Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

78
1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Berkat kudrat dan iradat-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang “PARTISIPASI WARGA NEGARA DALAM UPAYA PEMBELAAN NEGARA”. Makalah ini merupakan tugas Pendidikan Kewarganegaraan kelas IX semsester 1. Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan kepada penyusun. Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya. Makassar, 23 September 2014 Esa Mutiara Masri

Transcript of Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

Page 1: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

1

KATA PENGANTAR

 Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat serta salam

senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan

sahabatnya. Berkat kudrat dan iradat-Nya akhirnya kami dapat

menyelesaikan makalah yang membahas tentang  “PARTISIPASI WARGA

NEGARA DALAM UPAYA PEMBELAAN NEGARA”.

Makalah ini merupakan tugas Pendidikan Kewarganegaraan kelas IX

semsester 1. Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan kepada penyusun.

Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu

segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami

nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun

dan para pembaca pada umumnya.

Makassar, 23 September 2014

Esa Mutiara Masri

DAFTAR ISI

Page 2: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

2

Kata Pengantar……………………………………………………………………………….1

Daftar Isi…………………………………………………………………………………………2

Bab I ……………………….…………………………………………………….

……………….3

A. Latar Belakang……………………………………………………………………………3

B. Tujuan Penulisan………………………………………………………………….……4

C. Rumusan Permasalahan……………………………………………………………4

Bab II………………………………………………………………………………………………5

A. Pengertian Negara, Bangsa, dan Tanah Air………….

………………….5

B. Asal Mulanya Lahirnya Suatu Negara…………………………….

……………..12

C. Fungsi, Tujuan, Sifat, dan Unsur Suatu Negara………………………..19

D. Bentuk Negara ………………………………………………………………………46

Page 3: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

3

E. Pentingnya Usaha Pembelaan Negara……………………………………50

Penutup…………………………………………………………………………………………66

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………66

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seperti yang kita ketahui, negara mempunyai unsur-unsur seperti

rakyat, wilayah, pemerintah yang berdaulat, dan pengakuan dari negara lain.

Negara mempunyai fungsi dan tujuan negara untuk menjaga keutuhan

negara tersebut. Untuk mencapai kemerdekaan, Bangsa Indonesia harus

mengalami perjuangan yang amat panjang dan luar biasa beratnya paling

sedikit tiga setengah abad lamanya bangsa Indonesia berjuang untuk

merebut kemerdekaan dari tangan penjajah, dengan korban yang luar biasa

banyaknya. Itulah pengorbanan yang harus diberikan dalam suatu

perjuangan, yang pada akhirnya berhasil membawa bangsa Indonesia

Page 4: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

4

mencapai kemerdekaan. Kemerdekaan yang telah kita miliki harus dijaga

dan dipertahankan, jika kita tidak ingin direbut kembali. Sebab, meskipun

bangsa Indonesia telah merdeka, bukan berarti terlepas dari segala bentuk

ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan. Oleh karena itu, kita sebagai

warganegara harus menjaga keutuhan bangsa dan membela negara dari

masalah apapun. Usaha bela negara dapat dilaksanakan dalam berbagai

bidang dan bentuk. Bukan hanya dalam ancaman fisik, tetapi juga nonfisik.

Bukan hanya terhadap ancaman militer, tetapi juga ancaman nonmiliter. Di

samping itu semua pasti ada ancaman-ancaman dari dalam maupun dari

luar untuk menghancurkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Maka dari itu kita harus membela negara, bukan dari perang saja kita dapat

dikatakan membela negara, akan tetapi kita juga bisa membela negara

dengan belajar dengan tekun untuk mengikuti kegiatan-kegiatan

internasional untuk mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.

B. TUJUAN PENULISAN

Penulisan makalah ini mempunyai tujuan yang sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian negara, bangsa, dan tanah air.

2. Mengetahui asal mula terjadinya Negara berdasarkan kenyataan dan

teori.

3. Mengetahui sifat, fungsi, tujuan, dan unsur dari negara.

4. Mengetahui pentingnya membela negara.

5. Mengetahui peran warga negara dalam usaha pembelaan negara.

C. RUMUSAN PERMASALAHAN

1. Apa yang dimaksud negara, bangsa, dan tanah air?

2. Apa asal mulanya terjadinya suatu negara?

3. Apa fungsi, tujuan, sifat, dan unsur suatu negara?

Page 5: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

5

4. Apa saja bentuk bentuk negara?

5. Apa pentingnya usaha pembelaan negara?

BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

A. Pengertian Negara, Bangsa, dan Tanah Air

1. Negara

Kata negara berasal dari bahasa Sansekerta nagari atau nagara yang

artinya ‘kota’. Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan

manusia yang menempati wilayah tertentu dan berada di bawah suatu

pemerintahan yang sah serta memiliki kedaulatan baik di dalam

maupun di luar. Negara adalah organisasi politik dari kekuasaan

politik. Negara merupakan bentuk organisasi dari masyarakat atau

Page 6: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

6

kelompok orang yang mempunyai kekuasaan mengatur hubungan,

menyelenggarakan ketertiban dan menetapkan tujuan-tujuan dari

kehidupan bersama. Negara disebut organisasi kekuasaan politik

karena dapat memaksakan kekuasaan tersebut secara sah pada

semua orang yang ada dalam wilayahnya.

Berikut ini pengertian negara menurut para ahli berikut:

a. Menurut Prof. R. Djokosoetono

Negara adalah suatu organisasi atau kumpulan manusia yang

berada di bawah suatu pemerintah yang sama.

b. Menurut Georg Jellinek

Negara adalah organisasi kekuasaan sekelompok manusia yang

tinggal di halaman tertentu.

c. Menurut Prof. Mr. Soenarko

Negara adalah suatu organisasi masyarakat yang mempunyai

daerah tertentu, dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya

sebagai suatu kedaulatan (souverien).

d. Menurut Harold. J. LaskiNegara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena memiliki wewenang yang bersifat secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat.

e. Menurut Max WeberNegara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secarah sah dalam suatu masyarakat.

f. Menurut BelleroidNegara adalah suatu persekutuan hukum yang menempati suatu wilayah untuk selama-lamanya dan dilengkapi dengan suatu kekuasaan tertinggi untuk menyelenggarakan kemakmurab rakyat sebesar-besarnya.

g. Menurut AristotelesNegara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa desa, hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan kesenangan dan kehormatan bersama.

h. Menurut Hegel

Page 7: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

7

Negara merupakan organisasi kesusilaan yang timbul sebagai sintesis antara kemerdekaan individu dengan kemerdekaan universal.

i. Menurut Karl MarxNegara adalah alat kelas yang berkuasa untuk menindas atau mengeksploitasi kelas yang lain.

j. Menurut M. NasroenNegara adalah suatu bentuk pergaulan hidup dan realisasi ide-negara yang timbul dari suatu kemauan umum.

k. Menurut Roelof KrannenburgNegara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri.

l. Menurut PlatoNegara adalah persekutuan manusia yang muncul karena adanya keinginan manusia dalam memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam.

m. Menurut Roger F. Soltau Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan    persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.

n. Menurut  Prof. R. Djokosoetono Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.

o. Menurut Jean BodinNegara adalah suatu persekutuan dari keluarga yang dipimpin seorang pemimpin yang menggunakn akal sehat dan memiliki kedaulatan.

p. Menurut Leon Duguit Negara adalah dominasi sejumlah elite penguasa terhadap rakyat melalui penegakkan hukum.

q. Menurut Dr. Wiryono Prodjodikoro, SHNegara adalah suatu organisasi di antara kelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia itu.

r. Menurut Prof. Miriam BudiardjoNegara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga

Page 8: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

8

negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan (kontrol) monopolistis dari kekuasaan yang sah.

s. Menurut O.Notohamidjojo Negara adalah organisasi masyarakat yang bertujuan mengatur dan memelihara masyarakat tertentu dengan kekuasaannya.

t. Menurut M. Solly Lubis, SHNegara adalah suatu bentuk pergaulan hidup manusia yang merupakan suatu community dengan syarat-syarat tertentu: memiliki wilayah, rakyat dan pemerintah.

u. Menurut G. Pringgodigdo, SHNegara adalah suatu organisasi kekuasaan atau organisasi kewibawaan yang harus memenuhi persyaratan unsur-unsur tertentu, yaitu harus memiliki pemerintah yang berdaulat, wilayah tertentu, dan rakyat yang hidup teratur sehingga merupakan suatu nation (bangsa).

v. Menurut BellefroidNegara adalah suatu persekutuan hukum yang menempati suatu wilayah untuk selama-lamanya dan dilengkapi dengan suatu kekuasaan tertinggi untuk menyelenggarakan kemakmuran rakyat sebesar-besarnya.

w. Menurut Logemann Negara adalah organisasi kemasyarakatan (ikatan kerja) yang mempunyai tujuan untuk mengatur dan memelihara masyarakat tertentu dengan kekuasaan.

x. Menurut KranwerNegara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut.

y. Menurut Benedictus de Spinoza Negara adalah susunan masyarakat yang integral (kesatuan) antara semua golongan dan bagian dari seluruh anggota masyarakat (persatuan masyarakat organis).

z. Menurut R.M. MacIverNegara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat di suatu wilayah berdasarkan sistem

Page 9: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

9

hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.Untuk memudahkan kita dalam memahami pengertian negara, maka pengertian negara dapat kita kelompokkan :a. Pengertian negara ditinjau dari Organisasi Kekuasaan.Pengertian ini dikemukakan oleh Logemann dan Harold J. Laski. Logemann menyatakan bahwa negara adalah organisasi kekuasaan yang bertujuan mengatur masyarakatnya dengan kekuasaannya itu. Negara sebagai organisasi kekuasaan pada hakekatnya merupakan suatu tata kerja sama untuk membuat suatu kelompok manusia berbuat atau bersikap sesuai dengan kehendak negara itu.

b. Pengertian negara ditinjau dari organisasi Politik.Dari sudut organisasi politik, negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik atau merupakan organisasi pokok dari kekuasaan politik. Sebagai organisasi politik negara berfungsi sebagai alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan antar manusia dan sekaligus menertibkan serta mengendalikan gejala–gejala kekuasaan yang muncul dalam masyarakat. Pandangan tersebut nampak dalam pendapat Roger H. Soltou dan Robert M Mac Iver. Dalam bukunya “The Modern State”, Robert M Mac Iver menyatakan : “Negara ialah persekutuan manusia (asosiasi) yang menyelenggarakan penertiban suatu masyarakat dalam suatu wilayah berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh pemerintah yang dilengkapi kekuasaan memaksa”.Menurut RM Mac Iver, walaupun negara merupakan persekutuan manusia, akan tetapi mempunyai ciri khas yang dapat digunakan untuk membedakan antara negara dengan persekutuan manusia yang lainnya. Ciri khas tersebut adalah : kedualatan dan keanggotaan negara bersifat mengikat dan memaksa.Negara sebagai organisasi politik mempunyai 2 (dua) tugas :1. Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial agar tidak menjadi antagonisme yang membahayakan.2. Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan–golongan kearah tercapainya tujuan masyarakat seluruhnya.Dengan demikian negara sebagai organisasi politik mempunyai pengertian bahwa negara melalui kekuasaan dan wewenang yang dimilki hendak mewujudkan suatu tujuan demi kepentingan umum.

Page 10: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

10

c. Pengertian negara ditinjau dari Organisasi Kesusilaan.Menurut Friedrich Hegel : Negara adalah suatu organisasi kesusilaan yang timbul sebagai sintesa antara kemerdekaan universal dengan kemerdekaan individu. Negara adalah organisme dimana setiap individu menjelmakan dirinya, karena merupakan penjelmaan seluruh individu maka negara memiliki kekuasaan tertinggi sehingga tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi dari negara. Berdasarkan pemikirannya, Hegel tidak menyetujui adanya :1. pemisahan kekuasaan karena pemisahan kekuasaan akan menyebabkan lenyapnya negara.2. pemilihan umum karena negara bukan merupakan penjelmaan kehendak mayoritas rakyat secara perseorangan melainkan kehendak kesusilaan.Dengan memperhatikan pendapat Hegel tersebut, maka ditinjau dari organisasi kesusilaan, negara dipandang sebagai organisasi yang berhak mengatur tata tertib dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, sementara manusia sebagai penghuninya tidak dapat berbuat semaunya sendiri.

d. Pengertian negara ditinjau dari Integritas antara Pemerintah dan Rakyat.Menurut Prof. Soepomo, ada 3 teori tentang pengertian negara :1) Teori Perseorangan (Individualistik)Negara adalah merupakan sauatu masyarakat hukum yang disusun berdasarkan perjanjian antar individu yang menjadi anggota masyarakat. Kegiatan negara diarahkan untuk mewujudkan kepentingan dan kebebasan pribadi.Penganjur teori ini antara lain : Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jacques Rousseau, Herbert Spencer, Harold J Laski.2) Teori Golongan (Kelas)Negara adalah merupakan alat dari suatu golongan (kelas) yang mempunyai kedudukan ekonomi yang paling kuat untuk menindas golongan lain yang kedudukan ekonominya lebih lemah.Teori golongan diajarkan oleh : Karl Marx, Frederich Engels, Lenin3) Teori Intergralistik (Persatuan)Negara adalah susunan masyarakat yang integral, yang erat antara semua golongan, semua bagian dari seluruh anggota masyarakat merupakan persatuan masyarakat yang organis. Negara

Page 11: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

11

integralistik merupakan negara yang hendak mengatasi paham perseorangan dan paham golongan dan negara mengutamakan kepentingan umum sebagai satu kesatuan.Teori persatuan diajarkan oleh : Bendictus de Spinosa, F. Hegel, Adam Muller.Berdasarkan pemikiran Soepomo, teori integralistik dipandang yang paling cocok dengan masyarakat Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Bukti Indonesia menganut teori integralistik dinyatakan secara tegas dalam Penjelasan UUD 1945 yang memuat pokok–pokok pikiran pembukaan.

2. Bangsa

Bangsa adalah orang-orang yang memiliki persamaan latar belakang sejarah, pengalaman, dan perjuangan dalam mencapai hasrat untuk bersatu guna untuk mencapai cita-cita bersama.

