Paper Masjid Sunan Ampel Di Surabaya

download Paper Masjid Sunan Ampel Di Surabaya

of 10

description

Masjid Sunan Ampel Di Surabaya

Transcript of Paper Masjid Sunan Ampel Di Surabaya

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat dan karunia Allah SWT penyusunan tugas ini dapat terselesaikan dengan baik.

Tugas ini merupakan salah satu syarat untuk melengkapi nilai tugas mata kuliah Pelestarian Arsitektur , Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya tahun 2013.

Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Ir. Antariksa Sudikno, MEng., PhD dan Ibu Noviani Suryasari. ST,.MT. selaku dosen mata kuliah Pelestarian Arsitektur.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membantu sangat diharapkan oleh penulis. Sekian, terimakasih.

Malang, April 2013

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul iKata Pengantar ...iiDaftar Isi iiiDaftar Gambar ivAbstrak ............................................................................................................................... vPendahuluanLatar Belakang 1Rumusan Masalah 1Tujuan ..1Pembahasan .2Kesimpulan5Daftar Pustaka .6

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Bangunan Masjid Ampel saat iniGambar 2: Bentuk atap Masjid AmpelGambar 3: Menara MasjidGambar 4: denah masjid setelah perluasanGambar 5: potongan bangunanGambar 6: Interior asli Masjid AmpelGambar 7: Perbedaan material di dalam masjidGambar 8: Interior masjid dibagian perluasanGambar 9 : Berberapa Gapuro di kawasan masjid

PELESTARIAN MASJID SUNAN AMPEL Rizki Nimas Exacti Universitas Brawijaya

AbstrakSeperti halnya dengan kota-kota besar di Indonesia, Surabaya memiliki banyak peninggalan berupa bangunan bersejarah sejak zaman masuknya agama Islam. Bangunan-bangunan tersebut paling banyak ditemui berupa masjid, langgar dan pesantren. Salah satu bangunan peninggalan zaman masuknya agama Islam adalah Masjid Sunan Ampel. Masjid tersebut masih dipergunakan sampai sekarang dan masih digunakan sebagai sarana ibadah oleh masyarakat disekitar kawasan masjid tersebut. Masjid Sunan Ampel dipilih sebagai objek pelestarian kerena adanya perubahan fisik bangunan. Tujuan dari studi ini adalah menganalisis perubahan fisik yang terjadi pada bangunan Masjid Sunan Ampel.Kata kunci : pelestarian, perubahan fisik

PENDAHULUAN

Latar belakangPada masa masuknya agama Islam di Jawa, mendapat banyak pengaruh islam kedalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Kota Surabaya juga mendapat pengaruh tersebut, karena merupakan wilayah pertama di Jawa Timur dalam perkembangan awal agama Islam di Indonesia. Akan tetapi kalaupun Islam belum masuk ke jawa, masyarakat Jawa sudah mampu melahirkan karya seni arsitektur, baik yang dijiwai oleh nilai asli Jawa ataupun yang telah dipengaruhi oleh hindu budha. Oleh karenanya arsitektur Jawa yang telah berkembang dalam konsep dan filosofi jawa tidak dapat dinafikan walaupun agama yang rahmah (Islam) ini mulai berkembang. Dilihat dari bukti-bukti otentik yang menunjukan adanya bangunan peninggalan seperti masjid kuno dan langgam yang didirikan pada masa para Wali Songo. Para Wali ini mendirikan langgar, masjid kuno maupun pesantren. Dan salah satu masjid yang paling menonjol yang ada di Surabaya adalah Masjid Sunan Ampel.Masjid Ampel didirikan pada tahun 1421 oleh Sunan Ampel ( Raden Mohammad Ali Rahmatullah) tidak mengalami perubahan dari segi fungsi hanya dari segi fisik yang diberi penambahan dan perluasan bangunan. Dibangun dengan gaya arsitektur Jawa kuno dan nuansa Arab Islami. Masjid ini masih dipengaruhi dengan alkuturisasi dari budaya lokal dan Hindu-Budha lewat arsitektur bangunannya.Rumusan Masalah1. Bagaimana pengaruh dari perubahan fisik yang terjadi pada bangunan Masjid Sunan Ampel?

TujuanMenganalisis perubahan fisik dan mengetahui potensi Masjid Sunan Ampel sebagai cagarbudaya

PEMBAHASAN

Dibangun tahun 1421 dengan bentuk fasade dengan gaya arsitektur Jawa yang juga dipengaruhi corak kerajaan Majapahit dengan nuansa Arab. Sejak didirikan terjadi perubahan pada fisik bangunan, yaitu adanya perluasan-perluasan bangunan masjid. Bangunan masjid awal, merupakan bangunan tajug tumpang dua dengan kontruksi kayu dan beratap genteng yang masih menunjukan adanya akulturasi dari budaya jawa dan kerajaan Majapahit. Dalam bangunan induk juga terdapat bangunan menara yang menjulang tinggi ketas dan puncaknya terdapat kontruksi atap berbentuk payung.

