Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

33
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN PABRIK BONEKA WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN CIRACAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DISUSUN OLEH : Sartika I.M Sapulette (08-103) Jen Marisi Marbun (09-132) KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KOMUNITAS PERIODE 23 SEPTEMBER 2013 – 16 NOVEMBER 2013

Transcript of Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

Page 1: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN PABRIK BONEKA

WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN CIRACAS

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN

MASYARAKAT

DISUSUN OLEH :

Sartika I.M Sapulette (08-103)

Jen Marisi Marbun (09-132)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KOMUNITAS

PERIODE 23 SEPTEMBER 2013 – 16 NOVEMBER 2013

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA

Page 2: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangannya, pembuatan nata de coco, telah menyebar ke berbagai

negara penghasil kelapa, termasuk Indonesia. Nata de coco merupakan hasil fermentasi air

kelapa dengan bantuan mikroba Acetobacter xylinum. Air kelapa merupakan limbah cair

produksi kopra, minyak kelapa, dodol dan industri pangan lainnya yang menggunakan buah

kelapa. Disamping itu nata de coco juga dapat dibuat dari pemanfaatan limbah air kelapa, ini

sering disebut dengan istilah re-use, dan ramah lingkungan. Kandungan utama nata de coco

adalah selulosa. Gula yang terdapat pada air kelapa diubah menjadi asam asetat dan benang-

benang selulosa oleh Acetobacter xylinum, lama kelamaan akan terbentuk suatu masa yang

kokoh dan mencapai ketebalan beberapa sentimeter (Anonim, 2004). Nata ternyata dapat pula

dibuat dari berbagai cairan buah seperti tomat (nata de tomato), nenas (nata de pina), pepaya

(nata de papaya) dan buah-buah yang lain yang mempunyai kandungan gula yang cukup

tinggi. Produk nata diperkirakan mempunyai prospek yang cerah dimasa yang akan

datang,sebagai upaya pengembangan perlu dicari alternatif bahan baku substrat nata,salah

satu alternatifnya cairan buah semu jambu mete /cashew nut(Ratna, 2003). Nata de coco yang

dihasilkan oleh spesies Acetobacter xylinum mempunyai beberapa keunggulan antara lain

kemurnian struktur serat, kekuatan absorbsi air yang besar, pertambahan berat yang cukup

besar jika bentuk keringnya direndam dalam air serta bersifat biodegradable. Pada

pertumbuhannya Acetobacter xylinum dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain tingkat

keasaman medium (pH), oksigen, suhu fermentasi dan nutrisi (Anonim, 2001). Nata de coco

telah banyak dimanfaatkan dalam kehidupan. Salah satunya sebagai bahan makanan

(Lapuz,1967). Menurut Muchtadi (1997), nata member ikan andil dalam proses fisiologi

tubuh secara normal karena mengandung serat kasar yang relatif tinggi. Serat kasar adalah

komponen bahan makanan yang tak dapat dicerna, namun berperan untuk mengikat

komponen bahan lainnya seperti lemak, protein dan gula sehingga membentuk senyawa

kompleks yang menyebabkan senyawa tersebut tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan.

Dengan demikian nata menurut Muchtadi (1997) dapat memperpendek transit feces dalam

usus besar sehingga dapat mencegah terjadinya kanker usus. Disamping itu natadapat

mencegah penyakit kegemukan (obesitas). nata de cocountuk pengembangan sediaan baru

Page 3: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

yaitu bentuk sachet. Pemberian nama sachet dalam hal ini bukanlah seperti sachet dalam

defenisi sebenarnya yang tertera dalam kamus bahasa Indonesia yaitu sebuah kantung yang

terbuat dari bahan plastik atau bahan lain yang berisi serbuk dan digunakan untuk pemakaian

satu kali, tetapi sachet dalam konteks ini digunakan karena ada kemiripan bentuk, juga

disebabkan kesulitan untuk mencari nama yang tepat. Istilah sachet disini adalah digunakan

sebagai pembawa obat sekaligus pembungkus yang bisa digunakan/dikonsumsi.

.

 

Page 4: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

I. Rumusan Masalah

Bagaimana proses pembuatan boneka?

II. Tujuan Umum

Untuk mengetahui proses pembuatan boneka

Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui cara pembuatan boneka dari awal pembuatan hingga

pengemasan terakhir.

