Paper Controlled Rectifier AC DC
description
Transcript of Paper Controlled Rectifier AC DC
Seminar Nasional Teknik Energi & Ketenagalistrikan SNTEK 2014 7-9 Agustus 2014
Simulasi Pengaturan Tegangan Konverter AC/DC Satu Fasa
dengan Pengujian pada Beban Variabel
KazmanRiyadi1, Saad A.S Abdulrehiem2, Faizal Arya Samman3 1,2,3Program PascasarjanaTeknikElektro,Universitas Hasanuddin
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10, Makassar 90245. [email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Semikonduktor merupakan salah satu kemajuan dibidang elektronika, dimana salah satu komponen
semikonduktor yang umum digunakan adalah tiristor, tiristor yang dirangkai sedemikian rupa hingga mampu
menyearahkan tegangan AC menjadi output DC. Perubahan beban pada sisi output penyearah akan
mengakibatkan perubahan tegangan output. Tiristor yang digunakan diharapkan mampu mengatasi masalah
tersebut. Dalam penelitian ini, tegangan output set-point penyearah akan ditentukan sebesar 20 Vdc. Untuk
mengatasi masalah tadi, maka akan digunakan sistem kendali umpan balik untuk mengatur penyalaan sudut
phasa (α) tiristor, sehingga dihasilkan tegangan output yang tetap sesuai dengan set-point yang diinginkan.
Dari hasil simulasi diperoleh bahwa konverter satu phasa gelombang penuh mampu mempertahankan
tegangan output sebesar 20 VDC walupun beban berubah antara 100k ohm hingga 10 k ohm dengan
pengendalian sudut penyalaan dari tiristor antara 130,032° dan 127,67° . Pemodelan dan simulasi rangkaian
penyearah dilakukan dengan menggunakan software free/open PSpice.
Kata Kunci:penyearah, tiristor , sudut penyalaan
.
1. PENDAHULUAN
Penggunaan Semikonduktor dalam bidang elektronika
dan pengontrolan merupakan salah satu bentuk kemajuan
yang ditawarkan,semisal dioda, dan tiristor, hingga saat
ini digunakan untuk mengubah arus bolak-balik (AC)
menjadi arus searah (DC). Baik dioda maupun tiristor,
dirangkai sedemikian rupa untuk menghasilkan tegangan
yang mendekati bentuk tegangan murni DC. Alat
pengkonversi tegangan AC menjadi tegangan DC untuk
selanjutnya disebut Konverter AC-DC.
Kestabilan tegangan yang dihasilkan oleh sebuah
konverter AC-DC menjadi penentu kualitas suatu
penyerah.Aplikasi beban yang disuplai oleh suatu
konverter AC-DC antara lain suplai arus listrik terhadap
rotor pada motor sinkron) yang mungkin berubah pada
saat perubahan beban motor itu sendiri [1], sistem
charging baterai pada suplai listrik 220V AC, ataupun
suplai daya listrik DC pada setiap peralatan yang
membutuhkan suplai daya listrik DC.
Beberapa aplikasi diatas tentunya membutukan suplai
daya yang berkualitas baik agar dapat menghasilkan
kinerja yang cukup sesuai dengan kenerja nominalnya.
Adanya perubahan beban terhadap waktu dapat
mempengaruhi kualitas dari sebuah konverter AC-DC,
sehingga untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu
dilakukan pengontrolan tegangan output terhadap
perubahan beban dalam hal ini digunakan penyearah
terkendali (controlledrectifier) dengan mengatur waktu
penyalaan (sudut phasa) dari penyearah tersebut terhadap
perubahan beban yang terjadi.
Permasalah yang sering terjadi pada penyerah AC-
DC adalah pada suplai tegangan yang dapat berubah
akibat dari perubahan beban [3]. Penambahan ataupun
pengurangan beban akan mempengaruhi bentuk dari
gelombang output DC dari suatu konverter. Salah satu
teknik pengontrolan tegangan pada penyarah satu fasa
adalah dengan menggunakan tiristor.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, dalam
penelitian ini beban akan divariasikan beberapa banyak
untuk melihat efek riak serta kinerja konverter AC-DC
tersebut. Output tegangan konverter AC-DC merupakan
umpan balik dari perubahan beban yang akan menjadi
acuan perubahan sudut fasa, sehingga diharapkan
konverter AC-DC dapat menghasilkan perbaikan terhadap
bentuk arus masukan dan dapat mempertahankan
tegangan output [1].
2. TUJUAN DAN SASARAN
Konverter AC-DC satu phasa gelombang penuh
diharapkan mampu mempertahankan output tegangan
melalui perubahan sudut penyalaan tiristor. Set point
tegangan yang ditetapkan adalah 20 VDC, sedangkan
beban divariasi mulai 100kOhm sampai dengan 10kOhm.
Tegangan output akan diumpan balik melalui pembaca
tegangan yang akan teruskan oleh analog-digital
konverter ADC untuk membandingkan tegangan referensi
yang ditetapkan. Kontroler selanjutnya akan mengatur
sudut penyalaan dari tiristor.
3. TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Komponen Semikonduktor Penghasil Tegangan DC
Tiristor merupakan komponen dari bahan semikonduktor
banyak yang umum digunakan untuk penyearah
terkendali [4]. Salah satu keluarga tiristor yang
menggunakan bahan silicon adalah SCR (Silicon
Seminar Nasional Teknik Energi & Ketenagalistrikan SNTEK 2014 7-9 Agustus 2014
Controlled Rectifier). Untuk memahami prinsip kerja dari
tiristor maka dapat dilihat dari Gambar 3.1.
Pada Gambar 3.1 memperlihatkan komponen tiristor
yang menerima input tegangan AC sebesar 50 V dimana
tiristor tersebut dilambangkan sebagai X1 yang terdiri dari
anoda, katoda dan gain. Gain merupakan pengontrolan
untuk mengaktifkan tiristor prinsip kerja dari tiristor
adalah bahwa tiristor akan konduksi apabila anoda lebih
positif dari katoda sehingga pada siklus tegangan pertama
antara 0 s/d /2, tiristor telah konduksi namun tiristor
akan menunggu waktu penyalaan (α) dari komponen E1
dengan penentuan pulsa dari tegangan Vg0 [2]. Apabila
tiristor disulut tegangan penyalaan maka komponen
tiristor akan konduksi, dalam hal ini sudut penyalaan
kemudian disebut sebagai sudut alfa yang dilambagkan 𝛼.
Sedangkan pada siklus berikutnya dimana 𝜋 2⁄ s/d 𝜋 maka tiristor akan terpanjar mundur atau tidak konduksi
[5].
Dengan demikian, bentuk tegangan DC akan
diperoleh. Salah satu bentuk penyearah yang banyak
digunakan adalah jenis jembatan, karena dapat dihasilkan
bentuk bentuk gelombang penuh dengan faktor riak yang
rendah [1].
Gambar 3.1. Model rangkaian tiristor.
3.2. Pengontrolan Tegangan DC Dengan Mengatur Sudut
Penyalaan
Sudut penyalaan α terhadap tiristor menentukan besar
tegangan yang dihasilkan dari sebuah penyerah terkendali
satu phasa. Ini merupakan cara menstabilkan tegangan
penyarah dengan mengatur waktu penyalaan hingga
diperoleh tegangan referensi yang ditentukan. Gambar
2.2a memperlihatkan gabungan tiristor dan diodsa yang
dirangkai berbentuk jembatan penyearah (bridge-
rectifier) yang terdiri dari 2 tiristor dan 2 dioda yang
dikontorl sudut penyalaannya melalui pulsa, sehingga
,menghasilkan output tegangan yang berbeda.
Gambar 3.2 Rangkaian peyearah terkendali satu phasa.
Berdasarkan Gambar 3.2 pada blok diagram
rangakaian penyearah satu phasa semi konverter dapat
dijelaskan Prinsip kerja dari penyearah satu phasa
terkendali adalah pada siklus pertama Antara 0 s/d 𝜋
2
tiristorX1 dan D2 konduksi namun harus menunggu waktu
penyalaan dari pulsa gain pada tiap gate dari masing
masing tiristor, sedangkan pada 𝜋
2 s/d π D1 memblok
hingga menghasilkan tegangan output gelombang penuh
datu phasa [7]. Beberapa parameter dari penyearah satu
fasa terkendali [5];
1. Tegangan output rata-rata (Vdc) = 2 𝑉𝑚
𝜋cosα+ 1 ,dimana
Vm adalah tegangan maksimal (puncak)
2. Tegangan efektif (Vrms) = 𝑉𝑚 √2⁄
3. Faktor Riple = √(𝑉𝑟𝑚𝑠/𝑉𝑑𝑐)2- 1
Untuk menghasilkan kinerja konverter yang baik maka
perlu ditambahkan filter [4]
4. METODE PENELITIAN
Rancangan simulasi dengan memberikan beban yang
bervariasi terhadap output tegangan DC yang dihasilkan
oleh penyearah satu phasa terkendali, dengan mengetahui
perubahan beban yang terjadi akan mengakibatkan
perubahan tegangan output. Dengan menentukan
tegangan set point sebagai tegangan referensi, maka
besarnya sudut penyalaan dari tiap komponen tirisor dapat
diperoleh. Gambar 4.1 menunjukkan variasi beban yang
digunakan yang terdiri dari empat beban yang kemudian
diidentifikasi sebagai R1,R2,R3 dan R4 yang masing-
masing bernilai 100k hingga 10k ohm. Pengujian
rangkaian dilakukan melalui pemodelan dan simulasi
menggunakan software open Souce Pspice.
