PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI...

88
PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN: STUDI KASUS BUPATI PEREMPUAN DALAM PEMERINTAHAN KABUPATEN KARANGANYAR Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Oleh: AHMAD NAWAWI NIM: 10.30.33.22.77.77 JURUSAN PEMIKIRAN POLITIK ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M

Transcript of PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI...

Page 1: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN:

STUDI KASUS BUPATI PEREMPUAN DALAM

PEMERINTAHAN KABUPATEN KARANGANYAR

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Sosial

Islam (S.Sos.I) Pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Oleh:

AHMAD NAWAWI

NIM: 10.30.33.22.77.77

JURUSAN PEMIKIRAN POLITIK ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

Page 2: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN : STUDI KASUS

BUPATI PEREMPUAN DALAM PEMERINTAHAN KABUPATEN

KARANGANYAR” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

pada tanggal 26 Juni 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Jurusan Pemikiran

Politik Islam.

Jakarta, 26 Juni 2009

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota

Dr. Masri Mansoer, MA NIP.19621006 199003 1 002

Sekretaris Merangkap Anggota

Dra. Wiwi Sajaroh, MA NIP. 19690210 199403 2 004

Anggota

Penguji I

Dr. Sirojuddin Aly, MA

NIP. 19540605 200112 1 001

Penguji II

Dr. A. Bakir Ihsan, MA

NIP. 19720412 200312 1 002

Pembimbing skripsi

Dr. Agus Nugraha, M.Si.

NIP. 19680801 200003 1 001

Page 3: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

ABSTRAK

Ahmad Nawawi, Partisipasi Politik Perempuan: studi Kasus Bupati Perempuan

dalam Pemerintahan Kabupaten Karanganyar, Skripsi, Pemikiran Politik Islam,

Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah, Januari

2009.

Perempuan sering kali dipandang sebagai mahluk kelas dua yang lebih

mengedepankan perasaan, sehingga keikutsertaannya dalam dunia politik

diprediksi akan sangat buruk prestasiya. Namun demikian, feminisme semakin

menyadarkan akan pentingnya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam

setiap aspek kehidupan, termasuk dalam aspek perpolitikan. Kesadaran itu

kemudian menjadi semangat yang mendorong perempuan untuk turut tampil dan

mengatur pemeritahan. Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia

politik, menunjukkan adanya geliat partisipasi politik perempuan. Gejala yang

memperlihatkan kemampuan perempuan dalam menekan perasaan dan bersikap profesional dalam menyusun program kepemerintahan.

Dalam penelitian ini, penulis akan membahas (1) Bagaimana partisipasi politik perempuan dalam kepemerintahan Kabupaten Karanganyar, (2) Bagaimana

isu gender mempengaruhi strategi politik yang dibuat oleh Bupati Karanganyar. Hasil Kajian ini adalah perempuan di era globalisasi seperti saat ini telah memiliki

peluang untuk tampil dalam perpolitikan. Sebagai konkretisasi penyetaraan gender, perempuan bahkan dapat memegag peranan penting dalam sebuah

kepemerintahan. Hal itu sebagaimana yang tercermin dari kepemimpinan Hj. Rina

Iriani Ratnaningsih, S.Pd., M.Hum., dalam pemerintahan kabupaten Karanganyar.

Tujuan dipilihnya judul penelitian tentang partisipasi Politik Perempuan

yang mengambil Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar ini adalah ingin

mengetahui realisasi dari sebuah argumentasi, bahwa sosok perempuan lemah

dalam memimpin atau terlibat langsung dalam dunia politik, sekaligus berapa

besarkan tingkat partisipasi politik semenjak terpilihnya Bupati Karanganyar.

Sedangkan metodelogi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metodoloogi penelitian dengan menggunakan tipe kualitatif, sehingga akan

dihasilkan data-data deskriptif, yang menggambarkan dengan masalah yang

sedang diteliti.

Sebagai seorang bupati perempuan, Rina merepresentasikan kemampuan

perempuan dalam mengambil kebijakan kepemerintahan. Lewat program-programnya (yang meskipun masih terasa pengaruh gender dalam pemilihan

namanya), Rina mencoba menunjukkan eksistensi perempuan dalam dunia publik. Dengan demikian, kesetaraan kewargaan di Indonesia semoga semakin terealisasi

dengan baik.

Page 4: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada nabi Muhammad

SAW yang telah menunjukkan manusia kepada jalan kebenaran, Amiin.

Salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mencapai gelar sarjana Strata

Satu (S1) diperguruan tinggi termasuk Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, adalah membuat karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi.

Dalam rangka itulah penulis membuat skripsi dengan judul “PARTISIPASI

POLITIK PEREMPUAN : STUDI KASUS BUPATI PEREMPUAN DALAM

PEMERINTAHAN KABUPATEN KARANGANYAR”.

Tersusunnya skripsi ini, tentunya tidak luput dari bantuan berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih khususnya kepada :

1. Ketua Sidang Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ; Bapak Dr. Masri Mansoer, MA

2. Ketua Jurusan Pemikiran Politik Islam, Bapak Drs. Agus Darmadji,

M.Fils.

3. Sekretaris Jurusan Pemikiran Politik Islam, Ibu Wiwi Siti Sajaroh, MA.

4. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Dr. Agus Nugraha, Ma yang telah

meluangkan waktu memberikan bimbingan, mencurahkan tenaga dan

fikirannya untuk membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.

Page 5: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

5. Bapak dan Ibu Dosen Pemikiran Politik Islam, untuk segala perhatian dan

bantuannya.

6. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat serta

Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan fasilitas pustaka guna melengkapi literatur yang

diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Ayahanda dan Ibunda tercinta, Bapak Marsan dan Ibu Hj. Siti Maimunah

atas segala do’a dan kasih sayang serta jasanya. Semoga do’a dan jasa

beliau mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT.

8. Kakak-kakakku, Ida Farida, Nurasia, Siti Masitoh, Taufiq Hidayat.

“Semoga kita semua selalu akur dan romantis”

9. Keponakan tercinta, Lulu,Sohibul Wafa, Ubaidillah, yang selalu “mijitin

Om” saat lelah. “Tetaplah kalian menjadi mutiara semangat bagi Om

yach….!”

10. Untuk yang telah mengisi hatiku saat suka maupun duka, Imas Uliah

tercinta. Semoga Allah SWT selalu meridho’i jalinan kasih kita. Amiiiiin!.

11. Sahabatku seperjuangan yang telah memberikan dorongan dan semangat,

Asep, Ato, Ghofur, Sa’I (Condet), Thank’s atas kontribusi dan

motivasinya. Semoga persahabatan kita abadi .”Ayo dong semangat,

selesaikan skripsi, jangan kerjaan yang diprioritaskan!”

12. Semua pihak dan Jajaran Birokrat Pemerintahan Kabupaten Karanganyar

yang turut memberikan dorongan dan dukungan yang namanya tidak bisa

disebutkan satu persatu (terimaksih banyak Bapak dan Ibuu untuk semua

Page 6: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

data-datanya) semoga Kabupaten Karanganyar selalu Prima dan konsisten

dalam memberikan pelayanan kepada rakyatnya. semoga Allah SWT

membalasnya dengan segala kebaikan yang berlimpah.

Akhirnya dengan kerendahan hati, penulis berdo’a semoga kebaikan mereka

yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang berlipat ganda, dan

semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca

umumnya, Amin Yaa Robbal ‘Alamien

Jakarta, Juni 2009

Penulis

Ahmad Nawawi

.

Page 7: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................... iv

ABSTRAKSI ........................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................. 1

B. Batasan dan Perumusan Masalah ................................ 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................ 4

D. Metode Penelitian ........................................................ 5

E. Sistematika Penulisan .................................................. 7

BAB II PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN ........................ 8

A. Pengertian Partisipasi Politik ...................................... 8

B. Perempuan dan Partisipasi politik ............................... 11

C. Kepemimpinan Kepala Daerah Perempuan ................ 18

BAB III BUPATI PEREMPUAN DALAM PEMERINTAHAN

KABUPATEN KARANGANYAR .................................. 26

A. Bupati Perempuan di Karanganyar .............................. 26

A. Profil Kabupaten Karanganyar ............................. 26

B. Profil Bupati Karanganyar .................................... 29

B. Program Bupati Karanganyar ...................................... 32

1. Program Kerukunan Antar Masyarakat ................ 32

2. Program Kerukunan Umat Beragama .................. 34

Page 8: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

3. Program Ratna ...................................................... 40

4. Program Larasita ................................................... 45

5. Program Desisera .................................................. 50

BAB IV ANALISIS TERHADAP KEPEMIMPINAN

BUPATI RINA IRIANI SRIRATNANINGSIH .............. 54

A. Strategi Kepemimpinan Politik .................................. 54

B. Strategi dalam Meraih Kepemimpinan ...................... 55

C. Strategi dalam Menjalankan Kepemimpinan ............ 57

D. Strategi dalam mempertahankan Kepemimpinan ..... 58

BAB V PENUTUP ....................................................................... 63

A. Kesimpulan ................................................................ 63

B. Saran .......................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 68

LAMPIRAN

Page 9: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

ABSTRAK

Ahmad Nawawi, Partisipasi Politik Perempuan: studi Kasus Bupati Perempuan

dalam Pemerintahan Kabupaten Karanganyar, Skripsi, Pemikiran Politik Islam,

Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah, Januari

2009.

Perempuan sering kali dipandang sebagai mahluk kelas dua yang lebih

mengedepankan perasaan, sehingga keikutsertaannya dalam dunia politik

diprediksi akan sangat buruk prestasiya. Namun demikian, feminisme semakin

menyadarkan akan pentingnya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam

setiap aspek kehidupan, termasuk dalam aspek perpolitikan. Kesadaran itu

kemudian menjadi semangat yang mendorong perempuan untuk turut tampil dan

mengatur pemeritahan. Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan adanya geliat partisipasi politik perempuan. Gejala yang

memperlihatkan kemampuan perempuan dalam menekan perasaan dan bersikap profesional dalam menyusun program kepemerintahan.

Dalam penelitian ini, penulis akan membahas (1) Bagaimana partisipasi politik perempuan dalam kepemerintahan Kabupaten Karanganyar, (2) Bagaimana

isu gender mempengaruhi strategi politik yang dibuat oleh Bupati Karanganyar. Hasil Kajian ini adalah perempuan di era globalisasi seperti saat ini telah memiliki

peluang untuk tampil dalam perpolitikan. Sebagai konkretisasi penyetaraan

gender, perempuan bahkan dapat memegag peranan penting dalam sebuah

kepemerintahan. Hal itu sebagaimana yang tercermin dari kepemimpinan Hj. Rina

Iriani Ratnaningsih, S.Pd., M.Hum., dalam pemerintahan kabupaten Karanganyar.

Tujuan dipilihnya judul penelitian tentang partisipasi Politik Perempuan

yang mengambil Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar ini adalah ingin

mengetahui realisasi dari sebuah argumentasi, bahwa sosok perempuan lemah

dalam memimpin atau terlibat langsung dalam dunia politik, sekaligus berapa

besarkan tingkat partisipasi politik semenjak terpilihnya Bupati Karanganyar.

Sedangkan metodelogi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metodoloogi penelitian dengan menggunakan tipe kualitatif, sehingga akan

dihasilkan data-data deskriptif, yang menggambarkan dengan masalah yang

sedang diteliti. Sebagai seorang bupati perempuan, Rina merepresentasikan kemampuan

perempuan dalam mengambil kebijakan kepemerintahan. Lewat program-programnya (yang meskipun masih terasa pengaruh gender dalam pemilihan

namanya), Rina mencoba menunjukkan eksistensi perempuan dalam dunia publik. Dengan demikian, kesetaraan kewargaan di Indonesia semoga semakin terealisasi

dengan baik.

Page 10: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................... iii

ABSTRAKSI ........................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1

F. Latar Belakang Masalah .............................................. 1

G. Batasan dan Perumusan Masalah ................................ 4

H. Tujuan Penelitian ........................................................ 4

I. Metode Penelitian ........................................................ 5

J. Sistematika Penulisan .................................................. 7

BAB II PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN ........................ 8

D. Pengertian Partisipasi Politik ...................................... 8

E. Perempuan dan Partisipasi politik ............................... 11

F. Kepemimpinan Kepala Daerah Perempuan ................ 18

BAB III BUPATI PEREMPUAN DALAM PEMERINTAHAN

KABUPATEN KARANGANYAR .................................. 25

C. Bupati Perempuan di Karanganyar .............................. 25

A. Profil Kabupaten Karanganyar ............................. 25

B. Profil Bupati Karanganyar .................................... 28

D. Program Bupati Karanganyar ...................................... 31

6. Program Kerukunan Antar Masyarakat ................ 31

7. Program Kerukunan Umat Beragama .................. 33

8. Program Ratna ...................................................... 39

Page 11: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

9. Program Larasita ................................................... 44

10. Program Desisera .................................................. 49

BAB IV ANALISIS TERHADAP KEPEMIMPINAN

BUPATI RINA IRIANI SRIRATNANINGSIH .............. 53

A. Strategi Kepemimpinan Politik .................................. 53

B. Strategi dalam Meraih Kepemimpinan ...................... 54

C. Strategi dalam Menjalankan Kepemimpinan ............ 56

D. Strategi dalam Mempertahankan Kepemimpinan ..... 57

BAB V PENUTUP ....................................................................... 62

C. Kesimpulan ................................................................ 62

D. Saran .......................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 67

LAMPIRAN

Page 12: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Selama ini, perempuan yang berperan dalam politik sangat kecil, sehingga

usulan yang dibuat menghadapi ketentuan dan hambatan, terutama untuk

memperjuangkan kepentingan perempuan. Diskriminasi perempuan membuat

sebagian perempuan trauma untuk memberikan peluang bagi dirinya untuk

menempuh jalur kekuasaan di legislatif. Peran politik perempuan dalam

menentukan arah kebijakan selalu terbungkam dan kalah oleh dominasi kekuasaan

dan kepentingan laki-laki.

Artinya, dalam sosial masyarakat, perempuan dinilai tidak mampu

memimpin dan membuat kebijakan. Perempuan dianggap sebagai sosok yang

lebih mengutamakan perasaan dibandingkan rasionalitas. Konstruksi yang

demikian membuat masyarakat berpikir bahwa perempuan adalah mahluk lemah

yang tak berdaya dalam menguasai sesuatu, termasuk dalam hal berpolitik. Hal

tersebut merupakan akibat dari penyalahartian konsep gender.

Gender pada dasarnya menuntut adanya kesetaraan peran antara laki-laki

dan perempuan. Hal tersebut sebenarnya bukan tanpa dasar, karena secara formal

perempuan mempunyai kewargaan yang sama dengan laki-laki dalam sistem

demokrasi. Mengikuti perkembangan isu kesetaraan gender tersebut, keinginan

perempuan untuk turut tampil dalam ranah politik semakin meningkat. Saat itu

merupakan langkah para perempuan dalam menunjukkan eksistensinya dalam

perpolitikan, misalnya dalam kursi parlementer. Para perempuan tersebut

Page 13: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

kemudian dapat menjadi perwakilan bagi perempuan lainnya dalam menyuarakan

aspirasi di arena politik.

Pada umumnya, sepanjang periode meluasnya perwakilan politik

perempuan, perubahan-perubahan cenderung terjadi baik dalam struktur negara

maupun dalam hubungan-hubungan gender. Dalam bentuk struktur, negara

perlahan mulai melimpahkan beberapa kapasitasnya pada unit-unit daerah yang

dipengaruhi oleh perempuan. Dengan demikian, muncul indikasi bahwa akan

terjadi peningkatan jumlah perempuan dalam perwakilan politik, sehingga

feminisasi politik1 tidak dapat dihindarkan.

Sejak tahun 2002, wacana peningkatan jumlah perempuan di panggung

politik sudah mulai terdengar gaungnya. Sampai akhirnya di pemilu 2004, isu

tersebut terealisasi meskipun hanya sebatas penetapan kuota 30% atas perempuan

dalam parlemen. Jumlah tersebut merupakan gambaran umum dari minimnya

partisipasi perempuan Indonesia dalam dunia perpolitikan. Partisipasi perempuan

dalam politik Indonesia tidak cukup siginifikan dalam semua tingkatan

pengambilan keputusan di pemerintahan. Artinya, partisipasi perempuan di

bidang politik selama ini terkesan hanya memainkan peran sekunder setelah laki-

laki pada peran primer.

Sebagai peran sekunder, perempuan dalam dunia politik seakan memiliki

peran yang beraneka ragam. Wilayah politik yang mampu dimainkan masih

sebatas wacana dalam diskusi dan pelatihan. Akan tetapi dalam pergumulan

politik, sebenarnya perempuan bisa menembus apa saja dengan kualitas yang

1 Joni Lovenduski, Politik Berparas Perempuan, (Yogyakarta: Kanisius, 2008), h. 32

Page 14: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

dimilikinya. Ia mampu menjadi pemimpin dari tingkat kepala desa sampai

presiden dan wilayah publik yang signifikan. Hal yang demikian, sebagaimana

direpresentasikan oleh Hj. Rina Iriani Ratnaningsih, S.Pd., M.Hum. sebagai bupati

Kabupaten Karanganyar.

Sebagai seorang perempuan, Rina mampu menunjukkan eksistensinya

dalam politik dengan menjadi orang nomor satu di Karanganyar. Sebuah

pencapaian yang lebih dari sekedar peran sekunder yang selama ini dibayangkan

oleh banyak masyarakat. Suatu pembuktian bahwa di masa ini, perempuan

mempunyai peluang untuk memperlihatkan keunggulannya dalam hal tampil di

publik dan turut berpolitik. Keseriusan Rina membangun Karanganyar adalah

pembuktian bahwa perempuan cukup profesional dan mampu meredam emosinya

kala ia tengah berada dalam ruang politik.

Harus diakui peranan perempuan dalam dunia politik, sedikit banyak tentu

masih dipengaruhi oleh keperempuanan yang melekat dalam dirinya. Akan tetapi,

tidak dapat dipungkiri bahwa sisi keperempuanan seorang pemimpin perempuan

terkadang dapat menjadi sebuah keunggulan, tentunya jika kondisi itu disikapi

dengan baik. Hal tersebut sebagaimana yang ditunjukkan kepemimpinan Rina.

