Parasitoid ilmu hama penyakit tumbuhan

19
JURNAL PRAKTIKUM PENGENDALIAN HAYATI PENGAMATAN HAMA YANG TERSERANG HAMA PARASITOID LARVA O L E H NAMA : IMBRAN HAKIM JURUSAN : AGROEKOTEKNOLOGI NIM : 8316-07 MEJA : 1 ( SATU ) GRUP : B LABORATORIUM PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI FAKULTAS PERTANIAN

description

jurnal pertanian agroekoteknologi untuk referensi bahan tugas fakultas pertanian

Transcript of Parasitoid ilmu hama penyakit tumbuhan

JURNAL PRAKTIKUM

JURNAL PRAKTIKUM

PENGENDALIAN HAYATIPENGAMATAN HAMA YANG TERSERANG HAMA PARASITOID LARVA O

L

E

HNAMA: IMBRAN HAKIM

JURUSAN: AGROEKOTEKNOLOGI

NIM

: 8316-07

MEJA

: 1 ( SATU )GRUP

: BLABORATORIUM PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2009JURNAL PRAKTIKUM

PENGENDALIAN HAYATIPENGAMATAN HAMA YANG TERSERANG HAMA PARASITOID LARVA

O

L

E

HNAMA: IMBRAN HAKIMJURUSAN: AGROEKOTEKNOLOGI

NIM

: 8316-07

MEJA

: 1 ( SATU )

Laporan Ini Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti praktikum

di Laboratorium Pestisida dan teknik aplikasi. Fakultas pertanian

Universitas Islam Sumatera Utara

Medan

Asisten

Nilai

(1. Harry Sujadmiko )( )

(2. Erwin Efendy )LABORATORIUM PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2009PENGENDALIAN HAYATI(IMBRAN HAKIM ( 8351-07 ) T. A. 2008-2009 FP. UISU)Abstrak

Parasitoid ialah kelompok serangga atau insekta yang memparasiter atau memangsa serangga lain ataupun hama lainnya ddengan cara menempel pada inangnya. Perkembangan parasitoid ini juga sesuai dengan perkembangan dari inang itu sendiri.Kata Kunci : Pestisida dan Jenis Pestisida

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengendalian hama terpadu sebagai satu cara pengendalian hama tanpa merusak lingkungan. Diantara beberapa cara pengendalian hama yang ada, pengendalian biologis merupakan alternatif pengendalian yang paling aman. Hal ini erat kaitannya dengan kelangsungan ekologi maupun habitat tanaman itu berada, karena selain mengurangi bahkan tanpa bahan kimia, metode biologis ini lebih diarahkan pada pengen-dalian secara alami dengan mem-biarkan musuh-musuh alami agar tetap hidup. Meskipun dampaknya akan dirasakan dalam jangka waktu yang lama, namun hal tersebut akan menciptakan terjaganya keseimbangan ekosistem yang ada.

Tidak hanya dari segi teknis, tetapi aspek pertumbuhan dan produksi tanaman jugan mendapat berbagai masalah tanaman layu, mati, kerdil, bahkan gagal panen dan masih banyak lagi. Masalah ini timbul akibat dari aktivitas parasit, hama, dan berbagai macam penyakit yang timbul pada tanaman.

Untuk itu pada saat ini dengan kemajuan teknologi khususnya pada bidang pertanian tanpa menganggu keseimbangan ekosistem dnegan memanfaatkan serangga yang memiliki hubungan simbiosis mutualisme seperti patasitoid. Parasitoid adalah bentuk dari imago-imago serangga yang menempel pada pada inangnya namun memberikan keuntungan bagi tanaman inang dalam hal pengendalian serangga lainnya.

Berdasarkan hal tersebut maka perlu diadakan pengujian di Laboratorium terhadap pengendalian hayati untuk mengetahui hama yang tersedang parasitoid larva.

Tujuan Praktikum

Untuk mengenal jenis dari pestisida

Untuk mengetahui bentuk dan kegunaan dari pestisida.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Herbisida

1. Nama Dagang

: Best Up

2. Nama Umum

: Best Up 480 SL3. No. Izin/ Pendaftaran: -4. Bahan Aktif

: -5. Bentuk Formulasi

: SL (kepekatan air)6. Jenis Pestisida

: Herbisida

7. Cara Penggunaan

:

Tanaman Dan Jasad sasaranKonsentrasi formulasiCara Aplikasi ,Waktu dan Interval Aplikasi

Gulma berdaun sempitPaspalum conjugatun,

Imperata cylindrica

Riuusine indica

Ootochoa nodosa

Gulma berdaun lebar

Ageratum conyzoides

Borreria Sp

Teki

Cyperus rotundus

2-5 liter/ ha dalam 400 liter air

Pilih waktu penyemprotan pada saat udara cerah dan tidak ada angin kencang.

Untuk membuat larutan semprot, gunakan air bersih.

Pastikan alat semprot berfungsi dengan baik.

Lakukan penyemprotan pada saat kondisi gulma tubuh subur agar dapat meningkatkan penyerapan

8. Kegunaan / Kelebihan : Tidak perlu penambahan sufaktan lainnya.

Membunuh semua jenis gulma secara cepat dan menyeluruh.

Tekonologi No. 1 didunia

Waktu pertumbuhan kembali gulma yang sangat lama.9. Pemegang Pendaftaran: PT Dalzon Chemicals Indonesia

10.Tanda Bahaya: -

Insektisida

1. Nama Dagang: Dafat

2. Nama Umum: Dafat 75 SP

3. No. Izin / Pendaftaran : RI. 2003/ B-2004/ T

4. Bahan Aktif: Asefat 75%

5. Bentuk Formulasi: SP ( Soluble Powder)

6. Jenis Pestisida: Insektisida

7. Cara Penggunaan: Tanaman HamaDosisVolume SemprotWaktu Aplikasi

Teh

Kelapa sawit

Tembakau

Kopi

Kakao

Jeruk

Kentang

Kedelai

Bawang

Cabai

Tomat

Kelapa Penghisap Daun

Empoasca Sp Heliopeltis Sp

Ulat Kantong Metisa Plana

Pengggerek Pucuk Heliothis Asulta Ulat Grayak Spodoptera SpKutu Putih

Pseudococcus spPenggerek Buah

Heliopethis spAphis spUlat UbiPthorimaea Operculella

Lalat Bibit

Agromyza sp

Spodoptera litura

Thrips, Aphis, Mites

Kutu daun Mizus perciae

Ulat Grayak Spodoptera litura Sexava nubila2 gr/liter

2 gr/liter

2 gr/liter

2 gr/liter

2 gr/liter

2 gr/liter

2 gr/liter

2 gr/liter

2 gr/liter7,5-15 gr/pohon

Penyemprotan volume tinggi 400 600 L/haPenyemprotan volume tinggi (injeksi batang)

Penyemprotan volume tinggi 500 L air/haPenyemprotan volume tinggi 800 L air/ha

Penyemprotan volume tinggi 400 L air/ha

Penyemprotan volume tinggi 500 L air/ha

Dilarutkan dalam 15-30 ml/pohon. Injeksi batangApabila populasi atau intensitas serangan hama telah mencapai ambang batas pengendalian sesuai rekomendasi setempat

8. Kegunaan atau Kelebihan :Mengendalikan hama penghisap dan penggerek

Mudah larut dalam air

Aman terhadap organisme yang menguntungkan seperti parasit, predator, lebah madu, dan lain-lain

Sangat kompatibel dengan sebagian besar insektisida dan fungisida

Daya berantasnya luas

Formulasi tepung yang mudah larut dalam air

Ramah lingkungan, oleh karena itu sangat cocok untuk program PHT9. Pemegang Pendaftaran: PT. Dalzon Chemical Indonesia

10. Tanda Bahaya: -

Fungisida 1. Nama Dagang: Danvil2. Nama Umun: Danvil 50 SC3. No. Izin/ Pendaftaran: RI. 2066/B- 2004/T4. Bahan Aktif: Heksakonazol 50 gr/L

5. Bentuk Formulasi: SC ( Soluble Concentrate)

6. Jenis Pestisida: Fungisida7. Cara Penggunaan : Danvil 50 SC (600 ml/ha/ 1 kali) 2 kali aplikasi8. Kegunaan/ Kelebihan: -Mempunyai efek fitotonik sehingga tanaman lebih hijau

dan menggandakan hasil

-Kualitas beras terbaik dan sangat lezat untuk dikonsumsi

9. Pemegang Pendaftaran: PT. Dalzon Chemicals Indonesia

10. Tanda bahaya: -

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Praktikum dilaksanakan Di Johor. Jln. Karya Wisata. Pada hari Jumat tanggal 23 Oktober 2009 pukul 16.00 sampai dengan selesai Di Laboratorium Pestisida dan Teknik Aplikasi .

Bahan dan Alat

Bahan

1. Browsur Akarisida

2. Browsur Rodentisida

3. Browsur Herbisida

4. Browsur Bakterisida

5. Browsur Insectisida

Alat

1. Pulpen

2. Pensil

3. Penghapus

Metode Praktikum

Ambillah browsur yang telah didapat . Setelah itu ambil laporan sementara yang telah disediakan. Lalu analisis browser tersebut dengan prosedur yang telah ada.b. PembahasanHasil penelitian menunjukkan bahwa Parasitoid adalah jenis serangga atau pemangsa yang memparasiter serangga atau hama lainnya. Perkembangan dari parasitoid ini juga dipengaruhi oleh perkembangan atau fase yang dialami oleh inangnya.

Inang yang dilekatkan atau telah di tempeli oleh parasitoid seterlah 48 jam mengalami gangguan atau tidak mengalami perkembangan dan lambat laun mulai mati. Hal tersebut diduga karena sifat-sifat imago serangga parasitoid atau pemangsa sangat penting disamping untuk menentukan taksonomi, juga (lebih-lebih sifat imago betinanya) menentukan sekali apakah spesies itu efisien sebagai musuh alami.

