Patient safety
-
Upload
supri-yanto -
Category
Documents
-
view
2.003 -
download
5
description
Transcript of Patient safety
MANAJEMEN RISIKO DAN MUTU LAYANAN
KESEHATAN
MANAJEMEN RISIKO DAN MUTU MANAJEMEN RISIKO DAN MUTU LAYANAN KESEHATANLAYANAN KESEHATAN
1.1. Pengertian MutuPengertian Mutu Memahami pengertian mutuMemahami pengertian mutu Evolusi mutuEvolusi mutu Aplikasi prinsip mutu pelayanan kesehatan dalam Aplikasi prinsip mutu pelayanan kesehatan dalam
memahami pandangan / filosofi teori mutumemahami pandangan / filosofi teori mutu Memahami pelanggan pelayanan kesehatanMemahami pelanggan pelayanan kesehatan
2.2. Penggunaan Model untuk Peningkatan MurtuPenggunaan Model untuk Peningkatan Murtu Manajemen risiko di Rumah SakitManajemen risiko di Rumah Sakit Manajemen Mutu dan Pembiayaan PelayananManajemen Mutu dan Pembiayaan Pelayanan Manajemen Risiko Klinik dan Patient SafetyManajemen Risiko Klinik dan Patient Safety Penggunaan Model dan Peningkatan Pelayanan KesehatanPenggunaan Model dan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Memahami pentingnya Data dan Pendekatan dalam Memahami pentingnya Data dan Pendekatan dalam
Pengukuran dan Pengkajian MutuPengukuran dan Pengkajian Mutu
MANAJEMEN RISIKO DAN MUTU MANAJEMEN RISIKO DAN MUTU LAYANAN KESEHATANLAYANAN KESEHATAN
33. . Penggunaan Tehnik dan Alat untuk Mengukur Mutu Penggunaan Tehnik dan Alat untuk Mengukur Mutu Memahami pentingnya data dalam perbaikan / peningkatan Memahami pentingnya data dalam perbaikan / peningkatan
mutumutu Memehami sumber dataMemehami sumber data Pendekatan Pengukuran dan Pengkajian DataPendekatan Pengukuran dan Pengkajian Data Penggunaan FlowchartPenggunaan Flowchart Diagram Sebab AkibatDiagram Sebab Akibat Pareto ChartPareto Chart HistogramHistogram Run ChartRun Chart Scatter DiagramScatter Diagram
MANAJEMEN RISIKO DAN MUTU MANAJEMEN RISIKO DAN MUTU LAYANAN KESEHATANLAYANAN KESEHATAN
44.. Pengelolaan Perubahan Organisasi Dalam Mencapai Perbaikan / Pengelolaan Perubahan Organisasi Dalam Mencapai Perbaikan / Peningkatan MutuPeningkatan Mutu Memahami perubahan budaya organisasiMemahami perubahan budaya organisasi Memahami dinamika kelompokMemahami dinamika kelompok Pengelompokkan perubahan dalam aturan manajemenPengelompokkan perubahan dalam aturan manajemen Kendala dalam perbaikan / peningkatan mutu pada suatu Kendala dalam perbaikan / peningkatan mutu pada suatu
organisasiorganisasi
55.. Total Quality Manajemen ( TQM )Total Quality Manajemen ( TQM ) Pengertian karakteristik TQMPengertian karakteristik TQM Latar belakang TQMLatar belakang TQM Peran dan tanggung jawab manajemenPeran dan tanggung jawab manajemen Pengelolaan TQMPengelolaan TQM Penggunaan alat ukur mutu dalam TQMPenggunaan alat ukur mutu dalam TQM
Pengertian Mutu Kenapa mutu itu penting Apa keuntungan mutu Aksioma Mutu QC, QA, CQI, Man.Mutu, MMT Standarisasi Siapa pelanggan dan apa keinginannya Customer Satisfaction Cotinuous Quality Inprovement Budaya Kualitas Aplikasi Manajemen Mutu di Rumah Sakit
Menurut Philip B. Crosby, Mutu ialah
kesesuaian terhadap persyaratan Menurut W. Edwards Deming, Mutu ialah
pemecahan masalah untuk mencapai penyempurnaan terus menerus
Menurut Joseph M. Juran, Mutu ialah
kesesuaian dengan penggunaan Menurut K. Ishikawa, Mutu ialah
kepuasan pelanggan Menurut ISO 9000 : 2000, Mutu ialah
derajad / tingkat karakteristik yang melekat pada produk yang mencukupi persyaratan / keinginan.
Dalam arti luas,
MUTU ialah sesuatu yang dapat disempurnakan.
Pengertian KualitasAspek hasil, misalnya ketepatan waktu,
harga, kursi yang empuk, lingkungan yang nyaman, dsb
Apakah produk atau jasa memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
Goetsch & Davis ( 1994, p.4 ) :
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
MENGAPA MUTU BEGITU PENTING Meningkatnya persaingan
Abad produktivitas ----- Revolusi mutu di Jepang Globalisasi
Persepsi konsumen berubah Adanya pemborosan dalam metode yang berlaku Persepsi manajer dan petugas telah berubah
KEUNTUNGAN MUTU Walau banyak yang menganggap bahwa mencapai produk yang
bermutu ialah pemborosan semata, namun dapat dibuktikan bahwa membuat produk yang bermutu akan mendatangkan manfaat bagi perusahaan.
Sekurang – kurangnya ada 2 keuntungan yang didapat, yaitu : MARKET GAIN ( PENINGKATAN PASAR ) COST SAVING
KEUNTUNGAN MUTU DITINJAU DARI PASAR
KEUNTUNGAN MUTU DITINJAU DARI SEGI BIAYA
Peningkatan Kinerja danReliabilitas
PeningkatanReputasi
Untuk mutu
Peningkatan PangsaPasar
Peningkatan Volume dan
Efisiensi produk
Peningkatan Harga
Peningkatan Keuntungan
Peningkatan Kinerja
Meningkatnya produktivitas
Biaya scrap &Pengerjaan
Turunnya biayaGaransi
Biaya manufakturYang rendah
Biaya servisYang rendah
Keuntungan yangMeningkat
ADA 3 AKSIOMA ATAU KUNCI UTAMA DALAM MANAJEMEN MUTU Diperkenalkan oleh pakar man. mutu yaitu Demming, Joiner, dan Juran Ketiga kunci utama pengembangan mutu ini lebih dikenal dengan
SEGITIGA TQM ( TOTAL QUALITY MANAGEMENT ), yaitu : Komitmen Pendekatan ilmiah dalam menganalisis – data kegiatan dan tehnologi Keterlibatan semua staf dalam proses pengembangan mutu
KOMITMEN
KETERLIBATAN PENDEKATAN ILMIAH
SEMUA STAF
MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT
LUAS
MORBIDITAS –MORTALITAS
KEPUASAN
BIAYA
PENGERTIANMUTU
PELAYANANRS
CIRI KHAS
BAHAN BAKUMANUSIA
PELANGGAN =PENGGUNAPELAYANAN
PERAN PROFESIONAL
PENILAIAN
TERGANTUNGKACAMATA
PELANGGAN
STANDARPROFESI
PELAYANAN
PENDEKATAN,TEHNIK DAN
KRITERIA
STRUKTUR,PROSES DAN
HASIL
TOTAL QUALITY MANAGEMENT ( TQM )
Untuk memahami TQM, pengertian TQM dapat dibedakan dalam 2 aspek. Aspek pertama menguraikan apa itu TQM dan aspek kedua bagaimana mencapainya.
Merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi ( Santosa, 1992. 33 )
Merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya
TOTAL QUALITY MANAJEMENT ( TQM )
CONTINUOUS QUALITY IMPROVEMENT ( CQI )
TOTAL QUALITY CONTROL ( TQC )
Pengertian dan maksudnya sama
MANAJEMEN MUTU PARIPURNA ( MMP )
Suatu proses manajemen dengan pendekatan perilaku atau budaya organisasi yang berorientasi pada peningkatan mutu terus – menerus dan kepuasan pelanggan, dengan dukungan komitmen pimpinan, kebersamaan karyawan serta secara lintas fungsional, menyeluruh, terpadu dengan pendekatan sistem, dan didasari metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Total Quality Approach hanya dapat dicapai dengan memperhatikan kharakteristik TQM, disebut dengan 10 unsur utama ( Goetsch & Davis 1994, p 14-18 ) :
Fokus pada pelanggan, baik internal maupun eksternal Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah Memiliki komitmen jangka panjang Membutuhkan kerjasama tim ( teamwork ) Memperbaiki proses secara berkesinambungan Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Memberikan kebebasan terkendali Memiliki kesatuan tujuan Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
POKOK PEMIKIRAN TQM : MUTU DAN KEPUASAN PELANGGAN ADALAH BISNIS UTAMA MENINGKATKAN KEUNTUNGAN DENGAN MEMPERBAIKI MUTU BENAR SEJAK AWAL ( RIGHT FIRST TIME ) MANAJEMEN MUTU ADALAH TENTANG PENCEGAHAN BIAYA MUTU PENINGKATAN MUTU TERUS MENERUS BERDASARKAN DATA DAN
FAKTA, BUKAN OPINI BERDASARKAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEHNOLOGI YANG
DIDUKUNG DENGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMITMEN PIMPINAN DALAM PENINGKATAN MUTU MELAKSANAKAN SIKLUS P – D – C – A BENCHMARKING KETERLIBATAN SELURUH PETUGAS DAN KERJASAMA TIM MENGHARGAI MANUSIA SEBAGAI MANUSIA
GKM ( QUALITY CONTROL CIRCLE ) PROSES MENGHANTARKAN MUTU ( THE QUALITY DELIVERY
PROCSESS )
Proses menghantarkan mutu internal dan eksternal memberikan memberikan kesesuaian
jaminan mutu jaminan mutu kepuasan
Kita beranggapan bahwa proses berikutnya adalah pelanggan kita. Hal ini berarti bahwa supaya dapat diterima pelanggan kita , setiap proses harus berusaha mematuhi 3 syarat berikut : Tidak akan menghasilkan barang / jasa yang jelek, rusak, cacat,
atau tidak lengkap Tidak akan mengirimkan barang / jasa yang jelek, rusak, cacat
atau tidak lengkap Dan tidak pula menerima barang / jasa yang jelek, rusak, cacat
atau tidak lengkap
ProsesSaat ini
ProsesBerikut
ProsesBerikut
Pelanggan
Manajemen Persaingan Perbaikan Tim kerja
Strategis Berlanjut dan budaya
KEPUASAN PELANGGAN
TQM
PRODUK
PROSES
ORGANISASI
KEPEMIMPINAN
KOMITMEN
ISO 9000 ISO 14000 STANDAR LAIN
KEPEDULIAN
NILAI
INTEGRITAS
PELATIHAN
KONTROL
KETERANGAN : PONDASI : Merupakan syarat mutlak. Semua orang
harus memiliki nilai itu. LANTAI : Menggambarkan acuan kerja yang meliputi
standar – standar yang berlaku di perusahaan itu.
