PROGRAM KOTAKU

54
PROGRAM I KOTA KOKU �=�H fT KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAK POS 1- 2 PROGRAM KOTAKU PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN INFRASTRUKTUR SKALA KAWASAN PROGRAM KOTA NPA KUMUH (KOKU) 2021

Transcript of PROGRAM KOTAKU

Page 1: PROGRAM KOTAKU

PROGRAM I KOTA

KOTAKU ��=�H fT KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM� DAN PERUMAHAN RAKYAT

POS 1- 2

PROGRAM KOTAKU PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN INFRASTRUKTUR SKALA KAWASAN

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)

2021

Page 2: PROGRAM KOTAKU
Page 3: PROGRAM KOTAKU

TIM PENYUSUN

Judul Buku : Prosedur Operasional Standar (POS) Perencanaan Dan Pelaksanaan Infrastruktur Skala Kawasan

Penasihat : J. Wahyu Kusumosusanto (Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat)

Pengarah : ▪ Aswin G. Sukahar (Kasubdit Kawasan Permukiman Wilayah III)

▪ Valentina(Koordinator PLT. Pengelolaan Infrastruktur Berbasis Masyarakat)

Pimpinan Redaksi : Mita Dwi Aprini (Wakil Kepala PMU NSUP)

Wakil Pimpinan Redaksi

: ▪ Mokhamad Fahrur Rifqie ▪ Mochammad Reyhan Firlandy

Redaktur Pelaksana : ▪ Chrisantum Aji Paramesti ▪ Maria Immaculata Krisna Adyasari▪ Yushi Rahayu▪ Ega Kartikawati▪ Siwi Sulistyaningtyas

Tim Penyusun : ▪ Laode M Jufri ▪ Maizil jalaludin▪ Rahmawati Fitri▪ Sugiyanto▪ Pramudji Widodo

Editor : Ayi Sugandhi

Disain Grafis : Benedictus Yudi

Kontributor : ▪ Tim Advisory ▪ Tim Bank Dunia▪ Robertha Erry▪ Puguh Endrianto

Page 4: PROGRAM KOTAKU
Page 5: PROGRAM KOTAKU

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN INFRASTRUKTUR SKALA KAWASAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)

Page 6: PROGRAM KOTAKU
Page 7: PROGRAM KOTAKU

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku i

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmatnya sehingga penyusunan Prosedur Operasi Standar (POS) Perencanaan dan Pelaksanaan Infrastruktur Skala Kawasan ini dapat diselesaikan. POS ini diharapkan menjadi acuan bagi pelaku Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) di tingkat pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota, serta seluruh pelaku program yang terkait dalam pelaksanakan Kegiatan Infrastruktur Skala Kawasan.

Sebagai upaya mendukung penuntasan kawasan permukiman kumuh sampai dengan 0 hektar, Program KOTAKU menyelenggarakan Kegiatan Infrastruktur Skala Kawasan melalui Dana Investasi Infrastruktur Skala Kawasan yang bersumber dari pinjaman luar negeri Islamic Development Bank (IDB), Bank Dunia, dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB). Investasi ditujukan untuk perbaikan atau peningkatan kualitas infrastruktur yang bersifat jaringan dengan pelayanan yang terkoneksi pada kawasan permukiman kumuh.

Agar pelaksanaan Kegiatan Infrastruktur Skala Kawasan ini dapat berjalan secara efektif dan efisien perlu diatur mekanisme pelaksanaan kegiatan. Melalui buku POS ini, diharapkan pelaksanaan pembangunan infrastruktur skala kawasan dapat dilaksanakan oleh seluruh pelaku program secara optimal.

Semoga bermanfaat.

Jakarta, Februari 2021

Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Ir. J. Wahyu Kusumosusanto, MUM

Page 8: PROGRAM KOTAKU

DAFTAR ISI

PENGANTAR........................................................................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... ii

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................................................... iii

I. MAKSUD DAN TUJUAN .................................................................................................................. 1

II. RUANG LINGKUP............................................................................................................................ 1

III. PENGERTIAN ................................................................................................................................. 1

IV. KETENTUAN UMUM ..................................................................................................................... 2

V. KRITERIA USULAN SKALA KAWASAN ............................................................................................ 3

VI. JENIS INFRASTRUKTUR SKALA KAWASAN .................................................................................... 7

VII. MEKANISME PENGUSULAN DAN PERSETUJUAN KEGIATAN SKALA KAWASAN ........................... 11

VIII.TATA PERAN DAN TANGGUNG JAWAB ........................................................................................ 14

IX. TAHAP PERENCANAAN TEKNIS ..................................................................................................... 16

X. TAHAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI........................................................................................ 21

XI. TAHAPAN KEBERLANJUTAN.......................................................................................................... 36

LAMPIRAN .......................................................................................................................................... 41

ii Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

Page 9: PROGRAM KOTAKU

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku iii

DAFTAR SINGKATAN

AIIB : Asian Infrastructure Investment Bank APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara BDI : Bantuan Dana Investasi BKM : Badan Keswadayaan Masyarakat DED : Detailed Engineering Design FHO : Final Hand Over/ Penyerahan Akhir Pekerjaan IDB : Islamic Development Bank KK : Kepala Keluarga KMP : Konsultan Manajemen Pusat KMT : Konsultan Manajemen Teknik KMW : Konsultan Manajemen Wilayah KPP : Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara Korkot : Koordinator Kota KOTAKU : Kota Tanpa Kumuh LARAP : Land Acquisition and Resettlement Action Plan LKM : Lembaga Keswadayaan Masyarakat LPJ : Laporan Pertanggungjawaban M&E : Monitoring and Evaluation MP : Memorandum Program NSUP : National Slum Upgrading Program O&P : Operasional dan Pemeliharaan OJT : On the Job Training OPD : Organisasi Perangkat Daerah PHO : Provisional Hand Over / Serah Terima Pertama Pekerjaan PJM : Perencanaan Jangka Menengah PKP : Perumahan dan Kawasan Permukiman PKP2B : Pengembangan Kawasan Permukiman dan Penataan Bangunan PLPBK : Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas PMU : Project Management Unit Pokja PKP : Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman POS : Prosedur Operasi Standar PPK : Pejabat Pembuat Komitmen PUPR : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RAB : Rencana Anggaran Biaya RDTR : Rencana Detail Tata Ruang

Page 10: PROGRAM KOTAKU

RDTRK : Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan RKP-KP : Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan RP2KP-KP : Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Perkotaan RPLP : Rencana Penataan Lingkungan Permukiman RT/RW : Rukun Tetangga/ Rukun Warga RTH : Ruang Terbuka Hijau RTPLP : Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah Satker : Satuan kerja SIM : Sistem Informasi Manajemen SK : Surat Keputusan SP3 : Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan SPM : Surat Perintah Membayar SPK : Surat Perintah Kerja SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja SPP : Surat Permintaan Pembayaran SPPL : Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan TAPP : Tenaga Ahli Perencanaan Partisipatif TPA : Tempat Pembuangan Akhir (Sampah) TIPP : Tim Inti Perencanaan Partisipatif TPS : Tempat Penampungan Sementara (Sampah) TPS-3R : Tempat Pengelohan Sampah Reduce, Reuse, Recycle TPST : Tempat Pengelohan Sampah Terpadu

UKL/UPL : Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

ULP : Unit Layanan Pengadaan UP : Unit Pengelola UPL : Unit Pengelola Lingkungan

iv Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

Page 11: PROGRAM KOTAKU

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku 1

I. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud penyusunan POS Perencanaan dan Pelaksanaan Infrastruktur Skala Kawasan ini adalah sebagai petunjuk teknis bagi pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah daerah, serta seluruh pelaku Program KOTAKU dalam pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Skala Kawasan pada Program KOTAKU.

Tujuan POS ini yaitu untuk memberikan petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Skala Kawasan memenuhi ketentuan teknis dan administrasi sebagaimana dipersyaratkan dalam Program KOTAKU.

II. RUANG LINGKUP

POS Perencanaan dan Pelaksanaan Infrastruktur Skala Kawasan mencakup pengertian, ketentuan umum, kriteria usulan, jenis infrastruktur, mekanisme pengusulan dan persetujuan kegiatan, serta tahapan perencanaan, pelaksanaan konstruksi, hingga keberlanjutan infrastruktur skala kawasan dalam upaya peningkatan kualitas permukiman kumuh.

III. PENGERTIAN

Infrastruktur Skala Kawasan adalah infrastruktur yang mempunyai fungsi layanan primer atau sekunder, atau infrastruktur penghubung dari fungsi layanan tersier di permukiman kumuh ke infrastruktur dengan layanan yang lebih besar dalam sistem kota. Perencanaan infrastruktur skala kawasan mengacu pada indikator kumuh Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), sesuai dengan konsep perencanaan kawasan dalam dokumen RP2KP-KP/ SIAP/ MP-RP2KPKP yang telah disusun oleh pemerintah kabupaten/ kota.

Pembangunan dan peningkatan kualitas infrastruktur dan pelayanan perkotaan menggunakan alokasi Dana Infrastruktur Skala Kawasan dengan lokasi sasaran 100 kabupaten/ kota terpilih yang ditentukan dalam Project Appraisal Document antara Pemerintah Pusat dengan donor Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU).

1. Investasi ditujukan untuk perbaikan atau peningkatan kualitas infrastrukturdengan skala kawasan yang tidak dapat dikerjakan oleh masyarakat sepertiskema pembangunan infrastruktur skala lingkungan, karena bersifatkompleks dan membutuhkan teknologi tinggi, sehingga hanya dapat

Page 12: PROGRAM KOTAKU

2 Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

dikerjakan oleh penyedia jasa yang memiliki keahlian dalam pembangunan infrastruktur. Infrastruktur skala kawasan meliputi jaringan jalan, drainase, sistem sanitasi, air minum, dan pengelolaan persampahan.1 Penanganan dengan skala kawasan diharapkan menuntaskan permasalahan kumuh secara komprehensif/ menyeluruh pada 7 aspek kekumuhan melalui skema kolaborasi.

