorrect dosageProcedural complicationsFaulty techniqueFaulty communicationFailure to do the right instructionInadequate supervisionFailure to review treatment planPenyebab medical errorKurang rasa tanggung jawabKurang pengalamanKesalahan dalam mengambil keputusanTergesa-gesaKelelahan Beban kerja berlebihSulit berkonsentrasiGagal berkomunikasiGagal melakukan monitoringKesalahan sistemCulture of Physicians20th Century Characteristics 21st Century Characteristics Autonomy Teamwork/Systems Solo practice Group practice Continuous learning Continuous improvement Infallibility Multidisciplinary problem solving Knowledge ChangeDASAR PATIENT SAFETYTindakan yang dilakukan oleh individu atau organisasi untuk melindungi pasien dari risiko yang dapat terjadi akibat tindakan medik yang dilakukanInsiden keselamatan pasienInsiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian Potensial Cedera

KTDKejadian Tidak Diharapkan (KTD) atau adverse event adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien.

Kejadian sentinelKejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius

KNCKejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.

Contoh simulasi kasus patient safetyAn. R, perempuan, usia 3 tahun, dengan BB 14 kg datang ke klinik karena menderita dermatitis kontak alergi. Dokter memberikan resep obat racikan: prednisone dan chlorpheniramine maleat. Pada saat mengambil obat, seorang apoteker salah membaca resep (prednisone dibaca prednox (metilprednisolone)) karena tulisan dokter sulit dibaca. Saat apoteker lain melihat, dia segera menegur apoteker tersebut dan memberitahukan obat yang benar.

KTCKejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.

Seorang pria, 40 tahun datang ke praktek dokter umum dengan keluhan sesak. Pada pemeriksaan ditemukan wheezing dan riwayat asma. Dokter kemudian memberikan terapi nebulisasi dan injeksi iv dexametason 1 ampul. Dokter tidak memberikan instruksi yang jelas sehingga perawat menyuntikkan obat yang lain yaitu metilprednisolon. Pasien tidak mengalami efek samping dan sesaknya berkurangKPCKondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.

Di UGD RS X, terdapat obat-obatan emergency yang diletakkan di lemari obat. Di antaranya efedrin injeksi dan epinefrin injeksi. Obat-obatan ini tergolong NORUM (Nama Obat Rupa Mirip). Dalam penyimpanannya, obat ini diletakkan dalam 1 kotak yang sama sehingga rentan terjadi kesalahan dalam pengambilan obat.

Sasaran keselamatan pasienSasaran keselamatan pasien sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit

a. Ketepatan identifikasi pasien;b. Peningkatan komunikasi yang efektif;c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;d. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;e. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; danf. Pengurangan risiko pasien jatuh.

Ketepatan identifikasi pasienKeliru mengidentifikasi pasien : 1.Terjadi hampir di semua aspek diagnosis dan pengobatan 2.Dalam keadaan : a.pasien masih dibius b.pindah tempat tidur c.pindah kamar d.pindah lokasi di dalam rumah sakit e.pasien memiliki cacat indra

Peningkatan Komunikasi Yang Efektif Komunikasi efektif antar petugas kesehatan akan mengurangi kesalahan dan menghasilkan peningkatan Keselamatan PasienKomunikasi efektif 1.tepat waktu 2.akurat 3.lengkap 4.jelas 5.dipahami oleh pihak-pihak terkait Bentuk Komunikasi: - Elektronik - Lisan - tertulis

Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan Terjadi pada saat: Perintah diberikan secara lisan Perintah diberikan melalui telpon Saat pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis. Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High-alert) Obat yg Perlu diwaspadai : obat yang sering menyebabkan KTD atau kejadian sentinel

Obat yg Perlu diwaspadai : - NORUM/ LASA. - Elektrolit konsentrat

Kesalahan bisa terjadi: Secara tidak sengaja Bila petugas tidak mendapatkan orientasi dengan sebelum ditugaskan Pada keadaan gawat darurat

LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE) NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP) hidraALAzine ceREBYx vinBLASTine chlorproPAMIDE glipiZIde DAUNOrubicine

hidrOXYzine ceLEBRex vinCRIStine chlorproMAZINE glYBURIde dOXOrubicine

Look Alike Sound Alike

ELEKTROLIT KONSENTRAT 1.kalium/potasium klorida = > 2 mEq/ml 2.kalium/potasium fosfat => 3 mmol/ml 3.natrium/sodium klorida > 0.9% 4.magnesium sulfat => 50% atau lebih pekat

Kepastian Tepat-lokasi, Tepat-prosedur, Tepat-pasien Operasi OPERASI SALAH KAKI

Salah-lokasi, Salah-prosedur, Salah Pasien Pada Operasi, Adalah Sesuatu Yang Mengkhawatirkan Dan Tidak Jarang Terjadi Di Rumah Sakit, Penyebabnya :

1.Komunikasi Yang Tidak Efektif/Tidak Adekuat Antara Anggota Tim Bedah 2.Kurang/Tidak Melibatkan Pasien Di Dalam Penandaan Lokasi (Site Marking) 3.Tidak Ada Prosedur Untuk Verifikasi Lokasi Operasi 4.Asesmen Pasien Yang Tidak Adekuat 5.Penelaahan Ulang Catatan Medis Tidak Adekuat 6.Budaya Yang Tidak Mendukung Komunikasi Terbuka Antar Anggota Tim Bedah 7.Resep Yang Tidak Terbaca (Illegible Handwriting) 8.Pemakaian Singkatan

Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan PPI (Pencegahan dan pengendalian infeksi ): - tantangan terbesar dalam yan kes - peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang terkait yan kes - keprihatinan besar bagi pasien maupun para profesional pelayanan kesehatan.

Kunci mengurangi infeksi : cuci tangan (hand hygiene) yang tepat pakai Pedoman hand hygiene dari WHO

Pengurangan Risiko Pasien Jatuh Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera pasien rawat inap. Pelayanan kesehatan perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi : - riwayat jatuh, - obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol - gaya jalan dan keseimbangan - serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien

7 Langkah Menuju Keselamatan PasienTujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien terdiri dari (Menkes, 2011): a. membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien; b. memimpin dan mendukung staf; c. mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko; d. mengembangkan sistem pelaporan; e. melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien; f. belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien; g. mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.

1. Membangun Kesadaran Akan Nilai Keselamatan PasienLangkah penerapan:Tumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari insiden yang terjadi di rumah sakit.Lakukan asesmen (pengkajian) keselamatan pasien.Pastikan laporan dibuat secara terbuka dan terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan/solusi yang tepat.2. Memimpin Dan Mendukung StafIdentifikasi di tiap bagian rumah sakit, orang-orang yang dapat diandalkan untuk menjadi penggerak dalam gerakan Keselamatan PasienPrioritaskan Keselamatan Pasien dalam agenda rapat Jelaskan kepada tim anda relevansi dan pentingnya serta manfaat bagi mereka dengan menjalankan gerakan Keselamatan Pasien3. Mengintegrasikan Aktivitas Pengelolaan RisikoMengembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikas dan asesmen hal yang potensial bermasalah.Gunakan tool ICPS (International Classification for Patient Safety) untuk memahami insiden keselamatan pasien dan mengurangi risiko yang ada4. Mengembangkan Sistem PelaporanMemastikan staf dapat melaporkan kejadian/ insidenPelaporan insiden keselamatan pasien bukan untuk tujuan menyalahkan tetapi untuk memperbaiki mutu pelayanan dan menghindari hal sama terjadi lagi

5. Melibatkan Dan Berkomunikasi Dengan PasienMengembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien.Langkah penerapan:Pastikan pasien dan keluarga mereka mendapat informasi yang benar dan jelas bilamana terjadi insiden.Pastikan, segera setelah kejadian, tim menunjukkan empati kepada pasien dan keluarganya

6. Belajar Dan Berbagi Pengalaman Tentang KeselamatanMendorong staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul.Minimum satu kali per tahun melakukan Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) untuk proses risiko tinggi.7. Mencegah Cedera Melalui Implementasi Sistem Keselamatan PasienMenggunakan informasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan.Lakukan asesmen risiko untuk setiap perubahan yang direncanakan.Libatkan tim dalam mengembangkan berbagai cara untuk membuat asuhan pasien menjadi lebih baik dan lebih aman.