Seminar Nasional Teknik Energi & Ketenagalistrikan SNTEK 2014 7-9 Agustus 2014
Gambar 4.1 Rangkaian Konverter AC-DC Dan Variasi
Beban
Gambar 4.2. dibawah merupakan gambar blok
diagram memperihatkan pengendali tegangan yang
dikontrol oleh mikrokontroler AT89S51 pengendali
tegangan yang dimaksud adalah penentuan penyalaan
sudut phasa pada tiristor untuk menghasilkan output
tegangan yang stabil dalam hal ini output ditentukan pada
20 VDC, umpan balik dilakukan pada tahap pembacaan
parameter tegangan yang akan diidentifikasi oleh
mikrokontroler AT89S51 setelah dikonversi ke bentuk
digital, jika berbeda dengan referensi yang ditetapkan
maka mikrokontroler tersebut akan memberi umpan
kepada sudut penyalaan[3].
Gambar 4.2 Blok Rangkaian Konverter AC-DC dan
umpan balik pengendali tegangan.
Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan ;
Menentukan komponen yang digunakan dan sumber
tegangan AC yang digunakan
Melakukan variasi beban pada output DC dari
rangkaian penyearah dengan melakukan close tiap
saklar pada beban
Menghitung sudut penyalaan untuk menghasilkan
tegangan output referensi
Melakukan umpan balik terhadap perubahan variasi
beban
5. HASIL PENGUJIAN
Komponen yang digunakan adalah terdiri dari 2 buah
SCR dan 2 buah dioda yang dirangkai membentuk
penyearah 1 phasa gelombang penuh. Dengan
memberikan beban yang bervariasi mulai dari 100k ohm
hingga beban terendah 10k ohm sedangkan untuk
mevariasikan sudut penyalaan digunakan perbandingan
gelombang gergaji yang akan mensimulasikan dari pada
sudut penyalaan tersebut[2].untuk hasil penelitian
diperoleh hasil;
Gambar 5.1a grafik hubungan tegangan output terhadap
waktu untuk R=100k
Gambar 5.1a memperlihatkan grafik tegangan output
pada konverter AC DC yang diberikan beban sebesar
100k Ohm dimana pengendalian sudut penyalaan berada
pada 72224,0172 us atau sudut penyalaan pada 130,032o.
Seperti halnya Gambar 5.1b output dari konverter
dipertahankan hingga 20 VDC walaupun beban berubah
sekitar 10K Ohm.
Gambar 5.1b grafik hubungan tegangan output terhadap
waktu untuk R= 10k
Beberapa pecobaan dilakukan maka diperoleh besar sudut
penyalaan dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Mikrokontroler AT89s51
Pembaca
Parameter
Tegangan
Tegangan Dc Analog To
Digital
Ouput tegangan
DC
Pengendali
tegangan
Seminar Nasional Teknik Energi & Ketenagalistrikan SNTEK 2014 7-9 Agustus 2014
Tabel 5.1 Hubungan perbedaan sudut penyalaan terhadap
perubahan beban sumber tegangan 28 VAC.
R
(kΩ)
Waktu
pengasutan
(µs)
Sudut penyalaan
α
100 7224,0172 130,0323096
90 7185,55 129,3399
70 7185,6 129,3408
50 7173,1 129,1158
10 7092,93775 127,6728795
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa untuk
mempertahankan tegangan keluaran dari konverter AC
DC satu fasa yang dapat berubah akibat penambahan
beban, maka kita perlu mengatur sudut penyalaan dari
tiristor.
6. SIMPULAN DAN SARAN Penyearah konverter satu phasa gelombang penuh dapat
mempertahankan tegangan output walaupun pada kondisi
beban yang berubah-ubah antara 100k ohm hingga 10k
Ohm. Dengan mengubah sudut penyalaan dari tiristor
sebagai pengendali tegangan, maka level tegangan DC
keluaran rectifier akan dapat dipertahankan.
Untuk kinerja konverter lebih baik maka perlu
penambahan filter pada output konverter jika beban
semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Khalid, Idham, 2006, Penerapan Kendali Satu Siklus
Untuk Memperbaiki Kinerja Konverter AC-DC Satu
Fasa Topologi Jembatan Pada Kondisi Beban
Berubah-Ubah. Jurnal Smatek, 2006.
[2] Muhammad Rashid. SPICE for Power
Electronicsand Electric Power. Prentice-Hall
International,1993.
[3] Nisak RosidatunRancang Bangun Penyearah
Terkendali semikonveter satu fasa dengan
Menggunakan IC TCA 785
[4] Sri Kurniati A. dkk. 2006. Analisis Perbandingan
Kinerja Penggunaan Filter Pasif dan Filter Pasif
Pada Penyearah Terkendali Satu Fasa. Laporan
Penelitian Dosen Muda. Lembaga Penelitian Undana
[5] Tarmizi, 2010. Desain Sistem Kontrol Sudut
Penyalaan Thyristor Komutasi Jaringan Berbasis
Mikrokontroler PIC16F877. Jurnal Teknik
ElektroFakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
[6] Yahya Chusna Arif. 2002. Teknik Perbaikan Kualitas
Daya pada Penyearah Terkontrol 3 Phasa dengan
Menggunakan Sistem Simetri dan Injeksi harmonik
ketiga. IES.
[7] Zuhal.”Dasar TenagaListrik”, ITB Bandung, 1997.