IV. KETENTUAN UMUM

Ketentuan umum penyelenggaraan Infrastruktur Skala Kawasan adalah sebagai berikut: 1. Kawasan yang diusulkan merupakan kawasan permukiman kumuh yang

tercantum dalam SK Kumuh yang ditetapkan Bupati/ Walikota.2. Pokja PKP di tingkat kabupaten/ kota telah terbentuk dan berfungsi, serta memiliki

alokasi APBD untuk Biaya Operasional Penyelenggaraan.3. Usulan kegiatan merupakan hasil rumusan perencanaan yang tertuang dalam

RP2KP-KP/ SIAP/ MP-RP2KPKP yang telah terintegrasi dan selaras dengan sistemperencanaan di tingkat Kabupaten/ Kota, seperti RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota,dan atau dokumen lainnya yang relevan (Rencana Induk Drainase danPersampahan, RISPAM, SSK/ Memorandum Program Sanitasi, dsb).

4. Lahan disiapkan oleh Pemerintah Daerah. Lahan harus mempunyai peruntukandan fungsi sesuai dengan RTRW/RTDRK dan mempunyai status kepemilikan yangjelas. Lahan yang akan digunakan sebagai lokasi pembangunan merupakan lahanyang siap bangun (clean & clear).

5. Infrastruktur yang diusulkan harus terintegrasi dengan infrastruktur skalalingkungan, yang ditunjukkan dalam rencana kawasan komprehensif, agar dapatmemberikan dampak langsung terhadap pengurangan luasan permukimankumuh.

6. Terdapat kolaborasi penanganan dan pendanaan berbagai sektor oleh PemerintahPusat, Provinsi, Kabupaten/Kota termasuk swasta, masyarakat, dan pihak terkaitlainnya.

7. Pengarusutamaan pengelolaan dampak lingkungan dan sosial, pengurangan risikobencana, dan kesetaraan gender (memaksimalkan peran dan keterlibatan kaumperempuan, masyarakat dengan keterlibatan fisik, kaum lansia, dan masyarakatmarginal).

8. Pemerintah Kabupaten/Kota bersedia menyiapkan rencana induk dan rencanatapak penataan kawasan permukiman kumuh, DED Infrastruktur Skala Kawasan,

1 Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya nomor 40 tahun 2016 tentang Pedoman Umum Program Kota Tanpa Kumuh.

Page 13: PROGRAM KOTAKU

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku 3

serta dokumen pengelolaan dampak lingkungan (UKL/UPL, SPPL) dan dokumen pengelolaan dampak sosial (LARAP, Rencana Penyiapan Lahan, atau dokumen sejenis), mengacu pada kebijakan daerah dan Kerangka Kerja Pengelolaan Dampak Lingkungan dan Sosial (ESMF) Program KOTAKU. Dokumen tersebut harus disetujui dan disahkan oleh instansi atau pihak terkait.

Kegiatan-kegiatan infratruktur yang tidak dapat dibiayai Program KOTAKU diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya nomor 40 tahun 2016 tentang Pedoman Umum Program KOTAKU.

V. KRITERIA USULAN SKALA KAWASAN

Kriteria usulan Infrastruktur Skala Kawasan yaitu: 1. Lokasi berada pada Kawasan yang memiliki fungsi strategis terhadap pengembangan

kota/kawasan di sekitarnya sesuai dengan peruntukan tata ruang dalam RTRW/RDTR, memiliki luasan kumuh >15 ha dan memiliki kejelasan status lahan;

2. Usulan infrastruktur berada dibawah kewenangan kota dan memberikanpelayanan yang terkoneksi dengan permukiman kumuh;

3. Memberikan kontribusi terhadap pengurangan luasan kumuh secara signifikandengan skema kolaborasi/keterpaduan;

4. Dokumen teknis telah disediakan oleh pemerintah daerah secara lengkap, sesuaistandar teknis dan peraturan yang berlaku.

Untuk memastikan setiap usulan skala kawasan memenuhi kriteria tersebut, akan dilakukan pembahasan dengan instrumen checklist dalam 4 tahap: (A) Kesesuaian Penentuan Lokasi, (B) Kesesuaian Usulan Infrastruktur, (C) Kesiapan Dokumen Perencanaan Teknis, dan (D) Kesiapan Pelelangan.

A. Penentuan Lokasi1. Aspek Kesesuaian dengan peruntukan dalam RTRW/RDTR

a. Lahan permukiman sesuai dengan peruntukan tata ruang;b. Jika lokusnya berada dalam kabupaten, lokasi berada di daerah

administrasi kelurahan/ desa urban;c. Mengacu pada RTRW yang telah diperdakan/dilegalkan.

2. Aspek Karakteristik lokasi/kawasana. Lokasi termasuk dalam SK Kumuh Bupati/ Walikota;

Page 14: PROGRAM KOTAKU

4 Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

b. Lokasi memiliki LUASAN KUMUH BESAR (>15 Ha) atau merupakan lokasiPKN/KSN dan memiliki potensi pengurangan luas kumuh besar jikaditangani. Untuk lokasi PKN/ KSN, seluruh kegiatan dapat dibiayai dengan APBN. Untuk Kawasan startegis Provinsi/ Kabupaten/ Kota sebagaimana ditetapkan dalam perda, APBN hanya bersifat stimulus dan untuk lokasi di luar Kawasan strategis maka luasan Kawasan harus lebih dari 15 Ha dan APBN bersifat sebagai stimulus.

c. Kawasan Memiliki Fungsi Strategis terhadap pengembangan kota/kawasandi sekitarnya. Kawasan memiliki potensi sosial, ekonomi dan budayauntuk dikembangkan, atau menjadi destinasi baru (seperti: Wisata/ Budaya/ Pendidikan/ Heritage);

d. Kawasan terkoneksi dengan lokasi sekitarnya dari segi aksesibilitas,sekuritas, dst.

3. Aspek Legalitas Kepemilikan LahanLahan memiliki legalitas kepemilikan (SHM/ HGU/ Ijin Pakai).Program KOTAKU tidak memberikan investasi infrastruktur skala Kawasan dilahan yang belum clean & clear

4. Aspek Dukungan Kebijakan Kabupaten/ Kotaa. Pemkab/Pemkot telah memiliki Perangkat Peraturan perundang-

undangan atau NSPK (Peraturan Daerah, Surat Keputusan, Surat Edaran)terkait perumahan dan permukiman kumuh yang sudah dilegalkan atau sedang dalam proses penyusunan sehingga dapat menjadi acuan perencanaan;

b. Pemda telah memiliki perencanaan sektor untuk pemenuhan infrastrukturdasar (7 aspek);

c. Pemda sudah memiliki kebijakan mengenai pengadaan tanah dan ataurelokasi (opsional);

d. Pemda sudah memiliki roadmap/skenario penanganan kumuh kabupaten/kota.

B. Kesesuaian Usulan Infrastruktur1. Aspek Ketersediaan Dokumen Perencanaan

a. RP2KPKP/SIAP/MP-RP2KPKP tersedia dan telah dilegalkan atau dalamproses legalisasi;

b. Peta perencanaan sektoral level kabupaten/ kota tersedia dan disajikandalam peta tematik kawasan;

Page 15: PROGRAM KOTAKU

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku 5

c. Masterplan Kawasan;d. Siteplan Sub-Kawasan.

2. Profil Kumuh Kawasana. Baseline Numerik Permasalahan Kumuh Kawasan;b. Skoring Permasalahan Kumuh.

3. Analisis Kawasana. Analisis GAP kekumuhan antar aspek/sektor;b. Analisis status kepemilikan tanah;c. Analisis kebutuhan penanganan, cakupan layanan dan interkoneksi

jaringan.Catatan: infrastruktur yang akan dibangun berada dalam jaringan kota, yang kewenangan pengelolaannya dimungkinkan dari pemda kabupaten/ kota;

d. Analisis keterpaduan penanganan kumuh yang disajikan dalam petaketerpaduan.

4. Desain Kawasana. Usulan kegiatan menangani permasalahan kekumuhan, penanganan

kumuh tuntas di semua aspek dan proyeksi skor kekumuhan akhir <19,dan telah memperhitungkan kegiatan kolaborasi;

b. Memiliki TEMA KAWASAN yang sesuai dengan rencana dan program yangdikembangkan Pemda (mengacu pada dokumen-dokumen perencanaandi level kabupaten/ kota);

c. Sudah mempertimbangkan INTERKONEKSI jaringan dan layananinfrastruktur;

d. Terdapat PERUBAHAN WAJAH KAWASAN jika infrastruktur dibangun/kawasan ditata, yang disajikan dengan gambar 3D/ animasi/ ilustrasibefore-after;

e. Desain kawasan menonjolkan KEKHASAN WILAYAH/ local wisdom daninovasi (opsional);

f. Desain kawasan memberikan ruang dan peluang pengembangan sosialekonomi lokal.

5. Timeline Kegiatana. Timeline pentahapan penanganan kawasan multisektor tersedia (dan

disahkan pemda);

Page 16: PROGRAM KOTAKU

6 Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

b. Timeline tahapan perencanaan, pelaksanaan konstruksi hinggapemeliharaan yang ditandatangani Ketua Pokja PKP dan Satker PKPProvinsi sebagai KPA.

6. Dukungan Pemdaa. Kesiapan pendanaan APBD untuk penyusunan DED;b. Kesiapan pendanaan APBD untuk penyusunan dokumen safeguard

lingkungan (SPPL/ UKL-UPL/ AMDAL) dan dokumen safeguard sosial(LARAP/LARPF atau dokumen sejenis);

c. Kesiapan pendanaan APBD jika terjadi penggantian kompensasi/relokasisementara/relokasi menetap jika terdapat WTP (opsional);

d. Surat Pernyataan Kesiapan Pemda menerima dan memelihara asset(format terlampir).

C. Kriteria Kesiapan Dokumen Perencanaan Teknis1. Desain Konstruksi

a. Desain konstruksi sesuai dengan standar teknis;b. Desain konstruksi ramah lingkungan dan telah mempertimbangkan desain

universal;c. Telah mempertimbangkan pilihan jenis konstruksi dan cakupan

pelayanan, serta menyertakan perhitungan teknis konstruksi;d. Menggunakan teknologi/ produk Balitbang PUPR untuk perumahan &

permukiman (contoh RCMS, RISHA, biofilter apung, dll) (opsional).