Insiden keselamatan pasienMenggunakan Tool ICPS7 langkah menerapkan keselamatan pasienWHO menyusun satu kerangka konsep International Classification for Patient Safety (ICPS) untuk mengkategorikan konsep patient safety dalam satu konsep standar

ICPS tersusun dalam 10 kelas.1. jenis insiden, 2. patient outcomes, 3. karakteristik pasien, 4. karakteristik insiden, 5. faktor-faktor pendukung, 6. organizational outcomes, 7. deteksi, 8. faktor mitigasi, 9. ameliorating actions, dan 10.intervensi untuk mengurangi resikoICPS

Incident typeIncident type (jenis insiden): kategori insiden misalkan prosedur klinis atau pengobatan.

Patient outcomesPatient outcomes adalah akibat terhadap pasien yang secara sebagian atau keseluruhan dihubungkan dengan sebuah insiden.

Patient characteristicsPatient characteristics mengkategorikan demografi pasien, alasan pasien mencari pelayanan kesehatan dan diagnosis primer.

Incident characteristicsIncident characteristics mengklasifikasikan informasi tentang kondisi di sekitar insiden seperti dimana dan kapan, riwayat pasien, insiden yang terjadi, siapa pihak yang terlibat, dan siapa pihak yang melaporkan.

Contributing factorsContributing factors: kondisi sekitar, kejadian atau penyebab yang memberi peran terhadap terjadinya atau meningkatnya risiko sebuah insiden. Contoh: faktor manusia seperti kebiasaan atau komunikasi, faktor sistem seperti lingkungan kerja dan faktor eksternal seperti kebijakan legislatif dan kondisi nasional. Lebih dari 1 faktor pendukung dapat terlibat dalam 1 insiden.

Organizational outcomesOrganizational outcomes berarti akibat terhadap organisasi yang sebagian atau keseluruhan dihubungkan dengan insiden.

Organizational outcomes merupakan konsekuensi langsung seperti berkurangnya pendapatan, atau sorotan media

DetectionDetection adalah perbuatan atau kondisi yang menyebabkan terungkapnya suatu kejadian.

Sebagai contoh, insiden dapat diketahui dari perubahan status pasien, atau melalui monitor, alarm, atau mengkaji risiko.

Mitigating factorsMitigating factors adalah perbuatan yang mencegah atau menghalangi insiden menjadi berbahaya bagi pasien. Mitigating factors dibuat untuk meminimalkan bahaya terhadap pasien setelah kesalahan terjadi dan mengendalikan kerusakan yang terjadi. Ameliorating actionsAmeliorating actions adalah tindakan untuk memperbaiki atau mengkompensasi efek setelah adanya insiden.

Action taken to reduce riskAction taken to reduce risk berpusat pada langkah yang diambil untuk mencegah insiden terjadi lagi dan pada perbaikan sistem.

Simulasi KasusAn. R, perempuan, usia 3 tahun, dengan BB 14 kg datang ke klinik karena menderita dermatitis kontak alergi. Dokter memberikan resep obat racikan: prednisone dan chlorpheniramine maleat. Pada saat mengambil obat, seorang apoteker salah membaca resep (prednisone dibaca prednox (metilprednisolone)) karena tulisan dokter sulit dibaca. Saat apoteker lain melihat, dia segera menegur apoteker tersebut dan memberitahukan obat yang benar.

