Paper Tumor Otak

7
2.1 Tumor Otak 2.1.1 Definisi Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benign) ataupun ganas (maligna), yang membentuk massa pada ruang intrakranial atau di sumsum tulang belakang (Hidayat, 2011) 2.1.2 Klasifikasi Tumor atau neoplasma pada susunan saraf pusat dibedakan dalam bentuk 1). Tumor Primer, yaitu neoplasma yang berasal dari perubahan sel-sel neuron otak itu sendiri dan 2). Tumor Sekunder yaitu neoplasma yang muncul di otak akibat adanya proses metastasis tumor primer yang letaknya ekstrakranial. (Hakim,2008) Adapun proses metastase ini dapat berasal dari tumor yang letaknya di daerah payudara, paru-paru, prostat, ginjal, tiroid maupun dari traktus digestivus. (Hakim,2008) Selain itu tumor tersebut dapat juga masuk ke dalam ruang intracranial secara per kontinuatum, yaitu melalui foramina di basis kranii, seperti misalnya pada infiltrasi karsinoma anaplastik dari nasofaring. (Ngoerah,1990) 2.1.3 Epidemiologi Secara epidemiologi, tumor ini dapat menyerang segala usia, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua. (Hakim,2008) Tidak ada perbedaan angka insiden yang signifikan antara laki-laki dan perempuan, namun dari data dikatakan laki-laki memiliki angka insiden yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. (Hidayat,2011) sekitar 60.74 % kasus terjadi pada laki-laki dan 39.26 % kasus terjadi pada perempuan. (Hidayat,2011) Tumor otak

description

referat neuro

Transcript of Paper Tumor Otak

Page 1: Paper Tumor Otak

2.1 Tumor Otak

2.1.1 Definisi

Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benign) ataupun ganas (maligna),

yang membentuk massa pada ruang intrakranial atau di sumsum tulang belakang (Hidayat,

2011)

2.1.2 Klasifikasi

Tumor atau neoplasma pada susunan saraf pusat dibedakan dalam bentuk 1). Tumor Primer,

yaitu neoplasma yang berasal dari perubahan sel-sel neuron otak itu sendiri dan 2). Tumor

Sekunder yaitu neoplasma yang muncul di otak akibat adanya proses metastasis tumor primer

yang letaknya ekstrakranial. (Hakim,2008) Adapun proses metastase ini dapat berasal dari

tumor yang letaknya di daerah payudara, paru-paru, prostat, ginjal, tiroid maupun dari traktus

digestivus. (Hakim,2008) Selain itu tumor tersebut dapat juga masuk ke dalam ruang

intracranial secara per kontinuatum, yaitu melalui foramina di basis kranii, seperti misalnya

pada infiltrasi karsinoma anaplastik dari nasofaring. (Ngoerah,1990)

2.1.3 Epidemiologi

Secara epidemiologi, tumor ini dapat menyerang segala usia, mulai dari anak-anak, remaja

hingga orang tua. (Hakim,2008) Tidak ada perbedaan angka insiden yang signifikan antara

laki-laki dan perempuan, namun dari data dikatakan laki-laki memiliki angka insiden yang

lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. (Hidayat,2011) sekitar 60.74 % kasus terjadi

pada laki-laki dan 39.26 % kasus terjadi pada perempuan. (Hidayat,2011) Tumor otak dapat

terjadi pada kelompok usia yang bervariasi, mulai dari 3 bulan hingga usia lebih dari 50

tahun.

2.1.4 Etiologi

Beberapa faktor-faktor etiologi yang dianggap berperan dalam munculnya neoplasma di otak

antara lain: 1). Faktor genetik, 2). Adanya bangunan embrional yang tertinggal, 3). Radiasi,

4). Virus dan 5). Zat-zat yang bersifat karsinogenik. (Ngoerah,1990)

2.1.5 Patogenesis

Tumor pada otak dapat menimbulkan manifestasi neurologis yang dapat muncul melalui

beberapa mekanisme. Tumor kecil yang terletak intrakranial bisa mengganggu dan merusak

jaras-jaras saraf yang melintang di otak. Tumor memiliki kemampuan untuk menginvasi,

