Paper Bahasa Indonesia

31
KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah “ ANALISIS BAHASA INDONESIA DALAM SKRIPSI MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN” yang merupakan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Merupakan suatu kebanggaan tersendiri, jika suatu tugas dapat terselesaikan dengan sebaik – baiknya. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan makalah ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis. Kalaupun akhirnya dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya. Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa makalah ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Denpasar, 13 November 2014 Penulis

description

Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan pada kegiatan laboratorium, kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan. Namun, dalam perkembangannya, penggunaan kata analisa atau analisis mendapat sorotan dari kalangan akademisis, terutama kalangan ahli bahasa. Penggunaan yang seharusnya adalah kata analisis. Hal ini dikarenakan kata analisis merupakan kata serapan dari bahasa asing (inggris) yaitu analisys. Dari akhiran -isys bila diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi -isis. Jadi sudah seharusnya bagi kita untuk meluruskan penggunaan setiap bahasa agar tercipta praktik kebahasaan yang baik dan benar demi tatanan bangsa Indonesia yang semakin baik.

Transcript of Paper Bahasa Indonesia

Page 1: Paper Bahasa Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan

Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah “ ANALISIS

BAHASA INDONESIA DALAM SKRIPSI MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN”

yang merupakan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

Merupakan suatu kebanggaan tersendiri, jika suatu tugas dapat terselesaikan dengan

sebaik – baiknya. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses

penyusunan makalah ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis. Kalaupun akhirnya

dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam

penyusunan makalah ini.

Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuannya.

Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa makalah ini belum

mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis berharap semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Denpasar, 13 November 2014

Penulis

Page 2: Paper Bahasa Indonesia

BAB IPENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANGDewasa ini kebutuhan masyarakat akan sesuatu semakin meningkat. Berbeda

dengan jaman dahulu (purba) dimana sesuatu yang penting saja yang akan menjadi

kebutuhan pokok manusia, manusia jaman purba berkomunikasi dengan manusia

lainnya hanya dengan menggunakan bahasa tubuh. Mereka mengisyaratkan sesuatu

dengan tubuh mereka yaitu dengan tangan ataupun dengan gerakan tubuh lainnya.

Pada jaman purba berkomunikasi memang tidak terlalu dibutuhkan karena manusia

masih melakukan aktivitasnya sendiri – sendiri. Ini membuktikan bahwa manusia

jaman purba belum menjadi makhluk sosial yang sangat membutuhkan komunikasi di

setiap aktivitas yang dilakukannya. Meskipun sedikit dari mereka ada yang sudah

memahami bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain (makhluk

sosial).

Seiring berkembangnya jaman banyak perubahan yang terjadi, bahkan alat

komunikasi manusia juga berubah. Yang pada awalnya dimulai dari bahasa tubuh

berubah sedikit demi sedikit menjadi sebuah bahasa lisan yang mudah dipelajari dan

dipahami oleh manusia lain. Dan inilah awal mula kemunculan bahasa yang saat ini

digunakan. Perbedaan setiap bahasa terjadi karena perbedaan suku, ras, dan bangsa.

Misalnya di Indonesia, kita mengenal bahasa pemersatu yang digunakan adalah

Bahasa Indonesia.

Belakangan ini banyak orang Indonesia yang kurang mengerti bahasanya

sendiri. Bukan berarti pada makna yang sebenarnya, akan tetapi mereka kurang

paham tentang kaidah-kaidah dan aturan tata bahasa yang ada di dalam Bahasa

Indonesia.

Baik kita sadari atau tidak, kita itulah yang terjadi.Berangkat dari polemik di

atas, makalah ini disusun.Di dalam makalah ini pembahasannya lebih kepada EYD

dan tanda baca yang keduanya merupakan indikator dari keabsahan Bahasa Indonesia

itu sendiri.

Page 3: Paper Bahasa Indonesia

Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap

sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan

pada kegiatan laboratorium, kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan

yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam

cuplikan. Namun, dalam perkembangannya, penggunaan kata analisa atau analisis

mendapat sorotan dari kalangan akademisis, terutama kalangan ahli bahasa.