2. Kelengkapan Dokumen Teknis Konstruksia. Siteplan Sub-Kawasan skalatis;b. Gambar kerja lengkap (mencakup gambar siteplan infrastruktur, denah,

tampak, potongan, gambar rencana struktur, rencana utilitas dan gambardetail), dengan skala sesuai standar/ kebutuhan;

c. RAB sesuai permen PUPR No 28/PRT/M tahun 2016, item pekerjaan danperhitungan volume pada RAB sesuai/sinkron dengan gambar;

d. Spesifikasi Teknis sesuai dengan gambar;e. Master schedule dan Kurva “S” Konstruksi;f. Dokumen teknis telah disahkan/ditandatangani oleh pihak terkait.

3. Kelengkapan Dokumen Pengelolaan Dampak Sosial & Lingkungan, dandokumen pendukung lainnyaa. SPPL atau UKL-UPL;b. Rencana Penyiapan Lahan, LARAP,Ijin Pakai;

Page 17: PROGRAM KOTAKU

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku 7

c. Dokumen pendukung lainnya (misal: SOP Operasional dan PemeliharaanTPST, dst).

Ketiga kriteria usulan kegiatan skala kawasan (Penentuan Lokasi, Kesesuaian Usulan Infrastruktur, dan Kesiapan Dokumen Perencanaan Teknis) akan menjadi pertimbangan penilaian dan persetujuan usulan oleh PMU.

Kriteria yang sifatnya opsional harus disediakan pada kasus tertentu yang membutuhkan persyaratan khusus.

VI. JENIS INFRASTRUKTUR SKALA KAWASAN

Jenis infrastruktur yang dapat dibiayai dengan Dana Investasi Infrastruktur Skala Kawasan antara lain: 1. Jalan dan jembatan

Pembangunan atau peningkatan jalan (termasuk talud pada bantaran sungai)yang termasuk dalam kategori sistem jaringan jalan primer, sekunder, atau jalanpenghubung dari jalan lingkungan ke sistem jaringan jalan yang lebih besar.

Jalan penghubung yang diijinkan yaitu ruas jalan yang statusnya berada di bawahkewenangan pemerintah kabupaten/kota, termasuk jalan-jalan lingkungan danjalan inspeksi di sepanjang bantaran sungai. Untuk usulan jalan penghubungberupa jalan lingkungan yang tidak memiliki status, pemerintah kabupaten/kotawajib melampirkan surat kesediaan untuk melaksanakan tanggung jawaboperasional dan pemeliharaan jalan.

Pembangunan dan peningkatan jalan penghubung berupa jalan lingkungandidasarkan pada data panjang jalan ideal dan kualitas permukaan jalan lingkungandalam baseline kumuh kelurahan, dan mengacu pada Peraturan MenteriPekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 2 tahun 2016 tentangPeningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh atauperubahannya;

Untuk usulan jaringan jalan/ jembatan primer atau sekunder yang telah memilikistatus di bawah kewenangan kabupaten/ kota perlu melampirkan kondisi ruasjalan/ jembatan berupa nilai Road Condition Index (RCI), International

Page 18: PROGRAM KOTAKU

8 Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

Roughness Index (IRI), dan Lintas Harian Rata-rata (LHR) atau nilai kondisi kerusakan jembatan.2

Kategori kegiatan penanganan jalan dan jembatan yang dapat dibiayai dengan Dana Investasi Infrastruktur Skala Kawasan adalah: a. Pemeliharaan Berkala atau Rehabilitasi (Kondisi Jalan Rusak Ringan);b. Peningkatan (Kondisi Jalan Rusak Berat);c. Pembangunan Baru.

Sedangkan untuk kegiatan pemeliharaan rutin diharapkan menggunakan sumber dana APBD.

Untuk kegiatan peningkatan jalan yang berupa pekerjaan pelebaran jalan, lebar badan jalan yang disyaratkan untuk jalan lokal/ kabupaten

2. DrainasePembangunan atau peningkatan kualitas drainase yang termasuk dalam kategorisistem jaringan drainase utama, tanggul pengendali banjir, bangunan terjunan,gorong-gorong, kolam retensi, serta sistem polder beserta bangunan dan fasilitaspelengkapnya.

Berdasarkan Permen PU nomor 12 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan SistemDrainase Perkotaan, jenis drainase perkotaan berdasarkan fungsi layanan yaitu:a. Sistem drainase local

Sistem drainase lokal adalah saluran awal yang melayani suatu kawasan kotatertentu seperti komplek, areal pasar, perkantoran, areal industri dankomersial. Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi tanggung jawabmasyarakat, pengembang/ pengelola kawasan atau instansi lainnya.

b. Sistem drainase utamaSistem drainase utama adalah jaringan saluran drainase primer, sekunder,tersier beserta bangunan pelengkapnya yang melayani kepentingan sebagian

Petunjuk teknis dalam menentukan nilai RCI berdasarkan jenis permukaan dan kondisi secara visual dapat mengacu kepada Lampiran I Permen PU No 33/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur.

Page 19: PROGRAM KOTAKU

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku 9

besar warga masyarakat. Pengelolaan sistem drainase utama merupakan tanggung jawab pemerintah kabupaten/ kota.

Gambar 1. Sistem Drainase Perkotaan

Penanganan saluran drainase dengan rehabilitasi atau peningkatan kualitas saluran ditentukan dari kondisi kerusakan fisik saluran. Penilaian kondisi kerusakan fisik dilakukan berdasarkan kondisi kerusakan sebagai berikut: a. Kerusakan struktur, yaitu saluran runtuh, saluran pecah, atau saluran retak;b. Kerusakan bangunan lain pada saluran drainase;c. Penyumbatan akibat sampah, sedimen, tumbuhan dan material lain pada

saluran.

Program KOTAKU dapat membiayai panjang efektif saluran dengan jenis kerusakan saluran runtuh, pecah atau pembangunan baru drainase sekunder/primer dalam hal kawasan kumuh memerlukan penanganan terhadap genangan. Penanganan saluran retak dapat dilakukan dengan pemeliharaan rutin menggunakan APBD. Begitu pula permasalahan yang disebabkan sampah, sedimen, tumbuhan dan material lain. Kegiatan peningkatan kapasitas saluran drainase harus didukung dengan hasil kajian atau perhitungan teknis.

Page 20: PROGRAM KOTAKU

10 Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

3. Jaringan air limbahKegiatan pembangunan atau peningkatan kualitas jaringan air limbah skalakawasan meliputi perluasan cakupan layanan sistem perpipaan sanitasi kota danpembangunan IPAL dengan cakupan layanan minimal 50 SR termasuk jaringanperpipaan.Persyaratan untuk pembangunan IPAL yaitu:a. IPAL harus mampu mengolah Black Water (tinja) dan Grey Water (seperti air

buangan dari dapur, tempat cuci, kamar mandi) serta limbah industri rumahtangga yang bersifat organik.

b. Lokasi bangunan IPAL harus tersedia akses untuk mobil pengangkutan limbahpadat.

4. Jaringan air minumKegiatan pembangunan atau peningkatan kualitas jaringan air minum skalakawasan meliputi perluasan cakupan layanan sistem air minum kota. Infrastrukturair minum yang dapat dibangun adalah bangunan In-take, Sumur Bor, jaringanpipa transmisi, pipa distribusi, reservoir, pompa, rumah pompa, dan bangunanpelengkap lainnya. Pengembangan SPAM Berbasis Masyarakat dengan cakupanlayanan minimal 50 KK dapat diusulkan di lokasi yang tidak dijangkau oleh PDAMyang dibuktikan dengan kriteria memiliki kelembagaan pengelola SPAM, memilikisumber air baku yang memadai dan ijin pengambilan/ pemakaiannya (SIPA).

Sambungan rumah (SR) air minum ditangani melalui kolaborasi/pemda.

5. Jaringan persampahanKegiatan pembangunan atau peningkatan kualitas jaringan persampahan skalakawasan meliputi pembangunan/ peningkatan layanan TPS-3R, Stasiun PeralihanAntara (SPA), TPST yang cakupan wilayah pelayanannya lebih dari 1 kelurahan,termasuk peralatan pengolahan sampah seperti mesin pencacah/ pengolahan.Ketentuan pembangunan prasarana dan sarana persampahan mengacu padaPeraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 3 tahun 2013 tentangPenyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam PenangananSampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.Pembangunan/ peningkatan layanan persampahan harus disesuaikan denganRencana Induk Persampahan, dan dalam proses perencanaan teknis sebaiknyamendapatkan rekomendasi teknis dari Satker PLP Provinsi setempat.

Page 21: PROGRAM KOTAKU

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

6. Jaringan proteksi kebakaranKegiatan pembangunan atau peningkatan kualitas jaringan proteksi kebakaranmeliputi: pembangunan instalasi Proteksi Kebakaran Aktif (Penampungan Air,Pompa, Rumah Pompa, perpipaan, Hidran Kebakaran, Selang) atau ProteksiKebakaran Pasif (Hidran Kebakaran dan perpipaan).

7. Ruang terbuka publik dan bangunan pelengkapPembangunan fasilitas umum, fasilitas pelengkap dari infrastruktur utama yangdibangun, antara lain meliputi:a. Taman bermain, taman tematik, atau taman terbuka hijau yang berada pada

infrastruktur utama yang dibangun;b. Jalur pedestrian atau jalur sepeda;c. Street furniture atau hardscape berupa bangku taman, pot tanaman (built- in),

patio, dinding partisi, railing/ pagar, kolam hias/ water fountain, danpenerangan jalan umum (PJU).

Pengadaan softscape berupa pohon peneduh, tanaman, rumput hias, atau komposter menjadi tanggung jawab pemerintah kota/kabupaten.

Jenis infrastruktur yang tergolong ke dalam pelayanan skala lingkungan yang lebih kecil tidak dapat dibiayai Dana Investasi Infrastruktur Skala Kawasan, kecuali telah mendapat persetujuan dari PMU.