Sebagai pemimpin perempuan, Rina mampu mentransformasikan

keperempuanannya menjadi program-program yang kemudian dapat

mensejahterakan warga Karanganyar. Keperempuanan itu sangat terasa terutama

dalam penggunaan nama program, seperti RATNA, LARASITA, dan

DESISERA.

Page 15: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

Berkenaan dengan hal-hal di atas maka penulis mencoba untuk mengkaji

partisipasi politik yang telah dilakukan oleh Hj. Rina Iriani Ratnaningsih, S.Pd.,

M.Hum., selaku Bupati Kabupaten Karanganyar sebagai objek kajian dalam

penulisan skripsi ini dengan judul “Partisipasi Politik Perempuan: Studi Kasus

Bupati Perempuan dalam Pemerintahan Kabupaten Karanganyar.”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, maka permasalahan

dalam penelitian ini dibatasi pada partisipasi politik Bupati perempuan

Karanganyar dalam pemerintahan Kabupaten Karanganyar dan kaitannya dengan

isu gender yang mempengaruhi strategi kebijakan politiknya. Berikut adalah

rumusan masalah dalam penelitian ini:

1. Bagaimana partisipasi politik perempuan dalam kepemerintahan

Kabupaten Karanganyar?

2. Bagaimana isu gender dapat mempengaruhi strategi kebijakan politik yang

dibuat oleh Bupati Karanganyar (Hj. Rina Iriani Ratnaningsih, S.Pd.,

M.Hum.)?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum, penilitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

perempuan memberikan partisipasi dalam pemerintahan, khususnya sebagai

pemimpin perempuan di kabupaten Karanganyar. Dengan kata lain, melalui

analisis ini diharapkan dapat menjadi sebuah alat ukur dalam memandang sepak

terjang perempuan dalam meramaikan perpolitikan di Indonesia di masa

reformasi.

Page 16: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

Tujuan teoretis dalam penelitian ini adalah untuk memgembangkan dan

memperkaya ilmu pemikiran politik Islam dalam bidang partisipasi politik

perempuan. Lebih jauh, penyusunan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui

partisipasi politik perempuan Indonesia saat ini termasuk saat menjadi pemimpin,

seperti yang ditunjukkan oleh Hj. Rina Iriani Ratnaningsih, S.Pd.,M.Hum.,

sebagai Bupati Kabupaten Karanganyar.

Adapun tujuan praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar

masyarakat dapat lebih membuka diri dalam hal keterlibatan perempuan dalam

panggung politik. Perempuan akan semakin dapat bergerak dengan leluasa

menampilkan partisipasi politiknya. Penelitian ini merupakan salah satu bentuk

kepedulian penulis terhadap persoalan partisipasi politik perempuan di Indonesia.

Dengan demikian, penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bukti bahwa

perempuan mampu berpartisipasi dalam politik.

D. Metode Penelitian

D.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah tipe kualitatif.

Prosedur penelitian ini menghasilkan data deskriptif, yaitu menggambarkan dan

menjabarkan hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti, dalam

hal ini partisipasi politik perempuan. Dengan demikian, fenomena kepemimpinan

bupati perempuan di Kabupaten Karanganyar dapat dimunculkan sebagai sebuah

geliat pembuktian partisipasi politik perempuan.

D.2 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

Page 17: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

1. Dokumentasi, yaitu mencari dan mengumpulkan data mengenai masalah

bersangkutan melalui literatur buku, surat kabar, majalah, dan internet.2

2. Observasi, yaitu sebuah teknik pengumpulan data dengan melakukan

peninjauan secara cermat. Dengan teknik ini, peneliti akan mengamati

setiap fenomena yang berkaitan dengan objek penelitian.

D.3 Teknik Analisis

Analisis secara harfiah berarti uraian, namun dalam hal ini analisis berarti

suatu bahasan dengan cara mengolah data, memberikan interpretasi terhadap data-

data yang terkumpul dan tersusun. Adapun teknik analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif analisis, yaitu suatu pembahasan yang bertujuan

untuk membuat gambaran terhadap data-data yang telah terkumpul dan tersusun

dengan cara memberikan interpretasi terhadap data tersebut.3 Dengan

menggunakan teknik ini, peneliti berharap dapat memberikan gambaran yang

sistematis, faktual, aktual, dan akurat mengenai fakta-fakta seputar partisipasi

politik perempuan, khususnya seputar kepemimpinan bupati perempuan di

Kabupaten Karanganyar.

Untuk pedoman penulisan skripsi, penulis menggunakan buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh

CeQDA Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.

2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), h. 206. 3 Masri Singarinbun dan Sofian Effendi (ed), Metode Peneletian Survei, (Jakarta : LP3ES,

1989), h. 63.

Page 18: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah proses pembacaan skripsi ini, berikut adalah

sistematika penulisan dalam skripsi ini:

Bab I adalah pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi

penelitian, dan sistematika penyajian.

Bab II membahas tentang partisipasi Politik Perempuan. Analisis tersebut

meliputi Pengertian Partisipasi Politik, Perempuan dan Partisipasi politik, dan

Kepemimpinan Kepala Daerah Perempuan di Karanganyar

Bab III membahas tentang Bupati Perempuan dalam Pemerintahan

Kabupaten Karanganyar, dalam pembahasannya meliprti; Bupati Perempuan di

Karanganyar, Profil Kabupaten Karanganyar, Profil Bupati Karanganyar, yang

dilanjutkan dengan beberapa programnya,diantaranya, , Program Kerukunan

Antar Masyarakat, Program Kerukunan Umat Beragama, Program Ratna, Program

Larasita, dan Program Desisera

Bab IV merupakan analisis terhadap kepemimpinan Bupati Karanganyar,

diantaranya analisis tentang; Strategi Kepemimpinan Politik, Strategi dalam

Meraih Kepemimpinan, Strategi dalam Menjalankan Kepemimpinan, dan Strategi

dalam mempertahankan Kepemimpinan

Bab V merupakan Kesimpulan dan Saran dari penulis

Page 19: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

BAB II

PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN

G. Pengertian Partisipasi Politik

Berbicara tentang partisipasi sedikit banyak akan menyentuh persoalan

sejauhmana seseorang (dalam hal ini perempuan) telah memberikan kontribusi

dalam sebuah tatanan. Menunjukkan partisipasi mengindikasikan adanya

perbuatan dan pergerakan yang nyata, sehingga muncul perubahan dan

pembaharuan dalam bentuk sekecil apa pun. Dengan demikian, partisipasi

perempuan dalam ranah politik dapat dilihat pergerakan yang dilakukan oleh

perempuan itu sendiri untuk negara Indonesia.

Peran serta masyarakat merupakan kata lain dari istilah standar dalam ilmu

politik, yaitu partisipasi politik. Dalam ilmu politik partisipasi diartikan sebagai

upaya warga masyarakat baik secara individual maupun kelompok, untuk ikut

serta dalam mempengaruhi pembentukan kebijakan publik dalam sebuah negara.4

Partisipasi adalah penentuan sikap dan keterlibatan hasrat setiap individu

dalam situasi dan kondisi organisasinya, sehingga pada akhirnya mendorong

individu tersebut untuk berperan serta dalam pencapaian tujuan organisasi, serta

ambil bagian dalam setiap individu pertanggungjawaban bersama.5

4 Afan Gaffar,”Merangsang Partisipasi Politik Rakyat”, dalam Syarofin Arba (editor),

Demitologi Politik Indonesia: Mengusung Elitisme Dalam Orde Baru (Jakarta : Pustaka

Cidesindo, 1998), h. 240 5 Arifin Rahman, Sistem Politik Indonesia Dalam Persoektif Struktural Fungsional

(Surabaya : Penerbit SIC, 2002), h. 240

Page 20: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

Menurut Huntington, partisipasi politik hanya sebagai kegiatan warga negara

preman (private citizen) yang bertujuan mempengaruhi pengambilan keputusan

oleh pemerintah.6 Beriringan dengan Huntington; Ramlan Subakti, sebagaimana

dikutip oleh Arifin Rahman mengartikan partisipasi politik sebagai kegiatan

warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan

kebijakan umum dan ikut serta dalam menentukan pemimpin pemerintahan.7

Dengan partisipasi politik kita mengacu pada semua aktivitas yang sah oleh semua

warga negara untuk mempengaruhi pemilihan pejabat pemerintahan dan tindakan-

tindakan yang mereka ambil.

Pada umumnya partisipasi politik ada yang bersifat mandiri (autonomous)

dimana individu dalam melakukan kegiatannya atas dasar inisiatif dan keinginan

sendiri. Hal ini boleh jadi atas dasar rasa tanggungjawabnya dalam kehidupan

politik, atau karena didorong oleh keinginan untuk mewujudkan kepentingannya

ataupun kepentingan kelompoknya. Namun tidak jarang pula partisipasi yang

dilakukan bukan karena kehendak individu yang bersangkutan, akan tetapi karena

diminta atau digerakkan oleh orang lain dan buka dipaksa oleh kelompoknya.

Partisipasi dalam bentuk yang terakhir ini adalah partisipasi yang digerakkan atau

sering disebut dengan mobilized political participation. Partisipasi politik

masyarakat biasanya bersumber pada basis-basis sosial-politik tertentu. Kecuali

partisipasi yang mengambil bentuk contacting, partisipasi politik pada umumnya

merupakan sebuah tindakan kolektif.8

6 Samuel P. Huntington dan John M. Nelson, Partisipasi Politik di Negara Berkembang,

(Jakarta : Rineka Cipta, 1990), h. 6 7 Arifin Rahman, Sistem Politik Indonesia, h. 129

8 Afan Gaffar, Merangsang Partisipasi Politik Rakyat, h. 241

Page 21: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

Setidaknya ada lima hal yang menyebabkan timbulnya gerakan kearah

partisipasi lebih luas dalam proses politik, seperti yang disampaikan Myron

Weiner, yaitu :

1. Modernisasi; komersialisasi pertanian, industrialisasi, urbanisasi yang

meningkat, meyebarnya kepandaian baca tulis, pengembangan media

komunikasi massa.

2. Perubahan-perubahan struktur kelas sosial, ketika terbentuk suatu

kelas baru dan kelas menengah yang meluas dan berubah selama proses

industrialisasi dan modernisasi, masalah tentang siapa yang berhak

berpartisipasi dalam pembuatan keputusan politik menjadi penting dan

mengakibatkan perubahan-perubahan dalam pola partisipasi politik

3. Pengaruh kaum intelektual dan komunikasi massa modern; kaum

intelektual seperti sarjana, wartawan dan penulis sering mengeluarkan

gagasan dan ide kepada masyarakat umum untuk membangkitkan

tuntutan akan partisipasi massa yang luas dalam pembuatan keputusan

politik. Dan sistem transportasi dan komunikasi modern memudahkan

dan mempercepat penyebaran ide dan gagasan tersebut.

4. Konflik diantara kelompok-kelompok pemimpin politik; jika timbul

kompetisi perebutan kekuasaan, salah satu strategi yang digunakan

adalah mencari dukungan rakyat untuk melegitimasi mereka melalui

gerakan-gerakan partisipasi rakyat.

5. Campur tangan pemerintah yang berlebihan dalam masalah sosial,

ekonomi dan budaya; jika pemerintah terlalu mengkooptasi masalah-

Page 22: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

masalah sosial masyarakat, maka lambat laun akan merangsang

timbulnya tuntutan-tuntutan yang terorganisir untuk berpartisipasi.9

H. Perempuan dan Partisipasi politik

Membahas tentang partisipasi politik perempuan diranah perpolitikan

nasional, selama ini selalu mengalami dinamika dan konstelasi yang tidak dapat

difahami oleh kaum laki-laki yang selalu memiliki persepsi bahwa perempuan

adalah makhluk yang diciptakan dengan memiliki kodrat dan naluri lemah serta

terlalu halus. Sehingga kemungkinan untuk dapat terlibat secara langsung dan

aktif dilapangan memiliki peluang yang sangat tipis.

Jika menilik perjalanan sejarah dan dikaitkan dengan peran serta aktifitas

seorang tokoh kenamaan asal Jepara R.A Kartini yang telah mengawali bahwa

persamaan gender dan peran perempuan yang sudah semestinya disetarakan

dengan posisi kaum laki-laki dalam berbagai ruang lingkup serta dimensi

kehidupan, baik dalam hal memperoleh pendidikan, beraktivitas dalam

lingkungan sosial-masyarakat, sosial, budaya bahkan dalam ranah politik.

Dengan adanya gerakan reformasi serta tuntutan rakyat akan segera

diadakannya berbagai perubahan dalam tatanan sistem politik dan pemerintahan di

Indonesia, sampai pada diselenggarakannya otonomi daerah pada awal Januari

2001 yang berbarengan dengan dirumuskan dan ditetapkannya UU No. 22 Tahun

1999 Tentang Pemerintahan Daerah, setidaknya dapat diambil suatu pelajaran

yang sangat berharga terutama dalam hal partisipasi publik didalam pemerintahan.

Hingga sampai pada direvisinya UU No. 22 Tahun 1999 menjadi UU No. 32

9 Ibid., h. 130-131

Page 23: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

Tahun 2004, sehingga keberadaan masyarakat dalam berpartisipasi dalam dunia

pemerintahan semakin terbuka. Begitu pula kondisi kaum perempuan yang semula

berada pada level terbawah sedikit-demi sedikit mulai terangkat keatas

permukaan, hingga sampai pada obsesi untuk meraih kekuasan, baik dalam posisi

di eksekutif maupun legislatif.

Kekuasaan merupakan alat yang dapat digunakan untuk mempengaruhi

pemikiran maupun tingkah laku seseorang, dengan cara menggunakan hak dan

kewenangan yang dimiliki oleh pemegang kekuasaan. Pada prinsipnya, kekuasaan

merujuk pada potensi, dedikasi tinggi, serta profesionalisme baik dalam hal

teoritis, praktis dan manajemen. Sedangkan wewenang merujuk pada hak. Dengan

demikian, jika pengaruh kaum perempuan dalam mengendalikan situasi sosial

dalam hal kekuasaan, termasuk di dalamnya termasuk pengambilan kebijakan

yang berpihak pada gen yang sama yakni kaum perempuan, semua itu sangat

ditentukan oleh seberapa besar dan kuat keterlibatan mereka pada posisi-posisi

strategis untuk merumuskan serta mengesahkan kebijakan tersebut. Singkatnya,

seberapa besar potensi yang dimiliki oleh perempuan untuk mempengaruhi orang

lain bahkan gen yang nantinya disesuaikan dengan posisi sistem maupun siklus

keberadaannya dalam sebuah sistem sosial, politik, agama serta budaya, dan

semuanya itu tergantung pada seberapa besar kekuasaan yang dimilikinya untuk

meyakinkan bahkan memaksa pihak lain melakukan sesuatu sesuai dengan

kehendaknya.10

10

Riane Elean, Perempuan dan Kekuasaan, artikel diakses pada tanggal 13 Agustus 2008,

dari http://www.parliament.net.ac.id/pdffile/perempuandankekuasaan _index.php?action=view.

Page 24: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

Merujuk pada beberapa penelitian tentang keterwakilan perempuan yang

memiliki kadar yang cukup tinggi didalam struktur pemerintahan baik dilegislatif

maupun eksekutif pada gilirannya memiliki daya tanggap positiv terhadap

kebijakan yang lebih responsif terhadap pemenuhan sumber daya dan hak-hak

perempuan yang belum terpenuhi. Dengan demikian, jika daya tanggap kaum

perempuan terhadap kebijakan yang kurang responsif terhadap kepentingan yang

dapat mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan, bisa jadi posisi

perempuan yang lainnya akan terdapat kesulitan untuk meraih berbagai kebijakan

yang hendak memperjuangkan dan memproteksi hak-hak perempuan karena

lemahnya posisi kebijakan untuk memberikan daya dorong yang dapat

memajukan kaum perempuan, seperti: perlindungan perempuan dari kekerasan,

sampai pada perluasan akses terhadap ekonomi dan pendidikan.11

Selama masih ada pemetaan posisi perempuan dalam hal dimensi kehidupan,

baik dalam pembagian kerja yang diseuaikan dengan jenis kelamin, sehingga

menempatkan perempuan pada posisi kerja yang kerap mengintimidasi kaum

perempuan, seprti penempatan perempuan untuk bekerja hanya berada didalam

wilayah domestik, sedangkan adanya fasilitas wilayah publik tempatnya laki-laki,

sehingga kebutuhan perempuan yang masih banyak ditentukan oleh laki-laki

sebagai pihak yang mendominasi kekuasaan, merupakan dua hal yang dinilai

beberapa pihak merupakan dampak dari pembagian kekuasaan yang belum

berimbang. Sebab terjadinya pembedaan posisi kerja antara kaum perempuan dan

kaum laki-laki dalam pembagian ruang kerja, semua itu terjadi bisa saja

11

Samuel P. Huntington dan John M. Nelson, Partisipasi Politik di Negara Berkembang,, h.

63

Page 25: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

disebabkan oleh sistem budaya masyarakat yang cenderung patriarkat, sehingga

dengan tumbuh dan bertahannya sistem kebudayaan masyarakat ini

mengakibatkan sebagian besar perempuan masih dikungkung kemiskinan dan

rendahnya tingkat pendidikan, atau bisa juga dilema seperti ini diakibatkan oleh

sikap apriori perempuan itu sendiri untuk membangun kekuatan penyeimbang

dengan cara terjun langsung ke dunia politik praktis kian melemah. Namun satu

hal yang pasti, jika kaum perempuan mampu memanajemen posisinya untuk

mendapatkan porsi kekuasaan sederajat dengan porsi yang dimiliki oleh kaum

laki-laki, maka tidak akan menjadi sesuatu yang mustahil posisi dan kemudahan

hidup perempuan dalam memenuhi kebutuhan, hak yang pada akhirnya mampu

menguatkan posisinya melalui pengimplementasian kewenangannya melalui

terjunnya perempuan di tengah masyarakat dengan cara masuk kedalam struktur

kekuasaan.

Jika perkembangan keberadaan posisi perempuan didalam kekuasaan telah

muncul kesadaran bahwa porsi kekuasaan yang diperoleh turut menentukan posisi

tawar perempuan dalam suatu sistem sosial, beriringan dengan hal tersebut akan

memunculkan pertanyaan; bagaimana prosesi kaum perempuan dalam

memperoleh kekuasaan tersebut. feodalisme, jabatan, birokrasi, dan kemampuan

khusus di bidang ilmu pengetahuan, secara sosiologis merupakan sumber

kekuasaan. Namun, yang paling umum kekuasaan tertinggi berada pada negara.

