PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan...

66
PARTISIPASI POLITIK BKMB (Badan Kekeluargaan Masyarakat Bekasi)-BHAGASASI DALAM PILKADA KOTA BEKASI 2008 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh Nawwal Husni NIM: 103033227793 JURUSAN PEMIKIRAN POLITIK ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 M/1430 H

Transcript of PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan...

Page 1: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

PARTISIPASI POLITIK BKMB

(Badan Kekeluargaan Masyarakat Bekasi)-BHAGASASI

DALAM PILKADA KOTA BEKASI 2008

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh

Nawwal Husni NIM: 103033227793

JURUSAN PEMIKIRAN POLITIK ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009 M/1430 H

Page 2: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah S.W.T. Tuhan pencipta alam semesta dan

Tuhan yang mempunyai rahmat dan kasih sayangnya bagi umat manusia,

sehingga penulis dapat menyelasikan skripsi ini. Salawat serta salam tercurahkan

kepada keharibaan mahluk yang paling mulia panutan kita Nabi Muhammad

SAW beserta para keluarga dan para sahabatnya semoga kita selalu dalam

limpahan sayafaatnya, Amien.

Alhamdulillah skripsi ini telah rampung dan skripsi ini merupakan tugas

akhir untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada jurusan pemikiran politik Islam

fakultas ushuluddin Universitas Islam Negri Syarif Hidayatulloh Jakarta.

Pada secarik kertas ini juga penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya atas segala bimbingan dan dukungan kepada :

1. Inspirasi dan penyemangat hidupku, Allah Yarham Alm Aminuddin

Muchtar (Abaku). Sebagai orang tua yang senantiasa memberikan do’a serta

pengorbanannya dengan hati yang tulus serta cerminan hidup yang sederhana.

Allahummagfirlahu Warhamhu Wa’aa Fihii Wak’fuanhu. Amien.

2. Umi tercinta Raden Hj. Maemanah Keneng seorang ibu yang tangguh yang

telah memberikan do’a dan pengorbanannya dengan harapan dan ketulusan

hati serta perhatian dan kasih sayang yang tak terhingga.

3. Bapak H. Ahmad Zurfaih S.Sos. Ketua Umum BKMB-Bhagasasi dan Mantan

Wali Kota Bekasi periode 2003-2008.

4. Bapak Drs. H,Abdul Khoir, selaku Sekjen BKMB-Bhagasasi Kota Bekasi

5. Bapak H.Idrus Nairun, Dewan Penasehat BKMB-Bhagsasi Kota Bekasi

Page 3: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

6. Bapak Drs. Agus Darmadji, M. Fils., Ketua Jurusan Pemikiran Politik Islam

UIN Sayrif Hidayatulloh Jakarta.

7. Ibu Dra. Wiwi Siti Sajaroh, MA., Sekretaris Jurusan Pemikiran Islam UIN

Syarif Hidayatulloh Jakarta.

8. Ibu Drs. Haniah Hanafie, M.Si., selaku pembiimbing akademik yang telah

menyetujui proposal skripsi yang diajukan kepada fakultas.

9. Bapak Zaki Mubarok., selaku pembimbing skripsi yang memberikan arahan

serta masukan dalam penyusunan skripsi.

10. Dosen-dosen Pemikiran Politik Islam, atas pembelajaran ilmu yang telah

diberikan. Semoga ilmmu-ilmu yang telah diberikan bermanfaat bagi penulis.

11. Kakak-kakak dan adikku yang selalu memberikan dukungan doa (ka’ Eva, ka’

Danial, ka’ alah, Afaf dan Hannna) semoga kita tetap akur dan bisa

membangun keluarga Alm Aminuddin Muchtar menjadi keluarga yang

kompak, serta mencapai kesuksesan bersama, Amien.

12. Bunga-bunga kampusku yang telah hinggap dihatiku selama aku berada di

UIN.

13. Sari Rosita the special sweetest women I have ever (Love you Bbz), yang

selalu ngasih semangat dan dukungan hingga selesainya skripsi ini.

14. Teman-temanku di rumah, Imel, warso, willy si oon, epoy si Mr.bokep, icom,

padang yang udah nemenin siding, bonar, persikana Fc, spesial buat congli

yang udah membantu cari informasi lewat internet, thanks sobat.

15. Sahabat-sahabatku di Pemikiran Politik Islam angkatan 2003, terima kasih

telah menambah dan membuat warna persahabatan dalam menjalani masa

Page 4: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

perkuliahan. Khususnya Bowo, amar, niko, amir, Kiki Ismanto, linda, madam

sweet hilda, irna, baiti, fauzi, badri, nurmen, muti, ramdhani dan zayadi.

Penulis yakin dan sadar akan segala keterbatasan dan kekurangannya dalam

penyusunan skripsi ini, oleh karena itu penulis menerima saran dan kritik yang

membangun dari senua pihak agar skripsi ini lebih sempurna dan semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi mahluk-mahluk lainnya.

Jakarta, 2 Januari 2009

Page 5: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

PARTISIPASI POLITIK BKMB

(Badan Kekeluargaan Masyarakat Bekasi) BHAGASASI

DALAM PILKADA KOTA BEKASI 2008

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………..1

B. Batasan dan Perumusan Masalah……………………………..…..4

C. Tujuan Penelitian………………………………………………….4

D. Metode Penelitian…………………………………………………5

E. Sistematika Penulisan……………………………………………..7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kelompok Kepentingan………………………………………….. 8

B. Pengertian Partisipasi Politik…………………………………….17

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Partisipasi politik……………20

D. Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik…………………………. ……23

BAB III PROFILE BKMB BAGASASI

A. Latar Belakang Berdirinya BKMB BAGASASI………………...27

B. Struktur Organisasi BKBM-BHAGASASI………………………32

C. Keanggotaan BKMB BHAGASASI……………………………..33

D. Arti dan Makna Logo BKMB BHAGASASI……………....……35

BAB IV KETERLIBATAN BKMB BHAGASASI DALAM PILKADA

KOTA BEKASI 2008

Page 6: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

A. Gambaran Umum Pilkada Kota Bekasi 2008………..…………..36

B. Partisipasi Politik BKMB BHAGASASI

dalam Pilkada Kota Bekasi 2008………………………………...37

C. Bentuk Partisipasi politik BKMB BAGASASI

Dalam Pilkada Kota Bekasi 2008………………………………..39

D. Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Politik BKMB

BAGASASI dalam Pilkada Kota Bekasi 2008………………....44

1. Faktor Primordial……………………………………………...44

2. Faktor Birokrasi dan Patronase Keagamaan…………………..45

3. Faktor Partai Pengusung………………………………………47

E. Dampak Efektivitas Partisipasi Politik

BKMB BHAGASASI terhadap Pilkada 2008 Kota Bekasi………..48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………...54

B. Saran-saran…………………………………………………….55

Page 7: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Transisi Indonesia ke arah demokrasi merupakan proses yang sangat

panjang dan kompleks. Setelah tumbangnya era Orde Baru partai politik tumbuh

bagaikan jamur di musim hujan, kebebasan pers, serta berbagai macam denyut

kegiatan politik yang sangat bebas mewarnai atmosfer politik di Indonesia.

Berada dalam era transisi seperti Indonesia, pendidikan demokrasi

sangatlah penting sebagai salah satu cara untuk mengaktualisasi demokrasi di

Indonesia. Dengan pendidikan tentang demokrasi ini akan menghasilkan dan

mampu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berpolitik dan mendorong

terbentuknya Good Governance di pemerintahan pusat maupun pemerintahan

daerah/lokal.

Dikeluarkannya Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

pemerintahan daerah sebagai hasil revisi Undang-undang nomor 22 tahun 1999,

memberikan efek desentralisasi kekuasaan dan memberi kesempatan bagi

masyarakat untuk membangun dan menentukan pemimpin daerahnya sesuai

dengan keinginannya. Indikasi ini menandakan diperlukannya partisipasi politik

dari masayarakat untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan

kebijakan publik sekaligus sebagai wadah untuk menentukan pemimpin

pemerintahan daerah.

Kedaulatan berada di tangan rakyat adalah yang mendasari konsep

partisipasi politik di negara-negara demokratis, dan partisipasi politik merupakan

Page 8: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

8

pengejahwantahan dari penyelenggaraan kekuasaan politik yang absah oleh

rakyat1. Partisipasi politik juga tidak dibatasi melainkan suatu keharusan karena

tanpa partisipasi politik, kehidupan politik akan mengalami stagnasi seperti Orde-

orde atau rezim yang sudah pernah kita alami.

Dengan adanya Undang-undang No 32 tahun 2004, kebebasan masyarakat

untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik tidak hanya ditingkat pusat.

Ditingkat daerah pun masyarakat memiliki hak yang sama dalam berpartisipasi.

Partisipasi politik masyarakat ditingkat daerah merupakan partisipasi yang

bertujuan mempengaruhi proses kebijakan publik pemerintah yang berlaku dalam

ruang lingkup daerah masing-masing baik daerah tingkat I yaitu propinsi atau

daerah tingkat II yaitu kota/kotamadya..

Pada bulan Januari 2008, kota Bekasi untuk pertama kalinya mengalami

demokratisasi politik masyarakatnya melalui pemilihan kepala daerah (pilkada)

kota Bekasi secara langsung. Pilkada juga mempunyai fungsi yang sangat penting

bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada juga kita bisa

melihat sejauh mana tingkat partisipasi politik masyarakat dalam mengawali

proses demokratisasi di kota Bekasi.

Dalam Pilkada kota Bekasi, masyarakat turut berpartisipasi untuk

menentukan secara langsung siapa yang akan memimpin kota Bekasi di-5 tahun

yang akan datang. Masyarakat mengikuti berbagai macam kegiatan-kegiatan

untuk berpartisipasi dari mengikuti kampanye-kampanye terbuka, mengukuti

debat terbuka tentang visi dan misi calon-calon kepala daerah, hingga

1 Miriam Budiarjo, Partisipasi dan Partai Politik (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

1998),h.3.

Page 9: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

9

mamberikan hak suaranya untuk menentukan siapa yang akan terpilih untuk

menjadi kepala daerah kota Bekasi.

Sejarah pertumbuhan masyarakat telah memperlihatkan bahwa semakin

komplek masyarakat yang antara lain diperlihatkan oleh persaingan yang semakin

ketat dan kebutuhan yang semakin banyak jumlah ragamnya, telah meningkatkan

keperluan dan kesadaran berorganisasi di kalangan masyarakat Indonesia2.

Clifford Geertz dan para pendukungnya berpandangan bahwa agama,

suku, ras, kedaerahan dan “ikatan dasar” lainya merupakan faktor-faktor yang

mengikat anggota masyarakat dalam suatu kesatuan sosial yang pada gilirannya

mewadahi dan memotifikasikan kegiatan-kegiatan politik warga tersebut3.

Semakin modernnya suatu negara, maka kekuasaannya tidak terletak pada

pemerintah, melainkan kepada kelompok-kelompok yang berada diluar

pemerintah. Salah satu diantaranya adalah kelompok kepentingan.

Masyarakat Bekasi yang di dominasi oleh suku betawi merupakan daerah

yang sangat kultural. Dalam pilkada kota Bekasi, ormas (organisasi Masyarakat)

yang bersifat dan berdasarkan kesukuan mempunyai pengaruh dan mempunyai

kepentingan yang sangat besar. Ormas juga berusaha sedapat mungkin untuk

menyampaikan tujuan-tujuan organisasinya kepada masyarakat secara umum.

Dalam hal ini Ormas BKMB (Badan Kekeluargaan Masyarakat Bekasi)-

Bhagasasi mempunyai misi dan visi untuk kepentingan anggota atau

pendukungnya untuk membangun Bekasi dalam pilkada kota Bekasi.

2 Arbi, Sanit. Swadaya Poiltik Masyarakat, telaah tentang keterkaitan Organisasi

masyarakat, partisipasi politik, pertumbuhan hukum dan hak asasi (Jakarta:

CV.Rajawali,1985),h.40. 3 Arbi, Sanit. Swadaya Poiltik Masyarakat, h.90.

Page 10: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

10

Menyambut pilkada kota Bekasi BKMB BHAGASASI mendukung

salah satu calon wali kota dan wakil wali kota Bekasi dan mengangkat isu

kedaerahan, pengusungan ini merupakan salah satu bentuk partisipasi politik

BKMB BHAGASASI dalam pilkada kota Bekasi.

Namun dalam pengusungan calon walikota dan wakil walikota Bekasi,

partisipasi politik BKMB BHAGASASI mengalami ketidakefektifan dalam

partisipasi politiknya. Hal tersebut terindikasi dengan kekalahan H.A Syaikhu dan

H.Kamaluddin Djaini kandidat calon wali kota dan calon wakil wali kota Bekasi

yang diusung oleh BKMB BHAGASASI.

Berdasarkan pemikiran dan keadaan di atas, maka penulis tertarik untuk

mengetahui partisipasi politik yang dilakukakan oleh Ormas BKMB

BHAGASASI dalam pilkada kota Bekasi

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis hanya membatasi

masalah pada partisipasi politik BKMB BHAGASASI dalam pilkada kota Bekasi.

Agar pembahasan ini lebih terfokus, maka penulis membuat rumusan sebagai

berikut:

1. Bagaimana bentuk partisipasi politik BKMB BHAGASASI dalam pilkada

kota Bekasi 2008.

2. Mengapa partisipasi politik BKMB BHAGASASI tidak efektif dalam

memenangkan kandidat yang diusungnya dalam pilkada kota Bekasi 2008.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

Page 11: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

11

1. Untuk mengetahui bentuk Partisipasi politik BKMB Bagasasi dalam

pilkada kota Bekasi 2008

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi

politik BKMB Bagasasi dalam pilkada kota Bekasi 2008.

