parsel warna-warni

3
Parsel Warna-Warni Oleh Agninda Bocah lelaki itu duduk sendirian dengan nyaman di atas sebuah bangku taman sekolah yang terbuat dari beton. Suasana disekitarnya ramai, penuh dengan suara teriakan dan tawa dari anak-anak berseragam merah putih. Sekarang adalah jam pulang sekolah. Dari tempatnya duduk, bocah itu dapat melihat beberapa teman sekelasnya. Ada Vina, Ryan, David dan Tio. Sambil berjalan, David bercerita dengan heboh hingga membuat kawannya yang lain tertawa terbahak-bahak. Masing-masing dari mereka membawa sebuah keranjang kecil yang cantik. Di dalam keranjang, ada banyak sekali camilan dan permen yang manis-manis. Keranjang warna-warni yang penuh makanan itu dibungkus dengan plastik transparan dan diberi pita diatasnya. Itu adalah sebuah parsel mini. Hari ini, ada teman sekelas mereka yang berulang tahun. Acara ulang tahunnya diadakan di sekolah, tepatnya di dalam kelas. Parsel mini yang cantik itu adalah oleh- oleh dari acara ulang tahun tersebut. “Mas Satya belum dijemput?” Bocah yang bernama Satya itu mengalihkan pandangan ke sumber suara. Seorang anak lelaki telah berdiri didekatnya. Anak itu bernama Bimo. Dia adalah adik kelas Satya yang cukup akrab dengannya. “Belum, nih.” Jawab Satya. “Oh iya! Selamat ulang tahun ya, Mas Satya! Semoga panjang umur dan sehat selalu!” Ucap Bimo riang gembira. Diberinya Satya sebuah kado ukuran kecil dengan bungkus kuning bergambar mobil balap. “Wah! Terima kasih banyak, Bim. Aku seneng deh kamu nggak lupa sama ulang tahunku.” Kata Satya. Kemudian, Satya mendengar ada yang memanggil namanya dari kejauhan. Di gerbang sekolah, Ayahnya telah siap menjemputnya. Satya berdiri. Dia membuka tas punggung hitam yang dikenakannya dan mengeluarkan sesuatu. Sebuah parsel mini warna-warni. Diserahkannya parsel itu pada Bimo.

description

Contoh cerpen anak-anak yang saya buat. Memang masih terdapat banyak kesalahan, tapi paling tidak bisa menjadi bahan referensi anda untuk menulis cerpen anak-anak.

Transcript of parsel warna-warni

Parsel Warna-Warni

Oleh Agninda

Bocah lelaki itu duduk sendirian dengan nyaman di atas sebuah bangku taman sekolah yang terbuat dari beton. Suasana disekitarnya ramai, penuh dengan suara teriakan dan tawa dari anak-anak berseragam merah putih. Sekarang adalah jam pulang sekolah.

Dari tempatnya duduk, bocah itu dapat melihat beberapa teman sekelasnya. Ada Vina, Ryan, David dan Tio. Sambil berjalan, David bercerita dengan heboh hingga membuat kawannya yang lain tertawa terbahak-bahak. Masing-masing dari mereka membawa sebuah keranjang kecil yang cantik. Di dalam keranjang, ada banyak sekali camilan dan permen yang manis-manis. Keranjang warna-warni yang penuh makanan itu dibungkus dengan plastik transparan dan diberi pita diatasnya. Itu adalah sebuah parsel mini. Hari ini, ada teman sekelas mereka yang berulang tahun. Acara ulang tahunnya diadakan di sekolah, tepatnya di dalam kelas. Parsel mini yang cantik itu adalah oleh-oleh dari acara ulang tahun tersebut. Mas Satya belum dijemput?Bocah yang bernama Satya itu mengalihkan pandangan ke sumber suara. Seorang anak lelaki telah berdiri didekatnya. Anak itu bernama Bimo. Dia adalah adik kelas Satya yang cukup akrab dengannya.

Belum, nih. Jawab Satya.Oh iya! Selamat ulang tahun ya, Mas Satya! Semoga panjang umur dan sehat selalu! Ucap Bimo riang gembira. Diberinya Satya sebuah kado ukuran kecil dengan bungkus kuning bergambar mobil balap.

Wah! Terima kasih banyak, Bim. Aku seneng deh kamu nggak lupa sama ulang tahunku. Kata Satya.

Kemudian, Satya mendengar ada yang memanggil namanya dari kejauhan. Di gerbang sekolah, Ayahnya telah siap menjemputnya. Satya berdiri. Dia membuka tas punggung hitam yang dikenakannya dan mengeluarkan sesuatu. Sebuah parsel mini warna-warni. Diserahkannya parsel itu pada Bimo.