Berikut ini pengertian bangsa menurut beberapa ahli:

a.Hans Kohn (Jerman)

Bangsa adalah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah.

b.Ernest Renan (Perancis)Bangsa adlah suatu nyawa, suatu akal yang terjadi dari dua hal, yaitu rakyat yang harus bersama-sama menjalankan satu riwayat, dan rakyat yang kemudian harus mempunyai kemauan atau keinginan hidup untuk menjadi satu.c.Otto Bauer (Jerman)

          Bangsa adalah kelompok manusi yang mempunyai persamaan karakter. Karakteristik tumbuh karena adanya persamaan nasibd. F. Ratzel (Jerman)

          Bangsa terbentuk karena adanya hasrat tertentu. Hasrat itu timbul karena adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya (paham geopolitik).

e.  Jalobsen dan Lipman   Bangsa adalah suatu kesatuan budaya (cultural unity) dan

kesatuan politik (politicalunity).Untuk memahami pengertian bangsa kita perlu mengetahui satu per satu, yaitu pengertian bangsa secara sosiologis antropologis dan politis.

Page 12: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

12

a. Bangsa dalam Arti Sosiologis AntropologisBangsa adalah persekutuan hidup yang berdiri sendiri dan masing-masing anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa agama, dan adat istiadat. Persekutuan hidup, artinya perkumpulan orang-orang yang saling membutuhkan da bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu wilayah tertentu. Persekutuan hidup tersebut jika berada dalam suatu Negara dapat merupakan persekutuan hidup mayoritas dan dapat pula dapat disebut juga persekutuan hidup minoritas.

b. Bangsa dalam Arti PolitisBangsa dalam pengertian politik adalah suatu masyarakat dalam suatu wilayah tertentu dan mereka tuduk kepada penguasa yang ada. Jadi, bangsa adalah dalam arti politik adalah bangsa yang sudah bernegara dan mengakui serta tunduk pada kekuasaan dari Negara yang bersangkutuan. Setelah mereka bernegara maka terciptalah bangsa. Menurut Ernest Renan, sarjana berkebangsaan Prancis, bangsa berasal dari orang-orang yang mempunyai kesamaan latar belakang sejarah, pengalaman, dan perjuangan dalam mencapai hasrat untuk bersatu. Pengertian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bangsa adalah orang-orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta pemerintahannya sendiri. Bangsa adalah kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan wilayah tertentu di muka bumi.

3. Tanah AirTanah air adalah tempat di mana seseorang dilahirkan, hidup serta memperoleh kehidupan, dan akhirnya meninggal dunia. Istilah tanah air disebut juga tanah tumpah darah.

B. Asal Mulanya Lahirnya Suatu NegaraBerikut ini teori terbentuknya Negara dan factor kenyataan yang mendasari terbentuknya negara.1.Teori Terbentuknya Negara

Beberapa teori terbentuknya negara adalah berikut ini.

Page 13: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

13

a. Teori Ketuhanan (Theokratis).

Dasar pemikiran teori ini adalah suatu kepercayaan bahwa segala

sesuatu yang ada atau terjadi di alam semesta ini adalah semuanya

kehendak Tuhan, demikian pula negara terjadi karena kehendak

Tuhan. Sisa–sisa perlambang teori theokratis nampak dalam

kalimat yang tercantum di berbagai Undang–Undang Dasar negara,

seperti : “….. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa” atau “By

the grace of God”.

Teori ini dipelopori oleh Agustinus, Friedrich Julius Stahl, dan

Kraneburg.

b. Teori Kekuasaan.

Menurut teori ini negara terbentuk karena adanya kekuasaan,

sedangkan kekuasaan berasal dari mereka-mereka yang paling kuat

dan berkuasa, sehingga dengan demikian negara terjadi karena

adanya orang yang memiliki kekuatan/kekuasaan menaklukkan

yang lemah.

c. Teori kontrak sosial (social contract)/ Teori Perjanjian Masyarakat

Teori ini beranggapan bahwa Negara dibentuk berdasarkan perjanjian-perjanjian masyarakat. Beberapa pakar penganut teori kontrak sosial yang menjelaskan teori asal-mula Negara, diantaranya:a.  Thomas Hobbes (1588-1679)

Menurutnya syarat membentuk Negara adalah dengan mengadakan perjanjian bersama individu-individu yang tadinya dalam keadaan alamiah berjanji akan menyerahkan semua hak-hak kodrat yang dimilikinya kepada seseorang atau sebuah badan. Teknik perjanjian masyarakat yang dibuat Hobbes sebagai berikut setiap individu mengatakan kepada individu lainnya bahwa “Saya memberikan kekuasaan dan

Page 14: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

14

menyerahkan hak memerintah kepada orang ini atau kepada orang-orang yang ada di dalam dewan ini dengan syarat bahwa saya memberikan hak kepadanya dan memberikan keabsahan seluruh tindakan dalam suatu cara tertentu.

b.   John locke (1632-1704)Dasar kontraktual dan Negara dikemukakan Locke sebagai peringatan bahwa kekuasaan penguasa tidak pernah mutlak tetapi selalu terbatas, sebab dalam mengadakan perjanjian dengan seseorang atau sekelompok orang, individu-individu tidak menyerahkan seluruh hak-hak alamiah mereka.

c.    Jean Jacques Rousseau (1712-1778)Keadaan alamiah diumapamakannya sebagai keadaan alamiah, hidup individu bebas dan sederajat, semuanya dihasilkan sendiri oleh individu dan individu itu puas. Menurut “Negara” atau “badan korporatif” dibentuk untuk menyatakan “kemauan umumnya” (general will) dan ditujukan pada kebahagiaan besama. Selain itu Negara juga memperhatikan kepentingan-kepentingan individual (particular interest). Kedaulatannya berada dalam tangan rakyat melalui kemauan umumnya.

d. Teori Hukum Alam.

Menurut teori ini, negara lahir karena adanya keinginan untuk

memenuhi kebutuhan manusia yang bermacam-macam. Manusia

harus bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dengan kerja sama akan muncul kelompok manusia semakin

besar hingga terbentuklah negara.

e. Teori Perjanjian Manusia menghadapi kondisi alam dan

timbullah kekerasan. Manusia akan musnah bila ia tidak

mengubah cara-caranya. Manusia pun bersatu untuk mengatasi

tantangan dan menggunakan persatuan dalam gerak tunggal

untuk kebutuhan bersama.

f.  Teori Historis

Page 15: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

15

Teori ini menyatakan bahwa lembaga-lambaga sosial tidak dibuat, tetapi tumbuh secara evolusioner sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan manusia.

g. Teori kedaulatan hukumTeori kedaulatan hukum (Rechts souvereiniteit) (Mienu, 2010) menyatakan semua kekuasaan dalam negara berdasar atas hukum. Pelopor teori ini adalah H. Krabbe dalam buku Die Moderne Staats Idee.Teori tentang asal mulanya Negara dapat terbagi atas dua segi, yaitu, teori yang bersifat spekulatif dan teori yang bersifat evolusi.a) Teori yang Bersifat SpekulatifTeori yang bersifat spekulatif, meliputi antara lain : teori teokratis, teori perjanjian masyarakat, dan teori kekuatan/ kekuasaan.1. Teori Teokrasi (ketuhanan) menurut teori ketuhanan, segala sesuatu di dunia ini adanya atas kehendak ALLOHU Subhanahu Wata’ala, sehingga negara pada hakekatnya ada atas kehendak ALLAH. Penganut teori ini adalah Fiedrich Julius Stah, yang menyatakan bahwa negara tumbuh secara berangsur-angsur melalui proses bertahap mulai dari keluarga menjadi bangsa dan negara.2. Teori perjanjian masyarakat. Dalam teori ini tampi tiga tokoh yang paling terkenal, yaitu Thomas Hobbes, John Locke dan J.J. Rousseau. Menurut teori ini negara itu timbul karena perjanjian yang dibuat antara orang-orang yang tadinya hidup bebas merdeka, terlepas satu sama lain tanpa ikatan kenegaraan. Perjanjian ini diadakan agar kepentingan bersama dapat terpelihara dan terjamin, supaya ”orang yang satu tidak merupakan binatang buas bagi orang lain” (homo homini lupus, menurut Hobbes). Perjanjian itu disebut perjanjian masyarakat (contract social menurut ajaran Rousseau). Dapat pula terjadi suatu perjanjian antara daerah jajahan, misalnya : Kemerdekaan Filipina pada tahun 1946 dan India pada tahun 1947.3. Teori kekuasaan/ kekuatan. Menurut teori kekuasaan/kekuatan, terbentuknya negara didasarkan atas kekuasaan/kekuatan, misalnya melalui pendudukan dan penaklukan.Ditinjau dari teori kekuatan, munculnya negara yang pertama kali, atau bermula dari adanya beberapa kelompok dalam suatu suku yang masing-masing dipimpin oleh kepala suku (datuk). Kemudian berbagai kelompok tersebut hidup dalam suatu persaingan untuk memperebutkan lahan/wilayah, sumber

Page 16: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

16

tempat mereka mendapatkan makanan. Akibat lebih jauh mereka kemudian berusaha untuk bisa mengalahkan kelompok saingannya. Adagium thomas Hobbes yang menyatakan ”Bellum Omnium Contra Omnes” semua berperang melawan semua, kiranya tepat sekali untuk memotret kondisi mereka dalam persaingan untuk memperebutkan sesuatu. Kelompok yang terkalahkan kemudian harus tunduk serta wilayah yang dimilikinya diduduki dan dikuasai oleh sang penakluk, dan demikian seterusnya.

b) Teori yang Bersifat Evolusi

Teori yang evolusi atau teori historis ini merupakan teori yang

menyatakan bahwa lembaga – lembaga sosial tidak dibuat,

tetapi tumbuh secara evolusioner sesuai dengan kebutuhan –

kebutuhan manusia. Sebagai lembaga sosial yang diperuntukkan

guna memenuhi kebutuhan – kebutuhan manusia, maka

lembaga – lembaga itu tidak luput dari pengaruh tempat, waktu,

dan tuntutan – tuntutan zaman. Menurut teori yang bersifat

evolusi ini terjadinya negara adalah secara historis-sosio (dari

keluarga menjadi negara).

Termasuk dalam teori ini yang bersifat evolusi ini antara lain

teori hukum alam. Berdasarkan teori hukum alam ini, negara

terjadi secara alamiah.

2. Berdasarkan Fakta Kenyataan

a. Pendudukan (Occupatie)

Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum

dikuasai, kemudian diduduki dan dikuasai.Misalnya, Liberia yang

diduduki budak-budak Negro yang dimerdekakan tahun 1847.

b. Peleburan (Fusi)

Hal ini terjadi ketika negara-negara kecil yang mendiami suatu

wilayah mengadakan perjanjian untuk saling melebur atau

bersatu menjadi Negara yang baru. Misalnya

terbentuknya Federasi Jerman tahun 1871.

c. Penyerahan (Cessie)

Hal ini terjadi Ketika suatu Wilayah diserahkan kepada negara

lain berdasarkan suatu perjanjian tertentu. Misalnya,

Page 17: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

17

Wilayah Sleeswijk pada Perang Dunia I diserahkan

olehAustria kepada Prusia,(Jerman).

d. Penarikan (Accesie)

Hal ini terjadi ketika suatu wilayah terbentuk akibat

penaikan Lumpur Sungai atau dari dasar Laut (Delta). Kemudian

di wilayah tersebut dihuni oleh sekelompok orang sehingga

terbentuklah Negara. Misalnya wilayah negara Mesir yang

terbentuk dariDelta Sungai Nil.

e. Pengumuman (Proklamasi)

Hal ini terjadi karena suatu daerah yang pernah menjadi

daerah jajahan ditinggalkan begitu saja. Sehingga penduduk

daerah tersebut bisa mengumumkan kemerdekaannya.

Contohnya, Indonesia yang pernah di tinggalkan Jepang karena

pada saat itu jepang dibom oleh Amerika di

daerah Hiroshima dan Nagasaki.f.  Innovation (pembentukan baru)

Suatu negara baru muncul di atas suatu negara yang pecah karena suatu hal dan kemudian lenyap. Contohnya Columbia lenyap, kemudian menjadi Venezuela dan Columbia yang baru.

g.  Separatis (pemisahan)Suatu wilayah negara yang memisahkan diri dari negara yang semula menguasainya kemudian menyatakan kemerdekaan. Contohnya Belgia memisahkan diri dari Belanda pada tahun 1939 dan menyatakan kemerdekaan.

h.  Pendudukan Atas Wilayah yang Belum Ada Pemerintahan Sebelumnya.Pendudukan terjadi terhadap wilayah yang ada penduduknya, tetapi tidak berpemerintahan. Misalnya Australia merupakan daerah baru yang ditemukan Inggris meskipun di sana terdapat suku Aborigin. Daerah Australia selanjutnya dibuat koloni-koloni di mana penduduknya didatangkan dari daratan Eropa. Australia dimerdekakan tahun 1901.

i. Anexatie (pencaplokan/ penguasaan)Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai bangsa lain tanpa reaksi berarti. Contohnya Israel menguasai Palestina.

Page 18: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

18

Sedangkan Tenggelamnya Negara dibagi menjadi 3 teori :

1.    Teori organis : Negara diibaratkan suatu organism yang diliputi

hukum perkembanganhidup.

2.    Teori Anarkhis: Negara adalah suatu bentuk tata paksa yang

hanya sesuai bagi masyarakat primitive. Pada saatnya Negara akan

lenyap, masyarakat tanpa paksaan dan tanpa Negara.

Cara melenyapkannya :

a)      Dengan kekerasan (revolusi) : Proudhon,Kropatkin,Bakunin.

b)      Dengan pendidikan & evolusi : Leo Tolstoy.

3.    Teori Marxis : Negara pada saatnya akan lenyap dengan

sendirinya, jika syarat-syarat bagi hidupnya tidak ada lagi.

4.    Teori Lain Mengenai Lenyapnya Negara

a)    Karena factor alam : Negara yang tadinya sudah berdiri karena

factor alam lalu lenyap/hilang.

Contohnya:

Page 19: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

19

1.    Gunung meletus.

2.    Pulau ditelan air laut.

b)    Karena factor social : Negara sudah berdiri dan di akui Negara

lain, tetapi karena factor social lalu lenyap.

c)   Karena penaklukan.

d)    Adanya revolusi.

e)     Adanya perjanjian.

f)   Adanya penggabungan.