3. untuk mengetahui ketidak efektifan partisipasi politik BKMB

BHAGASASI

D. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian yang membahas tentang partisipasi politik BKMB

BHAGASASI dalam pilkada kota Bekasi, penulis menggunakan metode

kualitatif. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari objek yang diamati4. Dalam hal

ini objek penilitiannya adalah BKMB BHAGASASI yang berpartisipasi politik

dalam pilkada kota Bekasi 2008. Sumber data dari penelitian ini terdiri dari dua

sumber, yaitu :

a. Sumber data primer, yaitu sumber yang harus ada berupa penjelasan dari

hasil wawancara dan menjadi sumber pokok dari data-data yang

dikumpulkan dan langsung ada kaitannya dengan masalah penelitian.

Dalam hal ini yang menjadi adalah pengurus teras BKMB BHAGASASI.

b. Sumber data sekunder, yaitu sumber-sumber lainnya yang menunjang

sumber primer, diantaranya buku-buku yang berkaitan dengan kelompok

kepentingan, dan partisipasi politik.

4Leyy, J.Moleong, Metodologi Pnelitian Kualitatif , (Bandung; PT. Remaja Rosda Karya,

1997), Hal. 5

Page 12: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

12

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

a. Wawancara

Teknik wawancara ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan

informasi melalui tanya jawab dengan para staff ataupun para pengurus

BKMB BHAGASASI diantaranya : H.Ahmad Zurfaih. S.Sos. sebagai

Ketua Umum BKMB BHAGASASI, Abdul Khoir Sek-Jen BKMB

BHAGASASI, M.Idris Nairun salah satu dewan penasihat BKMB

BHAGASASI, dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang tidak

berstruktur, maksudnya susunan pertanyaan dapat berubah pada saat

wawancara karena disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat

wawancara. Teknik wawancara ini dapat memberika informasi secara

langasung dari responden atau informan.

b. Dokumenter

Teknik ini dilakukan dengan cara memperoleh data-data primer yaitu

dari referensi-referensi buku dan wawancara yang berhubungan dengan

skripsi, sedangkan sekunder melalui literature-literatur baik dari media

cetak maupun visual yang berhubungan dengan topik yang dibahas dalam

skripsi ini.

4. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data penelitian ini, penulis menggunakan teknik

deskriptif-analisis. Deskriptif-Analisis adalah menganalisa data yang

diperoleh dari hasil wawancara dengan pengurus yang berada dalam

BKMB BHAGASASI.

Page 13: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

13

E. Sistematika Penulisan

Agar tersusun rapih dan sistematis, maka dalam penulisan bahasan skripsi

ini dibagi kedalam beberapa bab, yang secara rinci adalah sebagai berikut :

Pada bab pertama, dimulai dengan latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

Selanjutnya pada bab kedua, landasan teori yang membahas secara

konseptual tentang pengertian kelompok kepentingan, pengertian partisipasi

politik, tujuan partisipasi politik, faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi

politik dan bentuk-bentuk partisipasi politik.

Selanjutnya pada bab ketiga, membahas tentang latar belakang berdirinya

BKMB BHAGASASI, pembahasan tentang struktur organisasi BKMB

BHAGASASI, pembahasan tentang keanggotaan BKMB BHAGASASI, serta arti,

makna dan logo BKMB BHAGASASI.

Kemudian pada bab keempat menjelaskan gambaran umum pilkada kota

Bekasi 2008, menjelaskan partisipasi politik BKMB BHAGASASI dalam pilkada

kota Bekasi. Dalam bab ini dibahas mengenai bentuk-bentuk partisipasi politik

BKMB Bagasasi, faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik BKMB

Bagasasi dalam pilkada kota Bekasi 2008, serta menjelaskan dampak efektifitas

partisipasi politik BKMB BHAGASASI terhadap pilkada kota Bekasi 2008.

Terakhir bab kelima, bab ini adalah bab penutup yang merupakan

kesimpulan dari hasil penelitian yang dibahas dalam skripsi ini.

Page 14: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

14

BAB II

A. Kelompok Kepentingan

Semakin modernya suatu negara, maka kekuasaan suatu negara tidak mutlak

terletak pada pemerintah, melainkan kepada kelompok-kelompok yang berada

diluar pemerintah. Salah satu diantaranya adalah kelompok kepentingan.

Kelompok kepentingan (interest group) ialah sejumlah orang yang memiliki

kesamaan sifat, sikap, kepercayaan, dan/atau tujuan yang sepakat

mengorganisasikan diri untuk melindungi dan mencapai tujuan1.BKMB

BHAGASASI yang merupakan sebuah LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat),

dan LSM merupakan salah satu dari kelompok kepentingan, tentunya BKMB

BHAGASASI mempunyai sebuah kepentingan dalam pilkada kota Bekasi 2008.

Berbicara artikulasi kepentingan atau penyaluran aspirasi kedalam sistem,

tidak semua kepentingan yang diartikulasikan atau disalurkan akan dipenuhi

sesuai dengan kehendak dari kelompok-kelompok kepentingan, hal ini tergantung

sejauhmana kemampuan, sumber power, dan dukungan yang dimiliki oleh

kelompok-kelompok tersebut, mengingat suatu sistem politik tidak lepas dari

pengaruh lingkungan internal dan eksternal.

Oleh karena itu, Prof. Miriam Budiardjo mengutip dari buku Gabriel

Almond dan Bingham G. Powell yang berjudul Comparative Politics Today : A

World View (1992) Mengenai kelompok kepentingan, Gabriel A. Almond dan

Bingham G. Powell membedakan menjadi beberapa jenis2 :

1. Anomic Group (kelompok Anomic)

1 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik (Jakarta: Grasindo 1999), h. 109.

2 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik Edisi Revisi (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2008), h. 387

Page 15: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

15

Kelompok ini terbentuk secara spontan dan hanya seketika saja, sehingga

kegiatan kelompok ini terbentuk secara spontanitas, tidak memiliki norma-norma

atau aturan-aturan atau nilai-nilai yang jelas. Sekalipun tidak terorganisir dengan

rapi, dapat saja kelompok-kelompok ini secara spontan mengadakan aksi massal

jika tiba-tiba timbul frustasi dan kekecewaan mengenai suatu masalah. Ketidak

puasan ini diungkap melalui demontrasi dan pemogokan yang tak terkontrol, yang

kadang-kadang berakhir dengan kekerasan.

Pertangahan tahun 1970-an di Amerika terjadi gejolak politik yang sangat

dahsyat, pergolakan itu disebabkan terjadinya ketimpangan antara kulit hitam dan

kulit putih, maka terjadilah gerakan-gerakan besar-besaran dari warga kulit hitam

Amerika untuk meminta kesetaraannya baik dalam akses politiknya, ekonomi,

ketenaga kerajaan hingga tempat yang layak bagi pekerja kerah putih yang

dirasakan sangat diskriminsai sekali. Gerakan ini terjadi secara spontan akibat

tidak meratanya suatu sistem yang diadopsi pada Amerika pada saaat itu.

Hal ini juga tercermin dalam kejadian seperti pemberontakan di Berlin

Timur dan Hungaria (tahun 1050-an) dan Polandia (tahun 1980-an), demonstrasi

di Tiananmen Square (tahun 1989), masa Reformasi yang terjadi di Indonesia pafa

tahun 1997, dan demonstrasi mengutuk kartun Nabi Muhammad SAW di

Denmark (2006) dan dibeberapa negara di dunia.

2. Non Associational Group (kelompok non assosional)

Kelompok ini kurang terorganisir secara rapi dan kegiatannya bersifat

kadang-kadang saja. Keanggotaanya berdasarkan persamaan-persamaan seperti :

keluarga, status, kelas, kedaerahan, keagamaan, keturunan, atau etnis. Dalam

mengartikulasikan kepentingan-kepentingannya melalui individu-individu, klik-

Page 16: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

16

klik, pemuka-pemuka agama, dan semacam itu. Organisai ini sifatnya tidak

formal, sehingga keanggotaannya tidak berbelit-belit seperti organisasi formal.

Organisasi ini biasanya terdapat pada kumpulan-kumpulan keluarga/daerah yang

merantau dan berdomisili di kota-kota besar dengan kegiatannan utamanya arisan

keluarga. Contohnya keluarga Padang, Maluku, Tegal, Ciamis dan lain-lain.

3. Associational Group (kelompok assosional)

Kelompok ini setara dengan organisai yang formal. Keanggotaanya

melalui prosedur yang formal. Denilkian pula dalam menentukan pimpinannya.

Organisasi ini juga dibentuk berdasarkan suatu tujuan yang eksplisit, mempunyai

organisasi yang baik dengan staff yang bekerja penuh waktu. Hal ini telah

menjadikan mereka lebih efektif daripada kelompok-kelompok lain dalam

memperjuangkan tujuannya. Contoh di Indonesia : Federasi Persatuan Serikat

Pekerja Seluruh Indonesia, Himpunan Kerukunan Petani Indonesia (HKTI),

Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan Kamar Dagang Indonesia (KADIN).

4. Institusional Group (Kelompok Institusional)

Kelompok ini bersifat formal, terorganisir secara rapi dan teratur.

Anggota kelompok ini terdiri dari orang-orang professional di bidangnya dan

mereka memiliki rencana kerja yang tersusun rapi seperti militer dan birokrasi.

Contoh di Amerika : Military industrial complex di mana Pentagon bekerjasama

dengan industri pertahanan. Contoh di Indonesia : Darma Wanita, KORPRI,

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).

5. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Indonesia

Page 17: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

17

Secara historis LSM ada di Indonesia sejak awal abad ke-20, ketika itu

LSM lahir sebagai cerminan dari kebangkitan kesadaran golongan masyarakat

menengah terhadap kemiskinan dan ketidakadilan sosial3.

Sejak Indonesia merdeka, LSM pertama kali terbentuk pada tahun 1957

dengan berdirinya PKBI (Persatuan Keluarga Berencana Indonesia), lembaga

yang akhirnya menjadi mitra pemerintah ini menjadikan pembinaan keluarga yang

sehat sebagai fokus kegiatannya.

Dengan mendasar pada analisa Hope dan Timel (1999) yang kemudian

dilengkapi dengan pemikiran Eldridge dan Kothari serta analisis idiologi-idiologi

utama dunia oleh Baradat, Roem Topatimasang-seorang Aktivis LSM senior di

Indonesia- mengemukakan bahwa dilihat dari sudut orientasi, LSM di Indonesia

dapat dibagi dalam 5 kelompok paradigma yaitu4 :

A. LSM penganut paradigma kesejahteraan. Melihat bahwa sebab-sebab

kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat adalah kekuatan yang berada di

luar kendali manusia, seperti nasib/takdir dan bencana alam. Dengan dasar

pemikiran ini, tujuan LSM tipe paradigma kesejahteraan adalah menolong

atau mengurangi penderitaan mereka melalui kegiatan berbentuk derma,

sedekah, atau santunan. LSM kelompok ini cenderung toleran, bahkan

mempertahankan status quo dan selalu berusaha membantu pemerintah,

menghindari konflik dan pandangan politik konservatif. Contoh LSM yang

menganut paradigma ini adalah Dian Desa dan Yayasan Ilmu Sosial.

B. LSM penganut paradigma modernisasi. LSM ini memandang bahwa

keterbelakangan, termasuk kemiskinan, disebabkan oleh rendahnya

3 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, h. 388

4Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik,h. 390.

Page 18: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

18

pendidikan, penghasilan, keterampilan, dan juga kesehatan, khususnya gizi.

Karena itu segala kegiatannya ditujukan untuk memperbanyak prasarana

(dengan membangun sekolah atau klinik-klinik kesehatan), atau meningkatkan

pendapatan (dengan menyediakan modal).

LSM ini biasanya punya tertib administratif, formal, dan cenderung

birokratis, namun mengarah kemodernisasi. Pandangan politiknya cenderung

konservatif, menghindari konflik, melakukan perubahan secara fungsional,

dan mendukung pemerintah. Contoh LSM ini adalah : PKBI, Lakpesdam

(NU), Bina Swadaya, dan LP3M.

C. Kelompok ketiga adalah yang berparadigma Reformasi. LSM kelompok ini

berkeyakinan bahwa sumber dari masalah sosial adalah lemahnya pendidikan,

korupsi, missmanajemen, dan disefisiensi. Karena itu mereka memilih

aktivitas-aktivitas berupa memperbanyak tenaga professional, perbaikan

peraturan dan perundang-undangan, pemberlakuan sanksi yang berat terhadap

pelanggar hukum. Semua itu dimaksudkan untuk memperkuat pengawasan ,

memperbaiki manajemen pelayanan umum, dan meningkatkan disiplin

hukum. Pandangan LSM kelompok ini terhadap perubahan sosial masih

menganut pendekatan fungsional dan cenderung menghindari konflik.

Pandangan politiknya yang liberal mengarah ke reformasi yang bertujuan

menata kembali dan merampingkan pemerintah. Contoh LSM yang masuk

dalam kelompok ini adalah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi),

Kalyanamitra, dan prakarsa.

D. Kelompok LSM yang keempat ini berparadigma liberasi atau pembebasan.

LSM kategori ini berpandangan bahwa penyebab segala keterbelakangan,

Page 19: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

19

termasuk kemiskinan, adalah penindasan, pengisapan, atau eksploitasi, dan

pembodohan rakyat. Karena itu mereka menentang semua bentuk

“penindasan”. Bentuk kegiatan yang dilakukan biasanya berupa pendidikan

politik popouler, pencetakan kader gerakan, mobilisasi aksi, ataupun

kampanye pembentukan opini publik. Gaya kerjanya biasanya populis,

militant, kerja tim, dan berdisiplin ketat. LSM kategori ini lebih meninginkan

perubahan yang struktural dan menghargai serta mengelola konflik.

