PARSO ADIYANTO TOKOH SENIMAN TARI MADURA DI KABUPATEN PAMEKASAN

22
PARSO ADIYANTO TOKOH SENIMAN TARI MADURA DI KABUPATEN PAMEKASAN ANI ANGGRAINI/NIM 072134008 Pembimbing: Retnayu Prasetyanti ABSTRAK Kesenian adalah salah satu unsur yang menyangga kebudayaan. Ia berkembang menurut kondisi dari kebudayaan itu. Seperti halnya Pamekasan–Madura, kesenian merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat Madura, yang mayoritas beragama Islam. Keterkaitan yang erat dengan pelaksanaan adat dan seni budaya, menjadi faktor yang penting bagi kelangsungan hidup kesenian itu.Inilah salah satu keuntungan Madura, dalam melestarikan dan mengembangkan kesenian, sebagai bagian integral dari kehidupan budayanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah.Penelitian kualitatif ini dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini langsung menunjukkan setting dan individu-individu dalam setting secara keseluruhan. Laden, adalah sebuah desa kecil yang termasuk dalam lingkungan wilayah Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan. Desa Laden ini, identik dengan pertunjukan Shandur, masyarakat Pamekasan Mengenal nama Laden ini, karna di desa ini tumbuh dan berkembang kesenian Shandur. Di desa kecil inilah, lahir seorang anak laki-laki, yang bernama Parso Adiyanto dilahirkan, Jumat jam 10 siang, 9 April 1957. Parso adalah putra ke Lima dari 13 bersaudara dalam lingkungan keluarga seniman. Darah seni yang mengalir dalam dirinya merupakan campuran dari ayah seorang juragan Ludruk/ Shandur yang bernama Sakdullah yang berasal dari

description

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : ANI ANGGRAINI

Transcript of PARSO ADIYANTO TOKOH SENIMAN TARI MADURA DI KABUPATEN PAMEKASAN

PARSO ADIYANTO TOKOH SENIMAN TARI MADURA DI KABUPATEN PAMEKASAN

ANI ANGGRAINI/NIM 072134008Pembimbing: Retnayu Prasetyanti

ABSTRAK

Kesenian adalah salah satu unsur yang menyangga kebudayaan. Ia berkembang menurut kondisi dari kebudayaan itu. Seperti halnya PamekasanMadura, kesenian merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat Madura, yang mayoritas beragama Islam. Keterkaitan yang erat dengan pelaksanaan adat dan seni budaya, menjadi faktor yang penting bagi kelangsungan hidup kesenian itu.Inilah salah satu keuntungan Madura, dalam melestarikan dan mengembangkan kesenian, sebagai bagian integral dari kehidupan budayanya.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah.Penelitian kualitatif ini dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini langsung menunjukkan setting dan individu-individu dalam setting secara keseluruhan.Laden, adalah sebuah desa kecil yang termasuk dalam lingkungan wilayah Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan. Desa Laden ini, identik dengan pertunjukan Shandur, masyarakat Pamekasan Mengenal nama Laden ini, karna di desa ini tumbuh dan berkembang kesenian Shandur. Di desa kecil inilah, lahir seorang anak laki-laki, yang bernama Parso Adiyanto dilahirkan, Jumat jam 10 siang, 9 April 1957. Parso adalah putra ke Lima dari 13 bersaudara dalam lingkungan keluarga seniman. Darah seni yang mengalir dalam dirinya merupakan campuran dari ayah seorang juragan Ludruk/ Shandur yang bernama Sakdullah yang berasal dari Laden, dengan seorang ibu bernama Markati. Saat itulah Parso kecil yang berumur +/ 8 tahun mulai di kenalkan oleh bapaknya pada kesenian ludruk/ Shandur di Pamekasan yang pada saat itu Parso kecil sebagai Penari Rondhing. Menginjak usia remaja, Parso mulai belajar tari klonoan kepada bapaknya yaang di kemudian hari tari klonoan sekarang di kenal sebagai tari Topeng Ghettak. Pada saat usia remaja inilah Parso sering memerankan menjadi penari perempua (thandek) travesti yang di kenal dengan nama pajhuen bhinian (tandhak perempuan) penari Pajhuen. Akibat dari seringnya Parso memerankan seorang perempuan, mengakibatkan perilaku peran yang sering dilakukannya sosok perempuan, Parso terlihat seperti Perempuan, hal ini terlihat jelas ketika dia berjalan, perilaku Parso seperti ini berlangsung sampai usianya beranjak 17 tahun ketika Parso akan melanjutkan sekolahnya yaitu SPG (Sekolah Pendidikan Guru).