Jika ingin mencapai posisi yang menjanjikan dalam meraih kekusaan posisi tawar

perempuan harus bisa merambah sampai pada ranah tersebut, dengan tujuan untuk

Page 26: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

mendapatkan posisi tawar yang kuat dan akhirnya dapat menghasilkan pengaruh

yang signifikan dalam bermasyarakat.

Di Indonesia isu tentang keterwakilan perempuan yang sangat rendah di

ruang publik; dimana komitmen partai politik yang belum sensitif gender

sehingga kurang memberikan akses memadai bagi kepentingan perempuan; dan

kendala nilai-nilai budaya dan interpretasi ajaran agama yang bias gender dan bias

nilai-nilai patriarkhi, dan animo para perempuan untuk terjun dalam kancah

politik rendah; merupakan inti pokok permasalahan yang dihadapi saaat ini. Akan

tetapi, animo kaum perempuan untuk terjun secara praktis dalam ranah politik

masih memerlukan kajian khusus dan penelitian yang matang.

Terpenuhinya hak politik perempuan di Indonesia, di samping mengacu

kepada draft instrumen internasional mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) juga

harus mengacu kepada Pancasila sebagai ideologi dan konstitusai negara

(khususnya UUD 1945 hasil amandemen kedua, pada pasal-pasal 28 A sampai J

tentang Hak Asasi Manusia).12

Penduduk Indonesia yang berada pada kisaran 211 juta lebih, dengan prediksi

populasi kaum perempuan berkisar 50, 2 %. Akan tetapi, hasil dari Pemilu 2004

yang dinilai paling demokratis selama ini, tetap saja tidak mampu mengubah

potret keterwakilan perempuan dalam struktur kekuasaan dalam suatu

pemerintahan serta proses pengambilan keputusan serta perumusan kebijakan

publik pada tiga lembaga formal negara: legislatif, eksekutif dan yudikatif.

Khusus di legislatif, pada porsi lembaga DPR-RI, perempuan caleg yang harus

12

Mujibur Rahman Khairul Muluk, Menggugat Partisipasi Publik dalam Pemerintahan

Daerah (Sebuah Kajian dengan Pendekatan Berpikir Sistem), Malang : Bayumedia publishing,

2007), h. 79

Page 27: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

melebihi kuota 30% namun yang berhasil melenggang ke kursi parlemen hanya

11% dari jumlah populasi kaum perempuan yang ada di Indonesia, dan calon

perempuan di DPD hanya mencapai 10%. Adapun jumlah keterwakilan kaum

perempuan diparlemen dalam tingkatan DPRD Provinsi rata-rata hanya mencapai

8%. Bahkan di tingkat DPRD Kabupaten/Kota, hasil perolehan lebih rendah lagi

yaitu hanya mencapai tingkat rata-rata 5% jatah kursi yang ada.13

Ketiika terlahir pertanyaan, kemana arah demokrasi sebenarnya, Yang

selama ini digembor-gemborkan dalam gerakan reformasi yang berlangsung pada

mei 1998 lalu? Dengan tujuan menginginkan untuk diadakannya perombakan

dalam berbagai dimensi politik maupun pemerintahan, sampai diamandemennya

UUD 1945 dan dicetuskannya suatu term emansipasi wanita dan persamaan

gender dalam dunia politik maupun dalam dunia kerja, yang selama ini selalau

menganggap bahwa perempuan merupakan kaum yang selalu berada pada level

terbawah atas dominasi kaum laki-laki. Dalam hal ini kaum perempuan posisinya

lebih pantas hanya sebagai seorang ibu rumah tangga, pengasuh bagi anak-

anaknya. Sedangkan, menyangkut posisi bidang yang berlaga dimedan yang

cukup keras seperti didunia pemerintahan, bisnis sampai pada arena politik itu

merupakan hak dan kewenangan kaum laki-laki.

Terjadinya fenomena seperti ini, ternyata ada argumenyasi yang cukup kuat

yang telh menempatkan posisi perempuan sebagai makhluk yang kurang begitu

menginginkan kekuasaan manakala yang dilanggengkan di masyarakat adalah

gagasan kekuasaan versi laki-laki yang sarat dengan ciri-ciri keperkasaan,

13 Mujibur Rahman Khairul Muluk, h. 123-127

Page 28: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

kejantanan, dan kekerasan. Kini, sudah saatnya mempromosikan kekuasaan

Yakni, kekuasaan yang mencakup kemampuan memberdayakan, kemampuan

melihat dan menciptakan masyarakat yang lebih harmoni dan bermartabat.

Dengan demikian definisi baru kekuasaan merupakan gabungan dari ciri-ciri

maskulinitas dan feminitas yang dapat dicapai oleh keduanya: antara kaum laki-

laki dan kaum perempuan.14

Dengan mengembangkan definisi kekuasaan yang berbasis pengalaman

perempan, perempuan dapat menjadi politisi yang handal. Politisi yang tidak akan

menyakiti lawan politiknya, apa pun alasannya. Politisi yang tidak akan

menggunakan intrik politik sebagaimana biasa digunakan laki-laki. Seorang

politisi perempuan dapat mengasah sisi keibuannya yang selalu tanggap terhadap

kebutuhan orang lain untuk menyelesaikan setiap agenda politiknya.

Perjuangan perempuan Indonesia umumnya dan lokal khususnya menuju

kemandirian politik masih sangat panjang, tetapi perempuan tidak boleh apatis

dan bersikap skeptis. Selanjutnya apa yang mesti dilakukan menjelang pemilu

legislatif, ada beberapa solusi yang mungkin dianggap efektif untuk menjawab

persoalan ini, yaitu:

Pertama, menggalang networking antarkelompok perempuan dari berbagai

elemen, tentu perjuangan menuju sukses selalu membutuhkan strategi yang handal

dan solidaritas yang kuat. Kedua, kelompok perempuan harus berani mendorong

dan melakukan upaya-upaya rekonstruksi budaya, khususnya mengubah budaya

patriarki menjadi budaya yang mengapresiasi kesetaraan gender dan kesederajatan

14

The Liang Gie, Sejarah Pertumbuhan Pemerintahan Daerah di Indonesia, Jilid I (Jakarta :

Gunung Agung, 1968), h. 12

Page 29: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

perempuan dan laki-laki dalam seluruh aspek kehidupan. Ketiga, kelompok

perempuan harus berani mendorong dan melakukan upaya-upaya reinterpretasi

ajaran agama sehingga terwujud penafsiran agama yang akomodatif terhadap

nilai-nilai kemanusiaan, penafsiran agama yang ramah terhadap perempuan dan

yang pasti penafsiran agama yang rahmatan lil alamin (komprehensif), ajaran

yang menebar rahmat bagi seluruh makhluk. Keempat, secara internal perempuan

itu sendiri harus selalu berupaya meningkatkan kapasitas dan kualitas diri mereka

melalui pendidikan dalam arti yang luas.15

Berangkat dari realita di atas, maka seyogyanya saat ini sudah waktunya para

perempuan berbenah, terus kreatif dan melakukan eksplorasi potensi kita sehingga

dapat berkompetisi secara sehat dan harmonis dalam segala aspek kehidupan

termasuk politik, tentunya dengan mengedepankan nilai-nilai serta norma/ajaran

agama yang terajut dalam sanubari kita. Selamat berjuang para perempuan,

ditunggu kiprah dan kepeduliannya dalam politik.

I. Kepemimpinan Kepala Daerah Perempuan

Sejak diselenggarakannya pemilihan pertama tahun 1955. keterwakilan kaum

perempuan diparlemen hanya mencapai kisaran 3,8 %, kemudian meningkat

prosentaseenya pada tahun 1960-an pada kisaran 6,3%. Perjalanan sejarah yang

menunjukkan tingginya angka keterwakilan kaum perempuan dalam dunia politik

yakni pada periode 1987-1992 yaitu 13 persen. Akan tetapi posisi tersebut

dipertahankan hingga harus turun kembali hingga 12,5 % tahun 1992-1997, 10,8

persen menjelang Soeharto jatuh, dan hanya 9 persen pada periode 1999-2004.

15

Syarif Hidayat dan Bhenyamin Hoessein, “Desentralisasi dan otonomi Daerah”, dalam

Syamsudin Haris dkk., Paradigma Baru Otonomi Daerah (Jakarta : Puslit Politik LIPI PGRI,

2003), h. 123-125

Page 30: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

Rendahnya keterwakilan perempuan di dunia pemerintahan semakin terlihat

pada masa pemerintahan dibawah Kabinet Indonesia Bersatu. Dimana dari 36

jabatan yang ada diparlemen, perempuan hanya menduduki empat posisi, yakni

Menteri Keuangan (Dr. Sri Mulyani Indrawati), Menteri Perdagangan (Marie

Pangestu), Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan(Meutia Hatta), Menteri

Kesehatan(Siti Fadillah Supari), dan Sisanya didominasi oleh kaum laki-laki.

Sedangkan di lembaga MPR, jumlah keterwakilan perempuan hanya 18

orang wakil atau sekitar mencapai kisaran 9,2 persen, dan laki-laki 177 orang.

Sedangkan di DPR ada 45 perempuan dan 455 laki-laki (9 persen), di lembaga

MA hanya ada 7 perempuan dan 40 laki-laki (14,8 persen), di BPK sama sekali

tidak ada kaum perempuan yang iktu berpartisipasi lain halnya dengan

keterwakilan kaum laki-laki sebanyak 7 orang, dan di Dewan Pertimbangan

Agung hanya ada 2 orang perempuan yang mewakili sedangkan laki-laki ada 43

orang (4,4 persen), di lembaga KPU juga hanya 2 perempuan dan laki-laki 9 orang

(18,1 persen).16

Beberapa daerah mulai melihat bahwa perempuan merupakan stakeholder

yang perlu dipertimbangkan, walaupun semu yakni perempuan dilirik untuk

mendulang perolehan suara. Pada tahun 2000, dari 7710 Kepala desa di jawa

Timur, hanya 220 orang (2,85%) yang perempuan. Sementara dari 682 kepala

kelurahan hanya 10 orang (1,47%) yang perempuan.17

Sedangkan di Jawa Timur

saat ini hanya sekitar 3 Bupati perempuan, padahal terdapat kurang lebih seratus

16

Tri Ratnawati, et.al., Hubungan Kewenangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

dalam Otonomi Daerah di Indonesia, Lapoaran Penelitian (Jakarta : Proyek Pengembangan Riset

Kompetitif Program Isu LIPI, 2003), h. 45-46 17

Eni Haryati, “Perempuan di dalam Pemilihan Kepala Daerah,”Kompas, 20 Januari

2004, h. 5

Page 31: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

Kabupaten. Rendahnya representasi perempuan pada kepemimpinan local

dikarenakan oleh pemahaman bahwa politik ada pada kecenderungan-

kecenderungan mengurus yakni dominasi kekuasaan oleh laki-laki selain

keberanian dan kapabilitas perempuan masih rendah. Hal ini bisa dicermati dari

pilkada yang diselenggarakan di beberapa kabupaten.18

Pilkada yang di gelar tahun 2005 menghasilkan dua hal penting bagi politik

perempuan dan perspektif gender. Pertama, sebagai bagian dari masyarakat,

pemilih perenpuan akan sangat menentukan suara bagi si calon. Perempuan sebagi

pemilih lebih dipertimbangkan sebagai peran pendukung untuk perolehan

suarakandidat daripada dipertimbangkan aspirasinya, misalnya, isu gender tidak

menjadi perhatian utama dari para kandidat. Disisi lain perempuan sebagai

pemimpin, karena pendidikan politik perempuan masih sangat rendah, lebih di

manipulasi oleh elit-elit politik untuk memenangkan atau mendapat dukungan dari

kaum perempuan. Kedua, sebagai person politik, individu otonom, perempuan

sebagai calon dalam pilkada sangat rendah. Dalam UU No. 32 Tahun 2004

disebutkan bahwa pintu masuk bagi calon bupati/walikota/gubernur adalah partai

politik.19

Secara logika, sulit bagi perempuan untuk menembuas dominasi parpol yang

masih sangat maskulin. Sementara logika demokrasi, tampilnya perempuan

merupakan pemenuhan bagi demokrasi itu sendiri.20

18

M. Zaki Mubarak, et.all., Blue Print Otonomi Daerah Indonesia (Jakarta : The YHB

Center, 2006), h. 51-55 19

Eni Haryati, “Perempuan di dalam Pemilihan Kepala Daerah,”Kompas, 20 Januari

2004, h. 6 20 Dwi Windyastuti, “Perempuan dalam Konstelasi Politik Lokal,” h. 51-55

Page 32: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

Dengan merujuk pada problem-problem diatas maka untuk merubah situasi

yang tidak kondusif bagi kesetaraan gender dalam pilkada adalah memasukkan

perspektif gender dalam UU yang mengatur pilkada, yang sampai saat initidak

mengakomodasi perempuan baik sebagai pemilih maupun sebagai kandidat. Cara

ini akan menghapus diskriminasi terhadap perempuan, dan menghapus dikotomi

gender dalam politik. Strategi yang bisa ditempuh adalah menghilangkan akses

kemunculan kandidat hanya lewat parpol. Dengan strategi ini akan memunculkan

kandidat yang diusung oleh organisasi non partai, misalnya oleh kelompok

kepentingan perempuan yang tentunya akan mampu memunculkan kandidat

perempuan yang peduli pada kesetaraan gender. Dan kelompok perempuan,

khususnya yang ada di legislative mesti memberikan pandangan gendernya dalam

revisi UU yang berkaitan dengan Pilkada.

Di tingkat daerah. Tiga puluh gubernur yang ada di Indonesia saat ini di jabat

oleh kaum laki-laki, sementara dari 336 Bupati yang ada di Indonesia, hanya lima

di antara mereka atau 1,5 persen saja yang diduduki oleh perempuan.21

Perkembangan histories menunjukkan bahwa dalam struktur politik yang di

dominasi laki-laki, maka laki-laki dominan dalam merumuskan aturan main

politik, dan mereka yang menyusun standar untuk evaluasinya. Eksistensi model

dominasi laki-laki ini melahirkan penolakan politik dari kaum perempuan yang

bergaya laki-laki.

Salah satu penolakan tersebut datang dari uni antar parlemen. Dalam

pernyataannya melalui Deklarasi New Delhi tahun 1997 menegaskan bahwa hak

21 M. Zaki Mubarak, et.all., h. 123-124

Page 33: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

politik perempuan harus dianggap sebagai satu kesatuan dan tidak bisa dipisahkan

dari kerangka hak asasi manusia. Deklarasi tersebut dilandasi oleh asumsi bahwa :

a. Dari segi demokrasi ; jumlah perempuan sekitar 50% yang memiliki hak

suara dan menentukan pilihannnya, dari polpulasi yang ada, sehingga menjadi sebuah bangunan teoritis demokrasi yang wajar apabila wakil

rakyat merefleksikan konstituennya. b. Dari segi kesetaraan ; keterwakilan perempuan untuk perempuan tidak

ada bedanya dengan tuntutan atas keterwakilan rakyat untuk rakyat. c. Dari penggunaan sumber daya ; penggunaan kemampuan intelektual

perempuan.

d. Dari segi keterwakilan ; riset empiris menunjukkan bahwa bila

perempuan tidak terlibat dalam pengambilan keputusan maka

kepentingan mereka tidak dipertimbangkan secara sungguh-sungguh.22

Secara teoritik hak untuk pemilu, menjadi kandidat pada pemilu lebih

didasarkan pada hak dalam pemilu. Akan tetapi realitasnya bahwa hak untuk

dipillih bagi perempuan tetap terbatas yang pada akhirya berdampak pada tingkat

representasi perempuan diranah politik. Ketidaksamaan representasi tersebut

menandakan bahwa representasi perempuan lebih sekadar sebagai fungsi

pemerintahan status quo (laki-laki) daripada fungsi demokrasi kelompok

perempuan berupaya untuk menghapuskan ketidakseimbangan gender dengan

politik afirmasi. Politik afirmasi ini juga diratifikasi di banyak Negara dalam

bentuk pemberian kuota perempuan di lembaga legislative. Indonesia telah

meratifikasi tentang kesetaraan gender dalam pasal 65 ayat (a) UU Pemilu No.

12/2003 meskipun UU tersebut lebih bersifat “malu-malu” untuk

menegaskannya, sebab dalam UU tersebut hanya tercantum kata

“mempertimbangkan” 30% kepada perempuan. Namun representasi perempuan di

tingkat nasional tidak serta-merta di ikuti di aras lokal.

22

Dwi Windyastuti, “Perempuan dalam Konstelasi Politik Lokal,” dalam M. Zaki

Mubarak, et.all., Blue Print Otonomi Daerah Indonesia (Jakarta : Yayasan Harkat Bangsa, 2006),

h. 49-50

Page 34: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

Penerapan system pemilu distrik proporsional yang diterapkan di Indonesia

memungkinkan pemilihan perwakilan rakyat yang mempunyai basis masa.

Karena, rakyat langsung memilih nama wakilnya beserta tanda gambar. Kuota

30% untuk perempuan masih menyisakan perdebatan tentang keadilan yang perlu

diberikan, seperti lipstick yang menghiasi perhelatan pemilihan umum berbasis

distrik proporsional. Wacana ini, berasumsikan bahwa laki-laki dan perempuan

yang menyuarakan kepentingan rakyat akan bersama-sama memperbaiki aspirasi

separuh penduduk Indonesia yang 56% perempuan.23

Sikap optimistis dalam memberdayakan diri perempuan sendiri perlu

diwujudkan guna memperoleh kesadaran untuk memperoleh hak-hak politiknya.

Penyusunan daftar calon legislative yang mempersyaratkan adanya 30% kuota

perempuan merupakan kemajuan yang harus diwujudkan oleh semua parpol.

Pressure penetapan caleg perempuan telah dilakukan oleh banyak pihak,

antaralain iklan di televise agar memilih partai yang mempunyai calon perempuan

yang di sponsori oleh pemberdayaaan perempuan. Urutan calon perempuan

dilegislatif memang tidak semudah janji yang disampaikan. Seperti perkataan

bijak menyebutkan “tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanyalah

rencana yang sempurna”. Perkataan ini sama dengan semangat menggebu untuk

mewujudkan pemberian kesempatan yang luas dan bebas kepada perempuan

untuk bersaing dalam dunia politik. Namun, fakta dilapangan sulit sekali

mewujudkan rencana tersebut. Kepentingan kaum laki-laki yang mendominasi

perebutan kekuasaan masih enggan memberikan kesempatan pada perempuan.

