PAPER MENGGAMBAR 1.docx

120

Click here to load reader

Transcript of PAPER MENGGAMBAR 1.docx

Page 1: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

I Tujuan

Pada akhir pelajaran siswa akan dapat membaca dan sebuah membuat gambar

sederhana.

Apabila dihubungkan dengan pengetahuan subjek lain yang diberikan disekolah ini,

siswa harus dapat mengawasi seorang penggambar.

II. Tujuan instruksional

1. Pada akhir pelajaran siswa dapat:

- Menulis perlengkapan yang pokokm

- Mengenal ukuran standar kertas

- Menerangkan asal lembara Ao.

- Menerangkan hubungan antara dua ukuran yang berbeda dari standar kertas.

- Meletakkan garis tepiyang benar pada kertas gambar. Mengisi dengan benar

sebuah kepala surat.

- Menulis standar huruf dengan tanda tangan(free hand)

1.1. Pendahuluan

1.2. Tujuan umum

1.3. Perlengkapan menggambar

1.4. Format kertas gambar

1.5. Garis tepi

1.6. Kepala gambar

1.7. Standar huruf

1.8. Latihan

2. Pada akhir pelajaran siswa akan dapat

- Menggambar standar garis dengan ketebalan dan kehitaman yang seragam

dengan memakai pensil dan pena dalam bebrapa arah, menggunakan penggaris

segi tiga.

- Menggambar garis dengan tepat menurut oengertiannya.

- Menggambar garis dalam standar skala yang berbeda.

- Menentukan skala sesuai dengan gambar dan ukuran.

- Memperbesar atau memperkecil bentuk sederhan dari sebuah skala pada skala

yang lain

2.1 Garis

Page 2: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

2.2 Standar garis

2.3 Latihan

2.4 Skala

3. Pada akhir pelajaran siswa akan dapat:

- Memecahkan dan menggambar latihan –latihan 3.7.1. dan 3.7.2. dengan benar

dan bekerja sendiri.

3.1 Pemakaian gepmetri

3.2 Garis tegak lurus dan sejajar

3.3 Membagi dua sama besar

3.4 Membagi garis menjadi beberapa bagian yang sama

3.5 Konstruksi sudut memakai penggaris segi tiga

3.6 Konstruksi sudut memakai jangka

3.7 Latihan

4. Pada akhir pelajaran siswa akan dapat:

- Memecahkan dan menggambar latihan –latihan 4.5.1. dan 4.5.2. dengan benar

dan bekerja sendiri.

4.1 Menghubungkan garis lurus

4.2 Menghubungkan lingkaran

4.3 Konstruksi busur

4.4 Garis singgung

4.5 Latihan

5. Pada akhir pelajaran siswa akan dapat:

- membuat beberapa segi banyak beraturan di dalam sebuah lingkaran.

- membuat beberapa segi banyak beraturan dengan sebuah sisi yang diketahui.

5.1 Segi banyak (poligon)

5.2 Latihan

6. Pada akhir pelajaran siswa akan dapat:

Page 3: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

- Membuat sebuah elips

- Membuat sebuah parabola

6.1 Konstruksi kurva

6.2 Latihan

7. Pada akhir pelajaran siswa akan dapat:

- Menggambar tiga prinsip pandangan pada proyeksi kwadran pertama untuk

sebuah benda yang diberikan seperti contoh atau seperti proyeksi orthografis

- Menggambar pandangan sesuai dengan permintaan.

- Melengkapi pandangan dengan semua garis mayanya.

- Mengetahui kapan sebuah garis dalam panjang sebenarnya.

7.1 Proyeksi orthografis

7.2 Proyeksi kwadran pertama

7.3 Latihan

8. Pada akhir pelajaran siswa akan dapat:

- Menggambar sebuah perspektip dari sebuah benda yang diberikan dengan

pandangan orthografis (Proyeksi kwadran pertama).

- Melengkapi pandangan ketiga, apabila hanya diberikan dua pandangan.

- Mengetahui tiga perbedaan perspektip yang diterangkan pada pelajaran ini.

8.1 Visualisasi – penggambaran piktorial

8.2 Perspektip isometric

8.3 Perspektip dimetrik

8.4 Perspektip oblik

8.5 Latihan

9. Pada akhir pelajaran siswa akan dapat:

- Menggambar tiga pandangan utama dari sebuah benda yang sudah diputar

pada sumbunya tegak lurus terhadap bidang utama

Page 4: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

9.1 Perputaran benda

9.2 Perputaran sederhana

9.3 Latihan

10. Pada akhir pelajaran siswa akan dapat:

- Membuat tampak pembantu yang memperhatikan bentuk sebenarnya dari

sebuah permukaan yang dimiringkan.

10.1 Pandangan – pandangan pembantu utama

10.2 Latihan

11. Pada akhir pelajaran siswa akan dapat:

- Menggambar bentangan sebuah benda yang diberikan dalam tiga pandangan

orthografis atau pada perspektip.

11.1 Bentangan

11.2 Diagram panjang sebenarnya

11.3 Latihan

12. Pada akhir pelajaran siswa akan dapat:

- menggambarkan tiga pandangan utama dalam proyeksi kwadran ketiga,

sebuah benda yang diberikan seperti contoh atau seperti proyeksi orthografis.

- Menggambar sebuah perspektip dari sebuah benda kedalam pandangan

orthografis (Proyeksi kwadran ketiga).

1.1. PENDAHULUAN

Gambar teknik adalah suatu bahasa grafik yang digunakan orang diseluruh dunia, dan

biasanya dapat menyatakan sesuatu lebih jelas dari kata-kata, sebab setiap garis,

gambar dan symbol mempunyai fungsi dan pengertian yang tertntu.

Page 5: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

Pemakaian daripada tehnik menggambar yang baik adalah penting untuk kesuksesan

suatu penyelesaian gambar. Suatu gambar lebih penting daripada lukisan grafik dari

suatu objek atau suatu struktur.

Ini adalah suatu permintan tertentu pada si pekerja untuk melakukan pekerjaan

tertentu dalam suatu cara yang tertentu pula.

Setiap gambar atau penggambaran harus dilengkapi dalam penampilan selangkah

demi selangkah, dimulai dengan penulisan obyek, cara bekerja kemudian ukuran-

ukuran yang tepat dan yang lebih penting lagi adalah pemakaian alat-alat gambar.

Gambar janganlah berisikan garis-garis, tanda-tanda, symbol-simbol, dan ukuran-

ukuran yang tidak begitu penting. Bagaimanapun juga gambar harus berisikan suatu

kumpulan yang cukup dari catatan-catatan dan semua informasi yang sangat penting

lainnya, dalam suatu bentuk yang bisa ditanggapi dan dimengerti dengan benar dan

tepat.

Penggambar harus selalu membayangkan dirinya sebagai orang yang mengerjakan

atau crew yang mengerjakan pekerjaan sesuai gambar untuk setiap informasi.

1.2. TUJUAN UMUM

Pada akhirnya pelajaran ini semua siswa harus bisa membaca gambar tehnik dan

membuat sebuah gambar yang sederhana. Dan jika digabungkan dengan ilmu

pengetahuan denga subyek lain yang diberikan disekolah ini, siswa harus dapat

mengawasi seorang penggambar.

1.3. PERLENGKAPAN MENGGAMBAR

Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam penggambaran kita tidak memerlukan

berbagai macam perlengkapan, tetapi semua peralatan dasar yang kita pakai harus

dalam keadaan baik.

Penggambar dan perlengkapannya harus rapi dan bersih.

Page 6: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

Perlengkapan terdiri dari :

- Meja gambar dan papan gambar

- Penggaris T

- Penggaris segitiga (400/300-600)

- Penggaris berskala

- Pensil dan lead holder

- Kekerasan dari pensil diperlihatkan dengan angka dan huruf.