TIANG : Menggambarkan berbagai komponen / para-
meter pokok yang ada di organisasi. DINDING : Menggambarkan pelindung bagi organisasi
agar tetap bisa bersaing dan untuk counter
terhadap eksternal. ATAP : Menggambarkan fokus dari organisasi, yaitu
pelanggan
APA YANG DIMAKSUD FOKUS KEPADA PELANGGAN?
“UPAYA UNTUK MEMAHAMI, MENJALIN HUBUNGAN YANG ERAT DAN MENCARI MASUKAN-MASUKAN DARI PELANGGAN SECARA TERATUR” (MORROW, 1997)
SIAPA PELANGGAN ITU?
KONSEP TRADISIONALSESEORANG YANG MEMBELI PRODUK
BAIK BERUPA BARANG ATAU JASA
KONSEP MODERNSIAPAPUN DALAM SISTEM PELAYANAN
KESEHATAN YANG BERINTERAKSI DENGAN LAINNYA DALAM SISTEM ITU BAIK SEMENTARA MAUPUN PERMANEN (KALUZNY ET AL, 1994)
DALAM KONSEP MODERN…
ADA PELANGGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL
ADA PEMASOK INTERNAL DAN EKSTERNAL
CONTOH : INTERAKSI ANTARA DOKTER DAN PASIEN INTERAKSI ANTARA DOKTER DAN LABORAN INTERAKSI ANTARA BAG. GIZI DAN PEMASOK
BAHAN MAKAN
MENGAPA MENGUKUR KEPUASAN PELANGGAN?
PERSEPSI PELANGGAN ATAS KUALITAS PELAYANAN BISA SAMA DAN BISA BERBEDA
KEPUASAN PASIEN SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR OUTCOME KUALITAS PELAYANAN
MENINGKATKAN LOYALITAS PELANGGAN MENINGKATKAN INCOME MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN INSTITUSI
BIAYA KUALITAS Adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi
karena kualitas yang buruk.
Biaya kualitas, berhubungan dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan kerusakan
Dikelompokkan menjadi 4 golongan : Biaya pencegahan ( prevention cost ), biaya untuk
mencegah kerusakan produk yang dihasilkan. Meliputi perancangan, pelaksanaan dan pemeliharaan sistem kualitas.
Biaya deteksi/penilaian ( detection/appraisal cost ), Biaya kegagalan internal ( internal failure cost ) Biaya kegagalan eksternal ( external failure cost )
ILUSTRASI :PELAYANAN APA SAJA YANG AKAN DIDAPAT
KETIKA BERKUNJUNG KE RUMAH SAKIT?
Ketika Pulang Bagaimana Perasaan Mereka ?
KEPUASAN PELANGGANialah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang
Dengan demikian tingkat kepuasan pelanggan ialah suatu fungsi dari perbedaan antara penampilan yang dirasakan dan harapan
Ada tiga tingkat kepuasan pelanggan : Bila penampilan kurang dari harapan, pelanggan tidak dipuaskan Bila penampilan sebanding dengan harapan, pelanggan puas Bila penampilan melebihi harapan, pelanggan amat puas / senang
Kepuasan pelanggan dipengaruhi banyak faktor, antara lain : Pendekatan dan perilaku petugas saat pelnggan baru datang Mutu informasi yang diterima Prosedur perjanjian Waktu tunggu Fasilitas umum yang tersedia Fasilitas perhotelan untuk pasien spt. makan, privacy & waktu kunjung Outcome terapi dan perawatan yang diterima
KEPUASAN PELANGGAN
TINGKAT PERASAAN SESEORANG SETELAH MEMBANDINGKAN ANTARA HARAPAN ATAS PELAYANAN DENGAN KENYATAAN YANG DIRASAKAN
ATAU, KENYATAAN
KEPUASAN = -------------------- HARAPAN
PELANGGAN ADALAH RAJA, ialah MOTTO yang populer di perusahaan
PELANGGAN IALAH : Orang yang paling penting dalam bisnis kita Tidak bergantung pada kita. KIta bergantung kepada
mereka Tidak merepotkan kita, mereka adalah yang kita
maksud Bagian dari kita, bukan diluar kita Tidak sekedar statistik. Mereka memiliki perasaan,
emosi seperti kita Orang yang datang kepada kita dengan kebutuhan
dan keinginannya. Adalah tugas kita untuk memenuhinya
Mereka adalah darah kehidupan organisasi, tanpa mereka kita tidak ada
MENGUKUR KEPUASAN PELANGGANAda 4 metode yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
melacak kepuasan pelanggan :1. Sistem keluhan dan saran
• Menyediakan kotak saran• Menyediakan kartu komentar untuk pasien yang
akan keluar• Mempekerjakan karyawan khusus untuk
menangani keluhan ( Personal Interview, FGD, Observasi )
• Membuat hotlines pelanggan gratis 2. Survei kepuasan pelanggan ( Exit survei vs In servis
survei, Tatap Muka vs Via telpon, vs Via Surat, Wawancara, Self administrated survei )
3. Belanja siluman ( Ghost shopping )4. Analisa kehilangan pelanggan ( Lost customer analysis )
Hambatan dalam Memenuhi Harapan Pelanggan(1)
Kita merasa tahu apa yang penting bagi pelanggan Suatu studi menemukan kalau apa yang dipikirkan
penyedia hanya memenuhi kurang dari setengah apa yang diharapkan pelanggan
Pelanggan tidak cukup tahu soal medis Harapan pelanggan berubah
Harapan pelanggan berubah sesuai dengan upaya pendidikan dan teknologi. Komunikasi secara teratur dengan pelanggan untuk merubah pemahaman penyedia terhadap harapan pelanggan atau negosiasi ulang agar harapan pelanggan lebih beralasan.
Hambatan dalam Memenuhi Harapan Pelanggan(1)
Pelanggan membuat permintaan yang tak beralasanPenyedia mempunyai dua pilihan:
meningkatkan kinerja, atau merubah harapan pelanggan melalui negosiasi
dan komunikasi.
MANAJEMEN YANG DIGERAKKAN PELANGGANUntuk memahami kegiatan apa yang dilaksanakan dalam meningkatkan mutu yang dapat memuaskan pelanggan, terlebih dahulu kita mencoba menjawab pertanyaan berikut : Siapakah pelanggan kita ? Apa sesungguhnya yang mereka harapkan ? Apakah standar pelayanan yang kita miliki berhubungan dengan mutu
keinginan pelanggan ? Apa yang diperlukan agar standar pelayanan sesuai dengan harapan
pasien atau pelanggan ? Ukuran atau indikator apa yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan
pelanggan dan persyaratan profesi ? Selanjutnya : Membuat laporan hasil pengukuran secara jelas dan menyebar luaskan
pada staf dan pimpinan Bersama staf membuat kesimpulan dan membuat rencana kegiatan
untuk peningkatan mutu sesuai kepuasan pelanggan dan standar profesi memanfaatkan peluang – peluang yang ada
Mencari peluang peningkatan dengan menggunakan siklus PDCA dan alat statistik peningkatan mutu yang tepat
PENGUKURAN KUALITASSelain melalui perhitungan biaya, kualitas
dapat diukur melalui penelitian konsumen mengenai persepsi pelanggan terhadap kualitas suatu produk atau perusahaan.
Penelitian konsumen – bermacam metode :Sistem keluhan dan saranGhost shoppingLost customer analysisSurvei Pelanggan
Ziethaml ( 1990 ) – tolok ukur kualitas pelayanan Ziethaml ( 1990 ) – tolok ukur kualitas pelayanan dapat diukur dari 10 dimensi, yaitu :dapat diukur dari 10 dimensi, yaitu :
1.1. Tangible ( fasilitas fisik, peralatan, personil )Tangible ( fasilitas fisik, peralatan, personil )
2.2. Reliability ( pelayanan yang tepat )Reliability ( pelayanan yang tepat )
3.3. Responsiveness ( kemauan untuk membantu )Responsiveness ( kemauan untuk membantu )
4.4. Competence ( pengetahuan & ketrampilan )Competence ( pengetahuan & ketrampilan )
5.5. Courtesy ( sikap atau perilaku yang ramah )Courtesy ( sikap atau perilaku yang ramah )
6.6. Credibility ( sikap jujur )Credibility ( sikap jujur )
7.7. Security ( jasa pelayanan bebas risiko )Security ( jasa pelayanan bebas risiko )
8.8. Acces ( kemudahan dalam kontak )Acces ( kemudahan dalam kontak )
9.9. Communications ( mendengar & informatif )Communications ( mendengar & informatif )
10.10.Understanding the customer ( usaha untuk Understanding the customer ( usaha untuk mengetahui kebutuhan pelanggan )mengetahui kebutuhan pelanggan )
Komunikasiberantai
(word-of-mouth)
Kebutuhan/keinginan pribadi
Pengalaman lalu
KLIEN /KUSTOMER
Layanandiinginkan
Layanan YangDiterima (persepsi)
Layanan YangDiberikan Penyedia
Spesifikasi/DesainLayanan
Persepsi Penyediaatas kebutuhan
klien
Janji layanan daripenyedia
PENYEDIALAYANAN
GAP-1
GAP-2
GAP-3
GAP-5
GAP-4
StandarisasiMulai dari...