C. Fungsi, Tujuan, Sifat, dan Unsur Suatu Negara

1. Fungsi Negara

Fungsi Negara merupakan gambaran yang dilakukan negara untuk

mencapai tujuannya. Fungsi negara dapat dikatakan sebagai tugas

negara.  Pada dasarnya negara berfungsi mengatur tata kehidupan

bernegara agar tujuan negara tercapai. Supaya tujuan negara dapat

tercapai, ada beberapa hal yang harus dilaksanakan oleh negara,

yaitu:

Menjaga keamanan dan ketertiban;

Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya;

Page 20: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

20

Melaksanakan pertahanan untuk menjaga kemungkinan

serangan dari luar dengan perlengkapan alat-alat pertahanan

yang modern; serta

Menegakkan keadilan yang dilaksanakan oleh badan-badan

peradilan.

   

Adapun fungsi negara secara umum adalah sebagai berikut.

Tugas esensial, yaitu tugas untuk mempertahankan negara,

seperti memelihara perdamaian, ketertiban, dan ketenteraman,

serta melindungi warganya, dan mempertahankan

kemerdekaan.

Tugas fakultatif, yaitu tugas untuk dapat menyejahterakan, baik

moral, intelektual, sosial, maupun ekonomi.

A. Fungsi Negara Menurut Pendapat Ahli

Pada dasarnya negara berfungsi mengatur tata kehidupan

bernegara agar tujuan negara tercapai. Secara universal terdapat

banyak pandangan mengenai fungsi negara. Berikut ada beberapa

fungsi negara menurut pendapat para ahli:

A. Miriam Budiardjo

Menurut Miriam Budiardjo, setiap negara menyelenggarakan

beberapa fungsi minimum, yaitu

1. Fungsi Pertahanan dan Keamanan (Hankam)

Negara harus dapat melindungi rakyat, wilayah serta

pemerintahan dari ancaman, tantangan, hambatan dan

gangguan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar.

Contoh : Penjagaan perbatasan yang intensif oleh TNI

2. Fungsi Keadilan

Negara harus dapat menegakkan hukum secara tegas dan

tanpa adanya unsur kepentingan tertentu. Setiap warga

negara harus dipandang sama di depan hukum. Contoh :

Penegakkan hukum melalui lembaga peradilan.

3. Fungsi Pengaturan dan Ketertiban

Negara harus mempunyai peraturan (UU) dan peraturan-

Page 21: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

21

peraturan lainnya untuk menjalankannya agar terwujudnya

tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Contoh : UU tentang Tindak Pidanan Korupsi.

4. Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran

Negara harus mengeksplorasi sumber daya alam (SDA)

dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)

untuk meningkatkan pendapatan rakyat guna mencapai

kesejahteraan dan kemakmuran. contoh : memberi

beasiswa sekolah berkualitas.

B. Charles E. Merriem

Menurut Charles E. Merriem dalam buku "The Making of

Citizens: A Comparative Study of Methods of Civic Training"

(1961), ada lima fungsi negara, yaitu:

Menegakan keadilan.

Memberikan perlindungan terhadap warga negaranya, baik

yang ada di dalam maupun di luar negeri.

Pertahanan, untuk menjaga keutuhan dan kelangsungan

hidup, negara mempunyai fungsi pertahanan.

Melaksananakan Penertiban.

Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.C. Goodnow

Menurut Goodnow, fungsi Negara secara prinsipal dibagi menjadi dua bagian yang dikenal dengan sebutan Dwipraja (dichotomy) yakni.1)  Policy making, kebijaksanaan Negara untuk waktu tertentu,

untuk seluruh masyarakat.2)  Policy executing, kebijaksanaan yang harus dilaksanakan

untuk tercapainya policy making.

D. John Locke

John Locke, seorang filsuf dari Inggris, membagi fungsi negara

menjadi tiga fungsi. Fungsi negara yang dikemukakan John Locke

ini dikenal dengan Teori Pemisahan Kekuasaan yang meliputi

legislatif, eksekutif, dan federatif. Fungsi legislatif menyatakan

bahwa negara mempunyai fungsi untuk membuat undang-

undang. Fungsi eksekutif, melaksanakan peraturan. Fungsi

Page 22: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

22

federatif, mengurusi urusan luar negeri, urusan perang, dan

perdamaian.

E. Montesquieu

Montesquieu, seorang ahli kebangsaan Prancis, mengemukakan

bahwa fungsi negara meliputi tiga tugas pokok yaitu legislatif,

eksekutif, dan yudikatif.1)      Fungsi legislatif, untuk membuat Undang-Undang.2)      Fungsi eksekutif, untuk melaksanakan Undang-Undang.3)      Fungsi yudikatif, untuk mengawasi agar semua peraturan

ditaati (fungsi mengadili), yang populer dengan Trias Politika.

F. Moh. Kusnardi

Moh. Kusnardi, seorang ahli hukum tata negara, menyatakan

fungsi negara dibagi ke dalam dua bagian, yaitu melaksanakan

penertiban (law and order) dan menghendaki kesejahteraan.

Artinya, negara harus melaksanakan penertiban untuk

mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat guna

mencapai tujuan bersama dan menghendaki kesejahteraan serta

kemakmuran rakyatnya.

B. Teori Fungsi Negara.

Pandangan hidup yang berbeda-beda pada tiap bangsa

memunculkan pemahaman yang berbeda pula tentang fungsi

negara. Berikut beberapa pandangan hidup bernegara yang

melandasi pembentukan negara-negara di dunia.

1. Individualisme

Menurut paham individualisme, negara mempunyai fungsi

memelihara serta mempertahankan keamanan serta

ketertiban individu dan masyarakat. Negara dan aparatur

negara hanya ditugaskan untuk menjaga agar individu tidak

diganggu keamanan dan ketertibannya dalam hidup,

kebebasan, serta miliknya.

Page 23: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

23

2. Anarkisme

Anarkisme dalam bahasa Yunani, anarchis, berarti ’tanpa

pemerintah’. Anarkisme ialah penyangkalan terhadap negara

serta pemerintah. Menurut anarkisme, kodrat manusia ialah

baik serta bijaksana. Untuk menjamin keamanan, ketertiban,

dan mengusahakan kesejahteraan masyarakat, manusia

tidak perlu negara serta pemerintah. Semua hal dapat

dicapai sendiri oleh para individu dalam perhimpunan-

perhimpunan yang dibentuk secara sukarela.Negara sebagai

organisasi tidak diperlukan.

3. Sosialisme

Sosialisme ialah semua gerakan sosial yang menghendaki

campur tangan negara yang seluas mungkin dalam bidang

perekonomian. Fungsi negara harus diperluas hingga tidak

ada lagi aktivitas sosial yang tidak diselenggarakan oleh

negara. Semua aktivitas negara ditujukan untuk mencapai

pemenuhan kesejahteraan bersama.

4. Komunisme

Komunisme ialah salah satu bentuk sosialisme. Baik

komunisme maupun sosialisme bertujuan untuk memperluas

fungsi negara dalam upaya mencapai kesejahteraan

masyarakat. Bedanya, komunisme membenarkan

tercapainya tujuan-tujuan negara dengan jalan revolusioner,

sementara sosialisme masih percaya pada cara-cara damai.

Komunisme juga lebih ekstrem dalam pelaksanaan

programnya.

Pada dasarnya fungsi-fungsi negara tersebut di atas

berkaitan dengan usaha pembelaan negara. Salah satu

fungsi negara yang sangat penting bagi jaminan

kelangsungan hidup negara adalah fungsi pertahanan

negara. Fungsi pertahanan negara dimaksudkan terutama

untuk menjaga dan mempertahankan negara dari segala

kemungkinan serangan dari luar. Oleh sebab itu harus

diperlengkapi dengan alat-alat pertahanan yaitu TNI yang

Page 24: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

24

terdiri atas TNI-AD, TNI-AL dan TNI-AU dengan

perlengkapannya yang disebut “alat utama sistem senjata”

(Alutsista). Fungsi pertahanan negara tidak bisa dipisahkan

dengan pembelaan terhadap pembelaan negara

sebagaimana ditegaskan dalam pasal 9 ayat (1) UU No. 3

tahun 2003 bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib

ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam

penyelenggaraan pertahanan negara”. Hal ini mengandung

makna, bahwa partisipasi warga negara dalam

melaksanakan fungsi pertahanan negara merupakan wujud

upaya pembelaan Negara. Selain fungsi pertahanan, fungsi

lain yang juga sangat penting dalam upaya pembelaan

negara adalah fungsi keamanan dan ketertiban yaitu untuk

mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat. Untuk

melaksanakan fungsi tersebut di negara kita dibentuk suatu

lembaga yang dikenal dengan Kepolisin RI (Polri).

Berdasarkan uraian di atas, fungsi negara yang sangat

penting untuk memelihara ketertiban dan menjamin

kelangsungan hidup atau tetap tegaknya negara adalah

fungsi pertahanan dan ketertiban (keamanan). Untuk

mewujudkan fungsi pertahanan dan keamanan, selain

negara harus memiliki alat-alat pertahanan dan

keamanan,juga diperlukan keikutsertaan segenap warga

negara dalam upaya pertahanan dan keamanan negara.

Dengan demikian, keikutsertaan segenap warga negara

dalam melaksanakan fungsi pertahanan dan keamanan

negara berkaitan dengan upaya membela negara . Fungsi

pertahanan dan keamanan negara merupakan fungsi yang

sangat penting dalam kuhudupan negara dan merupakan

prasyarat bagi fungsi-fungsi lainya .Hal itu karena negara

hannya dapat menjalankan fungsi –fungsi lainnya jika

negara mampu mempertahankan diri dari berbagai

ancaman baik dari luar maupun dari dalam. Pentingnya

fungsi pertahanan dan keamanan dalam kehidupan negara

dapat diibaratkan pada kehidupan pribadi kita sehari-hari.

Apakah kalian bisa belajar dengan tenang atau tidur dengan

Page 25: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

25

nyenyak apabila tidak mampu menangkal dan

mempertahankan diri dari gangguan ancaman yang

dihadapi. Jadi jika ingin belajar dengan tenang, nyaman dan

konsentrasi, maka diperlukan kemampuan untuk menangkal

berbagai gangguan dan ancaman yang dihadapi, baik dari

dalam maupun dari luar diri sendiri.

Demikian pula dalam organisasi negara, fungsi pertahanan

dan keamanan sangat penting karena negara tidak akan

dapat mensejahterakan rakyat, meningkatkan kualitas

pendidikan, menegakkan keadilan dan lain-lain jika tidak

mampu mempertahankan diri terhadap gangguan dan

ancaman, baik dari dalam maupun dari luar. Hal ini

mengandung arti bahwa untuk mempertahankan dan

mengamankan negara bukan hanya kewajiban TNI dan Polri,

tetapi juga merupakan kewajiban setiap warga negara

Indonesia, termasuk kalian sebagai siswa yang sekaligus

juga sebagai warga negara Indonesia. Coba renungkan apa

yang telah kalian lakukan untuk mengamankan lingkungan

sekolah atau tempat tinggal kalian. Sedangkan fungsi

kesejahteraan dan kemakmuran dijalankan oleh pemerintah

dalam bentuk pelayanan dan perniagaan. Fungsi pelayanan

atau jasa yaitu seluruh aktivitas yang mungkin tidak aka

nada apabila tidak diselenggarakan oleh negara, yang

meliputi antara lain pemeliharaan fakir miskin, kesehatan,

pendidikan, dan program-program lainnya.

2. Tujuan Negara

Setiap Negara didirikan tentu mempunyai tujuan. Pada hakikatnya, tujuan setiap negara berbeda antara negara satu dengan negara lainnya. Hal ini disesuaikan dengan pandangan hidup rakyat dan landasan pandangan hidup yang bersumber pada nilai-nilai luhur bangsa. Tujuan negara secara umum adalah menyelenggarakan kesejahteraan dan kebahagiaan rakyatnya. Tujuan negara merupakan pedoman dalam menyusun dan mengendalikan alat perlengkapan negara serta mengatur kehidupan rakyatnya. Tujuan dari tiap-tiap negara dipengaruhi

Page 26: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

26

oleh tempat, sejarah pembentukan, dan pengaruh dari penguasa negara yang bersangkutan. Dengan mengetahui tujuan negara, kita juga dapat mengetahui sifat organisasi negara dan legitimasi kekuasaan negara tersebut.

A. Tujuan Negara Menurut Pendapat Ahli

Berikut ini pendapat beberapa tokoh yang mengemukakan

pendapatnya tentang tujuan negara.

1. Plato

Menurut Plato, tujuan negara adalah untuk memajukan

kesusilaan manusia, baik sebagai makhluk individu maupun

sosial.

2. Roger H. Soltau

Menurut Roger H. Soltau, tujuan negara adalah memungkinkan

rakyatnya berkembang serta mengungkapkan daya cipta yang

sebebas-bebasnya.

3. Harold J. Laski

Menurut Harold J. Laski, tujuan negara adalah menciptakan

keadaan yang di dalamnya, rakyat dapat mencapai keinginan-

keinginannya secara maksimal.

4. Aristoteles

Aristoteles mengemukakan bahwa tujuan dari negara adalah

kesempurnaan warganya yang berdasarkan atas keadilan.

Keadilan memerintah harus menjelma di dalam negara, dan

hukum berfungsi memberi kepada setiap manusia apa

sebenarnya yang berhak ia terima.

5. Socrates

Menurut Socrates negara bukanlah semata-mata merupakan

suatu keharusan yang brsifat objektif, yang asal mulanya

berpangkal pada pekerti manusia. Tugas negara adalah untuk

menciptakan hukum, yang harus dilakukan oleh para pemimpin,

Page 27: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

27

atau para penguasa yang dipilah secara saksama oleh rakyat.

Negara bukanlah suatu organisasi yang dibuat untuk manusia

demi kepentingan drinya pribadi, melainkan negara itu suatu

susunan yang objektif bersandarkan kepada sifat hakikat

manusia karena itu bertugas untuk melaksanakan dan

menerapkan hukum-hukum yang objektif, termuat “keadilan bagi

umum”, dan tidak hanya melayani kebutuhan para penguasa

negara yang saling berganti ganti orangnya.

6. John Locke

Tujuan negara menurut John Locke adalah untuk memelihara dan

menjamin terlaksananya hak-hak azasi manusia.yang tertuang

dalam perjanjian masyarakat.

