PARTISIPASI KELOMPOK WANITA CINTA BAHARI …digilib.unila.ac.id/29092/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PARTISIPASI KELOMPOK WANITA CINTA BAHARI …digilib.unila.ac.id/29092/3/SKRIPSI TANPA BAB...
PARTISIPASI KELOMPOK WANITA CINTA BAHARI DALAM UPAYAKONSERVASI HUTAN MANGROVE
DI LAMPUNG MANGROVE CENTER DESA MARGASARIKECAMATAN LABUHAN MARINGGAI
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
(Skripsi)
Oleh
DESY DESMANIA
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ABSTRACT
GROUP OF WOMEN CINTA BAHARI PARTICIPATION ONMANGROVE FOREST CONSERVATION IN LAMPUNG MANGROVECENTER MARGASARI VILLAGE LABUHAN MARINGGAI DISTRICT
OF EAST LAMPUNG REGENCY
By
DESY DESMANIA
Most of area Margasari village was mangrove forests. Therefore, Group of
women Cinta Bahari, used mangrove forests as a source of life and their economic
income. Group of women Cinta Bahari used jeruju leaf (Acanthus Ilicifolius) and
pedada fruit (Sonneratia Caseolaris) become processed food ingredients. The
purpose of this research was to identify the activities which was undertaken by
Group’s of women Cinta Bahari of mangrove forest conservation. This research
was conducted on March-April 2017 at Lampung Mangrove Center, Margasari
Village, Labuhan Maringgai District, East Lampung regency by using purposive
sampling method. The number of respondents was 41 people. Based on the
result, the aspect of protection by Group of women Cinta Bahari was categorized
well (87,80%) which was supported by the activities of protected jeruju
(A. ilicifolius) and pedada fruit (S. caseolaris) from disturbance of animals and
Desy Desmania
human; preservation aspect was categorized well (53,65%) which was supported
by doing nursery activities of mangrove plants; utilization aspect was categorized
well (58,53%) which was supported by the utilization of mangrove forests as
processed foods, beverages and medicines.
Keywords : Group of women Cinta Bahari, Mangrove forest conservation,Margasari village.
ABSTRAK
PARTISIPASI KELOMPOK WANITA CINTA BAHARI DALAM UPAYAKONSERVASI HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG MANGROVE
CENTER DESA MARGASARI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAIKABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Oleh
DESY DESMANIA
Desa Margasari adalah salah satu desa yang sebagian besar wilayahnya
adalah hutan mangrove. Oleh karena itu, Kelompok Wanita Cinta Bahari
menjadikan hutan mangrove sebagai sumber kehidupan dan pendapatan
ekonomi. Kelompok Wanita Cinta Bahari menjadikan tanaman jeruju (Acanthus
ilicifolius) dan tanaman buah pedada (Sonneratia caseolaris) untuk dijadikan
sebagai bahan olahan makanan. Tujuan Penelitian ini yaitu mengidentifikasi
kegiatan yang dilakukan kelompok wanita cinta bahari dalam upaya konservasi
hutan mangrove. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2017 di
Lampung Mangrove Center, Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai,
Kabupaten Lampung Timur menggunakan metode purposive sampling. Jumlah
responden sebanyak 41 orang. Berdasarkan hasil penelitian, aspek perlindungan
yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Cinta Bahari masuk kategori baik (87,80
Desy Desmania
%) ditunjukkan dengan adanya kegiatan perlindungan tanaman jeruju (A.
ilicifolius) dan tanaman buah pedada (S. caseolaris) dari gangguan satwa dan
gangguan manusia; pada aspek pengawetan masuk kategori baik (53,65 %)
ditunjukkan dengan adanya kegiatan pembibitan tanaman mangrove; pada aspek
pemanfaatan masuk kategori baik (58,53 %) ditunjukkan dengan adanya
kegiatan pemanfaatan hutan mangrove sebagai bahan olahan makanan, minuman
dan obat-obatan.
Kata kunci: Desa Margasari, Kelompok Wanita Cinta Bahari, Konservasi HutanMangrove.
PARTISIPASI KELOMPOK WANITA CINTA BAHARI DALAM UPAYA
KONSERVASI HUTAN MANGROVE
DI LAMPUNG MANGROVE CENTER DESA MARGASARI
KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Oleh
DESY DESMANIA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA KEHUTANAN
pada
Jurusan Kehutanan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis Desy Desmania dilahirkan di Kalianda pada
tanggal 07 Oktober 1994. Penulis merupakan anak
kedua dari tiga bersaudara, pasangan ayahanda Getun
Suswanto dan Ibunda Mursilah. Penulis memulai
pendidikan di Taman Kanak-kanak Utama Bakti pada
tahun 1999 - 2001, Sekolah Dasar (SD) Negeri 1
Baktirasa pada tahun 2001 - 2007, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2
Sragi pada tahun 2007 - 2010 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2
Kalianda dan menyelesaikannya pada tahun 2013.
Tahun 2013 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswa Penulis pernah
menjadi asisten dosen pada mata kuliah Kewirausahaan dan mata kuliah
Pengantar Ekonomi Kehutanan. Selama menjadi mahasiswa penulis mengikuti
organisasi Himpunan Mahasiswa Kehutanan (HIMASYLVA) sebagai anggota
utama.
Pada tahun 2014 penulis melakukan Kuliah Lapangan Kehutanan di Kementrian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya
Bogor, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, dan Center for
International Forestry Research (CIFOR). Tahun 2016 penulis melaksanakan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sidomakmur, Kecamatan Penawar Tama,
Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung. Kemudian pada tahun 2016,
penulis melakukan Praktek Umum selama 40 hari di BKPH Gombong Selatan
KPH Kedu Selatan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah.
Ku persembahkan karya ini untuk Ayahku Getun Suswanto, Ibundaku
Mursilah, Kedua saudara perempuanku Dewi Dalena dan Nur Fitri
Isnaini, terima kasih banyak telah memberikan do’a, kasih sayang,
semangat, bimbingan dan dukungannya untuk sebuah cerita perjalanan
hidupku.
SANWACANA
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Partisipasi Kelompok Wanita Cinta
Bahari Dalam Upaya Konservasi Hutan Mangrove Di Lampung Mangrove
Center Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten
Lampung Timur”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kehutanan, Universitas Lampung. Shalawat dan salam kepada junjungan
Rasulullah Muhammad SAW, dengan harapan di hari akhir akan mendapatkan
syafaatnya.
Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan saran berbagai pihak,
untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada;
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, M.S. sebagai dosen pembimbing
pertama atas saran dan kritik yang telah diberikan sehingga selesainya
penulisan skripsi ini.
2. Ibu Susni Herwanti, S. Hut, M.Si. sebagai dosen pembimbing kedua dan
pembimbing akademik penulis atas kesediaan membimbing penulis.
3. Ibu Dr. Hj. Bainah Sari Dewi, S.Hut.,M.P. dosen penguji atas saran dan kritik
yang telah diberikan sehingga selesainya penulisan skripsi ini.
iii
4. Ibu Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si. selaku Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas
Lampung atas ilmu yang telah diberikan.
6. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
7. Ayah dan Ibu sebagai inspirasi dan penyemangat hidupku yang telah
memberikan do’a, kasih sayang, semangat, bimbingan dan dukungannya
untuk sebuah cerita perjalanan hidup.
8. Kakak dan adikku yang telah memberikan doa, kasih sayang dan
dukungannya.
9. Ibu Yayah Lamsiah, Ibu Sudarlis dan seluruh anggota Kelompok Wanita
Cinta Bahari yang telah membimbing dan membantu penulis selama
melaksanakan penelitian.