5 Gap / Kesenjangan yang menyebabkan 5 Gap / Kesenjangan yang menyebabkan kegagalan pelayanan / delivery jasa :kegagalan pelayanan / delivery jasa :
Gap antara harapan konsumen dan Gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemenpersepsi manajemenManajemen tdk selalu dapat merasakan apa Manajemen tdk selalu dapat merasakan apa
yang diinginkan para pelanggan secara tepatyang diinginkan para pelanggan secara tepatGap antara persepsi manajemen dan Gap antara persepsi manajemen dan
spesifikasi kualitas jasaspesifikasi kualitas jasaManajemen mungkin tahu keinginan para Manajemen mungkin tahu keinginan para
pelanggan, namun manajemen tidak pelanggan, namun manajemen tidak menyusun standar kinerjanya.menyusun standar kinerjanya.
Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasapenyampaian jasaKaryawan kurang terlatih, tidak dapat atau Karyawan kurang terlatih, tidak dapat atau
tidak memenuhi standartidak memenuhi standar Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi
eksternaleksternalHarapan konsumen dipengaruhi oleh Harapan konsumen dipengaruhi oleh
pernyataan yang dibuat oleh wakil dan iklanpernyataan yang dibuat oleh wakil dan iklan Gap antara jasa yang dirasakan dan jasa yang Gap antara jasa yang dirasakan dan jasa yang
diharapkandiharapkanKonsumen mengukur kinerja atau prestasi Konsumen mengukur kinerja atau prestasi
dengan cara yang berlainan dan salah dengan cara yang berlainan dan salah mempersepsikan kualitas jasa tersebut.mempersepsikan kualitas jasa tersebut.
Matrix Tingkat Kepuasan – Tingkat Kepentingan Merupakan matrix dua dimensi yang
membandingkan antara ekspektasi pelanggan dengan performance jasa yang diterimanya.Tiinggi
Performance
Tinggi
Harapan / Importance
Sumber : The Burke CSA Approach to Measurement and Analysis
Kuadran A Kuadrant B
Kuandrat D Kuadrant C
Kuadrant A, yaitu atribut yang kinerja tinggi, Kuadrant A, yaitu atribut yang kinerja tinggi, akan tetapi dinilai belum memenuhi akan tetapi dinilai belum memenuhi harapan pasienharapan pasien
Kuadran B, yaitu kinerja tinggi tetapi juga Kuadran B, yaitu kinerja tinggi tetapi juga pentingpenting
Kuadrant C, yaitu kinerja rendah tetapi bagi Kuadrant C, yaitu kinerja rendah tetapi bagi pasien sangat pentingpasien sangat penting
Kuadrant D, yaitu yang dianggap memiliki Kuadrant D, yaitu yang dianggap memiliki kinerja rendah, tetapi bagi pasien dianggap kinerja rendah, tetapi bagi pasien dianggap kurang pentingkurang penting
BEBERAPA INDIKATOR MUTU LAYANAN RS
INDIKATOR KLINIS Infeksi nosokomial Angka kematian RS ( CDR dan NDR ) Terkait Operasi
Indikasi operasi tidak tepat Salah pasien yang dioperasi Salah organ yang dioperasi Kematian karena operasi Komplikasi operasi
Terkait dengan narkose Kematian di kamar operasi Kematian di kamar pulih sadar Kematian dalam 24 jam setelah narkose Henti jantung di kamar operasi Cidera karena intubasi
Terkait dengan persalinan Infeksi pasca persalinanan Perdarah tidak normal pada persalinan Kematian maternal Kematian neonatal Kematian bayi dalam kandungan ( stilbirth ) Bayi lahir dengan AS rendah Angka SC tinggi Tetanus neonatorum
Penyakit dalam / umum Salah diagnose Salah obat Salah baca X – ray Cidera akibat tindakan Dekubitus Pasien pulang paksa Komplikasi pada pengobatan intra vena
Pertolongan gawat darurat Resusitasi KP yang tidak berhasil Pasien di UGD yang tidak diperiksa dokter Pasien terlambat diperiksa Salah penilaian kegawatan pasien Pasien tertahan di UGD lebih dari 6 jam Kematian di UGD Pasien mati atau harus masuk rawat dalam 48 jam setelah
ditolong di UGD Indikator efisiensi
Petunjuk bahwa sumber daya RS dimanfaatkan secara efisien dan ekonomis untuk menghasilkan layanan yang bermutu. Petunujk itu dilakukan dgn Utilization Review dgn fokus antara lain : LOS, BTO, TOI Pemanfaat kamar operasi, kamar bersalin Pemakain obat, pemanfaatan alat diagnostik, labor klinik Pemanfaatan bahan keperawatan Makanan pasien Energi BBM, listrik, oksigen Pemakain jasa pihak ketiga
Indikasi keamanan pasien Pasien terjatuh dari TT Pasien / pengunjung terjatuh di kamar mandi Pasien diberi obat salah Pasien lupa diberi obat Tidak ada obat atau alat emergency ketika diperlukan Tidak dilakukan test silang sebelum transfusi Alat penghisap lendir tidak berfungsi baik Alat pemadam kebakaran tidak ada Tidak ada disaster plan di RS Pasien kehilangan milik di RS
Indikator tentang kepuasan / ketidakpuasan pasien Ucapan terima kasih dari pasien Pasien lama tidak kembali lagi Dokter disenangi dan tidak disenangi Jumlah keluhan dari pasien / keluarga Hasil survei kepuasan pasien Pengamatan lama menunggu di Poli, Apotik, administrasi Pengaduan malpraktik
GUGUS KENDALI MUTU ( QUALITY CONTROL CYCLE )
ADALAH SEKELOMPOK KECIL PETUGAS , YANG SECARA SUKARELA MELAKUKAN KEGIATAN – KEGIATAN PENGENDALIAN MUTU DI DALAM TEMPAT KERJANYA SENDIRI.
TUJUAN GKM : Menyumbangkan perbaikan mutu produktivitas organisasi Meningkatkan kemampuan manajemen dan
kepemimpinan Menciptakan lingkungan kerja yang sadar mutu dan
kepuasan kerja Sebagai kekuatan inti pengendalian mutu dalam
organisasi
SASARAN GKM : MEMBANGUN TEMPAT KERJA YANG KOKOH MEMBANGUN KONDISI YANG TERKENDALI MEMBANGUN SEMANGAT KERJA TERCIPTANYA HUBUNGAN MANUSIAWI PERBAIKAN TERUS MENERUS DI TEMPAT KERJA KEGIATAN SUKARELA POLA PIKIR DAN TINDAK YANG BENAR DAN
MEMPERLUAS WAWASAN PIKIRAN MAMPU BEKERJA SAMA DENGAN KELOMPOK / TIM MENINGKATKAN PENGHASILAN MENJAGA MUTU ( QUALITY ASSURANCE ) URAIAN TUGAS YANG TEPAT DAN SPESIFIK
PRINSIP – PRINSIP GKM : MERUPAKAN KEGIATAN KELOMPOK BUKAN INDIVIDU MASALAH YANG DIBAHAS ADALAH MASALAH PEKERJAAN YANG
NYATA DITEMPAT KERJA TEREKNDALI, TIDAK MEMBAHAS ULANG PERSOALAN YANG
SAMA PERBAIKAN ATAU PENINGKATAN CARA DAN HASIL KERJA BANYAK MELIBATKAN PETUGAS PELAKSANA PARTISIPASI AKTIF SEMUANYA DISKUSI BEBAS DAN TERBUKA MENGGUNAKAN TEHNIK PEMECAHAN MASALAH DAN
PEMBUATAN KEPUTUSAN BERPIKIR INOVATIF, KREATIF TIDAK RUTINITAS SALING MENGHARGAI, MENGHORMATI DAN SALING MEMBANTU
PENINGKTAN DIRI MEMBINA KERJA SAMA ANTAR GUGUS, PERSINGAN SEHAT,
BERSAHABAT DAN BERMANFAAT
SEPULUH POKOK – POKOK KEGIATAN GKM
( THE TEN FUNDAMENTALIS FOR QC CICLE ACTIVITIES )
1. PENGEMBANGAN DIRI ( SELF DEVELOPMENT )
2. SUKARELA ( VOLUNTARINESS )
3. KEGIATAN KELOMPOK ( GROUP ACTIVITIES )
4. PARTISIPASI SEMUANYA ( PARTICIPATION BY ALL )
5. PENERAPAN TEHNIK KENDALI MUTU ( UTILIZATION OF QC TECHNIQUE )
6. KEGIATAN – KEGIATAN YANG RAPAT BERHUBUNGAN ( ACTIVITIES CLOSELY RELATED TO THE WORK SHOP ) DENGAN TEMPAT KERJA
7. MENINGKATKAN DAN MELESTARIKAN KEGIATAN GKM ( ENHANCING AND EVER LASTING OF QC CIRCLE ACTIVITIES )
8. PENGEMBANGAN BERSAMA ( MUTUAL DEVELOPMENT )
9. KREATIVITAS ( CREATIVITY )
10. SADAR MUTU, SADAR MASALAH, DAN SADAR PENINGKATAN MUTU ( QUALITY CONSCIOUSNESS, PROBLEM, IMPROVMENT )
PENGORGANISASIAN GKM
GKM lebih baik dipahami sebagai filsafat hidup ( way of life ) yang membawa perubahan dalam cara berpikir seseorang, yang membawa hubungan baik dalam lingkungan tempat kerja.
DIREKTUR
BIDANG
KOMITE MEDIK
PANITIA MUTU
KOORDINATOR
FASILITATOR
KETUA
ANGGOTA
PROSES KEGIATAN GKM
DELAPAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH DAN TUJUH ALAT Identifikasi dan menetapkan prioritas masalah P = M x V x I
C Analisis sebab yang mengakibatkan masalah Menetukan sebab yang paling dominan Memutuskan rencana perbaikan Melaksanakan kegiatan perbaikan Memeriksa hasil perbaikan dan menilai Mencegah terulangnya lagi masalah dengan standarisasi Merencanakan penyelesaian masalah berikutnya, dst
Tujuh alat : Lembar periksa ( check sheet ) Histogram Diagram pareto Diagram sebab akibat Stratifikasi Grafik dan bagan pengendalian ( control chart ) Diagram tebar ( scatter diagram )
RISALAH GKM
Langkah – langkah kegiatan GKM dapat dituangkan dalam suatu risalah yang menceritakan proses yang terjadi dalam setiap langkah setelah PDCA sebagaimana dijabarkan dalam 8 langkah pemecahan masalah.
