Parasit Malaria dr.Iskandar Pskm
-
Upload
ridwan-permana -
Category
Documents
-
view
199 -
download
4
description
Transcript of Parasit Malaria dr.Iskandar Pskm
Definisi: Penyakit yang menyerang system
kardio-vasculer yang disebabkan oleh Plas-
modium malaria yang ditandai dengan Trias-
klinik-malaria
1. Etiologi
Penyakit Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi protozoa (Haemasporidia) dari genus Plasmodium.
Masa tunas/inkubasi penyakit ini dapat beberapa hari bahkan
sampai beberapa bulan.
KLASIFIKASI
Phylum Protozoa
Sub phylum Sporozoa
Class Telosporidea
Sub class Haemosporidia
Family Plasmodiidae
Genus Plasmodium
Species P. vivax P. malariae P. falciparum P. ovale
Macam-macam Plasmodium :
1. Plasmodium pada manusia
- Plasmodium vivax
- Plasmodium malariae
- Plasmodium falciparum
- Plasmodium ovale
2. Plasmodium pada hewan (kera) :
- Plasmodium cynomolgi
- Plasmodium knowlesi
Morphologi Parasit malaria
- Chromatin (warna merah muda sampai merah tua)
- Cytoplasma (warna biru muda sampai biru tua)
- Pigmen (terdapat pada sitoplasma parasit)
- Granula (terdapat pada sitoplasma eritrosit)
Stadium/phase morfologi Plasmodium Umumnya di eritrosit:
Stadium bentuk cincin atau ringform
Stadium trophozoite:
Trophozoite muda= young trophozoite
Trophozoite tua= mature trophozoite= old
Trophozoite
Stadium schizont
Stadium schizont muda= immature schizont
Stadium schizont tua= mature schizont
Stadium gametosit (sel kelamin)
Sel kelamin jantan= mikreogametosit
Sel kelamin betina= makrogametosit
Pada kelenjar ludah nyamuk stadium sporozoite
Plasmodium falciparum phase gametocyt
No Morfologi Microgametocyt Macrogametocyt
1. Bentuk Lebih lebar,lebih pendek ;
ujung tumpul
Lebih panjang, lebih sempit
; ujung runcing
2. Ukuran
(size)
8 – 10 x 2 – 3 10 – 12 x 2 – 3
3. Cytoplasma Biru muda Biru tua
4. Nucleus Tersebar sebagai granula
halus pada suatu daerah
luas
Konsensasi menjadi suatu
masa padat ditengah
5. Haemozoin Tersebar diseluruh
cytoplasma
Bergumpal disekitar
nucleus
Plasmodium vivax phase gametocyt
No Morfologi Microgametocyt Macrogametocyt
1. Ukuran 9 - 10 10 - 12
2. Cytoplasma Biru muda Biru tua
3. Nucleus Diffuse, besar terletak
dilateral
Kecil, kompak terletak di
periphere
Catatan :
Gametocyt Plasmodium vivax jika tidak dimakan nyamuk bertahan kurang
dari 1 minggu dalam tubuh manusia.
Gejala Penyakit
Gejala klasik adalah : suatu serangan parokismal yang terdiri
dari 3 stadium, yaitu : TRIAS MALARIA
1. Mengigil 15 - 60 menit
2. Demam 2 - 6 jam Timbul setelah penderita mengigil, demam biasanya suhu sekitar 37,5 - 40° Celcius, pada penderita hiper parasitemia (> 5%) suhu meningkat sampai > 40 derajat Celsius.
3. Berkeringat selama 2-4 jam, timbul setelah demam
terjadi akibat pecahnya eritosit dan gangguan meta-
bolisme.
Cara Penularan
Penyakit Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles betina yang mengandung parasit:
Plasmodium falciparum penyebab Malaria tropika.
