PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf ·...

53
i PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM PILKADA LANGSUNG DI SLAWI KABUPATEN TEGAL SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Regina Singestecia 3312412003 JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Transcript of PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf ·...

Page 1: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

i

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM

PILKADA LANGSUNG DI SLAWI KABUPATEN TEGAL

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Regina Singestecia

3312412003

JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan
Page 3: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan
Page 4: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan
Page 5: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Moto:

“Tuhan kita Yang Mahasuci dan Mahatinggi turun ke langit dunia setiap malam di

sepertiga malam yang akhir dengan berfirman, „Siapa yang mau berdoa kepada-Ku

maka Aku kabulkan, siapa yang mau meminta kepada-Ku maka Aku kabulkan, siapa

yang mau meminta ampun kepada-Ku maka Aku ampuni‟. (HR Bukhori)

Berharap itu bukan hanya diam, tapi tetap berdoa dan berusaha. Impian bukan untuk

ditunggu, tapi juga dijemput.

(Regina Singestecia)

Persembahan:

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Yang tercinta Ayahanda Andi Achyadi yang selalu

menasehati dan menguatkan.

2. Yang tercinta Ibunda Sri Sugiarti yang telah berjuang

untuk memberikan pendidikan yang layak dan selalu

mengiringi doa disetiap langkahku.

3. Keluarga besarku yang telah memberikan dorongan

semangat serta doa di setiap langkahku.

Page 6: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

vi

4. Calon imamku, Mas Ginanjar Ardean yang selalu

memberi warna di hidupku.

5. Sahabatku Afdhalia Nurfitri Bestari dan Menik

Fatullatifah yang selalu menemani.

6. Anggi, Fauzan, Syauqi, Mas Gelenk, Mas Bas dan

semua keluarga besar KPSGI Regional Semarang yang

membuat hidupku jadi rame.

7. Teman-teman kos, semoga abadi perjuangan kita.

8. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2012 Prodi Ilmu

Politik.

9. Almamaterku Universitas Negeri Semarang.

Page 7: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

vii

SARI

Singestecia, Regina.2016. Partisipasi Politik Masyarakat Tionghoa Dalam Pilkada

Langsung Di Slawi Kabupaten Tegal. Skripsi, Jurusan Politik dan Kewarganegaraan,

Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Dosen Pembimbing Dr. Eko

Handoyo, M.Si, Noorochmat Isdaryanto, S. Jumlah Halaman 83.

Kata Kunci: Partisipasi Politik, Masyarakat Tionghoa, Pilkada

Sebagai negara yang menganut paham demokrasi, Indonesia melaksanakan

pemilu untuk memilih pemimpinnya. Pemilihan umum kepala daerah dan wakil

kepala daerah dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Partisipasi politik dari warga

negara sangat dibutuhkan demi suksesnya pesta demokrasi. Seperti halnya

masyarakat Tionghoa, partisipasinya juga dibutuhkan karena statusnya yang

merupakan warga negara Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan untuk menjawab

permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor

yang memengaruhi partisipasi politik masyarakat Tionghoa pada pemilihan umum

kepala daerah dan wakil kepala daerah tahun 2014 di Kelurahan Slawi Wetan.

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Slawi Wetan Kabupaten Tegal.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu

wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu

teknik analisis interaktif yang dilakukan dalam beberapa langkah yaitu pengumpulan

data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pada pemilihan umum kepala daerah dan

wakil kepala daerah tahun 2014 Kelurahan Slawi Wetan memiliki jumlah warga

Tionghoa yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 142 orang.

Tingkat partisipasi politik masyarakat Tionghoa Kelurahan Slawi Wetan pada

pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah tahun 2014 menduduki

tingkat Delegate Power. Partisipasi politik masyarakat Tionghoa ditunjukan kedalam

berbagai bentuk partisipasi politik yang terdiri dari kegiatan diskusi politik informal

dan pemberian suara. Dalam pelaksanaanya terdapat faktor-faktor yang memengaruhi

masyarakat Tionghoa dalam berpartisipasi politik yang terdiri dari kesadaran politik,

pendidikan politik yang tinggi, pengaruh media massa dan status sosial ekonomi yang

tinggi.

Saran dalam penelitian ini hendaknya pemerintah Kelurahan Slawi Wetan

lebih meningkatkan kinerjanya dalam kegiatan-kegiatan politik seperti mengadakan

sosialisasi politik dan memberikan pendidikan politik. Hendaknya masyarakat

Tionghoa lebih peka, membuka diri, dan lebih aktif lagi dalam kegiatan yang

diselenggarakan oleh negara seperti pemilu karena tindakan tersebut merupakan

Page 8: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

viii

bentuk partisipasi politik. Karena partisipasi politik masyarakat sangat penting dan

memberikan pengaruh bagi pelaksanakan pemerintahan.

Page 9: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

ix

ABSTRACT

Singestecia, Regina.2016. Chinese community‟s Political Participation in the

Regional Head Direct Election In Slawi Tegal Regency. Final Project, Department of

Politics and Citizenship, Faculty of Social Sciences, State University of Semarang,

Supervisor Dr. Eko Handoyo, M.Si, Noorochmat Isdaryanto, S. 83 Pages.

Keywords: Political Participation, Chinese Community, Local-Head Election

As a country that adopts democracy, Indonesian conducts general elections

to choose their leaders. General elections of regional heads and deputy regional head

held every five years. The political participation of the citizens is needed for the

success of the democratic party. Just as the Chinese community, their participation is

also needed because of their status as the citizens of Indonesia. This study was

conducted to answer the question of how the political participation of the community

and what are the factors affecting the Chinese community's political participation in

the general elections of regional head and deputy regional head in 2014 at Slawi

Wetan Village. This research was conducted in the Slawi Wetan Village, Tegal

Regency.

The method used in this research was descriptive qualitative. The data

collection techniques used were interviews, observation and documentation.

Meanwhile, the data analysis technique used in this study was the technique of

interactive analysis which carried out in several steps of data collection, data

reduction, data presentation, and conclusion.

The results showed that there were 142 chinese people who were registered

in the voters list in the general elections of regional head and deputy regional head

2014 in Slawi Wetan village. The level of political participation of the Chinese

community in Slawi Wetan Village in the general election of regional head and

deputy head of the region in 2014 occupied the Delegate Power. The Chinese

community's political participation can be shown from the various forms of political

participation that consists of informal political discussion and voting. In the

implementation, there were factors that affect the Chinese community in the political

participation. They were political awareness, high political education, the influence

of mass media and high socioeconomic status.

Suggestions in this study Slawi Wetan village government should further

improve its performance in political activities such as holding political socialization

and provide political education. Chinese community should be more sensitive,

opening up, and a more active role in the activities organized by the state like the

general elections because the action is a form of political participation. Due to the

Page 10: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

x

participation of the people is very important and gives effect to the implementation of

a government.

Page 11: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

xi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kasih dan

kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM PILKADA

LANGSUNG DI SLAWI KABUPATEN TEGAL”. Penulisan skripsi ini disusun

untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan strata satu (S1)

guna memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Jurusan Politik dan Kewarganegaraan,

Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak karena itu pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada

terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang

telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Universitas

Negeri semarang.

2. Drs. Moh Solehatul Mustofa, MA Dekasn Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan segala sarana dan prasarana guna

menunjang perkuliahan.

3. Drs. Tijan, M.Si. Ketua Jurusan Politik dan Kewarganegaraan yang telah

memberikan kemudahan dalam administrasi.

4. Dr. Eko Handoyo, M.Si. Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

arahan, dan saranya.

Page 12: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

xii

5. Noorochmat Isdaryanto, S.S, M.Si. Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan saranya.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan PKn yang telah memberikan ilmunya selama

masa studi kepada penulis

7. Seluruh staf dan karyawan jurusan PKn, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas

Negeri Semarang

8. Bapak Burhanuddin Iman Sutrisno, SH selaku Lurah yang telah memberikan

izin penelitian kepada Penulis.

9. Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan dukungan materiil dan moriil

10. Mas Ginanjar Ardean yang sudah mewarnai hidup dan selalu memberikan

bantuan, semangat serta motivasi untuk Penulis

11. Teman-teman Ilmu Politik angkatan 2012, Menik Fatullatifah dan Afdhalia

Nurfitri Bestari selaku sahabat terimakasih atas dukungannya.

12. Teman-teman KPSGI Reg. Semarang, Anggi, Fauzan, Uqi, Mas Gelenk, Mas

Baskoro yang selalu memberikan dukungan dan kritikan untuk Penulis.

13. Mbak Gebby selaku teman di kos yang selalu menemani lembur sampai

malam

14. Seluruh pihak dan instansi yang telah mendukung terselesaikannya penulisan

skripsi ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Tidak ada sesuatu apapun yang dapat diberikan Penulis, hanya ucapan terima

kasih dan untaian doa semoga Allah SWT memberikan imbalan atas kebaikan yang

Page 13: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

xiii

telah diberikan oleh berbagai pihak kepada Penulis. Besar harapan penulis bila

segenap pembaca memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan penulisan selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penyusun, pembaca, dan semua pihak yang memerlukan.

Semarang, Oktober 2016

Regina Singestecia

Page 14: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

xiv

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 7

C. Tujuan ............................................................................................... 8

D. Manfaat penelitian ............................................................................ 8

E. Batasan Istilah ................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 11

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 11

1. Masyarakat Tionghoa dan Kewarganegaraan Indonesia ............ 11

2. Partisipasi Politik ........................................................................ 13

a. Konsep Partisipasi Politik ..................................................... 13

b. Bentuk-bentuk Partisipasi Politik ......................................... 20

c. Tingkat Partisipasi Politik ..................................................... 23

3. Pilkada Secara Langsung ............................................................ 26

4. Kerangka Berpikir ....................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 32

A. Pendekatan Penelitian ....................................................................... 32

B. Lokasi Penelitian ............................................................................... 33

C. Fokus Penelitian ................................................................................ 33

D. Sumber Data Penelitian ..................................................................... 34

E. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 36

F. Uji Validitas Data ............................................................................. 39

G. Metode Analisis Data ........................................................................ 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 45

A. Hasil Penelitian ................................................................................. 45

1. Gambaran Umum Kelurahan Slawi Wetan ................................. 45

a. Letak Geografis Kelurahan Slawi Wetan.............................. 45

b. Profil Masyarakat Kelurahan Slawi Wetan ........................... 47

Page 15: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

xv

2. Pelaksanaan Pemilu Bupati ......................................................... 50

a. Jumlah DPT .......................................................................... 50

b. Nama Pasangan Calon Bupati ............................................... 51

c. Visi dan Misi Calon Bupati ................................................... 52

d. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara ................................... 60

3. Partisipasi Politik Masyarakat Tionghoa Pada Pilkada .............. 63

4. Faktor Yang Memengaruhi Partisipasi Politik

Masyarakat Tionghoa Pada Pemilu ............................................ 66

a. Kesadaran Politik .................................................................. 66

b. Pengaruh Media Massa ......................................................... 67

c. Pendidikan Politik Yang Tinggi ............................................ 68

d. Sosial Ekonomi Yang Tinggi ................................................ 69

B. Pembahasan ....................................................................................... 69

1. Bentuk Partisipasi Politik Slawi Wetan Adalah Konvensional

dan Slawi Wetan adalah Wilayah Partai Merah.......................... 69

2. Delegate Power merupakan Tingkat Partisipasi Politik

Masyarakat Tionghoa di Kelurahan Slawi Wetan ...................... 75

3. Faktor-faktor Yang Memengaruhi Partisipasi Politik .................

Masyarakat Tionghoa Dalam Pilkada ......................................... 76

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 84

A. Simpulan ........................................................................................... 82

B. Saran ................................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 84

Page 16: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

xvi

Daftar Tabel

4.1. Tabel Keadaan Tanah Kelurahan Slawi Wetan…………………….. 47

4.2. Tabel Jumlah Penduduk Kelurahan Slawi Wetan………………….. ….. 48

4.3. Tabel Jenis Pekerjaan Penduduk Kelurahan Slawi Wetan………… ….. 49

4.4. Tabel Tingkat Pendidikan Penduduk Kelurahan Slawi Wetan…….. ….. 50

4.5. Tabel Jumlah DPT Kelurahan Slawi Wetan……… …………………. 51

4.6. Tabel Hasil Rekapitulasi…………………… ………………………… 60

Page 17: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

xvii

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Instrumen Penelitian

Lampiran 2 Hasil Wawancara

Lampiran 3 Daftar Isian Potensi Kelurahan

Lampiran 4 DPT Pemilihan Umum

Lampiran 5 Rekap DPT Pemilihan Bupati

Lampiran 6 Rekap Perolehan Pemilihan Bupati

Lampiran 7 Visi dan Misi Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Page 18: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Partisipasi politik adalah hal yang mempengaruhi sistem politik

sebuah negara yang demokratis, karena sistem politik yang demokratis tidak

akan ada artinya tanpa adanya partisipasi politik. Partisipasi politik adalah

kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam

kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara dan,

secara langsung atau tidak langsung memengaruhi kebijakan pemerintah

(public policy) (Budiardjo, Miriam 2008:367). Partisipasi politik mempunyai

hubungan dengan kepentingan masyarakat, sehingga apa yang dilakukan

rakyat dalam partisipasinya menunjukkan derajat kepentingan mereka.

Sebenarnya apa yang dilakukan masyarakat dalam kegiatan politiknya,

tidak lebih dari sebuah ungkapan tanggung jawab mereka terhadap

keberlangsungan gerak dari pemerintah. Banyak masyarakat mereflesikannya

dalam bentuk partisipasi politik aktif. Gejala ini sesuai dengan konsep

partisipasi politik itu sendiri, dimana kegiatan dan aktifitas individu sebagai

warga negara yang berusaha memengaruhi pembuatan keputusan pemerintah.

Pengaruh terhadap pemerintah dapat mewujudkan perubahan dalam sistem

politik Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan kekuatan politik. Salah satu

kekuatan politik yang ada adalah masyarakat dan partisipasinya.

Page 19: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

2

Masyarakat memiliki kelas-kelas yang beragam, mulai dilihat dari status

sosial, kasta, pendidikan, sampai pada status ekonominya. Setiap gejala sosial

dalam masyarakat akan ikut mempengaruhi semua komponen penting

pemerintah termasuk bidang politik, sehingga keberagaman yang ada dalam

masyarakat menjadi suatu fenomena ada atau tidaknya partisipasi dalam

politik.

Peran masyarakat dalam panggung politik bukanlah hal yang baru.

Peran masyarakat sebenarnya sudah lama mengakar dalam kehidupan politik

bangsa sejak Indonesia merdeka. Namun bentuk partisipasi masyarakat masa

itu masih dalam belenggu. Demokrasi masih hanya untuk penguasa dan

masyarakat pribumi. Di Indonesia memiliki banyak beragam etnis, salah

satunya yaitu masyarakat yang berketurunan Tionghoa. Tionghoa-Indonesia

adalah salah satu etnis di Indonesia yang asal usul mereka dari Tiongkok.

Biasanya mereka menyebut dirinya dengan istilah Tenglang (Hokkien),

Tengnang (Tiochiu), atau Thongnyin (Hakka). Dalam bahasa Mandarin,

mereka disebut Tangren (Hanzi:”orang Tang”) atau lazim disebut Huaren

(Hanzi sederhana; Hanzi tradisional). Disebut Tangren dikarenakan sesuai

dengan kenyataan bahwa orangTionghoa-Indonesia mayoritas berasal dari

Tiongkok selatan yang mnyebut diri mereka sebagai orang Tang, sementara

orang Tiongkok utara menyebut diri mereka sebagai orang Han.

Page 20: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

3

Leluhur orang Tionghoa-Indonesia bermigrasi secara bergelombang

sejak ribuan tahun yang lalu melalui kegiatan perniagaan. Peran mereka

beberapa kali muncul dalam sejarah Indonesia, bahkan sebelum Republik

Indonesia dideklarasikan dan terbentuk. Catatan-catatan dari Tingkok

menyatakan bahwa kerajaan-kerajaan kuno di Nusantara telah berhubungan

erat dengan dinasti-dinasti yang berkuasa di Tiongkok. Faktor inilah yang

kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang maupun manusia

dari Tiongkok ke Nusantara dan sebaliknya. Setelah negara Indonesia

merdeka, orang Tionghoa yang berkewarganegaraan Indonesia digolongkan

sebagai salah satu suku dalam lingkup nasional Indonesia, sesuai Pasal 2 UU

Nomer 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.

Untuk kelompok etnis perpaduan antara Tionghoa dan Pribumi

Nusantara total populasinya yaitu 1.739.000 (sensus 2000), kemudian

meningkat tajam menjadi 7.670.000 (sensus 2006), kemudian total berikutnya

menurun drastis yaitu menjadi 2.832.510 (sensus 2010). Kawasan dengan

populasi yang signifikan di Indonesia yaitu di daerah Kalimantan Barat, DKI

Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, Riau,

Kepulauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, Bangka Belitung,

Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Bahasa

yang mereka pergunakan yaitu bahasa Indonesia, Hokkien, Hakka, Tiochiu,

Kanton, Mandarin, Jawa dan bahasa-bahasa daerah lainnya. Masyarakat

Page 21: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

4

keturunan Tionghoa sebagian besar menganut agama Kristen, Katolik dan

Buddha, sebagian kecil menganut Kong Hu Cu danIslam. Masyarakat yang

berketurunan Tionghoa pada masa orde lama tidak di perbolehkan mengikuti

kegiatan politik. Suara masyarakat keturunan Tionghoa benar-benar

dibungkam. Masyarakat keturunan Tionghoa hanya diperbolehkan mengikuti

kegiatan di sektor ekonomi, sehingga pada masa itu mereka tidak mengikuti

partisipasi politik.

Kini tidak ada lagi sekat dalam kehidupan politik ketika gelombang

demokrasi menyerbu tanah air Indonesia. Apalagi semenjak Indonesia

meratifikasi undang-undang diskriminasi ras dan etnik. Seharusnya etnis

Tionghoa terlepas dari anggapan miring keterlibatannya dalam dunia politik

dapat mengambil kesempatan tersebut. Tetapi setidaknya ada kondisi-kondisi

yang dapat mendorong etnis Tionghoa untuk meningkatkan partisipasi

politiknya dalam arus demokrasi Indonesia. Sejak tahun 2004, tercatat

meskipun sedikit beberapa calon legislatif dari etnis Tionghoa yang berhasil

duduk di kursi DPR-DPRD, perkembangan selanjutnya dapat ditemukan

partisipasi etnis ini dalam tataran politik praktis eksekutif daerah.

Kemunculan Ahok yang menjadi wakil Jokowi sewaktu menjabat gubernur

DKI Jakarta, terutama dapat dijadikan suatu kondisi yang mendukung bagi

peningkatan partisipasi politik etnis Tionghoa.

Page 22: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

5

Partisipasi politik etnis Tionghoa adalah warna tersendiri dalam

demokrasi Indonesia. Jika kondisi politik dan sistem demokrasi di Indonesia

berhasil merangkul juga meningkatkan partisipasi politik etnis Tionghoa. Hal

ini merupakan pendidikan politik yang paling berharga. Dalam tataran

demokrasi Indonesia, untuk kasus pada etnis Tionghoa, bagaimana demokrasi

yang berjalan mengakomodir minoritas ini yang belum tampak. Disisi lain

pendidikan politik lainnya yang dapat dipetik dari keberadaan suara minoritas,

adalah bagaimana nantinya cara sebuah sistem politik memperlakukan suara

minoritas pada tataran atasnya., dan dibawah bagaimana minoritas dihadapkan

pada kepentingan-kepentingannya yang tidak sebatas pada pemenuhan

ekonomi, tetapi hak-hanya juga sebagai manusia berpolitik, bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara, dapat diperjuangkan hingga pada tingkat sistem

yang tertinggi yang mampu menaungi mereka dan menjamin mereka secara

konstitusional lewat jalur politik.

Tegal merupakan kabupaten yang terletak pesisir utara pulau Jawa.

Wilayah Tegal merupakan lembah Gunung Slamet yang berbatasan dengan

daerah Brebes dan Pemalang di sebelah barat dan timur, serta Banyumas di

sebelah Selatan.

Masyarakat yang mendiami daerah Tegal diantaranya adalah masyarakat

pribumi asli yang merupakan penduduk asli Tegal, ada etnis Tionghoa yang

kebanyakan tinggal di daerah pecinan. Etnis Tionghoa pada masa ini sudah

Page 23: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

6

mampu mendirikan sekolah sendiri. Sekolah T.H.H.K merupakan

kepanjangan dari Tion Hoa Hwee Kwan atau Rumah Perkumpulan Tionghoa,

THHK adalah sebuah organisasi yang didirikan tanggal 17 maret 1900 oleh

beberapa tokoh keturunan Tionghoa di Batavia. Tujuan utama para pendirinya

adalah untuk mendorong orang Tionghoa yang bermukim di Indonesia untuk

mengenal identitasnya. Kegiatan utama THHK antar lain membangun dan

membina sekolah berbahasa Mandarin.

Seperti halnya di Slawi kabupaten Tegal, banyak masyarakatnya yang

keturunan Tionghoa sehingga ada perbedaan partisipasi politik antara

keturunan Tionghoa dengan masyarakat biasa. Mayoritas dari masyarakat

Tionghoa di Slawi berada di sektor ekonomi dan masih sedikit yang

merambah dunia politik. Dengan adanya perbedaan partisipasi politik di Slawi

maka hal ini dapat diteliti dan dapat dicari faktor-faktor yang

memengaruhinya, sehingga data-data yang diambil lebih akurat dan efektif.