10. Esanur Octarin, Deni Apri Isnaendi, Rizki Bahagia Utama, Dwi Syafitri,
Dian Apriansyah dan Andreas Kusuma yang selalu memberikan semangat,
doa dan dukungan serta telah membantu penulis dalam melaksanakan
penelitian
11. Keluargaku kehutanan 2013 Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Terima kasih banyak untuk, semangat, kebersamaan dan keikhlasan hati
dalam membantu mencapai gelar sarjana ini.
12. Keluargaku HIMASYLVA Universitas Lampung, terima kasih untuk semua
cerita selama di kehutanan, tetap berjuang untuk kehutanan yang menjadi
lebih baik.
iv
Penulis berharap kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi
ini. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Bandar Lampung, 15 September 2017
Desy Desmania
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR TABEL .................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ viii
I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1A. Latar Belakang .............................................................................. 1B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3E. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6A. Hutan Mangrove ............................................................................ 6B. Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove .......................................... 8C. Tingkat Kerusakan Ekosistem Hutan Mangrove .......................... 8D. Pengertian Partisipasi ................................................................... 9E. Kelompok Wanita ......................................................................... 9
III. METODE PENELITIAN.................................................................. 12A. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................ 12B. Alat dan Bahan ............................................................................. 17C. Batasan Penelitian.......................................................................... 18D. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 18E. Teknik Penentuan Responden Penelitian ..................................... 19F. Analisis Data ................................................................................. 20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 24A. Hasil Penelitian ............................................................................. 24
1. Gambaran Umum Kelompok Wanita Cinta Bahari ................. 24B. Karakteristik Responden ............................................................... 27C. Partisipasi Kelompok Wanita Cinta Bahari Dalam Upaya
Konservasi Hutan Mangrove1. Partisipasi Kelompok Wanita Cinta Bahari dalam
perlindungan tanaman buah pedada (S. caseolaris)dan tanaman jeruju (A. ilicifolius)............................................. 33
vi
2. Partisipasi Kelompok Wanita Cinta Bahari dalampengawetan tanaman buah pedada (S. caseolaris)dan tanaman jeruju (A. ilicifolius) ............................................ 41
3. Partisipasi Kelompok Wanita Cinta Bahari dalampemanfaatan tanaman buah pedada (S. caseolaris)dan tanaman jeruju (A. ilicifolius)............................................. 47
V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 58A. Simpulan ......................................................................................... 58B. Saran ............................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 61
LAMPIRAN .............................................................................................. 67
Gambar 3-14 ............................................................................................... 67Struktur Organisasi Kelompok Wanita Cinta Bahari ................................ 73Lampiran Karakteristik Responden ............................................................ 74Lampiran Jawaban Responden Pada Aspek Perlindungan ........................ 76Lampiran Jawaban Responden Pada Aspek Pengawetan .......................... 77Lampiran Jawaban Responden Pada Aspek Pemanfaatan ......................... 78
Halaman
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Pembagian luas Desa Margasari menurut tata guna lahan .................. 14
2. Jumlah guru dan sarana pendidikan .................................................... 15
3. Perubahan tutupan hutan mangrove di Kecamatan Labuhan MaringgaiKabupaten Lampung Timur pada tahun 1973-2013 ........................... 16
4. Persentase umur responden.................................................................. 30
5. Persentase tingkat pendidikan responden ............................................ 31
6. Jumlah anggota keluarga responden .................................................... 32
7. Tingkat pekerjaan responden ............................................................... 33
8. Partisipasi Kelompok Wanita Cinta Bahari dalam perlindungantanaman buah pedada (S. caseolaris) dan tanaman jeruju(A. ilicifolius) ....................................................................................... 33
9. Partisipasi Kelompok Wanita Cinta Bahari dalam pengawetantanaman buah pedada (S. caseolaris) dan tanaman jeruju(A. ilicifolius) ...................................................................................... 41
10. Partisipasi Kelompok Wanita Cinta Bahari dalam pemanfaatantanaman buah pedada (S. caseolaris) dan tanaman jeruju(A. ilicifolius) ....................................................................................... 48
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Diagram alir kerangka pemikiran penelitian ....................................... 5
2. Peta lokasi penelitian di Desa Margasari, Kecamatan LabuhanMaringgai, Kabupaten Lampung Timur ............................................. 12
3. Tanaman buah pedada (S. caseolaris) ................................................. 67
4. Tanaman jeruju (A. ilicifolius) . ........................................................... 67
5. Diskusi dengan ketua kelompok Wanita Cinta Bahari ....................... 68
6. Pelatihan pengembangan sentra UMKM yang pernah diikuti olehkelompok Wanita Cinta Bahari pada tahun 2016 ............................... 68
7. Kegiatan pengolahan tanaman jeruju (A. ilicifolius)dan buah pedada (S. caseolaris) .......................................................... 69
8. Label kemasan sirop buah pedada (S. caseolaris) .............................. 69
9. Kegiatan pembibitan yang pernah dilakukan oleh Kelompok WanitaCinta Bahari ........................................................................................ 70
10. Kegiatan penyulaman mangrove ......................................................... 70
11. Kegiatan pengisian angket/kuisioner bersama responden .................. 71
12. Kegiatan penanaman mangrove ........................................................... 72
13. Kegiatan pengisian angket/kuisioner bersama responden ................... 72
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan mangrove merupakan ekosistem khas di wilayah pesisir yang dipengaruhi
pasang surut air laut. Hutan mangrove bagi masyarakat pesisir, memiliki fungsi
ekologi, sosial dan ekonomi (Sofian dkk, 2012). Hutan mangrove memiliki
manfaat langsung seperti kayu bakar, penangkapan ikan, kepiting dan ekowisata
(Ariftia dkk, 2014). Hutan mangrove mempunyai karakteristik yang unik
dibandingkan dengan formasi hutan lain. Hutan mangrove tumbuh pada tipe tanah
dengan substrat yang didominasi lempung berpasir (Al Fajar dkk, 2013). Hutan
mangrove memiliki keunikan yaitu keanekaragaman flora fauna yang mampu
bertahan hidup disalinitas air laut (Kustanti, 2011). Tumbuhan mangrove
merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut
(Mulyani dan Fitriani, 2013).
Hutan mangrove di Lampung berada di sepanjang 896 km dari total panjang
pantai sepanjang 1.105 km (Priyanto, 2012). Keberadaan hutan mangrove
yang menutupi sekitar 81% pantai Lampung ini dapat memberikan berbagai
manfaat, yaitu sebagai stabilitator kondisi pantai, mencegah terjadinya abrasi dan
intrusi air laut, sebagai sumber keanekaragaman biota akuatik dan non akuatik,
sebagai sumber bahan yang dapat dikonsumsi masyarakat (Priyanto, 2012).
2
Hutan mangrove juga berfungsi sebagai peredam ombak (Petra, 2012).
Masyarakat Desa Margasari sebagian besar menjadikan hutan mangrove sebagai
sumber pendapatan dan pemanfaatan yaitu dari hasil rajungan, udang, kepiting,
daun jeruju dan buah pidada (Ariftia, 2013). Hutan mangrove di Lampung
Mangrove Center Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten
Lampung Timur Provinsi Lampung pada tahun 2005 memiliki luas 700 ha
(Kustanti dkk, 2014). Luas hutan mangrove sekarang adalah 817,59 ha (Cesario,
2015).
Sebagian besar wilayah Desa Margasari didominasi hutan mangrove, sehingga
banyak masyarakat di Desa tersebut yang melakukan kegiatan pengolahan dan
pemanfaatan hasil hutan mangrove non kayu yaitu daun jeruju (A. ilicifolius) dan
buah pedada (S. caseolaris) untuk dijadikan sebagai bahan olahan makanan dan
minuman. Masyarakat yang dimaksud adalah Kelompok Wanita Cinta Bahari.