Digunakan untuk penyajian pada pertemuan, dsb.Nama Instansi/Organisasi :
Nama Unit Kerja :
Nama Gugus :
I. Analisa Singkat Situasi Tempat Kerja• Organisasi
• Visi, Misi Organisasi• Struktur Organisasi dan pejabat• Susunan Pengurus GKM
• Uraian Tugas dan Fungsi
II. Ketentuan - ketentuan Kebijakan umum Definisi Batasan - batasan
III. RENCANA KEGIATAN LANGKAH I : IDENTIFIKASI MASALAH/MENENTUKAN MASALAH LANGKAH II : ANALISIS PENYEBAB MASALAH LANGKAH III : MENCARI PENYEBAB MASALAH YANG
MENENTUKAN ( PENYEBAB UTAMA ) LANGKAH IV : MENYUSUN RENCANA PERBAIKAN/PENINGKATAN
------ 5W + 1H
WHAT ? APA MASALAHNYA, SESUAI TEMA ATAU PENYEBAB UTAMA
WHY ? MENGAPA TERJADI, PENYEBAB UTAMA ATAU DOMINAN
WHERE? DIMANA FAKTOR TSB TERJADI
WHEN?KAPAN WAKTU YANG SESUAI UNTUK RENCANA PERBAIKAN
WHO? SIAPA YANG MEMPERBAIKI, BERTANGGUNG JAWAB, SBG KONSULTAN
HOW? BAGAIMANA CARA MEMPERBAIKI, PENYEDIAAN SUMBER DAYA
Plan do action
Persetujuan atasan LANGKAH V : LANGKAH MELAKSANAKAN
PERBAIKAN/PENINGKATAN LANGKAH VI : MEMERIKSA DAN MENILAI HASIL PERBAIKAN LANGKAH VII : STANDARISASI LANGKAH VIII : MENETAPKAN RENCANA BERIKUTNYA
PATIENT SAFETYKESELAMATAN PASIEN
KESELAMATAN ADALAH SUATU KEBUDAYAAN,
BUKAN SUATU KETENTUAN
Pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk Pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien sesuai dengan yang diucapkan menyelamatkan pasien sesuai dengan yang diucapkan Hipocrates kira – kira 2400 tahun yang lalu yaitu : Hipocrates kira – kira 2400 tahun yang lalu yaitu : Primum, non nocere ( First, do no harm ).Primum, non nocere ( First, do no harm ).
Namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan Namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan tehnologi kedokteran serta makin kompleksnya tehnologi kedokteran serta makin kompleksnya manajemen Rumah Sakit, unsur keselamatan pasien ini manajemen Rumah Sakit, unsur keselamatan pasien ini agak terabaikan.agak terabaikan.
Di Rumah Sakit terdapat ratusan macam obat, ratusan Di Rumah Sakit terdapat ratusan macam obat, ratusan test dan prosedur, banyak alat dengan tehnologinya, test dan prosedur, banyak alat dengan tehnologinya, bermacam jenis tenaga profesi yang siap memberikan bermacam jenis tenaga profesi yang siap memberikan pelayanan pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman pelayanan pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi kejadian tidak diharapkan – dengan baik dapat terjadi kejadian tidak diharapkan – KTD atau Adverse Event.KTD atau Adverse Event.
RUMAH SAKIT ----- KUMPULANDokter, Perawat, Apoteker
Tenaga Medis
Alat – alat penunjang medis
Berbagai test / prosedur
memungkinkan
Banyak pasien
Berbuat kesalahan medis
To err is human
TIAP TINDAKAN MEDIK
BERISIKO
KTD NYARIS CEDERA ATTACHMENT
Adverse Event Near miss Risk
Tujuan Patient Safety :
Tidak boleh ada pasien menderita cedera yang dapat dicegah
Pasien, pusat dari semua upaya keselamatan
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL AKHIR PELAYANAN MEDIK :
Perjalanan dan komplikasi penyakit Risiko pengobatan Risiko tindakan medik Efek samping pengobatan dan tindakan Keterbatasan fasilitas Kecelakaan medik ( medical accident ) Kesalahan medik ( medical error ) Kelalaian medik ( medical neglience ) Malpraktik medik
Faktor – faktor yang tidak diharapkan : Kurang / tidak ada SOP Pesan – pesan yang tumpang tindih Pelatihan yang tidak berkesinambungan Kurangnya perhatian Toleransi kesalahan Tehnologi ketinggalan Pemeliharaan yang kurang baik Beban kerja berlebih Supervisi kurang Pengetahuan umum
Tindakan tidak aman, Kesalahan, Pelanggaran, Tidak melakukan apa yang harus dilakukan
Ada 5 isu penting terkait dengan keselamatan di RS :Ada 5 isu penting terkait dengan keselamatan di RS :
1.1. Keselamatan pasienKeselamatan pasien
2.2. Keselamatan pekerja atau petugas kesehatanKeselamatan pekerja atau petugas kesehatan
3.3. Keselamatan bangunan dan peralatan di Rumah Sakit Keselamatan bangunan dan peralatan di Rumah Sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugasdan petugas
4.4. Keselamatan lingkungan yang berdampak terhadap Keselamatan lingkungan yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan, dan pencemaran lingkungan, dan
5.5. Keselamatan bisnis rumah sakit yang terkait dengan Keselamatan bisnis rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakitkelangsungan hidup rumah sakit
Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan mutu dan dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan mutu dan citra perumahsakitan.citra perumahsakitan.
Institute of Medicine – tahun 2000 :Laporan TO ERR IS HUMANLaporan TO ERR IS HUMANBanyak kasus – kasus KTD di Rumah Sakit Banyak kasus – kasus KTD di Rumah Sakit
WHO – 2004 :Global Alliance For Patients SafetyGlobal Alliance For Patients Safety
PERSI :Membentuk Komite Keselamatan Pasien RS Membentuk Komite Keselamatan Pasien RS
pada 1 Juni 2005pada 1 Juni 2005Gerakan Keselamatan Pasien RS oleh Gerakan Keselamatan Pasien RS oleh
Menkes pada 21 Agustus 2005Menkes pada 21 Agustus 2005Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien
Rumah SakitRumah Sakit
PENGERTIAN :PENGERTIAN :
KESELAMATAN PASIEN ( PATIENT SAFETY ) ialahKESELAMATAN PASIEN ( PATIENT SAFETY ) ialahsuatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh aman, mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil resiko tindakan yang seharusnya diambil.mengambil resiko tindakan yang seharusnya diambil.
Sistem ini meliputi :Sistem ini meliputi :pengenalan resiko,pengenalan resiko,
identifikasi & pengelolaan yang berhubungan dengan resiko pasien,identifikasi & pengelolaan yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden,pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar insiden,kemampuan belajar insiden,
tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko.tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko.
Sistem ini mencegah terjadinya cederaSistem ini mencegah terjadinya cedera
PATIENT SAFETY IS THE PREVENTION OF HARM TO PATIENTSPATIENT SAFETY IS THE PREVENTION OF HARM TO PATIENTS
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD ) – ADVERSE EVENTSuatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan
cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis karena tidak dapat dicegah. dicegah.
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN YANG TIDAK DAPAT DICEGAHUNPREVENTABLE ADVERSE EVENT
Suatu kejadian yang tidak diharapkan akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan yang mutakhir
KEJADIAN NYARIS CEDERA – NEAR MISS Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ( commision ) Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ( commision ) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang dapat menciderai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi, yang dapat menciderai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi,
karena keberuntungankarena keberuntungan ( misalnya, pasien ( misalnya, pasien terima obat terima obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat ), kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat ), karena pencegahankarena pencegahan ( pemberian obat dosis lethal tetapi staf ( pemberian obat dosis lethal tetapi staf lain mengetahui dan membatalkan sebelum diberikan ),ataulain mengetahui dan membatalkan sebelum diberikan ),ataukarena peringanankarena peringanan ( suatu obat dosis lethal diberikan, ( suatu obat dosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu diberi antidotenya )diketahui secara dini lalu diberi antidotenya )
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
Suatu kejadian yang tidak disengaja dan diharapkan yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASEIN
Suatu sistem untuk mendokumentasikan insiden yang tidak disengaja dan tidak diharapkan, yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien, sistem ini juga mendokumentasikan kejadian – kejadian yang tidak konsisten dengan operasional rutin rumah sakit atau asuhan pasien
KEJADIAN SENTINEL
Suatu kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius, biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.
Kata Sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi
TUJUAN KEGIATAN PATIENT SAFETY DI TUJUAN KEGIATAN PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT :RUMAH SAKIT :
Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan di rumah sakit, dan
Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan
Masalah Masalah Keselamatan Pasien ( KP )Keselamatan Pasien ( KP ) perlu perlu ditangani segera di rumah sakit di Indonesia, ditangani segera di rumah sakit di Indonesia, perlu standar keselamatan pasien rumah sakit perlu standar keselamatan pasien rumah sakit sbg acuan untuk melaksanakannya.sbg acuan untuk melaksanakannya.
Standar Keselamatan Pasien Rumah SakitStandar Keselamatan Pasien Rumah Sakit disusun mengacu kepada Hospital Patient disusun mengacu kepada Hospital Patient Safety Standars yang dikeluarkan oleh Joint Safety Standars yang dikeluarkan oleh Joint Commision on Accreditation of Health Commision on Accreditation of Health Organization, Illionis, USA, tahun 2002 yang Organization, Illionis, USA, tahun 2002 yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi disesuaikan dengan situasi dan kondisi perumahsakitan di Indonesia.perumahsakitan di Indonesia.
