Paper Polusi Suara

26
BAB I PENDAHULUAN Sejak berabad tahun lalu, manusia telah mengenal suara dan menggunakannya dalam berkomunikasi dengan sesama. Suara erat kaitannya dengan salah satu indra manusia, yaitu indra pendengaran berupa telinga. Keduanya merupakan karunia yang diberikan Tuhan kepada manusia. Tanpa keduanya, niscaya proses komunikasi manusia akan terganggu. Sayangnya, perlakuan manusia pada indera pendengaran seringkali tak pada tempatnya. Berjam-jam memutar musik jenis heavy metal dengan volume full, atau nonton konser musik rock persis di bawah sound system, boleh jadi pada suatu waktu akan berakibat fatal pada indera pendengaran. Ciri polusi suara adalah suara bising yang teramat mengganggu, sehingga cepat atau lambat akan memengaruhi kondisi kejiwaan manusia. Bukan hanya itu, jika kondisi ini dialami dalam kurun waktu yang panjang, imbasnya akan membuat telinga berkurang kepekaannya. Indera pendengaraan kita lebih sering terganggu oleh kondisi yang memang tidak kita inginkan. Misalkan gemuruh lalu lintas, tinggal di pinggir bandar udara, bekerja di pabrik dengan suara mesin

description

rtrtr

Transcript of Paper Polusi Suara

BAB IPENDAHULUAN

Sejak berabad tahun lalu, manusia telah mengenal suara dan menggunakannya dalam berkomunikasi dengan sesama. Suara erat kaitannya dengan salah satu indra manusia, yaitu indra pendengaran berupa telinga. Keduanya merupakan karunia yang diberikan Tuhan kepada manusia. Tanpa keduanya, niscaya proses komunikasi manusia akan terganggu.

Sayangnya, perlakuan manusia pada indera pendengaran seringkali tak pada tempatnya. Berjam-jam memutar musik jenis heavy metal dengan volume full, atau nonton konser musik rock persis di bawah sound system, boleh jadi pada suatu waktu akan berakibat fatal pada indera pendengaran.

Ciri polusi suara adalah suara bising yang teramat mengganggu, sehingga cepat atau lambat akan memengaruhi kondisi kejiwaan manusia. Bukan hanya itu, jika kondisi ini dialami dalam kurun waktu yang panjang, imbasnya akan membuat telinga berkurang kepekaannya.

Indera pendengaraan kita lebih sering terganggu oleh kondisi yang memang tidak kita inginkan. Misalkan gemuruh lalu lintas, tinggal di pinggir bandar udara, bekerja di pabrik dengan suara mesin yang keras, dan masih banyak lagi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa polusi suara adalah kebisingan yang menggangu hingga lambat laun akan mempengaruhi emosi dan kejiwaan manusia. Disinyalir polusi suara ini juga bisa menimbulkan penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi). Jika kondisi ini di alami manusia dalam jangka waktu yang panjang, dapat berakibat berkurangnya sensitivitas gendang telinga bahkan dapat menyebabkan tuli. Bukan hanya itu, jika kondisi ini dialami dalam kurun waktu yang panjang, imbasnya akan membuat telinga berkurang kepekaannya.

Manusia mempunyai kemampuan untuk mendengarkan frekuensi-frekuensi suara mulai dari 20 hertz hingga 20.000 hertz. Jika suara berada di bawah batas itu (infrasonik), atau di atasnya (ultrasonik), maka tidak akan bisa didengar oleh manusia. Sementara itu, manusia juga dapat mendengar suara dalam skala desibel (tingkat kebisingan) dari 0 (pelan sekali), hingga 140 desibel (suara tinggi dan menyakitkan). Jika suara yang didengar lebih dari 140 desibel, bisa terjadi kerusakan pada gendang telinga dan organ-organ di dalam gendang telinga. Ambang batas maksimum yang aman bagi manusia adalah 80 desibel. Namun, pendengaran manusia dapat mentolerir lebih dari 80 desibel, asalkan waktu paparannya diperhatikan. Idealnya, selama delapan jam seseorang bekerja pada 70 desibel. Pada mereka yang bekerja pada tingkat kebisingan 90 desibel, lama kerjanya sekitar empat jam. Tingkat kebisingan 95 dersibel, lama bekerja dua jam. Dan tingkat kebisingan 100 desibel, lama bekerja satu jam. Apabila seseorang bekerja melebihi ambang batas yang telah ditolerir, maka untuk jangka panjang akan mengalami gangguan pendengaran.