Plasmodium vivax penyebab penyakit Malaria tertiana
Plasmodium malariae penyebab Malaria quartiana
Plasmodium ovale jarang Malaria ovale ditemukan di
Indonesia (Irian Barat)
Siklus Parasit Malaria
Ketika nyamuk Anopheles betina (yang mengandung parasit
malaria) menggigit manusia, akan keluar sporozoit dari
kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah dan dalam
setengah jam telah sampai ke jaringan hati. Dalam siklus
hidupnya parasit malaria membentuk stadium sizon jaringan
dalam sel hati (stadium ekso-eritrositer). Setelah sel hati
pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke
eritrosit membentuk stadium sizon dalam eritrosit (stadium
eritrositer). Disitu mulai bentuk troposit muda sampai sizon
tua/matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit
METODE PENGECATAN
Modifikasi Romanowsky’s stain
Misalnya :
1. Leishman stain
Powder leishman dilarutkan dalam methyl alcohol murni dalam 0,15 %
2. Giemsa’s stain
Tersedia dalam larutan, giemsa’s stain perlu fixasi film dengan methyl
alcohol.
Prinsip Romanowsky’s stain :
Stain ini bukan suatu simple stain melainkan interaksi antara metylene blue
dengan eosin.
- Asam- Alkali
Methylene blue Methylene azure (produk oksidasi)- Sinar UV- waktu
- Methylene blue eosinate
- Methylene azure eosinate dsb.
Memberikan pewarnaan yang kontrast
Eosin mengecat RBC merah muda
Methylene blue mengecat cytoplasma parasit malaria Biru
Azure + Eosin inti chromatindot Merah
Field Stain pengecatan preparat tebal hanya 4 detik.
Kultivasi :
Kultur untuk melihat shizogoni erytrositik parasit malaria. Hanya
perkembangan satu generasi.
INOKULASI
Spesies manusia parasit malaria bisa ditransmisikan beberapa
spesies Primata (Kera).
Sebaliknya parasit malaria dari kera tertentu bisa di inokulasikan pada
manusia dan hidup dimanusia..
Gametocyt P. falciparum dapat bertahan 30 – 60 hari (bahkan lebih)
didalam tubuh manusia.
Pertanyaan :
1. Apakah ada reservoir binatang untuk malaria manusia ?
2. Bisakah terjadi secara alamiah transmisi malaria dari kera ke
manusia ?
Secara accidental di laboratorium :
Infeksi malaria dari parasit simian terjadi yaitu : P. cynomolgi bastianelli.
Resevoir Infeksi :
Parasit malaria manusia tidak di hinggapi oleh binatang ysng lebih
rendah
Jadi yang bertindak sebagai reservoir :
- Manusia didaerah endemik - Terutama anak-anak
Fisiologi
- P. falciparum Tidak ada E.E cycle
- P. malariae
Makanan Plasmodium :
Haemoglobin iron porphyrin hematin + Globin
Hematin → = pigmen malaria ║ ferrihemic acid
Karbohidrat Methionin, riboflavin
Fat P – amino benzoid acid
Protein Panthotenic acid & vitamin C
Infeksi :
1. Gigitan nyamuk anopheles betina
2. Kongenital
3. Transfusi
Patologi :
1. Vaskuler :
2. Anoxia (organ)
3. Deposit pigmen → warna kehitam-hitaman
Parasit Malaria membutuhkan :
- Karbohidrat
- Proten
- Fat
Siklus Hidup :
1. Phase Intrinsik, yang terjadi secara aseksual → Schizogoni (manusia)
2. Phase ekstrinsik, terjadi secara seksual → Sporogoni (8 – 12 hari ) →
nyamuk betina.
DAUR HIDUP PARASIT MALARIA (VIVAX/OVALE)
Manusia Nyamuk Anopheles
Dalam hati Dalam kelenjar liur
Hipnozoit Sporozoit (Dormant) 2 –3/ > generasi E.E merozoite
Skizon
Merozoit Ookista
Dalam RBC Dalam lambung
Tropozoit
Skizon
Merozoit
Makrogametocyt ♀ Makrogamet
Zigot → Ookinet
Mikrogametocyt ♂ Mikrogamet
Introduced Malaria : Berasal dari imported malaria sporadic.