7. Niccollo Machiavelli

Tujuan negara menurut Niccollo Machiavelli adalah untuk

mengusahakan terselenggaranya ketertiban, keamanan dan

ketentraman. Jadi dengan demikian kalau dahulu tujuan negara

itu selalu bersifat kultural, sedangkan menurut Niccollo

Machiavelli tujuan negara adalah semata-mata adalah

kekuasaan.

8. Thomas Aquinas

Menurut Thomas Aquinas, untuk mengetahui tujuan negara

maka terlebih dahulu mengetahui tujuan manusia, yaitu

kemuliaan yang abadi. Oleh karena itu negara mempunyai

tujuan yang luas, yaitu memberikan dan menyelenggarakan

kebahagiaan manusia untuk memberikan kemungkinan, agar

dapat mencapai hidup tersusila dan kemuliaan yang abadi, yang

harus di sesuaikan dengan syarat-syarat keagamaan.

9. Benedictus Spinoza

Tujuan negara menurut Spinoza adalah menyelenggarakan

perdamaiaan, ketenteraman dan menghilangkan ketakutan.

Untuk mencapai tujuan ini, warga negara harus menaati segala

Page 28: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

28

peraturan dan undang-undang negara, ia tidak boleh

membantah, meskipun peraturan atau undang-undang negara

itu sifatnya tidak adil dan merugikan.

B. Tujuan Negara Menurut Teori

Tujuan negara juga dapat ditinjau dari beberapa teori atau ajaran

sebagai berikut.

1. Teori Negara Kesejahteraan.

Menurut teori ini, tujuan negara adalah mewujudkan

kesejahteraan warga negaranya. Teori ini dikemukakan oleh

Kranenburg.

2. Teori Perdamaian Dunia.

Teori ini dikemukakan oleh ahli kenegaraan Italia, Dante

Alleghieri. Tujuan negara adalah mencapai perdamaian dunia

sehingga perlu dibentuk satu negara di bawah satu imperium.

3. Teori Kedaulatan Hukum.

Menurut teori ini, negara bertujuan menyelenggarakan

ketertiban hukum, dengan berdasarkan dan berpedoman pada

hukum. Hanya hukumlah yang berkuasa di dalam negara. Dalam

negara hukum hak-hak warga negara dijamin sepenuhnya oleh

negara. Sebaliknya, warga negara berkewajiban mematuhi

seluruh peraturan yang ada dalam negara yang bersangkutan.

Teori ini dikemukakan oleh Krabbe.

4. Teori Kekuasaan Negara.

Menurut teori ini, tujuan negara adalah berusaha mengumpulkan

kekuasaan yang sebesar-besarnya. Teori ini dikemukakan oleh

Lord Shang Yang, seorang ahli filsafat politik Cina.

5. Teori Jaminan atas Hak dan Kebebasan.

Menurut teori ini, tujuan negara adalah membentuk dan

mempertahankan hukum supaya hak dan kemerdekaan warga

negara terpelihara. Peranan negara hanya sebagai penjaga

ketertiban hukum dan pelindung hak serta kebebasan warganya.

Page 29: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

29

Penganut teori ini adalah Immanuel Kant, seorang filsuf dari

Jerman.

3. Sifat Negara

Pada hakikatnya negara sebagai organisasi mempunyai sifat-

sifat khusus yang merupakan pencerminan dari kekuasaan yang

dimilikinya. Sifat-sifat ini hanya dimiliki oleh negara dan tidak

dimiliki oleh organisasi lainnya. Adapun sifat-sifat yang dimiliki

oleh negara adalah :

a. Sifat memaksa

Adanya sifat memaksa terletak ketika negara membuat

peraturan, kebijakan dan kodifikasi hukum yang akan menuntut

rakyat untuk mentaatinya, sehingga ketertiban dalam

masyarakat akan tercapai. Jika rakyat melanggarnya, maka

negara berhak menggunakan kekuasaannya untuk menjatuhkan

sanksi sesuai hukum yang berlaku, bahkan negara mempunyai

kekuasaan untuk menggunakan kekerasan fisik secara legal

(sah).

b.  Sifat monopoli

Maksudnya bahwa kegiatan yang menyangkut hidup orang

banyak dimonopoli (dikuasai) oleh negara. Misalnya, segala

sumber kekayaan alam yang terkandung di dalam tubuh bumi

(seperti bahan bakar dan bahan tambang) dikuasai oleh negara.

c.  Sifat mencakup semua

Bahwa semua bentuk perundang-undangan yang ada berlaku

pada semua orang, tanpa pengecualian dan diskriminasi apapun.

4. Unsur Negara

Suatu organisasi dalam masyarakat baru dapat dikatakan

sebagai negara apabila telah memenuhi beberapa unsur yang

harus ada dalam suatu negara. Menurut Konvensi

Montevideo tahun 1933 yang diselenggarakan oleh negara-

negara Pan-Amerika di Kota Montevideo, bahwa suatu negara

harus mempunyai unsur-unsur : (a) penduduk yang tetap, (b)

wilayah tertentu, (c) pemerintah, dan (d) kemampuan

mengadakan hubungan dengan negara lain.

Page 30: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

30

Sedangkan Oppenheim-Lauterpachtberpandangan, bahwa

unsur-unsur pembentuk (konstitutif) negara adalah :  (a) harus

ada rakyat, (b) harus ada daerah, dan (c) pemerintah yang

berdaulat. Selain unsur tersebut ada unsur lain yaitu adanya

pengakuan oleh negara lain (deklaratif). Secara garis besar,

unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut

1. Unsur Konstitutif

Unsur konstitutif mencakup tiga unsur, yaitu adanya rakyat

atau masyarakat; wilayah yang meliputi wilayah darat, udara,

dan perairan (khusus perairan tidak mutlak); dan pemerintah

yang berdaulat. Unsur konstitutif adalah unsur mutlak

pembentuk negara, unsur yang harus ada untuk terjadinya

negara.

2. Unsur Deklaratif

Unsur deklaratif mencakup adanya tujuan negara, undang-

undang dasar, pengakuan dari Negara lain secara dejure

ataupun secara de facto, an masuknya Negara dalam

perhimpunan bangsa-bangsa, misalnya PBB. Unsur deklaratif

adalah unsur yang sifat penyataannya dan bersifat

melengkapi unsur konstitutif. Meskipun unsur deklaratif bukan

merupakan unsur mutlak, pada masa sekarang unsur

deklaratif ini makin penting bagi negara. Negara-negara baru

sangat berkepentingan untuk terpenuhinya unsur deklaratif,

khususnya unsur pengakuan dari negara lain.

Untuk lebih jelasnya mari kita pelajari keempat unsur dari

negara, yaitu :

a.   Rakyat

Rakyat merupakan unsur terpenting dalam suatu negara, karena

rakyatlah yang pertama kali berkehendak untuk membentuk

negara. Rakyat adalah semua orang yang berada di wilayah

suatu negara, yang menjadi penghuni suatu negara. Rakyat

suatu negara meliputi penduduk dan bukan penduduk atau

orang asing.

Penduduk ialah semua orang yang telah memenuhi persyaratan

yang ditetapkan undang-undang dan bertujuan untuk bertempat

tinggal, menetap atau berdomisili di dalam wilayah suatu negara

Page 31: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

31

tertentu. Sedangkan mereka yang berada dalam wilayah suatu

negara hanya untuk sementara bukan penduduk, misalnya turis

atau tamu asing. Penduduk terdiri dari warga negara dan bukan

warga negara atau warga negara asing.

Warga negara adalah mereka yang berdasarkan peraturan

perundang-undangan merupakan anggota dari suatu negara.

Mereka yang berada dalam wilayah negara, tetapi bukan

anggota dari suatu negara, bukan warga negara.

Menurut pasal 26 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi : “Yang

menjadi warga negara ialah orang-orang Indonesia asli dan

orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang

sebagai warga negara”. Kemudian dalam pasal 26 ayat (2) UUD

1945 disebutkan bahwa : “Penduduk ialah warga negara

Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

Perbedaan antara warga negara dengan orang asing

menimbulkan perbedaan hak dan kewajiban dalam beberapa hal.

Misalnya dalam beberapa negara hanya warga negara saja yang

mempunyai hak pilih dalam Pemilu. Selain itu, warga negara

dibedakan pula antara warga negara asli dan warga negara

keturunan asing. Perbedaan ini pun menimbulkan perbedaan hak

dan kewajiban dalam beberapa hal. Misalnya di Indonesia, hanya

warga negara Indonesia asli yang dapat dipilih menjadi presiden.

Selain istilah rakyat, untuk menyebut penghuni negara dipakai

pula istilah bangsa. Menurut Ernest Renan, bangsa adalah soal

perasaan dan kehendak untuk tetap hidup bersama yang timbul

dari segolongan manusia yang memiliki nasib yang sama, seperti

sama-sama pernah dijajah oleh bangsa lain atau menderita

akibat kekuasaan raja yang absolute. Berkaitan dengan masalah

warga negara dikenal adanya beberapa asas kewaraganegaraan,

yaitu :

· Ius Soli (tempat kelahiran): cara menentukan

kewarganegaraan menurut negara tempat ia dilahirkan.

· Ius Sanguinis (keturunan): cara menentukan

kewarganegaraan menurut keturunan atau pertalian darah.

· Naturalisasi = pewarganegaraan yang diperoleh warga negara

asing setelah memenuhi syarat dalam undang-undang

Page 32: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

32

· Apatride = tidak mempunyai status kewarganegaraan.

· Bipatride = mempunyai kewarganegaraan rangkap.

Selain itu juga dikenal beberapa stelsel kewarganegaraan

yaitu :

· Stelsel aktif —-status kewarganegaran yang diperoleh melalui

permohonan kepada lembaga berwenang secara aktif.

· Stelsel pasif —-tanpa melalui permohonan atau pengajuan

yang meliputi :

-  Hak Opsi = hak memilih suatu kewarganegaraan.

-  Hak Repudiasi = hak menolak suatu kewarganegaraan.Warga negara diartikan sebagai orang-orang yang menjadi bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya sebagai orang merdeka dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula Negara. karena warga negara mengandung arti peserta, anggota, atau warga dari suatu negara, yakni peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama. Untuk itu, setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum. Semua warga negara memiliki kepastian hak, privasi, dan tanggung jawab.

Pengertian waga negara Menurut:• A.S. Hikam : Mendefinisikan bahwa warga negara merupakan terjemahan dari “citizenship” yaitu anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri. Istilah ini menurutnya lebih baik ketimbang istilah kawula negara lebih berarti objek yang berarti orang- orang yang dimiliki dan mengabdi kepada pemiliknya.• Koerniatmanto S : Mendefinisikan warga negara dengan anggota negara. Sebagai anggota negara, seorang warga negara mempunyai kedudukan yang khusus terhadap negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal – balik terhadap negaranya.• UU No. 62 Tahun 1958 : menyatakan bahwa negara republik Indonesia adalah orang – orang yang berdasarkan perundang – undangan dan atau perjanjian – perjanjian dan atau peraturan – peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17 agustus 1945 sudah menjadi warga negara republik Indonesia.Jadi dari ketiga pendapat diatas warga negara dapat disimpulkan

Page 33: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

33

sebagai sebuah komunitas yang membebtk negara itu sendiri yang berdasarkan perundang – undangan atau perjanjian – perjanjian dan mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik.

Kriteria Menjadi Warga Negara :Untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warganegara, digunakan dua kriteria :Kriterium kelahiran. Berdasarkan kriterium ini masih dibedakan menjadi dua yaitu :– kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut juga Ius Sanguinis. Didalam asas ini seorang memperoleh kewarganegaraann suatu Negara berdasarkan asa kewarganegaraan orang tuanya, dimanapun ia dilahirkan– kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau ius soli. Didalam asas ini seseorang memperoleh kewarganegaraannya berdasarkan Negara tempat dimana dia dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan warganegara dari Negara tersebut.– naturalisasi atau pewarganegaraan, adalah suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu mempunyai kewarganegaraan Negara lain.1. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu warga negara asing4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia

Page 34: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

34

8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin9. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya10. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui11. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya12. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan13. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Beberapa istilah yang erat pengertiannya dengan rakyat:

1. Rumpun (ras), diartikan sebagai sekumpulan manusia yang merupakan suatu kesatuan karena berciri jasmaniah yang sama, misalnya: warna kulit, warna rambut, bentuk badan, wajah, etc.

2. Bangsa (volks), diartikan sebagai sekumpulan manusia yang merupakan suatu kesatuan karena kesamaan kebudayaan, misalnya: bahasa, adat/ kebiasaan, agama dan sebagainya.

3. Nation (natie), diartikan sebagai sekumpulan manusia yang merupakan suatu kesatuan karena memiliki kesatuan politik yang sama.

Rakyat merupakan unsur terpenting dalam negara karena manusialah yang berkepentingan agar organisasi negara dapat berjalan dengan baik. Rakyat suatu negara dibedakan antara: a) penduduk dan bukan penduduk; b) warga negara dan bukan warga negara.

Page 35: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

35

Penduduk ialah mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili tetap di dalam wilayah negara. Sedangkan bukan penduduk ialah mereka yang ada di dalam wilayah negara, tetapi tidak bermaksud bertempat tinggal di negara itu. Warga negara ialah mereka yang berdasarkan hukum merupakan anggota dari suatu negara. Sedangkan bukan warga negara disebut orang asing atau warga negara asing (WNA).Georg Jellinek mengemukakan empat status bangsa, yaitu:

1. Status positif, yaitu status yang memberikan hak kepada warga negara untuk menuntut tindakan positif negara mengenai perlindungan atas jiwa raga, hak milik, kemerdekaan, dan sebagainya;

2. Status negatif, yaitu status yang menjamin warga negara bahwa negara tidak ikut campur terhadap hak-hak azasi (hak-hak privat) warga negaranya.

3. Status aktif, yaitu status yang memberikan hak kepada setiap warga negara untuk ikut serta dalam pemerintahan, misalnya melalui hak pilih (aktif: memilih, pasif: dipilih).

4. Status pasif, yaitu status yang memberikan kewajiban kepada setiap warga negara untuk taat dan tunduk kepada negara.

Aristoteles menyebut manusia sebagai zoon politikon, artinya makhluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesamanya atau makhluk yang suka bermasyarakat. Manusia adalah makhluk individu (perseorangan) sekaligus makhluk sosial. Secara singkat yang disebut masyarakat adalah persatuan manusia yang timbul dari kodrat yang sama itu.Penyebab manusia selalu hidup bermasyarakat antara lain adalah dorongan kesatuan biologis dalam naluri manusia, yaitu:

1. hasrat untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum;2. hasrat untuk membela diri;3. hasrat untuk melanjutkan keturunan.

