PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL...

65
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA TANPA KUMUH) STUDI KASUS DI KELURAHAN SAWAH LAMA (Skripsi) Oleh PRAYOGA BIANTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Transcript of PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL...

Page 1: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTATANPA KUMUH) STUDI KASUS DI KELURAHAN SAWAH LAMA

(Skripsi)

Oleh

PRAYOGA BIANTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2019

Page 2: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

ABSTRAK

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTATANPA KUMUH) STUDI KASUS DI KELURAHAN SAWAH LAMA

Oleh

PRAYOGA BIANTARA

Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu permasalahan yang perlu untuk diatasimelalui pembangunan wilayah. Pembangunan suatu wilayah bukan hanyamelakukan program pembangunan yang bergerak dibidang pembangunan fisiktetapi juga harus bergerak dibidang pembangunan non fisik atau sosial. Sebagailangkah mewujudkan sasaran RPJMN 2015-2019, Direktorat Jenderal CiptaKarya menginisiasi pembangunan platform kolaborasi melalui Program KotaTanpa Kumuh (KOTAKU) dengan pemerintah Kota Bandar Lampung sebagainahkoda dalam penanganan permukiman kumuh dan menyiapkan masyarakatsebagai subyek pembangunan melalui revitalisasi peran Badan KeswadayaanMasyarakat (BKM).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi dalam pelaksanan programKOTAKU di Kelurahan Sawah Lama. Penelitian ini menggunakan tipe penelitiandeskriptif dengan pendekatan kualitatif Program KOTAKU menjadikanmasyarakat sebagai subyek pelaksanaan, dalam hal ini masyarakat KelurahanSawah Lama belum mampu berpartisipasi baik partisipasi secara fisik dan nonfisik dengan penuh karena kurangnya sumberdaya masyarakat serta kemauanmasyarakat untuk berbubah kearah yang lebih baik.

Kata kunci : Partisipasi Fisik Dan Partisipasi Non Fisik, Revitalisasi

Page 3: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

ABSTRACT

COMMUNITY PARTICIPATION IN THE KOTAKU PROGRAM (CITYWITHOUT GROWTH) CASE STUDY IN KELURAHAN SAWAH LAMA

By

PRAYOGA BIANTARA

Urban slum areas are one problem that needs to be addressed through regionaldevelopment. The development of a region is not only carrying out a developmentprogram that is engaged in physical development but also must move in the fieldof non-physical or social development. As a step towards realizing the 2015-2019RPJMN target, the Directorate General of Human Settlements initiated thedevelopment of a collaboration platform through the No Slum City Program(KOTAKU) with the Bandar Lampung city government as a captain in handlingslums and preparing the community as development subjects through revitalizingthe role of Community Self-Sufficiency Board )

This study aims to determine participation in the implementation of the KOTAKUprogram in Sawah Lama Village. This study uses a descriptive type of researchwith the qualitative approach of the KOTAKU Program which makes thecommunity the subject of implementation, in this case the community of SawahLama Village has not been able to fully participate both physically and non-physically due to lack of community resources and the willingness to changetowards a better direction.

Keywords: Physical Participation and Non Physical Participation,Revitalization

Page 4: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTATANPA KUMUH) STUDI KASUS DI KELURAHAN SAWAH LAMA

Oleh

PRAYOGA BIANTARA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA ADMINISTRASI NEGARA

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi NegaraFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2019

Page 5: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu
Page 6: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu
Page 7: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu
Page 8: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Prayoga Biantara, dilahirkan pada 20

Maret 1995 di Kota Prabumulih Sumatera Selatan. Lahir dari

pasangan Bapak Salim.S dan Ibu Rusmiliana. Penulis memiliki

satu kakak perempuan yang bernama Wiwik Bethara Mandasari,

satu kakak laki-laki yang bernama Yudis Sitra Aprianto. Penulis memulai

pendidikan di TK Aisiyah Kota Prabumulih 1999 dan lulus pada tahun 2000.

Kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Dasar Negeri 15 (SDN 15) K

tahun 2000 dan lulus pada tahun 2006, kemudian melanjutkan di SMP Negeri 2

Kota Prabumulih tahun 2006 dan lulus pada tahun 2010. Lalu penulis menempuh

pendidikan lanjutan di SMA Negeri 3 Kota Prabumulih pada tahun 2010 dan lulus

pada tahun 2013.

Penulis diterima sebagai mahasiswa di Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP

Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur masuk SNMPTN (Jalur

Undangan). Pada jenjang SMP, penulis aktif berorganisasi dan menjabat sebagai

Anggota Organiasasi Intra Sekolah (OSIS) SMP Negeri 2 Kota Prabumulih pada

periode 2007/2008. Pada jenjang SMA Aktif sebagai Anggota Organisasi Intra

Sekolah (OSIS) SMA Negeri 3 Kota Prabumulih. Pada jenjang perguruan tinggi

penulis berkesempatan berorganisasi di HIMAGARA.

Page 9: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

Motto

Dan Apabila hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku

mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila iamemohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi

(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka berimanKepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

(QS Al Baqarah : 186)

Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan,sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

(QS : Al Insyirah : 5-6)

Kalau tidak bisa mengejar mimpi, berjalan perlahan saja.Satu langkah kecil setiap hari akan lebih baik dibandingkan

diam dan berandai-andai. (Fiersa Besari)

Rendahkanlah dirimu, jangan rendahkan harga dirimu.(Prayoga Biantara)

Bukanlah kesabaran jika masih mempunyai batasBukanlah keikhlasan jika masih merasakan sakit.

(Prayoga Biantara)

Page 10: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamiin, puji syukur kepada Alloh Subhaanahu wata’ala

yang maha baik telah meridhoi penyusunan skripsi ini dengan banyak hikmah

yang disertakan olehNya selama proses penyusunan skripsi ini berlangsung.

Terimakasih yang tak terkira kepada kedua orangtuaku:

Bapakku tercinta, Salim.S bin Sainadan

Ibuku tercinta, Rusmiliana binti Winan

seorang kakak laki-laki, seorang kakak perempuan,

Terimakasih untuk guru, dosen, teman-teman , dan seluruh

pihak yang membantu

Page 11: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

SANWACANA

Alhamdulillah, dengan yakin atas rencana Allah SWT beserta segala rahmat, rohmaan, dan

rohiim NYA, skripsi dengan judul Partisipasi Masyarakat Dalam Program KOTAKU

(Kota Tanpa Kumuh) Studi Kasus Di Kelurahan Sawah Lama.

ini telah selesai pada waktu terbaik menurut perencanaan nya. Selama proses penyusunan

skripsi ini, penulis menyadari ada banyak sekali pihak yang membantu dari berbagai aspek,

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Untuk bapak Dr. Bambang Utoyo, M.Si.selaku dosen pembimbing utama. Terimakasih

banyak atas bimbingan, arahan, ilmu, waktu, nasehat, dan tenaga selama ini. Terimakasih

telah menjadi mentor yang baik, yang telah mengajari cara berfikir dan berkembang.

2. Ibu Ita prihantika S.Sos, M.A. terima kasih untuk kebaikan dan kesabaran ibu selama

proses bimbingan skripsi ini, semoga Allah selalu melimpahkan rezeki untuk ibu dan

keluarga Ibu.

3. Bapak Syamsul Ma’arif, S.IP., M.Si selaku dosen pembahas. Terimakasih atas setiap

saran, kritik dan masukan yang membangun selama ini. Saya sangat kagum dengan cara

mengajar dan kesabaran bapak selama ini.

4. Kedua orangtuaku, ibu dan bapak terimakasih atas kasih sayang yang tak terhingga dan

segala nya yang telah engkau korban kan selama ini. Ter khusus Ibu ku yang selama ini

membesarkan ku seorang diri sejak bapak meninggal, yang selalu menyayangi ku sama

seperti aku masih bayi dulu, yang selalu terjaga saat aku tertidur untuk mendoakan ku

dalam keadaan apapun. Segala yang ku perbuat adalah untuk membahagiakan mu ibu,

Page 12: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

dan semoga Allah selalu menjaga ibu dan bapak dalam rahmat, keimanan dan

ketaqwaan

5. Untuk mbak ku wiwik bethara dan kakak ku yudis sitra yang selalu memotivasiku untuk

menyelesaikan skripsi ini semoga Allah selalu melindungi mu dalam keadaan apapun.

6. Seluruh dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara,, Bapak Eko Budi Sulistio, S.Sos.,

M.A.P., Ibu Dewie Brima Atika, S.I.P, M.Si., Ibu Rahayu Sulistiowati, Bapak

Dr.Noverman Duadji, Bapak Nana Mulyana, S.I.P., M.Si., Ibu Meiliyana, S.I.P., M.A.,

Bapak Dr. Dedi Hermawan,S.Sos,M.Si, Bapak Syamsul Maarif, Ibu Dra.Dian Kagungan,

M.H., Ibu Intan Fitri Meutia, S.A.N., M.A., Ph.D. terimakasih banyak atas setiap ilmu

yang diajarkan kepada penulis.

7. Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pak Azhari dan bu Nur. Terimakasih telah

membantu setiap urusan administrasi yang dibutuhkan penulis selama ini.

8. Terimakasih brother Keluarga kosdik/basecamp 758/ benteng belanda/ rumah kedua

(Alasmenara bujang), Sukses bro semua , Sidik Aryono (tukang edit edit klub yang paling

rajin, alim, sabar kalo dirusuhin), Dinda Safutra (kebanyakan ngijang idup lo cok, buruan

lagi nyari kerja oyy), M.Leo Andika Chandra (babang tamvan ceo lampung tour), Pindo

Riski Saputra (dari dulu kebanyakan alasan jagain adek), Zulham Effendi Putra (caleg

waykanan, semoga menang brader), Dhimas Cahyo Pratama (yang sudah merantau

duluan ke jakarta, sukses sob), hafiz ramadhan/Apis kriting (brader aug cuti, kelarin

kuliah bree ngejer duit mah ga ada abis nya), Ari Ismarangga/balur (dedek ayuy galak

tapi rendah hati dan Bijaksana), Gibran Kalibongso (anak IPDN yang garing kalo

ngelucu), Rahmad galih risadi (udah nikah duluan boy, abis masa bujang lo. Moga cepet

punya anak kalo bisa sih yang banyak), Hendro/ Mat Golok (yang udah punya lapas lapas

kota agung).

Page 13: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

9. Abang abang Himagara, Terimakasih atas bimbingan nya selama ini kepada peneliti,

nanti kalo gua udah sukses kita reoni di kapal pesiar bang haha. Untuk Bang Loy (sukses

bang, banyak masukan yang sangat membangun), Bang Aden (gua di ocehin suruh pulang

pas cuti dulu, makasih gua menang taruhan sepatu ama elo bang, calon sekda prov

lampung), Bang Samsu (sukses gudang kuota nya bang), Bang Liba (sebelum lulus

kekosan terus der, sebat dulu geh woles), Bang uyung (yang udah punya anak duluan

namanya dedek uju), Bang guruh (abang asuransi yang juga pengusaha sukses nih,

onemixorder), Bang Rido (masuk kemenkumham tugas di jambi, sok galak bener dulu

mah tapi kok gua nurut ya haha), Bang Begh (tinggal di BTN 2 , dulu mah sering kesana

waktu maba sok ngasih pencerahan wkwk),Menceng, oji, upil, ahmed, Wahyu, Kiki,

Alga, Akbar, Berry, Danu, Denish, Irlan, Satria mbah,Dll. Terimakasih dan semoga

sukses selalu bang.

10. Temen-temen Alasmenara Zikri, Hasby, Iqbal, Arif, BJ Shedy, Yogi, Resghi, Respaty,

Revardo, Rico, Taufiq, , Edo, Bayu tongba, Khaidir, Hendriko, Okta, Hendriyansyah,

Anggi, Fajar, Wahyu, Ayu W, Uun, Dila, Dwi, Eka, Laras, Ratu, Riska, Sasa, Luse,

Arinta, Desti, Rindu, Pepah, Meilika, Ade, Agnes, Andan, Asti, Ayu Krui, Cici, Eci,

Emon, Devi P, Devi Y, Nuris, Ellyza, Elva, Fella, Ghozie, Isti, Kartika F, Lela, Nanda,

Nisa, Nita, Oca, Syntia, Tiara, Tulva, Vania, Wiza, Wulan, Dewi A, Fitri Wahyuni, Jita,

Maya, Meylani, Pepy, Rahma, Rijkiana, Sarah/ala, Kartika Re.

11. Keluarga besar “ANAK KOPI” , kak Ade Fazriansyah, Tri Wira (iik), Yerandi Anarki

(riki), Afrizal (ijal), Bayu P, Imam, Tommy gede, Tommy Babe, Bung Angga, Kak Dona,

Bang Firhad, Bang Ewok, Rio Ijul, Awal, Bayu, Rio Linantha, Kiki, Novalco, AA’

Ujang, dan semua yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas segala

pelajaran hidup yang di berikan kepada saya selama ini.

Page 14: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

12. Keluarga besar HIMAGARA, terimakasih banyak Anti Mapia, Ampera, Gelas Antik dan

Atlantik yang telah menjadi teman kuliah bagi peniliti dalam masa ahir studi peneliti dan

telah mengajarkan banyak hal kepada peneliti selama kuliah di FISIP Unila. Sukro

Anung, Adi, Idin, Binter, Sangga, Fery, Adon, Yunia, Astri, Isti, Bela, Kadek, Jeki,

Aldino, Goten, Dedi, Meika, Maul, Cindy, Galuh, Septri, Niko, Refani, dll yang tidak

dapat disebutkan.

13. Semua pihak yang membantu secara langsung atau tidak langsung selama penulis kuliah

sampai dengan penyelesaian skripsi ini.

Skripsi ini ditulis dengan usaha yang maksimal sesuai dengan kemampuan peneliti. Jika

masih terdapat banyak kekurangan, dapat dijadikan evaluasi atau penelitian lanjutan. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang memerlukan.

Page 15: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI.................................................................................................. i

DAFTAR TABEL ........................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. iii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ iv

I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1B. Rumusan Masalah ............................................................................ 13C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 13D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 14

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 14A. Tinjauan Tentang partisipasi ............................................................ 15

1. Pengertian Tentang Kebijakan Publik ......................................... 152. Prinsip-Prinsip Partisipasi Masyarakat ........................................ 163. Macam-Macam Partisipasi dalam Masyarakat............................ 174. Tingkatan Partisipasi .................................................................. 185. Bentuk-Bentuk Partisipasi .......................................................... 19

B. Tinjauan Tentang Pemukiman Kumuh ........................................... 211. Definisi Permukiman Kumuh ..................................................... 212. Karakteristik Pemukiman Kumuh .............................................. 223. Kriteria Kawasan Pemukiman Kumuh ........................................ 274. Faktor Penyebab Pertumbuhan Kawasan Permukiman .............. 275. Perubahan Lingkungan Permukiman .......................................... 28

III. METODE PENELITIAN ................................................................... 33A. Tipe dan Pendekatan Penelitian ....................................................... 34B. Fokus Penelitian ............................................................................... 35C. Lokasi Penelitian .............................................................................. 36D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 37E. Teknik Analisis Data ........................................................................ 39F. Teknik Keabsahan Data ................................................................... 40

Page 16: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

ii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................ 43

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 43B. Hasil Penelitian ................................................................................ 49

1. Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Kota TanpaKumuh (KOTAKU) di Kelurahan Sawah Lama........................ 52a. Bentuk Partisipasi Non-Fisik ............................................... 53b. Bentuk Partisipasi Fisik ....................................................... 63

C. Pembahasan...................................................................................... 691. Bentuk Partisipasi Non Fisik...................................................... 712. Bentuk Partisipasi Fisik ............................................................. 77

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 85

A. Kesimpulan ...................................................................................... 85B. Saran................................................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Kelurahan Program KOTAKU Bandar Lampung ....................... 10

Tabel 2.1 Data Informan Penelitian ............................................................. 29

Tabel 4.1 Kepadatan Penduduk Sawah Lama.............................................. 44

Tabel 4.2 Permasalahan Keluarahan Sawah Lama ...................................... 48

Tabel 4.3 Laporan Keuangan Kegiatan........................................................ 67

Page 18: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Kelurahan Sawah Lama Bandar Lampung.................................42

Gambar 4.2 Jaringan Jalan................................................................................... .45

Gambar 4.3 Kondisi Drainase yang Buruk............................................................45

Gambar 4.4 Kegiatan Awal Perencanaan..............................................................54

Gambar 4.5 penyediaan alat oleh Dinas Pembangunan Umum (PU)....................63

Page 19: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

vi

DAFTAR SINGKATAN

BAPPEDA : Badan Perncanaan Pembangunan DaerahBKM : Badan Keswadayaan MasyarakatKOTAKU : Kota Tanpa KumuhLKM : Lembaga Keswadayaan MasyarakatPLPBK : Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis KomunitasPNPM : Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatPU : Pekerjaan UmumRTH : Ruang Terbuka HijauRWT : Rembug Warga TahunanSK : Surat KeputusanUU : Undang-UndangUUD : Undang-Undang Dasar

Page 20: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

1

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembukaan Undang Undang Dasar (UUD) 1945 alinea keempat menyatakan

bahwa pemerintah harus melindungi rakyatnya dan untuk memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan

amanat UUD 1945 tersebut, maka pemerintah memiliki kewajiban melakukan

pembangunan dalam segala sektor kehidupan yang menyangkut kesejahteraan dan

kecerdasan rakyatnya.

Pembangunan menjadi salah satu hal yang penting dalam kehidupan bernegara,

melalui pembangunan terencana sektor-sektor penting dalam keberlangsungan

negara kedepannya dapat bersaing dengan negara lainnya. Tujuan dari

pembangunan itu sendiri salah satunya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Effendi dalam Pramana (2013:586) di dalam pembangunan suatu wilayah bukan

hanya melakukan program pembangunan yang bergerak dibidang pembangunan

fisik tetapi juga harus bergerak dibidang pembangunan non fisik atau sosial. Oleh

Page 21: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

2

karena itu, pembangunan hendaknya harus adanya keseimbangan antara

pembangunan fisik ataupun non fisik nya.

Menurut Soetomo dalam proses pembangunan, masyarakat tidak semata-mata

diperlakukan sebagai obyek, tetapi lebih sebagai subyek dan aktor atau pelaku

(2008:93). Hoofsteede dalam khairuddin (1992:125), membagi partisipasi menjadi

tiga tingkatan : Pertama, Partisipasi inisiasi (inisiasion participation) adalah

partisipasi yang mengundang inisiatif dari pemimpin desa, baik formal maupun

informal, ataupun dari anggota masyarakat mengenai suatu proyek yang nantinya

proyek tersebut menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Kedua, Partisipasi legitimasi

(legitimation participation) adalah partisipasi pada tingkat pembicaraan atau atau

pembuatan keputusan tentang proyek tersebut. Ketiga, Partisipasi eksekusi

(execution participation) adalah partisipasi pada tingkat pelaksanaan.

Ada dua hal yang harus dilaksanakan oleh pemerintah, Pertama : perlu akan

terhadap aspirasi yang disampaikan oleh masyrakatnya, dan perlu sensitif

terhadap kebutuhan rakyatnya. Pemerintah perlu mengetahui apa yang

dibutuhkan oleh rakyatnya dan mau mendengarkan apa kemauannya. Kedua :

Pemerintah perlu melibatkan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat dalam

melaksanakan pembangunan. Dengan kata lain Pemerintah perlu menempatkan

rakyat sebagai subjek pembangunan, bukan sebagai objek pembangunan.

