Paper Kunjungan Pabrik

download Paper Kunjungan Pabrik

of 6

description

paper

Transcript of Paper Kunjungan Pabrik

Paper Kunjungan PabrikClarifier

IPAL

Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal Januari 1994 Desember 1995 yang kemudian dioperasikan pada tahun 1996. IPAL Sewon dibangun di lahan seluas 6,7 Ha yang berlokasi di dusun Cepit, Pendowoharjo, Sewon, Bantul. IPAL Sewon difungsikan untuk mengolah limbah rumah tangga (kamar mandi, air cucian, WC dan dapur). Proses pengolahan secara biologis dengan laguna aerasi fakultatif. Instalasi pengolahan limbah ini bertujuan untuk mencegah bibit penyakit yang ditimbulkan oleh kotoran kotoran yang mencemari air permukaan. Limbah kota yang telah diolah dalam instalasi pengolahan akan dikeluarkan ke sungai Bedog melalui sebuah pipa beton dan kanal saluran terbuka. Sungai Bedog termasuk dalam pengendalian saluran limbah golongan II yang dinyatakan dalam Pergub DIY No 07 tahun 2010 tentang Baku Mutu Limbah Cair dengan BOD5 keluaran berada dibawah 50 mg/l.

Cakupan wilayah pelayanan IPAL SewonNoKab/KotaJumlah KecamatanJumlah Sambungan Rumah

1Sleman5795

2Bantul3730

3yogyakarta1212.804

Influen dan efluen pada IPAL Sewon mengandung logam berat seperti besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), nikel (Ni), krom (Cr) dan cadmium (Cd) tapi konsentrasinya masih dibawah kadar maksimum Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Industri Lainnya SK Gub. DIY No 7 Tahun 2010 kecuali kandungan timbal (Pb). Sehingga efluen dari IPAL Sewon masih bisa dibuang ke Sungai Bedog yang peruntukan utamanya adalah untuk pertanian dan perikanan IPAL Sewon berfungsi untuk mengolah limbah domestik yang terdiri black water (kotoran manusia dan air seni) dan grey water (air buangan aktivitas mandi, cuci, dapur ). Fungsi IPAL Sewon yang hanya mengolah limbah domestik tapi

Kondisi limbahnya banyak mengandung logam berat perlu dicari penyebabnya. Kemungkinan ada beberapa penyimpangan yang terjadi terutama pada sumber limbah yang masuk ke jaringan. IPAL Sewon memiliki sistem proses pengolahan yang bersifat konvensional yaitu pengolahan secara fisik dan biologi sehingga limbah B3 tidak mampu diproses dengan baik. Sludge hasil pengolahan pada IPAL Sewon banyak mengandung logam berat sehingga tidak diizinkan untuk dimanfaatkan sebagai pupuk pertanian. Hal ini terjadi karena terjadi adsorbsi logam berat pada sludge baik di instalasi maupun disepanjang jaringan. Limbah dari IPAL dapat diolah kembali menjadi pupuk, namun pupuk hanya dapat digunakan untuk tanaman keras seperti pohon jati, bukan untuk tanaman olahan seperti sayuran atau buah-buahan

1.Proses pengolahan air IPAL SewonPengolahan air limbah yang digunakan untuk mengolah limbah domestik di IPAL Sewon Bantul adalah dengan proses pengolahan secara fisika biologi dan tidak menggunakan proses secara kimia. Pengolahan air limbah di IPAL Sewon Bantul dapat dikelompokkan sebagai berikut :a.Pengolahan pendahuluan (pre treatment)Pengolahan pendahuluan yang digunakan meliputi saringan jeriji,saringan kasar, bak equalisasi dan pengandap pasir (grift chamber).b.Pengolahan pertama (primary treatment)Pengolahan pertama adalah pengolahan yang bertujuan untuk menghilangkan zat padat tercampur di dalam air limbah melalui pengen dapan atau pengapungan.c.Pengolahan kedua (secondary treatment)Pengolahan kedua yang digunakan dalam pengolahan air limbahdomestik di IPAL Sewon Bantul adalah aerasi dan pertumbuhan bakteri.d.Pengolahan lanjut (Ultimate disposal)Pengolahan lanjut yang digunakan dalam pengolahan air limbah domestik di IPAL Sewon Bantul adalah pengolahan lumpur agar dapat dimanfaatkan kembali.

2.Unit pengolahan air limbahUnit pengolahan air limbah yang digunakan dalam IPAL Sewon Bantul meliputi:a.Saluran pembawaAir limbah yang dialirkan sebelum masuk IPAL akan dilewatkan pada saluran pembawa. Saluran pembawa berbentuk lingkaran terbuat dari beton dengan diameter 100 - 130 cm.b.Rumah pompa

3.Proses pengolahan air buanganAir limbah domestik yang berasal dari kota Yogyakarta Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul dialirkan melalui jaringan pipa yang telah ada pada jaman Belanda. Sistem jaringan pipa yang menuju ke IPAL juga dilengkapi dengan pipa penggelontor.Fungsi dari pipa penggelontor adalah untuk melarutkan sampah-sampah yang ada dalam pipa-pipa yang tidak disingkirkanakan menghambat laju aliran air limbah ke IPAL. Air penggelontor diambil dari empat inlet, yaitu Dam Bendolele, Dam Pogung, Dam Prawirodirjan dan Selokan Mataram. IPAL sebagai tujuan akhir merupakan titik terendah dibandingkan dengan jaringan pipa keseluruhan, sehingga jaringan pipa air limbah ini memanfaatkan sistem pengaliran secara gravitasi dalam pengaliran air limbahnya.Limbah kota (kotoran) dipompakan ke dalam grift chamber dengan menggunakan pompa angkat. Sebelum pompa angkat tersebut dipasangi jeriji untuk melindungi pompa dari kerusakan akibat benda-benda besar seperti sampah. Pompa angkat tersebut jenis ulir (screw). Pompa tersebut menghisap limbah secara kontinu tanpa tersumbat oleh kotoran-kotoran yang terbawa aliran limbah. Pada IPAL ini dipasang tiga buah pompa, dimana satu buah sebagai cadangan. Pompa jenis screw dapat dikendalikan secara otomatis berdasarkan kuantitas air limbah yang mengalir.Dengan pompa angkat limbah kotor dituangkan ke dalam grift chamber dimana kotoran-kotoran kasar dan berat seperti tanah dan pasir akan mengendap. Keluaran dari grift chamber dialirkan kesaringan kasar untuk menangkap kotoran-kotoran seperti kantung plastik, ranting kayu dan kotoran lainnya akan mengendap dan berkumpul di dasar grift chamber. Kotoran tersebut kemudian dialirkan dengan menggunakan pompa celup (submersible pump) dan akan dipisahkan dari limbah cair dan padatan dengan menggunakan siklon pemisah. Kemudian padatan ditampung dalam hooper yang berada dibawah siklon dan dibuang secara berkala, sedangkan limbah cair dikembalikan ke dalam grift chamber. Limbah kotor yang telah diolah secara fisik tersebut diumpankan melalui tangki distribusi ke laguna aerasi fakultatif.Laguna aerasi fakultatif dibagi dalam dua jalur dan tiap jalur terdiri dari dua kolam yang dirangkai secara seri. Di dalam laguna aerasi fakultatif, kotoran-kotoran organik yang terkandung dalam limbah kotor akan diuraikan dan dihilangkan secara biokimiawi dengan bantuan bakteri aerobik dan anaerobik. Pada permukaan laguna aerasi fakultatif, aerator mekanis dipasang sebagai pemasok oksigen, kemudian kotoran organik diuraikan oleh bakteri aerobik secara bersamaan pada bagian dasar atau bawah laguna yang tidak mengandung oksigen terjadi penguraian kotoran organik oleh bakteri anaerobik.Setelah penghilangan kotoran organik dilaguna aerasi, limbah olahan tersebut dialirkan ke kolam pertumbuhan seperti halnya laguna aerasi fakultatif, kolam pertumbuhan juga terdiri dari dua sistem yang dirangkai secara pararel. Setelah penghilangan kotoran selanjutnya dialirkan ke dalam Sungai Bedog melalui pipa beton dan saluran terbuka. Lumpur yang mengendap di dasar laguna aerasi fakultatif, diurai oleh bakteri anaerobik dan lumpur tersebut harus dikuras atau dihisap setiap satu sampai dua tahun sekali secara vakum dengan menggunakan ejector udara.Lumpur yang terkumpul dihisap dan kemudian ditampung di dalam bak-bak pengeringan lumpur. Kemudian lumpur dikeringkan secara alamiah, selanjutnya lumpur kering tersebut dimusnahkan di tempat pengolahan limbah padat yang berada di luar lahan pengelolaan limbah kota ini.4.Diagram Alir proses pengolahanDari penjelasan kuantitas dan kualitas air limbah domestik yang akan diolah maka di design alat-alat pengolahan yang dimaksudkan agar air limbah domestik tersebut memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Pengolahan tesebut pada dasarnya terdiri dari satuan operasi dan satuan proses yang keduanya saling terkait dan menentukan daya guna atau efisiensi bangunan-bangunan pengolahan, yang kemudian menghasilkan effluent yang memenuhi baku mutu yang ditetapkan.