Ini disebabkan karena imago betinalah yang mencari dan memilih inangnya untuk selanjutnya menjadi tempat keturunannya hidup. Imago betina ini tidak hanya memilih inang-inangnya tetapi juga jika benar-benar efektif harus dapat mencari inangnya walaupun populasi inangnya itu sangat rendah..

Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa daya bergerak (locomotion), daya melihat inangnya (perception), daya untuk hidup dengan selamat (survival), daya agresif dan ulet (aggressiveness dan persistence) parasitoid terlihat ketika telah diletakkan pada inangnya, ini di buktikan bahwa parasitoid dapat bertahan pada inangnya.KESIMPULAN

Parasitoid adalah jenis serangga atau pemangsa yang memparasiter serangga atau hama lainnya. Perkembangan dari parasitoid ini juga dipengaruhi oleh perkembangan atau fase yang dialami oleh inangnya. Inang yang dilekatkan atau telah di tempeli oleh parasitoid seterlah 48 jam mengalami gangguan atau tidak mengalami perkembangan dan lambat laun mulai mati. Hal tersebut diduga karena sifat-sifat imago serangga parasitoid atau pemangsa sangat penting disamping untuk menentukan taksonomi, juga (lebih-lebih sifat imago betinanya) menentukan sekali apakah spesies itu efisien sebagai musuh alami.

Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa daya bergerak (locomotion), daya melihat inangnya (perception), daya untuk hidup dengan selamat (survival), daya agresif dan ulet (aggressiveness dan persistence) parasitoid terlihat ketika telah diletakkan pada inangnya, ini di buktikan bahwa parasitoid dapat bertahan pada inangnyaDAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2001. Majalah Pertanian Abdi Tani, Volume 2 No.4/ Edisi VII April Juni. PT TSP, SurabayaEssig, 1958. College Entomology, New york

Efendi, R., A.F. Fadhly, M. Akil, dan M. Rauf. 2004. Pengaruh sistem pengolahan tanah dan penyiangan gulma terhadap pertumbuhan dan hasil jagung. Seminar Mingguan. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros,26 Maret 2004, 17pFadhly, A.F., R. Efendi, M. Rauf, dan M. Akil. 2004. Pengaruh cara penyiangan lahan dan pengendalian gulma terhadap pertumbuhan dan hasil jagung pada tanah bertekstur berat. Seminar Mingguan Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros, 18 Juni 2004, 14p

Moenandir, J., 2004. Prinsip-prinsipUtama Cara Menyukseskan ProduksiPertanian, Dasar-dasarBudidaya Pertanian. Fakultas Pertanian UniversitasBrawijaya, Malang

Rizal, A. 2004. Penentuan kehilangan hasil tanaman akibat gulma. Dalam: S.Tjitrosemito, A.S. Tjitrosoedirdjo, dan I. Mawardi (Eds.) ProsidingKonferensi Nasional XVI Himpunan Ilmu Gulma Indonesia, Bogor,15-17 Juli 2003. 2: 105-118

TINJAUAN PUSTAKA

Parasitoid adalah jenis serangga atau pemangsa yang memparasiter serangga atau hama lainnya. Perkembangan dari parasitoid ini juga dipengaruhi oleh perkembangan atau fase yang dialami oleh inangnya. Sifat-sifat dari parasitoid ini sangat dipengaruhi oleh parasiotid betinanya (Anonimus, 2001)Sifat-sifat imago serangga parasitoid atau pemangsa sangat penting disamping untuk menentukan taksonomi, juga (lebih-lebih sifat imago betinanya) menentukan sekali apakah spesies itu efisien sebagai musuh alami. Ini disebabkan karena imago betinalah yang mencari dan memilih inangnya untuk selanjutnya menjadi tempat keturunannya hidup. Imago betina ini tidak hanya memilih inang-inangnya tetapi juga jika benar-benar efektif harus dapat mencari inangnya walaupun populasi inangnya itu sangat rendah. Kedua sifat ini sangat penting dalam PH. Kebolehan dalam mencari inangnya disebut searching capacity atau kesanggupan mencari (Moenandir, J., 2004).Rizal (2004) menyatakan bahwa Searching capacity ini merupakan kumpulan dari beberapa sifat yang penting adalah :

Daya bergerak (locomotion)

Daya melihat inangnya (perception)

Daya untuk hidup dengan selamat (survival)

Daya agresif dan ulet (aggressiveness dan persistence)

Sifat-sifat inilah yang harus diperhatikan dahulu sebelum melihat sifat-sifat lain seperti daya berkembang biak. Daya berkembang biak dapat mempengaruhi laju pertambahan (rate of interest) tetapi tidak jumlah populasi rata-rata atau jumlah populasi pada keseimbangan (Fadhly, A.F., R. Efendi, M. Rauf, dan M. Akil. 2004)Pada parasitoid Hymenopetra mating habits telah mendapat perhatian para ahli serangga karena semacam bentuk rayuan (courtship) telah kelihatan pada perilaku beberapa spesies (Anonimus, 2001).