Meskipun pembangunan terus dilakukan namun kenyataannya masih banyak

permasalahan yang meliputi kesejahteraan masyarakat yang belum terselesaikan.

Page 22: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

3

Tidak meratanya pembangunan antar desa dan perkotaan menjadi salah satu

permasalahannya. Ketimpangan pembangunan antara desa dan perkotaan menjadi

alasan tersendiri terjadinya urbanisasi. Urbanisasi akan mengakibatkan cepatnya

pertumbuhan jumlah penduduk sehingga jumlah hunian semakin berkurang.

Dengan demikian, peningkatkan jumlah penduduk tersebut harusnya diimbangi

tata kota yang baik.

Jumlah penduduk global di perkotaan diperkirakan akan mencapai 60% pada

tahun 2030, dan 70% pada tahun 2050. Jumlah kota berpenduduk lebih dari 1 juta

jiwa akan mencapai 450 kota, dengan lebih dari 20 kota sebagai megacity, dengan

penduduk melampaui 10 juta jiwa. Kondisi kota-kota di Indonesia yang

berkembang dan berfungsi sebagai pusat-pusat kegiatan mengundang penduduk

daerah sekitarnya untuk datang mencari lapangan kerja dan kehidupan yang lebih

baik. Mereka yang bermigrasi ke perkotaan relatif meningkat dari tahun ke tahun.

Mereka ini berasal dari latar belakang sosial ekonomi yang berbeda-beda dan

sebagian dari mereka datang tanpa tujuan yang jelas.

Ketidaksiapan kota dengan rencana sistem perkotaan guna mengakomodasi

perkembangan kegiatan perkotaan dalam sistem rencana tata ruang kota dengan

berbagai aspek dan implikasinya termasuk di dalamnya menerima, mengatur dan

mendayagunakan pendatang. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya aktivitas

yang sangat heterogen dan tidak dalam kesatuan sistem kegiatan perkotaan yang

terencana, akibatnya munculah permukiman yang berkembang di luar rencana

sehingga terbentuklah permukiman-permukiman kumuh.

Page 23: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

4

Permukiman kumuh merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir semua kota-

kota besar di Indonesia, bahkan kota-kota besar di negara berkembang lainnya.

Pertumbuhan penduduk merupakan faktor utama yang mendorong pertumbuhan

permukiman. Sedangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan kemampuan

pengelola kota akan menentukan kualitas permukiman yang terwujud.

Permukiman kumuh adalah produk pertumbuhan penduduk kemiskinan dan

kurangnya pemerintah dalam mengendalikan pertumbuhan dan menyediakan

pelayanan kota yang memadai.

Di daerah perkotaan, warga yang paling tidak terpenuhi kebutuhan fasilitas

perumahan dan permukimannya secara memadai adalah mereka yang tergolong

berpenghasilan rendah dan atau dengan kata lain orang miskin. Masalahnya, bagi

mereka masyarakat miskin yang berpenghasilan rendah, tidak dapat mengabaikan

begitu saja kebutuhan akan rumah dan tempat tinggal karena masalah ini penting

dalam dan bagi kehidupan mereka, tetapi di satu sisi mereka juga tidak mampu

untuk mengeluarkan biaya prioritas bagi pengembangan dan pemeliharaan rumah

dan lingkungan permukimannya agar layak untuk dihuni. Semakin kecil bagian

dari penghasilan yang dapat disisihkan guna pembiayaan pemeliharaan rumah dan

fasilitas permukiman, semakin kumuh pula kondisi permukimannya.

Jika pertumbuhan lingkungan permukiman kumuh ini dibiarkan, derajat kualitas

hidup masyarakat miskin akan tetap rendah. Akan mudah menyebabkan

kebakaran, memberi peluang tindakan kriminalitas, terganggunya norma tata

susila, tidak teraturnya tata guna tanah dan sering menimbulkan banjir yang

Page 24: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

5

akhirnya menimbulkan degradasi lingkungan yang semakin parah. Penggusuran

pada permukiman kampung kota yang kumuh oleh pihak-pihak terkait tidak

sepenuhnya menyelesaikan masalah, selain cara ini tidak manusiawi, para

pemukim kembali menyerobot tanah terbuka lainnya sehingga hilang satu akan

tumbuh dua atau lebih permukiman kumuh yang baru lagi.

Tetapi berdasarkan fenomena yang terjadi masih terdapat banyak pemukiman

kumuh yang tersebar di wilayah perkotaan. Hal ini berdasarkan data yang

dipaparkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bahwa

pada tahun 2016 masih terdapat 35.291 ha permukiman kumuh perkotaan yang

tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia sesuai hasil perhitungan

pengurangan luasan permukiman kumuh perkotaan yang dilaksanakan oleh

Direktorat Jenderal Cipta Karya. Kondisi tersebut diperkirakan akan terus

mengalami penambahan apabila tidak ada bentuk penanganan yang inovatif,

menyeluruh, dan tepat sasaran.

Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman dijelaskan bahwa permukiman kumuh adalah permukiman yang

tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan

yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak

memenuhi syarat, sedangkan Perumahan Kumuh adalah perumahan yang

mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai tempat hunian.

Page 25: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

6

Oleh sebab itu, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun

2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

2015-2019 yang didalamnya mengamanatkan pembangunan dan pengembangan

kawasan perkotaan melalui penanganan kualitas lingkungan permukiman yaitu

peningkatan kualitas permukiman kumuh, pencegahan tumbuh kembangnya

permukiman kumuh baru, dan penghidupan yang berkelanjutan.

Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum berperan dalam

menangani kawasan kumuh dengan melakukan penataan lingkungan maupun

penyediaan rumah layak huni dan berkelanjutan. Ditjen Cipta Karya Kementerian

Pekerjaan Umum menyebutnya dengan Key Performance Indicators 100-0-100.

“Bahasa” sederhana tersebut merupakan aktualisasi visi Cipta Karya untuk

mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan pada lima tahun ke

depan.

Menjawab tantangan tersebut, pemerintah memberikan fasilitas pembangunan

prasarana dan sarana dasar permukiman seperti air minum, sanitasi, jalan

lingkungan, revitalisasi kawasan, dan peningkatan kualitas permukiman serta

penyediaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa). Pelaksanaan

pembangunan prasarana dan sarana dasar permukiman tersebut juga dilaksanakan

dengan model pemberdayaan yang melibatkan masyarakat sejak perencanaan

sampai dengan operasi dan pemeliharaan insfrastruktur, salah satu program yang

diinisiasi oleh pemerintah untuk mewujudkan visi tersebut adalah Penataan

Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK).

Page 26: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

7

PLPBK pada dasarnya adalah kelanjutan dari transformasi sosial Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan sehingga

beberapa prinsip dasar yang digunakan di PNPM Mandiri Perkotaan seperti

demokrasi, partisipasi, transparansi, akuntabel dan desentraliasi, dan sebagainya

juga menjadi prinsip dasar pada pelaksanaan PLPBK. Meskipun pembangunan

manusia melalui pembangunan bidang sosial, ekonomi dan lingkungan masih

tetap menjadi andalan utama dalam penanggulangan kemiskinan.

Namun, secara khusus dalam program PLPBK pembangunan lingkungan

diberikan penekanan khusus untuk mewujudkan perubahan perilaku masyarakat

yang sejalan dengan menciptakan lingkungan hunian yang kondusif terhadap

berbagai aspek pembangunan manusia sehingga penanggulangan kemiskinan

melalui pembangunan manusia seutuhnya (spiritual dan material) dengan segera

terwujud. Untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang sejalan dengan

menciptakan lingkungan hunian yang kondusif, dibutuhkan komunikasi yang

efektif terhadap semua pelaku program. Guna menciptakan komunikasi yang

efektif ini dibutuhkan konsep manajemen pengelolaan kawasan. Konsep ini

adalah gagasan untuk memberikan pembelajaran dalam mengubah pemikiran,

sikap dan perilaku masyarakat yang terorganisir dengan aturan-aturan atau

kesepakatan yang dikelola secara bersama berdasarkan ilmu pengelolaan

(manajemen).

Permukiman kumuh masih menjadi tantangan bagi pemerintah kabupaten/kota,

karena selain merupakan masalah, di sisi lain ternyata merupakan salah satu pilar

Page 27: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

8

penyangga perekonomian kota. Mengingat sifat pekerjaan dan skala

pencapaiannya yang sangat kompleks, diperlukan kolaborasi beberapa pihak

antara pemerintah mulai tingkat pusat sampai dengan tingkat kelurahan/desa,

pihak swasta, masyarakat, dan pihak terkait lainnya.

Pelibatan beberapa pihak secara kolaboratif diharapkan memberikan berbagai

dampak positif, antara lain meningkatkan komitmen pemerintah daerah dalam

pencapaian kota layak huni, meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab

masyarakat dalam memanfaatkan dan memelihara hasil pembangunan, menjamin

keberlanjutan, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan swasta terhadap

Pemerintah. Oleh karena itu, sebagai salah satu langkah mewujudkan sasaran

RPJMN 2015-2019 yaitu kota tanpa permukiman kumuh di tahun 2019,

Pemerintah menginisiasi pembangunan platform kolaborasi melalui Program Kota

Tanpa Kumuh (KOTAKU). Program KOTAKU mendukung Pemerintah Daerah

sebagai pelaku utama penanganan permukiman kumuh dalam mewujudkan

permukiman layak huni diantaranya melalui revitalisasi peran Badan

Keswadayaan Masyarakat (BKM).