Sebetulnya, polusi suara bukan hanya menggangu indera pendengaran saja. Berada di lingkungan dengan suara bising yang mengganggu juga dapat menyebabkan hipertensi, karena terpicu oleh emosi yang tidak stabil. Hasil studi epidemiologis di Amerika Serikat menyebutkan, ketidakstabilan emosi akibat terpapar suara bising akan mengakibatkan stress. Jika ditambah dengan penyempitan pembuluh darah, maka dapat memacu jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah keseluruh tubuh. Dalam waktu yang lama, tekanan darah akan naik, dan terjadilah hipertensi.

Penelitian serupa juga dilakukan pada 2003 oleh Robert Koch Institute di Jerman terhadap 1.700 penduduk Kota Berlin. Hasilnya menyatakan, orang yang hidup dengan kebisingan lalu lintas cenderung memiliki tekanan darah tinggi dibandingkan mereka yang tingal di lingkungan yang lebih tenang. Dr Heidemarie Wende dari Federal Environment Agency, yang mengepalai studi tersebut mengatakan bahwa studi ini menunjukkan bahwa polusi suara meningkatkan tekanan darah, dan karenanya memiliki dampak buruk bagi kesehatan jangka panjang.Walaupun terdengar sepele, ada baiknya kita mulai memerhatikan kesehatan indera pendengaran kita. Karena kemampuan mendengar adalah sebuah karunia yang tak ternilai harganya.

Uraian mengenai polusi suara (kebisingan) yang dibahas pada laporan ini dimulai dari regulasi, definisi kebisingan, jenis kebisingan, sumber kebisingan, ambang batas kebisingan, pengukuran, dampaknya terhadap lingkungan serta penanganannya.BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Regulasi Regulasi yang berhubungan dengan pengendalian dan penanggulangan polusi snuara di antaranya sebagai berikut:1. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP 48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan.Pasal 1 (ayat 3) : Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan;2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri Menteri Kesehatan Republik Indonesia.VI. Kebisingan di Ruangan Kebisingan di ruangan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu atau membahayakan kesehatan. Sumber bising dapat dikendalikan dengan cara antara lain : meredam, menyekat, pemindahan, pemeliharaan, penanaman pohon, membuat bukit buatan, dan lain-lain.3. Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 551/2001 Tentang Penetapan Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan di propinsi DKI Jakarta.

2.2 Definisi KepMen LH No. 48 Tahun 1996Polusi suara atau kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.

JIS Z 8106 [IEC60050-801]Kebisingan didefinisikan sebagai "suara yang tak dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor718/Menkes/Per/XI/1987Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak diinginkan sehingga mengganggu dan atau dapat membahayakan kesehatan. P2M dan PLP Depkes RI, 1993Bising ini merupakan kumpulan nada-nada dengan bermacam-macam intensitas yang tidak diinginkan sehingga mengganggu ketentraman orang terutama pendengaran. Surat edaran Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi Nomor SE 01/Men/1978Kebisingan ditempat kerja adalah semua bunyi-bunyi atau suara-suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat produksi di tempat kerja.

2.3 Jenis Kebisingan2.3.1 Berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, bising dibagi atas: 1. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas. Bising ini relatif tetap dalam batas kurang lebih 5 desibel (dB) untuk periode 0,5 detik berturut-turut. Misalnya : mesin mobil, kipas angin.2. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit. Bising ini juga relatif tetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (pada frekuensi 500, 1000, dan 4000 Hz). Misalnya : gergaji sekuler, katup gas.3. Bising terputus-putus (Intermitten). Bising yang tidak terus menerus, melainkan ada periode relatif tenang. Misalnya suara lalu lintas, kebisingan di lapangan terbang.4. Bising Impulsif. Bising jenis ini memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengaran. Misalnya: tembakan, suara ledakan mercon, meriam.5. Bising Impulsif berulang. Sama dengan bising impulsif, hanya saja disini terjadi secara berulang-ulang. Misalnya : mesin tempa, pukulan hammer tiang pancang.2.3.2 Berdasarkan pengaruh terhadap manusia, dapat dibagi atas :1. Bising yang menggangu (Irriatating noise). Bising dengan intensitas tidak terlalu keras. Misalnya : mendengkur.2. Bising yang menutupi (Masking noise). Bising yang menutupi pendengaran dengan jelas. Secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan. Misalnya : teriakan atau isyarat tanda bahaya, suara klakson (Tingkat suara klakson kendaraan bermotor serendah-rendahnya 90 dB dan setinggi tingginya 118 dB) .3. Bising yang merusak (Damaging / Injurious noise). Adalah bunyi yang intensitasnya melampaui Nilai Ambang batas (NAB). Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan fungsi pendengaran. Misalnya : suara ledakan.

