Partai Politik Pada Masa Transisi

download Partai Politik Pada Masa Transisi

of 11

Transcript of Partai Politik Pada Masa Transisi

Partai politik pada masa transisi

Pendahuluan

Latar belakang Masa transisi adalah: Transisi adalah masa peralihan waktu. Sedang kan dalam dunia politik masa transisi adalah : merupakan titik awal atau selang waktu antara rezim otoriter dengan rezim demokratis, yang dimulai dari ambruknya rezim otoriter lama yang kemudian diikuti atau berakhir dengan pengesahan lembaga-lembaga politik dan aturan politik yang baru di bawah paying demokrasi (ODonnmel & Schmitter, 1986 dalam Yanto Ladiqi 2007). Menurut hungrinton ada syarat yang bisa disebut transisi: a) berakhirnya rezim authoritarian; b) munculnya pemerintahan demokratis; dan c) adanya konsolidasi demokrasi. Dua syarat pertama itu telah terjadi di Indonesia, yaitu: c) (a) berakhirnya rezim otoriter yang ditandai oleh jatuhnya pemerintahan Soeharto pada 21 Mei 1998 kemudian digeser kepada B.J. Habibie, dan (b) munculnya pemerintahan demokratis yang ditandai dengan dilantiknya Abdurrahman Wahid sebagai presiden RI melalui hasil pemilu demokratis tahun 1999. Sedangkan, syarat ketiga tentang tahap konsolidasi (pengukuhan) demokrasi masih menjadi perdebatan di kalangan pengamat politik. Sebagian besar pengamat menganggap sampai saat ini Indonesia belum mengalami konsolidasi demokrasi. Sedangkan, syarat ketiga tentang tahap konsolidasi (pengukuhan) demokrasi masih menjadi perdebatan di kalangan pengamat politik. Sebagian besar pengamat menganggap sampai saat ini Indonesia belum mengalami konsolidasi demokrasi. Konsolidasi demokrasi merupakan stabilitas dan ketahanan demokrasi (O'Donnell, 1993).Page

Sedangkan Diamond (1999) menyebutkan konsolidasi sebagai legitimasi demokrasi yang luas dan kuat sebagai suatu "rezim" yang benar dan tepat bagi masyarakat. Konsolidasi ditandai oleh

1

pembiasaan perilaku dan norma serta kepercayaan, di mana elite politik percaya pada legitimasi demokrasi dan saling menghargai hak satu sama lain untuk mendapatkan kekuasaan berdasarkanrule of law dan konstitusi, serta organisasi masyarakat dan partai politik mendukung--atau setidaknya tidak menolak--demokrasi, aturan dan lembaga konstitusional negara, serta lebih dari 70% publik percaya bahwa demokrasi merupakan sistem yang paling tepat. Pengukuhan demokrasi menjadi harapan rakyat Indonesia akan berkembangnya sistem politik yang demokratis secara kekal. Namun, sampai saat ini ada beberapa kendala untuk mencapai hal itu. Ilmuwan politik Samuel P. Huntington (1991) pernah mencatat bahwa era transisi mestinya berakhir setelah ada dua kali pemilu berkala yang demokratis, di mana pemilu-pemilu tersebut mengantarkan suatu rezim demokratis, yang bekerja atas dasar konstitusi yang demokratis pula. Apabila merujuk pada hal tersebut, apakah Indonesia sudah layak disebut telah masuk ke era konsolidasi demokrasi karena telah lebih dari dua kali menyelenggarakan pemilu, pada 1999, 2004 dan 2009? Harusnya sudah. Tetapi, menurut Alfian (2009) ada beberapa catatan yang meragukannya. Pertama, aturan main dan teknis pemilu masih berubah-ubah. DPR menyetujui UU tentang Pemilu, lantas MK "merevisinya", dan pemerintah pun belakangan mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) tentang Pemilu. Menilik dari fenomena demikian, sepertinya tidak ada proses penguatan atas electoral law yang ada, selalu berubah dan perubahan itu membawa ekses yang mengganggu proses konsolidasi demokrasi. Kedua, proses demokrasi kita juga belum mengarah pada penguatan kelembagaan (institusi) partai-partai politik, yang terjadi justru deinstitusionalisasi dan pragmatisme partai politik. Mestinya partai bukan semata-mata untuk arena "main-main" para "petualang politik". Oleh sebab itulah, proses demokrasi di Indonesia masih berada dalam wilayah unconsolidated democracy. Senada dengan Alfian, Sparringa (2009) menuturkan bahwa era konsolidasi demokrasi justru sudah dimulai sejak 10 tahun terakhir. Konsolidasi sama dengan masa transisi yang, menurut ukuran progresif, berlangsung dua tahun. Adapun dalam ukuran konservatif lamanya sekitar 10 tahun. Dengan perhitungan tersebut, setelah tahun 2009 Indonesia seharusnya sudah dapat memetik buah dari demokrasi yang dijalankan selama ini. Namun, hal itu sepertinya belumPage

dirinya.

