Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai...

110
i Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai Sekretariat Bersama Jeletreng Kelurahan Setu Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: NIM: 1113054000023 JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M M. Fahmi Nurdin

Transcript of Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai...

Page 1: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

i

Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih

Sungai Sekretariat Bersama Jeletreng Kelurahan

Setu Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk

memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Oleh:

NIM: 1113054000023

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU

KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

M. Fahmi Nurdin

Page 2: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

ii

Page 3: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

iii

Page 4: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

iv

ABSTRAK

Page 5: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

v

M Fahmi Nurdin

Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai

Sekretariat Bersama Jeletreng Kelurahan Setu Kecamatan Setu Kota

Tangerang Selatan.

Sungai Jeletreng adalah sungai aktif yang menjadi anak sungai dari

sungai Cisadane, dengan panjang 10,5 kilometer yang menjadi

pembuangan utama para warga Setu termasuk beberapa perusahaan yang

ada di pergudangan Tekno BSD. Sungai Jeletreng melintasi beberapa

Kelurahan yang ada di Kota Tangerang Selatan, persoalan kebersihan

kerap menjadi tantangan bagi masyarakat sekitar terlebih khusus para RT,

RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena

bagaimana pun sungai Jeletreng jika pemeliharaannya benar maka sangat

menguntungkan bagi masyarakat sekitar, namun jika tidak dipelihara

justru akan berubah menjadi musibah bagi masyarakat sekitar, seperti

banjir, dll.

Penelitian ini dilakukan menggunakan jenis penelitian deskriptif,

dengan turun langsung ke lapangan untuk mencari informasi terkait; (1)

Bagaimana partisipasi yang telah dilakukan masyarakat sekitar dalam

pemeliharaan sungai jeletreng, apakah sudah ikut berpartisipasi atau

belum, dan (2) Seperti apa pengaruh program bersih-bersih sungai

Jeletreng yang digagas oleh para pemuda Setu dan sekitarnya yang

tergabung dalam komunitas pecinta lingkungan yang mereka namai

komunitas mereka dengan nama Sekber Jeletreng.

Hasil dari penelitian menunjukan bahwa partisipasi masyarakat

Setu Kota Tangerang Selatan pada prosesnya ikut berpartisipasi dalam

program, hal tersebut ditunjukan dari keterlibatan dalam mengikuti

program dan ada juga yang tidak ikut program tapi sudah tidak lagi

membuang sampah ke Sungai. Adapun pengaruh dari program yang

digagas oleh Sekber Jeletreng cukup membuahkan hasil, terlihat dari

perbedaan keadaan sungai yang sebelumnya penuh dengan sampah kini

jauh lebih bersih dan perubahan prilaku masyarakat yang semula

membuang sampah ke Sungai kini sudah tidak lagi.

Kata Kunci: Partisipasi, Pemeliharaan Sungai, Pengaruh Program Bersih-

Bersih

Page 6: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohiim

Segala puji teriring rasa syukur senantiasa penulis panjatkan

kehadirat Allah subhanahu wata’ala, yang telah memberikan berbagai

macam nikmatnya, berkat izin dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan

skeipsi ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat teriring salam senantiasa

tercurah kepada Nabi tercinta, baginda Nabi besar Muhammad Shallallahu

‘Alaihi wa Sallam serta kepada keluarganya, sohabatnya, para Tabi’in,

Tabiut tabi’in sampai kepada para ulama yang senantiasa istiqomah

mengajarkan agama islam hingga sampai kepada kita selaku umatnya

semoga senantiasa mampu meneladani akhlak baik Rosul Muhammad

Shalallau ‘Alaihi wa Sallam.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu Syarat untuk dapat

mendapatkan gelar Sarjana Sosial (S.Sos) di Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta. Dalam proses penulisan skripsi ini penulis telah mendapatkan

banyak bantuan dan dukungan, baik secara moril maupun materil, maka

sudah sepatutnya penulis menghanturkan ucapan terimakasih kepada

seluruh pihak terlebih khusus ucapan terimakasih penulis sampaikan

kepada:

1. Bapak Suparto, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah dan

Bapak Dr. Arief Subhan, MA., selaku dekan sebelumnya.

2. Bapak Dr. Muhtadi, S.Ag., M.Si., selaku Kaprodi Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) sekaligus dosen

pembimbing penulis yang telah sabar dan penuh dengan

Page 7: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

ii

perhatian membimbing penulis dalam proses penulisan

skripsi.

3. Ibu Wati Nilamsari, M.Si., selaku kaprodi terdahulu yang

telah banyak memberikah nasehat baik yang membangun

untuk penulis dan perhatiannya sehingga penulis terpacu

untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu WG. Pramita Ratnasari, S.Ant., M.Si., selaku Sekprodi

PMI dan Bapak Muhammad Chudri, MA., selaku sekprodi

sebelumnya yang juga berperan penting dalam proses

administrasi dalam pengurusan penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Dr. Tantan Hermansah, M.Si, salah satu Role Model

bagi penulis di masa-masa perkuliahan. Juga tak lupa teruntuk

Bapak Drs. Yusra Kilun M.Pd dan Ibu Nurul Hidayati M.Pd,

salah satu dosen yang penulis senangi.

6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

yang telah memberikan ilmu dan wawasan serta

pengalamannya kepada penulis selama masa perkuliahan,

semoga segala kebaikan dan upaya baiknya senantiasa

mendapatkan ganjaran pahala dan keberkahan dari Allah

Subhanahu Wata’ala.

7. KH. Ahmad Fudhoili Hasyim, dosen Ulumul Qur’an di

Fakultas Ushuludin, yang telah pengertian dan penuh dengan

perhatian mendampingi penulis ketika mengulang mata

kuliah, sungguh pengalaman yang berkesan.

8. Kedua orang tua, Ayah Haerudin dan Mamah Nuraini atas

segala perhatian, do’a, kasih sayang, semangat dan motivasi

yang diberikan kepada penulis, terutama dalam proses

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Serta adinda tercinta

Page 8: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

iii

Putri Azzahra Nurdin. Serta Keluarga besar yang senantiasa

mendukung namun namanya tidak penulis catatkan pada

lembaran ini semoga tidak mengurangi rasa hormat penulis.

9. Anita Fauziah, istri tercinta yang telah memberikan motivasi,

do’a dan pengingatnya kepada penulis, sehingga penulis

senantiasa terpacu untuk sesegera mungkin menyelesaikan

skripsi ini. Teruntuk buah hati, anaku sayang, Adhwa Ainun

Nafisah yang telah menjadi penyemangat untuk penulis

sehingga penulis tambah bersemangat menyelesaikan skripsi

ini, meskipun dibeberapa waktu sempat ikut ngetik dan

akhirnya hurufnya banyak yang tidak bisa dibaca.

10. Sahabat jurusan yang senantiasa memberikan motivasi untuk

menyelesaikan karya skripsi ini, terimakasih BFF Ali, dan

teman-teman dibelakangnya, Ali Nida, Ade Fauzan, Reza,

Irsyad, Rafi, Boim, Abidin, Ida, Papaw, Nur.

11. Kawan-kawanku yang sering direpotkan olehku, Babang kiyai

Mughib Tay (Labib), Adinda Faskan Aditama, Adinda Halim,

Fahri Naufal, Babang Dimas, Naufal, Rifki Adnan. Semoga

jasa kawan-kawan semua dicatat sebagai pahala dan sebab

turunnya keberkahan.

12. Teman-teman jurusan PMI semuanya yang tidak tertulis

namanya pada lembaran ini namun senantiasa teringat di hati

dan terpantri kenangan indahnya semasa kuliah dulu.

13. Keluarga besar LDK Syahid KomDa Fakultas Dakwah, Kak

Ferdi, Imam, Nurul, Ifah dan seluruh sahabat yang lain

semoga tetap tegar di jalan Dakwah dan senantiasa menebar

kebaikan. Juga teruntuk seluruh teman-teman LDK angkatan

Page 9: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

iv

Al-anfal yang terus menyemangati, terlebih khusus untuk

Bina, Euis dkk.

14. Bang Andri, Bang Sandi dan Bang Ari, yang sudah

mendampingi ketika penulis turun ke lapangan untuk mencari

data dan informasi, terimakasih banyak semoga Allah balas

kebaikannya.

15. Aparatur Desa, Bapak RT Alex yang telah mengijinkan

penulis dalam penelitian dan sekaligus menjadi narasumber.

16. Terimakasih kepada semua pihak yang terlibat yang namanya

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu di sini, semoga

senantiasa Allah balas segala kebaikannya.

Semoga semua pihak yang telah membantu dalam proses

penyusunan skripsi ini senantiasa mendapat balasan kebaikan dari Allah

Subhanahu Wata’ala. Penulis berharap agar kiranya skripsi ini bermanfaat

terlebih khusus untuk penulis pribadi, dan umumnya untuk pemerintah

Desa setempat, komunitas Sekber Jeletreng, dan juga dapat menjadi acuan

bagi peneliti lainnya yang hendak menulis skripsi.

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb

Serpong, 18 Mei 2020

Page 10: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................. 8

D. Metodologi Penelitian ........................................... 9

E. Tinjaun Pustaka Terdahulu ................................... 16

F. Sistematika Penulisan ........................................... 19

BAB II TINJAUAN TEORITIS ......................................... 20

A. Partisipasi ........................................................... 20

1. Pengertian Partisipasi ................................... 20

2. Tingkatan Partisipasi .................................... 21

3. Tahapan Partisipasi ....................................... 22

4. Bentuk Partisipasi ......................................... 23

B. Pemberdayaan Masyarakat ................................. 24

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ......... 24

2. Tahapan Pemberdayaan ................................ 25

3. Tujuan Pemberdayaan .................................. 28

C. Pengaruh ............................................................. 29

1. Pengertian Pengaruh ..................................... 29

D. Program .............................................................. 30

1. Pengertian Program ....................................... 30

E. Bersih .................................................................. 34

Page 11: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

x

1. Pengertian Bersih ........................................... 34

F. Sungai ................................................................. 36

1. Pengertian Sungai .......................................... 36

2. Bagian-bagian Sungai .................................... 40

G. Kerangka Berfikir ................................................ 41

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH ..................... 44

A. Gambaran Umum Masyarakat Kelurahan Setu ... 44

1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian .............. 44

2. Visi Misi Kelurahan Setu ............................. 46

3. Sejarah Dan Program Kegiatan Sekber ......... 48

4. Visi Dan Misi Sekber Jeletreng ..................... 49

5. Sarana Prasarana Yang Dimiliki Sekber ....... 50

6. Proses Partisipasi Masyarakat ....................... 50

7. Strategi Dan Dampak..................................... 51

BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN LAPANGAN ........... 53

A. Partisipasi Masyarakat Setu ................................. 53

1. Pergerakan Menjaga Sungai Jeletreng .......... 53

2. Upaya Mengajak Masyarakat ....................... 55

3. Respon Masyarakat & Pemerintah ................ 60

4. Faktor Pendukung Dan Penghambat ............. 62

a. Faktor Pendukung .................................... 63

b. Faktor Penghambat .................................. 64

5. Pengaruh Partisipasi Masyarakat ................... 66

BAB V PEMBAHASAN ....................................................... 69

A. Program Bersih-Bersih Sungai ............................ 69

B. Partisipasi Masy Dalam Pemeliharaan Sungai .... 71

C. Tahap-Tahap Pemberdayaan ............................... 73

D. Pengaruh Program Bersih-Bersih ........................ 76

Page 12: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

xi

BAB VI PENUTUP ............................................................... 78

A. Kesimpulan ......................................................... 78

B. Saran ................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 81

LAMPIRAN ............................................................................ 82

Page 13: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran Surat-Surat

2. Lampiran Foto-Foto

3. Lampiran Transkip Wawancara

Page 14: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah

penduduk lebih dari 200 jiwa, masalah kesehatan lingkungan di

Indonesia menjadi sangat kompleks terutama di kota-kota besar.

Hal ini disebabkan antara lain: Pertama, urbanisasi penduduk. Di

Indonesia terjadi perpindahan penduduk dalam jumlah besar dari

desa ke kota. Lahan pertanian yang semakin berkurang terutama di

Pulau Jawa dan terbatasnya lapangan pekerjaan mengakibatkan

penduduk berbondong-bondong datang ke kota besar untuk

mencari pekerjaan sebagai pekerja kasar seperti pembantu rumah

tangga, kuli bangunan dan pelabuhan, pemulung bahkan menjadi

pengemis dan pengamen jalanan yang secara tidak langsung

membawa dampak sosial dan dampak kesehatan lingkungan,

seperti pemukiman munculnya pemukiman kumuh dimana-mana.

Kedua, tempat pembuangan sampah. Dihampir setiap

tempat di Indonesia, system pembuangan sampah dilakukan secara

dumping tanpa ada pengelolaan lebih lanjut. System pembuangan

semacam itu selain memerlukan lahan yang cukup luas juga

menyebabkan pencemaran udara, tanah dan air selain lahannya

juga dapat menjadi tempat berkembang biaknya agen dan vector

penyakit menular.

Ketiga, penyediaan sarana air bersih. Berdasarkan survey

yang pernah dilakukan, hanya 60% masyarakat Indonesia

mendapatkan air bersih dari PDAM, terutama untuk penduduk

perkotaan, selebihnya menggunakan sumur atau sumber air lain.

Bila datang musim kemarau, krisis air dapat terjadi dan penyakit

Page 15: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

2

mulai muncul dimana-mana.

Keempat, pembuangan limbah industri dan rumah tangga.

Hampir semua limbah cair baik yang berasal dari rumah tangga

dan industry dibuang langsung dan bercampur menjadi satu ke

badan sungai atau laut. Ditambah lagi dengan kebiasaan penduduk

melakukan kegiatan MCK di bantaran sungai. Akibatnya, kualitas

air sungai menurun dan apabila digunakan untuk air baku

memerlukan biaya yang tinggi.

Kelima, perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah

pada pengelolaan lingkungan. Perencanaan tata kota dan kebijakan

pemerintah sering kali menimbulkan masalah baru bagi kesehatan

lingkungan. Contoh, pemberian ijin tempat pemukiman, gedung

atau tempat industry baru tanpa didahului dengan studi kelayakan

yang berwawasan lingkungan dapat menyebabkan terjadinya

banjir, pencemaran udara, air dan tanah, serta masalah social lain

(Arif, 2013: 8-10).

Sedangkan dari beberapa faktor di atas yang menjadi faktor

utama kesehatan lingkugnan, ada satu kebutuhan yang menjadi

kebutuhan paling mendasar bagi setiap manusia yang ada di Bumi,

yakni kebutuhan akan air bersih. Air bersih dapat digunakan untuk

minum, mandi, mencuci dan lain sebagainya. Tentunya setiap

manusia memerlukan pasokan air bersih setiap waktunya.

Tanpa air bersih, berbagai proses kehidupan tidak dapat

berlangsung. Oleh karena itu, penyediaan air bersih merupaka

salah satu kebutuhan utama bagi manusia untuk kelangsungan

hidup dan menjadi faktor penentu dalam kesehatan dan

kesejahteraan manusia di Bumi.

Kepadatan penduduk sangat berpengaruh terhadap

Page 16: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

3

peningkatan penggunaan air bersih. Kepadatan penduduk ini

terjadi karena adanya perpindahan masyarakat dari desa ke kota

(urbanisasi) untuk mencari kehidupan yang lebih layak. Hal

tersebut dibarengi dengan peningkatan kebutuhan manusia serta

gaya hidup, yang menyebabkan jumlah sampah meningkat juga.

Pertumbuhan populasi masyarakat perkotaan yang semakin hari

semakin bertambah dibarengi dengan pertambahan limbah rumah

tangga yang ikut meningkat jumlahnya.

Lebih parahnya, sebagian masyarakat yang tidak mau

membayar uang kebersihan, ataupun masyarakat yang tidak bisa

mengolah sendiri sampah yang mereka hasilkan, akhirnya

memutuskan untuk membuang sampah ke sungai. Dari keadaan

tersebut memunculkan permasalahan baru, yakni pencemaran air

sungai. Mengenai pencemaran air, istilah ini dapat diberi definisi

secara berbeda-beda, mengingat banyak acuan pustaka yang

memberikan definisi tentang istilah tersebut. Pencemaran air juga

didefinisikan dalam peraturan pemerintah sebagai turunan dari

pencemaran lingkungan hidup. Hal tersebut sesuai dengan UU No.

23 Tahun 1997 (Arif, 2013: 208).

Saat ini pencemaran air di sungai tentu tidak asing ditelinga

masyarakat kita, khususnya warga negara Indonesia. Banyak

masyarakat yang tidak sadar bahkan mengabaikan bagaimana

bahaya yang ditimbulkan nantinya jika mereka dengan sengaja

membuang sampah ataupun zat berbahaya lainnya ke dalam

sungai. Sudah barang tentu efek negatif berupa bencana alam

ataupun masalah kesehatan akan dirasakan dampaknya.

Masyarakat yang sengaja ataupun tidak sengaja membuang

limbah rumah tangganya ke sungai baik berupa sampah plastik,

Page 17: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

4

deterjen, kemasan makanan, dan lain-lain, pada hakikatnya telah

melalaikan tanggung jawabnya sebagai warga Negara yang baik,

karena tidak menjalankan UU No. 23 Tahun 1997 tentang

pengelolaan lingkungan hidup, yang intinya kita tidak boleh

membuang sampah ataupun limbah ke sungai sehingga

menyebabkan sungai tercemar airnya dan merusak fungsi dari

sungai tersebut (Arif, 2013: 208).

Indikator atau tanda bahwa air telah tercemar dapat diamati

dan digolongkan menjadi:

Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran

air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan),

perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna,

bau dan rasa.

Pengamtan secra kimiawi, yaitu pengamatan

pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut,

perubahan pH.

Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran

air berdasarkan mikroorganisme yang ada di dalam air, terutama

ada tidaknya bakteri pathogen (Arif, 2013: 210).