Kata Kunci : Biografi, Ketokohan dan Parso Adiyanto

PENDAHULUANBerlangsung dan berubahnya kebudayaan dalam kehidupan suatu masyarakat, sangat ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor luar maupun faktor dalam,satu dengan lain saling berkaitan.Bagaimana perubahan dan perkembangan budaya itu terjadi, tertumpu pada kearifan masyarakat pemiliknya, dalam menentukan pilihan, sejalan dengan kemampuannya untuk menjawab tantangan jaman, dari masa kemasa.Umar Kayam mengatakan bahwa kesenian adalah salah satu unsur yang menyangga kebudayaan. Ia berkembang menurut kondisi dari kebudayaan itu (1981:15). Seperti halnya PamekasanMadura, kesenian merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat Madura, yang mayoritas beragama Islam. Keterkaitan yang erat dengan pelaksanaan adat dan seni budaya, menjadi faktor yang penting bagi kelangsungan hidup kesenian itu. Inilah salah satu keuntungan Madura, dalam melestarikan dan mengembangkan kesenian, sebagai bagian integral dari kehidupan budayanya.Sehubungan dengan pelestarian dan pengembangan kesenian tersebut, keberadaan kesenian itu tidak dapat dipisahkan dari para pelakunya, apakah itu penari, guru tari, pelukis, pemahat, maupun para pengayom atau Pelindung seni yang memiliki peranan penting dalam meneruskan tradisinya. Peranan pelaku sebagai penerus tradisi, tentunya tidak cukup hanya dengan memiliki keterampilan saja, tetapi harus diikuti pula dengan kesadaran akan perlunya pengetahuan untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru berupa ciptaan maupun pemikiran-pemikiran yang dapat memberikan arah, kemana dan bagaimana seyogyanya kesenian itu dilestarikan dan dikembangkan.Meneruskan tradisi bukan berarti hanya menerima apa yang diwariskan, akan tetapi pewarisannya seyogyanya mengelolah kembali, disesuaikan dengan perkembang zamannya, untuk kemudian diolah lagi oleh pewaris berikutnya dan seterusnya, sehingga tradisi terus berlanjut sesuai dengan jiwa zamannya. Dengan demikian, sebagai agen perubahan setiap generasi akan memiliki sejarahnya sendiri. Karya-karya seni yang diwariskan kepada generasi sekarang sebagian besar masih berperan dan mewarnai kehidupan kesenian yang berkembang. Hal ini berkat usaha para sesepuh seni pada waktu dulu yang dengan kecintaannya telah menurunkan kemampuan seni itu sebagai penyangga kebudayaan di Madura. Kendatipun karya-karya tersebut telah diciptakan puluhan tahun yang lalu, namun masih mampu bertahan dan masih relevan untuk zaman sekarang, berkat makna baru yang telah diberikan oleh generasi sekarang.Di sisi lain seniman-seniman tua yang memiliki kemampuan serba bisa tersebut, satu persatu meninggal dunia, sedangkan dokumen tertulis mengenai seniman tua dan karyanya yang kita miliki, sangat terbatas dan belum bisa menggambarkan secara utuh. Berkaitan dengan hal tersebut, kekhawatiran tidak berlebihan, mengingat nara sumber tersebut sudah semakin tua, dan sudah saatnya generasi berikutnya mengambil alih pengetahuan yang dimilikinya, untuk dipelajari, dipahami, diberimakna sesuai dengan jiwa zamannya, selanjutnya diteruskan lagi kepada generasi berikutnya. Pengenalan dan pemahaman tidak cukup dilakukan dengan cara mempelajari dan kemudian mempertunjukkannya. Perwujudan nyata ini penting untuk dikuasai, untuk kemudian dikembangkan lebih lengkap lagi, apabila mengetahui pemikiran ataupun gagasan yang melatar belakangi karya-karya seniman yang bersangkutan. Oleh sebab itu, digalakkannya penulisan biografi para maestro seni sangat dibutuhkan. Dengan mempelajari dan menelaah karya-karya, dan gagasan-gagasan yang melatar belakangi keseluruhan proses berkeseniannya, maka aspek tekhnik dan aspek mentalnyapun dapat diungkapkan. Hasil dari kajian ini tentunya dapat pula dipakai sebagai pengetahuan dasar yang memadai, dalam menentukan konsep-konsep dalam berkesenian.Madura memiliki puluan seniman dengan berbagai tingkat kemampuan, namun tidak semuanya berperan, baik sebagai pelaku maupun sebagai pemikir yang ditokohkan, karena pengabdiannya terhadap keberadaan dari kehidupan kesenian di Madura.Dari sekian banyak seniman unggulan yang di miliki oleh Madura. Ada salah satu seorang seniman yang menarik untuk diteliti dalam penelitian ini. Seniman yang dimaksud dalam penelitian adalah H. Parso Adiyanto, yang berasal dari desa Laden Kecamatan Pamekasan-Madura. Penari terkenal bukan satu-satunya julukan yang di berikan kepadanya, tetapi ia dikenal pula sebagai seorang tokoh seni, seorang guru, pembina, pencipta dan seorang guru silat yang mempunyai peranan besar, dalam perubahan dan pengembangan dunia seni di Madura. Keterlibatannya dalam berkesenian tidak terlepas dari pengaruh keluarga. Mulai dari kakeknya yang bernama Abdul.Bahe atau juga sering di sebut Mistani yang di kenal sebagai juragan Ludruk/Shandur, dan turun kepada bapaknya yang bernama Sakdullah yang melanjutkan warisan kesenian Ludruk/Shandur, sejak saat itulah Parso Adiyanto yang berumur 8tahun mulai di perkenalkan oleh bapaknya pada kesenian Ludruk/Shandur di Pamekasan, pada saat itu Parso sebagai penari Rhondhing.Faktor-faktor yang memotivasi dan yang menstimulasi inilah, yang di kaji dalam penulisan ini, termasuk proses penciptaan karya seni yang telah dilaluinya, yang membawa Parso Adiyanto kepuncak kesuksesan dalam meniti karir berkesenian.Selain memiliki bakat yang sangat menonjol dalam bidang tari, Parso Adiyanto menguasai bidang kesenian lainnya seperti pemain teater tradisional handal dan guru seni pencak silat. Atas dedikasinya dan prestasi yang telah di capai oleh Parso Adiyanto, dalam melestarikan dan mengembangkan kesenian Madura, maka dia dianugerahkan beberapa penghargaan diantaranya sebagai pemuda pelopor di tingkat nasional di bidang seni budaya, sebagi pelatih pencak silat seni kejuaraan dunia tahun 1994 di Hatjay Thailand, tahun 1997, di Malaysia, 1997 SEAGAME di Jakarta dan di Brunai, serta peraih nominasi pemeran pria terbaik pada festival Ludruk Se Jawa Timur tahun 1990 di Surabaya.

Studi Tokoh Menurut Arif dan Aagus ( 2005: 1) Studi tokoh atau sering disebut juga dengan penelitian tokoh atau penelitian riwayat hidup individu (individual life history) merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif. Studi tokoh ini baru diperkenalkan kepada mahasiswa di lingkungan IAIN, khususnya IAIN Sunan Ampel, pada 1992 sebagai alternatif dari penelitian deskriptif, korelasional, kasus dan historis. Namun dalam pelaksanaannya, studi tokoh yang dilakukan mahasiswa mengalami kendala metodelogis, karena tidak ada suatu rujukan yang dapat di jadikan pengangan dalam pelaksanaan studi lapangan.Secara spesifik, tujuan studi tokoh adalah untuk: (1) memperoleh gambaran tentang persepsi, motivasi, aspirasi, dan ambisi sang tokoh tentang bidang yangdigelutinya, (2) memperoleh gambaran tentang teknikdan strategi yang di gunakan dalam melaksanakan bidang yang digelutinya, (3) memperoleh gambaran tentang bentuk-bentuk keberhasilan sang tokoh terkait dengan bidang yang di gelutinya, (4) dapat mengambil hikmah dari keberhasilan sang tokoh. Di samping itu, studi tokoh juga sangat berguna bagi penelitian social-keagamaan karena mempunyai beberapa fungsi, antara lain: (1) data riwayat hidup seorang tokoh adalah penting untuk memperoleh pandangan orang dalam ((insiders view) mengenai gejala-gejala social keagamaan dalam suatu masyarakat melalui pandangan para warga sebagai partisipasi dari masyarakat yang bersangkutan; (2) data dan riwayat hidup seseorang tokoh adalah penting untuk memcapai pemahaman tentangindividu-individu warga masyarakat yang berperilaku lain (menyimpang dari kebiasaan warga lain) sebagi pendorong munculnya gagasan baru dan perubahan dalam masyarakat dan kebudayaan; (3) data riwayat hidup seorang tokoh adalah penting untuk memperoleh pengertian mendalam tentang masalah masalah pisikologis yang tidak mudah diamati dari luar, atau diperoleh dengan metode wawan cara berdasarkan pertanyaan langsung. Hal ini bisa sudah menyangkut pengaruh lingkungan kebudayaan terhadap jiwa sang tokoh dan data serupa itu, secara praktis, adalah penting dalam penelitian psikologi agama; (4) data riwayat hidup seorang tokoh adalah penting untuk mendapatkan gambaran lebih mendalam tentang rincian hal-hal yang tidak mudah diceritakan orang melalui metode wawancara berdasarkan pertanyaan langsung. Hal ini biasanya dilakukan dalam penelitian tentang cara hidup orang yang oleh masyarakat dianggap berperilaku kurang mengembangkan pemahaman lebih lengkap tentang tahap-tahap dan masa-masa kritis dalam proses perkembangan diri sang tokoh.