2

dapat terwujud karena parpol masih butuh waktu lebih lama lagi untuk mengonsolidasikan

Masih belum berhasilnya konsolidasi parpol selama ini, antara lain terlihat dari kualitas parlemen di Indonesia. Parlemen dibangun dari dua unsur, yaitu pemilu dan parpol. Dalam 10 tahun terakhir, pemilu sudah berjalan demokratis. Namun, representasi dan akuntabilitas parlemen masih jauh dari harapan, yang antara lain terlihat dari maraknya korupsi dan lemahnya penegakan hukum di lembaga itu. Kondisi itu semakin diperparah oleh tiadanya pemimpin nasional yang kuat untuk segera mengakhiri era transisi Indonesia.

Pem bahasan

politik masa transisi merupakan yang muncul karena euphoria dari sekelompok masyarat yang menginginkan suatu perubahan dalam kepempinan nasional. Yang ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Suharto ke B.J.habibie. hal tercatum dalam pidato kenegaraan menjelang ia turun dari jabatan nya isi pidatonya : Dengan memperhatikan keadaan di atas, saya berpendapat sangat sulit bagi saya untuk dapat menjalankan tugas pemerintahan negara dan pembangunan dengan baik. OlehPage

karena itu, dengan memperhatikan Pasal 8 UUD 1945 dan secara sungguh-sungguh memperhatikan pandangan pimpinan DPR dan pimpinan fraksi-fraksi yang ada di

3

dalamnya, saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden RI terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari Kamis, 21 Mei 1998. Pernyataan saya berhenti dari jabatan sebagai Presiden RI saya sampaikan di hadapan saudara-saudara pimpinan DPR dan juga adalah pimpinan MPR pada kesempatan silaturahmi. Sesuai Pasal 8 UUD 1945, maka Wakil Presiden RI, Prof. Dr. Ing. BJ Habibie yang akan melanjutkan sisa waktu jabatan Presiden/Mandataris MPR 1998-2003. Atas bantuan dan dukungan rakyat selama saya memimpin negara dan bangsa Indonesia ini saya ucapkan terima kasih dan minta maaf bila ada kesalahan dan kekurangan-kekurangannya semoga bangsa Indonesia tetap jaya dengan Pancasila dan UUD 1945. Mulai hari ini pula Kabinet Pembangunan VI demisioner dan kepada para menteri saya ucapkan terima kasih. Oleh karena keadaan tidak memungkinkan untuk menyelenggarakan pengucapan sumpah di hadapan DPR, maka untuk menghindari kekosongan pimpinan dalam menyelenggarakan pemerintahan negara, kiranya saudara wakil presiden sekarang juga akan melaksanakan sumpah jabatan presiden di hadapan Mahkamah Agung RI. Akhirnya pada saat yang sama Surhato menyerah tampuk kepempinpinan nasional kepada habibie Setelah melaksanakan sumpah jabatan, akhirnya BJ Habibie resmi memangku jabatan presiden ke-3 RI. Ucapan selamat datang mulai dari mantan Presiden Soeharto, pimpinan dan wakil-wakil pimpinan MPR/DPR, para menteri serta siapa saja yang turut dalam pengucapan sumpah jabatan presiden ketika itu. Tak berselang terlalu lama, Menteri Pertahanan Keamanan merangkap Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto membacakan pernyataan sikap, demikian: pertama, memahami situasi yang berkembang dan aspirasi masyarakat, ABRI mendukung dan menyambut baik permintaan berhenti Bapak Soeharto sebagai Presiden RI serta berdasarkan konstutusi mendukung Wakil Presiden Bapak BJ Habibie sebagai Presiden RI.

Pertama kali yang dilakukan habibie sebagai presiden ialah mengadakan percepatan Pemilu. orang seperti nur holis majid dan dr. emil samil bahwa perlu menghendaki pemilu secepatnya di laksanakan sebuah pemerintah yang memiliki legistimasi yang syah .