Pandangan politknya radikal, liberal, menuntut otonomi mutlak untuk rakyat,

ingin mengurangi atau menghapuskan struktur pemerintahan atau negra (a la

Gramci), atau paling tidak mengganti pemerintah. LSM kategori ini diilhami

oleh paham kemerdekaan, hak asasi manusia, dan teknologi pembebasan.

Contoh LSM dalam kategori ini adalah LP3ES dab P3M.

E. LSM pemeluk pradigma Transformasi. LSM kelompok ini menganggap

bahwa sumber keterbelakangan dan kemiskinan adalah ketidak adilan tatanan

sosial, ekonomi, dan politik. Karena itu mereka sangat inginkan menciptakan

tatanan baru yang lebih adil. Kegiaan-kegiatannya biasanya dilakukan melalui

penyadaran politik, pengorganisasian rakyat, mobilisasi aksi, dan membangun

jaringan advokasi. Struktur dan organisasi gaya kerjanya biasanya mirip

dengan LSM penganut paradigma liberasi, yaitu populis, militant, kerja tim,

dan berdisiplin tinggi. LSM jenis ini dalam pandangannya mengenai

perubahan sosial juga meninginkan perubahan structural, dan tidak segan-

segan berkonflik. Pandangan politiknya radikal dan sama dengan kelompok

liberasi. LSM kelompok ini sangat yakin bahwa rakyat punya kemampuan

untuk melakukan perubahan. Contoh LSM kelompok ini adalah YLBHI, dan

Page 20: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

20

Infight. LSM-LSM tersebut masuk dalam kelompok ini tetapi juga masih

mempunyai sifat LSM pembebasan.

Politikus dan pemikir politik Prancis Alexis de Tocqueville, berpandangan

bahwa LSM mempunyai tiga Fungsi bagi pemerintah5. pertama yaitu sebagai

organisasi-organisasi yang disebutnya sebagai organisasi sukarela (volunteer

organization) yang berdiri atau dibentuk di atas asas suka sama suka di antara

anggota-anggota masyarakat itu penting artinya, karena hal itu merupakan sumber

demokrasi. Lewat asosiasi itulah rakyat melakukan partisipasi politik. Organisasi

seperti ini menjalankan fungsi kontrol terhadap pemerintah, melakukan mobilitas

sumber daya dan menjalankan berbagai kegiatan dari dan untuk masyarakat yang

dalam masyarakat-masyarakat lain mungkin dijalankan oleh pemerintah atas

negara. Dengan perkataan lain, mereka melakukan pelayanan terhadap masyarakat

secara swadaya.

Fungsi yang kedua, Tocqueville juga berpandangan NGO/LSM sebagai

"lembaga antara" yang menghubungkan warga negara dengan pemerintah.

Sekalipun hal itu penting artinya, namun yang menyebabkan lembaga ini berdiri

atas dasar haknya sendiri adalah bahwa lembaga-lembaga ini mengekspresikan

nilai-nilai bangsa (nation's values). Dalam mengekspresikan nilai-nilai itu,

lembaga-lembaga ini memeliharanya baik-baik dengan memberikan kesempatan

kepada masyarakat sendiri untuk mengujinya kembali, membentuknya lagi dan

menerapkannya. Ia mengakui bahwa NGO/LSM memiliki sumbangan penting

terhadap kesehatan budaya suatu bangsa.

5 M. Dawam Rahardjo, “Teori Tentang LSM”, artikel diakses tanggal 2 Februari 2008

dari www.Republika.com

Page 21: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

21

Fungsi yang ketiga, LSM bagi Tocqueville juga mempunyai fungsi

sebagai penengah, LSM kerap kali memang menyuarakan kepentingan

masyarakat kepada pemerintah. Di sinilah LSM harus bersikap kritis. Misalnya

karena membela rakyat desa yang digusur oleh proyek Kedung Ombo, membela

rakyat miskin kota yang tergusur. Tetapi, LSM ada kalanya harus memberi

penjelasan kepada masyarakat tentang kebijaksanaan pemerintah agar tidak terjadi

konflik. Karena itu maka LSM tidak selalu bisa dipandang sebagai kekuatan

oposisi berhadapan dengan pemerintah, yaitu sebagai agen pembangunan. Dalam

kerangka pembangunan dan perubahan sosial ini LSM sebenarnya juga

merupakan mitra pemerintah.

Sikap kritis ini hendaknya dipahami, karena LSM itu memang tumbuh

sebagai kekuatan pengimbang, baik terhadap pemerintah maupun swasta.

Kekuatan pengimbang ini diperlukan agar mekanisme demokrasi dapat bekerja.

Selain itu harus diingat pula bahwa LSM tidak mesti dapat dinilai sebagai

kekuatan oposan, karena LSM adalah dua mitra pemerintah dalam pembangunan6.

• Saluran-saluran yang dapat digunakan

Sebagai suatu kelompok kepentingan yang akan menyalurkan

kepentingan-kepentingannya atau aspirasi-aspirasinya, maka terdapat berbagai

cara yang dapat dilakukan oleh mereka, menurut Gabriel Almond ada empat cara

yaitu7:

a. Personal Conection (Hubungan pribadi)

6M. Dawam Rahardjo, “Teori Tentang LSM,” 7 Gabriel Almond dan Sidney Verba, Budaya Politik (Jakarta:PT. Bina Aksara, 1984).

cet,1

Page 22: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

22

Hubungan ini bisa melalui hubungan keluarga, asal sekolah (almamater)

atau hubungan yang bersifat kedaerahan. Jadi sifatnya tidak formal.

Negatifnya, di Indonesia personal conection ini menjadi suatu penghambat

bagi kerjanya suatu sistem birokrasi di Indonesia. Karena adanya Personal

Conection ini seringa kita merasakan pahitnya menghadapi meja birokrasi jika

kita tidak mempunyi personal conection. Entah sampai kapan meja birokrasi

Indonesia lepas dari hubungan personal conection ini.

b. Elite Representation (perwakilan langsung atau elit)

Perwakilan dalam badan legislative atau birokrasi. Perwakilan ini dapat

berlangsung atau berjalan apabila kelompok kepentingan yang bersangkutan

mempunyai anggota yang duduk di dalam legislatif maupun badan eksekutif. Jadi

sifatnya agak formal.

c. Formal & Intitutional (saluran resmi dan kelembagaan)

Saluran ini biasanya melalui: Media massa (TV, radio, dan surat kabar),

Partai politik, badan legislatif, kabinet dan birokrasi.

Contohnya adalah Think-Tank, suatu lembaga formal yang bergerak di

bidang kajian, sekarang adalah lembaga formal yang menjadi partner dengan

pemerintah. Contoh kasus dalam mengambil kebijakan mengenai Bantuan

Langsung Tunai (BLT) dan Konversi Energi Gas pemerintah bekerjasama

dengan suatu lembaga kajian (Freedom Institut) untuk mengambil suatu strategi

mengenai BLT dan konversi Energi Gas, tetapi apakah lembaga kajian tersebut

benar-benar mewakili dari pemerintah, atau hanya sekedar mendapatkan proyek

saja?, Who knows?

d. Protedemontrstions (demonstrasi dan kekerasan)

Page 23: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

23

Saluran ini bentuknya seperti: huruhara, kerusuhan, konfrontasi dan lain-

lain.

B. Pengertian Partisipasi Politik

Yang dimaksud partisipasi politik adalah keikutsertaan anggota

masyarakat dalam memilih pemimpin-pemimpinnya dan dalam mempengaruhi

perbuatan dan pelaksanaan keputusan (kebijaksanaan umum). Partisipasi ini dapat

berlangsung ditingkat nasional, daerah, maupun tingkat desa8. Partisipasi politik

harus pula dibedakan dengan mobilisasi politik, karena partisipasi politik

terkandung didalamnya unsur paksaan, baik secara halus maupun secara terbuka.

Samuel P. Huntington mendefenisikan, partisipasi politik sebagai aktivitas

yang dilakukakan oleh individu atau warga negara secara pribadi untuk

mempengaruhi pembuatan keputusan pemerintah. Selanjutnya, oleh Huntington

dibedakan beberapa macam bentuk partisipasi politik. Salah satu diantaranya atau

voting, dan tindakan-tindakan lainnya yang bisa mempengaruhi hasil pemilu9.

Ramlan Surbakti secara umum berpendapat bahwa partisipasi politik dapat

diartikan sebagai keikutsertaan warga negara dalam menentukan segala keputusan

yang menyangkut dan memengaruhi hidupnya. Partisipasi politik masyarakat

yang dilakukan lewat kontrol terhadap proses perumusan, pelaksanaan dan

penilaian suatu kebijakan pemerintah akan berpengaruh positif dalam

pembangunan.

Sedangkan Miriam Budiardjo mendefenisiskan Partisipasi politik adalah

kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam

kehidupan politk, yaitu dengan jalan memilih pimpinan negara dan, secara

8 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h. 84.

9 Samuel P. Huntington dan Joan Nelson, Partisipasi Di Negara Berkembang,(Jakarta:

PT.Rineka Cipta, 1994), h. 6-7.

Page 24: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

24

langsung atau tidak mempengaruhi kebijakan pemerintah. Kegiatan ini mencakup

tindakan memberikan suara dalam pemilu, menghadiri rapat umum, menjadi

anggota suatu partai atau kelompok kepentingan, mengadakan hubungan

(contacting) dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen10.

Kegiatan-kegiatan partisipasi politik ini mencakup tindakan seperti

memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, menjadi

anngota suatu partai atau kelompok kepentingan, mengadakan hubungan dengan

pejabat pemerintah atau anggota parlemen dan sebagainya, dan di dalam

kelompok tersebut memiliki perspektif yang berbeda-beda terhadap kehidupan

sosial-politik, dan mengajukan bermacam-macam tuntutan kepada pemerintah11

.

Di negara-negara demokratis pemikiran yang mendasari konsep partisipasi

politik ialah bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat, yang dilaksanakan melalui

kegiatan bersama untuk menetapkan tujuan-tujuan serta masa depan masyarakat

itu dan untuk menentukan orang-orang yang akan memegang tampuk

kepemimpinan. Jadi, partisipasi politik merupakan penjelmaan dari

penyelenggaraan kekuasaan politik yang absah oleh rakyat.

Sedangkan Michael Rush dan Philip Althoff dalam bukunya (Pengantar

Sosiologi Politik) membagi menjadi beberapa jenis partisipasi politik yaitu12

:

1. Berdasarkan bentuk partisipasi dalam politik. Menurutnya (Michael Rush dan

Philip Althoff) ada sedikit kesulitan dalam penyajian berbagai bentuk patisipasi

politik, terlepas dari tipe sistem politik yang bersangkutan, yaitu : mereka adalah

para politisi professional, para pemberi suara, aktivis-aktivis partai dan

10

Mirriam Budiarjo, Partisipasi dan Partai Politik, h.1 11

William Liedle, Partisipasi dan Partai Politik, h. 173. 12

Michael Rush dan Philip Althoff, Pengantar Sosiologi Politik (Jakarta : Rajawali Pers

2003), hlm 121.

Page 25: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

25

demonstran. Dan mereka itu dibedakan dari partisipasi-partisipasi politik lainnya,

dalam hal, bahwa pada berbagai taraf mereka berkepentingan dengan pelaksanaan

kekuasaan politik yang formal. Hal ini tidak menghapus pelaksanaan kekuasaan

yang sesungguhnya, maupun pelaksanaan pengaruh oleh individu-individu atau

kelompok-kelompok lain dalam sistem politik.

2. Bersarkan siapa yang berpartisipasi dan Mengapa?. Dalam menyelidiki sebab-

sebab sesorang berpartisipasi kita harus bertanya mengapa beberapa orang

mengahindari (apati) pada bentuk partisipasi politik, atau hanya berpartisipasi

pada tingkatan yang paling rendah saja. Semua ini menjadi penting, sehubungan

dengan fakta, bahwa mereka yang benar-benar berpartisipasi dalam bentuk yang

paling banyak dalam aktifitas politik, merupakan minoritas (seringkali berupa

minoritas yang sangat kecil) dari anggota suatu masyarakat. Macam-macam

istilah diterapkan pada mereka yang tidak turut berpartisipasi, dan mereka

dilukiskan secara berbeda-beda sebagai apatis, sinis alienasi (terasing), dan anomi

(terpisah)13.

Sedangkan di negara-negara komunis pada masa lampau, partisipasi massa

pada umumnya diakui kewajarannya, karena secara formal kekuasaan ada di

tangan rakyat. Akan tetapi, tujuan utama dari negara komunis adalah unutk

merombak, dalam masa yang pendek, masyarakat terbelakang menjadi

masyarakat modern, produktif, kuat dan berideologi komunis, dan hal ini

memerlukan disiplin dan pengerahan ketat dari suatu partai politik yang

berkedudukan monopoli.14

13

Michael Rush dan Philip Althoff, Pengantar Sosiologi Politik . hlm 143 14 Miriram Budiarjo, Partisipasi dan Partai Politik , hlm 12.

Page 26: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

26

Akan tetapi disadari bahwa mengikutsertakan rakyat dalam kegiatan

pembangunan adalah sangant penting dalam rangka memperoleh dukungan bagi

rezim dan unutk mengembangkan rasa bangga dan loyalitas pada negara.

Terutama partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum dianggap dapat

mempertebal keterlibatannya dalam usaha pembangunan masyarakat ke arah

masyarakat komunis , jadi mempunyai aspek psikologis yang sangat kuat,

sekaligus persentase partisipasi yang tinggi dapat memeprkuat keabsahan

rezimnya di mata dunia.