Allah SWT telah memberikan keterangan di dalam Al-

Qur’an tentang tanggung jawab manusia di muka bumi, yang

termaktub di dalam surat Al-Baqoroh ayat 30 yang berbunyi:

Page 18: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

5

Artinya: 56 “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para

Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang

khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa

Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang

yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan

darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji

Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:

"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu

ketahui..." (Departemen Agama RI Republik Indonesia Al-

Qur’anul Karim, 2014:6)

Maksud dari perkataan malaikat tentang makna manusia

adalah perusak bukan suatu bantahan malaikat terhadap kehendak

Allah ketika mau menjadikan manusia ke muka bumi. Akan tetapi

ini adalah bentuk dari pertimbangan dari malaikat yang

berpendapat bahwa manusia sama dengan bangsa jin. Karena

dahulu sebelum manusia diciptakan, Allah menciptakan bangsa jin

untuk tinggal di muka bumi, akan tetapi mereka membuat

kerusakan di muka bumi sehingga akhirnya Allah menyuruh

malaikat untuk membunuh mereka (Syaikh Muhammad Ali, 2011:

67).

Amanah sebagai khalifah di muka bumi ini menjadi

tanggung jawab mutlak manusia. Selain bertanggung jawab

memutuskan hukum yang adil sesuai dengan hukum yang Allah

tetapkan, manusia juga bertanggung jawab menjaga alam tempat

mereka tinggal. Karena bagaimana pun juga manusia saling

keterkaitan satu sama lain. Hari ini kita membuang sampah

sembarangan, esok hari anak cucu kita akan merasakan banjir,

ataupun bencana lainnya yang disebabkan ulah kita sendiri.

Selain rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan

kebersihan lingkungan, lingkungan yang kotor juga disebabkan

kurangnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan bersih-bersih

Page 19: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

6

lingkungan. Beberapa faktor yang membuat masyarakat cuek

terhadap lingkungan sekitar adalah kesibukan yang begitu padat

dan rendahnya tingkat keperdulian terhadap lingkungan yang

didasari dari minimnya pengetahuan mengenai kesehatan

lingkungan.

Dalam kurun waktu beberapa tahun ini, ada sekelompok

pemuda yang membuat komunitas pecinta lingkungan, terlebih

khusus kebersihan sungai. Mereka menamai komunitas mereka

dengan nama Seksi Bersih Jeletreng atau disingkat menjadi Sekber

Jeletreng. Bermula dari ide salah seorang pemuda yang tergabung

dalam organisasi karang taruna, dan berkeinginan melebarkan

sayap untuk lebih bermanfaat lagi bagi lingkungan sekitar.

Sekber Jeletreng bertugas untuk menjaga kebersihan sungai

Jeletreng, sepanjang wilayah kampung Jeletreng, Sari mulya,

Viktor, Setu, Buaran dan Cadas Semapar. Selain itu komunitas ini

juga aktif mengajak masyarakat untuk aktif terlibat dalam

kegiatan-kegiatan pembersihan sungai. Dan aktif menyuarakan

sungai bukan tempat sampah, agar masyarakat sadar bahwa sungai

harus dijaga bersama.

Berangkat dari hal tersebut, ada sekelompok pemuda yang

tergabung dalam komunitas Sekber Jeletreng. Komunitas ini

mengkampanyekan agar masyarakat tidak membuang sampah ke

sungai, karena sungai bukan tempat sampah menurut mereka.

Komunitas ini juga membuat program rutin bersih-bersih sungai.

Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan masyarakat agar ikut

berperan aktif dalam kegiatan tersebut. Tujuan kegiatan bersih-

bersih sungai antara lain ialah upaya untuk membersihkan sungai

dan menyadarkan masyarakat agar ikut serta dalam menjaga

Page 20: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

7

sungai.

Pada penelitian kali ini saya mencoba melihat bagaimana

partisipasi masyarakat terhadap kampanye kebersihan yang

dilakukan oleh Sekber Jeletreng. Apakah masyarakat juga terlibat

aktif dalam setiap kegiatannya, dan juga berperan aktif dalam

menjaga kebersihan sungai. Sehingga timbul kesadaran pada diri

masyarakat Setu untuk tidak membuang sampah ke sungai. Dan

penelitian ini saya beri judul Partisipasi Masyarakat Pada

Program Bersih-Bersih Sungai Sekretariat Bersama Jeletreng

Kelurahan Setu Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan.

Page 21: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

8

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Fokus Masalah

Dengan melihat latar belakang yang ada, penulis

mencoba memfokuskan penelitian pada partisipasi masyarakat

dalam mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Sekber

Jeletreng.

2. Rumusan Masalah

Dalam proposal ini peneliti merumuskan masalahnya

dengan pembahasan yang berkaitan di atas, diantaranya

adalah:

a. Bagaimana proses partisipasi masyarakat dalam program

bersih-bersih Sekber Jeletreng?

b. Bagaimana pengaruh program bersih-bersih sungai oleh

Sekber Jeletreng terhadap kesadaran masyarakat?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui proses partisipasi masyarakat dalam

program bersih-bersih Sekber Jeletreng.

b. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh program bersih-

bersih sungai oleh Sekber Jeletreng terhadap kesadaran

masyarakat

2. Manfaat Penelitian

a. Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

konstribusi bagi jurusan Pengembangan Masyarakat Islam,

Khususnya di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang

berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat dan lingkungan.

Page 22: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

9

b. Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti, berkaitan

dengan konsep maupun metodologi serta dapat menjadi

acuan, apakah program bersih-bersih sungai yang diusung

sekber jeletreng dapat menjadi program alternatif untuk

dikembangkan dalam upaya meningkatkan kesadaran

masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar tempat

mereka tinggal agar tetap asri dan bersih.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan pendekatan

kualitatif. Pendekatan ini digunakan karena beberapa

pertimbangan yaitu bersifat terbuka, serta memberi

kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan

fakta yang lebih mendasar, menarik, dan unik di lapangan.

Sedangkan peneliti memilih pendekatan kualitatif dalam

melakukan penelitian karena peneliti berharap dengan

menggunakan pendekatan kualitatif ini didapatkan hasil

penelitian yang menyajikan data yang akurat dan digambarkan

secara jelas dari kondisi sebenarnya. (Burhan, 2003: 39).

Bogdan dan Taylor dalam bukunya mendefinisikan

tentang metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan prilaku yang diamati. Menurut Moleong,

penelitian kualitatif mempunyai karakteristik yang penting

antara lain: berada pada latar alamiah (konteks dari suatu

keutuhan), memandang manusia (peneliti) sebagai alat atau

instrumen penelitian, analisa data bersifat induktif, dan

menghendaki arah bimbingan penyusunan teori substansi yang

Page 23: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

10

berasal dari data, lebih mementingkan proses dari pada hasil

(Lexy, 2001: 3).

Pendekatan kualitatif ini dipilih berdasarkan tujuan

penelitian yang ingin mengetahui lebih lanjut program

pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Setu melalui program

kegiatan bersih-bersih sungai jeletreng yang dimotori oleh

komunitas Sekber Jeletreng. Penelitian kualitatif deskriptif yaitu

penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu

masalah atau keadaan atau suatu peristiwa dengan sebagaimana

adanya berdasarkan fakta-fakta yang tampak, sehingga bersifat

sekedar untuk mengungkap fakta (fact finding), hasil penelitian

ditekankan pada memberikan gambaran secara obyektif tentang

keadaan yang sebenarnya dari obyek yang diselidiki, akan tetapi

untuk mendapatkan manfaat yang lebih luas, biasanya dalam

jenis penelitian ini dilakukan juga pemberian berbagai

interpretasi.

Adapun ciri-ciri pokok dari penelitian deskriptif adalah :

a. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada

saat penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-

masalah yang bersifat actual (Hadari, 1991:31). Seperti

tingkat keperdulian masayarakat disekitar Sungai Jeletreng

seperti apa, apakah setelah adanya Sekber Jeletreng jadi lebih

perduli atau sebaliknya.

b. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang sedang

diselidiki dengan sebagaimana adanya, yakni dengan cara

menggali data di lapangan dengan apa adanya, artinya tidak

ditambahkan dan dikurangi.

2. Teknik Pengumpulan Data

Page 24: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

11

Untuk memperoleh data secara akurat, penulis

mengadakan penelitian menggunakan beberapa metode

pengumpulan data, yaitu :

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dengan menggunakan

seluruh panca indera; melihat, mendengar, dan merasakan

(Indriati, 2001: 16) dan pencatatan secara sistematis gejala-

gejala yang terjadi di lapangan penelitian (Husaini, 1998:

24). Untuk itu peneliti melakukan obsevasi pada masyarakat

yang tinggal di sekitar Sungai Jeletreng dengan cara

mengamati dan mencatat.

b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi yang

dilakukan antara dua orang dengan melibatkan seseorang

yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya

melalui mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan

tujuan tertentu (Deddy, 2004: 180). Dalam penelitian ini

menggunakan wawancara mendalam yang bersifat luwes

dengan susunan pertanyaan-pertanyaan dapat dirubah pada

saat melakukan wawancara karena disesuaikan dengan

karakteristik responden yang di wawancarai, kebutuhan dan

kondisi saat melakukan wawancara.

Oleh karena sifat yang terbuka melakukan wawancara

mendalam, ada kalanya responden juga memberikan

komentar yang sebenarnya merupakan jawaban atas

pertanyaan lainnya yang terdapat pada pedoman wawancara.

Maka dari itu penelitian ini menggunakan wawancara

mendalam untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan

Page 25: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

12

dalam penelitian partisipasi masyarakat kelurahan Setu

dalam mengikuti program kegiatan yang diadakan Sekber

Jeletreng.

Teknik Informan, yakni teknik yang digunakan untuk

penentuan subjek dalam penelitian ini adalah teknik

purposive sampling (bertujuan). Purposive sampling

merupakan teknik penentuan sample dengan pertimbangan

tertentu. Kita memilih orang sebagai sample dengan memilih

orang yang benar-benar mengetahui atau memiliki

kompetensi dengan topik penelitian Sekber Jeletreng.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan teknik

pemilihan informan dengan teknik purposive sampling yang

memberikan keleluasaan kepada peneliti dalam

menyelesaikan informan yang sesuai dengan tujuan

penelitian, yang terpenting disini bukanlah jumlah informan,

melainkan potensi dari tiap kasus untuk memberikan

pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek yang

dipelajari (Nanang, 2011: 79).

Tabel 1.1: Informan Kelurahan Setu

No. Nama

Responden

Jabatan Info Yang Dikaji Metode

1. Andri Anggota -Sejarah

-Program kegiatan

-Strategi dalam mengajak

masyarakat seperti apa

Wawancara

2. Bpk RT.

Alex

Ketua

Lingkungan

-Keikut Sertaan Pemerintah

Setempat

-Partisipasi Masyarakat

Wawancara

3.

Halim Warga -Pengaruh Berish-Bersih

Program Bersih-Bersih

Wawancara

4 Mulyanih Warga Pengaruh Program Bersih-

Bersih Sekber Jeletreng

Wawancara

Page 26: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

13

c. Studi Dokumen

Studi dokumentasi adalah cara mengumpulkan data

yang melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-

arsip dan termasuk juga buku-buku yang berkaitan mengenai

pendapat, teori, maupun hukum dan lain-lain yang

berhubungan dengan masalah penyelidikan atau penelitian.

Gootschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi)

dalam pengertiannya yang lebih luas berupa setiap proses

pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apaun, baik

itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, dan arkeologis

(Gunawan, 2013: 161).

Pada penelitian kali ini saya mencoba menggali

informasi terkait dokumentasi berupa foto-foto kegiatan

program bersih-bersih sungai, monitoring sungai, kampanye

kebersihan sungai, hal tersebut untuk pembuktian kebenaran

kegiatan yang telah dilakukan Sekber Jeletreng. Foto-foto

tersebut saya dapatkan dari salah satu anggota Sekber

Jeletreng.

d. Instrumen Alat Bantu

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti.

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit,

ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumupulan

data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi

pelapor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat

penelitian disini tepat karena ia menjadi segalanya dari

keseluruhan proses penelitian (Lexy, 2007: 168).

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati

atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber

Page 27: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

14

data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui

perekaman video/audio tapes, pengambilan foto atau film.

Pada penelitian ini, peneliti dibekali dengan beberapa alat

sebagai pembantu catatan dan ingatan, seperti alat-alat tulis,

kamera, dan perekam suara (Lexy, 2007: 26).

3. Macam dan Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah hasil langsung dari

penelitian yang dilakukan. Penulis mendapatkan data ini

saat penelitian berlangsung dari subyek penelitian, yaitu

diperoleh dari wawancara kepada masyarakat sekitar dan

pengurus komunitas Sekber Jeletreng.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber-sumber

pendukung dalam penelitian. Data yang diperoleh dari

catatan-catatan, buku-buku, buletin, dan dokumen-dokumen

tertulis yang berhubungan dengan penelitian Sekber

Jeletreng.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif secara teoritis

merupakan proses penyusunan data untuk memudahkan

penafsirannya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian

kualitatif biasanya berbentuk deskriptif, yaitu data yang

berbentuk uraian yang memaparkan keadaan objek yang diteliti

berdasarkan fakta-fakta aktual atau sesuai kenyataannya.

Sehingga, menuntut penafsiran peneliti yang dinyatakan oleh

sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis atau lisan,

dan prilaku nyata.

Page 28: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

15

Pengolahan data dilakukan berdasarkan pada tiap

perolehan data dari hasil observasi, wawancara dengan tiap-tiap

informan, dan studi dokumentasi untuk direduksi,

dideskripisikan, dianalisis, atau kemudian ditafsirkan. Prosedur

analisis terhadap masalah tersebut lebih difokuskan pada upaya

menggali fakta sebagaimana adanya (natural setting), dengan

teknis analisis pendalaman kajian yang tujuannya untuk

memberikan gambaran data tentang hasil penelitian.

5. Teknik Pengujian Keabsahan Data

Seperti yang telah dijelaskan oleh Lexy J. Meolong

dalam bukunya Metodologi Kualitatif. Untuk menentukan

keabsahan data adalah dengan melakukan triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data

itu (Lexy, 2007: 330).

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data

yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti

melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka

sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji

kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas dan dengan

berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber data

(Sugiyono, 2010: 24).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

dengan cara membandingkan sumber-sumber data yang

diperoleh dengan kenyataan yang ada di lapangan saat

penelitian berlangsung.

Page 29: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

16

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum peneliti melakukan penelitian, alangkah baiknya

peneliti melakukan peninjauan terhadap skripsi terdahulu yang

memiliki kesamaan dan hampir berkaitan dengan penelitian yang

akan ditulis, sehingga peneliti dapat membandingkan dengan tema

yang akan ditulis. Skripsi yang relevan tersebut akan dipaparkan

sebagai berikut:

Pertama, skripsi tersebut berjudul "PARTISIPASI

MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR DI DESA SINARSARI KECAMATAN

KALIREJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH". Skripsi ini

ditulis oleh Martiana Dwi Rahayu, seorang mahasiswi Fakultas

Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung Bandar, tahun

2018.

Dalam skripsinya menjelaskan tentang bagaimana proses

partisipasi masyarakat di Kecamatan Kalirejo Bandar Lampung

dalam pembangunan infrastruktur. Dalam penelitian tersebut

peneliti menitik beratkan penelitiannya pada perencanaan,

pelaksanaan, pemanfaatan hasil dan evaluasi. Dengan mengkaji

bantuan pemerintah pusat, yang telah memberikan bantuan dalam

bentuk Dana Desa, yang bertujuan untuk mendorong percepatan

pembangunan di pedesaan.

Karena menurut penulis partisipasi masyarakat sangat

diperlukan dalam mendorong percepatan pembangunan.

Pembangunan tidak akan berjalan dengan maksimal tanpa adanya

keterlibatan aktif dari masyarakat.

Kedua, skripsi yang berjudul "PARTISIPASI

MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA (Studi

Page 30: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

17

Kasus Desa Balesari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung),

skripsi ini ditulis oleh Sarah Nuramalia Putri, mahasiswi

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS

DIPONEGORO SEMARANG, skripsi ini ditulis tahun 2017.

Dalam skripsinya penulis memaparkan tentang pentingnya

partisipasi untuk percepatan pembangunan dalam suatu

masyarakat. Peneliti juga fokus melihat apakah masyarakat sudah

berpartisipasi dalam proses pembangunan yang ada di desa demi

maksimalnya kegiatan pembangunan di Desa Balesar.

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat

partisipasi masyarakat dan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan

di Desa Balesari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Jawa

Tengah Dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif.

Data diperoleh dengan cara survey, wawancara dan kuesione.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik

probability sampling yaitu proportionate stratified random

sampling dengan menggunakan rumus slovin dan didapatkan

sampel sebanyak 96 responden, selanjutnya dianalisis secara

deskriptif.

Ketiga, PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

PROGRAM PEMBERDAYAAN (Studi Kasus Kegiatan

Pembuatan Pupuk Organic di Desa Blagung, Boyolali, skripsi ini

ditulis oleh Shahnaz Natasya Yaumil Haqqie, pada tahun 2016,

beliau ada mahasiswi dari Jurusan PENDIDIKAN NONFORMAL

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI

SEMARANG.

Page 31: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

18

Dalam skripsinya peneliti memaparkan mengenai

partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembuatan pupuk organik di

Desa Blagung Boyolali. Peneliti menerangkan pelaksanaan

program pemberdayaan melalui pembuatan pupuk organik

dilakukan dalam beberapa kegiatan, antara lain: a) kegiatan

sosialisasi untuk mengenalkan program kegiatan kepada

masyarakat, b) kegiatan pembelajaran untuk mengajarkan

masyarakat cara membuat pupuk yang benar, terdapat dua unsur

kegiatan yaitu produksi dan alih teknologi, c) kegiatan pemasaran

hasil produksi pupuk yang telah diproduksi. 2) partisipasi

mayarakat dalam pelaksanaan pemberdayaan yaitu pada kegiatan

sosialisasi, kegiatan pembelajaran, dan kegiatan produksi.

Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan

yaitu dalam bentuk tenaga, pikiran, dan materi/uang. 3) kendala-

kendala partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pemberdayaan

yaitu: a) motivasi, b) usia, c) pekerjaan, d) serta sosialisasi yang

kurang dari pengelola.

Page 32: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

19

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN : Merupakan bab pendahuluan

yang terdiri dari Latar Belakang Masalah,

Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah,

Tujuan Serta Manfaat Penelitian, Metodologi

Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika

Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI : Dalam landasan teori ini

akan membahas tentang beberapa pengertian dan

penjelasan, yaitu Pengertian partisipasi, pengertian

masyarakat, pengertian program, pengertian sungai,

pengertian bersih, pengertian dampak dan lain-lain.