Penggunaan yang seharusnya adalah kata analisis. Hal ini dikarenakan kata analisis

merupakan kata serapan dari bahasa asing (inggris) yaitu analisys. Dari akhiran -isys

bila diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi -isis. Jadi sudah seharusnya bagi kita

untuk meluruskan penggunaan setiap bahasa agar tercipta praktik kebahasaan yang

baik dan benar demi tatanan bangsa Indonesia yang semakin baik.

II. TUJUANAdapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:

1. Memenuhi tugas bahasa Indonesia

2. Agar mahasiswa bisa mempelajari bagaimana menganalisis ejaan, pilihan kata,

dan struktur kalimat yang benar.

III. RUMUSAN MASALAHRumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah penjelasan

tentang pentingnya penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD

dalam skripsi mahasiswa Kedokteran Hewan.

Page 4: Paper Bahasa Indonesia

BAB IIPEMBAHASAN

1. EJAAN  Ejaan ialah seperangkat aturan atau kaidah yang mengatur cara melambangkan

bunyi,cara memisahkan atau menggabungkan kata dan cara menggunakan tanda baca.

Dalam system ejaan suatu bahasa, ditetapkan bagaimana fonem-fonem dalam bahasa itu

dilambangkan. Lambang fonem itu dinamakan “ huruf ”. Susunan sejumlah huruf dalam

suatu bahasa disebut “ abjad ”.

Huruf hanyalah lambang  fonem, merupakan gambar fonem itu. Bunyi-bunyi

bahasa yang kita ucapkan itulah yang disebut fonem dan gambar bunyi bahasa itu disebut

huruf. “Fonem ialah kesatuan bahasa yang terkecil yang dapat membedakan arti.” Untuk

membuktikan bahwa suatu bunyi bahasa itu fonem atau bukan, kita ambil kata-kata yang

hampir sebunyi seperti /lari, mari, tari, dari, cari/; kata lari mempunyai arti dan apabila

bunyi /1/ pada kata itu kita ganti dengan bunyi /m/ menjadi mari, maka arti kata berubah.

Jadi baik bunyi /1/ maupun bunyi /m/  kedua-duanya dalam bahasa Indonesia merupakan

fonem. Begitu pula kita buat dengan kata /tari, dari, sari, cari/ : karena tiap kata

mempunyai arti sendiri-sendiri, maka bunyi-bunyi /t,   d,   s,   c/   juga merupakan fonem

dalam bahasa Indonesia. Demikianlah kita lakukan dengan semua kemungkinan bunyi

bahasa dalam bahasa Indonesia, maka akan kita dapat sejumlah fonem bahasa Indonesia.

Ada dua macam fonem, yaitu fonem vokal dan fonem konsonan. Dalam buku tata bahasa

karangan St. Muh. Zain vokal disebut huruf hidup dan konsonan disebut huruf mati.

Bagaimana kita bedakan vokal dan konsonan itu? Vokal ialah bunyi ujaran yang sungguh

sungguh bunyi yang murni. . . Konsonan ialah bunyi ujaran yang diucapkan dengan

menutup sebentar atau menyempitkan jalan udara keluar. Jadi bedanya terletak pada ada

atau tidak adanya rintangan dalam mengucapkan sehingga yang satu terdengar lebih

nyaring dari pada yang lain.Vokal –vokal dalam bahasa Indonesia ialah a,  e,   e,   i,   o,  

u, termasuk diftong ai, au, oi.

Selain dari pada pelambangan fonem dengan huruf, dalam sistem ejaan termasuk juga

1 ) ketetapan tentang bagaimana tentang satuan-satuan morfologi seperti kata dasar, kata

ulang, kata majemuk, kata berimbuhan dan partikel-partikel dituliskan ; 2) ketetapan

Page 5: Paper Bahasa Indonesia

tentang bagaimana menuliskan kalimat dan bagian-bagian kalimat dengan pemakaian

tanda-tanda baca seperti titik, koma, titik dua, tanda kutip, tanda tanya, tanda seru.

Penulisan kata

1. Kata dasar:

Kata yang berupa kata dasar, ditulis sebagai satu kesatuan

Misalnya: Ibu percaya bahwa engkau tau

Kantor pajak penuh sesak

2. Kata turunan

a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

Misalnya: bergelar, dikelola, penetapan, menengok, mempermainkan,

b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai

dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.

