Paper budaya

13
PAPER Culture EnvironmentTRANSFORMASI BUDAYA PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk. Dosen: Prof. Djoko Suryo MA Oleh Arikunto Padmadewa (14/376000/PEK/20169) PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

description

jkjjkjk

Transcript of Paper budaya

Page 1: Paper budaya

PAPER

“Culture Environment”TRANSFORMASI BUDAYA PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk.

Dosen:Prof. Djoko Suryo MA

Oleh

Arikunto Padmadewa(14/376000/PEK/20169)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMENFAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA

2015

Page 2: Paper budaya

PERMASALAHAN

Dewasa kini semakin ketatnya persaingan dan perubahan lingkungan

eksternal organisasi, banyak organisasi melakukan penyesuaian dalam struktur

maupun pengelolaannya dengan cara melakukan merger, akuisisi ataupun perubahan

lainnya. Namun, menurut Chatab (2007), berdasarkan penelitian sebanyak 90% gagal

memenuhi harapan. Kegagalan tersebut terutama karena konflik budaya organisasi.

Hasil penelitian lain menyatakan bahwa 74% perusahaan atau organisasi mengalami

ketidak berhasilan karena tidak memperhatikan faktor budaya.

Menurut Brown (1998), budaya organisasi mengacu kepada sistem makna

bersama yang dianut oleh anggota-anggota suatu organisasi, dan membedakan

organisasi itu dari organisasi-organisasi yang lain. Tata nilai dalam budaya organisasi

dapat berperan sebagai sumber kakuatan penting yang diyakini dan dianut secara luas

dalam menghadapi tantangan perubahan lingkungan. Namun budaya organisasi dapat

menjadi beban bagi keberhasilan apabila budaya organisasi tidak sesuai dengan

tujuan organisasi.

Lingkungan sosial, budaya, dan demografi merupakan kekuatan dari luar yang

mempengaruhi suatu perusahaan. Perilaku sekelompok masyarakat dalam suatu

komunitas dapat menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan, tetapi di

sisi lain dapat berupa ancaman yang harus dihindari. Keadaan sosial, budaya,

demografi, dan lingkungan suatu daerah, diantaranya pertumbuhan penduduk,

perilaku konsumsi.

Budaya perusahaan (Corporate culture) adalah salah satu faktor yang menjadi

dasar keberhasilan transformasi, merger, integrasi, pertumbuhan yang agresif, atau

pun inisiatif strategis lainnya. Prinsip keselarasan antara budaya perusahan dan

strategi perusahaan adalah suatu kemutlakan. Keselarasan antara visi, budaya

perusahaan, dan perilaku yang diharapkan akan sangat bergantung pada bagaimana

memenangkan hati karyawan yang akan melaksanakannya. Karyawan dilibatkan

untuk merancang sendiri manifestasi budaya perusahaan yang baru. Mereka harus

Page 3: Paper budaya

mampu mengaplikasikan tema budaya perusahaan ke dalam isu-isu bisnis yang

dihadapi di lapangan, sehingga proses pembentukan sendiri ini akan membawa

ownership yang lebih besar karena langsung berdampak dan dirasakan oleh mereka

(http://manajemen.bisnis.com/).

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. berdiri pada tahun 1971 dengan nama awal

PT Java Pelletizing Factory di wilayah Surabaya. Awalnya hanya memproduksi

copra pellet. Kemudian sampai hari ini, Japfa Comfeed telah bertumbuh luar biasa

dengan aneka produk yang dihasilkan. Manajemen Japfa Comfeed kemudian

memberi nama jaringan usahanya integrated agri-food companies. Japfa Comfeed

tidak sekadar berbisnis ternak ayam, pakan ternak dan produk turunannya. Namun

melebar berbisnis ikan (udang), distribusi hingga makanan siap saji. Selain itu

bisnisnya tidak hanya ada di Indonesia tetapi juga berada di Asean dan India.

Perusahaan tersebut selain menjadi tulang panggung perusahaan nasional

untuk bersaing dengan perusahaan multinasional sejenis yang beroperasi di

Indonesia, sekaligus menjadi duta bangsa ketika membuka pabrik pada banyak

negara. Keberhasilan Japfa Comfeed salah satu faktornya karena Sang CEO-nya,

Handojo Santosa. Sebagai generasi penerus keluarga, Handojo Santosa tidak saja

berhasil mempertahankan kejayaan Japfa Comfeed di Indonesia. Namun lebih dari

itu, Handojo Santosa sukses mengibarkan panji-panji bisnis Japfa Comfeed pada

berbagai sektor yang berhubungan dengan bisnis intinya dengan mampu melebarkan

sayapnya hingga ke negara tetangga. Tak salah apabila dalam ajang penghargaan

Bisnis Indonesia Award 2012, Handojo Santosa ditabalkan sebagai best CEO 2012.

Page 4: Paper budaya

PEMBAHASAN

Nilai-Nilai Budaya PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.