Page 2: Paper Tumor Otak

infiltrasi dan tumbuh menggantikan jaringan parenkim otak normal, serta mengganggu dan

merusak fungsi normal jaringan tersebut. Otak merupakan organ intrakranial yang memiliki

volume yang terbatas, sehingga adanya pertumbuhan neoplasma otak yang terjadi pada

parenkimnya akan menyebabkan terjadinya oedema jaringan otak yang disertai adanya

peningkatan tekanan intrakranial. Selain itu neoplasma yang terjadi pada daerah yang dekat

dengan ventrikel III dan IV di otak dapat menimbulkan munculnya hidrosefalus obstruktif

akibat terhambatnya aliran likuor serebrospinalis karena mekanisme desak ruang yang

disebabkan oleh tumor tersebut. Proses pembentukan neovaskularisasi dari angiogenesis oleh

tumor juga berperan menyebabkan terjadinya oedema pada parenkim otak. (Huff,2013)

Efek kumulatif akibat adanya invasi dan perkembangan dari tumor, edema dan hidrosefalus

obstruktif mengarah pada terjadinya peningkatan tekanan intrakranial dan gangguan perfusi

jaringan di otak. Peningkatan tekanan intracranial ini dapat menyebabkan terjadinya

pergeseran atau herniasi jaringan bawah falk serebri melalui tentorium serebeli atau foramen

magnum. Tumor yang tumbuh secara lambat dan pada daerah lobus otak seperti lobus

frontalis dapat berhubungan dengan perjalanan klinis yang berbahaya dan cenderung lebih

besar untuk dideteksi. Sebagian besar tumor otak primer tidak mengalami proses metastasis.

Namun jika metastasis mungkin terjadi, penyebaran intrakranial lebih dominan dari pada

penyebabran ekstrakranial tumor. (Ngoerah,1990; Huff,2013)

2.1.6 Manifestasi Klinis

Adapun manifestasi klinis yang sering dijumpai pada neoplasma intrakranial meliputi:

1. Gejala Umum

Gejala umum yang muncul erat kaitannya dengan peningkatan tekanan intrakranial

yang terjadi akibat massa tumor di ruang intrakranial. Beberapa gejala umum yang

sering dijumpai seperti (Ngoerah,1990; Hakim, 2008; Huff, 2013):

Sakit kepala yang terutama dijumpai saat bangun tidur di pagi hari. Sakit yang

dirasakan seperti berdenyut, tapi dapat juga dirasakan seperti kepala penuh.

Sakit kepala tersebut datang berupa serangan yang tidak teratur dan semakin

hari semakin sering dirasakan. Ciri khas lain nyeri kepala pada tumor otak

yaitu sakit kepala yang awalnya mampu diatasi dengan analgetik namun

lambat laun analgetik yang dikonsumsi tidak berkhasiat kembali. Nyeri kepala

yang dirasakan juga akan bertambah ketika mengejan, batuk-batuk, ataupun

bersin.

Page 3: Paper Tumor Otak

Muntah yang terjadi terutama saat bangun tidur di pagi hari. Muntah biasanya

berupa muntah proyektil yang tidak didahului oleh rasa mual.

Gangguan ketajaman pengelihatan/visus dan lapangan pandang akibat

tertekannya nervus optikus.

Kejang yang dapat berupa kejang bersifat fokal ataupun kejang umum. Kejang

fokal terjadi pada tumor yang terletak di permukaan otak terutama lobus

temporalis. Sedangkan kejang umum biasanya terjadi akibat penekanan

terhadap korteks serebri atau akibat adanya pembengkakakn otak.

2. Gejala Khusus

Gejala khusus atau gejala spesifik/fokal muncul akibat adanya kerusakan atau

pendesakan jaringan saraf atau otak, sesuai dengan lokasi tumor itu berada.

Tabel 2.1 Gejala Spesifik pada tumor otak/tanda lokasisatorik

NO. Lokasi Gejala

1. Lobus Frontalis Gangguan mental dengan fungsi intelektual terganggu,

muncul reflek memegang, menetek. Kejang adversif,

Witzelsucht, adanya tanda-tanda peningkatan tekanan

intrakranial.