Spleen index : % anak 2- 9 tahun
Klasifikasi endemisitas :
1. Hypoendemic malaria : Spleen rate ≤ 10 %
2. Mesoendemic malaria : Spleen rate 11 – 50 %
3. Hyperendemic malaria : Spleen rate > 50 % & Spleen rate dewasa .
4. Holoendemic malaria : Spleen rate > 75 % & spleen rate dewasa .
Epidemiologi
600
equator 320
2.770 m (cochabama)
400 m
(Deod sea
basin)
1. Anopheles anularis
2. Anopheles vagus
3. Anopheles indafinitus
4. Anopheles barbirostris
5. Anopheles aconitus
6. Anopheles sundaicus
7. Anopheles maculates
8. Anopheles balabacensis
9. Anopheles punctularis
10.Anopheles subpictus
Metode transmisi lainnya
1. Sporozoite – induced malaria
Emulsian + sporozoite infeksikan pada manusia
2. Trophozoite – induced malaria
a. Malaria transfusi
b. Malaria congenital
c. Malaria pada penderita addiksi obat
Metode transmisi ( Naforal )
Agent transmisi : Nyamuk anopheles ♀
Portal of entry : Kulit
Bentuk infektif :Sporozoite
Tempat / lokasi : Mula mula dihati kemudian masuk ke RBC
Gejala jarang :
- ikterus
- Hemoglobinuria
- Splenomegali oliguria
- Nefritis : massive albuminuria
cast granular
Komplikasi :
- Sakit kepala
- Keratitis dendritika
- Uveitis allergien
Perbedaan antara Sporozoite – induced malaria
dengan Tropozoite – induced malaria
No Perbedaan Sporozoite – induced Tropozoite –
malaria induced malaria
1. Preerytrocytic
schizogoni
Ada Tidak ada
2. Masa inkubasi Panjang Pendek
3. E. E. Schizogoni Mungkin ada hypnozoite Tidak ada
4. Relapsus Bisa terjadi Tidak terjadi
5. Obat Schizotocidal Tidak ada penyembuhan
radikal
Bisa penyembuhan
radikal
Serangan Peroxismal :
1. P. vivax (malaria tertiana benigna) dan P. ovale : 48 jam
2. Plasmodium falciparum : 24 – 48 (36 – 48 jam)
3. Plasmodium malariae : 72 jam
Gejala :
- Rigor (dingin) : 15 menit
- Panas : 2 jam sangat lelah
- Keringat : 1 jam
- Anemia
- Splenomegali
Kriteria malaria falciparum berat
1. Adanya history terpapar malaria dan tidak ada patologi lain yang
ditemukan
2. Ditemukannya bentuk asexual dalam preporat darah
3. Satu atau lebih dari 11 gambaran dibawah ini :
a. Kesadaran terganggu
b. Anemia normocytic yang berat ( Hb < 6 gr % )
c. Kegagalan ginjal
d. Oedema paru-paru
e. Hypoglycemia
f. Shock, circulatory collapse
g. Perdarahan spontan /Disinseminated Introvasculer Coagulation)
h. Konvulsi umum yang berulang-ulang
i. Acidemia / acidosis
j. Hemoglobinuria
k. Parasitemia > 5 % pada individu non imun
Penyebaran Malaria :
1. Sumber parasit malaria yaitu : adanya carrier gametocyte.
2. Adanya vector anopheles yang cocok atau sesuai
3. Orang yang rentan
Jika siklus atau rantai ini bisa dipecahkan maka kejadian malaria dapat
dicegah.
Pathogenisitas :
Infeksi dengan Plasmodium → Intermittent fever (malaria)
1. Plasmodium vivax → Malaria vivax (malaria tertiana benign)
2. P. malariae malaria Quartana (malaria malariae).
3. P. falciparum → malaria falciparum (malaria tertiana maligna)
→ malaria perniciosa
- Black water fever
4. P. ovale → malaria ovale
Masa inkubasi :
1. P. vivax dan P. ovale → 10 17 hari rata-rata 15 hari
2. P. falciparum → 8 – 12 hari
3. P. malaria → 21 – 28 hari bahkan 30 – 40 hari
Malaria perniciosa(Pernicious malaria)
Definisi :
Yaitu suatu seri phenomena yang terjadi pada perjalanan infeksi P.
falciparum jika tidak diobati secara efektif, jiwa / nyawa OS akan terancam
dalam 1 – 3 hari.
