Paper of Lymphoma

download Paper of Lymphoma

of 38

Transcript of Paper of Lymphoma

makalah dan askep limfoma hodgkinBAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini sangat mendukung dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan di dunia, penemuan yang setiap waktu terjadi dan para peneliti terus berusaha dalam penelitiannya demi kemajuan dan kemudahan dalam beraktivitas.Ilmu kedokteran khususnya ilmu kesehatan pun begitu cepat berkembang mulai dari peralatan ataupun teori sehingga mendorong para pengguna serta spesialis tidak mau ketinggalan untuk bisa memiliki dan memahami wawasan serta ilmu pengetahuan tersebut.Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini, yaitu Limfoma Hodgkin banyak sekali teori-teori serta keilmuan yang harus dimiliki oleh para pakar atau spesialis kesehatan. Wilayah keilmuan tersebut sangat penting dimiliki demi mengemban tugas untuk bisa menolong para pasien yang mana demi kesehatan, kesejahteraan dan kelancaran pasien dalam menjalanakan kodratnya sebagai manusia.Pengetahuan tentang Limfoma hodgkin bukan saja penting dimiliki oleh para tenaga kesehatan paramedis atau medis tetapi sangat begitu penting pula dimiliki khususnya oleh para istri-istri atau perempuan sebagai ibu atau bakal ibu dari anak-anaknya demi kesehatan, dan kesejahteraan mereka.Untuk itu, penulis dalam makalah ini bermaksud ingin memberikan beberapa pengertian yang mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk khalayak pembaca khususnya para perempuan. Oleh karena itu penulis memilih judul makalah ini tentang Limfoma Hodgkin.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengetian Limfoma HodgkinPenyakit Hodgkin adalah penyakit keganasan tanpa diketahui penyebabnya yang berasal dari sistem limfatika dan terutama melibatkan sistem limfe. (Keperawatan Medikal Bedah 2, 2002 : hlm.957).Limfoma Hodgkin adalah kanker jaringan limfoid, biasanya kelenjar limfe dan limfa. Penyakit ini adalah salah satu kanker yang tersering dijumpai pada orang dewasa muda, terutama pria muda. Terdapat empat klasifikasi penyakit Hodgkin, berdasarkan sel yang terlibat dan apakah bentuk neoplasmanya nodular atau tidak. Dari penentuan stadium penyakit Hodgkin sangat perlu dilakukan, karena dapat memberi petunjuk mengenai pengobatan dan sangat mempengaruhi hasil akhir.Stadium-stadium awal penyakit Hodgkin, stadium I dan II, biasanya dapat disembuhkan. Angka kesembuhan untuk stadium III dan IV cenderung masing-masing adalah 75% dan 60%.2.2 EtiologiPenyebab pasti limfoma Hodgkin masih belum diketahui (idiopatik).Namun, orang yang mengidap penyakit ini atau yang sudah mengalami remisi memperlihatkan mengalami penurunan imunitas yang diperantarai oleh sel T. selain itu kelompok kelompok kasus sporadic mengisyaratkan bahwa suatu virus, mungkin dari kelompok herpes, ikut berperan. Mungkin terdapat kecenderungan genetic untuk mengidap penyakit ini. Diperkirakan aktivasi gen abnormal tertentu mempunyai peran dalam timbulnya semua jenis kanker, termasuk limfoma. Penyebabnya tidak diketahui, walaupun beberapa ahli menduga bahwa penyebabnya adalah virus, seperti virus Epstein Barr dan penyakit ini tampaknya tidak menular. Namun terdapat beberapa faktor risiko terkait timbulnya penyakit limfoma, yaitu : Orang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau yang mendapat terapi imunosupresan memiliki risiko tinggi untuk timbulnya limfoma. Orang yang sering kontak dengan herbisida atau pestisida, misalnya petani Infeksi virus Epstien-Barr atau human T-cell lymphocytotropic virus (HTVL). HTVL menyebabkan limfoma sel T Genetik Jenis kelamin