2.4 Sumber Kebisingan2.4.1 Menurut Federal Noise Control Act of 1972, beberapa jenis kebisingan utama adalah :1. Kebisingan akibat industri Lingkungan industri merupakan salah satu sumber kebisingan. Beberapa mesin dan peralatan industri yang menimbulkan bising di antaranya sebagai berikut:Tabel sumber kebising

2. Kebisingan yang dihasilkan alat konstruksi Peralatan konstruksi menjadi sumber kebisingan karena tipe mesin dan peralatan yang besar, ukuran alat yang besar, daya yang tinggi, dan prinsip pengoperasiannya.Tabel alat konstruksi yang menyebabkan bising

3. Kebisingan akibat pesawat terbangKebisingan akibat pesawat terbang terjadi pada saat pesawat akan lepas landas atau mendarat di bandar udara. Kebisingan pada pesawat terbang sangat tergantung dari perkembangan jenis pesawat dan jenis mesinnya. Contohnya, pesawat yang menggunakan mesin turbo jet mempunyai tingkat kebisingan yang lebih besar dari pesawat yang menggunakan mesin turbo fan.4. Kebisingan akibat kereta api Bising kereta api pada umumnya diakibatkan oleh pengoperasian dari kereta api atau lokomotif tersebut, bunyi sinyal di perlintasan kereta api, bising di stasiun, dan pengerjaan serta pemeliharaan konstruksi rel. Tetapi sumber utama penyebab kebisingan kereta api adalah bunyi bising akibat roda dan gesekan antara roda dengan rel, serta bising yang ditimbulkan oleh sistem dan proses pembakaran pada kereta api tersebut. (Harris, 1979)5. Kebisingan akibat lalu lintas Salah satu sumber utama polusi suara atau kebisingan adalah bunyi lalu lintas kendaraan bermotor. Dimana bising kendaraan bermotor itu sendiri bersumber dari mesin kendaraan, bunyi knalpot (pembuangan), serta bunyi yang dihasilkan oleh interaksi antara roda dengan jalan.

Kebisingan lalu lintas berada pada frekuensi 100 sampai 4000 Hz. Pada umumnya bunyi lalu lintas berada pada frekuensi 1000 Hz, sedangkan kebisingan akibat ban dan knalpot (pembuangan) terjadi diatas dari 250 Hz. (AASHTO, 2004).

2.5 Ambang Batas Kebisingan Nilai kebisingan suara diukur dalam unit yang disebut desibel (dB). Perbedaan antara suara dan kebisingan sering subyektif dan masalah pendapat pribadi. Namun demikian, beberapa efek yang sangat berbahaya yang disebabkan oleh paparan ke tingkat suara yang tinggi. Efek ini dapat berkisar pada tingkat keparahan dari yang sangat menyebalkan menjadi sangat menyakitkan dan berbahaya. Tingkat Decibel Suara Secara UmumDesibelEnvironmental Condition

0Threshold of hearing

10Rustle of leaves

20Broadcasting studio

30Bedroom at night

40Library

50Quiet office

60Conversational speech (at 1m)

70Average radio

74Light traffic noise

90Subway train

100Symphony orchestra

110Rock band

120Aircraft takeoff

Tingkat Kebisingan Berdasarkan Peruntukan Kawasan/Lingkungan KegiatanSumber : KepMen LH No. 48 Tahun 1996 Sebuah batas waktu (durasi) standar yang aman telah diatur untuk berbagai tingkat kebisingan. Selain durasi aman ini, kebisingan yang berlangsung dalam periode waktu tertentu juga dapat menyebabkan gangguan pendengaran.Durasi Aman Sebuah KebisinganDurationdB

8 hours90

4 hours93

2 hours96

1 hours99

30 minutes102

15 minutes105

7 minutes108

4 minutes111

2 minutes114

1 minutes117

30 seconds120

2.6 Pengukuran Kebisingan1. Metode PengukuranPengukuran tingkat kebisingan dapat diiakukan dengan cara:Dengan sebuah sound level meter biasa diukur tingkat tekanan bunyi db (A) selama 10 (sepuluh) menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan setiap 5 (lima) detik.2. Metode PerhitunganWaktu pengukuran dilakukan selama aktifitas 24 jam (LSM) dengan cara pada siang hari tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 10 jam (LS) pada selang waktu 06.00 - 22. 00 dan aktifitas malam hari selama 8 jam (LM ) pada selang 22.00 - 06.00. Setiap pengukuran harus dapat mewakili selang waktu tertentu dengan menetapkan paling sedikit 4 waktu pengukuran pada siang hari dan pada malam hari paling sedikit 3 waktu pengukuran, sebagai contoh:- L1 diambil pada jam 7.00 mewakli jam 06.00 - 09.00- L2 diambil pada jam 10.00 mewakili jam 09.00 - 11.00- L3 diambil pada jam 15.00 mewakili jam 14.00 - 17.00- L4 diambil pada jam 20.00 mewakili jam 17.00.- 22.00- L5 diambil pada jam 23.00 mewakili jam 22.00 - 24.00- L6 diambil pada jam 01.00 mewakili jam 24.00 - 03.00- L7 diambil pada jam 04.00 mewakili jam 03.00 - 06.00