23

Dwi Windyastuti, Perempuan dalam Konstelasi Politik Lokal, dalam M. Zaki Mubarak,

Blue Print Otonomi Daerah Indonesia (Jakarta : The YHB Center, 2006), h. 48-53

Page 35: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

Hal tersebut tampak pada benturan social budaya dan ekonomi yang

mempersepsikan perempuan tidak pantas masuk kewilayah politik.

Gagasan mengenai kuota bagi perempuan yang telah di tawarkan kepada

partai politik untuk menciptakan representasi yang lebih adil, kenyataannya

sampai sekarang memang masih merupakan sebuah perjuangan yang sangat

panjang. Tampaknya belum ada political will dan apalagi political action dari

politisi dan tokoh partai yang kebanyakan laki-laki untuk mengubah keadaan ini.

Hingga kini, minimnya Jumlah politisi perempuan yang ada dan terbatasnya

representasi perempuan dihampir semua lembaga pengambil keputusan. Karena

minimnya jumlah perempuan di dalam struktur penentu kebijakan banyak tuntutan

yang disuarakan, aspirasi serta kepentingan perempuan tidak bias di akomodir.

Semua factor tersebut saling berkaitan sebagaimana layaknya sebuah hukum

ekonomi yaki antar supply (persediaan) dan demand (permintaan).24

Stigma dan anggapan bahwa politik itu panas, kotor, dan penuh fitnah

membuat sebagian perempuan tidak berani melawan intimidasi, cercaan, dan

perkataan kasar dari orang sekitarnya.

Selama ini, perempuan yang telah berperan dalam politik sangat kecil,

sehingga usulan yang dibawa menghadapi kebutuhan dan hambatan, terutama

untuk memperjuangkan kepentingan perempuan.25

Minoritas perempuan yang

duduk di kekuasaan legislative tidak mampu mempengaruhi kebijakan, sehingga

jauh dari keadilan yang melindungi perempuan.

24

Ani Widyani Soetjipto, Politik Perempuan Bukan Gerhana, h. 20-21 25 Najilah Naqiyah, Otonomi Perempuan (Malang : Banyumedia Publishing, 2005) h. 60-63

Page 36: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

Diskriminasi perempuan yang menyakitkan membuat sebagian perempuan

trauma untuk memberikan ppeluang dirinya menempuh jalur kekuasaan di

legislative. Peran politisi perempuan dalam menentukan arah kebijakan selalu

terbungkam dan kalah oleh dominasi kekuasaan dan kepentingan kaum laki-laki.

Wacana keterlibatan perempuan dalam dunia politik dengan memberikan

kuota 30% masih menjadi wacana kontroversi. Selama ini hanya 12% perempuan

yang berkiprah dalam ruang senayan. Permintaan kuota 30% untuk perempuan di

parlemen memang bernuansa pembatasan peran, namun, jika menilik sejarah dan

realitas peran perempuan yang hanya 12% di parlemen menunjukkan kemajuan

pola berpikir dan gerakan yang progresif.26

26 Najilah Naqiyah, Otonomi Perempuan, h. 64-67

Page 37: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

BAB III

BUPATI PEREMPUAN DALAM PEMERINTAHAN

KABUPATEN KARANGANYAR

E. Bupati Perempuan di Karanganyar

A. Profil Kabupaten Karanganyar

Kabupaten Karanganyar adalah sebuah mozaik Indonesia yang telah

memberikan sumbangan sangat berarti bagi sejarah terbentuknya Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Secara geografis Kabupaten Karanganyar terletak

antara titik kordinat 6018.0 – 6047.10 Lintang Selatan dan 106023.45 – 107013.03’

Bujur Timur, jasa dan perdagangan dengan aktifitas pembangunan yang cukup

tinggi, Kabupaten Karanganyar memiliki luas wilayah ± 77.378,6430 Ha27,

dengan batasan wilayah sebagai berikut :

- Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Sragen

- Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Boyolali

- Sebelah Timur Berbatasan dengan Tawangmangu

- Sebelah selatan berbatasan dengan Sukoharjo

Secara administratif Kabupaten Karanganyar terbagi atas 17 kecamatan

dengan 15 kelurahan. Selain itu wilayah Kabupaten karanganyar hamper sebagian

besar adalah pedesaan, dan kini di Kabupaten Karanganyar sudah terklasifikasi

162 desa.

27

Dinas Pertanahan Kabupaten Karanganyar, Pengembangan Sistem Informasi Profil

Daerah dan Laporan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Karanganyar : Dinas

Pertanahan Kab. Karanganyar) h. 1-4

Page 38: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

Ibu Kota Kabupaten Karanganyar berada di Kecamatan Karanganyar Jawa

Tengah.

Luas Kabupaten Karanganyar secara keseluruhan mencapai 77.378,6430 Ha.

Dengan rincian luas kemiringan lahan 12.654,52 yang terbagi kepada beberapa

kecamatan diantaranya kecamatan karanganyar, Tasikmadu, Jaten, Colomadu,

Goondengrejo, Kebakkramat, dan Mojonggedanng, sedangkan dari segi lahan

bergelombang mencapai seluas 18.570,93 dengan definisi pada beberapa

kecamatan, diantaranya kecamatan Jatipuro, Jatiyoso, Jumapolo, matesih,

Tawangmangu, Ngargoyoso, Karangpandan, karanganyar, Tasikmadu, kerjo dan

kecamatan Jenawi. Sedangkan lahanyang curam dan sangat curam mencapai

sekitar 13.194,35 dan 32.958,79 Ha.

Sedangkan ketinggian daratan diatas permukaan laut mencapai 511 m/dpl. egi

penggunaan lahan, di Kabupaten Karanganyar penggunaan lahannya antara lain;

wilayah hutan lindung seluas 9.729, 4927 Ha, hutan suaka alam seluas

81.20000Ha, hutan produksi tetap seluas 81,20000 Ha, Hutan produksi terbatas

seluas 1.625,8000 Ha, lahan persawahan seluas 21.221, dan masih terbagi lagi

kepada beberapa lahan yang didasarkan pada fungsi serta penggunaan lahan yang

ada berdasarkan pada jenis dan fungsi lahan yang ada di kabupaten karanganyar

tersebtut.28

Penggunaan lahan tersebut sebagai satu kawasan yang fungsi

utamanya dalam rangka untuk memajukan perekonomian masyarakat guna

28

Dinas Pertanahan Kabupaten Karanganyar, Pengembangan Sistem Informasi Profil

Daerah dan Laporan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Karanganyar : Dinas

Pertanahan Kab. Karanganyar) h. 1-4

Page 39: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

mencapai tingkat kesejahteraan rakyatnya. Oleh karena itu, pembangunan di

Kabupaten karanganyar sangat terkendali, setiap lahan ditata sesuai dengan

Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) yaitu, Pembangunan Penataan Ruang yang

diprioritaskan demi terpenuhinya seluruh rencana tata ruang secara detail untuk

kota dan kawasan serta daerah yang tumbuh dengan pesat; serta terkendalinya

secara optimal pemanfaatan ruang sesuai dengan kaidah pengelolaan ruang dan

lingkungan hidup yang berkelanjutan. Pembangunan Penataan Ruang Kabupaten

Karanganyar diprioritaskan agar terpenuhinya seluruh rencana tata ruang secara

detail untuk kota dan kawasan serta daerah yang tumbuh dengan pesat, serta

terkendalinya dengan optimal pemanfaatan ruang sesuai dengan kaidah

pengelolaan ruang dan lingkungan hidup yang berkelanjutan atau dengan dimensi

berbeda Urusan Perencanaan Pembangunan, diprioritaskan pada optimalisasi

peran serta masyarakat dan lembaga-lembaga masyarakat dalam proses

perencanaan pembangunan daerah dan pengawasan pembangunan daerah yang

mendukung penyelenggaraan pemerintahan daerah. Selain itu, perencanaan

pembangunan diarahkan pada upaya yang mendukung semakin mantapnya

kenaikan nilai tambah PDRB dan struktur ekonomi telah berada dalam sektor

tersier dengan laju pertumbuhan ekonomi yang berada di atas angka inflasi

regional dan rata-rata pertumbuhan ekonomi Propinsi Jawa Tengah; serta

pendapatan per kapita dan upah minimum kabupaten serta upah minimum

regional mampun memenuhi kebutuhan hidup minimum.

Faktor demografi atau yang berupa aset Sumber Daya Manusia (SDM)

merupakan factor vital yang sangat menentukan kemajuan suatu daerah. Jumlah

Page 40: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

penduduk pada satu sisi bila dikelola dengan baik akan menjadi modal utama

majunya pembangunan. Namun, disisi lain jika factor yang satu ini diabaikan atau

tidak diberdayakan secara maksimal, maka akan menjadi beban pembangunan

yang sangat pelik. Apapun dan bagaimanapun program pembangunan dapat

dinyatakan gagal manakala masyarakat yang bersangkutan hanya diorientasikan

sebagai obyek, apalagi sampai termarginalkan dari kebijakan pembangunan yang

ada. Berdasarkan data statistik Kabupaten Karanganyar tahun 2006 tercatat bahwa

jumlah penduduk Kabupaten Karanganyar berjumlah 416.108 jiwa penduduk

Karanganyar atau terdiri atas 118.415 KK, sebelumnya terdapat 48.345 KK

tergolong keluarga pra sejahtera, dan pada tahun 2005 mencapai 237.962 jiwa

atau 10,32% dari jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah (dengan jumlah sekitar

137.594 jiwa). Dari besarnya jumlah penduduk di Kabupaten karanganyar,

penduduk laki-lakinya berjumlah 416.108 jiwa dan perempuan berjumlah 425.579

jiwa dengan ratio jenis kelamin 105.29

B. Profil Bupati Karanganyar

Hj. Rina Iriani Sri Ratnaningsih adalah seorang perempuan kelahiran

Karanganyar- Solo–Jawa Tengah pada tanggal 3 Juni 1962, Irna atau sapaan

akrab dari bupati Karanganyar ini pernah mengenyam pendidikan dasar di suatu

sekolah dasar di Karanganyar pada tahun 1974, setamatnya dari sekolah dasar Irna

melanjutkan sekolahnya di SLTP Negeri 1 Karanganyar (Tahun 1978), setelah

29

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kabupaten Karanganyar, RATNA (Rakyat

Terdaftar Negara Aman), (Karanganyar : DISDUKCAPIL Kabupaten Karanganyar, 2009)

Page 41: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

lulus dari SLTP ketertarikan Irna dalam mengabdi di dunia pendidikan yang

kemudian membulatkan tekadnya untuk melanjutkan pendidikannya di SPG

Negeri Salatiga (1981) yang dilanjutkan dengan masuknya Irna pada suatu

Perguruan Tinggi dengan mengambil program Diploma II pada tahun 1995, yang

kemudian dilanjutkan dengan Program Strata satu di Universitas Widya Darma

Klaten. Semangat yang tinggi dari sosok perempuan ini terlihat dengan

semangatnya dalam mengenyam pendidikan setelah ia lulus dari program strata

satu, yakni masuknya irna di Universitas Sebelas Maret Surakarta ( lulus tahun

2003 ), kemudian menempuh kembali program S3 di Universitas yang sama yang

hingga saat ini masih dalam proses penyelesaian.30

Sedangkan riwayat pekerjaan dari Irna sendiri cukup beragam. Selain

sebagai seorang Ibu rumah tangga sosok irna pernah menjadi seorang Guru pada

satu sekolah dasar di Karanganyar, sebagai seorang wiraswaatawai irna juga

pernah menggeluti usaha salon, penyelenggara kursus musik, kecantikan, senam,

tari bahkan sampai terjun pula dalam dunia property, sampai akhirnya ia terpilih

sebagai orang nomor satu di karanganyar untuk periode 2002-2007. sebagai

investasi awal irna dalam berkiprah didunia pendidikan maupun politik, irna juga

pernah terlibat dalam organisasi public, pendidikan maupun politik, diantaranya :

Pengurus Tiara Kusuma Karanganyar, Sekretaris HIPKI Karanganyar, Ketua

sanggar senam “Hemara”, Pengurus PPM, Pengurus AMPI, Sekretaris PTDI Jawa

Tengah, Ketua Divisi Pemberdayaan Perempuan LSM AKRAB, Penasehat pada

Yayasan Pendidikan, dan Ketua Bidang Humas BKKSI.

30

“Sapu Tangan Basah ,” artikel diakses tanggal 24 maret 2009 dari

http://www.kapanlagi.com/h/0000229733.html - 20k -

Page 42: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

Sosok perempuan yang merupakan istri dari Ir. Toni Iwan Haryono, MM

yang sekaligus seorang ibu dari empat orang putra dan putri ini adalah sesosok

perempuan yang suka bekerja keras walaupun dia merupakan orang nomor satu di

daerahnya, beberapa pengalaman kerja sebelum dia terpilih sebagai seorang

bupati di Karanganyar telah menunjukkan sinergik yang cukup signifikan yang

telah mampu menunjukkan bahwa sosok pemimpin perempuan seperti Rina Iriani

Ratnaningsih bukanlah merupakan seorang pemimpin perempuan yang identik

dengan hanya mementingkan diri sendiri, keluarga bahkan golongan.

Jiwa social dan kedekatan dengan masyarakat telah ditunjukkan oleh Bupati

Irna Riani Ratnaningsih ini, ketika ia masih menjadi seorang guru sekolah dasar

sekaligus penyanyi. Sosok bupati perempuan seperti Rina Iriani Ratnaningsih

yang pernah menjadi seorang penyanyi ini bukanlah semata-mata kecintaan Irna

kepada dunia musik yang penuh dengan komersialisasi. Kecintaan Irna terhadap

musik yang lebih tradisonal ini bukan tanpa sebab. Akan tetapi dia ingin ikut

melestarikan kesenian daerah agar lebih merakyat. Keterlibatan Irna dalam dunia

tarik suara, bukanlah semata-mata untuk meraih keuntungan secara financial, akan

tetapi keterlibatannya dalam dunia tarik suara karena ia senang dan suka. Dan

melalui kesenangannya itu, Irna berharap kesenangannya tersebut dapat

bermanfaat bagi rakyat yang dipimpinnya.

Memang keuntungan yang diperoleh Irna dalam dunia tarik suara tergolong

besar. Ini terlihat ketika peluncuran albumnya yang pertama ia mampu meraup

keuntungan sebesar 475 juta rupiah ditambah dengan peluncuran album ke dua

Page 43: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

sebesar 600 juta rupiah, dan hasil penjualan buku biografi dirinya mencapai 610

juta rupiah.31

Sedangkan, hasil dari pekerjaannya tersebut tidak semata-mata untuk dirinya

sendiri, melainkan seluruh dana hasil penjualan buku dan albumnya ia serahkan

kepada Kantor Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat untuk disalurkan

menjadi dana untuk keperluan kaum dhuafa di wilayahnya.

Begitulah sosok seorang bupati perempuan di Karanganyar Hj. Rina Iriani

Ratnaningsih, S.Pd., M.Hum ini menggeluti dunia politik. Walupun seorang

perempuan ia mencoba bahkan sudah nyata telah menepis persepsi yang terlontar

kepada kaum perempuan, bahwa medan politik adalah medan yang tak cocok

digeluti oleh kaum perempuan. Karena, dikhawatirkan jika seorang perempuan

memimpin suatu wilayah/daerah maka akan mudah hancur karena perempuan

terlalu mengedepankan perasaan. Lain halnya, dengan perasaan yang haluslah

Bupati Irna bias sukses dalam memajukan daerahnya menjadi daerah yang

terdepan dan maju yang mampu menghargai kebudayaan dan cirri khas yang ada

di daerahnya.

F. Program Bupati Karanganyar

1. Program Kerukunan Antar Masyarakat

Salah satu pembentuk karakter masyarakat yang harmonis dalam suatu

daerah sudah tentunya tidak terlepas dari peran dan program kepala daerah yang

dapat memotivasi jalannya suatu target yang hendak dicapai dalam suatu

pemerintahan didaerah. Tercapai tidaknya suatu program yang pro dengan

31

“Program Larasita di Karanganyar akan dikembangkan Nasional,” artikel diakses

tanggal 29 Maret 2009 dari http://www.kapanlagi.com/h/0000229733.html - 20k -

Page 44: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

masyarakat kecil yang identik hidup didaerah pedesaan yang kehidupannya lebih

menonjol dalam hal kehidupan yang penuh kebersamaan sehingga kerukunan

antar masyarakat terlihat kental sekali dalam keragaman.

Melihat dari latar belakang kehdupan bermasyarakat, seperti sosok Bupati

Rina Iriani Sri Ratnaningsih yang mengawali karirnya dengan menjadi seorang

penyanyi latar yang identik dengan menghibur masyarakat melalui cara menjual

kemerduan suaranya, namun disisi lain, sosok Rina Iriani Sri Ratnaningsih ini

selain sebagai seorang penyanyi dia juga pernah menjadi seorang guru sekolah

dasar di tempat kelahirannya. Menyanyi bagi Bupati Irna bukan semata-mata

untuk mengeruk keuntungan materi belaka, akan tetapi selain sebagai hobi,

pekerjaan yang satu ini menjadi sesuatu yang sangat mulia tatkala dia mampu

meraup keuntungan lebih dari enam puluh juta rupiah setiap tri wulannya. Namun,

dari keuntungannya dalam menyanyi Irna tidak lantas mepergunakan keutungan

yang diperolehnya dengan mengumpulkannya menjadi kekayaan pribadinya

semata. Akan tetapi seluruh hasil dari keuntungannya dalam menyanyi diserahkan

semua kepada Pemerintah Kabupaten Karanganyar melalui kantor dinas social

untuk benar-benar disalurkan kepada masyarakat yang benar-benar

membutuhkan.32

Melalui beberapa program unggulan yang telah diprogramkan oleh Bupati

Irna atas nama pemerintah Kabupaten Karanganyar, banyak sekali program yang

32

Rina Iriani Sri Ratnaningsih, “Tirakat Sebagai Penyeimbang Hidup” , artikel diakses

pada tanggal 26 Januari 2009 dari http://www.suara-karyaonlinecom/news-html?id-129495

Page 45: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

hendak menciptakan suasana yang penuh kerukunan diantara masyarakat

setempat, khususnya di kabupaten Karanganyar.