2.3 PatofisiologiSistem limfatik membawa tipe khusus dari sel darah putih (limfosit) melalui pembuluh getah bening ke seluruh jaringan tubuh, termasuk sumsum tulang. Tersebarnya jaringan ini merupakan suatu kumpulan limfosit dalam nodus limfatikus yang disebut kelenjar getah bening. Limfosit yang ganas (sel limfoma) dapat bersatu menjadi kelenjar getah bening tunggal/dapat menyebar di seluruh tubuh, bahkan hampir di semua organ. Hal ini dapat kita sebut sebagai keganasan dari sistem limfotik atauLimfoma. Limfoma dibedakan berdasar jenis sel kanker tertentu, yaitulimfoma hodgkindanlimfoma non hodgkin. Penyebab terjadinya limfoma hodgkin tidak diketahui secara pasti, tapi terdapat beberapa faktor risiko terjadinya penyakit ini, antara lain: orang yang terinfeksiHIV AIDS, orang yang terinfeksi virusepstein-barr(HTLV), usia 15-40 th, >55th, jenis kelamin laki-laki. Penyakit ini ditandai dengan adanyasel reed-steinbergyang dikelilingi oleh sel radang pleomorf. Sel reed-steinberg ini memiliki limfosit besar yang ganas yang lebih besar dari satu inti sel, yang bersifat patologis. Hal inilah yang menjadi penanda utama limfoma hodgkin.2.4 Manifestasi klinisManifestasi klinis pada klien dengan limfoma Hodgkin, antara lain :1. Malam berkeringat2. Unexplained berat badan3. Pembengkakan kelenjar getah bening4. Splenomegali5. Hepatomegali.6. Hepatosplenomegali.7. Nyeri8. Purpura9. Ptekie10. Pruritis11. Demam

2.5 Penatalaksanaan medis

2.5.1 Operasi : cara yang sering ditemui berupa operasi limfoma gastro-intestinal ganas, operasi limfoma sistem urin dan reproduksi ganas, operasi limfoma limpa ganas, dll.2.5.2 Kemoterapi : obat kemo bisa membunuh sel tumor yang tumbuh dengan cepat, merupakan cara pengobatan yang paling utama untuk limfoma.2.5.3 Radioterapi : dengan menggunakan radiasi tingkat tinggi untuk menyinari bagian tumor untuk mencapai tujuan membunuh sel tumor.2.5.4 Transplantasi sumsum tulang : Jika penyakit kembali kambuh setelah remisi dicapai dengan kemoterapi inisial, maka kemoterapi dosis tinggi dan transplantasi sumsum tulang atau sel induk perifer autologus (dari diri sendiri) dapat membantu memperpanjang masa remisi penyakit. Karena kemoterapi dosis tinggi akan merusak sumsum tulang, maka sebelumnya dikumpulkan dulu sel induk darah perifer atau sumsum tulang.

BAB IIIPROSES KEPERAWATAN3.1 PengkajianPengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan diagnosa keperawatan. (Budi Anna Keliat, 1994). Dalam asuhan keperawatan ini penulis akan membahas dari pengkajian, diagnosa dan rencana tindakan/ implementasi yang dapat timbul dari penyakit Hodgkin itu sendiri (Doengos, 1993: 605).3.1.1 Aktivitas/istirahat1. Gejala:a. Kelelahan, kelemahan, atau malaise umumb. Kehilangan produktivitas dan penurunan toleransi latihanc. Kebutuhan tidur dan istirahat lebih banyak2. Tanda:a. Penurunan kekuatan, bahu merosot, jalan lamban, dan tanda yang lain yang menunjukkan kelelahan.b. Sirkulasi1)Gejala:a)Palpitasi, angina/ nyeri dada2)Tanda:a)Takikardia, disritmiab)Sianosis wajah dan leherc)Iterus sklera dan ikterik umum sehubungan dengan kerusakan hati dan obstruksi duktus empedu oleh pembesaran nodus limfed)Pucat (anemia), diaforesis, keringat malam.e)Pembengkakan pada wajah, leher, rahang atau tangan kananf)Edema ekstremitas bawah sehubungan dengan obstruksi vena kava inferior dari pembesaran nodus limfa intraabdomial (non-hodgkin).g)Asites

