Paper Planktonologi Kelompok 10 (Copepoda)

download Paper Planktonologi Kelompok 10 (Copepoda)

of 11

description

Planktonologi - Universitas Padjadjaran

Transcript of Paper Planktonologi Kelompok 10 (Copepoda)

Proposal Kegiatan

PAPERCOPEPODA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Planktonologi

DISUSUN OLEH :Apriansyah Dahlan230110130012Rofik Miroz230110130013Fatkhurrochman230210130007Fikri Khairun Akbar230110130039HannaJunita S230110130057Diana Fitriani S230210130010Roury Ares230210130020 Desinta Anisa230110130017Sheila Andhani230110130043

KELOMPOK 10KELAS A

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS PADJADJARAN2014COPEPODA

Pengertian ZooplanktonZooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat hewani, sangat beraneka ragam dan terdiri dari bermacam larva dan bentuk dewasa yang mewakili hampir seluruh filum hewan. Zooplankton memiliki ukuran yang lebih besar dari fitoplankton (Nontji, 1987). Effendi (1997) membagi ukuran zooplankton dengan ketentuan khusus, yaitu makrozooplankton yang berukuran lebih besar dari 2 cm, dan mesozooplankton yang berukuran 200 20.000 m. Larva ikan maupun ikan-ikan muda yang bersifat planktonik disebut ichtyoplankton umumnya berukuran besar. Umumnya zooplankton mempunyai alat gerak seperti flagel, cilia atau kaki renang, namun tidak dapat melawan pergerakan air (Raymont, 1963).Zooplankton melakukan migrasi secara vertikal. Migrasi vertikal ialah migrasi harian yang dilakukan oleh organisme zooplankton tertentu ke arah dasar laut pada siang hari dan ke arah permukaan laut pada malam hari. Rangsangan utama yang mengakibatkan terjadinya migrasi vertikal harian pada zooplankton adalah cahaya. Cahaya mengakibatkan respon negatif bagi para migran, mereka bergerak menjauhi permukaan laut bila intensitas cahaya di permukaan meningkat. Sebaliknya mereka akan bergerak ke arah permukaan laut bila intensitas cahaya di permukaan menurun (Prasad, 1956).Brooks (1969) menjelaskan bahwa zooplankton yang meliputi semua hewan yang umumnya renik adalah bersifat herbivora yang memakan fitoplankton. Hampir seluruh zooplankton sangat tergantung pada fitoplankton dan pada trophic level, zooplankton menempati tingkat kedua setelah fitoplankton (Davis, 1955).Struktur komunitas dan pola penyebaran zooplankton dapat dijadikan sebagai salah satu indikator biologi dalam menentukan perubahan kondisi perairan.

Copepoda dan KlasifikasinyaCopepoda merupakan kelompok entomostracan dengan jumlah spesies terbesar, yaitu sekitar 8.400 spesies, sebagian besar hidup bebas dan sekitar 25% nya sebagai ektoparasit. Kebanyakan copepod terdapat di laut dan sebagian lagi di air tawar, baik sebagai plankton maupun fauna interstisial.

Copepoda adalah kelompok zooplankton yang memegang peranan penting dalam rantai makanan pada suatu ekosistem perairan. Dalam industri pembenihan ikan laut dewasa ini, copepoda mulai banyak dimanfaatkan sebagai pakan alami untuk larva ikan. Copepoda cocok sebagai pakan larva ikan karena selain mempunyai nilai nutrisi yang tinggi juga karena ukuran tubuh yang bervariasi sehingga sesuai tingkat perkembangan larva ikan. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa copepoda dapat meningkatkan pertumbuhan larva ikan laut yang lebih cepat dibandingkan rotifer dan Artemia (Lavens dan Sorgelos, 1996)Copepoda kaya akan protein, lemak, asam amino esensial yang dapat mempercepat pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh serta mencerahkan warna pada udang dan ikan. Keunggulan copepoda juga telah diakui oleh beberapa peneliti lain, karena kandungan DHA-nya yang tinggi, dapat menyokong perkembangan mata dan meningkatkan derajat kelulushidupan larva. Copepoda juga mempunyai kandungan lemak polar yang lebih tinggi dibandingkan dengan Artemia sehingga dapat menghasilkan pigmentasi yang lebih baik bagi larva ikan (Mcevoy dkk., 1998 dalam Umar, 2002).Klasifikasi -Kingdom: Animalia -Filum: Anthropoda -Sub. F: Crustacea -Kelas: Maxillopoda -Sub. Kelas: Copepoda -Ordo:Calanoid, Harpacticoid, Cyclopoid, Gelylloida, Harpacticoida, Misophrioida, Monstrilloida, Platycopioida, Poecilostomatoida, Siphonostoida, Argulidae.

Ordo CyclopoidaTerdapat 43 family.Sekitar 2250 spesies.Antenapertamapendek.Prosomebesar, pendek.Planktonik, parasit, bentos.Hidup di air dangkal.Contohspesies :Cyclops sp, Argulussp,Oithonasimilis.Cyclops atau Kutu air adalah salah satu marga yang paling umum dari copepoda air tawar, yang terdiri lebih dari 400 spesies.Nama Cyclops berasal dari Cyclops dari mitologi Yunani yang berbagi kualitas memiliki mata besar tunggal, yang mungkin merah atau hitam dalam Cyclops.AnatomiIndividu Cyclops dapat berkisar dari -5 mm panjang dan jelas dibagi menjadi dua bagian. Bagian depan luas oval terdiri dari kepala dan pertama lima segmen toraks. Bagian belakang jauh lebih ramping dan terdiri dari segmen toraks keenam dan empat segmen pleonic tak berkaki. Dua ekor proyek pelengkap dari belakang. Meskipun mereka mungkin sulit untuk mengamati, Cyclops memiliki 5 pasang kaki. Panjang antena pertama, 2 jumlahnya, digunakan oleh laki-laki untuk mencengkeram betina saat kawin. Setelah itu, wanita membawa telur dalam dua kantung kecil di tubuhnya. Larva, atau nauplii, bebas-berenang dan unsegmented.HabitatCyclops memiliki distribusi kosmopolitan di air tawar, tetapi kurang sering terjadi di air payau. Ia hidup di sepanjang tepi tanaman yang tertutup badan stagnan dan lambat-mengalir air, di mana ia makan pada fragmen kecil dari bahan tanaman, hewan atau bangkai. Ini berenang dengan karakteristik gerakan tersentak-sentak. Cyclops memiliki kapasitas untuk bertahan hidup dalam kondisi yang tidak cocok dengan membentuk jubah lendir. Rata-rata umur adalah sekitar 3 bulan.Ordo HarpacticoidaTerdapat 54 family.Sekitar 3000 spesies.Tubuhmeruncingkearahekor.Umumnyahidupsebagaibentos.Contohspesies :Canthocamptussp, Morariamichielettoae.Kingdom:AnimaliaPhylum:ArthropodaSubphylum:CrustaceaClass:MaxillopodaSubclass:CopepodaOrder:HarpacticoidaG. O. Sars, 1903

Harpacticoida adalah urutan copepoda, dalam subfilum Crustacea, yangterdiri dari 463 marga dan sekitar 3.000 spesies; anggotanya adalah copepoda bentik yang ditemukan di seluruh dunia dalam lingkungan laut (kebanyakan) dan di air tawar (dasarnya Ameiridae, Parastenocarididae dan Canthocamptidae). Beberapa dari mereka adalah plankton atau tinggal dalam hubungan dengan organisme lain. Harpacticoida mewakili kelompok meiofaunal terbesar kedua di lingkungan sedimen laut, setelah nematoda. Di laut Kutub Utara dan Antartika, Harpacticoida merupakan penghuni umum dari es laut.Harpacticoids dibedakan dari copepoda lain dengan kehadiran hanya sepasang yang sangat singkat antena pertama. Pasangan kedua antena yang biramous, dan sendi utama dalam tubuh terletak di antara segmen tubuh keempat dan kelima. Mereka biasanya memiliki perut yang luas, dan seringkali memiliki tubuh agak seperti cacing. Habitat. Laut, payau, air tawar bentik; biasanya hidup bebas, kadang-kadang parasit. Salah satu dari beberapa perbedaan yang jelas antara copepoda Harpacticoid dan copepoda poecilostomatoid adalah jumlah artikel di exopod dari antena (antena 2). Umumnya harpacticoids memiliki exopod pada antena dan di poecelostomatoids exopod tidak hadir. Tapi dalam Harpacticoida sebagian besar spesies dari Ancorabolidae tidak memiliki exopod dan seluruh antena tidak ada dalam Tonpostratiotes genus cerviniid. Akibatnya tidak mungkin untuk memisahkan dua perintah ini didasarkan pada karakter diagnostik.

Ciri-ciri CopepodaCiri umum: Planktonik, parasite, benthic. Ukuran sekitar 0,5 2 mm. Tergolong sebagai udang renik yang biasanya ada yang menyerang tubuh ikan bagian insang dan luar. Ada yang bersifat filter feeder dan predator. Kebanyakan kelompok Meroplankton Warna umum berwarna keabu-abuan dan kecoklatan. Hidup di air tawar, payau,dan laut. Hidup pada salinitas 25 sampai 35 ppt. Hidup pada suhu 17-30*C dan PH 8.Ciri khusus : Copepoda jantan umumnya lebih kecil dibandingkan Copepoda betina. Tubuh bersegmen. Memiliki tubuh yang pendek dan silinder. Reproduksi menggunakan antena untuk menempel pada betina.

Hewan terkuat di dunia copepoda hanya memiliki panjang 1 milimeter. Kesuksesan evolusi copepoda sangat terkait dengan kemampuan melarikan diri dari predator. Copepoda merupakan krustacea yang sangat banyak dijumpai diantara fitoplankton dan pada tingkat tropik yang tinggi pada ekosisitem. Copepoda dewasa berukuran antara 1 dan 5 mm. Tubuh copepoda berbentuk silindrikonikal, dimana anterior lebih lebar. Bagian depan meliputi 2 bagian yakni cephalotoraks (kepala dengan toraks dan segmen toraks ke enam) dan abdomen yang lebih kecil dibandingkan cephalotoraks. Pada bagian kepala memiliki mata di bagian tengah dan antenna yang pada umumnya sangat panjang. Copepoda yang bersifat planktonik pada umumnya suspension feeders (Lavens dan Sorgeloos, 1996).

Siklus Hidup Copepoda jantan pada umumnya lebih kecil dibandingkan copepoda betina. Selama melakukan reproduksi atau kopulasi, organ jantan berhubungan dengan betina dengan adanya peranan antenna, dan meletakkan spermatopora pada bukaan seminal, yang dilekatkan oleh lem semen khusus. Telur-telur umumnya lebih dekat ke bagian kantung telur. Telur-telur ditetaskan sebagai nauplii dan setelah melewati 5-6 fase nauplii (molting), larva akan menjadi copepodit. Setelah copepodit kelima, akan molting lagi menjadi lebih dewasa. Perkembangan ini membutuhkan waktu tidak kurang dari satu minggu hingga satu tahun, dan kehidupan copepoda berlangsung selama enam bulan sampai satu tahun (Lavens dan Sorgeloos, 1996). Dalam satu siklus hidup copepoda memerlukan waktu selama kurang lebih 6-7 hari (Anindiastuti dkk., 2002).Apabila kondisi tidak memungkinkan untuk kelangsungan hidup, copepoda akan memproduksi cangkang atau telur dormant (istirahat) seperti halnya kista. Hal ini juga menyebabkan tingkat survival berlangsung dengan baik walapun kondisi lingkungan tidak mendukung contohnya pada suhu dingin (Lavens dan Sorgeloos, 1996).

Kelengkapan tubuh Kepala sejati mempunyai 5 pasang anggota tubuh (antena pertama, antena kedua, mandible, maxila pertama, maxilla kedua).Kepala antena pertama (25 segmen) berfungsi sebagai alat sensor, gerak dan proses pembuahan/copulasi (jantan). Antena kedua lebih pendek & berfungsi alat sensor.Segmen pertama thorax terdapat sepasang maxillipeds dan masing pasangan mempunyai kaki renang.Kaki renang (3 segmen exopod & 3 segmen endopod).Prosome - cephalothorax & metasome.Urosome - segmen thorax ke 6 & 7.Egg sac (betina).

HabitatHabitat LautMeskipun copepoda dapat ditemukan hampir di mana-mana mana air tersedia sebagian besar lebih dari 12.000 spesies yang dikenal hidup di laut. Karena mereka adalah biomassa terbesar di lautan beberapa menyebut mereka serangga laut. Mereka berkeliaran bebas air, liang melalui sedimen di dasar laut, ditemukan pada flat pasang surut dan dalam parit laut dalam.Setidaknya sepertiga dari semua spesies hidup sebagai asosiasi, commensals atau parasit pada invertebrata dan ikan. Salah satu hotspot keanekaragaman spesies terumbu karang tropis di IndoPacific. Beberapa spesies karang adalah host untuk sampai dengan 8 spesies copepoda.Seperti flat pasang mangrove berkerumun dengan kehidupan copepoda .Habitat Air TawarSpesies dari Calanoida, Cyclopoida dan Harpacticoida telah berhasil dijajah semua jenis habitat air tawar dari sungai kecil untuk danau gletser tinggi di Himalaya. Meskipun keanekaragaman jenis di air tawar tidak setinggi dalam kelimpahan laut copepoda terkadang cukup besar untuk noda air. Bahkan di air tanah fauna copepoda khusus telah berevolusi.Beberapa spesies copepoda dapat ditemukan pada musim gugur daun hutan basah atau di tumpukan kompos basah, kadang-kadang dalam kepadatan cukup tinggi. Lainnya tinggal di lumut gambut atau bahkan dalam phytothelmata (kolam kecil terbentuk di axils meninggalkan tanaman) dari bromeliad dan tanaman lainnya.

Cara ReproduksiReproduksi dan perkembangan Copepoda Dioecious. Betina mempunyai sebuiah atau sepasang ovary dan sepasang seminal receptacle. Copepod jantan yang hidup bebas biasanya mempunyai sebuah testes dan membentuk spermatofora. Pada waktu kopulasi, copepod jantan memegang yang betina dengan antenna pertama atau kaki renang keempat atau kelima yang berbentuk capit, dan melekatkan spermatofora pada betina pada pembuahan seminal receptacle. Sekali kopulasi dapat digunakan untuk membuahi 7 sampai 13 kelompok telur. Telur yang telah dibuahi dierami dalam sebuah atau sepasang kantung telur. Tiap kantung telur berisi antara 5 sampai 50 butir telur. Cyclops mengerami telur sampai selama 12 jam sampai 5 hari, maka kantung telur hancur dan keluarlah larva yang disebut nauplius. Kemudian copepod betina tersebut akan menghasilkan kantung baru dan kelompok telur baru. Stadia nauplius sebanyak 5 atau 6 instar, kemudian menjadi copepodidi sebanyak 5 instar, dan akhirnya menjadi dewasa. Copepod dewasa tidak mengalami pergantian kulit. Perkembangan dari telur sampai dewasa memakan waktu antara satu minggu sampai satu tahun. Copepod hidup bebas berumur antara 6 bulan sampai satu tahun lebih. Untuk mempertahankan diri terhadap lingkungan buruk, beberapa caponoid dan harpaticoid air tawar menghasilkan telur dengan cangkang tipis dan telur dorman dengan cangkang tebal. Jenis air tawar yang lain, ada instar copepodid atau dewasa melakukan estivasi dengan membungkus diri dengan selubung organic yang keras dan menjadi siste. Selain untuk mempertahankan diri terhadap lingkungan buruk, telur dorman atau siste juga merupakan sarana penyebaran keturunan.Copepod hidup bernafas dengan permukaan tubuh. Kelenjar makila merupakan alat ekskresi. Tidak ada jantung ataupun pembuluh darah. Darah beredar dalam hemocoel karena adanya gerakan otot, apendik saluran pencernaan. Hanya calanoid yang mempunyai jantung semacam kantung. Susunan syaraf terpusat, dan benang syaraf tidak melewati thorax. Copepoda yang hidup sebagai parasit lebih dari 1000 spesies. Kebanyakan sebagai ektoparasit, namun banyak juga sebagai endoparasit dalam tubuh polychaeta, usus leli laut, saluran pencernaan tunica dan kerang, bahkan pada crustacea lain. Endoparasit acapkali tidak mempunyai mulut, dan makanan diabsorbsi langsung dari inang.Beberapa jenis copepoda telah dikembangkan untuk dibudidayakan khususnya di manca negara. Copepoda tersebut termasuk kelompok harpacticoid dan calanoid.Perairan Indonesia kaya akan kehadiran berbagai jenis copepoda, memiliki peluang besar untuk memilih jenis pakan hidup yang unggul sebagai pakan alternatif atau pengganti Artemia yang saat ini harganya kian melambung.Menurut Sutomo (2003), copepoda laut jenis Tigriopus brevicornis, dapat hidup pada kisaran salinitas yang cukup luas yakni mulai dari 10 sampai 40 ppt, namun pada salinitas 10 ppt tidak didapatkan copepoda yang bertelur. Hasil penelitian lain menyatakan bahwa copepoda dapat dikultur di air laut dengan salinitas 25-30 ppt (Lavens dan Sorgeloos, 1996). Menurut Anindiastuti dkk. (2002), untuk mengkultur copepoda pada skala laboratorium sebaiknya menggunakan air laut yang steril bersalinitas 25 ppt. Sementara itu copepoda di perairan umum dapat hidup pada salinitas antara 26,50 dan 35,67 ppt (Levinton, 1982 dalam Umar, 2002). Dengan demikian, salinitas yang optimum untuk perkembangan copepoda laut belum diketahui secara pasti.

Penyakit yang Disebabkan oleh CopepodaCopepoda adalah golongan udang renik yang sering menyerang tubuh ikan bagian luar dan insang. Parasit ini dapat hidup di air tawar maupun air asin dan sangat sulit dikontrol. Anggota copepoda yang bukan parasit sering berperan sebagi inang perantara dari parasit cacing. Banyak parasit Copepoda yang menembus daging ikan tanpa dapat dicegah oleh perlakuan kimia. Parasit ini mempunyai siklus hidup yang rumitArgulus sp.Argulus sp. adalah sejenis udang renik yang termasuk ke dalam famili Argulidae dan merupakan ektoparasit. Organisme ini mempunyai bentuk tubuh bulat pipih seperti kutu, sehingga sering disebut kutu ikan (fish louse). Tubuhnya dilengkapi dengan alat yang dapat digunakan untuk mengaitkan tubuhnya pada insang dan mengisap sari makanan.Serangan parasit ini umumnya tidak menimbulkan kematian pada ikan sebab ia hanya mengisap darahnya saja sehingga ikan menjadi kurus. Luka bekas alat pengisap ini merupakan bagian yang mudah diserang oleh bakteri atau jamur. Infeksi sekunder inilah yang bisa menyebabkan kematian ikan secara masal.Ciri-ciri ikan yang terserang argulus adalah tubuhnya terlihat menjadi kurus bahkan sangat lemah karena kekurangan darah. Bekas serangannya dapat terlihat berwarna kemerah-merahan, karena terjadi pendarahan. Jika terjadi serangan secara besar-besaran, makaArgulus sp. akan terlihat membentuk koloni di sekitar sirip dan insang.Cara yang paling efektif untuk mencegah serangan parasit ini adalah dengan melakukan pengeringan dan pengapuran kolam serta penyaringan air. Sedangkan pengendaliannya dapat dilakukan dengan menggunakan larutan garam (NaCI) atau larutan garam ammoniak (NH 4 CI). Demikian pula dengan perendaman ikan dalam larutan bromex 0,1 0,2 ppm. Perendaman dalam larutan lindane 0,01 0,02 ppm sudah dapat membunuh Argulus sp. yang berenang bebas dalam waktu 5 jam, sedangkan dosis 0,013 ppm terbukti dapat membunuh secara total setelah 48 jam. Perendaman dalam larutan neguvon 1 gram per liter air selama 10-30 menit cukup ampuh untuk memberantas parasit ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.caraternakikan.com/cara-ternak-ikan/Penyakit-Ikan-Yang-Disebabkan-OlehCopepoda-argulus-Sp (diakses tanggal 25 April 2014)http://en.wikipedia.org/wiki/Copepod (diakses tanggal 25 April 2014)http://syafrudinlewaru-perikanan.blogspot.com/2009/05/about-copepoda.html (diakses tanggal 25 April 2014)