pariwisata dan seni di sumatera utara, aceh, dan semenanjung malaysia

28
Mohammad Sahimi bin Hj. Chik Pariwisata dan Seni di Sumatera Utara... Halaman 252 PARIWISATA DAN SENI DI SUMATERA UTARA, ACEH, DAN SEMENANJUNG MALAYSIA Mohammad Sahimi bin Hj. Chik Culturally, Malay society spreads in Southeast Asia, and their Diasporas in Oceania and Madagascar. This paper will analyze the existence tourism and cultural performing art of Malay in North Sumatra, Aceh, and Malaysia Peninsular with descriptiveanalytical approach. The Malay in these areas has a rich tourism objects/places: natural land and water, ritual praying, historic artefacts, zoo, and so on. The tourism always uses the performing art in many events. Malay performing art, can be analyzed throughout the music, dance, and theater. The performing art genre expresses some elements: animism, HinduismBuddhism, Islam, Western, and indigenous elements. Some genres express multifaceted elements and the others are dominated by one era. It always changes and continues through its history, by responding to the world cultural transformation. There are some links and shape the sinergy between tourism and art in Malay World. 1. Pengantar Pariwisata dalam bahasa Indonesia, atau perpelancongan dalam bahasa Malaysia, adalah sebuah dunia yang selalu melibatkan aspek ekonomi, budaya, seni, ekologi, dan sejenisnya. Pariwisata menjadi sebuah aktivitas global yang melibatkan bangsa-bangsa secara multinasional. Dampaknya tentu saja tidak harus selalu positif bagi sebuah bangsa atau kawasan, tetapi harus menerima pula dampak negatif dari kegiatan pariwisata ini. Malaysia dan Indonesia adalah dua negara jiran yang secara kultural, religi, rasial, dan historis memiliki kaitan yang sangat erat. Kedua bangsa selalu bersama-sama bergandeng tangan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan politik dan sosialnya, termasuk pariwisata. Dalam kegiatan pariwisata, selain akomodasi seperti hotel atau tempat penginapan, restoran, perjalanan, dan usaha wisata, juga selalu melibatkan berbagai kesenian. Baik itu kesenian pertunjukan seperti musik, tari, dan teater, maupun kesenian kerajinan, seni rupa, dan lain-lain. Sehingga pada masa-masa akhir ini timbul istilah seni wisata, yaitu seni yang dipergunakan dan difungsikan untuk kegiatan pariwisata. Tulisan ini akan mengkaji keberadaan pariwisata dan seni di tiga kawasan di kedua negara, yaitu Sumatera Utara, Aceh, dan Semenanjung Malaysia, dengan pendekatan deskriptif analitik. Kemudian akan dibahas juga kemungkinan kerjasama pariwisata dan seni di kedua negara, khsususnya di tiga kawasan yang saya sebutkan tadi. 2. Pariwisata di Sumatera Utara, Aceh, dan Semenanjung Malaysia 2.1 Sumatera Utara Pada awalnya, kawasan ini merupakan gabungan wilayah dari Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli, yang sekarang hanya tinggal dua kawasan terakhir. Sumatera Utara dihuni oleh tiga jenis pemukim, yaitu: (a) etnik-etnik native, yang terdiri dari: Melayu, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Toba, Mandailing, Pesisir (Barat), dan Nias, (b) etnik-etnik pendatang Nusantara yang terdiri dari: Aceh, Minangkabau, Banjar, Jawa, Sunda, dan lainnya, dan (c) etnik-etnik pendatang dunia, seperti: Hokian, Kwong Fu, Hakka, Khek, Tamil, Hindustani, Sikh, Arab, Belanda, dan lain-lain. Sementara itu, di kawasan budaya Mandailing-Angkola terdapat masyarakat Lubu dan Siladang. Dengan demikian, Sumatera Utara adalah daerah yang multietnik dan budaya. Mereka tetap memelihara berbagai unsur budaya yang diwarisi dari nenek moyangnya. Dalam bidang bahasa ada dua alur utama, yaitu kelompok bahasa Karo dan Pakpak-Dairi serta kelompok bahasa Toba, Simalungun, dan Mandailing-Angkola. Berdasarkan aspek historis, wilayah Sumatera pada saat pemerintahan kolonial Belanda disebut Gouverment van Sumatra, yang mencakup keseluruhan wilayah Sumatera dan pulau-pulau di sekitarnya. Pusat pemerintahan ini berada di Medan, yang dipimpin oleh seorang gubernur. Pada masa penjajahan Belanda ini, Sumatera Utara dibagi ke dalam berbagai daerah administratif yang disebut regency (keresidenan).

Transcript of pariwisata dan seni di sumatera utara, aceh, dan semenanjung malaysia