partisi

31
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling bercampur menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis. Bahkan dimana tujuan primer bukan analitis namun preparatif, ekstraksi dengan menggunakan pelarut merupakan suatu langkah penting dalam mencari senyawa aktif suatu tumbuhan, dan kadang-kadang digunakan peralatan yang rumit namun seringkali diperlukan hanya sebuah corong pisah. Seringkali suatu pemisahan ekstraksi dengan menggunakan pelarut dapat diselesaikan dalam beberapa menit, pemisahan ekstraksi biasanya bersih dalam arti tak ada analog kospresipitasi dengan suatu sistem yang terjadi (6). Di antara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan

description

fghb

Transcript of partisi

BAB IPENDAHULUAN

I.1. Latar BelakangPartisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling bercampur menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis. Bahkan dimana tujuan primer bukan analitis namun preparatif, ekstraksi dengan menggunakan pelarut merupakan suatu langkah penting dalam mencari senyawa aktif suatu tumbuhan, dan kadang-kadang digunakan peralatan yang rumit namun seringkali diperlukan hanya sebuah corong pisah. Seringkali suatu pemisahan ekstraksi dengan menggunakan pelarut dapat diselesaikan dalam beberapa menit, pemisahan ekstraksi biasanya bersih dalam arti tak ada analog kospresipitasi dengan suatu sistem yang terjadi (6).

Di antara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan popular, alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzene, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam keadaan dua fase pelarut. Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan preparatif, pemurnian, pemisahan serta analisis pada semua skala kerja (7).I.2. Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.1. Maksud Percobaan

Untuk mengetahui dan memahami cara dan tahap-tahap partisi dengan metode Ekstraksi Cair-Cair dan Ekstraksi Cair-Padat

I.2.2. Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui prinsip dasar serta untuk memperoleh rendamen senyawa larut hexan ataupun senyawa tidak larut hexan dari sampel Meniran dan TemulawakI.3. Prinsip Percobaan

Pemisahan suatu senyawa atau lebih berdasarkan persamaan tingkat kepolaran terhadap pelarutBAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Teori Umum

Ekstraksi merupakan proses pemisahansuatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannyaterhadap dua cairan tidak saling larut yangberbeda (5).

Ekstraksi cair - cair adalah suatu metode ekstraksi yang menggunakan corong pisah sehingga biasa juga disebut dengan ekstraksi corong pisah (5).

Umunya salah satu fase berupa larutan air dan yang lainnya berupa organiklipofilik seperti eter, MTBE, diklorometana, kloroforom, ataupun etilasetat. Kebanyakan pelarut organik berada di atas fase air kecuali pelarut yang memiliki atom dari unsur halogen. Pemisahan ini didasarkan pada tiap bobot dari fraksi, fraksi yang lebih berat akan berada pada bagian dasar sementara fraksi yang lebih ringan akan berada di atas. Tujuannya untuk memisahkan golongan utama kandungan yang satu dari kandungan yang lain. Senyawa yang bersifat polar akan masuk ke pelarut polar dan senyawa non polar akan masuk ke pelarut non polar.

Terjadinya proses pemisahan dapat dengan cara (4) :

1. Adsorpsi - Adsorpsi komponen atau senyawa diantara permukaan padatan dengan cairan (solid liquid interface) - Agar terjadi pemisahan dengan baik, maka komponen-komponen tersebut harus mempunyai afinitas yang berbeda terhadap adsorben dan ada interaksi antara komponen dengan adsorben

2. Partisi - Fase diam dan fase gerak berupa cairan yang tidak saling bercampur - Senyawa yang akan dipisahkan akan berpartisi antara fase diam dan fase gerak. Karena fase diam memberikan daerah yang sangat luasbagifasegerak,makapemisahanberlangsunglebihbaik