2. Untuk mengetahui status gizi masing-masing pekerja di pabrik boneka.

3. Memberikan penyuluhan dan edukasi pada para pekerja.

III. Manfaat

Dengan mengikuti kunjungan ke pabrik boneka, diharapkan dapat mengetahui proses

pembuatan dan menambah pengetahuan tentang boneka yang siap didistribusikan

langsung.

Page 5: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Definisi Gizi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang

dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, absobsi, transportasi, penyimpanan,

metabolisme dan pengeluaran zat - zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan

kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ - organ, serta menghasilkan energi.

(Supariasa, dkk, 2002) Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan

antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement) oleh tubuh

untuk berbagai fungsi biologis: (pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan

kesehatan, dan lainnya). (Suyatno, 2009). Status gizi adalah ekspresi dari keadaan

keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk

variabel tertentu (Supariasa, dkk, 2001). Pada gilirannya, zat gizi tersebut menyediakan

tenaga bagi tubuh, mengatur proses dalam tubuh dan membuat lancarnya pertumbuhan serta

memperbaiki jaringan tubuh. Beberapa zat gizi yang disediakan oleh pangan tersebut disebut

zat gizi essential, mengingat kenyataan bahwa unsur-unsur tersebut tidak dapat dibentuk

dalam tubuh, setidak-tidaknya dalam jumlah yang diperlukan untuk pertumbuhan dan

kesihatan yang normal. Jadi zat gizi esensial yang disediakan untuk tubuh yang dihasilkan

dalam pangan, umumnya adalah zat gizi yang tidak dibentuk dalam tubuh dan harus

disediakan dari unsur-unsur pangan di antaranya adalah asam amino essensial. Semua zat gizi

essential diperlukan untuk memperoleh dan memelihara pertumbuhan, perkembangan dan

kesehatan yang baik. Oleh karena itu, pengetahuan terapan tentang kandungan zat gizi dalam

pangan yang umum dapat diperoleh penduduk di suatu tempat adalah penting guna

merencanakan, menyiapkan dan mengkonsumsi makanan seimbang. (Moch. Agus Krisno

Budiyonto) Pada umumnya zat gizi dibagi dalm lima kelompok utama, yaitu karbohidrat,

lemak, protein, vitamin dan mineral. Sedangkan sejumlah pakar juga berpendapat air juga

merupakan bahagian dalam zat gizi. Hal ini didasarkan kepada fungsi air dalam metabolism

makanan yang cukup penting walaupun air dapat disediakan di luar bahan pangan. ( Moch.

Agus Krisno Budiyonto )Makan makanan yangberaneka ragam sangat bermanfaat bagi

kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat

gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, dalam pelajaran ilmu gizi

biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga,

Page 6: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi

tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang

lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan

sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.Tubuh manusia memerlukan sejumlah

pangan dan gizi secara tetap, sesuai dengan standar kecukupan gizi, namun kebutuhan

tersebut tidak selalu dapat terpenuhi. Penduduk yang miskin tidak mendapatkan pangan dan

gizi dalam jumlah yang cukup. Mereka menderita lapar pangan dan gizi, mereka menderita

gizi kurang. (Sri Handajani, 1996). Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang

dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu ringan, tidak akan

dijumpai penyakit defisiensi yang nyata, tetapi akan timbul konsekwensi fungsional yang

lebih ringan dan kadang-kadang tidak disadari kalau hal tersebut karena

faktor gizi (Ari Agung, 2002).

2.2.Hubungan pangan, gizi, dan pembangunan manusia Indonesia

GBHN telah menetapkan bahwa pembangunan yang sedang kita galakkan bersama dewasa

ini bertujuan untuk membangun manusia seutuhnya dan membangun masyarakat Indonesia

seutuhnya dan membangun masyarakat Indonesia seluruhnya. Jumlah penduduk yang besar,

modal badan fisik biologis modal rohaniah dan mental, serta potensi efektif bangsa

merupakan sebahagian dari modal pembangunan. Dengan demikian bangsa Indonesia adalah

subjek dan objek dari pembangunan. Membangun manusia Indonesia seutuhnya bearti

menjamin adanya peningkatan taraf hidup rakyat dari semua lapisan masyarakat dan

golongan. Peningkatan taraf hidup tercermin pada kebutuhan pokok yaitu pangan, sandang,

pemukiman, kesehatan dan pendidikan. Kemajuan usaha pemenuhan kebutuhan pokok akan

merupakan tolok ukur pencapaian pembangunan. Perlu ditekankan di sini, pengukuran itu

tidak hanya kuantitatif, tetapi lebih diperhatikan kualitatifnya. Keadaan gizi masyarakat tidak

lain adalah pencerminan kualitatif dari pemenuhan kebutuhan pokok akan pangan tersebut.