Biografi Biografi adalah cerita berbentuk prosa yang menguraikan riwayat hidup seorang tokoh.Biografi menceritakan kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekedar daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut.Biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun juga dapat berupa lebih dari satu buku.Biografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata bios berarti " hidup " , dan graphein berarti " tulis " , biografi juga ditulis dalam bentuk media lain seperti film , berdasarkan penulisan tentang kehidupan seseorang .Biografi menyajikan kisah hidup subjek , menyoroti berbagai aspek hidupnya , termasuk rincian intim pengalaman , dan mungkin mencakup analisis kepribadian subyek . Lebih dari daftar fakta-fakta dasar (pendidikan , pekerjaan, hubungan , dan kematian ) , biografi juga menggambarkan pengalaman subjek peristiwa-peristiwa Meskipun biografi mungkin berkonsentrasi pada subjek desain atau bukan rekaan , istilah ini biasanya dikaitkan dengan bukan rekaan ( non - fiction / nyata ) . Bertentangan dengan profil atau curriculum vitae , biografi mengembangkan sudut rumit dan menonjolkan perbedaan karakter termasuk pengalaman pribadi . Biografi bukan kumpulan daftar fakta seperti tanggal lahir , pendidikan , karir ,hubungan , dankematian . Biografi juga menyelami perasaan melalui kejadian tersebut dan peristiwa lain yang membawa berbagai makna (atau pelajaran)kepada seseorang dan masyarakatnyadalam bentuk cerita Sumber:http://id.shvoong.com/humanities/ linguistics/2200320-pengertian- biografi/#ixzz1piUbIY

