Paracoccidioides Brasiliensis

5
Paracoccidioides brasiliensis Klasifikasi Kingdom : Fungi Filum : Ascomycota Subfilum : Ascomycotina Kelas : Eurotiomycetes Ordo : Onygenales Famili : Ajellomycetaceae Genus : Paracoccidioides Species : Paracoccidioides brasiliensis Morfologi Merupakan jamur dimorfik bebas. Memiliki ukuran 5-40 µm. Dalam biakan agar Sabouraud pada suhu kamar, jamur ini membentuk koloni filamen. Bila dibiakkan pada suhu 37 o C jamur membentuk koloni ragi dengan sel ragi berdinding tebal dan bertunas banyak. Memiliki dua fase yaitu : - Pada fase myselium didapatkan hypae bersepta (berbentuk tabung yang memiliki sekat) mempunyai

Transcript of Paracoccidioides Brasiliensis

Page 1: Paracoccidioides Brasiliensis

Paracoccidioides brasiliensis

Klasifikasi

Kingdom : Fungi

Filum : Ascomycota

Subfilum : Ascomycotina

Kelas : Eurotiomycetes

Ordo : Onygenales

Famili : Ajellomycetaceae

Genus : Paracoccidioides

Species : Paracoccidioides brasiliensis

Morfologi

Merupakan jamur dimorfik bebas. Memiliki ukuran 5-40 µm. Dalam biakan agar

Sabouraud pada suhu kamar, jamur ini membentuk koloni filamen. Bila dibiakkan pada suhu 37 oC jamur membentuk koloni ragi dengan sel ragi berdinding tebal dan bertunas banyak.

Memiliki dua fase yaitu :

- Pada fase myselium didapatkan hypae bersepta

(berbentuk tabung yang memiliki sekat) mempunyai

chlamydoconidia terminal dan intercalary dan juga

mempunyai mikroconidia.

Page 2: Paracoccidioides Brasiliensis

- Pada fase yeast, tampak multiple budding sel yang mempunyai bentukan khas seperti

kemudi kapal (ship’s wheel)

Patogenesis

Paracoccidioides brasiliensis menyebabkan suatu penyakit yang disebut dengan

paracoccidioidomycosis. Paracoccidioidomycosis adalah suatu penyakit kronis yang

granulomatus dan progresif. Penyakit ini biasanya menyerang paru-paru, mukosa mulut dan

hidung.

Manusia dapat terinfeksi melalui inhalasi spora jamur. Lesi primer terjadi di paru,

biasanya progresif. Dari menyebar secara perlahan-lahan ke kelenjar limfa, kelenjar adrenal,

dan organ retikuloendotelial.

Epidemiologi

Epidemiologi dari Paracoccidioidomycosis belum dapat ditentukan jelas jelas namun

sebagian besar terjadi di Amerika Selatan, terutama brazil, venezuela, dan kolombia. Penyakit ini

kebanyakan menyerang pasien berumur 30-60 tahun, dan lebih dari 90% adalah pria.

Page 3: Paracoccidioides Brasiliensis

Gejala

Lesi pada mulut, hidung, hati, limfa, adrenal, atau kulit.

Batuk

Sulit bernapas

Nyeri pada dada

Emfisema

Diagnosis

Bahan untuk pemeriksaan adalah dahak, nanah, dan biopsi jaringan. Pada sediaan langsung

dengan larutan KOH 10%, jamur tampak sebagai sel ragi yang bertunas banyak.

Pada sediaan histopatologik jamur tampak sebagai sel ragi bertunas banyak disarang radang atau

asbes.

.

Biakan dalam medium agar Sabouraud pada suhu kamar membentuk koloni filamen dengan

mitokondria, pada suhu 37oC membentuk koloni ragi yang bertunas banyak. Pemeriksaan

serologi berguna untuk mengarahkan diagnosis dan megikuti perjalanan penyakit.

Penyembuhan

Page 4: Paracoccidioides Brasiliensis

Itraconazol merupakan obat yang paling efektif terhadap paracoccidioidomycosis, tetapi

Ketoconazol dan Trimetroprim-sulfamethoxazol juga dapat menyembuhkan. Penyakit yang lebih

akut dapat diobati dengan Amphotericin B.