VII. MEKANISME PENGUSULAN DAN PERSETUJUAN KEGIATAN SKALA KAWASAN

Usulan kegiatan disusun oleh pemerintah kabupaten/kota melalui Pokja PKP kabupaten/ kota kepada Project Management Unit untuk Program KOTAKU. Mekanisme pengusulan dan persetujuan kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Skala Kawasan dijabarkan sebagai berikut:

(1) Berdasarkan penetapan delineasi kawasan kumuh dokumen RP2KPKP/SIAP/MP- RP2KPKP maka dipilih kawasan prioritas yang akan diusulkan untuk penangananskala kawasan sesuai kriteria pemilihan lokasi yang ditetapkan. Selama prosestersebut, pihak pemerintah kabupaten/kota melakukan koordinasi denganSatker PKP Provinsi;

(2) Usulan lokasi kawasan prioritas tersebut disampaikan kepada PMU, kemudiandiverifikasi dan disepakati bersama sesuai kriteria penentuan lokasi yangditetapkan;

(3) Berdasarkan kawasan prioritas yang disepakati, kemudian diusulkan kebutuhaninfrastruktur peningkatan kualitas permukiman kumuh yang akan ditangani

11

Page 22: PROGRAM KOTAKU

12 Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

sesuai masterplan kawasan atau sub kawasan tersebut. Selama proses tersebut, pihak pemerintah kab/kota melakukan koordinasi dengan Satker PKP Provinsi;

(4) Usulan kebutuhan infrastruktur peningkatan kualitas permukiman kumuhtersebut disampaikan kepada PMU, kemudian diverifikasi dan disepakatibersama sesuai kriteria kesesuaian usulan infrastruktur yang telah ditetapkan;

(5) Setelah usulan kebutuhan infrastruktur yang diusulkan telah disepakati bersamaPMU, kemudian dilakukan penyusunan dokumen teknis (DED) oleh pemerintahkab/kota dari dukungan APBD Kab/Kota. Selama proses tersebut, pihakpemerintah kab/kota melakukan koordinasi dengan Satker PKP Provinsi;

(6) Hasil penyusunan dokumen teknis infrastruktur peningkatan kualitaspermukiman kumuh tersebut disampaikan kepada PMU, kemudian diverifikasidan disepakati bersama sesuai kriteria kesiapan dokumen teknis (DED)infrastruktur yang telah ditetapkan;

(7) Setelah dokumen teknis (DED) infrastruktur yang diusulkan telah disepakatibersama PMU, kemudian dilakukan penyiapan dokumen lelang oleh Satker PKPProvinsi bersama Pokja ULP tingkat provinsi disampaikan kepada PMU

(8) Hasil penyiapan dokumen lelang kegiatan peningkatan kualitas permukimankumuh tersebut disampaikan kepada PMU untuk diverifikasi. Setelah dokumenlelang lengkap dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, selanjutnyadiajukan kepada Donor untuk mendapatkan persetujuan;

(9) Setelah mendapatkan persetujuan dari Donor, Satker PKP Provinsi melakukanproses lelang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Secara diagram, mekanisme seleksi kegiatan skala Kawasan tersebut dapat digambarkan seperti gambar berikut:

Page 23: PROGRAM KOTAKU

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku 13

Page 24: PROGRAM KOTAKU

14 Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

VIII. TATA PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

Adapun peran dan tanggung jawab pelaku pelaksanaan kegiatan Infrastruktur Skala Kawasan diuraikan sebagai berikut:

POKJA PKP KABUPATEN/KOTA SATKER PKP PROVINSI PMU NSUP & NUSP-2

1) Menyusun MemorandumProgram RP2KP-KP, termasukpenyiapan dana kolaborasipenanganan.

2) Menyiapkan lokasi kawasansesuai Readiness Criteria.a. Menyiapkan lahan clean

& clear.b. Menyusun dokumen

rencana pengelolaandampak sosial (LARAPatau Rencana PenyiapanLahan), dan rencanapengelolaan dampaklingkungan (SPPL atauUKL/UPL).

3) Menyusun perencanaana. Menyusun perencanaan

sesuai dengan RTRW/RDTR dan dokumen kotalainnya.

b. Menyusun dokumenperencanaan teknis (DED, RAB, Spektek).

c. Revisi dokumenperencanaan teknis dandokumen safeguard biladiperlukan.

1) Melaksanakanpendampingan danpengendalian dalam prosesperencanaan sampai denganserah terima aset.a. Ekspos usulan kegiatan

kab/kota di levelprovinsi.

b. Memberikan masukan teknis terhadap usulan kegiatan yang diajukan kab/kota.

2) Mengajukan usulankebutuhan anggaran untukkab/ kota yang siap lelangkepada PMU.

3) Melaksanakan lelang paketpekerjaan konstruksi.a. Menyiapkan Pokja ULP

untuk lelang paketpekerjaan konstruksi.

b. Menginput SystematicTracking of Exchanges inProcurement (STEP),khusus untuk paketpekerjaan dengansumber dana pinjamanluar negeri dari BankDunia.

1) Menyusun kebijakan terkaitpenanganan skala kawasan.

2) Melaksanakan pembinaankepada Satker PKP Provinsidan Pokja PKP Kab/Kota.

3) Melaksanakan seleksi danverifikasi usulan kegiatan skala kawasan kab/kota.

4) Menyiapkan anggaran untukpelaksanaan kegiatana. Mengajukan procuremen

plan kepada donor.b. Melaksanakan Revisi

DIPA untukpengalokasiankebutuhan anggarankab/kota yang siaplelang.

5) Monitoring dan evaluasi

4) Menyiapkan usulan kegiatandan mengajukannya kepadaSatker PKP Provinsi setempatdan PMU di level pusat.

4) Monitoring dan evaluasi

5) Menerima aset danmelaksanakan pengelolaanaset.

Page 25: PROGRAM KOTAKU

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku 15

Page 26: PROGRAM KOTAKU

16 Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

IX. TAHAP PERENCANAAN TEKNIS

Pada tahap perencanaan teknis, usulan konsep penanganan kumuh skala kawasan disusun berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Untuk memastikan bahwa pembangunan infrastruktur skala kawasan tidak berdampak negatif bagi masyarakat, dilaksanakan kajian pengamanan dampak sosial dan lingkungan. Bersamaan dengan itu DED disusun, lengkap dengan RAB, dan spesifikasi teknis/ RKS.

Produk utama kegiatan pada tahap ini yaitu: (1) Masterplan kawasan dan siteplan sub-kawasan, dilengkapi dengan konsep

penataan kawasan yang disajikan dalam 3D animasi dan maket kawasan;(2) Dokumen pengamanan dampak sosial berupa LARAP, Rencana Penyiapan

Lahan, atau dokumen sejenis;(3) Dokumen pengamanan dampak lingkungan berupa UKL/UPL atau SPPL; dan(4) Dokumen Perhitungan Teknis, DED, RAB, dan Spesifikasi Teknis/ RKS.

Penyiapan dokumen tersebut dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kota dengan pendampingan dari Tim Koordinator Kota, TMC, CE dan Konsultan Manajemen Wilayah Program KOTAKU. Penyusunan dokumen perencanaan teknis dapat dilakukan oleh konsultan perencana yang direkrut oleh pemerintah kabupaten/kota dengan sumber dana APBD.

Secara garis besar tahapan perencanaan teknis mencakup kegiatan sebagai berikut:

1. Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis

Ketentuan penyusunan dokumen perencanaan teknis Infrastruktur SkalaKawasan, yaitu:

a. Setiap kegiatan infrastruktur harus direncanakan dan dilaksanakan denganumur konstruksi selama 10 tahun terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaankonstruksi4. Penetapan umur konstruksi tersebut harus secara jelas dan tegasdinyatakan dalam dokumen perencanaan dan dokumen lelang dengandilengkapi dengan penjelasannya dandisepakati dalam kontrak kerjakonstruksi.

b. Dalam pemilihan bahan bangunan, teknologi konstruksi dan pelayananprasarana harus menerapkan kriteria keberlanjutan dari aspek sosial,

4 Berdasarkan Undang-Undang No 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi Pasal 25-27.

Page 27: PROGRAM KOTAKU

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

ekonomi, dan lingkungan serta harus mempertimbangkan kemungkinan bencana alam (tanggap bencana);

c. Setiap kegiatan infrastruktur harus direncanakan dan dibangun dengansebaik-baiknya, memenuhi persyaratan standar teknis/kriteria teknisbangunan yang layak dan sesuai peraturan yang berlaku, sehingga:(1) Menjamin Keselamatan (Kekuatan, Keamanan) dan Kesehatan warga

pengguna;(2) Bangunan dapat berfungsi optimal sesuai fungsi bangunannya;(3) Dapat dimanfaatkan secara aman dan mudah oleh warga pengguna,

termasuk bagi perempuan dan berkebutuhan khusus/difabel;(4) Tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan maupun

masyarakat (sosial);(5) Memenuhi persyaratan/kriteria administrasi bangunan;(6) Dapat dibangun dengan harga yang wajar/seimbang (tidak terlampau

mahal atau dibawah perkiraan wajar).d. Perencanaan teknis dilakukan dengan melibatkan masyarakat calon

pengguna, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat yang tinggal diKawasan Permukiman tersebut. Tim Korkot dan TMC akan membantukonsultan DED yang ditunjuk.

e. Dokumen perencanaan teknis terdiri dari siteplan sub-kawasan, rencanapengamanan dampak sosial/lingkungan, DED, RAB, Spesifikasi Teknis,Perhitungan Teknis. Dalam penyusunan rencana teknis rinci dapat mengacukepada standar teknis yang digunakan yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI)dan pedoman teknis lainnya, yaitu meliputi:(1) Rencana Induk Kawasan, standar teknis bidang ini antara lain: SNI 02-

2406-1991 dan Pt T-15-2002-C untuk kawasan yang pertumbuhannyanormal dan satuan luas daerah tidak terlampau luas (<200 ha);

(2) Studi Kelayakan Kawasan, Standar teknis bidang ini antara lain: sesuai AB-K/RESK/TC/001/98;

(3) Standar teknis penanganan jalan kawasan, SNI 03-2853-1995, SNI 03-2446-1991, SNI 03.6967-2003, Pedoman Sederhana PembangunanPrasarana Jalan dan Jembatan, Puslitbang PU Tahun 1996, SK SNI T-04-1990-F;

(4) Standar teknis penyediaan prasarana drainase, SNI 06-2409-2002 dan SNI03-24532002;

(5) Standar teknis bidang sarana air minum: AB-K/RE-RT/TC/026/98 danABK/OP/ST/004/98, SNI.03-3981-1992;

(6) Standar teknis bidang pengelolaan Air Limbah, SNI 03-2398-2002, SNI 03-2399-1991, SNI. 03-3982-1992, PTT-19-2000-C dan PTS -09-2000-C;

17

Page 28: PROGRAM KOTAKU

18 Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

(7) Standar teknis bidang Pengelolaan sampah kawasan, SNI 19-3964-1994dan SNI 033242-1994 dan SNI 19-3983-1995 sesuai PTS 06-2000-C dan PTS07-2000-C;

(8) Standar teknis bidang RTH, 009/T/BT/1995;(9) Permen PU No.28/MRTP/M/2016 tentang Pedoman Analisa Harga Satuan

Pekerjaan (AHSP) bidang Pekerjaan Umum.f. Dokumen DED disusun paling sedikit memuat antara lain: (1) Peta lokasi; (2)

Siteplan; (3) Gambar Tampak; (4) Gambar Long Section; (5) Gambar CrossSection; (6) Gambar Detail.

g. Perhitungan Teknis yang mendukung pemilihan desain strukturkonstruksi/atau kapasitas pelayanan.

h. Untuk usulan infrastruktur Air Minum, Air Limbah dan Persampahan perlumendapatkan rekomendasi teknis dari instansi terkait di kota/kab atauprovinsi.