Kata cair-cair berarti bahwa dua cairan yang dicampur di dalam proses ekstraksi. Ini berarti bahwa kedua cairan itu akan membentuk dua lapisan ketika dicampur bersama seperti air dan pelarut organik (dietil eter, diklorometan, nbutanol, dll.). Senyawa-senyawa yang lebih larut dalam lapisan organik akan tertarik ke lapisan organik sedangkan senyawa-senyawa yang lebih larut dalam lapisan air akan tertarik ke air. Jadi ekstraksi cair-cair adalah suatu proses pemisahan yang didasarkan pada kelarutan relatif dan zat terlarut di dalam dua pelarut yang tidak bercampur. Dua pelarut yang tidak bercampur dikocok di dalam corong pisah hingga membentuk dua lapisan antarmuka dan pelarut. Tetesan-tetesan kecil dan kedua pelarut akan menjadikan luas permukaan yang lebih besar dan mempercepat terjadinya kesetimbangan zat terlarut antara dua sistem pelarut. Proses ini disebut ekstraksi atau partisi sampel antara dua pelarut. Pengocokan dihentikan dan pelarut yang tidak bercampur akan memisah. Dimana zat terlarut melarut dengan mudah dan menjadi lebih pekat di dalam pelarut dimana kelarutannya lebih besar. Lapisan cairan yang berada di atas dan yang berada di bawah itu bergantung kepada kerapatan relatif dan kedua pelarut. Pelarut yang lebih ringan akan berada di lapisan atas (Misalnya eter) dan pelarut yang lebih berat akan berada di lapisan bawah (Misalnya air) (5).

Pemisahan sebagian terjadi ketika sejumlah zat terlarut mempunyai kelarutan relatif yang berbeda di dalam dua pelarut yang digunakan. Koefisien distribusi menentukan perbandingan konsentrasi dan zat terlarut di dalam masing - masing pelarut. Senyawa - senyawa yang dipisahkan tetap kontak di dalam kedua pelarut dan terlarut di dalam masing - masing pelarut sesuai dengan perbandingan yang ditentukan oleh koefisien distribusi (4).Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan air. Dalam praktek solut akan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah di kocok dan dibiarkan terpisah. Perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua pelarut tersebut tetap, dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi. Koefisien distribusi dinyatakan dengan berbagai rumus sebagai berikut :

KD = C2/C1atau KD = Co/CaDari rumus tersebut jika harga KD besar, solute secara kuantitatif akan cenderung terdistribusi lebih banyak ke dalam pelarut organik begitu pula sebaliknya. Rumus tersebut hanya berlaku bila:

a. Solute tidak terionisasi dalam salah satu pelarutb. Solute tidak berasosiasi dalam salah satu pelarutc. Zat terlarut tidak dapar bereaksi dengan salah satu pelarut atau adanya reaksi- reaksi lain.

Angka banding distribusi menyatakan perbandingan konsentrasi total zat terlarut dalam pelarut organik (fasa organik) dan pelarut air (fasa air). Untuk keperluan analisis kimia angka banding distribusi (D) akan lebih bermakna daripada koefisien distribusi (KD). Pada kondisi ideal dan tidak terjadi asosiasi, disosiasi atau polimerisasi, maka harga KDsama dengan D (8).

Menurut Soebagio (2010), menurut hukum distribusi Nerst, bila ke dalam kedua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian kelarutan (8). Beberapa masalah sering dijumpai ketika melakukan ekstraksi pelarut yaitu: terbentuknya emulsi; analit terikat kuat pada partikulat; analit terserap oleh partikulat yang mungkin ada; analit terikat pada senyawa yang mempunyai berat molekul tinggi; dan adanya kelarutan analit secara bersama-sama dalam kedua fase.Terjadinya emulsi merupakan hal yang paling sering dijumpai. Oleh karena itu jika emulsi antara kedua fase ini tidak dirusak maka recovery yang diperoleh kurang bagus. Emulsi dapat dipecah dengan beberapa cara (8) :1. Penambahan garam ke dalam fase air