c.Integritas ego1)Gejala:a)Faktor stress, misalnya: sekolah, pekerjaan, keluarga.b)Takut/ansietas sehubungan dengan diagnosis dan kemungkinan takut matic)Ansietas/takut sehubungan dengan tes diagnostik dan modalitas pengobatan (kemoterapi dan terapi radiasi)d)Masalah finansial: biaya rumah sakit, pengobatan mahal, takut kehilangan pekerjaan sehubungan dengan kehilangan waktu kerjae)Status hubungan: takut dan ansietas sehubungan dengan menjadi orang yang tergantung pada keluarga.2)Tanda:a)Berbagai perilaku, misalnya: marah, menarik diri, pasifd.Eleminasi1)Gejala:a)Perubahan karakteristik urine dan/atau fesesb)Riwayat obtruksi usus, contoh intususpensi atau sindrom malabsorpsi (infiltrasi dan nodus limfa retroperitoneal)2)Tanda:a)Nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan pembesaran pada palpasi (hepatomegali)b)Nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan pembesaran pada palpasic)Penurunan keluaran urine, urine gelap/pekat, anuria (obstruksi uretral/gagal ginjal)d)Disfungsi usus dan kandung kemihe.Makanan/cairan1)Gejala:a)Anoreksia/kehilangan nafsu makanb)Disfagia (tekanan pada esofagus)c)Adanya penurunan berat badan yang tak dapat dijelaskan sama dengan 10% atau lebih dari berat badan 6 bulan sebelumnya dengan tanpa upaya diet.2)Tanda:a)Membran mukosa dan konjungtiva pucatb)Kelemahan otot yang digunakan untuk mengunyah dan menelan

f.Neurosensori1)Gejala:a)Nyeri saraf (neuralgia) menunjukkan kompresi akar saraf oleh pembesaran nodus limfa pada brakhial, lumbar dan pleksus sakralb)Kelemahan otot, parastesia2)Tanda:a)Status mental: letargi, menarik diri, kurang minat umum terhadap sekitarb)Paraplegia.g.Nyeri/kenyamanan1)Gejala:a)Nyeri tekan/nyeri pada nodus limfa yangterkena, misalnya pada sekitar mediastinum, nyeri dada, nyeri punggung (kompresi vertebral); nyeri tulang umum (keterlibatan tulang limfomatus).2)Tanda:a)Fokus pada diri sendiri; perilaku berhati-hatih.Pernapasan1)Gejala:a)Dispnea pada kerja atau istirahat; nyeri dada2)Tanda:a)Dispnea: takikardiab)Batuk kering non-produktifc)Tanda distres pernapasand)Parau/paralisis laringeali.Keamanan1)Gejala:a)Riwayat sering/adanya infeksib)Riwayat mononukleus (risiko tinggi penyakit hodgkin pada pasien dengan titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi pendarahan gasterc)Kemerahan/pruritus umum2)Tanda:a)Demam menetap tak dapat dijelaskan dan lebih tinggi dari 38C tanpa gejala infeksib)Nodus limfe simetris, tak nyeri, membengkak/membesarc)Nodus dapat terasa kenyal dan keras, diskret dan dapat digerakkand)Pembesran tonsile)Pruritus umumf)Sebagaian area kehilangan pigmentasi melanin

j.Seksualitas1)Gejala:a)Majalah tentang fertilitas/kehamilanb)Penurunan libido

2.Diagnosa Keperawatana.Pola nafas tidak efektif, resiko tinggi terhadap obstruksi trakeobronkial ; pembesaran nodus mediastinal dan/atau edema jalan nafas (Hodgkin dan non-Hodgkin);sindrom vena kava superior(non Hodgkin).b.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia/ absorpsi nutrient yang diperlukanc.Nyeri (akut) berhubungan dengan pembesaran organ nodus limfe.d.Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan; penurunan konsentrasi Hb dalam darah,e.Konstipasi berhubungan dengan; kelemahan otot abdomen, depresi, stres emosional, Tumor/limfoma

3.2 DiagnosaDiagnosa keperawatan menurut The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) adalah suatu penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan diamana perawat bertanggung gugat (Wong,D.L, 2004 :331)3.3 IntervensiINTERVENSIRASIONAL

a. Lakukan tindakan untuk mencegah pemajanan pada sumber yang diketahui atau potensial terhadap infeksi.