Ini buat kamu. Makasih ya kadonya, Bim!

Yang diberi parsel hanya terbengong-bengong. Matanya terus melihat Satya yang sedang berlari ke arah gerbang sambil mendekap kado darinya.

***

Sekarang bilang sama Bapak, Satya mau kado apa? Nanti pasti Ayah usahain sampai dapat.

Satya hanya memandang wajah bapak dan ibunya bergantian. Mereka baru saja selesai makan malam. Ibu memasak makan malam special untuk ulang tahun Satya. Ada satu hal yang Satya pengen banget, Yah. Tapi Satya gak mungkin minta ini ke AyahAku aku gak minta kado apa-apa, Yah. Gini aja aku udah seneng, kok. Ucap Satya.

Kamu yakin, nak? Tanya Ibu.

Iya, Bu. Duduk bareng nonton TV sama Ayah dan Ibu di rumah gini juga udah cukup. Biasanya kan, Ayah ngelembur di kantor. Ibu juga sering kerja sampai malam. Jadi, cukup dengan Ayah dan Ibu ngehabisin waktu sama Satya kayak sekarang ini, udah jadi kado yang indah buat Satya.

Kedua orangtuanya terharu. Mereka tak menyangka Satya kecilnya akan berkata seperti itu. Mereka pikir, Satya akan meminta dibelikan mobil-mobilan atau kado mahal lainya. Tapi ternyata mereka salah. Ayah dan Ibu memeluk Satya. Keduanya menangis karena terharu. Satya juga menangis. Tapi itu bukanlah tangisan bahagia. Karena Satya sedang merasa sangat sedih sekarang.***

Satya terduduk lemas di atas dipan. Dia pandangi sekelilingnya. Kamar berukuran 3x2 itu sangat panas. Ayah dan Ibunya pasti sudah terlelap di dipan depan TV. Bisa dia dengar suara dengkuran Ayah dari kamarnya ini. Ayahnya yang hanya seorang pegawai kantoran biasa itu pasti sangat lelah. Hari ini, Ayah mengambil cuti setengah hari hanya untuk menjemput Satya di sekolah. Untuk mengganti jam kerjanya itu, Ayah terpaksa lembur dulu kemarin malam. Ibu juga tidak bekerja hari ini. Ibunya yang hanya buruh cuci pakaian keliling itu memilih untuk berada di rumah dan menyiapkan makan malam spesial untuk putranya yang sedang berulang tahun. Sebakul nasi kuning dengan lauk tahu, tempe, dan sedikit potongan ayam.Satya merebahkan dirinya. Sebenarnya, ada satu hal yang sangat amat diinginkan Satya sekarang. Dia sudah lama mendambakan sebuah pesta ulang tahun yang meriah. Sebuah pesta ulang tahun spesial hanya untuknya. Pesta yang diadakan di kelas dan dihadiri oleh semua temannya. Pesta dengan kue yang enak dan oleh-oleh parsel warna-warni, seperti pesta ulang tahunnya David.

Ya, hari ini David berulang tahun.

Hari ulang tahun David sama dengan Satya. Tapi tidak ada satu pun teman sekelas yang tahu bahwa Satya sedang berulang tahun. Mereka semua terlalu sibuk bernyanyi dan makan kue ulang tahun David. Karena itu dia sangat senang ketika Bimo mengingat hari ulang tahunnya. Diraihnya kotak kado kecil dengan bungkus kuning bergambar mobil balap dari Bimo. Sebuah mobil HotWheels berwarna merah terang langsung mencuri pandangannya. Dia sangat bahagia. Dia tak menyangka Bimo akan memberinya kado semahal ini.

Satya tahu dia bukan anak orang kaya. Karena itu, dia tidak pernah minta kado pada kedua orangtuanya. Dia paham bagaimana Ayah dan Ibunya banting tulang mencari uang untuk membiayainya sekolah. Kasihan orangtuanya jika uang itu harus dihamburkan untuk mengadakan sebuah acara pesta ulang tahun seperti yang diimpikannya selama ini. Satya mungkin memang tidak akan bisa memberikan parsel warna-warni kepada teman-temannya seperti yang dilakukan David saat ualng tahun. Tapi, dia tidak mengeluh. Dia justru merasa bersyukur.Setidaknya aku punya orangtua yang tulus mencintaiku, dan akan terus berjuang untuk memberikan semua yang terbaik untukku. Ucapnya sebelum terlelap ke alam mimpi.