Standar Keselamatan Pasien tdd. Standar Keselamatan Pasien tdd. 7 STANDAR7 STANDAR
7 STANDAR KESELAMATAN PASIEN :7 STANDAR KESELAMATAN PASIEN : HAK PASIENHAK PASIEN MENDIDIK PASIEN DAN KELUARGAMENDIDIK PASIEN DAN KELUARGA KESELAMATAN PASIEN DAN KESINAMBUNGAN KESELAMATAN PASIEN DAN KESINAMBUNGAN
PELAYANANPELAYANAN PENGGUNAAN METODE – METODE PENINGKATAN PENGGUNAAN METODE – METODE PENINGKATAN
KINERJA UNTUK MELAKUKAN EVALUASI DAN KINERJA UNTUK MELAKUKAN EVALUASI DAN PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN PASEINPROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN PASEIN
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KESELAMATAN PASIENKESELAMATAN PASIEN
MENDIDIK STAF TENTANG KESELAMATAN PASEINMENDIDIK STAF TENTANG KESELAMATAN PASEIN KOMUNIKASI MERUPAKAN KUNCI BAGI STAF KOMUNIKASI MERUPAKAN KUNCI BAGI STAF
UNTUK MENCAPAI KESELAMATAN PASIENUNTUK MENCAPAI KESELAMATAN PASIEN
HAK PASIEN STANDAR :
Pasien dan kelurga mempunyai hak untuk Pasien dan kelurga mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya kejadian tidak diharapkan.kejadian tidak diharapkan.
KRITERIAHarus ada dokter penanggung jawab pelayanan Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan
( DPJP )( DPJP )DPJP wajib membuat rencana pelayananDPJP wajib membuat rencana pelayananDPJP wajib memberikan penjelasan secara jelas DPJP wajib memberikan penjelasan secara jelas
dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya kejadian yang tidak diharapkan.terjadinya kejadian yang tidak diharapkan.
MENDIDIK PASIEN DAN KELUARGA STANDAR :
RS harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan RS harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasientanggung jawab pasien dalam asuhan pasien
KRITERIA : RS harus mempunyai sistem dan mekanisme mendidik pasien dan RS harus mempunyai sistem dan mekanisme mendidik pasien dan
keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasein. asuhan pasein.
Dengan pendidikan diharapkan pasein dan keluarganya dapat :Dengan pendidikan diharapkan pasein dan keluarganya dapat : Memberi informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujurMemberi informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan
keluargakeluarga Mengajukan pertanyaan – pertanyaan untuk hal yang tidak Mengajukan pertanyaan – pertanyaan untuk hal yang tidak
mengertimengerti Memahami dan menerima konsekuensi pelayananMemahami dan menerima konsekuensi pelayanan Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakitMematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasaMemperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa Memenuhi kewajiban finansial yang disepakatiMemenuhi kewajiban finansial yang disepakati
KESELAMATAN PASIEN DAN KESINAMBUNGAN PELAYANAN STANDAR :
RS menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan
KRITERIA : Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat
pasien masuk sampai saat pasien keluar rumah sakit Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan
pasien dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan shg pada seluruh tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan lancar
Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan, pelayanan sosial, konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya
Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan efektif
PENGGUNAAN METODE – METODE PENINGKATAN KINERJA UNTUK MELAKUKAN EVALUASI DAN PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN PASIEN STANDAR :
RS harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja sera keselamatan pasien
KRITERIA : Setiap RS harus mendesign mengacu pada visi, misi dan tujuan
serta sesuai dengan tujuh langkah menuju keselamatan pasien RS RS harus mengumpulkan data kinerja antara lain pelaporan insiden,
akreditasi, manajemen resiko, utilisasi, mutu pelayanan & keuangan RS harus melakukan evaluasi intensif terkait KTD dan secara
proaktif melakukan evaluasi satu proses kasus resiko tinggi RS harus menggunakan data dan informasi hasil analisis kinerja
untuk menentukan perubahan sistem yang diperlukan agar kinerja dan keselamatan pasien terjamin
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KESELAMATAN PASIEN STANDAR :
Pemimpin mendorong dan menjamin implementasi program KP secra terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “ Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit “.
Pemimpin menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi risiko KP dan program menekan atau mengurangi KTD
Pemimpin mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang KP
Pemimpin mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji, dan meningkatkan kinerja RS serta meningkatkan KP
Pemimpin mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusi dalam meningkatkan kinerja RS dan KP
KRITERIA : Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program KPTerdapat tim antar disiplin untuk mengelola program KP Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program
meminimalkan insiden, yang mencakup jenis – jenis kejadian yang memerlukan meminimalkan insiden, yang mencakup jenis – jenis kejadian yang memerlukan perhatian, mulai dari Kejadian Nyaris Cedera sampai KTDperhatian, mulai dari Kejadian Nyaris Cedera sampai KTD
Tersedianya mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari Tersedianya mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari RS terintegrasi dan berpartisipasi dalam program KPRS terintegrasi dan berpartisipasi dalam program KP
Tersedia prosedur cepat tanggap terhadap insiden, termasuk asuhan kepada Tersedia prosedur cepat tanggap terhadap insiden, termasuk asuhan kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisapenyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisa
Tersedianya mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan Tersedianya mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang Analisis insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang Analisis Akar Masalah ( RCA ) “ Kejadian Nyaris Cedera “ dan “ Kejadian Sentinel “ Akar Masalah ( RCA ) “ Kejadian Nyaris Cedera “ dan “ Kejadian Sentinel “ pada saat program KP mulai dilaksanakanpada saat program KP mulai dilaksanakan
Tersedianya mekanisme untuk menangani berbagai jensi insiden, termasuk Tersedianya mekanisme untuk menangani berbagai jensi insiden, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan kejadian sentinelmekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan kejadian sentinel
Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar pengelola pelayanan di dalam RS dengan pendekatan antar disiplinantar pengelola pelayanan di dalam RS dengan pendekatan antar disiplin
Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan perbaikan kinerja RS dan perbaikan keselamatan pasien, termasuk evaluasi perbaikan kinerja RS dan perbaikan keselamatan pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebutberkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut
Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja RS dan KP, termasuk objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja RS dan KP, termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinyarencana tindak lanjut dan implementasinya
MENDIDIK STAF TENTANG KESELAMATAN PASEIN STANDAR :
Rumah Sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan, dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan KP secara jelas
Rumah Sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien
KRITERIA : Setiap RS harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan
orientasi bagi staf baru yang memuat topik KP sesuai dengan tugasnya masing – masing
Setiap RS harus mengintegrasikan topik KP dalam setiap inservice training & memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden
Setiap RS harus menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok ( teamwork ) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka melayani pasien
KOMUNIKASI MERUPAKAN KUNCI BAGI STAFF UNTUK MENCAPAI KESELAMATAN PASEIN STANDAR :
RS merencanakan dan mendisain proses manajemen informasi KP untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal
Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat
KRITERIA :Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan
dan mendisain proses manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal – hal terkait dengan KP
Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merevisi manajemen informasi yang ada
7 LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT :
Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien Pimpin dan dukung staf anda Intergrasikan aktivitas pengelolaan risiko Kembangkan sistem pelaporan Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien Belajar dan berbagi pengalaman tentang
keselamatan pasien Cegah cedera melalui implementasi sistem
keselamatan pasien
Bangun Kesadaran Akan Nilai KPCiptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil
Langkah penerapannya : Bagi Rumah Sakit :
RS memiliki kebijakan yg menjbarakan apa yg harus dilakukan segera stlh terjadi insiden, langkah – langkah pengumpulan data dan dukungan yang harus diberikan kpd staf & pasien
Memiliki kebijakan yang menjabarkan peran dan akuntabilitas individu bilamana ada insiden
Tumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari insiden yang terjadi
Lakukan assesment dengan survei penilaian KP Bagi Unit/Tim :
Pastikan rekan sekerja merasa mampu untuk berbicara dan berani melaporkan bilamana ada insiden
Demonstrasikan kepada tim anda ukuran – ukuran yang dipakai untuk memastikan semua laporan dibuat secara terbuka dan terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan / solusi yang tepat
Pimpin Dan Dukung Staf AndaBangunlah komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang KP di Rumah Sakit
Langkah penerapannya : Untuk Rumah Sakit :
Ada Pimpinan yang bertanggungjawab atas KP Identifikasi tiap unit orang – orang sbg penggerak dalam
gerakan KP Prioritas KP dalam agenda rapat Pimpinan/manajemen RS Masukan KP dalam semua program latihan staf RS
Untuk Unit/Tim : Nominasikan penggerak dalam tim anda untuk memimpin
gerakan KP Jelaskan kepada tim anda penting dan manfaat bagi mereka
menjalankan KP Tumbuhkan sikap ksatria yang menghargai pelaporan insiden
Integrasikan Aktivitas Penglolaan RisikoKembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi dan asesmen hal yang potensial bermasalah
Langkah penerapannya : Untuk Rumah Sakit :
Untuk Unit/Tim :
Kembangkan Sistem PelaporanPastikan staf anda dengan mudah dapat melaporkan kejadian/insiden, serta RS mengatur pelaporan kepada Komite KPRS ( KKPRS )
Langkah penerapannya : Untuk Rumah Sakit :
Untuk Unit/Tim :
Libatkan Dan Berkomunikasi Dengan Pasien
Kembangkan cara – cara komunikasi yang terbuka dengan pasien
Langkah penerapannya : Untuk Rumah Sakit :
Untuk Unit/Tim :
Belajar Dan Berbagi Pengalaman Tentang Keselamatan PasienDorong staf anda untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul
Langkah penerapannya : Untuk Rumah Sakit :
Untuk Unit/Tim :
Cegah Cedera Melalui Implementasi Sistem Keselamatan PasienGunakan informasi yg ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan
Langkah penerapannya : Untuk Rumah Sakit :
Untuk Unit/Tim :
LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN DI RS :LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN DI RS :
RS agar membentuk Tim Keselamatan Pasien RS, dengan susunan organisasi sbb. :
RS agar mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan internal tentang insiden
RS agar melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan Pasien RS ( KKPRS ) secara rahasia
RS agar memenuhi standar keselamatan pasien RS dan menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien RS
RS pendidikan mengembangkan standar pelayanan medsi berdasarkan hasil dari analisis akar masalah dan sebagai tempat pelatihan standar – standar yang baru dikembangkan
PENCATATAN DAN PELAPORAN DI RS :PENCATATAN DAN PELAPORAN DI RS :
MANAJEMEN RISIKOQUALITY ASSURANCE
STANDARISASI, meliputi kriteria yang terukur ( measurable ) dan indikator satuan waktu ( time – frame )
AKREDITASI, self assesment dan penilaianCONTINUOUS QUALITY IMPROVEMENT,
dengan PDCABENCHMARKING
MANAJEMEN RESIKO
PENGERTIAN :PENGERTIAN :Istilah (risk) risiko memiliki berbagai definisi. Risiko dikaitkan Istilah (risk) risiko memiliki berbagai definisi. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko sbb :Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko sbb :
Risk is the chance of lossRisk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian). (Risiko adalah kans kerugian).Chance of lossChance of loss berhubungan dengan suatu berhubungan dengan suatu exposureexposure (keterbukaan) terhadap (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chancechance dipergunakan untuk dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat menolak definisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam hal kerugian. Dalam hal chance of losschance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak ada.risiko tidak ada.
Risk is the possibility of lossRisk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian). (Risiko adalah kemungkinan kerugian).Istilah Istilah possibilitypossibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
Risk is uncertaintyRisk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian). (Risiko adalah ketidakpastian).UncertaintyUncertainty dapat bersifat dapat bersifat subjectivesubjective dan dan objectiveobjective. . SubjectiveSubjective uncertaintyuncertainty merupakan merupakan penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan. sikap individu yang bersangkutan. Objective uncertaintyObjective uncertainty akan dijelaskan pada dua akan dijelaskan pada dua definisi risiko berikut.definisi risiko berikut. Risk is the dispersion of actual from expected resultsRisk is the dispersion of actual from expected results (Risiko merupakan (Risiko merupakan
penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan).penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan). Risk is the probability of any outcome different from the one expectedRisk is the probability of any outcome different from the one expected (Risiko (Risiko
adalah probabilitas sesuatu adalah probabilitas sesuatu outcomeoutcome berbeda dengan berbeda dengan outcomeoutcome yang yang diharapkan).diharapkan). Menurut definisi di atas, risiko bukan probabilitas dari suatu Menurut definisi di atas, risiko bukan probabilitas dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilita dari beberapa outcome yang berbeda dari kejadian tunggal, tetapi probabilita dari beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan.yang diharapkan.
Dari berbagai definisi diatas, risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat Dari berbagai definisi diatas, risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain, buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian.kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian.
Risiko dapat terjadi pada pelayanan, kinerja, dan reputasi dari institusi yang bersangkutan. Risiko yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kejadian alam, operasional, manusia, politik, teknologi, pegawai, keuangan, hukum, dan manajemen dari organisasi.
Suatu risiko yang terjadi dapat berasal dari risiko lainnya, dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Risiko rendahnya kinerja suatu instansi berasal dari risiko rendahnya mutu pelayanan kepada publik. Risiko terakhir disebabkan oleh faktor-faktor sumber daya manusia yang dimiliki organisasi dan operasional seperti keterbatan fasilitas. Risiko yang terjadi akan berdampak pada tidak tercapainya misi dan tujuan dari instansi tersebut, dan timbulnya ketidakpercayaan dari publik.
Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen risiko. Peran dari manajemen risiko diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat berubah, mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan penyusunan strategic management, mengamankan sumber daya dan asset yang dimiliki organisasi, dan mengurangi reactive decision making dari manajemen puncak.
The Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organizations (JCAHO) memberikan pengertian manajemen risiko sebagai aktivitas klinik dan administratif yang dilakukan oleh rumah sakit (HCO) untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko terjadinya cedera atau kerugian pada pasien, personil, pengunjung dan rumah sakit itu sendiri. Kegiatan tersebut meliputi identifikasi risiko hukum (legal risk), memprioritaskan risiko yang teridentifikasi, menentukan respons rumah sakit terhadap risiko, mengelola suatu kasus risiko dengan tujuan meminimalkan kerugian (risk control), membangun upaya pencegahan risiko yang efektif, dan mengelola pembiayaan risiko yang adekuat (risk financing).
Manajemen risiko yang komprehensif meliputi seluruh aktivitas rumah sakit, baik operasional maupun klinikal, oleh karena risiko dapat muncul dari kedua bidang tersebut. Bahkan akhir-akhir ini meliputi pula risiko yang berkaitan dengan managed care dan risiko kapitasi, merger dan akuisisi, risiko kompensasi ketenagakerjaan, corporate compliance dan etik organisasi.
Manajemen risiko merupakan perilaku dan intervensi proaktif untuk mengurangi kemungkinan cedera serta kehilangan. Dalam perawatan kesehatan, manajemen risiko bertujuan untuk mencegah cedera pada pasien dan menghindari tindakan yang merugikan profesi. Asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dan sistem pelaksanaannya yang aman, merupakan kunci bagi manajemen risiko yang efektif dalam keperawatan kedaruratan. Mayoritas cedera pada pasien dapat ditelusuri sampai kepada ketidaksempurnaan sistem yang dapat menjadi penyebab primer cedera atau yang membuat perawat melakukan kesalahan sehingga terjadi cedera pada pasien. Begitu terjadi cedera, manajemen risiko hams memfokuskan perhatiannya pada upaya mengurangi akibat cedera tersebut untuk memperkecil kemungkinan diambilnya tindakan hukum terhadap petugas.
Manajemen resiko adalah kegiatan manusia yang mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, sehingga ancaman tersebut dapat di dihindari dengan cara atau strategi yang dapat mendatangkan keutungan pada perusahaan.
Manajemen resiko terdapat dua katagori resiko, yaitu ;1. Resiko spekulatif.yaitu resiko dimana perusahaan di hadapi oleh suatu permasalahan dimana perusahaan tersebut dapat mengalami keutungan atau kerugian.2. Resiko murniyaitu resiko dimana perusahaan hanya akan mengalami kerugian atau tidak. Pada resiko ini perusahaan tidak akan mendapatkan keutungan karena resiko ini merupakan resiko yang tidak dapat diperkirakan. contoh nya kebakaran, pencurian, atau bencana alam.
Manajemen resiko pada rumah sakit.@bersifat spekulatif.Rumah sakit mengadakan promosi dalam pengobatan tertentu kemungkinan ruamah sakit tersebut akan untuk apabila program pengobatan yang diselengggarakan akan diminati oleh pasien.@bersifat murniSalah satu dokter pada rumah sakit tertentu mengadakan praktek ilegal kemudian tekena sorotan media, hal ini merupakan resiko dimana rumah sakit tidak mendapatkan keuntungan.
Definisi risk management dapat dijabarkan sbb. :
On going process Risk management dilaksanakan secara terus menerus dan dimonitor secara berkala. Risk management bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan sesekali (one time event).
Effected by peopleRisk management ditentukan oleh pihak-pihak yang berada di lingkungan organisasi. Untuk lingkungan institusi Pemerintah, risk management dirumuskan oleh pimpinan dan pegawai institusi/departemen yang bersangkutan.
Applied in strategy settingRisk management telah disusun sejak dari perumusan strategi organisasi oleh manajemen puncak organisasi. Dengan penggunaan risk management, strategi yang disiapkan disesuaikan dengan risiko yang dihadapi oleh masing-masing bagian/unit dari organisasi.
Applied across the enterpriseStrategi yang telah dipilih berdasarkan risk management diaplikasikan dalam kegiatan operasional, dan mencakup seluruh bagian/unit pada organisasi. Mengingat risiko masing-masing bagian berbeda, maka penerapan risk management berdasarkan penentuan risiko oleh masing-masing bagian.
Designed to identify potential eventsRisk management dirancang untuk mengidentifikasi kejadian atau keadaan yang secara potensial menyebabkan terganggunya pencapaian tujuan organisasi.
Provide reasonable assuranceRisiko yang dikelola dengan tepat dan wajar akan menyediakan jaminan bahwa kegiatan dan pelayanan oleh organisasi dapat berlangsung secara optimal.
Geared to achieve objectivesRisk management diharapkan dapat menjadi pedoman bagi organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Manajemen resiko rumah sakit merupakan satu diantara pilar untuk menghadapi era globalisasi. manajemen resiko bisa dilakukan melalui kendali mutu dan kendali biaya.
Dengan pengelolaan mutu yang baik, rumah sakit bisa menciptakan kepuasan, kepercayaan dan loyalitas masyarakat dan mencegah terjadinya resiko dan kerangka organisasi. '
MANAJEMEN RISIKO KLINISMANAJEMEN RISIKO KLINIS1.1. Konsep 3 unsur :Konsep 3 unsur :
PersepsiPersepsi Kemungkinan terjadiKemungkinan terjadi Konsekuensi ( dampak atau akibat kejadian ) Konsekuensi ( dampak atau akibat kejadian )
2.2. Struktur :Struktur : Sistem : Sistem manajemen RS, sistem komite medik, sistem SMF, Sistem : Sistem manajemen RS, sistem komite medik, sistem SMF,
sistem penelitian, sistem pendidikan, dll.sistem penelitian, sistem pendidikan, dll. Legalitas : SIPLegalitas : SIP Kebijakan : tingkat RS, Komite Medik dan SMF, Instalasi, dllKebijakan : tingkat RS, Komite Medik dan SMF, Instalasi, dll Prosedur : SPM, SPO, FRSProsedur : SPM, SPO, FRS
3.3. Model Manajemen Risiko Klinis :Model Manajemen Risiko Klinis : IdentifikasiIdentifikasi Analisis derajat resiko, tingkat keparahan, penyebab ( RCA )Analisis derajat resiko, tingkat keparahan, penyebab ( RCA ) Penanganan dampakPenanganan dampak Umpan balikUmpan balik Pendidikan dan pelatihanPendidikan dan pelatihan GovernanceGovernance
Sumber : Langkah – langkah menejemen resiko klinis Komite Medik RSUP FatmawatiSumber : Langkah – langkah menejemen resiko klinis Komite Medik RSUP Fatmawati
STANDAR ialah
suatu harapan mutu faktor input – proses – output yang diinginkan yang tertulis atau yang disepakati sebagai bagian dari sistem pengawasan mutu
( quality monitoring )
Standar adalah langkah awalPenilaian kepatuhan proses kegiatanPenilaian kinerjaPengendalian organisasi
SERTIFIKASI
Proses resmi
Akreditasi mutu organisasi / unit / program
Tahapan : Persiapan Cek – awal Desk – audit Audit lapangan Follow – up Sertifikasi
AKREDITASI
adalah pengakuan terhadap sesuatu bahwa sesuatu tersebut telah memenuhi standar yang telah ditetapkan.