b. Laporkan bila ada perubahan tanda vital.

c. Dapatkan kultur sputum, urine, diare, darah dan sekresi tubuh abnormal sesuai anjuran.

d. Jelaskan alasan kewaspadaan dan pantangan.

e. Yakinkan klien dan keluarganya bahwa peningkatan kerentanan pada infeksi hanya sementara.

f. Minimalkan prosedur invasive.a. Kewaspadaan meminimalkan pemajanan klien terhadap bakteri, virus, dan patogen jamur baik endogen maupun eksogen.

b. Perubahan tanda-tanda vital merupakan tanda din terjadinya sepsis, utamanya bila terjadi peningkatan suhu tubuh.

c. Kultur dapat mengkonfirmasikan infeksi dan mengidentifikasi organisme penyebab.

d. Pengertian klien dapat memperbaiki kepatuhan dan mengurangi faktor resiko.

e. Granulositopeniaa dapat menetap 6-12 minggu. Pengetian tentang sifat sementara granulositopenia dapat membantu mencegah kecemasan klien dan keluarganya.

f. Prosedur tertentu dapat menyebabkan trauma jaringan, menngkatkan kerentanan infeksi.

3.4 ImplementasiImplementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah ditentukan dapat tercapai (Wong. D.L.2004:hal.331).3.5 EvaluasiEvaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Menurut Wong. D.L, (2004 hal 596-610) hasil yang diharapkan pada klien dengan Limfoma Hodgkin adalah :a.Klien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksib.Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas.c.Klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.d.klien menyerap makanan dan cairan, klien tidak mengalami mual dan muntahe.Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyamanf.Masukan nutrisi adekuat

RencanaTindakan/Implementasi

Diagnosa keperawatanPerencanaan tindakan

Tujuan dan kriteria hasilIntervensiRasional

Pola nafas tidak efektif, resiko tinggi terhadap obstruksi trakeobronkial ; pembesaran nodus mediastinal dan/atau edema jalan nafas

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan/ absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan SDM normal

Nyeri (akut) berhubungan dengan pembesaran nodus limfe

PK Sepsis

Mempertahankan pola pernapasan normal/efektif, bebas dispnea, sianosis, atau tanda lain distres pernapasan

Menunjukkan peningkatan berat badan atau berat badan atau berat badan stabil dengan nilai lab normal, menunjukkan perilaku perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan/ atau mempertahankan berat badan yang sesuai

Melaporkan nyeri hilang/ terkontrol; menunjukkan perilaku penanganan nyeri; tampak rileks dan mampu tidur/ istirahat dengan tepat

Mengidentifikasi tindakan untuk mencegah / menurunkan PK Sepsis

-Tempatkan pasien pada posisi nyaman, biasanya dengan kepala tempat tidur tinggi atau duduk tegak ke depan kaki digantung SEMI FOWLER/ FOWLER-Beri posisi dan bantu ubah posisi secara periodic-Lakukan pemberian O2-Anjurkan/bantu dengan tekhnik nafas dalam dan/atau pernapasan bibir atau pernapasan diafragmatik abdomen bila diindikasikan

-Awasi/evaluasi warna kulit, perhatikan pucat, terjadinya sianoosis (khususnya pada dasar kulit, daun telinga dan bibir)

-Identifikasi/dorong teknik penghematan energi misalnya periode istirahat sebelum dan setelah makan, gunakan mandi dengan kursi, duduk sebelum perawatan

-Tingkatkan tirah baring dan berikan perawatan sesuai indikasi selama eksaserbasi akut/panjang.

-Dorong ekspresi perasaan. Terima kenyataan situasi dan pernapasan normal

-Berikan lingkungan tenang

-Timbang berat badan tiap hari

-Berikan makan sedikit dan frekuensi sering dan/ atau makan di antara waktu malam

-Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, flatus, dan gejala lain yang berhubungan

-Berikan dan bantu hygiene mulut yang baik; sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut.Berikan pencuci mulut yang diencerkan bila mukosa oral luka.

-Selidiki keluhan nyeri; perhatikan perubahan pada derajat dan sisi (gunakan skala 1-10)

-Awasi tanda vital, perhatikan petunjuk non verbal misalnya tegangan otot, gelisah

-Berikan obat jenis Analgetik sesuai indikasi stadium penyakit

-Berikan lingkungan tenang dan kurangi rangsangan penuh stress

-Tempatkan pada posisi nyaman dan sokong sendi ekstremitas dengan bantal/ bantalan

-Ubah posisi secara periodik dan berikan/ bantu latihan rentang gerak lembut

-Berikan tindakan kenyamanan dan dukungan psikologis

-Kaji ulang/ tingkatan intervensi kenyamanan pasien sendiri, posisi, aktivitas fisik/ non-aktif dan sebagainya

-Evaluasi dan dukung mekanisme koping pasien

-Dorong menggunakan teknik manajemen nyeri, contoh latihan relaksasi/ nafas dalam, bimbingan imajinasi, visualisasi sentuh terapeutik

-Gunakan tehnik steril pada waktu pergantian balutan/penghisapan/ berikan lokasi perawatan.

-Berikan obat antibiotik

-Lakukan pemeriksaan kultur jaringan

-Lakukan terapi Cairan

-Bantu/ berikan aktivitas teraupetik teknik relaksasi

-Tempatkan pada ruangan khusus. Batasi penggunjung sesuai indikasi, hindarkan menggunakan tanaman hidup/bungga potong.Batasi buah segar dan sayuran.

-Awasi suhu. Perhatikan hubungan antara peninkatan suhu dan kemotrapi.Observasi deman sehubungan dengan takikardia, hipotensi, perubahan mental samar.

-Awasi pemeriksaan laboratorium missal: hitung darah lengkap, perhatikan apakah SDP, Trombosit, Eritrosit mengalami penurunan.

-Berikan protocol untuk mencuci tangan yang baik untuk semua petugas dan pengunjung-Memaksimalkan ekspansi paru, menurunkan kerja pernapasan, dan menurunkan risiko aspirasi

-Meningkatkan aerasi semua segmen paru dan mobilisasi sekresi-Memenuhi Kebutuhan O2-Membantu meningkatkan difusi gas dan ekspansi jalan napas kecil, memberikan pasien beberapa kontrol terhadap pernapasan, membantu menurunkan ansietas

-Proliferasi SDP dapat menurunkan kapasitas pembawa oksigen darah menimbulkan hipoksemia

-Membantu menurunkan kelelahan dan dispnea dan menyimpan energi untuk generasi seluler dan fungsi pernapasan

-Memburuknya keterlibatan pernapsan/hipoksia dapat mengindikasikan penghentian aktivitas untuk mencegah pengaruh pernapasan lebih serius

-Ansietas meningkatkan kebutuhan oksigen dan hipoksemia mempotensialkan distres pernapasan/gejala jantung yang meningkatkan ansietas

-Meningkatkan relaksasi penyimpanan energi dan menurunkan kebutuhan O2

-Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas intervensi nutrisi

-Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan pemasukan juga mencegah distenis gaster

-Gejala gastro intestinal dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ

-Meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral; menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi.Teknik perawatan mulut khusus mungkin diperlukan bila jaringan rapuh/ luka/

-Membantu mengkaji kebutuhan untuk intervensi; dapat mengindikasi terjadinya komplikasi

-Dapat membantu mengevaluasi pernyataan verbal dan keefektifan intervensi

-Mengurangi nyeri

-Meningkatkan istirahat dan meningkatkan kemampuan koping

-Meningkatkan istirahat dan meningkatkan kemampuan koping

-Memperbaiki sirkulasi jarinagn dan mobilitas sendi

-Meminimalkan kebutuhan atau meningkatkan efek obat

-Penanganan sukses terhadap nyeri memerlukan keterlibatan pasien. Penggunaan teknik efektif, memberikan penguatan positif meningkatkan rasa control, dan menyiapkan pasien untuk intervensi yang biasa digunakan setelah pulang

-Penggunaan persepsi sendiri/ perilaku untuk menghilangkan nyeri dapat membantu pasien mengatasinya lebih efektif

-Memudahkan relaksasi, terapi farmakologis tambahan dan meningkatkan kemampuan koping

-Mencegah masuknya bakteri, mengurangi resiko infeksi nasokomial.

-Dapat diberikan secara profilaktik atau mengobati infeksi khusus.-Mengetahui ada tidaknya sel-sel limfoma

-Memenuhi asupan cairan sehingga homeostasis

-Membantu manajemen nyeri dengan perhatian langsung

-Melindungi dari sumber pootensialpathogen/ infeksi: catatan: supresi sumsum tulang berat, neutropenia, dan kemoterapi menempatkan pasien pada resiko besar untuk infeksi

-Hipertermia lanjut terjadi pada beberapa tipe infeksi, demam (tak berhubungan dengan obat atau produk darah) terjadi pada kebanyakan pasien leukemia

-Penurunan jumlah SDP normal / matur diakibatkan oleh proses penyakit atau kemoterapi, melibatkan respon imun dan peningkatan resiko infeksi.

-Mencegah kontaminasi silang / menurunkan resiko infeksi.

Contoh KasusTn. A (35) datang dengan keluhan berat badan menurun sekitar 10% tiap bulannya. Tn.A di diagnosa menderita penyakit kelainan limfosit, Limfoma Hodgkin. Klien terlihat kebiruan (Sianosis) pada wajah dan leher. Klien juga mengeluh nyeri pada sendi, dan sesak nafas. Terdapat pembengkakan pada wajah, leher, rahang dan lengan. Saat dilakukan foto thorax, didapatkan hasil adanya pembesaran pada hati dan limfa (Hepatosplenomegali) sebesar 65%. TD : 160/100 mmHg, HR : 96x/m, RR : 28x/m, T : 37oC.Tn. A merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Ia mempunyai 2 adik perempuan. Orang tua Tn. A telah meninggal dunia. Ny. A merupakan anak tunggal. Orangtua Ny. A, masih hidup. Tn. A memiliki 2 orang anak. Anak pertamanya, laki-laki dan anak keduanya, perempuan.PENGKAJIANA) Identitas KlienNama : Tn.AUmur : 35 tahunJenis Kelamin : Laki-lakiTanggal MRS : -Diagnosa Medis : Limfoma HodgkinB) Penanggung JawabNama : Ny.AHub. Dengan klien : Istri klienAlamat : simago-mago,sipirok,tapsel

C) Keluhan utamaKlien mengeluh penurunan berat badan 10% setiap bulannya, sesak nafas nyeri pada sendi.D) Riwayat penyakit- Tn.A tidak mempunyai riwayat penyakit kelainan darah pada keluarga- Genogram :

E) Pemeriksaan fisik Keadaaan umum : normal Kesadaran : compos mentis Tn.A tampak kurus, juga mengeluh nyeri pada sendi dan sesak nafas. Saat dilakukan foto thorax, didapatkan hasil adanya pembesaran hati dan limfa (hepatosplenomegali) sebesar 65%.ANALISA DATADATAETIOLOGIMASALAH

DS :Tn.A mengeluh nyeri pada persendian

DO :TD : 160/100 mmHgHR : 96x/mRR : 28x/mT : 37oC

Hepatosplenomegali sebesar 65%Limfoma Hodgkin

Mutasi genetic sel limfosit

Infiltrasi dalam sumsum tulang

Pembesaran nodus limfe

Pengaktifan serotonin, bradikinin, prostaglandin

nyeriNyeri

DATAETIOLOGIMASALAH

DS :Tn.A mengeluh sesak nafas

DO :TD : 160/100 mmHgHR : 96x/mRR : 28x/mT : 37oC

Hepatosplenomegali sebesar 65%Limfoma Hodgkin

Mutasi gen sel limfosit

Obstruksi trakeaobronkial

Pembesaran nodus mediastinal/edema jalan nafas

Hambatan jalan nafas

Sesak nafasSesak nafas

DIAGNOSA1. Nyeri b/d pengaktifan serotonin, bradikinin, dan prostaglandin d/d klien mengeluh nyeri pada sendi dengan TD : 160/100 mmHg, HR : 96x/m, RR : 28x/m, T : 37oC2. Sesak nafas b/d hambatan jalan nafas d/d klien mengeluh sesak nafas dengan TD : 160/100 mmHg, HR : 96x/m, RR : 28x/m, T : 37oC

INTERVENSI1. Nyeri b/d pengaktifan serotonin, bradikinin, dan prostaglandin d/d klien mengeluh nyeri pada sendi.TindakanRasional

1. Selidiki keluhan nyeri. Perhatikan perubahan pada derajat dan sisi. (gunakan skala 0-10).Membantu mengkaji kebutuhan untuk intervensi ; dapat mengindikasi terjadinya komplikas

2. Berikan obat analgetik sesuai indikasi.

Mengurangi nyeri.

3. Ubah posisi secara periodic dan berikan/bantu latihan rentang gerak lembutMemperbaiki sirkulasi jaringan dan mobilitas sendi

1. Sesak nafas b/d pola nafas tidak efektif d/d klien mengeluh sesak nafas

TindakanRasional

Mandiri1. Anjurkan dengan teknik nafas dalam dan/atau pernafasan bibirMembantu menigkatkan difusi gas dan ekspansi jalan nafas kecil, memberikan klien beberapa control terhadap pernapasan, menurunkan ansietas

2. Ubah posisi secara periodic dan berikan/bantu latihan rentang gerak lembut.Memperbaiki sirkulasi jaringan dan mobilitas sendi.

KolaborasiBerikan oksigen tambahanMemaksimalkan sediaan oksigen untuk kebutuhan seluluer.

IMPLEMENTASI

1. Nyeria. Menanyakan klien tentang rentang nyeri berada pada skala berapa (skala 0-10).b. Memberikan obat analgetik kepada klien sesuai indikasi.c. Mengubah posisi klien secara periodic.

2. Sesak nafasa. Menganjurkan untuk melakukan teknik nafas dalamb. Mengubah posisi klien secara periodikc. Memberikan oksigen tambahan untuk memaksimalkan sediaan kebutuhan seluler.

BAB VIPENUTUPA.KesimpulanLimfosit yang ganas (sel limfoma) dapat bersatu menjadi kelenjar getah bening tunggal atau dapat menyebar di seluruh tubuh, bahkan hampir di semua organ. Penyakit Hodgkin adalah suatu tumor yang menyerang kelenjar limpa. Belum diketahui jelas tentang penyebab penyakit ini namun dicurigai disebabkan oleh virus.Gejala utama dari penyakit ini adalah adanya pembesaran kelenjar limfe. Diagnosa yang sering munculpertama kali adalah tidak efektifnya pola nafas sehingga intervensi yang bisa dilakukan adalah mengatur posisi dan pemberian O2. Diagnosa lain yang sering muncul,Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna sehingga intervensinya adalah pemberian makan sedikit tapi sering. Selain itu diagnosa nyeri juga sering muncul sehingga intervensinya adalah dengan memberikan obat jenis analgetik tergantung stadium penyakitnya.Berdasarkan penelitian yang ada penyakit Hodgkin ini biasanya lebih banyak menyerang pria dibandingkan wanita. Penyakit ini memiliki cirri-ciri histopatologi yang dianggap khas, yaitu karena adanya sel-selReed Steinburgatau variannya yang disebut sel Hodgkin.B.SaranMengingat begitu kompleksnya masalah yang ditemukan akibat dari penyakit Hodgkin, maka diharapkan kepada seluruh pihak-pihak medis terkait dapat memperhatikan kondisi atau gejala-gejala penyakit Hodgkin itu sendiri serta dapat segera melakukan pembangunan yang tepat dalam memberikan terapi dan pengobatan yang sesuai bagi pasien yang terserang penyakit tersebut. Kepada pihak rumah sakit diharapkan untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas dari pelayanan kesehatan yang telah ada untuk memudahkan dalam penanganan kasus tersebut.

DAFTAR PUSTAKA Abdoerrachman MH, dkk, 1998, Ilmu Kesehatan Anak, Buku I, penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta. Anna Budi Keliat, SKp, MSc., 1994, Proses Keperawatan, EGC. Marilynn E. Doenges, Mary Prances Moorhouse, Alice C. Beissler, 1993, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. Keperawatan Medikal Bedah 2, 2002 : hlm.957