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN :

Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai gambaran

umum wilayah Kecamatan Setu dan program

kegiatan Sekber Jeletreng, partisipasi masyarakat

dalam mengikuti kegiatan, dll.

BAB IV ANALISIS : Hasil temuan dan pembahasan meliputi

partisipasi masyarakat Setu, serta strategi yang

dilakukan sekber jeletreng dalam upaya mengajak

masyarakat dalam pelestarian lingkungan.

BAB V PENUTUP : Merupakan bab terakhir yang berisi

tentang kesimpulan dan saran-saran penulis, dan

diakhiri dengan daftar pustaka serta lampiran.

Page 33: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

20

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Partisipasi

1. Pengertian Partisipasi

Partisipasi adalah proses aktif, inisiatif diambil oleh warga

komunitas sendiri, dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri,

dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme)

dimana mereka dapat menegaskan control secara efektif.

Partisipasi tersebut dapat diketagorikan: Pertama, warga komunitas

dilibatkan dalam tindakan yang telah difikirkan atau dirancang

oleh dan dikontrol orang lain. Kedua, partisipasi merupakan proses

pembentukan kekuatan untuk keluar dari masalah mereka sendiri.

Titik tolak partisipasi adalah memutuskan, bertindak, kemudian

mereka merefleksikan tindakan tersebut sebagai subjek yang sadar

(Fredian, 2014: 95-96).

Partisipasi sering diberi makna keterlibatan seseorang

secara sukarela tanpa tekanan dan jauh dari perintah. Partisipasi

pada dasarnya adalah kerelaan, tetapi bagaimana dapat

menyalurkan kerelaan tersebut apabila salurannya tidak jelas

(Hetifah, 2004: 188-189).

Partisipasi didefinisikan baik deskriftif maupun normatif,

terutama harus menekankan bahwa segala perkembangan

masyarakat dan pembangunan masyarakat merupakan proses yang

hanya bisa berhasil jika dijalankan bukan saja bagi tetapi juga

bersama dan dengan oleh rakyat sendiri (Johanes, 2006: 256).

Menurut Ach. Wazir Ws, Partisipasi bisa diartikan sebagai

keterlibatan seseorang secara sadar kedalam interaksi social dalam

situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa

Page 34: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

21

berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau dalam

kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain

dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan

tanggung jawab bersama (Wazir, 1999: 30).

Menurut pandangan penulis, adanya partisipasi masyarakat

sangatlah penting, terlebih jika ingin menerapkan suatu program

dimasyarakat. Karena bagaimana pun juga, masyarakat adalah

obyek dari program, yang dimana jika partisipasi masyarakat

berjalan disuatu program yang ada di masyarakat, tentu program

akan berjalan mulus dan berhasil.

2. Tingkatan Partisipasi

Ada 3 tingkatan partisipasi menurut Santoso, menurutnya

tingkatan partisipasi ini sangat diperlukan terciptanya

partisipasi di masyarakat. diantara tingkatan tersebut antara

lain:

a. Tingkatan saling mengerti, tujuannya adalah untuk

membantu para anggota kelompok agar memahami

masing-masing fungsi dan sikap, sehingga dapat

mengembangkan kerjasama yang baik.

b. Tingkat penasihat/sugesti, yang dibangun atas dasar

saling mengerti, oleh karena para anggota kelompok

pada hakekatnya sudah cenderung siap untuk

memberikan suatu usul atau saran kalau telah

memahami masalah apapun situasi yang dihadapkan

kepada masyarakat.

c. Tingkatan otoritas, otoritas pada dasarnya memberikan

kepada kelompok suatu wewenang untuk mendapatkan

keputusannya (Sastopoetro, 1986: 49).

Page 35: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

22

3. Tahapan Partisipasi

Terdapat empat tahapan partisipasi, yaitu tahapan

perencanaan, pelaksanaan, pembangunan, dan monitoring

evaluasi program, dari keempat tahapan tersebut saling

berkaitan dan harus beraturan, karena dalam tahapan masing-

masing memiliki fungsi yang berbeda.

a. Tahapan perencanaan

Partisipasi masyarakat dalam tahapan perencanaan

dalam pemberdayaan, indikatornya dapat dilihat pada

keikutsertaan anggota masyarakat dalam musyawarah

penentuan program, identifikasi, dan masalah, ataupun

pembuatan formula kegiatan atau program

kenasyarakatan tersebut.

b. Tahapan pelaksanaan

Partisipasi pada tahap ini, anggota masyarakat adalah

ikut serta dalam pelaksanaan program yang telah

direncanakan sebelumnya. Rangkaian kegiatan dalam

pelaksanaan diikuti secara seksama dan cermat. Warga

masyarakat aktif sebagai pelaksana maupun

pemanfaatan program.

c. Tahapan pelembagaan

Partisipasi pada tahap ini, anggota masyarakat ikut serta

merumuskan keberlanjutan atau pelembagaan program.

Langkah partisipasinya, masyarakat ikut serta dalam

meuaskan dan membuat model-model pendanaan,

pembuat lembaga-lembaga pengelola program dan

melakukan pengkaderan anggota masyarakat sebagai

pengatur SDM bagi program tersebut. Partisipasi pada

Page 36: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

23

tahap ini memiliki pada makna penting, karena

masyarakat yang akan melanjutkan program ini oerky

dipersiapkan agar mereka dapat berbuat, berkarya, dan

bekerja bagi kesinambungan program tersebut. Dengan

demikian, masyarakat dapat terbiasa dan sudah

memiliki kapasitas serta jaringan dalam melakukan

operasionalnya.

d. Tahapan monitoring dan evaluasi

Pada tahapan monitoring dan evaluasi, masyarakat ikut

serta mengawasi pelaksanaan program. Pengawasan ini

menjadi penting agar program pemberdayaan tersebut

dapat memiliki kinerja administrasi, artinya tata

pelaksanaan dapat dipertanggung jawabkan dengan

dokumen-dokumen pelaporan yang semestinya berlaku

sesuai dengan perundang-undangan (Tantan, 2013: 33-

34).

4. Bentuk Partisipasi

Bentuk partisipasi pada dasarnya tidak ada

keterpaksaan, semua mutlak atas kehendak masyarakat itu

sendiri, pada hal ini saya memberikan contoh bentuk

partisipasi yang dilakukan Sekber Jeletreng dalam

perawatan sungai jeletreng, yang mereka lakukan dengan

sukarela dan atas kehendak sendiri.

Hal demikian relevan dengan pendapat Soetomo

dalam bukunya, yang mengatakan bahwa partisipasi

masyarakat yang dimaksudkan adalah partisipasi dalam

keseluruhan proses pembangunan mulai dari pengambilan

keputusan dalam identifikasi masalah dan kebutuhan,

Page 37: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

24

perencanaan program, pelaksanaan program serta dalam

evaluasi dan menikmati hasil (Soetomo, 2006: 438).

Menurut Effendi, partisipasi ada dua bentuk, yaitu

partisipasi vertical dan partisipasi horizontal; Partisipasi

vertical adalah suatu bentuk kondisi tertentu dalam

masyarakat yang terlibat di dalamnya atau mengambil

bagian dalam suatu program pihak lain. Sedangkan

partisipasi horizontal adalah dimana masyarakatnya tidak

mustahil untuk mempunyai prakarsa dimana seriap

anggota/kelompok masyarakat berpartisipasi secara

horizontal antara satu dengan yang lainnya, baik dalam

melakukan usaha bersama, maupun dalam rangka

melakukan kegiatan dengan pihak lain (Siti Irene, 2011:

58).

B. Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah mengembangkan diri dari

keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi berdaya, guna

mencapai kehidupan yang lebih baik. Pemberdayaan pada

intinya membahas bagaimana individu, kelompok, atau

komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri

dengan keinginan mereka (Isbandi, 2000: 32).

Dalam bahasa inggris, masyarakat disebut Society, asal

katanya Socius yang berisi kawan. Adapun kata masyarakat

berasal dari bahasa Arab, yaitu syiniq yang artinya bergaul.

Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk

aturan hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai

perseorangan, melainkan oleh unsure-unsur kekuatan lain

Page 38: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

25

dalam lingkungan social yang merupakan satu kesatuan

(Munandar, 1996: 23).

Selanjutnya para ahli sosiologi seperti Mac Iver J.L

Gillin dan J.P Gillin sepakat bahwa adanya saling bergaul dan

interaksi karena adanya nilai-nilai, norma-norma, cara-cara dan

prosedur yang merupakan kebutuhan bersama sehingga

masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang

berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu, yang

bersifat continue dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama

(Munandar, 1996: 23).

Para ilmuan social dalam memberikan pengertian

pemberdayaan mempunyai rumusan yang berbeda-beda dalam

berbagai konteks dan bidang kajian, hal tersebut dikarenakan

belum adanya definisi yang tegas mengenai konsep

pemberdayaan. Pertama pengertian tentang pemberdayaan.

Menurut Sulistiani secara etimologis pemberdayaan berasal

dari kata dasar “Daya” yang berarti kekuatan atau kemampuan.

Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan dapat

dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya atau proses

pemberian daya (kekuatan/kemampuan) kepada pihak yang

belum berdaya (Ambar, 2004: 77).

2. Tahapan Pemberdayaan

Tahapan pemberdayaan masyarakat yang sering

digunakan oleh pengembang masyarakat menurut Ambar

Teguh Sulistiani (Ambar, 2004:) 77), tahapan pemberdayaan

yang harus dilakukan sebagai berikut:

a. Tahapan penyadaran

Page 39: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

26

Merupakan sebuah tahapan pembentukan prilaku

menuju prilaku sadar dan peduli sehingga merasa

membutuhkan peningkatan kapasitas diri.

b. Tahap transformasi

Merupakan tahapan untuk menambah kemampuan

berupa wawasan pengetahuan, kecakapan, keterampilan

agar terbuka wawasan dan memberikan keterampilan

dasar sehingga dapat mengambil peran pembangunan.

c. Tahap peningkatan intelektual

Berupa kecakapan keterampilan sehingga terbentuklah

inisiatif dan kemampuan inovatif untuk menghantarkan

pada kemandirian. Pada tahap pertama yaitu dilakukan

pembentukan prilaku yang merupakan tahap persiapan

dalam proses pemberdayaan masyarakat. Pada tahap ini

pemberdaya atau actor pelaku pemberdayaan berusaha

menciptakan prakondisi, agar dapat memfasilitasi

berlangsungnya proses pemberdayaan yang efektif.

Apa yang diintervensi dalam masyarakat

sesungguhnya lebih pada kemampuan afektifnya untuk

mencapai kesadaran konatif yang diharapkan. Sentuhan

penyadaran akan lebih membuka keinginan dan

kesadaran masyarakat akan kondisinya saat itu,

sentuhan untuk mengingatkan kesadaran ini,

selanjutnya akan merangsang semangat kebangkitan

mereka untuk meningkatkan kemampuan diri dan

lingkungannya, dengan adanya semangat tersebut

diharapkan akan dapat menghantarkan masyarakat

semakin terbuka dan merasa membutuhkan

Page 40: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

27

pengetahuan dan keterampilan untuk memperbaiki

kondisi hidupnya.

Pada tahap kedua ini yaitu proses transformasi

pengetahuan dan kecakapan keterampilan secara

efektif, jika tahap pertama telah terkondisi masyarakat

akan menjalani proses belajar tentang pengetahuan dan

kecakapan-kecakapan yang memiliki relevansi dengan

apa yang menjadi tuntutan kebutuhan tersebut. Keadaan

ini akan menstimulasi terjadinya keterbukaan wawasan

dan menguasai kecakapan-kecakapan juga keterampilan

dasar yang mereka butuhkan, pada tahap ini

masayarakat hanya dapat memberikan peran partisipasi

pada tingkat objek pembangunan saja belum sampai

pada subjek penelitian.

Tahap ketiga yaitu tahap pengayaan atau

peningkatan intelektualitas dan kecakapan juga

keterampilan yang diperlukan, agar mereka dapat

membentuk kemampuan. Kemandirian tersebut akan

ditandai oleh kemampuan masyarakat dalam

membentuk inisiatif, melahirkan kreasi-kreasi dan

melahirkan inovasi dalam lingkungannya, apabila sudah

mencapai tahap ini maka masyarakat telah mencapai

tingkat kemandirian dalam pembangunan. Dalam

konsep pemberdayaan masyarakat kondisi seperti ini

seringkali disebut sebagai subjek pembangunan atau

pemeran utama (Isbandi, 2000: 35).

Page 41: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

28

3. Tujuan Pemberdayaan

Tujuan pemberdayaan ialah memperkuat kekuasaan

masyarakat, khususnya kelompok lemah yang memiliki

ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal (misalnya

persepsi mereka sendiri), maupun karena kondisi eksternal

misalnya ditindas oleh stukrtur sosial yang tidak adil (Edi,

2007: 60).

Dengan kata lain pemberdayaan dilakukan untuk

membantu dan mendampingi masyarakat agar lebih berdaya.

Dalam hal ini agar pemberdayaan berjalan dengan target yang

dicita-citakan, sangatlah perlu mempersiapkan dengan matang

strategi dan program yang akan dilakukan, terlebih pada tahap

proses pemberdayaan, yang memang benar-benar harus

dilakukan dengan serius, agar tercapainya tujuan

pemberdayaan yang sudah di targetkan.

Proses dan tujuan pemberdayaan dapat dicapai melalui

penerapan pendekatan pemberdayaan yang dapat disingkat

menjadi 5P, yaitu: Pemungkinan, Penguatan, Perlindungan,

Penyokongan, dan Pemeliharaan.

a. Pemungkinan: menciptakan suasana atau iklim yang

memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara

optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan

masyarakat dari sekat-sekat kultural dan stuktural yang

menghambat.

b. Penguatan: memperkuat pengetahuan dan kemampuan

yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah

dan memenuhi kebutuhan

-kebutuhannya. Pemberdayaan

harus mampu menumbuh-kembangkan segenap

Page 42: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

29

kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang

menunjang kemandirian mereka.

c. Perlindungan: melindungi masyarakat terutama

kelompok-kelompok lemah agar tidak tertindas oleh

kelompok kuat. Menghindari terjadinya persaingan

yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang

kuat dan lemah, dan mencegah terjadinya ekploitasi

kelompok kuat terhadap kelompok lemah.

Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan

segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak

menguntungkan rakyat kecil.

d. Penyokongan: memberikan bimbingan dan dukungan

agar masyarakat mampu menjalankan peranan dan

tugas-tugas kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu

menyokong masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam

keadaan dan posisi yang semakin lemah dan

terpinggirkan.

e. Pemeliharaan: memelihara kondisi yang kondusif agar

tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara

berbagai kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan

harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan

yang memungkinkan setiap orang memperoleh

kesempatan berusaha (Edi, 2007: 67-68).

C. Pengaruh

1. Pengertian Pengaruh

Pengertian pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah kekuatan yang ada atau yang timbul dari

sesuatu, seperti orang, benda yang turut membentuk watak,

Page 43: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

30

kepercayaan, atau perbuatan seseorang (Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, 2001: 758). Menurut

Hugiono dan Poerwantana “pengaruh merupakan dorongan

atau bujukan dan bersifat membentuk atau merupakan suatu

efek” (Hugiono, 2000: 47).

Sedangkan menurut Badudu dan Zain “Pengaruh adalah

daya yang menyebabkan sesuatu terjadi, sesuatu yang dapat

membentuk atau mengubah sesuatu yang lain dan tunduk atau

mengikuti karena kuasa atau kekuasaan orang lain” (Babadu,

J.S dan Zain, 2001: 131). Sedangkan Louis Gottschalk

mendefinisikan pengaruh sebagai suatu efek yang tegar dan

membentuk terhadap pikiran dan prilaku manusia baik sendiri-

sendiri maupun kolektif (Louis Gottschalk, 2000: 171).

Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu

(orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau

perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana

ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara

apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi

(Suharno, 2006: 243). Dari beberapa teori di atas, penulis

simpulkan bahwa pengaruh merupakan reaksi yang timbul

(berupa prilaku) hasil dari upaya yang dilakukan.

D. Program

1. Pengertian Program

Pengertian program dalam teori pembahasan kali ini

adalah suatu usaha pembaharuan atau perbaikan suatu keadaan

dengan menetapkan terlebih dahulu tujuan, jangka waktu,

wilayah dan kelompok sasaran. Oleh karena itu, suatu program

bukanlah melaksanakan kegiatan-kegiatan rutin. Tugas utama

Page 44: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

31

program adalah membuat atau mengusahakan agar semua

individu dan lembaga yang terkait di dalam program dengan

kemampuan sendiri dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan yang

telah dirintis oleh program dan dapat memecahkan masalah-

masalah yang timbul setelah program bantuan berakhir.

Untuk memperoleh peran-peran yang intensif sejak

awal perencanaan program dari seluruh pihak yang berperan di

dalam program harus bersifat partisipatif. Bila metode

partisipasi ditetapkan, hasil akhir dari kegiatan perencanaan

adalah suatu kerangka kerja program yang logis, yaitu suatu

matriks perencanaan yang menggambarkan struktur dasar

program secara menyeluruh (Fredian, 2014: 122-123).

Pada Tahun 1960-an telah muncul visualisasi terhadap

suatu program telah dilakukan dalam berbagai bentuk seperti

bagan proses dan diagram alir. Kemudian tahun 1970-an

USAID memperkenalkan konsep Log Frame dan pada tahun

1979 istilah logic model pertama kali muncul pada buku

“Evaluation : Promise and Performance” oleh Joseph S.

Wholey.

Logic Model dapat diartikan sebagai alat yang telah

digunakan selama lebih dari 20 tahun oleh manajer program

dan evaluator untuk menggambarkan efektivitas program

mereka. Model ini menjelaskan hubungan logis antara sumber

daya program, kegiatan, output, dan hasil jangka panjang yang

terkait dengan masalah atau situasi tertentu. Setelah program

telah dijelaskan dalam hal logic model, langkah-langkah

penting kinerja dapat diidentifikasi.

Page 45: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

32

Logic model adalah alat untuk melakukan perencanaan

atas program yang akan dilaksanakan. Disamping itu logic

model juga dapat digunakan untuk melakukan evaluasi atas

program atau kegiatan yang telah selesai maupun yang sedang

berjalan serta program yang masih dalam tahap perencanaan.