2. Pemanasan atau pendinginan corong pisah yang digunakan

3. Penyaringan melalui glass-wool

4. Penyaringan dengan menggunakan kertas saring

5. Penambahan sedikit pelarut organik yang berbeda

6. Sentrifugasi.

Jika senyawa-senyawa yang akan dilakukan ekstraksi pelarut berasal dari plasma maka kemungkinan senyawa tersebut terikat pada protein, sehingga recovery yang dihasilkan rendah. Teknik yang dapat digunakan untuk memisahkan senyawa yang terikat pada protein meliputi (8) : Penambahan detergen Penambahan pelarut organik yang lain Penambahan asam kuat Pengenceran dengan air Penggantian dengan senyawa yang mampu mengikat lebih kuat.Keuntungan Ekstraksi Cair-Cair (4)

1. Pelarut yang sedikit akan dapat diperoleh substansi yang relatifbanyak.2. Peralatannya sederhana

3. Pemisahannya cepatdan selektifKerugian Ekstraksi Cair-Cair (4)1. Tidak dapat menggunakan zat yang termolabil, karena akanmengubah bentuk kimia sehingga koefisien distribusi danefektifitas pelarut pun berubah

2. Dapat membentuk emulsi pada saat pengocokan sehingga tidakakan jelas pemisahannyaKeuntungan Ekstraksi Cair-Padat (4)1. Pelarut yang digunakan sedikit

2. Dapat digunakan berulang-ulang

3. Tidak banyak energi yang diperlukan

4. Tidak diperlukannya pemanasan

Kerugian Ekstraksi Cair-Padat (4)1. Substansi konstatil pada temperatur didih pelarut

2. Memerlukan waktu yang lama dalam pengerjaannyaII. 2. Klasifikasi Tanaman MeniranKingdom : Plantae

Subkingdm : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Phyllanthus

Spesies : Phyllanthus niruri L. (2)Nama daerah: Memeniran, Gosau na dungi, Gosau madungi

roriha, Daun gendong anak (2)II.2.1. Morfologi Tanaman Meniran

Meniran merupakan tumbuhan terna semusim, tegak, tinggi hingga 1 m. Batang bulat, liat, masif, tidak berbulu, licin, hijau keunguan, diameter 3 mm, sering sangat bercabang dengan tangkai dan cabang-cabang hijau keunguan. Daun majemuk berseling, warna hijau, anak daun 15-24 helai, bular telur, tepi rata, pangkal membulat, ujung tumpul, di bawah ibu tulang daun sering terdapat butiran kecilkecil, menggantung. Bunga tunggal. Daun kelopak berbentuk bintang, mahkota putih kecil. Buah kotak, bulat, hijau keunguan. Biji kecil, keras, bentuk ginjal, coklat tua (2).II.2.2 Kandungan Tanaman Meniran

Tanaman Obat Meniran sangat kaya akan berbagai kandungan kimia, antara lain: phyllanthin, hypophyllanthin, niranthin, nirtetrali, nirurin, nirurinetin, norsecurinine, phyllanthenol, phyllnirurin, phylltetrin, quercitrin, quercetin, ricinoleic acid, rutin, salicylic acid methyl ester, garlic acid, ascorbic acid, hinokinin, hydroxy niranthin, isolintetralin, dan isoquercetin. Senyawa lain yang terkandung dalam Meniran adalah beta-d-xylopyranoside dan beta-sitosteroy. Senyawa lain yang baru ditemukan adalah seco-4-hidroksilintetralin, seco-isoarisiresinol trimetil eter, hidroksinirantin. Akar dan daun Meniran kaya akan senyawa flavonoid, antara lain phyllanthin, hypophyllanthin, qeurcetrin, isoquercetin, astragalin, dan rutin. Minyak bijinya mengandung beberapa asam lemak seperti asam ricinoleat, asam linoleat, dan asam linolenat (2).II.2.3. Manfaat Tanaman Meniran

1. Antibakteri.Ekstrak metanol daun Meniran mempunyai efek antibakteri paling tinggi terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia colli, dan Pseudomonas aeruginosa. Efek ini disebabkan senyawa antibakteri pada Meniran seperti phyllanthin, hypophyllanthin, niranthin, dan nietetralin. Ekstrak petroleum eter dari batang, daun, dan akar Meniran juga menunjukkan efek antifungi (2).2. Immunomodulator.Meniran dapat digunakan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri, virus, dan mikroba penyebab penyakit sehingga dapat mencegah berbagai penyakit yang disebabkan bakteri (2).