Terkait judul penelitian ini, ada beberapa penelitian sebelumnya yang

sejenis. Yang pertama, penelitian oleh Dedi hardiansyah Putra dalam

skripsinya yang berjudul Partisipasi Politik Etnis Tionghoa (studi Kasus Pada

Masyarakat Etnis Tionghoa di Kota Bengkulu), fokus dalam penelitian ini

adalah bentuk partisipasi politik masyarakat etnis Tionghoa dalam

pelaksanaan pemilihan anggota legislatif periode tahun 2009-2014. Bentuk

yang dimaksudkan ada partisipasi aktif, partisipasi pasif, partisipasi individu

Page 24: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

7

dan partisipasi kolektif. Fokus selanjutnya yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi partisipasi politik etnis Tionghoa dalam pelaksanaan

pemilihan anggota legislatif di Kota Bengkulu pada periode tahun 2009-2014.

Yang kedua, penelitian oleh Veronica Febri Dwi Andini dalam skripsinya

yang berjudul Partisipasi Politik Etnis Tionghoa pada Pemilihan Gubernur

Sumatra Utara (survey di Kecamatan Rantau Utara Kota Rantau Prapat).

Dalam penelitian tersebut fokus penelitiannya adalah faktor apa saja yang

mendorong warga etnis Tionghoa dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara

(pilgubsu) 2013 di Kecamatan Rantau Utara Kota Rantau Prapat.

Pilkada yang dilaksanakan di Kabupaten Tegal berlangsung pada

tanggal 23 Oktober 2014. Setelah berlangsungnya pilkada di Kabupaten Tegal

maka dapat di peroleh berbagai macam data dan informasi terkait penelitian

yang telah dilakukan peneliti.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti sebelumnya seperti

yang ditulis penulis diatas, maka penulis akan mengangkat judul skripsi

dengan judul

“PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM

PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI SLAWI KABUPATEN TEGAL”.

Page 25: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

8

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana partisipasi politik masyarakat keturunan Tionghoa dalam

pemilihan Kepala Daerah di Slawi Kabupaten Tegal ?

2. Faktor-fakor apa yang memengaruhi tingkat partisipasi politik masyarakat

keturunan Tionghoa dalam pemilihan Kepala Daerah di Slawi Kabupaten

Tegal ?

C. Tujuan

1. Untuk mengkaji partisipasi politik dalam pemilihan Kepala Daerah di

Slawi Kabupaten Tegal dan untuk mengetahui tingkat partisipasi politik

masyarakat keturunan Tionghoa dalam pemilihan Kepala Daerah di Slawi

Kabupaten Tegal

2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi tingkat partisipasi

politik masyarakat keturunan Tionghoa dalam pemilihan Kepala Daerah di

Slawi Kabupaten Tegal

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoretis

Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah untuk dapat dijadikan acuan dan

memberikan sumbangan bagi pengembangan konsep partisipasi politik.

Page 26: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

9

2. Manfaat praktis

a. Bagi masyarakat Tionghoa, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan wawasan dan pengetahuan tentang partisipasi politik di

Slawi Kab. Tegal

b. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini dapat menjadi literatur bagi

akademisi yang ingin mengkaji lebih jauh mengenai studi yang terkait

dengan partisipasi politik.

E. BATASAN ISTILAH

1. Partisipasi Politik

Partisipasi politik adalah kegiatan yang dilakukan oleh warga negara

preman, warga negara preman yang dimaksud adalah warga negara biasa

yang bukan pejabat. Tujuan partisipasi politik untuk mempengaruhi

pemerintah dalam mengambil kebijakan.

2. Masyarakat Tionghoa

Masyarakat Tionghoa Indonesia adalah salah satu etnis di Indonesia yang

asal usul mereka dari Tiongkok. Biasanya mereka menyebut dirinya

dengan istilah Tenglang (Hokkien), Tengnang (Tiochiu), atau Thongnyin

(Hakka).

Page 27: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

10

3. Pilkada Langsung

Pilkada langsung adalah para pemilih melakukan pemilihan orang atau

kontestan (peserta) yang disukai. Menurut Pasal 18 Ayat (3) bahwa

pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui

pemilihan umum.

Page 28: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Masyarakat Tionghoa

Orang Tionghoa mulai bermigrasi ke luar Tiongkok antara abad ke-12

dan ke-13. Ada enam faktor penyebab pindahnya orang Tionghoa ke luar

Tiongkok. Pertama, perkembangan bahari dan niaga Tiongkok

memungkinkan orang Tionghoa mengunjungi berbagai tempat di dunia.

Kedua, interaksi Tiongkok dengan Asia Tenggara menyebabkan wilayah

ini menjadi menarik untuk dihuni. Ketiga, pertumbuhan penduduk

Tionghoa mempersempit peluang untuk mencari nafkah. Keempat,

perluasan militer dan industri negara barat seperti Amerika Utara dan

Inggris menyebabkan timbulnya peluang kerja untuk tenaga kerja

Tionghoa. Kelima, kehadiran perusahaan pelayaran Eropa di Tiongkok

memperlancar kerjasama di bidang perdagangan dengan terjadinya

pertukaran barang dan jasa. Keenam, guncangan dalam negeri mendorong

migrasi besar-besaran dari Tiongkok ke luar negeri.

Dengan bergeraknya Indonesia kea rah demokrasi konstitusi sesudah

proklamasi kemerdekaan negeri ini dari kekuasaan Belanda pada 17

agustus 1945, demokrasi yang baru lahir di bawah pimpinan Soekarno,

presiden pertama Indonesia, sadar akan masalah yang dihadapi orang

Page 29: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

12

Tionghoa mengenai kewarganegaraan mereka. Perundingan Meja Bundar

di tahun 1949 pertama-tama mengangkat masalah kewarganegaarn orang

Tionghoa yang tinggal di Indonesia. Menurut ketetapannya, nyaris semua

orang Tionghoa yang lahir di Indonesia diberikan kebebasan untuk

memilih kewarganegaraan. Mereka dapat memperoleh kewarganegaraan

Indonesia secara otomatis, atau menetapkan status mereka hanya sebagai

warga negara Tiongkok dengan secara resmi menolak kewarganegaraan

Indonesia dalam waktu dua tahun. Orang Tionghoa yang lahir Indonesia

dan tidak menolak kewarganegaraan Indonesia namun tidak memilih

kewarganegaraan Tionghoa sebagai kewarganegaraan tunggal mereka

menjadi warganegara Tiongkok dan Indonesia.

Ketika Indonesia memasuki masa guncangan politik dan krisis pada tahun

1965, semua organisasi Tionghoa termasuk semua sekolah Tionghoa

ditutup. Pada tahun 1965, Suharto mulai berkuasa sesudah upaya kudeta

yang di gagalkan (dikenal sebagai gerakan 30 september) yang di dalangi

oleh PKI. Dimasa sesudah upaya kudeta tersebut, pecah kerusuhan anti-

Tionghoa di kota-kota besar di Indonesia.

Sejak saat Indonesia menjadi Reformasi maka guncangan yang sudah

terjadi langsung hilang. Hal ini di sebabkan karena masa Reformasi

memberikan kebebasan kepada siapa saja yang menjadi warga Indonesia,

Page 30: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

13

termasuk dalam hal pemilihan umum. Orang Tionghoa kembali menata

diri dan mendapatkan kembali hak-hak sebagai warga negara Indonesia.