Jika kegiatan pengolahan dan pemanfaatan hutan mangrove dilakukan secara terus
menerus, akan berdampak negatif bagi keberlangsungan ekosistem hutan
mangrove. Oleh karena itu, kajian mengenai partisipasi Kelompok Wanita Cinta
Bahari perlu dilakukan untuk mengetahui upaya konservasi hutan mangrove di
Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur
Provinsi Lampung.
B. Rumusan Masalah
Apa saja kegiatan yang dilakukan Kelompok Wanita Cinta Bahari dalam upaya
konservasi hutan mangrove di Lampung Mangrove Center, Desa Margasari,
Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur?
3
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan yang dilakukan
Kelompok Wanita Cinta Bahari dalam upaya konservasi hutan mangrove di
Lampung Mangrove Center, Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai,
Kabupaten Lampung Timur.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian adalah sebagai berikut.
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung
Timur terkait keberadaan hutan mangrove yang dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat.
2. Menjadi bahan pertimbangan masyarakat khususnya kelompok wanita tani
cinta bahari agar tetap menjaga kelestarian mangrove agar sumberdaya
yang dimanfaatkan tetap berjalan secara berkelanjutan tanpa adanya
gangguan.
3. Menginspirasi daerah lain yang memiliki ekosistem hutan mangrove agar
dapat memanfaatakan sumberdaya alam tersebut secara bijaksana
(dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan).
E. Kerangka Pemikiran
Desa Margasari merupakan salah satu desa di Kabupaten Lampung Timur yang
sebagian besar wilayahnya didominasi hutan mangrove, sehingga banyak
penduduk di desa tersebut yang melakukan kegiatan pengolahan dan pemanfaatan
hasil hutan mangrove non kayu yaitu daun jeruju (A. ilicifolius) dan buah pedada
4
(S. caseolaris) untuk dijadikan sebagai bahan olahan makanan dan minuman.
Penduduk yang dimaksud adalah Kelompok Wanita Cinta Bahari. Jika kegiatan
tersebut dilakukan secara terus menerus tanpa ada upaya konservasi, akan
berdampak negatif bagi keberlangsungan ekosistem hutan mangrove. Upaya
konservasi berdasarkan Undang-Undang no. 5 tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya terbagi menjadi 3 aspek yaitu aspek
perlindungan sistem penyangga kehidupan, aspek pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya dan aspek pemanfaatansumber daya
alam beserta ekosistemnya (Departemen Kehutanan, 1990). Kegiatan upaya
konservasi dalam penelitian ini melibatkan masyarakat khususnya Kelompok
Wanita Cinta Bahari.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi (pengamatan
langsung terhadap objek yang akan diteliti), wawancara dan study literatur.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
deskriptif kualitatif. Setelah dilakukan analisis, diperoleh hasil kegiatan yang
dilakukan oleh Kelompok Wanita Cinta Bahari dalam upaya konservasi hutan
mangrove di Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten
Lampung Timur Provinsi Lampung. Bagan alir kerangka pemikiran dapat dilihat
pada Gambar 1.
5
Gambar 1. Bagan Alir Kerangka Pemikiran.
Lampung Mangrove Center(Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur)
Perlindungan(Sistem Penyangga
Kehidupan)
Pemanfaatan(Sumber Daya Alamdan Ekosistemnya)
Upaya Konservasi(Undang-Undang no. 5 tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Keterlibatan Masyarakat(Kelompok Wanita Cinta Bahari)
PARTISIPASI KELOMPOK WANITA CINTA BAHARI DALAMUPAYA KONSERVASI HUTAN MANGROVE
DI LAMPUNG MANGROVE CENTER DESA MARGASARIKECAMATAN LABUHAN MARINGGAI
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Metode Pengumpulan Data
Tabulasi Data Kuisioner
Analisis Deskriptif
Pengawetan(Keanekaragaman
Tumbuhan dan SatwaBeserta Ekosistemnya)
Observasi Study LiteraturWawancara
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Hutan Mangrove
Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia dan tumbuh pada
lokasi yang mempunyai hubungan pengaruh pasang surut yang merembes pada
aliran sungai yang terdapat di sepanjang pesisir pantai (Tarigan, 2008). Hutan
mangrove merupakan tipe hutan yang tumbuh pada daerah pasang surut air
laut (Setiawan, 2013). Hutan mangrove terdiri dari Avicennia (api- api),
Sonneratia, Rhyzophora, bruguiera, Ceriops, Xylocarpus, Lumnitzera,
Languncularia, Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan Conocarpus (Bengen, 2002).
Menurut Hades (2007), hutan mangrove terdiri dari Avicenniaceae Combretaceae
(teruntum), Arecaceae (palem rawa), Rhizophoraceae (bakau) dan Lythraceae
(sonneratia). Hutan mangrove di sepanjang pesisir pantai dan sungai secara
umum menyediakan habitat bagi berbagai jenis fauna (Walters dkk, 2008).
Fauna ekosistem hutan mangrove terdiri dari ikan, burung, amphibia, ular ,
crustacea, moluska (siput, keong), dan hewan invertebrata lainnya seperti cacing,
anemon dan koral.
B. Fungsi Hutan Mangrove
Fungsi hutan mangrove dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu fungsi fisik,
fungsi ekologis dan fungsi ekonomis (Rahmawati, 2006). Hutan mangrove
secara ekologis berfungsi sebagai tempat mencari makan (feeding-ground),
7
tempat memijah (spawning ground), tempat berkembang biak (nursery ground)
berbagai jenis ikan, udang, kerang dan biota laut, tempat bersarang berbagai
jenis satwa liar terutama burung dan reptil. Peranan terpenting ekologi mangrove
terhadap ekosistem perairan pantai adalah lewat luruhan daunnya yang gugur
berjatuhan ke dalam air. Luruhan daun mangrove ini merupakan sumber bahan
organic yang penting dalam rantai pakan (food chain). Kesuburan perairan sekitar
kawasan mangrove kuncinya terletak pada masukan bahan organik yang berasal
dari luruhan guguran daun ini. Sementara daun mangrove segar merupakan pakan
yang digemari kambing dan sapi/kerbau. Daun yang gugur ke dalam air menjadi
bahan makanan bagi berbagai jenis hewan air yang dihancurkan terlebih dahulu
oleh kegiatan bakteri dan jamur (fungi). Hancuran bahan-bahan organic(detritus)
kemudian menjadi bahan makanan penting bagi cacing, krustacea, dan hewan-
hewan lain. Pada tingkat berikutnya hewan-hewan inipun menjadi makanan bagi
hewan-hewan lainnya yang lebih besar dan seterusnya. Pada ekologi hutan
mangrove yang cukup tebal dapat pula dikembangkan budidaya lebah madu
bakau yang khasiatnya sangat baik (Muharam, 2014).
Hutan mangrove secara fisik berfungsi menyerap polutan, melindungi pantai dari
abrasi, meredam ombak, menahan sedimen, meredam air pasang yang
mengakibatkan banjir dan sebagai tempat berkembang biaknya biota laut
(Nybakken, 1988; Nababan, 2016). Fungsi hutan mangrove secara sosial
ekonomi meliputi kayu bangunan, kayu bakar, kayu untuk mebel, kerajinan
tangan,bahan obat, serta memiliki fungsi sosial-budaya sebagai areal konservasi,
pendidikan, ekoturisme dan identitas budaya (Setyawan, 2002). Menurut
Departemen Kehutanan (1996), fungsi ekonomi mangrove sebagai tempat
8
pembuatan lading garam, dan tempat rekreasi. Hutan mangrove dalam kehidupan
manusia digunakan sebagai sumber pendapatan masyarakat Secara sosial, hutan
mangrove memiliki keterkaitan antara hubungan masyarakat, karena mangrove
dibutuhkan sebagai tempat mencari ikan, kepiting, udang, mendapatkan kayu dan
bahan obat-obatan (Wiyono, 2009). Fungsi fisik hutan mangrove yaitu menjaga
garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dan tebing sungai dari proses
erosi atau abrasi, serta menahan atau menyerap tiupan angin kencang dari laut ke
darat (Arief, 2007; Nababan, 2016).