Logic model yaitu penggambaran narasi atau grafis dari

suatu proses dalam kehidupan nyata yang mendasari suatu

kegiatan dengan begitu diharapkan untuk mengarah ke hasil

yang spesifik. Logic model menggambarkan urutan sebab

akibat dan suatu hubungan pendekatan sistem untuk

berkomunikasi mencari jalan menuju hasil yang

diinginkan. Logic model merupakan teori tentang hubungan

sebab-akibat di antara berbagai komponen dari suatu program :

sumber daya dan kegiatan-kegiatannya, keluarannya, serta

dampak jangka pendek dan hasil jangka panjang.

Logic model dilakukan dalam tiga tahap yaitu logic

model existing, logic model ideal dan logic model

rekomendasi. Pada logic model existing diketahui adanya

ketidaksesuaian proses pembelajaran yang sedang berlangsung

yaitu pada pencapaian outcome. Logic model ideal disusun

berdasarkan beberapa referensi yang kemudian diprioritaskan

untuk penyusunan logic model rekomendasi. Pada logic model

rekomendasi didapatkan outcome yang harus dicapai.

Penyususnan dari logic model mencakup : Menentukan

indikator dan sasaran kinerja yang mencakup masukan,

keluaran, hasil, manfaat dan dampak program ; Hubungan

kausal antara indikator-indikator tersebut ; Asumsi yang

mengikuti tujuan di setiap tingkatan, yaitu faktor-faktor luar

Page 46: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

33

yang tidak dapat dikontrol oleh program itu sendiri, tetapi

dapat mempengaruhi tercapainya tujuan program.

Terdapat beberapa komponen dalam logic model ,

yakni: Input, yaitu komponen yang diperlukan system

; Process, yaitu komponen dalam sistem yang

mengubah input menjadi output ; Output, yaitu komponen yang

dihasilkan system ; Outcome, yaitu komponen akibat yang

dipengaruhi oleh relasi logis input, process. Komponen-

komponen Logic Model mempunyai beberapa alternatif

penyajian, yaitu diagram jalur, template program, peta konsep,

dan narasi.

Sebuah logic model biasanya disajikan dalam bentuk

jalur operasi program secara visual yang sederhana. Terdapat

beberapa pendapat tentang komponen dalam logic model.

Keragaman komponen logic model disebabkan karena

beragamnya asumsi yang dilakukan oleh stakeholder tentang

bagaimana program bekerja. Logic Model memiliki diagram

jalur dengan 4 (empat) komponen utama.

Empat komponen dalam logic model adalah: masukan (input),

kegiatan (activities), keluaran (outputs), dan Hasil (outcomes).

Ke-empat komponen utama dalam Logic Model dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Inputs; Merupakan sumberdaya yang digunakan dalam

suatu program, biasanya sumber daya yang ditetapkan

berkaitan dengan sumber dana atau dalam bentuk

kontribusi. Sumber daya yang digunakan umumnya

berupa waktu, orang, uang, material dan peralatan.

Page 47: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

34

2. Activities;, Tindakan atau kegiatan yang dilaksanakan

oleh suatu program untuk mendapatkan hasil yang

diharapkan. Kegiatan dapat berupa strategi atau metode

yang digunakan oleh suatu program atau organisasi

untuk mentransformasikan atau menyusun inputs agar

menjadi hasil yang diinginkan organisasi atau program.

3. Outputs; Hasil-hasil langsung dari suatu kegiatan,

berupa layanan, kejadian dan produk, dicatat dalam

dokumen implementasi dari kegiatan. Biasanya berupa

hasil yang terukur, dalam jumlah maupun besaran, dari

proses utama dalam suatu organisasi.

4. Outcomes; Sering diartikan sebagai hasil guna atau

manfaat. Perubahan yang terjadi menunjukkan gerakan

terhadap pencapaian tujuan umum dan khusus.

Keluaran yang diharapkan berupa prestasi atau

perubahan. Pada kasus program

pelatihan, outcome biasa dinyatakan sebagai hasil

belajar, keahlian atau ketrerampilan. Berbagai

organisasi sering merumuskan outcome atau hasil guna

dalam kerangka waktu, jangka pendek, jangka

menengah dan jangka panjang (Kellog, 2004: 7-12).

E. Bersih

1. Pengertian Bersih

Bersih artinya bebas dari kotoran (Tim Penyusun KBBI,

1990: 109), sedangkan kebersihan yaitu keadaan yang menurut

akal dan pengetahuan manusia dianggap tidak mengandung noda

atau kotoran. Kata bersih sering digunakan untuk menyatakan

keadaan lahiriah suatu benda, seperti air bersih, lingkungan bersih,

Page 48: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

35

rumah bersih dan lain sebagainya. Terkadang bersih juga

digunakan untuk ungkapan sifat batiniah seperti jiwa suci. Dalam

membahas perkara kebersihan dalam agama Islam digunakan tiga

macam istilah, yaitu:

1. Nazāfah (nazīf) secara bahasa yaitu kebersihan lawan dari

kata kotor. Berasal dari kata Nazufa-yanzufu-nazāfatan

(Ahmad Warson, 1997: 1435). Nazāfah yaitu kebersihan

tingkat pertama, yang meliputi bersih dari kotoran dan noda

secara lahiriah, dengan alat pembersihnya benda yang

bersih, antara lain air.

2. Tahārah secara bahasa yaitu menyucikan atau

membersihkan. Berasal dari kata Tahara-yathuru-tuhran wa

tahāratan (Ahmad Warson, 1997: 868). Tahārah

mengandung pengertian yang lebih luas yakni meliputi

kebersihan lahiriah dan batiniah (Ahmad Warson, 1997: 93),

sedangkan nazāfah hanya menitik beratkan pada kebersihan

lahiriah saja. Pada kitab-kitab klasik khusunya bab al-

tahārah biasanya disandingkan dengan bab al-najasah yang

selanjutnya juga dibahas masalah air dan tanah, wudhu dan

mandi, tayamum dan lainnya. Namun demikian, ketika

Allah, menerangkan tentang penggunaan air untuk tahārah

(mensucikan) disandingkan pula dengan kesucian secara

maknawiah, dimaksud dengan maknawiah karena kesucian

dari hadas, baik hadas besar maupun hadas kecil, sehingga

dapat melaksanan ibadah, seperti salat dan tawaf

(Abdurrahman, 2012: 64).

Tazkiyah secara bahasa yaitu tumbuh atau

membersihkan, berasal dari kata zakka-yuzakki-tazkiyah.

Page 49: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

36

Tazkiyah mengandung arti ganda, yaitu membersihkan diri dari

sifat-sifat (perbuatan) tercela dan menumbuhkan serta

memperbaiki jiwa dengan sifat-sifat terpuji (Tim Lembaga

Penelitian UIJ, 2007: 12-13). Kata Tazkiyah juga digunakan

untuk mengungkapkan aspek kebersihan harta dan jiwa.

Sebagai contoh, ungkapan Allah dalam al-Qur‟an ketika

menyebut zakat yang seakar dengan tazkiyah, memang

maksudnya untuk membersihkan harta, sehingga harta yang

dizakati adalah bersih dan yang tidak dizakati dinilai kotor

(Abdurrahman, 2012: 65).

F. Sungai

1. Pengertian Sungai

Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta

jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara

dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang

pengalirannya, dan Sungai juga bisa diartikan sebagai bagian

permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah

disekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju

ke laut, danau, rawa atau ke sungai yang lain (Peraturan

Pemerintah RI No. 35 Tahun 1991 tentang sungai). Sungai

adalah bagian dari permukaan bumi yang karena sifatnya,

menjadi tempat air mengalir.

Dapat disimpulkan bahwa sungai adalah bagian dari

daratan yang menjadi tempat tempat aliran air yang berasal dari

mata air atau curah hujan. Ada bermacam-macam jenis sungai.

Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga

macam yaitu: a. Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya

berasal dari air hujan atau sumber mata air. Contohnya adalah

Page 50: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

37

sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara. b.

Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari

pencairan es.

Contoh sungai yang airnya benar-benar murni berasal

dari pencairan es saja (ansich) boleh dikatakan tidak ada,

namun pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang berhulu

di Peguungan Himalaya) dan hulu sungai. Phein di Jerman

(yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan sebagai

contoh jenis sungai ini. c. Sungai Campuran, adalah sungai

yang airnya berasal dari pencairan es (gletser), dari hujan, dan

dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai

Digul dan sungai Mamberamo di Papua Irian Jaya

(Syarifuddin, 2007: 54).

Berdasarkan debit airnya menurut sungai dibedakan

menjadi 4 macam yaitu:

1. Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya

sepanjang tahun relative tetap. Contoh sungai jenis

ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan

Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari

dan Indragiri di Sumatera.

2. Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu

musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim

kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini

banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai

Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah.

Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa

Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.

Page 51: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

38

3. Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim

kemarau airnya kering dan pada musim hujan

airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah

sungai Kalada di pulau Sumba.

4. Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya

hanya pada saat musim hujan (Syarifudin, 2007:

42).

Pada hakikatnya sungai jenis ini hampir sama

dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai

jenis ini airnya belum tentu banyak. Berdasarkan asal

kejadiannya (genetikanya) sungai dibedakan menjadi 5

jenis yaitu:

1. Sungai Konsekuen, adalah sungai yang airnya

mengalir mengikuti arah lereng awal.

2. Sungai Subsekuen atau strike valley adalah

sungai yang aliran airnya mengikuti strike

batuan.

3. Sungai Obsekuen, adalah sungai yang aliran

airnya berlawanan arah dengan sungai

konsekuen atau berlawanan arah dengan

kemiringan lapisan batuan serta bermuara di

sungai subsekuen.

4. Sungai Resekuen, adalah sungai yang airnya

mengalir mengikuti arah kemiringan lapisan

batuan dan bermuara di sungai subsekuen.

5. Sungai Insekuen, adalah sungai yang mengalir

tanpa dikontrol oleh litologi, maupun struktur

geologi (Syarifudin, 2007: 43).

Page 52: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

39

Berdasarkan struktur geologinya sungai dibedakan

menjadi dua yaitu: a. Sungai Anteseden adalah sungai yang

tetap mempertahankan arah aliran airnya walaupun ada

struktur geologi (batuan) yang melintang. Hal ini terjadi

karena kekuatan arusnya, sehingga mampu menembus

batuan yang merintanginya. b. Sungai Superposed, adalah

sungai yang melintang, struktur dan prosesnya dibimbing

oleh lapisan batuan yang menutupinya. c. Berdasarkan pola

alirannya sungai dibedakan menjadi 7 macam yaitu a.

Radial atau menjari, jenis ini dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Radial sentrifugal, adalah pola aliran yang

menyebar meninggalkan pusatnya. Pola aliran

ini terdapat di daerah gunung yang berbentuk

kerucut.

2. Radial sentripetal, adalah pola aliran yang

mengumpul menuju ke pusat. Pola ini terdapat

di daerah basin (cekungan).

3. Dendritik, adalah pola aliran yang tidak teratur.

Pola alirannya seperti pohon, di mana sungai

induk memperoleh aliran dari anak sungainya.

Jenis ini biasanya terdapat di daerah datar atau

daerah dataran pantai.

4. Trellis, adalah pola aliran yang menyirip seperti

daun.

5. Rektangular, adalah pola aliran yang

membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-

siku 90°.

Page 53: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

40

6. Pinate, adalah pola aliran di mana muara-muara

anak sungainya membentuk sudut lancip.

7. Anular, adalah pola aliran sungai yang

membentuk lingkaran (Syarifudin, 2007: 42).

2. Bagian-bagian Sungai

Bagian-bagian dari sungai bisa dikategorikan menjadi tiga,

yaitu: bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir (Syarifudin,

2007: 47).

1. Bagian Hulu

Bagian hulu memiliki ciri-ciri: arusnya deras, daya

erosinya besar, arah erosinya (terutama bagian dasar

sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan

lerengnya cembung (convecs), kadang-kadang terdapat

air terjun atau jeram dan tidak terjadi pengendapan.

2. Bagian Tengah

Bagian tengah mempunyai ciri-ciri: arusnya tidak

begitu deras, daya erosinya mulai berkurang, arah erosi

ke bagian dasar dan samping (vertical dan horizontal),

palung sungai berbentuk U (konkaf), mulai terjadi

pengendapan (sedimentasi) dan sering terjadi meander

yaitu kelokan sungai yang mencapai 180° atau lebih.

3. Bagian Hilir

Bagian hilir memiliki ciri-ciri: arusnya tenang, daya

erosi kecil dengan arah ke samping (horizontal), banyak

terjadi pengendapan, di bagian muara kadang-kadang

terjadi delta serta palungnya lebar.

Page 54: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

41

G. Kerangka Berfikir

Program Bersih-Bersih Sungai Jeletreng

Program bersih-bersih sungai jeletreng dicetuskan oleh

Sekber Jeletreng. Program ini ditunjukan untuk seluruh

masyarakat agar lebih perduli terhadap kebersihan sungai.

Terutama masyarakat yang tinggal di bantaran sungai Jeletreng

dan sekitarnya. Program bersih-bersih sungai dilakukan rutin

perbulan. Mulai dari monitoring sungai, pemetaan, proses

mengajak masyarakat untuk ikut membersihkan sungai dan

terakhir aksi opsi sungai atau operasi bersih sungai jeletreng.

Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam rangka

menjaga kebersihan sungai Jeletreng. Karena jika masyarakat

ikut serta dalam perawatan sungai Jeletreng, tentu upaya

perawatan akan lebih ringan, dan sungai pun akan terjaga

kebersihannya.

Tahapan-Tahapan Pemberdayaan

Pada tahap penyadaran Sekber Jeletreng memberikan

sosialisasi untuk anggota, terutama untuk anggota baru, terkait

pentingnya menjaga kebersihan sungai. Hal ini bermaksud

untuk meningkatkan prilaku sadar menjadi prilaku perduli.

Tahap selanjutnya ialah tahap transformasi, anggota sekber

Jeletreng mengajak masyarakat sekitar dengan cara mendatangi

langsung masyarakat. Untuk para pemuda khususnya, Sekber

Jeletreng mendatangi tongkrongannya dan mengajak langsung

untuk ikut gabung dalam program bersih-bersih sungai

Jeletreng.

Setelah diajak, masyarakat diberikan pembekalan

berupa arahan/sosialisasi tentang kebersihan sungai. Setelah itu

Page 55: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

42

barulah masyarakat diajak untuk bersih-bersih sungai. Setelah

dilakukannya pembentukan prilaku pada tahap awal, mulai dari

sosialisasi kebersihan sampai turun ke sungai membersihkan

sungai, pada tahap selanjutnya Sekber Jeletreng

mengkampanyekan bahwa sungai bukan tempat sampah

kepada masyarakat lewat social media, sticker, kaos dan acara

seremoni. Hal tersebut untuk membentuk prilaku perduli, dan

pada akhirnya masyarakat punya inisiatif untuk menjaga

kebersihan sungai dengan mengelola sampahnya sendiri.

Pengaruh Program Bersih-Bersih Sungai Sekber Jeletreng

Terhadap Kesadaran Masyarakat

1. Inputs; Sekber Jeletreng jadi lebih mudah untuk merawat

kebersihan sungai karena masyarakat ikut serta membantu

dengan cara turun langsung ke lapangan maupun tidak

membuang sampah ke sungai.

2. Activities;, Melalui aktifitas OPSI Sungai (Operasi Bersih),

masyarakat diajak turun langsung ke sungai untuk

membersihkan sampah yang ada di sungai.

3. Outputs; Opsi Sungai dilakukan satu bulan sekali, dan

melibatkan masyarakat setempat. Masyarakat yang mulai

perduli terhadap kebersihan sungai ikut serta lagi dalam

Opsi Sungai rutinan tersebut.

4. Outcomes; Saat ini masyarakat mulai perduli terhadap

kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah mereka

ke sungai, hal ini dibuktikan dengan kegiatan monitoring

sungai setiap bulannya, dan ditemukan lebih sedikit sampah

dari sebelum adanya Sekber Jeletreng.

Page 56: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

43

Faktor Penghambat

Faktor penghambat pemberdayaan masyarakat pada

program bersih-bersih sungai oleh Sekber Jeletreng ialah pada

masalah dukungan dari pemerintah setempat. Sungai yang

seharusnya menjadi tanggung jawab Kementrian PUPR yang

dimana pertahunnya dianggarkan untuk perawatan dan

kebersihan sungai sulit untuk dikordinasikan. Padahal gerakan

swadaya pemuda lewat sekber jeletreng dilakukan dengan

sukarela tanpa mendapat imbalan, kalaupun pada satu keadaan

Sekber Jeletreng meminta bantuan dana untuk kegiatan, hal ini

dimaksudkan untuk seluruh kebutuhan pelaksanaan kegiatan.

Faktor Pendukung

Faktor pendukung dari program bersih-bersih sungai

ialah kesadaran masayarak yang mau ikut membantu menjaga

lingkungan. Hal ini terjadi karena masyarakat melihat gerakan

para pemuda yang tergabung dalam Sekber Jeletreng dalam

menjaga kebersihan sungai. Sehingga timbul kesadaran untuk

tidak membuang sampah ke sungai.

Tabel 2.1 Bagan Kerangka Berfikir

PROGRAM BERSIH-BERSIH SUNGAI JELETRENG OLEH SEKBER JELETRENG

Partisipasi Masyarakat Dalam

Pemeliharaan Sungai Jeletreng

Tahap-Tahap Pemberdayaan

1. Penyadaran

2. Transformasi

3. Peningkatan Intelektual

Pengaruh Program Bersih-Bersih Sungai Sekber Jeletreng

Terhadap Kesadaran Masyarakat

Faktor

Penghambat

Faktor

Pendukung

Page 57: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

44

BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH

A. Gambaran Umum Masyarakat Kelurahan Setu, Kecamatan

Setu Kota Tangerang Selatan

1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

Gambar 1.1

Sumber: Google Maps, diakses jam 16:10 pada tanggal 15 Oktober

2019

Kecamatan Setu merupakan salah satu kecamatan di

Kota Tangerang Selatan. Kecamatan Setu Timur terdiri dari

6 kelurahan, dengan luas wilayah kurang lebih ± 15,61 km2

atau 10,35% dari luas Kota Tangerang Selatan, berdasarkan

Perda Kota Tangerang Selatan Nomor 10 Tahun 2012, pada

tanggal 30 Oktober 2012, semua desa di Kecamatan Setu

Kota Tangerang Selatan telah berstatus kelurahan.