Dari beberapa program yang diprioritaskan oleh Bupti Irna bersama dengan

Pemkab Karanganyar beserta masyarakat selaku watchdognya pemerintahan

dalam menciptakan suasana yang rukun dalam setiap lapisan masyarakat

diantaranya adalah :

1. Memelihara serta melestarikan budaya masyaraka setempat melalui terjun

langsungnya bupati sebagai actor dalam berbagai pertunjukan dalam hal

seni, seperti yang pernah dilakoni oleh Bupati Irna dalam pergelaran

wayang di Karanganyar. pergelaran wayang kulit semalam suntuk yang

juga menghadirkan empat dalang professional, sehingga secara

keseluruhan dalang yang bakal pentas sebanyak enam orang. "Ini

pertunjukan wayang kulit kolaborasi. Enam dalang, termasuk dua bupati

yang malam itu mendalang, akan tampil bersamaan, sedangkan Bupati

Karanganyar Rina Iriani Ratnaningsih menjadi sinden,"33

2. Keterlibatan langsung seorang pimpinan daerah dalam aksi-aksi social,

seperti aksi Bupati Rina dalam mengantisipasi korban bencana alam yang

terjadi di Karanganyar pada tahun 2006 silam

2. Program Kerukunan Umat Beragama

Kebijakan pemerintahan Kabupaten Karanganyar dalam pembangunan

nasional di bidang agama antara lain peningkatan kualitas pelayanan dqan

33

“Bupati Wonogiri dan Sragen Mendalang, Bupati Rina "Nyinden," artikel diakses pada

tanggal 10 Desember 2008 dari http://www.antara.co.id/arc/2007/10/31/bupati-wonogiri-dan-

sragen-mendalang-bupati-rina-nyinden/

Page 46: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

pemahaman agama dalam perikehidupan beragama serta peningkatan kerukunan

intern dan antar umat beragama.

Kerukunan umat beragama merupakan bagian paling penting dari kerukunan

nasional, untuk dapat mewadahi demi terbentuknya kerukunan agama yang solid

antar masyarakat. Pemerintah Kabupaten Karanganyar berupaya mewadahinya

melalui pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama di kabupaten

Karanganyar, yang kemudian dikukuhkan dengan adanya keputusan yang

dikeluarkan oleh Bupati karanganyar.

Di Karanganyar Forum Kerukunan Umat Beragama sudah terorgaisir dalam

suatu wadah keagamaan dengan struktur organisasi sebagai berikut :

Susunan Keanggotaan Forum Kerukunan Umat Beragama

Kabupaten Karanganyar

No. Nama Unsur Agama Jabatan Dalam FKUB

1. Drs. H. Badaruddin, M.Ag Islam Ketua

2. Drs. H. Abdul Mu’id, MM Islam Wakil Ketua I

3. Pdt. N.E. Adnan Kristen Wakil Ketua II

4. Drs. Rusdan Arif Islam Sekretaris

5. Drs. Baidi, M.Pd Islam Wakil Sekretaris

6. H. Achmad Busyairi, M.Ag Islam Anggota

7. Hastono, S.ag Islam Anggota

8. H. Fachruddin, S.Ag., MM Islam Anggota

9. H. Ngadiman Nurhasan, A.Ma Islam Anggota

10. Ir. A. Sunarjo Islam Anggota

11. H. Rochmat Abdullah Islam Anggota

12. Sudana Islam Anggota

13. Drs. Ahmad Hudaya, M.Ag Islam Anggota

14. Drs. Y. Herdinarso, MBA., MM Katolik Anggota

15. KH. Agus muh. Yusron Islam Anggota

Page 47: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

16. Sudjarwo Adi Pura Hindu Anggota

17. Pdt. Sigit Sutoyo Budha Anggota

Sumber : Keputusan Bupati Karanganyar No. 450/312 Tahun 2007

Dengan terbentuknya kepengurusan Forum Kerukunan Umat Beragama

sebagaimana yang terdapat dalam Diktum pertama dalam Keputusan Bupati

Nomor 450/312 Tahun 2007 adalah :

a. Melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat,

b. Menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat yang

berkaitan dengan hubngan antar umat beragama,

c. Menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk

rekomendasi sebagai bahan kebijakan bupati,

d. Melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di

bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan

pemberdayaan masyarakat, dan

e. Memberikan rekomendasi tertulis atas permohonan pendirian rumah

ibadat.

DIKTUM PERTAMA dalam Forum Kerukunan Umat Beragama yang keluar

keputusannya pada tanggal 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2012

akan di biaya mengenai hal pendanaannya melalui pembiayaannya yang

bersumber dari dan dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah

Kabupaten Karanganyar.34

34

Bupati Karanganyar, Keputusan Bupati Karanganyar Nomor 450/312 Tahun 2007

Tentang Pengukuhan Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Karanganyar Masa Bhakti

2007 – 2012. (Kabupaten Karanganyar, 2006)

Page 48: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

Didalam sosialisasi sebagai bentuk realisasi dari program Kerukunan Umat

Beragama (FKUB) ini, dalam suatu acara kepentingan politik, Barangkali sudah

jamak dan lumrah bila di jumpai seorang pejabat pemerintah setingkat Bupati atau

yang lebih tinggi datang ke ulama atau tokoh agama hanya sekedar untuk minta

restu atau minta didoakan, bahkan yang lebih banyak lagi ulama hanya

dibutuhkan bagi umara hanya untuk memimpin doa pada acara-acara resmi

kenegaraan. Namun, lain halnya seperti seorang Hj. Rina Iriani Ratnaningsih,

MHum., Bupati Karanganyar ini datang silaturahim kepada Al-Ustadz untuk

mensosialisasikan program-progarm kerjanya sekaligus mohon dukungan dari Al-

Ustadz dan warga MTA khususnya yang berasal dari perwakilan dan cabang-

cabang di Karanganyar.35

Pada kesempatan yang pertama kalinya pertemuan ini, Al-Ustadz maupun

Bupati Karanganyar saling memberikan informasi tentang kegiatan-kegiatan yang

sedang dijalankan masing-masing. Al- Ustadz menyampaikan bahwa di MTA

pada setiap ahad ada kegiatan rutin yang sudah berjalan bertahun-tahun yaitu

pengajian ahad pagi dan Munas yaitu pertemuan para pengurus tingkat nasional.

Khusus di bulan Ramadhan. Sejak tahun 2007 sampai dengan saat ini, MTA

mempunyai kegiatan yang dinamai Nafar Ramadhan yang terbagi dalam tiga

periode, dimana pada saat kunjungan kali ini sudah berjalan dua periode sehingga

tinggal menyisakan satu periode lagi.36

35

Sutikno, “Umara Bertemu Ulama : Bupati Karanganyar Sowan ke Al-ustadz Drs. Ahmad

Sukina”, artikel diakses pada tanggal 11 april 2009 dari http://mta

online.com/v1/indexphp?option=com_content&task-view&id-244&-Itemid-37 36

Wardoyo, “Bupati Karanganyar Hj Rina Iriani : “Ngemong, Momong Rakyat,” artikel

diakses tanggal 23 Januari 2008, dari http://harianjoglosemar.com/indexphp-

option=com_content&task=view&id=4470&Itemid=1

Page 49: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

Sementara itu Bupati Karanganyar Hj. Rina Iriani MHum, di hadapan Al-

Ustadz maupun seluruh pengurus yang hadir pada siang itu menyampaikan

permohonan maaf karena baru pertama kalinya bisa sowan ke Al-Ustadz, dan juga

menyampaikan terima kasih kepada Al-ustadz yang telah berulang kali rawuh ke

Karanganyar untuk melakukan pembangunan moral terhadap masyarakat

Karanganyar.

Bupati juga sangat “Nggumun” atau heran dengan adanya kegiatan Munas

MTA yang diadakan setiap Minggu dengan sangat sederhana ini, karena biasanya

setiap organisasi yang mengadakan munas itu digelar di hotel selama beberapa

hari. Mudah-mudahan Kabupaten karanganyar bisa mengambil contoh yang ada

di MTA ini.

Selanjutnya Bupati juga mensosialisasikan program-program kerjanya yang

sedang digalakkan di wilayah Karanganyar guna menjadikan Karanganyar

menjadi Kabupaten Beriman dan bertaqwa.

Dari beberapa program yang ada pada FKUB Karanganyar yang sedang

diupayakan dan sudah berjalan sampai saat ini ialah ; pertama, adanya program

Tarling (Tarawih Keliling), dimana setiap pejabat sampai dengan tingkat kepala

desa (lurah) wajib untuk memimpin kegiatan tarawih keliling ini sekaligus ikut

mensosialisasikan program-program pemerintah daerah. Selama bulan Ramadhan

ini Pendhopo Kabupaten disulap menjadi rumah rakyat yaitu dijadikan Base camp

Page 50: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

bagi anak-anak muda untuk kegiatan pengajian dan ibadah lainnya dalam rangka

menuju beriman dan bertaqwa.37

Program yang lain yang termasuk dalam program FKUB dalam formasi

FKUB kepengurusan MTA adalah “Rumah Zakat” dimana setiap warga

masyarakat yang sudah berkemampuan agar mengeluarkan zakat 2,5% dari

penghasilannya.

Ketika program ini dijalankan banyak sekali tantangannya, bahkan didemo

oleh warga masyarakat yang tidak setuju adanya Zakat 2,5% ini, maka beliau

mengatakan, “ Kalau demo ke saya masalah zakat itu salah alamat, tetapi kalau

demo ya kepada Allah, karena Allah yang mewajibkan membayar Zakat”38

.

Untuk mengawali program rumah zakat ini bupati Karanganyar bersama

dengan jajaran Pemda karanganyar setiap bulannya menyerahkan seluruh gajinya

kepada rumah Zakat, dan akhirnya dapat tanggapan yang baik dari warga

masyarakat, sehingga saat ini setiap bulan bisa terkumpul sebanyak Rp. 70 juta,

sedangkan harapannya bisa mengumpulkan sebesar Rp. 250 juta.

Perkataan Bupati Karanganyar yang mengatakan jika target dari rumah zakat

bisa terkumpul seperti yang ditargetkan, maka di Karanganyar tidak akan ada lagi

“Tumin” (tukang minta-minta), karena dengan uang zakat tersebut dapat

digunakan untuk memberdayakan mereka.

Program yang lain yang Bupati Karanganyr sampaikan, adalah “PERKUIS”

(Persatuan Kerukunan Umat Islam) yaitu forum kerukunan antara organisasi-

37

“Bupati Karanganyar Mundur,” artikel diakses tanggal 17 Juli 2009, dari

http://www.kompas.com/readxml/2008/07/17/2152534bupatikaranganyarmundur 38 http://harianjoglosemar.com/indexphp-option=com_content&task=view&id447-0Itemid1

Page 51: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

organisasi dan lembaga Islam yang ada di Karanganyar diantaranya

Muhammadiyah, NU, MTA dan LDII.

Ada lagi program yang benar-benar tidak umum dan sangat kontemporer

adalah gerakan “STOP MUNJUNG”, yaitu meniadakan kebiasaan yang tidak baik

namun sudah mengakar yaitu budaya munjung atau memberikan makanan yang

berupa ayam ingkung (ayam utuh yg dipanggang) kepada orang yang lebih kaya

seperti pejabat. Karena biasanya orang yang munjung ini pasti ada pamrihnya,

sedangkan orang yang dipunjung itu orang yang kaya dan sibuk, sehingga tidak

sempat membuka atau makan punjungan tersebut, maka kebiasaan ini sangat

“Mubadzir”.

Pada kesempatan terakhir pada pertemuan ahad siang dihadapan seluruh

pengurus MTA kali ini beliau melaporkan bahwa MTA di Karanganyar sangat

baik dan beliau mengharapkan agar setiap cabang MTA bisa mendukung dan

memberikan masukan terhadap program-programnya, namun beliau sangat

menyayangkan kenapa dari 19 Kecamatan yang ada di Karanganyar masih ada 2

kecamatan yang belum ada cabang MTA.39

3. Program Ratna

RATNA adalah singkatan dari “Rakyat Terdaftar Negara Aman”, merupakan

salah satu program kerja Bupati dalam hal kependudukan dan catatan sipil.

Program kerja dari “Rakyat Terdaftar Negara Aman” atau yang lebih dikenal

dengan sebutan program RATNA ini adalah salah satu program kelanjutan dari

39 Sutikno, “Umara Bertemu Ulama : Bupati Karanganyar Sowan ke Al-ustadz Drs. Ahmad

Sukina”, artikel diakses pada tanggal 11 april 2009 dari http://mta

online.com/v1/indexphp?option=com_content&task-view&id-244&-Itemid-37

Page 52: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

bupati yang sama yaitu Rina Iriani Ratna Ningsih sebelum dia mengikuti kembali

bursa pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Karanganyar. Hingga sampai pada

terpilihnya kembali Rina iriani Ratna Ningsih untuk kedua kalinya dalam kontes

pemilu bupati di Karanganyar-Solo.

Sedangkan jika ditelusuri dari Latar belakang terbentuknya program

RATNA ini antaralain ; untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam rangka

tertib administrasi kependudukan, sehingga tingkat kesadaran masyarakat tersebut

akan semakain tinggi bersamaan dengan tingginya tuntutan masyarakat terhadap

aparatur pemerintahan yang ada di daerah., Ide awal dari lahirnya program

RATNA ini dilatar belakangi oleh beberapa hal, antara lain : Kondisi geografis

Kabupaten Karanganyar yang begitu luas dan banyak wilayah yang jauh dari

pusat pelayanan, Masih lemahnya tingkat kesadaran penduduk dalam mengurus

dokumen kependudukan khususnya Akta Kelahiran, KTP, dan Kartu Keluarga

(KK), dan masih banyaknya penduduk yang belum memiliki akta kelahiran dan

KTP serta Kartu Keluarga. Untuk mengatasi permasalahan public tersebut diatas

melalui program RATNA ini maka pemerinrtahan daerah bersama dengan petugas

DISDUKCAPIL perlu menyiapkan service front office yang nantinya dapat

melakukan pelayanan jemput bola, sehingga masyarakat akan mendapat

pelayanan langsung dari petugas DISDUKCAPIL.40

Dengan di galangkannya program “Rakyat Terdaftar Negara Aman” atau

RATNA ini, Pemerintah Kabupaten Karanganyar memiliki tujuan yang hendak

dicapai, yaitu : melalui program RATNA ini Pemerintah Kabupaten Karanganyar

40

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kabupaten Karanganyar, RATNA (Rakyat

Terdaftar Negara Aman), (Karanganyar : DISDUKCAPIL Kabupaten Karanganyar, 2009)

Page 53: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

akan berupaya mendekatkan pelayanan pembuatan Akta Kelahiran, Kartu Tanda

Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), sehingga dengan adanya program

RATNA ini Pemerintah Kabupaten Karanganyar akan lebih memudahkan

masyarakat dalam memperoleh pelayanan mengenai kependudukan melalui kantor

dinas kependudukan pencatatan sipil, Pemerintah Kabupaten Karanganyar melalui

program RATNA ini akan mempercepat terwujudnya tertib administrasi di bidang

kependudukan terutama dalam hal Akta Kelahiran, KTP, dan KK.

Selain dua tujuan tersebut diatas, program RATNA juga bertujuan

mengurangi beban biaya transport masyarakat untuk mengurus Akta Kelahiran,

KTP dan KK, dan memberikan pelayanan secara cepat, tertib, murah serta

terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan dari program RATNA

(Akta Kelahiran, kartu Keluarga, dan Kartu Tanda Penduduk) ini harus memenuhi

syarat sebagai berikut :

1. Pembuatan Akta Kelahiran

- Mengisi formulir permohonan yang diketahui oleh Kepala

Desa/Lurah dan Camat,

- Surat pengantar dari Kepala Desa/lurah dan diketahui oleh Camat,

- Surat kelahiran dari Kades/Lurah asli,

- Foto copy surat nikah dilegalisir,

- Foto copy KTP dan KK,

- Foto copy KTP pemohon, dan

- Menghadapkan dua orang saksi dan melampirkan foto copy KTP.

Page 54: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

2. Pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

- Surat keterangan dari ketua RT,

- Mengisi formulir yang disediakan Desa/Kelurahan,

- Fotocopy KK dilegalisir Kepala Desa/Lurah,

- Foto copy Akta Kelahiran/Ijazah dilegalisir, dan

- Pemohon KTP dating sendiri untuk difoto.

3. KTP Perpanjangan

- Surat keterangan dari ketua RT,

- Mengisi formulir yang disediakan Desa/kelurahan,

- Fotocopy KK dilegalisir Kepala Desa/Lurah,

- Membawa KTP yang habis masa berlakunya, dan

- Pemohon KTP dating sendiri untuk di foto.

4. Pembuatan Kartu Keluarga

- Surat pengantar dari ketua RT, Desa/Kelurahan,

- Mengisi blangko permohonan,

- Mengisi formulir isian biodata untuk WNI,

- Fotocopy surat nikah,

- Fotocopy Akta Kelahiran, dan

- Fotocopy data penunjang lain yang diperlukan. 41

Melalui program RATNA (Rakyat Terdaftar Negara Aman), setidaknya

begitu banyak manfaat yang diperooleh masyarakat setempat maupun manfaat

41

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kabupaten Karanganyar, RATNA (Rakyat

Terdaftar Negara Aman), (Karanganyar : DISDUKCAPIL Kabupaten Karanganyar, 2009)

Page 55: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

untuk pemerintah. Diantara manfaat yang diperoleh dari program RATNA yang

diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten karanganyar diantaranya :

a. Manfaat bagi pemerintah

Dengan adanya pelayanan secara langsung yang dapat menjangkau

masyarakat di kecamatan / desa, sehingga tuntutan terhadap peningkatan

pelayanan dari aparatur pemerintah dapat terpenuhi. Jika selama ini program-

program yang pro-rakyat belum begitu prima, kini, dengan adanya program yang

diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten karanganyar dalam bentuk program

RATNA aparatur pemerintah dapat terpenuhi melalui pelayanan di kecamatan dan

tingkat desa, meningkatnya pendapatan daerah melalui reribusi pelayanan

administrasi kependudukan, terwujudnya kepastian status hokum seseorang, dan

terwujudnya tertib administrasi kependudukan.

b. Manfaat bagi masyarakat

Bagi masyarakat, program RATNA yang di selenggarakan oleh Pemerintah

Kabupaten Karanganyar telah begitu banyak bermanfaat bagi masyarakat. Pada

awalnya masyarakat hanya tahu masalah kependudukan hanya sampai pada

tingkat desa dan kecamatan saja, semenjak di canangkannya program RATNA

kini masyarakat Karanganyar idak lagi berhadapan pada aparatur pemerintahan

tingkat kecamatan atau desa saja, melainkan akan berhadapan langsung dengan

petugas dari Dinas kependduukan dan Catatan Sipil. Sehingga informasi dan hal-

hal yang berkaitan dengan pelayanan administrasi kependudukan dapat diterima

dari tangan pertama, tingkat kepercayaan masyarakat kepada aparatur makin

meningkat, karena penyerahan berkas dan biaya langsung kepada petugas dari

Page 56: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

Dinas kependduukan dan Catatan Sipil dapat dipertanggungjawabkan serta dapat

menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang kelak dapat merugikan

masyarakat, masyarakat mendapatkan serta memiliki jaminan kepastian hokum

atas hak sipilnya, kemudahan untuk mendapatkan pelayanan administrasi

kependudukan dengan prosedur sederhana dan biaya yang ringan, dan dengan

dokumen KK, KTPdan Akta Kelahiran masyarakat dapat mengetahui identitasnya.

