Paper Audit

57
BAB I Tinjauan Pustaka 1.1 Dasar Teori Peningkatan mutu pelayanan kesehatan berkaitan erat dengan meningkat dan berkembangnya teknologi ilmu kedokteran dan teknologi peralatan yang seyogyanya harus diimbangi pula dengan kesiapan yang memadai dari sarana dan prasarana penunjang alat rumah sakit yang vital perlu dimanfaatkan secara optimal terutama menyangkut pada segi-segi keamanan dan pengamanan penggunanya. Masalah kelistrikan dirumah sakit merupakan bagian yang sangat penting dan menentukan baik dalam proses perencanaan, pengadaan maupun pemanfaatan pada rumah sakit. Hal ini berlaku pada rumah sakit yang kecil, sedang dan besar. Energi listrik sebagai salah satu sumber energi akan dapat bermaanfaat secara baik, tepat dan aman dirumah sakit bila memenuhi syarat sebagai berikut (Depkes RI,1992) 1. Kapasitas daya listrik harus cukup. 2. Kualitas arus, tegangan dan Frekuensi harus baik. 3. Keandalan penyaluran harus tinggi. 4. Keamanan dan keselamatan penggunaannya harus tetap terjamin.

description

audit instalasi rs kapal

Transcript of Paper Audit

Page 1: Paper Audit

BAB I

Tinjauan Pustaka

1.1 Dasar Teori

Peningkatan mutu pelayanan kesehatan berkaitan erat dengan meningkat

dan berkembangnya teknologi ilmu kedokteran dan teknologi peralatan yang

seyogyanya harus diimbangi pula dengan kesiapan yang memadai dari sarana dan

prasarana penunjang alat rumah sakit yang vital perlu dimanfaatkan secara

optimal terutama menyangkut pada segi-segi keamanan dan pengamanan

penggunanya.

Masalah kelistrikan dirumah sakit merupakan bagian yang sangat penting

dan menentukan baik dalam proses perencanaan, pengadaan maupun pemanfaatan

pada rumah sakit. Hal ini berlaku pada rumah sakit yang kecil, sedang dan besar.

Energi listrik sebagai salah satu sumber energi akan dapat bermaanfaat secara

baik, tepat dan aman dirumah sakit bila memenuhi syarat sebagai berikut (Depkes

RI,1992)

1. Kapasitas daya listrik harus cukup.

2. Kualitas arus, tegangan dan Frekuensi harus baik.

3. Keandalan penyaluran harus tinggi.

4. Keamanan dan keselamatan penggunaannya harus tetap terjamin.

Kondisi tersebut di atas merupakan syarat yang harus dipenuhi, dan apabila

salah satu dari persyaratan tidak dapat dicapai atau terpenuhi, maka pelayanan

dirumah sakit akan terganggu.

1.2 Sumber energi Listrik

Sumber utama daya listrik disuplai dari PLN dan sumber daya listrik

cadangan disuplai dari Generator, daya listrik dari generator berfungsi apabila

terjadi gangguan pada sumber daya listrik PLN atau daya listrik tidak digunakan.

Untuk masing-masing ruangan menurut fungsinya dan kegunaanya, maka

perlu dilakukan pembagian suplay daya listrik menurut jenis dan tindakan untuk

pengaman terhadap bahaya yang timbul pada saat terjadinya gangguan yaitu:

Page 2: Paper Audit

1. Ruangan kelompok 1: Merupakan suatu ruangan dimana terputusnya

aliran listrik karena gangguan tidak menimbulkan bahaya baik bagi penderita

maupun pekerja. Pemeriksaan dan pengobatan pada umumnya dapat dihentikan

atau diulangi. Misalnya rawat inap dan rawat jalan.

2. Ruangan kelompok E1: Ruangan kelompok 1, yang mempergunakan

peralatan elektromedik yang dayanya didapat dari jaringan listrik, yang pada saat

terputusnya aliran listrik harus tetap bekerja terus dengan bantuan catu daya

penggantu khusus. Pemeriksaan dan pengobatan dapat berhenti beberapa detik

tanpa membahayakan penderita. Misalnya: praktek kedokteran umum ruangan

bersalin, ruang endoskopi, ruang angiografi, ruang bedah, ruang rawat jalan dan

ruang pemeriksaan intensif.

3. Ruangan kelompok 2E : Ruangan dimana terputusnya aliran listrik

karena gangguan tidak boleh mengakibatkan terputusnya secara otomatis aliran

listrik. Peralatan yang digunakan pada ruangan ini harus dapat bekerja terus

dengan bantuan UPS. UPS digunakan pada ruang atau peralatan yang

menggunakan kehandalan yang sangat tinggi (tidak boleh terjadi pemutusan)

seperti ruang persiapan bedah, ruangan pemulihan pemeriksaan intensif,

pengamatan intensif, keteferisasi jantung dan klinik bersalin.

Terdapat persyaratan untuk sistem penyediaan daya listrik yaitu (Depkes

RI,1994):

1. Selang waktu pemindahan sumber daya listrik antara terputusnya aliran

PLN berfungsinya generator maksimal 15 detik.

2. Generator harus terdiri dari 2 (dua) unit dengan jumlah kapasitas minimal

60% dari jumlah daya yang terpasang, masing-masing unit. Pembebanan pada saat

generator berkerja minimal 50% dari jumlah kapasitas generator yang dibutuhkan,

generator harus dapat beroperasi secara otomatis.

1.3 Sistem Pengaman

Arus yang mengalir dalam penghantar dan menimbulkan panas, agar suhu

penghantar tidak terlalu tinggi maka arus yang mengalir perlu dibatasi, disamping

hal ini sistem pengaman disiapkan untuk menanggulangi bahaya-bahaya berikut:

Page 3: Paper Audit

- Arus lebih.

- Tegangan lebih

- Tegangan kurang

- Kejut listrik

Beberapa peralatan yang digunakan pada sistem pengaman rumah sakit antara

lain:

1.3.1 Mini Circuit Breaker (MCB)

Pemutus sirkit mini ini lebih dikenal dengan MCB (Mini Circuit Breaker),

sekarang ini PLN menggunakan Pemutus Sirkit Mini untuk membatasi arus

kekonsumen sesuai daya sambung yang dimintanya. Juga di panel hubung bagi

konsumen, pemisah sirkit mini ini ialah sebagai pengaman arus lebih dan

pengaman arus hubung pendek.

1.3.2 Panel Hubung Bagi

PHB yang mempunyai banyak sirkit keluar fasa tunggal dan fasa tiga, alat

pengaman, sakelar harus dikelompokan sehingga:

1. Tiap kelompok melayani sebanyak-banyaknya enam buah sirkit.

2. Kelompok alat instalasi tenaga terpisah dari kelompok alat instalasi

penerangan.

3. Kelompok alat fasa tunggal terpisah dari kelompok fasa tiga.

Sakelar, pemisah dan pemutus sirkit yang dipasang pada PHB harus

mempunyai kutub yang jumlahnya sekurang-kurangnya sama dengan jumlah fase

yang digunakan. Semua kutub harus dapat dibuka atau ditutup secara serentak

pengantar netral tidak boleh diputuskan. Jika suplai instalasi dapat dipindahkan

dari jaringan listrik umum ke mesin pembangkit sendiri maka arus ada sakelar alih

disisi masuk PHB utama konsumen dengan jumlah kutub yang sama.

1.4 Penghantar

Penghantar atau kabel listrik yang sering digunakan untuk instalasi adalah

tembaga atau aluminium. Tembaga yang digunakan untuk penghantar kabel

Page 4: Paper Audit

umumnya tembaga elektrolitis dengan kemurnian sekurang-kurangnya 99,9%.

Tahanan jenis tembaga lunak untuk hantaran listrik yang telah dibakukan secara

internasional yaitu tidak melebihi 1/58 = 0.017241 ohm mm2/m pada 20oC. Daya

hantar tembaga sangat di pengaruhi oleh ketakmurnian. Campuran besi sebanyak

0.02% misalnya akan meningkatkan tahanan jenis tembaga kira-kira 10%.

Sedangkan aluminium untuk penghantar kabel berisolasi harus juga aluminium

murni. Umumnya di gunakan aluminium dengan kemurnian sekurang-kurangnya

99,5%. Tahanan jenis aluminium lunak untuk hantaran listrik telah dibakukan

secara internasional yaitu tidak melebihi 0.028264 ohm2/20oC.

Pada Penghantar digunakan juga sistem identifikasi dengan mengunakan

warna, dengan ketentuan yaitu:

1. Untuk hantaran pentanahan hanya boleh digunakan warna majemuk

hijau-kuning.

2. Pada instalasi dengan hantaran netral digunakan warna biru.

3. Pada instalasi tiga fase warna digunakan yaitu untuk fasa R (merah), Fasa

S, (kuning), dan Fasa T (hitam).