• Tujuan Partisipasi Politik

Melalui definisi yang dikemukakan oleh para sarjana dan beberapa para

ahli politik, dapat diketahui bahwa pada dasarnya pertisipasi politik bertujuan

untuk mempengaruhi pembentukan kebijakan publik, menentukan serta memilih

pemimpin yang sesuai dengan kepentingan bagi kelompoknya.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik

Partisipasi politik sangat bervariasi antara golongan masyarakat yang satu

dengan golongan masyarakat yang lainnya. Masyarakat juga mempunyai variasi

sikap politik tersendiri, ada yang bersikap apatisme yaitu orang yang tidak

berminat atau tidak punya perhatian terhadap orang lain, atau gejala umum

maupun khusus yang ada dalam masyarakatnya. Adapula yang mempunyai sikap

sinisme yaitu sikap politik yang menghayati tindakan dan motif orang lain dengan

persaan curiga, orang seperti ini beranggapan bahwa politik itu kotor, tidak dapat

dipercaya dan kekuasaannya dijalankan oleh orang-orang yang tidak mempunyai

Page 27: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

27

moral. Lalu ada juga masyarakat yang mempunyai sikap aliensi, yaitu seseorang

merasa asing dari kehidupan politik dan terasing pula dari pemerintahan

masyarakat, dan yang terakhir ada juga masyarakat yang bersikap anomi, yaitu

masyarakat atau seseorang merasa kehilangan nilai dan arah hidup sehingga tidak

bermotivasi untuk mengambil tindakan-tindakan yang berarti dalam hidupnya.15

Menurut Arifin Rahman yang mengutip dari Myron Weiner dalam Sistem

Politik Indonesia, setidaknya terdapat lima hal yang menyebabkan timbulnya

gerakan ke arah partisipasi yang lebih luas dalam proses politik, antara lain :16

1. Modernisasi; Komersialisasi pertanian, industrialisasi, urbanisasi yang

meningkat, perbaikan pendidikan dan pengembangan media komunikasi masa.

Ketika penduduk kota baru – yaitu buruh, pedagang dan kaum professional –

merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi nasib mereka sendiri, mereka makin

banyak menuntut untuk ikut dalam kekuasaan politik.

2. Perubahan-perubahan struktur kelas sosial; Begitu terbentuk suatu kelas

pekerja baru dan kelas menengah yang meluas dan berubah selama proses

industrialisasi dan modernisasi, masalah tentang siapa yang berpartisipasi dalam

pembuatan keputusan plitik menjadi penting dan mengakibatkan perubahan-

perubahan dalam pola partisipasi politik.

3. Pengaruh kaum Intelektual dan Komunikasi Massa Modern; Kaum intelektual

– sarjana, filosof, pengarang, dan wartawan – sering mengemukakan ide-ide

seperti egaliarianisme dan nasionalisme kepada masyarakat umum untuk

membangkitkan tuntutan akan partisipasi massa yang luas dalam pembuatan

keputusan politik.

15

Rafel Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik 16

Arifin Rahman, Sistem Politik Indonesia,( Surabaya : SIC,2002.) h.130.

Page 28: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

28

4. Konflik dianara kelompok-kelompok Pemimpin Politik; Kalau timbul kompetisi

memperebutkan kekuasaan, strategi yang biasa digunakan oleh kelompok-

kelompok yang saling berhadapan adalah mencari dukungan rakyat. Dalam hal ini

mereka tentu menganggap sah dan memperjuangkan ide-ide partisipasi massa dan

akibatnya menimbulkan gerakan-gerakan yang menuntut agar hak-hak ini

dipenuhi. Jadi, kelas-kelas menengah dalam perjuangannya melawan kaum

aristocrat telah menarik kaum buruh dan membantu memperluas hak-hak pilih

rakat.

5. Keterlibatan Pemerintah yang Meluas dalam Urusan Sosial, Ekonomi, dan

Kebudayaan; Perluasan kegiatan pemerintah dalam bidang –bidang kebijaksanaan

baru biasanya berarti bahwa konsekuensi tindakan-tindakan pemerintah menjadi

semakin menyusup ke segala segi kehidupan sehari-hari. Tanpa hak-hak sah atas

partisipasi politik, individu-individu betul-betul tidak berdaya menghadapi dan

dengan mudah dapat dipengaruhi oleh tindakan-tindakan pemerintah yang

mungkin ruang lingkup aktivitas pemerintah dapat sering merangsang timbulnya

tuntutan-tuntutan yang terorganisir akan kesempatan untuk ikut serta dalam

pembuatan keputusan politik.

Sejalan dengan faktor-faktor yang menyebabkan partisipasi politik tersebut

di atas, Rafael Raga Maran mengutip pernyataan Morris Rosenberg yang

mengemukakan bahwa terdapat tiga alasan mengapa orang tidak mau

berpartisipasi dalam kehiduan berpolitik.17

17 Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik, h.156.

Page 29: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

29

Pertama, karena ketakutan akan konsekuensi negatif dari aktivitas politik.

Dalam hal ini orang beranggapan bahwa aktivitas politik merupakan ancaman

terhadap kehidupannya.

Kedua, Menganggap sia-sia karena partisipasinya tidak akan

mempengaruhi proses dan hasil politik pemerintah.

Ketiga, karena tidak adanya perangsang untuk berpartisipasi dalam

kehidupan politik, atau tidak ada hasil yang didapat dari partisipasi politik, maka

orang pun akan enggan untuk melakukan partisipasi dalam aktivitas politik.

D. Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik

David F Roth dan Frank L. Wilson dalam bukunya The Comparative

Study of Politics, yang dikutip oleh Miriam Budiarjo menunjukan bahwa aneka

ragam partisipasi politik itu membentuk suatu piramida partisipasi politik.

Bentuk partisipasi politik itu beraneka ragam bentuknya tergantung pada

frekuensi dan intensitasnya. Orang-orang yang memberikan suara dalam pemilu

besar sekali, karena tidak hanya menyita waktu, sedangkan orang-orang yang aktif

dan sepenuhnya waktu melibatkan diri dalam politik sangat kecil sekali, misalnya

menjadi pimpinan partai atau berkecimpung dalam kelompok kepentingan.

Kedua kelompok orang tersebut bisa dimisalkan sebagai suatu pramida

yang alasnya lebar, tetapi semakin ke atas semakin menyempit sebanding dengan

intensitas kegiatan politik dan bobot komitmen dari orang yang bersangkutan18

18 Miriam Budiarjo, 1981. Hal, 6.

Page 30: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

30

GAMBAR PIRAMIDA PARTISPASI POLITIK

Sumber : David.F, Roth dan Frank.L. Wilson, the comparative study of politics, Houghton Milffin

Company, Boston, 1976, hal. 159. Dalam Miriam Budiardjo (penyunting), Partisipasi

dan Partai Politik Sebuah Bunga Rampai, PT. Gramedia, Jakarta, 1981, hal.6

Adapun Gabriel Almond membagi bentuk partisipasi politik itu kedalam

dua bagiaan yaitu:

1. Partisipasi politik konvensional yaitu, bentuk partisipasi politik yang normal

dalam demokrasi modern. Bentuk partisipasi ini meliputi :

a. Pemberian suara

b. Mengikuti diskusi politik

c. Mengikuti rangkaian kegiatan kampanye

d. Menbentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan

e. Komunikasi individual dengan pejabat politik dan administrative

2. Partisipasi politik non-konvensional, meliput:

a. Pengajuan petisi

b. Berdemonstrasi

Pejabat partai

sepenuh waktu,

pemimpin

partai/kelompo

k kepentingan

Petugas kampanya anggota aktif dari partai/kelompok,

kepentingan aktif dalam proyek-proyek social .

Menghadiri rapat umum anggota partai/kelompok

kepentingan membicarakan masalah politik, mengikuti

perkembangan masalah politik dari media masa dan

memberikan suara dalam pemilihan umum.

Orang yang apolitis

Page 31: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

31

c. Konfrontasi

d. Tindakan politik terhadap harta benda (perusakan, pemboman, dan

pembakaran)

e. Tindakan kekerasan politik terhadap manusia (Penculikan, dan

pembunuhan)

f. Perang gerilya dan Revolusi

Sedangkan menurut Samuel Huntington, peran serta atau paertisipasi

masyarakat dapat dikategorikan ke dalam bentuk-bentuk sebagai berikut:19

1. Electoral activity, adalah segala kegiatan yang secara langsung atau tidak

langsung berkaitan dengan pemilu termasuk dalam kegiatan ini adalah ikut serta

memberilan dana untuk kampanye sebuah partai politik, memberikan suara,

mengawasi perhitungan dan pemilihan suara, dan mengajak serta mempengaruhi

seseorang untuk mendukung partai tertentu.

2. Lobbying, yaitu tindakan seseorang maupun kelompok untuk menghubungi

pejabat pemerintah ataupun tokoh politik dengan tujuan untuk mempengaruhi

pejabat atau tokoh politik tersebut ikut serta dalam masalah yang menyangkut dan

mempengaruhi kehidupan mereka.

3. Organizational Activity, adalah keterlibatan warga masyarakat ke dalam

berbagai organisasi politik dan sosial baik sebagai pemimpin, aktivis, maupun

anggota.

19 Samuel P.Huntington dan Joan Nelson, Partisipasi Politik di Negara Berkembang,h. 8.

Page 32: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

32

4. Contacting, yaitu partisipasi politik yang dilakukan oleh warga negara dengan

langsung mendatangi maupun menghubungai lewat telepon pejabat pemerintah

ataupun tokoh politik.

5. Violence, adalah cara-cara yang ditempuh melalui jalan kekerasan untuk

mempengaruhi pemerintah.

Dari semua penjelasan tentang bentuk partisipasi politik, secara umum

bentuk partisipasi politik rakyat ada yang bersifat mendiri (otonom) dan kelompok

(dimobilisasi). Partisipasi otonom adalah dimana seseorang individu dapat

melakukan kegiatan partisipasi politiknya atas inisiatf dan keingin sendiri, hal

tersebut dilakukan semata-mata karena rasa tangging jawabnya dalam kehidupan

berpolitik. Sedangkan partisipasi politik yang tidak berdasarkan atas keinginan

sendiri tetapi berdasarkan pada permintaan kelompoknya atau digerakkan oleh

orang lain, bentuk partisipasi politik inilah yang disebut dengan partisipasi yang

dimobilisasi20.

Namun, sebagai negara demokrasi yang sedang berkembang, analisa

modern yang berkaitan dengan partisipasi politik merupakan suatu kelayakan

studi yang sangat penting. Namun seiring berkembangnya demokrasi di negara

kita, maka banyak muncul kelompok masyarakat atau golongan masyarakat yang

tergabung di dalam LSM atau tergabung di dalam kelompok kepentingan yang

berpartisipasi di dalam dunia politik untuk mempengaruhi proses pengambilan

keputusan dari pemerintah mengenai kebijakan umum.

20 Samuel P Huntington dan Joan Nelson, Partisipasi Politik di Negara Berkembang, h. 9

Page 33: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

33

BAB III

PROFIL BKMB BHAGASASI

A. Latar Belakang Berdirinya BKMB BHAGASASI

• Sejarah Dan Terbentuknya BKMB BHAGASASI

Berawal dari sebuah pertemuan informal di kediaman Baba H. Saady

Muchsin (Sesepuh Masyarakat Bekasi) di Pondok Ungu pada tahun 1987 yang

dihadiri oleh beberpa tokoh Bekasi antara lain : H. Muhtadi Muchtar, Drs.

Damanhuri Husein, Hanafi Ali, Lukmanul Hakim dan lain-lainnya, menghasilkan

kesepakatan untuk membentuk wadah berkumpulnya masyarakat Bekasi.

Dilanjutkan dengan perbincangan kecil diantara beberapa tokoh muda

masyarakat Bekasi seperti Muchtadi Muchtar, Drs. H. Amir Syarifuddin, Dede

Abdurrachmat, Adi Firdaus MSc, Abdurrahman Mufti SmHK, dan Chairul Saleh

pada saat ta’ziyah wafatnya H.Ramdani Ridwan, (Tanggal 13 April 1997).

Diantara para tokoh terlintas kerinduan yang mendalam untuk mempererat tali

silaturrahmi dan memperkokoh tali komunikasi yang kondusif diantara sesama

masyarakat pribumi Bekasi. Akhirnya perbincangan itupun menghasilkan arti dan

makna yang positif.

Dari hasil perbincangan diatas, kemudian ditindaklanjuti dan

dikembangkan secara mendasar melalui kontribusi Ade Abdurrachmat bersama H.

Ady Firdaus, MSc. Kemudian tercetuslah sebuah langkah pemikiran segera

memperluas solusi kearah terbentuknya suatu wadah silaturrahmi masyarakat

Bekasi yang formal atau melembaga.

Page 34: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

34

Untuk mewujudkannya pada 17 Oktober 1997, akhirnya diundanglah

beberapa potensi pemuda yang diharapkan dapat memperluas visi dan orientasi

untuk lebih mempertajam pemikiran kearah yang lebih efektif dalam mengawali

langkah proses pembentukan wadah silaturahmu masyarakat Bekasi, melalui

sebuah pertemuan yang diadakan di rumah kediaman H. Ady Firdaus, MSc.

Dalam pertemuan pada 17 Oktober 1997 tersebut perlu mengambil

langkah konkrit dalam mengawali proses pembentukan wadah silaturahmi

masyarakat Bekasi, melalui Tim Kerja (Team Work) sebanyak sembilan orang,

yang pada akhirnya dinmakan TIM SEMBILAN, yang terdiri dari :

1. H.Ady Firdaus, MS. (Sebagai Ketua Tim merangkap Anggota)

2. Dede Abdurarachmat (Sekretaris Tim merangkap Anggota)

3. Hasbiallah, SE. S.Ag. (Sebagai Anggota Tim)

4. Drs. Dede Rachmat (Sebagai Anggota Tim) 5. Elfi Muhiddin, MSc. (Sebagai Anggota Tim)

6. Ansori H. Asmawi, SE. (Sebagai Anggota Tim) 7. H. Hans Muntahar (Sebagai Anggota Tim)

8. Drs. Lukmanul Hakim (Sebagai Anggota Tim) 9. T. Teguh Iman S (Sebagai Anggota Tim)

Sebagai langkah awal dari kerja tim sembilan adalah berupaya

mengakomodasikan kontribusi pemikiran, saran, pendapat, dan nasehat serta

dukungan moril dari berbagai tokoh masyarakat Bekasi yang meliputi unsur

pesantern, unsur alim-ulama, unsur sesepuh masyarakat, unsur pemuda, dan unsur

birokrasi yang bisa mewakili kontribusi pemikiran masyarakat Bekasi pada

umumnya, diantaranya adalah :

1. Bapak Saady Muchsin (Unsur sesepuh masyarakat Bekasi) 2. KH. Amin Nur (Unsur Pesantren)

3. KH. Aminulloh Muchtar (Unsur Alim-Ulama) 4. Drs. H. Muchtadi Muchtar (Unsur Eksponen ’66)

5. Drs. Paray Said, MBA (Unsur Pemuda)

Page 35: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

35

Dari hasil pertemuan melalui kunjungan ketempat kediaman (home visit)

dengan tokoh masyarakat tersebut diatas, secara prinsip tim sembilan memperoleh

dukungan yang sangat positif.