4. Program Larasita

Program Pemerintah Kabupaten Karanganyar dalam bentuk Layanan Rakyat

untuk Sertifikat Tanah (LARASITA) bukanlah semata-mata karena prakarsa

pemkab Karanganyar sendiri, program LARASITA di kabupaten Karanganyar ada

karena terbitnya perpresNo. 10 Tahun 2006 yang merupakan awal kebangkitan

Badan Pertanahan Nasional baru, yaitu Badan Pertanahan Nasional Republik

Indonesia.

Saat ini paling tidak ada tiga tugas besar yang harus dilaksanakan kantor

pertanahan, yaitu melaksanakan Program Pembaruan Agrarian Nasional (PPAN),

menangani dan menyelesaikan sengketa, konflik dan perkara pertanahan serta

mewujudkan pelayanan public yang prima. Keberhasilan dalam melaksanakan

tugas tersebut akan mendukung tugas pokok dan fungsi Badan Pertanahan

Nasional Republik Indonesia pengemban amanat konstitusi yang digariskan dalam

UUD 1945 pasal 33 ayat (3) dan UU No. 5 tahun 1960 (UUPA).42

Kantor pertanahan Kabupaten Karanganyar yag merupakan kepanjangan

tangan dari badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia di Kabupaten

42

Kantor Pertanahan Kabupaten Karanganyar, LARASITA”Layanan Rakyat

untukSertifikasTanah” (Upaya Membangun Public Trust Menuju BPN Baru), (Kabupaten

Karanganyar : Kantor Pertanahan Kabupaten Karanganyar, 2007), h. 1

Page 57: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

Karanganyar, bertekad melaksanakan tuntutan tersebut dengan berbagai upaya

dan berkontribusi secara nyata untuk mewujudkan tanah sebagai sumber

kemakmuran rakyat yang berkeadilan.

Mengingat selama ini sudah menjadi opini umum di tanah air menyangkut

rumitnya pengurusan surat sertifikat tanah, lama, berbelit-belit, tidak jelas dan

segudang permasalahan lain yang mewarnai setiap pengurusan surat-surat tanah.

Hal-hal semacam ini terkesan disengaja oleh pihak-pihak yang ingin mengambil

keuntungan, sehingga membawa dampak terhadap kualitas pelayanan pertnahan.

Keadaan ini pada gilirannya menyebabkan orang enggan mengurus hak atas tanah

yang dikuasai/dimilikinya.

Berdasarkan evaluasi terhadap jumlah bidang tanah yang sudah bersertifikat

di Karanganyar pada kurun waktu 2002 – 2004, diketahui bahwa ada 36 desa di

10 kecamatan, selama kurun waktu tersebut penambahan bidang tanah yang

bersertifikat kurang dari 100 bidang. Desa-desa tersebut umumnya terletak di

kecamatan-kecamatan yang cukup jauh dari pusat kota Karanganyar, keadaan ini

sangat memprihatinkan, karena banyak pemilik tanah yang tidak bisa dating

sendiri ke kantor dinas pertanahan, dengan kata lain mereka hanyalah “meminta

tolong” pada pihak ke-tiga/calo. Cara seperti ini selain mahal, juga bisa

mengecewakan pemilik tanah. Banyak keluhan yang ditujukan kepada kantor

pertanahan karena tanah yang diurus tak kunjung selesai sertifikatnya, sementara

itu kantor pertanahan tidak bisa memproses karena berkas tersebut belum atau

Page 58: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

tidak diserahkan atau di daftarkan ke kantor pertanahan. Untuk menghindari hal

semacam itu terjadi lagi, diperlukan cara jemput bola.43

Dengan digagasnya sebuah kegiatan yang memanfaatkan tekhnologi

informasi yang dinamakan LARASITA atau Layanan Rakyat untuk Sertifikat

Tanah, berupa layanan front mobile yang online dengan kantor pertanahan.

Nama LARASITA diberikan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional

Republic Indonesia DR.Ir.H. Joyo Winoto yang sekaligus meresmikan system

pelayanan ini bersama dengan Bupati Karanganyar Hj. Rina Iriani Sri

Ratnaningsih, S.Pd., M.Hum., pada tanggal 19 Desember 2006 di Karanganyar.

”System pelayanan ini juga sebelumnya sudah di uji cobakan di hadapan

Menteri Negara Pendayagunaan yang berjarak ± 20 km udara dari lokasi Kantor

Pertanahan Kabupaten Karanganyar. Pada tahun anggaran 2007, selain

penambahan unit mobil akan di pasang juga 2 unit outdoor repeater di lokasi

tertentu, sehingga system ini diperkirakan dapat menjangkau dan melayani

masyarakat diseluruh wilayah kabupaten Karanganyar”.

Sampai saat ini program LARASITA terus berkeliling dari desa ke desa untuk

melayani masyarakat Kabupaten Karanganyar. Jika sebelum ada program

LARASITA untuk mengurus sertifikat tanah pemilik tanah paling tidak harus

datang 3 kali ke kantor pertanahan di lokasi Kabupaten dengan menghabiskan

biaya transportasi dan lain-lain yang cukup besar, maka dengan adanya program

LARASITA biaya tersebut di tiadakan.

Di masa depan, program LARASITA yang sambil berjalan dan terus

disempurnakan sistemnya, dan di tingkatkan kemampuan peralatan teknologinya,

dapat dikembangkan sebagai model pelayanan pertanahan diseluruh Indonesia

secara nasional.

43 Kantor Pertanahan Kabupaten Karanganyar, h.2-4

Page 59: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

Program Layanan untuk Sertifikasi Tanah dengan sistem layanan keliling

yang selama ini diterapkan Kabupaten Karanganyar dinilai berhasil. Oleh sebab

itu, program yang diberi nama LARASITA (Layanan Rakyat untuk Sertifikasi

Tanah) tersebut akan dikembangkan menjadi program nasional dan diterapkan

secara meluas di seluruh Indonesia.44 “Program LARASITA sangat baik. karena

program LARASITA yang diterapkan oleh pemerintah Kabupaten Karanganyar

selama ini terbukti mampu memberikan akses kemudahan dalam meningkatkan

percepatan layanan bagi masyarakat terkait proses sertifikasi tanah. Untuk

pertama kali Kantor BPN tercatat dalam rekor MURI dalam hal kecepatan dan

kemudahan layanan,” Program LARASITA yang dilaunching Pemerintah

Kabupaten Karanganyar yang bekerjasama dengan BPN Kabupaten Karanganyar

pada akhir tahun 2006 lalu mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia

(MURI). Program LARASITA masuk catatan rekor MURI yang ke-2.974 sebagai

rekor pelayanan sertifikasi tanah dengan mobil keliling pertama di Indonesia.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Taufik Effendi) menilai, “keberhasilan

program ini merupakan inovasi baru dalam hal layanan publik yang akan

mengubah paradigma lama dalam sistem birokrasi pemerintahan”.45

”Program LARASITA Ini merupakan bentuk reformasi birokrasi utamanya dalam

hal layanan kepada masyarakat. Sebab selain memberi akses kemudahan bagi

masyarakat, sistem jemput bola yang diterapkan dalam layanan sertifikasi tanah

44

Taufik Effendi, “Program Larasita di Karanganyar Akan Dikembangkan Nasional”, Artikel

diakses tanggal 17 Mei 2009, dari ttp://harianjoglosemar.com/index.php?option=com

_content&task=view&id=4281 - 35k - 45

Yok, “Bupati Karanganyar’Hj. Rina Iriani, Momong Rakyat”, Artikel diakses tanggal 17

Mei 2009, dari ttp://www.kapanlagi.com/h/0000229733.html-20k-

Page 60: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

juga akan menutup peluang munculnya praktek pungutan liar yang selama ini

masih terjadi,”. Sementara itu, Kepala BPN Karanganyar, M Rukhyat Noor

menambahkan, program LARASITA telah mengubah paradigma baru dalam

percepatan layanan sertifikasi tanah. Hal itu terbukti dengan peningkatan jumlah

sertifikat yang diterbitkan setiap bulan yang mencapai 2.500 lembar sertifikat per

bulan.

Sebab itu, Rukhyat yang segera bertugas di BPN pusat ini menyatakan, sistem

layanan sertifikasi keliling tersebut akan dikembangkan ke seluruh daerah di

Indonesia secara bertahap. Untuk tahap terdekat, sistem tersebut akan difokuskan

untuk diterapkan di daerah padat penduduk yang tingkat kebutuhan sertifikatnya

tinggi. “Sementara dalam waktu dekat sistem ini akan diterapkan di 30

kabupaten/kota di 11 provinsi di Indonesia. Selanjutnya secara bertahap akan

dikembangkan ke seluruh daerah di Indonesia, Untuk mengembangkan sistem

layanan, lanjut dia, nantinya layanan sertifikasi keliling akan diarahkan

menggunakan teknologi internet. Selain mempermudah dan mempercepat

layanan, penggunaan teknologi internet diharapkan dapat memperluas jangkauan

layanan ke pelosok daerah. Bahkan, jika memungkinkan pemerintah akan

menggagas layanan sertifikasi sistem online yang nantinya dapat mengakses

sertifikasi lintas daerah.46

“Jadi suatu saat nanti masyarakat yang punya tanah di

luar daerah jika ingin mengurus sertifikat tidak perlu datang ke daerah itu. Cukup

dengan mendaftar melalui sistem online saja,”jelasnya. Sementara itu, Bupati

46

M Rukhyat Noor, “Program Larasita Telah Menciptakan Paradigma Baru dalam Percepatan

Layanan Sertifikat Tanah di Karanganyar”, Artikel diakses tanggal 10 Mei 2009, dari

http://harianjoglosemar.com/index.php?option=com _content&task=view&id=4281 - 35k -

Page 61: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

Karanganyar, Rina Iriani mengatakan program Larasita merupakan gagasan yang

berangkat dari keluhan masyarakat terkait dengan proses sertifikasi tanah.

Dikatakannya, sebelum ada program ini, ia sering mendapatkan keluhan warga

yang kesulitan dalam memproses pembuatan sertifikat tanah.

5. Program Desisera

Desa Sehat Sejahtera yang selanjutnya disingkat menjadi DS3 / DESISERA

dimana suatu desa telah mempunyai kesiagaan bersama antara pemerintah dan

masyarakat untuk mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakatnya,

sesuai dengan perumusan system kesehatan desa. (SKD). DS3 atau DESISERA

berasal dari masyarakat, dibentuk dan dilaksanakan masyarakat serta bermanfaat

untuk masyarakat pula.

Sedangkan pondasi dasar dari penerapan konsep DESISERA di karanganyar

ini adalah sebagai pemikiran dasar Perintah Kabupaten Karanganyar untuk dapat

melakukan pembangunan kesehatan yang merupakan tanggung jawab bersama

dari segenap masyarakat, bukan hanya tanggung jawab insane kesehatan. Dalam

perumusan konsep Desa Siaga Sehat Sejahtera ini karena atas dasar pemikiran

bahwa masyarakat Karanganyar memerlukan pendampingan agar arah dan tata

laksana implementasinya dapat terlaksana dan efisien.

Di Kabupaten Karanganyar, pada tahun 70-an telah dikembangkan model

pembangunan kesehatan masyarakat di tingkat Desa (PKMD) melalui pendekatan

edukatif dan partisipatif. Di Kabupaten Karanganyar monument dari kegiatan

tersebut yang masih terlaksana sampai saat ini yaitu berbagai bentuk UKBM

antara lain : Posyandu, kelompok dana sehat, kelompok dana kesehatan

Page 62: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

(promokesa) dan lain sebagainya. Kegiatan tersebut memberikan kontribusi yang

nyata terhadap perbaikan derajat kesehatan masyarakat dengan partisipasi

masyarakatnya.47

Dengan dicanangkannya program Desa Siaga Sehat Sejahtera ini Pemerintah

Kabupaten Karanganyar bersama dengan Kantor Dinas Kesehatan memiliki

maksud untuk menggerakkan pembangunan desa yang berwawasan kesehatan,

ingin memberdayakan desa menuju kemandirian dalam upaya pembangunan

khususnya kesehatan masyarakat, membudayakan masyarakat agar dapat

berperilaku hidup sehat, serta mengkondisikan pemberdayaan/pemanfaatan

segenap sumber daya yang ada di desa secara efektif, efisien dan bertanggung

jawab secara komprehensif dan holistic.

Sedangkan tujuan dengan di adakannya program Desa Sehat Siaga Sejahtera

ini secara umum memiliki tujuan untuk mewujudkan desa yang sehat dan

sejahtera., secara khusus tujuan dari program tersebut adalah untuk mendorong

kemandirian masyarakat untuk hidup sehat yang ramah lingkungan, dapat

menciptakan lingkungan hidup yang sehat dan harmonis, agar terselenggaranya

upaya kesehatan masyarakat paripurna secara komprehensif dan holistic, pemkab

bersama dengan kantor dinas kesehatan Kabupaten Karanaganyar mampu

memberikan motivasi kepada masyarakat guna terselenggaranya system

pembiayaan pemeliharaan kesehatan masyarakat yang berkualitas dan terkendali,

47

M Rukhyat Noor, “Program Larasita Telah Menciptakan Paradigma Baru dalam Percepatan

Layanan Sertifikat Tanah di Karanganyar”, Artikel diakses tanggal 10 Mei 2009, dari

http://harianjoglosemar.com/index.php?option=com _content&task=view&id=4281 - 35k -

Page 63: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

dan berusaha untuk dapat menciptakan kondisi kehidupan masyarakat desa yang

harmonis.

Program Desa Siaga Sehat sejahtera yang ada di kabupaten Karanganyar

memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi : Terwujudnya Desa Sehat Sejahtera

Misi :

1. Mewujudkan komitmen stake holder dalam upaya mencapai desa sehat

sejahtera yang mandiri

2. Mewujudkan wadah partisipasi masyarakat yang dapat memberikan

kontribusi dalam mencapai desa sehat sejahtera

3. Menciptakan dan melaksanakan mekanisme partisipasi masyarakat yang

bertanggung jawab dalam upaya kemandirian hidup sehat

4. Membangun kemandirian untuk hdup sehat mulai dari individu,

keluarga dan masyarakat.

5. Membudayakan perilaku hidup sehat.

Sedangkan parameter dengan diprogramkannya program Desa Sehat

Sejaherta ini adalah, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), adanya komitmen

peperwujudan, pemeliharaan dan terjaganya desa sehat dan sejaherta, forum

fasilitator desa dapat berfungsi secara maksimal dan prima, tersedianya SDM

yang siaga serta dapat berfungsi secara optimal, tersedianya penanggungjawab

setiap kegiatan, poliklinik kesehatan desa berfungsi, dan UKBM berfungsi.

Page 64: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

SKD System Kesehatan Desa

D S 3 Desa Siaga Sehat

Sejahtera (Pendekatan PKMD)

Kegiatan : o Skema bantuan

keuangan/dana (mekanisme pendanaan)

o Skema bantuan transportasi (mekanisme transport)

o Skema kemitraan o Skema kegiatan

prioritas o Mekanisme

pemberitahuan : Upaya

pendataan, pemetaan

Posyandu (Revipos)

Polindes (PKD)

Nakes Siaga Keluarga Siaga Warga Siaga

Lokasi Kegiatan

PKD POSYANDU UKBM lainnya

♦ Fasilitator Desa (FFD)

♦ Penanggung Jawab Kegiatan

Forkomnas Media Promkes Wadah sumber

daya

Subdin Kesehatan Keluarga dan Masyarakat

Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar Tahun 2005

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar Tahun 2006

Page 65: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

BAB IV

ANALISIS TERHADAP KEPEMIMPINAN

BUPATI RINA IRIANI SRIRATNANINGSIH

A. Strategi Kepemimpinan Politik

Beberapa daerah mulai melihat bahwa perempuan merupakan stakeholder

yang perlu dipertimbangkan, walaupun klise yakni perempuan dilirik untuk

mendulang perolehan suara. Namu lain halnya dengan Rina Iriani Sriratnaningsih

yang terpilih sebagai seorang kepala daerah di Kabupaten Karanganyar hingga

saat ini. Adapun beberapa strategi politik yang digunakan oleh Rini iriani

Sriratnaningsih, yakni;

1. Tidak menjadikan jabatan sebagai satu-satunya tujuan untuk

mendapatkan kekayaan. Akan tetapi jabatan sebagai kepala daerah

dimata Rina adalah merupakan amanah yang harus dijalankan dengan

sepenuh hati, tanpa harus menajdikan jabatannya sebagai kepala daerah

sebagai media untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.