Untuk luas penampang hantaran yang digunakan harus memenuhi ketentuan

yang berlaku diantaranya kemampuan antar arus yang diperlukan, suhu keliling

serta rugi tegangannya. Disamping itu harus dipertimbangkan kemungkinan

perluasan instalasi dikemudian dan kekuatan mekanis hantarannya. Untuk saluran

dua kawat, hantaran netralnya harus memiliki luas penampang yang sama dengan

luas penampang hantaran fasanya. Untuk saluran tiga fasa dengan hantaran netral,

kemampuan hantar arusnya sesuai dengan arus maksimum yang mungkin timbul

dalam keadaan beban yang tak seimbang. Dalam satu saluran tiga fasanya harus

memiliki luas penampang yang sama.

1.5 Pengelompokan beban

Beban yang terdapat dirumah sakit dapat dikolompokan menjadi beberapa

bagian diantaranya untuk penerangan baik diluar gedung maupun didalam

gedung. Untuk mesin pendingin udara (AC), untuk peralatan medik seperti: X-

Ray, CT Scan, USG dan yang lainya. Untuk peralatan penunjang medik seperti:

Page 5: Paper Audit

Laundary, dapur. Untuk piranti kantor biasanya dikantor, energi digunakan untuk

keperlukan computer, mesin fax, peralatan komunikasi dan yang lainnya. Untuk

sistem air misalnya pompa air, pemanas air dan yang lainnya. Biasanya beban

yang terdapat rumah sakit sebagian besar digunakan untuk pengoprasian alat-alat

medik, penerangan dan pendingin udara (AC).

1.5.1 Sistem Pencahayaan

Pada saat merencanakan pencahayaan dalam ruangan yang harus

diperhatikan pertama kali adalah kuat penerangan, warna cahaya yang diperlukan,

dan arah pencahayaan sumber penerangan. Kuat penerangan akan menghasilkan

luminansi karena pengaruh faktor pantulan dinding maupun lantai ruangan.

Pancaran cahaya perlu mendapat perhatian pada perencanaan penerangan

disamping warna yang di hasilkan sumber cahaya. Sumber cahaya adalah satuan

penerangan lengkap yang terdiri dari lampu beserta pelengkapanya baik untuk

operasi kelistrikan maupun untuk mengatur distribusi cahaya, memposisikan

lampu, melindungi lampu serta menghubungkan lampu dengan sumber tegangan.

Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian perancang penerangan didalam

ruangan antara lain:

1. Ekonomi. Jika yang menjadi pertimbangang ekonomi adalah daya (W)

maka efikesi(Im/W) lampu yang akan digunakan harus menjadi pertimbangkan.

2. Umur lampu (life time). Umur lampu dapat dijadikan pertimbangan

penggantian secara kelompok.

3. Warna cahaya lampu. Perpaduan warna cahaya beberapa lampu dapat

diatur.

4. Alat Bantu yang diperlukan, misalnya armature dan pengontrol.

5. Efek yang mungkin ditimbulkan, antara lain: bayangan, stroboskopis,

silau.

Untuk mendapatkan kualitas penerangan yang memadai maka baik sumber

penerangan maupun faktor lingkungan harus diperhitungan. Karena itu

penerangan harus memiliki data-data yang diperlukan. Data yang diperlukan

untuk perbaikan suatu instalasi penerangan, adalah:

Page 6: Paper Audit

1. Gambar ruangan, dimensi ruangan, dan rencana tata letak lampu

2. Detail konstruksi langit-langit

3. Warna yang dipantulkan dari langit-langit, dinding, lantai dan meja kursi

(perabotan yang ada didalam ruangan)

4. Peruntukkan ruangan (pekerjaan visual yang akan dilakukan didalam

ruangan tersebut)

5. Perlengkapan mesin atau peralatan didalam ruangan

6. Kondisi ruangan seperti: temperatur, kelembaban dan debu.

Temperatur berkaitan dengan penggunaan daya lampu. TL biasanya

beroperasi pada temperatur 25o C. Ketika TL dioperasikan diatas atau dibawah 25o

C maka arus cahaya (Im) akan berkurang 1,5 % tiap oC. Perubahan temperatur ini

pengaruhnya tidak disignifikan terhadap lampu pijar dan lampu-lampu perlepasan

gas tekanan tinggi. Kelembaban mempengaruhi umur armatur atau perlengkapan

instalasi penerangan. Sedangkan debu mempengaruhi persentase kualitas arus

cahaya yang sampai pada permukaan bidang kerja.

1. Penerangan untuk keperlukan umum adalah penerangan yang digunakan

untuk keperluan publik, misalnya: penerangan untuk kantor, penerangan bengkel,

perkantoran, ruang tunggu di stasiun.

2. Penerangan dikhususkan pada titik tertentu. Penerangan ini umumnya

menggunakan sumber cahaya dengan sudut pancaran berkas cahaya yang sempit,

misalnya : penerangan pada etalase, bagian tertentu perkantoran.

3. Penerangan dekoratif. Penerangan dekoratif harus mempertimbangkan

estetika dan distribusi cahaya, misalnya penerangan pada: ruang keluarga, restoran

tempat hiburan.

Lampu yang lazim digunakan di dalam ruangan adalah: pijar, TL, Metal

Halida, Natrium tekanan tinggi (SON) atau campuran dari ke 4 lampu tersebut.

Perbandingan keempat lampu diatas ditunjukan pada table 1.1.

Tabel 1.1 Perbandingan kemampuan lampu.

Page 7: Paper Audit

Kerugian cahaya dipengaruhi tujuh faktor, yaitu:

1. Faktor tegangan masukan. Tidak selamanya tegangan masukan persis

sama dengan tegangan nominal lampu (misalnya karena adanya rugi tegangan).

Besarnya faktor ini dapat dibandingkan antara tegangan masukan dengan data dari

produsen lampu. Perubahan 1 % tegangan dapat menyebabkan perubahan 3 %

arus cahaya pada lampu pijar dan lampu pelepasan gas tekanan tinggi 0,4 % pada

TL

2. Faktor kualitas balast yang digunakan. Balast yang mendapatkan

sertifikasi memiliki faktor 0,89 hingga 0,95. Sedangkan yang tidak mendapat

sertifikasi memiliki faktor 0,5 hingga 0,75.Faktor balast tidak dipertimbangkan

pada lampu pelepasan gas tekanan tinggi.

3. Faktor lingkungan sekeliling. Pemakaian AC pada ruangan, keberadaan

asap merupakan faktor yang dapat mengurangi efisiensi penerangan. Permukaan

ruangan yang kotor mengurangi reflektansi sehingga memperkecil luminansi

4. Faktor kebersihan sumber penerangan, berkisar 0,85 hingga 0,96. Agar

tidak mempengaruhi produktivitas (pada industri) maka pembersihan lampu

dianjurkan secara berkala dan tiap kelompoknya.

5. Faktor penurunan arus cahaya (depresiasi) lampu yang disebabkan: jenis,

kualitas dan perawatan lampu.

6. Faktor penurunan arus cahaya lampu yang disebabkan pengaruh umur

pemakaian. Jika tidak diketahui data pasti, maka faktor ini dapat ditentukan

besarnya yaitu : 0,9.

7. Penggantian lampu karena kerusakan (putus).

1.5.2 Sistem Pencahayaan Pada Rumah Sakit

Salah satu sektor pengkonsumsi energi listrik yang cukup diperhitungkan di

rumah sakit adalah sistem pencahayaan. Berbagai usaha untuk menghemat energi

listrik di sektor ini telah banyak dilakukan, diantaranya mengoptimalkan

pemanfaatan cahaya alami. Potensi pemanfaatan cahaya alami ini menentukan

desain optimal sistem tata cahaya keseluruhan. Faktor langit ruangan adalah salah

satu parameter yang diukur dalam audit energi di sektor bangunan dan tata

Page 8: Paper Audit

cahaya, untuk memeriksa potensi cahaya alami ruangan serta untuk melihat

peluang dan memperkirakan solusi untuk menghemat pemakaian energi listrik.

Potensi cahaya alami umumnya dimiliki hampir semua ruangan, walaupun

pemanfaatannya tak besar karena arah gedung yang tak mendukung, terutama di

gedung-gedung yang memiliki jendela menghadap barat atau timur. Pengukuran

faktor langit menunjukkan tak ada satupun ruangan yang memenuhi harga faktor

langit minimal, sehingga tak ada ruangan yang total dapat bergantung pada cahaya

alami pada hari-hari cerah. Dengan demikian cahaya lampu listrik tetap

dibutuhkan karena hanya bagian ruangan dekat jendela yang dapat memanfaatkan

cahaya alami

Banyak kendala dalam pemanfaatan cahaya alami ini seperti sistem

bangunannya sendiri, kondisi perawatan dan pengaturan ruangan yang tak

memadai, pensaklaran yang tak menunjang, dan kurangnya pengetahuan maupun

kesadaran pengguna ruangan. Keadaan seperti ini banyak ditemui di banyak

ruangan di rumah sakit.