2. Partisipasi Politik

a. Konsep Partisipasi Politik

Partisipasi politik sangat erat kaitannya dengan pemilihan umum

karena partipasi politik adalah penentu keberhasilan pelaksanaan

demokrasi. Imawan (2003:4-5) mengungkapkan bahwa partisipasi

adalah ciri terpenting demokrasi. Artinya tidak ada partisipasi berarti

tidak ada demokrasi. Tanpa adanya parisipasi mustahil produk-produk

kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dapat memenuhi rasa keadilan

warga negaranya. Terkandung tiga macam aspek dalam partisipasi,

yang pertama yaitu adanya kesempatan yang sama bagi setiap warga

negara untuk mengungkapkan pandangan dan kepentingannya dalam

proses perumusan kebijakan, yang kedua yaitu adanya kesempatan

untuk memperjuangkan pandangan dan kepentingannya tersebut baik

secara individu maupun bersama-sama, yang ketiga yaitu adanya

perlakuan yang sama terutama dari pemerintah yang berkuasa,

terhadap pandangan dan kepentingan yang diperjuangkan oleh warga

negaranya.

Page 31: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

14

Begitu pentingnya suatu partisipasi politik bagi suatu negara

demokrasi, karena memang tanpa adanya suatu partisipasi politik

maka akan sulit bagi pemerintah untuk membuat kebijakan yang

sesuai dengan kebutuhan dan mewujudkan keadilan di masyarakat.

Pemerintah hendaknya memberikan kesempatan yang sama kepada

semua warga negara untuk mengungkapkan dan memperjuangkan

pandangan dan kepentingannya, serta pemerintah berlaku adil terhadap

warga negaranya termasuk dalam hak warga negara untuk ikut

berpartisipasi politik.

Teori tentang definisi politik banyak dikemukakan oleh para

tokoh, Axford dan Browning (dalam Handoyo 2008:57)

mendefinisikan “politik sebagai proses dengan mana kelompok-

kelompok membuat keputusan-keputusan kolektif”. Dari definisi

tersebut dapat dikatakan bahwa politik merupakan suatu proses, proses

tersebut dilakukan oleh kelompok-kelompok dalam suatu masyarakat

untuk mencapai keinginan bersama atau tujuan kelompok tersebut.

Kemudian Budiardjo yang memahami politik (politics) sebagai

bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (atau negara)

yang menyangkut proses menentukan tujuan sistem itu dan

melaksankan tujuan-tujuan itu. Pemahaman tentang politik ini jauh

berbeda dengan Easton yang menyatakan bahwa politik adalah

Page 32: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

15

bermacam-macam kegiatan yang mempengaruhi kebijakan dari pihak

berwenang yang diterima oleh suatu mmasyarakat dan mempengaruhi

cara-cara untuk melaksanakan kebijakan itu (Budiardjo, 2001:13).

Dari kedua pemahaman tersebut, politik dapat dikatakan sebagai

bermacam-macam kegiatan dalam suatu negara untuk mempengaruhi

implementasi dari kebijakan yang telah diputuskan.

Huntington dan Nelson (1994:4) mendefinisikan tentang

partisipasi, partisipasi politik merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

warga negara preman, warga negara preman yang dimaksud adalah

warga negara biasa yang bukan pejabat. Tujuan partisipasi politik

untuk mempengaruhi pemerintah dalam mengambil keputusan.

Partisipasi politik dapat secara spontan atau secara sinambung, secara

damai atau dengan kekerasan, illegal atau legal, efektif atau tidak

efektif. Kemudian Huntington dan Nelson (1994:6-9) juga

mengungkapkan tentang konsep partisipasi politik. Konsep partisipasi

ini mengharuskan beberapa hal yang harus terkandung dalam

partisipasi politik. Partisipasi politik mencakup kegiatan-kegiatan

nyata yang bisa dilihat dengan kasat mata, berupa perilaku politik

yang nyata bukan sikap-sikap. Kemudian kegiatan tersebut dilakukan

oleh warga negara preman atau warga negara biasa bukan pejabat.

Fokus dari kegiatan partisipasi politik adalah pejabat umum.

Page 33: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

16

Partisiapsi politik dimaksudkan untuk mempengaruhi pemerintah

dalam membuat suatu kebijakan. Kegiatan tersebut dianggap sebagai

partisipasi politik baik kegiatan tersebut menimbulkan efek maupun

tidak menimbulkan efek. Jadi dapat dijelaskan bahwa partisipasi

politik dapat dikatakan sebagai kegiatan nyata atau dapat dilihat

dengan kasat mata yang dilakukan oleh warga negara untuk

mempengaruhi keputusan pemeintah, kegiatan tersebut termasuk

dalam partisipasi politik baik menimbulkan efek ataupun tidak

menimbulkan efek bagi keputusan pemerintah, tujuan kegiatan

tersebut harus dimaksudkan untuk mempengaruhi kebijakan

pemerintah bukan hanya oleh yang melakukan partisipasi namun

diluar yang melakukan partisipasi juga harus bertujuan untuk

mempengaruhi keputusan pemerintah.

Pengertian partisipasi politik yang diungkapkan oleh Prihatmoko

(2008:46) bahwa partisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara

biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan

kepurtusan politik. Dikatakan bahwa partisipasi politik menyoal

hubungan antara kesadaran politik dan kepercayaan kepada

pemerintahan. Dari kedua definisi tersebut dapat di katakan bahwa

partisipasi politik berarti keikutserataan warga negara biasa atau warga

Page 34: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

17

negara yang tidak mempunyai kewenangan dalam mempengaruhi

proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik.

Partisipasi politik memiliki tujuan ikut serta dalam kehidupan

politik. Tujuan tersebut adalah ikut serta dalam kehidupan politik

sebagai penggerak untuk mendapatkan kesukarelaan dalam partisipasi.

Bila tidak demikian orang yang terlibat dalam kehidupan politik akan

terlibat dalam keterpaksaan. Partisipasi politik memiliki tingkatan-

tingkatan partisipasi, yaitu keterlibatan individu-individu berbanding

lurus dengan bentuk-bentuk partisipasi yang tersedia dalam sistem dan

struktur politik yang ada. Dari yang paling bawah sampai tingkatan

paling tinggi, dan dari paling luas cakupannya sampai yang paling

sempit. Jadi seseorang dikatakan berpartisipasi politik jika dilakukan

oleh warga negara biasa, kemudian kegiatan-kegiatan yang dilakukan

adalah nyata atau dapat dilihat secara kasat mata, kemudian kegiatan

tersebut dilakukan secara sukarela dan juga memiliki tingkatan-

tingkatan partisipasi.

Sebagaimana telah dipaparkan diatas bahwa partisipasi politik

merupakan perilaku yang berupa keikutsertaan nasyarakat pada suatu

aktivitas tertentu. Partisipasi politik di artikan sebagai keikut sertaan

masyarakat pada aktivitas politik. Keikutsertaan tersebut terwujud

dalam sikap dan tindakannya sebagai bentk reaksi terdapat produk-

Page 35: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

18

produk politik. Ketika hendak mengambil suatu tindakan politik,

seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) harus membuat tiga

keputusan yaitu :

a. Memutuskan bertindak atau tidak

b. Memutuskan arah tindakan itu, misalnya seseorang tidak hanya

memutuskan untuk memilih atau tidak dalam pemilihan umum,

akan tetapi juga harus memutuskan kepada siapa atau kandidat dan

partai apa suaranya akan diberikan. Dalam kenyataanya, sering

kali keputusan mengenai arah lebih lanjut dahulu dibuat baru

kemudian keputusan yang pertama

c. Memutuskan mengenai intensitas dan durasi (lamanya) tindakan

politik tersebut.