2. Penyusunan Dokumen Pengamanan Dampak Lingkungan dan Sosial

Seluruh kegiatan infrastruktur yang akan dibangun/dibiayai melalui danaprogram ini harus melalui proses penapisan kegiatan dan kajian potensi dampak sosial dan lingkungan. Hasil penapisan menentukan pengembangan instrumen pengelolaan dan dokumen tambahan yang perlu disiapkan bersama dengan DED kegiatan. Penyiapan segala instrumen dan dokumen terkait pengelolaan dampak lingkungan dan sosial dibiayai oleh APBD.

Program ini tidak akan membiayai kegiatan dengan dampak lingkungan yang signifikan dan tidak dapat pulih kembali, ataupun kegiatan yang membutuhkan AMDAL. Penyaringan berdasarkan batas fisik mengacu kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2008 tentang penetapan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan bidang pekerjaaan umum yang wajib di lengkapi dengan upaya pengelolalan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup ataupun Peraturan Gubernur atau Peraturan Walikota yang berlaku.

Penyediaan tanah untuk lokasi pembangunan infrastruktur telah disediakan oleh pemerintah kab/kota. Apabila lokasi pembangunan membutuhkan pengadaan lahan secara hibah, konsolidasi tanah, permukiman kembali secara tidak sukarela, maka dokumen pengaman sosial (seperti LARAP, rencana konsolidasi tanah, dll.) yang dibutuhkan sudah harus selesai dan disahkan oleh Pemda. Dengan demikian kegiatan konstruksi dapat dimulai, dengan catatan

Page 29: PROGRAM KOTAKU

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

segala persiapan menyangkut implementasi rencana pengelolaan dampak lingkungan dan sosial telah dilaksanakan dalam tahap pra-konstruksi.

Setiap keputusan, laporan, dan draft perencanaan final yang berkaitan dengan kerangka pengelolaan lingkungan dan sosial harus dikonsultasikan dan disebarluaskan terutama kepada warga yang berpotensi terkena dampak. Warga masyarakat utamanya yang terkena dampak harus mendapat kesempatan untuk ikut dalam pengambilan keputusan serta menyampaikan aspirasi dan/atau keberatannya atas rencana investasi yang berpotensi dapat menimbulkan dampak negatif bagi mereka.

Detail penjelasan proses disediakan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan Lingkungan dan Sosial KOTAKU. Proses keseluruhan pengelolaan lingkungan dan sosial untuk kegiatan infrastruktur yang didanai oleh KOTAKU disajikan dalam diagram di bawah ini.

19

Page 30: PROGRAM KOTAKU

20 Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

Gambar 3. Pengelolaan Lingkungan dan Sosial dalam Tahapan Sub Proyek Tingkat Kota/Kabupaten dan Tingkat Masyarakat

3. Penyiapan Pelelangan

Kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh skala kawasan akandilaksanakan oleh Satker PKP Provinsi. Proses Pelelangan akan dilaksanakan oleh Pokja ULP tingkat Provinsi dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Dokumen lelang (DED, RAB, RKS, Dokumen Pengelolaan Dampak Sosial danLingkungan, serta Standard Bidding Document) sudah dinyatakan lengkapapabila:

a. DED, RAB, RKS telah disetujui oleh PMU;

b. Dokumen pengelolaan dampak lingkungan (SPPL/ UKL-UPL) telah disetujuiDLH;

c. Dokumen Rencana Penyiapan Lahan atau LARAP sudah disetujui PMU dandonor;

d. Dokumen Rekomtek dari dinas terkait ( BBWS,BWS, SDA Provinsi, SDAKabupaten/Kota,dll);

e. Jadwal lelang dari Pokja ULP telah disetujui PMU;

f. Standard Bidding Document (SBD) telah disusun sesuai dengan Perka LKPPnomor 21 tahun 20155, khusus untuk paket pekerjaan peningkatan kualitaspermukiman kumuh skala kawasan dengan sumber pendanaan pinjamanluar negeri dari Bank Dunia, atau Guidelines for Procurement of Good andWorks under Islamic Development Bank Financing khusus untuk paketpekerjaan dengan sumber pendanaan pinjaman luar negeri dari IDB, dantelah mendapat persetujuan PMU.

2) Alokasi DIPA untuk kontrak jasa konstruksi telah tersedia;

3) Pokja ULP sudah terbentuk, dan di-SK-kan dan telah dilatih pembekalan olehPMU dan donor.

5 Peraturan Kepala LKPP nomor 21 tahun 2015 tentang Harmonisasi Standar Dokumen Pengadaan Untuk Pekerjaan Konstruksi Melalui Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung Dengan Pascakualifikasi Metode Satu Sampul (National Competitive Bidding/NCB) Dengan Sumber Dana Dari Bank Dunia.

Page 31: PROGRAM KOTAKU

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

Pelaku kegiatan dan keluaran yang diharapkan dari setiap tahap perencanaan teknis Infrastruktur Skala Kawasan adalah sebagai berikut.

NO KEGIATAN PELAKU KELUARAN

1

Pengadaan Jasa Konsultan Perencanaan Teknis, dan Konsultan Appraisal (Pembebasan lahan/ Resettlement)

Pemerintah Kota Jasa/Tim Konsultan Perencanaan Teknis (Dana APBD)

2 Desain Kawasan Pemerintah Kota

Masterplan Kawasan, Siteplan Sub-Kawasan, 3D dan Animasi Kawasan, Maket Rencana Penataan Kawasan

3

Rencana Penyiapan Lahan (jika tidak terdapat pengadaan tanah atau relokasi, tetapi terdapat aset terdampak)

Pemerintah Kota Lahan Clean & Clear, Rencana pengelolaan aset terdampak

4

Penyusunan Rencana Pengamanan Dampak Sosial (jika terdapat pengadaan tanah dan atau relokasi)6

Pemerintah Kota dan Tim Kotaku

Dokumen Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP)

5 Penyusunan Rencana Pengamanan Dampak Lingkungan

Pemerintah Kota dan Tim Kotaku

Dokumen UKL-UPL atau SPPL

6 Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis

Pemerintah Kota dan Tim Kotaku

Dokumen Perhitungan Teknis, DED, RAB, Spesifikasi Teknis/RKS

7 Konsultasi Dokumen Perencanaan Teknis ke Satker PKP Provinsi

Pemerintah Kota, Satker PKP Provinsi,

Tim Kotaku

Kesepahaman dan Masukan Teknis Penyempurnaan Dokumen

8 Ekspose Laporan Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis

Pemerintah Kota, Satker PKP Provinsi,

Tim Kotaku

Draft final Dokumen DED, RAB, Spesifikasi Teknis, RKS

9 Penyusunan Dokumen Lelang Satker PKP Provinsi, Pokja ULP Provinsi Dokumen Lelang

6 Lihat Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan dan Dampak Sosial.

21

Page 32: PROGRAM KOTAKU

22 Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

X. TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI

1. Pengadaan Penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan Konstruksi

Pelaksanaan Pengadaan Penyedia Jasa Konstruksi Pekerjaan PembangunanInfrastruktur Skala Kawasan mencakup tahap persiapan dan tahap pelaksanaan pengadaannya. Pada tahap persiapan PPK bersama Pokja ULP mengkaji ulang rencana umum pengadaan yang disampaikan oleh KPA, kemudian PPK menyusun dan menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan, di antaranya pemaketan pekerjaan, dan metode/cara pengadaan, rencana penganggaran biaya pengadaan, Kerangka Acuan Kerja (KAK). Keseluruhan rencana pelaksanaan pengadaan tersebut disampaikan kepada Pokja ULP untuk penyusunan dokumen pengadaan. Berdasarkan dokumen pengadaan tersebut kemudian Pokja ULP melaksanakan proses pengadaan Jasa Konstruksi Pekerjaan Pembangunan Infrastruktur Skala Kawasan.

Seluruh proses pengadaan ini dilaksanakan sesuai ketentuan dan peraturan pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang berlaku, di antaranya Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah atau perubahannya dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standard dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi atau perubahannya.

Dalam dokumen pengadaan harus mencantumkan dengan tegas dan jelas tentang kegagalan bangunan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa. Kegagalan bangunan tersebut ditentukan terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan sesuai dengan umur konstruksi yang direncanakan selama 10 (sepuluh) tahun. Jangka waktu pertanggung jawaban atas kegagalan bangunan ditetapkan dalam dokumen kontrak. Pelaksanaan ganti rugi atas kegagalan bangunan dapat dilakukan melalui mekanisme pertanggungan (asuransi) sesuai ketentuan dalam dokumen kontrak.

Pada tahap penjelasan lelang (aanwijzing) konsultan perencana teknis dapat diundang oleh PPK atau Pokja ULP untuk membantu penjelasan kegiatan kepada peserta pengadaan.

Page 33: PROGRAM KOTAKU

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

2. Penandatanganan Kontrak

Pemimpin perusahaan Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor) pemenangpengadaan yang telah ditetapkan menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) dengan PPK. Dokumen kontrak harus diinterpretasikan dalam urutan kekuatan hukum yang terdiri dari: a) Surat Perjanjian;b) Surat penunjukan penyedia jasa;c) Surat Penawaran;d) Adendum dokumen lelang (bila ada);e) Syarat-syarat khusus kontrak;f) Syarat-syarat umum kontrak;g) Spesifikasi teknis;h) Gambar-gambar;i) Daftar kuantitas dan Harga;j) Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak, Instruksi kepada

peserta lelang dan analisa harga satuan mata pembayaran utama tidakmenjadi bagian dari dokumen kontrak.

3. Penyerahan Lapangan

Pengguna jasa wajib menyerahkan seluruh/sebagian lapangan kepada penyediajasa sebelum diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja. Sebelum penyerahan lapangan, pengguna jasa bersama-sama penyedia jasa melakukan pemeriksaan lapangan berikut bangunan, bangunan pelengkap dan seluruh aset milik pengguna jasa yang akan menjadi tanggung jawab penyedia jasa untuk dimanfaatkan, dijaga dan dipelihara selama masa konstruksi. Hasil pemeriksaan lapangan dituangkan dalam berita acara serah terima lapangan yang ditandatangani kedua belah pihak.

4. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

PPK menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kepada Penyedia JasaKonstruksi (Kontraktor) pemenang pengadaan paling lambat 14 hari kalender sejak tanggal SPK ditandatangani.

5. Sosialisasi

Setelah Penandatangan Kontak antara PPK dengan pemenang Penyedia JasaKonstruksi (Kontraktor) maka dilakukan sosialisasi pelaksanaan pekerjaan pembangunan infrastruktur di tingkat Kabupaten/Kota.

23

Page 34: PROGRAM KOTAKU

24 Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

Pokja PKP Kabupaten/Kota dibantu oleh Korkot menyelenggarakan sosialisasi Kabupaten/Kota, pesertanya dari unsur Satker/PPK Satker Provinsi, wakil pemerintah kabupaten/kota (OPD terkait), Kontraktor Pelaksana Pekerjaan, KMW/KMT, Korkot, Camat, Lurah/Kepala Desa, Tim Fasilitator Kelurahan, BKM dan tokoh masyarakat lokasi sasaran kegiatan pembangunan Infrastruktur Skala Kawasan.

6. Penyusunan Program Mutu

Program mutu harus disusun oleh penyedia jasa dan disetujui oleh direksilapangan pada saat rapat persiapan pelaksanaan kontrak dan dapat direvisi sesuai dengan kebutuhan atau kondisi lokasi pekerjaan. Program mutu paling sedikit berisi: a. Informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;b. Organisasi kerja kontraktor;c. Jadwal pelaksanaan pekerjaan;d. Jadwal penugasan tenaga ahli dan tenaga pendukung;e. Prosedur pelaksanaan pekerjaan;f. Prosedur pelaksanaan dari tiap-tiap jenis pekerjaan meliputi: standar

pekerjaan, prosedur kerja, daftar inspeksi, persyaratan testing. Prosedur kerjatermasuk rencana pengalihan lalu lintas dan perencanaan pelaksanaankeamanan dan keselamatan kerja (K3);

g. Prosedur instruksi kerja;h. Prosedur instruksi kerja harus mencakup rincian minimal tentang:urutan

kegiatan pelaksanaan, prosedur kerja untuk mengawali kegiatan, pemantauanproses kegiatan, pemeliharaan yang diperlukan, penilaian hasil pekerjaansesuai dengan spesifikasi;

i. Pelaksana kerja;j. Penyusunan rencana K3 kontrak/ kegiatan.

7. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak (RPPK)

PPK bersama dengan pihak Kontraktor dan Konsultan Pengawasmenyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak. Dalam rapat persiapan, PPK dapat mengikutsertakan Tim Teknis PPK, wakil Tim Pokja PKP/Pokjanis Kabupaten/Kota, KMW, KMT, Tim Korkot di lokasi sasaran kegiatan. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak adalah: a. Program mutu;b. Organisasi kerja;c. Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;

Page 35: PROGRAM KOTAKU

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

d. Jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan personil; dane. Penyusunan rencana dan pemeriksaan lokasi pekerjaan.

8. Pembuatan Papan Nama Pekerjaan

Setelah penandatanganan kontrak dan sebelum kegiatan fisik di lapangandimulai, Kontraktor harus membuat dan memasang papan nama proyek pada lokasi proyek. Papan nama proyek ini harus dipasang sampai kegiatan pembangunan prasarana selesai dan prasarananya diserahkan kepada pemerintah daerah atau KPP/Masyarakat.

9. Mobilisasi

Pihak Kontraktor melakukan mobilisasi paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejakditerbitkan SPMK. Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu: a. Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam

pelaksanaan pekerjaan, termasuk rambu-rambu pengamanan/peringatan,peralatan K3;

b. Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, bengkel, gudang, dan fasilitas lainnyayang telah ditentukan dalam dokumen kontrak;

c. Mendatangkan alat-alat laboratorium, alat-alat ukur danperalatan lainnya;dan/atau

d. Mendatangkan personil-personil.

Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.

10. Pemeriksaan Bersama

Pada tahap awal pelaksanaan kontrak, setelah penerbitan SPMK, direksi teknisbersama-sama dengan panitia meneliti pelaksanaan kontrak dan penyedia jasamelaksanakan pemeriksaan lapangan bersama dengan melakukan pengukurandan pemeriksaan detail kondisi lapangan untuk rencana setiap kegiatanpekerjaan/ mata pembayaran guna menetapkan kuantitas awal.

Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabilahasil pemeriksaan lapangan bersama mengakibatkan perubahan isi kontrak(spesifikasi teknis, gambar, jenis pekerjaan, mata pembayaran, kuantitas) makaperubahan-perubahan tersebut harus dituangkan dalam perintah perubahankontrak.

Selanjutnya pemeriksaan lapangan bersama terhadap setiap kegiatan pekerjaanmata pembayaran terus dilaksanakan selama periode waktu pelaksanaanpekerjaan untuk menetapkan kuantitas hasil pekerjaan yang akan dibayar setiapbulan/angsuran.

25

Page 36: PROGRAM KOTAKU

26 Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

Untuk pemeriksaan lapangan, PPK dapat dibantu Tim Teknis PPK dan/atau KMW/TMC atau Tim Korkot Pokja PKP/Pokjanis Kabupaten/Kota.

11. Pembayaran Uang Muka dan Prestasi Pekerjaan

Pihak Kontraktor dapat mengajukan permintaan pembayaran uang muka secaratertulis kepada PPK disertai dengan rencana penggunaan uang muka untukmelaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak.

PPK mengajukan surat permintaan pembayaran untuk permohonan tersebutsetelah Jaminan Uang Muka diterima oleh pihak Konsultan. Besarnya JaminanUang Muka adalah senilai uang muka yang diterima penyedia.

Pengembalian uang muka diperhitungkan berangsur-angsur secaraproporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan paling lambat haruslunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi 100% (seratus persen).

Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dalam kontrak dilakukanoleh PPK, dengan ketentuan:a. Penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil

pekerjaan;b. Pembayaran dapat dilakukan dengan sistem bulanan atau termin yang

didasarkan pada prestasi pekerjaan sesuai ketentuan dalam dokumenkontrak;

c. Pembayaran bulanan/ termin dilakukan senilai pekerjaan yang telahterpasang maksudnya adalah bahwa pembayaran tidak perlumemperhitungkan bahan/peralatan yang ada dilapangan;

d. Pembayaran bulanan/ termin harus dipotong angsuran uang muka dan denda(apabila ada), serta pajak-pajak yang berlaku;

e. Pembayaran terakhir sebesar 100% (seratus persen) dari nilai kontrak hanyadilakukan setelah pekerjaan selasai 100% (seratus persen) dan penyedia jasaharus menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar 5% (lima persen) dari nilaikontrak setelah berita acara penyerahan pertama diterbitkan.

12. Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi oleh Kontraktor

a. Persiapan Pelaksanaan Konstruksi

Persiapan pelaksanaan konstruksi dimulai sejak pengguna jasa mengeluarkanSurat Perintah Kerja (SPK) kepada penyedia barang/jasa pemborongan.Penyedia barang/jasa pemborongan pertama-tama harus menyiapkangambar kerja sebelum melaksanakan pekerjaan dan disetujui oleh penggunajasa. Dimensi dalam gambar perancangan harus benar atau berskala.

Page 37: PROGRAM KOTAKU

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

Disamping itu penyedia barang/jasa harus mengurus perizinan dari lembaga atau instansi terkait dengan pelaksanaan kegiatan konstruksi.

Beberapa hal yang dipersiapkan oleh penyedia barang/jasa pemborongan: (1) Organisasi kerja;(2) Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan termasuk rencana

pengalihan lalu lintas dan perencanaan pelaksanaan keamanan dankeselamatan kerja (K3);

(3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan;(4) Jadwal pengadaan bahan; mobilisasi peralatan, termasuk papan

pengumuman proyek, rambu-rambu pengamanan/ peringatan,peralatan K3, dan mobilisasi personil;

(5) Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan;(6) Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat

mengenai rencana kerja;(7) Penyusunan perencanaan mutu proyek sesuai dengan sistem manajemen

mutu yang ditetapkan dan/atau peraturan pemerintah lainnya yangmengatur tentang sistem manajemen mutu;

(8) Penyusunan rencana K3 kontrak/kegiatan.

b. Pelaksanaan Konstruksi

Pelaksanaan Konstruksi adalah serangkaian pelaksanaan pekerjaanpembangunan/fisik untuk mewujudkan bangunan yang direncanakan.Termasuk juga kegiatan-kegiatan penanganan Dampak Lingkungan/mitigasiyang bersifat konstruksi yang telah direncanakan.

Berdasarkan rencana pelaksanaan kegiatan konstruksi yang telah disusunpada tahap perencanaan teknis sebelumnya yang telah menetapkan : LingkupKegiatan Konstruksi (jenis-jenis pekerjaan, dan batasan-batasannya sepertivolume, persyaratan teknisnya), Urutan pelaksanaannya, Rencana Biayapekerjaan dan Jadwal Pelaksanaannya, kemudian telah pula ditetapkanstruktur organisasi pelaksana, orang-orang yang akan bertanggungjawabdidalam organisasi telah dipilih dan dilatih/ dibimbing sehingga memahamitugas dan tanggunjawabnya masing-masing, maka tahap selanjutnya adalahpelaksanaan kegiatan-kegiatan konstruksi dari bangunan yang ingindiwujudkan.

Kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah kegiatan-kegiatan yangdilakukan secara sistematis/berurutan sesuai dengan urut-urutan

27

Page 38: PROGRAM KOTAKU

28 Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari bangunan tersebut sebagaimana telah ditetapkan.

Dari urut-urutan pekerjaan dan jadwal pelaksanaan yang telah direncanakan, maka setelah mendatangkan tenaga kerja/bahan/alat (sesuai dengan kualitas yang dipersyaratkan) dilokasi pekerjaan, selanjutnya dapat dilakukan pelaksanaan teknis dari setiap jenis pekerjaan konstruksi, yang garis besarnya meliputi: (1) Menyiapkan lokasi pekerjaan (penyiapan lapangan), seperti

pembersihan, penentuan elevasi/patok ukur, bouwplak, dll;(2) Melaksanakan tindakan pengamanan, keselamatan tenaga kerja dan

masyarakat disekitar lokasi pekerjaan;(3) Melaksanakan semua aktivitas-aktivitas dari lingkup pekerjaan sesuai

kualitas yang dipersyaratkan (spesifikasi/persyaratan teknisnya) sampaikeseluruhan volume pekerjaan yang direncanakan terpenuhi. Persyaratankualitas dari setiap jenis pekerjaan konstruksi mengacu pada Gambar-gambar teknis dan spesifikasi teknis.

(4) Pelaksanaan keseluruhan aktivitas-aktivitas dari setiap pekerjaantersebut dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut: (1) Penggunaan Dokumen Kontrak dan Informasi

Penyedia jasa tidak diperkenankan menggunakan dokumen kontrak daninformasi yang ada kaitannya dengan kontrak di luar keperluan daripekerjaan yang tersebut dalam kontrak, kecuali lebih dahulu mendapatijin tertulis dari pengguna jasa.

(2) Gambar Kerja Dan Gambar Pelaksanaan (As Built Drawing)a) Penyedia jasa harus membuat gambar kerja sebelum pekerjaan

dilaksanakan baik untuk pelaksanaan pekerjaan sementara maupunpermanen.

b) Penyedia jasa harus membuat gambar hasil pelaksanaan pekerjaan (asbuilt drawing) dan menyerahkan kepada Pengguna Jasa sebelumpenyerahan akhir pekerjaan sesuai ketentuan dalam Kontrak.

Gambar kerja dan gambar pelaksanaan yang dibuat oleh Kontraktor harus harus mendapat persetujuan direksi teknis.

(3) Personila) Penyedia jasa wajib menugaskan personil inti yang tercantum dalam

Page 39: PROGRAM KOTAKU

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

daftar personil inti atau menugaskan personil lainnya yang disetujui oleh direksi pekerjaan.

b) Apabila direksi pekerjaan meminta penyedia jasa untukmemberhentikan personilnya dengan alasan atas permintaantersebut, maka penyedia jasa harus menjamin bahwa personiltersebut sudah harus meninggalkan lapangan dalam waktu 7 (tujuh)hari dan harus diganti selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empatbelas) hari.

(4) Prosedur pelaksanaan pekerjaanPengguna jasa direksi pekerjaan, direksi teknis dan penyedia jasa harusmenaati prosedur pelaksanaan pekerjaan yang telah disepakati dalamrapat persiapan pelaksanaan kontrak.

(5) Hari kerjaa) Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan datanya disimpan oleh

penyedia jasa. Daftar pembayaran ditanda tangani oleh masing- masing pekerja dan dapat diperiksa oleh pengguna jasa.

b) Penyedia jasa harus membayar upah hari kerja kepada tenagakerjanya setelah formulir upah ditanda tangani.

c) Jam kerja dan waktu cuti untuk karyawan harus dilampirkan.d) Penyedia jasa harus memberitahukan kepada direksi teknis sebelum

bekerja di luar jam kerja.

(6) Instruksi Direksi TeknisUntuk keperluan pengaturan pekerjaan, direksi teknis dapatmenginstruksikan kepada penyedia jasa secara tertulis melalui surat ataubuku harian. Penyedia jasa wajib melaksanakan semua instruksi yangberkaitan dengan kontrak.

(7) Korespondensi, komunikasi antara para pihak hanya berlaku bila dibuatsecara tertulis.

(8) Penyedia Jasa Lainnya, Penyedia jasa harus bekerjasama danmenggunakan lapangan bersama-sama dengan penyedia jasa lainnya,petugas-petugas pemerintah, petugas-petugas utilitas dan penggunajasa.

(9) Kerjasama antara Penyedia Jasa dan Sub Penyedia Jasa Penyedia jasagolongan non usaha kecil, yaitu dengan penyedia jasa golongan usaha

29

Page 40: PROGRAM KOTAKU

30 Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

kecil termrasuk koperasi kecil, yaitu dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama. Bagian pekerjaan yang disbukontrakkan harus disetujui oleh pengguna jasa dan tetap menjadi tanggungjawab penyedia jasa. Pengguna jasa mempunyai hak intervensi atas pelaksanaan sub kontrak meliputi pelaksanaan pkerjaan dan pembayaran kepada sub penyedia jasa. Penyedia usaha kecil/koperasi kecil yang ditunjuk wajib melaksanakan sendiri pekerjaan dandilarang diserahkan atau disubkontrakkan kepada pihak lain.

(10) Kegagalan BangunanKegagalan bangunan yang menjadi tanggungjawab penyedia jasaditentukan terhitung sejak penyeraharn akhir pekerjaan sesuai deganumur konstruksi yang direncanakan paling lama 10 (sepuluh) tahun.Jangka waktu pertanggungjawaban atas kegagalan bangunan ditetapkandalam dokumen kontrak. Pelaksanaan ganti rugi atas kegagalanbangunan dapat dilakukan melalui mekanisme pertanggungan (asuransi)sesuai ketentuan dalam dokumen kontrak.

13. Pengawasan Pekerjaan Konstruksi

Untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaaan terhadap pelaksanaanpekerjaan yang sedang dan telah dilaksanakan oleh penyedia jasa, pengguna jasadiwakili oleh direksi teknis.

Supervisi pelaksanaan konstruksi meliputi kegiatan-kegiatan: penilaian tekniskonstruksi, penilaian prestasi pekerjaan, serta pembayaran kontrak. Penilaianatas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu dan kemajuan fisik pekerjaan.

14. Rapat Evaluasi Kemajuan Pekerjaan Konstruksi

Rapat evaluasi ini pada prinsipnya merupakan bagian dari proses pengawasan/pengendalian pelaksanaan kegiatan, hanya umumnya dilakukan untuk periodewaktu tertentu, meskipun juga dapat dilakukan sewaktu-waktu (mendesak).

Rapat Evaluasi Kemajuan Pelaksanaan dilaksanakan bagi semua kontraktorsebagai upaya koordinasi dan evaluasi untuk mengevaluasi sejauh manakemajuan pelaksanaan kegiatan telah dicapai, termasuk penyelesaiaan masalahyang muncul.

Rapat Evaluasi ini sangat penting dilakukan karena selain untukmembagi/memberikan informasi hasil-hasil kegiatan yang telah dicapai jugauntuk melaksanakan evaluasi (menilai laporan atau hasil temuan dalampengawasan) dan merumuskan tindakan-tindakan yang perlu diambil apabilahasil pengawasan menunjukan adanya penyimpangan yang berarti dari rencana

Page 41: PROGRAM KOTAKU

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

semula atau terdapat permasalahan-permasalahan yang mengganggu kelancaran kegiatan. Sehingga dengan adanya rapat-rapat rutin ini maka diharapkan semua permasalahan yang terjadi dapat diselesaikan secara bersama-sama, terjadi koordinasi kerja yang baik antar semua unsur pelaksana yang pada gilirannya akan membawa kelancaran pelaksanaan kegiatan dilapangan sesuai dengan yang diharapkan/direncanakan.

Sasaran evaluasi ini adalah untuk mendeteksi apakah hasil kerja sesuai dengan rencana yang telah dibuat, dan untuk menggali masalah-masalah yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan kerja dan mencari jalan keluar untuk mengatasinya. Sebagai ukuran keluran kegiatan dapat dilihat dari adanya catatan/notulen hasil rapat dan daftar peserta yang hadir.

Beberapa hal penting yang perlu menjadi agenda evaluasi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dilapangan, antara lain : ü Apakah volume pekerjaan (kemajuan progres pelaksanaan) yang telah

dicapai sesuai dengan yang direncanakan?ü Apakah kualitas hasil pekerjaan sesuai dengan yang

dipersyaratkan/direncanakan;ü Apakah Waktu pelaksanaan masih sesuai dengan rencana;ü Apakah masalah-masalah yang timbul dilapangan, termasuk dampak

lingkungan/sosial sudah diselesaikan? dst.

Hasil pembahasan setiap agenda/ permasalahan hendaknya dapat memberikan/ menyepakati apa bentuk penyelesaian, siapa yang bertanggung jawab untuk pelaksanaannya, bagaimana cara pelaksanaannya di lapangan dan kapan akan dilakukan tindakan tersebut. Hasil-hasil kesepakatan/ pembahasan tersebut dicatat pada Notulen/Catatan Hasil Rapat Mingguan dan diarsipkan dengan baik.

15. Pengendalian Mutu dan Cacat Mutu

Ada tiga tahap pengendalian mutu:a. Pengendalian mutu bahan baku (tanah, pasir, batu, semen aspal, dan lain-

lain);b. Pengendalian mutu bahan olahan (campuran beton, campuran aspal, dan

lain-lain);c. Pengendalian mutu pekerjaan terpasang (timbunan tanah, pondasi beton,

lapisan hotmix, dan lain-lain).

Pengendalian mutu wajib dilakukan oleh penyedia jasa selama pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan dokumen kontrak (spesifikasi teknis).