Untuk menghitung keperluan penerangan di rumah sakit, pencahayaan yang

baik harus memperhatikan hal-hal berikut :

1. Keselamatan pasien dan tenaga medis dan paramedik

2. Peningkatan kecermatan

3. Kesehatan yang lebih baik dan suasana yang lebih nyaman

Pemilihan sistem penerangan yang sebaiknya dipergunakan, ditentukan oleh

beberapa faktor antara lain: intensitas penerangan dibidang kerja, intensitas

penerangan umum dalam ruangan, biaya instalasi, biaya pemakaian energi, biaya

penggantian instalasi termasuk penggantian lampu-lampu.

Tabel 1.2 Kategori pencahayaan dirumah sakit ( Depkes RI, 1992 )

No Ruang / Unit Pencahayaan (Lux) Kode Keterangan1 Ruang pasien

Saat tidak tidur 100 – 200 C Warna cahaya sedangSaat tidur maksimum 50 A -

2 Ruang operasiUmum 300 – 500 D Warna cahaya sedangMeja operasi 10000 – 20000 I Tanpa Bayangan

Page 9: Paper Audit

3 pemulihan, ruang balut 300 – 500 D -4 Endoscopy, Lab 300 – 500 D -5 X – Ray 75 – 100 B -6 Koridor minimal 60 C Malam7 Tangga minimal 100 C Malam8 Kantor/ Loby minimal 100 C -9 R. alat / Gedung minimal 100 C -10 R. Farmasi minimal 200 D -11 Dapur minimal 200 D -12 R.Cuci minimal 200 D -13 Toilet minimal 100 C -14 Entrance Hall minimal 100 C -15 Administrasi minimal 200 D -16 Central Counter minimal 200 C -17 Ruang Tunggu minimal 100 C -18 Gudang minimal 50 B -19 Locker minimal 100 C -20 Oxondotia minimal 500 E -

1.5.3 Sistem Pengkondisian Udara (AC)

Air Conditioner (AC) merupakan sebuah alat yang mampu mengondisikan

udara. Dengan kata lain, AC berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan AC

dimaksudkan untuk memperoleh temperatur udara yang diinginkan (sejuk atau

dingin) dan nyaman badi tubuh. AC lebih banyak digunakan di wilayah yang

beriklim tropis dengan kondisi temperatur yang relatif tinggi (panas), seperti

Indonesia. Dalam penggunaannya, AC tidak hanya menyejukan udara dan

mendinginkan udara, tetapi bisa juga mengatur kebersihan dan kelembapan udara

didalam ruangan sehingga tercipta kondisi udara yang berkualitas, sehat, dan

nyaman bagi tubuh.

AC bekerja menyerap panas dari udara didalam ruangan, kemudian

melepaskannya diluar ruangan, dengan demikian, temperatur udara didalam

ruangan akan berangsur-angsur turun. Dengan kata lain, AC hanya sebagai sebuah

prabotan elektronik yang mengatur sirkulasi udara didalam ruangan. Udara yang

terpisap disirkulasikan secara terus-menerus oleh blower (indoor) melalui sirip

evaporator. Saat melewati evaporator, udara yang bertemperatur lebih tinggi

Page 10: Paper Audit

evaporator diserap panasnya oleh bahan pendingin, kemudian dilepaskan diluar

ruangan ketika aliran refrigeran melewati kondensor.

Jadi temperatur udara yang rendah atau dingin yang kita rasakan

sebenarnaya adalah sirkulasi udara didalam ruangan, bukan udara yang dihasilkan

perangkat AC. Unit AC hanyalah tempat bersikulasinya udara yang sekaligus

menagkap kalor (panas) pada udara ruangan hingga mencapai temperature yang

diinginkan optimal.

Tabel 1.3 Spesifikasi AC. ( Handoko, 2007 )

1.5.4 Sistem Pengkondisian Udara Pada Rumah sakit

Pengkondisian udara (AC) adalah suatu proses mendinginkan udara

sehingga dapat mencapai tempratur dan kelembaban yang sesuai dengan yang

dipersyaratkan terhadap kondisi udara dari suatu ruangan tertentu. Selain itu

mengatur aliran udara dan kebersihannya. Proses pengkondisian udara pada suatu

ruangan agar ruangan menjadi dingin dan nyaman, maka beban panas yang

terdapat pada ruangan tersebut harus diperhitungkan untuk mendapatkan suatu

keadaan yang tepat. Sumber-sumber panas yang mungkin ada pada suatu ruangan

misalnya melalui sinar matahari, panas tubuh dari penghuninya, lampu

penerangan, peralatan elektronik maupun infiltrasi udara luar melalui celah-celah

kebocoran pada jendela maupun pintu.

Pada rumah sakit mesin pengkondisian udara banyak digunakan pada

ruangan tertentu untuk menjaga kondisi suhu dan kelembaban ruangan

tersebut.Pada tabel 1.4 berikut:

Page 11: Paper Audit

Tabel 1.4 Ruangan pada rumah sakit dengan suhu dan kelembaban tertentu.

1.5.5 Peralatan Medik

Sesuai dengan fungsinya secara umum peralatan medik atau kedokteran

dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) yaitu: peralatan medik yang berfungsi

sebagai diagnostik, peralatan medik yang berfungsi sebagai alat bedah (surgary).

Yang termasuk peralatan medik yang berfungsi sebagai peralatan diagnostik

antara lain: berbagai tipe peralatan Rontgen, CT Scan, ECG, EEG, USG dll.

Sedangkan yang termasuk kelompok peralatan bedah antara lain : berbagai tipe

pesawat Electro Surgery Unit(ESU), Laser dll. Semua peralatan medik yang

disebutkan diatas menggunakan listrik sebagai suplai utamanya. Adapun

kebutuhan energi dari masing-masing peralatan tersebut dapat diketahui dari data

peralatan yang ada pada masing-masing alat.

1.5.6 Peralatan penunjang Medik

Dirumah sakit terdapat beberapa peralatan yang tidak berhubungan

langsung dengan penanganan medik atau pasien tetapi fungsinya sangat penting.

Peralatan tersebut sering disebut peralatan penunjang medik atau ada yang

menyebut dengan peralatan non medik. Berbagai peralatan yang termasuk

didalam kelompok ini antara lain berbagai type peralatan Sterilisator, Blood Bank,

dll. Pada umumnya dirumah sakit, peralatan penunjang medik ini memerlukan

daya listrik yang cukup besar tergantung dari tipe / kelas dari rumah sakit.

Page 12: Paper Audit

1.6 Perencanaan Instalasi

1.6.1 Pertimbangan Umum

Dalam merencanakan instalasi listrik terdapat berbagai perencanaan yang

perlu diperhitungkan. Karena itu perencana arus diperhatikan beberapa

pertimbangan untuk mencapai sesuatu perbaikan yang paling memenuhi

persyaratan dari pemilik bangunan atau pemesan tanpa mengabaikan

pertimbangan ekonomi. Beberapa unsur pertimbangannya yaitu:

1. Keselamatan dan pengamanan

Keselamatan menyangkut orang yang mengoprasikan instalasi listrik dan

menghindari orang serta harta bendanya dari bahaya karena penggunaan listrik.

Untuk menyakinkan bahwa instalasi listrik telah memenuhi standar yang berlaku

maka instalasi listrik harus diperiksa oleh suatu lembaga inspeksi instalasi

independen yang akan menerbitkan sertivikat kesesuaian. Untuk mencapai tingkat

keamanan dan juga keandalan yang tinggi beberapa faktor pendukung adalah

diantaranya sistem pengaman, sistem pembumian, pelaksanaan pemasangan

instalasi yang benar, penggunaan komponen instalasi yang memenuhi standar

dengan mutu yang andal.

2. Keandalan

Unsur ini penting sekali bagi bangunan bertingkat, bangunan umum,

rumah sakit, apartemen, kompleks pertokoan dan bangunan industri dimana

kegagalan suplai listrik dapat mengakibatkan panik, membahayakan keselamatan

orang dan kehilangan penghasilan dan harus mempertimbangkan apakah akan

diperlukan perlengkapan cadangan tenaga darurat, menetapkan beban-beban mana

yang tidak boleh terputus sehingga membuat instalasi listrik lebih andal. Adanya

gangguan harus dapat segera ditemukan dan diperbaiki.

3. Kapasitas daya.

Pada umunya sistem tenaga harus mempunyai kapasitas daya yang dapat

melayani beban yang terpasang ditambah dengan kapasitas cadangan untuk

mengantisipasi pertumbuhan dihari berikutnya. Atas dasar ini besarnya pengantar,

perlengkapan hubung bagi dan gawai pengaman perlu ditentukan lebih longgar ke

atas.

Page 13: Paper Audit

4. Biaya atau ekonomi

Biaya dari sistem instalasi merupakan persentase yang kecil dari biaya

pembangunan. Walaupun demikian sistem instalasi yang dipilih dalam

perancangan perlu memperhatikan dari segi ekonomi. Sistem instalasi sebagai

hasil perancangan dengan biaya yang paling rendah, yang memenuhi secara

efektif dapat menjadi pilihan. Biaya ini terdiri atas dua bagian yaitu biaya awal

pada pemasangan biaya dan biaya operasi. Biaya awal yang rendah karena

menggunakan material yang bermutu rendah sering mengakibatkan biaya energi

(KWh) dan pemeliharaan yang lebih tinggi dan umur material instalasi yang lebih

pendek.

5. Perkembangan teknik dan kemungkinan perluasan.

Kita memperhatikan kecendrungan pekembangan teknik, kondisi khusus

dari lokasi. Keinginan dan persyaratan penghuni rumah dan kemungkinan akan

adanya perluasan instalasi di kemudian hari.

6. Instalasi, operasi dan pemeliharaan

Unsur ini mempunyai dampak langsung terhadap unsur perkembangan

teknik dan kemungkinan perluasan. Setelah selesai instalasi, pengguna instalasi

harus dapat mengoprasikan dan memelihara instalasi tanpa menggunakan

perlengkapan yang khusus. Pelengkapan instalasi harus ditempatkan diruangan

yang terjangkau sehingga pengoprasian dan pemeliharaan dapat diruangan yang

terjangkau sehingga pengoperasian dan pemeliharaan dapat mudah dilaksanakan

tanpa biaya yang tinggi. Kemudahan pengontrolan dengan penempatan sarana

pengontrol yang mudah dicapai perlu diperhatikan.

7. Standar dan peraturan

Perencana harus mengetahui standar dan perlakuan langsung

berhubungan dengan instalasi maupun peraturan pemerintah daerah dan

lingkungan. Dalam unsur ini dapat disebut spesifikasi dan persyaratan yang

diterima dari pemesan yang arus dipenuhi seperti penjadwalan pemasangan,

pengadaan material dan persyaratan lain seperti memperhatikan lingkungan dan

estetika.

Page 14: Paper Audit

1.6.2 Langkah-langkah perencanaan

Perencanaan instalasi listrik untuk bangunan didasarkan atas pengetahuan

beban listrik yang harus dipikul, beberapa besarnya daya, bagaimana

karakteristiknya serta kapan beban listrik itu harus dioperasikan. Jika pengetahuan

itu telah dimiliki maka dapat dirancang sirkit akhir yang dapat melayani beban

tersebut sesuai kebutuhannya. Beberapa titik beban dilayani oleh satu sirkit akhir

dari kotak hubung bagi, sedangkan kotak hubung bagi ini dapat suplai dari sirkit

cabang atau langsung dari panel hubung bagi utama.

Langkah-langkah dalam pembuatan perencanaan yang dapat memenuhi

pemakai instalasi adalah sebagai berikut:

1. Mendapatkan suatu gambar denah dari pembangunan atau pelataran dan

catat dimana beban akan ditempatkan dan besarnya beban. Data-data yang

diperlukan yaitu: beban tersambung dengan jumlah daya nominal kontinu dari

mesin, peranti, perlengkapan yang disambungkan pada instalasi atau sebagian

instalasi, kebutuhan listrik maksimum dimana kebutuhan yang terbesar yang

terjadi dalam jangka waktu tertentu dengan memperhitungkan semua kebutuhan

yang terjadi pada waktu yang sama.

2. Menentukan apakah tenaga listrik akan diminta dari perusahaan umum

atau dibangkitkan sendiri, apakah untuk sebagian atau seluruh beban yang sesuai

dengan keinginan konsumen dan didukung atas suatu studi ekonomik. Berkaitan

dengan keputusan ini ditentukan pula tingkat tegangan. Untuk tegangan rendah

220 V fase-1 atau 220/380 V fase 3 dan untuk tegangan 20.000 Volt fase-3

diperoleh dari perusahaan umum. Dengan adanya pembangkit sendiri perlu

ditentukan pula pola operasinya jika pembangkit sendiri hanya diperlukan untuk

melayani sebagian dari kebutuhannya. Jika ada pemikiran untuk dilaksanakannya

kerja paralel dengan jaringan perusahaan umum, maka harus diperoleh pengaturan

dan persetujuan tentang pertukaran energi antar kedua sistem.

3. Menentukan daya, jumlah dan tempat panel pembagi.Untuk ini perlu

adanya persiapan untuk dapat menampung perkembangan pada hari depan yang

dimasukkan dalam perancangan sekarang. Panel pembagi sebaiknya ditempatkan

pada titik pusat beban-beban yang akan disambungkan padanya.

Page 15: Paper Audit

4. Menentukan sistem pengaman terhadap sentuh langsung atau tidak

langsung (tegangan sentuh). Menentukan sistem proteksi terhadap arus lebih.

Sistem pembumian dan sistem pengamanan terhadap sambaran petir dan proteksi

terhadap tegangan lebih harus dikaji secara terpadu karena yang satu

mempengaruhi yang lain.

5. Menentukan perhitungan susut tegangan dan pengaturan tegangan agar

mesin dan perlengkapan listrik dapat beroperasi dengan baik. Perhitungan ini

terkait pula dengan perbaikan faktor daya.

6. Membuat uraian perlengkapan yang diperlukan bagi instalasi

listrik.Dalam hal ini faktor keamanan pengoperasian dan penyesuaian terhadap

standar telah diperhatikan, termasuk faktor ekonomi.Tentukan bahwa daya dari

mesin dan perlengkapan instalasi telah memenuhi kebutuhan dilihat dari

kemampuan hantar arusnya sampai pada segi keamanannya.Uraian ini dilampiri

dengan diagram satu garis sehingga pemasok mendapat kejelasan dari apa yang

diminta.Suatu gambar instalasi lengkap perlu dibuat dengan jelas sehingga

kontraktor listrik tahu apa yang harus dipasang dan bagaimana tiap mesin dan

perlengkapan harus disambung pada fase yang mana.

1.6.3 Berkas Perencanaan Instalasi

Perencanaan instalasi listrik merupakan pegangan dan pedoman untuk

dilaksanakannya pemasangan suatu instalasi listrik. Perbaikan harus dibuat jelas,

serta mudah dibaca dan dipahami oleh pelaksana dilapangan. Karena itu gambar

perbaikan harus memenuhi ketentuan dan standar yang berlaku.

Selain itu uraian dan syarat pekerjaan yang ditetapkan oleh pemesan /

konsultan harus diperhatikan. Hal ini menyangkut mutu pekerjaan dan material

yang dipersyaratkan, jadwal pekerjaan dalam koordinasi dengan pekerjaan sipil

dan mekanik pada bangunan yang dikerjakan sesuai. Berkas perencanaan instalasi

listrik terdiri atas:

1. Gambar situasi, yang menunjukkan dengan jelas letak instalasi tersebut

akan dipasang dan penyambungan dengan sumber tegangan listrik.

2. Gambar instalasi yang meliputi :

Page 16: Paper Audit

a. Rencana tata letak yang menunjukkan dengan jelas tata letak

perlengkapan listrik beserta sarana kendalinya (pelayanannya), seperti titik

lampu, stop kontak, sakelar motor listrik, PHB dan lain-lain.

b. Rencana hubungan Perlengkapan listrik dengan gawai

pengendaliannya seperti hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan

pengasutnya dan dengan gawai pengatur kecepatannya, yang merupakan

sebagian dari sirkit akhir atau cabang sirkit akhir.

c. Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir (tersebut dalam butir b)

dan PHB yang bersangkutan, ataupun pemberian tanda (keterangan yang

jelas) mengenai hubungan tersebut.

d. Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan

listrik.

3. Diagram garis tunggal, yang meliputi:

a. Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan

besaran nominal komponennya.

b. Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan

pembaginya.

c. Sistem pembumian dengan mengacu kepada PUIL 2000.

d. Ukuran dan jenis penghantar yang dipakai.

4. Gambar rinci yang meliputi :

a. Perkiraan ukuran fisik PHB.

b. Cara pemasangan perlengkapan listrik.

c. Cara pemasangan kabel.

d. Cara kerja instalasi listrik.

Gambar rinci dapat pula diganti dan atau dilengkapi dengan keterangan atau

uraian.

5. Bila dianggap perlu diberikan pula perhitungan teknis, yang meliputi

antara lain :

a. Susut tegangan.

b. Perbaikan faktor daya.

c. Beban terpasang dan kebutuhan maksimum.

Page 17: Paper Audit

d. Tingkat penerangan.

6. Tabel bahan instalasi, yang meliputi :

a. Jumlah dan jenis kabel, penghantar dan perlengkapan.

b. Jumlah dan jenis perlengkapan Bantu.

c. Jumlah dan jenis PHB.

d. Jumlah dan jenis luminer lampu.

1.7 Audit Teknis Instalasi

Audit teknis instalasi listrik adalah mempelajari dan mengkaji ulang sistem

kelistrikan, yang meliputi pendataan beban-beban yang ada, luas penampang

penghantar dan pengaman MCB yang digunakan. Audit teknis instalasi perlu

dilakukan untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan bagi penggunanya,

menghidari bahaya kebakaran dan bertujuan memberikan bantuan kepada

manajemen teknisi bagian sarana prasarana pemeliharaan instalasi listrik dalam

melaksanakan tanggung jawab secara efektif mencakup pula perkembangan

pemakian energi listrik, Terjadinya penambahan beban dan pemakaian energi

listrik tidak diikuti dengan perencanaan instalasi listrik yang sesuai, sehingga

operasional peralatan tidak berjalan optimal dan audit instalasi listrik agar

memudahkan pemeliharaan pada instalasi sistem listriknya, Oleh karena itu maka

perlu dilakukan audit teknis instalasi listrik.

Secara umum langkah-langkah melakukan audit teknis instalasi adalah

sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data mengenai seluruh pemakaian energi listrik dan

instalasi listrik pada suatu area untuk dievaluasi.

2. Melakukan analisa terhadap pemakaian energi listrik dengan instalasi

listrik yang ada. Ini bertujuan untuk melihat apakah penggunaan energi listrik

dengan instalasi listrik yang ada masih rasional atau berlebihan.

3. Membuat laporan tertulis mengenai data yang telah terkumpul dan hasil

dari analisa terhadap instalasi listrik yang ada.

4. Memberikan rekomendasi mengenai hasil audit teknis instalsi listrik

kepada perusahan terkait.

Page 18: Paper Audit

1.8 Rumus Besar Daya, Arus Total, dan Luas Penampang kabel

Menghitung besar daya dengan rumus (Stevenson,1983):

S = P/ Cosφ

Dengan :

S : Daya semu (VA)

P : Daya aktif (watt)

Cosφ : Faktor daya (0,85)

Menentukan langkah-langkah perencanaan instalasi yang tepat menghitung

besarnya kapasitas pengaman (PUIL 2000). Jika I1 > I2 > I3 > I4 > In

I total = X.(I1 + I2 + I3 + I4 + In)

Sehingga Kapasitas CB ≥ Itotal tapi CB < KHA kabel.

Dengan:

I1 = Arus yang mengalir pada beban 1

I2 = Arus yang mengalir pada beban 2

I3 = Arus yang mengalir pada beban 3

I4 = Arus yang mangalir pada beban 4

In = Arus yang mengalir pada beban ke-n

Itotal = Arus total yang mengalir pada beban

X = Arus starting dari alat yang arus normalnya paling besar

Menghitung besarnya luas penampang kabel (Kadir, 2006)

S =

2 . L . Inev .V . η

Dengan :

S = Luas penamapang Kabel (mm2)

L = Panjang saluran (m)

In = Arus beban (ampere)

ev = Rugi-rugi tegangann (volt)

V = Tegangan (volt)

η = Hantaran jenis (ohm)

Page 19: Paper Audit

BAB II

Hasil dan Analisa

2.1 Sistem Kelistrikan di RSUD Kapal

Rumah Sakit Umum Daerah kapal dibangun pada tahun 2004 diatas lahan

luas tanah 5 hektar, memiliki 4 gedung diantaranya gedung bertingkat lantai 2

sampai lantai 3 dimana fungsi tiap gedung berbeda-beda.

Sistem kelistrikan diRSUD Kapal disuplai dari daya listrik PLN yaitu dari

Gardu induk kapal dengan daya sebesar 164000 VA / 3 phasa. Secara garis besar

penggunaan energi listrik RSUD Kapal dibedakan menjadi 2 bagian utama.

Penggunaan energi listrik yang pertama digunakan untuk mensuplai daya sistem

penerangan. Penggunaan energi listrik yang kedua adalah sebagai catu daya.

Apabila terjadi ganguan atau pemadaman listrik dari PLN, RSUD Kapal juga

mempunyai generator 3 phasa dengan kapasitas 630 KVA .

Pada saat peralihan menggunakan sistem control Autometic Timing swith

(ATS) sistem control yang mengatur peralihan daya listrik dari daya listrik utama

menglami pemadaman ke sistem daya listrik cadangan dan secara otomatis akan

mengembalikan suplay daya utama PLN, apabila listrik PLN sudah normal dan

akan memutuskan suplai daya dari daya listrik cadangan.

2.2 Penggunaan energi listrik di RSUD Kapal

Sistem pencahayaan di RSUD Kapal menggunakan penerangan alami dan

buatan. Penerangan alami memanfaatkan sinar matahari sebagai penerangan

disiang hari. Sedangkan pada saat diperlukan penerangan tambahan maka

digunakan lampu.

Sistem pengkondisian udara diRSUD Kapal mengunakan pendingin ruangan

(AC), serta kipas angin pada ruangan – ruangan yang membutuhkan suhu dan

kelembaban tertentu digunakan sistem pendingin yang sesuai, misalnya pada

ruangan operasi memerlukan suhu 22oC sampai 25oC dengan kelembaban

mencapai 50% sampai 60% (Depkes RI,1992). Hal ini diperlukan agar kegiatan

operasi berjalan dengan baik.

Page 20: Paper Audit

Peralatan medis yang menggunakan energi listrik yaitu: ECG, Sucient

pump, Bedside minitor, Auto clave, general XRay, Dental Xray, CT scan,

stimulator, Blood bank, Tread mil, Ventilator, CSSD, Examination, APF,

Defrilator, Minor sterilisator, lampu tindakan.

2.3 Penentuan Besar Daya Tiap Panel

Besar daya tiap panel ditentukan total beban dari jumlah peralatan medik

maupun non medik yang terdapat pada tiap panel. Pada instalasi sistem

penerangan 1 gedung UGD rumah sakit. Daya pada panel ditentukan dari jumlah

beban yang terpasang pada gedung rumah sakit.

* Panel penerangan 1:

1. Lampu TL 1 x 40 W 14 titik (560 W)

2. Lampu TL 1 x 20 W 24 titik (480 W)

3. Stop Kontak 200 VA 22 titik (4400 W)

4. Lampu downlight 1 x 25 W 14 titik (350 W)

5.Lampu pijar 1 x 40 W 4 titik (160 W)

Sehingga besarnya daya pada panel penerangan 1 adalah: 560 + 480 + 4400 + 350

+ 160 = 5950 W.

Untuk dapat menganalisis daya semu (VA) dari beban yang terpasang

pada panel penerangan 1 maka digunakan rumus sebagai berikut:

S= PCosφ

Jadi daya semu (VA) pada panel penerangan 1 yang terpasang adalah:

S=59500,85

=7000 VA

* Panel penerangan 2:

1. Lampu TL 1 x 40 W 12 titik (480 W)

2. Lampu TL 1 x 20 W 19 titik (380 W)

3. Stop Kontak 200 VA 16 titik (3200 W)

4. Lampu downlight 1 x 25 W 30 titik (750 W)

5. Lampu sorot 1 x 80 W 8 titik (640 W)

Page 21: Paper Audit

6. Lampu pijar 1 x 40 W 6 titik (240W)

Sehingga besarnya daya pada panel penerangan 2 adalah: 480 + 380 + 3200 + 750

+ 640 + 240 = 5690 W

Untuk dapat menganalisis daya semu (VA) dari beban yang terpasang

pada panel penerangan 2 maka digunakan rumus sebagai berikut:S=P

Cosφ

Jadi daya semu (VA) pada panel penerangan 2 yang terpasang adalah:

S=56900,85

=66941,11VA

* Panel AC 1:

1. AC 2 pk ( 1,950 W )

2. AC 4 pk 3,900 W 4 buah (15600 W )

Sehingga besarnya daya pada panel AC1 adalah: 1950 + 15600 = 17550 W.

Untuk dapat menganalisis daya semu (VA) dari beban yang terpasang

pada panel AC 1 maka digunakan rumus sebagai berikut:

S= PCosφ

Jadi daya semu (VA) pada panel AC 1 yang terpasang adalah:

S=175500,85

=20647,05 VA

* Panel AC 2:

1. AC 2 pk ( 1,950 W )

2. AC 4 pk 3,900 W 3 buah (11,700W )

3 AC 8 pk 7,800 W 2 buah (15,600W)

Sehingga besarnya daya pada panel AC 2 adalah: 1950 + 11700 + 15600 = 29250

W.

Untuk dapat menganalisis daya semu (VA) dari beban yang terpasang

pada panel AC 2 maka digunakan rumus sebagai berikut:

S= PCosφ

Page 22: Paper Audit

Jadi daya semu (VA) pada panel AC 2 yang terpasang adalah:

S=292500,85

=34441,7 VA

* Panel First AID:

1. Sucient pump 350W 3 buah (1050 W)

2. ECG 100W 2 buah (200 W)

3. Bedside monitor 300W 5 buah (1500W)

4. Minor Sterilisator 700W 3 buah (2100W)

5. Auto clave 3000W 2 buah (6000W)

6. Lampu tindakan 500W 3 buah (1500 W)

7. USG (2200W)

8. TV 100W 2 buah (200W)

10. Komputer 500W 2 buah (1000W)

Sehingga besarnya daya pada panel First AID adalah: 1050 + 200+ 1500 + 2100 +

6000 + 1500 + 2200 + 200 + 1000 = 15750W.

Untuk dapat menganalisis daya semu (VA) dari beban yang terpasang

pada panel First AID maka digunakan rumus sebagai berikut:

S= PCosφ

Jadi daya semu (VA) pada panel First AID yang terpasang adalah:

S=157500,85

=18529,41 VA

* Panel X Ray:

1. General X Ray 50,000W 2 buah (100,000 W)

2. Dental X Ray 1500W 2 buah (3000 W)

3. Mobile X Ray 2500W 2 buah (5000 W)

4. CT Scan ( 50,000 W )

5. Stimulator ( 50,000 W )

6. Komputer (500W)

7. TV (100W)

Page 23: Paper Audit

Sehingga besarnya daya pada panel X Ray adalah: 100.000 + 3000+ 5000 +

50,000 + 50,000 + 500 + 100 =208600 W.

Untuk dapat menganalisis daya semu (VA) dari beban yang terpasang

pada panel X Ray maka digunakan rumus sebagai berikut:S=P

Cosφ

Jadi daya semu (VA) pada panel X Ray yang terpasang adalah:

S=2086000,85

=245411,76 VA

* Panel Lab:

1. Blood bank 1500W 3 buah (4500 W)

2. Tread mil (2000 W)

3. Kulkas 150W 4 buah (600W)

4. Ventilator 500W 4 buah (2000W)

5. Komputer 500W 4 buah (2000W)

6. TV (100 W)

Sehingga besarnya daya pada panel Lab adalah: 4500 + 2000 + 600 + 2000 +

2000 + 100 = 11200 W.

Untuk dapat menganalisis daya semu (VA) dari beban yang terpasang

pada panel Lab maka digunakan rumus sebagai berikut:

S= PCosφ

Jadi daya semu (VA) pada panel Lab yang terpasang adalah:

S=112000,85

=13176,47 VA

* Panel CSSD:

1. CSSD 24000W 2 buah (48000 W)

2. TV (100 W)

3. Komputer (500 W)

Sehingga besarnya daya pada panel CSSD adalah: 48000 + 100 + 500 = 48600 W.

Page 24: Paper Audit

Untuk dapat menganalisis daya semu (VA) dari beban yang terpasang

pada panel CSSD maka digunakan rumus sebagai berikut:

S= PCosφ

Jadi daya semu (VA) pada panel CSSD yang terpasang adalah:

S= 486000,85

=57176,47 VA

* Panel bedah 1:

1. Examination lamp (350 W)

2. Kulkas (150 W)

3. APF (3000W)

4. Defibrilator 500W 2 buah (1000W)

5. Komputer 500W 2 buah (1000W)

6. Ventilator 500W 2 buah (1000 W)

7. ECG (100W)

Sehingga besarnya daya pada panel Bedah 1 adalah: 350 + 150 + 3000 + 1000 +

1000 + 1000 + 100 = 7500 W.

Untuk dapat menganalisis daya semu (VA) dari beban yang terpasang

pada panel Bedah 1 maka digunakan rumus sebagai berikut:

S= PCosφ

Jadi daya semu (VA) pada panel Bedah 1 yang terpasang adalah:

S=75000,85

=8823,52 VA

* Panel bedah 2:

1. Examination lamp (350 W)

2. Kulkas (150 W)

3. APF (3000W)

4. Defibrilator 500W 2 buah (1000W)

5. Komputer 500W 2 buah (1000W)

Page 25: Paper Audit

6. Ventilator 500W 2 buah (1000 W)

7. ECG (100W)

Sehingga besarnya daya pada panel Bedah 2 adalah: 350 + 150 + 3000 + 1000 +

1000 + 1000 + 100 = 7500 W.

Untuk dapat menganalisis daya semu (VA) dari beban yang terpasang

pada panel Bedah 2 maka digunakan rumus sebagai berikut:

S= PCosφ

Jadi daya semu (VA) pada panel Bedah 2 yang terpasang adalah:

S=75000,85

=8823,52 VA

Tabel 2.1 Besar daya tiap panel

2.4 Penentuan Kapasitas Pengaman

Kapasitas Pengaman yang digunakan masih berpedoman pada gambar awal

dari perencanaan instalasi. Penambahan peralatan medis dan non medis akan

Page 26: Paper Audit

menambah beban listrik pada Gedung UGD Rumah sakit. Maka Perlu dilakukan

perhitungan untuk menentukan kapasitas pengaman yang digunakan agar

keamanan terjamin.

Penentuan kapasitas pengaman yang sesuai dengan besar daya yang

terpasang tiap panel, perhitungannya menggunakan rumus :

Itotal = X.(I1+ I2 + I3 + I4 + In)

* Penentuan kapasitas pengaman induk pada panel penerangan 1 sebagai berikut:

1. Lampu TL 1 x 40 W 14 titik (2,55A)

2. Lampu TL 1 x 20 W 24 titik (2,18A)

3. Stop Kontak 200 VA 22 titik (20 A)

4. Lampu downlight 1 x 25 W 14 titik (1,59A)

5. Lampu pijar 1 x 40 W 4 titik (1 A)

Maka kapasitas pengaman pada panel penerangan 1 adalah:

I.total = 1,5 (2,55 + 2,18 + 20 + 1,59 + 1) = 40A

Jadi kapasitas pengaman untuk panel penerangan 1 yang sesuai dengan pengaman

yang ada dipasaran yang mendekati dengan hasil perhitungan adalah 40 A

* Penentuan kapasitas pengaman induk pada panel penerangan 2 sebagai berikut:

1. Lampu TL 1 x 40 W 12 titik (2,5 A)

2. Lampu TL 1 x 20 W 19 titik (1,7 A)

3. Stop Kontak 200 VA 16 titik (14,5A)

4. Lampu downlight 1 x 25 W 30 titik (4 A)

5. Lampu sorot 1 x 80 W 8 titik (3,4 A)

6. Lampu pijar 1 x 40 W 6 titik (1 A)

Maka kapasitas pengaman pada panel penerangan 2 adalah:

I.total = 1,5 (2,5+ 1,7 + 14,5, + 4 + 3,4 + 1) = 40,6 A

Jadi kapasitas pengaman untuk panel penerangan 2 yang sesuai dengan pengaman

yang ada dipasaran yang mendekati dengan hasil perhitungan adalah 32 A

* Penentuan kapasitas pengaman induk pada panel AC 1 sebagai berikut:

1. AC 2 pk ( 3,48 A )

2. AC 4 pk 3,900 W 4 buah (27,91 A )

Page 27: Paper Audit

Maka kapasitas pengaman pada panel AC 1 adalah:

I.total = 1,5 ( 3,48 + 27,91) = 47,8 A

Jadi kapasitas pengaman untuk panel AC1 yang sesuai dengan pengaman yang

ada dipasaran yang mendekati dengan hasil perhitungan adalah 50 A

* Penentuan kapasitas pengaman induk pada panel AC 2 sebagai berikut:

1. AC 2 pk ( 3,48 A )

2. AC 4 pk 3,900 W 3 buah (20,94 A )

3 AC 8 pk 7,800 W 2 buah (27,92 A)

Maka kapasitas pengaman pada panel AC 2 adalah:

I.total = 1,5 ( 3,48 + 20,94 + 27,92) = 78,51 A

Jadi kapasitas pengaman untuk panel AC 2 yang sesuai dengan pengaman yang

ada dipasaran yang mendekati dengan hasil perhitungan adalah 100A

* Penentuan kapasitas pengaman induk pada Panel First AID sebagai berikut:

1. Sucient pump 350W 3 buah ( 5,61 A )

2. ECG 100W 2 buah ( 1 A )

3. Bedside monitor 300W 5 buah ( 8 A )

4. Minor Sterilisator 700W 3 buah (11,22 A )

5. Auto clave 3000W 2 buah (10,73 A )

6. Lampu tindakan 500W 3 buah (8 A )

7. USG (3,93 A )

8. TV 100W 2 buah ( 1A )

10. Komputer 500W 2 buah (5,34)

Maka kapasitas pengaman pada panel First AID adalah:

I.total = 1,5 (5,6 + 1 + 8 + 11,22 + 10,73 + 8 + 3,93 + 1 + 5,34) = 82,23 A

Jadi kapasitas pengaman untuk Panel First AID yang sesuai dengan pengaman

yang ada dipasaran yang mendekati dengan hasil perhitungan adalah 100A

Dari hasil perhitungan untuk kapasitas pengaman pada Panel Firt AID harus

dilakukan penggantian kapasitas pengaman yang lebih besar yaitu 100A, Karena

Page 28: Paper Audit

beban listrik yang terpasang sudah melewati kapasitas pengaman yang terpasang

dilapangan yaitu 50A

* Penentuan kapasitas pengaman induk pada Panel X Ray sebagai berikut:

1. General X Ray 50,000W 2 buah (178,9 A)

2. Dental X Ray 1500W 2 buah (5,36 A)

3. Mobile X Ray 2500W 2 buah (8,94A)

4. CT Scan ( 89,49 A )

5. Stimulator ( 89,49 A )

6. Komputer (1,A)

7. TV (1 A )

Maka kapasitas pengaman pada panel X Ray adalah:

I.total = 1,5 ( 178,9 + 5,36 + 8,94 + 89,49 + 89,49 + 1 + 1) = 561.27A

Jadi kapasitas pengaman untuk Panel X Ray yang sesuai dengan pengaman yang

ada dipasaran yang mendekati dengan hasil perhitungan adalah 600 A

Dari hasil perhitungan untuk kapasitas pengaman pada Panel X Ray harus

dilakukan penggantian kapasitas pengaman yang lebih besar yaitu 600A, Karena

beban listrik yang terpasang sudah melewati kapasitas pengaman yang terpasang

dilapangan yaitu 150A.

* Penentuan kapasitas pengaman induk pada Panel Lab.sebagai berikut:

1. Blood bank 1500W 3 buah (8 A)

2. Tread mil (3,57 A)

3. Kulkas 150W 4 buah (3,2 A)

4. Ventilator 500W 4 buah (10,6 A)

5. Komputer 500W 4 buah (10,6 A)

6. TV (1 A)

Maka kapasitas pengaman pada panel Lab. adalah:

I.total = 1,5 ( 8 + 3,57 + 3,2 + 10,6 + 10,6 + 1) = 55,45 A

Jadi kapasitas pengaman untuk Panel Lab. yang sesuai dengan pengaman yang

ada dipasaran yang mendekati dengan hasil perhitungan adalah 70A

Page 29: Paper Audit

Dari hasil perhitungan untuk kapasitas pengaman pada Panel Lab harus dilakukan

penggantian kapasitas pengaman yang lebih besar yaitu 70A, Karena beban listrik

yang terpasang sudah melewati kapasitas pengaman yang terpasang dilapangan

yaitu 50A.

* Penentuan kapasitas pengaman induk pada Panel CSSD sebagai berikut:

1. CSSD 24000W 2 buah (85,91 A)

2. TV (1 A)

3. Komputer (2 A)

Maka kapasitas pengaman pada panel CSSD adalah:

I.total = 1,5 (85,91 + 1 + 2) = 133,3 A

Jadi kapasitas pengaman untuk Panel CSSD yang sesuai dengan pengaman yang

ada dipasaran yang mendekati dengan hasil perhitungan adalah 150 A

Dari hasil perhitungan untuk kapasitas pengaman pada Panel CSSD harus

dilakukan penggantian kapasitas pengaman yang lebih besar yaitu 150A, Karena

beban listrik yang terpasang sudah melewati kapasitas pengaman yang terpasang

dilapangan yaitu 100A

* Penentuan kapasitas pengaman induk pada Panel Bedah 1 sebagai berikut:

1. Examination lamp ( 1,8A )

2. Kulkas (1 A )

3. APF (5,36 A)

4. Defibrilator 500W 2 buah (5,34 A)

5. Komputer 500W 2 buah (5,34 A )

6. Ventilator 500W 2 buah (5,34 A )

7. ECG (1A )

Maka kapasitas pengaman pada panel Bedah 1 adalah:

I.total = 1,5 (1,8 + 1 + 16 + 5,36 + 5,34 + 5,34 + 1) = 43 A

Jadi kapasitas pengaman untuk Panel Bedah 1 yang sesuai dengan pengaman yang

ada dipasaran yang mendekati dengan hasil perhitungan adalah 50.

Page 30: Paper Audit

Dari hasil perhitungan untuk kapasitas pengaman pada Panel Bedah 1 harus

dilakukan penggantian kapasitas pengaman yang lebih besar yaitu 50A, Karena

beban listrik yang terpasang sudah melewati kapasitas pengaman yang terpasang

dilapangan yaitu 32 A

* Penentuan kapasitas pengaman induk pada Panel Bedah 2 sebagai berikut:

1. Examination lamp (1,8A)

2. Kulkas (1A)

3. APF (5,36 A )

4. Defibrilator 500W 2 buah (5,36 A)

5. Komputer 500W 2 buah (5,36A )

6. Ventilator 500W 2 buah (5,36 A)

7. ECG (1)

Maka kapasitas pengaman pada panel Bedah 2 adalah:

I.total = 1,5 (1,8 + 1 + 5,36 + 5,36+ 5,36 + 5,36 + 1) = 43 A

Jadi kapasitas pengaman untuk Panel Bedah 2 yang sesuai dengan pengaman yang

ada dipasaran yang mendekati dengan hasil perhitungan adalah 50A

Dari hasil perhitungan untuk kapasitas pengaman pada Panel Bedah 2 harus

dilakukan penggantian kapasitas pengaman yang lebih besar yaitu 50A, Karena

beban listrik yang terpasang sudah melewati kapasitas pengaman yang terpasang

dilapangan yaitu 32 A

Tabel 2.2 kapasitas pengaman induk tiap panel

Page 31: Paper Audit

2.5 Penentuan Luas Penampang Penghantar

Penghantar Kabel yang digunakan Di Rumah Sakit Umum Daerah Kapal

Menggunakan Kabel jenis NYY dan NYM. Dan masih menggunakan tipe kabel

yang sama pada awal perencanaan.

Menentukan ukuran Luas Penampang Penghantar (Kabel) yang sesuai

kapasitas panel yang diperoleh dari total beban, perhitungan menggunakan rumus:

S =

2 . L . Inev .V . η

Penentuan ukuran kabel pada panel Penerangan 1 dengan panjang kabel

(L) = 100 m, ev = 0,025 V, Tegangan 380 V dan daya hataran jenis untuk tembaga

(η) = 56, arus yang digunakan dihitung dengan rumus :

Besarnya arusnya : I =

PV .√3. cos ϕ =

5950380 .√3 . 0 ,85 = 10,6 A

Page 32: Paper Audit

Besarnya ukuran kabel: S =

2 . L . Inev .V . η =

2.125 .10 , 60 , 025. 380. 56 = 4,94 mm2

Maka besarnya ukuran kabel yang dipergunakan 4 x 5 mm2 ( berdasarkan katalog

kabel NYY merk Supreme).

Penentuan ukuran kabel pada panel Penerangan 2 dengan panjang kabel

(L) = 125 m, ev = 0,025 V, Tegangan 380 V dan daya hataran jenis untuk tembaga

(η) = 56, arus yang digunakan dihitung dengan rumus :

Besarnya arusnya : I =

PV .√3. cos ϕ =

5690380 .√3 . 0 ,85 = 10,17 A

Besarnya ukuran kabel: S =

2 . L . Inev .V . η =

2. 125.10 ,170. 025. 380. 56 = 4,78 mm2

Maka besarnya ukuran kabel yang dipergunakan 4 x 5 mm2 ( berdasarkan katalog

kabel NYY merk Supreme).

Penentuan ukuran kabel pada panel AC 1 dengan panjang kabel (L) = 75

m, ev = 0,025 V, Tegangan 380 V dan daya hataran jenis untuk tembaga (η) = 56,

arus yang digunakan dihitung dengan rumus :

Besarnya arusnya : I =

PV .√3. cos ϕ =

17550380 .√3 . 0 ,85 = 31,37 A

Besarnya ukuran kabel: S =

2 . L . Inev .V . η =

2.75. 31 ,370 , 025. 380. 56 = 8,84 mm2

Maka besarnya ukuran kabel yang dipergunakan sebesar 4 x 10 mm2 (berdasarkan

katalog kabel NYY merk Supreme).

Penentuan ukuran kabel pada panel AC 2 dengan panjang kabel (L) = 100

m, ev = 0,025 V, Tegangan 380 V dan daya hataran jenis untuk tembaga (η) =56,

arus yang digunakan dihitung dengan rumus :

Besarnya arusnya : I =

PV .√3. cos ϕ =

29250380 .√3 . 0 ,85 = 52,58 A

Page 33: Paper Audit

Besarnya ukuran kabel: S =

2 . L . Inev .V . η =

2.100.52 ,580 , 025. 380. 56 = 19,76 mm2

Maka besarnya ukuran kabel yang dipergunakan sebesar 4 x 25 mm2

(berdasarkan katalog kabel NYY merk Supreme).