• AKREDITASI RUMAH SAKITadalah pengakuan kepada
rumah sakit yang telah memenuhi standar yang ditetapkan
DASAR HUKUM :
UU RI No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan menegaskan bahwa peningkatan mutu pelayanan kesehatan perlu diperhatikan
Permenkes RI No.159b/Menkes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit, pasal 28 mengatur tentang akreditasi rumah sakit
SK Menkes RI No.436/93 menyatakan berlakunya standard pelayanan rumah sakit dan standard pelayanan medis di Indonesia
SK Dirjen Yanmed No.HK.00.06.2.2.718 tahun 2003 tentang Komisi Akreditas Rumah Sakit dan Sarana Kesehatan Lainnya (KARS)
PELAYANAN YANG DINILAI :1. Adminitrasi Umum
2. Pelayanan Medis
3. U G D
4. Keperawatan
5. Rekam Medis
6. Kamar Operasi
7. Laboratorium
8. Radiologi
9. Farmasi
10. K3RS
11. Pengendalian Infeksi
12. Perinatal Risiko Tinggi
13. Intensif
14. Pelayanan Darah
15. Gizi
16. Rehabilitasi Medis
YANG DINILAI – 7 STANDAR
1. Falsafah dan tujuan
2. Administrasi dan pengelolaan
3. Staf dan Pimpinan
4. Fasilitas dan peralatan
5. Kebijakan dan Prosedur
6. Pengembangan staf dan program pendidikan
7. Evaluasi dan pengendalian mutu
TUJUAN : Tujuan Umum
Meningkatan mutu pelayanan rumah sakit dan sarana kesehatan lain Tujuan Khusus
Memberikan jaminan, kepuasan & perlindungan kepada masyarakat
Memberikan pengakuan kepada RS dan SARKES lain yang telah menerapkan standard yang ditetapkan
Menciptakan lingkungan internal RS dan SARKES lain yang kondusif untuk pengobatan dan penyembuhan (termasuk peningkatan status kesehatan dan pencegahan penyakit), sesuai dengan standar struktur, proses dan hasil
MANFAAT AKREDITASI : Bagi Masyarakat Bagi petugas RS Bagi RS Bagi Stakeholders
PELAKSANAAN AKREDITASI : Tahap I Akreditasi Dasar akreditasi 5
pelayanan, yaitu (1) administrasi manajemen, (2) pelayanan medik, (3) gawat darurat, (4) keperawatan, dan (5) rekam medik
Tahap II Akreditasi Tingkat Lanjut akreditasi 12 pelayanan, yaitu 5 terdahulu plus (6)Kamar operasi, (7) Laboratorium, (8) Radiologi, (9) Farmasi, (10) K3, (11) Pengendalian infeksi, & (12) Perinatal risiko tinggi
Tahap III Akredirasi Lengkap 12 terdahulu plus sisa kegiatan pelayanan lainnya, seperti pelayanan anestesi, rehabilitasi medik, dll.
SURVEY AKREDITASI :
Fase Persiapan RS melakukan self assessment (SA) Bila memerlukan bimbingan dan arahan, dapat
memintanya ke KARS dan/atau DINKES Propinsi
Fase Pelaksanaan Dilakukan oleh 3-5 orang surveyor, 70%
surveyor daerah 30% surveyor pusat, selama 3-4 hari
Digunakan metode observasi, wawancara dan telaah dokumen
Fase Pasca-akreditasi – Monitoring dan Evaluasi
Dilakukan oleh KARS terus menerus selama tiga tahun setelah dilaksanakannya survei akreditasi
PELAKSANAAN AKREDITASI : Pelaksanaan akreditasi dilakukan secara
bertahap, dimulai dengan akreditasi rumah sakit yang lalu diikuti akreditasi SARKES lain
Akreditasi dilakukan setiap 3 tahun, dengan aspek yang dinilai bertahap dimulai dengan struktur, struktur-proses, dan terakhir struktur-proses-outcome.
RS dan SARKES lain dapat memilih untuk mengikuti Akreditasi 5, 12 atau 20 Pelayanan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang dimiliki
Akreditasi Dasar wajib diikuti semua rumah sakit (Standar Pelayanan Minimal RS Kabupaten/Kota)
PELAKSANAAN AKREDITASI RS yang telah memperoleh Akreditasi Dasar
untuk akreditasi berikutnya dapat tetap memilih akreditasi 5 pelayanan atau yang lebih tinggi
Untuk proses penilaian akreditasi disusun Instrumen Akreditasi berdasarkan Standar Pelayanan RS dan SARKES Lain disempurnakan secara berkala dengan memperhatikan unsur input, proses dan outcome. Instrumen akreditasi RS Khusus & RS Jiwa = instrumen akreditasi RS Umum ditambah dengan penjelasan tambahan
Penetapan status akreditasi dilakukan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Medik
STATUS AKREDITASI Tidak Terakreditasi Satu atau lebih
kegiatan pelayanan memperoleh skor <60% atau rata-rata skor semua pelayanan ≤65%
Akreditasi Bersyarat Skor semua pelayanan >60%, rata-rata skor
semua kegiatan >65% tetapi <75% Berlaku 1 tahun, harus diperbaiki & disurvei
ulang dalam waktu 1 tahun survei ulang difokuskan pada pelayanan yang memperoleh skor <75%
Bila memenuhi standard, akan diberi akreditasi penuh untuk 2 tahun sehingga totalnya 3 tahun
Bila tetap tidak memenuhi standard, status akreditasi bersyarat gugur
STATUS AKREDITASI Akreditasi Penuh Skor semua pelayanan >60%, rata-rata skor
semua pelayanan ≥75% Berlaku untuk 3 tahun, 3 bulan sebelum habis
masa berlakunya RS harus mengajukan kembali
Akreditasi Istimewa Diberikan kepada RS/SARKES lain yang
menunjukkan pemenuhan standar secara istimewa selama 3 periode berturut-turut,
Berlaku untuk 5 tahun
SURVEI AKREDITASI Fase Persiapan RS melakukan self assessment (SA) Bila memerlukan bimbingan dan arahan, dapat
memintanya ke KARS dan/atau DINKES Propinsi
Fase Pelaksanaan Dilakukan oleh 3-5 orang surveyor, 70% surveyor
daerah 30% surveyor pusat, selama 3-4 hari Digunakan metode observasi, wawancara dan
telaah dokumen
Fase Pasca-akreditasi – Monitoring dan Evaluasi
Dilakukan oleh KARS terus menerus selama tiga tahun setelah dilaksanakannya survei akreditasi
SELF ASSESMENT Merupakan bagian dari siklus pembinaan
akreditasi RS/SARKES lain, dilakukan sendiri oleh RS/SARKES lain.
Tujuan (1)RS/SARKES lain memahami standar dan
parameter penilaian akreditasi, (2)RS/SARKES lain mengetahui kemajuan
pemenuhan standar, dan (3) RS/SARKES lain mengetahui kesiapan
untuk disurvei.
Cara pelaksanaanPembentukan tim/panitia akreditasiPembentukan POKJA sesuai dengan bidang
pelayanan yang akan diakreditasiPelaksanaan SA oleh POKJA menggunakan
instrumen yang telah ditetapkan KARS
Isi Laporan Hasil Self AssessmentProfil RS/SARKES lain yang memuat data
tentang pelayanan yang disediakanSkor dari parameter setiap kegiatan
pelayanan yang disertai catatanRangkuman skor masing-masing kegiatan
pelayanan dalam angka absolut dan persenRangkuman catatan yang dibuat untuk
setiap kegiatan pelayanan
PEMANTAUAN PASCA AKREDITASI Tujuan Memantau pelaksanaan dan tindak lanjut
rekomendasi oleh RS/SARKES lain Memberi arahan agar RS/SARKES lain dapat
melaksanakan rekomendasi Melakukan evaluasi penerapan standar oleh
RS/SARKES lain. Meningkatkan interaksi antara RS/SARKES lain,
Dinas Kesehatan dan KARS
PEMBINAAN PASCA AKREDITASI Pelaksanaan Dilaksanakan paling cepat 12 bulan setelah
survei akreditasi. Kunjungan dilakukan oleh seorang staf
dan/atau sebuah tim dari DINKES Propinsi. Dalam melakukan pembinaan DINKES Propinsi
dapat melibatkan DINKES Kabupaten/Kota dan organisasi profesi sesuai kebutuhan.
Pembinaan dapat dilaksanakan melalui media cetak dan elektronik.
Pembinaan dilakukan dengan mengacu pada rekomendasi yang diberikan oleh surveyor.
Biaya pembinaan ditanggung bersama oleh RS/SARKES lain dan Dinas Kesehatan
KOMISI AKREDITASI RS Tugas Pokok:
Membantu Direktur Jenderal YANMED dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai program akreditasi RS dan SARKES lain.
Fungsi1. Menyusun standar pelayanan RS dan SARKES
lain2. Menyusun instrumen akreditasi3. Melaksanakan survei untuk akreditasi4. Menyelenggarakan penyuluhan dan pelatihan
tentang akreditasi RS dan SARKES lain5. Memilih dan melatih surveyor6. Mengangkat dan memberhentikan surveyor7. Memberikan bimbingan manajemen8. Mengajukan saran dan rekomendasi tentang
penetapan status akreditasi
Keanggotaan perorangan dari unsur (1)Organisasi Profesi Kesehatan, (2)Perhimpunan RS seluruh Indonesia, (3)Administrator rumah sakit, (4)DEPKES
Hubungan dengan Badan Akreditasi lain KEPPRES No.13 Tahun 1997 menetapkan
Badan Standarisasi Nasional (BSN) sebagai lembaga pemerintah non departemen yang bertugas menyelenggarakan pengembangan dan pembinaan di bidang standarisasi metrologi teknik, standar pengujian dan mutu.
Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Hubungan dengan Badan Akreditasi lain Dalam melaksanakan tugasnya BSN dibantu
Komisi Akreditasi Nasional (KAN) yang bertugas menetapkan dan memberikan pertimbangan dan saran kepada BSN dalam menetapkan sistem akreditasi dan sertifikasi.
Pembentuan KARS tidak mengacu pada Keppres No.13 Tahun 1997 tersebut.
Dalam lingkungan DEPDIKNAS juga ada lembaga serupa, yaitu Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN).
BIMBINGAN AKREDITASI Tujuan Menghilangkan perbedaan persepsi tentang
standar dan parameter akreditasi Memberi wawasan lebih luas ttg akreditasi Memberi arahan dlm mempersiapkan
akreditasi
Pelaksanaan Diberikan atas permintaan RS/SARKES lain Diselenggarakan dgn biaya dari RS/SARKES
lain Disediakan dalam bentuk paket bimbingan Dilakukan oleh surveyor senior sesuai bidang Dilaksanakan paling cepat 3 bulan pra-survei KARS menetapkan pembimbing
Pendekatan dalam Pengukuran dan Penilain Mutu Standar Risk Management Utilization Review Peer Review Performance Indikators Medical Audit dan retrospective record Customer feedback Benchmarking Clinical Pathways
BENCHMARKING ( PATOK DUGA ) DASAR PEMIKIRAN
Tidak ada gunanya pengasingan diri dalam suatu laboratorium khusus untuk berusaha menemukan proses baru yang dapat meningkatkan kualitas atau mengurangi biaya, apabila proses itu sendiri sudah ada.
DEFINISI Patok duga sebagai pencarian secara berkesinambungan dan
penerapan secara nyata praktik – praktik yang lebih baik yang mengarah pada kinerja kompetitif ( Gregory H. Watson )
Patok duga sebagai proses pembandingan dan pengukuran operasi atau proses internal organisasi terhadap mereka yang terbaik dalam kelasnya, baik dari dalam maupun luar industri
( Goetsch dan Davis )
LANGKAH MELAKUKAN BENCHMARKING :Identifikasi proses yang akan dibnenchmarkPahami bagaimana proses itu berjal;anIdentifikasi organisasi benchmarkTentukan metode pengukuran dan
pengumpulan dataBandingkan antara praktek dengan
penampilanAdopsi praktek terbaik dan monitor
perkembangan
Model PDCA Plan
Identifikasi output, pelanggan dan kebutuhan Deskripsikan proses saat ini Mengukur dan menganalisa proses tersebut Fokuskan pada peluang peningkatan kualitas Identifikasi akar permasalahan Simpulkan dan pilih penyelesaian
Do Rencanakan pilot projek untuk meneyelesaikan masalah Implementasikan projek tersebut
Check Evaluasi hasil dari projek tersebut Buat kesimpulan
Action Standarisasi perubahan Monitor proses yang sudah diperbaiki : pertahankan pencapaian
BUDAYA ORGANISASI adalah perwujudan sehari – hari BUDAYA ORGANISASI adalah perwujudan sehari – hari dari nilai – nilai dan tradisi yang mendasari organisasi dari nilai – nilai dan tradisi yang mendasari organisasi tersebut. Hal ini terlihat pada bagaimana karyawan tersebut. Hal ini terlihat pada bagaimana karyawan berperilaku, harapan karyawan terhadap organisasi berperilaku, harapan karyawan terhadap organisasi atau sebaliknya, serta apa yang dianggap wajar dalam atau sebaliknya, serta apa yang dianggap wajar dalam hal bagaimana karyawan melaksanakan pekerjaan.hal bagaimana karyawan melaksanakan pekerjaan.
BUDAYA kualitas adalh sistem nilai organisasi yang BUDAYA kualitas adalh sistem nilai organisasi yang menghasilkan suatu lingkungan yang kondusif bagi menghasilkan suatu lingkungan yang kondusif bagi pembentukan dan perbaikan kualitas secara terus pembentukan dan perbaikan kualitas secara terus menerus ( Goetsch dan Davis, 1994 : 122 )menerus ( Goetsch dan Davis, 1994 : 122 )
Budaya Kualitas terdiri atas filosofi, keyakinan, sikap, Budaya Kualitas terdiri atas filosofi, keyakinan, sikap, norma, nilai, tradisi, prosedur, dan harapn yang norma, nilai, tradisi, prosedur, dan harapn yang meningkatkan kualitas.meningkatkan kualitas.
Pembentukan Budaya KualitasPembentukan Budaya Kualitas Mengidentifikasi Perubahan – perubahan yang Mengidentifikasi Perubahan – perubahan yang
dibutuhkandibutuhkan Menuliskan perubahanyang akan dilakukanMenuliskan perubahanyang akan dilakukan Mengembangkan suatu rencana untuk melakukan Mengembangkan suatu rencana untuk melakukan
perubahanperubahan Memahami proses transisi emosionalMemahami proses transisi emosional Mengidentifikasi orang kunci dan menjadikan mereka Mengidentifikasi orang kunci dan menjadikan mereka
pendukung perubahanpendukung perubahan Menerapkan pendekatan emosional dan intelektualMenerapkan pendekatan emosional dan intelektual Menerapkan strategi kemesraanMenerapkan strategi kemesraan Memberikan dukunganMemberikan dukungan
Untuk mengatasi penolakan terhadap perubahan perlu diterapkan langkah – langkah yang dapat Untuk mengatasi penolakan terhadap perubahan perlu diterapkan langkah – langkah yang dapat mempermudah perubahan, yaitu :mempermudah perubahan, yaitu :
Mengadopsi paradigma baru yang mendukung perubahanMengadopsi paradigma baru yang mendukung perubahan Siapa yang akan dipengaruhi oleh perubahan dan bagaimana pengaruhnyaSiapa yang akan dipengaruhi oleh perubahan dan bagaimana pengaruhnya Bagaimana perubahan dirasakan oleh yang terkena pengaruhBagaimana perubahan dirasakan oleh yang terkena pengaruh Bagaimana persoalan orang yang dipengaruhi perubahan dapat dikurangiBagaimana persoalan orang yang dipengaruhi perubahan dapat dikurangi
Memahami persoalan para penentang potensialMemahami persoalan para penentang potensial Keterkejutan dan kekhawatiran akan sesuatu yang tidak diketahuiKeterkejutan dan kekhawatiran akan sesuatu yang tidak diketahui Iklim ketidakpercayaan atau kecurigaanIklim ketidakpercayaan atau kecurigaan Kehilangan status dan atau kemanan pekerjaanKehilangan status dan atau kemanan pekerjaan Pekerjaan yang lebih banyakPekerjaan yang lebih banyak Tekanan rekan kerjaTekanan rekan kerja Gangguan terhadap tradisi budaya dan atau hubungan kelompokGangguan terhadap tradisi budaya dan atau hubungan kelompok Konflik kepribadianKonflik kepribadian Kurangnya arah dan atau waktu yang tidak tepatKurangnya arah dan atau waktu yang tidak tepat
Melaksanakan strategi mengembangkan perubahanMelaksanakan strategi mengembangkan perubahan Libatkan para penolakLibatkan para penolak Hindari kejutan – kejutanHindari kejutan – kejutan Mulailah secara perlahanMulailah secara perlahan Mulailah dari yang kecilMulailah dari yang kecil Ciptakan lingkungan yang positifCiptakan lingkungan yang positif Masukan perubahan tersebutMasukan perubahan tersebut Berikan quid pro quoBerikan quid pro quo Berikan tanggapan dengan cepat dan secara positifBerikan tanggapan dengan cepat dan secara positif Berjalan dengan pemimpin – pemimpin yang diakuiBerjalan dengan pemimpin – pemimpin yang diakui Hargai dan hormatilah setiap orangHargai dan hormatilah setiap orang Bersikaplah konstruktifBersikaplah konstruktif
APLIKASI MUTU DI RUMAH SAKITAPLIKASI MUTU DI RUMAH SAKITTulis sebanyak ,umgkin key words tentang Tulis sebanyak ,umgkin key words tentang
aplikasi manajemen mutu di RS.aplikasi manajemen mutu di RS.
APLIKASI MANAJEMEN MUTU DI RUMAH SAKIT
•Man•Money
•Material•Method•Machine
•Planning•Organizing•Actuating
•Controlling
•Pelayanan yang
bermutu
MANAJEMENMUTU
PLANNING Membangun Budaya Mutu Identifikasi kebutuhan dan harapan pelanggan – survey Komite Medis, Komite Keperawatan Standar Pelayanan Medis, Standar Asuhan Keperawatan SPO Pelayanan / Tindakan Medis minimal 10 terbanyak Pembentukan DPJP Pelaksanaan Informed consent Akreditasi Audit Medik Audit Keperawatan Manajemen Risiko Patient Safety – Pembentukan Tim KPRS Pembentukan Tim Etik RS ( Etik Keperawatan dan Etik Medis ) Pengendalian Infeksi Nosokomial Membentuk GKM
PELAKSANAAN AKREDITASI:
Tahap I Akreditasi Dasar akreditasi 5 pelayanan, yaitu (1) administrasi manajemen, (2) pelayanan medik, (3) gawat darurat, (4) keperawatan, dan (5) rekam medik
Tahap II Akreditasi Tingkat Lanjut akreditasi 12 pelayanan, yaitu 5 terdahulu plus (6)Kamar operasi, (7) Laboratorium, (8) Radiologi, (9) Farmasi, (10) K3, (11) Pengendalian infeksi, & (12) Perinatal risiko tinggi
Tahap III Akredirasi Lengkap 12 terdahulu plus sisa kegiatan pelayanan lainnya, seperti pelayanan anestesi, rehabilitasi medik, dll.
ORGANIZING Pembentukan Tim Mutu RS Pembentukan Panitia Akreditasi dan Pokja – pokjanya Pembentukan GKM unit – unit Pembentukan Dokter Penangung Jawab Pelayanan Pembentukan Panitia INOS
ACTUATING Kepemimpinan Mutu
CONTROLLING Komitmen dan Konsistensi Rapat – rapat evaluasi