Page 58: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

45

Kecamatan ini terdiri dari 6 kelurahan yaitu:

Kelurahan Setu dengan luas wilayah 3,64 km2

Kelurahan Keranggan dengan luas wilayah 1,70 km2

Kelurahan Muncul dengan luas wilayah 3,61 km2

Kelurahan Babakan dengan luas wilayah 2,05 km2

Kelurahan Bakti Jaya dengan luas wilayah 1,74 km2

Kelurahan Kademangan dengan luas wilayah 2,06 km2

Jumlah penduduk kelurahan Setu Kota Tangerang selatan

antara lain:

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

2.1 Tabel Data Penduduk

Sumber: Diambil Dari Web Kelurahan Setu-Kota Tangerang

Selatan, Minggu 23:45 WIB, 30 Desember 2019

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Penduduk

Rasio

Jenis

Kelamin

1. Setu 38.352 36.650 75.002 104,64

2. Serpong 78.007 79.245 157.252 98,44

3. Pamulang 159.014 155.917 314.931 101,99

4. Ciputat 108.225 104.599 212.824 103,47

5. Setu Timur 97.453 96.031 193.484 101, 48

6. Pondok Aren 172.787 168.629 341.416 102,47

7. Serpong Utara 73.964 74.530 148.494 99,24

Total Kota Tangsel 727.802 715.601 1.443.403 107,20

Page 59: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

46

Gambaran Umum Sungai Jeletreng

Sungai Jeletreng adalah anak sungai dari sungai

Cisadane dengan panjang 10,5 kilometer yang menjadi

pengairan utama atau pembuangan utama para warga Setu

Kota Tangerang Selatan, termasuk pembuangan utama

beberapa pabrik yang berada di pergudangan Taman Tekno

BSD. (Diambil dari Web Teropong Post: 2020)

2. Visi dan Misi Kelurahan Setu

Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan menetapkan Visi

sebagai berikut:

" Terwujudnya Kecamatan Setu Yang Maju Dan

Mensejahterakan "

Makna dari visi tersebut adalah sebagai berikut:

Maju, Kecamatan Setu yang Maju dimaknai dengan

terwujudnya sumber daya manusia berkualitas tinggi,

pembangunan bergerak cepat, kegiatan ekonomi

berbasis industri dan jasa, penduduk miskin sangat

rendah/ jarang dijumpai, dan pendapatan rata-rata

kecamatan tinggi.

Mensejahterakan, Kecamatan Setu yang

Mensejahterakan dimaknai dengan terpenuhinya

kebutuhan masyarakat dengan baik dalam seluruh aspek

kehidupan.

Misi Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan adalah

sebagai berikut:

Menyelenggarakan layanan dukungan di lingkungan

pemerintahan Kecamatan Setu.

Page 60: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

47

Menyelenggarakan pembinaan, fasilitasi, koordinasi,

dan pengendalian ketentraman dan ketertiban,

pemerintahan, pelayanan umum, kesejahteraan sosial,

serta ekonomi dan pembangunan di wilayah Kecamatan

Setu.

Misi pertama, yaitu “Menyelenggarakan layanan

dukungan di lingkungan pemerintahan Kecamatan

Setu” merupakan upaya yang akan dilaksanakan

Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan untuk

menyelenggarakan pelayanan di bidang perencanaan

dan evalusi, keuangan, kepegawaian, dan penyediaan

sarana dan prasarana secara cepat dan tepat dalam

rangka menunjang kelancaran pelaksanaan berbagai

kegiatan dan program pelayanan masyarakat dalam

mewujudkan visi Kecamatan Setu.

Misi kedua, yaitu “Menyelenggarakan pembinaan,

fasilitasi, koordinasi, dan pengendalian ketentraman

dan ketertiban, pemerintahan, pelayanan umum,

kesejahteraan sosial, serta ekonomi dan pembangunan

di wilayah Kecamatan Setu” merupakan upaya yang

akan dilaksanakan Kecamatan Setu Kota Tangerang

Selatan, yaitu melakukan pembinaan untuk

memberdayakan masyarakat, memberikan fasilitasi

untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat,

melakukan koordinasi untuk menjaga keterpaduan

dalam berbagai sektor, terkait dengan pemeliharaan

ketertiban dan ketentraman, tata pemerintahan yang

baik, pelayanan perijinan yang cepat dan akurat,

Page 61: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

48

kesejahteraan sosial masyarakat serta pengembangan

perekonomian masyarakat dan pembangunan

Kecamatan.

3. Sejarah dan Program Kegiatan Sekber Jeletreng

A. Sejarah Sekber Jeletreng

Awalnya terbentuknya Sekber Jeletreng pada 2017,

diberi nama Aliansi Pemuda Pecinta Lingkungan. Hasil

aliansi dua Karang Taruna, Satu Karang Taruna Kelurahan

Buaran, dua Karang Taruna Kelurahan Setu. Tapi karena

makin banyak yang berhimpun untuk bergabung dengan

Sekber Jeletreng, mulai dari Kampung Cibarengkok, Sari

Mulya, Buaran dan Setu, akhirnya dilebur namanya

menjadi Sekber Jeletreng. Sekber itu singkatan dari

Sekretariat Bersama, sedangkan Jeletreng itu diambil dari

nama Sungai Jeletreng.

Kalau filosofi logonya kenapa biawak karena karakternya

anak sungai itu seperti biawak. Dan lagi sungai jeletreng itu

habitatnya hewan biawak.

B. Adapun kegiatan Sekber Jeletreng antara lain:

Monitoring sungai Jeletreng, kegiatan ini dilakukan

dengan cara menyusuri aliran air sungai Jeletreng

dengan menggunakan perahu karet dan perlengkapan

safety seperti pelampung, lalu mengikuti aliran sungai

untuk melihat apakah ada sampah yang menyebabkan

aliran sungai terhambat atau tidak.

Kegiatan ini dilakukan rutin perbulannya, guna

mengecek keadaan sungai jeletreng, guna menghindari

penyumbatan sampah yang terdapat di sungai jeletreng.

Page 62: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

49

Opsir sungai, kegiatan ini dilakukan dengan

mengerahkan banyak orang baik dari pengurus Sekber

Jeletreng, Pemerintah Kota, maupun masyarakat.

kegiatan ini dilakukan untuk membersihkan sungai

Jeletreng dari sampah-sampah yang menyangkut dan

menghambat aliran sungai.

Kegiatan ini dilakukan dari hasil monitoring rutin yang

dilakukan oleh sekber jeletreng. Opsir sungai dilakukan

karena keadaan sungai jeletreng yang perlu dibersihkan.

Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan alat safety

seperti pelampung, perahu karet, golok untuk

membersihkan kayu bambu atau pohon yang

menghalangi aliran sungai.

4. Visi dan Misi Sekber Jeletreng

Visi

Merawat, menjaga dan melestarikan Sungai Jeletreng.

Membuat ruang terbuka hijau yang nyaman untuk

warga Tangerang Selatan.

Mengembangkan potensi Geografis yang

menumbuhkan motif ekonomi kerakyataan untuk

masyarakat sekitar.

Misi

Melakukan upaya normalisasi dan naturalisasi sungai

Jeletreng.

Menegakkan peraturan yang berlaku dalam perundang-

undangan mengenai sungai.

Melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar sungai

jeletreng.

Page 63: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

50

Bentuk Organisasi Sekretariat Bersama Jeletreng

adalah Organisasi Lepas, di mana kepengurusan terbentuk

tanpa Ketua dan bergerak atas dasar kesamaan rasa peduli

terhadap kelestarian Sungai Jeletreng dan pengambilan

keputusan dilakukan dengan cara Musyawarah untuk

Mufakat.

Narahubung/koordinator wilayah meliputi, Kp.

Setu, Kp. Viktor, Kp. Buaran, Kp. Curug, Kp. Cadas

Mapar, Kp. Cibarengkok (Sumber: Diambil Dari Web

Sekber Jeletreng, diakses jam 16:10 pada tanggal 15

Oktober 2019).

5. Sarana dan Prasarana Yang Dimiliki Sekber Jeletreng

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki Sekber

Jeletreng antara lain:

1. Perahu karet sebanyak 2 buah

2. Pelampung sebanyak 100 buah

3. Basecamp dengan luas bangunan 12X5 Meter

4. Satu Musholla dengan luas 2X3 Meter

5. Perpustakaan mini dengan jumlah buku kurang

lebih sebanyak 50 buah

6. Tali prusik beberapa buah dengan panjang 10 meter.

6. Proses Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bersih-

Bersih Sungai Jeletreng

Masyarakat yang awalnya tidak perduli terhadap

kebersihan sungai Jeletreng menjadi perduli. Hal ini ditunjukan

dengan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah

rumah tangganya ke sungai. Proses timbulnya kesadaran ini

dimulai dengan adanya Sekber Jeletreng yang senantiasa

Page 64: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

51

mengkampanyekan bahwa sungai bukan tempat sampah. Selain

itu Sekber Jeletreng juga aktif untuk mengajak masyarakat

pada setiap bulannya dalam pembersihan sungai Jeletreng,

yang mereka namakan kegiatan tersebut dengan sebutan Opsi

Sungai Jeletreng.

Proses inilah yang menjadikan masyarakat mulai

mencintai lingkungannya dan ikut serta dalam menjaga

kebersihan sungai. Selain itu, untuk mengajak kaum pemuda,

Sekber Jeletreng melakukan dor to dor, atau mendatangi

tongkrongan-tongkrongan tempat para pemuda berkumpul,

selain mensosialisasikan kegiatan dan kebersihan sungai,

Sekber Jeletreng juga mengajak para pemuda untuk ikut

gabung dalam kegiatan bersih-bersih sungai. Alhasil, sudah

banyak pemuda dari beda tongkrongan yang ikut gabung. Hal

tersebut berdampak baik bagi silaturahim antar pemuda

setempat, baik satu RT, maupun beda kelurahan.

7. Strategi Dan Dampak Sekber Jeletreng Dalam Memelihara

Sungai Jeletreng

Setelah berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat akan kebersihan sungai lewat program

rutin bulanan Opsi Sungai, yang dimana kegiatan tersebut

untuk melakukan pembersihan dan perawatan rutin kebersihan

sungai Jeletreng. Sekber Jeletreng juga mengadakan kampanye

akbar dengan menyisipkan penampilan-penampilan seni seperti

akustik, puisi dan orasi yang bertemakan menjaga kebersihan

sungai. Acara tersebut pernah diselenggarakan di Amphi

Theater Taman Kota 2, tempat ini berada persis di sisi danau

Taman Kota 2, danau ini menjadi tembusan dari sungai

Page 65: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

52

Jeletreng. Selain itu juga Taman Kota 2 ramai pengunjung dan

jadi tempat yang pas untuk mengkampanyekan sungai bukan

tempat sampah. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai,

terutama sungai Jeletreng.

Page 66: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

53

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN

A. Partisipasi Masyarakat Setu Dalam Pemeliharaan Sungai

Jeletreng

Hasil wawancara dari beberapa narasumber diantaranya

terdiri dari: aparatur pemerintah tingkat RT, anggota komunitas

dan masyarakat sekitar, tentang partisipasi masyarakat dalam

pemeliharaan sungai Jeletreng telah saya bagi pembahasannya

dalam beberapa sub – judul sebagai berikut:

1. Pergerakan Pemuda Dan Masyarakat Setu Untuk

Menjaga Sungai Jeletreng

Awal mula berdirinya Sekber Jeletreng diawali dari

perhatian para pemuda yang melihat bantaran sungai

Jeletreng terlihat kotor penuh dengan sampah. Tepatnya

di bantaran sungai yang berada dekat jembatan jalan

raya Viktor-Muncul. Letak jembatan yang

menghubungkan jalan raya tersebut ternyata menjadi

tempat yang disukai bagi masyarakat yang belum sadar

sampah. Mereka dengan mudahnya membuang sampah

mereka ke sungai dengan cara lewat naik motor dan

melemparkan sampahnya ke sungai.

“.....Setau saya sih ya, sebelum ada Sekber

kali (Sungai) masih serem, seperti kali jaman

dahulu, pas ada Sekber Jeletreng kali ada yang

ngurus, sekarang jadi rapih, bersih, beda dah dulu

sama yang sekarang, dulu mah kaya ga terawat....

Kalau dulu orang sambil lewat enak banget dah

sebuang-buangnya, ada yang naik motor, pokonya

kali itu kaya buat buang sampah gitu.....”

(Wawancara dengan Ibu Mulyanih 2020).

“.....Kira-kira bulan oktober anak ITI bakti

social kita naro jaring agar orang engga buang

Page 67: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

54

sampah ke kali, tapi masih ada aja yang buang

sampah di atas jarring itu. Niatnya kan kalau

sampahnya ada di atas jaring itu sampahnya kan

bisa kita angkat tapi ternyata jaringnya ga kuat,

jebol karena banyaknya volume sampah di atas

jaring tersebut. akhirnya gimana caranya kita

lakukan pembersihan. Karena keterbatasan alat, kita

pinjam alat ke GANESPA PAMULANG. Di bulan

oktober ini ketika kita turun ke sungai antusias

masyarakat banyak, waktu itu turun juga Camat

Setu bersama kita ngangkutin sampah Ternyata

sampahnya banyak juga, sampahnya ternyata udah

bukan sampah rumah tangga lagi. Dan ada satu

tempat yang isinya udah gabisa dilewatin krena

isinya sampah semua, ada gerobak ada bangku.

Ampun dah. Gatau itu kayaknya gerobak proyek

dibuang kesitu. Karena sungai tersebut pinggir jalan

raya juga.....” (Wawancara dengan Bang Andri,

2020).

Semakin hari sampah semakin banyak. Mulai

dari hal tersebut menggugah hati para pemuda

khususnya pemuda Setu dan Buaran yang kebetulan

kampung mereka dilalui oleh Sungai Jeletreng. Dari

keperdulian inilah mereka berinisiatif untuk

membersihkan Sungai Jeletreng. Hingga akhirnya

mereka membuat kegiatan bersih-bersih sungai

Jeletreng. Pada waktu itu titik fokus pembersihan

sungai berfokus pada pembersihan sampah di sekitar

jembatan yang menghubungkan jalan arah Viktor dan

Muncul.

Inisiatif dari beberapa Pemuda ini untuk

mengajak Pemuda dan Masyarakat lain dalam

pembersihan sungai Jeletreng membuat Masyarakat

ikut berpartisipasi dalam kegiatan bersih-bersih sungai

Page 68: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

55

Jeletreng. Setelah kegiatan awal yang mengawali

pergerakan mereka, barulah para Pemuda ini berinisiatif

membuat organisasi lepas tanpa ketua dan jajarannya,

yang bertujuan untuk pemeliharaan kebersihan sungai

Jeletreng. Mereka menamai organisasi tersebut dengan

nama Sekber Jeletreng.

“.....Sampai sekarang kita masih nahan-

nahan terus sih, agar tidak ada kepengurusan,

paling Cuma ranting-ranting aja. Kayak gua

sama Ari ranting Buaran, di Setu ada Sandi

sama yang lain, di Cibarengkok ada Topik dan

temen-temen.....” (Wawancara dengan Bang

Andri, 2020)

“.....Kalau nyadarin masyarakat sampai

saat ini pun masyarakat belum bisa dikatakan

masyarakat sadar akan sampah mereka yang

dibuang ke sungai. karena memang makin

banyak malah volume sampahnya. Cuma dari

beberapa wilayah seperti masyarakat Setu sudah

mulai bisa, Cuma untuk wilayah yang Buaran

sini masih kurang lah. Kita ngajak sering tetep

kita ngajak datengin. Kalau anak-anak sekarang

kan gampang tuh datenginnya, kita dateng ke

titik-titik kumpul mereka, dateng kita ajak. Dari

anak mudanya dulu, lalu RT, RW dan

Camat.....” (Wawancara dengan Bang Andri,

2020).

2. Partisipasi Masyarakat

Masyarakat pada awalnya tidak perduli dengan

kebersihan lingkungan, terutama kebersihan lingkungan

sungai, hal tersebut ditunjukan dengan kebiasaan tidak

baik masyarakat dengan membuang sampah ke Sungai.

Keadaan ini yang membuat Sekber Jeletreng bergerak

untuk berupaya menanggulangi pencemaran lingkungan

yang semakin hari semakin parah.

Page 69: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

56

“....Alhamdulillah sih engga, Cuma kalau pas

lewat jalan pagi olahraga gitu suka kalau lagi lewat

mau ke pasar Serpong kan bisa juga lewat situ kita

suka mergokin juga orang yang buang sampah ke

Sungai. Kalau dulu orang sambil lewat enak banget

dah sebuang-buangnya, ada yang naik motor,

pokonya kali itu kaya buat buang sampah gitu.....”

(Wawancara dengan Ibu Mulyanih 2020).

Saat observasi di lapangan, saya melihat Sungai

terlihat lebih bersih, hal tersebut terlihat dari bersihnya

sungai dari sampah, keadaan air Sungainya juga tidak

berbau yang tidak sedap, menunjukan bahwa air Sungai

tidak tercemar sampah dan limbah, partisipasi

masyarakat dapat terlihat juga dari prilaku masyarakat

yang mulai berubah dengan enggan membuang sampah

mereka ke Sungai, hal tersebut dikarenakan ada rasa

sadar diri untuk ikut serta dalam menjaga Sungai

“......Ya engga, malah pengennya ngomelin yang

buang sampah disitu. Soalnya sekarang mah udah

enak......” (Wawancara dengan Ibu Mulyanih 2020).

Sekber Jeletreng aktif memberikan pendampingan

terkait cara menjaga lingkungan, pada upaya ini ada

beberapa tahapan partisipasi yang dilakukan Sekber

Jeletreng, setidaknya dua dari tiga tahapan dijalankan

sesuai teori yang dikemukakan oleh Tantan (Tantan,

2013: 33-34).