Misalnya: bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai, sebar luaskan

c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran

sekaligus, unsure gabungan kata itu ditulis serangkai.

Misalnya: menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan,

penghancurleburan.

d. Jika ada salah satu unsure gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,

gabungan kata itu ditulis serangkai.

Misalnya: antarkota, adipati, aerodinamika,ekstrakulikuler

Catatan:

1. Jika bentuk terikat iikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf capital, di

antara kedua unsure itu dituliskan tanda hubung (-)

Misalnya: non-Indonesia, pan-Afrikanisme

2. Jika kata maha sebagai unsure gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang

bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah.

Misalnya: Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.

Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih

3. Bentuk ulang

Bentuk ulang ditulis lengkap dengan menggunakan dengan tanda hubung

Page 6: Paper Bahasa Indonesia

Misalnya : Anak-anak , buku-buku, kuda-kuda, mata-mata, hati-hati, sia-sia,

gerak-gerak, undang-undang, biri-biri, kupu-kupu, laba-laba, lauk-pauk, mondar-

mandir , ramah-tamah, sayur-mayur

4. Gabungan kata

Gabung kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-

unsurnya ditulis terpisah.

Misalnya : duta besar, kambing hitam, kereta api cepat, luar biasa, mata pelajaran,

meja tulis, model linear, orang tua, persegi panjang, rumah sakit umum, simpang

empat.

5. Kata ganti ku, kau, mu, dan nya

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di

dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada

dan daripada.

Misalnya : Kain itu di dalam almari

Di mana Siti sekarang ?

Ke mana saja ia selama ini?

6. Kata Depan di, ke, dan dari

Tiap-tiap kata depan ditulis terpisah dengan kata dasarnya

7. Kata si dan sang

Kata yang menunjukkan sebuah subyek maupun obyek ini ditulis terpisah dengan

kata dasarnya

8. Partikel

Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata dasarnya, sedangkan

partikel pun ditulis terpisah. Selain itu partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’,

dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari kata dasarnya

9. Singkatan dan Akronim

akronim: kependekan yg berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain

yg ditulis dan dilafalkan sbg kata yg wajar (msl mayjen mayor jenderal, rudal

peluru kendali, dan sidak inspeksi mendadak);

singkatan: hasil menyingkat (memendekkan), berupa huruf atau gabungan huruf

(msl DPR, KKN, yth., dsb., dan hlm.)

Page 7: Paper Bahasa Indonesia

Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satu huruf atau

lebih.

1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan

tanda titik.

2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan,

badan/organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal

kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.

3. Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda

titik. Tetapi, singkatan umum yang terdiri hanya dari dua huruf diberi

tanda titik setelah masing-masing huruf.

4. Lambang kimia, singkatan satuan ukur, takaran, timbangan, dan mata

uang asing tidak diikuti tanda titik.

Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata,

ataupun huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.

1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata

ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.

2. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf

dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.

3. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,

ataupun huruf dan suku kata dari deret kata ditulis seluruhnya dengan

huruf

10. Angka dan Lambang BilanganI. Angka dan Lambang Bilangan.

1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di

dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.

Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D

(500), M (1000) (5.000), dan  (1.000.000).

Pemakaian diatur lebih lanjut seperti berikut.

2. Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan

isi, (ii) satuan waktu , (iii) nilai uang, (iv) kuantitas.

Page 8: Paper Bahasa Indonesia

Misalnya:

0,5 sentimeter

10 liter

Rp5.000,00

US$3.50*

2.000 rupiah

1 jam 20 menit.

pukul 15.00

tahun 1928

17 Agustus 1945

50 dolar Amerika

10 paun Inggris

100 yen

10 persen

27 orang

* Tanda titik di sini merupakan tanda decimal.

3. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah,

apartemen, atau kamar pada alamat.

Misalnya:

Jalan Cikutra I No. 20 Hotel Indonesia, Kamar 220.

4. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab

suci.

Misalnya:

Bab X, Pasal 5, halaman 229 Surah Yasin: 8

5. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.

a. Bilangan utuh.

Misalnya:

dua belas 12.

dua puluh dua 22.

dua ratus dua puluh dua 222.