Golongan masyarakat antara lain terbentuk karena:

rasa tertarik kepada (sekelompok) orang lain tertentu; memiliki kegemaran yang sama dengan orang lain; memerlukan bantuan/ kekuatan orang lain; berhubungan darah dengan orang lain; dan memiliki hubungan kerja dengan orang lain.

Dengan perkataan lain, aspek-aspek yang mendorong manusia ke arah kerja sama dengan sesamanya adalah:

Page 36: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

36

1. biologis: manusia ingin tetap hidup dan mempertahankan kelangsungan hidupnya yang hanya bisa dicapai dengan bekerja sama dengan sesamanya;

2. psikologis: kesediaan kerja sama untuk menghilangkan kejemuan dan mempertahankan harga diri sebagai anggota pergaulan hidup bersama manusia;

3. ekonomis: kesediaan manusia untuk bekerja sama adalah agar dapat memenuhi dan memuaskan segala macam kebutuhan hidupnya;

4. kultural: manusia sadar bahwa segala usahanya untuk menciptakan sesuatu hanya bisa berhasil dalam kerja sama dengan sesamanya.

Sifat-sifat golongan masyarakat itu pada umumnya dapat dibagi menjadi tiga macam golongan besar, yaitu:

1. Golongan yang berdasarkan hubungan kekeluargaan: perkumpulan keluarga;

2. Golongan yang berdasarkan hubungan kepentingan/ pekerjaan: perkumpulan ekonomi, koperasi, serikat sekerja, perkumpulan sosial , kesenian, olahraga,etc.

3. Golongan yang berdasarkan hubungan tujuan/ pandangan hidup atau ideologi: partai politik, perkumpulan keagamaan.

Bentuk pergaulan hidup masyarakat:a) berdasarkan hubungan yang diciptakan para anggotanya:

1. Masyarakat paguyuban (gemeinschaft), apabila hubungan itu bersifat kepribadian dan menimbulkan ikatan batin, misalnya rumah tangga, perkumpulan kematian, etc.

2. Masyarakat patembayan (gesellschaft), apabila hubungan itu bersifat bukan-kepribadian dan bertujuan untuk mencapai keuntungan kebendaan, misalnya firma, perseroan komanditer, perseroan terbatas, etc.

b) berdasarkan sifat pembentukannya:

1. Masyarakat yang teratur oleh karena sengaja diatur untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya perkumpulan olahraga.

2. Masyarakat yang teratur dan terjadi dengan sendirinya karena adanya kesamaan kepentingan, misalnya para penonton pertandingan sepakbola.

3. Masyarakat yang tidak teratur, misalnya para pembaca harian Kompas.

Page 37: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

37

c) berdasarkan hubungan kekeluargaan: rumah tangga, sanak saudara, suku, bangsa, etc.d) berdasarkan perikehidupan/ kebudayaan:

1. Masyarakat primitif dan masyarakat modern.2. Masyarakat desa dan masyarakat kota.3. Masyarakat teritorial, yang anggota-anggotanya bertempat

tinggal di suatu daerah.4. Masyarakat genealogis, yang anggota-anggotanya

seketurunan (memiliki hubungan pertalian darah).5. Masyarakat teritorial-genealogis, yang anggota-anggotanya

bertempat tinggal di suatu daerah dan mereka seketurunan.

Berikut perbedaan antara penduduk, bukan penduduk, warga Negara dan bukan warga Negara sebagai berikut

Penduduk Bukan Penduduk

Warga Negara Bukan Warga Negara

Penduduk adalah mereka yang bertempat tinggal tetap atau berdomisili tetap di dalam wilayah Negara (menetap).

Bukan Penduduk adalah mereka yang berada di dalam wilayah Negara, tetapi tidak bermaksud bertempat tinggal di Negara itu. Misalnya wisatawan Asing yang sedang melakukan perjalanan wisata.

Warga Negara adalah mereka yang berdasarkan hukum merupakan anggota dari Negara (menurut undang-undang diakui sebagai warga negara).

Bukan Warga Negara adalah mereka yang mengakui Negara lain sebagai negaranya

b. WilayahWilayah adalah landasan materiil atau landasan fisik suatu negara. Luas wilayah negara ditentukan oleh perbatasan-perbatasan. Negara menjalankan yurisdiksi teritorial atas orang dan benda yang berada di dalam batas-batas wilayah itu, kecuali beberapa golongan orang dan benda yang dibebaskan dari

Page 38: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

38

yurisdiksi itu. Wilayah yang dimaksud dalam pengertian di atas adalah bukan hanya wilayah geografis atau wilayah dalam arti sempit, melainkan dalam arti luas. Wilayah dalam arti luas ini merupakan wilayah dilaksanakannya yurisdiksi negara. Wilayah ini meliputi wilayah daratan dan udara di atasnya, serta laut di sekitar pantai negara itu, yaitu apa yang disebut laut teritorial. Batas-batas wilayah dalam arti luas ini berarti negara berwenang untuk menjalankan kedaulatan teritorialnya. Sekelompok manusia dengan pemerintahannya tidak dapat menciptakan negara tanpa adanya suatu wilayah.1)  DaratanBatas wilayah darat suatu Negara biasanya ditentukan dengan perjanjian antara suatu Negara dengan Negara lain dalam bentuk traktat. Perbatasan antara Negara dapat berupa:a)   Batas alam, misalnya: sungai, danau, pegunungan, atau lembah.b)   Batas buatan, misalnya: pagar tembok, pagar kawat berduri.c)    Batas menurut geofisika, misalnya: lintang utara/selatan, bujur timur/barat.2) LautanBerdasarkan Konferensi Hukum Laut internasional III pada 10 Desember 1982 yang diselenggrakan oleh PBB di Montego Bay, Jamaica, menghasilkan batas wilayah Negara sebagai berikut:a) Laut TeritorialSetiap negara mempunyai kedaulatan atas laut territorial selebar 12 mil laut, yang diukur berdasarkan garis lurus yang ditarik dari garis dasar (base line) garis pantai kearah laut bebas.b) Zona BersebelahanZona bersebelahan merupakan batas laut selebar 12 mil laut dari garis batas laut territorial atau batas laut selebar 24 mil laut dari garis dasar.c) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)Zona Ekonomi Eksklusif merupakan batas lautan suatu negara pantai lebarnya 200 mil laut dari garis dasar. Dalam batas ini, negara pantai berhak menggali kekayaan alam yang ada dan menangkap para nelayan asing yang kedapatan sedang melakukan penangkapan ikan.d) Landas BenuaLandas benua adalah wilayah daratan negara pantai yang berada di bawah lautan di laut ZEE, selebar lebih kurang 200 mil di lautan bebas.e) Landas Kontinen

Page 39: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

39

Landas kontinen merupakan daratan yang berada di bawah permukaan air di luar laut territorial sampai kedalaman 200 m. Bagi negara pantai, landas kontinen dinyatakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari wilayah daratan.Dua konsepsi yang pernah muncul berkaitan dengan peguasaan wilayah lautan :a) Res NulliusPandangan yang menyatakan bahwa laut dapat diambil dan dimiliki oleh masing-masing negara (John Sheldon dari Inggris dalam bukunya More Clausum)b) Res CommunisPandangan yang beranggapan bahwa laut itu milik bersama atau milik masyarakat dunia, sehingga tidak dapat diambil dan dimiliki oleh masing-masing negara (Hugo de Groot/ Grotius dalam bukunya More Liberum, Gotius mendapatkan julukan Bapak Hukum Internasional).3) UdaraWilayah udara suatu negara ada di atas wilayah daratan dan wilayah lautan Negara itu. Pembatasan wilayah suatu negara sangat penting sekali karena menyangkut pelaksanaan kedaulatan suatu negara dalam segala bentuk, seperti hal-hal berikut :a) Berkuasa penuh terhadap kekayaan yang ada di dalamnya.b) Berkuasa mengusir orang-orang yang bukan warga negaranya dalam wilayah tersebut bila tidak memiliki izin dari negara itu.c)  Pemerintah yang Berdaulat.Beberapa pendapat mengenai wilayah kedaulatan udara :a) Lee : wilayah udara territorial suatu negara adalah jarak tembak meriam yang dipasang di daratan.b) Van Holzen Darf : wilayah udara suatu negara adalah 1000m di atas permukaan bumi tertinggi.c) Henrich’s : wilayah udara suatu negara setinggi 196 mil.4. Wilayah Ekstrateritorial

Wilayah ekstrateritorial adalah tempat-tempat yang menurut hukum internasional diakui sebagai wilayah kekuasaan suatu negara – meskipun tempat itu berada di wilayah negara lain. Termasuk di dalamnya adalah tempat bekerja perwakilan suatu negara, kapal-kapal laut yang berlayar di laut terbuka di bawah suatu bendera negara tertentu. Di wilayah itu pengibaran bendera negara yang bersangkutan diperbolehkan. Demikian pula pemungutan suara warga negara yang sedang berada di negara lain untuk pemilu di negara asalnya. Contoh: di atas kapal (floating island)

Page 40: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

40

berbendera Indonesia berlaku kekuasaan negara dan undang-undang NKRI.

c. Pemerintahan yang BerdaulatIstilah Pemerintah merupakan terjemahan dari kata asing Gorvernment (Inggris), Gouvernement (Prancis) yang berasal dari kata Yunani κουβερμαν yang berarti mengemudikan kapal (nahkoda). Dalam arti luas, Pemerintah adalah gabungan dari semua badan kenegaraan (eksekutif, legislatif, yudikatif) yang berkuasa memerintah di wilayah suatu negara. Dalam arti sempit, Pemerintah mencakup lembaga eksekutif saja.Menurut Utrecht, istilah Pemerintah meliputi pengertian yang tidak sama sebagai berikut:

1. Pemerintah sebagai gabungan semua badan kenegaraan atau seluruh alat perlengkapan negara adalam arti luas yang meliputi badan legislatif, eksekutif dan yudikatif.

2. Pemerintah sebagai badan kenegaraan tertinggi yang berkuasa memerintah di wilayah suatu negara (dhi. Kepala Negara).

3. Pemerintah sebagai badan eksekutif (Presiden bersama menteri-menteri: kabinet).

Istilah kedaulatan merupakan terjemahan dari sovereignty (Inggris), souveranete(Prancis), sovranus (Italia) yang semuanya diturunkan dari kata supremus (Latin) yang berarti tertinggi. Kedaulatan berarti kekuasan yang tertinggi, tidak di bawah kekuasaan lain.Pemerintah yang berdaulat berarti pemerintah yang memegang kekuasaan tertinggi di dalam negaranya dan tidak berada di bawah kekuasaan pemerintah negara lain. Maka, dikatakan bahwa pemerintah yang berdaulat itu berkuasa ke dalam dan ke luar:

1. Kekuasaan ke dalam, berarti bahwa kekuasaan pemerintah itu dihormati dan ditaati oleh seluruh rakyat dalam negara itu;

2. Kekuasaan ke luar, berarti bahwa kekuasaan pemerintah itu dihormati dan diakui oleh negara-negara lain.

Jean Bodin (1530-1596), seorang ahli ilmu negara asal Prancis, berpendapat bahwa negara tanpa kekuasaan bukanlah negara. Dialah yang pertama kali menggunakan kata kedaulatan dalam kaitannya dengan negara (aspek internal: kedaulatan ke dalam). Kedaulatan ke dalam adalah kekuasaan tertinggi di dalam negara untuk mengatur

Page 41: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

41

fungsinya. Kedaulatan ke luar adalah kekuasaan tertinggi untuk mengatur pemerintahan serta memelihara keutuhan wilayah dan kesatuan bangsa (yang selayaknya dihormati oleh bangsa dan negara lain pula), hak atau wewenang mengatur diri sendiri tanpa pengaruh dan campur tangan asing.Grotius (Hugo de Groot) yang dianggap sebagai bapak hukum internasionalmemandang kedaulatan dari aspek eksternalnya, kedaulatan ke luar, yaitu kekuasaan mempertahankan kemerdekaan negara terhadap serangan dari negara lain.Sifat-sifat kedaulatan menurut Jean Bodin:

1. Permanen/ abadi, yang berarti kedaulatan tetap ada selama negara masih berdiri.

2. Asli, yang berarti bahwa kedaulatan itu tidak berasal adari kekuasaan lain yang lebih tinggi.

3. Tidak terbagi, yang berarti bahwa kedaulatan itu merupakan satu-satunya yang tertinggi di dalam negara.

4. Tidak terbatas, yang berarti bahwa kedaulatan itu tidak dibatasi oleh siapa pun, karena pembatasan berarti menghilangkan ciri kedaulatan sebagai kekuasaan yang tertinggi.

Para ahli hukum sesudahnya menambahkan satu sifat lagi, yaitu tunggal, yang berarti bahwa hanya negaralah pemegang kekuasaan tertinggi.

Macam-macam teori kedaulatan1. Teori Kedaulatan Tuhan

Teori ini merupakan teori kedaulatan yang pertama dalam sejarah, mengajarkan bahwa negara dan pemerintah mendapatkan kekuasaan tertinggi dari Tuhan sebagai asal segala sesuatu (Causa Prima). Menurut teori ini, kekuasaan yang berasal dari Tuhan itu diberikan kepada tokoh-tokoh negara terpilih, yang secara kodrati ditetapkan-Nya menjadi pemimpin negara dan berperan selaku wakil Tuhan di dunia. Teori ini umumnya dianut oleh raja-raja yang mengaku sebagai keturunan dewa, misalnya para raja Mesir Kuno, Kaisar Jepang, Kaisar China, Raja Belanda (Bidde Gratec Gods, kehendak Tuhan), Raja Ethiopia (Haile Selasi, Singa penakluk dari suku Yuda pilihan Tuhan). Demikian pula dianut oleh para raja Jawa zaman Hindu yang menganggap diri mereka sebagai penjelmaan Dewa Wisnu. Ken Arok bahkan menganggap dirinya sebagai titisan Brahmana, Wisnu, dan Syiwa sekaligus.