Masalah gizi yang terjadi pada masa tertentu akan menimbulkan masalah pembangunan di

masa akan datang. Keterlambatan dalam memberikan pelayanan gizi yang berakibat

kerusakan yang sulit bahkan mungkin tak dapat ditolong. Kiranya tidak terlalu berlebihan

walaupun perlu studi yang mendalam, pakar gizi menyatakan bahwa krisis ekonomi yang

terjadi di Indonesia 2002 ini juga belum ada tanda-tanda selesai telah menghilangkan potensi

bangsa Indonesia satu generasi, artinya anak-anak yang hidup pada 5 tahun lebih masa krisis

ekonomi ini dikhwatirkan tidak berkembang kemampuan intelektualnya sehingga pada 50

Page 7: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

sampai 70 tahun mendatang ketika ia harus memimpin bangsa ini maka akan ada

kemunduran kemampuan satu generasi.Penundaan pemberian perhatian pemeliharaan gizi

yang tepat terhadap anak-anak akan menurunkan nilai potensi mereka sebagai sumber daya

pembangunan masyarakat dan ekonomi nasional. Anak-anak memerlukan penanganan serius

terutama jaminan ketersediaan zat-zat gizi sedini mungkin. Hal ini disebabkan oleh beberapa

alasan, di antaranya adalah:

I. Kekurangan gizi berakibat meningkatnya angka kesakitan dan menurunnya

produktivitas kerja manusia. Hal ini berarti akan menambah beban pemerintah untuk

meningkatkan fasilitas kesehatan.

II. Kekurangan gizi berakibat menurunnya kualitas kecerdasan manusia

muda yang pandai yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan bangsa.

III. Kurangnya gizi berakibat menurunnya daya tahan manusia untuk bekerja, yang

berarti

menurunnya produtktivitas kerja manusia. Pelbagai penelitian baik yang

dilakukan di luar negeri maupun di Indonesia menunjukkan bahwa keadaan gizi

kurang dapat menghambat aktivitas kerja yang akan menurunkan produktivitas

kerja. Hal ini disebabkan karena kemampuan kerja seseorang sangat dipengaruhi

oleh jumlah energi yang tersedia, dimana energi tersebut diperoleh dari makanan

sehari-hari dan bilamana jumlah makanan sehari-hari tak memenuhi kebutuhan

tubuh, maka energi didapat dari cadangan tubuh. (Rachmad Soegih dkk,

1987).Apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan,

dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak,

berakibat terjadi ketidakmampuan berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih berat dan

kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil

diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil. (Husaini,1997).

2.3 Macam-Macam Status Gizi

Menurut Supariasa, dkk, (2002) bahwa status gizi terbagi pada dua macam; status

gizi normal da n malnut risi yaitu:

2.3.1 Status Gizi Normal

Keadaan tubuh yang mencerminkan kesimbangan antara konsumsi dan

Page 8: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

penggunaan gizi oleh tubuh (adequate).

2.3.2. Malnutrisi

Keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun

absolut satu atau lebih zat gizi. Ada empat bentuk:

a) Under nutriton: kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau absolut untuk periode

tertentu

b) Specific deficiency: kekurangan zat gizi tertentu, misalnya kekurangan iodium, Fe dll

c) Over nutrition: kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu

d) Imbalance: keadaan disproporsi zat gizi, misalnya tinggi kolesterol karena tidak

imbangnya kadar LDL, HDL dan VLDL

2.4 Metode Untuk Mengetahui Keadaan Gizi

2.4.1 Survey:

Digunakan untuk menentukan data dasar (database) gizi dan/atau

menentukan status gizi kelompok populasi tertentu atau menyeluruh, dengan cara

survei cross-sectional.