Segala sumbangan pemikiran, saran, pendapat, dan nasihat dijadikan

sebagai bahan rujukan (referensi) bagi tim sembilan didalam mengiringi gerak dan

langkah berikutnya menuju kearah pembentukan wadah silaturrahmi masyarakat

asli Bekasi.

Berangkat dari dukungan moril yang sangat positif serta kontribusi

pemikiran tokoh masyarakat yang telah menjadi bahan referensi bagi tim

sembilan, maka tim sembilan pun merasa perlu untuk menggulirkan solusi

gagasan kepada forum yang lebih luas, dalam bentuk stimulasi respon, guna

memperoleh umpan balik (feed back) untuk dapat dijadikan sebagai tolak ukur

dalam mencapai sepakat dalam mempertajam proses pembentukan wadah

silaturahmi masyarakat Bekasi secara lebih terarah dan tepat sasaran. Melalui

pertemuan yang dinamakan “FORUM SILATURAHMI MASYARAKAT ASLI

BEKASI”. Yang diadakan pada 19 November 1997 di aula KH. Nur Ali Gedung

Islamic Center Bekasi.

Sumbangan pemikiran dan respon positif serta dukungan moril yang

terakumulasi dari semua pihak yang hadir pada 19 November 1997, merupakan

hembusan angin segar bagi tim sembilan terutama atas keterbukaan dan kesediaan

Bapak Drs. Dede Satibi dan H. Abdul Manan yang keduanya adalah sosok figur

masyarakat Bekasi, untuk secara bersama bergandengan tangan dalam upaya

mewujudkan gagasan masyarakat Bekasi yang berorientasi ke depan dalam

menghantarkan bagi kemaslahatan masyarakat Bekasi itu sendiri.

Page 36: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

36

Akhirnya forum yang digelar pada 19 November 1997 tercatat sebagai

akses pembuka jalan kearah terbukanya wadah silaturrahmi masyarakat Bekasi

secara melembaga/formal, yang senantiasa telah lama dirindukan oleh masyarakat

Bekasi.

Menindak lanjuti hasil pertemuan tanggal 19 November 1997, maka tim

sembilan dengan di jembatani oleh Drs. Damanhuri Husein seorang senior

birokrat putra bekasi, mengambil langkah pada satu tahap kearah terbentuknya

wadah silaturahmi masyarakat Bekasi, melalui forum akbar yang melibatkan

sekitar kurang lebih 200 orang yang diundang dari seluruh lapisan masyarakat

Bekasi untuk secara bersama mempertajam konsep kelembagaan secara utuh, dan

pada pertemuan ini akhirnya ditetapkan sebagai wadah kelahirannya BKMB

BHAGASASI.

Sebenarnya visi dan misi dari BKMB BHAGASASI awlanya sangat

sederhana, kalau sudah berkumpul dan terasa kompak maka para anggota BKMB

BHAGASASI harus punya kontribusi yang signifikan bagi proses pembangunan

pemerintahan Kota Bekasi, Dan awal berdirinya BKMB BHAGASASI adalah

sebagai murni sebuah paguyuban bagi masyarakat asli Bekasi untuk menyatukan

semua potensi masyarakat Bekasi dan tidak mempunyai aspek politik1.

Namun dengan berjalannya waktu, terlebih setelah razim Soeharto

tumbang dan masuknya atmosfer Reformasi maka sebagai sebuah organisasi

tempat berkumpulnya masyarakat asli Bekasi, BKMB BHAGASASI mempunyai

kepentingan-kepentingan terhadap pembangunan di bidang politik bagi

pemerintahan Bekasi, dengan memberikan masukan-masukan kepada lembaga

1 Wawancara dengan Ketua Umum BKMB BHAGASASI Bpk. H.Ahmad Zurfaih S.Sos.

Bekasi tanggal 13 Juli 2008.

Page 37: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

37

politik serta terjun dan aktif langsung terhadap perkembangan politik2. Dengan

inilah BKMB BHAGASASI masuk kepada ranah politik.

Untuk mengenang terbentuknya sejarah kota Bekasi, saat itu pula BKMB

menjadi BKMB BHAGASASI, karena Bhagasasi di ambil dari asal-muasal kata

Bekasi, dan berdasarkan penelusuran Purbatjaraka, kata Bekasi secara filologis

berasal dari kata Candrabhaga ; Candra berarti “bulan” dan bhaga berarti

“bagian”. Jadi, secara etimologis kata Candrabhaga berubah menjadi Sasibhaga

atau Bhagasasi3.

BKMB BHAGASASI yang didirikan berasaskan Pancasila dan

berlandaskan UUD 1945 mempunyai tujuan yaitu4 :

1. Menjalin komunikasi yang kondusif diantara masyarakat Bekasi dengan

pemerintah dan antara masyarakat bekasi dengan masyarakat lainnya.

2. Meningkatkan peran aktif keluarga masyarakat Bekasi dalam pelaksanaan

pembangunan daerah dan nasional.

3. Mempererat rasa kekeluargaan dan kebersamaan sikap untuk menumbuh

kembangkan semangat persatuan dan kesatuan masyarakat Bekasi melalui

silaturahmi dan musyawarah.

4. Menggali dan memanfaatkan segenap potensi Bekasi untuk memberikan

kontribusi nyata bagi pelaksanaan pembangunan.

5. Berperan aktif dalam seluruh proses pembangunan nasional khususnya dalam

meningkatkan keimanan dan ketakwaan, membangkitkan kualitas sumber daya

2 Wawancara penulis dengan Sekjen BKMB BHAGASASI Bpk. H. Abd. Khoir, Bekasi

tanggal 8 Juli 2008. 3 Abdul Khoir, dkk.,Sejarah Bekasi (Bekasi : ARPUSLAHTA Kab. Bekasi, 2002), h. 1.

4 AD/ART BKMB BHAGASASI, h.18.

Page 38: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

38

manusia serta ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka meningkatkan

derajat, dan martabat masayarat Bekasi.

B. STRUKTUR ORGANISASI BKMB BHAGASASI

1. Kepengurusan BKMB BHAGASASI

a. Dewan Penasehat, terdiri dari para sesepuh atau tokoh masyarakat

Bekasi yang berjasa dalam perjuangan dan pembangunan Bekasi.

Dewan Penasehat juga mempunyai hak dan kewajiban memberikan

saran dan nasehat kepada dewan pengurus BKMB BHAGASASI.

b. Dewan Pengurus, terdiri dari :

1. Seorang ketua umum (disebut Baba)

2. Seorang ketua harian (disebut Abang Wakil)

3. Ketua-ketua (disebut Abang Bek)

4. Seorang Sekretaris Umum (disebut Abang/Empo Juru Tulis)

5. Sekretaris-Sekretris (disebut Abang/Empo Juru Tulis)

6. Seorang Bendahra (disebut Abang/Empo Bendahara)

7. Bendahara-bendahara (disebut Abang/Wakil Bendahara)

8. Bidang-bidang yang masing-masing dipimpin oleh seorang ketua

bidang (disebut Abang/Empo Mandor)

9. Kademangan, yaitu pengurus di tingkat Kecamatan atau daerah luar

Bekasi (disebut Demang)

10. Kemandoran pengurus di tingkat Desa / Kelurahan (disebut Mandor)

Para pengurus ini mampunyai hak dan kewajibannya yaitu menjalankan

amanat dan ketetapan musyawarah besar BKMB BHAGASASI, memutuskan dan

Page 39: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

39

menetapkan kebijakan organisasi baik berupa pedoman organisasi maupun

keputusan-keputusan lainnya, serta memberikan laporan pertanggungjawaban atas

segala amanat yang dilaksanakan pada musyawarah besar BKMB BHAGASASI

berikutnya.

C. KEANGGOTAAN BKMB BHAGASASI

1. Penerimaan Anggota

a. Anggota Biasa

Yang diterima sebagai anggota biasa BKMB BHAGASASI adalah

keluarga masyarakat Bekasi, keturunan asal Bekasi, ataupun perpaduan

keturunan dan perpaduan perkawinan asal Bekasi, atau kelahiran serta

menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BKMB

BHAGASASI.

b. Anggota Luar Biasa

Yang bisa diterima sebagai anggota luar biasa adalah masyarakat

Bekasi yang telah berdomisisli di Bekasi serta menerima Anggaran

Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BKMB BHAGASASI.

c. Anggota Kehormatan BKMB BHAGASASI.

Yang dapat di terima sebagai anggota kehormatan BKMB

BHAGASASI adalah anggota masyarakat yang karena keahliann dan

jasanya bagi masyarakat Bekasi, menerima Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga serta ditetapkan dalam mubes BKMB

BHAGASASI.

2. Hak dan Kewajiban Anggota

Page 40: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

40

1) Setiap anggota biasa, anggota luar biasa, dan anggota kehormatan

mempunyai hak untuk menyampaikan usul, saran, dan pemikiran

serta mempunyai hak untuk dipilih dan memilih.

2) Setiap anggota biasa, anggota luar biasa, dan anggota kehormatan

harus menghadiri pertemuan-pertemuan organisasi dan

Musyawarah Besar BKMB BHAGASASI.

3) Setiap anggota biasa, anggota luar biasa, dan anggota kehormatan

berkewajiban mentaati dan mematuhi Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga serta aturan-aturan organisasi.

4) Setiap anggota biasa, anggota luar biasa, dan anggota kehormatan

berkewajiban menjaga nama baik, keutuhan dan menjunjung tinggi

kehormatan organisasi.

Page 41: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

41

D. ARTI DAN MAKNA LOGO BKMB BHAGASASI5

a. Bambu runcing sebanyak lima lajur berdiri tegak melambagkan semangat

patriotisme dan kbangkitan masyarakat bekasi secara kompak dan bergenerasi

serta semangat religius

b. Golok berdiri tegak melambangkan semangat juang dan mempertahankan harga

diri serta mnunjukkan kejernihan dalam berfikir, bersikap dan bertindak.

c. Pita berwarna merah putih melambangkan persatuan masyarakat Bekasi dalam

ke-Indonesiaan yang dilandasi kesucian dan keberanian

d. Batu bata tersusun lima tingkat melambangkan kesadaran akan tahapan cita-

cita.

5 AD/ ART BKMB BHAGASASI

Page 42: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

42

BAB IV

PARTISIPASI POLITIK BKMB BHAGASASI

DALAM PILKADA KOTA BEKASI 2008

A. Gambaran Umum Pilkada Kota Bekasi 2008

Sebagai kota jasa, perdagangan, dan sekaligus kota permukiman di sisi

kota metropolitan Jakarta, kota Bekasi berkembang dengan sangat pesat, hal itu

terlihat dari pertumbuhan penduduk dan tumbuhnya bermacam bangunan properti

sebagai penunjang kehidupan bagi masyarakat yang tinggal di Bekasi.

Dalam Pilkada Kota Bekasi 2008, KPUD Kota Bekasi memutuskan 3

pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota1. Yang pertama adalah H. Awing

Asmawi dan Roni, berdasarkan keputusan komisi pemilihan umum (KPU) kota

Bekasi, 9 Desember 2007, pasangan H.Awing Asmawi dan Rony Hermawan

ditetapkan sebagai peserta pilkada nomor urut 1 (satu) dalam pilkada kota Bekasi

2008. Pasangan ini diusung oleh Partai Demokrat serta mempunyai misi

pemerintahan kota Bekasi yang sehat, kompeten, dan bersih dari segala macam

bentuk KKN(Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).

Mengisi nomor urut 2 (dua), terdapat pasangan Mochtar Muhammad dan

Rahmat Effendi. Pasangan ini diusung koalisi 9 (sembilan) partai politik, yakni

PDI-P, Golkar, PPP, PAN, PBB, PKB, Partai Buruh Sosial Demokrat, Partai

Serikat Indonesia, serta Partai Nasoinalisme Indonesia Marhaenisme. Muchtar

Muhammad yang merupakan Incumbent dan H.Rahmat Effendi Ketua DPD

Golkar Kota Bekasi yang menawarkan visi dan misi Bekasi Cerdas, Sehat, dan

1Cokorda Yudistira , “Pilkada Kota Bekasi.” KOMPAS, 23 Januari 2008, h. 27.

Page 43: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

43

Ihsan serta menjual isu yang sangat menguntungkan bagi masyarakat Bekasi yaitu

“Kesehatan dan Pendidikan Gratis”.

Sedangkan calon dari nomor urut 3 (tiga) adalah pasangan H. Ahmad

Syaikhu dan H.Kamaluddin Djaini seorang birokrat kota Bekasi. Pasangan ini

diusung oleh PKS kota Bekasi untuk menjadi Walikota dan Wakil Walikota

Bekasi, serta mempunyai misi dan visi membangun kota Bekasi EMAS, yakni

kota Bekasi yang Elok, Maju, Aman, dan Adil serta Sejahtera.