Rancangan program ini berpijak pada pengembangan dari program nasional

sebelumnya. Program tersebut telah memberikan berbagai pembelajaran penting

untuk pengembangan Program KOTAKU dan investasi berharga berupa

terbangunnya kelembagaan tingkat masyarakat, kerja sama antara masyarakat dan

pemerintah daerah, sistem monitoring dan kapasitas tim pendamping. Berdasarkan

Page 28: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

9

pembelajaran tersebut, Program KOTAKU dirancang bersama dengan Pemerintah

Daerah sebagai nakhoda dalam mewujudkan permukiman layak huni di

wilayahnya, yang mencakup: (1)pengembangan kapasitas dalam perencanaan dan

pelaksanaan penanganan permukiman kumuh tingkat kabupaten/kota karena peran

pemda menjadi sangat penting dalam penyediaan infrastruktur dan pelayanan di

tingkat kabupaten/kota; (2) penyusunan rencana penanganan permukiman kumuh

tingkat kota termasuk rencana investasi dengan pembiayaan dari berbagai sumber

(pusat, provinsi, kabupaten/kota, masyarakat, swasta, dll); (3) perbaikan serta

pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur tingkat kota (primer atau sekunder)

yang terkait langsung dengan penyelesaian permasalahan di permukiman kumuh;

(4) penyediaan bantuan teknis untuk memperkuat sistem informasi dan

monitoring penanganan permukiman kumuh, mengkaji pilihan-pilihan untuk

penyelesaian masalah tanah /lahan, dan sebagainya.

Program KOTAKU adalah program yang dilaksanakan secara nasional di 271

kabupaten/kota di 34 Propinsi yang menjadi “platform kolaborasi” atau basis

penanganan permukiman kumuh yang mengintegrasikan berbagai sumber daya

dan sumber pendanaan, termasuk dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota,

donor, swasta, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya. Sebagai bentuk

kesatuan pembangunan dalam mengatasi kawasan tidak layak huni, Pemerintah

Kota Bandar Lampung melaksanakan program KOTAKU tersebut, dimana pada

program tersebut mengutamakan kegiatan Penataan Lingkungan Pemukiman

Berbasis Komunitas (PLBPK). Tujuan dari program tersebut yaitu peningkatan

Page 29: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

10

pemungkinan kumuh, mencegah tumbuh kembangnya pemukiman kumuh baru

dan penghidupan yang berkelanjutan.

Walikota Bandar Lampung mengatakan di Bandar Lampung terdapat 266,64 Ha

kawasan kumuh. menargetkan menuju 0 Ha kawasan kumuh tahun 2019

(ragamlampung.com, 2016). Terkait dengan usaha pemerintah dalam mengatasi

permasalahan lingkungan umum, melalui program tersebut pemerintah

menetapkan indikator-indikator guna mempermudah klasifikasi penataan

lingkungan tersebut. Dalam program tersebut terdapat tujuh indikator yang

termasuk lingkungan kumuh yaitu: (1) Jalan lingkungan; (2) Drainase; (3)

Persampahan; (4) Sanitasi ;(5) Proteksi kebakaran ;(6)Keteraturan bangunan, dan

(7) Air bersih. Selain itu terdapat tiga indikator tambahan yaitu Ruang Terbuka

Hijau (RTH), sosial dan ekonomi. (PU, 2016) Bandar Lampung sendiri dalam

Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung No. 406/III.24/HK/2016 terdapat 66

kelurahan di Kota Bandar Lampung termasuk di dalam katagori lingkungan

kumuh. Sedangkan di Kota Bandar Lampung terdapat 126 kelurahan yang berarti

lebih dari 50% daerah di Kota Bandar Lampung termasuk dalam kategori kumuh.

Tabel 1.1 Daftar Kelurahan Program KOTAKU Bandar Lampung

No Kecamatan Kelurahan

1 Kedaton 2

2 Way Halim 2

3 Sukarame 3

4 Sukabumi 5

Page 30: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

11

5 Teluk Betung Timur 2

6 Teluk Betung Barat 2

7 Panjang 8

8 Bumi Waras 5

9 Teluk Betung Selatan 6

10 Teluk Betung Utara 2

11 Tanjung Karang Barat 2

12 Tanjung Karang Timur 4

13 Kedamaian 4

14 Tanjung Senang 1

15 Kemiling 6

16 Tanjung Karang Pusat 7

17 Enggal 1

18 Rajabasa 4

Jumlah 66

(Sumber: ciptakarya.pu.go.id).

Terkait banyaknya wilayah kumuh ada di Kota Bandar Lampung, dibutuhkan

penanganan yang melibatkan semua unsur terkait yang berkoordinasi untuk

menangani kawasan kumuh. Hal ini sejalan dengan diadakannya workshop yang

melibatkan unsur-unsur terkait guna melakukan pemutakhiran data kawasan

kumuh dalam program KOTAKU. Senada dengan hal diatas, permasalahan

permukiman kumuh menjadi salah satu isu utama dalam pembangunan perkotaan

yang upaya penanganannya dari waktu ke waktu berbanding lurus dengan terus

berkembang dan munculnya kawasan kumuh baru apabila tidak ditangani secara

Page 31: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

12

inovatif, menyeluruh, dan tepat sasaran. Pelibatan secara kolaboratif baik

Pemerintah Daerah, pemangku kepentingan baik sektor maupun aktor di tingkatan

pemerintahan, serta melibatkan masyarakat dan kelompok peduli lainnya agar

dapat mencapai keberhasilan kota tanpa permukiman kumuh di tahun

2019. (Sumber: ciptakarya.pu.go.id).

Kelurahan Sawah Lama merupakan salah satu daerah yang menjadi sasaran dari

pelaksanaan Program KOTAKU berdasarkan indikator SK Kumuh Walikota,

untuk itu maka dibentuk Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) agar

terciptnya sinergitas dengan pemerintah dan actor lainnya. Program KOTAKU

dapat dilaksanakan dengan baik apabila terdapat kesadaran dari masyarakat

setempat untuk berkerja sama secara gotong royong. Pelaksanaan program

KOTAKU tidak terlepas dari permasalahan terutama terkait dengan partisipasi

masyarakat daerah itu sendiri, karena program tersebut secara penuh mulai dari

pelaksanaan sampai ke proses evaluasi dilaksanakan oleh masyarakat.

Permasalahan kurangnya partisipasi masyarakat merupakan faktor penghambat

dari keberhasilan program KOTAKU terutama di Kelurahan Sawah Lama.

Berdasarkan penuturan Lurah Kelurahan Sawah Lama Hendra Hilal “program ini

dimaksudkan agar masyarakat lebih sadar. Hanya saja kadang masyarakat perduli

dan juga kadang tidak perduli. Ketika ada maunya saja baru mau bergerak.

(Sumber: Saibumi.com). Hal serupa juga disampaikan oleh Pak Bambang selaku

Pembina Bada Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan Sawah Lama,

berdasarkan wawancara dengan beliau Program KOTAKU tidak dapat berjalan

Page 32: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

13

dengan maksimal apabila kurang didukung oleh partisipasi masyarakat dari

daerah itu sendiri. Terkhusus bagi Kelurahan Sawah Lama beliau sangat

menyayangkan sikap masyarakat yang mau bergerak untuk melaksanakan

kegiatan gotong royong pembangunan apabila ada bayaran atau upah (Sumber:

Hasil Wawancara tanggal 1 Desember 2017).

Berdasarkan hal diatas, perlu diperhatikan bahwa di Kelurahan Sawah Lama

terdapat permasalahan mengenai kurangnya masyarakat untuk berpartisipasi,

maka peneliti tertarik melakukan penelitian di Kelurahan tersebut dengan judul

‘Partisipasi Masyarakat dalam Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) Studi

Kasus Di Kelurahan Sawah Lama”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam Program KOTAKU (Kota Tanpa

Kumuh) Studi Kasus Kelurahan Sawah Lama.

2. Faktor apa saja yang menjadi penghambat partisipasi masyarakat dalam

Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) Studi Kasus Kelurahan Sawah

Lama.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana Partisipasi Masyarakat

dalam Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) Studi Kasus Kelurahan Sawah

Lama.

Page 33: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

14

2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi penghambat berjalannya

program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) Studi Kasus Kelurahan Sawah Lama.

D. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran dan tambahan wawasan

dalam kajian Ilmu Administrasi Negara khususnya.

2. Penelitian ini dapat berguna bagi Pemerintah Kota Bandar Lampung, serta para

pembaca dan masyarakat agar dapat menjadi acuan bagi organisasi

pemerintahan maupun swasta dalam menerapkan kebijakan.

Page 34: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Partisipasi

1. Pengertian Partisipasi

Partisipasi merupakan salah satu prinsip-prinsip dasar yang ada dalam good

governance yang menjelaskan betapa pentingnya keterlibatan masyarakat dalam

suatu proses pemerintahan yang baik, pada dasarnya terdapat banyak batasan atau

definisi mengenai apa yang dimaksud dengan partisipasi. Setiap definisi yang

dikemukakan para ahli memiliki penekanan dan penjelasan yang berbeda-beda.

Berikut ini adalah pengertian partisipasi menurut para ahli:

a. Partisipasi merupakan keikutsertaan seseorang didalam kelompok sosial untuk

mengambil bagian dari kegiatan masyarakat, di luar kerjaan atau profesinya

sendiri. Menurut Theodorson dan Raharjo dalam Mardikanto Keikutsertaan

tersebut, dilakukan sebagai akibat dari terjadinya interaksi sosial antar

individu yang bersangkutan dengan anggota masyarakat yang lain (2013:81).

b. Bornby dalam Theresia (2015:196) Partisipasi adalah sebuah tindakan untuk

mengambil bagian yaitu kegiatan atau pernyataan untuk mengambil mengambil

bagian-bagian tersebut dengan maksud memperoleh manfaat.

c. Verhangen dalam Mardikanto (2013:81), menyatakan bahwa partisipasi

Page 35: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

16

merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang berkaitan

dengan pembagian kewenangan, tanggung jawab, dan manfaat.

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas, dapat

disimpulkan bahwa Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosional.

Bisa dijelaskan sebagai bentuk demokrasi dimana individu atau kelompok

(masyarakat) ikut serta dalam perencanaan dan dalam pelaksanaan serta juga

memikul tanggungjawab sesuai dengan tingkat kematangan dan kewajibannya

dalam mencapai tujuan.