C. Tingkat Kerusakan Ekosistem Hutan Mangrove
Hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik dan berfungsi ganda dalam
lingkungan hidup. Hutan mangrove tergolong salah satu sumber daya alam yang
dapat diperbarui dan terdapat hampir diseluruh perairan Indonesia yang berpantai
landai. Hutan mangrove merupakan sumber daya alam yang potensial. Meskipun
demikian, hutan mangrove merupakan ekosistem yang sangat mudah rusak jika
terjadi perubahan pada salah satu unsur pembentuknya (Arief, 2007).
Tingkat kerusakan ekosistem mangrove dunia, termasuk Indonesia, sangat cepat
dan dramatis. Ancaman utama kelestarian ekosistem mangrove adalah kegiatan
manusia, seperti pembuatan tambak (ikan dan garam), penebangan hutan, dan
pencemaran lingkungan. Ancaman kelestarian ekosistem mangrove lainnya yaitu
reklamasi, sedimentasi, pertambangan dan bencana alam seperti badai. Restorasi
hutan mangrove mendapat perhatian secara luas mengingat tingginya nilai sosial-
ekonomi dan ekologi (Arief, 2007; Nababan, 2016). Restorasi berpotensi besar
menaikkan nilai sumber daya hayati mangrove, memberi mata pencaharian
9
penduduk, mencegah kerusakan pantai, menjaga biodiversitas, produksi
perikanan, dan lain-lain (Setyawan, 2005).
D. Pengertian Partisipasi
Partisipasi adalah peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses
pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan
dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian,modal dan atau materi,
serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasilpembangunan (Sumaryadi,
2010). Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses
pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan
pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah,
pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam
proses mengevaluasi perubahan yang terjadi (Andreeyan, 2014)
E. Kelompok wanita
Kelompok wanita merupakan salah satu wadah yang dapat menjadi harapan bagi
keluarga tani karena sumber daya manusia yang ada di dalamnya dapat
dimanfaatkan. Sebagai organisasi yang memadahi kaum wanita dalam upaya
pemberdayaan keluarga, peranan kelompok wanita perdesaan sangatlah
diharapkan sehingga keluarga tani yang terlibat dalam kelompok tersebut dapat
diberdayakan dengan menggali berbagai potensi yang dimiliki oleh kaum wanita
(Vivin dkk, 2015). Indonesia terutama di perdesaan sebagai sumber daya
manusia cukup nyata partisipasinya khususnya dalam memenuhi fungsi keluarga
dan rumah tangga bersama pria. Hasil penelitian Mahdalia (2012), menunjukkan
bahwa peran serta wanita dalam berbagai industri di beberapa daerah cukup besar
10
dan menentukan, dengan pengelolaan usaha yang bersifat mandiri. Analisis
gender memberikan gambaran bahwa status dan peranan wanita dalam
keluarga berbeda dengan pria. Perilaku individu dalam suatu kelompok
masyarakat dapat ditemukan melalui kegiatan anggota yang dapat dicapai melalui
sistem posisi dan peranan. Wanita memiliki harapan-harapan, kebutuhan-
kebutuhan, minat-minat dan potensi pada dirinya sendiri (Mahdalia, 2012).
Merujuk pada pandangan psikologi humanistik yang menekan pada nilai positif
manusia, wanita butuh mengaktualisasikan dirinya secara optimal guna
mengembangkan kualitas diri. Aktualisasi tersebut akan membawa dampak
positif pada pengembangan umat manusia secara umum (Ihromi, 1995).
Hambatan ini berkaitan dengan struktur pekerjaan dan ekonomi, serta ideologi-
ideologi gender yang semakin meluas.
Terdapat perbedaan signifikan dalam kesempatan untuk mendapatkan pendidikan
dan karir karena adanya stratifikasi kelas dan perbedaan ras. Laki-laki yang ingin
merawat anak-anak mereka dan bertindak selaku partner yang setara di rumah
sering dihadapkan dengan hambatan-hambatan besar seperti keharusan untuk
bekerja dengan jam kerja yang panjang di tempat kerja. Sedangkan wanita yang
bekerja di luar rumah masih harus memikul pekerjaan-pekerjaan di dalam rumah.
Wanita selalu diminta berpartisipasi dalam pembangunan dan dituntut harus
pandai membagi diri dan waktu agar pekerjaan di dalam dan di luar rumah
terkendali sehingga nantinya tidak menimbulkan konflik (Rian, 2008). Peranan
wanita sangat besar dalam memberikan kontribusi terhadap keluarga. Wanita
dalam konteks ini berkontribusi sebagai penunjang bahkan sebagian besar
menjadi tulang punggung keluarga dalam memenuhi kebutuhan ekonomi dan
11
tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Kondisi ini menjadi pendorong kearah peran
aktif wanita memiliki keberdayaan, kemandirian dan keswadayaan dalam upaya
membantu suami meningkatkan taraf hidup (Vivin dkk, 2015). Kebutuhan di
dalam rumah tangga baik itu pendidikan anak dan kesehatan tidak bisa
dihentikan. Wanita kini mulai berperan di berbagai bidang usaha, sehingga
dapat dikatakan sebagian besar tanggung jawab kelangsungan hidup sehari-
hari (Dewi dan Meira, 2011). Davran dan Muge (2004) mengungkapkan bahwa
wanita yang berpartisipasi dalam berbagai kegiatan bertujuan untuk menjaga
stabilitas ekonomi dan meningkatkan satatus mereka.
12
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2017, di Lampung Mangrove
Center, Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung
Timur, Provinsi Lampung. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Peta lokasi penelitian di Desa Margasari, Kecamatan LabuhanMaringgai, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung denganskala 1:30.000.
1. Letak Geografis dan Luas
Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 12 tahun
1999 dan diresmikan pada tanggal 27 April 1999, pusat pemerintahan berada di
13
Sukadana. Secara geografis berada pada 1050 14’-1050 55’ BT dan 40 45’-50 39
LS. Saat ini terdiri atas 24 kecamatan dan 246 desa dengan luas wilayah sekitar
5.325,03 km2, atau 15 % dari total wilayah Provinsi Lampung. Dua diantara 24
kecamatan tersebut merupakan daerah pesisir, yaitu Kecamatan Labuhan
Maringgai dan Kecamatan Pasir Sakti (Monografi Desa Margasari, 2012).
Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai dengan luas 1.002 ha.
Desa Margasari memiliki 12 dusun yang berbatasan langsung dengan wilayah-
wilayah sebagai berikut.
a. Sebelah Timur : Laut Jawa
b. Sebelah Selatan : Desa Sriminosari
c. Sebelah Barat : Desa Sriganding
d. Sebelah Utara : Desa Suko Rahayu
Desa Margasari berada pada ketinggian 1,5 mdpl ini memiliki suhu rata-rata
harian 28-400C dengan bentang wilayah yang memiliki kemiringan 900. Desa
Margasari merupakan salah satu desa yang memiliki pantai dengan tekstur tanah
pasiran yang didominasi oleh tanah bewarna hitam (Monografi Desa Margasari,
2012).
2. Keadaan Fisik Lokasi Penelitian
Desa Margasari mempunyai tipologi pesisir yaitu desa yang berdekatan dengan
laut. Desa Margasari memiliki bentang wilayah yang datar berada pada
ketinggian 1,5 meter di atas permukaan laut. Desa Margasari memiliki bentuk
tekstur tanah pasiran, dengan warna tanah sebagian besar adalah hitam. Desa
yang berada di daratan rendah dan pantai memiliki suhu rata-rata harian 28-40ºC.
14
Rata-rata curah hujan di Desa Margasari berkisar 2.500 mm per tahun dengan
jumlah hujan rata-rata 12 hari per bulan. Jumlah bulan hujan selama ± 6 bulan
yang terjadi antara bulan November hingga bulan Maret, sedangkan bulan kering
terjadi antara bulan April hingga bulan Oktober (Monografi Desa Margasari,
2012).
3. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Margasari pada tahun 2012 adalah 7.537 orang.
Penduduk Desa Margasari terdiri dari laki-laki sebanyak 3.824 orang dan
perempuan sebanyak 3.713 orang. Jumlah kepala keluarga pada Desa Margasari
sebanyak 1.863 orang. Penduduk Desa Margasari terdiri dari laki-laki sebanyak
4.651 orang dan perempuan sebanyak 4.345 orang (Monografi Desa Margasari,
2012).
4. Pembagian Luas Desa Margasari Menurut Tata Guna Lahan
Berdasarkan pembagian luas Desa Margasari menurut tata guna lahannya terdiri
dari jalan, sawah dan ladang, bangunan umum, empang, pemukiman/perumahan,
jalur hijau dan pemakaman. Pembagian luas desa menurut tata guna lahannya
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Pembagian Luas Desa Margasari Menurut Tata Guna Lahan.No Macam Pengguna Lahan Luas (hektar/m2)
1 Perkebunan 8,5
2 Sawah irigasi hujan 4,5
3 Sawah tadah hujan 4,5
4 Ladang 75
5 Fasilitas umum 50.126
6 Empang 180
7 Pemukiman/Perumahan 230
15
No Macam Penggunaan Lahan Luas (hektar/m2)
8 Tanah hutan kering 420,5
9 Tanah yang belum dikelolaa) Hutan (jalur hijau)b) Rawa
70080
Sumber: Monografi Desa Margasari, 2012.
Penggunaan lahan untuk fasilitas umum terdiri dari kas kelurahan seluas 2,5
hektar per m², tempat pemakaman umum seluas 1,5 hektar per m², bangunan
sekolah seluas 3,5 hektar per m², fasilitas pasar seluas 1,5 hektar per m², usaha
perikanan seluas 2 hektar per m², jalan seluas 15 hektar per m² dan daerah
tangkapan air seluas 50.000 hektar per m². Penggunaan lahan paling kecil adalah
sawah tadah hujan yaitu 4,5 hektar per m².
4. Jumlah Guru dan Sarana Pendidikan Di Desa Margasari
Desa Margasari memiliki sarana pendidikan yang kurang memadai dimana pada
desa ini untuk gedung pendidikan masih sedikit yang tersedia. Jumlah guru dan
sarana pendidikan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah Guru dan Sarana Pendidikan.No Sarana pendidikan Jumlah Unit Guru (orang)
1 Taman Kanak-kanak 3 12
2 Sekolah Dasar 4 24
3 SMP 1 11
4 Madrasah 1 12
5 TPA 3 16
Sumber : Monografi Desa Margasari Tahun 2012.
Tabel 5. Lanjutan
16
5. Kondisi Hutan Mangrove
Data mengenai perubahan luasan tutupan hutan mangrove di Kecamatan Labuhan
Maringgai, Kabupaten Lampung Timur pada Tahun 1973-2013 dapat dilihat pada
Tabel 7.
Tabel 7. Perubahan Tutupan Hutan Mangrove di Kecamatan LabuhanMaringgai, Kabupaten Lampung Timur pada Tahun 1973-2013.
No Tahun Luas Tutupan Hutan Mangrove Besar Perubahan (%)
1 1973 2.373,92 -
2 1983 1.826,48 -23,04
3 1994 626,67 -65,69
4 2004 719,35 +14,79
5 2013 1.166,21 +62,12
Sumber: (Yuliasamaya, 2014).
Hutan mangrove Desa Margasari memiliki luas ± 700 hektar dengan ketebalan
mencapai 2 kilometer. Status kawasan hutan mangrove Desa Margasari
merupakan hutan negara yang dalam pengelolaannya diserahkan kepada beberapa
pihak yaitu Pemerintah/BKSDA dibawah Taman Nasional Way Kambas, Swasta
(hutan produksi tetap dan tambak), masyarakat berupa hutan produksi yang dapat
dikonversi dan Perguruan Tinggi Negeri yaitu Universitas Lampung (Kustanti,
2011). Pada Tahun 2014 luas hutan mangrove di Desa Margasari sudah mencapai
817,59 ha (Putra dkk, 2015).
6. Keadaan Fisik Hutan Mangrove
Hutan mangrove di Desa Margasari adalah hutan mangrove sekunder. Hutan
mangrove ini sebelum Tahun 1977 berupa jalur hijau (green belt), kemudian
dilakukan penebangan atau pembukaan hutan mangrove pada Tahun 1977 untuk
pertambakan udang tradisional; pertambakan udang dilaksanakan pada tahun
17
1978-1989; pada Tahun 1990 terjadi abrasi pada lahan-lahan tambak yang telah
bersertifikat dan menghancurkan infrastruktur desa; pada Tahun 1995 dan 1997
telah dilakukan upaya rehabilitasi hutan mangrove oleh Dinas Kehutanan
Lampung, LSM, dan ABRI Manunggal. Upaya rehabilitasi tersebut berhasil
dilaksanakan dan hutan mangrove meluas sampai 700 ha pada Tahun 2005
(Kustanti dkk, 2014).
Jenis vegetasi yang mendominasi hutan mangrove Desa Margasari adalah api-api
(Avicennia marina) (Kustanti, 2014). Adapun fauna yang ditemukan di hutan
mangrove tersebut diantaranya kelas mamalia, aves, pisces, insekta dan reptilia.
Fauna mamalia yang ditemukan di hutan mangrove salah satunya adalah monyet
ekor panjang (Macaca fascicularis). Sedangkan jenis burung yang dijumpai
antara lain burung kuntul kerbau (Bulbucus ibis), burung belibis (Dendrocygna
arcuata), burung bangau (Ciconiidae sp.), burung elang laut (Fregata ariel),
burung raja udang biru (Alcedo caerulescens) dan burung blekok sawah (Ardeola
speciosa) (Kustanti dkk, 2014).
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat tulis, kamera DSLR,
angket/kuisioner, GPS, dan laptop. Sedangkan objek yang digunakan pada
penelitian ini yaitu seluruh Kelompok Wanita Cinta Bahari bahari di Lampung
Mangrove Center, Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten
Lampung Timur, Provinsi Lampung.
18
C. Batasan Penelitian
Batasan dalam penelitian ini yaitu.
1. Kelompok wanita tani yang dimaksud adalah seluruh anggota Kelompok
Wanita Cinta Bahari bahari yang terdapat di Lampung Mangrove Center, Desa
Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur,
Provinsi Lampung.
2. Partisipasi dalam upaya konservasi hutan mangrove yang dimaksud adalah
bentuk keikutsertaan Kelompok Wanita Cinta Bahari bahari dalam kegiatan
perlindungan, pemanfaatan, pengawetan berdasarkan Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Jenis data yang dikumpulkan
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang belum tersedia dan dapat diperoleh langsung di
lapangan meliputi nama, umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga,
pekerjaan, pendapatan, dan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok wanita tani
dalam upaya konservasi hutan mangrove di Lampung Mangrove Center, Desa
Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur, Provinsi Lampung.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari study literature. Data
sekunder meliputi peta lokasi penelitian, data monografi di Lampung Mangrove
Center, Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur,
Provinsi Lampung.
19
2. Metode pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Teknik Observasi
Teknik observasi dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap objek yang
akan diteliti. Dalam penelitian ini penulis langsung terjun ke lapangan untuk
mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan fokus penelitian. Teknik
observasi ini bertujuan untuk mendukung data primer.
b. Teknik Wawancara
Teknik wawancara dilakukan dengan tanya jawab secara langsung terhadap
responden dengan menggunakan kuisioner. Teknik wawancara ini bertujuan
untuk mengumpulkan data primer. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang
diberikan kepada orang yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai
dengan permintaan peneliti. Tujuan penyebaran angket ialah mencari
informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden (Riduwan,
2011). Angket/kuesioner ini ditujukan kepada Kelompok Wanita Cinta
Bahari bahari untuk memperoleh data mengenai kegiatan apa saja yang
dilakukan dalam upaya konservasi hutan mangrove di Desa Margasari,
Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur.
c. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan data-data penunjang penelitian
yang diperoleh dari berbagai sumber.
E. Teknik Penentuan Responden Penelitian
Penentuan responden dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling.
20
Purposive sampling yaitu pengambilan responden secara sengaja yang
disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian dengan pertimbangan-
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Jumlah Kelompok Wanita Cinta
Bahari bahari yaitu 41 orang. Responden adalah seseorang yang diminta untuk
memberikan respon terhadap pertanyaan-pertanyaan (langsung atau tidak
langsung, lisan atau tertulis ataupun berupa perbuatan yang diajukan oleh
peneliti (Subliyanto, 2010).
F. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
deskriptif kualitatif yaitu peneliti menjelaskan fakta yang diperoleh peneliti dalam
menyusun skripsi. Penggunaan teknik analisis kualitatif meliputi deskripsi data
sampai pada kesimpulan (Sugiyono, 2015). Pada umumnya alasan menggunakan
metode analisis deksriptif kualitatif karena permasalahan belum jelas sehingga
peneliti dapat memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola,
situasi, hipotesis dan teori (Sugiyono, 2015). Analisis deskriptif yang digunakan
dalam penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan apa saja yang
dilakukan Kelompok Wanita Cinta Bahari bahari dalam upaya konservasi hutan
mangrove. Upaya konservasi berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya meliputi.
1. Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan
Perlindungan sistem penyangga kehidupan ditunjukkan bagi terpeliharanya
proses ekologis yang menunjang kelangsungan kehidupan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.
21
2. Pengawetan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan dan Satwa BesertaEkosistemnya
Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
bertujuan untuk menghindarkan jenis tumbuhan dan satwa dari bahaya
kepunahan, menjaga kemurnian genetik dan keanekaragaman jenis tumbuhan
dan satwa, memelihara keseimbangan dan kemantapan ekosistem yang ada
agar dapat dimanfaatan bagi kesejahteraan manusia secara berkelanjutan.
Pengawetan ini dilakukan dengan upaya penetapan dan penggolongan yang
dilindungi dan tidak dilindungi, pengelolaan jenis tumbuhan dan satwa serta
habitatnya, pemeliharaan dan pengembangbiakan.
3. Pemanfaatan Secara Lestari Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya
Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
dilakukan dengan kegiatan pemanfaatan tumbuhan dan satwa, pemanfaatan
kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam yaitu potensi kawasan berupa
ekosistem, keadaan iklim, fenomena alam, kekhasan tumbuhan dan satwa dan
peninggalan budaya yang berada dalam kawasan tersebut.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung frekuensi dan
membuat persentase jawaban responden pada pertanyaan kuisioner yang diajukan
dengan menggunakan rumus (Sugiyono, 2010).
Keterangan :
P = Persentase n = Jumlah sampel f = Frekuensi
Penentuan kategori sikap dan perilaku/partisipasi Kelompok Wanita Cinta
P = f x 100 %n
22
Bahari dalam upaya konservasi hutan mangrove dilakukan dengan
menggunakan rumus interval menurut (Sugiyono, 2010).
I = NT – NRK
Keterangan :
NT = Nilai Tertinggi K = Kategori
I = Interval NR = Nilai Terendah
Tingkat partisipasi Kelompok Wanita Cinta Bahari bahari dalam upaya
konservasi hutan mangrove pada aspek perlindungan sistem penyangga kehidupan
sebanyak dua belas pertanyaan. Aspek pengawetan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya sebanyak tujuh pertanyaan.
Sedangkan aspek pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya sebanyak delapan pertanyaan. Interval dalam tingkat partisipasi
adalah sebagai berikut.
a. Partisipasi Kelompok Wanita Cinta Bahari bahari dalam aspek perlindungan
sistem penyangga kehidupan.
Kategori rendah : 0 - 40
Kategori sedang : 41 - 80
Kategori tinggi : 81 - 120
b. Partisipasi Kelompok Wanita Cinta Bahari bahari dalam aspek pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
Kategori rendah : 0 – 23.33
Kategori sedang : 24 – 47.33
Kategori tinggi : 48 - 70
23
c. Partisipasi Kelompok Wanita Cinta Bahari bahari dalam aspek pemanfaatan
secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Kategori rendah : 0 – 26,6
Kategori sedang : 27 – 53,6
Kategori tinggi : 54 - 80
58
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa
kegiatan yang dilakukan Kelompok Wanita Cinta Bahari dalam upaya konservasi
hutan mangrove di Lampung Mangrove Center, Desa Margasari, Kecamatan
Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur yaitu.
1. Pada aspek perlindungan masuk dalam kategori baik dengan besar
persentase yaitu 87,80 % yang didukung oleh kegiatan perlindungan
tanaman jeruju (A. ilicifolius) dan buah pedada (S. caseolaris) dari
gangguan hama/penyakit, gangguan satwa, gangguan manusia, gangguan
bencana alam, perlindungan terhadap satwa yang hidup di hutan
mangrove, partisipasi dalam melakukan kontroling/pengawasan bagi
seseorang yang keluar masuk kawasan hutan mangrove, partisipasi dalam
melakukan pendampingan kepada seseorang yang masuk kawasan hutan
mangrove, partisipasi dalam kegiatan penyuluhan dari PPL/Dishut/LSM/
lembaga terkait lainnya mengenai perlindungan/pengawetan/pemanfaatan
hutan mangrove.
2. Pada aspek pengawetan masuk dalam kategori baik dengan besar
persentase yaitu 53,65 % yang didukung oleh kegiatan penyulaman
tanaman mangrove yang mati, pembibitan mangrove, pemupukan,
59
menjaga satwa yang terdapat di kawasan hutan mangrove, dan penanaman
hutan mangrove.
3. Pada aspek pemanfaatan masuk dalam kategori baik dengan besar
persentase yaitu 58,53 % yang didukung oleh kegiatan pemanfaatan hutan
mangrove kayu/non kayu, pemanfaatan hutan mangrove untuk dijadikan
sebagai bahan obat-obatan, dan pemanfaatan mangrove secara bijaksana.
5.2. Saran
Adapun saran dari penulis yang dapat menjadi masukan untuk Kelompok Wanita
Cinta Bahari di Lampung Mangrove Center, Desa Margasari, Kecamatan Labuhan
Maringgai, Kabupaten Lampung Timur yaitu.