Page 9: Paper Bahasa Indonesia

b. Bilangan pecahan.

setengah ½.

tiga perempat ¾

seperenam belas 1/16

tiga dua pertiga 3 2/3

seperseratus 1/100

satu persen 1%

satu permil 1‰

satu dua persepuluh 1,2

6. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara

berikut.

Misalnya:

Paku Buwono X.

Paku Buwono ke-10

Bab II.

Bab ke-2.

Bab kedua.

Abad XX.

Abad ke-20.

Abad kedua puluh.

Dari analisa yang kami lakukan, terdapat bebrapa kesalahan dari ejaan yang ada

dalam skripsi ini, antara lain:

1. Ejaan salah:

Nim. 1009005114

Perbaikan:

NIM. 1009005114.

2. Ejaan salah:

Dr. drh. I Nyoman Suartha, M.Si,

Perbaikan:

Dr.drh. I Nyoman Suartha, M.Si.

Page 10: Paper Bahasa Indonesia

3. Ejaan salah:

Dr.drh. I. G. N. B. Trilaksana, M.Kes ,

Perbaikan:

Dr.drh. I. G. N. B. Trilaksana, M.Kes.

4. Ejaan salah:

Dr. drh. Nyoman Adi Suratma, MP,

Perbaikan:

Dr.drh. Nyoman Adi Suratma, M.P.

5. Ejaan salah:

hari ke 0

Perbaikan:

hari ke-0

6. Ejaan salah:

Obed Rante S.Pt

Perbaikan:

Obed Rante, S.Pt.

7. Ejaan salah:

Stepanus Tungga S.Pd

Perbaikan:

Stepanus Tungga, S.Pd.

8. Ejaan salah:

Paulina Bura S.Pd

Perbaikan:

Paulina Bura, S.Pd.

9. Ejaan salah:

Sebagai plasma nutfah asli Bali keberadaan sapi bali perlu dilestarikan.

Perbaikan:

Sebagai plasma nutfah asli Bali, keberadaan sapi bali perlu dilestarikan.

Page 11: Paper Bahasa Indonesia

10. Ejaan salah:

Dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, segala

saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

Perbaikan:

Dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan untuk itu, segala

saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan

11. Ejaan salah:

Bapak Dr. drh. I Nyoman Suartha, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Dr.

drh. I.G.N.B Trilaksana, M.Kes selaku pembimbing II yang senantiasa

memberikan bimbingan, dukunganm dan pengertiannya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Perbaikan:

Dr.drh. I Nyoman Suartha, M.Si. selaku pembimbing I dan Dr.drh. I.G.N.B

Trilaksana, M.Kes. selaku pembimbing II yang senantiasa memberikan

bimbingan, dukunganm dan pengertiannya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

12. Ejaan salah:

Fungsi lain hormon progesteron adala memacu perkembangan lobus alveoli

glandula mammae untuk sekresi susu.

Perbaikan:

Fungsi lain hormon progesteron adalah memacu perkembangan lobus alveoli

glandula mammae untuk sekresi susu.

Page 12: Paper Bahasa Indonesia

2. PILIHAN KATAPilihan kata (diksi) adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai

dalam suatu kalimat atau wacana dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu

dalam berbicara di depan umum atau dalam karang mengarang. Diksi bukan hanya

berarti pilih-memilih kata. Istilah ini bukan saja digunakan untuk menyatakan gagasan

atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-

ungkapan dan sebagainya.

Diksi atau pilihan kata mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk

menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang

tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik

digunakan dalam suatu situasi. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan

oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu.

Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin

disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Di samping itu, pemilihan kata itu harus pula

sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu. Sedangkan kelompok kata

(frase) adalah satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak

melampaui batas fungsi, (Keraf, Gorys, 1985).

Dalam menganalisis skripsi ini, ditemukan beberapa kesalahan jika dilihat dari pilihan

katanya, antara lain:

1. Pilihan kata salah:

Penulis dilahirkan di Kota Makale, Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi

Selatan pada tanggal 5 oktober 1992.

Perbaikan:

Penulis dilahirkan pada tanggal 5 Oktober 1992 di Kota Makale, Kabupaten Tana

Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Pilihan kata salah:

Penulis merupakan anak kelima dari lima bersaudara pasangan bapak Ta’dung

Leme’ dan Ibu Damaris Sule.