2. Prinsip-Prinsip Partisipasi

Didalam partisipasi juga terdapat beberapa prinsip-prinsip yang mendasari

jalannya proses partisipasi dalam masyarakat, adapun prinsip-prinsip partisipasi

tersebut sebagaimana yang dijelaskan dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan

Partisipatif yang disusun oleh Depart mentfor International Development (DFID)

dalam Sumampouw (2004:106-107), adalah:

a. Cakupan

Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang terkena dampak

dari hasil-hasil suatu keputusan atau proses proyek pembangunan.

b . Kesetaraan dan Kemitraan (Equal Partnership)

Pada dasarnya setiap orang mempunyai keterampilan, kemampuan dan

prakarsa serta mempunyai hak untuk menggunakan prakarsa tersebut

dalam setiap proses guna membangun dialog tanpa memperhitungkan

jenjang dan struktur masing-masing pihak.

Page 36: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

17

c. Transparansi

Semua pihak harus dapat menumbuh kembangkan komunikasi dan iklim

berkomunikasi terbuka dan kondusif sehingga menimbulkan dialog.

d . Kesetaraan Kewenangan (Sharing Power/ Equal Powership)

Berbagai pihak yang terlibat harus dapat menyeimbangkan distribusi

kewenangan dan kekuasaan untuk menghindari terjadinya dominasi.

e. Kesetaraan Tanggungjawab (Sharing Responsibility)

Berbagai pihak mempunyai tanggungjawab yang jelas dalam setiap proses

karena adanya kesetaraan kewenangan (Sharing Power) dan

keterlibatannya dalam proses pengambilan keputusan dan langkah-langkah

selanjutnya.

f. Pemberdayaan (Empowerment)

Keterlibatan berbagai pihak tidak lepas dari segala kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki setiap pihak, sehingga melalui keterlibatan aktif

dalam setiap proses kegiatan,terjadi suatu proses saling belajar dan saling

memberdayakan satu sama lain.

g. Kerjasama

Diperlukan adanya kerjasama berbagai pihak yang terlibat untuk saling

berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai kelemahan yang ada,

khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusia.

3. Macam-macam Partisipasi dalam Masyarakat

Menurut Cohen dan Uphoff dalam Astuti D. (2011:61), membedakan

partisipasi menjadi empat jenis dalam tahap pelaksanaanya yaitu:

Page 37: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

18

a. Pengambilan Keputusan

Tahapan ini diartikan sebagai penentuan alternatif dengan masyarakat

untuk menuju sepakat dari berbagai gagasan yang menyangkut

kepentingan bersama.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan penggerakan sumber daya dan dana dalam

pelaksanaan dan sekaligus penentu keberhasilan program yang

dilaksanakan.

c. Pengambilan Manfaat

Partisipasi ini berkaitan dengan kualitas dan kuantitas hasil

pelaksanaan program yang bisa dicapai.

d. Evaluasi

Evaluasi adalah partisipasi yang berkaitan dengan pelaksanaan

program secara menyeluruh dan bertujuan mengetahui bagaimana

pelaksanaan program berjalan.

4. Tingkatan Partisipasi

Partisipasi juga dapat dilihat dan diukur dari tingkatan-tingkatan atau tahapan

partisipasinya seperti yang dijelaskan dan dipaparkan oleh Wilcox dalam

Mardikonto (2013:86), mengemukakan adanya 5 (lima) tingkatan partisipasi,

yaitu:

a. Memberikan Informasi (information)

b. Konsultasi (consultation): yaitu menawarkan pendapat, sebagai

pendengar yang baik untuk memberikan umpan balik, tetapi tidak

Page 38: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

19

terlibat dalam implementasi ide atau gagasan tersebut.

c. Pengambilan keputusan bersama (deciding together): dalam arti

memberikan dukungan terhadap ide, gagasan, pilihan-pilihan serta,

mengembangkan peluang untuk mengambil keputusan.

d. Bertindak bersama (acting together): dalam arti tidak sekedar ikut

dalam pengambilan keputusan, tetapi juga terlibat dalam menjalin

kemitraan dalam pelaksanaan kegiatan.

e. Memberikan dukungan (supporting independent): dimana kelompok-

kelompok lokal menawarkan pendanaan, nasehat, dan dukungan lain

untuk mengembangkan agenda kegiatan.

5. Bentuk-Bentuk Partisipasi

Selain tingkatan dalam partisipasi terdapat pula Bentuk-bentuk dalam partisipasi

sebagaimana yang dijelaskan oleh Effendi dalam Astuti D. (2011:58), bahwa

terdapat dua bentuk partisipasi, yaitu partisipasi vertikal dan partisipasi horizontal,

penjelasan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Partisipasi Vertikal

Partisipasi vertikal adalah bentuk kondisi tertentu vertikal di masyarakat

yang terlibat di dalamnya atau mengambil bagian dalam program pihak

lain yang terlibat didalamnya, sehubungan dengan yang masyarakat ada

sebagai posisi bawahan.

b. Partisipasi Horizontal

Page 39: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

20

Partisipasi horizontal merupakan bentuk partisipasi yang

menggambarkan di mana orang tidak mungkin memiliki inisiatif di

mana setiap kelompok anggota masyarakat berpartisipasi secara

horizontal antara satu sama lain, baik dalam melakukan bisnis bersama-

sama, dan melakukan kegiatan dengan pihak lain. Menurut Effendi

sendiri, tentu saja partisipasi merupakan awal dari komunitas yang

berkembang yang mampu berjalan secara mandiri.

Sedangkan menurut Basrowi dalam Astuti D. (2011:58), partisipasi dilihat dari

bentuknya dapat dibedakan dan dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Partisipasi secara Non Fisik

Partisipasi non fisik diartikan sebagai partisipasi atau keikutsertaan

masyarakat dalam menentukan arah dan tujuan, serta animo masyarakat.

Secara konsep partisipasi non fisik dilakukan secara tidak tampak seperti

ide, gagasan, pendapat atau buah pikir.

2. Partisipasi secara Fisik.

Bentuk partisipasi secara fisik merupakan bentuk partisipasi masyarakat

dalam bentuk menyelenggarakan usaha-usaha seperti membangun dan

mendirikan gedung atau fasilitas untuk masyarakat, seperti gedung

sekolah penyediaan buku dan usaha beasiswa. Berdasarkan penjelasanya

partisipasi fisik merupakan partisipasi yang dilakukan secara nyata dan

dapat dilihat atau dirasakan, baik berupa tenaga, keterampilan, uang,

harta benda dan lain sebagainya.

Page 40: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

21

B. Tinjauan Tentang Pemukiman Kumuh

1. Definisi Pemukiman Kumuh

Pemukiman sering disebut perumahan dan atau sebaliknya. Pemukiman

berasal dari kata housing dalam bahasa Inggris yang artinya adalah

perumahan dan kata human settlement yang artinya pemukiman. Perumahan

memberikan kesan tentang rumah atau kumpulan rumah beserta prasarana

dan sarana ligkungannya. Perumahan menitiberatkan pada fisik atau benda

mati, yaitu houses dan land settlement.

Pemukiman memberikan kesan tentang pemukim atau kumpulan pemukim

beserta sikap dan perilakunya di dalam lingkungan, sehingga pemukiman

menitikberatkan pada sesuatu yang bukan bersifat fisik atau benda mati

yaitu manusia (human). Dengan demikian perumahan dan pemukiman

merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan sangat erat

hubungannya, pada hakekatnya saling melengkapi.

Kumuh adalah kesan atau gambaran secara umum tentang sikap dan tingkah

laku yang rendah dilihat dari standar hidup dan penghasilan kelas

menengah. kumuh dapat diartikan sebagai tanda atau cap yang diberikan

golongan atas yang sudah mapan kepada golongan bawah yang belum

mapan. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman dijelaskan bahwa permukiman

kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan

Page 41: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

22

bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan

serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat, sedangkan

Perumahan Kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas

fungsi sebagai tempat hunian.

Sedangkan menurut pendapat lain mengatakan bahwa permukiman kumuh

sering dilihat sebagai suatu kawasan yang identik dengan kawasan yang

apatis, kelebihan penduduk, tidak mencukupi, tidak memadai, miskin,

bobrok,berbahaya, tidak aman, kotor, di bawah standar, tidak sehat dan masih

banyak stigma negatif lainnya. Rahardjo (2010:28).

2. Karaketristik Pemukiman Kumuh

Karakteristik perumahan kumuh dan permukiman kumuh dari aspek fisik sebagai

berikut: (a) Merupakan satuan entitas perumahan dan permukiman; (b) Kondisi

bangunan tidak memenuhi syarat, tidak teratur dan memiliki kepadatan tinggi; (c)

Kondisi sarana dan prasarana tidak memenuhi syarat. Khusus untuk bidang

keciptakaryaan, batasan sarana dan prasarana adalah sebagai berikut:; (d)

Drainase Lingkungan, (e) Penyediaan Air Bersih/Minum; (f) Pengelolaan

Persampahan; (g) Pengelolaan Air Limbah; (h) Pengamanan Kebakaran; (i) Ruang

Terbuka Publik; dan (j) Jalan Lingkungan.

(Sumber: Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum 1993/1994)

Karakteristik fisik tersebut selanjutnya menjadi dasar perumusan kriteria dan

indikator dari gejala kumuh dalam proses identifikasi lokasi perumahan kumuh

Page 42: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

23

dan permukiman kumuh. Selain karakteristik fisik, karakteristik non fisik pun

perlu diidentifikasi guna melengkapi penyebab kumuh dari aspek non fisik seperti

perilaku masyarakat, kepastian bermukim, kepastian berusaha, dsb.