Phatogenitas :
Malaria perniciosa berasal dari suatu gambaran biologi yang khusus P.
falciparum, yang menyebabkan RBC yang terparasit mengalami coagulasi
dan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah organ internal.
Gambaran ini berupa :
1. Schizogoni eritrisitik terjadi di pembuluh darah kapiler organ dalam.
2. Bentuk segmentasi parasit tak dapat merubah bentuk mereka ketika
melampaui saluran didalam pembuluh darah, jadi bertindak sebagaii
emboli.
3. Tropozoit yang sedang tumbuh dan bentuk sexual tejadi perlengketan
1 – 4.
Sama lainnya, akibat terjadi aglutinasi dan penyumbatan pembuluh darah.
Darah periphere menunjukkan parasitemia berat, baik bentuk schizon
maupun bentuk cincin biasanya terdapat sejumlah besar.
Type klinik Malaria perniciosa :
1. Malaria cerebral
Gejalanya :
- Hyperpireksia
- Coma
- Paralysis
2. Malaria algid
Ciri khas : Dingin, kulit lengket dan kolaps vaskuler kegagalan sirkulasi
periphere dan sepanjang ini bisa disertai :
- Muntah-muntah ( type gastric)
- Diarrhee (type kolera)
- Darah ditinja (type dysentry)
3. Malaria septicemia
Ciri khas :
- Temperatur tinggi dan terus menerus
- Bilium semitten fever ; pheumonia
- Cardiae syncope
Phyciologi RBC pada malaria :
Phyciologi RBC pada malaria terganggu karena pertumbuhan parasit dalam
RBC .
Gangguan langsung pada darah dan fungsi erythropuitic sumsum tulang.
Schizogony ertrositik Parasit :
Pada saat Fungsi nutritif
Gametogony
Nutrisi
Oxyhaemoglobin dalam RBC yang terinfeksi
Oxygen
Globin ( materil protein ) daripada RBC (tidak terinfeksi
pecahakan
Bila produk Protein parasit haemozoin (hematin)
Erat hubungannya Pigmentasi berbagai organoksidassiglukosa asam piruvat
CO2 dan H2O
jika beroksidasi tidak komplete asam laktat
G-6-P-D = Glukose sixphosphatase dehydrogenase
Pada saat : Hb dari RBC yang terinfeksi
Shizogoni atau dilysis
RBC yang tidak diinfeksi
Dibebsakan dan dimetabolisme
Gambaran utama Patologi Malaria :
1. Pigmentasi pada berbagai organ dengan haemozoin → warna hitam,
pigmen haemozoin selalu ditemukan pada atau dalam RES.
2. Hyperplasia dari pada RES yaitu Proliperasi sel dan Reticulin fibrils,
untuk puktivitas melawan Plasmodia dan produknya seperti
haemozoin, toxin dan seterusnya.
3. RBC terinfeksi plasmodia, memenuhi lumen capillair organ dalam →
P.falciparum, Schizogoni terjadi didalam organ dalam.
4. Perubahan vascular :
- Congesti dan dilatasi → pembuluh darah sinusoidal
- Perdarahan perivasculer pada malaria falciparum.
5. Perubahan degenerasi pada cell parenchyma akibat hypoxia.
6. Effect anemia seperti degenerasi lemak dan fibrosis ischemia.
7. Reaksi mesenchymal tidak aktif, jadi tidak menyebabkan fibrosis
organ.
8. Immunosupressif → Infeksi bakteri sekundair.
Perubahan patologi diberbagai organ
Lien :
- Berfungsi sebagai filter terhadap parasit malaria dan produk
schizogoni dari aliran darah.
- Malaria parasit dan pigment haemozoin diphagositosis aktif oleh
macrophage terutama cell dari billroth cord (red pulp).