Contoh: LS dihitung sebagai berikut : LS = 10 log 1/16 ( 10 0,1*L1 +.... +100,1*L4) dB (A) LM dihitung sebagai berikut : LM = 10 log 1/8 ( 10 0,1*L5 +.... +100,1*L7) dB (A) Untuk mengetahui apakah tingkat kebisingan sudah melampaui tingkat kebisingan maka perlu dicari nilai LSM dari pengukuran lapangan. LSM dihitung dari rumus:LSM = 10 log 1/24 ( 16.10 0,1*Ls + 8.100,1*(Lm+5)) dB (A)Keterangan:- LS = Leq selama siang hari - LM = Leq selama malam hari - LSM = Leq selama siang dan malam hari. - L1 L7 = Tingkat bising terhitung dalam interval waktu masing-masing shift.3. Metode EvaluasiNilai LSM yang dihitung dibandingkan dengan nilai baku tingkat kebisingan yang ditetapkan dengan toleransi +3 dB(A).

2.7 Dampak Kebisingan1. Pada Binatang Menganggu kedamaian kehidupan binatang Mengganggu produktifitas susu dan daging hewan ternak karena mengalami stres.

2. Pada manusia Gangguan Fisiologis Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi, basal, metabolisme. Gangguan Psikologis Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, emosi. Gangguan komunikasi Gangguan komunikasi ini menyebabkan terganggunya pekerjaan bahkan mungkin terjadi kesalahan. Ganguan terhadap pendengaranBisa menyebabkan kehilangan pendengaran sementara maupun permanen.

Untuk lebih jelasnya, dampak-dampak tersebut di atas diuraikan dalam tabel berikut ini:

2.8 Penanganan DampakPenanganan dampak dari polusi suara yang disebabkan oleh aktivitas transportasi yaitu:1. Kebisingan yang diakibatkan oleh mesin pesawat.Penanganan dampaknya dapat dilakukan dengan cara:a. Penggunaan alat penutup lubang telinga (headset) oleh petugas bandar udara dan penumpang pesawat yang banyak beraktivitas dekat dengan pesawat terbang.

Sumber: http://hari-oce.blogspot.com/2011/06/aircraft-marshalling.html http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=167300

b. Mendesain bandar udara jauh dari permukiman.Contoh untuk kasus pemindahan (relokasi) Bandar udara Kemayoran yang dibangun pada tahun 1950, dipindahkan ke daerah Cengkareng melalui instruksi presiden pada tanggal 1 Oktober 1984 dikarenakan lingkungan sekitar bandara sudah padat dan menjadi kawasan permukiman dan perkantoran.

Peta Situasi Bandara Kemayoran Tahun 1950

Peta Situasi Bandara Kemayoran Saat Ini

Sumber:http://halo.bagusrully.com/20111207/bandar-udara-kemayoran/

Keterangan:1. Landasan pacu utama2. Landasan pacu 23. Menara kontrol 1 bandar udara4. Terminal Bandar udara kemayoran5. Apron Bandar udarac. Membangun tempat tinggal atau tempat beraktivitas tidak dekat dengan wilayah bandar udara.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan, Nomor : KM 11 Tahun 2010, Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional yaitu:Pasal 26Untuk mendirikan, mengubah, atau melestarikan bangunan di dalam batas-batas kebisingan tingkat I, II, dan III harus sesuai dengan ketentuan tata guna lahan dan peruntukan batas-batas kawasan kebisingan yaitu:a. Kawasan kebisingan tingkat I dengan nilai WECPNL (Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level) lebih besar atau sama dengan 70 dan lebih kecil 75 (70 WECPNL < 75), yaitu tanah dan ruang udara yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis kegiatan dan atau bangunan kecuali untuk jenis bangunan sekolah dan rumah sakit.b. Kawasan kebisingan tingkat II dengan nilai WECPNL (Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level) lebih besar atau sama dengan 75 dan lebih kecil 80 (75 WECPNL < 80), yaitu tanah dan ruang udara yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis kegiatan dan atau bangunan kecuali untuk jenis kegiatan dan/atau bangunan sekolah, rumah sakit, dan rumah tinggal.c. Kawasan kebisingan tingkat III dengan nilai WECPNL (Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level) lebih besar atau sama dengan 80 (80 WECPNL), yaitu tanah dan ruang udara yang dapat dimanfaatkan untuk membangun fasilitas bandar udara yang dilengkapi insulasi suara dan dapat dimanfaatkan sebagai jalur hijau atau sarana pengendalian lingkungan dan pertanian yang tidak mengundang burung.