Page 70: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

57

Tahapan yang peneliti temukan di lapangan antara

lain:

1. Perencanaan

Pada tahapan ini yang sangat berperan

dalam perencanaan adalah Karang Taruna

Karya Muda dan beberapa pemuda dari

Kelurahan Setu dan Buaran, mereka berinisiatif

untuk membersihkan sungai karena dirasa

sungai semakin hari semakin kotor dikarenakan

kebiasaan buruk masyarakat dengan membuang

sampah di Sungai, hal tersebut ditunjukan

dengan kotornya Sungai Jeletreng di bagian

bawah jembatan Viktor.

”Awalnya kita inisiatif pemuda Buaran,

Viktor dan Setu yang tergabung dalam

Karang Taruna Karya Muda, untuk

membersihkan bawah jembatan yang banyak

sampahnya. (Wawancara dengan bang Andri

: 2020).

Mereka lebih memfokuskan pergerakan

mereka untuk kalangan anak-anak dan pemuda,

hal tersebut guna untuk memberikan edukasi

mengenai kebersihan lingkungan sungai sejak

dini.

“......Mereka fokusnya ke sungai, nah

untuk yang sampah sampah ibu rumah

tangga dan lain sebagainya ga begitu aktif

sosialisasinya, mereka lebih aktif ke anak-

anak dan pemuda, gimana biar bisa anak

anak itu meneruskan perjuangan mereka.....”

(Wawancara dengan bang Halim: 2020) .

Page 71: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

58

2. Pelaksanaan

Setelah dicetuskan kegiatan bersih-bersih

sungai Jeletreng, masyarakat mengikuti kegiatan

tersebut, beberapa diantaranya dari kalangan

pemuda, ada juga dari ketua lingkungan, yakni

Bapak RT Alex dan Bapak Camat Setu.

”....Awalnya dulu itu saya pernah

mengawal pemuda turun ke sungai untuk

membersihkan sungai pakai pelampung,

sama pak camat waktu itu. Mengajak

masyarakat dulu bersama pemuda Setu,

yang peduli lingkungan. (Wawancara

dengan Bapak RT. Alex: 2020).

“....Di bulan oktober ini ketika kita turun

ke sungai antusias masyarakat banyak,

waktu itu turun juga Camat Setu bersama

kita ngangkutin sampah Ternyata

sampahnya banyak juga, sampahnya

ternyata udah bukan sampah rumah tangga

lagi. Dan ada satu tempat yang isinya udah

gabisa dilewatin krena isinya sampah semua,

ada gerobak ada bangku. Ampun dah. Gatau

itu kayaknya gerobak proyek dibuang kesitu.

Karena sungai tersebut pinggir jalan raya

juga.....” (Wawancara dengan Bang Andri,

2020).

3. Pelembagaan

Setelah kegiatan yang pertama sukses, para

pemuda yang mencetuskan komunitas Sekber

Jeletreng berinisiatif untuk membentuk

komunitas lepas tanpa kepengurusan yang

berfokus untuk menjaga kebersihan sungai

Jeletreng, dan mereka menamai komunitas

tersebut dengan nama Sekber Jeletreng.

Page 72: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

59

“.....Sampai sekarang kita masih

nahan-nahan terus sih, agar tidak ada

kepengurusan, paling Cuma ranting-ranting

aja. Kayak gua sama Ari ranting Buaran, di

Setu ada Sandi sama yang lain, di

Cibarengkok ada Topik dan temen-

temen.....” (Wawancara dengan Bang Andri,

2020)

4. Monitoring dan Evaluasi

Sekber Jeletreng memiliki program kegiatan

yang disebut dengan monitoring Sungai,

kegiatan ini dilakukan untuk melihat keadaan

Sungai Jeletreng, jika dibutuhkan pembersihan

maka dilakukanlah OPSI Sungai, atau Operasi

Bersih Sungai Jeletreng.

“......Setiap bulan kita monitoring

sungai, untuk mengecek kebersihan sungai,

kalau misalnya ada sampah yang

menumpuk, apalagi sampai menghambat

aliran sungai, maka kita lakukan Opsi

bersih.....” (Wawancara dengan bang Andri:

2020).

Mengenai aturan khusus bagi

masyarakat yang membuang sampah ke sungai

sampai saat ini tidak ada, akan tetapi Sekber

Jeletreng konsisten untuk menegur para pelaku

usaha baik usaha kecil maupun besar seperti

industri pabrik yang sering membuang limbah

ke sungai, bagi mereka yang tidak menetralisir

limbahnya maka Sekber Jeletreng melakukan

upaya peneguran dengan cara menghadap ke

pihak pengelola industri.

Page 73: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

60

“......Engga karena kan objeknya

ini kan kaya ke industry yang membuang

sampah ke sungai, mereka itu pasti

selalu menegur, nah mereka menegur ke

industri-industri yang membuang limbah

ke sungai tanpa dinetralisir dulu....”

(Wawancara dengan bang Halim: 2020).

3. Tahapan Pemberdayaan

1. Tahapan Penyadaran

Berawal dari gerakan pembersihan sungai

Jeletreng, dengan inisiasi dari beberapa pemuda

Karang Taruna dari Kelurahan Buaran dan Setu,

Sekber Jeletreng mulai mengajak masyarakat

sekitar dengan cara membuat aliansi Pemuda

Pecinta Lingkungan. Dengan mengajak masyarakat

kalangan muda, Sekber Jeletreng mendatangi

beberapa tongkrongan dan mengajak masyarakat

kalangan muda untuk menjaga kebersihan sungai

Jeletreng.

“.....Anggota awal sekitar 30 orang

kalau ga salah. Awalnya dulu itu saya

pernah mengawal pemuda turun ke sungai

untuk membersihkan sungai pakai

pelampung, sama pak camat waktu itu.

Mengajak masyarakat dulu bersama pemuda

Setu, yang peduli lingkungan, terus kita

sama-sama mengajak, dari satu dua orang

hingga beberapa. Kita sebates dari wilayah

Sari Mulya sampe Setu alhadulillah sudah

diurus lah sama anak-anak Sekber Jeletreng.

Ada kesadaran juga dari masyarakat. Yang

awalnya diujung jembatan itu numpuk

sampah sehingga terkadang ayam potong,

ceker ayam, kepala ayam kumpul semua di

situ, tapi sekarang Alhamdulillah sudah

tidak ada. Untuk sosialisasi lanjutan

Page 74: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

61

sementara ini baru wacana saja, tapi ke

depannya mau dilakukan.....” (Wawancara

dengan Bapak RT Alex: 2020).

“....Mereka mengajak masyarakat

melalui media social juga, sering update

Instagram, whatsapp, jadi mereka follow up

masyarakat dari postingan mereka, terus

kalau ada moment di Kota seperti pawai

MTQ, Hari ulang tahun tangsel, momen

pawai tahun baru muharam, mereka aktif

kampanye kebersihan, hal itu juga mereka

upayakan untuk mengajak masyarakat.....”

(Wawancara dengan bang Halim: 2020).

2. Tahapan Transformasi

Setelah para pemuda tergabung dalam

komunitas Sekber Jeletreng, pengurus membuat

beberapa kegiatan yang berisi tentang menjaga

kebersihan sungai, seperti kegiatan Opsi Sungai,

monitoring sungai dan kampanye kebersihan

sungai. Wawasan kebersihan sungai terus

diupayakan agar timbul kesadaran peduli

lingkungan dikalangan masyarakat, terlebih khusus

masyarakat kalangan muda.

“.....Mereka lebih aktif ke anak-anak

dan pemuda, gimana biar bisa anak anak itu

meneruskan perjuangan mereka.....”

(Wawancara dengan bang Halim: 2020) .

“.....Kalau anak-anak sekarang kan

gampang tuh datenginnya, kita dateng ke

titik-titik kumpul mereka, dateng kita ajak.

Dari anak mudanya dulu, lalu RT, RW dan

Camat.....” (Wawancara dengan Bang Andri,

2020).

Page 75: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

62

3. Tahapan Peningkatan Intelektual

Setelah tertanam rasa keperdulian lingkungan,

setiap anggota dengan sendirinya bergerak sendiri

untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar

tempatnya tinggal. Pada tahapan ini komunitas

hanya menjadi perhimpunan yang aktif

menyalurkan aksi masyarakat dalam pemeliharaan

sungai Jeletreng. Namun peningkatan intelektual

secara spesifik belum dilakukan, semacam seperti

seminar, itu belum dilakukan, hanya saja beberapa

aksi lewat kampanye kebersihan mereka suarakan

untuk memberikan pesan kepada masyarakat luas

terkait kebersihan lingkungan sungai, terutama

sungai Jeletreng.

“........kalau ada moment di Kota

seperti pawai MTQ, Hari ulang tahun

tangsel, momen pawai tahun baru muharam,

mereka aktif kampanye kebersihan, hal itu

juga mereka upayakan untuk mengajak

masyarakat.....” (Wawancara dengan bang

Halim: 2020).

4. Respon Masyarakat Dan Pemerintah Setempat

Dari hasil pengamatan dan wawancara yang saya

lakukan, Alhamdulillah respon masyarakat cukup baik,

kesadaran masayarak yang mau ikut membantu

menjaga lingkungan juga lumayan banyak, terutama

dari kalangan pemuda. Hal ini terjadi karena

masyarakat melihat gerakan para pemuda Sekber

Jeletreng dalam menjaga kebersihan sungai. Sehingga

timbul kesadaran untuk tidak membuang sampah ke

sungai. Selain itu juga banyak pemuda yang ikut

Page 76: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

63

gabung dan turun aksi dalam memelihara sungai

Jeletreng.

“.....Alhamdulillah 3 tahun ini juga udah

terbiasa anak-anak untuk kolektif. Pelampung kita

sudah ada sekitar 100 lebih, helm 100 juga. Itu

anggaran dari kepemudaan kelurahan Setu, dari

Karang Taruna. Kebetulan kan yang gerakin juga

ketua Karang Taruna......” (Wawancara dengan

Bang Andri: 2020).

Karang taruna setempat juga merespon baik

kegiatan dari komunitas Sekber Jeltreng ini dengan

memberikan bantuan dana untuk pengadaan beberapa

alat pendukung untuk kegiatan bersih-bersih sungai

Jeletreng; diantaranya ialah memberikan 100pcs helm

dan 100pcs jaket pelampung. Helm dan pelampung ini

digunakan untuk keamanan dan keselamatan anggota

yang turun ke sungai untuk membersihkan sungai

Jeletreng.

Selain itu, pemerintah setempat seperti Camat juga

pernah hadir mendampingi kegiatan Sekber Jeletreng

pada saat pembersihan sungai Jeletreng.

”.....Awalnya dulu itu saya pernah mengawal

pemuda turun ke sungai untuk membersihkan

sungai pakai pelampung, sama pak camat waktu

itu.....” (Wawancara dengan Bapak RT Alex: 2020).

5. Faktor Pendukung dan Penghambat

Pada prosesnya partisipasi masyarakat Setu dalam

pemeliharaan lingkungan sungai Jeletreng memiliki

faktor pendukung dan penghambat, diantaranya:

a. Fakto Pendukung

Page 77: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

64

Faktor pendukung dari program bersih-

bersih sungai ialah kesadaran masayarak yang

mau ikut membantu menjaga lingkungan. Hal

ini berawal dari gerakan para pemuda yang

tergabung dalam komunitas Sekber Jeletreng.

Sehingga menimbulkan kesadaran untuk tidak

membuang sampah ke sungai. Sekber Jeletreng

juga didukung dari anggaran kepemudaan

Kelurahan Setu dalam pengadaan alat seperti

perahu, pelampung.

“.....Pelampung kita sudah ada sekitar

100 lebih, helm 100 juga. Itu anggaran dari

kepemudaan kelurahan Setu, dari Karang

Taruna. Kebetulan kan yang gerakin juga

ketua Karang Taruna.....” (Wawancara

dengan Bang Andri: 2020).

“.....Alhamdulillah masyarakat antusias

mengikuti kegiatan bersih-bersih sungai,

malah waktu itu Bapak Camat ikut turun

juga ke sungai pakai pelampung.....”

(Wawancara dengan Bapak RT Alex: 2020)

b. Faktor Penghambat

Faktor penghambat pemberdayaan

masyarakat pada program bersih-bersih sungai

yang diinisiasi oleh Sekber Jeletreng ialah pada

masalah dukungan dari pemerintah kota

setempat. Sungai yang seharusnya menjadi

tanggung jawab Kementrian PUPR yang dimana

pertahunnya dianggarkan untuk perawatan dan

kebersihan sungai sulit untuk dikordinasikan.

Padahal gerakan swadaya pemuda lewat Sekber

Jeletreng dilakukan dengan sukarela tanpa

Page 78: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

65

mendapat imbalan, Kalaupun pada satu

keadaan Sekber Jeletreng meminta bantuan dana

untuk kegiatan, hal ini dimaksudkan untuk

seluruh kebutuhan pelaksanaan kegiatan yang

akan dilaksanakan.

“.....Kita juga pengen negakin peraturan

pemerintah Kota yang memang sudah ada

peraturannya bahwa garis badan sungai itu

tidak boleh dibangun, tapi kenyataannya

karena tidak ada pengawasan badan sungai

itu benar-benar dibangun bahkan sampe

pinggir kali. Sebenernya badan sungai itu 3

meter dari sungai ga boleh dibangun.

Alhamdulillah pas kita lolos di nasional

(Acara Pemuda Pelopor) ada beberapa

kementrian dateng meninjau langsung

kegiatan kita. Alhamdulillah Dinas PU

sumber daya air juga pernah ikut Opsi

Sungai. Sebetulny tugas-tugas mereka

negakin garis badan sungai, selama ini ya

lose. Sampah-sampah di sungai juga kan

fokus mereka itu. Kan di PU ada bagian

sumber daya air. Tapi ya dibentuk-dibentuk

aja, buat nyerap-nyerap anggaran aja,

makanya kalo kita ngomong banyak ya

bukannya kita ga mao ngomong banyak.

Tapi yaudahlah yang penting kita konsisten

aja sama anak-anak, masalah-masalah gitu

terserah. Dibeberapa kegiatan kita kolektif,

kaya makan-makan itu juga kolektif. Acara

yang di Taman kota pun kolektif. Dan kita

jual kaos dulu, dari hasil penjualan kaos itu

dari sisa modal kita masukin penuh

keanggaran kegiatan itu.....” (Wawancara

dengan Bang Andri: 2020).

Page 79: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

66

6. Pengaruh Program Bersih-Bersih Sungai Oleh

Sekber Jeletreng Terhadap Kesadaran Masyarakat.

Setelah 3 tahun eksis di Masyarakat, Sekber

Jeletreng mampu memberikan pengaruh bagi

masyarakat di Kelurahan Setu Kota Tangerang Selatan

dan umumnya masyarakat yang pemukimannya

dilintasi sungai Jeletreng. Diantara pengaruh yang dapat

dilihat dari hasil pergerakan mereka ialah volume

sampah yang berkurang, karena masyarakat sudah tidak

lagi membuang sampahnya ke sungai, meskipun

beberapa masih ada yang melakukannya. Selain itu

masyarakat juga jadi teredukasi lewat kegiatan bersih-

bersih yang dilakukan, hal ini menumbuhkan rasa

perduli dan masyarakat pun mau ikut berpartisipasi

dalam pemeliharaan sungai Jeletreng. Bukan hanya

masyarakat, pemerintah setempat seperti RT, RW,

Lurah, Camat dan DLH pun pernah ikut turun ke sungai

untuk membersihkan sungai.

“........Pengaruh yang saya rasakan

diantaranya; pertama, memberikan edukasi

kepada masyarakat terkait bagaimana sungai

itu diperuntukan, jadi masyarakat lebih perduli

lagi untuk menjaganya. Kedua, masyarakat

ikut menjaga sungai, karena mereka

merangkul masyarakat guna lebih peka

terhadap lingkungan, dengan cara mengajak

dan memberikan kegiatan bersih-bersih.

Ketiga, tentu jadi lebih bersih, lebih

terkendali, tidak ada sampah. Lebih bersih iya,

tapi kalau dibilang bersih engga, maklum

sungai, Cuma lebih baik lah ketimbang dulu

sebelum ada Sekber Jeletreng........”

(Wawancara dengan Bang Halim: 2020).

Page 80: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

67

Sekber Jeletreng aktif juga mengkampanyekan

kebersihan sungai disela-sela kegiatan pemerintah Kota,

seperti pembukaan pawai MTQ, kegiatan HUT Kota

Tangerang Selatan dan sebagainya. Hal tersebut bukan

tidak ada maksud, melainkan untuk menyampaikan

kepada masyarakat dan pemerintah tentang pentingnya

menjaga lingkungan, terutama kebersihan sungai

Jeletreng.

Saat ini sungai terlihat lebih bersih, ketika

observasi lapangan saya melihat sungai terlihat bersih

dari sampah, aliran sungai juga terlihat tidak ada yang

disertai sampah rumah tangga seperti plastic, selain itu

juga aroma dari air sungai tidak menunjukan bau yang

tidak sedap. Tatkala sungai telah bersih masyarakat pun

mulai enggan dan merasa tidak enak hati untuk

membuang sampah mereka ke sungai, dari sini mulai

timbul rasa perduli social dan rasa sadar akan

kebersihan lingkungan.

“.....Masyarakat mungkin belum

sepenuhnya sadar, tapi dengan seringnya

kegiatan bersih-bersih sungai, masyarakat pun

jadi gaenak kalo buang sampah ke Sungai,....”

(Wawancara dengan Bang Andri, 2020).

“...Alhamdulillah sih sekeliling jalanan

deket kali itu, pemukiman deket sungai itu

masyarakatnya jadi ga berani buang sampah

disitu....” (Wawancara dengan Ibu Mulyanih).

Selain itu para pemuda di Kelurahan Setu juga

ikut tergerak hatinya untuk mengikuti kegiatan bersih-

Page 81: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

68

bersih sungai Jeletreng yang diadakan oleh Sekber

Jeletreng, mulai dari beberapa orang hingga kini

anggota Sekber Jeletreng menjadi banyak. Anggota

bertambah tentu tenaga pun bertambah ketika sedang

melangsungkan kegiatan bersih-bersih sungai Jeletreng,

hal ini ditunjukan dari terjaganya dan bertambah bersih

Sungai Jeletreng tersebut.

“....Ditahun pertama sejak adanya bersih-

bersih sungai oleh pemuda, anak muda yang

lain tergerak hatinya untuk ikut serta dan

bergabung dengan Sekber Jeletreng, akhirnya

anggota jadi tambah banyak, dan setiap ada

kegiatan personil jadi nambah....”