5H 4H 3H 2H H F HB B 2B 3B

H = hard F = fixed B = black

- Lead pointer

- Jangka

Page 7: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

- Pena gambar

- Kertas gambar

Sebagai perlengkapan tambahan kita dapat sebutkan :

- Sablon

Page 8: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

- Sablon huruf

- Busur derajat

- Pisau

1.4. FORMAT KERTAS GAMBAR

Standar ukuran kertas gambar digunakan beberapa negara sebagaimana dikenal

dengan seri A.

x . y=1 M 2

hubungan antara dua ukuran dari lembar adalah

x : y=1: √2

Dari pemecahab dua persamaan diatas kita dapatkan

x=0,841 m atau841 mm

y=1,189 m atau1189 mm

Ukuran ini dikenal sebagai A0 (A nol)

Ukuran lainnya didapat dengan membgi luas A0 menjadi ukuran lebih kecil seperti

terlihat pada gambar berikut :

Page 9: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

Ukuran standar kertas :

SIZE X Y

A0 841 1189

A1 594 841

A2 420 594

A3 297 420

A4 210 297

A5 148 210

1.5. GARIS TEPI

Page 10: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

Setiap kertas mempunyai sebuah garis tepi pada setiap sisinya. Pada sisi sebelah kiri

selalu 20 mm pada semua ukuran, tapi pada sisi lainnya garis tepi tergantung pada

ukuran kertas.

Untuk ukuran A0,A1 C = 15 mm

Untuk ukuran A2,A3,A4 C = 10 mm

1.6. KEPALA GAMBAR

Pada setiap gambar, ada kepala gambar di sudut kanan bawah dari kertas, yang

berisi :

- Nama perusahaan

- Judul gambar

- Judul pekerjaan

- Skala

- Nomor gambar

- Paraf dan perencana

- Tanggal di gambar

Di sekolah kita, kita akan menggunakan kepala gamabar seperti gambar berikut :

Page 11: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

Nr

Name

Class Date

CIVIL DEPARTMENT

TEDC Bandung

1.7. STANDAR HURUF

Semua catatan, huruf-huruf dan ukuran-ukiran yang dipakai pada gambar sebaiknya

dibuat dengan tangan (freehand) memakai standar huruf baik vertikal atau miring.

Pada gambar teknik sipil kita kebanyakan memakai huruf vertikal seperti terlihat pada

gambar berikut.

Page 12: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

Nr

Name

Class Date

CIVIL DEPARTMENT

TEDC Bandung

ABCDEFGHIJ KLMNOPQRSTUVWXYZ

E F J L M W

Page 13: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

1.7.1. UKURAN DARI STANDAR HURUF

Tinggi dank keluwesan dari huruf dan angka – angka sebaiknya serasi untuk

keperpluan catatan atau ukuran sama baiknya dengan ketebalan huruf.

Tinggi huruf besar 3,5 5 7 10 14

Jarak antara garis 5 7 10 14 20

Jarak antara huruf 0,5 0,7 1 1,4 2

Tinggi huruf kecil 2,3 3,5 5 7 10

Ketebalan huruf 0,25 0,35 0,5 0,7 1

1.7.2. LEBAR HURUF

Lebar dari huruf capital umumnya 7/10 atau 2/3 dari tinggi.

Huruf EFJLT dan angka lebarnya ½ dari tinggi.

Lebar huruf M adalah 4/5 dari tinggi.

Huruf W memeiliki lebar sama dengan tingginya.

Untuk kebanyakan huruf –huruf kecil juga memakai aturan dari

Lebar = 7/10 atau 2/3 dari tingginya

Ada beberapa pengecualian seperti dapat dilihat dalam daftar standar huruf.

1.8. Latihan

1.8.1. Lengkapi lembar berikut dengan menuliskan huruf – huruf standar pada contoh

Page 14: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

Nr

Name

Class Date

CIVIL DEPARTMENT

TEDC Bandung

abcdefghijklmnopqr

Nr

Name

Class Date

CIVIL DEPARTMENT

TEDC Bandung

stuvwxyz1234567890

Nr

Name

Class Date

CIVIL DEPARTMENT

TEDC Bandung

STUVWXYZ1234567890Nr

Name

Class Date

CIVIL DEPARTMENT

TEDC Bandung

ABCDEFGHIJKLMNOPQR

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

Page 15: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

Page 16: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

Page 17: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

1.9. TUJUAN PENGAJARAN

Pada akhir pelajaran ini siswa akan dapat :

Menuliskan perlengkapan gambar yang pokok

Mengenal ukuran dari standard kertas

Menerangkan asal lembaran Ao

Menerangkan hubungan antara dua ukuran yang berbeda dari standar kertas

Meletakkan garis tepi yang benar pada kertas gambar

Mengisi dengan benar sebuah kepala gambar

Menuliskan dengan tangan standar huruf

1234567890

Page 18: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

2.1. GARIS

Salah satu faktor yang penting pada gambar yang baik adalah mutu dari garis. Hal ini

berari bahwa garis harus seragam ketebalan dan kehitamannya.

Salah satu kesukaran adalah dalam memastikan busur dan lingkaran mempunyai lebar

dan kehitaman sama seperti pada garis lurus, dan praktek adalah perlu untuk

mencapai hal tersebut.

Apabila garis lurus dan lingkaran atau busur dari lingkaran akan dihubungkan,

pertama kali selalu menggambar busur dan lingkaran dan kemudian dengan hati-hati

dalam menggambar garis lurus, yang akan merupakan garis singgung. Biasanya

paling baik mulai menggaris dari titik kontak, dari pada dengan berakhir dari titik

kontak.

Kejelasan dan mudah dibaca sangat diperlukan apabila macam garis yang sama

dipergunakan untuk keperluan yang sama. Berat atau tebal dari beberapa garis

bervariasi, untuk menunjukkan sesuatu yang penting.

Garis ukuran dan garis batas ukuran, merupakan garis yang paling tipis pada gambar,

harus cukup terang apabila direproduksi (copy).

Page 19: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

GARIS

2.2. STANDARD GARIS

MACAM GARIS KEGUNAANNYA

1. GARIS GAMBAR (tebal)

2. GARIS TIPIS (1/4 tebal dari gambar)

3. GARIS PUTUS TITIK/SUMBU

(1/3 tebal garis gambar)

4. GARIS POTONG

(1/2 tebal garis gambar)

5. GARIS POTONG-POTONG SINGKAT

(1/4 tebal dari garis)

Apa yang terlihat/tampak

Garis tepi/garis batas

Garis penolong/ukuran

Gambaran dari bagian-bagian

yang ukurannya ditentukan

pada gambar lain.

Arsiran

Garis sumbu

Penunjuk rempat penampang

(diujung pangkal ditambah

huruf)

Batas lukisan, apabila

sebagian benda yang di lukis

dihilangkan.

Apa yang tak dapat dilihat

karena letaknya dibelakang

pandangan/tampak

Gambaran dari suatu

bangunan yang akan

dibongkar/rencana perluasan

Penggambaran tepi-tepi dari

suatu pandangan

semu/sebagian

Page 20: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

6. GARIS SEMU

(1/2 tebal garis gambar)

Page 21: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

GAMBAR 1potongan tembokkolom, kusen

GAMBAR 2denah

GAMBAR 3potongan

GAMBAR 4pertemuantembok & kuda2

Page 22: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

2.3. Latihan-latihan

Lengkapi lembaran berikut dengan garis seperti contoh pada kolom pertama dengan

memakai pensil.