Sebagai suatu implikasi atas di terapkannya Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang otonomi pemerintahan daerah, maka dari itu masyarakat kota

Bekasi harus berpartisipasi aktif dalam pilkada Kota Bekasi 2008 dengan

menggunakan hak pilihnya dan mensukseskan pilkada untuk memilih dan

menentukan pemimpin yang benar-benar dapat mewukudkan aspirasi dari

masyarakat Bekasi.

B. Partisipasi Politik BKMB BHAGASASI dalam Pilkada Kota Bekasi 2008

Partisipasi berkaitan erat dengan upaya untuk melakukan modernisasi

kehidupan sosial ekonomi. Pemikiran yang mendasari konsep partisipasi politik di

Negara modern adalah kedaulatan di tangan rakat, yang dilaksanakan melalui

kegiatan bersama untuk menetapkan tujan serta masa depan suatu masyarakat dan

untuk menentukan (memilih) oroang-orang yang akan memegang atau memimpin

kehidupan bersama. Dengan demikian, partisipasi politik adalah merupakan

penjelmaan penelenggaraan kekuasaan yang abash dengan dukungnan warga

Negara.2

2 Miriam Budiarjo. Partisipais dan Partai Poliitik. Jakarta :Yayasan Obor Indonesia,

1999, h. 3

Page 44: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

44

Partsipasi poltik juga merupakan proses politik yang berupaya

mewujudkan keputusan politik agar sesuia dengna aspirasi warga Negara. Dalam

Negara yang demokratis, keterlibaatan warga negar dalam proses pembuatan

keputusan politik adalah sangat penting. Partisipasi politik yang rendah

mewuudkan kurang pedulinya warga terhadap masalah Negara. Keadaan akan

menjadi negative terutama bila kekuasaan Negara tidak mendapat masukan dari

warga negaranya. Pemimpin Negara yang yang kurang masukan akan akan kurang

tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi warganegaranya dan berkecnderungan

menyimpang.3.

Salah satu bentuk partisipasi politik yang dikenal oleh masyarakat adalah

pemilihan umum (pemilu). Pemilu diselenggrakan adalah dalam rangka

memberikan ruang partisipasi politik bagi publik secara luas, selain itu harus ada

hak berkampanye dan berpolitik, menciptakan proses berpolitik yang berarti dan

ada jaminan kebebsan berpendapat secara bersserikat.4 Hasil pemlihan umum

mencerminkan kehendak rakyat, siapapun pemenangnya berhak mengklaim atas

nama rakyat untuk menjalankan kekuasaan negara. Dari situ, legitimasi dan hak

utnuk memerintah dipatuhi oleh rakayatnya. Pemerintahan yang memiliki

legitimasi dan terbentuk melalui pemilu tersebut akan menghasilkan pemerintahan

negara yang didukung oleh rakyatnya.5

Dalam rangka Pemilu pilkada 2008, segenap masyarakat kota Bekasi

dalam Pilkada kota Bekasi 2008 , mempunyai peran serta partisipasi politik yang

sangat penting untuk terciptanya dan terpilihnya seorang kepala daerah yang

3 Miriam Budiarjo, 1999. Hal, 4.

4 Mashad D. Korupsi Poltik, Pemilu dan Legitimasi orde Baru, Jakarta : Pustaka Desindo,

1998. H. 73 5 Imran Hsibuan. Bersikap Independen : meliputi pemilu di masa transisi. Jakarta: AJI,

1999. H. 146-147

Page 45: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

45

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat kota Bekasi. Untuk pertama

kalinya juga dalam Pilkada Kota Bekasi 2008 masyarakat kota Bekasi memilih

langsung kepala daerahnya untuk menahkodai daerah kota Bekasi untuk kurun

waktu 5 tahun ke depan.

Tak terkecuali bagi BKMB BHAGASASI, sebagai sebuah organisasi

kemasyarakatan warga Bekasi dan juga sebagai sebuah kelompok kepentingan

juga mempunyai peran dan partisipasi politik serta mempunyai hak untuk

menyalurkan aspirasinya melalui pilkada di kota Bekasi.

Guna menyalurkan dan mewukudkan aspirasinya, BKMB BHAGASASI

yang awal berdirinya hanya murni sebagai wadah untuk berkumpul atau

paguyuban bagi orang-orang Bekasi asli untuk mem-Bekasikan Bekasi6,

menghimpun dan menggali sumber daya manusia dari anggota BKMB

BHAGASASI sehingga mempunyai posisi atau daya tawar yang kuat terhadap

siapapun untuk membawa dan mewujudkan aspirasi dari BKMB BHAGASASI,

serta menjadi satu mitra yang bisa diandalkan baik oleh pemerintah pusat ataupun

pemerintahan daerah serta menciptakan keadaan yang kondusif bagi berputarnya

roda pemerintahan kota Bekasi.

C. Bentuk Partisipasi politik BKMB BAGASASI Dalam Pilkada Kota

Bekasi 2008

Seperti yang telah dijelaskan oleh penulis di dalam bab sebelumnya,

bentuk-bentuk partisipasi politik dibagi ke dalam dua bentuk yaitu konvensional

dan non-konvensional, serta partisipasi politik yang bersifat otonom (mandiri)dan

6 Wawancara dengan Ketua Umum BKMB BHAGASASI Baba H. Ahmad Zurfaih S.sos.

Bekasi 15 Juli 2008.

Page 46: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

46

di mobilisasikan (kelompok). Bentuk konvensional adalah bentuk partisipasi

politik yang “normal” dalam demokrasi modern. Ada berupa kegiatan

berkampanye, diskusi politik, pemberian suara (voting), lobbying, membentuk

dan bergabung dalam kelompok kepentingan dan sebagainya.

Sedangkan bentuk partisipasi politik non-konvensional adalah beberapa

kegiatan partisipasi politik yang dilakukan secara legal maupun illegal dan

revolusioner. Diantara bentuk partisipasi politik non-konvensional adalah

demonstrasi, aksi mogok, tindakan kekerasan politik, serta melakukan revolusi.

Sedangkan partisipasi politik yang bersifat otonom adalah di mana seseorang

individu dapat melakukan kegiatan partisipasi politiknya atas inisiatif dan

keinginan sendiri tanpa paksaan orang lain. Kebalikan dari sifat partisipasi politik

otonom, partisipasi yang di mobilisasi adalah bentuk partisipasi seseorang yang

tidak berdasar keinginannya tetapi digerakkan atau diminta oleh kelompoknya7.

Disamping itu juga terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

seseorang atau kelompok berpartisipasi dalam politik, diantaranya: modernisasi,

tingkat pendidikan yang tinggi, kemudahan akses informasi, sistem pemerintahan

yang demokratis, dan sebagainya.

Mengacu kepada hal-hal diatas bentuk partisipasi yang dilakukan oleh

BKMB BHAGASASI dalam pilkada Kota Bekasi 2008 merupakan bentuk

partisipasi politik yang konvensional. Bentuk partisipasi politik yang dilakukan

oleh BKMB BHAGASASI adalah melakukan sosialisasi pilkada kota Bekasi

dengan mengusung salah satu calon Wali kota dan wakil Wali kota sampai

ketingkat grass root atau akar paling bawah (tingkat RT/RW) se-Kota Bekasi, ikut

7 Samuel P Huntington & Joan Nelson, Partisipasi Politik di Negara Berkembang,

(Jakarta: rineka Cipta, 1994), h. 9.

Page 47: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

47

melakukan kempanye-kampanye politik secara terbuka8, orasi-orasi politik,

melaksanakan deklarasi dukungan baik di tingkat Kademangan (ruang lingkup

kerja pengurus BKMB-Bhgasasi yang mencakup wilayah kecamatan di kota

Bekasi), maupun di tingkat Kemandoran (ruang lingkup kerja pengurus BKMB

BHAGASASI yang mencakup wilayah kelurahan di kota Bekasi), serta

memberikan suara dalam Pilkada9. Sehingga dengan cara-cara tersebut

masyarakat secara luas dan umum akan mengetahui siapa pasangan yang akan

diusung oleh BKMB BHAGASASI, dan dapat mengetahui visi dan misinya.

Selain itu juga BKMB BHAGASASI mempunyai underbow atau organ

yang bernaung dibawah BKMB BHAGASASI yaitu Laskar BKMB

BHAGASASI. Laskar BKMB BHAGASASI yang di komandoi oleh bang Aan

Suhandi mempunyai tugas yang sangat berat dalam mensosialisasikan

pengusungan calon walikota dan wakil walikota yang di usung oleh BKMB

BHAGASASI. Laskar BKMB BHAGASASI harus berada paling depan dalam

kampanye-kampanye politik secara terbuka dan harus bisa memobilisasi massa

baik dari tingkat Kademangan maupun dari tingkat Kemandoran.

Pastinya hal-hal tersebut juga dilakukan oleh BKMB BHAGASASI untuk

mendukung pasangan calon Wali Kota dan calon wakil wali kota Bekasi yaitu H.

Ahmad Syaikhu dan H.Kamaluddin Djaini untuk mengisi orang nomor satu

dan dua dalam lingkup pemerintahan Kota Bekasi.

Dukungan yang diberikan oleh BKMB BHAGASASI terhadap H. Ahmad

Syaikhu dan H.Kamaluddin Djaini juga dilatar belakangi oleh keingin masyarakat

8 Dilakukan di Lapangan Utama Harapan Indah, Bekasi. 12 Januari 2008 yang dihadiri

oleh para orator dari partai-partai pengusung H.A.Syaikhu dan H.Kamaluddin Djaini. 9 Wawancara penulis dengan Sekjen BKMB BHAGASASI Bpk. H. Abd. Khoir, Bekasi

tanggal 8 Juli 2008.

Page 48: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

48

asli Bekasi untuk bisa menyatukan potensi masyarakat Bekasi, dari tokoh-tokoh

tua hingga tokoh-tokoh muda dalam aspek ekonomi, sosial, dan politik lokal

Bekasi10. Selain itu juga dukungan BKMB BHAGASASI terhadap H. Ahmad

Syaikhu dan H.Kamaluddin Djaini karena dinilai tokoh kedua tokoh ini dapat

membawa serta mewujudkan aspirasi BKMB BHAGASASI yaitu mem-

Bekasikan Kota Bekasi11

.

Partisipasi politik BKMB BHAGASASI juga bisa disebut sebagai

partisipasi yang bersifat otonom atau mandiri dan dimobilisasikan atau kelompok.

Bersifat otonom karena setiap anggota BKMB BHAGASASI dan sebagian

masyarakat Kota Bekasi menginginkan adanya orang-orang Bekasi asli untuk

masuk ke dalam jajaran pemerintahan kota Bekasi. Hal itu dilakukan karena

masyarakat Bekasi khususnya daerah Kota Bekasi agar ada yang mampu

mewujudkan mem-Bekasikan Kota Bekasi. Sedangkan partisipasi politik BKMB

BHAGASASI yang bersifat dimobilisasikan karena setiap anggota BKMB

BHAGASASI dan masyarakat Kota Bekasi yang menjadi anggota BKMB

BHAGASASI baik daerah kademangan atau kemandoran wajib mengikuti

aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut dan dengan adanya

mobilisasi massa merupakan sarana yang sangat efektif kepada masyarakat secara

umum untuk mengetahui visi dan misi pasangan yang diusung oleh BKMB

BHAGASASI. Dalam hal ini BKMB BHAGASASI mendeklarasikan untuk

mendukung pasangan H.Ahmad Syaikhu dan H. Kamaludin Djaini. Maka

10

Wawancara penulis dengan Sekjen BKMB BHAGASASI Bpk. H. Abd. Khoir, Bekasi

tanggal 8 Juli 2008. 11

Wawancara Penulis dengan Ketua Umum BKMB-Bhagsasi Bpk. H. Ahmad Zurfaih.

S.Sos, Bekasi tanggal 13 Juli 2008.

Page 49: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

49

keputusan ini harus diikuti oleh anggota BKMB BHAGASASI serta masyarakat

Kota Bekasi yang masuk dalam anggota BKMB BHAGASASI.

Adapun bentuk partisipasi politik aktif yang dilakukan oleh BKMB

BHAGASASI adalah menjadi pengurus Partai politik, organisasi non-politik

serta menjadi birokrat pemerintahan Kota Bekasi. Seperti H.Ahmad Zurfaih S.Sos

sebagai ketua umum BKMB BHAGASASI dan juga sebagai pengurus partai dan

dewan Pembina Golkar, H.Paray Said MBA sebagai pengurus BKMB

BHAGASASI Ia juga aktif dan menjadi pengurus teras PKB, H. Aan Suhandi

Ketua Laskar BKMB BHAGASASI Ia juga salah satu birokrat teras kota Bekasi,

serta masih banyak lagi pengurus BKMB BHAGASASI yang menjadi pengurus

partai politik dan birokrat pemerintahan kota Bekasi.

Selain itu juga BKMB-Bhasasi juga menggunakan lobby-lobby politik,

serta menggunakan koneksi-koneksi dalam meyalurkan aspirasi politik BKMB

BHAGASASI. BKMB BHAGASASI juga membebaskan angotanya untuk aktif

di Partai politik mana saja. Dengan demikian jika ada anggota BKMB

BHAGASASI menduduki jabatan-jabatan strategis yang ada di Partai politik itu

adalah suatu peluang bagi masyarakat Bekasi untuk menyalurkan aspirasi

politiknya12

.

Dengan adanya organisasi BKMB BHAGASASI menunjukkan perannya

untuk menyalurkan aspirasi terhadap kebutuhan dan perkembangan masyarakat

Bekasi. Karena BKMB BHAGASASI berbasiskan kedaerahan (primordial) serta

mempunyai dukungan dari masyarakat asli Bekasi, posisi ini menjadi daya tarik

sendiri bagi Partai peserta pemilu serta calon-calon kepala daerah untuk mendapat

12

Wawancara Penulis dengan Ketua Umum BKMB-Bhagsasi Bpk. H. Ahmad Zurfaih.