Page

4

Lalu masa habibie pula dilahirkan UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU Partai Politik dan yang paling penting adalah UU otonomi daerah. Melalui penerapan UU otonomi daerah inilah gejolak disintergrasi yang diwarisi sejak era Orde Baru berhasil diredam dan akhirnya dituntaskan di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tanpa adanya UU otonomi daerah bisa dipastikan Indonesia akan mengalami nasib sama seperti Uni Soviet dan Yugoslavia. Serta bidang politik habibie melalukan langkah langkah sebagai berikut :

Memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga banyak bermunculan partai-partai politik baru yakni sebanyak 48 partai politik

Membebaskan narapidana politik (napol) seperti Sri Bintang Pamungkas dan Mochtar Pakpahan

Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen Membentuk tiga undang-undang yang demokratis yaitu :

1. UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik 2. UU No. 3 tahun 1999 tentang Pemilu 3. UU No. 4 tahun 1999 tentang Susunan Kedudukan DPR/MPR

Menetapkan 12 Ketetapan MPR dan ada 4 ketetapan yang mencerminkan jawaban dari tuntutan reformasi yaitu :

1. Tap MPR No. VIII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap No. IV/MPR/1983 tentang Referendum 2. Tap MPR No. XVIII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap MPR No. II/MPR/1978 tentang Pancasila sebagai azas tunggal 3. Tap MPR No. XII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap MPR No. V/MPR/1978 tentang Presiden mendapat mandat dari MPR untuk memiliki hak-hak dan Kebijakan di luar batasPage

perundang-undangan

5

4. Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden maksimal hanya dua kali periode. 12 Ketetapan MPR antara lain : 1. Tap MPR No. X/MPR/1998, tentang pokok-pokok reformasi pembangunan dalam rangka penyelematan dan normalisasi kehidupan nasional sebagai haluan negara 2. Tap MPR No. XI/MPR/1998, tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme 3. Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia 4. Tap MPR No. XV/MPR/1998, tentang penyelenggaraan Otonomi daerah 5. Tap MPR No. XVI/MPR/1998, tentang politik ekonomi dalam rangka demokrasi ekonomi 6. Tap MPR No. XVII/MPR/1998, tentang Hak Asasi Manusia (HAM) 7. Tap MPR No. VII/MPR/1998, tentang perubahan dan tambahan atas Tap MPR No. I/MPR/1998 tentang peraturan tata tertib MPR 8. Tap MPR No. XIV/MPR/1998, tentang Pemilihan Umum 9. Tap MPR No. III/V/MPR/1998, tentang referendum 10. Tap MPR No. IX/MPR/1998, tentang GBHN 11. Tap MPR No. XII/MPR/1998, tentang pemberian tugas dan wewenang khusus kepada Presiden/mandataris MPR dalam rangka menyukseskan dan pengamanan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila 12. Tap MPR No. XVIII/MPR/1998, tentang pencabutan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).Page

6

Salah satu kesalahan yang dinilai pihak oposisi terbesar adalah setelah menjabat sebagai Presiden, B.J. Habibie memperbolehkan diadakannya referendum provinsi Timor Timur (sekarang Timor Leste), ia mengajukan hal yang cukup menggemparkan publik saat itu, yaitu mengadakan jajak pendapat bagi warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau masih tetap menjadi bagian dari Indonesia. Pada masa kepresidenannya, Timor Timur lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi negara terpisah yang berdaulat pada tanggal 30 Agustus 1999. Lepasnya Timor Timur di satu sisi memang disesali oleh sebagian warga negara Indonesia, tapi disisi lain membersihkan nama Indonesia yang sering tercemar oleh tuduhan pelanggaran HAM di Timor Timur. Kasus inilah yang mendorong pihak oposisi yang tidak puas dengan latar belakang Habibie semakin giat menjatuhkan Habibie. Upaya ini akhirnya berhasil dilakukan pada Sidang Umum 1999, ia memutuskan tidak mencalonkan diri lagi setelah laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR. Dan hal ini pula ia memperoleh pandangan negative terhadap pemerintahan habibie dan banyak pula yang mengatakan positif dengan pemerintahannya. Sejalan itu juga Golkar mengadakan MUNASLUB pada 8-10 juli 1998. Mengapa munas dilaksanakan ? Di karenakan ada ke tidak puasan terhadap kepempimpinan harmoko yang telah mengkhianati iman Negara sekaligus dewan Pembina golkar . hal itu sebab kan karena harmoko bersebangan dan mendukung gerakan mahasiswa serta menuntut Suharto turun dari kursi kepresidenan hal tersebut membuat keluarga cendana menjadi berang .puncakanya saat diadakan munaslub untuk menggantikan pak harmoko. Munaslub Golkar di luar dugaan para aktivis Golkar dan masyarakat muncul dua candidat yaitu Akbar tanjung dan Edy sudjarat .pada awal memprediksi edy sudjarat yang menang akan tetapi prediksi meleset dengan menangnya Akbar tanjung dengan perolehan suara 17 suara dan edy sudjarat memperoleh suara 10 suara. Hal ini disebabkan oleh tidak semua memilih edy sebagai ketum Golkar kecuali dari jawa dan beberapa daerah lainnya. Ada 3 alasan peserta munas memiliki akbar tanjung sebagai ketum GOlkar :