Seniman Herbert Read menyebutkan bahwa seni merupakan usaha manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Suzanne K. Langer mengatakan seni merupakan simbol dari perasaan manusia. Bentuk-bentuk simbolis yang mengalami transformasi yang merupakan universal dari pengalaman, dan bukan Seni dari pengalaman, dan bukan merupakan terjemahan dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosionalnya yang bukan dari pikirannya semata. Seni pada dasarnya di bedakan menjadi lima bagian yaitu :1. Seni Rupa, meliputi: seni lukis, seni pahat, dan sebagainya.2. Seni Suara, meliputi: seni music, menyanyi, drum band3. Seni Sastra 4. Seni Gerak, meliputi: seni tari, menyanyi, seni beladiri, seni balet.5. Seni Drama, meliputi: seni ketoprsk, sandiwara, dan lain-lain. Dari teori yang diungkapkan di atas dapat di simpulkan bahwa kesenian itu adalah karya manusia yang mengkomunikasikan pengalaman-pengalamanbatinnyayang disajikan secara indah dan menarik sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin manusia yang menghayatinya.Dahulu antara seniman dan tukang belum ada perbedaan, tetapi mereka sudah sama-sama mengerjakan pekerjaan kekriyaan dan seni merupakan koleksi keindahan masyarakat, belum merupakan ekspresi jiwa manusia sebagai pribadi.Jadi dahulu seni adalah merupakan satu pekerjaan spesialisasi dari orang-orang, merupakan pekerjaan yang langka dan belum merupakan suatu profesi.Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan seniman adalah orang-orang atau pelaku yang berkecimpung dalam dunia seni dengan segala seluk beluk dan permasalahan yang ada di dalammnya, baik itu seniman pelaku maupun seniman pencipta.Anggapan masyarakat tentang seniman hanya sebatas orang-orang yang membuat lukisan.Padahal tidak seperti yang mereka bayangkan, bahwa seniman lukisan melainkan meliputi seniman tari, teater, music dan sebagainya.Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 1038) mengungkapkan bahwa seniman adalah orang yang mempunyai bakat seni dan berhasil menciptakan dan menggelarkan karya seni (penyanyi, penari dan sebagainya). Dharsono (2004:23) ada dua arti seniman: seniman di artikan sebagai nama profesi seseorang dalam menciptakan atau menyusun bentuk karya seni. Seniman juga dapat diartikan sebagai manusia yang mengalami proses kreativitas atau proses imajinasi, yaitu proses interaksi antara persepsi memori dan persepsi luar (Primadi,1980). Jadi seniman merupakan orang yang bekerja dalam bidang seni murni.Pada masa sekarang ini profesi seniman sangat diminati dan bahkandigandrangi masyarakat, sehingga banyak orang berusaha untuk dapat menguasai cabang-cabang seni tertentu.HASIL PENELITIANLaden, adalah sebuah desa kecil yang termasuk dalam lingkungan wilaya Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan. Desa Laden ini, identik dengan pertunjukan Shandur, masyarakat Pamekasan Mengenal nama Laden ini, karna di desa ini tumbuh dan berkembang tkesenian Shandur. Di desa kecil inilah, lahir seorang anak laki-laki, yang bernama Parso Adiyanto. Parso yang di lahirkan pada jumat jam 10 siang 9 April1957 adalah putra ke Lima dari 13 bersaudara yang di lahirkan dalam lingkungan keluarga seniman. Darah seni yang mengalir dalam dirinya merupakan campuran dari ayah seorang juragan Ludruk/ Shandur yang bernama Sakdullah yang berasal dari Laden, dengan seorang ibu bernama Markati Saat itulah Parso kecil yang berumur +/ 8 tahun mulai di kenalkan oleh bapaknya pada kesenian ludruk/ Shandur di Pamekasan yang pada saat itu Parso kecil sebagai Penari Rondhing. Menginjak usia remaja, Parso mulai nbelajar tari klonoan kepada bapaknya yaang di kemudian hari tari klonoan sekarang di kenal sebagai tari Topeng Ghettak. Pada saat usia remaja inilah Parso sering memerankan menjadi penari perempua (thandek) travesti yang di kenal dengan nama pajhuen bhinian (tandhak perempuan) penari Pajhuen. Akibat dari seringnya Parso memerankan seorang perempuan, mengakibatkan pada perilaku pada Parso peran yang sering di lakukannya sosok perempuan pada perannya Parso terlihat seperti Perempuan beneran, hal ini terlihat jelas ketika dia berjalanperilaku Parso seperti ini berlangsung sampai usianya beranjak 17 tahun ketika Parso akan melanjutkan sekolahnya yaitu SPG (Sekolah Pendidikan Guru). Tahun 1974, ketika masuk SPG inilah parso mulai berani berontak kepada bapaknya, agar dia tidak di perankan lagi sebagai pemeran perempuan dalam kesenian Shandur, Parso akan tetap akan ikut dalam pertunjukan sandhur asalkan perannya di ganti sebagai peran sebagi pria dan bukan wanita lagi. Pembrontakan yang di lakukan Parso di sebabkan karena Parso tidah tahan dengan cemoan semua teman-teman di sekolah dan masyarakat sekitarnya, yang sering memanggil