Karakteristik permukiman kumuh seringkali digambarkan dan identik sebagai

kawasan perumahan yang digambarkan memiliki lingkungan yang tidak teratur,

kotor, kurang sehat, tidak estetis yang keadaanya tidak sesuai lagi dengan

perkembangan kota, serta berkaitan erat dengan kemiskinan. Menurut Soestrisno

(31:1998), secara umum lingkungan permukiman yang dikategorikan sebagai

permukiman kumuh, adalah lingkungan perumahan yang memiliki karakteristik

sebagai berikut : (a) Kondisi fisik lingkungannya tidak memenuhi persyaratan

teknis dan kesehatan; (b) Kondisi bangunan yang sangat buruk serta bahan

bangunan yang digunakan adalah bahan bangunan semi permanen; (c) Kepadatan

bangunan dengan koefisien dasar bangunan (KDB) lebih besar dari yang

diizinkan, dengan kepadatan penduduk yang sangat tinggi yang lebih dari 500

jiwa/ha; (d) Fungsi – fungsi rumah yang bercampur tidak jelas.

Lebih lanjut Soetrisno (1998) mengatakan bahwa lingkungan permukiman kumuh

dibagi dalam lima kategori, berdasarkan pola lokasinya yaitu :

a. Lingkungan perumahan kumuh yang berada di lokasi strategis dalam

mendukung fungsi kota yang menurut rencana kota dapat dibangun

bangunan komersial.

b. Lingkungan permukiman kumuh yang lokasinya kurang strategis dalam

mendukung fungsi kota.

Page 43: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

24

c. Lingkungan perumahan kumuh yang berada di lokasi yang menurut

rencana kota tidak untuk perumahan.

d. Lingkungan perumahan kumuh yang berada di lokasi yang berbahaya,

yang menurut rencana kota disediakan untuk jalur pengaman seperti

batasan sumgai, jalur jalan kereta api dan jalur listrik tegangan tinggi.

e. Lingkungan perumahan kumuh yang berada di lokasi yang menurut

rencana kota boleh dibangun untuk perumahan.

Ciri-ciri kawasan permukiman kumuh dalam kota, dapat ditinjau dari beberapa

sudut pandang seperti : karakteristik fisik, sosial ekonomi, dan budaya. Menurut

Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum 1993/1994, bahwa

karakteristik fisik lingkungan, sosial ekonomi dan budaya pada kawasan

permukiman kumuh adalah sebagai berikut : (a) Perumahan yang tidak teratur; (b)

Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi; (c) Fasilitas dan sarana lingkungan yang

tidak memadai; (d) Tingkat pendapatan masyarakat rendah; (e) Sebagian besar

penghuni berpenghasilan tidak tetap; (f) Tingkat pengangguran tinggi; (g)Tingkat

kerawanan sosial dan angka kriminalitas cukup tinggi; (h) Masyarakat terdiri dari

berbagai berbagai suku bangsa dan golongan; (i) Status lahan legal yaitu

permukiman yang umumnya terletak pada area yang sesuai dengan perencanaan

perkotaan, sedangkan status yang tidak legal adalah perumahan yang berada di

atas lahan yang peruntukkannya bukan untuk permukiman.

Menurut Laboratorium Perumahan ITS (1997), secara lebih terinci karakteristik

permukiman kumuh adalah sebagai berikut :

Page 44: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

25

a. Kondisi Rumah

1. Struktur rumah :

a. Kerangka rapuh, asal sambung, bahan sama bersifat semi permanen.

b. Atap pelindung semi permanen dari bahan bekas (seng, plastic)

c. Dinding rumah semi permanen, tidak tahan cuaca.

2. Kepadatan hunian/rumah : 3m2 sampai dengan 5m2 per orang.

3. Pemisahan fungsi ruang, hampir semua aktivitas anggota keluarga

menjadi satu dan sudah ada pemisahan jenis kelamin pada kamar tidur.

4. Ventilasi sangat terbatas dari atap atau dinding.

5. Separuh lantai rumah ada perkerasan plester, tegel, keramik bekas.

6. Kepadatan bangunan terbangun antara 70%-60%.

7. Tatanan bangunan ada sirkulasi tetapi kurang memenuhi syarat.

b. Ketersediaan Prasarana Dasar Lingkungan

1. Air bersih masih menggunakan sumur dangkal untuk mencuci, jika ada

air PDAM digunakan secara kolektif (membeli).

2. Sanitasi

a. Tersedia MCK kolektif tapi tidak memenuhi rasio penggunaan.

b. Sebagian kegiatan MCK dilakukan diruang terbuka (sungai,

cubluk).

c. Jarak sepitank dan resapan rumah kurang dari 8 m.

3. Sirkulasi

a. Gang sempit, kendaraan roda dua tidak bisa bersimpangan

langsung.

Page 45: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

26

b. Tidak dijangkau oleh kendaraan PMK.

4. Fasilitas sarana ibadah, pendidikan dan kesehatan :

a. Ada satu musholla/tempat ibadahkecil di setiap kampung.

b. Sarana pendidikan hanya ada TK di tingkat kelurahan.

c. Hanya ada salah satu sarana kesehatan (posyandu).

5. Sarana ekonomi

a. Ada kios kecil, tetapi tidak mampu memenuhi kebutuhan seluruh

keluarga.

b. Ada pedagang sayur keliling berlokasi di gang.

6. Ruang terbuka atau lahan terbuka di luar perumahan hanya 7% dari

lahan perumahan.

7. Keadaan kawasan marjinal tapi dapat diperbaiki yang sifatnya hanya

sebagai penjelasan transisi.

c. Kerentanan Satus Penduduk

1. Masih banyak pengangguran atau 50% ke atas penduduknya bekerja di

sector informal.

2. Hanya ada satu organisasi masyarakat seperti PKK, karang taruna,

koperasi, dll.

d. Aspek Pendukung Lingkungan

1. Jenis lapangan kerja yang ada hanya bersifat untu bertahan hidup (sub

sistem) dan sulit ditinggalkan oleh masyarakatnya sehingga perlu upaya

Page 46: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

27

peningkatan kreatifitas masyarakat dan perlu didukung oleh Pemerintah

Daerah.

2. Tingkat partisipasi dan kreatifitas masyarakat yang terbatas hanya dalam

menyelesaikan masalah pribadi, sehingga perlu pendapingan dalam hal

peningkatan partisifasi, kreatifitas dan pengembangan individu

masyarakat.

3. Kriteria Kawasan Permukiman Kumuh

Berdasarkan persyaratan lingkungan permukiman yang sehat dan aman serta

merujuk pada pedoman Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, maka

didapat beberapa kriteria yang disesuaikan dengan wilayah kajian yaitu Pusat

Kota Bandung khususnya Kelurahan Nyengseret. Berdasarkan definisinya

permukiman dapat dikatakan kumuh apabila mencakup beberapa variable

diantaranya yaitu : (a) Permukiman tidak layak huni atau membahayakan

kehidupan penghuni baik berupa keamanan maupun dari sisi kesehatan; (b)

Permukiman yang memiliki lingkungan tidak memadai dengan tingkat

kenyamanan dan keamanan bangunan yang rendah. Dengan ciri-ciri, tidak sesuai

dengan tata ruang (illegal), kepadatan bangunan tinggi, kualitas banguanan

rendah, serta sarana dan prasarana lingkungan yang rendah.

4. Faktor Penyebab Pertumbuhan Kawasan Permukiman

Dalam perkembangannya perumahan permukiman di pusat kota ini dapat

disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Doxiadis dalam Surtiani (2006:50)

Page 47: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

28

disebutkan bahwa perkembangan perumahan permukiman (development of human

settlement) dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

a. Growth of density (Pertambahan jumlah penduduk)

Dengan adanya pertambahan jumlah penduduk yaitu dari kelahiran dan

adanya pertambahan jumlah keluarga, maka akan membawa masalah baru.

Secara manusiawi mereka ingin menempati rumah milik mereka sendiri.

Dengan demikian semakin bertambahlah jumlah hunian yang ada di

kawasan permukiman tersebut yang menyebabkan pertumbuhan

perumahan permukiman.

b. Urbanization (Urbanisasi)

Dengan adanya daya tarik pusat kota maka akan menyebabkan arus

migrasi desa ke kota maupun dari luar kota ke pusat kota. Kaum urbanis

yang bekerja di pusat kota ataupun masyarakat yang membuka usaha di

pusat kota, tentu saja memilih untuk tinggal di permukiman di sekitar

kaeasan pusat kota (down town). Hal ini juga akan menyebabkan

pertumbuhan perumahan permukiman di kawasan pusat kota. Menurut

Danisworo dalam Khomarudin (1997: 83-112) bahwa kita harus akui pula

bahwa tumbuhnya permukiman-permukiman spontan dan permukiman

kumuh adalah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses

urbanisasi.

5. Perubahan Lingkungan Permukiman Kearah Kekumuhan

a. Fenomena Kekumuhan Lingkungan Permukiman

Page 48: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

29

Seiring dengan pertumbuhan kehidupan manusia baik ekonomi, sosial maupun

budaya maka manusia berkeinginan untuk memiliki kehidupan dan status yang

lebih baik yaitu dengan mengadakan perubahan-perubahan, seperti gaya hidup

dan bentuk hunian yang mereka tinggali. Doxiadis dalam Surtini ,Pertumbuhan

berarti pula berubah baik bentuk dan ukurannya. Tidak dimungkinkan

pertumbuhan ukuran dengan tidak menyebabkan perubahan bentuk fisiknya

(2006:53). Dengan bertambahnya jumlah penghuni rumah dan dengan

bertambahnya penghasilan mereka membuat ruang-ruang baru. Perubahan hunian

ini akan merubah wajah suatu hunian. Hal ini akan berpengaruh pada penyediaan

fasilitas sarana prasarana lingkungan yang harus bertambah juga jika jumlah

permukiman bertambah. Selain hal tersebut di atas, faktor kemiskinan juga sangat

berpengaruh pada kualitas lingkungan fisik permukiman. Karena dana yang

terbatas dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, maka

masyarakat kurang mampu tidak dapat memperbaiki maupun memelihara

bangunan rumah hunian mereka. Yang akan berakibat pada kekumuhan

lingkungan permukiman.