S.Sos, Bekasi tanggal 13 Juli 2008.

Page 50: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

50

dukungan serta dapat menambah dan mendulang perolehan suara dari anggota

dan pendukung BKMB BHAGASASI.

Selain itu juga partisipasi BKMB BHAGASASI dalam berpolitik untuk

memperkuat posisi orang Bekasi asli dalam jabatan politis di daerah Bekasi,

karena sebagai daerah penyangga DKI-Jakarta banyak sekali potensi yang dimiliki

oleh masyarakat Bekasi asli untuk menduduki suatu jabatan yang strategis di Kota

Bekasi13

.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Politik BKMB-

BHAGASASI dalam Pilkada Kota Bekasi 2008

Dari hasil wawancara dengan Ketua Umum BKMB BHAGASASI untuk

proses partisipasi politik BKMB BHAGASASI dalam pilkada Kota Bekasi 2008

yang mengusung pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Syaikhu-Kamal

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

1. Faktor Primordial (Kedaerahan)

Anggota BKMB BHAGASASI mengarahkan partisipasi politiknya dengan

mendukung H.A. Syaikhu dan H.Kamaludin Djaini untuk dapat duduk sebagai

pasangan Wali kota dan Wakil Wali kota. Dalam hal ini BKMB BHAGASASI

sangat mendukung H.Kamaluddin Djaini. Dukungan tersebut diberikan karena

dia adalah seorang putra Bekasi asli dan seorang birokrat di pemerintahan Kota

Bekasi yang menduduki jabatan sebagai Kepala Tata Kota Bekasi.

Dukungan tersebut merupakan hasil dari pemikiran dan musyawarah oleh

para pengurus BKMB BHAGASASI karena ikatan (primordial) kekerabatan, serta

13

Wawancara Penulis dengan Wakil Ketua Dewan Kesepuhan BKMB BHAGASASI

Bpk. H. M,. Idris Nairun, Bekasi tanggal 10 Juli 2008.

Page 51: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

51

kesamaan daerah sehingga H.Kamaluddin Djaini dianggap bisa menampung serta

mempunyai aspirasi yang sama dengan para pengurus BKMB BHAGASASI yang

mayoritas penduduk asli Bekasi, sedangkan calon yang lainnya seperti Muhtar

Muhammad asli Goronntalo, Awing asmawi yang masih keturunan Tiong Hoa

Bekasi dianggap tidak bisa mewakili masyarakat Bekasi serta tidak tahu betul

tentang seluk beluk Kota Bekasi14

.

Kemudian pengurus BKMB BHAGASASI mensosialisasikan dukungan

tersebut kepada kepengurusan BKMB BHAGASASI tingkat Kademangan serta

mensosialisasikan kepada kepengurusan BKMB BHAGASASI tingkat

Kemandoran . Dengan tujuan agar ada putra terbaik di Bekasi yang menduduki

jabatan politis di pemerintahan kota Bekasi, serta untuk dapat memberikan ruang-

gerak dan melestarikan kebudayaan Bekasi agar dapat bertahan dan berkembang

serta tidak tersaingi dengan budaya luar. Hal ini merupakan sebuah keinginan dan

cita-cita para sesepuh asli Bekasi, serta berkeinginan agar masyarakat Bekasi asli

dapat menjadi tuan di rumahnya sendiri.

2. Faktor Birokrasi dan Patronase Keagamaan

Salah satu faktor yang mempengaruhi BKMB BHAGASASI untuk

berpartisipasi politik dalam pilkada Kota Bekasi 2008 adalah dengan melihat

sosok H.Kamaluddin Djaini sebagai calon wakil walikota yang mendampingi

H.A. Syaikhu sebagai calon wali kota itu sendiri. Sebagai salah satu putra terbaik

di Bekasi yang duduk di jajaran birokrasi pemerintahan kota Bekasi dan pernah

menjabat sebagai Lurah dan Camat di beberapa wilayah kota Bekasi, diantaranya

14

Wawancara Penulis dengan Ketua Umum BKMB-Bhagsasi Bpk. H. Ahmad Zurfaih.

S.Sos, Bekasi tanggal 13 Juli 2008.

Page 52: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

52

pernah menjabat Lurah di Kelurahan Perwira Bekasi Utara, sehingga dengan

modal kekerabatan sesama birokrat serta mempunyai jaringan ke berbagai macam

instansi pemerintahan kota Bekasi diharapkan mendapat dukungnan dari kalangan

birokrat pemerintahan Kota Bekasi. H. Mutar Muhammad sebenarnya juga

mempunyai basis dukungan dari para birokrat, karena Ia juga saat pencalonan

dalam pilkada masih menjabat sebagai Wakil Wali Kota Bekasi. Namun

dikarenakan banyaknya “suara-suara miring” tentang kehidupan pribadinya, maka

para birokrat lebih memilih H. Kamaluddin Djaini yang berpasangan dengan H.A

Syaikhu sebagai calon wakil wali kota dan calon wali kota ketimbang Muhtar

Muhammad dan Rahmat Effendi sebagai calon wali kota dan wakil wali kota15

.

Sedangkan kandidat lainnya yaitu Asmawai dan Rony tidak mempunyai basis di

dalam birokrasi karena keduanya lebih dikenal sebagai pengusaha.

H.Kamaluddin Djaini juga sangat dekat dengan para ulama kharismatik

seperti KH.Amien Noor Pimpinan Pesantren Attaqwa Bekasi, Ia juga salah satu

anggota dewan penasehat BKMB BHAGASASI. Sedangkan kandidat yang lain

seperti Muhtar Muhammad sebenarnya juga dekat dengan para ulam kharismatik

Bekasi, tetapi seperti yang sudah dijelaskan di atas Muhtar Muhammad

mempunyai berita-berita yang negatif tentang kehidupan pribadinya. Sedangkan

kandidat lainnya yaitu Awing Asmawi dari sisi religiusnya dinilai kurang

terdengar karena Ia masih keturunan Tiong Hoa dan menurut sebagian masyarakat

Bekasi Ia tidak jelas apa agamanya, Islam atau Budha16

.

15

Wawancara penulis dengan Sekjen BKMB BHAGASASI Bpk. H. Abd. Khoir, Bekasi

tanggal 8 Juli 2008. 16

Wawancara penulis dengan Sekjen BKMB BHAGASASI Bpk. H. Abd. Khoir, Bekasi

tanggal 8 Juli 2008.

Page 53: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

53

H.Kamaluddin Djaini juga sering berpartisipasi dalam acara keagamaan

yang diadakan oleh wali kota Bekasi saat itu H.Ahmad Zurfaih S.Sos, sepeti acara

Subuh Keliling (Suling). Sehingga dari sisi kultural yang agamis H.Kamaluddin

Djaini dapat diterima sebagian masyarakat Bekasi untuk maju sebagai calon wakil

wali kota mendampingi H.A.Syaikhu sebagai calon wali kota Bekasi.

3. Faktor Partai Pengusung

Selain dari faktor dari H.Kamaluddin Djaini yang merupakan putra Bekasi

asli, tentunya faktor dari Partai pendukungnya H.A. Syaikhu yaitu PKS (Partai

Keadilan Sejahtera) juga sangat berpengaruh dalam pemilihan calon wali kota dan

wakil wali kota Bekasi.

PKS merupakan Partai mayoritas di kota Bekasi dan mempunyai 11

(sebelas) kursi dari 45 kursi yang disiapkan di DPRD Kota Bekasi disusul Partai

Golkar dengan mendapat 9 kursi, Partai Demokrat mendapat 7 kursi, PDI-P dan

PAN sama-sama mendapatkan 6 kursi, PPP mendapatkan 4 kursi, serta 2 kursi

lainnya yang dibagi rata oleh Parai Damai Sejahtera dan Partai Bulan Bintang.

Dengan mendapatkan kursi terbanyak di DPRD Kota Bekasi serta

mempunyai dukungan dari 7 (tujuh) Partai politik peserta pemilu 2004 yang

tergabung dalam koalisi pelangi diantaranya Partai Bintang Reformasi, Partai

Pelopor, dan Partai Nasionalis Banteng Kemerdekaan17

.

Dukungan kepada H.A.Syaikhu dan H.Kamaluddin Djaini secara politis

mempunyai dukungan kekuatan politk yang sangat besar di tingkat elit politik

Kota Bekasi. Sehingga dengan dukungan tersebut nantinya akan dapat

17 Cokorda yudistira, “Pemilu 2004, PKS Unjuk Gigi.” KOMPAS, 23 Januari 2008, h. 27.

Page 54: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

54

memenangkan Pemilihan wali kota dan wakil wali kota Bekasi, dan membangun

serta menjadikan Bekasi kota yang tertata dengan baik, rapi, nyaman dan aman

dan adil serta sejahtera bagi masyarakat Kota Bekasi.

E. Dampak Efektifitas Partisipasi Politik BKMB BHAGASASI terhadap

Pilkada Kota Bekasi 2008.

Di Bekasi, pilkada yang dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2008 yang

lalu adalah sebuah ajang pemilihan wali kota dan wakil wali kota yang untuk

pertama kalinya diadakan dan terselenggara secara langsung. Tidak hanya warga

asli Bekasi (Betawi pinggiran / Betawi udik) tetapi semua warga Bekasi yang

berbagai macam suku, etnis dan budaya atau yang telah menetap menjadi warga

Kota Bekasi berhak menyalurkan aspirasi politiknya dalam pilkada Kota Bekasi

2008 ini untuk menentukan siapa wali kota dan wakil wali kota yang menahkodai

Kota Bekasi untuk mengarungi bahtera Bekasi yang lebih maju dan berkembang.

Begitu juga dengan BKMB BHAGASASI sebagai warga Bekasi dan salah

satu organisasi massa (ormas) warga asli Bekasi juga ikut berpartisipasi dalam

ajang pilkada kota Bekasi 2008 ini dengan mendukung penuh calon wali kota

H.A.Syaikhu dan calon wakil wali kota H.Kamaluddin Djaini. Dukungan BKMB

BHAGASASI terhadap calon wali kota dan wakil wali kota ini tidak hanya

dukungan suara semata, tetapi BKMB BHAGASASI juga mengikuti kampanye-

kampanye yang dilakukan oleh pasangan H.A.Syakhu dan H.Kamaluddin Djaini.

Namun, berdasarkan hasil pleno KPUD Kota Bekasi pada hari Minggu 3

Februari 2008 melalui surat keputusan KPUD Kota Bekasi Nomor 14 Tahun 2008

menyatkan dan menetapkan pasangan Muhtar Muhammad-Rahmat Effendi yang

Page 55: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

55

diusung oleh koalisi 9 parpol sebagai pemenang pilkada kota Bekasi dengan

perolehan suara sebesar 368.940 suara dari 729.388 atau 50,6% mengalahkan

pasangan H.A Syaikhu-H.Kamaluddin Djaini yang diusung oleh PKS dan

beberapa partai politik serta didukkung oleh ormas BKMB BHAGASASI hanya

memperoleh suara 303,209 suara atau 41,60%. Sisa perolehan suara sebesar 7.8 %

atau sekitar 57.239 suara diraih oleh pasangan Awing Asmawi-Ronny Hermawan

yang diusung oleh Partai Demokrat18

.

Perolehan suara Pilkada Kota Bekasi 2008

Hasil Penghitungan KPUD Bekasi

Syaikhu-

Kamal;

303.209

41.60%

Awing-Rony;

57.239

7.8% Muhtar-

Rahmat;

368.940

50.6%

Muhtar-Rahmat Syaikhu-Kamal Awing-Rony

Tabel :I

Dengan hasil kekalahan dalam pilkada kota Bekasi pasangan calon wali

kota H.A.Syaikhu dan calon Wakil Walikota H.Kamaluddin Djaini yang

didukung dan diusung oleh PKS dan beberapa partai politik yang tergabung dalam

koalisi pelangi (Partai Bintang Reformasi, Partai Pelopor, dan Partai Nasionalis

Banteng Kemerdekaan) serta dengan dukungan penuh dari ormas BKMB

BHAGASASI gagal memenangkan pemilu. Ini merupakan suatu kesedihan dan

18Artikel diakses 22 Agustus 2008 dari WWW.KPUD KOTA BEKASI

Page 56: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

56

pukulan yang berat bagi BKMB BHAGASASI sebagai organisasi kemasyarakatan

warga Bekasi asli.

Hasil kekalahan tersebut memang sudah dapat diprediksi oleh LSI

(Lingkaran Survei Indonesia) jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan pemilu. LSI

yang dipimpin oleh Deny JA memprediksi bahwa pasangan nomor dua, Mochtar

Muhammad (Incumbent)-Rahmat Effendy atau disebut Murah akan memenangkan

pilkada kota Bekasi. Pasangan ini berpotensi menang karena isu yang diusungnya

sangat realistis yaitu pendidikan dan kesehatan gratis sedangkan Syaikhu-Kamal

mengisukan hal-hal yang masih bersifat tradisional seperti membangun Kota

Bekasi yang elok, maju, aman dan adil serta sejahtera.

Dari penghitungan cepat (quick account) yang dilakukan LSI pasangan

Muchtar Muhammad-Rahmat Effendi yang diusung PDI-P dan 9 Partai politik

lainnya memperoleh 53% suara, sedangkan pasangan H.A Syaikhu-H.Kamaluddin

Djaini yang diusung PKS dan beberapa partai politik memperoleh 40,71%,

sedangkan pasangan Asmawi-Ronny Hermawan yang disusung Partai Demokrat

hanya mendapatkan suara 7,13%. Sedangkan tingkat partisipasi politik di kota

Bekasi cukup lumayan dengan angka 67,34% dari 2 juta lebih penduduk kota

Bekasi19

. Keberhasilan pasangan Muhtar Muhammad-Rahmat Effendi atas

pesaingnya, masih menurut LSI tak lepas dari isu program yang dilontarkan dalam

kampanye lalu . Pasangan ini mengusung isu pendidikan dan kesehatan gratis.Dari

paparan diatas masyarakat Bekasi yang merupakan konstituen atau pemilih dalam

pilkada kota Bekasi sudah bersifat konstituen yang rasional. Pilkada di Bekasi

19

Direktur Reseach LSI, Eka Kusmayadi. “Hasil Pilkada Kota Bekasi,” artikel diakses

tanggal 22 Agustus 2008 dari. WWW.Google Search Hasil Pilkada Kota Bekasi

Page 57: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

57

sudah modern seperti memberi manfaat secara ekonomi, materi, sosial dan tidak

lagi ditentukan oleh faktor-faktor tradisional.