2. Lobus Presentralis Kejang pada sisi kontralateral, hemiparesis

kontralateral, paraparesis inferior.

3. Lobus Parietalis Bangkitan jakson sensoris, astereognosis, merangsang

nyeri thalamus (thalamus over reaction).

4. Lobus Temporalis Afasia sensoris, gangguan fungsi peciuman, halusinasi

auditorik, ucinate fits.

5. Lobus Oksipital Nyeri kepala di daerah oksipital, gangguan lapangan

pandang, hemianopsi, agnosi visual dan aleksi.

6. Korpus Kalosum Gangguan ingatan, kejang fokal dan umum.

7. Serebelum Nyeri kepala di bagian oksipital yang menjalar hingga

leher belakang, bisa menimbulkan nystagmus dan

ataksia serebeler.

8. Sudut Serebro

Pontin

Gangguan fungsi pendengaran.

Page 4: Paper Tumor Otak

9. Hipotalamus Memunculkan gejala peningkatan TIK akibat oklusi

foramen Monroe, gangguan fungsi hipotalamus yang

mengarah ke gangguan perkembangan seksual pada

anak-anak, dwarfism.

10. Batang otak Hemiplegi alternans

2.1.7 Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang

Anamnesis dan pemeriksaan fisik sangat membantu dalam menegakkan diagnosis tumor

otak. Pemeriksaan neuroimaging dilakukan untuk membantu menunjang diagnosis. Beberapa

pemeriksaan penunjang neuroimaging yang dilakukan pada tumor otak meliputi (Ngoerah,

1990; Hakim,2008):

1. Foto polos kepala

Cenderung sebagai screening test, jika terdapat tanda-tanda peningkatan tekanan

intrakranial.

2. Elektroensefalografi (EEG)

Perekaman EEG di atas suatu tumor akan menunjukkan adanya gelombang delta

(0.5 – 4 siklus per detik).

3. CT-SCAN kepala

CT-Scan dapat membedakan tumor dengan jaringan disekitarnya melalui

perbedaan densitas jaringannya. Penilaian CT-Scan pada tumor otak meliputi ada

tidaknya proses desak ruang, midline shift, penekanan dan perubahan bentuk

ventrikel otak.

4. Angiografi

5. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI mampu mendeteksi tumor secara jelas dan dapat mendeteksi kelaian jaringan

sebelum terjadinya kelainan morfologi.

2.1.9 Diagnosis Banding

Diagnosis banding pada tumor otak meliputi abses intraserebral, epidural hematoma,

hipertensi intrakranial benigna, meningitis kronis.(Hidayat,2011)

2.1.10 Penatalaksanaan

Pemilihan jenis terapi pada tumor otak tergantung pada beberapa faktor, antara lain: 1).

Kondisi umum penderita, 2). Tersedianya alat yang lengkap, 3). Pengertian penderita dan

Page 5: Paper Tumor Otak

keluarganya tentang penyakit yang diderita serta komplikasi dan keberhasilan terapi, 4).

Luasnya metastasis tumor.(Hidayat,2011) Penatalaksanaan tumor otak meliputi terapi

definitif dan terapi suportif. Terapi suportif yang diberikan meliputi penatalaksanaan

dengan antikonvulsan untuk mengatasi kejang yang muncul akibat massa tumor dan

kortikosteroid untuk oedema.(Hidayat,2011) Terapi definitif yaitu dengan melakukan

reseksi tumor melalui proses pembedahan yang dilakukan jika dalam keadaan emergensi

kesadaran pasien menurun tiba-tiba, atau pada keadaan paliatif yaitu pada pasien tumor

otak stadium dini.(Hakim,2008; Hidayat,2011) Selain itu terapi definitive lain yaitu

dengan radioteapi, kemoterapi dan imunoterapi.(Hidayat,2011) Prognosis tumor otak

sangat bergantung pada reseksi yang dilakukan, serta bergantung jenis tumor spesifik atau

tipe tumornya.(Hidayat,2011)