Ramlan Surbakti yang mengutip pendapat Samuel P. Huntington dan

Joan N. Nelson membagi basis partisipasi politik secara kolektif dapat

dibagi lima, yaitu:

a. Kelas (individual yang memiliki status sosial)

b. Pendapatan dan pekerjaan yang sama

c. Tetangga

d. Kelompok-kelompok komunal (individu-individu yang berasal

dari ras, etnik, agama, dan bahasa yang sama), partai politik

e. Faksi (pengelompokan patron anak buah atau patron clien group)

Page 36: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

19

Dilihat dari sifatnya, tindakan mempengaruhi proses politik

dapat di kelompok kan menjadi dua, yaitu partisipasi politik secara

langsung, artinya jika seseorang atau sekelompok orang berusaha

mempengaruhi pemerintah dengan kontak baik secara tertulis

maupun secara lisan (dialog tatap muka) atau tanpa perantara dan

partisipasi politik secara tidak langsung, yang berarti mempengaruhi

pemerintah atau proses politik pada umumnya dengan menggunakan

perantara. Akan tetapi dalam kenyataannya, partisipasi politik pada

umumnya seringkali dilakukan dalam bentuk gabungan dari

keduanya (langsung dan tidak langsung) dengan harapan tindakan

mereka itu akan berhasil.

Kegiatan untuk mempengaruhi proses politik, ada yang

dilaksanakan atas kesadaran dan prakarsa sendiri (otonom) dan ada

pula yang dilakukan atas dasar desakan, imbauan dan paksaan dari

pihak lain (dimobilisasi). Misalnya partisipasi politik mobilisasi

pada masa pemerintahan baru dimana partisipasi politik justru

dikondisikan dalam keadaan mengambang, artinya rakyat dalam

memberikan suaranya dalam setiap kali pemilu hanya di mobilisasi

tanpa mengetahui orientasi politik yang hendak mereka usung dalam

sistem politik.

Page 37: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

20

b. Bentuk bentuk partisipasi politik

Bentuk partisipaasi politik yang paling umum dikenal adalah

pemungutan suara (voting) entah untuk memilih calon wakil rakyat

atau untuk memilih kepala negara (Maran, 2001:148). Jadi

pemungutan suara seringkali di anggap sebagai bentuk partisipasi

politik yang paling mudah untuk dilaksanakan, dibandingkan dengan

aktivitas-aktivitas politik lain. Masyarakat menganggap pemungutan

suara sebagai hal utama atau partisipasi politik yang utama yang biasa

dilaksanakan oleh masyarakat.

Milbrath dan Goel (dalam Sahid, 2001:181) membedakan

partisipasi politik dalam beberapa kategori berdasarkan kadar dan jenis

aktivitasnya yang pertama yaitu apatis (masa bodoh), apatis adalah

seseorang yang menarik diri dari aktivitas politik. Orang yang apatis

biasanya acuh dengan kegiatan politik yang ada di sekitarnya.

Cholisin dkk (2007:153) menyatakan, bahwa partisipasi politik

dapat dikategorikan berdasarkan jumlah pelaku, yakni individual dan

kolektif. Partisipasi kolektif dibedakan menjadi dua yakni partisipasi

kolektif yang konvensional dan partisipasi kolektif yang

nonkonvensional.

Partisipasi politik dapat dilihat dari beberapa sisi. Sebagai suatu

kegiatan, partisipasi dibedakan menjadi partisipasi aktif dan partisipasi

Page 38: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

21

pasif. Partisipasi aktif mencakupi kegiatan warga Negara mengajukan

usul mengenai suatu kebijakan umum, mengajukan alternatif

kebijakan umum yang berbeda dengan kebijakan pemerintah,

mengajukan kritik dan saran perbaikan untuk meluruskan kebijakan,

membayar pajak, dan ikut serta dalam kegiatan pemilihan pemimpin

pemerintah. Di pihak lain partisipasi pasif antara lain, menerima dan

melaksanakan begitu saja setiap keputusan pemerintah

(Sastroatmodjo, 1995:74).

Partisipasi politik tidak terbatas pada pemberian suara. Hal

tersebut juga dikemukakan oleh Ruslan (dalam Handoyo, 2008:212)

bahwa partisipasi politik tidak terbatas pada pemberian suara dan

pencalonan dalam pemilu, tetapi bentuk-bentuk partisipasi politik

lebih bervariasi dari itu. Bentuk partisipasi politik lainnya adalah:

1. Memahahami berbagai persoalan politik dan sosial dengan cara

mengikuti berita-berita politik baik internal maupun eksternal

melalui media massa, seminar, symposium, konggres dan diskusi

informal dengan orang lain,

2. Ikut serta dalam kegiatan kampanye politik, misalnya kegiatan

kampanye penyanderaan masyarakat tentang berbagai peristiwa

politik,

Page 39: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

22

3. Ikut serta dalam berbagai aksi atau demonstrasi politik yang

bertujuan untuk memberi pengaruh terhadap keputusan publik,

4. Memberikan kontribusi nyata dalam berbagai kegiatan, seperti

perbaikan lingkungan atau pelayanan masyarakat dengan usahanya

sendiri,

5. Bergabung dengan suatu partai politik atau pressure groupbaik

secara aktif maupun biasa-biasa saja. Jadi meskipun pemberian

suara merupakan wujud partisipasi politik yang lebih dikenal oleh

masyarakat, namun beberapa bentuk partisipasi di atas juga dapat

dilakukan oleh masyarakat.

Menurut Almond (dalam Suryadi, 2007:133) yang menyebutkan

bentuk-bentuk partisipasi politik terdiri dari konvensional dan non

konvensional. Kegiatan politik konvensional adalah bentuk partisipasi

politik yang normal dalam demokrasi modern. Bentuk non

konvensional termasuk beberapa yang mungkin legal (seperti petisi)

maupun yang ilegal, penuh kekerasan dan revolusioner. Bentuk-

bentuk partisipasi politik konvensional terdiri dari pemberian suara,

diskusi politik, kegiatan kampanye, membentuk dan bergabung dalam

kelompok kepentingan, komunikasi individual dengan pejabat politik

dan administratif. Bentuk-bentuk partisipasi politik non konvensional

terdiri dare pengajuan petisi, berdemonstrasi, konfrontasi, mogok,

Page 40: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

23

tindak kekerasan politik terhadap harta benda (perusakan,

pengeboman, pembakaran), tindak kekerasan politik terhadap manusia

(penculikan, pembunuhan), perang gerilya dan revolusi.

c. Tingkat Partisipasi Politik

Partisipasi politik harus berupa kegiatan-kegiatan nyata. Kegiatan-

kegiatan nyata yang dimaksud disini adalah kegiatan-kegiatan yang

bias diamati secara kasat mata, bukan sikap-sikap atau orientasi.