Perbaikan:

Penulis adalah anak kelima dari lima bersaudara, pasangan bapak Ta’dung Leme’

dan Ibu Damaris Sule.

Page 13: Paper Bahasa Indonesia

3. Pilihan kata salah:

Sampai saat ini penelitian yang mengkhususkan standar normal sapi bali betina

pada masa reproduksi belum ada.

Perbaikan:

Sampai saat ini, penelitian yang mengkhususkan standar normal sapi bali betina

pada masa reproduksi belum ada.

4. Pilihan kata salah:

Perubahan hormonal ini mempengaruhi proses fisiologis tubuh sapi seperti

temperatur tubuh, frekuensi pulsus, frekuensi respirasi, frekuensi jantung.

Perbaikan:

Perubahan hormonal ini mempengaruhi proses fisiologis tubuh sapi seperti

temperatur tubuh, frekuensi pulsus, frekuensi respirasi, dan frekuensi jantung.

5. Pilihan kata salah:

Masa reproduksi sapi dibagi dalam beberapa tahap yaitu siklus estrus, fase

kebuntingan, menyusui (pemeliharaan anak).

Perbaikan:

Masa reproduksi sapi dibagi dalam beberapa tahap, yaitu, siklus estrus, fase

kebuntingan, dan menyusui (pemeliharaan anak).

6. Pilihan kata salah:

Adanya fase fase ini sangat dipengaruhi oleh perubahan hormon reproduksi dalam

tubuh (estrogen dan progesteron).

Perbaikan:

Adanya fase-fase ini sangat dipengaruhi oleh perubahan hormon reproduksi

dalam tubuh (estrogen dan progesteron).

7. Pilihan kata salah:

Bapak drh Samsuri, M.Kes selaku pembimbing akademis atas bimbingan, nasehat

dan motivasi yang telah diberikan.

Perbaikan:

Drh.Samsuri, M.Kes. selaku pembimbing akademis atas bimbingan, nasehat dan

motivasi yang telah diberikan.

Page 14: Paper Bahasa Indonesia

3. STRUKTUR KALIMATSekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis,

harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). kalau tidak memiliki unsur subjek dan unsur

predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Dengan kata yang seperti itu hanya dapat

disebut sebagai frasa. Inilah yang membedakan kalimat dengan frasa. Kalimat adalah

satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang

utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,

disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin

kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?)

dan tanda seru (!).

A. Kalimat TunggalKalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pada hakikatnya, kalau

dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dalam bahasa

Indonesia dapat dikembalikan kepada kalimat-kalimat dasar yang sederhana. Kalimat-

kalimat tunggal yang sederhana itu terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Sehubungan

dengan it, kalimat-kalimat yang panjang itu dapat pula ditelusuri pola-pola

pembentukannya. Pola-pola itulah yang dimaksud dengan pola kalimat dasar.

B. Kalimat majemuk setaraKalimat majemuk setara terjad dari dua kalimat tunggal atau lebi. Kalimat majemuk

setara dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai berikut.

1. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika

kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat

majemuk setara penjumlahan.

Contoh:

Kami membaca

Mereka menulis

Kami membaca dan mereka menulis.

2. Dua Kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh

kata tetapi jika kalimat itu menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut

kalimat majemu setara pertentangan.

Contoh:

Amerika dan Jepang tergolong negara maju.

Page 15: Paper Bahasa Indonesia

Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang.

Amerika dan Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia dan Brunei

Darussalam tergolong negara berkembang.

3. Dua kalimat tunggal ata lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika

kejadian yang dikemukakannya berurutan.

Contoh:

Mula-mula disebutkan nama-nama juara MTQ tingkat remaja, kemudian

disebutkan namanama juara MTQ tingkat dewasa. Upacara serah terima

pengurus koperasi sudah selesai, lalu Pak Ustaz membacakan doa selamat.

4. Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih dihubungkan oleh kata atau jika kalimat

itu menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara

pemilihan.

Contoh:

Para pemilik televisi membayar iuran televisinya di kantor pos yang terdekat,

atau para petugas menagihnya ke rumah pemilik televisi langsung.

C. Kalimat Majemuk tidak SetaraKalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas dan satu

suku kalimat atau lebih yang tidak bebas. Jalinan kalimat ini menggambarkan taraf

kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan

dituangkan ke dalam induk kalimat, sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan

waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain

diungkapkan dalam anak kalimat.