Page

7

Alas an pertama Akbar tanjung menjabat sebagai menteri`sekretaris Negara yang memudahkannya untuk meloby simpatisan Golkar di daerah terutama di Sumatra . Alas an kedua kedekatan presiden Habibie dengan akbar tanjung yang bisa menyakinkan pimpinan abri agar memberi kan arah kepada DPD tingkat satu. Yang berasal dari himpunan KBA untuk mendukung dirinya ketimbang mendukung Edy sudjarat , karena implikasinya sangat tidak menguntukan politik masa transisi.

Alas an yang ketiga yaitu ada dukungan dari menhamkandan pangab. Terutama dari kalangan ABRI dan juga sejumlah DPD tingkat 1 golkar. Munculnya Akbar tanjung sebagai Ketum golkar dan di tambah dengan bertahannya kader kepempimpinan yang terdahulu sebelumnya dianggap kontronvesi dalam kepengurusan DPP GOlkar baru di bawah kepempimpinan bapak Akbar tanjung. Ternyata memiliki dampak yang sangat tidak menguntukan bagi DPP GOLkar .dalam jangka yang tidak lama sejumlah orang masuk dalam daftar pengurus serta merta menolak untuk di libatkan seperti salim said . dampak yang muncul berikutnya ialah 3 dampak yaitu: Pertama sejumlah kader /tokoh GOlkar yang telah menguasai Golkar muncul menjadi kekuatan sampelan bahkan kemudian ia meninggalkan golKar . Kedua purnawirawan yang selama ini terakomodasi dengan baik . sebagai kekuatan yang mendapatkan dukungan dengan agenda untuk menyelesaikan reformasi dan menggulingkan habibie. Ketiga dewan pimpinan pusat memiliki warna baru dengan orientasi yang jelas , di sertai dengan bergabung tokoh politik islam ke dalam Golkar seperti Fahmi idris, Adi Sasono, Marwan Duad dan lain sebagainya. Hal ini dapat membawa dampak yang sangat besar bagi Golkar pertarungan politik di dalam pemilu 1999 dimana dalam pemilu tersebut Golkar bertarung dengan parpol yang memiliki ideology islam seperti partai (PKB,PPP,PBB,PUI,PK,PAN,dll).

Page

8

Penutup

1

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa dimasa transisi yang terjadi

dindonesia bahwa berganti kepempimpinan Suharto ke habibie. Pada masa transisi ini pula habibie melakukan berbagai langkah dalam politik pertama membebaskan tahanan politik ,memberikan, aspirasi berpendapat. Lalu membuat tiga UU yang demokratis dindonesia UU NO.2 tahun 1999,UU NO.3 tahun 1999,serta UU No.4 tahun 1999.dan mengeluarkan 12 Tap MPR. Lalu habibie mengadakan jajak pendapat bagi rakyat timor timur hasilnya timor-timur lepas dari NKRI. Di saat yang sama pula terjadi MUNASLUB Golkar pada tanggal 8-10 juli 1998 .dengan terpilih Akbar tanjung sebagai ketum menggantikan. Harmoko, Akbar mendapat suara terbanyak mengalahkan Edy sudjarat dalam munaslub. Ketika akbar terpilih GOlkar berhasil . merekrut tokoh politik islam seperti Fahmi idris dan Marwan daud hal gunakan untuk mengadapi pemilu 1999. untuk memperoleh kursi legislative

1

www. Google:/wikipedia/ org. com

www.google: /Wikipedia /org.com politik Indonesia afan gaffar , hlm326-330 www. Artikel/ news /blogspot.com

Daftar Pustaka.

Page

9

Gaffar ,affan ,politik Indonesia transisi menuju demokrasi, Yogyakarta: Pustaka pelajar,cet.VI,2006. www.google/wikipedia/org.com www.Google/wikipedia/org.com www.artikel/news/blogspot.com \

Page

10

Page

11