Agar diperhatikan bahwa semua garis seragam dalam ketebalan dan kehitamannya.

Ulangi latihan dengan memakai tinta gambar.

22

Page 23: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

23

CONTINOUS-HEAVY LINE (GARIS TEBAL)

CONTINOUS-FINE LINE (GARIS HALUS)

CONTINOUS-LIGHT LINE (GARIS TIPIS-putus-putus)

CONTINOUS-FINE LINE (GARIS HALUS-putus titik)

Page 24: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

24

CONTINOUS-HEAVY VERTICAL LINE (garis tebal vertical)

CONTINOUS-FINE VERTICAL LINE (garis halus vertical)

CONTINOUS-HEAVY 45º SLANTED LINE (garis tebal miring 45º)

CONTINOUS-FINE 45º SLANTED LINE (garis halus miring 45º)

Page 25: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

2.4. SKALA

Pada konstruksi sipil dan bangunan, skala biasanya di pakai untuk mengecilkan

ukuran sebenarnya untuk mengecilkan ukuran sebenarnya untuk memberikan dalam

penyajian dari lay out, struktur dan detail pada kertas gambar.

Pemakaian skala pada gambar berarti menyajikan perbandingan nyata dari benda.

Skala kecil biasanya akan sedikit memperlihatkan dengan jelas detail yang

dikehendaki secara penuh, pakai skala cukup besar untuk menghindari salah

pembacaan.

2.4.1 Skala kecil

1 : 1000 , 1 : 500 , 1 : 200 Gambar situasi.

1 : 100 atau 1 : 50 Pengaturan umum.

1 : 50 Dinding sederhana dan detail plat.

2.4.2 Skala besar

1 : 20 Tampak balok dan kolom

1 : 10 Potongan balok dan kolom

1 : 5 , 1 : 2 atau 1 : 1 Detail ukuran besar

2.4.3 Skala pembesaran

2 : 1 atau 5 : 1 Untuk detail-detail, khususnya pada

Gambar mesin dan listrik.

25

Page 26: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

2.5. LATIHAN-LATIHAN

2.5.1. Gambarkan sebuah garis dari :

3.00 m panjang pada skala 1:20, 1:50, 1:100

50 cm 1:5, 1:10, 1:20

25.00 m 1:1000, 1:500, 1:200

14.00 m 1:500, 1:200, 1:100

15 cm 1:2, 1:1, 1:5

1:20

1:50

1:100

1:5

1:10

1:20

1:1000

1:500

1:20

1:500

1:200

1:100

1:2

1:1

1:5

26

Page 27: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

2.5.2. Tuliskan skala disamping beberapa garis berikut :

27

50 cm

1.5 m

25.00 m

2.00 m

60 cm

11 m

10 cm

5.00 m

20 cm

16.50 m

90 cm

14.80 m

121.00 m

6 cm

13.50 m

30.00 m

3.65 m

2.6 m

2 cm

Page 28: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

2.6. TUJUAN PENGAJARAN

Pada akhir pelajaran ini, siswa akan dapat :

Menggambar standard garis dengan seragam ketebalan dan kehitamnnya

memmakai pensil dan pena dalam beberapa arah menggunakan penggaris

segitiga.

Menggambar garis dengan tepat menurut dengan pengertiannya

Menggambar garis dalam standard skala yang berbeda.

Menentukan skala sesuai dengan gambar dan ukuran.

Memperkecil atau memperbesar bentuk sederhana dari sebuah skala pada skala

yang lain.

28

Page 29: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

3.1. PEMAKAIAN GEOMETRI

Kebanyakan dari garis-garis yang membentuk pandangan pada gambar teknik dapat

di gambar memakai peralatan dan perlengkapan.

Akan tetapi konstruksi geometri mempunyai kegunaan-kegunaan yang penting,

dalam hal pembuatan gambar maupun pemecahan problem dengan grafik dan

diiagram. Kadang-kadang ini perlu menggambar konstruksi geometri, terutama jika

penggambar tidak mempunyai keuntungan yang diperoleh dari mesin gambar, dan

papan gambar.

3.2. GAMBAR TEGAK LURUS DAN GARIS SEJAJAR

3.2.1. Menggambar sebuah garis tegak lurus atau sejajar terhadap suatu garis sembarang

yang diketahui (A-B) dengan mempergunakan penggaris segi tiga.

Posisi sepasang penggaris segitiga,

pergunakan penggaris segi tiga

kedua sebagai dasar, dengan

demikian salah satu sisi dari segi

tiga pertama berimpit dengan garis

AB yang diketahui

Geser segi tiga pertama sepanjang

sisi dari segi tiga kedua. Salah satu

sisi akan menghasilkan garis sejajar

(s), sisi yang lain akan

menghasilkan garis tegak lurus (l).

29

A

B

I II

A

B

II

I

L S

Page 30: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

3.2.2. Membuat garis sejajar terhadap garis tertentu (A-B) melalui titik P yang diketahui

dengan memakai jangka.

Gambar sebuah busur yang

mempunyai jari-jari = AP dengan

pusat di B. Gambar sebuah busur

yang mempunyai jari-jari = AB

dengan pusat di P. Hubungkan dua

buah busur yang berpotongan (l)

dengan titik P, garis ini adalah

sejajar dengan AB.

3.2.3. Membuat garis tegak lurus terhadap garis tertentu (A-B) melalui titik P yang

diketahui dengan memakai jangka.

Gambar sebuah busur memotong

garis AB dengan pusat di P. Dari ke

dua titik potong tersebut (1 dan 2)

gambar dua busur lagi. Hubungkan

titik potong (3) dengan titik P, garis

ini adalah tegak lurus dengan AB

30

P

3

A

B

A

B

3

12

Page 31: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

3.3. MEMBAGI DUA SAMA BESAR

3.3.1. Membagi dua sama besar seluruh garis.

Diketahui garis AB, atur jangka

untuk sebuah jari-jari (R) lebih

besar dari ½ AB. Dengan memakai

titik-titik pada A dan B, gambar

perpotongan busur-busur di atas

dan di bawah garis AB sebuah garis

1-2 melalui titik potong-titik potong

akan membagi A-B menjadi 2

bagian yang sama dan akan tegak

lurus dengan garis AB.

3.3.2. Membagi dua sama besar seluruh sudut.

Diketahui sudut BAC dengan pusat

A dan jari-jari sesuai gambar

sebuah busur untuk memotong AB

di l dan AC di 2.

Dengan pusat 1 dan 2 gambar

busur-busur dengan jari-jari yang

sama, gambar perpotongan busur-

busur di 3.

3.4. MEMBAGI GARIS MENJADI BAGIAN-BAGIAN YANG SAMA

Diketahui garis A-B dan nomor dari

bagian-bagian yang sama yang

dikehendaki (misalnya 7) gambar

salah satu garis dari A atau dari B.

Dengan memakai skala atau jangka

tandai bagian-bagian-bagian yang

sama seperti nomor dari bagian-

31

A

2

1

BR

A

1

2

3

B

C

Page 32: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

bagian ingin kita dapatkan pada

garis AB (untuk ini misalnya 7).

Hubungkan titik terakhir (7) dengan

ujung dari garis yang diketahui (B).

Gambar garis-garis sejajar dengan

garis B-7 melalui titik-titik yang

bertanda. Pembagian garis AB

seperti yang kita kehendaki.

3.5 KONSTRUKSI SUDUT MEMAKAI PENGGARIS SEGITIGA

Peralatan gambar dasar termasuk dua penggaris segitiga :

45° / 45° / 90°

30° / 60° / 90°

Dengan menggunakan penggaris segitiga pada waktu yang sama kita akan

memperoleh ukuran sudut yang lebih

banyak.