Page 42: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

42

Pelopor teori kedaulatan Tuhan antara lain: Augustinus (354-430), Thomas Aquino (1215-1274), juga F. Hegel (1770-1831) dan F.J. Stahl (1802-1861).Karena berasal dari Tuhan, maka kedaulatan negara bersifat mutlak dan suci. Seluruh rakyat harus setia dan patuh kepada raja yang melaksanakan kekuasaan atas nama dan untuk kemuliaan Tuhan. Menurut Hegel, raja adalah manifestasi keberadaan Tuhan. Maka, raja/ pemerintah selalu benar, tidak mungkin salah.

2. Teori Kedaulatan RajaDalam Abad Pertengahan Teori Kedaulatan Tuhan berkembang menjadi Teori Kedaulatan Raja, yang menganggap bahwa raja bertanggung jawab kepada dirinya sendiri. Kekuasaan raja berada di atas konstitusi. Ia bahkan tak perlu menaati hukum moral agama, justru karena “status”-nya sebagai representasi/ wakil Tuhan di dunia. Maka, pada masa itu kekuasaan raja berupa tirani bagi rakyatnya.Peletak dasar utama teori ini adalah Niccolo Machiavelli (1467-1527) melalui karyanya, Il Principe. Ia mengajarkan bahwa negara harus dipimpin oleh seorang raja yang berkekuasaan mutlak. Sedangkan Jean Bodin menyatakan bahwa kedaulatan negara memang dipersonifikasikan dalam pribadi raja, namun raja tetap harus menghormati hukum kodrat, hukum antarbangsa, dan konstitusi kerajaan (leges imperii). Di Inggris, teori ini dikembangkan oleh Thomas Hobbes (1588-1679) yang mengajarkan bahwa kekuasaan mutlak seorang raja justru diperlukan untuk mengatur negara dan menghindari homo homini lupus.

3. Teori Kedaulatan NegaraMenurut teori ini, kekuasaan tertinggi terletak pada negara. Sumber kedaulatan adalah negara, yang merupakan lembaga tertinggi kehidupan suatu bangsa. Kedaulatan timbul bersamaan dengan berdirinya suatu negara. Hukum dan konstitusi lahir menurut kehendak negara, diperlukan negara, dan diabdikan kepada kepentingan negara. Demikianlah F. Hegel mengajarkan bahwa terjadinya negara adalah kodrat alam, menurut hukum alam dan hukum Tuhan. Maka kebijakan dan tindakan negara tidak dapat dibatasi hukum. Ajaran Hegel ini dianggap yang paling absolut sepanjang sejarah. Para penganut teori ini melaksanakan pemerintahan tiran, teristimewa melalui kepala negara yang bertindak sebagai diktator. Pengembangan teori Hegel menyebar di negara-negara komunis.

Page 43: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

43

Peletak dasar teori ini antara lain: Jean Bodin (1530-1596), F. Hegel (1770-1831), G. Jellinek (1851-1911), Paul Laband (1879-1958).

4. Teori Kedaulatan HukumBerdasarkan pemikiran teori ini, kekuasaan pemerintah berasal dari hukum yang berlaku. Hukumlah (tertulis maupun tidak tertulis) yang membimbing kekuasaan pemerintahan. Etika normatif negara yang menjadikan hukum sebagai “panglima” mewajibkan penegakan hukum dan penyelenggara negara dibatasi oleh hukum. Pelopor teori Kedaulatan Hukum antara lain:Hugo de Groot, Krabbe, Immanuel Kant dan Leon Duguit.

5. Teori Kedaulatan Rakyat (Teori Demokrasi)Teori ini menyatakan bahwa kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat. Pemerintah harus menjalankan kehendak rakyat. Ciri-cirinya adalah: kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat (teori ajaran demokrasi) dan konstitusi harus menjamin hak azasi manusia.

Beberapa pandangan pelopor teori kedaulatan rakyat:

1. J.J. Rousseau menyatakan bahwa kedaulatan itu perwujudan dari kehendak umum dari suatu bangsa merdeka yang mengadakan perjanjian masyarakat (social contract).

2. Johanes Althuisiss menyatakan bahwa setiap susunan pergaulan hidup manusia terjadi dari perjanjian masyarakat yang tunduk kepada kekuasaan, dan pemegang kekuasaan itu dipilih oleh rakyat.

3. John Locke menyatakan bahwa kekuasaan negara berasal dari rakyat, bukan dari raja. Menurut dia, perjanjian masyarakat menghasilkan penyerahan hak-hak rakyat kepada pemerintah dan pemerintah mengembalikan hak dan kewajiban azasi kepada rakyat melalui peraturan perundang-undangan.

4. Montesquieu yang membagi kekuasaan negara menjadi: kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif (Trias Politica).

d. Pengakuan dari Negara LainPengakuan oleh negara lain didasarkan pada hukum internasional. Pengakuan itu bersifat deklaratif/ evidenter, bukan konstitutif. Proklamasi kemerdekaan Amerika Serikat dilaksanakan pada tanggal 4 Juli 1776, namun Inggris (yang pernah berkuasa di wilayah AS) baru mengakui kemerdekaan negara itu pada tahun 1783.

Page 44: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

44

Adanya pengakuan dari negara lain menjadi tanda bahwa suatu negara baru yang telah memenuhi persyaratan konstitutif diterima sebagai anggota baru dalam pergaulan antarnegara. Dipandang dari sudut hukum internasional, faktor pengakuan sangat penting, yaitu untuk:

tidak mengasingkan suatu kumpulan manusia dari hubungan-hubungan internasional;

menjamin kelanjutan hubungan-hubungan intenasional dengan jalan mencegah kekosongan hukum yang merugikan, baik bagi kepentingan-kepentingan individu maupun hubungan antarnegara.

Menurut Oppenheimer, pengakuan oleh negara lain terhadap berdirinya suatu negara semata-mata merupakan syarat konstitutif untuk menjadi an international person. Dalam kedudukan itu, keberadaan negara sebagai kenyataan fisik (pengakuan de facto) secara formal dapat ditingkatkan kedudukannya menjadi suatu judicial fact (pengakuan de jure).Pengakuan de facto adalah pengakuan menurut kenyataan bahwa suatu negara telah berdiri dan menjalankan kekuasaan sebagaimana negara berdaulat lainnya. Sedangkan pengakuan de jure adalah pengakuan secara hukum bahwa suatu negara telah berdiri dan diakui kedaulatannya berdasarkan hukum internasional.Perbedaan antara pengakuan de facto dan pengakuan de jure antara lain adalah:

1. Hanya negara atau pemerintah yang diakui secara de jure yang dapat mengajukan klaim atas harta benda yang berada dalam wilayah negara yang mengakui.

2. Wakil-wakil dari negara yang diakui secara de facto secara hukum tidak berhak atas kekebalan-kekebalan dan hak-hak istimewah diplomatik secara penuh.

3. Pengakuan de facto – karena sifatnya sementara – pada prinsipnya dapat ditarik kembali.

4. Apabila suatu negara berdaulat yang diakui secara de jure memberikan kemerdekaan kepada suatu wilayah jajahan, maka negara yang baru merdeka itu harus diakui secara de jure pula.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Unsur-unsur negara terpenuhi pada tanggal 18 Agustus 1945. Pengakuan pertama diberikan oleh Mesir,

Page 45: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

45

yaitu pada tanggal 10 Juni 1947. Berturut-turut kemerdekaan Indonesia itu kemudian diakui oleh Lebanon, Arab Saudi, Afghanistan, Syria dan Burma. Pengakuan de facto diberikan Belanda kepada Republik Indonesia atas wilayah Jawa, Madura dan Sumatra dalam Perundingan Linggarjati tahun 1947. Sedangkan pengakuan de jure diberikan Belanda pada tanggal 27 Desember 1949 dalam Konferensi Meja Bundar (KMB).Pengakuan terhadap negara baru dalam kenyataannya lebih merupakan masalah politik daripada masalah hukum. Artinya, pertimbangan politik akan lebih berpengaruh dalam pemberian pengakuan oleh negara lain. Pengakuan itu merupakan tindakan bebas dari negara lain yang mengakui eksistensi suatu wilayah tertentu yang terorganisasi secara politik, tidak terikat kepada negara lain, berkemampuan menaati kewajiban-kewajiban hukum internasional dalam statusnya sebagai anggota masyarakat internasional.Menurut Starke, tindakan pemberian pengakuan dapat dilakukan secara tegas (expressed), yaitu pengakuan yang dinyatakan secara resmi berupa nota diplomatik, pesan pribadi kepala negara atau menteri luar negeri, pernyataan parlemen, atau melalui traktat. Pengakuan juga dapat dilakukan secara tidak tegas (implied), yaitu pengakuan yang ditampakkan oleh hubungan tertentu antara negara yang mengakui dengan negara atau pemerintahan baru.Ada dua teori pengakuan yang saling bertentangan:

1. Teori Konstitutif, yaitu teori yang menyatakan bahwa hanya tindakan pengakuanlah yang menciptakan status kenegaraan atau yang melengkapi pemerintah baru dengan otoritasnya di lingkungan internasional

2. Teori Deklaratoir atau Evidenter, yaitu teori yang menyatakan bahwa status kenegaraan atau otoritas pemerintah baru telah ada sebelum adanya pengakuan dan status itu tidak bergantung pada pengakuan yang diberikan. Tindakan pengakuan hanyalah pengumuman secara resmi terhadap fakta yang telah ada.

D. Bentuk NegaraBentuk negara yang terpenting dan banyak dianut berbagai negara di dunia, dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu Negara Kesatuan dan Negara Serikat.Negara Kesatuan dalah negara yang kekuasaan untuk mengurus seluruh pemerintahan ada ditangan pemerintah pusat

Page 46: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

46

atau negara yang pemerintah pusatnya memegang/mengendalikan kedaulatan sepenuhnya baik kedalam maupun keluar. Negara kesatuan memiliki ciri–ciri yaitu hanya ada satu UUD, satu kepala negara, satu kabinet, satu parlemen.Negara kesatuan ada 2 (dua) macam :

Negara kesatuan sistem Sentralisasi.Negara kesatuan sistem Desentralisasi.Negara Kesatuan Sistem Sentralisasi :Adalah negara kesatuan yang semua urusan pemerintahannya diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya tinggal melaksanakan saja semua kebijaksanaan yang ditetapkan pemerintah pusat. Contoh : Jerman pada masa Hitler.Kebaikan/kelebihan negara kesatuan sistem sentralisasi :Adanya keseragaman (uniform) peraturan di seluruh wilayah negara.Adanya kesederhanaan hukum.Semua pendapatan negara baik yang diperoleh daerah maupun pusat dapat digunakan oleh pemerintah pusat untuk kepentingan seluruh wilayah.Kelemahan/Keburukan negara kesatuan sistem sentralisasi :Pekerjaan pemerintah pusat menumpuk, sehingga banyak persoalan yang tidak dapat diselesaikan dengan segera.Peraturan yang dibuat pemerintah pusat belum tentu semuanya sesuai bagi daerah karena setiap daerah memiliki situasi dan kondisi yang berbeda–beda.Keputusan pemerintah pusat sering terlambat.Demokrasi tidak berkembang ke daerah–daerah karena rakyat daerah tidak diberi kesempatan memikirkan dan memajukan daerahnya sendiri.Negara Kesatuan sistem Desentralisasi : Adalah negara kesatuan yang semua urusan pemerintahannya tidak diurus sepenuhnya oleh pemerintah pusat, melainkan sebagian urusan pemerintahannya didelegasikan atau diberikan kepada daerah–daerah untuk menjadi urusan rumah tangga daerah masing–masing. Dalam negara kesatuan sistem desentralisasi daerah berstatus sebagai daerah otonom. Contoh Indonesia berdasarkan ketentuan pasal 18 UUD 1945 menganut sistem desentralisasi.Kebaikan negara kesatuan sistem desentralisasi :Tugas pemerintah pusat menjadi ringan.Daerah dapat mengatur daerahnya dengan sebaik–baiknya sesuai dengan kondisi dan situasi masing–masing.

Page 47: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

47

Demokrasi dapat berkembang ke daerah–daerah.Peraturan yang dibuat pemerintah daerah akan sesuai dengan kondisi daerahnya.Pembangunan di daerah akan berkembang.Partisipasi dan tanggung jawab rakyat terhadap daerahnya akan meningkat.Kelemahan negara kesatuan sistem desentralisasi :Peraturan daerah di seluruh wilayah negara tidak seragam.Timbulnya peraturan daerah yang bermacam–macam, sehingga sulit untuk dipelajari. Negara Serikat Adalah suatu negara yang terdiri dari beberapa negara bagian dengan pemerintah pusat (federal) yang menyelenggarakan kedaulatan keluar, sedangkan kedaulatan kedalam tetap ada pada pemerintah negara bagian.Dalam negara serikat ada dua macam Pemerintahan yaitu :Pemerintah Federal : Biasanya pemerintah federal mengurusi hal–hal yang berhubungan dengan hubungan luar negeri, keuangan, pertahanan negara dan pengadilan.Pemerintah negara bagian : Di dalam negara serikat, setiap negara bagian diperkenankan memiliki Undang–Undang Dasar, Kepala negara, Parlemen dan Kabinet sendiri.Contoh negara serikat : AS, Australia, Kanada, Swiss, Indonesia masa KRIS 1949.Persamaan antara negara kesatuan sistem desentralisasi dengan negara serikat :Keduanya pemerintah pusatnya sama–sama memegang kedaulatan keluar.Daerah–daerah bagiannya sama–sama mempunyai hak otonom.Perbedaan antara negara kesatuan sistem desentralisasi dengan negara serikat :

Negara Kesatuan sistem Desentralisasi

Negara Serkiat

1.

2.

3.

4.

Hak otonom daerahnya diperoleh dari pemerintah pusat.Daerah bagiannya berstatus daerah otonom.Daerah otonom tidak memiliki wewenang membuat undang–undang.Wewenang membuat UUD hanya ada ditangan pemerintah pusat.

Hak otonom negara bagiannya merupakan hak asli.Daerah bagiannya berstatus negara.Negara bagian memiliki wewenang mem buat undang–undang.

Wewenang membuat UUD ada pada pemerintah federal dan

Page 48: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

48

5.

Kekuasaan pemerintah pusat merupakan asli.

Kekuasaan mengatur rumah tangga yang dimiliki daerah relatif terbatas.

pemerintah negara bagian.Kekuasaan pemerintah federal berasal dari masing–masing negara bagian.Negara bagian memiliki kekuasaan mengatur rumah tangga daerahnya relatif luas.