Gagalnya BKMB BHAGASASI dalam mendukung pasangan

H.A.Syaikhu dan H.Kamaluddin Djaini untuk menjadi wali kota dan wakil wali

kota juga sangat di pengaruhi faktor internal BKMB BHAGASASI itu sendiri

dengan adanya pengurus teras BKMB BHAGASASI yang menjadi pengurus teras

di dalam Partai politik yang saat pilkada ini tidak mendukung pasangan

H.A.Syaikhu dan H.Kamaluddin Djaini karena lebih mementingkan kepentingan

dan mengusung keputusan partainya.

Para pengurus teras BKMB BHAGASASI yang menjadi pengurus Partai

yang tidak mengusung pasangan H.A.Syaikhu dan H.Kamaluddin Djaini antara

lain: Drs.Paray Said MBA. sebagai sekretaris umum BKMB BHAGASASI beliau

juga sebagai pengurus PKB Kota Bekasi, begitu juga dengan H.M.Idris Nairun

sebagai pengurus Dewan Penasehat BKMB BHAGASASI beliau juga tercata

sebagai pengurus Golkar.

Para pengurus BKMB BHAGASASI yang menjadi pengurus Partai lebih

memilih menjalankan amanah Partainya ketimbang apa yang sudah diarahkan

oleh ketua umum BKMB BHAGASASI untuk mengusung dan mendukung

pasangan H.A.Syaikhu dan H.Kamaluddin Djaini.

Di samping itu juga, ada beberapa hal-hal yang dianggap keluar dari rel-rel

(AD/ART) BKMB BHAGASASI yang dipimpin oleh H.Ahmad zurfaih. Karena

dalam pilkada Kota Bekasi 2008 seharusnya BKMB BHAGASASI harus bersifat

independent (netral), karena ada 2 (dua) calon yang merupakan anak Bekasi asli

untuk mendampingi menjadi Wakil Walikota Bekasi yaitu H. Kamaluddin Djaini

Page 58: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

58

yang berpasangan dengan H.A.Syaikhu dan H.Rachmat Effendi yang di usung

oleh Partai Golkar untuk mendampingi H. Muchtar Muhammad sebagai Walikota

Bekasi yang merupakan Incumbent. Namun dalam pilkada 2008 ini BKMB

BHAGASASI mengarahkan semua dukungannya kepada H.Kamaluddin Djaini

sebagai calon wakil wali kota mendampingi H.A Syaikhu sebagi calon wali kota

itu semua dinilai karena Muhtar Muhammad calon wali kota yang berpasangan

dengan Rahmat Effendi sebagai calon wakil wali kota sering terdengar hal-hal

yang negatif dalam kehidupan pribadinya20

.

Dengan adanya 2 calon anak asli Bekasi (H.Kamaluddin Djaini dan

H.Rahmat Effendi) maka BKMB BHAGASASI seharusnya tidak boleh memihak

dan harus independent, kecuali jika hanya satu anak Bekasi yang di calonkan

untuk maju sebagai wali kota atau wakil wali kota maka akan di dukung secara

maksimal oleh para seluruh pengurus BKMB BHAGASASI21.

Ketidak efektifan partisipasi politik BKMB BHAGASASI di indikasikan

dengan Kekalahan pengusungan calon wali kota dan wakil wali kota ini, harus

dijadikan sebagai suatu pembelajaran politik bagi BKMB BHAGASASI,

bagaimana BKMB BHAGASASI sebagai wadah berkumpulnya orang asli Bekasi

harus bisa memanfaatkan peluang demi peluang untuk bisa mengedepankan

kepentingan BKMB BHAGASASI. BKMB BHAGASASI dengan lapang dada

dan besar hati harus bisa menerima kekalahan dalam pertarungan politis untuk

memenangkan pasangan yang diusungnya, H.A.Syaikhu dan H.Kamaluddi Djaini.

Bagi BKMB BHAGASASI dengan kekalahan ini juga harus bisa membuktikan di

20

Wawancara penulis dengan Sekjen BKMB BHAGASASI Bpk. H. Abd. Khoir, Bekasi

tanggal 8 Juli 2008 21

Wawancara Penulis dengan Wakil Ketua Dewan Kesepuhan BKMB BHAGASASI

Bpk. H. M,. Idris Nairun, Bekasi tanggal 10 Juli 2008.

Page 59: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

59

waktu yang akan datang bahwa sebagai organisasi yang dasar berdirinya sebagai

sebuah paguyuban harus bisa menjadi organisasi yang bisa menghimpun potensi

masyarakat Bekasi asli yang mempunyai pengaruh cukup signifikan dalam

pengambilan keputusan di level pemerintahan Kota Bekasi.

Page 60: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Melalui pembahasan tentang partisipasi politik BKMB-Bhagasai dalam

pilkada 2008 Kota Bekasi, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Partisipasi politik BKMB BHAGASASI dalam pilkada 2008 Kota Bekasi

dilakukan dengan cara sosialisai dari tingkat Kademangan sampai ketingkat

Kemandoran tentang pengarahan pilkada. Misalkan melakukan sosialisi calon

pasangan yang diusung oleh BKMB BHAGASASI, serta melakukan

kampanye-kampanye terbuka untuk mendukung pasangan calon wali kota dan

wakil wali kota. Pilkada kali ini juga memberikan suatu kesempatan bagi

masyarakat asli Bekasi yang mempunyai potensi untuk aktif berpartisipasi dan

politik.

2. faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik BKMB BHAGASASI

dalam pilkada Kota Bekasi 2008 meliputi faktor primordial, birokrat dan

patronase keagamaan, serta faktor partai pengusung.

3. BKMB BHAGASASI membebaskan bagi anggotanya untuk berpartisipasi

langsung dalam partai politik dan tidak terfokus pada salah satu partai politik.

Meskipun dalam partai politik berbeda tetapi semua anggota tetap di bawah

naungan BKMB BHAGASASI.

4. Apabila terdapat beberapa calon wali kota dan atau calon wakil wali kota asli

orang Bekasi, maka BKMB BHAGASASI yang awal berdirinya murni sebagai

Page 61: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

61

paguyuban bagi warga Bekasi harus bisa berdiri di tengah serta ridak memihak

kepada salah satu calon wali kota atau calon wakil wali kota.

5. Ketidak efektifan BKMB BHAGASASI untuk mengusung dan memenangkan

H.A Syaikhu dan H.Kamaluddin Djaini sebagao pasangan calon wali kota dan

calon wakil wali kota disebabkan oleh beberapa faktor :

a. Perpecahan internal di dalam tubuh BKMB BHAGASASI, sebagian

anggotanya lebih mendukung hanya setengah hati karena lebih

mementingkan keputusan partai politiknya.

b. Pasangan Syaikhu-Kamal mengkampanyakan isu yang “tidak menjual”

yaitu Kota Bekasi elok, maju, aman, dan adil serta sejahtera. Sedangkan

pasangan yang menang “menjual” isu yang sangat menguntungkan

masyarakat Bekasi di tengah kesulitan ekonomi seperti ini menjual isu

kedrhatan dan pendidikan gratis.

c. Pihak pemenang menggunakan komunikasi yang efektif melalui siaran

radio yang mempunyai basis dan komunitas dikalangan remaja Bekasi yaitu

Radio M2 yang dimiliki oleh H.Muhtar Muhammad , serta dengan dana

yang lebih besar pasangan pemenang(Muhtar-Rahmat) menggunakan media

famplet sebanyak-banyaknya sehingga mudah dikenali oleh masyarakat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian penulis, dalam masa demokrasi yang

kompetitif dan masyarakat yang lebih rasional di butuhkan komunikasi yang

aktual dan modern. Penulis menyarankan kepada mahasiswa atau pihak akademisi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta agar berperan aktif mensosialisasikan kepada

Page 62: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

62

masyarakat secara umum bahwa di dalam menghadapi pemilu, baik pemilihan

Presiden, dan pemilihan kepala daerah hendaknya kita harus bisa melihat dan

mengedepankan visi dan misinya. Dengan hal-hal tersebut kita bisa menentukan

siapa yang akan kita usung dan menjadi pemimpin dalam negara atau pemimpin

dalam teritorial daerah kota sendiri.

Page 63: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

63

Daftar Pustaka

Anggaran Dasar Rumah Tangga (AD/ART) BKMB BHAGASASI

Almond,Gabriel dan Verba, Sidney. Budaya Politik: Tidak Laku dan

Demokrasi di Lima Negara. Jakarta :Bumi Aksara,1984.

Budiarjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta:PT.Gramedia

Pustaka Utama,2003.

Budiarjo, Miriam. Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia,1998.

------------, Dasar-dasar Ilmu Politik, PT.Gramedia Pustaka Utama, 2000.

Calvert, Peter. Proses Suksesi Politik, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana

Yogyakarta, 1995).

Gaffar, Affan. “Merangsang Partisipasi Politik Rakyat”. Dalam

Demitologisasi Politik Indonesia : Mengungsung Elitisme Dalam Orde Baru.

Jakarta : Pustaka CIDESINDO, 1998.

Huntington, Samuel P. Partisipasi Politik di Negara Berkembang, (Jakarta: rineka Cipta, 1990).

J.Meleong,Lexy.Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung :PT Remaja

Rosda Karya. 1997.

Maran, Rafael Raga.Sosialisasi Politik dan Partisipasi Politik.Jakarta : Rineka Cipta,2001.

Rahman, Arifin. Sistem Politik Indonesia Dalam Persfektif Struktural

Fungsional. Surabaya : SIC,2002.

Rush, Michael dan Phillip Althof. Pengantar Sosiologi Politik.Jakarta :

CV. Rajawali, 1993.

Sanit, Arbi. Swadaya Poiltik Masyarakat, telaah tentang keterkaitan

Organisasi masyarakat, partisipasi politik, pertumbuhan hukum dan hak asasi

(Jakarta: CV.Rajawali,1985).

Surbakti,Ramlan. Memahami Ilmu Politik.Jakarta: Grasindo,1999.

The British Council. Mewujudkan Partisipasi. Jakarta, 2001.

Page 64: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

64

Hasil Pilakada Kota Bekasi 2008. Artikel diakses tanggal 22 Agustus 2008 dari Http://WWW.KPUD Kota Bekasi.

“Hasil Pilkada Kota Bekasi,” artikel diakses tanggal 22 Agustus 2008 dari.

WWW.Google Search Hasil Pilkada Kota Bekasi

Wawancara pribadi dengan Ketua Umum BKMB BHAGASASI

Bpk.H.Ahmad Zurfaih S.Sos. Bekasi 15 Juli 2008.

Wawancara pribadi dengan Sekjen BKMB BHAGASASI Bpk. H.Abdul

Khoir. Bekasi 8 Juli 2008.

Wawancara pribadi dengan Ketua Dewan Penasehat BKMB

BHAGASASI Bpk H.Idris Nairun. Bekasi. 10 Juli 2008.

Wawancara pribadi dengan Pengurus Harian BKMB BHAGASASI Bpk.

H. Paray Said MBA. Bekasi 20 Juli 2008.

Page 65: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

65

Pertanyaan Wawancara

Partisipasi Politik BKMB BHAGASASI dalam Pilkada Kota Bekasi 2008

1. Jelaskan Gambaran umum tentang organisasi, dan latar belakang

berdirinya organisasi tersebut.

2. Apakah aspek politik mempunyai pengaruh dengan berdirinya BKMB

Bhagasasi.

3. Bagaimana cara penyaluran aspirasi BKMB bhagasasi dalam pilkada, baik

secara langsung atau tidak langsung.

4. Kegiatan apa saja yang dilakukan BKMB bhagasasi dalam menyukseskan

pilkada

5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi BKMB bhagasasi untuk

mendukung calon pasangan Syaikhu dan Kamal.

6. Apakah BKMB bhagasasi membebaskan anggotanya untuk aktif di parpol

?

7. Tujuan Partispasi politk BKMB Bagasasi dalam pilkada kota Bekasi 2008

8. Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Politik BKMB BAGASASI

dalam Pilkada Kota Bekasi 2008

9. Dalam mendukung calon Walikota dan Wakil walikota tentunya ada

proses negoisasi, apakah dalam negoisasi tersebut BKMB bhagasasi

mendapatkan fasilitas seperti materi, jabatan dan fasilitas ?

10. Alasan apa PKS mendukung kamal sebagai calon wakil walikota ?

11. Apa bentuk dukungan PKS bagi calon wakil walikota ?

12. Ada tidak-kah anggota BKMB bhagasasi yang duduk diparlemen ?, dari

partai politik mana ?, dan berapa jumlahnya ?.

13. dengan adanya anggota BKMB bhagasasi di parlemen apa saja yang

didapat ?, apakah bisa menyalurkan aspirasinya sebagai anggota BKMB

bhagasasi?

14. Damapak apa saja yang dialami ormas tersebut setelah tidak berhasil

menudkung calonnya ?

15. Apa yang diharapkan organisasi tersebut jika calonnya menang ?

Page 66: PARTISIPASI POLITIK BKMB Badan Kekeluargaan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18902/1/NAWWAL... · bagi pembelajaran demokrasi di Indonesia, dan dengan pilkada

66