Gambaran makroskopis :
- Organ (lien) membesar (sedang)
- Perubahan warna dari kelabu menjadi hitam tergantung pada
derajat pigmentaf.
- Lien terangsang menjadi tipis pada kasus akut dan menjadi
tebal pada kasus kronis akibat perisplenitis.
Histopatologi
Microskopis :
Congesti sinusoid splenik
Banyak pigmen
— haemozoin
— Haemosiderin
Tersebar luas (pigmen ini terdapat dalam M ф)/ red pulp
Jumlah M ф
Malphigian corpules (white pulp) tanpa pimen / parasit.
Parasit terlihat bintik hitam didalam RBC pada
pengecatan haemotocylin dan eosin.
Fibril reticulin pada kasus kronis.
- Konsistensi lien lembut pada kasus akut dan pada kasus
khronis kenyal
- Permukaan potongan :
a. Daerah hitam homogen
b. Band yang putih terdapat disana-sini (trabecuba)
c. Kadang-kadang ditemukan bintik-bintik putih ke-kelabuan
- Perdarahan dibawah kapsul dan rupture kadang-kadang terjadi.
Ginjal :
1. Pada malaria falciparum akuta :
→ Gejala / syndrome nephritis akuta
2. Pada malaria yang relaps
→ Gambaran seperti Nephrotik syndrome.
Hepar :
Makroskopis :
- Organ membesar uniform akibat dari kongesti vaskuler dan
proliferasi RES.
- Berwarna dari merah coklat kehitaman sampai hitam.
Tergantung pada standar kongesti dan jumlah pigment
haemozoin.
- Permukaan potongan : - Dilatasi Vena.
Sumsung Tulang :
- Kasus akut : tidak banyak perubahan.
- Kasus khronis :
Microskopis :
- RBC yang terparasit
- Hyperplasia RES dengan pigmen.
- Reduksi erythromegaloblastik daripada type normoblastik.
- Aktivitas myeloblastik ↓↓ → Granulocyte ↓.
Histopatologi hati :
1. Vena centralis lobus dan kapiler sinusoid → dilatasi dan banyak terisi
RBC terparasit.
2. Jumlah sel küpffer ↑↑↑ berisi pigmen & RBC terparasit.
3. Parenchimal cell → futty degeneration, atrophy & nekrosis akibat
hypoxia.
4. Parasit malaria : ada berbagai tingkatan baik didalam RBC, diluarnya
atau di phosusstiv oleh sel küpffer.
5. Jaringan fibrous tidak ↑ banyak.
Malaria perniciosa
Gejala :
- koma
- kejang
- Decompensasi cordis
- Panas tinggi
Black water fever
- Hemoglobinuria
- Panas
- Ikterus
- Nadsia, mental
- Stelah pengobatan ni – odegaite chinine (lenia)
- Prophylaksis
- Penyebab belum jelas
- Yang terkena penderita non – imun (orang datang dari luar)
Diagnosa :
Ditemukan parasit malaria
- Apus → 15 menit
- D.D.R → 5 menit
3 – 4 hari
Imunitas :
1. P. falciparum : infeksi hilang 1 tahun
2. P. vivax : Infeksi hilang 1 – 1 1/ 2 tahun
3. P. malariae : lama 20 – 30 tahun
Pengobatan :
I. Tindakan suportif
- bed rest
- kompres dingin
- Aspirin
- Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
Chronis
- transfusi
- ekstrak hati
- Fe
- Vitamin
- Protein
Therapeutic malaria
Untuk pengobatan neuro – syphilis metodenya dengan :
1. Inokulasi darah dodnor yang terinfeksi malaria.
2. Dibiarakan penggigitan nyamuk yang terinfeksi dari lab. Kepada
pasien.
3. Injeksi emulsion glandula saliva yang mengandung sporozoit.
4. Radical treatment : menghancurkan rate E.E, reagensia primaquine
(15 mg/hari selama 2 minggu)
5. Gametositocide, contohnya : Primaquine (P. falciparum).
II. Chemotherapy
1. Obat probilaksis : chloroquine 5 mg/kg base/minggu : 300 mg
base/minggu. Sulfadixine 1 gr + pyrimethamine 50 mg setiap
hari.