Bentuk Kenegaraan Disamping bentuk negara tersebut di atas, dalam sejarah ketatanegaraan juga terdapat bentuk–bentuk kenegaraan. Bentuk kenegaraan yang pernah ada antara lain :1. Serikat Negara (Konfederasi).Adalah perserikatan beberapa negara yang merdeka dan berdaulat penuh baik kedalam maupun keluar. Pada umumnya Konfederasi dibentuk berdasarkan perjanjian untuk mengadakan kerjasama dalam bidang tertentu, misalnya penyelenggaraan politik luar negeri, pertahanan keamanan bersama. Konfederasi bukanlah merupakan negara dalam pengertian hukum internasional, karena negara–negara anggotanya secara masing–masing tetap mempertahankan kedudukan nya secara internasional. Contoh konfederasi : Persekutuan Amerika Utara (1776 – 1787).Konfederasi (Serikat Negara) dengan Negara Serikat mempunyai perbedaan yang prinsipil yaitu :

Page 49: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

49

2. Koloni. Adalah negara yang berada di bawah kekuasaan negara lain.

Contoh : Indonesia sebelum 17 Agustus 1945.

3. Trustee (Perwalian).Adalah negara yang pemerintahannya berada di bawah pengawasan Dewan Perwalian PBB. Munculnya Trustee merupakan hasil perjanjian San Francisco sesudah perang dunia II.Menurut Piagam PBB, perwalian meliputi :

Daerah–daerah mandat dahulu. Daerah–daerah yang dipisahkan dari negara–negara yang kalah dalam

perang dunia II. Daerah–daerah yang secara sukarela menyerahkan urusan

pemerintahannya kepada Dewan Perwalian PBB. Tujuan Perwalian adalah untuk meningkatkan kemajuan rakyat daerah

trustee dibidang politik, ekonomi, sosial, pendidikan serta perkembangan hak asasi manusia menuju pemerintahan sendiri.Contoh Daerah Perwalian :

Tanzania menjadi perwalian PBB sejak tahun 1945 dan merdeka tahun 1962.

Namibia menjadi perwalian PBB sejak tahun 1967 dan merdeka 1990. Mandat.

Adalah negara bekas jajahan negara–negara yang kalah dalam Perang Dunia I, yang diletakkan dalam pemerintahan mandat dari negara–negara yang menang perang di bawah pengawasan Dewan Mandat

No Konfederasi Negara Serikat1.

2.

3.

4.

Kedaulatan tetap dipegang oleh masing–masing negara anggota.Keputusan yang diambil konfe-derasi tidak dapat langsung mengikat kepada warga negara dari negara–negara anggota.Negara–negara anggota dapat me- misahkan diri.

Hubungan antar negara anggota diatur melalui perjanjian.Tidak ada negara diatas negara.

Kedaulatan ada pada negara federal.Keputusan yang diambil pemerin tah federal dapat langsung mengikat kepada warga negara dari negara–negara bagian.Negara–negara bagian tidak boleh memisahkan diri dari negara serikat.Hubungan antar negara bagian diatur dengan UUDTerdapat negara dalam negara.

Page 50: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

50

Liga Bangsa–Bangsa.Contoh : Kamerun bekas jajahan Jerman menjadi Mandat Perancis.

5. Dominion.Adalah negara–negara bekas jajahan Inggris yang telah merdeka dan berdaulat, yang tergabung dalam ikatan The British Commonwealth of Nation atau Negara–negara Persemakmuran.Contoh : Kanada, Australia, Selandia Baru, India, Afrika Selatan dan Malaysia.

6. Uni.Adalah gabungan dua negara atau lebih yang dikepalai seorang raja.Ada 2 (dua) macam uni :

Uni Personil : Uni yang terjadi apabila dua negara yang tergabung secara kebetulan mempunyai kepala negara yang sama. Contoh : Uni Belanda – Luxemburg (1839 – 1890), Uni Inggris – Skotlandia (1603 – 1707).

Uni Riil : Uni yang terjadi apabila negara–negara yang tergabung memiliki kelengkapan negara yang sama untuk menyelenggarakan kepentingan bersama, yang dibentuk melalui perjanjian.

Protektorat.Adalah negara yang berada dibawah perlindungan negara lain. Dalam protektorat masalah hubungan luar negeri dan pertahanan keamanan diserahkan kepada negara pelindungnya berdasarkan perjanjian bersama. Contoh : Monaco sebagai protektorat Perancis, Tibet sebagai protektorat China.

E. Pentingnya Usaha Pembelaan Negara

Upaya bela negara menjadi hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia. Hal ini telah diatur dalam peratran perundang-undangan. Dengan upaya bela Negara, maka ketahanan nasional bengsa dan negara akan tercapai sehingga keadaan bangsa Indonesia aman, damai, dan tenteram. Bela negara untuk saat ini tidak dala bentuk penggunaan kekuatan fisik tetapi secara nonfisik.

1. Pengertian Bela Negara

Pengertian pembelaan negara dalam penjelasan Pasal 9 ayat 1 UU RI No. 1 Tahun 2002 bahwa upaya pembelaan negara adalah sikap dan perilaku warga Negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila

Page 51: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

51

dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Berdasarkan Pasal 1 ayat 2 UU No. 1 Tahun 1988 tentang Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan negara Republik Indonesia, bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga Negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran bangsa dan bernegara Indonesia serta kenyakinan akan Pancasila sebagai ideologi negara, dan kerelaan untuk berkorban dalam mengatasi ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah, dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Upaya bela negara adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap warga negara sebagai pelaksanaan hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pertahanan dan keamanan Negara. Pelaksanaan upaya bela negara merupakan penghormatan warga negara terhadap bangsa dan negaranya. Upaya bela Negara dapat dilakukan melalui pendidikan bela negara, yaitu pendidikan dasar bela negara untuk menumbuhkan kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara.

2. Dasar Hukum Usaha Pembelaan Negara

a. Undang-Undang Dasar 1945

Pasal 27 ayat 3

“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.”

Pasal 30 Ayat 1, 2, 3, 4, dan 5

Pasal 30 menyatakan hal-hal berikut

1. Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara.

2. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.

Page 52: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

52

3. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugaas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan kedaulatan negara.

4. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat yang bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.

5. Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.

b. Ketetapan MPR No. VI/MPR/2000 tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri)

Dalam Ketetapan MPR tersebut, diatur tentang kedudukan dan peran TNI serta Polri dam usaha pembelaan negara. Ketentuan itu adalah sebagai berikut.

Pasal 1

Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia secara kelembagaan terpisah sesuai dengan peran dan fungsinya masing masing.

Pasal 2

Ayat 1: Tentara Nasional Indonesia adalah alat negara yang berperan dalam pertahanan negara.

Ayat 2: Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan.

Ayat 3: Dalam hal terdapat keterkaitan kegiatan pertahanan dan kegiatan keamanan. Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia harus bekerja sama dan saling membantu.

Page 53: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

53

c. Ketetapan MPR No. VII/MPR/2000 tentang Peran Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri)

Dalam Ketetapan MPR tersebut ditegaskan peran TNI dan Polri dalam usaha pembelaan Negara. Ketentuan-ketentuan itu adalah sebagai berikut.

Pasal 1: Jati Diri TNI

1. Tentara Nasional Indonesia merupakan bagian dari rakyat, lahir dan berjuang bersama rakyat demi membela kepentingan negara.

2. Tentara Nasional Indonesia berperan sebagai komponen utama dalam sistem pertahanan Negara.

3. Tentara Nasional Indonesia wajib memiliki kemampuan dan keterampilan secara profesional sesuai dengan peran dan fungsinya.

Pasal 2: Peran TNI

1. Tentara Nasional Indonesia merupakan alat negara yang berperan sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Tentara Nasional Indonesia, sebagai Alat Pertahanan Negara, bertugas pokok menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. 

3. Tentara Nasional Indonesia melaksanakan tugas negara dalam penyelenggaraan wajib militer bagi warga negara yang diatur dengan undang-undang. 

Pasal 6: Peran Polri

1. Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, memberikan pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

Page 54: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

54

2. Dalam menjalankan perannya, Kepolisian Negara Republik Indonesia wajib memiliki keahlian dan keterampilan secara profesional. 

d. UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia

Berdasarkan UU tersebut, Polri menjalankan fungsi pemerintahan Negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegak hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan mesyarakat.

Tujuan dari Kepolisian Republik Indonesia adalah sebagai berikut

1. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.

2. Melaksanakan tetib dan tegaknya hukum.

3. Melidungi, mengayomi, dan melayani maasyarakat.

4. Membina ketenteraman masyarakat dengan menjunjjung tinggi hak asasi manusia.

e. UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

1. Pengertian Umum

a. Pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara , keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

b. Sistem pertahanan negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, seta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut, untuk menegakkan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.

2. Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.

3. Pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik

Page 55: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

55

Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.

4. Pertahanan negara berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan pertahanan.

5. Ketentuan tentang TNI

(1) Tentara Nasional Indonesia berperan sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(2) Tentara Nasional Indonesia, terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.

(3) Tentara Nasional Indonesia bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk:

a. Mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah;b. Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa;c. Menjalankan Operasi Militer Selain Perang;d. Ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian

regional dan internasional.f. UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia

Pasal 2 antara lain disebutkan bahwa jati diri Tentara Nasional Indonesia adalah sebagai berikut

a. Tentara Rakyat, yaitu tentara yang anggotanya berasal dari warga negara Indonesia;

  b. Tentara Pejuang, yaitu tentara yang berjuang menegakkan

Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tidak mengenal menyerah dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya;

  c. Tentara Nasional, yaitu tentara kebangsaan Indonesia yang

bertugas demi kepentingan negara di atas kepentingan daerah, suku, ras, dan golongan agama; dan

 

 d. Tentara Profesional, yaitu tentara yang terlatih, terdidik, diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional, dan hukum internasional yang telah diratifikasi.

Pasal 5 antara lain disebutkan bahwa TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara.

Pasal 6 ayat 1 antara lain bahwa disebutkan bahwa TNI, sebagai alat pertahanan negara, berfungsi sebagai :

Page 56: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

56

a. penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa;

   b.penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana dimaksud

pada ayat (1); dan

   c.pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan.

Pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa ugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

3. Jenis-Jenis Ancaman

a. Sikap terhadap Usaha-Usaha yang Ingin Menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman adalah bagian dari risiko. Sedangkan risiko adalah buah pikir dari sebuah ancaman.

Ancaman terbagi atas 2 jenis yaitu ancaman militer dan ancaman non militer.

1. Ancaman Militer

Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berbentuk:

a. Agresi

Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa atau dalam bentuk dan cara-

Page 57: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

57

cara:

1. Invasi berupa serangan kekuatan bersenjata negara musuh, misalnya Invasi Teluk Babi.

2. Bombardemen berupa penggunaan senjata/bom yang dilakukan oleh musuh melalui angkatan udara.

3. Blokade terhadap pelabuhan, pantai, wilayah udara.4. Serangan unsur Angkatan Bersenjata yang berada dalam

wilayah negara dimana tindakan atau keberadaannya bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

5. Tindakan yang mengizinkan penggunaan wilayahnya sebagai daerah persiapan Agresi.

6. Pengiriman kelompok bersenjata untuk melakukan tindakan kekerasan.

b. Spionase

Spionase merupakan kegiatan dari intelijen yang dilakukan untuk mendapatkan informasi atau rahasia militer atau negara.

c. Sabotase

Sabotase dilakukan untuk merusak instansi penting militer atau objek vital nasional dan dapat membahayakan keselamatan bangsa.

d. Aksi teror bersenjata

Aksi teror bersenjata dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau yang bekerjasama dengan terorisme dalam negeri atau luar negeri yang bereskalasi tinggi sehingga membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Aksi terorisme pada prinsipnya adalah suatu tindak pidana kriminal tetapi memiliki sifat yang khusus, yaitu memiliki ciri-ciri, bergerak dalam kelompok, anggotanya memiliki militansi tinggi, beroperasi di bawah tanah (rahasia), menggunakan perangkat/senjata yang canggih dan mematikan serta umumnya terkait dalam jaringan internasional.

e. Separatisme

Separatisme adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok

Page 58: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

58

masyarakat di Indonesia yang ingin memisahkan diri dari Negara Indonesia.

Jelas di sini bahwa penanggulangannya diutamakan secara militer, apabila langkah-langkah diplomasi menemui jalan buntu. Contoh potensi ancaman militer misalnya pernah dicontohkan oleh mantan Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu antara lain mengatakan, Indonesia harus mewaspadai berbagai potensi ancaman dari beberapa negara tetangga. Beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, dan Australia dapat mengganggu keutuhan NKRI. Lepasnya Sipadan-Ligitan dan perseteruan di Blok Ambalat, merupakan contoh betapa Malaysia dapat menjadi ancaman serius bagi keutuhan NKRI. Dari sisi Singapura, permasalahan batas negara yang belum jelas dapat membuat Negara Singa itu memperluas wilayahnya ke Indonesia terkait kepentingannya dalam pengamanan di Selat Malaka. Belum lagi Singapura selama ini merupakan tempat yang empuk untuk pencucian uang. Adapun Australia, hingga saat ini terus melakukan pembangunan kekuatan yang mengarah ke utara, terhadap lepasnya Timor Timur dari Indonesia dan pemberlakuan kebijakan sepihak (pre-emptive) konsep Penentuan Wilayah Laut Australia (Australian Maritime Identification Zone atau AMIZ), memperkuat adanya ancaman militer terhadap Indonesia. Kemudian dalam Departemen Pertahanan (2003) diungkapkan, bahwa TNI merupakan salah satu kekuatan nasional negara (Instrument of national power), disiapkan untuk menghadapi ancaman yang berbentuk kekuatan militer. Dalam tugasnya TNI melaksanakan Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). OMP adalah operasi militer dalam menghadapi kekuatan militer negara lawan, baik berupa invasi, agresi maupun infiltrasi. Sedangkan OMSP adalah operasi militer yang dilaksanakan bukan dalam rangka perang dengan negara lain, tetapi untuk tugas-tugas lain seperti melawan pemberontakan bersenjata gerakan separatis, tugas mengatasi kejahatan lintas negara, tugas bantuan, tugas kemanusiaan, dan tugas perdamaian.