Penentuan ukuran kabel pada panel Firt AID dengan panjang kabel (L) =

150 m, ev = 0,025 V, Tegangan 380 V dan daya hataran jenis untuk tembaga (η) =

56, arus yang digunakan dihitung dengan rumus :

Besarnya arusnya : I =

PV .√3. cos ϕ =

15750380 .√3 . 0 ,85 = 28,15 A

Besarnya ukuran kabel: S =

2 . L . Inev .V . η =

2. 150.28 ,150 , 025. 380 .56 = 15,87 mm2

Maka besarnya ukuran kabel yang dipergunakan 4 x 16 mm2 ( berdasarkan

katalog kabel NYY merk Supreme).

Penentuan ukuran kabel pada panel X Ray dengan panjang kabel (L) = 85

m, ev = 0,025 V, Tegangan 380 V dan daya hataran jenis untuk tembaga (η) = 56,

arus yang digunakan dihitung dengan rumus :

Besarnya arusnya : I =

PV .√3. cos ϕ =

208600380 .√3 . 0 ,85 = 372,86 A

Besarnya ukuran kabel: S =

2 . L . Inev .V . η =

2. 85.372 ,860 ,025 .380 .56 = 119,14 mm2

Maka besarnya ukuran kabel yang dipergunakan 4 x 120 mm2

( berdasarkan katalog kabel NYY merk Supreme).

Pada panel instalasi X Ray dari hasil perhitungan terdapat perbedaan luas

penampang penghantar yang digunakan yaitu 4 x 120 mm2, sedangkan yang

dipergunakan dilapangan 4 x 35 mm2, maka harus dilakukan pergantian luas

penampang penghantar.

Page 34: Paper Audit

Penentuan ukuran kabel pada panel Lab dengan panjang kabel (L) = 95 m,

ev = 0,025 V, Tegangan 380 V dan daya hataran jenis untuk tembaga (η) = 56,

arus yang digunakan dihitung dengan rumus :

Besarnya arusnya : I =

PV .√3. cos ϕ =

11200380 .√3 . 0 ,85 = 20,01 A

Besarnya ukuran kabel: S =

2 . L . Inev .V . η =

2.95 .20 , 010 , 025. 380. 56 = 7,14 mm2

Maka besarnya ukuran kabel yang dipergunakan 4 x 10 mm2 ( berdasarkan

katalog kabel NYY merk Supreme).

Penentuan ukuran kabel pada panel CSSD dengan panjang kabel (L) = 100

m, ev = 0,025 V, Tegangan 380 V dan daya hataran jenis untuk tembaga (η) = 56,

arus yang digunakan dihitung dengan rumus :

Besarnya arusnya : I =

PV .√3. cos ϕ =

48600380 .√3 . 0 ,85 = 86,87 A

Besarnya ukuran kabel : S =

2 . L . Inev .V . η =

2. 100.86 ,870 , 025 .380 .56 = 32,65 mm2

Maka besarnya ukuran kabel yang dipergunakan sebesar 4 x 35 mm2

( berdasarkan katalog kabel NYY merk Supreme).

Pada panel instalasi CSSD dari hasil perhitungan terdapat perbedaan luas

penampang penghantar yang digunakan yaitu 4 x 120 mm2, sedangkan yang

dipergunakan dilapangan 4 x 35 mm2, maka harus dilakukan pergantian luas

penampang penghantar.

Penentuan ukuran kabel pada panel Bedah 1 dengan panjang kabel (L) =

100 m, ev = 0,025 V, Tegangan 380 V dan daya hataran jenis untuk tembaga (η) =

56, arus yang digunakan dihitung dengan rumus :

Besarnya arusnya : I =

PV .√3. cos ϕ =

7500380 .√3 . 0 ,85 = 13,40 A

Page 35: Paper Audit

Besarnya ukuran kabel: S =

2 . L . Inev .V . η =

2. 100.13 ,400 , 025 .380 .56 = 5,03 mm2

Maka besarnya ukuran kabel yang dipergunakan sebesar 4 x 6 mm2 ( berdasarkan

katalog kabel NYY merk Supreme).

Penentuan ukuran kabel pada panel Firt AID dengan panjang kabel (L) =

100 m, ev = 0,025 V, Tegangan 380 V dan daya hataran jenis untuk tembaga (η) =

56, arus yang digunakan dihitung dengan rumus :

Besarnya arusnya : I =

PV .√3. cos ϕ =

7500380 .√3 . 0 ,85 = 13,40 A

Besarnya ukuran kabel: S =

2 . L . Inev .V . η =

2. 100.13 ,400 ,025 .380 .56 = 5,03 mm2

Maka besarnya ukuran kabel yang dipergunakan sebesar 4 x 6 mm2 ( berdasarkan

katalog kabel NYY merk Supreme).

Tabel 4.3 Besar luas penampang kabel MDP ke DP

Page 36: Paper Audit

Pada instalasi First AID, X- Ray dan CSSD terdapat perbedaan luas

penampang penghantar yang digunakan dengan hasil perhitungan, Karena dalam

perhitungan digunakan total beban yang terpasang dipanel tersebut. Untuk

menjamin keamanan dari instalasi Rumah Sakit maka ukuran penghantar harus

disesuaikan dengan beban yang ada.

Untuk penghantar terdapat beberapa panel luas penampangnya tidak sesuai

dengan total beban terpasang yang terpasang dipanel tersebut. Jika beban yang

digunakan secara bersamaan. Maka untuk menghindari terjadinya gangguan

karena kemampuan antar arus dari penghantar yang digunakan tidak mencukupi

maka sebaiknya perlu dilakukan pergantian luas penampang penghantar seperti

telah yang diperhitungkan.

Demikan juga dengan kapasitas pengaman dimana kapasitas pengaman yang

ada pada beberapa panel tidak mencukupi sehingga dikhawatirkan jika beban

yang ada semuanya terpakai maka akan sring terjadi trip pada kapasitas pengaman

sehingga pelayanan di rumah sakit terganggu. Maka sebaiknya kapasitas

pengaman diganti dengan yang lebih besar yang sesuai dengan perhitungan. Panel

– panel tersebut diantaranya panel Fisrt AID, X Ray, dan CSSD. Dari audit

instalasi listrik dilakukan diharapkan instalasi listrik di RSUD Kapal tidak

mengalami gangguan dan operasional peralatan berjalan dengan baik.

Page 37: Paper Audit

BAB III

Simpulan

Dari hasil analisis dan perhitungan instalasi listrik di UGD Rumah Sakit

Umum Daerah Kapal maka didapat beberapa simpulan yaitu:

1. Dari hasil audit teknis instalasi listrik dengan kondisi peralatan seperti

sekarang ini perlu dilakukan perbaikan dan penyesuaian, terlihat bahwa instalasi

listrik di UGD RSUD Kapal tidak aman dan tidak layak pada saat kondisi

emergenzy.

2. Instalasi First AID dengan total beban 14550 W, Luas penampang

penghantar yang digunakan NYY 4 x 10 mm2, sedangkan dari hasil perhitungan

diperoleh luas penampang penghantar sebesar 4 x 16 mm2. Instalasi X Ray dengan

total beban 208600 W, Luas penampang penghantar yang digunakan NYY 4 x 35

mm2, sedangkan dari hasil perhitungan diperoleh luas penampang penghantar

sebesar 4 x 125 mm2. Instalasi CSSD dengan total beban 48600 W, Luas

penampang penghantar yang digunakan NYY 4 x 25 mm2, sedangkan dari hasil

perhitungan diperoleh luas penampang penghantar sebesar 4 x 35 mm2.

Dari data diatas terdapat perbedaan luas penampang penghantar maka

perlu dilakukan pergantian luas penampang penghantar sesuai perhitungan karena

berpengaruh pada kemampuan hantar arus kabel.

3. Panel instalasi First AID dengan total beban 14550 W, besar kapasitas

pengaman yang digunakan 50 A, sedangkan dari hasil perhitung diperoleh besar

kapasitas pengaman 100 A. Panel instalasi X Ray dengan total beban 208600 W,

besar kapasitas pengaman yang digunakan 150 A, sedangkan dari hasil perhitung

diperoleh besar kapasitas pengaman 600 A. Panel instalasi CSSD dengan total

beban 48600 W, besar kapasitas pengaman yang digunakan 100 A, sedangkan dari

hasil perhitung diperoleh besar kapasitas pengaman 150 A. Dari data diatas

terdapat perbedaan besar kapasitas pengaman maka perlu dilakukan pergantian

kapasitas pengaman sesuai perhitungan dilihat dari total beban tiap panel.

Page 38: Paper Audit

PAPER AUDIT TEKNIS INSTALASI LISTRIK DALAM RANGKA

PENGEMBANGAN RSUD KAPAL

Oleh:

I Dewa Gde Yaya Putra Pratama

1104405040

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2014