3. Antikanker.Kemampuan Meniran sebagai immunostimulator membantu merangsang aktivitas sel natural killer (NK) dan sel killer (K). Jika toksisitas kedua sel tersebut meningkat, sel-sel yang mengalami mutasi dan abnormal (sel kanker) akan dihancurkan oleh keduanya (2)

4. Antidiabetes. Phyllanthin dan hypophyllanthin merupakan komponen utama yang diduga berperan aktif dalam penurunan kadar gula darah. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil penelitian terhadap tikus yang sudah diinduksi aloksan (zat kimia yang diberikan untuk memicu kondisi diabetes pada hewan percobaan). Ternyata, tikus yang diberi ekstrak Meniran menurun kadar gula darahnya. Meniran terbukti berperan sebagai antidiabetes (2).II.3. Klasifikasi Tanaman TemulawakKingdom : Plantae

Divisi

: Spermatophyta.

Sub divisi : Angiospermae.

Kelas : Monocotyledonae.

Ordo : Zingiberales

Keluarga

: Zingiberaceae.

Genus : Curcuma Spesies : Curcuma xanthorrhizaI (1)Nama daerah : Koneng gede, Temo labak(3)II.3.1 Morfologi Tanaman Temulawak Memiliki batang semu, yang tingginya lebih dari 1 meter akan tetapi tidak sampai 2 meter. Batang semu adalah bagian dari pelepah daun yang mana tegak, saling bertumpang tindih, berwarna hijau atau coklat gelap. Rimpangnya sempurna, ukuranya besar, bercabang-cabang (kuat), warnanya coklat agak meraj, kuning tua atau warnanya hijau gelap. Setiap tunas dari rimpang membuat daun 2 9 helai dengan wujud bundar memanjang hingga bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan jelas hingga gelap, panjang daun 31 cm 84 cm serta lebar 10 cm 18 cm, panjang tangkai daun terhitung helaian 43 cm 80 cm, pada tiap-tiap helaian dikaitkan dengan pelepah serta tangkai daun agak panjang. Bunganya berwarna kuning tua, berupa unik serta bergerombol yaitu perbungaan lateral. Tangkai ramping serta sisik berupa garis, panjang tangkai 9cm 23cm serta lebar 4cm 6cm, berdaun pelindung banyak yang panjangnya melebihi atau sepadan dengan mahkota bunga. Kelopak bunga warnanya putih berbulu, panjang 8mm 13mm, mahkota bunga berupa tabung dengan panjang total 4. 5cm, helaian bunga berupa bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau merah, panjang 1. 25cm 2cm serta lebar 1cm, sedang daging rimpangnya berwarna jingga tua atau kecokelatan, beraroma tajam yang menyengat serta terasa pahit (1).II.3.2. Kandungan Kimia Temulawak

Temulawak terdiri dari fraksi pati, kurkuminoid dan minyak asiri (3-12 %). Fraksi Pati merupakan kandungan terbesar, jumlah bervariasi antara 48-54% tergantung dari ketinggian tempat tumbuh. Makin tinggi tempat tumbuh maka kadar patinya semakin rendah dan kadar minyaknya semakin tinggi. Pati temulawak terdiri dari abu, protein, lemak, karbohidrat, serat kasar, kurkuminoid, kalium, natrium, kalsium, magnesium, besi, mangan dan kadnium. Fraksi kurkuminoid mempunyai aroma khas, tidak toksik, terdiri dari kurkumin yang mempunyai aktivitas antiradang dan desmetoksikurkumin. Minyak asiri berupa cairan berwarna kuning atau kuning jingga, berbau aromatik tajam. Komposisinya tergantung pada umur rimpang, tempat tumbuh, teknik isolasi, teknik analisis, perbedaan klon varietas dan sebagainya. Oei Ban Liang (1985) dengan metode kromatografi gas mendeteksi 31 komponen yang terkandung dalam temulawak. Beberapa diantaranya merupakan komponen minyak khas asiri temulawak, yaitu isofuranogermakren, trisiklin, allo-aromadendren, germaken dan xanthorrhizol. Selain itu, terdapat komponen lain yang bersifat insect repellent yaitu ar-turmeron (3)II.3.3. Manfaat Tanaman Temulawak