Perilaku Handojo Santosa tergambar dengan jelas pada perilaku bisnis Japfa

Comfeed. Beliau menanamkan budaya manajemen kantor yang disebut 5 R (ringkas,

rapi, resik, rawat, rajin) yang dimodifikasi berdasarkan kebudayaan Jepang, yaitu 5 S

(Seiri: Pilah, Seiton: Tata, Seiso: Bersihkan, Seiketsu: Mantapkan, Shitsuke:

Biasakan). Praktek 5R ini selalu terlihat di dalam seluruh aktifitas perusahaan untuk

semua karyawan tanpa terkecuali, bahkan di perusahaan ada penanggung jawab

budaya tersebut sehingga perusahaan menjadi jauh lebih efisien dan produktif.

Perilaku manajemen Japfa Comfeed tersebut tidak muncul secara tiba-tiba. Hal

tersebut tak lain karena meniru dari perilaku para petingginya. Budaya perilaku yang

ditanamkan oleh Handojo Santosa tersebut telah bermetamorfosis menjadi budaya

perusahaan Japfa Comfeed.

Sebuah pendekatan kepemimpinan yang sudah tidak baru lagi tetapi tetap

relevan untuk konteks masa kini. Ada tiga syarat untuk menjadikan dirinya sebagai

pemimpin yang melayani, yaitu: (1) Kesadaran diri sebagai pelayan yang ingin

melayani itulah yang mendorongnya memilih menjadi pemimpin. (2) Dalam

kepemimpinan yang didorong oleh hati yang ingin melayani ini, kebutuhan

konstituen menduduki prioritas tertinggi. (3) Jadi harus ada perubahan hati, dari

keinginan menjadi “orang besar,” “orang terkemuka” atau “orang berkuasa” menjadi

keinginan melayani.

Sebagai CEO kelompok Japfa Comfeed, Handojo Santosa sebenarnya

memiliki berbagai kemewahan untuk menjadi “orang besar” atau “orang berkuasa”.

Namun beliau memilih jalan untuk “melayani”. Melayani seluruh keluarga besar

Japfa Comfeed, seluruh pelanggan Japfa Comfeed dan pihak-pihak yang

berhubungan dengan Japfa Comfeed, serta melayani Indonesia dengan produk-produk

Page 5: Paper budaya

berkualitas. Lebih dari itu, beliau melayani kemanusiaan melalui caranya memimpin

konglomerasi bisnis Japfa Comfeed.

Kegiatan Japfa Comfeed Guna Menjaga Generasi Indonesia

Beberapa kegiatan bermanfaat dari perusahaan yang mencerminkan

corporate culture dan menjaga generasi Indonesia diantaranya:

1. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk melanjutkan komitmennya untuk turut

mendukung Indonesia melalui Kampanye Gizi JAPFA4Kids pada tahun 2014.

Pada 22 sampai 23 Desember 2014, Japfa mengunjungi 9 sekolah dasar negeri

di Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar dalam program kepedulian

masyarakat yang mengusung tema “Anak Indonesia Sehat dan Peduli Gizi”.

Sejak tahun 2008, Japfa terus mengunjungi anak-anak di berbagai pelosok

Indonesia untuk meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya asupan gizi

seimbang dan gaya hidup sehat untuk perkembangan intelektual anak usia

sekolah dasar. Rangkaian Kampanye Gizi JAPFA4Kids diadakan selama dua

hari, berupa pelatihan manajemen tata kelola sekolah berbasis sistem 5 S

ataupun 5 R, pelatihan dokter Kecil untuk murid-murid berprestasi dari setiap

sekolah peserta, kemudian kegiatan utamanya adalah diadakan pemeriksaan

kesehatan gratis dan juga pembagian paket gizi berupa empat buah susu, satu

butir telur, dan buku berjudul “Aku dan Diriku dan 4 Sehat 5 Sempurna”

kepada 1.200 anak peserta kampanye gizi JAPFA4Kids. Selain itu, JAPFA

mendirikan panggung budaya JAPFA4Kids. Anak-anak menampilkan

kebudayaan yang merupakan ciri khas daerah tersebut. Hal itu merupakan

usaha untuk melestarikan budaya Indonesia.

2. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk membangun pooltry feed factory di

Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Kabupaten

Grobogan merupakan salah satu sentra produksi jagung di Jawa Tengah.

Jagung selain dapat dikonsumsi menjadi makanan bergizi juga merupakan

Page 6: Paper budaya

bahan dasar oleh poultry feed factory. Untuk mendukung upaya mencintai

produk dalam negeri itu, pihak dari perusahaan juga mengajak anak-anak di

Kabupaten Grobogan agar bisa mengkonsumsi produk makanan olahan

berbahan dasar jagung. Dengan demikian, kecintaan akan jagung bisa tumbuh

sejak anak-anak.

3. PT Japfa Comfeed Indonesia TBk. menyerahkan bantuan teaching farm ke

Pesantren Al Barokah, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Simalungun. Dengan

bantuan teaching farm diharapkan santri dapat belajar mengenai teknologi

perunggasan serta belajar berwirusaha. Harapannya setelah lulus dapat

berwirusaha secara mandiri.