“...Sejak adanya kegiatan bersih-bersih

sungai tentu sangat baik, diantaranya sungai

jadi lebih bersih dan masyarakat tidak buang

sampah lagi ke sungai. Selain itu juga

masyarakat jadi ada yang mengedukasi terkait

pentingnya menjaga kebersihan sungai. ....”

(Wawancara dengan Bapak RT Alex: 2020).

Page 82: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

69

BAB V

PEMBAHASAN

A. Program Bersih-Bersih Sungai Jeletreng Oleh Sekber

Jeletreng

Analisis mengenai program bersih-bersih sungai Jeletreng

yang dilakukan oleh Sekber Jeletreng dalam menjaga kebersihan

sungai Jeletreng agar tetap bersih, asri dan juga tidak ada yang

membuang sampah lagi ke sungai yang akan penulis uraikan

menggunakan analisis deskriptif. Sehingga pembahasan dalam

analisis deskriptif disajikan dalam bentuk uraian dan pemaparan

yang bersifat naratif. Keadaan sungai Jeletreng sebelum dibentuk

komunitas Sekber Jeletreng cukup memprihatinkan, dari beberapa

keterangan yang penulis dapatkan di lapangan bahwasannya

Sungai Jeletreng kerap dijadikan tempat pembuangan sampah,

mulai dari sampah rumah tangga, sampah sisa jualan, dan sampah

pabrik sering kali di buang ke sungai. Hal tersebut menimbulkan

masalah baru, yakni masalah kebersihan dan pencemaran

lingkungan, terutama lingkungan air sungai.

Berangkat dari persoalan tersebut munculah inisiatif untuk

menggagas suatu komunitas yang berfokus dalam menjaga

kebersihan sungai Jeletreng. Selain itu gagasan ini juga bertujuan

untuk menyadarkan masyarakat bahwa sungai tidak selayaknya

dijadikan tempat sampah, karena bagaimana pun keberadaan

sungai yang menjadi irigasi alami bagi petani sekitar dan menjadi

tempat pembuangan aliran air ketika turun hujan sangatlah

berperan central, terutama bagi masyarakat yang tinggal

disepanjang aliran sungai, terlebih khusus sungai Jeletreng.

Page 83: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

70

Program bersih-bersih sungai Jeletreng mulai disuarakan

dan digagas oleh para pemuda sekitar, terutama pemuda Setu,

Buaran dan Viktor. Lewat kerjasama dengan pemuda Karang

Taruna, dan melibatkan RT setempat, Sekber Jeletreng mulai

menggagas program bersih-bersih sungai hal tersebut bertujuan

untuk memperbaiki keadaan sungai Jeletreng yang mulai dijadikan

tempat sampah umum, hal ini senada dengan teori program yang

dikemukakan oleh Fredian (2014:123) bahwasannya program

adalah suatu usaha pembaharuan atau perbaikan suatu keadaan.

Program bersih-bersih sungai yang digagas oleh Sekber Jeletreng

bertujuan untuk terciptanya perbaikan keadaan sungai Jeletreng

dan merubah kebiasaan masyarakat yang sudah terlanjut terbiasa

membuang sampah ke Sungai agar tidak membuang sampah lagi

ke Sungai.

Berikut adalah beberapa program yang dibuat oleh Sekber

Jeletreng untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada di

Sungai Jeletreng diantaranya:

1. Monitoring sungai Jeletreng

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menyusuri

aliran air sungai Jeletreng dengan menggunakan perahu

karet dan perlengkapan safety seperti pelampung, lalu

mengikuti aliran sungai untuk melihat apakah ada

sampah yang menyebabkan aliran sungai terhambat

atau tidak.

Kegiatan ini dilakukan rutin perbulannya, guna

mengecek keadaan sungai jeletreng, guna menghindari

penyumbatan sampah yang terdapat di sungai jeletreng.

Page 84: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

71

2. Opsi sungai,

Kegiatan ini dilakukan dengan mengerahkan

banyak orang baik dari pengurus Sekber Jeletreng,

Pemerintah Kota, maupun masyarakat. kegiatan ini

dilakukan untuk membersihkan sungai Jeletreng dari

sampah-sampah yang menyangkut dan menghambat

aliran sungai.

Kegiatan ini dilakukan dari hasil monitoring rutin yang

dilakukan oleh sekber jeletreng. Opsir sungai dilakukan

karena keadaan sungai jeletreng yang perlu dibersihkan.

Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan alat safety

seperti pelampung, perahu karet, golok untuk

membersihkan kayu bambu atau pohon yang

menghalangi aliran sungai.

3. Kampanye Kebersihan

Kegiatan ini dilakukan dengan cara membuat acara

seperti pentas seni puisi tentang kebersihan sungai,

akustik. Pernah juga dilakukan ketika acara besar

pemerintah kota dengan membawa poster tentang

pentingnya menjaga kebersihan sungai, juga aksi

pembersihan sampah di area acara, hal tersebut

dilakukan untuk menularkan prilaku bersih dan

menjaga kebersihan sekitar.

B. Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bersih-Bersih Sungai

Gagasan program yang dibuat Sekber Jeletreng tentu tidak

serta merta dijalankan sendiri, mengingat butuh orang banyak

dalam melaksanakan program tersebut. Berbicara kebersihan

sungai tentu kita juga berbicara tentang keikut sertaan masyarakat

Page 85: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

72

dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Karena jika

sungainya saja yang dibersihkan tapi masyarakat sekitar sungai

tidak sadar kebersihan tentu sungai akan tercemar kembali lewat

prilaku acuh terhadap kebersihan, karena masyarakat pasti akan

melakukan hal yang sama yakni membuang sampah ke sungai.

Untuk itu perlu partisipasi aktif dari masyarakat sekitar.

Sampai saat ini beberapa masyarakat terutama dari

kalangan muda sudah ikut gabung kedalam komunitas Sekber

Jeletreng, mereka ikut berpartisipasi aktif dalam menjaga

kebersihan sungai Jeletreng dan mengikuti kegiatan yang digagas

oleh Sekber Jeletreng, mereka bergerak dengan sukarela tanpa

bayaran atau gaji, hal tersebut sesuai dengan teori Hetifah

(2004:189) yang memaknai partisipasi sebagai keterlibatan

seseorang secara sukarela tanpa tekanan dan jauh dari perintah,

maksudnya tidak dipaksa dan tidak diperinta. Karena partisipasi

pada dasarnya adalah kerelaan.

Kelompok masyarakat yang sudah ikut berpartisipasi dalam

pemeliharaan sungai Jeletreng dan ikut menjalankan program yang

diusung oleh Sekber Jeletreng antara lain:

1. Pemuda sekitar Setu, Buaran, Viktor, Sari Mulya,

Cibarengkok

2. Aparatur pemerintah setempat seperti RT/RW dan

Camat Setu

3. Kampus ITI Muncul yang kebetulan berdekatan dengan

Sungai Jeletreng

4. Karang Taruna Karya Muda Buaran & Setu yang

terlibat aktif dalam pengadaan alat seperti pelampung,

perahu karet, dsb.

Page 86: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

73

Masyarakat mulai terlihat keperduliannya dengan sudah

tidak lagi membuang sampah mereka ke Sungai, meskipun

beberapa beralasan karena tidak enak hati, namun hal tersebut juga

termasuk dalam proses perubahan prilaku dari tidak sadar

kebersihan menuju sadar kebersihan, masyarakat juga sudah mulai

familiar terhadap Sekber Jeletreng, terutama kalangan muda yang

memang sebagiannya sudah mulai gabung dan ikut berkegiatan di

Sekber Jeletreng. Jika kaum ibu dan kaum bapak menunjukan

partisipasinya lewat menjaga kebersihan sungai dengan tidak

membuang sampah ke Sungai, kaum muda mudi menunjukan

partisipasinya dengan ikut gabung di Komunitas Sekber Jeletreng

dan ikut turun langsung ke Sungai dalam program bersih-bersih

Sungai Jeletreng.

C. Tahap-Tahap Pemberdayaan

Program bersih-bersih sungai Jeletreng melibatkan elemen

masyarakat seperti organisasi kepemudaan, aparatur pemerintah

dan masyarakat sekitar sungai. Gagasan tersebut berupaya

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan

sungai Jeletreng. Selain itu program bersih-bersih sungai Jeletreng

juga mengandung unsur pemberdayaan masyarakat, terlihat dari

proses pembentukan komunitas, upaya mengajak dan kampanye

kebersihan yang diupayakan oleh Sekber Jeletreng tidaklah lain

semua itu untuk menjadikan masyarakat berdaya dengan

menyadarkan prilaku mereka, sebagaimana teori pemberdayaan

yang diketengahkan oleh Isbandi (2000:32), bahwa pemberdayaan

ialah mengembangkan diri dari keadaan tidak atau kurang berdaya

menjadi berdaya, guna mencapai kehidupan yang lebih baik.

Pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu,

Page 87: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

74

kelompok, atau komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka

sendiri dengan keinginan mereka.

Terbentuknya prilaku baik dengan tidak membuang sampah

ke sungai adalah salah satu tujuan Sekber Jeletreng untuk

masyarakat sekitar sungai Jeletreng, hal tersebut menjadi salah satu

fokus komunitas ini dalam upaya pemberdayaan masayarakat Setu

Kota Tangerang Selatan, dengan demikian kesesuaian teori

pemberdayaan dengan temuan peneliti di lapangan sesuai. Dari

upaya pemberdayaan yang dilakukan oleh Sekber Jeletreng peneliti

mencoba melihat tahapan yang Sekber Jeletreng lakukan, mulai

dar tahapan penyadaran, transformasi dan peningkatan intelektual.

1. Tahap Penyadaran

Masyarakat yang awalnya tidak perduli, terlebih

para pemuda yang ada di Setu, Buaran dan Viktor kini

disentuh kesadarannya oleh komunitas Sekber Jeletreng

dengan cara didatangi tempat tongkrongan mereka.

Sekber Jeletreng berusaha memberikan informasi

terkait pentingnya menjaga lingkungan dan kebersihan

sungai, juga memberikan informasi terkait keadaan

sungai Jeletreng terlebih lagi jembatan Viktor

penghubung anrata jalan raya Muncul dan Pamulang.

Selain itu Sekber Jeletreng juga mengajak para pemuda

setempat untuk ikut serta dalam pembersihan sungai

Jeletreng, hal demikian sesuai dengan teori dari Ambar

yang mengatakan tahap penyadaran merupakan sebuah

tahapan pembentukan prilaku menuju prilaku sadar dan

peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan

kapasitas diri (Ambar, 2004: 77).

Page 88: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

75

2. Transformasi

Menurut Ambar Teguh Sulistiani (Ambar, 2004:

77), tahapan transformasi merupakan tahapan untuk

menambah kemampuan berupa wawasan pengetahuan,

kecakapan, keterampilan agar terbuka wawasan dan

memberikan keterampilan dasar sehingga dapat

mengambil peran pembangunan. Sekber Jeletreng

selain mengajak masyarakat untuk turun ke Sungai

dalam rangka pembersihan Sungai dari sampah, mereka

juga aktif untuk mengkampanyekan bahwa sungai

bukan tempat sampah, hal tersebut bertujuan untuk

memberikan informasi, ajakan serta wawasan terkait

pentingnya menjaga lingkungan. Karena bagaimana

pun sungai berperan penting dalam ekosistem alam

terlebih khusus manfaatnya bagi manusia sebagai aliran

drainase alami yang dapat mengalirkan aliran air hujan

agar pemukiman tidak banjir.

3. Peningkatan Intelektual

Pada tahapan ini penulis belum menemukan data di

lapangan mengenai peningkatan keterampilan untuk

masyarakat maupun anggota. Sebagaimana teori Ambar

Teguh Sulistiani (Ambar, 2004: 77), bahwasannya

tahapan intelektual berupa kecakapan keterampilan

sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif

untuk menghantarkan pada kemandirian. Pada tahap

pertama yaitu dilakukan pembentukan prilaku yang

merupakan tahap persiapan dalam proses

pemberdayaan masyarakat. Pada tahap ini pemberdaya

Page 89: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

76

atau actor pelaku pemberdayaan berusaha menciptakan

prakondisi, agar dapat memfasilitasi berlangsungnya

proses pemberdayaan yang efektif.

D. Pengaruh Program Bersih-Bersih Sungai Terhadap Kesadaran

Masyarakat

Saat ini Sekber Jeletreng sudah berusia 3 tahun, sejak

berdirinya pada tanggal 22 April 2017. Dalam kurun waktu 3 tahun

belakangan ini Sekber Jeletreng sudah memberikan pengaruh

untuk masyarakat, khususnya masyarakat Setu Kota Tangerang

Selatan, dan umumnya daerah yang dilalui sungai Jeletreng.

Masyarakat yang awalnya tidak perduli terhadap kebersihan

lingkungan kini mulai sadar untuk ikut serta berpartisipasi

membersihkan sungai, banyak yang tersadarkan untuk tidak

membuang sampah ke sungai dan tidak menjadikan sungai sebagai

tempat sampah. Memang sebagian kecil masyarakat masih ada

yang membuang sampah ke sungai, namun prersentase tersebut

berkurang sejak adanya komunitas Sekber Jeletreng. Saat ini

Sekber Jeletreng sudah memiliki basecamp untuk tempat

penyimpanan alat dan tempat berkumpul. Selain itu juga memiliki

alat-alat keselamatan seperti perahu karet, pelampung, dan helm.

Bagi masyarakat Setu khususnya, Sekber Jeletreng telah

memberikan manfaat untuk sungai Jeletreng dan pemukiman

sekitar sungai Jeletreng. karena upaya mereka lewat program

bersih-bersih sungai, kini masyarakat mulai berubah menjadi sadar

kebersihan, ini mengindikasikan bahwa program yang diupayakan

mampu memberikan pengaruh untuk masyarakat sekitar, hal

tersebut serasi dengan teori yang diketengahkan oleh Louis

Gottschalk (Louis Gottschalk, 2000: 171), bahwasannya pengaruh

Page 90: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

77

memberikan suatu efek yang membentuk pikiran dan prilaku

manusia baik sendiri-sendiri maupun kolektif (Louis Gottschalk,

2000: 171).

Sekber Jeletreng lewat program bersih-bersih sungai

mampu menularkan pengaruh baik terhadap kebiasaan masyarakat

berupa perubahan prilaku. Semula masyarakat dengan begitu

mudahnya membuang sampah ke sungai namun kini masyarakat

merasa tidak enak jika membuang sampah ke Sungai karena

Sungai sudah bersih dan rapih. Dari rasa tidak enak tersebut

membuahkan rasa perduli terhadap kebersihan Sungai. Pada

akhirnya perubahan prilaku pun terjadi atas upaya mempengaruhi

oleh Sekber Jeletreng lewat program bersih-bersih Sungai

Jeletreng.

Hal tersebut jika kita kaitkan dengan teori yang

dikemukakan oleh Suharno di dalam kamus besar bahasa Indonesia

(Suharno, 2006: 243), bahwa pengaruh adalah daya yang ada dan

timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,

kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu

keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab

akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang

dipengaruhi. Teori ini sesuai dengan pengaruh yang dihasilkan dari

program bersih-bersih sungai Sekber Jeletreng. yakni dengan cara

menawarkan program ke masyarakat lalu masyarakat

mengkonsumsi program tersebut dan menghasilkan pengaruh

berupa perubahan prilaku yang semula membuang sampak ke

Sungai menjadi tidak membuang sampah ke Sungai.

Page 91: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

78

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang bagaimana partisipasi

masyarakat terhadap pemeliharaan kebersihan sungai Jeletreng,

peneliti mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Partisipasi masyarakat terhadap pemeliharaan sungai

Jeletreng berhasil dibangun dan tersadarkan lewat

beberapa tahapan pemberdayaan, diantaranya: Pertama,

melalui tahapan persiapan, dalam bentuk gerakan

pembersihan sungai Jeletreng, dengan mengajak

masyarakat kalangan muda; kedua, melalui tahapan

transformasi dibentuklah komunitas Sekber Jeletreng

dengan tujuan menjaga kebersihan sungai Jeletreng;

ketiga, tahap peningkatan intelektual dalam bentuk

kampanye kebersihan lingkungan dengan Tagline

sungai bukan tempat sampah. Selain itu juga anggota

terus ditanamkan rasa keperdulian terhadap kebersihan

sungai lewat kegiatan Opsi sungai (Operasi bersih

sungai) yang dilakukan rutin perbulan.

2. Pengaruh dari program bersih-bersih sungai Jeletreng

diantaranya:

a. Masyarakat menjadi lebih perduli terhadap

kebersihan sungai Jeletreng. Karena keadaan sungai

saat ini lebih bersih dari sebelumnya. Yang awalnya

masyarakat membuang sampah terasa biasa saja,

dikarenakan banyaknya sampah yang menumpuk,

tapi setelah sungai bersih dari sampah yang

Page 92: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

79

menumpuk, akhirnya masyarakat malu membuang

sampahnya ke sungai.

b. Sungai jadi lebih terjaga dan lebih bersih dari

sampah, karena diadakan kegiatan rutin monitoring

sungai dan opsi bersih sungai guna menjaga

kebersihan sungai Jeletreng.

c. Para pemuda khususnya Kelurahan Setu dan sekitar

Kelurahan Setu seperti Buaran, Sari Mulya dan

Cibarengkok jadi bisa bersinergi dalam satu

komunitas yang menghimpun mereka untuk

melakukan kegiatan positif.

B. Saran

1. Saran untuk Sekber Jeletreng agar mempertahankan

eksistensinya dalam pergerakan pemeliharaan kebersihan

sungai dan kampanye kebersihan sungai Jeletreng. Agar terus

menumbuhkan kesadaran pada masyarakat untuk mau ikut

serta dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan sungai

Jeletreng.

2. Diperlukan juga edukasi kepada anggota yang sudah

bergabung mengenai kecakapan dalam rescue hewan liar yang

ada di sungai, guna untuk menjaga ekosistem alam dan

menjaga diri dari bahaya serangan hewan liar. Baik biawak,

ular, dll.

3. Adakan kegiatan sosialisasi untuk masyarakat luas seperti

sosialisasi tentang kebersihan sungai dikegiatan ibu-ibu majelis

ta’lim, dan kegiatan majelis ta’lim kaum bapak, juga di

sekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar hingga tingkat akhir.