Contoh:

1. a. Komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern. (tunggal)

b. Mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer. (tunggal)

c. Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, mereka masih

dapat mengacaukan data-data komputer itu.

2. a. Para pemain sudah lelah

b. Para pemain boleh beristirahat.

c. Karena para pemain sudah lelah, para pemain boleh beristirahat.

d. Karena sudah lelah, para pemain boleh beristirahat.

Page 16: Paper Bahasa Indonesia

Sudah dikatakan di atas bahwa kalimat majemuk tak setara terbagi dalam bentuk anak

kalimat dan induk kalimat. Induk kalimat ialah inti gagasan, sedangkan anak kalimat

ialah pertalian gagasan dengan hal-hal lain. Mari kita perhatikan kalimat di bawah ini.

Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas, saya akan membawamu ke hotel-hotel

besar.

Anak kalimat: Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas.

Induk kalimat: Saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.

Penanda anak kalimat ialah kata walaupun, meskipun, sungguhpun, karena, apabila,

jika, kalau, sebab, agar, supaya, ketika, sehingga, setelah, sesudah, sebelum,

kendatipun, bahwa, dan sebagainya.

D. Kalimat Majemuk CampuranKalimat jenis ini terdiri atas kalimat majemuk taksetara (bertingkat) dan kalimat

majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk

taksetara (bertingkat).

Misalnya:

1. Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.

2. Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

Penjelasan

Kalimat pertama terdiri atas induk kalimat yang berupa kalimat majemuk setara, kami

pulang, tetapi mereka masih bekerja, dan anak kalimat karena tugasnya belum selesai.

Jadi, susunan kalimat kedua adalah setara + bertingkat.

Dalam menganalisis skripsi ini, terdapat beberapa kesalahan dari struktur kalimatnya,

antara lain:

8. Struktur kalimat salah:

Masa reproduksi yang dimaksud adalah selama satu siklus etrus yang dibagi

menjadi beberapa fase yang dapat dibedakan dengan jelas yang disebut proestrus,

estrus, metestrus, dan diestrus

Perbaikan:

Masa reproduksi yang dimaksud adalah selama satu siklus etrus yang dibagi

menjadi beberapa fase. Fase tersebut terdiri dari proestrus, estrus, metestrus, dan

diestrus.

Page 17: Paper Bahasa Indonesia

9. Struktur kalimat salah:

Sapi yang dipakai sebagai sampel adalah sapi bali betina dewasa yang sudah

penah melahirkan sebanyak 4 ekor dan yang belum pernah melahirkan (sapi dara)

sebanyak 2 ekor yang di pelihara di sentra pembibitan sapi bali di Desa Sobangan

Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.

Perbaikan:

Sapi yang dipakai sebagai sampel adalah sapi bali betina dewasa yang sudah

penah melahirkan, sebanyak 4 ekor dan yang belum pernah melahirkan (sapi

dara), sebanyak 2 ekor. Sapi yang digunakan adalah sapi yang di pelihara di

sentra pembibitan sapi bali di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten

Badung.

10. Struktur kalimat salah:

Sapi dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan

manusia.

Perbaikan:

Sapi dipelihara untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia.

11. Struktur kalimat salah:

Selama ini pemeriksaan status praesen untuk tujuan penegakkan diagnosa suatu

penyakit atau tujuan-tujuan lain termasuk penelitian tentang sapi bali mengacu

pada referensi ras sapi lainnya yang dipublikasi di beberapa sumber.

Perbaikan:

Selama ini pemeriksaan status praesen untuk tujuan penegakkan diagnosa suatu

penyakit atau tujuan-tujuan lain, termasuk penelitian tentang sapi bali mengacu

pada referensi ras sapi lainnya yang dipublikasi di beberapa sumber.

12. Struktur kalimat salah:

Hormon FSH adalah hormon yang disekresikan oleh adenohipofisa dari hipofisa

anterior yang merupakan hormon reproduksi primer yang berfungsi untuk

menggertak proses reproduksi seperti spermatogenesis dan menstimuli

pertumbuhan olikel dan berfungsi di dalam pelepasan estrogen dan inhibin oleh

folikel ovarium (Bearden and Fuquay, 1992).

Page 18: Paper Bahasa Indonesia

Perbaikan:

Hormon FSH adalah hormon yang disekresikan oleh adenohipofisa dari hipofisa

anterior. Hipofisa anterior sendiri merupakan hormon reproduksi primer yang

berfungsi untuk menggertak proses reproduksi seperti spermatogenesis,

menstimuli pertumbuhan olikel dan berfungsi di dalam pelepasan estrogen, dan

inhibin oleh folikel ovarium (Bearden and Fuquay, 1992).

13. Struktur kalimat salah:

Sekresi progesteron tergantung dari status siklus estrus kadar tertiggi hormon

progesteron nampak pada fase luteal karena korpus luteum merupakan sumber

utama dari progesterone dan kadar terendah pada fase folikel (McDonald, 2000).

Perbaikan:

Sekresi progesteron tergantung dari status siklus estrus. Kadar tertinggi hormon

progesteron nampak pada fase luteal karena korpus luteum merupakan sumber

utama dari progesterone dan kadar terendah pada fase folikel

14. Struktur kalimat salah:

Hal ini berarti bahwa indikator fisiologis seperti frekuensi denyut nadi, frekuensi

respirasi, dan suhu rectal pada ternak muda lebih tinggi dibandingkan dengan

ternak yang lebih tua.

Perbaikan:

Hal ini berarti indikator fisiologis seperti frekuensi denyut nadi, frekuensi

respirasi, dan suhu rectal pada ternak muda lebih tinggi dibandingkan dengan

ternak yang lebih tua.

Page 19: Paper Bahasa Indonesia

BAB IIIPENUTUP

II. KESIMPULANAnalisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa

guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam.

Dalam menganalisis skripsi ini, kami menemukan banyak kesalahan dalam penggunaan

bahasa indonesia baik dari ejaan, pilihan kata, dan struktur kalimat.

Ejaan ialah seperangkat aturan atau kaidah yang mengatur cara melambangkan

bunyi,cara memisahkan atau menggabungkan kata dan cara menggunakan tanda baca.

Pilihan kata (diksi) adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam

suatu kalimat atau wacana dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam

berbicara di depan umum atau dalam karang mengarang.

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang

mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara

naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam

wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan

tanda titik. (.), tanda tanya (?) Dan tanda seru (!).

III.SARANSebaiknya kita harus lebih teliti dalam menganalisa skripsi, karena ditemukan

banyak sekali keasalah dalam penulisan. Seperti pilihan kata, struktur kalimat, dan ejaan

Page 20: Paper Bahasa Indonesia

LAMPIRAN

Pembagian tugas dalam menganalisis skripsi :

1) Menganalisis ejaan :

Martha Diana Suwaris 1409005041

Endah Rahmawati 1409005044

2) Menganalisis pilihan kata :

Inggrid Madani 1409005040

D.S.M. Odiec Yusma 1409005042

3) Menganalisis struktur klimat :

Febrianti 1409005043

Fatmawati Aras 1409005045

Page 21: Paper Bahasa Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Ta’dung, Oktovina. 2014. STATUS PRAESEN SAPI BALI BETINA SELAMA SATU SIKLUS

ESTRUS DI SENTRA PEMBIBITAN SAPI BALI DESA SOBANGAN KECAMATAN

MENGWI KABUPATEN BADUNG. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Udayana.

https://docs.google.com/document/d/

18Lv5yg0BsjiPL_XGVrOHEsQN_UZwNnYTKA79SrXhI0/edit

Kategori Singkatan dan akronim bahasa Indonesia - Wiktionary bahasa Indonesia.htm

Rofi’ah, Siti.2014. PENTINGKAH PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN

TINGGI. Sekolah Tinggi Elektronika Dan Komputer Weleri. Weleri.

Cara Mudah Menyunting Karangan - Bimbie.com.htm

Page 22: Paper Bahasa Indonesia

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

II. TUJUAN

III. RUMUSAN MASALAH

BAB II PEMBAHASAN

I. EJAAN

II. PILIHAN KATA

III. STRUKTUR KALIMAT

BAB III PENUTUP

I. KESIMPULAN

II. SARAN

DAFTAR PUSTAKA