2.4.2 Surveillence

Dengan ciri khas yaitu monitoring berkelanjutan dari status gizi populasi

tertentu, dimana data dikumpulkan, dianalisis dan digunakan untuk jangka waktu

yang panjang, sehingga dapat mengidentifikasi penyebab malnutrisi.

2.4.3 Penapisan (screening)

Untuk mengidentifikasi individu malnutrisi yang memerlukan intervensi,

dengan cara membandingkan hasil pengukuran-pengukuran individu dengan baku

rujukan (cut off point).

2.5 Jenis Parameter Status Gizi

Ada beberapa jenis parameter yang dilakukan untuk mengukur tubuh manusia yaitu: umur,

berat badan, panjang badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul

dan tebal lemak bawah kulit.

Page 9: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

2.5.1 Umur

Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan yang terjadi karena

kesalahan ini akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran

berat badan dan panjang tidak akan berarti kalau penentuan umur yang salah.

Berdasarkan Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur yang digunakan

adalah tahun penuh dan untuk anak 0-24 bulan digunakan bulan penuh.

Contoh:

Bulan usia penuh, Umur: 4 bulan 5 hari dihitung 4 bulan, dan 3 bulan 27 hari

dihitung 3 bulan.

2.5.2 Berat Badan

Berat badan merupakan pengukuran yang terpenting pada bayi baru lahir.

Dan hal ini digunakan untuk menentukan apakah bayi termasuk normal atau tidak

(Supariasa,dkk, 2002). Berat badan merupakan hasil peningkatan/penurunan semua jaringan

yang ada pada tubuh antara tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dll. Berat badan dipakai

Sebagia indikator yang terbaik pada sat ini untuk mengetahui keadaa gizi dan tumbuh

kembang anak. (Soetjiningsih 1998).Penentuan berat badan dilakukan dengan cara

menimbang. Alat yang digunakan sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:

(1) Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat lain,

(2) Mudah diperoleh dan relatif murah harganya,

(3) Ketelitian penimbangan maksimum 0,1 kg,

(4) Skalanya mudah dibaca,

(5) Aman untuk menimbang balita.

2.5.3 Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang cukup penting. Keistimewaannya

bahwa ukuran tinggi badan akan meningkat terus pada waktu pertumbuhan sampai mencapai

tinggi yang optimal. Di samping itu tinggi badan dapat dihitung dengan dibandingkan berat

badan dan dapat mengesampingkan umur. Cara mengukur panjang badan usia 0-24 bulan

yaitu:

(1) alat pengukur diletakkan di atas meja atau tempat yang datar,

Page 10: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

(2) bayi ditidurkan lurus di dalam alat pengukur,

(3) bagian bawah alat pengukur sebelah kaki digeser sehingga tepat menyinggung telapak

kaki bayi dan skala pada sisi alat ukur dapat dibaca.

2.5.4 Lingkar Kepala

Lingkar kepala dipakai untuk mengetahui volume intrakranial dan dipakai untuk menaksir

pertumbuhan otak. Apabila kepala tumbuh tidak normal maka kepala akan mengecil dan

menunjukkan retardasi mental sebaliknya bila kepala membesar kemungkinan ada

penyumbatan aliran serebrospinal seperti hidrosefalus yang akan meningkatkan volume

kepala.

2.5.5 Lingkar Lengan Atas

Pengukuran ini mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot

yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan berat badan.

2.5.6 Lipatan Kulit

Tebalnya lipatan kulit bagian triseps dan subskapular menggambarkan refleksi tubuh

kembang jaringan lemak di bawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energi

(Soetjiningsih, 1998).

2.6 Penilaian Status Gizi

Macam-macam penilaian status gizi (Supariasa, dkk, 2002)

2.6.1 Penilaian status gizi secara langsung

A.Antropometri

I.Pengertian

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi,

maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh

dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

II.Penggunaan

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan

asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan

proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

Page 11: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

III. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)

Salah satu contoh penilaian status gizi dengan antropometri adalah Indeks Massa Tubuh.

Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang

sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan

kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko

terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap

penyakit degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal memungkinkan

seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang. Untuk memantau indeks

masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan.

Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur di atas18 tahun dan tidak dapat

diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.Untuk mengetahui nilai IMT

ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

Berat Badan (Kg)

IMT= ----------------------------------------------------

Tinggi Badan(m) x Tinggi Badan(m)

Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.1 IMT Indonesia

Status Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0

Kurus sekali Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 –18,5

Normal Normal 18,5 –25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,0 –27,0

Obes Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0

Untuk mengukur status gizi anak baru lahir adalah dengan menimbang

berat badannya yaitu :

jika ≤ 2500 gram maka dikategorikan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) jika 2500 –

3900gram Normal dan jika ≥ 4000 gram dianggap gizi lebih. Untuk Wanita hamil jika LILA

(LLA) atau Lingkar lengan atas.

Page 12: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

B. Klinis

I.Pengertian

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status

gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang

dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel

(supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ

-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

II. Penggunaan

Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys).

Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan

salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi

seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau

riwayat penyakit.

Page 13: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

BAB III

ISI

I. IDENTITAS PERUSAHAAN

A. Nama Perusahaan : NiYuh

B. Jenis Perusahaan : Home industry

C. Alamat : Jl. Abdurrahman

D. Nama Penanggung Jawab : Bu Sri

E. Tahun Mulai Beroperasi : 2003

F. Data Karyawan :

a. Jumlah Dan Tenaga Kerja

Laki-Laki : 2 orang

Wanita : 18 orang

Shift Kerja : -

G. Luas Bangunan Perusahaan/ pabrik : 34m2/32m2

H. Jam Kerja : 08.00 - 12.00

: 13.00 - 16. 00

II. PROSES PRODUKSI

A. Bahan Baku dan Penunjang

1. Bahan Baku : kain

2. Bahan Penunjang : Dacron, kancing hidung, benang

3. Hasil Produksi Utama : boneka

4. Hasil Produksi Tambahan : tidak ada

B. Buangan Industri (limbah industri)

1. Jenis limbah yang Dihasilkan : Padat: kain perca

2. Kualitas Limbah secara visual : Padat : berdebu

3. Pembuangan : tidak dibuang (dijual perkiloan)

Page 14: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

C. Cara Kerja Pembuatan boneka

1. Membuat pola boneka dengan menggunakan polar (bahan asbes) yang disambungkan

ke aliran listrik dan ditunggu hingga panas dan mengeluarkan asap.

2. Kemudian setelah panas polar ditempelkan pada kain untuk membentuk pola yang

diinginkan.

3. Setelah beberapa pola dipotong, dilakukan penyatuan pola-pola tersebut dengan mesin

jahit secara manual.

4. Setelah jahitan selesai, untuk boneka berbentuk hewan dan manusia dipasangkan

kancing mata dan hidung yang di tempel menggunakan lem dan dieratkan dengan

menggunakan palu.

5. Kemudian boneka diisi dengan dakron. Proses ini disebut dengan proses stuffing.

6. Lalu dilakukan penimbangan guna mengetahui volume dakron yang sudah di stuffing

kedalam boneka dan berat kain yang digunakan untuk membuat satu boneka sehingga

dapat menentukan harga boneka tersebut.

7. Selanjutnya dilakukan penjahitan kembali untuk penyempurnaan boneka.

8. Boneka disikat, dibersihkan dan dibungkus dengan plastic untuk siap didistribusikan.

III. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

A. Fasilitas Pengobatan/ Pelayanan Kesehatan : jika sakit dibawa ke dokter/

rumah sakit

B. Fasilitas Alat Pelindung Diri yang Diberikan : tidak ada

C. Tersedianya kotak P3K : Tidak ada

D. Kebersihan Lingkungan : Kurang

E. Ventilasi : Jumlah: 4

Ukuran : 30 x 30 cm

F. Lingkungan Kerja yang diduga menimbulkan gagngguan kesehatan/ kecelakaan kerja

:Ada

1. Faktor Fisik : Pencahayaan : Kurang

Kebisingan : Cukup

Suhu Pabrik : Cukup Panas

2. Faktor kimia : Tidak ada

3. Faktor Fisiologis : Sikap / cara kerja yang dilaksanakan mudah melelahkan

Page 15: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

G. Penyakit yang didapat: ISPA

IV.ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

1. Memperbanyak dan memperbesar ventilasi agar udara panas bisa keluar dan

pencahayaan menjadi baik, kalau perlu diberi kipas angin.

2. Menggunakan masker terutama pada saat proses stuffing

3. Membersihkan sarang laba-laba yang ada

4. Pengadaan kotak P3K

5. Memperbaiki atap rumah industri agar terhindar dari reruntuhan bangunan dan

kebocoran air saat hujan

6. Jarak toilet/kamar mandi harus jauh dari tempat produksi.

7. Menyediakan tempat duduk dan meja untuk proses stuffing

8. Menyediakan tempat duduk yang ergonomis pada bagian penjahitan dan bagian

finishing.

9. Menyediakan tempat penyimpanan dari produksi akhir boneka sehingga terhindar dari

paparan udara, debu yang kotor

10. Edukasi dan penyuluhan kepada pekerja pentingnya menggunakan APD dan menjaga

kebersihan lingkungan home industri.

Page 16: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Tenaga Kerja

a. Identitas

Nama : ibu Suharti

Jenis Kelamin : perempuan

Umur : 31 tahun

Status Perkawinan : menikah

Pekerjaan : bagian finishing

Alamat : Jl. Cibubur IV, Kelurahan Cibubur Kecamatan

Ciracas, Jakarta Timur

Suku Bangsa : Sunda

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

b. Status Pekerjaan

Jenis Pekerjaan : Produksi boneka

Waktu Bekerja : 08.00-16.00

Gaji Perbulan : Rp. 390.000,00 - Rp. 910.000,00

Hasil Kerja : boneka

Jarak Rumah : 500 m

c. Status Kesehatan

Keadaan Umum : sehat

Kesadaran : komposmentis

Tekana Darah : 120/70 mmHg

Frekuensi nadi : 90 kali/ menit

Frekuensi nafas : 20 kali/ menit

Suhu raba : afebris

Page 17: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

d. Status Gizi

Antroometri

Berat Badan :66 kg

Tinggi Badan :156 cm

IMT : 27,12

Kesan :

Kurang tingkat berat ( < 17,0 )

Kurang tingakat ringan (17,0 – 18,5)

Normal ( 18,5 – 25,0)

Gemuk tingkat ringan (25,0 – 27,0)

Gemuk tingakat berat ( > 27,0 )

Pemeriksaan Klinis

Rambut : warna ( hitam ), distribusi ( merata )

a.Normal

Wajah : a. Normal

Mata : a. Normal

Telinga : liang telinga ( normal ), sekret ( - )

Mulut : a. Normal

Hidung : lubang hidung ( normal ), sekret( - )

Lidah : a. Normal

Gigi-geligi : a. Normal

Gusi : a. Normal

Leher : KGB tidak teraba membesar

Dada : a. Normal

Paru-paru : a. Normal

Perut : a. Normal

Ekstremitas :a. Normal

Kulit : a. Normal

Kuku :a. Normal

Pola makan

Page 18: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

Kemarin

o Pagi : lontong dan gorengan, kue basah

o Siang : nasi putih, tumis buncis, ikan goring

o Malam : nasi putih, ikan dan ayam bakar, jeruk

2 hari yang lalu

o Pagi : nasi uduk, semur tahu dan tempe

o Siang : nasi putih, ayam goreng, sayur bayam

o Malam : nasi putih, telur, tahu, salak

Kesimpulan / diagnosa : normal

Status kesehatan : normal

2. Lingkungan

a. Luas Pabrik : 34m2/32m2

b. Ventilasi

Jumlah : 4 jendela

Ukuran : 30x30 cm

c. Suhu pabrik : suhu kamar

d. Kebersihan : kurang bersih

e. Kebisingan : tidak bising

f. Pembuangan limbah : dijual perkiloan

3. Kesehatan Kerja

Page 19: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

a. Alat Perlindungan Diri : tidak ada

b. Faktor Resiko

Kimia : -

Biologi : busa/ dacron

Fisik : -

Sosioekonomi : -

c. Penyakit Akibat Kerja : ISPA

4. Alternatif Pemecahan Masalah

1. Seharusnya ibu Yuniasih menggunakan Alat Perlindungan Diri baik itu masker,

maupun sarung tangan plastic untuk menghindari paparan debu dan berbagai macam

penyakit.

Status Makanan

Kualitas

Kuantitas

No. Fexometer Jenis Frekuensi

1. Makanan pokok Nasi 3x sehari

2. Lauk-pauk Telur

Tempe /tahu

Ayam

2x sehari

1x sehari

1x seminggu

3. Sayur Mayur Kangkung

Buncis

Singkong

1 x minggu

2 x minggu

1 x minggu

4. Buah-buahan Pisang 1-2 x minggu

Page 20: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

Waktu Jenis Makanan Rincian Proporsi Kalori

Hari I

Pagi

08.00

Nasi

Telur

Nasi Uduk

Telur dadar

100 gr

1 butir @ 100 gr

178 ka

163 kal

Siang

12.00

Nasi

Telur

Sayur

Nasi putih

Telur dadar

Sayur Buncis

100 gr

1 butir @ 100 gr

178 ka

163 kal

Malam

18.30

Nasi

Telur

Tempe

Nasi putih

Telur dadar

Tempe goreng

100 gr

1 butir @ 100

gr

1 tempe

Total

337 kal

163 kal

888 kal

Waktu Jenis Makanan Rincian Proporsi Kalori

Hari I I

Pagi

08.00

Mie Mie goreng

Telur dadar

100 gr

1 butir @ 100 gr

178 ka

163 kal

Siang

12.00

Nasi

Ayam

Sayur

Nasi putih

Ayam Goreng

Singkong

100 gr

1 potong

178 ka

163 kal

Malam

19.00

Nasi

Tahu

Tempe

Nasi putih

Tahu goreng

Tempe goreng

100 gr

1 Tahu

1 Tempe

337 kal

163 kal

Page 21: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

Total 888 kal

PENGELUARAN KELUARGA

PANGAN

Page 22: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

No. JENIS BIAYA PER BULAN

1 Beras Rp. 8.000, 00/kg

2 Minyak goreng Rp. 9.500,00

3 Tahu/tempe Rp. 500,00/potong

4 Sayuran Rp. 1.000,00

5 Buah-buahan Rp. 4.000,00

6 Daging Rp. 24.000,00/ekor ayam

7 Gula Rp. 11.000,00

8 Garam Rp. 3.000,00

9 Teh/kopi Rp. 2.000,00

10 Bumbu dapur Rp. 7.000,00

11 Telor Rp. 18.000,00/kg

12

JUMLAH Rp. 88.000,00

NON PANGAN

NO JENIS BIAYA PERBULAN

1 Sabun Mandi Rp. 2.500,00

2 Pasta gigi Rp. 7.000,00

3 Shampoo Rp.8.000,00

4 Kue / cemilan / makanan ringan Rp.30.000,00

5 Sabun cuci Rp. 12.500,00

6 Susu Rp. 23.000,00

7

JUMLAH Rp. 95.500,00

BAB IV

KESIMPULAN dan SARAN

Page 23: Kunjungan Pabrik Boneka Jen 1

Pabrik Boneka yang kami kunjungi merupakan suatu Home Industri yang bergerak

dibidang produksi mainan. Memiliki 20 tenaga kerja dengan jam kerja kurang lebih 8 jam per

hari. Proses produksi mencapai 1 kwintal perhari yang dipaketkan menjadi kurang lebih 120

paket.

Alur produksi dimulai dari pembuatan pola, penjahitan pola, stuffing hingga

penyempurnaan bineka. Setiap tenaga kerja tidak memiliki tugas tertentu atau job description

tertentu, sehingga setiap pekerja dapat melakukan beberapa tugas berbeda setiap harinya. Hal

ini dilakukan untuk menghemat waktu dan biaya produksi.

Tenaga kerja tiak dibekali oleh alat pelindung diri (APD) seingga kecelakaan akibat

kerja sangat mungkin terjadi. Para pekerja juga tidak diasuransikan sehingga segala

kecelakaan akibat kerja menjadi tanggungan masing-masing pekerja.

Gizi pekerja tampak cukup dengan asupan makan 3kali/hari dan ditanggung oleh

pemilik pabrik. Rata- rata pekerja tidak merokok dan memiliki tekanan darah dalam batas

normal.

Kesimpulannya bahwa pabik rumahan ‘NiYuh” merupakan suatu bentuk usaha yang

masih belum optimal baik dalam proses produksi maupun keselamatan kerja.

Saran agar pemilik pabrik memikirkan untuk mulai memberikan APD kepada para

tenaga kerja, melakukan fungsi tertentu dari suatu pekerjaan sehingga proses produksi

optimal, dan menjaga kesehatan para pekerja dengan memberlakukan wajib menggunakan

masker selama bekerja.