32

Page 33: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

3.6 KONSTRUKSI SUDUT MEMAKAI JANGKA

Konstruksi dari sudut-sudut umumnya dibuatdengan penggaris segitiga, tapi untuk

beberapa desain ini penting untuk diketahui bagaimana menggambar sudut-sudut

mempergunakan sebuah jangka.

3.6.1 Sudut 90°

Untuk membuat sudut 90° ada bebrapa macam:

Cara Pertama :

Letakkan sebuah titik (1) diluar garis A-B yang

diketahui dan dengan pusat 1 dan jari-jari 1-B

gambar sebuah lingkaran. Kita sebut titik 2

perpotongan antara garis A-B dan lingkaran-

lingkaran. Hubungkan titik titik 2 dan 1 dan

buat garis untuk menghubungkan lingkaran (3).

Hubungkan garis titik 3 dan B adalah tegak

lurus dengan AB.

Cara Kedua :

Dengan pusat pada satu ujung A atau B

gembar sebuah lingkaran

dengan jari-jari yang sesuai.

Dengan jari-jari yang sama gambar

sebuah busur dari 1

(perpotongan AB dengan

lingkaran) pada lingkaran (2)

dan dari 2 sekali lagi busur yang

berpotongan dengan

perpanjangan dari garis 1-2

adalah titik 3.

Hubungkan garis titik titik 3 dan B adalah tegak lurus dengan AB.

33

Page 34: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

3.6.2 Sudut 60°

Dengan pusat titik A gambar sebuah busur

dengan sebuah jari-jari yang sesuai.

Dengan jari-jari yang sama gambar sebuah

busur dari sebuah titik 1 (perpotongan AB

dengan busur) perpotongan dari dua busur (2)

yang dihubungkan dengan titik A adalah sisi

dari sisi yang dimaksud.

3.6.3 Sudut 45° dan 30°

Untuk membuat sudut 45° dan 30° pertama kali gambar sudut 90° atau 60° dan

bagilah menjadi sama bagian. Dengan cara ini kita akan mendapat sudut lebih

banyak seperti 22,5° dan 15° dll hanya dengan membagi sama bagian sudut sekali

lagi.

3.6.4 Pembagian sudut 90° menjadi tiga bagian

Dengan proses yang sama seperti membuat

sudut 60°, gambar sebuah busur

dengan pusat di A.

Dengan jari-jari yang samagambar dua

busur dari titik 1 dan titik 2.

Dua titik potong (3,4) dihubungkan

dengan A akan membagi sudut

menjadi 3 bagian yang sama.

34

Page 35: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

3.7 LATIHAN-LATIHAN

3.7.1 Gambarkan dengan pena pada kertas gambar ukuran A3

- Sebuah garis sejajar terhadap garis AB yang diketahui melalui titik P yang

diketahui

- Sebuah garis tegak lurus terhadap garis AB yang diketahui melalui titik P yang

diketahui

- Sumbu dari sebuah garis

- Pembagi sama besar sebuah sudut

- Bagi garis a dalam 9 sama bagian

- Bagi garis a dalam 11 sama bagian

35

Page 36: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

3.7.2 Buat dengan mempergunakan sebuah jangka pada kertas gambar A3 :

- Sebuah sudut 90° (cara pertama)

- Sebuah sudut 90° (cara Kedua)

- Sebuah sudut 60°

- Sebuah sudut 45°

- Sebuah sudut 30°

- Bagi sebuah sudut 90° dalam 3 bagian yang sama

3.8. TUJUAN PENGAJARAN

Pada akhir pelajaran ini siswa harus dapat :

- Memecahkan dan menggambar latihan-latihan diatas ini dengan benar dan

bekerja sendiri

4.1 MENGHUBUNGKAN GARIS-GARIS LURUS

4.1.1 Menggambar sebuah bususr menyinggung dua garis yang saling tegak lurus

Diketahui R sebagai jari-jari dari

bususr. Gambar sebuah busur yang

mempunyai jari-jari R dengan pusat di

B, memotong garis-garis AB dan BC di

1 dan 2. Dengan 1 dan 2 sebagai pusat-

pusat dan dengan jari-jari yang sama,

gambar busur-busur yang berpotongan

di O.

Dengan pusat O gambar busur yang

dikehendaki. Titik-titik singgung adalah 1 dan 2.

36

Page 37: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

4.1.2 Menggambar sebuah busur menyinggung sisi-sisi dari sebuah sudut lancip

Diketahui R sebagai jari-jari dari busur.

Gambar garis-garis didalam sudut, sejajar

dengan garis yang telah diketahui, jarak R.

Pusat dari busur akan di 1. Setel jangka

dengan jari-jari R, dan dengan pusat 1

gambar busur menyinggung garis-garis yang

telah diketahui.

Titik-titik singgung 2 dan 3 didapatkan oleh penggambaran tegak

lurus melalui titik 1 dengan

garis-garis yang telah diketahui.

4.1.3 Menggambar sebuah busur menyinggung dua sisi dari sebuah sudut tumpul

Ikuti cara-cara seperti

pada sudut lancip

(nomor 4.1.2)

37

Page 38: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

4.1.4 Menggambar sebuah kurva yang saling terbalik yang menghubungkan dua garis

sejajar.

Diketahui garis sejajar AB dan CD dan

jarak x dan y, hubungkan titik-titik

B dan C dengan sebuah garis.

Dirikan sebuah garis tegak lurus

pada AB dan CD dari titik-titik B

dan C. Pilih titik E pada garis BC

dimana kurva akan bertemu. Bagi

sama besar BE dengan EC. Titik-

titik 1 dan 2 dimana pusat-pusat

untuk busur-busur membentuk

hubungan kurva.

4.1.5 Menggambar sebuah busur menyinggung sebuah lingkaran dan garis lurus.

Diketahui R sebagai jari-jari dari busur,

gambar sebuah garis sejajar dengan

garis lurus antara lingkaran dan

garis pada jarak R dari garis yang

diketahui.

38

Page 39: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

Dengan pusat dari lingkaran sebagai pusat

dari jari-jari R1 (jari-jari dari lingkaran

ditambah R) gambar sebuah busur

memotong garis lurus sejajar di 1. Dengan

pusat 1 dan jari-jari R, gambar busur

menyinggung lingkaran dan garis lurus

yang dikehendaki.

4.2 MENGHUBUNGKAN LINGKARAN-LINGKARAN

4.2.1 Menggambar sebuah busur menyinggung dua lingkaran

Busur Cekung

Diketahui R sebagai jari-jari dari busur, dengan

pusat dari lingkaran A sebagai pusat dari jari-jari

R2 (jari-jari dari lingkaran A ditambah R), gambar

39

Page 40: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

sebuah busur dalam daerah antara lingkaran-

lingkaran.

Dengan pusat lingkaran B sebagai pusat dari jari-

jari R2 (jari-jari dari lingkaran B ditambah R)

gambar sebuah busur memotong busur lain di 1.

Dengan pusat 1 dan jari-jari R gambar busur

menyinggung lingkaran-lingkaran yang

dikehendaki.

Busur Cembung

Diketahui R sebagai jari-jari dari busur, dengan

pusat dari lingkaran A sebagai pusat dari jari-jari

R-R2, gambar sebuah busur dalam daerah antara

lingkaran-lingkaran.

Dengan pusat lingkaran B sebagai pusat dari jari-

jari R-R3, gambar sebuah busur memotong busur

lain di a. Dengan pusat 1 dan jari-jari R, gambar

busur menyinggung lingkaran-lingkaran yang

dikehendaki.

4.3 KONSTRUKSI BUSUR MELALUI 3 TITIK

4.3.1 Menggambar sebuah busur atau lingkaran melalui 3 titik, tidak pada sebuah garis

lurus

Diketahui titik-titik A, B dan C seperti terlihat.

Bagi sama besar garis-garis AB dan BC

perpanjang garis-garis pembagi pada perpotongan

40

Page 41: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

di O. Titik O adalah pusat dari lingkaran busur yang dikehendaki. Dengan pusat O

dan jari-jari OA gambar sebuah busur.

4.3.2 Mencari pusat dari sebuah lingkaran atau busur.

Tetapkan 3 titik pada lingkaran

yang telah diketahui dan ikuti cara

yang sama seperti nomor 4.3.1

4.4 GARIS SINGGUNG

4.4.1 Menggambar sebuah garis lurus menyinggung dua lingkaran

41

Page 42: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

Letakkan penggaris T atau tepi lurus sehingga tepi

atas menyentuh pinggir-pinggir dari lingkaran-

lingkaran, dan gambar garis singgung.

Garis-garis tegak lurus pada garis ini dari pusat-

pusat dari lingkaran-lingkaran memberikan garis

singgung titik-titik T1 dan T2.

42

Page 43: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

4.5 LATIHAN-LATIHAN

4.5.1 Gambar dengan pena pada kertas gambar A3 :

- Sebuah busur menghubungkan garis-garis pada sudut siku-siku

- Sebuah busur menghubungkan garis-garis pada sudut lancip atau sudut tumpul

- Sebuah kurva yang saling terbalik menghubungkan dua garis sejajar

- Sebuah busur yang menyinggung pada sebuah lingkaran dan seluruh garis lurus.

4.5.2 Gambar dengan pena pada kertas gambar A3 :

- Sebuah busur cekung menyinggung dua lingkaran

- Sebuah busur cembung menyinggung dua lingkaran

- Sebuah lingkaran melalui tiga titik

- Sebuah garis menyinggung dua lingkaran

4.6 TUJUAN PENGAJARAN

Pada akhir pelajaran ini, siswa akan didapat :

- Memecahkan dan menggambar latihan-latihan diatas dengan tepat dan bekerja

sendiri.

43

Page 44: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

5.1 SEGI BANYAK (POLIGON)

Sebuah segi banyak beraturan adalah sebuah gambar bidang yang dibatasi oleh

garis-garis lurus dengan panjang yang sama dan memuat sudut-sudut dengan ukuran

yang sama.

5.1.1 Segi tiga sama sisi

Diketahui sisi AB. Dengan memakai titik-

titik akhir A dan B sebagai pusat dan sebuah

jari-jari yang sama dengan panjang AB, buat

dua busur yang berpotongan di C. Gambar

garis-garis dari A ke C dan dari C ke B untuk

melengkapi segitiga sama sisi yang

dikehendaki

5.1.2 Bujur sangkar/segi empat

Diketahui sisi AB. Gambar garis tegak lurus pada

garis AB melalui titik-titik A dan B.

Letakkan titik D pada perpotongan sebuah

konstruksi garis 45° melalui A dan garis tegak

lurus dari B. Gambar CD sejajar dengan AB

untuk melengkapi bujur sangkar.

44

Page 45: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

5.1.3 Segi lima dan segi sepuluh beraturan (pentagon dekagon)

Diketahui sebuah lingkaran. Gambar garis-

garis tengah AB dan CD yang tegak lurus

sesamanya. Tentukan titik 1 ditengah-tengah

OB. Dengan 1 sebagai pusat dan 1-c sebagai

jari-jari, gambar busur c-2. Garis c-2 adalah

salah satu sisi segilima yang dikehendaki.

Garis 2-0 adalah salah satu sisi segi sepuluh

yang dikehendaki.

5.1.4 Segienam (Hexagon)

Diketahui sebuah lingkaran. Gambar garis-garis tengah AB dan CD yang tegak lurus

sesamanya. Dari titik C dan D gambar dua busur

memotong lingkaran yang telah diketahui. Gambar

garis-garis yang menghubungkan titik-titik C, 2, 4,

D, 3, 1, C untuk melengkapi segi enam yang

dikehendaki.

Catatan :

- Sisi-sisi mempunyai panjang yang sama seperti jari-jari dari lingkaran

- Sisi-sisi 1-c, c-2, D, D-4 adalah miring 30°.

45

Page 46: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

Diketahui jarak dua bidang rata. Gambar

sebuah lingkaran dengan garis tengah sama

dengan jarak dua bidang rata. Dengan

memakai penggaris segi tiga 30°-60° dan

penggaris T gambar garis-garis singgung

yang membuat sisi-sisi dan ujung-ujung

sudut segi enam yang dikehendaki.

46

Page 47: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

5.1.5 Membuat segi banyak beraturan, diketahui sebuah lingkaran

Bagi garis tengah (A-B) dalam bagian-bagian yang sama seperti jumlah sisi untuk

segi banyak yang dimaksud. Kita ambil contoh segi banyak dengan 7 sisi.

Dengan pusat pada A dan C, dan jari-jari A-l, gambar dua busur untuk menentukan

titik-titik E dan F. Perpotongan dengan lingkaran dekat titik A adalah titik G. Segi banyak

47

F

C

G

E A1' 2' 3'

12

34

56

7

B

D

Page 48: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

yang dimaksud adalah jarak antara G dan 3’. Dimulai dari A atau C, lengkapi semua sisi

untuk membuat segi banyak.

5.1.6 Membuat segi banyak beraturan, diketahui salah satu sisinya

987

C1

234

56BA

Diketahui sisi A-B, buat gari pembagi tegak lurus. Letakkan titik C pada

48

Page 49: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

perpotongan garis pembagi dan busur yang mempunyai pusat di A dan B dengan

jari-jari A-B.

Bagi C-B menjadi 6 bagian yang sama. Tambah satu, dua, tiga... bagian di C pada

garis pembagi tegak lurus untuk memperoleh titik-titik 7,8,9 .... dan sebagainya.

Dengan pusat di 7 dan jari-jari di 7-A gambar lingkaran yang dapat anda lukis 7 kali

sisi AB. Dengan pusat di 8 dan jari-jari 8-A gambar lingkaran yang dapat anda lukis

8 kali sisi AB.

5.2 LATIHAN-LATIHAN

5.2.1 Bagilah kertas gambar A3 dalam 4 bagian sama besar dan buatlah :

Sebuah segi tiga sama sisi dengan salah satu sisinya diketahui.

Sebuah segi empat dengan salah satu sisinya diketahui.

Sebuah segi lima beraturan dan sebuah segi sepuluh beraturan dalam sebuah

lingkaran yang diketahui.

Sebuah segi enam beraturan dalam sebuah lingkaran yang diketahui.

5.2.2 Bagilah kertas gambar A3 dalam 2 bagian yang sama dengan sebuah garis tegak

Pada bagian kiri buatlah sebuah segi sembilan beraturan dalam sebuah lingkaran

yang diketahui.

Pada bagian kanan buatlah sebuah segi tujuh, segi sembilan dan segi sebelas

beraturan dengan salah satu sisinya diketahui.

5.3 TUJUAN PENGAJARAN

Pada akhir pelajaran ini, siswa akan dapat :

Membuat beberapa segi banyak beraturan didalam sebuah lingkaran yang

diketahui

Membuat beberapa segi banyak beraturan dengan sebuah sisi yang diketahui.

49

Page 50: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

6.1 KONSTRUKSI KURVA

6.1.1 Elips

Secara matematis elips adalah suatu kurva yang terbentuk oleh sebuah pergeseran

titik, sehingga pada beberapa posisi jumlah jarak-jaraknya dari dua titik-titik tetap

adalah konstan (sama dengan diameter panjang). Bentuk ini sering ditemukan

didalam gambar orthografis, apabila bentuk-bentuk lubang atau lingkaran dilihat

secara miring.

Biasanya diameter panjang dan diameter pendek telah diketahui.

6.1.1.1 Membuat sebuah elips dengan metoda dua lingkaran

Diketahui sumbu panjang AB dan sumbu pendek CD, buat dua buah lingkaran

dengan diameter sumbu panjang dan sumbu pendek. Bagi lingkaran-lingkaran

tersebut menjadi beberapa sama besar dan gambar garis-garis diametrical seperti P1-

P2. Dari titik P1 pada llingkaran besar, gambar sebuah garis sejajar dengan CD, dan

dari titik P1 pada lingkaran dalam, gambar sebuah garis sejajar AB.

Titik pada perpotongan garis-garis ini (E) teletak pada garis elips yang dikehendaki.

Ulangi dengan cara yang sama dan buat tutuk-titik lainnya dari pada elips.

50

Page 51: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

A B

D

P2

C

P1

P1 E

51

Page 52: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

6.1.1.2 Membuat sebuah elips dengan metoda empat titik pusat

Diketahui sumbu panjang AB dan sumbu pendek CD. Tarik CE sama dengan Ao

dikurangi CO. Gambar garis bagi AE, letakkan titik G pada garis AO dan titik F

pada garis CD (garis CD boleh diperpanjang).

Buat OF dengan OF1 dan OG sama dengan OG1. Titik-titik F,F1,G dan

G1merupakann titik-titik pusat dari elip yang dikehendaki.

A B

F1

C

E

G O

D

F

G1

52

Page 53: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

6.1.1.3 Membuat sebuah elips dengan parallelogram

Diketahui sumbu panjang AB dan sumbu pendek CD. Buat segi empat pembatas.

Bagi AO dan AE menjadi beberapa bagian sama besar (misal 4 bagian) dan berikan

nomor pada titik-titik tersebut mulai dari titik A. Dari C gambar sebuah garis

melalui titik 3 pada garis AE dan dari D gambar sebuah garis melalui titik 3 pada

garis AO.

Titik perpotongan pada aris-garis ini adalah pada elips yang dikehendaki.

Penggambaran yang sama melalui titik 1 dan 2 akan mendapat titik-titik lain pada

elips yang dikehendaki.

E

A

D

C

BO321

1

2

3

53

Page 54: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

6.1.2. PARABOLA

Secara matematis parabola adalah titik yang terbentuk oleh sebuah pegeseran titik

sehinga pada beberapa posisi jaraknya dari sebuah titik tetap (fokus) adalah selalu

tepat sama dengan jarak garis tetap (directrix).

Dalam perencanaan teknik, parabola digunakan pada statika untuk emnggambarkan

momen yang terjadi pada sebuah balok, untuk menggambarkan kurva vertikal pada

jalan raya dan untuk busur jembatan.

6.1.2.1 Membuat sebuah parabola dengan metoda garis singgung

Diketahui titik A dan B, an jarak CD denga puncak parabolla (vertex). Perpanjang

sumbu CD, sehingga DE sama dengan CD. Bagi EA dan EB pada beberapa bagian

sama besar (misal 8 bagian). Beri nomer titik-titik pembagi seperti terlihat pada

gambar.

Hubungkan titik-titik 1 dan 1,2 dan 2, 3 dan 3, dan seterusnya, garis-garis ini,

sehingga garis-garis singgung dari parabola yang dikehendaki. Gambar kurva garis

singgung.

54

Page 55: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

A BC

1

2

3

4

5

6

7

E

7

6

5

4

3

2

1

55

Page 56: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

6.1.2.2 Menggambar sebuah parabolla dengan metoda parallelogram

Diketahui titik A,E dan V gambar parallelogran melalui titik-titik ini, seperti terlihat

pada gambar. Bagi AC dan CV pada beberapa bagian sama besar (misal 5 bagian) dan beri

nomer titik-titik pembagi.

Gambar garis-garis konstruksi dengan garis tips dari titik V ke beberapa titik-titik pembagi

sepanjang AC. Kemudian gambar garis-garis sejajar dengan sumbu dari semua titik-titik

pada AV. Titik-titik perpotongan dari garis konstruksi tersebut kalau dihubungkan akan

membentuk parabolla.

A B

DC

4

3

2

1

V1234

56

Page 57: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

6.2 LATIHAN-LATIHAN

6.2.1 Bagi kertas gambar A3 kedalam dua bagian yang sama dengan sebuah garis vertikal

Pada sisi kiri buatlah sebuah elips memakai metode dua lingkaran

Pada sisi kanan buatlah sebuah elips memakai metoda empat titik pusat.

6.2.2 Pada kertas A4 buatlah seluruh elips memakai metoda paralellogram

6.2.3 Bagi kertas gambar A3 kedalam dua bagian yang sama dengan sebuah garis vertikal.

Buatlah dua parabola.

6.3 TUJUAN PENGAJARAN

Pada akhir pelajaran ini siswa harus dapat :

Membuat sebuah elips

Membuat sebuah parabola

57

Page 58: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

7.1 PROYEKSI ORTHOGRAFIS

Penggambar harus menggambarkan bagian-bagian yang kelihatan sebagai tiga

dimensi (lebar, tinggi, dalam) pada kertas gambar. Perbedaan pandangan pada

objek : tampak muka, tampak samping, dan tampak atas disusun secara sistematis

pada kertas gambar untuk menyampaikan informasi yang penting. Benda

diproyeksikan dari beberapa sisi. Cara penggambaran seperti ini dinamakan

‘proyeksi orthografis’.

Kata orthografis berasal dari kata-kata Yunani : Orthos berarti lurus, benar atau

tegak lurus, dan graphikus berarti menulis atau menggambar dengan garis. Perlu

dicatat bahawa proyeksi orthografis bila : “semua garis proyeksi sejajar terhadap

satu sama lain dan tegak lurus terhadap bidang dimana benda tersebut di

proyeksikan”.

Prinsip proyeksi orthografis dapat dilakukan pada sistem kuadran. Walau demikian,

hanya dua sistem yang biasa dipakai, ialah proyeksi kuadran pertama (first angle

proyection) dan proyeksi kuadran ketiga (thirt angle proyection). Proyeksi kuadran

pertama terutama dipergunakan di beberapa negara Eropa dan Asia, sehingga

disebut proyeksi metoda Eropa. Proyeksi kuadran ketiga terutama dipergunakan di

Amerika Serikat dan Kanada, sehingga disebut proyeksi metoda Amerika.

Penggambar harus mengetahui dan mengerti benar kedua macam proyeksi

orthografis tersebut.

58

Page 59: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

KWADRAN I I KWADRAN I I

KWADRAN I I

KWADRAN I I

BIDANG TEGAK

BIDANG DATAR

7.2 PROYEKSI KUADRAN PERTAMA/ FIRST ANGLE PROJECTION

Pada proyeksi kuadran pertama, semua pandangan diproyeksikan pada bidang

belakang benda, sedang benda nya diproyeksikan pada kuadran pertama.

A

C

BFRONTAL PLAN PROFIL PLAN

HORIZONTAL PLAN

A. TAMPAK MUKA

B. TAMPAK ATAS

C. TAMPAK SAMPING

59

Page 60: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

7.2.1 Prinsip Pandangan

A. TAMPAK MUKA

B. TAMPAK ATAS

C. TAMPAK SAMPING

Untuk memperoleh gambaran sebuah benda, biasanya kita perlu menggambar tiga

pandangan yag berbeda, yaitu :

a. Tampak depan

b. Tampak atas atau denah

c. Tampak samping

Kadang-kadang dengan dua pandangan saja kita udah cukup memperoleh gambaran

sebuah benda yag sederahana. Dalam hal-hal lain, tambahan pandangan bisa

diperlukan untuk tiga pandangan biasa.

60

Page 61: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

ADF C

E

B

A

B

C

D

E

F

A. TAMPAK MUKA

B. TAMPAK ATAS

C. TAMPAK SAMPING KIRI

TAMPAK TAMBAHAN

D. TAMPAK SAMPING KANAN

E. TAMPAK BAWAH

F. TAMPAK BELAKANG

61

Page 62: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

7.2.2 Prinsip-prinsip Gambar Multi Pandangan

Pandangan atas (denah) dan pandangan muka selalu dalam segaris vertikal/tegak

lurus. Tampak muka dan tampak samping selalu dalam segaris mendatas/horisontal.

Lebar benda diperlihatkan pada tampak muka dan denah.

Dalam (panjang) benda diperlihatkan pada tampak samping denah. Tinggi benda

diperlihatkan pada tampak muka dan tampak samping.

62

TING

GITE

BAL

TEBAL

TING

GI

TAMPAK MUKA TAMPAK SAMPING

DENAH

Page 63: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

7.2.3 Proyeksi Garis

Sebuah garis dapat diproyeksikan dalam panjang sebenarnya, atau sebagai titik

didalam suatu pandangan tergantung pada hubungannya terhadap bidang proyeksi,

dimana gambar tersebut diproyeksikan.

Panjang sebenarnya diperlihatkan hanya pada denah yang sejajar terhadap garis.

Apabila sebuah garis tegak lurus pada proyeksi denah, maka proyeksinya akan

beruapa sebuah titik. Hal ini penting bagi para penggambar untuk menggambarkan

posisi setiap garis yang digambarkan. Sehingga dapat mengetahui apakah proyeksi

tersebut merupakan panjang atau pemendekan.

A3(B3)

B2

BB1

A1 A

A2GARIS TEGAK

A1(B1)

B2

B

B3A3

A

A2

GARIS DATAR

B3

B2

BB1

A1 A

A2GARIS MIRING

A3

B1

B2

B

B3A3

A

A2GARIS OBLIK

A1

63

Page 64: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

Garis Vertikal :

Garis vertikal adalah garis yang tegak lurus terhadap bidang horizontal dan terlihat sebagai

titik A3 (B3) pada pandangan atas. Garis ini terlihat sebagai panjang sebenarya pada garis

A1B1 dan pada sisi pandangan A2B2.

Garis Horizontal :

Garis horizontal menunjukkan panjang yang sebenarnya pada pandangan samping A2B2 dan

denah A3B3. Pada tampak muka terlihat sebagai titik A1(B1).

Garis Miring :

Garis miring adalah garis yang tidak vertikal atau horizontal garis ini sejajar terhadap sisi

muka (frontal) atau penampang denah proyeksi.

Garis miring akan memperlihatkan panjang yang sebenarnya pada denah yang sejajar. Pada

gambar panjang sebenarnya berada pada profil denah A2B2.

Garis Oblik :

Garis oblik tidak akan menunjukkan panjang yang sebenarnya pada beberapa prinsip

pandangan, karena garis tersebut miring terhadap semua bidang proyeksi.

Pajang sebenarnya akan diperlihatkan pada pandangan pelengkap yang diproyeksikan pada

bidang yang sejajar dengan garis.

Caranya akan diterangkan pada pelajaran yang akan datang.

7.2.4. Garis Maya.

Garis titik-titik digunakan pada pandangan yang keluar dari benda untuk

menggambarkan permukaan dan potongan yang tidak terlihat dari bagian benda

yang dipandang.

7.3. LATIHAN-LATIHAN

7.3.1. Gambarkan sebuah benda (pada halaman 7,9) dengan prinsip 3 pandangan proyeksi

kwadran pertama (First angle projection)

Permukaan benda ini sejajar terhadap bidang proyeksi.

64

Page 65: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

7.3.2 Gambarkan sebuah benda (pada halaman 7-10) dengan prinsip pandangan proyeksi

kwadran pertama (First angle projection).

Beberapa permukaan benda ini miring terhadap bidang proyeksi.

7.4. TUJUAN PENGAJARAN

Pada akhir pelajaran ini, siswa akan dapat

- Menggambar tiga prinsip pandangan pada proyeksi kwadran pertama untuk

sebuah benda yang diberikan sebagai contoh atau sebagai proyeksi orthografis.

- Menggambar pandangan sesuai dengan permintaan.

- Melengkapi pandangan dengan semua garis titik-titik.

- Mengetahui kapan sebuah garis dalam panjang sebenarnya.

65

Page 66: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

66

Page 67: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

67

Page 68: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

8.1. VISUALISASI – PENGGAMBARAN PIKTORIAL

Penggambaran multi pandangan, seperti ditunjukkan pada pelajaran yang lalu,

mungkin sudah dimengerti diseluruh dunia oleh orang-orang yang telah dilatih

menggunakannya.

Bagaimanapun, pandangan-pandangan yang diberikan hampir tidak mempunyai arti

sama sekali terhadap orang-orang yang tidak memperoleh latihan sebelumnya.

Salah satu penggambaran yang dapat dimengerti oleh semua orang ialah bentuk

piktorial.

Seorang perancang harus mampu untuk melakukan suati visualisasi dari tiga

pandngan orthografis suatu obyek.

8.2. PENGGAMBARAN ISOMETRIK

Penggambaran isometris dimulai dengan menggambar tiga garis isometris yang

disebut sumbu.

Salah satu sumbu tersebut digambar vertikal, sedang dua sumbu yang lain

membentuk sudut 30° terhadap horizontal.

68

Page 69: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

Apabila bendanya adalah bentuk segiempat sederhana, benda itu dapat digambarkan

dengan kotak isometric tertutup (an enclosing isometricbox) (langkah I).

Menentukan permukaan dari pandangan-pandangan orthografis yang akan digambar

(langkah II).

Harus berhati-hati dalam menyelesaikan perspektif isometric (langkah III) sehingga

seluruh ukurannya sesuai dengan pandangan orthografis.

69

Page 70: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

Benda yang lebih rumit dapat digambar dengan menggunakan lebih dari satu kotak

(segiempat).

8.2.1. Panjang Sebenarnya

Hanya garis sejajar dengan sumbu adalah panjang sebenarnya. Untuk membuat,

sebagai contoh, perspektip isometric dari sebuah pyramid dengan alas segitiga sama

kaki, dimana sisi-sisinya hanya AB dan tingginya sejajar dengan sumbu, kita harus

menggambar segiempat ABCD yang menutup alas tersebut pada denah. Kita

menggambar perspektip isometric dari segiempat dan kita letakkan alas dan

tingginya (langkah I). Untuk melengkapi pyramid, kita hubungkan titik-titik puncak

dari pada alas dengan puncak (langkah II).

70

Page 71: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

8.2.2. Garis Maya

Garis titik-titik digunakan untuk menggambarkan sisi-sisi yang tidak kelihatan.

Kadang-kadang garis putus-putus dapat dihilangkan sama sekali tapi hanya bila

gambar tersebut cukup jelas. Siswa yang baru mulai belajar, dengan bnyak latihan

dan pengalaman membedakan bentuk-bentuk, akan mampu memperlihatkan semua

garis maya.

8.3. PERSPEKTIP DIMETRIK

Perbedaan perspektip dimetrik dengan perspektip isometric hanya teretak pada sudut

arah sumbunya.

Biasanya garis yang sejajar dengan sumbu 1 dapat diperkecil panjangnya menjadi

1:2.

71

Page 72: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

8.4. PERSPEKTIP OBLIK (perspektip sejajar)

Perspektip sejajar memperlihatkan suatu permukaan benda distorsi (penjungkitan).

Hal ini merupakan suatu keuntungan, dibandingkan dengan penggambaran dengan

sistim lain, walaupun hasil akhirnya biasanya tidak memberikan gambaran yang

sedap pada bentuknya.

Garis yang sejajar terhadap sumbu 1 dapat diperkecil panjangnya menjadi 1:2.

8.5. LATIHAN-LATIHAN

8.5.1 Bagi kertas A3 menjadi bagian yang sama dengan gars vertikal. Gambarkan pada

sisi sebelah kiri, latihan 1 samapai 4 dalam tiga pandangan, dan sisi sebelah kanan

perspektip isometric dari gambar-gambar tersebut lengkap dengan garis mayanya.

72

Page 73: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

8.5.2 Kerjakan latihan 5 sampai 8 dengan cara seperti contoh terdahulu. Lengkapi

pandangan-pandangan yang hilang (tidak ada).

8.5.3. Kerjakan latihan 9 sampai 16. Benda-benda ini mempunyai satu sisi miring atau

lebih.

8.5.4 Latihan 17 sampai 24 akan menyebabkan bentuk visualisasi objek-objek dari

pandangan yang telah diberikan.

8.6. TUJUAN PENGAJARAN

Pada akhir pelajaran ini siswa akan dapat :

- Menggambar sebuah perspektip dari sebuah objek yang diberikan dengan

pandangan orthografis (proyeksi kwadran pertama).

- Melengkapi pandangan ketiga, apabila hanya diberikan dua buah pandangan.

- Mengetahui tiga perbedaan perspektip yang diterangkan dalam pelajaran ini.

73

Page 74: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

74

Page 75: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

75

Page 76: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

76

Page 77: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

77

Page 78: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

78

Page 79: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

79

Page 80: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

80

Page 81: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

9.1. PERPUTARAN BENDA

Meskipun pada umumnya pandangan/tampak pada gambar kerja dibuat pada posisi

sebenarnya, tapi kadang diperlukan perputaran suatu elemen sampai sejajar bidang

koordinat, untuk memperbaiki penampilan atau menunjukkan ukuran sebenarnya

dan bentuk pemukaan yang sebenarnya, atau panjang garis sebenarnya.

9.2. PERPUTARAN SEDERHANA

Apabila diberikan pandangan yang beraturan, sebuah benda dapat diperlihatkan

dalam posisi lain seperti yang kita kehendaki, dengan membayangkan bahwa benda

tersebut diputar pada sumbunya, tegak lurus terhadap salah satu bidang dasar

(horizontal, frontal atau profil).

Perputaran tunggal pada sumbunya dinamakan “perputaran sederhana”.

Posisi Normal

81

Page 82: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

9.2.1. Perputaran pada sebuah sumbu vertikal tegak lurus terhadap bidang datar.

Benda, pertama-tama diputar pada sumbu yang ditentukan sampai diperoleh posisi

yang diinginkan. Pandangan-pandangan dari bagian yang diputar sisinya itu

diperoleh dengan proyeksi orthografis, seperti halnya dari banyak gambar multi

pandangan biasa. Kalau tampak atas tidak akan berubah dalam bentuknya oleh

perputaran, tampak atas harus digambar pertama kali dalam posisi diputar (missal

pada posisi sudut 30°) dan tampak muka dan tampak samping dapat diproyeksi dari

perputaran ini.

Kalau tinggi semua titik pada benda tersebut juga tidak berubah pada perputaran

tersebut, tinggi tersebut dapat diproyeksikan sesuai dari pandangan permulaan.

82

Page 83: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

JENIS-JENIS SAMBUNGAN KAYU

Karena kayu merupakan bahan bangunan alam, maka dari pohonnya kayu dapat

dibentuk berbagai macam ukuran yang berupa balok dan papan.

Ukuran kayu umumnya yang ada dipasaran sudah ditentu, antara lain :

1. 6/12, 6/10, 8/12, 10/10, 15/15           disebut balok

2. 2/15, 2/20, 3/25, 3/30, 4/40                disebut papan

3. 4/6, 5/7                                            disebut usuk atau kaso

4. 2/3, ¾                                             disebut reng

5. 1/3, 1/4, 1/6                                      disebut plepet

Karena keterbatasan panjang kayu yang ada dipasaran, maka untuk suatu konstruksi

kayu yang panjang diperlukan adanya sambungan kayu

Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang saling disambungkan satu

sama lain sehingga menjadi satu batang kayu yang panjang.

Hubungan  kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang saling dihubungkan satu

sama lain pada satu titik tertentu sehingga menjadi satu bagian konstruksi.

Perlu diperhatikan juga syarat-syarat hubungan kayu, antara lain :

1. Dibuat sesederhana mungkin tapi kokoh,

2. Hindari menakik kayu yang dalam,

3. Perhatikan penempatan sambungan,

4. Harus tahan terhadap gaya yang bekerja padanya,

5. Konstruksi sambungan dibuat yang pas,

6. Jangan menggunakan kayu yang cacat.

Pada prinsipnya sambungan kayu dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :

1. Sambungan Kayu Arah Memanjang.

Sambungan kayu arah memanjang ada  dua, macam   yaitu:

a. Memanjang arah mendatar ( misalnya sambungan bibir lurus, sambungan bibir lurus

berkait, sambungan bibir miring, sambungan bibir miring berkait)

83

Page 84: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

- Sambungan Bibir Lurus

84

Page 85: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

- Sambungan Bibir Lurus Berkait

- Sambungan Bibir Miring

85

Page 86: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

- Sambungan Bibir Miring Berkait

86

Page 87: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

b. Memanjang arah tegak ( misalnya sambungan takikan lurus, sambungan mulut ikan,

sambungan takikan lurus rangkap, sambungan purus lurus). 

- Sambungan Takikan Lurus

- Sambungan Mulut Ikan

87

Page 88: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

- Sambungan Takikan Lurus Rangkap

- Sambungan Purus Lurus

2. Sambungan kayu arah melebar.

88

Page 89: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

Sambungan kayu ada dua macam yaitu:

a. melebar arah horizontal (kebanyakan digunakan konstruksi lantai)

Ada beberapa macam sambungan kayu melebar, yaitu :

a. Sambungan lidah dan alur.

b. Sambungan lidah lepas dan alur.

c. Sambungan lidah bersponing dan alur.

d. Sambungan lidah miring.

e. Sambungan papan melebar arah tegak

89

Page 90: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

90

Page 91: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

b. Melebar arah vertikal (yang sebagaian besar digunakan pada konstruksi dinding).

91

Page 92: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

3. Sambungan Kayu Menyudut.

Sambungan kayu menyudut, yaitu sudut siku dan kedua yang membentuk sudut miring.

Bentuk sambungan kayu menyudut ada tiga macam yaitu sambungan sudut, sambungan

pertemuan, dan sambungan persilangan.

Beberapa macam sambungan kayu menyudut yaitu :

a. Sambungan takikan lurus,

b. sambungan purus dan lubang terbuka,

c. sambungan purus dan lubang dengan spatpen purus alur.

d. Sambungan takikan lurus ekor burung,

e. sambungan purus dan lubang terbuka,

f. sambungan purus dan lubang tertutup,

g. sambungan purus dan lubang dengan gigi garis bagi,

h. sambungan takikan lurus ekor burung,

i. sambungan raveling ekor burung.Sambungan voor loef.

92

Page 93: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

93

Page 94: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

94

Page 95: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

95

Page 96: PAPER MENGGAMBAR 1.docx

96

Page 97: PAPER MENGGAMBAR 1.docx