Temulawak mempunyai khasiat laktagoga, kolagoga, antiinflamasi, tonikum dan diuretik. Minyak asiri temulawak, juga berkhasiat fungistatik pada berbagai jenis jamur dan bakteriostatik pada mikroba Staphyllococcus sp. dan Salmonella sp. Kandungan Kolagoga dari temulawak berfungsi sebagai meningkatkan produksi dan sereksi empedu yang bekerja kolekinetik dan koleretik, dibantu dengan kerja kolekinetik dilakukan oleh fraksi kurkuminoid, sedangkan kerja kolerotik dilakukan oleh komponen dari fraksi minyak atsiri. Alhasil dengan meningkatnya pengeluaran cairan empedu maka partikel padat dalam kandung empedu berkurang. Keadaan ini akan mengurangi kolik empedu, perut kembung akibat gangguan metabolisme lemak, dan menurunkan kadar kolesterol darah yang tinggi (1).BAB III

METODE PRAKTIKUM

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 AlatAlat-alat yang digunakan adalah cawan porselen, tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, pipet skala, sendok tanduk besi, batang pengaduk,tabung sntrifuge dan vial.III.1.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah hexan, BJA, air suling, ekstrak meniran (Phyllanthus niruri) dan ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrizha).III. 2 Cara Kerja

III.2.1 Cara kerja ECP

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Ditimbang 1 gram ekstrak sampel lalu dimasukkan ke dalam cawan porselen, larutkan dengan hexan.

3. Dimasukkan kedalam tabung sentrifuge lalu atas tabung ditutup alumunium foil

4. Dimasukkan tabung sentrifuge ke dalam alat sentrifugasi

5. Disentrifugasi ekstrak selama 15 menit

6. Di ulang proses sentrifuge hingga terbentuk filtrat yang bening.

7. Dimasukkan filtrat ke dalam cawan porselen lalu diuapkan

8. Dimasukkan residu ke dalam cawan porselen

9. Ditimbang berat residu dan ekstrak

III.3.2. Cara Kerja ECC

1. Disiapkan alat dan bahan2. Ditimbang ekstrak sampel sebanyak 1 gram dan dimasukkan kedalam tabung reaksi

3. Ditambahkan 3 ml air dkedalam tabung reaksi

4. Ditambahkan 3 ml Hexan kedalam tabung kemudian dikocok dan diamkan sampai terpisah 2 fase

5. Dipisahkan lapisan hexan dan ditampung pada wadah yang berbeda6. Ulangi hal tersebut sampai 3 kali7. Setelah semua lapisan hexan diambil, ditambahkan 3 ml BJA kemudian dikocok

8. Dipisahkan lapisan BJA dan ditampung pada wadah yang berbeda

9. Ulangi hal tersebut sampai 3 kali

BAB IV

HASIL PENGAMATANIV. 1 Tabel PengamatanNama sampelBobot basahBobot keringRendamen

Temulawak (Curcuma xanthorrizha)122,250124,321101,487%

Meniran (Phyllanthus niruri)119,892117,52198,022 %

Rendamen : Bobo kering / Bobot basah x 100%

IV.2 Gambar

BAB V

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan partisi cair-cair dan partisi cair-padat dengan sampel yang berasal dari hasil ekstraksi maserasi terhadap herba meniran dan dari hasil ekstraksi refluks rimpang temulawak. Hal pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian alat tersebut dibersihkan dengan air suling dan dibilas dengan alkohol. Tujuannya yaitu untuk menghilangkan kotoran, lemak dan mikroba yang menempel pada alat tersebut.