2. Ancaman Non Militer

Ancaman nonmiliter atau nirmiliter memiliki karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta

Page 59: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

59

bentuknya tidak terlihat seperti ancaman militer, karena ancaman ini berdimensi ideologi, politik, ekonomi, social budaya, teknologi, informasi serta keselematan umum. Ancaman nonmiliter terdiri sebagai berikut:

1. Ancaman berdimensi ideology

Sistem politik internasional mengalami perubahan sejak Uni Soviet runtuh sehingga paham komunis tidak populer lagi, namun potensi ancaman berbasis ideologi masih tetap diperhitungkan. Ancaman berbasis ideologi dapat pula dalam bentuk penetrasi nilai-nilai kebebasan (liberalisme) sehingga dapat memicu proses disintegrasi bangsa.

2. Ancaman berdimensi politik

Politik merupakan instrumen utama untuk menggerakkan perang. Ini membuktikan bahwa ancaman politik dapat menumbangkan suatu rezim pemerintahan bahkan dapat menghancurkan suatu negara. Masyarakat Internasional mengintervensi suatu negara melalui politik seperti Hak Asasi Manusia (HAM), demokratisasi, penanganan lingkungan hidup, dan penyeleggaraan pemerintahan yang bersih dan akuntabel.

3. Ancaman berdimensi ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu penentu posis tawar setiap negara dalam pergaulan internasional. Kondisi Ekonomi sangat menentukan dalam pertahanan negara. Ancaman berdimensi ekonomi terbagi menjadi internal daneksternal. Ancaman dari internal dapat berupa inflasi, pengangguran, infrastruktur yang tidak memadai, dan sistem ekonomi yang tidak jelas. Ancaman dari eksternal dapat berbentuk kinerja ekonomi yang buruk, daya saing rendah, ketidaksiapan mengahadapi globalisasi dan tingkat ketergantungan terhadap pihak asing.

4. Ancaman berdimensi sosial budaya

Ancaman sosial budaya berupa isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan yang menjadi dasar timbulnya konflik vertikal antara pemerintah pusat dan daerah,

Page 60: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

60

dan konflik horizontal yaitu suku,agama, ras, dan antar golongan (SARA). Pada tahun 1994 saja, misalnya, 18 peperangan dari 23 peperangan yang terjadi di dunia diakibatkan oleh sentimen-sentimen budaya, agama dan etnis. Sementara itu, 75 persen dari pengungsi dunia yang mengalir ke berbagai negara lainnya didorong oleh alasan yang sama pula. Sementara itu, 8 dari 13 operasi pasukan perdamaian yang dijalankan PBB ditujukan untuk mengupayakan terciptanya perdamaian di berbagai konflik antar etnis di dunia.

5. Ancaman berdimensi teknologi dan informasi

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat dan membawa manfaat yang besar bagi masyarakat tapi kejahatan mengikuti perkembangan tersebut seperti kejahatan siber dan kejahatan perbankan.

6. Ancaman berdimensi keselamatan umum

Ancaman bagi keselamatan umum dapat terjadi karena bencana alam, misalnya gempa bumi, meletusnya gunung, dan tsunami. Ancaman karena manusia, misalnya penggunaan obat-obatan dan bahan kimia, pembuanganlimbah industri, kebakaran, kecelakaan transportasi.

4. Bentuk-Bentuk Usaha Pembelaan Negara

Bentuk-bentuk usaha pembelaan negara menurut Pasal 9 ayat (2) UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dikemukakan bahwa keikutsertaan warga negara dalam usaha pembelaan negara diselenggarakan melalui :

 Pendidikan Kewarganegaraan.

Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib.

Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau secara wajib.

Pengabdian sesuai dengan profesi.

Bagaimana bentuk upaya bela negara melalui pendidikan kewarganegaraan ?

Page 61: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

61

Berdasarkan ketentuan tersebut, siswa yang mengikuti mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dapat dikatakan telah ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Salah satu materi atau bahan kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan tinggi adalah pendidikan kewarganegaraan (pasal 37 ayat (1) UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas). Dalam penjelasan pasal 37 ayat (1) UU No. 20/2003 dijelaskan, bahwa pendidikan kewarganegaran dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Jadi pembentukan rasa kebangsaan dan cinta tanah air dapat dibina melalui pendidikan kewarganegaraan. Konsep rasa kebangsaan dan cinta tanah air sangat berkaitan dengan makna upaya bela negara. Perhatikan kalimat “… dijiwai oleh kecintaannya kepada negara kesatuan RI” pada definisi upaya bela negara yang telah dikemukakan di atas. Kalimat kecintaan kepada Negara Kesatuan RI merupakan realisasi dari konsep nasionalisme (rasa kebangsaan) dan cinta tanah air (partiotisme). Sedangkan kecintaan kepada tanah air dan kesadaran berbangsa merupakan ciri kesadaran dalam bela negara. Konsep bela negara adalah konsepsi moral yang diimplementasikan dalam sikap, perilaku dan tindakan warga negara yang dilandasi oleh cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan kepada Pancasila sebagai ideologi negara, dan kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian, dalam kaitan bela negara, pendidikan kewarganegaraan merupakan wahana untuk membina kesadaran peserta didik untuk ikut serta dalam pembelaan negara. Pembinaan kesadaran bela negara melalui pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membina dan meningkatkan usaha pertahanan negara. Pendidikan kewarganegaraan mendapat tugas untuk menanamkan komitmen kebangsaan, termasuk mengembangkan nilai dan perilaku demokratis dan bertanggungjawab sebagai warga negara Indonesia.

Bagaimana bentuk upaya bela negara melalui pelatihan dasar kemiliteran ?

Selain TNI,  salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan dasar militer adalah unsur mahasiswa yang tersusun dalam organisasi Resimen Mahasiswa (Menwa) atau Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bela Negara. Memasuki organisasi Menwa merupakan hak bagi setiap mahasiswa, namun setelah memasuki organisasi tersebut mereka harus mengikuti latihan dasar kemiliteran. Misalnya, sampai tahun 2003 jumlah Menwa sekitar 25.000 orang dan alumni Menwa sekitar 62.000 orang. Anggota Menwa tersebut merupakan komponen bangsa yang telah memiliki pemahaman dasar-dasar kemiliteran dan bisa didayagunakan dalam kegiatan pembelaan terhadap negara.

Page 62: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

62

Disamping mahasiswa, para pemuda pun dapat melakukan kegiatan latihan dasar bela negara, seperti yang dilakukan BPK (Barisan Pemuda Kutai).

Bagaimana bentuk upaya bela negara melalui pengabdian sebagai prajurit TNI ?

Sejalan dengan tuntutan reformasi, maka dewasa ini telah terjadi perubahan paradigma dalam sistem ketatanegaraan, khususnya yang menyangkut pemisahan peran dan fungsi TNI dan Polri. Polri merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan terpeliharanya keamanan dalam negeri. Sedangkan TNI berperan sebagai alat pertahanan NKRI. Dengan demikian, Polri berperan dalam bidang keamanan negara, sedangkan TNI berperan dalam bidang pertahanan negara. Dalam usaha pembelaan negara, peranan TNI sebagai alat pertahanan negara sangat penting dan strategis karena sebagai ditegaskan dalam pasal 10 ayat (3) UU No. 3 tahun 2002 bahwa TNI memiliki tugas untuk :

 Mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah.

Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa.

 Melaksanakan operasi militer selain perang.

Ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional.

Bagaimana bentuk upaya bela negara melalui pengabdian sesuai profesi ?

Dalam Penjelasan UU No. 3 tahun 2002 bahwa yang dimaksud pengabdian sesuai profesi adalah pengabdian warga negara yang mempunyai profesi tertentu untuk kepentingan pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan/atau memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana alam atau bencana lainnya. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diidentifikasi beberapa profesi tersebut terutama yang berkaitan dengan kegiatan menanggulangi dan/atau memperkecil akibat perang, bencana alam atau bencana lainnya, yaitu antara lain petugas PMI, para medis, tim SAR, Polri, dan petugas bantuan sosial. Disamping itu dikenal juga adanya Linmas (Perlindungan Masyarakat) yang merupakan organisasi perlindungan masyarakat secara sukarela, yang berfungsi menanggulangi akibat perang, bencana alam atau bencana lainnya maupun memperkecil

Page 63: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

63

akibat malapetaka yang menimbulkan kerugian jiwa dan harta benda. Keanggotaan Linmas tersebut merupakan salah satu wujud penyelenggaraan upaya bela negara. Dengan demikian, warga negara yang berprofesi para medis, tim SAR, PMI, Polri, petugas bantuan sosial dan Linmas memiliki hak dan kewajiban ikut serta dalam upaya bela negara sesuai dengan tugas keprofesiannya masing-masing. Kelompok masyarakat yang mempunyai profesi seperti itu seringkali berpartisipasi dalam menanggulangi dan membantu masyarakat yang terkena musibah bencana alam yang sering terjadi di wilayah negara kita. Berdasarkan uraian di atas jelaslah, bahwa setiap warga negara sesuai dengan kedudukan dan perannya masing-masing memiliki hak dan kewajiban untuk membela negara. Siswa dan mahasiswa ikut serta membela negara melalui pendidikan kewarganegaraan, anggota Menwa melalui pelatihan dasar kemiliteran, TNI dalam menanggulangi ancaman militer dan non-militer tertentu, Polri termasuk warga sipil lainnya dalam menanggulangi ancaman non-militer, dan kelompok profesi tertentu dapat ikut serta membela negara sesuai dengan profesinya masing-masing. Untuk mengatasi ancaman non-militer perlu adanya keamanan atau ketahanan lingkungan, energy, pangan dan ekonomi, maka pengabdian bela negara melalui profesi terbuka sangat luas. Misalnya para petani dan nelayan melakukan upaya bela negara melalui pengabdiannya terutama untuk keamanan pangan. Usaha Kecil Menengah (UKM) dan para pengusaha besar melakukan upaya bela negara melalui pengabdiannya terutama untuk keamanan ekonomi. Kemudian para warga negara yang bergelut di bidang energi melakukan pengabdian untuk keamanan energi. Begitu pula yang menekuni bidang lingkungan melakukan pengabdiannya untuk keamanan lingkungan. Ketika semua warga negara mengabdikan diri sesuai dengan profesi dalam usaha pembelaan negara, maka tentu saja akan meningkatkan ketahanan nasional kita.

Contoh bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam upaya pembelaan Negara.

Perwujudan sikap bela negara yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari antara   lain :

A. Rasa memiliki

1. Ikut membina dan melestarikan alam sekitar, barang milik negara, situs peninggalan sejarah serta seni budaya daerahnya.

2.  Tidak merusak seni budaya daerah, etika dan estetika yang berlaku.

B. Rela berkorban

Page 64: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

64

1. Menghindari sikap egois dan masa bodoh.

2. Selalu memberi perhatian pada kepentingan umum.

3. Terbiasa bersikap mengutamakan kepentingan orang banyak daripada kepentingan sendiri.

4. Suka memberi bantuan kepada orang lain.

5. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

6. Aktif dalam kegiatan pembangunan.

C.Setia terhadap bangsa dan negara

1. Mendahulukan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.

2. Berperan secara aktif dalam kegiatan pembangunan.

3.  Setia terhadap ideologi negara (Pancasila), konstitusi negara (UUD 1945), segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebiajakan pemerintah yang sah.

4. Membela negara jika diancam musuh.

5. Menghormati lambang-lambang kedaulatan negara (lambang negara, bendera negara, lagu kebangsaan).

6. Mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

7. Disiplin membayar pajak.

8. Mematuhi segala peraturan yang berlaku.

9. Menjaga tetap tegaknya kedaulatan bangsa dan negara.

D. Cinta tanah air

1. Tidak mementingkan rasa pamrih dan berbakti pada nusa dan bangsa.

2. Menunjukkan sikap kepahlawanan.

3. Mencintai bangsa dan budaya bangsa.

Page 65: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

65

4. Bangga sebagai bangsa Indonesia yang bertanah air Indonesia.

5. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi/golongan.

6.  Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kata negara berasal dari bahasa Sansekerta nagari atau nagara yang artinya ‘kota’. Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang menempati wilayah tertentu dan berada di bawah suatu pemerintahan yang sah serta memiliki kedaulatan baik di dalam maupun di luar. Bangsa adalah orang-orang yang memiliki persamaan latar belakang sejarah, pengalaman, dan perjuangan dalam mencapai hasrat untuk bersatu guna untuk mencapai cita-cita bersama. Tanah Air adalah tempat di mana seseorang dilahirkan, hidup, serta memperoleh kehidupan, dan akhirnya meninggal dunia. Istilah tanah air disebut juga tanah tumpah darah. Asam mula lahirnya suatu negara terdiri atas berdaasarkan kenyataan dan berdasarkan teori. Fungsi Negara merupakan gambaran yang dilakukan negara untuk mencapai tujuannya. Fungsi negara dapat dikatakan sebagai tugas negara.  Pada dasarnya negara berfungsi mengatur tata kehidupan

Page 66: Partisipasi_warga_negara_dalam_upaya_pembelaan_negara_2_Autosaved.docx

66

bernegara agar tujuan negara tercapai. Tujuan negara secara umum adalah menyelenggarakan kesejahteraan dan kebahagiaan rakyatnya. Tujuan negara merupakan pedoman dalam menyusun dan mengendalikan alat perlengkapan negara serta mengatur kehidupan rakyatnya. Tujuan dari tiap-tiap negara dipengaruhi oleh tempat, sejarah pembentukan, dan pengaruh dari penguasa negara yang bersangkutan. Negara mempunyai tiga sifat yaitu sifat memaksa, sifat monopoli, dan sifat mencakup semua. Unsur-unsur negara terdiri atas rakyat, wilayah, pemerintah yang berdaulat, dan pengakuan dari negara lain. Bentuk-bentuk negara terdiri dari negara kesatuan, negara serikat, koloni, perwalian, mandate, perserikatan negara, dominion, uni, dan proktetorat. Upaya bela negara adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap warga negara sebagai pelaksanaan hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pertahanan dan keamanan Negara. Pelaksanaan upaya bela negara merupakan penghormatan warga negara terhadap bangsa dan negaranya. Upaya bela Negara dapat dilakukan melalui pendidikan bela negara, yaitu pendidikan dasar bela negara untuk menumbuhkan kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara.