Paper Baaaaaaaaaaaerjudul

5
Paper berjudul “Neotectonics of Sumatran Fault, Indonesia” memiliki keterbaruan dibandingkan dengan paper-paper hasil penelitian sebelumnya. Beberapa poin keterbaruan tersebut diantaranya : karakteristik yang lebih rinci mengenai sifat segmen-segmen mayor pada patahan Sumatra, bukti struktur berupa ofset yang mencerminkan pola deformasi dari sesar Sumatra, serta analisis terhadap keterkaitan Sesar Sumatra dengan zona subduksi dan gunung api vulkanik di sekitarnya. Hasil penelitian melalui citra udara stereografik menunjukkan bahwa terdapat 19 segmen mayor yang memiliki range 30 – 150 km di sepanjang sesar Sumatra. Lebar segmen ini menunjukkan dimensi patahan dipengaruhi oleh sejumlah geometri patahan yang memiliki arah dilatasi dan kontraksi. Pada penelitian ini juga menjelaskan bahwa keterdapatan segmen-segmen mayor pada sesar cukup berbahaya, dimana hampir semua segmen berpengaruh terhadap geometri patahan yang menyebabkan gelombang-gelombang gempa bumi hingga batas magnitude 7.5 SR. Bukti struktur berupa ofset juga menjadi poin analisis penulis untuk mengungkap pola deformasi sesar Sumatra ini. Offset geomorfik di sepanjang patahan mempunyai range 17-23 km, dimana dominannya terdapat pada channel-channel sungai di sepanjang patahan. Namun

description

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

Transcript of Paper Baaaaaaaaaaaerjudul

Paper berjudul Neotectonics of Sumatran Fault, Indonesia memiliki keterbaruan dibandingkan dengan paper-paper hasil penelitian sebelumnya. Beberapa poin keterbaruan tersebut diantaranya : karakteristik yang lebih rinci mengenai sifat segmen-segmen mayor pada patahan Sumatra, bukti struktur berupa ofset yang mencerminkan pola deformasi dari sesar Sumatra, serta analisis terhadap keterkaitan Sesar Sumatra dengan zona subduksi dan gunung api vulkanik di sekitarnya. Hasil penelitian melalui citra udara stereografik menunjukkan bahwa terdapat 19 segmen mayor yang memiliki range 30 150 km di sepanjang sesar Sumatra. Lebar segmen ini menunjukkan dimensi patahan dipengaruhi oleh sejumlah geometri patahan yang memiliki arah dilatasi dan kontraksi. Pada penelitian ini juga menjelaskan bahwa keterdapatan segmen-segmen mayor pada sesar cukup berbahaya, dimana hampir semua segmen berpengaruh terhadap geometri patahan yang menyebabkan gelombang-gelombang gempa bumi hingga batas magnitude 7.5 SR. Bukti struktur berupa ofset juga menjadi poin analisis penulis untuk mengungkap pola deformasi sesar Sumatra ini. Offset geomorfik di sepanjang patahan mempunyai range 17-23 km, dimana dominannya terdapat pada channel-channel sungai di sepanjang patahan. Namun terdapat satu ofset yang terlihat pada sebagian lipatan yang mengakumulasi beberapa ofset-ofset menyilang. Bukti-bukti lain mengenai struktur juga ditemukan pada bagian forearc dan trench dekat dengan segmen Sunda, dimana terdapat pemekaran pada busur magmatik sepanjang 100 km sejak awal Pliosen. Melalui hal ini peneliti juga memperkuat bukti bahwa 20 km pemekaran diakomodasi oleh slip-dekstral pada sesar Sumatra dan sesar Mentawai. Pemetaan struktur di sepanjang patahan ini juga membuktikan bahwa struktur memegang pengaruh penting terhadap jenis patahan Sumatra, yang berupa sesar normal-dekstral, selama beberapa juta tahun yang lalu. Keterkaitan pola sesar Sumatra dan bentuk gunung api vulkanik di sekitarnya terhadap zona subduksi dijelaskan secara lebih terperinci pada penelitian ini. Berdasarkan sintesis data dari sejarah geologi pola deformasi sesar Sumatra, busur vulkanik, serta bagian forearc, lempeng Sumatra dapat dibagi menjadi margin domain : utara, pusat, dan selatan. Pada bagian selatan memiliki pola yang sederhana, terbentuk sekitar 2 miliyar tahun lalu akibat adanya tabrakan dari sesar Sumatra dan sesar Mentawai. Bagian utara memiliki pola yang lebih kompleks, terbentuk akibat adanya proses translasi busur paralel pada 10 miliyar tahun yang lalu. Sedangkan bagian pusat adalah pola yang paling kompleks, yang terbentuk menjadi bagian transtesi dari margin domain utara dan selatan selama kurang lebih 4 miliyar tahun yang lalu. Penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa geometri dan karakter dari zona patahan subduksi ini mempengaruhi bentuk dan evolusi dari sistem patahan Sumatera di dalam domain pusat. Secara umum, pola sesar Sumatra memiliki kekhasan dan kemiripan terhadap pola zona subduksi dan sesar strike-slip. Hal ini diperkuat oleh adanya kecenderungan arah struktur di bagian utara yang konkaf terhadap Timurlaut. Sedangkan pada bagian selatan, arah struktur cenderung konkaf terhadap arah Tenggara. Secara khusus, bukti yang menunjukkan keterkaitan pada pola sesar Sumatra dan zona subduksi ditunjukkan oleh interface subduksi yang bernilai 50, 100, dan 200 km yang masing-masing berasosiasi dengan pola sesar Sumatra. Berdasarkan asosiasi ini maka dapat dibuktikan bahwa sesar Sumatra memiliki dua domain yang masing-masing memiliki dua struktur yang berbeda. Keterkaitan yang menunjukkan asosiasi dengan zona subduksi jugamenyebabkan gempabumi besar (9 skala richter) pada tahun 1833 merupakan hasil dari subduksi geometris pada patahan strike-slip.

TUGAS GEOMORFOLOGI KUANTITATIFReview Paper Neotectonics of Sumatran Fault, oleh : Kerry Sieh dan Danny Natawidjadja

Oleh :Kuat YogiristantoNPM. 270 110 110 030

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGIUNIVERSITAS PADJADJARAN2014