Parso dengan sebutan Parso benchong (seperti perempuan). Sejak di bangku kelas 1 SPG inilah Parso mulai merubah perilakunya seperti gaya perempuannya itu menjadi gaya laki-laki perkasa, sejak itulah Parsomenekuni ilmu silat yang kebetulan belajar kepada bapaknya. Hari demi hari Parso belajar ilmu silat, tetapi dia juga tetap sebagai pemain Sandhur /Ludruk tetap dilakukannya, mengarah di usianya yang ke 18 tahun perilaku Parso derastis berubah, jika sebelumnya dia berprilaku seperti seorang perempun tetapi kini perilakunya bringas, bahkan tak ada hari tampa berkelahi. Semenjak di SPG inilah Parso dalam dunia tari mulai berkembang, karena di SPG kegiatan ekstranya merupakan tari dan karawitan, dan pada saat itu pula di percaya aleh sekolahnya untuk membantu melatih para siswa di SPG baik tari dan krawitan.Setelah tamat dari pendidikan di SPG tahun 1976 parso langsung di angkat sebagai Guru guru SD (sekolah dasar) tepatnya pada 1 Februari 1977. Sebagai seorang guru Parso memiliki kemampuan yang serba bisa baik tari, karawitan, teater, maupun di bidang seni Pencak silat. Pengalaman sejak kecil sampai tamat SPG di bidang tari, karawitan,teater, dan seni pencak silat merupakan Modal besar Bagi Parso untuk terus mengembangkan dunia seninya hal ini berkat dukungan dari sekolah dimana Parso bertugas dan serta dukungan penuh dari Kakandep Kecamatan dan Kakandep Kabupten. Tak lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan, Parso terus mengembangkan pengetahuan yang di milikinya baik tari, Karawitan, pemain Ludruk/ Shandur dan juga melatih seni pencaka silat. Pada tahun 1980 Parso mendapat tugas ijin belajar di STKW jurusan tari Dan Karawitan. Tahun1977 Parso Menikahi Gadis Pamekasan yang bernma Sri Murdaningsih yang kebetulan wanita tersebut adalah Putri dari guru Besar pamur bapak R. Hasan Habudin (Pencipta perguruan silay madura).Masa-masa berkeluarga tidak mengurangi hasrat Parso untuk terus berkarya di bidang kesenian baik sebagai guru atari guru silat dan pemain ludru/shandur, hal ini karena mendapat dukungan penuh dari sang istri. Dukungan/ dorongan dari istri tidak serta merta tiba-tiba mendukung tetapi sebelum Parso menikahi istrinya sudah ada perjanjian dan persyaratan dari Parso bahwa istrinya tersebut adalah istri yang ke 3, karena istri yang pertama adalah kesenian dan istri ke 2 adalah pencak silat. Pada tahun 1980 Parso mendapat tugas ijin belajar sekolah di STKW jurusan tari. Mengambil program D.1. setelah selesai sekolah Parso mulai merintis mendirikan sanggar tari di Pamekasan yang di beri nama sanggar remaja. Sejak digulirkannya pekan budaya jawa timur mulai tahun 1985 Parso selalu mendapatkan tugas dari pemerintah kebudayaan Pamekasan untuk menggarap karya tari untuk ikut festifal di tingkat jawa timur:Kaya-karya yang di ciptakan antara lain. 1. Tari pelteng 2. Tari Tandhuk Majeng 3. Tari pecut 5 episode 4. Tari praben ceccel 5. Tari renjerenan6. Tari dolana 7 episot7. Tari topeng ghettak8. Tari Rondhing9. Tari andhongan 10. Tari phajuen11. Drama tari charok12. Drama tari sakera 13. Drama tari tonggak majapahit 14. Drama tari Komedi Rhondhing15. Drama tari selor16. Bedoyo sekar kedaton Di samping sebagai penata tari, Parso juga sebagai penata Ghendhing dan seorang pengendhan yang handal bahkan setiap karya-karyatarinya dapat dipastikan di kendangi sendiri bahkan di saat-saat dalam karya tarinya ada vokal tembang khejungan itupun Parso melakukan sendiri.

DAFTAR PUSTAKA.

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arif dan Agus. 2005. Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai Tokoh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta:Rineka Cipta.

Dwidjowinoto, Wahjudhi. 2011. Analisis Domain Dalam Penelitian Kualitatif. Surabaya: Program Pasca Sarjana Unesa.Dwidjowinoto, Wahjudhi. 2011. Hubungan Fokus Penelitian Dengan Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif. Surabaya: Program Pasca Sarjana Unesa.Dwidjowinoto, Wahjudhi. 2011. Keabsahan Data Dan Analisis Data Dalam Penelitian Kualitatif. Surabaya: Program Pasca Sarjana Unesa.Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1991. Jakarta: Cipta Adi Pustaka.

Kuntjara, Ester. 2006. Penelitian Kebudayaan Sebuah Panduan Praktis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: RosdakaryaSugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tim Penyusun Panduan Penulisan Skripsi. 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke Tiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Tim Penyusun Panduan Penulisan Skripsi. 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Umar, Kayam.1981. Seni Tradisi Masyarakat. Jakarta:Sinar Harapan

Sony, Dharsono. 2004.Seni Rupa Modern.Bandung: Rekayasa Sains