Paper MFS - Pengaruh Kecepatan Pending in An Terhadap Sifat Mekanis Dan Mikrostruktur Besi Tuang
-
Upload
maseska-fatma-syarida -
Category
Documents
-
view
113 -
download
1
Transcript of Paper MFS - Pengaruh Kecepatan Pending in An Terhadap Sifat Mekanis Dan Mikrostruktur Besi Tuang
Paper Praktikum Karaterisasi Material 2 [ ]
Pengaruh Kecepatan Pendinginan terhadap Sifat Mekanis dan
Mikrostruktur Besi Tuang
Besi tuang pada dasarnya merupakan perpaduan antara besi dan karbon,
dimana pada diagram Fe-Fe3C terlihat bahwa besi tuang mengandung kadar
karbon lebih besar dibandingkan dengan yang dibutuhkan untuk menjenuhkan
austenit pada temperatur eutectic, yaitu pada rentang 2,14 – 4 %.
Gambar 1 Skema mikrostruktur besi tuang dan proses perlakuan panasnya
(Callister William D. 2007. Material Science and Engineering, page 370)
Secara metalografi besi tuang dibagi dalam empat tipe yang didasarkan
pada variabel kadar karbon, kadar pengotor dan paduan serta proses perlakuan
panasnya. Tipe-tipe tersebut yaitu:
Besi tuang putih (white cast iron)
Merupakan besi tuang dimana semua kadar karbonnya terpadu dalam
bentuk cementit. Besi tuang putih merupakan cast iron yang mengalami
pendinginan yang sangat cepat (dibanding jenis besi tuang yang lain).
Besi tuang mampu tempa (malleable cast iron)
Departemen Teknik Metalurgi dan Material [1]
Paper Praktikum Karaterisasi Material 2 [ ]
Merupakan besi tuang dimana hampir semua karbonnya dalam bentuk
partikel tak beraturan yang dikenal dengan karbon temper. Besi tuang
malleable diperoleh dengan memberikan perlakuan panas pada besi tuang
putih dimana dipanaskan pada temperatur 700oC selama 30 jam.
Besi tuang kelabu (grey cast iron)
Merupakan besi tuang dimana semua atau hampir semua karbonnya dalam
bentuk flake-flake grafit. Besi tuang jenis ini hamper sama dengan besi
tuang putih hanya saja mengalami pendinginan yang lebih lama.
Besi tuang nodular (nodular cast iron)
Merupakan besi tuang dimana semua atau hampir semua karbonnya dalam
bentuk spheroidal. Bentuk spheroidal ini terjadi akibat adanya
penambahan elemen paduan khusus (Mg/Ce) yang dikenal sebagai
nodulizer.
Dapat dilihat bahwa ke empat jenis besi tuang diatas memiliki komposisi
maupun perlakuan panas dan pendinginan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut
dapat mempengaruhi mikrostruktur maupun sifat mekaniknya. Untuk besi tuang
putih (white cast iron), mengalami pendinginan yang cepat sehingga tidak ada
grafit yang sempat berdifusi. Dimana Besi Tuang ini seluruh karbonnya berupa
Sementit sehingga mempunyai sifat sangat keras dan getas.
White cast iron yang keras membuatnya sulit ditempa, sehingga perlu
dilakukan proses pemanasan pada temperatur 700oC selama 30 jam yang
tujuannya menguraikan seluruh gumpalan graphit (Fe3C) akan terurai menjadi
matriks Ferrite, Pearlite dan Martensite. Sehingga menjadi Malleable Cast Iron
dimana grafitnya berbentuk agregat yang menyebabkan dia memiliki sifat mudah
ditempa. Lalu jenis lain adalah grey cast iron dimana mengalami pendinginan
yang lebih lama dibanding white cast iron sehingga muncul grafit-grafit yang
berbentuk flake. Sifat dari Besi Tuang ini kekuatan tariknya tidak begitu tinggi
dan keuletannya rendah (getas). Grey cast iron sendiri terbagi menjadi dua yakni
Pearlitic Grey Cast Iron dan Ferrite Grey Cast Iron dimana perbedaannya terdapat
pada laju pendinginan. Untuk laju pendinginan yang paling lambat adalah Ferritic
Grey Cast Iron sehingga kekuatannya rendah namun lebih ductile dibandingkan
Pearlitic Grey Cast Iron.
Departemen Teknik Metalurgi dan Material [2]
Paper Praktikum Karaterisasi Material 2 [ ]
Grafit yang berbentuk flake membuat besi tuang bersifat getas. Sehingga
pada besi tunag ditambahkan nodulizer (Mg/Ce) yang membuat grafit menjadi
berbentuk nodular (Nodular Cast Iron). Nodular Cast iron memiliki sifat yang
ductile namun memiliki kekuatan yang baik. Karena sifatnya ini maka Nodular
Cast Iron sering disebut sebagai Ductile Cast Iron. Sama halnya dengan grey cast
iron, nodular cast iron juga dibagi menjadi dua jenis yakni Pearlitic Ductile Iron
dan Ferritic Ductile Iron (dipengaruhi laju pendinginan). Jenis lain dari nodular
cast iron adalah Austenitic Ductile Iron (ADI). ADI merupakan nodular cast iron
yang mengalami proses austempering dimana fasa akhirnya berupa Bainit.
Dari uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kecepatan
pendinginan mempengaruhi sifat mekanik maupun mikrostruktur dari Besi Tuang.
Hal itu juga membuat besi tuang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis
dengan sifat mekanik dan mikrostruktur yang berbeda-beda. Semakin cepat laju
pendinginan maka akan memberikan sifat yang keras namun getas. Sebaliknya
dengan lambatnya pendinginan maka akan memberikan sifat mampu tempa dan
sifat yang lebih ductile. Ductility cast iron juga dipengaruhi dengan adanya
nodulizer sebagai pembuat grafit menjadi berbentuk nodular yang memberikan
sifat ductile.
Departemen Teknik Metalurgi dan Material [3]
Paper Praktikum Karaterisasi Material 2 [ ]
Referensi :
Badrul Munir. Bahan Kuliah Karakterisasi Material 1. 2010
Myrna Ariati. Bahan Kuliah Perlakuan Panas Permukaan. 2011
http://hapli.wordpress.com/forum-ferro/besi-cor-nodular/
http://www.gudangmateri.com/2011/02/besi-tuang.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Cast_iron
http://cepiar.wordpress.com/2007/11/13/apakah-besi-tuang-cast-iron-itu/
http://ms.wikipedia.org/wiki/Besi
http://www.crayonpedia.org/mw/BESI_TUANG_%28CAST-IRON%29_-
_HARDI_SUDJANA
http://www.scribd.com/doc/11078013/Macammacam-Besi-Tuang
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/bahan-baku-dan-
produk-industri/besi-tuang-cast-iron/
Departemen Teknik Metalurgi dan Material [4]