2. Supressive : chloroquine : 0,5 gr/minggu.
3. Therapeutika : hari I II III
- Chloroquine : 4 x 250 mg 2 x 250 mg 2 x 250 mg
2 x 250 mg
- Sulfadoxine 1,5 gr + Pyremhetamine 75 mg.
Sensitivitas P. falciparum terhadap Chloroquine
S
R I Resitence:
Kemampuan parasit untuk
hidup/bermultifikasi walaupun diberikan
obat dengan dosis yang sama dengan /
lebih tinggi daripada yang lazim
diberikan, dalam batas toleransi normal.
Diagnosa Plasmodium malariae
1. D.D.R = Thick film = sedian tebal
2. Sediaan tipis
3. Q.B.C = quantitative Buffy Coat
4. I.R.M.A = Immunoradiometric Assay (0,0000024 %)
5. Tes ELISA (terhadap Ag P. falciparum) / HRP-2 = Histidine rich
protein).
6. RNA Probe (o,00046 % RBC yangterinfeksi)
7. Hibridisasi DNA
8. Rapid manuael Test (P. falciparum) untuk mendeteksi HRP-II
9. Indirect Fluorescence Assay (IFA)
10.Polimerase chain reaction (PCR)
Immunisitas :
a. Non spesifik : RES
b. Spesifik : gama globulin
- Lisin
- Aglutinin
- Precipitin
- Opsonin
- Ablastin (menghambat perkembangan suatu Ag mis :
Trypanosoma)
- Complement-Fixing Mis : Bacteriocidal, Bacteriolysis
- Cytoplasma – modybying.
Immunitas Malaria
1. Alam/Innate (kebal disebabkan)
Contoh :
- G6PD deficiency
- Dutty factor negative
- Sickle cell anemia
- Thalasemia HB & HB E
- Hb fostus manusia
- ATP deficiency
2. Acquired ( yang diperoleh )
- Pasif
- Aktif : Coccomitant (sedang berlangsung) dan Residual (sisa
kekebalan) serta Humoral (J glofni meningkat)
Premunisi :
Respon imun yang spesifik → penyembuhan klinik & resisten terhadap
superinfeksi.
Tolerant
Immunitas :
- species Specific
- Strain specific
Immunitas yang diperoleh :
E.E P. falciparum ( 1 generasi) / pre erytrosite schizogoni
P. vivax ( 5 tahun )
P. malaria ( 30 tahun )
Immunitas malaria :
Kombinasi mekanisme-mekanisme : mencegah infeksi, mencegah reinfeksi
dan mencegah superinfeksi
- Penghancuran P. malaria
- Penghambatan multiplikasi
- Modifikasi efeknya
- Membantu secara spesifik dalam memperbaiki jaringan.
Receptor ~ Glycoprotein
Genotype : Fya, Fyb (Dutty factor +)
(merupakan jembatan untuk masuk kedalam RBC untuk P.
falciparum).
EPIDEMIOLOGI
- Histocompability
- Phagositosis
- Nutrisi : PABA, factor dalam plasma dan konstitusi genetic.
BLACK WATER FEVER
Definisi :
Suatu manifestasi malaria P. falciparum, terjadi pada individu yang terinfeksi
dan diciri khaskan adanya :
- Haemolysis intravaskuler
- Panas
- Haemoglobinuria
Etiologi :
Ini berhubungan dengan infeksi Plasmodium falciparum, sering terjadi
penderita non imun dan dengan pemakaian quinine yang dosisnya tidak
adequate baik untuk prophylaksis maupun pengobatan serangan klinik yang
berulang.
Faktor-faktor yang dapat mencetuskan black watee fever :
1. Quinine
2. dingin
3. Terpapar pada sinar matahari
4. Kelelahan
5. Trauma
6. kehamilan
7. Partus dan theraphy sinar-X pada lien
Pathogenesis ;
Haemolysis intra vaskuler
Mekanisme haemolisis :
Mekanisme yang tepat tidak diketahui. Kelihatannya ada agent haemolytic
terlibat dalam hal ini dimana RBC menjalani lysis dan mengeluarkan
sejumlah besar oxyhaemoglobin didalam darah.
Malaria falciparum → haemolysis intra vaskuler terjadi secara periodic akibat
schizogoni kemudian merangsang RES sehingga terbentuk antibody yang
berupa haemolysin dan lecitholysin.
Malaria falciparum , terjadi serangan berulang-ulang dari malaria → status
Hypersensitivitas oleh factor Pencetus terjadi pembentukan Haemolysin : +++
+ → Haemolysis intra vaskuler.
Individu dengan G6PD deficiency → sensitive terhadap haemolysis
Hb yang berlebihan didalam darah
(akibat haemolysis intra vaskuler)
Methaemalbuminaemia :
Oxyhaemoglobin dalam darah
Haematin globin
Oxydasi
Albumin serum + Ferric state
Methaemalbumin (tidak diekskresikan)
Methaemalbuminemia
Hyperbilirubinaemia :
Bilirubin yang dibentuk di RES
Berlebihan
Tetap bertahan didalam darah
Hyperbilirubinaemia
Haemaglobinuria :
Hb yang berlebihan tidak dapat diikat haptoglobin (suatu protein darah)
sehingga terjadilah haemaglobinuria.
Pigmen didalam darah dan urine :
Didalam darah :
- Oxyhaemaglobin
- Methaemalbumin
- Bilirubin, Reaksi van den bergh : indirect (+)
Didalam urin :
- Oxyhemaglobin (merah)
- Methaemoglobin ( coklat gelap atau hitam)
- Haematin
- Urobilin (dalam urin tidak ada methaeamalbumin)
Parasit dalam darah :
Pada kebanyakan kasus P. falciparum tidak ditemukan dalam darah, karena
mereka dihancurkan pada waktu krisis haemolytik.
Akan tetapi akan ditemukan kembali setelah 1 minggu atau 2 minggu setelah
krisis haemolytik.
Patologi :
Terdiri dari kelainan anatomi dan histopatologi semua terdapat pada Malaria
falciparum berat.
Hati :
- besar lembut
- Berwarna kuning (krn haemosiderin)
- Nekrosis terutama dizona central daripada lobulus hati.
Kantung empedu :
Berisi bila yang kental dan hijau tua .
Lien : Besar dan hitam karena pigment haemoglobin.
Ginjal :
Besar dan berwarna gelap kerena diakibatkan kongesti dan pigmentasi.
Microskopis:
- perubahan degenerasi di tubulus convulated distal → diblokir
oleh toraks haemoglobin (Eosinophilic granuler debris)
- Parasit bisa (+) / (-) didalam kapiler ginjal.
Pada Black water fever :
Banyak penimbunan pigment haemosiderin yang berlebihan pada hepar, lien
dan ginjal.
Patologi klinik :
Perubahan pada darah :
Cytologi : hitung RBC : 1 – 2 juta/mm3 (normocytic anemia), % Hb menurun
sampai 10 bisa terjadi normoblas, polycromasia dan basophilic stippling pada
RBC.
Perubahan pada Urinari :
- warna kencing dari merah sampai coklat gelap
- reaksi asam
- jika diendapkan → endapan amorphous berwarna coklat gelap.
- Albumin banyak diekskresikan
- Urbilin : Reaksi hebat (banyak).
Mikroskopis :
- cast HB
- haematin kristal
- RBC : (-)
Komplikasi :
- kegagalan ginjal (uraemia)
- acute liver failure
- Circulatory colapce
Sequelae : Anemia dan calculi pigmen
Therapi :
- ekstrak dari daun vitex peduncularis dapat mencegah krisis
haemolytic black water fever
- corticisteroid dapat membantu pada krisis haemolitik.
Pada waktu penyembuhan :
- Reticulositosis
- Leukositosis neutrophilic pada derajat sedang.
Perubahan biokimia :
- urea darah ↑↑
- Cholesterol ↓
- Plasma haptoglobin ↓↓↓.