1. Kelompok Wanita Cinta Bahari harus lebih meningkatkan koordinasi dan
kerjasama, baik internal maupun eksternal sehingga saat melaksanakan
kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya mangrove dapat
berjalan sesuai dengan aturan yang sudah di tetapkan.
2. Perlu dilakukannya penyuluhan atau pendampingan dari Dinas Kehutanan
atau Pemerintah Daerah setempat tekait pengelolaan hutan mangrove agar
kegiatan dalam pemanfaatan hutan mangrove dapat berjalan dengan baik
dan optimal.
3. Aspek-aspek yang berkaitan secara langsung seperti kualitas sumberdaya
manusia serta peminjaman teknologi yang digunakan dalam pengolahan
daun jeruju (A. ilicifolius) dan buah pedada (S. caseolaris) merupakan
faktor utama yang harus diperhatikan mengingat kurangnya ketersediaan
peralatan dalam pengolahan bahan baku tersebut. Aspek tersebut harus
60
lebih diperhatikan agar dapat mendukung pelaksanaan kegiatan
pemanfaatan daun jeruju dan buah pedada untuk lebih baik lagi.
4. Untuk meningkatkan kualitas dan mengoptimalkan sumberdaya manusia
sekaligus sumberdaya alam yang ada di Desa Margasari perlu diadakan
pelatihan-pelatihan yang lebih beragam.
5. Kelompok Wanita Cinta Bahari Desa Margasari perlu memperluas
jaringan kerja sama dengan sesama kelompok wanita baik dalam satu
kecamatan maupun ke luar daerah.
6. Kontribusi tokoh masyarakat terkait aktualisasi wanita melalui kelompok
wanita Desa Margasari perlu ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
61
DAFTAR PUSTAKA
Al Fajar., D. Oetama., dan A. Afu. 2013. Studi kesesuaian jenis untukperencanaan rehabilitasi ekosistem mangrove di Desa Wawatu KecamatanMoramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Mina Laut Indonesia.3(12): 164-176.
Amba dan Martha. 1998. Faktor-faktor yang Mempengaruhi PartisipasiMasyarakat dalam Pelestarian Hutan Mangrove (Studi Kasus diKecamatan Teluk Ambon Baguala, Kotamadya Ambon, Maluku). Tesis.Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 50 p.
Andreeyan, R. 2014. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunanDi Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda. Jurnal Administrasi Negara.2(4): 1938-1951.
Arief, A. 2007. Hutan Mangrove Fungsi dan Manfaatnya. Buku. Kanisius.Yogyakarta. 48 p.
Ariftia, R. 2013. Nilai Ekonomi Total Hutan Mangrove Desa MargasariKecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur. Skripsi.Universitas Lampung. Bandar Lampung. 52 p.
Bao, T.Q. 2011. Effect mangrove forest structures on wave attenuation in CoasalVietnam. Jurnal Oceanologia. 5(3): 807-808.
Anwar, C dan Gunawan, H. 2007. Peranan ekologis dan sosial ekonomis hutanmangrove dalam mendukung pembangunan wilayah pesisir. ProsidingEkspose Hasil-Hasil Hutan Penelitian: Konservasi dan RehabilitasiSumberdaya Hutan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan danKonservasi Alam, 20 September 2007. Bogor. 23-34 p.
Cesario, A,E., Yuwono, S,B., dan Qurniati, R. 2015. Partisipasi kelompokmasyarakat dalam pelestarian hutan mangrove di Desa MargasariKecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur. Jurnal SylvaLestari. 3(2): 21-30 p.
62
Cie, Y., Wisudo, S. H., dan Purbayanto, A. 2010. Partisipasi MasyarakatNelayan Dalam Pemanfaatan Kawasan Mangrove Untuk PerikananTangkap Di Halmahera Utara. http://www.repository.ipb.ac.id. Diaksespada tanggal 20 Maret 2017.
Dahuri. 2003. Keanekaragaman Hayati: Aset Pembangunan BerkelanjutanIndonesia. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 240 p.
Davran dan Muge. 2004. Participation of Women Farmer and WomenAgricultural Engineer to Water Management in Turkey From the GenderPoint of View: Threads and Opportunities. Diakses pada Tanggal 23Januari 2017, Pukul 13.00 WIB. http://www.fao.org.
Dephut Kehutanan. 1990. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 TentangKonservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Jakarta.
Dewi, P.D.P., Sukerti, N.W., Ekayani, I.A.P.H. 2014. Pemanfaatan tepung buahmangrove jenis lindur (Bruguiera gymnorrizha) menjadi kue kering putrisalju. Jurnal Bosaparis. (2)1: 1-10.
Dewi dan Meira, N.A.F. 2011. Pengaruh Usaha Kelompok Wanita Tani“Mekar Usaha” Terhadap Pendapatan Keluarga Di Banjar Dinas SarenKauh, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem.Diakses pada Tanggal 2 Februari 2017, Pukul 14.30 WIB.https://media.neliti.com.
Fredlina. 2009. Mengapa Perempuan Bekerja. Diakses pada tanggal 17 April2017, Pukul 16.00 WIB. http://www.sangcerpenisbercerita.co.id.
Habibi. 2008. Teori Kebutuhan Maslow. Diakses pada tanggal 5 maret 2017http://www.motivasibelajardanteorikebutuhan(maslow).co.id.
Hades, F. 2007. Selamatkan mangrove. Diakses tanggal 21 Desember 2016.http://fertobhades.wordpress.com/2007/10/15/selamatkan-mangrove//.
Hamsah. 2013. Karakterisasi Sifat Fisikokimia Tepung Buah Pedada(S. caseolaris ). Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makasar. 53 p.
Haris, R. 2014. Keanekaragaman vegetasi dan satwa liar hutan mangrove.Jurnal Bionature. 15(2): 117-122.
Hasyim, H. 2006. Analisis karakteristik petani kopi terhadap pendapatan (studikasus: Desa Dolok Saribu Kecamatan Paguran Tapanuli Utara). JurnalKomunikasi Penelitian. 1(2): 22-27.
Ihromi T.O. 1995. Kajian Wanita Dalam Pembangunan. Buku. Yayasan OborIndonesia. Jakarta. 60 p.
63
Islam, S. N. 2011. Water salinity investigation in the sundarbans rivers inBangladesh. International Journal Of Water. 1(6): 74-91.
Irawanto R. 2014. Jeruju (A. ilicifolius): biji perkecambahan dan potensinya.Jurnal Biodeversitas. 1(5): 1011-1018.
Irwanto. 2008. Manfaat hutan mangrove. Diakses tanggal 21 Desember 2016.http://indonesiaforest.webs.com/manfaat_hutan_mangrove. pdf. 2 p.
Julia, D. 2016. Studi tentang pengawasan hutan mangrove oleh Dinas KehutananDi Kota Tarakan. Jurnal Pemerintahan Integratif. 4(2): 155-165 .
Karminarsih. E. 2007. Pemanfaatan ekosistem mangrove bagi minimasi dampakbencana di wilayah pesisir. Jurnal Manajemen Hutan. 13(3): 182-187.
Kusmana, C. 2010. Nilai ekologis ekosistem hutan mangrove. JurnalMedia Konservasi. 5(1): 17-24.
Kustanti, A. 2011. Manajemen Hutan Mangrove. Buku. IPB Press. Bogor. 248p.
Kustanti. A., Nugroho, B., Nurrochmat D. R dan Yosuke, O. 2014. Evolusi hakkepemilikan dalam pengelolaan ekosistem hutan mangrove di lampungmangrove center. Jurnal Kebijakan Pertanian dan Lingkungan. 1(3): 143-158.