2. Selain itu dilihat dari background Rina dalam kehidupan sosial-

masyarakatnya bisa dijadikan sebagai barometer untuk meraih

kekuasaan ataupun pendulangan suara yang besar, serta ketika dia masih

menggeluti dunia tarik suara, dimana rina telah mampu meraup

keuntungan yang besar secara materi. Namun dari keuntungannya itu dia

tidak menggunakan sebagai pemuas kehidupan keluarga dan dirinya

semata. Namun, dia menyalurkan keuntungannya itu pada Dinas sosial

Kabupaten Karanganyar untuk dapat disalurkan bagi orang-orang yang

Page 66: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

benar-benar membutuhkan. Suatu sikap seperti inilah terpilihnya Rina

melalui suara terbanyak di DPRD. Walaupun sempat terganjal masa

pelantikannya selama 14 bulan lamanya Kabupaten Karanganyar vakum

adari kepemimpinan.

B. Strategi dalam Meraih Kepemimpinan

Ketika terpilihnya Rina sebagai bupati Karanganyar berdasarkan pemilihan

yang dilakukan DPRD, sempat terjadi kontroversial. Sebab, lebih dari satu tahun

setelah proses pemilihan dilakukan, dirinya tidak langsung dilantik oleh Gubernur

Jawa Tengah H Mardiyanto. Sehingga menyebabkan kedudukan Bupati dan

Wakil Bupati sempat mengalami kevakuman. Setelah terkatung-katung selama 14

bulan, akhirnya pada tanggal 15 Desember 2003 Rina Iriani Sri Ratnaningsih

beserta pasangannya KRMTH Drs Sri Sadoyo MM dilantik Gubernur Jawa tengah

sebagai Bupati dan Wakil Bupati Karanganyar. Keterlambatan pelantikan dirinya

bukan semata-mata karena ia cuma seorang perempuan desa yang berprofesi

sebagai guru di sekolah dasar, sehingga dipandang tidak layak memimpin sebuah

wilayah yang cukup strategis. Namun semua konflik itu muncul karena adanya

perseteruan politik yang amat tajam.

Dalam meraih kekuasaan Rina tidaklah mengedepankan ambisi semata untuk

meraih kekuasaan guna mendapatkan kepemimpinan sebagai Kepala Daerah.

namun dalam berpolitik Rina bermain terbuka dan tidak menggunakan politik

uang, sebagaimana dituduhkan banyak kalangan. Kalau dalam Pilkada Rina

mampu meraih 25 suara dari 45 anggota dewan yang ada, itu merupakan kondisi

Page 67: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

riil dari masyarakat Karanganyar yang ingin dipimpin oleh seorang bupati

perempuan.48

Peristiwa itu telah terjadi dua tahun lalu. Rina, kini berkonsentrasi untuk

membangun Karanganyar untuk tiga tahun ke depan, dengan prioritas utama

peningkatan kualitas pendidikan, pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi

masyarakat miskin, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat di beberapa wilayah.

Karena masih banyak warga yang hidup di bawah garis kemiskinan..

Keseriusan Rina dalam bekerja telah mengundang decak kagum bukan saja

warganya, tetapi juga DPRD Karanganyar yang sebelumnya sempat "menjegal".

Seperti juga beberapa kepala daerah lainnya, Rina memang sosok yang pandai dan

pintar membaca serta memanfaatkan peluang. Alasannya, dia menginginkan di

wilayahnya masyarakat dapat hidup sejahtera. Kemiskinan harus dikikis habis dan

itu mendapat perhatian khusus dari pemerintahan daerah Karanganyar.

Banyak kemajuan yang dialami Kabupaten Karanganyar, selain pembangunan

fisik, warga miskin di daerah itu telah berkurang hingga lebih dari setengahnya.

Dari 799.461 jiwa penduduk Karanganyar atau terdiri atas 218.425 KK,

sebelumnya terdapat 48.345 KK tergolong keluarga pra sejahtera.49

"Kemiskinan

di Kabupaten Karanganyar telah dan terus ditangani secara komprehensif dan

berkelanjutan oleh pemerintah setempat," kata peraih penghargaan Citra Kartini

Tahun 2003 lalu. Dalam meraih kepemimpinan, meskipun Riona seorang

perempuan dia bagaikan seorang politikus ulung. Kedekatannya dengan

48

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=129495 49

BPS Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Karanganyar dalam Angka 2006, (BPS Kab.

Karanganyar : BPS Kab. karanganyar, 2006) h. 6

Page 68: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

masyarkat mampu menyedot perolehan suara yang cukup signifikan pada

pelaksanaan Pilkada yang dilaksanakan secara LUBER. Dengan mengangkat issue

gender Rina tidak lantas patah arang, dia justeru ingin membuktikan bahwa

perempuan tidak seharusnya selalu dikesampingkan dalam hal kekuasaan didunia

politik terutama dalam hal meraih kekuasaan.

C. Strategi dalam Menjalankan Kepemimpinan

Rendahnya representasi politik perempuan di tingkat lokal, seperi yang ada di

Kabupaten karanganyar didalam pemerintahannya dikemudikan oleh seorang

kepala daerah perempuan seperti Rina Iriani Sriratnaningsih telah menjalankan

amanah rakyat yang berat yakni mengemban tugas untuk membangun daerahnya

baik dalam segi infrastruktur maupun SDA dan SDMnya, memang suatu

kenyataan statemen bahwa kemajuan suatu daerah dapat ditopang dengan

handalnya indikator serta faktor SDA yang berkualitas dalam bidangnya masing-

masing.

Didalam menjalankan masa kepemimpinan di daerahnya Bupati rina

setidaknya telah mencanangkan beberapa program yang dianggap sebagai

program yang pro-rakyat sekaligus mencerdaskannya. Diantara program tersebut

yakni Larasita, kerukunan nasional, Desisera (DS3), sampai pada program

kerukunan antar umat beragama. Selain itu tingkat loyalitas Bupati Rina terhadap

masyarakat yangdipimpinnya dapat dijadikan sebagai barometer kedekatan antara

rakyat dengan pimpinan daerahnya.

Terlihat sangat jelas strategi yang digunakan oleh Bupati Rina yang pro

rakyat yakni ketika terjadinya bencana alam yang meluluh lantakkan daerah

Page 69: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

karanganyar, tanpa melihat dia sebagai seorang kepala daerah sekaligus sebagai

orang nomor satu didaerahnya, Bupati Rina ini terjun langsung untuk

mengantisipasi korban bencana yang ada didaerahnya, sehingga dengan sikap

seorang pimpinan daerah seperti Bupati rina ini rakyat mampu menilai ketegasan,

kelembutan, serta kesigapan dan luhurnya seorang kepala daerah seperti Rina ini.

Sehingga jika memang Rina kembali terpilih pada Pilkada di karanganyar pada

tahun 2008 lalu itu merupakan suatu upaya dan usaha yang maksimal dalam

mengapresiasikan sekaligus mengintegrasikan sesuatu yang layak diberikan

kepada rakyatnya.

Selain itu loyalitas serta loby politik yang relatif bersih praktek Korupsi,

kolusi dan nepotisme juga dapat dikatakan sebagai suatu strategi yang handal

ketika dia terpilih kembali pada masa kepemimpinannya untuk periode 2008-2013

saat ini.

D. Strategi dalam mempertahankan Kepemimpinan

Dalam mempertahankan kepemimpinannya, usaha serta upaya agar tetap

eksis Rina tidak lah terlalu berambisi untuk tetap mempertahankannya dengan

kekuasaan yang telah dipangkunya. Menurut Rina kekuasaan bukanlah semata-

mata tujuan. Namun, kekuasaan adalah amanah yang harus diperjuangkan dengan

segenap tenaga dan fikiran. Dengan bermodalkan masa-masa sebelum Rina

menjadi seorang nomor satu di Kabupaten karanganyar membuat Rina dengan

masyarakat yang dipimpinnya terasa begitu sangat romantis. Ini terlihat ketika

Kabupaten Karanganyar di landa bencana yang telah begitu banyak memakan

korban. Baik secara materi maupun immateri.

Page 70: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

Ketika masa-masa kepemimpinan Rina akan berakhir, dan di Kabupaten

Karanganyar akan dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah secara langsung, Rina

tidaklah begitu respon dengan kondisi seperti itu. Bahkan sikapnya yang santai

telah membuat rina mampu menerima keputusan apapun dari rakyatnya. Baik dia

sebagai seorang kader salah satu partai politik (PDIP) maupun sebagai seorang

kepala daerah. Jabatan cumalah amanah, bukan tujuan dalam meraih kepentingan

apalagi untuk memperkaya diri.

Menjelang digelarnya Pilkada Bupati Karanganyar, Jawa Tengah, pada

Oktober 2007, suhu politik di Kabupaten yang terletak di bawah kaki gunung

Lawu, semakin memanas. Desakan agar Bupati Karanganyar, Jawa Tengah yang

saat ini masih dijabat Rina Iriani untuk mundur dari jabatannya semakin menguat.

Salah satu mantan anggota DPRD yang kebetulan mantan pengurus DPC PDIP

Karanganyar, Aryadi mengatakan, sejak Rina Iriani mendapatkan surat

rekomendasi persetujuan kembali maju dalam pilkada Bupati Karanganyar

periode 2008 - 2013 melalui PDIP, sudah selayaknya mundur dari jabatannya,

agar netralitas pemerintahaan di Kabupaten Karanganyar tetap terjaga dan tidak

berpihak kepada satu partai saja.

Menurut Aryadi, apabila yang bersangkutan (dalam hal ini bupati Rina) tidak

mundur dari jabatannya sebagai bupati, jelas akan mempengaruhi jalannya

pemerintahaan. Pasalnya, kepentingan partai lebih mendominasi dari pada

kepentingan mengabdi kepada masyarakat. "Contoh kongkretnya saja, dalam

pilkada Gubenur lalu yang mana alat peraga calon lain, dicopot satpol PP. Namun

Page 71: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

partai pemberi rekomendasi alat peragaannya tidak dicopot. Tentu saja mendapat

protes tim sukses calon gubenur partai lainnya."

Selain itu, Aryadi juga meyayangkan pihak PDIP memberikan surat

rekomendasi pencalonan kepada Rina Iriani saat yang bersangkutan masih

menjabat sebagai Bupati. Seharusnya, surat rekomendasi tersebut diberikan saat

tidak menjabat sebagai bupati. "Terlepas dari kepentingan partai, rekomendasi

seharusnya diberikan saat tidak menjabat lagi sebagai bupati," terangnya. Lebih

lanjut, pihaknya akan meminta kepada DPRD untuk segera mengirimkan surat

kepada Mendagri agar mempercepat proses pengunduran Rina Iriani sebagai

Bupati. Hal senada juga dilontarkan Ketua LSM Koalisi Rakyat Karanganyar

Baris Lamhot. Menurut Lamhot penolakan Rina Iriani mundur dari jabatannya 14

hari sebelum pendaftaran Bakal calon Bupati oleh KPUD menunjukan arogansi

seorang pemimpin.50 Sementara itu Bupati Karanganyar Rina Iriani ketika di

konfirmasi lewat telepon dengan santai mengatakan, pihaknya sudah mengetahui

banyaknya desakan agar dirinya mundur dari jabatannya. Secara tegas, Rina pun

mengaku siap mundur dari jabatannya sebagai bupati. "Saya tidak usah menunggu

Juli, sekarangpun kalau aturannya Mendagri begitu, dengan gagah perkasa, saya

siap mundur," tandasnya. Ketika ditanyakan adanya larangan seorang PNS

berpolitik dengan surat rekomendasi PDIP yang diterimannya? Menurut Rina,

pihaknya telah lama mengajukan cuti diluar tanggungan negara. "Saya cuti diluar

50

RINA IRIANI SRI RATNANINGSIH, Tirakat Sebagai Penyeimbang Hidup, artikel

diakses tanggal 16 Juni 2009 dari http://groups.yahoo.com/group/suarakorbanbencana/message-

2510

Page 72: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

tanggungan negara. Saya sudah tidak digaji dengan status saya sebagai PNS sejak

lama. Jadi saya boleh ikut berpolitik."51

Kabupaten Karanganyar pada masa Pemerintahan Bupati Rina Iriani Sri

Ratnaningsih kondisi ekonomi maupun pendidikan, social, budaya mapun dalam

dimensi lainnya banyak sekali mengalami perubahan. Kondisi seperti ini dapat

dilihat jika sebelum kepemimpinan Bupati Rina Iriani Sri Ratnaningsih,

masyarakat Kabupaten Karanganyar jarang bahkan sama sekali tidak tahu sosok

dari pemimpin daerahnya. Lain halnya dimasa pemerintahan Bupati Rina Sri

Ratnaningsih, masyarakat Kabupaten Karanganyar dapat mengenal lebih dekat

sosok pemimpinnya secara langsung. Melalui program-program yang me-

masyarakat, seperti ; Larasita, Desisera, dan Kerukunan Nasional yang ada di

Kabupaten Karanganyar.52

Secara ekonomi Kabupaten Karanganyar dapat dikatakan masyarakatnya

cukup sejahtera, dan pengentasan pengangguran sudah mencapai 87%,

pencerdasan kepada masyarakatpun cukup mengalami kemajuan yang signifikan.

Melalui peminjaman modal tanpa agunan yang diselenggarakan secara bergilir

oleh Kantor Dinas Sosial Kabupaten Karanganyar taraf kesejahteraan

masyarakatpun mulai memperlihatkan angka yang menggembirakan.

Dari dimensi pembangunan seperti yang diungkapkan oleh Kepala Bappeda

Kabupaten Karanganyar, bahwa ; pembangunan infrastruktur tata ruang kota dan

wilayah, kini Pemerintah Kabupaten karanganyar mulai memprioritaskan pada

51 http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/06/25/1/122000/desakan-rina-

mundur-dari-bupati-karanganyar-menguat 52 Wawancara pribadi dengan Nunung Keyno, Karanganyar, 15 Maret 2009

Page 73: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

pembangunan di pusat kota Kabupaten Karanganyar sebagai pusat

pemerintahan.53

Berdasarkan rencana tata ruang, selain sebagai pusat pemerintahan Kabupaten

Karanganyar akan diprioritaskan sebagai pusat perdagangan dan kawasan bisnis

yang pada gilirannya diharapkan akan mampu menyerap minat investor domestic

maupun mancanegara. Sedangkan kawasan yang berada di utara dan selatan

Kabupaten akan dijadikan sebagai kawasan pertanian holtikultura yang berada

dalam naungan Kantor Dinas Pertanian dan Irigasi Wilayah yang memiliki tujuan

untuk tetap mempertahankan ciri khas daerah yang bernuansa pedesaan yang

alami.54

53

Wawancara pribadi dengan Widodo, Karanganyar, 25 Maret 2009 54 Wawancara pribadi dengan Nunung Keyno

Page 74: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis meneliti, mendeskripsikan dan kemudian menganalisa data-

data yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini, maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Tidak semestinya persepsi tentang kepemimpinan perempuan dalam

pemerintahan didaerah maupun skala nasional seorang perempuan selalu

dianggap sebagai sosok yang lemah, sehingga jika dia terlibat dengan

politik, maka kekhawatiran akan hadir, karena gaya kepemimpinan yang

mengedepankan genderisasi akan berakibat pada lemahnya pemerintahan

yang dikelolanya.

2. Bupati Rina Iriani Sri Ratnaningsih, melalui kehadirannya dimedan

politik semenjak tahun 1996, telah menapak tilaskan bahwa kesetaraan

gender sudah semestinya diangkat kepermukaan untuk disepadankan

dengan kaum laki-laki yang ada diparlemen (khususnya politisi yang ada

di DPRD). Melalui sikap yang lemah lembut dalam bernegara, berpolitik

Bupati Rina Iriani Sri Ratnaningsih telah membawa paradigma politik di

Kabupaten Karanganyar, bahwa kinerja seorang perempuan dalam

berpolitik tidak serta-merta harus diidentikkan dengan kata ‘lemah’

dalam semua dimensi. Akan tetapi kata ‘lemah’ dalam gaya

Page 75: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

kepemimpinannya haruslah disetarakan dengan bahwa perempuan

seharusnya jadi makhluk yang disayangi, bukan untuk disakiti.

3. Melalui kepemimpinan Rina Iriani Sri Ratnaningsih Kabupaten

Karanganyar dapat dijadikan contoh teladan bagi daerah-daerah lain,

bahwa keberadaan perempuan dalam dunia politik tak selamanya harus

dipandang dengan sebelah mata. Akan tetapi melalui kerja keras, ulet,

kontinuitas, dan kapabilitas tinggi yang dimiliki oleh seorang bupati

perempuan di Kabupaten Karanganyar seperti Bupati Rina Iriani

Sriratnaningsih telah menjadikan kedudukan perempuan dalam hal

kesetaraan gender lebih dihargai oleh kaum politisi kaum laki-laki

4. Melalui kepemimpinan Rina Iriani Sri Ratnaningsih secara langsung

maupun tidak langsung kaum laki-laki seharusnya dapat menjadikan

penentuan sikap kepemimpinan yang lemah lembut, sigap, siaga, cermat

dan siplin dalam kerja, ibadah maupun bermasyarakat yang telah

dilakukan oleh Bupati perempuan tersebut sebagai tamparan keras

sekaligus sikap politik yang nyata dan tegas bagi kaum laki-laki yang

sedang atau akan menjadi seorang pemimpin disuatu daerah maupun

dalam keluarganya dengan tujuan memajukan pembangunan didaerahnya.

Dalam rangka memberdayakan potensi yang ada di daerahnya. Baik dalam

hal sumber daya alam, terlebih dalam potensi sumber daya manusianya.