Kemudian suatu partisipasi politik juga harus bersifat sukarela.

Bersifat sukarela maksudnya kegiatan yang di lakukan didorong oleh

dirinya sendiri atau kesadaran sendiri (self metion), bukan di gerakkan

oleh pihak lain, seperti baying-bayang pihak pemerintah. Desakan

manipulasi jika pemicunya adalah pihak lain, kecenderungannya

bukan partisipasi politik melainkan mobilisasi politik. Jika pemicunya

kesadaran diri hal tersebut merupakan partisipasi dalam pengertian

otonom.

Partisipasi politik seharusnya dilakukan oleh warga Negara

masyarakat biasa, baik individu maupun kelompok masyarakat.

Partisipasi politik yang dilakukan oleh warga atau masyarakat biasa

ialah mengisyaratkan seolah-olah menutup rapat kemungkinan

tindakan-tindakan yang dilakukan oleh nonwarga Negara biasa dalam

kehidupan politik.

Page 41: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

24

Partisipasi politik memiliki tujuan ikut serta dalam kehidupan

politik. Tujuan tersebut ialah ikut serta dalam kehidupan politik

sebagai penggerak untuk mendapatkan kesukarelaan dalam

berpartisipasi. Bila tidak demikian orang yang terlibat dalam

kehidupan politik akan terlibat dalam keterpaksaan.

Tingkatan partisipasi politik menurut Sherry R. Arnstein (dalam

Saiful Arif 47) di antaranya adalah control warga Negara (citizen

control) pada tataran ini publik berwenang memutuskan,

melaksanakan, dan mengawasi pengelolaan sumber daya. Setelah itu

delegasi kewenangan (delegate power) yaitu kewenangan masyarakat

lebih tinggi dari penyelenggara Negara dalam pengambilan keputusan.

Kemudian dilanjutkan dengan kemitraan (partnership) yaitu ada

keseimbangan kekuatan relative antara masyarakat dan pemegang

kekuasaan untuk merencanakan dan mengambil keputusan bersama-

sama. Placation, pemerintah berjanji melakukan berbagai saran dan

kritik dari publik, namun janji tinggal janji, pemerintah diam-diam

menjalankan rencana semula. Consultation, pemerintah berdiskusi

dengan banyak elemen public tentang berbagai agenda. Semua saran

dan kritik di dengarkan tetapi pemerintah yang kuasa memutuskan

apakah saran dan kritik dari publik dipakai atau tidak. Informing,

pemerintah menginformasikan macam-macam program yang akan dan

Page 42: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

25

sudah dilaksanakan. Namun hanya dikomunikasikan searah, publik

belum dapat melakukan komunikasi umpan-balik secara langsung.

Therapy, pemerintah sedikit memberi tahu kepada publik tentang

beberapa program yang sudah disetujui oleh wakil publik, publik

hanya bisa mendengarkan. Manipulation, pemerintah memilih dan

mendidik sejumlah orang sebagai wakil dari publik. Fungsinya, ketika

mereka mengajukan berbagai program, maka para wakil public tadi

harus selalu menyetujuinya. Sedangkan publik sama sekali tidak diberi

tahu tentang hal tersebut.

Partisipasi politik memiliki tingkatan-tingkatan partisipasi, yaitu

keterlibatan individu-individu berbanding lurus dengan bentuk-bentuk

partisipasi yang tersedia dalam sistem dan struktur politik yang ada.

Dari yang paling bawah sampai tingkatan yang paling tinggi, dan dari

paling luas cakupannya sampai paling sempit. Jadi seseorang

dikatakan berpartisipasi politik jika dilakukan oleh warga Negara

biasa, kemudian kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah nyata atau

dapat dilihat secara kasat mata, kemudian kegiatan tersebut dilakukan

secara sukarela dan juga memiliki tingkatan-tingkatan partisipasi.

Page 43: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

26

3. Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung

Mulai bulan Februari 2015, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah,

baik Gubernur atau Wakil Gubernur, Bupati atau Wakil Bupati, maupun

Walikota ataupun Wakil Walikota, mulai dipilih secara langsung oleh

rakyat. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung diatur dalam Undang-

undang Nomor 8 tahun 2015 tentang perubahan atas Undang-Undang

Nomor 1 tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Undang-

Undang Nomor 1 tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan

Walikota menjadi Undang-Undang.

Secara eksplisit pemilihan kepala daerah secara langsung tercermin

dalam cara pemilihan dan asas-asas yang digunakan dalam penyelenggara

pilkada. Pada UU No.8 tahun 2015 dalam pasal 2 dijelaskan, “pemilihan

dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum,

bebas, rahasia, jujur dan adil”.

Dipilihnya sistem Pilkada langsung mendatangkan optimism dan

pesimisme tersendiri. Pilkada langsung dinilai sebagai wujud

pengembalian “hak-hak dasar” masyarakat didaerah dengan memberikan

kewenangan yang utuh dalam rangka rekrutmen pimpinan daerah

sehingga mewujudkan kehidupan demokrasi di tingkat lokal. Keberhasilan

pilkada langsung untuk melahirkan kepemimipinan daerah yang

Page 44: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

27

demokratis, sesuai kehendak dan tuntunan rakyat sangat tergantung pada

krisistisme dan rasionalitas masyarakat itu sendiri (Prihatmoko, 2005:1-2).

Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 tahun 2015 tentang perubahan

atas Undang-Undang Nomor 1 tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Undang-Undang Nomor 1 tahun 2014 tentang Pemilihan

Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-Undang, sebagaimana

telah disebutkan diatas, akhirnya pilkada langsung merupakan keputusan

hukum yang harus dilaksanakan. Dengan pemilihan langsung yang

menggunakan asas-asas berkala, langsung, umum, bebes, jujur, rahasia,

dan adil pilkada langsung layak disebut sebagai sistem rekrutmen pejabat

publik yang hampir memenuhi parameter demokratis. Asas pemilihan

umum, yaitu (Toni, 2006:311):

1. Berkala (teratur).

Bahwa pemilihan umum itu dilaksanakan secara teratur sesuai

dengan konstitusi dan ketentuan yang diatur oleh Negara

bersangkutan, misalnya di Indonesia untuk lima tahun atau untuk

negara-negara dengan sistem parlementer sesuai dengan konstitusinya

atau pada saat disepakati oleh perdana menteri dan kepala negara

apabila ada mosi dari parlementer negara tersebut yang menuntut

kabinet mundur.

Page 45: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

28

2. Langsung.

Pemilih mempunyai hak untuk secara langsung memberikan

suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara

dalam memilih wakil-wakil yang akan duduk dilembaga perwakilan

rakyat dan di pemerintahan.

3. Umum

Pemilihan umum diikuti oleh setiap orang yang sudah

memenuhi syarat.

4. Bebas

Maksudnya dalam memberikan suaranya, si pemilih tidak ada

tekanan dari pihak manapun yang memungkinkan dia memberikan

suara tidak sesuai dengan hati nuraninya. Dia benar-benar bebas

dalam menentukan pilihannya.

5. Rahasia

Artinya kerahasiaan pemberi suara atas calon atau organisasi

atau partai peserta pemilihan umum yang dipilihnya tidak diketahui

oleh siapapun, termasuk panitia pemungutan suara. Sehingga pemilih

bebas dari ketakutan atau ancaman dari pihak manapun dalam

memberikan suaranya dan setelah dia memberikan suaranya.

