Part 2. Pengaruh Ph Terhadap Absorbans Sampel (Sifat Kolorimetri)

download Part 2. Pengaruh Ph Terhadap Absorbans Sampel (Sifat Kolorimetri)

of 4

description

Praktikum Analisis Instrumen (12Sept2014) Universitas Negeri Malang/FMIPA-Pengaruh Ph Terhadap Absorbans Sampel (Sifat Kolorimetri)-

Transcript of Part 2. Pengaruh Ph Terhadap Absorbans Sampel (Sifat Kolorimetri)

  • 5/20/2018 Part 2. Pengaruh Ph Terhadap Absorbans Sampel (Sifat Kolorimetri)

    1/4

    By : Nike Prilil Puspita Sari (Universitas Negeri Malang/FMIPA/Kimia 2011)

    3. Pengaruh pH terhadap Absorbans

    Sifat kolorimetri dianalisis berdasarkan penyerapan cahaya tampak oleh molekol atau ion

    suatu sampel dalam larutan. Molekol atau ion yang memiliki sifat kolorimetri yang baik, dapat

    terukur serapannya secara maksimal dalam instrumentasi. Ciri ciri dari molekol atau ion yang

    bersifat kolorimetri baik, yaitu memiliki sifat warna yang stabil dan intesitasnya cukup tinggi

    (warnanya cukup tua) atau dengan kata lain absorptivitasn molarnya () besar. Agar diperoleh

    sifat tersebut, biasanya suatu larutan sampel yang belum mencapai kriteria tersebut, dikontrol

    dengan penambahan pereaksi pembentuk warna. Dalam beberapa kondisi, beberapa faktor

    eksternal juga akan mempengaruhi kestabilan warna yang terbentuk, misalnya pH, suhu dan

    waktu. Pada percobaan ini dilakukan penganalisisan pengaruh pH terhadap nilai adsobansi pada

    senyawa besi (III) tiosianat dan besi (II) ortofenantrolin.

    Awal pembuatan larutan besi (III) tiosianat yaitu 2 mL larutan induk Fe(III) ditambahkan

    dengan 1 mL larutan jenuh NH4SCN dalam labu takar 50 mL. Berikut adalah persamaan reaksi

    yang terjadi pada pencampuran kedua larutan tersebut.

    Hasil larutan besi (III) tiosianat yang terbentuk berwarna merah kecoklatan. Selanjutnya

    larutan tersebut ditambahkan 4 mL larutan HCl pekat, sehingga konsentrasi H +menjadi 1 M atau

    pH = 0. Lalu diencerkan oleh aquades hingga tepat 50 mL, dikocok, dan dengan segera diukur

    absorbansnya pada panjang gelombang 480 nm. Hasilnya diperoleh sebesar 0,234 A.

    Selanjutnya dengan cara pembuatan yang sama, larutan besi (III) tiosianat divariasikan besar

    pH nya. Pada pembuatan pH = 1, larutan besi (III) tiosianat yang telah terbentuk ditambahkan 7

    tetes HCl pekat dan diencerkan oleh aquades hingga tepat 50 mL. Lalu diukur absorbannya pada

    = 480 nm diperoleh sebesar 0,329 A. Kemudian variasi pH berikutnya dengan penambahan 3

    tetes larutan NaOH 4M pada larutan besi (III) tiosianat yang terbentuk lalu diencerkan hingga

    tepat 50 mL. Setelah itu diukur pHnya dengan indikator universal yaitu 3. Saat dilakukan

    pengukuran absorbannya diperoleh sebesar 0,294 A. Variasi pH selanjutnya dengan penambahan

    4 tetes larutan NaOH 4M pada larutan besi (III) tiosianat yang terbentuk lalu diencerkan hingga

    tepat 50 mL. Setelah itu diukur pHnya dengan indikator universal yaitu 2. Saat dilakukan

    pengukuran absorbannya diperoleh sebesar 0,283 A. Selanjutnya variasi pH yang terakhir

  • 5/20/2018 Part 2. Pengaruh Ph Terhadap Absorbans Sampel (Sifat Kolorimetri)

    2/4

    dengan penambahan 5 tetes larutan NaOH 4M pada larutan besi (III) tiosianat yang terbentuk

    lalu diencerkan hingga tepat 50 mL. Setelah itu diukur pHnya dengan indikator universal yaitu 3.

    Saat dilakukan pengukuran absorbannya diperoleh sebesar 0,239 A. Warna larutan pada tiga

    variasi pH yang terakhir yaitu penambahan 3 tetes, 4 tetes, dan 5 tetes larutan NaOH 4M

    semakin memudar. Akibatnya nilai absorbannya semakin kecil, meskipun pada penambahan 3

    tetes dan 5 tetes memiliki pH yang sama. Berdasarkan hasil tersebut, dapat teridentifikasi bahwa

    pada pH 3 kestabilan warna yang terbentuk pada larutan besi (III) tiosianat rendah, sedangkan

    pada pH 1 kestabillannya tinggi, sehingga diperoleh nilai absorbans yang besar. Berikut adalah

    kurva yang menggambarkan hubungan pengaruh pH terhadap nilai absorbansi hasil percobaan

    ini.