5. Selain itu, sebagai taktis untuk berpolitik, dengan program yang sudah

berjalan atau tinggal melanjutkan dari program yang belum sepenuhnya

terlaksana di tahun sebelumnya; seperti Desisera, Ratna maupun

Page 76: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

kerukunan nasional, masyarakat maupun beragama untuk tujuan

pembangunan daerah Karanganyar agar lebih maju dan bermartabat, ada

beberapa hikmah yang bisa diambil dari gaya kepemimpinan Bupati Irna

ini, diantaranya :

a. Kedekatan seorang pimpinan daerah yang benar-benar relevan dengan

apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya melalui program-program yang

dicanangkannya dengan cara terjun langsung ke lapangan bersama

masyarakat, agar masyarakat lebih mengenal sosok pemimpin

daerahnya yang mereka cintai yang dihasilkan dari pemilihan secara

langsung (dibawah naungan UU No. 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan daerah yang dikaitkan dengan pelaksanaan PILKADA

pada tiap-tiap daerah).

b. Dengan adanya sosok Bupati perempuan di Karanganyar seperti Rina

Iriani Sri Ratnaningsih, setidaknya selain sebagai seorang negarawan,

politisi, yang kesehariannya disodorkan dengan tugas-tugas yang

cukup berat, akan tetapi Bupati Rina tidak lupa bahwa dia adalah

seorang ibu rumah tangga bagi suami dan anak-anaknya. Sehingga

optimalisasi kinerja dalam rumah tangga dengan pemerintahan dapat

berjalan secara balance karena dimotivasi oleh keluarga dan

masyarakatnya.

c. Selain itu sebagai jawaban atas penelitian yang telah dilaksanakan,

pasca terpilih kembalinya Rina Iriani Sriratnaningsih tingkat

partisipasi politik perempuan di Karanganyar setidaknya dapat

Page 77: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

diperhitungkan dalam tingkatan perpolitikan nasional. Dengan

pengertian melalui kelembutan hati, kesigapan, tegas, cepat tanggap

terhadap maslah yang ada dilapangan, serta keterlibatan langsung

kepala daerah dalam daerah bencana, dan criteria ini yang dapat

dijadikan sebagai referensi tambahan bagi kepala daerah-kepala daerah

lainnya selain dari golongan perempuan itu sendiri.

d. Masalah genderisasi di kabupaten Karanganyar dapat terangkat ke atas

dunia pemerintahan berkat terpilihnya Rina Iriani Sriratnaningsih pada

Pilkada Kabupaten Karanganyar 2008 lalu. Sehingga telah

menempatkan posisi perempuan pada level yang sederajat dengan para

birokrat laki-laki yang ada pada institusi pemerintahan di Karanganyar.

B. Saran

Sedangkan saran dari penulis jika pembangunan di Karanganyar ingin lebih

sukses dalam pelaksanaan program-programnya maka perlu ditumbuhkan

beberapa sikap masyarakatnya selaku watchognya pemerintahan daerah,

diantaranya adalah :

1. Partisipasi masyarakat Kabupaten Karanganyar seharusnya lebih pro aktif

dalam memberikan motivasi, dukungan terhadap program-program yang

telah dicanangkan oleh pemerintah daerah Karanganyar.

2. Masyarakat Kabupaten Karanganyar harus lebih mengetahui sosok

pemimpinnya melalui digalakkannya program RATNA dengan

menggunakan system jemput bola yang sudah digalakkan oleh pemkab

Karanganyar.

Page 78: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

3. Hendaknya jika pemerintah daerah sudah tanggap terhadap apa yang

dibutuhkan oleh masyrakatnya, penyermpurnaan atas agenda maupun

program kerja pemda itu sendiri akan tidak menjadi sesuatu yang klise dan

menghadirkan beragam tuntutan dari masyarakat yang belum begitu faham

dengan yang sudah maupun sedang diagendakan oleh pemda Karanganyar

karena sebelumnya sudah diselenggarakan berbagai penyuluhan terhadap

masyarakat. Agar masyarakat dikemudian hari dapat lebih mengetahui apa

yang seharusnya dilakukannya baik itu dari segi kewajibannya sebagai

element masyarakat maupun sebagai elemen politik.

Page 79: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

2239}}{\*\listoverridetable{\listoverride\listid1137332822

\listoverridecount0\ls1}{\listoverride\listid473908397\listoverrid

ecount0\ls2}{\listoverride\listid587344599\listoverridecount0\ls3}

{\listoverride\listid1760717254\listoverridecount0\ls4}{\listoverr

ide\listid1764842239\listoverridecount0\ls5}}

{\*\rsidtbl

\rsid2784905\rsid4272170\rsid6385169\rsid7088893\rsid9328580\rsid1

0645540\rsid11682183\rsid12204349\rsid14375965}{\*\generator

Microsoft Word 11.0.5604;}{\info{\title DAFTAR ISI}{\author

Trackin9}{\operator Bulux}

{\creatim\yr2009\mo6\dy24\min12}{\revtim\yr2009\mo6\dy28\hr17\min3

1}{\printim\yr2009\mo6\dy24\hr2\min2}{\version5}{\edmins43}{\nofpa

ges2}{\nofwords404}{\nofchars2305}{\*\company

Quito}{\nofcharsws2704}{\vern24689}}

\paperw11907\paperh16840\margl2268\margr1701\margt2268\margb1701

\widowctrl\ftnbj\aenddoc\pgnstart3\noxlattoyen\expshrtn\noultrlspc

\dntblnsbdb\nospaceforul\hyphcaps0\formshade\horzdoc\dgmargin\dghs

pace180\dgvspace180\dghorigin2268\dgvorigin2268\dghshow1

\dgvshow1\jexpand\viewkind1\viewscale90\pgbrdrhead\pgbrdrfoot\sply

twnine\ftnlytwnine\htmautsp\nolnhtadjtbl\useltbaln\alntblind\lytca

lctblwd\lyttblrtgr\lnbrkrule\nobrkwrptbl\snaptogridincell\allowfie

ldendsel\wrppunct

\asianbrkrule\rsidroot10645540\newtblstyruls\nogrowautofit

\fet0{\*\ftnsep \pard\plain \ql

\li0\ri0\widctlpar\faauto\adjustright\rin0\lin0\itap0

\fs24\lang1033\langfe1033\cgrid\langnp1033\langfenp1033

{\insrsid4272170 \chftnsep

\par }}{\*\ftnsepc \pard\plain \ql

\li0\ri0\widctlpar\faauto\adjustright\rin0\lin0\itap0

\fs24\lang1033\langfe1033\cgrid\langnp1033\langfenp1033

{\insrsid4272170 \chftnsepc

\par }}{\*\aftnsep \pard\plain \ql

\li0\ri0\widctlpar\faauto\adjustright\rin0\lin0\itap0

\fs24\lang1033\langfe1033\cgrid\langnp1033\langfenp1033

{\insrsid4272170 \chftnsep

\par }}{\*\aftnsepc \pard\plain \ql

\li0\ri0\widctlpar\faauto\adjustright\rin0\lin0\itap0

\fs24\lang1033\langfe1033\cgrid\langnp1033\langfenp1033

{\insrsid4272170 \chftnsepc

\par }}\sectd

\psz9\pgnrestart\pgnstarts3\pgnlcrm\linex0\endnhere\sectlinegrid36

0\sectdefaultcl\sectrsid7088893\sftnbj {\footer \pard\plain

\s15\ql \li0\ri0\widctlpar

\tqc\tx4320\tqr\tx8640\pvpara\phmrg\posxc\posy0\faauto\adjustright

\rin0\lin0\itap0\pararsid7088893

\fs24\lang1033\langfe1033\cgrid\langnp1033\langfenp1033

{\field{\*\fldinst {\cs16\insrsid4272170 PAGE }}{\fldrslt {

\cs16\lang1024\langfe1024\noproof\insrsid7088893

iv}}}{\cs16\insrsid4272170

\par }\pard \s15\ql

\li0\ri360\widctlpar\tqc\tx4320\tqr\tx8640\faauto\adjustright\rin3

60\lin0\itap0\pararsid7088893 {\insrsid4272170

\par }}{\*\pnseclvl1\pnucrm\pnqc\pnstart1\pnindent720\pnhang

{\pntxta .}}{\*\pnseclvl2\pnucltr\pnqc\pnstart1\pnindent720\pnhang

Page 80: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

{\pntxta .}}{\*\pnseclvl3\pndec\pnqc\pnstart1\pnindent720\pnhang

{\pntxta .}}{\*\pnseclvl4\pnlcltr\pnqc\pnstart1\pnindent720\pnhang

{\pntxta )}}{\*\pnseclvl5\pndec\pnqc\pnstart1\pnindent720\pnhang

{\pntxtb (}{\pntxta

)}}{\*\pnseclvl6\pnlcltr\pnqc\pnstart1\pnindent720\pnhang {\pntxtb

(}{\pntxta

)}}{\*\pnseclvl7\pnlcrm\pnqc\pnstart1\pnindent720\pnhang {\pntxtb

(}{\pntxta )}}

{\*\pnseclvl8\pnlcltr\pnqc\pnstart1\pnindent720\pnhang {\pntxtb

(}{\pntxta

)}}{\*\pnseclvl9\pnlcrm\pnqc\pnstart1\pnindent720\pnhang {\pntxtb

(}{\pntxta )}}\pard\plain \qc \li0\ri0\sl480\slmult1

\widctlpar\faauto\adjustright\rin0\lin0\itap0\pararsid10645540

\fs24\lang1033\langfe1033\cgrid\langnp1033\langfenp1033

{\b\fs28\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid11

682183 DAFTAR ISI}{

\b\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid11682183

\par }\pard \qj

\li0\ri0\sl480\slmult1\widctlpar\faauto\adjustright\rin0\lin0\itap

0\pararsid10645540

{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

KATA PENGANTAR}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

..................................................................

........... }{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid6385169 \tab

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183 i}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

\par DAFTAR ISI}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540

..................................................................

........................}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid1

1682183 }{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid6385169

\tab }{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

iii}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204

349

\par ABSTRAKSI}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540

..................................................................

.........................}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid

11682183 }{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid6385169

\tab }{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

v}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid1220434

9

\par BAB\tab I\tab

PENDAHULUAN}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

............................................................

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid6385169 \tab

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183 1}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40\charrsid12204349 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 A.\tab}}\pard \qj

\fi-

340\li1758\ri0\sl480\slmult1\widctlpar\jclisttab\tx1758\faauto\ls1

\adjustright\rin0\lin1758\itap0\pararsid10645540 {

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

Latar Belakang

Masalah}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

Page 81: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

..............................................

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid4272170 \tab }{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid6385169

1}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid1220434

9

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40\charrsid12204349 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 B.\tab}Batasan dan

Perumusan Masalah}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

................................}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid4272170 \tab

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid14375965

4}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid1220434

9

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40\charrsid12204349 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 C.\tab}Tujuan

Penelitian}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

........................................................}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid4272170 \tab

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid6385169

4}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid1220434

9

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40\charrsid12204349 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 D.\tab}Metode

Penelitian}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

........................................................}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid6385169

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid4272170 \tab

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid6385169

5}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid1220434

9

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40\charrsid12204349 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 E.\tab}Sistematika

Penulisan}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

..................................................}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid4272170 \tab

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid6385169

7}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid1220434

9

\par }\pard \qj

\li0\ri0\sl480\slmult1\widctlpar\faauto\adjustright\rin0\lin0\itap

0\pararsid10645540

{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

BAB\tab II\tab PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

........................}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid4

272170 \tab

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid14375965

8}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid1220434

9

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

Page 82: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

40\charrsid12204349 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 A.\tab}}\pard \qj

\fi-

340\li1758\ri0\sl480\slmult1\widctlpar\jclisttab\tx1758\faauto\ls2

\adjustright\rin0\lin1758\itap0\pararsid10645540 {

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

Pengertian Partisipasi

Politik}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

......................................}{\lang1053\langfe1033\langn

p1053\insrsid4272170 \tab }{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid14375965

8}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid1220434

9

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40\charrsid12204349 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 B.\tab}Perempuan

dan Partisipasi

politik}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

...............................}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid4272170 \tab

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid14375965

11}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid122043

49

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40\charrsid12204349 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 C.\tab}Kepemimpinan

Kepala Daerah

Perempuan}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

................}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid6385169

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid4272170 \tab

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid14375965

18}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid122043

49

\par }\pard \qj

\li0\ri0\sl480\slmult1\widctlpar\faauto\adjustright\rin0\lin0\itap

0\pararsid11682183

{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

BAB\tab III\tab BUPATI PEREMPUAN DALAM PEMERINTAHAN }{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540

\par }\pard \qj

\li1422\ri0\sl480\slmult1\widctlpar\faauto\adjustright\rin0\lin142

2\itap0\pararsid10645540

{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

KABUPATEN

KARANGANYAR}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

..................................}{\lang1053\langfe1033\langnp105

3\insrsid6385169 }{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid4272170

\tab }{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid14375965

25}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40\charrsid12204349 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 A.\tab}}\pard \qj

\fi-

Page 83: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

340\li1758\ri0\sl480\slmult1\widctlpar\jclisttab\tx1758\faauto\ls3

\adjustright\rin0\lin1758\itap0\pararsid10645540 {

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

Bupati Perempuan di

Karanganyar}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

..............................}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\in

srsid4272170 \tab }{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid14375965

25}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid122043

49

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40\charrsid12204349 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 1.\tab}}\pard \qj

\fi-

454\li2160\ri0\sl480\slmult1\widctlpar\jclisttab\tx2160\faauto\ls3

\ilvl3\adjustright\rin0\lin2160\itap0\pararsid6385169

{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

Profil Kabupaten

Karanganyar}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

.............................}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\ins

rsid14375965 \tab 25}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40\charrsid12204349 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 2.\tab}}\pard \qj

\fi-406\li2156\ri0\sl480\slmult1\widctlpar

\jclisttab\tx2156\jclisttab\tx2974\faauto\ls3\ilvl3\adjustright\ri

n0\lin2156\itap0\pararsid10645540

{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

Profil Bupati

Karanganyar}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

....................................}{\lang1053\langfe1033\langnp1

053\insrsid14375965 \tab

28}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid122043

49

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40\charrsid12204349 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 B.\tab}}\pard \qj

\fi-

340\li1758\ri0\sl480\slmult1\widctlpar\jclisttab\tx1758\faauto\ls3

\adjustright\rin0\lin1758\itap0\pararsid10645540 {

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

Program Bupati

Karanganyar}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

......................................

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid14375965 \tab

31}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40\charrsid12204349 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 1.\tab}}\pard \qj

\fi-

152\li1871\ri0\sl480\slmult1\widctlpar\jclisttab\tx1871\faauto\ls4

\adjustright\rin0\lin1871\itap0\pararsid10645540 {

Page 84: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

Program Kerukunan Antar

Masyarakat}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

................}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid14375965

\tab 31}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40\charrsid12204349 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 2.\tab}Program

Kerukunan Umat

Beragama}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

..................}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid14375965 \tab

33}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid122043

49

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40\charrsid12204349 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 3.\tab}Program

Ratna }{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

......................................................}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid14375965 \tab

39}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid122043

49

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40\charrsid12204349 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 4.\tab}Program

Larasita}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

...................................................}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid14375965 \tab

44}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid122043

49

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40\charrsid12204349 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 5.\tab}Program

Desisera}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

..................................................}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid14375965 \tab

49}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid122043

49

\par }\pard \qj

\li0\ri0\sl480\slmult1\widctlpar\faauto\adjustright\rin0\lin0\itap

0\pararsid10645540

{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

BAB\tab IV\tab ANALISIS TERHADAP KEPEMIMPINAN }{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540

\par }\pard \qj

\li1449\ri0\sl480\slmult1\widctlpar\faauto\adjustright\rin0\lin144

9\itap0\pararsid10645540

{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

BUPATI RINA IRIANI

SRIRATNANINGSIH}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

..............}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid14375965

\tab

53}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid122043

49

Page 85: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40\charrsid12204349 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 1.\tab}}\pard \qj

\fi-

360\li1800\ri0\sl480\slmult1\widctlpar\tx1827\faauto\ls3\ilvl3\adj

ustright\rin0\lin1800\itap0\pararsid6385169 {

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

Strategi Kepemimpinan Politik

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

..................................}{\lang1053\langfe1033\langnp105

3\insrsid14375965 \tab 53}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40\charrsid12204349 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 2.\tab}}\pard \qj

\fi-1518\li2974\ri0\sl480\slmult1\widctlpar

\tx1827\jclisttab\tx2974\faauto\ls3\ilvl3\adjustright\rin0\lin2974

\itap0\pararsid10645540

{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

Strategi dalam Meraih

Kepemimpinan}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

......................}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid143

75965 \tab

54}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid122043

49

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40\charrsid12204349 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 3.\tab}}\pard \qj

\fi-1518\li2974\ri0\sl480\slmult1\widctlpar

\tx1827\jclisttab\tx2974\faauto\ls3\ilvl3\adjustright\rin0\lin2974

\itap0\pararsid6385169

{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

Strategi dalam Menjalankan

Kepemimpinan}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

............}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid14375965

\tab

56}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid122043

49

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40\charrsid12204349 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 4.\tab}}\pard \qj

\fi-1518\li2974\ri0\sl480\slmult1\widctlpar

\tx1827\jclisttab\tx2974\faauto\ls3\ilvl3\adjustright\rin0\lin2974

\itap0\pararsid10645540

{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

Strategi dalam }{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid7088893

M}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

empertahankan Kepemimpinan

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

.....}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid14375965 \tab

57}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

\par }\pard \qj

\li0\ri0\sl480\slmult1\widctlpar\faauto\adjustright\rin0\lin0\itap

Page 86: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

0\pararsid10645540

{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540 BAB\tab V\tab

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

PENUTUP}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

..................................................................

.....}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid6385169 \tab

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid14375965 62}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0 A.\tab}}\pard \qj \fi-

360\li1827\ri0\sl480\slmult1\widctlpar\faauto\ls5\adjustright\rin0

\lin1827\itap0\pararsid10645540 {

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540 Kesimpulan

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

................................................................}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid6385169 \tab }{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid14375965

62}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540

\par

{\listtext\pard\plain\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid106455

40 \hich\af0\dbch\af0\loch\f0

B.\tab}Saran}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

..................................................................

........}{

\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid6385169 \tab

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid14375965

65}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid122043

49

\par }\pard \qj

\li0\ri0\sl480\slmult1\widctlpar\faauto\adjustright\rin0\lin0\itap

0\pararsid10645540

{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

DAFTAR PUSTAKA}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid11682183

................

..............................................................

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid6385169 \tab

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid14375965

67}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540

\par }\pard \qj

\li0\ri0\sl480\slmult1\widctlpar\faauto\adjustright\rin0\lin0\itap

0\pararsid11682183

{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540 LAMPIRAN

}{\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540\charrsid12204349

\par }\pard \qc

\li0\ri0\sl480\slmult1\widctlpar\faauto\adjustright\rin0\lin0\itap

0\pararsid10645540

{\b\lang1053\langfe1033\langnp1053\insrsid10645540

\par

\par

\par

\par

\par

\par

\par

Page 87: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan

\par

\par }\pard \ql

\li0\ri0\widctlpar\faauto\adjustright\rin0\lin0\itap0

{\insrsid10645540

\par

}}����������������������������������������������������������������

������������������������������

Page 88: PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN STUDI KASUS BUPATI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7220/1/AHMAD... · Tampilnya perempuan di muka umum, dalam dunia politik, menunjukkan