ANALISIS

Nilai-nilai budaya 5 R atau 5 S yang telah diterapkan oleh PT Japfa Comfeed

Indonesia Tbk. merupakan Management Good House Keeping, yang artinya

mengelola tempat kerja untuk menghilangkan pemborosan dengan mengutamakan

perilaku positif dari setiap individu di tempat kerja. Filosofi 5 S tersebut adalah

menciptakan budaya kerja produktif melalui organisasi tempat kerja yang efektif dan

standarisasi prosedur kerja. Berikut adalah analisis filosofi 5 S dari Japfa,

Seiri (Pilah). Membedakan antara yang diperlukan dengan yang tidak

diperlukan serta membuang yang tidak diperlukan. Manfaat dari poin ini diantaranya

bergerak lebih bebas, keselamatan kerja lebih terjamin dan aliran produksi lebih

lancar.

Seiton (Tata). Menentukan tata letak supaya tertata dan rapi, sehingga apabila

diperlukan secara mendadak, barang tersebut dapat ditemukan dengan cepat. Manfaat

dari poin ini diantaranya mudah menemukan barang yang dibutuhkan, resiko

kehilangan barang berkurang, kenyamanan dan keamanan kerja terjamin, penundaan

proses dapat dihindari serta kualitas kerja lebih terjamin.

Page 7: Paper budaya

Seiso (Bersihkan). Prinsip dari poin ini diantaranya menghilangkan sampah,

kotoran dan barang asing untuk memperoleh tempat kerja yang lebih bersih,

melakukan inspeksi atau pemeriksaan, melakukan tindakan atas penyimpangan yang

ditemukan pada pemeriksaan, membersihkan bukan yang hanya kelihatan saja,

membrsihkan segala sesuatu yang ada ditempat kerja serta jangan tinggalkan kotoran

ditempat kerja.

Seiketsu (Mantapkan). Prinsip dari poin ini merupakan upaya agar proses

Seiri-Seiton-Seiso tetap berjalan secara terus menerus dan semakin lebih mudah.

Menggunakan manajemen visual, tulisan, warna, lambang atau tanda-tanda lain, serta

membuat rambu-rambu, papan petunjuk, manual dan sebagainya. Manfaatnya

diantaranya dapat memelihara barang supaya tetap baik dan berfungsi normal,

mencegah kesalahan tidak terjadi lagi. mengurangi kesalahan manusia (human error).

Shitsuke (Biasakan). Prinsip poin ini adalah melakukan sesuatu yang benar

sebagai kebiasaan. Merupakan kegiatan membudayakan dan membiasakan bekerja

sesuai dengan sistem dan prosedur serta mengembangkan perilaku kerja karyawan

yang positif di tempat kerja sebagai sebuah kebiasaan yang disiplin. Manfaatnya

antara lain membangun kehidupan sosial antar karyawan, membangun komunikasi

antar karyawan, membangun sikap mental positif, memperbaiki pola pikir dan

membangun sikap disiplin pribadi karyawan.

Secara garis besar, PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. telah menerapkan

filosofi 5 S tersebut yang berjalan seiring dengan penerapan sistem keselamatan dan

kesehatan kerja (K3), hasilnya sangat dirasakan baik oleh seluruh karyawan, dan

lingkungan sekitar perusahaan. Dalam pelaksanaannya PT. Japfa Comfeed Indonesia

Tbk. selalu melakukan perbaikan berkesinambungan dengan menanamkan prinsip

"Kaizen", yang berpatokan pada perbaikan yang terus-menerus dan juga

berkelanjutan, pada setiap diri pribadi karyawan, hal ini memberikan dampak positif

dengan terciptanya produktifitas yang tinggi atau penjualan bersih naik hingga 14,2%

pada tahun 2014 dan tercipta lingkungan kerja yang aman dan nyaman.

Page 8: Paper budaya

KESIMPULAN

Dari penjabaran di atas mengenai filosofi 5 R atau 5 S dan dilihat dari

pencapaian perusahaan yang didapatkan mengenai jumlah produksi dan penjualan

produk perusahaan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa filosofi 5 R yang

diterapkan perusahaan memiliki implikasi yang positif terhadap kinerja pegawai di

PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Filosofi tersebut pada akhirnya menjadi salah satu

budaya yang efektif dalam meningkatkan kinerja perusahaan multinasional lainnya

yang ada di Indonesia.

REFERENSI

Brown, A. 1998. Organizational Culture. Harlow. Pearson Education Limited.

Chatab, N. 2007. Profil Budaya Organisasi Mendiagnosis Budaya dan Merangsang Perubahannya. Bandung. PT. Alfabeta Bandung.

http://manajemen.bisnis.com/read/20120912/237/95165/kiat-manajemen-budaya-melayani

http://manajemen.bisnis.com/read/20150816/237/462911/kiat-manajemen-cara-efektif-membangun-budaya-perusahaan.

http://firstline-media.com/beritabaik/?p=44

http://ekbis.sindonews.com/topic/3196/pt-japfa-comfeed-indonesia-tbk-jpfa