Contributing factors1. Nama obat mirip(prednisone dibaca prednox (metilprednisolone) ) work factors (current code)2. Tulisan dokter sulit dibaca Staff factors (communication method, risky behavior)3. Staf belum mengerti budaya patient safety Staff factor (cognitive factor)Incident typeMedication Tulisan dokter sulit dibaca Prescribingapoteker salah membaca resep preparation/ dispensing

Patient characteristicsGender : Perempuan, Age: usia 3 tahun, Diagnosis: dermatitis kontak alergi

Incident characteristics (1)1. Origin of incidentWho : People involved heathcare professional (dokter, apoteker)

When : stage of care primary medical care (post consultation) saat pembacaan resep

Where: care setting primary medical care apotek Incident characteristics (2)2. Discovery of incidentWho: Person reporting apotekerWhen: stage of care primary medical care (post consultation) setelah pembacaan resepWhere: care setting primary medical care apotek

Incident characteristics (3)3. Reporting of incidentWho: Person reporting apotekerWhen: stage of care primary medical care (post consultation) setelah pembacaan resepWhere: care setting primary medical care apotek

Detection1. People involvedHealth professional : apoteker2. ProcessBy review Apoteker lain melakukan pengecekan ulang terhadap obat yang disiapkanMitigating factors1. Directed to staffGood supervision Apoteker lain menegur dan memberitahukan obat yang benar

Patient outcomesType of harm: -Degree of harm: noneSocial and/or economic impact: -Patient outcomesDegree of patient outcome: None patient outcome is not symptomatic or no symptoms detected and no treatment isrequired. Mild patient outcome is symptomatic, symptoms are mild, loss of function or harm is minimal or intermediate but short term, and no or minimal intervention (e.g., extra observation, investigation,review or minor treatment) is required. Moderate patient outcome is symptomatic, requiring intervention (e.g., additional operative procedure; additional therapeutic treatment), an increased length of stay, or causing permanent or long term harm or loss of function. Severe patient outcome is symptomatic, requiring life-saving intervention or majorsurgical/medical intervention, shortening life expectancy or causing major permanent or long term harm or loss of function Death on balance of probabilities, death was caused or brought forward in the short term by the incident.Organizational outcomesIncrease in Required Resource Allocation for Patient Disrupted Workflow/Delays for Other Patients (waktu pelayanan bertambah)Additional cost biaya kerusakan obat karena kesalahan membaca resepAmeliorating actionsOrganization Related Risk Management (Mengganti obat sesuai resep) Actions taken to reduce riskKonsepInformasi yang tersediaActions taken to reduce riskContributing factorsNama obat mirip(prednisone dibaca prednox (metilprednisolone)) work factors (current code)

Organizational factor arranging ready access to protocol prosedur penyimpanan obat LASATidak meletakkan obat LASA di tempat yang berdekatanMenuliskan obat LASA di kotak penyimpanan sesuai dengan kaidah penulisan obatTulisan dokter sulit dibaca Staff factors (communication method, risky behavior)Organizational factor arranging ready access to protocol Melakukan konfirmasi ke dokter yang menulis resep (Mengadakan prosedur telaah resep)Agent/equipment factor Provision of equipment Resep elektronik

Staf belum mengerti budaya patient safetyOrganizational factor Improving Safety CultureSosialisasi urgensi patient safetyMengadakan koordinasi rutin membahas insiden keselamatan pasienActions taken to reduce riskKonsepInformasi yang tersediaActions taken to reduce riskDetectionApoteker lain melakukan pengecekan ulang terhadap obat yang disiapkanOrganizational factor arranging ready access to protocol Adanya validasi terhadap persiapan obat (prosedur penyiapan obat)Staff factor training pelatihan pelaporan insiden keselamatan pasien

Mitigating factorsApoteker lain menegur dan memberitahukan obat yang benarOrganizational factor arranging ready access to protocol Prosedur pengecekan obat sebelum diserahkan ke pasien

Ameliorating actionsMengganti obat sesuai resepOrganizational factor arranging ready access to protocol Prosedur penggantian kerugian klinik akibat kelalaian petugas dengan kompensasi gajiSEKIAN