Page 46: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

29

6. Jujur

Maksudnya adalah tidak boleh terjadi kecurangan-kecurangan

dalam pemilihan umum tersebut, baik oleh penyelanggaraan yang

memanipulasi suara-suara untuk kepentingan partai atau oeganisasi

tertentu, atau oleh organisasi, partai peserta pemilihan umum berbuat

kecurangan-kecurangan dengan memberikan informasi tentang

dirinya yang mungkin belum berhak memilih tetapi sudah

memperoleh keterangan yang menyatakan ia berhak memilih atau

memperoleh 2 kartu suara karena kelicikan sehingga dapat memilih

dua kotak suara yang berjauhan tempatnya.

7. Adil

Dalam penyelenggaraan pemilihan umum setiap pemilihan dan

partai politik peserta pemilihan umum mendapatkan perlakuan yang

sama, serta bebas dari kecurangan pihak manapun.

4. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan kumpulan konsep-konsep relevan yang

terintegrasi dalam satu sistem penjelasan yang berfungsi sebagai hipotesis

kerja. Kerangka berpikir digunakan sejak penyusunan metode,

pelaksanaan di lapangan dan pembahasan hasil penelitian. Kerangka

berpikir di sajikan dalam bentuk uraian dan dapat di perjelas dengan

bagan (Rachman, 2011: 200).

Page 47: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

30

Pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah untuk

periode tahun 2014-2019 telah dilaksanakan. Di kecamatan Slawi

Kabupaten Tegal merupakan suatu daerah yang memiliki kewajiban untuk

melaksanakan Pilkada, oleh karena itu di Slawi terdapat partisipasi politik

dari masyarakat yang merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan

Pilkada. Dalam pelaksanaan Pilkada tahun 2014 di kecamatan Slawi,

terdapat faktor pendorong dan faktor penghambat yang mempengaruhi

partisipasi politikmasyarakat. Partisipasi politik terdiri dari bentuk-bentuk

partisipasi politik dan cara yang dilakukan masyarakat dalam menyalurkan

partisipasi politik. Faktor pendorong dan penghambat partisipasi politik

terdiri dari motif-motif masyarakat melakukan partisipasi politik dan

kendala-kendala yang di alami masyarakat dalam berpartisipasi politik.

Berikut gambar kerangka berpikir dalam penelitian ini:

Page 48: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

31

kewajiban Warga negara Hak

Masyarakat TionghuaBentuk – Bentuk

Partisipasi dan Tingkat Partisipasi

Pilkada Langsung

Faktor – FaktorYang Mempengaruhi

Partisipasi

Kehidupan DemokrasiBerjalan Dengan Baik

Page 49: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

81

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian ini, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Partisipasi politik masyarakat Tionghoa di Kelurahan Slawi Wetan dalam

pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah (Pilkada) tahun

2014 ditunjukkan dalam beberapa bentuk-bentuk partisipasi politik, yaitu

kegiatan diskusi politik informal dan pemberian suara. Dari beberapa

bentuk partisipasi tersebut, pemberian suara merupakan bentuk partisipasi

politik yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat Tionghoa di

Kelurahan Slawi Wetan kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. Tingkat

partisipasi politik masyarakat Tionghoa dalam pemberian suara di

Kelurahan Slawi Wetan pada Pilkada tahun 2014 mencapai 95,58%. Dan

tingkat partisipasi politik masyarakat Tionghoa di Kelurahan Slawi Wetan

termasuk dalam delegate power, yaitu kewenangan masyarakat lebih

tinggi dari penyelenggara Negara dalam pengambilan keputusan. Hal ini

sesuai dengan keikutsertaan masyarakat Tionghoa dalam pilkada langsung

di kabupaten Tegal.

Page 50: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

82

2. Faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi politik masyarakat Tionghoa

pada pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah tahun 2014

terdiri dari kesadaran politik yaitu masyarakat Tionghoa sudah banyak

yang memiliki perasaan bahwa menggunakan hak pilih merupakan sebuah

kewajiban sebagai warga negara Indonesia. Yang kedua pengaruh media

massa, masyarakat Tionghoa terdorong untuk ke TPS karena melihat

tokoh politik yang di calonkan melalui media massa karena masyarakat

Tionghoa sudah memiliki kesadaran melek teknologi. Pendidikan yang

tinggi, orang yang memiliki pendidikan tinggi akan memiliki sikap yang

kritis dan keinginan tinggi untuk mempelajari politik. Masyarakat

Tionghoa di Kelurahan Slawi Wetan yang sebagian besar memiliki tingkat

pendidikan tinggi dan mengetahui pengetahuan politik yang cukup melalui

media massa. Status sosial ekonomi, dengan memiliki status sosial

ekonomi yang tinggi maka masyarakat Tionghoa beranggapan harus

memilih kepala daerah yang baik.

B. Saran

Setelah peneliti melakukan penelitian tersebut diatas, maka peneliti

memberikan saran kepada:

1. Pemerintah Kelurahan Slawi Wetan hendaknya lebih meningkatkan

kinerjanya dalam kegiatan-kegiatan politik seperti mengadakan sosialisasi

politik dan lebih memberikan pendidikan politik.

Page 51: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

83

2. Masyarakat Tionghoa hendaknya lebih peka, membuka diri, dan lebih

aktif lagi dalam setiap kegiatan yang di selenggarakan oleh pemerintah

seperti pemilu karena tindakan tersebut merupakan bentuk partisipasi

politik. Karena partisipasi politik masyarakat sangat penting dan

memberikan pengaruh bagi pelaksanaan pemerintahan.

Page 52: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

84

Daftar Pustaka

Budiardjo, Miriam. 2010. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama

Choilisin, dkk. 2007. Dasar-dasar Ilmu Politik. Yogyakarta: UNY Press.

Efriza. 2012. POLITICAL EXPLORE Sebuah Kajian Ilmu Politik.

Bandung:Alfabeta.

Firmanzah. 2007. Marketing Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Handoyo, Eko. 2008. Sosiologi Politik. Semarang: UNNES Press

Huntington Samuel, Nelson J. 1994. Partisipasi Politik di Negara

Berkembang. Jakarta: PT Rineka Cipta

Maran, Rafael R. 2007. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rineka Cipta

Meolong. J. Lexy. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Prihatmoko, Joko J. 2005. Pilkada Secara Langsung. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Rachman, Maman. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Moral. Semarang:

UNNES Press.

Sastroatmodjo, Sudijono. 1995. Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang

Press.

Sugiyono.2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.

Bandung. Alfabeta

Surbakti, Ramlan. 1997. Partai, Pemilih, dan Demokrasi. Yogyakarta:

Pustaka pelajar

Surbakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: KOMPAS

GRAMEDIA.

Page 53: PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA DALAM …lib.unnes.ac.id/27635/1/3312412003.pdf · permasalahan bagaimana partisipasi politik masyarakat Tionghoa dan apa saja faktor ... kekuatan

85

Suryadi, Budi. 2007. Sosiologi Politik. Yogyakarta: IRCiSoD.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Pasal 2 Tentang Kewarganegaraan

Republik Indonesia

Undang-undang Nomor 8 tahun 2015 tentang perubahan atas Undang-Undang

Nomor 1 tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Undang-Undang Nomor 1 tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati

dan Walikota menjadi