2. Kebisingan yang diakibatkan oleh pengoperasian kereta api/lokomotifnya dan sinyal sirene perlintasan kereta api.Penanganan dampaknya dapat dilakukan dengan cara:a. Penggunaan helm atau menutup kaca kendaraan bermotor sehingga suara kereta lewat yang terdengar tidak berlebihan.

b. Tidak mendirikan kawasan pemukiman di pinggir rel kereta

Gambar Kondisi Permukiman di Pinggir Relc. Saat di stasiun, menunggu dibelakang garis keselamatan atau diruang tunggu yang sudah ditentukan dengan melindungi telinga atau sedikit menjauh ketika kereta melintas.

d. Menghindari aktivitas dalam jangka waktu yang lama pada wilayah rel dan stasiun kereta api.

e. Saat menumpang di kereta api sebaiknya masuk kedalam gerbong kereta.

3. Kebisingan yang diakibatkan kendaraan bermotor yang melintas di jalan raya.Penanganan dampaknya dapat dilakukan dengan cara:a. Menggunakan mesin dan knalpot pada kendaraan bermotor yang sesuai ambang batas keamanan.b. Menggunakan alat peredam suara pada mesin kendaraan.

Sumber:http://adyfir1428.blogspot.com/2011/01.html

c. Menghindari aktivitas dalam jangka waktu yang lama pada wilayah jalan raya.d. Lakukan perawatan berkala pada kendaraan untuk menjaga supaya kendaraan tetap ramah lingkungan.

e. Mengurangi jumlah pemakaian kendaraan bermotor dengan menggunakan kendaraan bersama-sama atau fasilitas kendaraan umum.

Sumber:http://adyfir1428.blogspot.com/2011/01.html

f. Menanam pepohonan di pinggir jalan untuk mengurangi kebisingan.

4. Kebisingan yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang timbul dari pengoperasian alat berat.a. Memasang pagar pengaman sementara (temporary).b. Pemilihan metode konstruksi yang tepat.Contoh kasus : P.T. Citraland sebagai pemilik Apartemen Universitas Ciputra adalah sebuah proyek apartemen dengan 24 lantai. Apartemen ini terletak di kompleks Universitas Ciputra di Surabaya. Tiang pancang yang digunakan adalah tipe spun pile dengan mutu beton K500. Kedalaman rencana 26 meter, tiang pancang ini direncanakan menggunakan 1 sambungan, sehingga tiang pancang yang memiliki panjang upper dan lower masing-masing sepanjang 13 meter. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas antara lain adalah sumber daya khususnya manusia, tiang pancang dan alat pancang. Proses pemancangan dengan sistem jack-in pada bangunan tinggi pada apartemen Universitas Ciputra B (24 lantai) Surabaya, memakai alat type hydraulic static pile driver. Hal ini dapat mengurangi kebisingan yang diakibatkan oleh alat pancang jika menggunakan alat pancang hammer. Gambar Pemasangan Tiang Pancang

BAB IIIKESIMPULAN

Saat ini kebisingan telah menjadi masalah yang banyak dihadapi penduduk kota besar. Kebisingan merupakan salah satu faktor penting penyebab terjadinya stress dalam kehidupan modern. Sektor transportasi telah dikenal sebagai salah satu sektor yang sangat berperan dalam pembangunan ekonomi yang menyeluruh. Namun sektor ini dikenal pula sebagai salah satu sektor yang menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan di antaranya kebisingan mesin alat transportasi seperti mobil, taksi, angkutan kota dan sepeda motor.

Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari laporan ini adalah:1. Kebisingan yang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan secara fisik seperti sarana transportasi harus dikendalikan melalui suatu nilai ambang batas.2. Kebisingan yang terjadi dalam suatu proses konstruksi dapat diminimalisir dengan cara mengganti metode pekerjaan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN Buchari, Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2007, Universitas Sumatera Utara. Tesis Pengaruh Kebisingan Dan Getaran Terhadap Perubahan Tekanan Darah Masyarakat Yang Tinggal Di Pinggiran Rel Kereta Api Lingkungan XIV Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai