PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H....

88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DUSUN SUKUNAN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Oleh : Novita Razak S820908002 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H....

Page 1: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN

SAMPAH DI DUSUN SUKUNAN SLEMAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TESIS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Oleh :

Novita Razak

S820908002

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN

SAMPAH DI DUSUN SUKUNAN SLEMAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Disusun oleh :

Novita Razak

S820908002

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr.H.Sugiyanto,SU (.........................) (.................) NIP 194804041975011001 Pembimbing II Prof. Dr. Siswandari, M.Stats. (.........................) (.................) NIP 195902011985032002

Mengetahui Ketua Program Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Prof.Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. NIP 195009301976031004

Page 3: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN

SAMPAH DI DUSUN SUKUNAN SLEMAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Disusun oleh :

Novita Razak

S820908002

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji

Pada tanggal :

Jabatan Nama Tanda tangan

Ketua Prof. Dr.H.Sigit Santosa, M.Pd. (.............................) Sekretaris Prof. Drs. Indro Wuryatno, M.Si. (.............................) Anggota Penguji :

1. Prof. Dr. H. Soegiyanto, S.U. (.............................)

2. Prof. Dr. Siswandari, M.Stats. (.............................)

Surakarta, April 2010

Mengetahui,

Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi Pendidikan Universitas Sebelas Maret Kependudukan dan Lingkungan Hidup Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. NIP. 19570820 1985031004 NIP. 195009301976031004

Page 4: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Novita Razak

NIM : S820908002

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Partisipasi Masyarakat

dalam Pengelolaan sampah di Dusun Sukunan Sleman Daerah Istimewa

Yogyakarta adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya,

dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, April 2010

Yang membuat pernyataan

Novita Razak

Page 5: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Dengan untaian kasih sayang dan rasa terima kasih yang mendalam, tesis ini

kupersembahkan untuk :

Ayahanda & Ibunda tercinta: Abdul Razak & Chadidjah Ibrahim

Page 6: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, rasa syukur penulis panjatkan kepada pencipta alam raya ini.

Hanya kepada Allah SWT yang patut disembah dan kepada-MU lah rasa terima

kasih ini pertama kali penulis haturkan karena hanya dengan ijin, petunjuk serta

limpahan rahmat, kesehatan dan kasih sayang-MU jualah akhirnya karya tulis ini

dapat penulis selesaikan.

Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak dapat selesai tanpa bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan

mengikuti pendidikan pada Program Pendidikan Kependudukan Lingkungan

Hidup Program Pascasarjana.

2. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kependudukan dan Lingkungan Hidup pada Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan mengikuti

pendidikan dan bimbingan di Program Studi Pendidikan Kependudukan dan

Lingkungan Hidup.

3. Prof. Dr. H. Sugiyanto, SU. selaku pembimbing pertama yang telah banyak

membantu memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan yang sangat berharga

sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Prof. Dr. Siswandari, M. Stats. selaku pembimbing kedua yang telah bersedia

meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, arahan serta petunjuk

sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.

Page 7: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

5. Para dosen Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

6. Para dosen Penguji Program Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan

Hidup Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah

memberikan wawasan ilmu kepada penulis.

7. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Kependudukan dan

Lingkungan Hidup Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang selalu saling memberikan motivasi,ide, kritik dan saran.

8. Masyarakat Sukunan yang telah membantu penulis dalam penelitian ini,

khususnya Bapak Iswanto, Ibu Endah Iswanto, Ketua Paguyuban Sukunan

Bersemi (PSB) Bapak Suharto, Mbak Harti, dan seluruh informan yang

dengan kerelaan hati telah membantu kelancaran penyusunan tesis ini.

9. Kepala Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Regional Jawa, (PPLH Regional

Jawa) Bapak Alm. Sudarsono, SH. yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk melanjutkan studi.

10. Para Pejabat & rekan-rekan di PPLH Regional Jawa yang telah memberikan

motivasi dan bantuannya selama penulis melanjutkan studi.

11. Keluarga Drs. R.H. Katamsa di Surakarta (Ibu Katamsa, Natalia Shinto,

Dionysius) terima kasih atas semua bantuannya selama penulis

menyelesaikan studi.

12. Para sahabat sejati yang bermukim di Yogyakarta (Marlina,Kak Hasri, Kak

Agus, Mbak Dewi, Ucie, Fitrie, Tiwi) yang selalu memberikan support, setia

Page 8: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

mendampingi dalam suka dan duka, dan selalu saling mengingatkan untuk

kebaikan. (semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua).

13. Kedua orang tua tercinta : Ayahanda Abdul Razak dan Ibunda Chadidjah

Ibrahim yang telah memberikan bantuan moril dan materil, serta tidak pernah

berhenti mendoakan penulis untuk keberhasilan dalam berbagai hal. Untuk

saudara-saudaraku di Makassar : Irawaty Razak, Linda A. Razak dan

Handayani Razak, terima kasih atas supportnya dari jauh.

14. Semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil sehingga dapat

terselesaikannya tesis ini.

Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada pada diri

penulis, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak, Amin….

Surakarta, April 2010

Penulis

NOVITA RAZAK

Page 9: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................. ............................. i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING........................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN TESIS...................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv

ABSTRAK .............................................................................................. xv

ABSTRACT .......................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................ 1

A. Latar Belakang………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………….. 4

C. Tujuan Penelitian ……………………………………….. 4

D. Manfaat Penelitian ………………………………………. 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………

A. Kajian Teoretis………………………………………… 6

1. Sampah dan Pengelolaan sampah…………………. 6

2. Partisipasi masyarakat……………………………..... 2 2

3. Persepsi masyarakat ………………………………... 29

Page 10: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

4. Motivasi……………………………………………... 30

B. Penelitian yang relevan ………………………………… 33

C. Kerangka Berpikir ……………………………………… 34

BAB III . METODE PENELITIAN …………………………………. 36

A. Lokasi dan waktu penelitian……………………………… 36

B. Jenis dan Sumber data …………………………………… 36

C. Teknik pengumpulan data..............……………………... 37

D. Instrumen penelitian...... ………………………………... 40

E. Teknik Sampling ………………………………………... 41

F. Validitas Data........... ……………………………………. 42

G. Teknik Analisis Data ……………………………………. 43

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………. 45

A. Deskripsi daerah penelitian…………………............. 45

1. Wilayah Dusun Sukunan ………………………… 45

2. Penduduk Dusun Sukunan………………………… 47

3. Sejarah pengelolaan sampah di Sukunan ………….. 48

4. Fasilitas pengolahan sampah di Sukunan…………. 50

B. Persepsi masyarakat tentang pengelolaan sampah ……… 57

C. Motivasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan

sampah……………………………………………..

60

D. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah…… 65

BAB V . PENUTUP ………………. ………………………………... 71

A. Kesimpulan …………………………………….………… 71

Page 11: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

B. Implikasi …………………………………………………. 72

C. Saran ……………………………………………………… 72

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 73

LAMPIRAN …………………………………………………………….. 76

Page 12: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hierarki Pengelolaan Sampah............................................................. 9

2. Alur Manajemen Persampahan ......................................................... 12

3. Bagan Pengolahan sampah swakelola................................................. 17

4. Alur penanganan sampah organik menjadi kompos pada tingkat

rumah tangga......................................................................................

17

5. Kerangka pikir sistem partisipasi masyarakat....................................... 34

6. Denah Dusun Sukunan ........................................................................ 46

7. Lokasi 5 RT di Dusun Sukunan............................................................ 47

8. Komposter untuk sampah organik dari rumah tangga.......................... 51

9. Komposter komunal untuk sampah pekarangan.................................. 52

10. Tempat sampah pilah di setiap rumah …........................................... 52

11. Tempat sampah pilah di beberapa blok di Dusun Sukunan………... 53

12. Hasil kerajinan daur ulang dari sachet minuman, snack, refill…….. 54

Page 13: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pedoman Wawancara ......................................................................... 76

2. Hasil Wawancara............................................................................... 78

3. Instrumen diskusi............................................................................ 106

4. Hasil kesimpulan diskusi................................................................... 107

5. Susunan organisasi Paguyuban Sukunan Bersemi............................. 109

6. Suasana Dusun Sukunan .................................................................... 110

7. Unit-unit pengolahan sampah Sukunan ............................................ 115

8. Hasil pengolahan sampah Sukunan.................................................... 117

9. Kegiatan partisipasi masyarakat Sukunan ......................................... 120

10. Kegiatan Diskusi dengan masyarakat Sukunan...............................

11. Bagan Pengelolaan sampah Sukunan..............................................

126

128

Page 14: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel : Halaman

1. Data pengunjung studi banding & pelatihan di Sukunan ............. 56

Page 15: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRAK

Novita Razak, NIM : S820908002. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah di Dusun Sukunan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tesis. Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Kependudukan Dan Lingkungan Hidup, Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2010.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Sukunan dalam pengelolaan sampah yang dilihat dari persepsi masyarakat Sukunan terhadap pengelolaan sampah, motivasi masyarakat untuk ikut serta dan kegiatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara mendalam, dan diskusi. Untuk menjamin validitas data digunakan teknik triangulasi sumber data. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dan snowball dan data dianalisis dengan menggunakan metode interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk partisipasi masyarakat Sukunan dalam pengelolaan sampah adalah fasilitasi, yaitu suatu bentuk partisipasi masyarakat yang disengaja, yang dirancang dan didorong sebagai proses belajar dan berbuat oleh masyarakat untuk menyelesaikan suatu kegiatan bersama-sama. Dengan fasilitasi, masyarakat diposisikan sebagai dirinya, sehingga dia termotivasi untuk berpartisipasi dan berbuat sebaik-baiknya. Hasil wawancara dan observasi menunjukkan persepsi positif masyarakat Sukunan terhadap kegiatan pengelolaan sampah terlihat dari tumbuhnya kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk mengelola sampah. Motivasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi, antara lain : motivasi dari diri sendiri untuk mendapatkan ilmu dan wawasan, alasan ekonomi, faktor kebersihan lingkungan, keterbatasan lahan dan pelestarian lingkungan. Kegiatan partisipasi masyarakat Sukunan dalam pengelolaan sampah yaitu : memilah, mengangkut, mengolah, mengembangkan serta turut berperan dalam pelestarian lingkungan hidup.

Kata kunci : sampah, partisipasi, pengelolaan sampah

Page 16: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRACT

Novita Razak, NIM : S820908002. Community participation in waste management in Sukunan Village, Sleman. Daerah Istimewa Yogyakarta. Thesis. The study program of Population Education and Environmental. Post Graduate program, Sebelas Maret University Surakarta. In April 2010.

The research aims is to determine the form of community participation in waste management Sukunan seen from the perception of society Sukunan towards waste management, community motivation to participate and the activities of community participation in waste management.

This research used descriptive qualitative method. Data were collected using observation, indepth interview, and discussion. Triangulation technique was applied to obtain validity. The sampling technique was based on purposive sampling and snowball. Data were analyzed using interactive analysis.

The result shows that the form of community participation in waste management is Sukunan facilitation, a form of intentional community participation, designed and driven as a process of learning and doing by the public to complete an activity together. With facilitation, the community is positioned as himself, so he was motivated to participate and do his best. The result of interviews and observations indicate a positive perception of society Sukunan to waste management activities can be seen from the increasing awareness, willingness and ability of people to manage waste. Community motivation to participate, among other things: motivation of yourself to gain knowledge and insight, the reason for the economic, environmental hygiene factors, limited land and environmental preservation. Activities Sukunan community participation in waste management are: sorting, transporting, processing, develop and contribute to environmental conservation. The key word : The waste, participation, the waste management

Page 17: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini masalah sampah adalah sebuah isu penting yang memerlukan

penanganan secara tepat. Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi

masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan karakteristik sampah

yang semakin beragam. Dan penggunaan kemasan berupa kertas, plastik, kaleng

dan bahan-bahan lainnya masih tinggi. Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah

timbulan sampah perkotaan sebesar 2-4 persen/tahun. Namun hal itu tidak diikuti

oleh sarana dan prasarana persampahan yang memadai sehingga sampah yang

tidak tertangani menjadi salah satu sumber pencemaran lingkungan (Status

Lingkungan Hidup Indonesia, 2004 : 180).

Menurut Undang Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008

tentang Pengelolaan Sampah, dijelaskan bahwa kondisi pengelolaan sampah di

Indonesia umumnya belum sesuai dengan metode pengelolaan sampah yang

berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap

kesehatan masyarakat dan lingkungan. Untuk itu sampah telah menjadi

permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara

komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara

ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan, serta dapat

mengubah perilaku masyarakat.

Page 18: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai

barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumber daya yang perlu

dimanfaatkan. Masyarakat dalam mengelola sampah masih bertumpu pada

pendekatan akhir (end-of-pipe), yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan

dibuang ke tempat pemrosesan akhir sampah yang berpotensi melepas gas metan

yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan memberikan kontribusi

terhadap pemanasan global (Purwendro, 2006 : 20).

Sebagai upaya untuk menangani sampah tersebut, perlu dikembangkan

metode-metode pengelolaan sampah yang lebih bermasyarakat. Bukan lagi

menitikberatkan pada membuang sampah tetapi pada mengelola sampah. Hal ini

dimulai dengan merubah paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada

pendekatan akhir menjadi paradigma baru pengelolaan sampah yang memandang

sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat

dimanfaatkan, misalnya untuk energi, kompos, pupuk ataupun untuk bahan baku

industri (Sudrajat, 2006 : 56).

Partisipasi masyarakat dalam sistem pengelolaan sampah dapat berfungsi

sebagai pengelola, pengolah, pemanfaat, penyedia dana dan pengawas. Peran

masyarakat dalam pengelolaan sampah ini secara garis besar terdiri dari :

1. Masyarakat wajib melakukan pengurangan timbulan sampah dari sumbernya,

yaitu melalui pendekatan 3R (Reuse, Reduce, Recycle) serta melakukan

pemilahan sampah.

2. Masyarakat bertindak sebagai pengawas untuk menjaga agar sistem

pengelolaan sampah dapat berjalan dengan baik.

Page 19: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

3. Masyarakat dapat mengurangi pencemaran lingkungan dengan memanfaatkan

sampah untuk kegiatan ekonomi, baik dilakukan secara perorangan, maupun

bekerja sama dengan pelaku usaha.

4. Masyarakat sebagai pengolah sampah berperan sebagai sumber daya manusia

untuk mengoperasikan maupun memelihara sarana dan prasarana pengolahan

sampah (PPLH Regional Jawa, 2007 : 210).

Salah satu daerah yang telah berhasil melaksanakan pengelolaan sampah

yang melibatkan partisipasi masyarakat adalah dusun Sukunan. Atas keberhasilan

dusun Sukunan menjadi “Kampung Wisata Lingkungan” maka dusun ini menjadi

tempat percontohan untuk pengelolaan sampah mandiri berbasis masyarakat.

Banyak kalangan yang telah berkunjung di dusun Sukunan ini, baik dari instansi

pemerintah, sekolah,kelompok masyarakat lain, bahkan dari luar negeri. Dusun

Sukunan merupakan salah satu daerah di kabupaten Sleman yang sebagian besar

masyarakatnya telah melaksanakan sistem pengelolaan sampah swakelola dengan

cara memisahkan sampah sesuai jenisnya dimulai dari rumah tangga masing-

masing. Latar belakang profesi masyarakat di Sukunan ini sebagian besar adalah

buruh tani, petani, buruh bangunan, pedagang, usaha kecil rumahan (tempe,tahu,

sujen, emping mlinjo, bakpia, dll.) hanya sebagian kecil yang menjadi karyawan

swasta, PNS dan TNI. Melalui pengelolaan sampah mandiri diharapkan

masyarakat di daerah ini dapat memperoleh manfaat sampah secara ekonomi,

peningkatan motivasi dan pengetahuan terhadap pelestarian lingkungan serta

termotivasi mengembangkan sistem pengelolaan sampah mandiri dan produktif

yang berbasis masyarakat (Tim Paguyuban Sukunan Bersemi, 2008 : 9).

Page 20: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang dibahas dalam penelitian

ini adalah bagaimana bentuk partisipasi masyarakat Sukunan dalam pengelolaan

sampah. Partisipasi ini akan dilihat dari tiga aspek, yaitu : persepsi masyarakat

Sukunan terhadap pengelolaan sampah, motivasi masyarakat Sukunan untuk ikut

serta dalam pengelolaan sampah dan kegiatan partisipasi masyarakat Sukunan

dalam pengelolaan sampah.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

bentuk partisipasi masyarakat Sukunan dalam pengelolaan sampah yang dilihat

dari persepsi masyarakat Sukunan terhadap pengelolaan sampah, motivasi

masyarakat untuk ikut serta dan kegiatan partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan sampah.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Dapat digunakan sebagai salah satu model partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

2. Mampu memberikan pengetahuan atau wawasan tentang pengelolaan

lingkungan hidup khususnya cara pengolahan sampah swakelola.

Page 21: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

3. Untuk bidang pendidikan dapat digunakan sebagai sarana pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam bidang pengelolaan sampah dan pelestarian

lingkungan hidup.

Page 22: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

KAJIAN TEORETIS

A.Kajian Teoretis

1. Sampah dan Pengelolaan Sampah

Menurut UU No.18 th 2008 Pasal 1 ayat (1) definisi sampah adalah sisa

kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

Sampah, baik kuantitas maupun kualitasnya sangat dipengaruhi oleh

berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor yang penting

antara lain adalah :

a. Jumlah penduduk. Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak

penduduk, semakin banyak pula sampahnya. Pengelolaan sampah ini pun

berpacu dengan laju pertambahan penduduk.

b. Keadaan sosial ekonomi. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat,

semakin banyak jumlah per kapita sampah yang dibuang. Kualitas sampahnya

pun semakin banyak bersifat tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas

sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta

kesadaran masyarakat akan persoalan persampahan. Kenaikan kesejahteraan ini

pun akan meningkatkan kegiatan konstruksi dan pembaharuan bangunan-

bangunan, transportasi pun bertambah, dan produk pertanian, industri dan lain-

lain akan bertambah dengan konsekuensi bertambahnya volume dan jenis

sampah.

c. Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun

kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara

Page 23: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

pengepakan dan produk manufaktur yang semakin beragam pula (Sudrajat,

2006 : 110).

Sampah yang dikelola berdasarkan UU No. 18 tahun 2008 terdiri atas

sampah rumah tangga, sampah sejenis sampah rumah tangga dan sampah spesifik.

Sampah rumah tangga berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak

termasuk tinja dan sampah spesifik. Sampah sejenis sampah rumah tangga berasal

dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial,

fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya. Sedangkan sampah spesifik meliputi :

sampah yang mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), sampah yang

timbul akibat bencana, puing bongkaran bangunan, sampah yang secara teknologi

belum dapat diolah;dan/atau sampah yang timbul secara tidak periodik.

Dalam penjelasan Slamet (2004 : 154-155) definisi sampah dapat

dibedakan atas dasar sifat – sifat biologis dan kimianya, sehingga mempermudah

pengolahannya, sebagai berikut :

a. Sampah yang dapat membusuk , seperti sisa makanan. Daun, sampah kebun,

pertanian dan lainnya. Sampah ini dalam bahasa Inggris disebut garbage,

yaitu yang mudah membusuk karena aktivitas mikroorganisme. Dengan

demikian pengelolaannya menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan

maupun dalam pembuangannya.. Pembusukan sampah ini akan menghasilkan

antara lain, gas metan, gas H2S yang bersifat racun bagi tubuh. Selain racun,

H2S juga berbau busuk sehingga secara estetis tidak dapat diterima.

b. Sampah yang membusuk seperti kertas, plastik, karet, gelas, logam, dan

lainnya. Sampah jenis ini dalam bahasa Inggris disebut refuse. Biasanya terdiri

Page 24: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

atas kertas-kertas, plastik, logam, gelas, karet, dan lainnya yang tidak dapat

membusuk/sulit membusuk. Sampah ini apabila memungkinkan sebaiknya

didaur ulang sehingga dapat bermanfaat kembali baik melalui suatu proses

ataupun secara langsung. Apabila tidak dapat didaur ulang, maka diperlukan

proses untuk memusnahkannya, seperti pembakaran, tetapi hasil dari proses

ini masih memerlukan penanganan lebih lanjut.

c. Sampah yang berupa debu/abu,. Sampah jenis ini biasanya berupa debu atau

abu hasil pembakaran, baik pembakaran bahan bakar ataupun sampah.

Sampah seperti ini tentunya tidak membusuk, tetapi dapat dimanfaatkan untuk

mendatarkan tanah atau penimbunan. Selama tidak mengandung zat yang

beracun, maka abu ini pun tidak terlalu berbahaya terhadap lingkungan dan

masyarakat.

d. Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan, seperti sampah-sampah berasal

dari industri yang mengandung zat-zat kimia maupun zat fisis berbahaya.

Yang dimaksud dengan sampah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan

yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat

dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun

tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,

dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan

hidup manusia serta makhluk hidup lain.

Selanjutnya, pengelolaan ditujukan pada pengumpulan sampah mulai dari

produsen sampai pada tempat pembuangan akhir (TPA) dengan membuat Tempat

Penampungan Sampah sementara (TPS), transportasi yang sesuai lingkungan dan

Page 25: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

pengelolaan pada TPA. Sebelumnya dimusnahkan, sampah padat dapat pula

diolah dahulu, baik untuk memperkecil volume, untuk didaur ulang atau

dimanfaatkan kembali.

Menurut UU No. 18 th 2008 Pasal 1 ayat (5) definisi pengelolaan sampah

adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang

meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Dalam penjelasan UU tersebut

dinyatakan bahwa pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan,

penggunaan kembali, dan pendauran ulang, sedangkan kegiatan penanganan

sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan

pemrosesan akhir.

Untuk dapat mewujudkan lingkungan yang bersih dan bebas sampah,

diperlukan perubahan pola pikir atau cara pandang terhadap sampah. Perubahan

ini dapat digambarkan dalam hierarki pengelolaan sampah berbentuk piramida

terbalik, seperti terlihat pada Gambar 1. (Sumber : SLHI, 2004 : 180)

Avoid (menghindari)

Reduce (mengurangi)

Reuse-Recycle (mendaur ulang)

Pure waste (sampah)

Final disposal

Gambar 1. Hierarki pengelolaan sampah

Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut :

a. Tahap pertama dari pengelolaan sampah adalah menghindarkan diri untuk

menghasilkan sampah dengan membawa tas sendiri jika hendak berbelanja

Page 26: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

atau membeli barang yang paling sedikit menghasilkan sampah dalam

kemasannya.

b. Tahap yang kedua adalah berusaha untuk mengurangi sampah yang

dihasilkan dengan membeli barang yang dikemas dalam bahan yang ramah

lingkungan.

c. Tahap berikutnya yaitu melakukan daur ulang dan pengomposan dari

sampah yang dihasilkan.

d. Tahap selanjutnya jika tahap-tahap sebelumnya sulit dilakukan, adalah

membuang barang-barang yang memang sudah tidak dapat digunakan

kembali (pure waste).

e. Tahap terakhir adalah tahap yang benar-benar dibutuhkan, jika tahap-tahap

sebelumnya gagal dilakukan, yaitu membuang semua sampah yang

dihasilkan ke TPA.(SLHI, 2004 : 181)

Teknik pembuangan sampah dapat dilihat mulai dari sumber sampah

sampai pada tempat pembuangan akhir sampah. Usaha pertama adalah

mengurangi sumber sampah, baik dari segi kualitas maupun kuantitas dengan :

meningkatkan pemeliharaan dan kualitas barang sehingga tidak cepat menjadi

sampah, meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku, dan meningkatkan

penggunaan bahan yang dapat terurai secara alamiah, misalnya pembungkus

plastik diganti dengan pembungkus kertas. Semua usaha ini memerlukan

kesadaran masyarakat serta peran sertanya.

Page 27: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Secara sistematis pengelolaan sampah di kota besar dapat dilakukan

dengan dua sistem, yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Kedua sistem ini masing-

masing terdapat kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

Pengelolaan Sistem Sentralisasi

Kebanyakan pemukiman masih menerapkan pola pengelolaan sampah

secara sentralistik. Sistem sentralisasi pengolahan sampah adalah pengolahan

sampah yang terpusat dari daerah yang cakupannya luas. Pengolahan sampah

yang dilakukan di tingkat TPA. Di setiap sub-area tidak diadakan pengolahan

sampah, hanya aktivitas pengumpulan sampah. Kelebihan sistem ini terlihat dari

bisa dikelolanya sampah dengan beberapa sistem anaerob dan aerob. Kelemahan

pada pengolahan sampah sistem sentralisasi yaitu biaya pengangkutan sampah

cukup besar dan lahan yang dibutuhkan untuk pengumpulan dan pengolahan

cukup luas.

Pengelolaan Sistem Desentralisasi

Berbeda dengan sistem sentralisasi, sistem desentralisasi mensyaratkan

pengolahan sampah pada daerah hulu atau penghasil sampah pertama. Pada

sistem ini, di setiap di setiap sub-area tidak hanya aktivitas pengumpulan sampah,

tetapi juga pengolahannya sampai menjadi produk yang bisa dimanfaatkan lagi.

Kelebihan sistem desentralisasi memungkinkan luas lahan yang dibutuhkan untuk

pengumpulan dan pengolahan tidak terlalu luas. Selain itu, biaya pengangkutan

sampah yang besarnya rata-rata 75% dari total biaya untuk mengolah sampah bisa

dikurangi. Sentra pengumpulan dan penampungan sampah dilakukan pada tingkat

Page 28: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

cakupan daerah yang lebih kecil, misalnya tingkat kelurahan, atau tingkat

kecamatan (Purwendro, 2006 :11-12).

Sebagaimana dijelaskan Sudrajat (2006:52) Sistem yang cocok diterapkan

di Indonesia adalah sistem desentralisasi, karena sistem ini bertujuan mengurangi

arus sampah ke TPA dengan membagi-bagi pengolahan sampah tersebut di

beberapa titik, yaitu : pengolahan langsung dari sumber sampah, pengolahan di

TPS dan pengolahan di TPA.

Gambar 2. Alur Manajemen Persampahan.

Alur ManajemenPersampahan

Sumber(Rumah, Pasar,

Kantor, Terminal, dll.)

TPSTPS

WilayahKota

TPA(Tempat

PemrosesanAkhir)

•Pengolahanberbasismasyarakat/ sumber (rumah, kantor, dll) àpemilahan, kompos, daurulang•Insentif dari Pemda, mis.

• Jaminanpembeliankompos• Bantuanalat

Prinsipno service no moneyNo waste no charge

PengolahanSampaholehPemda(dapatdikerjasamakandenganSwasta)•Kompos•Daurulang•Insineratoràenergy•Sanitary Landfill àMethane capture danenergy (CDM)

GarisTargetVolume Sampah

90%70%

35%

20%

Page 29: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Alur manajemen persampahan ini tujuannya untuk mengurangi timbulan

sampah di TPA. Berbagai macam usaha yang dilakukan agar sampah bisa

ditanggulangi bersama mulai dari masyarakat, dunia usaha (swasta) hingga

pemerintah. Sampah yang berasal dari sumber antara lain : rumah, pasar, kantor,

sekolah dan tempat lainnya dipilah berdasarkan jenis organik dan an organik.

Tentunya dalam proses pemilahan tersebut harus ditunjang oleh pra sarana yang

memadai. Sampah organik diolah menjadi kompos, sedangkan an organik disortir

kembali untuk barang yang bisa digunakan kembali atau pun dijual ke

pengumpul. Peran pemerintah salah satunya adalah memberikan insentif bisa

berupa jaminan pembelian kompos, dan bantuan pengadaan alat (alat pencacah

sampah organik maupun pencacah plastik) sehingga dengan bantuan tersebut

kegiatan pengolahan sampah yang dilakukan oleh masyarakat dapat berjalan

optimal. Pengolahan dapat dilakukan secara langsung oleh masyarakat itu sendiri,

namun bisa juga dilakukan di TPS kawasan atau TPS wilayah kota. Jika berjalan

dengan baik maka bisa diprediksi sampah yang ditampung dalam TPS kawasan

atau pun TPS wilayah kota jumlahnya lebih berkurang. Akan lebih baik lagi jika

di TPS wilayah juga dilakukan pengolahan sampah oleh pihak pemda yang

bekerja sama dengan pihak swasta. Dengan langkah-langkah pengolahan sampah

dekat dengan sumber dan TPS wilayah maka diharapkan sampah kota yang

masuk ke TPA jumlahnya berkurang hingga 20 %.

Salah satu metode yang bisa dikembangkan untuk proses pengelolaan

sampah tersebut adalah implementasi prinsip reduce, reuse dan recycle yang

sering diistilahkan dengan 3 R, Reduce (pengurangan sampah), Reuse

Page 30: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

(penggunaan kembali) dan Recycle (daur ulang). Khusus dalam pengelolaan

sampah di tingkat permukiman diperlukan sistem pengelolaan sampah yang

berbasis masyarakat dengan mekanisme sebagai berikut :

Langkah pertama

Penyampaian gagasan tentang sistem pengelolaan sampah swakelola kepada

tokoh masyarakat, antara lain Pengurus RW, Pengurus RT, PKK, Dasawisma,

Takmir Masjid, Pemuda, dan sebagainya. Pada tahap ini harus ada orang

(diutamakan orang dalam kampung itu sendiri) yang mampu melakukan

sosialisasi dan motivasi secara mantap dan jelas. Momentum ini sangat

menentukan tanggapan tokoh masyarakat untuk menerima atau menolak terhadap

sistem pengelolaan sampah yang ditawarkan.

Langkah Kedua

Pembentukan Tim Pengelola Sampah Kampung. Tim ini sangat penting

peranannya dalam mengawal keberlangsungan sistem pengelolaan sampah yang

akan dijalankan oleh masyarakat. Mereka yang duduk dalam tim sebaiknya dipilih

mereka yang mempunyai sikap peduli terhadap lingkungan, berdedikasi tinggi,

bertanggung jawab dan mampu bekerjasama dengan masyarakat. Tugas tim ini

adalah melakukan sosialisasi, edukasi, evaluasi dan motivasi secara terus menerus

kepada masyarakat agar mau dan mampu melaksanakan pengelolaan sampah

swakelola.

Langkah Ketiga

Menyusun visi, misi dan slogan kampung untuk meningkatkan motivasi

masyarakat sebaiknya dalam membuat slogan melibatkan aspirasi masyarakat.

Page 31: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Langkah Keempat

Sosialisasi, edukasi dan motivasi diarahkan kepada seluruh lapisan masyarakat

(anak-anak hingga orang tua) dengan metode demonstrasi, Tanya jawab dan

perlombaan-perlombaan. Selain itu dapat melalui media lain, misalnya lagu yang

berisikan ajakan kepada masyarakat untuk melakukan pengelolaan sampah

dengan benar.

Langkah Kelima

Untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan sampah

dilakukan beberapa latihan, misalnya latihan memisahkan sampah sesuai jenisnya,

latihan membuat kompos, latihan membuat kerajinan daur ulang dari sampah dan

lain-lain.

Langkah keenam

Menyiapkan sarana pendukung dalam pelaksanaan pengelolaan sampah. Sarana

pendukung yang diperlukan dalam pengelolaan sampah misalnya tempat sampah

yang sudah terpilah, tong/drum sampah, gentong untuk tempat kompos, gerobak

sampah, bak kompos, alat daur ulang dan TPS kampung. Pengadaan dan

pengerjaan semua sarana sebaiknya dilakukan oleh msyarakat sendiri secara

gotong royong. Tujuannya agar masyarakat mempunyai rasa memiliki sarana

tersebut sehingga nantinya juga akan memeliharanya.

Langkah Ketujuh

Menyiapkan petugas dan atau menjalin kerjasama dengan pihak lain yang mau

menjadi pengambil dan pembeli sampah. Sebelum ditawarkan ke pihak lain,

sebaiknya ditawarkan kepada masyarakat dalam kampung sendiri dulu, misalnya

Page 32: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

pemuda atau penduduk. Dalam tahap ini perlu disepakati mekanisme dan

tanggung jawab antara pihak kampung dengan pihak lain tersebut. Pengepul

sampah yang berada di sekitar daerahnya dapat dijadikan sebagai pihak rekanan

(swasta) yang menerima dana membeli sampah-sampah yang telah dipilah oleh

masyarakat.

Langkah kedelapan

Masyarakat diminta untuk segera menerapkan sistem pengelolaan sampah

swakelola sesuai dengan mekanisme yang disepakati, dimulai dari kegiatan

pemilahan sampah sesuai jenisnya di rumah tangga masing-masing sampai

memasukkan ke dalam tong sampah terdekat.

Langkah Kesembilan

Kegiatan pengelolaan sampah perlu dipantau dan dievaluasi oleh suatu tim

pengelola sampah kampung secara terus menerus. Hasilnya dibahas dalam rapat

tim untuk menentukan upaya tindak lanjut dan menyusun strategi yang dapat

dilakukan.

Langkah Kesepuluh

Pelaporan hasil kegiatan pengelolaan sampah, termasuk hasil penjualan harus

dilaporkan secara tertulis kepada masyarakat melalui forum rapat-rapat pertemuan

rutin warga setiap bulan sekali (PPLH Reg. Jawa, 2008 : 358-364).

Page 33: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Gambar 3. Bagan Pengolahan sampah produktif

Gambar 4. Alur Penanganan sampah organik menjadi kompos pada tingkat rumah tangga.

Page 34: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Dari langkah-langkah tersebut terlihat setiap orang ikut berperan dalam

melakukan pengolahan sampah. Dalam Sudrajat (2006 : 203) disebutkan seiring

meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan perekonomian masyarakat serta

perkembangan teknologi khususnya bagi industri, maka volume sampah juga

meningkat dan bervariasi jenis limbahnya. Untuk itu dikembangkan beberapa

metode agar lebih berkualitas dalam melakukan pengelolaan lingkungan, salah

satunya adalah dengan mengembangkan sistem 3R menjadi 5R, yaitu :

Re-think; suatu konsep pemikiran yang harus dimiliki pada saat awal kegiatan

akan beroperasi.

Reuse; atau penggunaan kembali adalah suatu teknologi yang memungkinkan

suatu limbah dapat digunakan kembali tanpa mengalami perlakuan

fisika/kimia/biologi.

Reduction; atau pengurangan limbah pada sumbernya adalah teknologi yang

dapat mengurangi atau mencegah timbulnya pencemaran diawal produksi.

Recovery; adalah teknologi untuk memisahkan suatu bahan/energi dari suatu

limbah untuk kemudian dikembalikan kedalam proses produksi dengan atau tanpa

perlakuan fisika/kimia/biologi.

Recycling; atau daur ulang adalah teknologi yang berfungsi untuk memanfaatkan

limbah dengan memprosesnya kembali ke proses semula yang dapat dicapai

melalui perlakuan fisika/kimia/biologi.

Namun sayangnya, penerapan sistem ini masih pada tahap sosialisasi,

belum pada implementasi yang optimal. Justru saat ini, pengelolaan persampahan

yang dilakukan oleh pemerintah masih menggunakan pendekatan yang

Page 35: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

menitikberatkan pada pengelolaan sampah ketika sampah tersebut telah dihasilkan

(end of pipe solution), yaitu berupa kegiatan pengumpulan, pengangkutan, dan

pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Pendekatan

ini akan memberatkan beban TPA dengan lahan yang terbatas.

Sedangkan menurut Slamet (2004 : 156-157) pengelolaan sampah

berupa :

a. Komposting, baik bagi jenis sampah organik, hanya diperlukan konsentrasi

dan perbandingan Nitrogen, Phospor, dan Kalium (N.P.K), minat konsumen

akan kompos, tempat atau lahan untuk komposting, serta kelayakan sosial-

ekonomis;

b. Insenerasi untuk refuse, perlu diperhatian kualitas sampah yang ada,

korosivitas jenis refuse, dan kelayakan sosial-ekonomis;

c. Proses lain seperti pembuatan bahan bangunan dari buangan industri yang

mempunyai sifat seperti semen, dan seterusnya.

Meskipun banyak teknik pengolahan sampah yang telah dijelaskan dalam

teori, namun pada kenyataannya saat ini sampah sulit dikelola oleh karena

berbagai hal :

a. Cepatnya perkembangan teknologi, lebih cepat daripada kemampuan

masyarakat untuk mengelola dan memahami persoalan persampahan.

b. Meningkatnya tingkat hidup masyarakat, yang tidak disertai dengan

keselarasan pengetahuan tentang persampahan.

c. Meningkatnya biaya operasi, pengelolaan, dan konstruksi di segala bidang

termasuk bidang persampahan.

Page 36: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

d. Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien, tidak benar, menimbulkan

permasalahan pencemaran udara, tanah, air, menimbulkan turunnya harga

tanah karena daerah yang turun kadar estetikanya, bau, dan memperbanyak

populasi lalat dan tikus.

e. Kegagalan dalam daur ulang ataupun pemanfaatan kembali barang bekas. Juga

ketidak-mampuan orang memelihara barangnya, sehingga cepat rusak.

Ataupun produk manufaktur yang sangat rendah mutunya sehingga cepat

menjadi sampah.

f. Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir

sampah, selain tanah serta formasi tanah yang tidak cocok bagi pembuangan

sampah; juga terjadi kompetisi yang semakin rumit akan penggunaan tanah.

g. Semakin banyaknya masyarakat yang berkeberatan bahwa daerahnya dipakai

tempat pembuangan sampah.

h. Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan.

i. Sulitnya menyimpan sampah sementara yang cepat busuk, karena cuaca yang

panas.

j. Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada

tempatnya dan memelihara kebersihan.

k. Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai saat ini

kebanyakan sampah dikelola oleh jawatan pemerintah.

l. Pengelolaan sampah di masa lalu dan saat ini kurang memperhatikan faktor

non-teknis seperti partsipasi masyarakat dan penyuluhan tentang hidup sehat

dan bersih.

Page 37: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Untuk itu beban pemerintah dalam hal pengelolaan sampah harus dibantu

melalui peran aktif masyarakat untuk mengolah sampah yang dihasilkan dengan

cara swakelola. Pengelolaan sampah diusahakan semakin dekat dengan sumber

penghasil sampah (masyarakat), maka semakin efisien biaya yang dikeluarkan.

Dalam pengelolaan sampah di tingkat permukiman diperlukan suatu sistem

pengelolaan sampah yang berbasis masyarakat, artinya semua cara atau langkah

yang terdapat dalam sistem tersebut dilakukan secara mandiri oleh masyarakat.

Pengelolaan sampah berbasis masyarakat merupakan kegiatan yang

sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan

penanganan sampah yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Tujuan

pengelolaan sampah berbasis masyarakat adalah mendidik dan meningkatkan

kesadaran masyarakat agar dapat melakukan pengelolaan sampah secara mandiri,

produktif, komprehensif dan ramah lingkungan, sehingga dapat meningkatkan

kebersihan, kenyamanan dan kesehatan lingkungan (PPLH Reg. Jawa :356).

Seperti yang dijelaskan oleh Chandra (2007 : 121) bahwa pengelolaan

sampah yang baik akan memberikan pengaruh positif terhadap masyarakat dan

lingkungannya, antara lain :

a. Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk.

b. Sampah dapat digunakan untuk makanan ternak setelah menjalani proses

pengelolaan yang telah ditentukan lebih dulu untuk mencegah pengaruh

buruk sampah tersebut terhadap ternak.

c. Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk berkembang

biak serangga atau binatang pengerat.

Page 38: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

d. Menurunkan insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya dengan

sampah.

e. Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup

masyarakat.

2. Partisipasi Masyarakat

Pengertian partisipasi menurut Robert Chambers dalam Daniel (2005 : 59)

adalah partisipasi dalam arti bahwa masyarakat terlibat langsung dalam setiap

tahapan proses Partisipasi adalah proses pemberdayaan masyarakat sehingga

mampu menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapinya. Pengertian partisipasi

(participation dalam kamus Inggris) adalah pengambilan bagian, pengikutsertaan.

Dengan demikian pengertian partisipasi adalah pengambilan

bagian/pengikutsertaan atau masyarakat terlibat langsung dalam setiap tahapan

proses pembangunan mulai dari perencaaan (planning), pengorganisasian

(organizing), pelaksanaan (actuating) sampai kepada monitoring dan evaluasi

(controlling) selanjutnya disingkat dengan POAC.

Partisipasi bukanlah proses alami, tetapi melalui proses pembelajaran

sosialisasi. Ada beberapa bentuk partisipasi, antara lain : (1) inisiatif/spontan,

yaitu masyarakat secara spontan melakukan aksi bersama. Ini adalah bentuk

partisipasi paling alami. Bentuk partisipasi spontan ini sering terjadi karena

termotivasi oleh suatu keadaan yang tiba-tiba, seperti bencana atau krisis, (2)

fasilitasi, yaitu suatu partisipasi masyarakat disengaja, yang dirancang dan

didorong sebagai proses belajar dan berbuat oleh masyarakat untuk menyelesaikan

Page 39: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

suatu kegiatan bersama-sama, (3) induksi, yaitu masyarakat dibujuk berpartisipasi

melalui propaganda atau mempengaruhi melalui emosi dan patriotisme, (4)

koptasi, yaitu masyarakat dimotivasi untuk berpartisipasi untuk keuntungan-

keuntungan materi dan pribadi yang telah disediakan untuk mereka, (5) dipaksa,

yaitu masyarakat berpartisipasi di bawah tekanan atau sanksi-sanksi yang dapat

diberikan penguasa. Bentuk partisipasi yang diharapkan adalah

inisiatif/spontanitas, namun sering tidak terjadi, sehingga diperlukan upaya dari

luar. Memilih proses No.3,4, dan 5 hasilnya akan relatif bersifat sementara. Dan

partisipasi tidak akan banyak bermanfaat bagi masyarakat. Yang paling baik

adalah melalui fasilitasi. Dengan fasilitasi, masyarakat diposisikan sebagai

dirinya, sehingga dia termotivasi untuk berpartisipasi dan berbuat sebaik-baiknya

(Daniel, 2005 : 60).

Partisipasi masyarakat diartikan sebagai proses yang di dalamnya

masyarakat (yang kemungkinan akan terkena dampak negatif pembangunan) turut

serta mengambil bagian dalam pengambilan keputusan. Partisipasi ini mutlak

diperlukan terutama dalam menyelesaikan secara tuntas berbagai persoalan

lingkungan hidup. Caranya ialah dengan melibatkan semua kekuatan masyarakat

secara dini dalam proses pengambilan keputusan dan pembangunan. Selain itu

upaya perlindungan lingkungan akan lebih efektif bila partisipasi atau kerja sama

dengan kelompok – kelompok masyarakat yang bersangkutan sungguh-sungguh

dilakukan. Dalam hal ini masyarakat dilihat sebagai faktor yang dominan dalam

aspek perlindungan kualitas lingkungan (Rhiti, 2005 : 98).

Page 40: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Selanjutnya menurut Mitchell (2003 : 261) partisipasi mempunyai arti

penting sekurang-kurangnya dalam lima hal berikut ini, yaitu sebagai (1)

masukan kebijaksanaan, (2) strategi, (3) komunikasi, (4) media pemecahan publik,

(5) terapi sosial dalam arti cara untuk menghilangkan keterasingan dari warga

masyarakat dalam suatu kegiatan pembangunan. Sebagai masukan kebijaksanaan,

partisipasi dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat yang mungkin

akan terkena dampak negatif suatu kegiatan pembangunan mempunyai hak untuk

dimintai pendapatnya.

Dalam definisi partisipasi tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur

terjadinya partisipasi adalah harus ada tujuan kelompok lebih dahulu; harus ada

dorongan untuk menyumbang atau melibatkan diri bagi tercapainya tujuan

kelompok; keterlibatan tersebut meliputi baik fisik, mental maupun emosi; harus

ada rasa tanggung jawab bersama demi tercapainya tujuan kelompok. Selanjutnya

agar tindakan bersama tersebut lebih berstandar pada prakarsa dan partisipasi

masyarakat sendiri dibutuhkan adanya kompetensi masyarakat terhadap proses

pembangunan di lingkungan kehidupannya. (Zuandi, 2008 : 19)

Pada hakekatnya partisipasi merupakan pemberdayaan masyarakat dengan

peningkatan kemampuan dan penguatan kelembagaan komunitas lokal melalui

proses belajar berbasis pengalaman (Halvorsen, 2003;535).

Menurut Adisasmita (2006 : 38), partisipasi anggota masyarakat adalah

keterlibatan dan pelibatan anggota masyarakat dalam pembangunan, meliputi

kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan (implementasi) program/proyek

pembangunan yang dikerjakan di masyarakat lokal.

Page 41: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Persoalan lingkungan hidup sebenarnya juga muncul karena partisipasi

masyarakat, terutama yang terkena dampak penting, tidak ada. Partisipasi itu tidak

hanya berarti bahwa masyarakat turut mengelola lingkungan secara fisik, namun

juga melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan penting, dan membuat

mereka merasa memiliki kegiatan itu.

Partisipasi atau peran serta masyarakat dalam pembangunan (pedesaan)

merupakan aktualisasi dari ketersediaan dan kemauan anggota masyarakat untuk

berkorban dan berkontribusi dalam implementasi program/proyek yang

dilaksanakan. Alasan atau pertimbangan untuk mengajak masyarakat turut

berpartisipasi adalah anggota masyarakat dianggap bahwa :

a. Mereka mengetahui sepenuhnya tentang permasalahan dan

kepentingannya/kebutuhan mereka.

b. Mereka memahami sesungguhnya tentang keadaan lingkungan sosial dan

ekonomi masyarakatnya.

c. Mereka mampu menganalisis sebab dan akibat dari berbagai kejadian di

masyarakat.

d. Mereka mampu merumuskan solusi untuk mengatasi permasalahan dan

kendala yang dihadapi.

e. Mereka mampu memanfaatkan sumberdaya pembangunan (SDA,SDM, dana,

sarana dan teknologi) yang dimiliki untuk meningkatkan produksi dan

produktivitas dalam rangka mencapai sasaran pembangunan masyarakatnya

yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Page 42: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

f. Anggota masyarakat dengan upaya meningkatkan kemauan dan kemampuan

SDM-nya sehingga dengan berlandaskan pada kepercayaan diri dan

keswadayaan yang kuat mampu mengurangi dan bahkan menghilangkan

sebagian besar ketergantungan terhadap pihak luar (Adisasmita, 2006: 40-41).

Apapun usaha pengelolaan sampah, baik skala besar maupun kecil, bila

harus mencapai tujuannya, yakni lingkungan dan masyarakat yang sehat, maka

faktor yang paling utama, yang harus diperhatikan adalah peran serta masyarakat.

Masyarakat harus mengerti dan mau berpartisipasi bila perlu juga berubah sikap

sehingga bersedia membantu mulai dari pengurangan volume sampah, perbaikan

kualitas sampah, membuang sampah pada tempatnya, membersihkan tempat

sampah, sampai pada penyediaan lahan, dan pemusnahan sampah. Tanpa

partisipasi masyarakat, program persampahan tidak akan tuntas pengelolaannya.

(Slamet, 2004 : 158).

Selain hal tersebut menurut Budiharjo (2003 :179) tingkat partisipasi

masyarakat juga dipengaruhi oleh sistem nilai budaya dan sikap masyarakat yang

dominan dalam suatu wilayah. Hal ini menyebabkan partisipasi masyarakat relatif

sangat berhasil di suatu lingkungan masyarakat tetapi mungkin saja tidak berhasil

di wilayah lainnya. Faktor-faktor yang mendorong masyarakat untuk

berpartisipasi adalah sebagai berikut :

a. Masyarakat akan berpartisipasi jika menganggap ada manfaat dan penting;

b. Partisipasi yang dilakukan akan membawa ke arah perubahan yang lebih baik;

c. Partisipasi diberikan akan diperhatikan dan dihargai, bukan hanya sebagai

upaya untuk memenuhi persyaratan formal;

Page 43: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

d. Masyarakat merasa mampu untuk berpartisipasi dan akan didukung pihak lain

dalam kegiatan tersebut;

e. Struktur dan proses dalam partisipasi tidak asing bagi masyarakat setempat

atau sesuai dengan tata cara dan nilai setempat.

Menurut Sutrisno (1995 : 98), partisipasi masyarakat dalam suatu kegiatan

pembangunan tidak dapat muncul begitu saja, harus ada insentif agar masyarakat

bersedia memahami permasalahan yang sedang dihadapi dan secara sukarela

bersedia berkorban bagi kelancaran pembangunan. Partisipasi masyarakat banyak

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, adanya instruksi pemerintah, insentif

dan supervise, kepemimpinan yang kuat, kesepakatan warga tentang pemenuhan

kebutuhan yang sangat mendadak, kekhawatiran dikucilkan, manfaat yang

langsung diperoleh, tokoh formal dan informal, sistim nilai masyarakat, tingkat

pendidikan, faktor ekonomi, politik dan sebagainya.

Partisipasi masyarakat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor selain

tersebut di atas, dimana menurut Suparjan (2003 : 250) adalah kepemimpinan

yang kuat, insentif dan supervisi, instruksi pemerintah, contoh dari proyek

swadaya lain, kesepakatan warga tentang kebutuhan yang mendesak, manfaat

yang diperoleh secara langsung dan pengorbanan yang diberikan, kekuatiran

untuk dikucilkan, serta adanya tokoh informal dan formal.

Banyak alasan dapat diberikan untuk menyertakan masyarakat dalam

pengelolaan lingkungan dan sumberdaya. Melalui konsultasi dengan masyarakat

yang tinggal di wilayah yang akan terkena kebijakan, program atau proyek

dimungkinkan untuk :

Page 44: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

a. Merumuskan persoalan dengan lebih efektif.

b. Mendapatkan informasi dan pemahaman di luar jangkauan dunia ilmiah.

c. Merumuskan alternatif penyelesaian masalah yang secara sosial akan dapat

diterima

d. Membentuk perasaan memiliki terhadap rencana dan penyelesaian, sehingga

memudahkan penerapan.

Meskipun pendekatan partisipatif mungkin memerlukan waktu lebih lama

pada tahap - tahap awal perencanaan dan analisis, di dalam proses selanjutnya,

pendekatan ini akan mengurangi atau menghindari adanya pertentangan.

Sementara beberapa pengelola lingkungan mungkin merasa terancam dan

tertentang dengan pendekatan partisipasi, karena menyadari bahwa merupakan

tugas merekalah untuk merumuskan persoalan dan mengembangkan

penyelesaiannya, saat ini di negara-negara demokratik dengan masalah yang

semakin kompleks, lebih banyak pengelola memandang positif pendekatan ini

(Mitchell, 2003 : 253-254).

Pengertian partisipatif menurut Robert Chambers dalam Daniel (2005 : 59)

adalah partisipasi dalam arti bahwa masyarakat terlibat langsung dalam setiap

tahapan proses. Dengan demikian pengertian partisipasif adalah pengambilan

bagian/keikutsertaan atau masyarakat terlibat langsung dalam setiap tahapan

proses pembangunan mulai dari perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), pelaksanaan (actuating) sampai kepada monitoring dan evaluasi

(controlling) selanjutnya disingkat dengan POAC.

Page 45: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

3. Persepsi Masyarakat

Pengelolaan lingkungan hidup yang diintegrasikan dalam suatu kegiatan

masyarakat, tidak terlepas dari keterlibatan maupun keikutsertaan masyarakat.

Dalam hal ini, kuantitas dan kualitas bentuk peran serta masyarakat dalam

meningkatkan kemampuan dan mengembangkan potensi dirinya tergantung

bagaimana ia dapat menerima, mengolah dan menyimpulkan serta

mempersepsikan di dalam alam pikirannya, segala informasi dan rangsangan

tindakan yang ia terima. Sebagaimana disampingkan oleh Moskowitz dan Orgel

(Walgito, 1999 :46), bahwa persepsi adalah proses pengorganisasian,

penginterpretasikan terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu

sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang

intergrated dalam diri individu.

Melalui persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang

keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri

individu yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam

persepsi stimulus dapat datang dari luar individu, tetapi juga berasal dari dalam

diri individu yang bersangkutan. Bila yang dipersepsi dirinya sendiri sebagai

objek persepsi, inilah yang disebut persepsi diri (self-perception). Karena dalam

persepsi itu merupakan aktivitas yang intergrated, maka seluruh apa yang ada

dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka

acuan dan aspek-aspek yang lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan

dalam persepsi tersebut.

Page 46: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Persepsi dari setiap individu merupakan langkah awal yang menentukan

dalam menyumbangkan keberhasilan upaya partisipasi potensi optimalnya.

Dengan demikian, dalam partisipasi masyarakat untuk meningkatkan

kemampuannya yang terpenting adalah memberikan rangsangan dan tindakan

sebagai informasi yang dapat diterima individu secara nalar sesuai kemampuan

daya pikirnya. Selanjutnya diikuti dengan menumbuhkan motivasi untuk

mengubah perilaku menjadi lebih baik serta mau berpartisipasi aktif dalam

pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian lingkungan hidup.

4. Motivasi

Dalam partisipasi masyarakat, perlu memberikan motivasi kepada mereka

yang sebelumnya kurang mempertimbangkan kelestarian lingkungan hidup

menjadi pengelola sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan sangat

diharapkan.

Motivasi merupakan sesuatu yang ada dalam diri seseorang dan tidak

nampak dari luar. Motivasi akan terlihat melalui perilaku seseorang yang dapat

dilihat. Motivasi merupakan faktor penting yang mendukung prestasi kerja, di

samping faktor lain seperti kemampuan, keahlian dan kesediaan atau motivasi

seorang karyawan untuk bekerja biasanya ditujukan oleh aktivitas yang terus

menerus dan yang berorientasikan tujuan (Uno, 2007: 50).

Sedangkan menurut Iswanto (1994 : 9) motivasi adalah dorongan dasar

yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri

seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan

Page 47: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan

atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang didasarinya.

Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong

seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Uno (2007 : 48), motivasi instrinsik timbul tidak memerlukan

rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu

sesuai atau sejalan dengan kebutuhan. Sedangkan motivasi ekstrinsik timbul

karena adanya rangsangan dari luar individu. Imbalan instrinsik (misalnya suatu

perasaan keberhasilan dalam hal melaksanakan tugas tertentu, yang sangat

menarik dan menantang) merupakan bagian integral dari tugas yang dihadapi, dan

hal tersebut ditentukan oleh individu yang melaksanakan tugas tersebut.

Dalam Sarwono (1999 : 25) disebutkan bahwa motivasi adalah dorongan

psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan. Motivasi membuat

keadaan dalam diri individu muncul, terarah dan mempertahankan perilaku.

motivasi menjadi hasrat atau dorongan terhadap seseorang agar mau melakukan

sesuatu.

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya

adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau

activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang mengarah kepada pencapaian

kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan. Oleh

karena itu tidak akan ada motivasi, jika tidak dirasakan rangsangan-rangsangan

terhadap hal semacam di atas yang akan menumbuhkan motivasi, dan motivasi

yang telah tumbuh memang dapat menjadikan motor dan dorongan untuk

Page 48: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan atau pencapaian keseimbangan. Motivasi

yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan

yang lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat

motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan

motivasi/dorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa

yang dikehendaki oleh individu lain.

Adisasmita (2004 : 150-151) tingkat pertisipasi masyarakat sangat

dipengaruhi oleh motivasi masyarakat, dimana dia membedakan dalam 5 (lima)

motif yang melatarbelakangi masyarakat berpartisipasi :

a. Motif psikologis, yaitu motivasi adanya kepuasan pribadi, pencapaian prestasi,

atau rasa mencapai sesuatu, meskipun tidak menghasilkan uang atau barang.

Untuk meningkatkan partisipasi berarti memberikan kesempatan kepada setiap

warga masyarakat untuk mengekspresikan diri dan mengatakan aspirasinya

serta keleluasaan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia.

b. Motif sosial, yaitu untuk memperoleh status sosial dan untuk menghindari

diri dari terkena pengendalian kontrol. Orang akan berpartisipasi dalam suatu

kegiatan pembangunan jika berakibat meningkatkan status sosial dan

barpartisipasi juga karena takut terkena sanksi sosial.

c. Motif keagamaan, dimana motif ini didasarkan pada kepercayaan kepada

kekuatan agama yang berada di luar dirinya. Agama sebagai ideologi sosial

yang mempunyai berbagai fungsi bagi pemeluknya dapat meningkatkan

partisipasi pemeluknya dalam pembangunan.

Page 49: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

d. Motif ekonomi, yaitu adanya keuntungan yang seringkali mendorong orang

untuk mengambil keputusan untuk berpartisipasi dalam pembangunan.

Pengambilan keputusan berpartisipasi dalam masyarakat bila menghasilkan

manfaat keuntungan bagi dir/kelompoknya dan kerugian yang diperoleh lebih

kecil akibat ikut berpartisipasi dari pada tidak ikut berpartisipasi.

e. Motif politik, motif yang didasarkan oleh kekuasaan, partisipasi

seseorang/kelompok tertentu akan ditentukan oleh besar kecilnya kekuasaan

yang diperoleh dari partisipasi dan kegiatan yang diikuti. Makin besar yang

diperoleh dari keterlibatan dalam kegiatan akan makin meningkat

partisipasinya.

B. Penelitian yang Relevan

1. Manajemen swakelola sampah Dusun Sukunan dan Gondolayu Lor Propinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta oleh Surahmah Asti Mulasari, Tugas Akhir

Universitas Gajah Mada tahun 2007. Tujuan dalam penelitian ini untuk

mengetahui manfaat swakelola sampah dan tingkat keberhasilan swakelola

sampah di Dusun Sukunan dan Gondolayu Lor.

2. Mekanisme partisipasi masyarakat dalam program rekonstruksi pasca bencana

alam, (studi kasus pembangunan perumahan korban gempa dan tsunami di

kelurahan Suak Indrapuri dan Desa Peunaga Cut Ujong Kabupaten Aceh

Barat., oleh Hasmi Zuandi., Pascasarjana UGM .Tesis. 2007.

Page 50: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

C. Kerangka Berpikir

Dari uraian latar belakang serta permasalahan yang telah dirumuskan, sistem

partisipasi masyarakat dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan kerangka

pikir sebagai berikut :

Gambar 5. Kerangka berpikir sistem partisipasi masyarakat

Dalam pelaksanaan pengelolaan sampah mandiri diperlukan upaya-upaya

yang dapat merubah persepsi masyarakat yang dahulu beranggapan bahwa

sampah itu merupakan barang yang tidak berguna dan harus dibuang menjadi

pandangan baru bahwa sampah itu dapat digunakan kembali dan bisa

menghasilkan. Dari perubahan persepsi tersebut akan menimbulkan pengaruh

positif pada masyarakat terhadap kegiatan pengolahan sampah mandiri. Dengan

persepsi yang benar, diharapkan akan menumbuhkan motivasi masyarakat untuk

ikut berpartisipasi dalam kegiatan pengelolaan sampah. Sikap positif yang

mempertimbangkan etika lingkungan, serta bermanfaat baik ekonomi, sosial

PERSEPSI MASYARAKAT

MANFAAT : - EKONOMI - SOSIAL - LINGKUNGAN

MOTIVASI

PARTISIPASI MASYARAKAT

PENGELOLAAN SAMPAH & PELESTARIAN LINGKUNGAN

HIDUP

Page 51: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

maupun lingkungan, akan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan

pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan hidup. Dengan demikian hasil

partisipasi ini tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat Sukunan, tetapi

juga meningkatkan kemampuan masyarakat dalam ilmu pengetahuan, pengelolaan

lingkungan hidup, khususnya dalam mengelolah sampah yang dihasilkan setiap

rumah tangga dan juga dalam pengendalian pencemaran lingkungan hidup yang

terjadi akibat dari kegiatan sehari-hari, serta pelestarian lingkungan yang

berkelanjutan.

Page 52: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Sukunan, Desa Banyuraden,

Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu

penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Desember 2009.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh dari pengamatan di lapangan dan wawancara dengan masyarakat

Sukunan. Data sekunder merupakan informasi yang telah tersedia di lapangan

berupa : jumlah penduduk, denah wilayah Sukunan, sistem pengelolaan sampah

Sukunan dan kliping perkembangan program pengelolaan sampah Sukunan.

Materi atau obyek yang diteliti adalah partisipasi masyarakat, dalam hal ini

antara lain : prasarana pengelolaan sampah di Sukunan, masyarakat Sukunan dan

kegiatan pengelolaan sampah di Sukunan.

2. Sumber Data

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha

mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena atau hubungan antar fenomena

Page 53: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

yang diteliti dengan sistematis, faktual dan akurat. Dalam penelitian kualitatif ini,

data yang diperlukan berupa jenis informasi yang penting untuk dikaji, sebagian

besar berupa data kualitatif. Menurut Lofland ( Moleong, 2009 : 157) sumber data

utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah

data tambahan.

Untuk mendapatkan data yang berupa kata-kata peneliti mengadakan

wawancara sendiri dengan beberapa nara sumber, antara lain:

a. Penduduk Dusun Sukunan (8 orang) sebagai tim pengelolaan sampah ;

b. Pelopor kegiatan pengelolaan sampah di Dusun Sukunan (Iswanto);

c. Ketua RW dan Ketua RT;

d. Ketua Paguyuban Sukunan Bersemi (PSB) Suharto.

Sehubungan dengan yang diteliti adalah partsipasi masyarakat, maka penulis

mencoba menggali informasi dari tokoh masyarakat di Sukunan dan orang-orang

yang punya peran dalam tim pengelolaan sampah Sukunan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara mendalam (in-depth interviewing)

Wawancara sangat diperlukan untuk mendapatkan informasi penting untuk

mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi,

Page 54: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

tuntutan, kepedulian dan lain sebagainya, yang ditegaskan oleh Lincoln dan Guba,

(dalam Moleong, 2009 : 186)

Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat,

tidak dalam suasana formal dan bisa dilakukan berulang pada informan yang

sama. Kelenturan dan kelonggaran cara ini akan mampu mengorek kejujuran

informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya, yang berkaitan dengan

perasaan, sikap dan persepsi mereka terhadap kegiatan pengelolaan sampah

(Sutopo, 1996 : 137).

2. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan (observasi) adalah suatu metode pengumpulan data dengan

melibatkan peneliti pada objek penelitian yang terjadi. Observasi dilaksanakan

pada masyarakat Sukunan. Pengamatan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

informasi secara langsung tentang prasarana pengolahan sampah, kegiatan

masyarakat Sukunan khususnya dalam penngelolaan sampah, atau aktifitas

masyarakat dalam berbagai hal yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan,

kondisi lingkungan dusun Sukunan yang membuktikan sampah terolah melalui

keberadaan pra sarana dan hasil olah sampah. Hasil observasi digunakan untuk

membahas lebih dalam tentang permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Hasil

observasi disajikan dalam dokumentasi pada lampiran 6,7 dan 8.

Menurut Nasution dalam Sugiyono (2008 : 228) menyatakan bahwa

observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat

Page 55: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh

melalui observasi. Manfaat observasi adalah sebagai berikut :

a. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami

konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh

pandangan yang holistik atau menyeluruh.

b. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga

memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak

dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif

membuka kemungkinan melakukan penemuan.

c. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak

diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu,

karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam

wawancara.

d. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak

akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat

sensitive atau ingin ditutupi karena dapat merugikan lembaga.

e. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi

responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih

komprehensif.

f. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan data

yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan

suasana situasi sosial yang diteliti.

Page 56: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

3. Diskusi

Diskusi tentang perkembangan pengelolaan sampah dilakukan pada saat

pertemuan warga masyarakat Sukunan di rumah Ketua Paguyuban Sukunan

Bersemi (PSB) pada hari Sabtu tanggal 9 Januari 2010 pukul 19.00- 21.00 WIB.

Diskusi dihadiri oleh 12 orang terdiri dari ketua PSB, pelopor kegiatan

pengelolaan sampah, ketua RT, ketua kelompok pemuda, para koordinator unit.

Kelompok diskusi terbagi 2 untuk membahas perkembangan kegiatan pengelolaan

sampah dan evaluasi hasil pelaksanaan pengelolaan sampah di Sukunan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian terdiri dari : 1) Observasi/pengamatan, pengamatan

dilakukan secara langsung oleh peneliti pada dusun Sukunan baik dari segi

lingkungan maupun kegiatan masyarakat. 2). Wawancara mendalam/indepth

interview, wawancara dilakukan peneliti kepada beberapa narasumber yang

mengetahui dengan baik proses dan perkembangan pengelolaan sampah di

Sukunan. 3). Diskusi dilakukan dengan mengumpulkan data dari beberapa

narasumber, baik dari tokoh masyarakat Sukunan maupun anggota masyarakat.

Isi instrumen adalah sebagai berikut : 1). Instrumen observasi : hal-hal

yang diobservasi adalah prasarana pengolahan sampah, kegiatan masyarakat

dalam pengolahan sampah, kondisi lingkungan dusun Sukunan yang

membuktikan sampah terolah melalui keberadaan pra sarana dan hasil olah

sampah. 2). Instrumen wawancara : pokok-pokok wawancara meliputi aktifitas

masyarakat Sukunan, pandangan masyarakat Sukunan terhadap pengelolaan

Page 57: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

sampah, motivasi masyarakat Sukunan untuk ikut serta dan bentuk partisipasi

masyarakat Sukunan dalam pengelolaan sampah. 3). Instrumen diskusi : catatan

tentang hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa informan.

E. Teknik Sampling

Dalam penelitian kualitatif ini menggunakan teknik cuplikan yang bersifat

selektif, dengan memilih narasumber/informan yang dianggap mengetahui proses

dan perkembangan program pengelolaan sampah di Sukunan, sehingga

kemungkinan pilihan informasi dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan

kemantapan peneliti dalam memperoleh data. Teknik sampling semacam ini

menggunakan teknik “purposive sampling” yang bersifat internal, yang memberi

kesempatan bahwa keputusan bisa diambil begitu peneliti mempunyai suatu

pikiran umum yang muncul mengenai apa yang sedang dipelajari, dengan siapa

akan bicara, kapan perlu melakukan observasi yang tepat (time sampling) dan juga

berapa jumlah serta macam dokumen yang ditelaah (Sutopo,1996 :35).

Teknik “purposive sampling” atau sample bertujuan yang digunakan

dalam penelitian ini bertujuan memperoleh variasi data/informasi sebanyak-

banyaknya. Dalam penelitian ini, pemilihan sampel tidak ditentukan terlebih

dahulu darimana atau dari siapa tetapi setelah berjalan pemilihan sampel

berikutnya bergantung dari tujuan atau keperluan peneliti. Teknik sampling bola

salju digunakan oleh peneliti untuk menentukan sampel berikutnya secara

Page 58: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

berkelanjutan. Jika informasi yang didapatkan dari beberapa sampel sama atau

terjadi pengulangan data maka penarikan sampel dianggap cukup dan diakhiri.

F. Validitas Data

Dalam penelitian ini untuk menghindari ketidak percayaan data dilakukan

teknik triangulasi sumber guna mempertinggi kebenaran data, yakni dengan

mengecek dari beberapa sumber yang berbeda mengenai masalah yang sama.

Langkah untuk mendapatkan kebenaran informsi setiap informan, dilakukan

teknik recheck, yaitu upaya meneliti data hasil wawancara dari informan untuk

memperoleh tingkat kebenaran informasi dari informan.

Langkah yang digunakan penulis dalam memperoleh validitas data sesuai

dengan langkah-langkah yang diutarakan Moleong (2009: 175 – 179) yaitu :

1. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan yang sedang dicari dan

kemudian memasukkan hal-hal tersebut secara rinci.

2. Teknik trangulasi data (sumber), adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu dan untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding data itu ( Moleong, 2009: 178). Jenis

yang digunakan adalah triangulasi data dan triangulasi metode. Triangulasi

data adalah pengumpulan data sejenis dengan sumber data yang berbeda.

Triangulasi metode adalah pengumpulan data sejenis dengan teknik

pengumpulan data yang berbeda.

Page 59: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini dilakukan analisis interaktif yang berbentuk siklus

(Matthew, 2002 : 20). Analisis data dilakukan secara terus menerus dari awal

pengumpulan data hingga proses verifikasi yang berlangsung mulai dari awal

penelitian sampai dengan penelitian selesai. Dengan demikian proses analisis

terjadi secara interaktif, dan menguji antar komponen secara siklus yang

berlangsung terus menerus dalam waktu cukup lama. Dengan demikian data hasil

kesimpulan telah teruji dengan selektif dan akurat.

Dalam analisis model interaktif ini meliputi komponen-komponen yakni :

pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan

(verifikasi).

1. Pengumpulan data

Data yang didapat dari lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau laporan yang

terperinci.

2. Reduksi data

Laporan dirangkum serta dipilih-pilih, difokuskan pada hal yang penting dan

diperlukan.

3. Sajian data

Dibuat untuk dilihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari

penelitian untuk menghindari terkumpulnya data yang akan sulit ditangani.

Page 60: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

4. Penarikan kesimpulan

Data yang diperoleh setelah melalui reduksi dan sajian kemudian dibuat

kesimpulan. Kesimpulan mula-mula belum jelas, setelah bertambahnya data,

maka kesimpulan akan lebih jelas, jadi kesimpulan senantiasa harus

diverifikasi selama penelitian berlangsung. Bila kesimpulan dirasa kurang

mantap karena kurangnya rumusan dalam reduksi maupun sajian, maka

peneliti kembali melakukan kegiatan pengumpulan data yang sudah terfokus

untuk mencari pendukung kesimpulan yang ada dan juga bagi pendalaman.

Page 61: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

1.Wilayah Dusun Sukunan

Suasana Dusun Sukunan, Desa Banyuraden, Kecamatan Gamping, tidak

jauh berbeda dengan desa lainnya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

(DIY). Dusun ini pun dikelilingi hamparan sawah serta saluran irigasi dan aneka

pepohonan rindang seperti khas alam pedesaan di Indonesia. Jaraknya hanya

sekitar 3 km dari batas kota sisi barat kota Yogyakarta. Masuk jalan Wates Km.4,

ke sebelah utara melewati jalan beraspal mulus sepanjang 2 Km sampailah ke

jantung dusun Sukunan.

Melewati gerbang dusun yang luasnya 42 ha itu, kita langsung disuguhi

pemandangan yang mungkin jarang terlihat di dusun lainnya. Yang paling

menonjol adalah kebersihannya, baik di lingkungan rumah warga maupun jalan

umum. Sulit sekali menemukan sampah yang bertebaran di jalan maupun halaman

rumah warga.

Di berbagai tempat strategis di pinggir jalan seputar dusun sudah

dilengkapi tempat sampah berupa 3 drum sampah pakai penutup dan saling

berdampingan. Masing-masing drum dihiasi lukisan dan aneka kreasi warga

Sukunan dan diberi label: sampah logam dan kaca, sampah plastik, serta sampah

kertas. Alhasil semua drum sampah, jauh dari kesan jorok atau bau.

Page 62: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tidak jauh dari drum sampah terdapat pula papan tulisan berisi ajakan agar

menggunakan drum sampah semestinya, demi menjaga kebersihan lingkungan.

Sedangkan di berbagai gerbang masuk dusun terdapat tulisan berupa, “Pemulung

dilarang masuk, sampah dikelola warga“. Penghijauan pun terasa di mana-mana.

Kebanyakan warga menanam aneka tanaman di sekitar rumah mereka, membuat

suasana dusun semakin sejuk dan nyaman.

Dusun Sukunan menempati area kampung seluas 42 Ha dengan batasan

wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Dusun Patran,

b. Sebelah timur berbatasan dengan Dusun Banyumeneng

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Kanoman & Dusun Tegalyoso

d. Sebelah Barat berbatasan Dusun Cokrowijayan.

Gambar 6. Denah Dusun Sukunan

Page 63: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Gambar 7. Lokasi 5 RT di Dusun Sukunan

2. Penduduk Dusun Sukunan

Dusun Sukunan berpenduduk ± 1200 jiwa dengan 300 Kepala Keluarga (KK)

yang terbagi menjadi 5 Rukun Tetangga. Yaitu RT 5, RT 6, RT 7, RT 8, dan RT

9. Sebagian besar KK-nya berpendidikan rendah dan berpendapatan menengah ke

bawah. Hampir keseluruhan mereka bekerja sebagai buruh tani, tani, buruh

bangunan, pedagang, usaha recil rumahan (tempe, tahu, sujen, emping mlinjo,

peyek belut, bakpia, dsb). Hanya sebagian kecil yang menjadi karyawan swasta.

Dengan latar belakang pendidikan yang rata-rata hanya tamatan SD dan SMP

Dusun Sukunan bisa menjadi tempat percontohan pengelolaan sampah yang

mandiri.

Page 64: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

3. Sejarah pengelolaan sampah di Sukunan

Sistem pengelolaan sampah di Sukunan dilatar belakangi oleh

permasalahan sampah yang dialami oleh masyarakat, khususnya petani. Pada

tahun 2000 beberapa petani mulai mengeluh karena semakin banyaknya sampah

yang masuk ke lahan persawahan mereka, mulai dari jenis plastik, kaca, kaleng,

bungkus makanan snack,dan lain-lain. Sampah tersebut sangat mengganggu dan

merugikan para petani karena tanaman padi menjadi rusak. Plastik yang terbenam

ke tanah menghalangi perakaran padi, sehingga kesuburan dan hasil panen juga

tidak maksimal dan menurun. Pecahan kaca dan beling sering mengakibatkan luka

bagi petani saat mengerjakan sawahnya. Selain itu, petani harus mengeluarkan

waktu dan tenaga ekstra untuk membersihkan sampah dari sawahnya.

Seiring dengan perkembangan kota, Sukunan yang termasuk kampung di

wilayah perbatasan kota juga mengalami perubahan. Semakin bertambahnya

penduduk dan masuknya pendatang ke Sukunan, semakin banyak pula rumah

yang dibangun. Akhirnya perumahan penduduk semakin padat dan pekarangan

menjadi sempit bahkan ada yang tidak memiliki halaman rumah lagi. Sampah

yang dihasilkan juga semakin banyak, sementara lahan yang biasa dapat dipakai

untuk membuang sampah di lahan pekarangan tidak ada lagi. Mereka bingung

harus menempatkan sampahnya dimana, akhirnya mereka membuangnya pada

lahan-lahan kosong milik orang lain atau di tepi jalan, bahkan juga di saluran

irigasi dan sungai.

Melihat berbagai persoalan tersebut, Bapak Iswanto, seorang penduduk

yang sebagai pendatang di dusun Sukunan berusaha menggugah semangat dan

Page 65: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

mendorong warga Sukunan untuk mencari solusi atau cara yang tepat dalam

mengelola sampah tersebut. Dimulai dengan mengajak beberapa anggota ronda,

tetangga, tokoh masyarakat untuk ikut dalam pengelola sampah. Saat itu yang

mau ikut hanya 4 orang saja dan warga Sukunan yang lain belum tertarik untuk

bergabung. Maka tahun 2002 mulai dilakukan percobaan-percobaan pembuatan

kompos secara sederhana pada tingkat rumah tangga guna mengatasi sampah

organik. Akhirnya dapat ditemukan model pembuatan kompos dengan memakai

gentong tanah.

Setelah menyelesaikan masalah sampah organik alami, pada tahun 2003

kegiatan dilanjutkan untuk mencari cara menyelesaikan masalah sampah lainnya

(anorganik). Studi lapangan ke beberapa tempat/pihak dilakukan, antara lain ke

Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) Kwarasan, TPS Tambakboyo dan

Alun-Alun Utara, bahkan hingga ke TPA Piyungan. Wawancara dengan

pemulung dan beberapa pengepul sampah pun dilakukan demi mendapatkan

informasi untuk penanganan jenis ini. Hasilnya dapat diketahui bahwa ternyata

hampir semua sampah dapat dimanfaatkan atau bernilai ekonomis setelah

dilakukan pemilahan.

Pada awal tahun 2004 proses sosialisasi dan implementasi sistem

dilakukan dengan langkah –langkah sebagai berikut :

a. Penyampaian gagasan kepada tokoh dan masyarakat kemudian dilanjutkan

dengan pembentukan Tim Pengelola Sampah kampung Sukunan.

b. Pendidikan dan sosialisasi sistem kepada seluruh lapisan masyarakat mulai

anak-anak hingga orang tua.

Page 66: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

c. Kegiatan sosialisasi kepada anak-anak melalui model permainan dan

perlombaan yang diorganisir oleh pemuda/pemudi.

d. Kegiatan sosialisasi kepada kaum muda mudi Sukunan menggunakan metode

demonstrasi tanya jawab.

e. Kegiatan sosialisasi kepada orang tua oleh tokoh masyarakat dan Tim

Pengelola Sampah dengan metode demonstrasi dan tanya jawab.

f. Kegiatan sosialisasi dan motivasi kepada masyarakat umum melalui lagu mars

Sukunan Bersemi.

g. Sarana penampungan/tong sampah dari drum bekas disiapkan oleh

masyarakat.

h. Pemuda/pemudi Sukunan membuat tong sampah dari mengelas,

membersihkan, mengecat, dan melukisi secara gotong royong.

i. Tiga buah drum sampah untuk plastik, kertas, kaca-logam ditempatkan pada

masing-masing titik tersebar di 23 lokasi kampung.

j. Drum sampah yang sudah terpasang digunakan untuk menempatkan sampah

sesuai jenisnya oleh masyarakat.

4. Fasilitas Pengolahan sampah Sukunan

Sukunan memiliki beberapa unit dalam pengolahan sampah, antara lain :

unit kompos, unit kerajinan sampah plastik, unit kerajinan sampah kain dan unit

kerajinan sampah styrofoam & bengkel. Dari berbagai unit tersebut memiliki

tugas masing-masing dan juga mempunyai pra sarana sebagai penunjang dalam

kegiatan pengolahan sampah organik dan an organik, antara lain :

Page 67: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

a. Pengolahan sampah organik

Komposter atau tempat pengomposan. Terdiri atas dua bagian : komposter untuk

sampah organik dari rumah tangga atau sampah dari dapur (sisa makanan, sisa

sayuran, lauk, nasi, dll) dan komposter komunal yang digunakan untuk sampah

pekarangan yang berupa sampah daun.

Gambar 8. Komposter untuk sampah organik dari rumah tangga

Page 68: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Gambar 9. Komposter komunal untuk sampah pekarangan.

b. Pengolahan sampah non organik.

Setiap sampah rumah tangga memisahkan sampah sesuai jenisnya di tempat

sampah pilah, seperti sampah plastik, kertas dan kaca,logam. Setelah tempat

sampah pilah tersebut penuh, lalu dibawa dan dimasukkan ke dalam drum telah

disediakan di beberapa blok dusun Sukunan. Seperti terlihat pada gambar berikut :

Gambar 10. Tempat sampah pilah di setiap rumah

Page 69: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Gambar 11. Tempat sampah pilah di beberapa blok dusun Sukunan.

Setelah drum di beberapa blok sudah penuh sampah plastik, kertas, logam

dan kaca yang terdapat di dalam drum diambil oleh petugas untuk dikumpulkan di

TPS. Sampah kemudian disortir dan kelompokkan berdasarkan nilai jualnya,

seperti kertas koran, kardus, kertas HVS, selanjutnya dipacking dan siap untuk

dijual. Sampah logam dan kaca juga disortir berdasarkan harga jualnya, seperti

ember, besi, kuningan, botol kaca, aluminium, tembaga, dan sebagainya. Masing-

masing dipacking berdasarkan jenisnya.

Khusus sampah plastik yang berupa plastik sachet minuman, snack dan

refil merupakan bahan utama unit kerajinan daur ulang yang dikumpulkan dari

masyarakat/warung/toko/kafe. Hampir semua jenis bentuk barang kerajinan dapat

dibuat seperti : aneka jenis tas, dompet,topi,tempat koran, map,dll. Unit kerajinan

memiliki beberapa mesin jahit yang digunakan untuk membuat kerajinan dari

Page 70: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

sampah plastik sachet minuman, snack dan refil, seperti contoh pada gambar

berikut :

Gambar 12. Hasil kerajinan daur ulang dari sachet minuman,snack,refil

Page 71: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Selain unit kerajinan plastik, unit bengkel juga melakukan pengolahan

sampah an organik, yaitu salah satunya adalah pembuatan produk daur ulang dari

styrofoam atau gabus putih menjadi bataco, pot, dan lain-lain. Unit Bengkel juga

berperan menyediakan pra sarana untuk pengelolaan sampah yaitu : drum/tong

sampah, komposter/gentong, tempat sampah pilah.

Berdasarkan fasilitas-fasilitas itulah Sukunan memberikan pelayanan

kepada masyarakat, instansi atau sekolah berupa :

1. Penyuluhan

Paguyuban Sukunan Bersemi sering melakukan sosialisasi ke kampung lain,

perkantoran dan perhotelan yang ingin mencontoh. Juga diundang mengikuti

workshop lingkungan dan memberi pembekalan pada mahasiswa asing.

2. Pendidikan dan Pelatihan

Selain penyuluhan, Sukunan juga memberikan pendidikan dan penyuluhan

tentang pengelolaan sampah, antara lain : rancang bangun sistem pengelolaan

sampah, pendidikan lingkungan bagi anak, out bond, daur ulang kertas dan

plastik, daur ulang styrofoam/gabus, pembuatan kompos, pupuk cair dan

inokulan/starter.

3. Penyediaan prasarana

Tidak ketinggalan juga menerima order penyediaan prasarana berupa :

drum/tong sampah, komposter/gentong dan alat pemilah sampah yang biasa

dipesan dari berbagai daerah. Untuk hal penyediaan, pihak Sukunan bekerja

sama dengan pihak luar.

Page 72: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

4. Kunjungan

Sejak melaksanakan sistem pengelolaan sampah swakelola sejak tahun 2004,

banyak orang datang untuk belajar pengelolaan sampah ala Sukunan, seperti

dari masyarakat kampung lain termasuk dari luar DIY (Banten, Jawa Barat,

DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Palembang, Banjarmasin, dll),

akademisi (Poltekkes Yogyakarta, UGM, UNY, UMY), instansi pemerintah

(KPDL, Kimpraswil, DKKP, Dinkes, kecamatan), LSM, Pusat Studi, termasuk

dari luar negeri seperti Singapore, Australia, Jerman, UK, USA, Malaysia, dan

Jepang. Dari awal menjadi daerah percontohan, kunjungan ke Sukunan

meningkat setiap tahunnya, bahkan untuk satu tahun belakangan ini, jumlah

pengunjung sudah mencapai lima ribu orang lebih. Berikut tabel data

pengunjung yang melakukan studi banding dan pelatihan sampah di Sukunan

dalam tiga tahun terakhir :

NO BULAN TAHUN

2007 2008 2009 1 Januari 79 98 400 2 Februari 57 92 495 3 Maret 32 73 295 4 April 52 87 739 5 Mei 34 93 580 6 Juni 65 111 583 7 Juli 85 110 500 8 Agustus 82 159 420 9 September 46 182 100 10 Oktober 26 200 420 11 November 78 147 329 12 Desember 44 124 491 TOTAL (orang) 680 1476 5352

Tabel 1. Data pengunjung studi banding & pelatihan di Sukunan.

Sumber : Sekretariat Paguyuban Sukunan Bersemi, 2009

Page 73: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

B. Persepsi Masyarakat Tentang Pengelolaan Sampah

Respon manusia terhadap lingkungan hidupnya sangat bergantung pada

bagimana individu itu mempersepsikan lingkungannya. Manusia menilai

lingkungan berdasarkan dua cara pendekatan yaitu pendekatan konvensional yang

menganggap bahwa persepsi sebagai kumpulan penginderaan yang dalam bahasa

Inggris disebut sensation. Persepsi merupakan kesadaran diri manusia terhadap

dunia sekeliling yang diterima melalui rangsangan panca indera. Setelah manusia

menginderakan obyek lingkungannya, ia memproses hasil penginderaaannya itu

dan timbulah makna tentang objek itu pada diri manusia bersangkutan yang

dinamakan persepsi. Pendekatan kedua adalah pendekatan ekologik yang

menyatakan bahwa persepsi terjadi secara spontan dan langsung, jadi bersifat

holistik (Gibson dalam Sarwono, 1999 : 46).

Pada hakekatnya persepsi adalah suatu penilaian kesan yang dialami oleh

setiap orang, dalam memahami informasi tentang lingkungannya. Jadi secara

sederhana dapat didefinisikan persepsi adalah penilaian kesan dimana seseorang

melakukan pemilihan, pengorganisasian atau penginterpretasian atas informasi

yang diterimanya dari lingkungan. Tahap awal terjadinya persepsi yang kemudian

melahirkan sikap yang pada gilirannya nanti akan mendorong terjadinya

perubahan dan tindakan.

Persepsi masyarakat Sukunan terhadap pengelolaan sampah erat kaitannya

dengan penilaian masyarakat tentang sampah, cara melakukan pengolahan

sampah, maksud dan tujuan pengelolaan sampah, manfaat sampah serta

bagaimana mengembangkannya.

Page 74: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Dari hasil wawancara dengan para informan didapatkan informasi bahwa

pada ada umumnya mereka mengetahui tentang sampah dan cara pengolahannya.

Namun hal ini mereka ketahui setelah mendapatkan sosialisasi tentang sampah

sejak tahun 2004. Hal yang mereka ketahui adalah jika sampah yang dihasilkan

dari rumah bisa menghasilkan uang dari penjualan sampah organik maupun

sampah an organik.

Untuk sampah organik, masyarakat memilah sampah dapur kemudian

memasukkan dalam komposter agar bisa dijadikan kompos. Keuntungannya

kompos yang akan dihasilkan bisa untuk dipakai buat tanaman di halaman rumah

atau pun dijual. Sama halnya dengan sampah anorganik, plastik, kaca logam,

kertas, yang bisa dikumpul dan dan dijual ke pengumpul.

Namun beberapa informan juga mengakui bahwa sebelum adanya program

pengelolaan sampah di Sukunan, sampah asal dibuang dimana saja sehingga

kampung terlihat kotor/jorok. Persepsi masyarakat pada awalnya beranggapan

bahwa sampah seharusnya dibuang karena tidak berguna. Sebagian warga

menimbun sampah di dalam tanah, buang ke sungai atau juga membakar. Dan hal

ini pun diakui oleh Ketua Paguyuban Sukunan Bersemi yang menjelaskan bahwa

perubahan persepsi masyarakat yang awalnya tidak mengerti cara olah sampah

menjadi paham memang memerlukan waktu. Ketika saat itu Ketua Paguyuban

bersama tiga anggota tim sampah lainnya harus keliling ke tiap-tiap rumah untuk

memberikan pemahaman kepada warga tentang kegunaan sampah, cara memilah

dan mengolah sampah. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengingatkan agar

masyarakat tidak membuang sampah lagi ke sungai, sawah atau di tempat umum

Page 75: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

lainnya. Dan sejalan dengan respon yang baik dari masyarakat, akhirnya

sosialisasi tersebut berhasil dan membuat masyarakat tergerak untuk mau

mengolah sampah, terutama dimulai dari rumah masing-masing.

Bertambahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang sampah,

cara melakukan pengolahan sampah dan tujuan pengolahan sampah berawal dari

proses sosialisasi yang dilakukan oleh tim sampah. Kegiatan inilah yang secara

perlahan bisa merubah persepsi masyarakat Sukunan sehingga bersedia ikut serta

dalam program pengelolaan sampah. Dengan perubahan ini maka program

pengelolaan sampah bisa berkembang lebih jauh lagi dan bisa ditransfer ke

wilayah lain. Untuk itulah Dusun Sukunan telah berhasil menjadi daerah

percontohan dalam hal pengelolaan sampah.

Berdasarkan persepsi masyarakat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar masyarakat sudah menyadari bahwa ternyata hampir semua

sampah dapat dimanfaatkan atau bernilai ekonomis setelah dilakukan pemilahan

(atau dengan kata lain dapat dijual).

Selain itu, masyarakat juga pada umumnya mengerti bahwa salah satu

dampak dari kegiatan pengolahan sampah tersebut juga untuk pelestarian

lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan masyarakat yang menambah

tanaman pot di sepanjang jalan RT mereka dengan tujuan untuk menambah

penghijauan di lingkungan mereka agar kampung terlihat asri.

Kemajuan masyarakat Sukunan ini tentang arti sampah, cara pengolahan

sampah dan tujuan pengolahan sampah ini menunjukkan persepsi masyarakat

yang positif. Persepsi yang positif tentang pengolahan sampah berimplikasi baik

Page 76: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

terhadap pengembangan program-program pengelolaan sampah yang

dilaksanakan di Sukunan. Hal ini terbukti dengan berkembangnya Sukunan

menjadi Desa Wisata Lingkungan pada awal 2009. Antusias masyarakat Sukunan

terhadap perkembangan kampung mereka menjadi desa wisata lingkungan

membawa rasa bangga. Apalagi yang datang di kampung ini dari seluruh

Indonesia bahkan dari luar negeri.

C. Motivasi Masyarakat dalam Kegiatan Pengelolaan Sampah

Motivasi adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan

cara tertentu. Faktor tersebut yang menjadi alasan utama bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu. Motivasi masyarakat Sukunan dalam hal ini alasan utama

yang mendorong mereka untuk turut berpartisipasi dalam program pengelolaan

sampah dijelaskan oleh beberapa narasumber.

Keikutsertaan beberapa orang dalam kegiatan pengolahan sampah karena

dilatar belakangi motif psikologis, yaitu mendapatkan ilmu dan wawasan baru.

Adisasmita (2004 : 150) menjelaskan bahwa motif psikologis, yaitu motivasi

adanya kepuasan pribadi, pencapaian prestasi, atau rasa mencapai sesuatu,

meskipun tidak menghasilkan uang atau barang. Untuk meningkatkan partisipasi

berarti memberikan kesempatan kepada setiap warga masyarakat untuk

mengekspresikan diri dan mengatakan aspirasinya serta keleluasaan untuk

mengalokasikan sumber daya yang tersedia.

Dari hasil wawancara didapatkan penjelasan mengenai motivasi mereka

untuk ikut serta dalam pengelolaan sampah di Sukunan.

Page 77: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Alasan pertama adalah karena faktor pengetahuan atau tertarik karena

mendapatkan pengetahuan baru tentang cara olah sampah. Dengan bertambahnya

pengetahuan, maka mereka diberi kesempatan untuk bisa menerapkan

pengetahuan tersebut, dalam hal ini sampah yang berada di sekitar rumah

(terdekat).

Alasan lain yang menjadi dorongan mereka untuk melakukan pengolahan

sampah adalah motif ekonomi, yaitu adanya keuntungan yang seringkali

mendorong orang untuk mengambil keputusan untuk berpartisipasi dalam suatu

kegiatan. Pengambilan keputusan berpartisipasi dalam masyarakat bila

menghasilkan manfaat keuntungan bagi diri/kelompoknya dan kerugian yang

diperoleh lebih kecil akibat ikut berpartisipasi dari pada tidak ikut berpartisipasi.

Mendaur ulang sampah bisa menambah income (pemasukan) bagi mereka,

karena dengan membuat kerajinan daur ulang dari plastik dan kerajinan dari kain

perca sehingga bisa menghasilkan barang yang bisa dipakai lagi, misalnya tas,

dompet, tempat pensil, tempat koran/majalah dan lain-lain. Barang-barang

tersebut dijual dan hasilnya diberikan kepada orang yang membuatnya sekaligus

bisa menyumbang untuk menambah kas.

Sama halnya yang dijelaskan oleh Koordinator Pengrajin Sampah, dalam

hal pembagian hasil penjualan kerajinan daur ulang itu dibagikan untuk

pengrajin, modal dan kas. Sebagai rinciannya adalah berikut ini : Pembagian hasil

dari kerajinan adalah 70 % untuk pengrajin, 25 % untuk bahan dan 5 % untuk kas

PKK. Itulah sebabnya di setiap barang kerajinan tersebut ada tercantum nama

yang membuatnya, sehingga memudahkan koordinator untuk memberikan kepada

Page 78: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

masing-masing pengrajin. Pembuatan kerajinan plastik tetap rutin dilakukan

untuk penyediaan stock di sekretariat.

Selain faktor ekonomi, alasan lain motivasi anggota masyarakat untuk

berpartisipasi adalah faktor kebersihan lingkungan. Ternyata salah satu implikasi

dari pengolahan sampah adalah nilai ekologis yakni lingkungan menjadi bersih

dan asri.

Dari penjelasan salah satu anggota tim sampah, alasan simple yang

mendasar adalah karena melihat dampak dari kegiatan pengolahan sampah yaitu

kampung jadi bersih, sangat berbeda dengan kondisi dulu sebelum adanya

program pengolahan sampah.

Keinginan mereka agar tetap menjaga kampung tetap terlihat asri dengan

melakukan salah satu kegiatan bersama yaitu membuat taman di masing-masing

RT dengan tujuan menambah penghijauan. Hal itu tercetus dengan sendirinya

bukan instruksi/perintah dari siapa pun. Mereka menambah tanaman atau bunga

dalam pot di sepanjang jalan masuk RT dengan tujuan agar lingkungan terlihat

bersih, asri dan hijau.

Sukunan yang dulunya adalah dusun yang terletak di pinggir kota juga

mengalami perubahan seiring dengan perkembangan kota. Semakin bertambahnya

penduduk dan masuknya pendatang ke kampung Sukunan berakibat perumahan

penduduk semakin padat dan pekarangan menjadi sempit bahkan ada yang tidak

memiliki halaman rumah. Akibatnya lahan yang dipakai untuk membuang sampah

sudah tidak ada lagi. Kondisi tersebut ternyata menjadi salah satu motivasi

Page 79: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

beberapa orang untuk mau melakukan pengolahan sampah. Motivasi awalnya

adalah karena tidak punya lahan untuk membuang sampah.

Pelopor dari tim sampah Sukunan juga mengakui hal ini, yaitu motivasi

untuk melakukan pengolahan sampah karena tidak memiliki lahan untuk

membuang sampah. Sejak pindah ke Sukunan, masalah pertama yang dihadapi

adalah kesulitan untuk mencari tempat untuk membuang sampah, sehingga setiap

hari harus membawa sampah ke kantor untuk membuang di TPS kantor.

Karena telah berhasil melakukan pengolahan sampah organik, daur ulang

plastik, daur ulang kertas, maka untuk pengembangannya masyarakat Sukunan

ternyata termotivasi untuk lebih kreatif lagi dalam mengolah sampah. Tidak

hanya terhenti untuk sampah – sampah rumah tangga, mereka mulai merambah

jenis sampah lain untuk mencari solusi bagaimana mengurangi volume sampah

yang timbul.

Seiring dengan perkembangan pesat industri, jenis sampah saat ini berbeda

dengan sampah zaman dulu. Jenis sampah saat ini cenderung didominasi oleh

sampah pabrikan hasil modifikasi sintesis kimia seperti plastik, karet, styrofoam,

logam, kaca dan sebagainya. Apabila sampah-sampah tersebut dibakar maka akan

mengeluarkan gas-gas beracun yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat

bagi yang menghirupnya dan akan memperburuk kualitas lingkungan udara.

Misalnya hasil pembakaran plastik menghasilkan gas Dioxin yang mempunyai

daya racun 350 kali dibandingkan asap rokok. Dioxin sendiri termasuk kategori

racun supertoxin (di atasnya toxin) dan bersifat karsinogenik (mengumpul di

dalam tubuh dan tidak dapat dikeluarkan) yang di dalamnya mengandung 72

Page 80: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

ikatan kimia berbahaya dan dapat masuk ke dalam jaringan tubuh manusia

terutama bagian saraf dan paru-paru, sehingga dapat mengganggu sistem dan

pernapasan termasuk salah satunya penyebab kanker. Pembakaran styrofoam juga

akan menghasilkan CFC (Chloro flour Carbon) yang dapat merusak lapisan ozon

sehingga dapat mempercepat pemanasan global akibat sinar ultraviolet yang

langsung menembus bumi serta sangat berbahaya bagi tubuh manusia secara

langsung (Chandra, 2007: 121).

Berdasar hal tersebut masyarakat Sukunan berinisiatif utnuk melakukan

daur ulang (pemakaian ulang styrofoam) dalam pembuatan bataco. Tujuannya

untuk menunda penumpukan sampah styrofoam yang ternyata tidak laku terjual.

Pembuatan bataco dengan menggunakan bahan campuran styrofoam merupakan

hasil kreasi mereka sendiri.

Motivasi dalam melakukan kegiatan tertentu dilandasi oleh suatu motivasi

dalam dirinya sebab motivasi merupakan penggerak utama untuk mempengaruhi

turut sertanya seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Demikian halnya

dengan motivasi masyarakat Sukunan untuk mau berpartisipasi dalam

pengelolaan sampah karena didorong oleh keinginan dari dalam diri sendiri untuk

mendapat pengetahuan atau ilmu, serta keinginan untuk meningkatkan ekonomi.

Selain itu pencapaian kepuasan karena berhasil mendapat solusi atas masalah

lahan sampah dan keikutsertaan dalam pelestarian lingkungan hidup.

Page 81: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

D. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah

Dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat, partisipasi masyarakat

lokal tidak bisa diabaikan. Masyarakat lokal lebih tahu tentang daerahnya

daripada orang dari luar, karena itu keterlibatan masyarakat lokal dalam

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pembangunan dan pemanfaatan hasil sangat

diperlukan. Dalam tahap perencanaan diperlukan keterlibatan masyarakat yang

lebih besar, karena tahap perencanaan ini masyarakat diajak untuk membuat suatu

keputusan. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat mempunyai rasa memiliki

sehingga timbul kesadaran dan tanggung jawab untuk mengembangkannya.

Seperti pendapat Davis K dalam Zuandi (2008:68) yang menyatakan

bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental, pikiran dan emosi (perasaan)

seseorang di dalam situasi kelompok dalam usaha yang mendorongnya untuk

memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan dan turut

serta bertanggungjawab usaha yang bersangkutan. Dalam pengertian ini ada tiga

unsur penting dalam partisipasi yaitu :

1. Partisipasi masyarakat merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan,

bukan hanya semata-mata keterlibatan secara jasmaniah.

2. Kesediaan memberikan sumbangan kepada usaha mencapai tujuan. Hal ini

berarti terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok.

3. Unsur tanggung jawab, unsur ini merupakan segi yang menonjol dan rasa

menjadi anggota.

Oleh karena itu, partisipasi masyarakat tidak hanya sebatas keterlibatan

masyarakat dalam suatu kegiatan tetapi lebih lanjut partisipasi juga mengandung

Page 82: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

pengertian bahwa masyarakat terlibat dalam setiap tahap dari suatu kegiatan

sampai dengan menilai apakah pembangunan sudah sesuai dengan rencana dan

dapat meningkatkan ekonominya.

Secara garis besar ada tiga tahapan dalam partisipasi, yaitu partisipasi dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan hasilnya. Dan diantara ketiga tahapan

itu yang paling tinggi tingkatannya,diukur dan derajad keterlibatannya adalah

partisipasi pada tahap perencanaan. Dalam tahap perencanaan orang sekaligus

turut membuat keputusan.

Dalam penelitian ini analisis partisipasi masyarakat dikaitkan dengan

kegiatan masyarakat yang menunjukkan sering tidaknya masyarakat melakukan

kegiatan yang mendukung usaha pelestarian lingkungan; sering tidaknya

masyarakat ikut melakukan pemilahan, pengomposan, dan daur ulang sampah

yang lain, memperhatikan ada tidaknya keikutsertaan anggota masyarakat dalam

pengembangan program pengelolaan sampah di Sukunan, dan memberikan

masukan terhadap pelaksanaan program pengelolaan sampah di Sukunan, apakah

perlu perbaikan yang lebih soal prasarana, ide atau hal lain atau perlunya

perbaikan dalam hal manajemen program pengelolaan sampah.

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang persepsi masyarakat

sebelumnya menunjukkan bahwa persepsi masyarakat tentang pengelolaan

sampah positif, hal ini berdampak pada peningkatan kesadaran masyarakat untuk

mengelola sampah secara benar sejak dini pada tingkat rumah tangga, menjaga

kebersihan dan melestarikan lingkungan.

Page 83: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Seperti pendapat Dwi (2006: 23) syarat tumbuhnya partisipasi dapat

dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu : adanya kesempatan untuk ikut

dalam pembangunan, adanya kemampuan untuk memanfaatkan kesempatan dan

ada kemauan untuk berpartisipasi.

Di Sukunan terdapat organisasi masyarakat yang dikenal dengan

Paguyuban Sukunan Bersemi (PSB) sebagai wadah bagi masyarakat untuk

mengembangkan program pengelolaan sampah. Dengan adanya organisasi ini

masyarakat bisa teroganisir untuk melaksanakan pengelolaan sampah secara

optimal. Masing-masing orang diberikan peran sehingga memiliki kesempatan

untuk ikut dalam pengembangan program sampah. Selain itu lembaga ini

memberikan kemampuan kepada masyarakatnya untuk bisa memperluas

pengetahuan tentang sampah dan cara pengolahannya, sehingga masyarakat dapat

berbagi (sharing) ilmu kepada pengunjung yang datang ke Sukunan.

Tidak hanya memberikan informasi di tempat, beberapa orang dari

anggota PSB sudah sering kali menjadi narasumber di berbagai tempat untuk

berbagi pengalaman pengolahan sampah kepada masyarakat di luar Dusun

Sukunan. Hal ini karena keberhasilan Sukunan dalam pengelolaan sampah,

sehingga beberapa orang sering diundang oleh pihak luar untuk memberikan

materi tentang pengolahan sampah. Tentunya ini menjadi kesempatan yang baik

bagi mereka untuk berbagi ilmu.

Dari segi partisipasi masyarakat dengan melibatkan masyarakat dalam

proses pemanfaatan sejak tahap perencanaan sampai tahap monitoring dan

evaluasi meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan program

Page 84: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

pengelolaan sampah melalui pendidikan, pelatihan, dan program pengembangan

usaha. Dalam perencanaan pada dasarnya tingkat kehadiran masyarakat cukup

banyak, dalam arti bahwa tingkat keterlibatan masyarakat dalam perencanaan

pengelolaan sampah masih tinggi.

Dari segi edukasi, Sukunan menjadi tempat studi banding untuk program

pengelolaan sampah. Pihak Sukunan pun memberikan pilihan yang bervariasi

dalam bentuk paket (kunjungan, pelatihan dan out bond) dengan tarif yang

berbeda-beda. Dalam kegiatan pembelajaran ini semua anggota tim sampah

dilibatkan sesuai dengan tugas masing-masing. Sebagai contoh beberapa

koordinator unit yang akan menjadi narasumber atau yang melatih pengunjung

sesuai dengan bidang masing-masing, misalnya unit kerajinan plastik, maka

koordinatornya yang langsung memberikan pelatihan membuat kerajinan plastik.

Partisipasi seluruh masyarakat Sukunan terhadap proses pelaksanaan

pelatihan sangatlah baik. Semua ikut berperan mulai dari perencanaan, panitia

pelaksana, narasumber atau pun yang membantu sebagai tuan rumah. Dari hasil

wawancara dapat dinilai bahwa kepedulian mereka terhadap Dusun Sukunan

untuk bisa dikembangkan dan menjadi contoh bagi daerah lainnya cukup baik.

Perlu diketahui, warga bersedia menjadikan rumah mereka sebagai tempat

pertemuan bagi pengunjung yang jumlahnya sangat banyak. Bahkan rumah warga

pun dijadikan sebagai tempat penginapan (home stay) bagi peserta pelatihan yang

berasal dari kota lain.

Dari segi ekonomi, kegiatan pengolahan sampah ini membuka lapangan

kerja sekaligus memberikan keuntungan yang banyak. Hasil penjualan sampah

Page 85: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

plastik, kertas, kaca dan logam berkisar antara Rp. 200.000,- sampai Rp.500.000,-

per bulan, penjualan kompos sekitar Rp.300.000,- sampai Rp 500.000,- per bulan

dan penjualan kerajinan daur ulang sekitar > Rp.500.000,- per bulan. Hasil

penjualan sampah beserta hasil daur ulang ternyata dapat menutupi biaya

operasional pengelolaan sampah (pengangkutan, penyortiran dan pengepakan),

bahkan dapat menambah kas kampung sebesar Rp.500.000- 1.000.000 per bulan.

Uang kas tersebut digunakan untuk membeli perlengkapan kampung seperti kursi,

meja, sound system dan perkakas lainnya yang dapat dipakai oleh masyarakat.

Sedangkan dalam hal lapangan kerja, kegiatan pengelolaan sampah tersebut dapat

menyerap tenaga kerja sekitar 35 orang, sebagai pengangkut, pengrajin tas daur

ulang, pembuat kompos dan pembuat fasilitas sampah.

Dari segi pelestarian lingkungan, masyarakat Sukunan juga turut

berpartisipasi. Hal ini terlihat dari aktifitas masyarakat yang biasa menanam

pohon atau tanaman pot sebagai penghijauan di depan rumah mereka, atau juga

secara gotong royong membuat taman di sekitar lingkungan mereka. Dan juga

beberapa rumah tangga memiliki toga (apotik hidup) untuk memelihara tanaman

yang biasa digunakan sebagai obat. Tidak ketinggalan tanaman yang berada di

lingkungan Sukunan diberi nama (terdapat papan nama di pohon atau bunga) agar

bisa tetap dipelihara. Bahkan kegiatan kerja bakti per dasawisma atau pun per RT

sering dilakukan setiap minggu.

Soerjani (2006 : 134) menjelaskan bahwa keterlibatan masyarakat dalam

tahap pelaksanaan dan pengelolaan program juga akan membawa dampak positif

dalam jangka panjang. Kemandirian masyarakat akan lebih cepat terwujud karena

Page 86: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

masyarakat menjadi terbiasa untuk mengelola program-program pembangunan

pada tingkat lokal. Apabila hal tersebut dilakukan akan terjadi berulang-ulang,

maka akan memacu semakin cepat terwujudnya proses institusionalisasi atau

terlembaganya perilaku membangun dalam masyarakat. Hal itu di samping

merupakan suatu bentuk perwujudan dari berlakunya prinsip pengelolaan yang

berbasis komunitas sebagai alternatif pendekatan pembangunan yang merupakan

kebalikan dari pendekatan yang sentralistis dan uniformitas, juga akan lebih

menjamin proses yang berkelanjutan karena masyarakat telah mempunyai

kapasitas swakelola.

Page 87: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk partisipasi masyarakat Sukunan dalam

pengelolaan sampah adalah fasilitasi, yaitu suatu bentuk partisipasi masyarakat

yang disengaja, yang dirancang dan didorong sebagai proses belajar dan berbuat

oleh masyarakat untuk menyelesaikan suatu kegiatan bersama-sama. Dengan

fasilitasi, masyarakat diposisikan sebagai dirinya, sehingga dia termotivasi untuk

berpartisipasi dan berbuat sebaik-baiknya. Hasil wawancara dan observasi

menunjukkan persepsi positif masyarakat Sukunan terhadap kegiatan pengelolaan

sampah terlihat dari tumbuhnya kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat

untuk mengelola sampah. Motivasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi, antara

lain : motivasi dari diri sendiri untuk mendapatkan ilmu dan wawasan, alasan

ekonomi, faktor kebersihan lingkungan, keterbatasan lahan dan pelestarian

lingkungan. Kegiatan partisipasi masyarakat Sukunan dalam pengelolaan sampah

yaitu : memilah, mengangkut, mengolah, mengembangkan serta turut berperan

dalam pelestarian lingkungan hidup.

Page 88: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN …... · Prof. Drs. Suranto T., M.Sc. Ph.D. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. ... Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka implikasi bentuk partisipasi ini

adalah sebagai berikut : bentuk partisipasi fasilitasi dalam kegiatan pengelolaan

sampah dibutuhkan pendekatan aktif, kreatif dan efektif terhadap suatu kelompok

masyarakat. Dengan pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan minat, respon

yang baik serta memotivasi anggota masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan

pengelolaan sampah di Sukunan. Sebagai konsekuensinya agar anggota

masyarakat turut berpartisipasi, Tim Pengelola Sampah Sukunan harus dapat

mengembangkan sistem pengelolaan sampah ini dengan cara menerapkan inovasi

dan kreasi baru serta teknologi baru, sehingga dalam pelaksanaan lebih efektif dan

diterima oleh anggota masyarakat serta dapat dilestarikan.

C. Saran

1. Diperlukan fasilitator yang baik dan loyal. Peran fasilitator bukanlah guru atau

pembina, akan tetapi mendukung masyarakat untuk mengemukakan

pendapatnya, berbagi pengetahuan, menyusun rencana dan mengembangkan

sistem pengelolaan sampah. Selain itu fasilitator juga mengingatkan kepada

masyarakat agar tetap eksis menjalankan program ini hingga bisa diwariskan

kepada generasi penerus.

2. Untuk mempertahankan agar kegiatan pengolahan sampah tetap eksis, maka

perlu memperhatikan pemeliharaan fasilitas pengolahan sampah, agar kegiatan

tetap berjalan optimal.