MADUKISMO

Pabrik Gula Madukismo didirikan pada tahun 1955 pada awalnya bernamaPabrik Gula Padokan. Pada masa pejajahan Belanda pabrik ini hancur lebur dan selanjutnya dirintis kembali oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Selanjutnya didirikan kembali Pabrik Gula Padokan dengan namaPabrik Gula Madukismo. Gagasan pendirianPabrik Gula Madukismobertujuan menolong rakyat karena banyak dari karyawan pabrik yang kehilangan pekerjaan semenjak pabrik tersebut dihancurkan oleh Belanda. Pembangunan kembali Pabrik Gula Madukismo diharapkan dapat menampung lebih banyak lagi orang bekerja dan terlibat dalam usaha Pabrik Gula Madukismo.Akan banyak para petani terlibat proses penanaman, pemeliharaan, panen dan pabrik sendiri akan banyak menyerap tenaga kerja terutama pada saat musim giling. PerjalananWisata Agro Industriadalah melihat proses dari produksi yang dilakukan Pabrik Gula Madukismo. Wisatawan dapat menaiki gerbong yang ditarik lokomotif tua. Wisata ini biasanya dilaksanakan saat musim giling yaitu bulan Mei September.Wisatawan dapat menyaksikan dari dekat proses produksi gula secara langsung. Proses ini diawali dengan pemerahan nira untuk mendapatkan sari gula kemudian pemurnian nira dengan cara sulfitasi, penguapan nira, kristalisasi, puteran gula dan pengemasan gula.Saat musim penggilingan tebu datang pada bulan Mei September, wisatawan dapat melihat ritual cembengan yang dilaksanakan warga sekitar dan karyawan pabrik. Ritual tersebut bertujuan memohon doa restu agar proses penggilingan berjalan dengan lancar. Selama ritual, wisatawan dapat melihat kirab tebu temanten dan berbagai acara kesenian lainnya seperti pasar malam, jathilan dan wayang kulit semalam suntuk. Selain mencermati proses produksi gula, wisatawandapat melihat mesin-mesin tua yang menjadi alatproduksi Pabrik Gula Madukismo.

Cara pembuatan gula:

PanenanTebu dipanen setelah cukup masak, dalam arti kadar gula (sakarosa) maksimal, dan kadar gula pecahan (monosakarida) minimal. Untuk itu dilakukan analisa pendahuluan untuk mengetahui faktor kemasakan, koefisiensi daya tahan dan lain lain. Ini dilakukan kira-kira 1,5 bulan sebelum giling dimulai.

Pemerahan NiraTebu setelah ditebang, dikirim ke stasiun gilingan untuk dipisahkan bagian padat dengan cairannya yang mengandung gula melalui alat alat berupa unigratormark IV dan cane knife digabung dengan lima gilingan. Ampas yang diperoleh sekitar 30% tebu untuk bahan bakar di stasiun ketel (pusat tenaga), sedangkan nira mentah akan dikirim ke bagian pemurnian untuk proses lebih lanjut. Untuk mencegah kehilangan gula karena bakteri dilakukan sanitasi di stasiun gilingan.

Pemurnian NiraNira mentah ditimbang, dipanaskan 70 derajat celcius sampai 75 derajat celcius, direaksikan dengan susu kapur dalam defeactor dan diberi gas Sulfur dioksida dalam peti sulfitasi sampai Ph 7,00 kemudian dipanaskan lagi sampai suhu 100 derajat celcius sampai suhu 105 derajat celcius.

Penguapan NiraNira jernih dipekatkan di dalam pesawat penguapan dengan sistem multiple effect, yang disusun secara interchangeable agar dapat dibersihkan secara bergantian. Nira encer dengan padatan terlarut 16% dapat dinaikkan menjadi 64% dan disebut nira kental, yang siap di kristalkan di stasiun kristalisasi/stasiun masakkan. Nira kental yang berwarna gelap ini diberi gas Sulfur dioksida sebagai bleaching atau pemucatan dan siap untuk dikristalkan.

KristalisasiNira kental dari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam pan kristalisasi sampai lewat jenuh hingga timbul kristal gula. Sistem yang dipakai yaitu ACD, dimana gula A sebagai gula produk, gula C dan D dipakai sebagai bibit (seed) serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak lagi. Pemanasan menggunakan uap dengan tekanan vakum sebesar 65CmHg, sehingga suhu didihnya hanya 65 derajat celcius, jadi sakarosa tidak rusak akibat terkena panas tinggi. Hasil masakkan merupakan campuran kristal gula dan larutan (stroop). Sebelum dipisahkan di Stasiun Puteran, gula lebih dahulu didinginkan di dalam palung pendingin (kultrog).

Puteran GulaPada tahap ini gula dipisahkan dengan larutannya dengan alat-alat yang menggunakan gaya centrifugal.

Penyelesaian dan Gudang GulaDengan alat penyaring gula, gula shs dari dipisahkan antara gula halus, gula kasar dan gula normal dikirim ke gudang gula dan dikemas dalam karung plastik 50kg netto. Produksi gula perhari tergantung dari rendemen gulanya, kalau rendemen 8% maka pada kapasitas 3.000tth diperoleh gula 2.400 ku atau 4.800 sak.

Berikut adalah skema proses pembuatan gula