Page 93: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

80

4. Buat relasi lebih erat lagi dengan pemerintah terkait, agar

adanya sinergi yang baik, agar dalam pelaksanaan kegiatan

lebih banyak lagi personilnya dan dari segi anggaran terbantu.

5. Buat relasi dengan kampung-kampung yang dilintasi sungai

Jeletreng, agar pemeliharaanya lebih menyeluruh. Buat ranting-

ranting kepengurusan daerah dengan satu pusat yang

mengkordinir semua ranting.

Page 94: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

81

Daftar Pustaka

Buku:

Sumantri, Arif. (2004). Kesehatan Lingkungan.

Jakarta: Kencana Prenada

Ash-shabuni, Syaikh Muhammad Ali. (2011). Shafwatut

Tafasir. Jakarta: Pustaka kautsar

Bungin, Burhan. (2003). Analisis Data Penelitian

Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

J Moleong, Lexy. (2001). Metodologi Penelitian

Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya

Nawawi, H. Hadari.(1991). Metode Penelitian Bidang

Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

Yulistiani, Indriati. (2001). Ragam Penelitian

Kualitatif, Penelitian Lapangan, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI

Usman, Purnomo, (1998). Metodologi Penelitian

Sosial, Jakarta: Bumi Aksara

Mulyana, Deddy. (2004). Metodologi Penelitian

Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi Dan Ilmu Sosial lainnya,

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Page 95: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

82

Martono, Nanang. (2011). Metode Penelitian

Kualitatif

Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder,

Jakarta: Rajawali Pers

Imam, Gunawan. (2013). Metode Penelitian

Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi

Aksara

Sugiyono, (2010). Memahami Penelitian Kualitatif,

Bandung: Alfabeta

Tonny, Fredian, (2014). Pengembangan

Masyarakat. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia

Sj Sumarto, Hetifah. (2004). Inovasi Partisipasi dan

Good Governance: 20 Prakarsa Inovatif

dan Partisipatif di Indonesia, Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia

Muller, Johanes. (2006). Perkembangan Masyarakat

Lintas-Ilmu, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

UtamaAch Wazir Ws, (1999). Panduan

Penguatan Manajemen Lembaga Swadaya

Masyarakat Jakarta: Sekretariat Bina Desa

Dengan Dukungan AusAID

Santoso, Sastoeputro. (1986). Partisipasi,

Komunikasi, Persuasif, dan Disiplin Dalam

Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni

Page 96: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

83

Hermansyah, Tantan. (2013), Dasar-Dasar Pembangunan

Masyarakat Islam, Ciputat: UIN Jakarta

Press

Soetomo, (2006). Strategi-Strategi Pengembangan

Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Adi, Isbandi. (2000). Pemberdayaan

Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas, Jakarta: Fakultas Ekonomi UI

Soelaeman, Munandar. (1998). Ilmu Sosial Dasar: Teori

dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung: Refika

Aditama

Sulistiani, Ambar Teguh. (2004). Kemitraan dan

Model-Model Pemberdayaan, Yogyakarta:

Gava Media

Suharto, Edi. (2000). Membangun Masyarakat

Memberdayakan Rakyat. Kajian Strategi

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan

Pekerjaan Sosial. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Kellogg, W.K. (2004). Logic Model Development

Guide, Michigan: Kellogg Foundation

Munawwir, Ahmad Warson. (1997). Kamus al-

Munawwir, Surabaya: Pustaka Progressif

Departemen, Pendidikan Nasional, (2016), Kamus Besar

Bahasa Indonesis, Jakarta: Balai Pustaka

Page 97: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

84

Irene, Siti. (2011). Desentralisasi dan Partisipasi

masyarakat dalam Pendidikan. Jakarta:

Pustaka Pelajar

Suharno, (2006). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Semarang: Widya Karya

Hugiono, (2000). Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: PT

Bina Aksara

Babadu, (2001). Kamus Umum Bahasa Indonesia.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Gottschalk Louis. (2000). Mengerti Sejarah, Depok:

Yayasan Penerbit Universitas Indonesia

Syarifuddin, dkk. (2004). Sains Geografi. Jakarta: Bumi

Aksara

Abdurrahman, (2012). Memelihara Lingkungan Dalam

Ajaran Islam, Bandung: Alfabeta

Lembaga, Tim Penelitian Universitas Islam Jakarta,

(2000). Konsep Agama Islam tentang Bersih

dan Implikasinya dalam Kehidupan

Masyarakat, Jakarta: UIJ Press

Tim, Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa (1990), Kamus

Bahasa Indonesia, Jakarta:

KEMENDIKBUD

Page 98: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

85

Web dan Undang-undang

Peraturan Pemerintah RI No. 35 Tahun 1991 tentang

sungai. Diakses dari Web 30 Desember 2019

Google Maps, diakses jam 16:10 pada tanggal 15 Oktober

2019

Data Kelurahan Setu Kota Tangerang Selatan, Web

Kelurahan Setu-Kota Tangerang Selatan, Minggu 23:45

WIB, 30 Desember 2019

Page 99: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

Lampiran 2: Dokumentasi

Page 100: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana
Page 101: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

Lampiran 3

Hasil Wawancara

Partisipasi Masyarakat Kelurahan Setu Kota Tangerang Selatan Terhadap

Pemeliharaan Sungai Jeletreng

Informan : Bang Andri (Anggota Sekber Jeletreng)

Waktu : 10 Maret 2020

1. Awal mula berdirinya Sekber Jeletreng kapan?

22 April 2017, bertepatan dengan hari bumi. Lalu kira-kira bulan

oktober anak ITI bakti social kita naro jaring agar orang engga

buang sampah ke kali, tapi masih ada aja yang buang sampah di

atas jarring itu. Niatnya kan kalau sampahnya ada di atas jaring itu

sampahnya kan bisa kita angkat tapi ternyata jaringnya ga kuat,

jebol karena banyaknya volume sampah di atas jaring tersebut.

akhirnya gimana caranya kita lakukan pembersihan. Karena

keterbatasan alat, kita pinjam alat ke GANESPA PAMULANG. Di

bulan oktober ini ketika kita turun ke sungai antusias masyarakat

banyak, waktu itu turun juga Camat Setu bersama kita ngangkutin

sampah. Ternyata sampahnya banyak juga, sampahnya ternyata

udah bukan sampah rumah tangga lagi. Dan ada satu tempat yang

isinya udah gabisa dilewatin krena isinya sampah semua, ada

gerobak ada bangku. Ampun dah. Gatau itu kayaknya gerobak

proyek dibuang kesitu. Karena sungai tersebut pinggir jalan raya

juga.

Page 102: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

2. Seperti apa kebijakan yg berlaku pada organisasi ini?

Sampai sekarang kita masih nahan-nahan terus sih, agar tidak ada

kepengurusan, paling Cuma ranting-ranting aja. Kayak gua sama

Ari ranting Buaran, di Setu ada Sandi sama yang lain, di

Cibarengkok ada Topik dan temen-temen.

Kalau nyadarin masyarakat sampai saat ini pun masyarakat belum

bisa dikatakan Masyarakat sadar akan sampah mereka yang

dibuang ke sungai. karena memang makin banyak malah volume

sampahnya. Cuma dari beberapa wilayah seperti masyarakat Setu

sudah mulai bisa, Cuma untuk wilayah yang Buaran sini masih

kurang lah. Kita ngajak sering tetep kita ngajak datengin. Kalau

anak-anak sekarang kan gampang tuh datenginnya, kita dateng ke

titik-titik kumpul mereka, dateng kita ajak. Dari anak mudanya

dulu, lalu RT, RW dan Camat.

3. Apakah pemerintah setempat diajak juga?

Iya diajak, RT, RW, Sekel, serta Camat pernah ikut juga dalam

kegiatan bersih-bersih sungai Jeletreng. Alhamdulillah 3 tahun ini

juga udah terbiasa anak-anak untuk kolektif. Pelampung kita sudah

ada sekitar 100 lebih, helm 100 juga. Itu anggaran dari

kepemudaan kelurahan Setu, dari Karang Taruna. Kebetulan kan

yang gerakin juga ketua Karang Taruna.

4. Kenapa diberi nama Sekber jeletreng?

Sekber itu singkatan dari Sekretaris Bersama, yang dimana

diartikan sebagai organisasi bersama, Jeletreng diambil dari nama

Sungai Jeletreng. komunitas ini fokus untuk menjaga kebersihan

sungai Jeletreng.

5. Filosofi dari logo sekber jeletreng seperti apa?

Page 103: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

Filosofi dari logo kami kan gambarnya biawak ya, biawak itu

hewan yang memang habitatnya di sungai, biawak juga terkenal

kuatnya, naka dari biawak itu mungkin dapat menjadi icon dari

Sekber Jeletreng yang memang mayoritas anggotanya adalah anak

sungai.

6. Berapa banyak anggotanya?

Awal melakukan bersih-bersih sungai ada sekitar 30 orang, dan

sampai saat ini sekitar 50-an lebih.

7. Faktor pendukung dan penghambat apa yang dirasakan?

Faktor pendukungnya ialah pemerintah setempat ikut serta

mendukung Sekber Jeletreng, dengan menyediakan alat

pelampung, dll. Selain itu dari anggota kami juga aktif kolektif

untuk biaya kegiatan.

Kalau Faktor penghambat ya paling masalah dukungan dari

pemerintah Kota. Sungai yang seharusnya menjadi tanggung jawab

Kementrian PUPR yang dimana pertahunnya dianggarkan untuk

perawatan dan kebersihan sungai sulit untuk dikordinasikan.

Padahal gerakan swadaya pemuda lewat Sekber Jeletreng

dilakukan dengan sukarela tanpa mendapat imbalan, kalaupun pada

satu keadaan Sekber Jeletreng meminta bantuan dana untuk

kegiatan, hal ini dimaksudkan untuk seluruh kebutuhan

pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Page 104: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

Hasil Wawancara

Partisipasi Masyarakat Kelurahan Setu Kota Tangerang Selatan Terhadap

Pemeliharaan Sungai Jeletreng

Informan : Bpk RT Alex

Waktu : 12 Maret 2020

1. Pertama kali mengajak masyarakat bagaimana respon nya?

Anggota awal sekitar 30 orang kalau ga salah. Awalnya dulu itu

saya pernah mengawal pemuda turun ke sungai untuk

membersihkan sungai pakai pelampung, sama pak camat waktu itu.

Mengajak masyarakat dulu bersama pemuda Setu, yang peduli

lingkungan, terus kita sama-sama mengajak, dari satu dua orang

hingga beberapa. Kita sebates dari wilayah Sari Mulya sampe Setu

alhadulillah sudah diurus lah sama anak-anak Sekber Jeletreng.

Ada kesadaran juga dari masyarakat. Yang awalnya diujung

jembatan itu numpuk sampah sehingga terkadang ayam potong,

ceker ayam, kepala ayam kumpul semua di situ, tapi sekarang

Alhamdulillah sudah tidak ada. Untuk sosialisasi lanjutan

sementara ini baru wacana saja, tapi ke depannya mau dilakukan.

2. Apakah pemerintah setempat diajak juga?

Iya diajak, waktu itu pak Camat juga sempat ikut turun ke Sungai

untuk membersihkan sampah.

3. Seperti apa respon Masyarakat mengenai program bersih-

bersih sungai ini?

Masyarakat sangat merespon baik, ditandai dengan kolektif dari

Karang Taruna setempat yang membelikan pelampung untuk

Page 105: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

kelancaran kegiatan. Selain itu para pemuda juga antusias untuk

gabung dengan Sekber Jeletreng.

4. Dampak positif apa yang dirasakan, terutama bagi pemerintah

setempat?

Tentu sangat baik, diantaranya sungai jadi lebih bersih dan

masyarakat tidak buang sampah lagi ke sungai. Selain itu juga

masyarakat jadi ada yang mengedukasi terkait pentingnya menjaga

kebersihan sungai.

5. Sudahkan masyarakat ikut partisipasi?

Dari kalangan muda sudah, namun dari masyarakat luas pada

umumnya hanya sebatas tahu keberadaan Sekber Jeletreng dan

belum ikut lebih dalam dengan cara ikut terlibat

Page 106: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

Hasil Wawancara

Partisipasi Masyarakat Kelurahan Setu Kota Tangerang Selatan Terhadap

Pemeliharaan Sungai Jeletreng

Informan : Bang Halim

Waktu : 9 Mei 2020

1. Dampak positif apa yang dirasakan dari program tersebut,

dan setelah eksis Sekber Jeletreng sungai jeletreng jadi bersih

dari sampah?

Dampak yang saya rasakan diantaranya; pertama, memberikan

edukasi kepada masyarakat terkait bagaimana sungai itu

diperuntukan, jadi masyarakat lebih perduli lagi untuk

menjaganya. Kedua, masyarakat ikut menjaga sungai, karena

mereka merangkul masyarakat guna lebih peka terhadap

lingkungan, dengan cara mengajak dan memberikan kegiatan

bersih-bersih. Ketiga, tentu jadi lebih bersih, lebih terkendali, tidak

ada sampah. Lebih bersih iya, tapi kalau dibilang bersih engga,

maklum sungai, Cuma lebih baik lah ketimbang dulu sebelum ada

Sekber Jeletreng.

2. Bagaimana cara mereka mengajak masyarakat?

Melalui media social, sering update Instagram Whatsapp juga, jadi

mereka follow up masyarakat lewat social media, selain itu

mereka juga kampanye kebersihan lewat acara yang diadakan

pemerintah Kota, jadi kalau ada momen di Kota seperti Pawai

MTQ, hari ulang tahun Kota Tangerang Selatan, momen tahun

Page 107: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

baru muharam, mereka ikut ramaikan dengan kampanye

kebersihan sungai.

3. Kapan awal mula mereka mengajak masyarakat?

Kalau itu kurang tau, cuma belakangan ini mereka aktif dalam

mengkampanyekan kebersihan sungai, saya juga pernah ikut turun

membersihkan sungai.

4. Apakah pemerintah setempat diajak juga?

Iya diajak juga, kalau RT kan perijinan, lurah pernah ikut turun

juga beserta SekKel-nya.

5. Adakah waktu khusus seperti seminar untuk

mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya

menjaga kebersihan sungai?

Belum pernah denger, mereka fokusnya lebih ke sungai, nah untuk

yang sampah-sampah ibu rumah tangga dan lain sebagainya ga

begitu aktif sosialisasinya, mereka lebih aktif ke anak-anak dan

pemuda, gimana biar bisa anak anak itu meneruskan perjuangan

mereka.

6. Seperti apa dampak yang dirasakan setelah adanya komunitas

Sekber Jeletreng, terutama bagi kebersihan sungai?

Dampak yang saya rasakan diantaranya; pertama, memberikan

edukasi kepada masyarakat terkait bagaimana sungai itu

diperuntukan, jadi masyarakat lebih perduli lagi untuk

menjaganya. Kedua, masyarakat ikut menjaga sungai, karena

mereka merangkul masyarakat guna lebih peka terhadap

lingkungan, dengan cara mengajak dan memberikan kegiatan

bersih-bersih. Ketiga, tentu jadi lebih bersih, lebih terkendali, tidak

ada sampah. Lebih bersih iya, tapi kalau dibilang bersih engga,

Page 108: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

maklum sungai, Cuma lebih baik lah ketimbang dulu sebelum ada

Sekber Jeletreng.

7. Apakah ada peraturan dan sanksi khusus bagi masyarakat

yang buang sampah ke sungai?

Sampai saat ini belum ada, hanya saja mereka akan menegur bagi

pelaku industry yang membuang limbah pabriknya ke sungai tanpa

dinetralisir terlebih dahulu, karena memang jika langsung dibuang

ke sungai akan sangat berbahaya.

Page 109: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

Hasil Wawancara

Partisipasi Masyarakat Kelurahan Setu Kota Tangerang Selatan Terhadap

Pemeliharaan Sungai Jeletreng

Informan : Ibu Mulyanih

Waktu : 2 Juni 2020

1. Ibu tau Sekber Jeletreng?

Tau, tau de.

2. Bagaimana keadaan Sungai Jeletreng sebelum ada Sekber

Jeletreng?

Setau saya sih ya, sebelum ada Sekber kali (Sungai) masih serem,

seperti kali jaman dahulu, pas ada Sekber Jeletreng kali ada yang

ngurus, sekarang jadi rapih, bersih, beda dah dulu sama yang

sekarang, dulu mah kaya ga terawat.

3. Dulu banyak sampah di Sungai?

Kalau sampah tuh ada karena sampah dari ujung sana nyangkut di

akar-akar, ngeliat pada nyangkut sampahnya.

4. Sekarang masih ada yang buang sampah ke Sungai?

Kalau sekarang sih semenjak ada anak-anak itu jarang.

5. Kalau sebelumnya?

Kalau dulu orang sambil lewat enak banget dah sebuang-

buangnya, ada yang naik motor, pokonya kali itu kaya buat buang

sampah gitu.

6. Nah kalau ibu apakah ikut buang sampah juga?

Alhamdulillah sih engga, Cuma kalau pas lewat jalan pagi olahraga

gitu suka kalau lagi lewat mau ke pasar Serpong kan bisa juga

Page 110: Partisipasi Masyarakat Pada Program Bersih-Bersih Sungai ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · RW dan Lurah sampai kepada Camat dan Pemerintah Kota, karena bagaimana

lewat situ kita suka mergokin juga orang yang buang sampah ke

Sungai.

7. Ibu tau program bersih-bersih Sungai?

Iya tau, tau.

8. Apakah Ibu pernah ikut program bersih-bersih sungai?

Kalau ikut engga pernah kalau nonton sih pernah liat anak muda

pada bersihin sungai.

9. Setelah Sungai bersih apakah tega membuang sampah ke

Sungai?

Ya engga, malah pengennya ngomelin yang buang sampah disitu.

Soalnya sekarang mah udah enak.

10. Pengaruh yang dirasakan dari program bersih-bersih sungai

seperti apa?

Alhamdulillah sih sekeliling jalanan deket kali itu, pemukiman

deket sungai itu masyarakatnya jadi ga berani buang sampah disitu.

11. Apakah RT/RW dan Pemerintah setempat ikut berpartisipasi?

Pernah ngeliat tuh dari Kelurahan pada dateng ke situ, ngontrol,

kaya Sekretaris dan Lurah.