    0.234

    0.329

    0.2940.283

    0.239

    0

    0.03

    0.06

    0.09

    0.12

    0.15

    0.18

    0.21

    0.24

    0.27

    0.3

    0.33

    0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

    Absorbansi

    pH Larutan

    Pengaruh pH terhadap Absorbansi

    Sementara itu, awal pembuatan larutan kedua yaitu besi (II) ortofenantrolin dengan

    penambahan 0,5 mL NH2OH.HCl terhadap 2 mL larutan induk Fe(III). Setelah beberapa saat

    didiamkan sekitar 1 2 menit, ditambahkan 1 mL

    0,3% larutan orto fenantrolin lalu diencerkan oleh

    aquades hingga tepat 50 mL. Tujuan penambahan

    NH2OH.HCl adalah untuk mereduksi ion Fe3+menjadi

    Fe2+. Berikut adalah persamaan reaksi yang terjadi

    pada pencampuran ketiga larutan tersebut.

    2 Fe3++ 4 NH2OH + 2OH 2Fe2++ N2+ 4 H2O

  • 5/20/2018 Part 2. Pengaruh Ph Terhadap Absorbans Sampel (Sifat Kolorimetri)

    3/4

    Fe2+ + 3 phen H+ Fe(phen)32+ + 3H+

    Hasilnya diperoleh larutan besi (II) ortofenantrolin yang berwarna jingga kemerahan dengan pH

    1,7. Saat diukur absorbansnya pada panjang gelombang 512 nm, diperoleh sebesar 0,175 A.

    Selanjutnya dilakukan pembuatan larutan besi (II) ortofenantrolin dengan prosedur yang

    sama tetapi divariasikan pH nya. Pada pH = 2, sebelum dilakukan pengenceran oleh aquades,

    ditambahkan beberapa tetes NaOAc 2 M yang bersifat basa sehingga mampu menaikkan sedikit

    pH nya menjadi 2 yang ditunjukkan dengan warna merah mulai timbul. Saat diukur

    absorbansinya diperoleh sebesar 0,187 A. Lalu pada pH = 5 digunakan larutan yang sama

    denngan percobaan pertama dan diukur absorbansnya didapatkan sebesar 0,194 A. Selanjutnya

    pada pH = 9, dengan prosedur pembuatan yang sama dengan sebelumnya, sebelum dilakukan

    pengenceran oleh aquades, ditambahkan larutan NH3 pekat setetes demi setetes hingga

    larutannya bersifat basa yang diuji dengan kertas lakmus. Lalu diencerkan dan diukur

    absorbansinya yang diperoleh sebesar 0,284 A. Variasi pH yang terakhir yaitu pada pH = 12

    dengan cara pembuatan yang sama dengan sebelumnya, tetapi sebelum pengenceran oleh

    aquades ditambahkan 7 tetes larutan NaOH 4 M sehingga sifat larutannya menjadi lebih basa.

    Saat diukur absorbansinya diperoleh sebesar 0,442 A. Dari hasil percobaan tersebut, berikut

    adalah kurva hasil plot variasi pH terhadap besar absorbansinya.

    0.1750.187 0.194

    0.284

    0.442

    0

    0.05

    0.1

    0.15

    0.2

    0.25

    0.3

    0.35

    0.4

    0.45

    0.5

    0 2 4 6 8 10 12 14

    Absorbansi

    pH

    Pengaruh pH terhadap Absorbansi

    Dari kurva di atas, tampak bahwa pH yang semakin besar (semakin basa), maka absorbansi yang

    didapatkan juga semakin besar. Dari kurva tersebut, pH optimum saat larutan besi (II) ortofenantrolin

  • 5/20/2018 Part 2. Pengaruh Ph Terhadap Absorbans Sampel (Sifat Kolorimetri)

    4/4

    melakukan serapan maksimum (0,442 A) pada saat pH = 12. Hal ini berarti pada pH tersebut, kestabilan

    dan intensitas warnanya yang terbentuk tinggi. Selanjutnya jika kurva tersebut dibandingkan dengan

    hasil kurva sebelumnya, dapat diketahui bahwa kenaikan besar absorbansi pada larutan besi (II)

    ortofenantrolin teratur seiring dengan penambahan pH. Hal tersebut sangat berbeda pada perubahan

    absorbansi pada larutan besi (III) tiosianat yang cenderung tak beraturan pada kenaikan pH tertentu.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besi dalam keadaan Fe2+ akan lebih stabil dibandingkan

    dengan Fe3+. Oleh karena sifat kestabilannya yang tinggi tersebut, Fe2+ dalam senyawa kompleks

    dengan orto fenantrolin yang dapat menyerap sinar tampak secara maksimal digunakan dalam

    penentuan kadar besi dalam suatu larutan sampel (Hendayana, S, dkk. 1994 : 22).

    Daftar literature :Hendayana, Sumar. (1994). Kimia Analitik Instrumen.Semarang:Semarang Press.