Selanjutnya masuk pada proses partisi cair-cair dari hasil ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang bersifat polar yiatu air dan yang bersifat nonpolar yaitu n-heksan. Langkah pertama yang dilakukan yaitu ditimbang sampel sebanyak 1 g dengan menggunakan neraca OHaus. Setelah sampel yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Lalu diukur n-heksan dan metanol masing-masing sebanyak 3 ml. Ekstrak dilarutkan dalam air karena tujuan pelarut yang pertama yaitu sebagai pembawa senyawa-senyawa yang terdapat pada ekstrak tersebut. Setelah itu, ditambahkan n-heksan kemudian dikocok dan didiamkan selama beberapa menit sampai terjadi pemisahan. Dalam proses pemisahan ini, senyawa yang bersifat nonpolar akan berada dalam fase atas sedangkan senyawa yang bersifat polar berada dalam fase bawah. Dilakukan hal tersebut sebanyak 3 kali, setelah itu dimasukkan oelarut BJA kedalam tabung reaksi, kocok dan diamkan beberapa menit. Tujuan digunakan pelarut BJA yaitu untuk memisahan senyawa polar dan senyawa semipolar. Dilakukan hal tersebut sebanyak 3 kali. Hasil dari percobaan tersebut di tampung dalam cawan porselen atau vial dan dikeringkan untuk digunakan selanjutnya pada KLT.

Pada ekstraksi cair-padat hanya menggunakan 1 pelarut, yaitu heksan. Ekstrak di larutkan dengan heksan kemudian dimasukkan dalam tabung sentrifuge, kemudian di sentrifuge selama 15 menit. Setelah di sentrifuge akan terpisah menjadi 2 fase, kemudian bagian yang tidak larut heksan diambil. Dilakukan hal tersebut sebanyak 3 kali. Kemudian dikeringkan untuk digunakan selanjutnya pada KLT.BAB VI

PENUTUPVI.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang kami dapatkan dari penyiapan sampel ini yaitu :

1. Metode partisi cair-cair adalah salah satu metode pemisahan senyawa dengan menggunakan 2 pelarut yang berbeda atau yang tidak saling bercampur. Adapun pelarut yang digunakan adalah BJA, n-heksan dan air

2. Metode partisi cair-padat hanya menggunakan 1 pelarut, yaitu n-hexanVI. 2 SaranArahan dan bimbingan dari asisten sangat dibutuhkan demi lancarnya kegiatan praktikum.DAFTAR PUSTAKA

1. Sunarno.2009. Pengaruh Meniran (Phyllanthus niruri) terhadap Patogenesis Infeksi Salmonella. Puslitbang Biomedis dan Farmasi Deokes RI (Halm 71-76)2. Rosadi, Ali, et al. Potensi Temulawak Sebagai Antioksidan. Separtemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB (Halm. 165-167)3. Aldi, Yufri, et al.2013. Uji Imunomodulator beberapa Subfraksi Ekstraksi Etil Asetat Meniran. Fakultas Farmai Universitas

Andalas (Halm. 134-134)4. Sudjadi. 1988.Metode Pemisahan. Kanisius: Yokyakarta5. Tobo, F. 2001. Buku Pegangan Laboratorium Fitokimia I. UNHAS : Makassar6. Underwood, A.L. 1986. Analisis kima kuantitatif. Erlangga : Jakarta7. Watson, David G. 2005. Analasis Farmasi Edisi 2. EGC: Jakarta 8. Soebagio, dkk. 2000.Kimia Analitik II (JICA). Universitas Negeri Malang. MalangLABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNUVERSITAS HASANUDDIN

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNUVERSITAS HASANUDDIN

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNUVERSITAS HASANUDDIN

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNUVERSITAS HASANUDDIN

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNUVERSITAS HASANUDDIN

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNUVERSITAS HASANUDDIN

ECC meniran

ECC Temulawak

Hasil ECP Meniran

Hasil ECC Temulawak

Hasil ECC Meniran

Hasil ECP Meniran

Temulawak :

122,250

124,321

X 100% = 101,487%

X 100% = 98,022%

Temulawak :

117,521

119,892