Mahdalia, A. 2012. Kontribusi Curahan Waktu Kerja Perempuan TerhadapTotal Curahan Waktu Kerja Pada Usaha Peternakan Sapi Potong DiPerdesaan (Studi Kasus, Kelompok Tani Ternak Lonrae KelurahanSamaenre Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai). Skripsi.Universitas Hasanuddin. Makassar. 52 p.
Manalu, R.D.E., Salamah, E, Retiaty, F., Kurniawati, N. 2013. Kandungan zatgizi makro dan vitamin produk buah pidada (S. Caseolaris). JurnalPenelitian Gizi dan Makanan. 3(2): 135-140.
Monografi Desa Margasari. 2012. Potensi Desa, Kecamatan Labuhan Maringgai,Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Lampung. 15p.
Muharam. 2014. Penanaman mangrove sebagai salah satu upaya rehabilitasilahan dan lingkungan di kawasan pesisir pantai utara Kabupaten Karawang.Jurnal Ilmiah Solusi. 1(1): 1-14.
Mulyadi,E., Hendriyanto, O., dan Fitriani, N . 2010. Konservasi hutanmangrove sebagai ekowisata. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan. 2(1): 51-57.
64
Mulyani, S. 2009. Studi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Probabilitas IbuRumah Tangga untuk Bekerja (Studi Kasus Ibu Rumah Tangga diKecamatan Purworejo, Kabupaten Klaten, Jateng). Skripsi. UniversitasSurakarta. Jawa Tengah. 60 p.
Mulyani, E dan Fitriani, N. 2013. Konservasi hutan mangrove sebagaiekowisata. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan. 2(2): 11-18.
Nababan, E,J,K. 2016. Modal Sosial Pada Pengelolaan Dan Pelestarian HutanMangrove Di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur.Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 74 p.
Nybakhen. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Buku. Gramedia.Jakarta. 459 p.
Petra, J,L.,Sastra, W., Riyantini, I. 2012. Pengaruh kerapatan mangrove terhadaplaju sedimen transpor di Pantai Karangsong Kabupaten Indramayu. JurnalPerikanan dan Kelautan. 3(3): 329-337.
Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 4 Tahun 2002 Tentang Pengawasan HutanMangrove di Kota Tarakan.
Piyanto. 2012. Dalam berita Harian Lampung Post: 48% Hutan Mangrove DiLampung Rusak. Diakses tanggal 21 Desember 2016, pukul 11:14 WIB.http://watala.org/new/?p=156. 1 p.
Pujdiwati. 1983. Peranan Perempuan dalam Perkembangan Masyarakat diDesa. Buku. CV Rajawali. Jakarta. 255 p.
Purnobasuki, H. 2010. Ancaman terhadap hutan mangrove di Indonesia danlangkah strategis pencegahannya. Jurnal Biologi. 3(1): 121-132.
Putra, A. K., Bakri, S. dan Kurniawan, B. 2015. Peranan ekosistem hutanmangrove pada imunitas terhadap malaria: studi Di Kecamatan LabuhanMaringgai Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Sylva Lestari. 3(2): 67-78 .
Rahmawati. 2006. Upaya Pelestarian Mangrove Berdasarkan PendekatanMasyarakat. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. 60 p.
Rian, N. 2008. Gender dan Adminstars Publik. Buku. Pustaka Pelajar.Yogyakarta. 314 p.
Riduwan. 2011. Dasar-Dasar Statistika. Buku. Alfabeta. Bandung. 273 p.
Ritohardoyo. 2006. Bahan Ajar Ekologi Manusia. Program MagisterPengelolaan Lingkungan. Program Pascasarjana. Universitas GajahMada. Buku. Pustaka. Yogyakarta. 250 p.
65
Romimotarto, K. 2001. Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut.Buku. Djambatan. Jakarta. 540 p.
Sadono, Y. 2013. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan Taman NasionalGunung Merbabu di Desa Jeruk Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota. 9(1): 53‐64.
Sarno, Marisa, H dan Sadiah, S. 2013. Beberapa jenis mangrove tumbuhan obattradisional di Taman Nasional Sembilang, Banyuasin, Sumatera Selatan.Jurnal Penelitian Sains. 16(3): 1-7.
Setyawan, A. 2002. Ekosistem mangrove sebagai kawasan peralihan ekosistemperairan tawar dan perairan laut. Jurnal Enviro. 2(1): 25-40.
Setyawan, A. 2005. Pemanfaatan langsung ekosistem mangrove di Jawa Tengahdan penggunaan lahan di sekitarnya; kerusakan dan upaya restorasinya. JurnalBiodiversitas. 7(3): 282-291.
Setiawan. H. 2013. Status ekologi hutan mangrove pada berbagai tingkatketebalan. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea. 2(2): 104-120.
Soetrisno. 1995. Menuju Masyarakat Partisipatif. Buku. Karnisius. Yogyakarta.260 p.
Sofian, A., Harahab, N., dan Marsoedi. 2012. Kondisi dan manfaat langsungekosistem hutan mangrove Desa Penunggul, Kecamatan Nguling,Kabupaten Pasuruan. Jurnal Kondisi dan Manfaat Langsung Ekosistem.2(2): 56-63.
Subliyanto. 2010. Subyek Penelitian dan Responden. Diakses Tanggal 6Februari 2017. http://subliyanto.co.id/2010/06/subyek-penelitian-dan-responden.html.
Suchewaboripont. 2011. Zonal variation in leaf litter decomposition in asecondary mangrove forest. Jurnal Tropics. 20(2): 1-10.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R & D. Buku. Alfabeta. Bandung. 380 p.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Buku.Alfabeta. Bandung. 334 p.
Sugiyono. 2015. Memahami Penelitian Kualitatif. Buku. Alfabeta. Bandung.234 p.
66
Sukmawan, D. 2004. Penilaian Ekonomi Manfaat Hutan Mangrove Di DesaKarangjaladri, Kecamatan Parigi Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat.Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 72 p.
Sumaryadi, dan Nyoman, I. 2010. Sosiologi Pemerintahan. Dari PerspektifPelayanan, Pemberdayaan, Interaksi, dan Sistem KepemimpinanPemerintahan Indonesia. Buku. Ghalia Indonesia. Jakarta. 270 p.
Sunito, S. 2012. Peran serta masyarakat pedesaan dalam rehabilitasi hutanmangrove. Jurnal Sosiologi Pedesaan. 3(1): 24-35.
Tarigan, M. S. 2008. Sebaran dan luas hutan mangrove di Wilayah Pesisir TelukPising Utara Pulau Kabaena Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal MakaraSains. 12(2): 108-112.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan LingkunganHidup.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya AlamHayati dan Ekosistemnya.
Utami, D. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Probabilitas IbuRumah Tangga Untuk Bekerja Di Kecamatan Purworejo KabupatenPurworejo. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 71 p.
Vivin, Fatmawati dan Endang. 2015. Peranan kelompok wanita tani pedesaandalam menunjang pendapatan keluarga. Jurnal Tesis PMIS –UNTAN-PSS2015. 2(1): 1-17.
Walters, B.B., Ronnback, P., Kovacs, J.M., Crona, B., Hussain, S. A., Badola,R., Primavera, J.H., Barbier, E., dan Guebas, F.D. 2008. Ethnobiology,socio-economic and management of mangrove forests: a review. JurnalAquatic Botany. 89(2): 220-236.
Wiyono, M. 2009. Pengelolaan hutan mangrove dan daya tariknya sebagai objekwisata di Kota Probolinggo. Jurnal Aplikasi Manajemen. 7(2): 1-9.
Yuliasamaya., Darmawan, A. dan Hilmanto, R. 2014. Perubahan tutupanhutan mangrove di Pesisir Kabupaten Lampung Timur. Jurnal SylvaLestari. 2(3): 111-124.