31

Page 42: PROGRAM KOTAKU

32 Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

a. Direksi teknis wajib memeriksa mutu hasil pekerjaan dan memberitahupenyedia jasa bila terdapat cacat mutu dalam pekerjaan. Direksi teknis dapatmemerintahkan penyedia jasa untuk menguji hasil pekerjaan yang dianggapterdapat cacat mutu.

b. Setiap kali pemberitahuan cacat mutu oleh direksi teknis, penyedia jasa harusmemperbaiki dalam waktu sesuai yang tercantum dalam surat pemberitahuantersebut. Apabila penyedia jasa tidak memperbaiki dalam waktu yang telahditentukan, maka direksi pekerjaan dapat meminta pihakketiga untukmemperbaiki cacat mutu tersebut dengan biaya dibebankan kepada penyediajasa.

c. Cacat mutu harus diperbaiki sebelum penyerahan pertama pekerjaan danselama masa pemeliharaan. Penyerahan pertama pekerjaan dan masapemeliharaan dapat diperpanjang sampai cacat mutu selesai diperbaiki.

16. Keselamatan Kerja

a. Penyedia jasa bertanggung jawab atas keselamatan kerja di lapangan sesuaidengan ketentuan dokumen kontrak;

b. Setiap Penyedia jasa yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100(seratus) orang atau lebih dan/atau mengandung potensi bahaya yangditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapatmengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran,dan penyakit akibat kerja wajib menetapkan sistem manajemen Keselamatandan Kesehatan Kerja (K3). Sistem manajemen wajib dilaksanakan olehpengurus, pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan(Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1996 tentang SistemManajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja);

c. Setiap Penyedia jasa wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dankesehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan sistem manajemenperusahaan (UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan).

17. Perubahan Pekerjaan (Addendum)

Dalam hal terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan padasaatpelaksanaan, dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukandalam Dokumen Kontrak, PPK bersama pihak Kontraktor dapat melakukanperubahan Kontrak yang meliputi:a. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam

kontrak;b. Menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan;

Page 43: PROGRAM KOTAKU

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

c. Mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan kebutuhanlapangan; atau

d. Melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak yangdiperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.

Pekerjaan tambah dilaksanakan dengan mempertimbangkan ketersediaan anggaran dan tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang tercantum dalam perjanjian/ kontrak awal. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara tertulis kepada Kontraktor kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak awal. Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar penyusunan Adendum Kontrak.

18. Pelaporan Hasil PekerjaanPemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan Kontrak untukmenetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan gunapembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalamlaporan kemajuan hasil pekerjaan.a. Laporan Harian

Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan,seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam bukuharian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana danrealisasi pekerjaan harian. Laporan harian berisi:(1) Jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;(2) Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;(3) Jenis, jumlah dan kondisi peralatan;(4) Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;(5) Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang

berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan;(6) Perintah dan persetujuan untuk melaksanakan pekerjaan;(7) Perubahan desain, gambar kerja dan realisasi pekerjaan dibandingkan

dengan rencana;(8) Foto-foto hasil pelaksanaan pekerjaan; dan(9) Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.

Dari laporan harian harus dapat diperoleh informasi sebab-sebab terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, apakah disebabkan karena kerusakan peralatan, penyediaan personil/ bahan/ peralatan terlambat, atau disebabkan keadaan cuaca buruk.

33

Page 44: PROGRAM KOTAKU

34 Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

b. Laporan MingguanLaporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasilkemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal pentingyang perlu ditonjolkan.

c. Laporan BulananLaporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasilkemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal pentingyang perlu ditonjolkan.

Laporan harian, mingguan, bulanan dibuat oleh penyedia jasa, dan diperiksa oleh konsultan dan disetujui oleh PPK. Jumlah rangkap setiap jenis laporan disesuaikan dengan ketentuan dalam kontrak.

19. Serah Terima Hasil Pekerjaan dan Masa PemeliharaanPenyerahan pekerjaan oleh Kontraktor, baik Serah Terima Pertama maupunSerah Terima Akhir dilakukan setelah mendapat persetujuan Panitia SerahTerima Hasil Pekerjaan atas semua kewajiban-kewajiban Kontraktor dalampelaksanaan proyek sebagaimana diatur dalam Dokumen Kontrak.

a. Serah Terima Pertama (Provisional Hand Over)

Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) sesuai dengan ketentuanyang tertuang dalam Kontrak, pihak Kontraktor mengajukan permintaansecara tertulis kepada PA/KPA melalui PPK untuk penyerahan pekerjaan.PA/KPA menunjuk Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan untuk melakukanpenilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan.

Apabila terdapat kekurangan/cacat dalam hasil pekerjaaan, Panitia/PejabatPenerima Hasil Pekerjaan melalui PPK memerintahkan pihak kontraktor untukmemperbaiki dan/atau melengkapikekurangan pekerjaan sebagaimana yangdisyaratkan dalamKontrak.

Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan menerima penyerahan pekerjaansetelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuanKontrak.

PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasilpekerjaandilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak dan diterimaolehPanitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

Sampai tahap ini pembayaran kepada Kontraktor dilakukan sebesar 95%(sembilan puluh lima persen) dari nilai kontrak, sedangkan yang 5% (lima

Page 45: PROGRAM KOTAKU

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

persen) merupakan retensi selama masa pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus persen) dari nilai kontrak dan penyedia harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak.

b. Serahterima Akhir (Final Hand Over)

Pihak Kontraktor wajib memelihara hasil pekerjaan selama masapemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertamapekerjaan. Masa pemeliharaan pekerjaan harus diberikan waktu yang cukup,dengan memperhatikan sifat, jenis dari pekerjaannya. Untuk pekerjaaninfrastruktur Skala Kawasan maka masa pemeliharaan dilakukan selama 1tahun atau minimal 6 tahun bulan dan dapat melewati tahun anggaran.

Apabila penyedia jasa tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sesuaikontrak, maka pengguna jasa berhak mencairkan jaminan pemelihararanuntuk membiayai pemeliharaan pekerjaan dan mencairkan jaminanpelaksanaan dan disetor pada Kas Negara, penyedia jasa dikenakan sanksisesuai ketentuan yang berlaku.

Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan permintaansecara tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan. PPK menerimapenyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia melaksanakan semuakewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik. PPK wajib melakukanpembayaran sisa nilai kontrak yang belum dibayar atau mengembalikanJaminan Pemeliharaan. Setelah penyerahan akhir pekerjaan pengguna jasawajib mengembalikan jaminan pemeliharaan dan jaminan pelaksanaan.

Baik serahterima Pertama maupun serah terima Akhir, dituangkan dalamBerita Acara Serahterima.

Selain hasil pekerjaan fisik, pihak Kontraktor juga wajib menyerahkan gambarpelaksanaan (as built drawing) dan Panduan Operasi & Pemeliharaaninfrastruktur paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum penyerahan akhirpekerjaan.

20. Serah Terima PengelolaanSetelah serah terima akhir pekerjaan dari pihak Kontraktor kepada KPA/PPKselesai, selanjutnya KPA/PPK atas nama Pemerintah melakukan serah terimaaset prasarana kepada Pemerintah Daerah untuk Operasional danPemeliharaan. Proses serah terima ini dituangkan dalam Berita Acara SerahTerima. Tatacara serah terima aset prasarana dilakukan sesuai aturan yangberlaku.

35

Page 46: PROGRAM KOTAKU

36 Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

21. Tertib AdministrasiDokumen-dokumen mengenai seluruh pelaksanaan pembangunaninfrastruktur harus diarsipkan dengan tertib dan baik, hal ini untukmemudahkan bila ada pemeriksaan. Tertib Administrasi ini harus dilakukan olehPPK dengan KMW/KMT (salinannya).Adapun dokumen-dokumen yang harus diarsipkan adalah sebagai berikut:a. SK Pembentukan Pokja PKP Kabupaten/Kota;b. Dokumen-dokumen kegiatan perencanaan dan persiapan yang mencakup

dokumen RP2K-KP, Dokumen Perencanaan Teknis/ DED dan RAB, DokumenLelang;

c. Berita Acara Pelelangan;d. Keputusan Pemenang Lelang;e. Dokumen perkembangan pelaksanaan proyek, meliputi :

(1) Buku Harian (kumpulan dari catatan harian),(2) Laporan Mingguan dan Bulanan;(3) Berita Acara Prestasi Pekerjaan Bulanan (Monthly Certificate);(4) Surat Permintaan Pembayaran (SPP);(5) Surat Perintah Membayar (SPM);

f. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, termasuk Berita Acara Serah TerimaAset kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

g. Foto-foto perkembangan fisik proyek (0%, 25%, 50%, 75%, 100%).

XI. TAHAP KEBERLANJUTAN

Setelah pelaksanaan pembangunan infrastruktur skala kawasan selesai maka dilakukan serah terima kegiatan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota. Tata cara serah terima asset dan rencana pengelolaan dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku. Tahap keberlanjutan pembangunan infrastruktur atau pasca konstruksi merupakan tahap pelaksanaan operasi/ pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana yang telah dibangun, termasuk pengembangan yang diperlukan.

Dengan dilaksanakannya serah terima sarana prasarana kepada Pemerintah Kabupaten/ Kota maka diharapkan Pemerintah Kabupaten/Kota dapat memelihara infrastruktur termasuk pengembangan/peningkatan infrastruktur sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara berkesinambungan. Upaya pemeliharaan tersebut diharapkan dapat dilakukan secara rutin/periodik melalui pengelola oleh OPD tingkat Kota terkait.

Selama tahap pemanfaatan dan pemeliharaan akan dilakukan pemantauan dan evaluasi kinerja secara periodik terhadap aspek kualitas, keberfungsian secara

Page 47: PROGRAM KOTAKU

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

berjenjang oleh Konsultan pendamping, mulai dari tingkat Kota (Askot Infrastruktur Kota/TMC Kota), TA. Infrastruktur OSP ditingkat Provinsi/TMC Regional dan KMP ditingkat Pusat. Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja ini akan diinput dalam SIM yang telah disediakan.

37

Page 48: PROGRAM KOTAKU
Page 49: PROGRAM KOTAKU

38 Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku

LAMPIRAN

Page 50: PROGRAM KOTAKU
Page 51: PROGRAM KOTAKU

Lampiran 1. Contoh Papan Nama Proyek:

Petunjuk Operasi Standar (POS) | Perencanaan dan Pelaksanaan Skala Kawasan Program Kotaku 41

Page 52: PROGRAM KOTAKU
Page 53: PROGRAM KOTAKU
Page 54: PROGRAM KOTAKU