Menurut Doxiadis dalam Surtini (2006:54) menyebutkan bahwa mempelajari

tentang kawasan Perumahan Permukiman tidak hanya mempelajari area terbangun

dan area terbuka saja tetapi juga fungsi dari kawasan tersebut. Oleh karenanya

dalam mempelajari tentang perumahan permukiman atau fungsinya, kita juga

harus mengetahui hubungan kawasan tersebut dengan lingkungan sekitar di luar

kawasan tersebut dan mengetahui jalur transportasi yang menghubungkan

Page 49: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

30

kawasan tersebut dengan kawasan lainnya. Karena aktifitas disekitar kawasan

permukiman juga sangat mmempengaruhi fungsi dari permukiman.

b. Bentuk Perubahan Lingkungan Permukiman Kearah Kekumuhan

Ada dua pendekatan dalam menangani lingkungan kumuh ini menurut Komarudin

(1997: 85) yaitu: (1) Penggunaan/pemindahan teknologi (technological transfer)

dan; (2) Penangannan sendiri (self reliant technology) Dalam kaitannya dengan

dua hal tersebut diatas ada tujuh belas hal sulitnya menangani masalah lingkungan

permukiman ini:

a. High rise building (bangunan tinggi) yang akan ditangani oleh

penghuni yang tergusur, memerlukan biaya yang besar karena biaya

yang digunakan bukan hanya untuk membangun kamar tidur saja

b. Peremajaan lingkungan kumuh, yang merupakan proyek yang besar

(large project). Jadi harga dipertimbangkan dengan matang dan harus

dipikirkan masak-masak karena menyangkut banyak orang yang akan

digusur atau dimukimkan kembali,

c. Adanya dualisme antara peremajaan lingkungan dengan penataan

lingkungan. Penghuni rumah kumuh biasanya masih lebih senang

tinggal di rumah kumuhnya daripada di rumah sewa bertingkat

(rusunawa).

d. Banyak peremajaan lingkungan kumuh yang tidak melalui survey sosial

(social survey) tentang karakteristik penduduk yang akan tergusur.

e. Banyak peremajaan lingkungan kumuh yang kurang memperhatikan

kelengkapan lingkungan seperti taman, tempat terbuka, tempat rekreasi,

Page 50: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

31

sampah, pemadam kebakaran dan tempat bermain anak. Karena hal

tersebut memerlukan biaya besar.

f. Tenaga yang bergerak di dalam program peremajaan lingkungan kumuh

tidak profesional.

g. Penggusuran (squater clearance) sering diartikan jelek, padahal

pemerintah berusaha meremajakan lingkungan dan memukimkan

penduduk ke lingkungan yang lebih baik.

h. Keterbatasan lahan (land shortage). Dalam melaksanakan peremajaan

lingkungan kumuh harus memilih lokasi yang tepat dan disesuaikan

dengan tujuannya dan konsumen yang akan menempati.

i. Belum kuatnya dana pembangunan perumahan (no housing finance).

j. Perlu lingkungan hidup yang baik (the nice environment).

k. Perlu diciptakan kebersamaan antar warga.

l. Belum berkembangnya prinsip relationship. Dalam melakukan

peremajaan lingkungan kumuh, harus dilakukan pendekatan yang

manusiawi tanpa kekerasan.

m. Sulitnya menegakkan hukum (upholding the law) Akan diperlukan

waktu yang lama untuk mengubah pola hidup masyarakat kumuh untuk

dibawa ke lingkungan permukiman yang teratur.

n. Perlu adanya informasi kepemilikan, di lingkungan kumuh masyarakat

merasa memiliki rumah tapi di lingkungan yang baru mereka harus

menyewa, jadi perlu diadakan penyuluhan yang terus menerus.

o. Mawas diri (knowing our limit) Jika dana terbatas hendaklah jangan

mengadakan peremajaan secara besar-besaran. Mungkin bisa diadakan

Page 51: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

32

pendekatan dengan dua tahap yaitu penataan lingkungan dan

peremajaan pada bagian yang sangat kumuh.

p. Perlu koordinasi terpadu, dimana semua instansi terkait harus

mensukseskan program peremajaan lingkungan kumuh ini.

q. Pengelola program peremajaan lingkungan kumuh ini harus

berpandangan obyektif dan luas serta harus melihat kepentingan

pemerintah dan masyarakat yang bersangkutan.

Page 52: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Penelitian ini digunakan karena peneliti ingin mencoba mendapatkan

pemahaman yang lebih baik mengenai deskripsi, gambaran faktual, dan akurasi

tentang Partisipasi Masyarakat dalam Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh)

Studi Kasus Kelurahan Sawah Lama Kota Bandar Lampung. Hal ini sesuai

dengan pendapat Nazir (2005:55) yang meyatakan bahwa tipe penelitian

deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi,

gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-

fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Sehingga,

Penelitian kualitatif deskriptif ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara

terperinci fenomena-fenomena yang terjadi guna menganalisis Partisipasi

Masyarakat dalam Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) Studi Kasus

Kelurahan Sawah Lama Bandar Lampung.

Page 53: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

34

B. Fokus Penelitian

Penetapan fokus dalam penelitian kualitatif ini bertujuan untuk memberikan

batasan dalam pengumpulan data, sehingga dengan pembatasan tersebut, peneliti

dapat memfokuskan penelitian terhadap masalah yang menjadi tujuan penelitian.

Selain itu, fokus penelitian ini juga memiliki peranan yang penting dalam

memandu dan mengarahkan jalannya penelitian. Karena dengan adanya panduan

dan arahan dalam penelitian, suatu informasi dilapangan dapat dipilah pilah sesuai

dengan konteks permasalahan yang ada. Oleh karena itu fokus penelitian yang

diambil penulis adalah menggunakan fokus teori dalam konsep partisipasi pada

good governance. Guna melihat dan mengetahui lebih jauh partisipasi yang

dilakukan masyarakat di kelurahan Sawah lama dalam Program Kotaku.

Bentuk-bentuk partisipasi yang dilakukan partisipasi yang dilakukan masyarakat

di kelurahan Sawah lama dalam Program Kotaku. Sebagaimana yang dijelaskan

Menurut Basrowi dalam Astuti D. (2011:58), partisipasi dilihat dari bentuknya

dapat dibedakan dan dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Partisipasi secara Non Fisik

Partisipasi non fisik diartikan sebagai partisipasi atau keikutsertaan masyarakat

dalam menentukan arah dan tujuan, serta animo masyarakat. Secara konsep

partisipasi non fisik dilakukan secara tidak tampak seperti ide, gagasan,

pendapat atau buah pikir. Partisipasi yang dilakukan masyarakat Keluarahan

Sawah Lama dalam program KOTAKU yaitu:

a. Partisipasi dalam Perencanaan

Page 54: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

35

Untuk mengetahui proses perencanaan program KOTAKU Kota Bandar

Lampung yang dilakukan oleh masyarakat dan penyelenggara tingkat

kelurahan.

b. Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan

Untuk mengetahui sejauh mana proses pemngambilan keputusan yang

dilakukan masyarakat dan pihak penyelenggara tingkat kelurahan.

c. Partisipasi dalam Evaluasi

Untuk mengetahui sejauh mana proses evaluasi oleh pihak penyelenggara

tingkat kelurahan terhadap pelaksanaan program.

d. Konseling/konsultasi

Untuk mengetahui proses konsultasi program oleh penyelenggara tingkat

kelurahan terhadap masyarakat.

e. Partisipasi dalam Pelaksanaan

Untuk mengetahui pelaksanaan yang dilakukan oleh masyarakat dan

penyelenggara program tingkat kelurahan.

f. Pendampingan

Untuk mengetahui pendampingan yang dilakukan oleh penyelenggara

program tingkat kelurahan kepada masyarakat.

g. Rehabilitasi (pemulangan atau pemberdayaan)

2. Bentuk Partisipasi Fisik

Bentuk partisipasi secara fisik merupakan bentuk partisipasi masyarakat

dalam bentuk menyelenggarakan usaha-usaha seperti membangun dan

mendirikan gedung atau fasilitas untuk masyarakat, seperti gedung sekolah

Page 55: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

36

penyediaan buku dan usaha beasiswa. Berdasarkan penjelasanya partisipasi

fisik merupakan partisipasi yang dilakukan secara nyata dan dapat dilihat atau

dirasakan, baik berupa tenaga, keterampilan, uang, harta benda dan lain

sebagainya. Partisipasi yang dilakukan masyarakat Keluarahan Sawah Lama

dalam program KOTAKU yaitu:

a. Materi (Matrials) / bahan dan kebutuhan yang diperlukan

Untuk mengetahui bahan dan kebutuhan apa saja yang diperlukan

masyarakat dan penyelenggara tingkat kelurahan dalam

pelaksanaan program KOTAKU

b. Mesin (Machines) berupa pengadaan sarana prasarana kelompok

Untuk mengetahui pengadaan sarana dan prasarana oleh pihak

penyelenggara tingkat kelurahan terhadap masyarakat dalam

pelaksanaan program.

c. Uang (Money) atau pemberian modal usaha

3. Faktor-faktor yang menjadi kendala-kendala pelaksanaan program KOTAKU

(Kota Tanpa Kumuh) di Kelurahan Sawah Lama.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang diambil ialah Kelurahan Sawah Lama Kota Bandar

Lampung. Alasan pemilihan lokasi ini ialah karena Kelurahan Sawah Lama

termasuk dalam kelurahan yang tergolong kawasan kumuh di Kota Bandar

Page 56: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

37

Lampung dan juga karena terdapat permasalahan mengenai partisipasi

masyarakat dalam berlangsungnya Program KOTAKU.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan

berbagai cara. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang benar dan akurat

sehingga mampu menjawab permasalahan penelitian maka pengumpulan data

yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

1) Wawancara

Menurut Sugiyono (2013:194) wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.

Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri sendiri atau self-report,

atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Jadi

dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih

mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan

fenomena yang terjadi. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data

langsung terkait dengan partisipasi dari penyelenggara program KOTAKU

tingkat Kelurahan Sawah Lama dan masyarakat. Adapun yang menjadi

informan dalam penelitian ini adalah:

Page 57: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

38

Tabel 2.1 Data Informan Penelitian

No. Informan Informasi Tanggal Wawancara

1 Koordinator BKM(Badan KeswadayaanMasyarakat) KelurahanSawah Lama.

Informasi tentang programKOTAKU dan permasalahandalam pelaksansaan program

12 September 2018

2 Sekertaris BKM (BadanKeswadayaanMasyarakat) KelurahanSawah Lama.

Peran masyarakat dalampelaksanaan programKOTAKU

12 September 2018

3 Fasilitator tingkatKelurahan Sawah Lama

Informasi mengenai prosespelaksanaan program

14 September 2018

4 Ketua KSM KelurahanSawah Lama

Koordinasi dalam ProgramKOTAKU

14 September 2018

Sumber : diolah Peneliti, 2018

2) Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode

wawancara dalam penelitian kualitatif. Studi ini merupakan salah satu

teknik pengumpulan data dengan melihat atau menganalisis dokumen-

dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain tentang subjek.

Studi dokumentasi ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari sudut

pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang

ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan. Dokumentasi

ini diambil untuk memperoleh data-data, foto, serta catatan lapangan yang

berkaitan dengan partisipasi masyarakat di kelurahan Sawah Lama.

3) Observasi

Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi yang

sebenarnya di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek

Page 58: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

39

penelitian maka, peneliti memilih observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu

suatu teknik pengamatan dimana peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang

dilakukan oleh objek yang diselidiki. Peneliti secara langsung mengamati

partisipasi masyarakat Kelurahan Sawah Lama terhadap penyelenggara tingkat

kelurahan dalam pelaksanaan program KOTAKU.

E. Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik analisis data Menurut

Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013:338) yang meliputi:

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peniliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan. Reduksi data merupakan proses penggabungan dan

penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk

tulisan yang akan dianalisis.

b. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data merupakan pembagian pemahaman peneliti tentang hasil

penelitian. Penyajian data mempermudah peneliti dalam melihat gambaran

secara keseluruhan dari penelitian. Pada penelitian ini, penyajian data yang

digunakan pada data yang telah direduksi yaitu disajikan dalam bentuk

Page 59: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

40

naratif yang didukung oleh dokumen-dokumen, tabel data, foto maupun

gambar yang berkaitan dengan penelitian.

c. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi)

Pengambilan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam rangkaian analisis

data kualitatif. Peneliti menganalisis dan mencari pola, tema, hubungan

persamaan hal-hal yang sering timbul yang dituangkan dalam kesimpulan.

Dalam penelitian ini, pengambilan kesimpulan dilakukan dengan

pengambilan intisari dari serangkaian kategori hasil penelitian berdasarkan

wawancara, dan dokumentasi hasil penelitian.

F. Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dikatakan valid atau sah apabila

tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang

sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Untuk menetapkan keabsahan data

diperlukan teknik pemeriksaan. Uji keabsahan data dalam penelitian ini meliputi :

1. Credibility (Derajat Kepercayaan)

Derajat kepercayaan mempertunjukan bahwa hasil-hasil penemuan dapat

dibuktikan dengan cara peneliti melakukan pengecekan dalam berbagai

sumber yaitu dengan mewawancarai lebih dari satu informan yang berasal

dari elemen yang berbeda.

Untuk menguji credibility, peneliti melakukan:

a. Triangulasi

Page 60: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

41

Peneliti menggunakan triangulasi sumber yang mana dilakukan dengan

membandingkan hasil wawancara kepada sumber berbeda seperti

sumber dokumentasi dan observasi dari berbagai informan yang

berbeda, kemudian hasil wawancara dikategorisasikan mana pandangan

yang sama, berbeda, dan spesifik.

b. Pengecekan Sejawat

Pengecekan sejawat dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau

hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-

rekan sejawat agar hasil penelitian dapat lebih baik.

c. Kecukupan Refrensial

Kecukupan refrensial dilakukan dengan mengumpulkan bahan-bahan,

catatan-catatan, rekaman-rekaman yang berhubungan dengan penelitian

untuk menguji kembali penelitian yang ada.

2. Transferability (Keteralihan)

Pengujian ini berkaitan dengan sampai mana hasil penelitian ini dapat

diterapkan atau dingunakan dalam situasi lain. Transferbility akan tercapai

bila pembaca memperoleh gambaran yang sedemikian jelas. Oleh sebab

itu, penelitian akan menyajikan laporan yang sedemikian rinci, jelas,

sistematis dan dapat dipercaya.

3. Dependability (Kebergantungan)

Pengujian ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap

keseluruhan proses penelitian. Pengujian dependanbility dalam penelitian

Page 61: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

42

ini dilakukan oleh pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas

peneliti dalam melakukan penelitian.

4. Conformability (Kepastian)

Uji kepastian dilakukan dengan mengadakan seminar yang dihadiri oleh

rekan sejawat beserta pembimbing.Uji kepastian dilakukan untuk melihat

apakah data hasil laporan bersifat objektif atau tidak. Objektif berarti dapat

dipercaya, faktual dan dapat dipastikan.

Page 62: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, terkait dengan partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan program KOTAKU kelurahan Sawah Lama, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Partisipasi Non-Fisik masyarakat dalam pelaksanaan Program KOTAKU di

kelurahan Sawah Lama:

a. Bentuk partisipasi masyarakat secara non-fisik adalah dengan

melakukan kegiatan agenda pokok masyarakat seperti melakukan

perencanaan, pengambilan keputusan dan evaluasi serta adanya

pelaksanaan pemberdayaan, pendampingan. Dalam hal tersebut

masyarakat mempunyai peran aktif untuk berpartisipasi, walaupun pada

pelaksanaannya program KOTAKU masih terhambat akibat kesadaran

masyarakat sendiri mengikuti setiap agenda yang ada.

b. Bentuk partisipasi fisik yang dilakukan masyarakat adalah mewujudkan

partisipasinya dalam bentuk: Materi (Materials) bahan dan kebutuhan

yang diperlukan dalam kelompok pemberdayaan, mesin (Machines)

berupa pengadaan sarana prasarana kelompok, serta uang (Money) atau

pemberian modal usaha. Masyarakat mempunyai peran secara mandiri

untuk menyediakan kebutuhan tersebut. Dan juga masyarakat secara

Page 63: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

86

penuh tidak dapat menyediakan kebutuhan tersebut, maka masyarakat

lebih ditekankan untuk berkerjasama dengan pihak yang terlibat dalam

program KOTAKU.

B. SaranAdapun saran yang dapat peneliti berikaan sesuai dengan analisa Program KOTAKU

Di Kelurahan Sawah Lama adalah sebagai berikut :

1. Sebelum kegiatan dilaksanakan sangat dibutuhkan akan kesadaran masyarakat

untuk berpartipasi, hal ini berkaitan dengan tugas dari pihak-pihak yang

terlibat.

2. Evaluasi yang dilakukan dalam wujud Rembug Warga Tahunan (RWT)

seharusnya dapat diikuti oleh seluruh masyarakat, dan juga evaluasi

seharusnya dilakukan lebih rutin tidak terbatas satu tahun sekali

Page 64: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

87

DAFTAR PUSTAKA

Adasasmita, Rahardjo. 2010. Pembangunan dan Tata Ruang. Yogyakarta: GrahaIlmu

Astuti D, Siti Irene 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalamPendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Handayaningrat, S. 1985. Administrasi Pemerintahan dalam Pembangunan Nasional.Penerbit Gunung Agung, Jakarta.

Hasibuan, Malayu. 2008. Manajemen dasar, pengertian dan masalah. Jakarta: PTBumi Aksara

Inu Kencana, Syafei. 1998. Manajemen Pemerintahan. Jakarta: PT Pertja.

Khomarudinm. 1997, Menelusuri Pembangunan Perumahan dan Permukiman,Jakarta:

Yayasan Real Estate Indonesia, PT. Rakasindo, Jakarta.

Mardikanto, Toto dan Poerwoko Soebianto. 2013. Pemberdayaan Masyarakat DalamPersepektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Ndraha, Taliziduhu. 2011. Kybernology. Yogyakarta: Gajah Mada UniversityPress.

Pramana, Gilang. 2013. Pembangunan Fisik dan Non Fisik Di Desa Bedak AkarKecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara. eJournal IlmuAdministrasi Negara Vol:2

Soetomo. 2008. Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta : Putra Pelajar.

Soetrisno, Loekman. 2004. Menuju Masyarakat Partisipatif. Jakarta: Kanisius.

Sondang P. Siagian, 2005. Administrasi Pembangunan. Jakarta : Bumi Aksara.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta.

Page 65: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTAKU (KOTA …digilib.unila.ac.id/58443/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB... · 2019-08-12 · PRAYOGA BIANTARA Kawasan kumuh perkotaan menjadi satu

88

Sutarto. 2002. Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta: Gajah Mada UniversityPress.

Sutiani, Eny Endang. 2006. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terciptanya KawasanPermukiman Kumuh Di Kawasan Pusat Kota. Magister Teknik PembangunanWilayah dan Kota. Pasca Sarjana Universitas Diponogoro

Syamsi, Ibnu. 1988. Pokok-Pokok Organisasi & Manajemen. Jakarta: PenerbitRineka Cipta.

Usman, Husaini. 2013 . Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi 4.Jakarta: Bumi Aksara.

Wursanto, Ignasius. 2003 . Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi.

1. Peraturan-peraturan

UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan PermukimanPeraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019

Surat Edaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor40/SE/DC/2016 Tentang Program Umum Kotaku Tanpa Kumuh

Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung No. 406/III.24/HK/2016 TentangPemukiman Kumuh Di Kota Bandar Lampung

ragamlampung.com