Gambar 2. Bentuk atap Masjid AmpelGambar 1. Kondisi Bangunan saat ini

Gambar 3. Menara masjidPada tahun 1926 dilakukan perluasan bangunan disebelah utara oleh Adipati Aryo Cokronegoro. Perluasan kedua diperluas ke bagian utara lagi. Setelah Indonesia merdeka diperluas lagi ke arah barat. Sehingga bangunan masjid yang semula luasnya hanya 2.069 m sekarang telah mencapai 4.780 m.

Gambar 4. Denah masid setelah perluasan

Gambar 5. Potongan masjidMeningkatnya jumlah peziarah terutama jumlah penduduk menjadi alasan dalam perluasan bangunan masjid. Sebelum diperluas, suasana dalam bangunan cukup kompak dan menimbulkan kesan wibawa juga monumental. Namun ketika sudah diberlakukan perluasan, malah tampak tidak kompak karena keadaan langit-langit yang berbeda bentuk, ketinggian yang tidak sama, modul berbeda, hingga struktur dan bahan yang berbeda dengan bangunan masjid yang asli.

Gambar 5. Interior asli Masjid Ampel

Gambar 8. Interior masjid bagian perluasanGambar 7. Perbedaan material yang ada didalam masjid

Walaupun sudah banyak mengalami perubahan, tetapi orientasi di dalam bangunan tidak terganggu dan arah Kiblat tetap jelas. Selain itu makna filosofi pada bangunan masjid dan kawasan bangunan masih tetap terjaga. Dengan memasukan nilai-nilai islam kedalam arsitektur Jawa . seperti Gapuro (pintu gerbang), misalnya, yang konon berasal dari kata Arab ghafura yang berarti ampunan, dibangun di area masjid untuk mengingatkan setiap Muslim agar memohon ampunan Allah SWT. Lima gapura yang ada di sekelilingnya merefleksikan inti ajaran agama Islam. Bilangan lima menyimbolkan jumlah rukun Islam, yaitu Gapuro Munggah, Gapuro Poso , Gapuro Ngamal, Gapuro Madep, Gapuro Paneksen.

Gambar 9. Beberapa Gapuro di kawasan Masjid

KESIMPULANPerubahan fisik yang terjadi pada bangunan Masjid Sunan Ampel telah mengkaburkan karakter walaupun tidak mengganti keaslian dari bangunan yang asli. Dikarenakan penambahan-penambahan yang tidak seragam dan bahan-bahan yang digunakan berbeda dengan yang asli. Mungkin bermaksud ingin menonjolkan bagian yang paling asli dari bangunan masjid akan lebih baik jika menyeragamkan material-material yang baru dengan material bangunan yang asli agar terlihat kompak.Walaupun terjadinya perubahan fisik pada bangunan Masjid Ampel. Namun bangunan tersebut memiliki potensi-potensi yang memenuhi tolok ukur sebagai benda cagar budaya yang wajib dilestarikan.1. Nilai sejarahMasjid Ampel merupakan salah satu bangunan peninggalan zaman awal penyebaran agama Islam di Jawa Timur. Dan didirikan oleh salah satu dari Wali Songo.2. Usia bangunanBangunan masjid dibangun dari tahun 1450 M, kini umurnya sudah lebih dari 5 abad3. Keaslian bangunanBentuk bangunan masjid sudah banyak berubah dengan adanya perluasan. Namun tidak menghilangkan dari keaslian bangunan.4. LandmarkPada masa awal penyebaran agama Islam, Masjid Ampel terletak berada di daerah pintu masuk utama dari Kerajaan Majapahit. Namun sekarang kawasannya sudah berubah menjadi kawasan pemukiman tetapi masjid ampel tetap menjadi landmark dari kawasan Ampel. 5. Arsitektur Dibangun dengan perpaduan antara gaya arsitektur Jawa Kuno (Majapahit) dengan nilai-nilai Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Wiryoprawiro, Zein Moedjijono.1986.Perkembangan Arsitektur Masjid di Jawa Timur.Bina IlmuSJ Heuken, Adolf.2003.Mesjid-Mesjid Tua di Jakarta.Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pelestarian Cagar Budaya.

PELESTARIAN MASJID SUNAN AMPEL