pengaruh fee audit, audit tenure, dan rotasi audit terhadap kualitas ...
Paper Audit
-
Upload
dio-dananjaya-bom -
Category
Documents
-
view
39 -
download
7
description
Transcript of Paper Audit
![Page 1: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
Tinjauan Pustaka
1.1 Dasar Teori
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan berkaitan erat dengan meningkat
dan berkembangnya teknologi ilmu kedokteran dan teknologi peralatan yang
seyogyanya harus diimbangi pula dengan kesiapan yang memadai dari sarana dan
prasarana penunjang alat rumah sakit yang vital perlu dimanfaatkan secara
optimal terutama menyangkut pada segi-segi keamanan dan pengamanan
penggunanya.
Masalah kelistrikan dirumah sakit merupakan bagian yang sangat penting
dan menentukan baik dalam proses perencanaan, pengadaan maupun pemanfaatan
pada rumah sakit. Hal ini berlaku pada rumah sakit yang kecil, sedang dan besar.
Energi listrik sebagai salah satu sumber energi akan dapat bermaanfaat secara
baik, tepat dan aman dirumah sakit bila memenuhi syarat sebagai berikut (Depkes
RI,1992)
1. Kapasitas daya listrik harus cukup.
2. Kualitas arus, tegangan dan Frekuensi harus baik.
3. Keandalan penyaluran harus tinggi.
4. Keamanan dan keselamatan penggunaannya harus tetap terjamin.
Kondisi tersebut di atas merupakan syarat yang harus dipenuhi, dan apabila
salah satu dari persyaratan tidak dapat dicapai atau terpenuhi, maka pelayanan
dirumah sakit akan terganggu.
1.2 Sumber energi Listrik
Sumber utama daya listrik disuplai dari PLN dan sumber daya listrik
cadangan disuplai dari Generator, daya listrik dari generator berfungsi apabila
terjadi gangguan pada sumber daya listrik PLN atau daya listrik tidak digunakan.
Untuk masing-masing ruangan menurut fungsinya dan kegunaanya, maka
perlu dilakukan pembagian suplay daya listrik menurut jenis dan tindakan untuk
pengaman terhadap bahaya yang timbul pada saat terjadinya gangguan yaitu:
![Page 2: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/2.jpg)
1. Ruangan kelompok 1: Merupakan suatu ruangan dimana terputusnya
aliran listrik karena gangguan tidak menimbulkan bahaya baik bagi penderita
maupun pekerja. Pemeriksaan dan pengobatan pada umumnya dapat dihentikan
atau diulangi. Misalnya rawat inap dan rawat jalan.
2. Ruangan kelompok E1: Ruangan kelompok 1, yang mempergunakan
peralatan elektromedik yang dayanya didapat dari jaringan listrik, yang pada saat
terputusnya aliran listrik harus tetap bekerja terus dengan bantuan catu daya
penggantu khusus. Pemeriksaan dan pengobatan dapat berhenti beberapa detik
tanpa membahayakan penderita. Misalnya: praktek kedokteran umum ruangan
bersalin, ruang endoskopi, ruang angiografi, ruang bedah, ruang rawat jalan dan
ruang pemeriksaan intensif.
3. Ruangan kelompok 2E : Ruangan dimana terputusnya aliran listrik
karena gangguan tidak boleh mengakibatkan terputusnya secara otomatis aliran
listrik. Peralatan yang digunakan pada ruangan ini harus dapat bekerja terus
dengan bantuan UPS. UPS digunakan pada ruang atau peralatan yang
menggunakan kehandalan yang sangat tinggi (tidak boleh terjadi pemutusan)
seperti ruang persiapan bedah, ruangan pemulihan pemeriksaan intensif,
pengamatan intensif, keteferisasi jantung dan klinik bersalin.
Terdapat persyaratan untuk sistem penyediaan daya listrik yaitu (Depkes
RI,1994):
1. Selang waktu pemindahan sumber daya listrik antara terputusnya aliran
PLN berfungsinya generator maksimal 15 detik.
2. Generator harus terdiri dari 2 (dua) unit dengan jumlah kapasitas minimal
60% dari jumlah daya yang terpasang, masing-masing unit. Pembebanan pada saat
generator berkerja minimal 50% dari jumlah kapasitas generator yang dibutuhkan,
generator harus dapat beroperasi secara otomatis.
1.3 Sistem Pengaman
Arus yang mengalir dalam penghantar dan menimbulkan panas, agar suhu
penghantar tidak terlalu tinggi maka arus yang mengalir perlu dibatasi, disamping
hal ini sistem pengaman disiapkan untuk menanggulangi bahaya-bahaya berikut:
![Page 3: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/3.jpg)
- Arus lebih.
- Tegangan lebih
- Tegangan kurang
- Kejut listrik
Beberapa peralatan yang digunakan pada sistem pengaman rumah sakit antara
lain:
1.3.1 Mini Circuit Breaker (MCB)
Pemutus sirkit mini ini lebih dikenal dengan MCB (Mini Circuit Breaker),
sekarang ini PLN menggunakan Pemutus Sirkit Mini untuk membatasi arus
kekonsumen sesuai daya sambung yang dimintanya. Juga di panel hubung bagi
konsumen, pemisah sirkit mini ini ialah sebagai pengaman arus lebih dan
pengaman arus hubung pendek.
1.3.2 Panel Hubung Bagi
PHB yang mempunyai banyak sirkit keluar fasa tunggal dan fasa tiga, alat
pengaman, sakelar harus dikelompokan sehingga:
1. Tiap kelompok melayani sebanyak-banyaknya enam buah sirkit.
2. Kelompok alat instalasi tenaga terpisah dari kelompok alat instalasi
penerangan.
3. Kelompok alat fasa tunggal terpisah dari kelompok fasa tiga.
Sakelar, pemisah dan pemutus sirkit yang dipasang pada PHB harus
mempunyai kutub yang jumlahnya sekurang-kurangnya sama dengan jumlah fase
yang digunakan. Semua kutub harus dapat dibuka atau ditutup secara serentak
pengantar netral tidak boleh diputuskan. Jika suplai instalasi dapat dipindahkan
dari jaringan listrik umum ke mesin pembangkit sendiri maka arus ada sakelar alih
disisi masuk PHB utama konsumen dengan jumlah kutub yang sama.
1.4 Penghantar
Penghantar atau kabel listrik yang sering digunakan untuk instalasi adalah
tembaga atau aluminium. Tembaga yang digunakan untuk penghantar kabel
![Page 4: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/4.jpg)
umumnya tembaga elektrolitis dengan kemurnian sekurang-kurangnya 99,9%.
Tahanan jenis tembaga lunak untuk hantaran listrik yang telah dibakukan secara
internasional yaitu tidak melebihi 1/58 = 0.017241 ohm mm2/m pada 20oC. Daya
hantar tembaga sangat di pengaruhi oleh ketakmurnian. Campuran besi sebanyak
0.02% misalnya akan meningkatkan tahanan jenis tembaga kira-kira 10%.
Sedangkan aluminium untuk penghantar kabel berisolasi harus juga aluminium
murni. Umumnya di gunakan aluminium dengan kemurnian sekurang-kurangnya
99,5%. Tahanan jenis aluminium lunak untuk hantaran listrik telah dibakukan
secara internasional yaitu tidak melebihi 0.028264 ohm2/20oC.
Pada Penghantar digunakan juga sistem identifikasi dengan mengunakan
warna, dengan ketentuan yaitu:
1. Untuk hantaran pentanahan hanya boleh digunakan warna majemuk
hijau-kuning.
2. Pada instalasi dengan hantaran netral digunakan warna biru.
3. Pada instalasi tiga fase warna digunakan yaitu untuk fasa R (merah), Fasa
S, (kuning), dan Fasa T (hitam).
Untuk luas penampang hantaran yang digunakan harus memenuhi ketentuan
yang berlaku diantaranya kemampuan antar arus yang diperlukan, suhu keliling
serta rugi tegangannya. Disamping itu harus dipertimbangkan kemungkinan
perluasan instalasi dikemudian dan kekuatan mekanis hantarannya. Untuk saluran
dua kawat, hantaran netralnya harus memiliki luas penampang yang sama dengan
luas penampang hantaran fasanya. Untuk saluran tiga fasa dengan hantaran netral,
kemampuan hantar arusnya sesuai dengan arus maksimum yang mungkin timbul
dalam keadaan beban yang tak seimbang. Dalam satu saluran tiga fasanya harus
memiliki luas penampang yang sama.
1.5 Pengelompokan beban
Beban yang terdapat dirumah sakit dapat dikolompokan menjadi beberapa
bagian diantaranya untuk penerangan baik diluar gedung maupun didalam
gedung. Untuk mesin pendingin udara (AC), untuk peralatan medik seperti: X-
Ray, CT Scan, USG dan yang lainya. Untuk peralatan penunjang medik seperti:
![Page 5: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/5.jpg)
Laundary, dapur. Untuk piranti kantor biasanya dikantor, energi digunakan untuk
keperlukan computer, mesin fax, peralatan komunikasi dan yang lainnya. Untuk
sistem air misalnya pompa air, pemanas air dan yang lainnya. Biasanya beban
yang terdapat rumah sakit sebagian besar digunakan untuk pengoprasian alat-alat
medik, penerangan dan pendingin udara (AC).
1.5.1 Sistem Pencahayaan
Pada saat merencanakan pencahayaan dalam ruangan yang harus
diperhatikan pertama kali adalah kuat penerangan, warna cahaya yang diperlukan,
dan arah pencahayaan sumber penerangan. Kuat penerangan akan menghasilkan
luminansi karena pengaruh faktor pantulan dinding maupun lantai ruangan.
Pancaran cahaya perlu mendapat perhatian pada perencanaan penerangan
disamping warna yang di hasilkan sumber cahaya. Sumber cahaya adalah satuan
penerangan lengkap yang terdiri dari lampu beserta pelengkapanya baik untuk
operasi kelistrikan maupun untuk mengatur distribusi cahaya, memposisikan
lampu, melindungi lampu serta menghubungkan lampu dengan sumber tegangan.
Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian perancang penerangan didalam
ruangan antara lain:
1. Ekonomi. Jika yang menjadi pertimbangang ekonomi adalah daya (W)
maka efikesi(Im/W) lampu yang akan digunakan harus menjadi pertimbangkan.
2. Umur lampu (life time). Umur lampu dapat dijadikan pertimbangan
penggantian secara kelompok.
3. Warna cahaya lampu. Perpaduan warna cahaya beberapa lampu dapat
diatur.
4. Alat Bantu yang diperlukan, misalnya armature dan pengontrol.
5. Efek yang mungkin ditimbulkan, antara lain: bayangan, stroboskopis,
silau.
Untuk mendapatkan kualitas penerangan yang memadai maka baik sumber
penerangan maupun faktor lingkungan harus diperhitungan. Karena itu
penerangan harus memiliki data-data yang diperlukan. Data yang diperlukan
untuk perbaikan suatu instalasi penerangan, adalah:
![Page 6: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/6.jpg)
1. Gambar ruangan, dimensi ruangan, dan rencana tata letak lampu
2. Detail konstruksi langit-langit
3. Warna yang dipantulkan dari langit-langit, dinding, lantai dan meja kursi
(perabotan yang ada didalam ruangan)
4. Peruntukkan ruangan (pekerjaan visual yang akan dilakukan didalam
ruangan tersebut)
5. Perlengkapan mesin atau peralatan didalam ruangan
6. Kondisi ruangan seperti: temperatur, kelembaban dan debu.
Temperatur berkaitan dengan penggunaan daya lampu. TL biasanya
beroperasi pada temperatur 25o C. Ketika TL dioperasikan diatas atau dibawah 25o
C maka arus cahaya (Im) akan berkurang 1,5 % tiap oC. Perubahan temperatur ini
pengaruhnya tidak disignifikan terhadap lampu pijar dan lampu-lampu perlepasan
gas tekanan tinggi. Kelembaban mempengaruhi umur armatur atau perlengkapan
instalasi penerangan. Sedangkan debu mempengaruhi persentase kualitas arus
cahaya yang sampai pada permukaan bidang kerja.
1. Penerangan untuk keperlukan umum adalah penerangan yang digunakan
untuk keperluan publik, misalnya: penerangan untuk kantor, penerangan bengkel,
perkantoran, ruang tunggu di stasiun.
2. Penerangan dikhususkan pada titik tertentu. Penerangan ini umumnya
menggunakan sumber cahaya dengan sudut pancaran berkas cahaya yang sempit,
misalnya : penerangan pada etalase, bagian tertentu perkantoran.
3. Penerangan dekoratif. Penerangan dekoratif harus mempertimbangkan
estetika dan distribusi cahaya, misalnya penerangan pada: ruang keluarga, restoran
tempat hiburan.
Lampu yang lazim digunakan di dalam ruangan adalah: pijar, TL, Metal
Halida, Natrium tekanan tinggi (SON) atau campuran dari ke 4 lampu tersebut.
Perbandingan keempat lampu diatas ditunjukan pada table 1.1.
Tabel 1.1 Perbandingan kemampuan lampu.
![Page 7: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/7.jpg)
Kerugian cahaya dipengaruhi tujuh faktor, yaitu:
1. Faktor tegangan masukan. Tidak selamanya tegangan masukan persis
sama dengan tegangan nominal lampu (misalnya karena adanya rugi tegangan).
Besarnya faktor ini dapat dibandingkan antara tegangan masukan dengan data dari
produsen lampu. Perubahan 1 % tegangan dapat menyebabkan perubahan 3 %
arus cahaya pada lampu pijar dan lampu pelepasan gas tekanan tinggi 0,4 % pada
TL
2. Faktor kualitas balast yang digunakan. Balast yang mendapatkan
sertifikasi memiliki faktor 0,89 hingga 0,95. Sedangkan yang tidak mendapat
sertifikasi memiliki faktor 0,5 hingga 0,75.Faktor balast tidak dipertimbangkan
pada lampu pelepasan gas tekanan tinggi.
3. Faktor lingkungan sekeliling. Pemakaian AC pada ruangan, keberadaan
asap merupakan faktor yang dapat mengurangi efisiensi penerangan. Permukaan
ruangan yang kotor mengurangi reflektansi sehingga memperkecil luminansi
4. Faktor kebersihan sumber penerangan, berkisar 0,85 hingga 0,96. Agar
tidak mempengaruhi produktivitas (pada industri) maka pembersihan lampu
dianjurkan secara berkala dan tiap kelompoknya.
5. Faktor penurunan arus cahaya (depresiasi) lampu yang disebabkan: jenis,
kualitas dan perawatan lampu.
6. Faktor penurunan arus cahaya lampu yang disebabkan pengaruh umur
pemakaian. Jika tidak diketahui data pasti, maka faktor ini dapat ditentukan
besarnya yaitu : 0,9.
7. Penggantian lampu karena kerusakan (putus).
1.5.2 Sistem Pencahayaan Pada Rumah Sakit
Salah satu sektor pengkonsumsi energi listrik yang cukup diperhitungkan di
rumah sakit adalah sistem pencahayaan. Berbagai usaha untuk menghemat energi
listrik di sektor ini telah banyak dilakukan, diantaranya mengoptimalkan
pemanfaatan cahaya alami. Potensi pemanfaatan cahaya alami ini menentukan
desain optimal sistem tata cahaya keseluruhan. Faktor langit ruangan adalah salah
satu parameter yang diukur dalam audit energi di sektor bangunan dan tata
![Page 8: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/8.jpg)
cahaya, untuk memeriksa potensi cahaya alami ruangan serta untuk melihat
peluang dan memperkirakan solusi untuk menghemat pemakaian energi listrik.
Potensi cahaya alami umumnya dimiliki hampir semua ruangan, walaupun
pemanfaatannya tak besar karena arah gedung yang tak mendukung, terutama di
gedung-gedung yang memiliki jendela menghadap barat atau timur. Pengukuran
faktor langit menunjukkan tak ada satupun ruangan yang memenuhi harga faktor
langit minimal, sehingga tak ada ruangan yang total dapat bergantung pada cahaya
alami pada hari-hari cerah. Dengan demikian cahaya lampu listrik tetap
dibutuhkan karena hanya bagian ruangan dekat jendela yang dapat memanfaatkan
cahaya alami
Banyak kendala dalam pemanfaatan cahaya alami ini seperti sistem
bangunannya sendiri, kondisi perawatan dan pengaturan ruangan yang tak
memadai, pensaklaran yang tak menunjang, dan kurangnya pengetahuan maupun
kesadaran pengguna ruangan. Keadaan seperti ini banyak ditemui di banyak
ruangan di rumah sakit.
Untuk menghitung keperluan penerangan di rumah sakit, pencahayaan yang
baik harus memperhatikan hal-hal berikut :
1. Keselamatan pasien dan tenaga medis dan paramedik
2. Peningkatan kecermatan
3. Kesehatan yang lebih baik dan suasana yang lebih nyaman
Pemilihan sistem penerangan yang sebaiknya dipergunakan, ditentukan oleh
beberapa faktor antara lain: intensitas penerangan dibidang kerja, intensitas
penerangan umum dalam ruangan, biaya instalasi, biaya pemakaian energi, biaya
penggantian instalasi termasuk penggantian lampu-lampu.
Tabel 1.2 Kategori pencahayaan dirumah sakit ( Depkes RI, 1992 )
No Ruang / Unit Pencahayaan (Lux) Kode Keterangan1 Ruang pasien
Saat tidak tidur 100 – 200 C Warna cahaya sedangSaat tidur maksimum 50 A -
2 Ruang operasiUmum 300 – 500 D Warna cahaya sedangMeja operasi 10000 – 20000 I Tanpa Bayangan
![Page 9: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/9.jpg)
3 pemulihan, ruang balut 300 – 500 D -4 Endoscopy, Lab 300 – 500 D -5 X – Ray 75 – 100 B -6 Koridor minimal 60 C Malam7 Tangga minimal 100 C Malam8 Kantor/ Loby minimal 100 C -9 R. alat / Gedung minimal 100 C -10 R. Farmasi minimal 200 D -11 Dapur minimal 200 D -12 R.Cuci minimal 200 D -13 Toilet minimal 100 C -14 Entrance Hall minimal 100 C -15 Administrasi minimal 200 D -16 Central Counter minimal 200 C -17 Ruang Tunggu minimal 100 C -18 Gudang minimal 50 B -19 Locker minimal 100 C -20 Oxondotia minimal 500 E -
1.5.3 Sistem Pengkondisian Udara (AC)
Air Conditioner (AC) merupakan sebuah alat yang mampu mengondisikan
udara. Dengan kata lain, AC berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan AC
dimaksudkan untuk memperoleh temperatur udara yang diinginkan (sejuk atau
dingin) dan nyaman badi tubuh. AC lebih banyak digunakan di wilayah yang
beriklim tropis dengan kondisi temperatur yang relatif tinggi (panas), seperti
Indonesia. Dalam penggunaannya, AC tidak hanya menyejukan udara dan
mendinginkan udara, tetapi bisa juga mengatur kebersihan dan kelembapan udara
didalam ruangan sehingga tercipta kondisi udara yang berkualitas, sehat, dan
nyaman bagi tubuh.
AC bekerja menyerap panas dari udara didalam ruangan, kemudian
melepaskannya diluar ruangan, dengan demikian, temperatur udara didalam
ruangan akan berangsur-angsur turun. Dengan kata lain, AC hanya sebagai sebuah
prabotan elektronik yang mengatur sirkulasi udara didalam ruangan. Udara yang
terpisap disirkulasikan secara terus-menerus oleh blower (indoor) melalui sirip
evaporator. Saat melewati evaporator, udara yang bertemperatur lebih tinggi
![Page 10: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/10.jpg)
evaporator diserap panasnya oleh bahan pendingin, kemudian dilepaskan diluar
ruangan ketika aliran refrigeran melewati kondensor.
Jadi temperatur udara yang rendah atau dingin yang kita rasakan
sebenarnaya adalah sirkulasi udara didalam ruangan, bukan udara yang dihasilkan
perangkat AC. Unit AC hanyalah tempat bersikulasinya udara yang sekaligus
menagkap kalor (panas) pada udara ruangan hingga mencapai temperature yang
diinginkan optimal.
Tabel 1.3 Spesifikasi AC. ( Handoko, 2007 )
1.5.4 Sistem Pengkondisian Udara Pada Rumah sakit
Pengkondisian udara (AC) adalah suatu proses mendinginkan udara
sehingga dapat mencapai tempratur dan kelembaban yang sesuai dengan yang
dipersyaratkan terhadap kondisi udara dari suatu ruangan tertentu. Selain itu
mengatur aliran udara dan kebersihannya. Proses pengkondisian udara pada suatu
ruangan agar ruangan menjadi dingin dan nyaman, maka beban panas yang
terdapat pada ruangan tersebut harus diperhitungkan untuk mendapatkan suatu
keadaan yang tepat. Sumber-sumber panas yang mungkin ada pada suatu ruangan
misalnya melalui sinar matahari, panas tubuh dari penghuninya, lampu
penerangan, peralatan elektronik maupun infiltrasi udara luar melalui celah-celah
kebocoran pada jendela maupun pintu.
Pada rumah sakit mesin pengkondisian udara banyak digunakan pada
ruangan tertentu untuk menjaga kondisi suhu dan kelembaban ruangan
tersebut.Pada tabel 1.4 berikut:
![Page 11: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/11.jpg)
Tabel 1.4 Ruangan pada rumah sakit dengan suhu dan kelembaban tertentu.
1.5.5 Peralatan Medik
Sesuai dengan fungsinya secara umum peralatan medik atau kedokteran
dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) yaitu: peralatan medik yang berfungsi
sebagai diagnostik, peralatan medik yang berfungsi sebagai alat bedah (surgary).
Yang termasuk peralatan medik yang berfungsi sebagai peralatan diagnostik
antara lain: berbagai tipe peralatan Rontgen, CT Scan, ECG, EEG, USG dll.
Sedangkan yang termasuk kelompok peralatan bedah antara lain : berbagai tipe
pesawat Electro Surgery Unit(ESU), Laser dll. Semua peralatan medik yang
disebutkan diatas menggunakan listrik sebagai suplai utamanya. Adapun
kebutuhan energi dari masing-masing peralatan tersebut dapat diketahui dari data
peralatan yang ada pada masing-masing alat.
1.5.6 Peralatan penunjang Medik
Dirumah sakit terdapat beberapa peralatan yang tidak berhubungan
langsung dengan penanganan medik atau pasien tetapi fungsinya sangat penting.
Peralatan tersebut sering disebut peralatan penunjang medik atau ada yang
menyebut dengan peralatan non medik. Berbagai peralatan yang termasuk
didalam kelompok ini antara lain berbagai type peralatan Sterilisator, Blood Bank,
dll. Pada umumnya dirumah sakit, peralatan penunjang medik ini memerlukan
daya listrik yang cukup besar tergantung dari tipe / kelas dari rumah sakit.
![Page 12: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/12.jpg)
1.6 Perencanaan Instalasi
1.6.1 Pertimbangan Umum
Dalam merencanakan instalasi listrik terdapat berbagai perencanaan yang
perlu diperhitungkan. Karena itu perencana arus diperhatikan beberapa
pertimbangan untuk mencapai sesuatu perbaikan yang paling memenuhi
persyaratan dari pemilik bangunan atau pemesan tanpa mengabaikan
pertimbangan ekonomi. Beberapa unsur pertimbangannya yaitu:
1. Keselamatan dan pengamanan
Keselamatan menyangkut orang yang mengoprasikan instalasi listrik dan
menghindari orang serta harta bendanya dari bahaya karena penggunaan listrik.
Untuk menyakinkan bahwa instalasi listrik telah memenuhi standar yang berlaku
maka instalasi listrik harus diperiksa oleh suatu lembaga inspeksi instalasi
independen yang akan menerbitkan sertivikat kesesuaian. Untuk mencapai tingkat
keamanan dan juga keandalan yang tinggi beberapa faktor pendukung adalah
diantaranya sistem pengaman, sistem pembumian, pelaksanaan pemasangan
instalasi yang benar, penggunaan komponen instalasi yang memenuhi standar
dengan mutu yang andal.
2. Keandalan
Unsur ini penting sekali bagi bangunan bertingkat, bangunan umum,
rumah sakit, apartemen, kompleks pertokoan dan bangunan industri dimana
kegagalan suplai listrik dapat mengakibatkan panik, membahayakan keselamatan
orang dan kehilangan penghasilan dan harus mempertimbangkan apakah akan
diperlukan perlengkapan cadangan tenaga darurat, menetapkan beban-beban mana
yang tidak boleh terputus sehingga membuat instalasi listrik lebih andal. Adanya
gangguan harus dapat segera ditemukan dan diperbaiki.
3. Kapasitas daya.
Pada umunya sistem tenaga harus mempunyai kapasitas daya yang dapat
melayani beban yang terpasang ditambah dengan kapasitas cadangan untuk
mengantisipasi pertumbuhan dihari berikutnya. Atas dasar ini besarnya pengantar,
perlengkapan hubung bagi dan gawai pengaman perlu ditentukan lebih longgar ke
atas.
![Page 13: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/13.jpg)
4. Biaya atau ekonomi
Biaya dari sistem instalasi merupakan persentase yang kecil dari biaya
pembangunan. Walaupun demikian sistem instalasi yang dipilih dalam
perancangan perlu memperhatikan dari segi ekonomi. Sistem instalasi sebagai
hasil perancangan dengan biaya yang paling rendah, yang memenuhi secara
efektif dapat menjadi pilihan. Biaya ini terdiri atas dua bagian yaitu biaya awal
pada pemasangan biaya dan biaya operasi. Biaya awal yang rendah karena
menggunakan material yang bermutu rendah sering mengakibatkan biaya energi
(KWh) dan pemeliharaan yang lebih tinggi dan umur material instalasi yang lebih
pendek.
5. Perkembangan teknik dan kemungkinan perluasan.
Kita memperhatikan kecendrungan pekembangan teknik, kondisi khusus
dari lokasi. Keinginan dan persyaratan penghuni rumah dan kemungkinan akan
adanya perluasan instalasi di kemudian hari.
6. Instalasi, operasi dan pemeliharaan
Unsur ini mempunyai dampak langsung terhadap unsur perkembangan
teknik dan kemungkinan perluasan. Setelah selesai instalasi, pengguna instalasi
harus dapat mengoprasikan dan memelihara instalasi tanpa menggunakan
perlengkapan yang khusus. Pelengkapan instalasi harus ditempatkan diruangan
yang terjangkau sehingga pengoprasian dan pemeliharaan dapat diruangan yang
terjangkau sehingga pengoperasian dan pemeliharaan dapat mudah dilaksanakan
tanpa biaya yang tinggi. Kemudahan pengontrolan dengan penempatan sarana
pengontrol yang mudah dicapai perlu diperhatikan.
7. Standar dan peraturan
Perencana harus mengetahui standar dan perlakuan langsung
berhubungan dengan instalasi maupun peraturan pemerintah daerah dan
lingkungan. Dalam unsur ini dapat disebut spesifikasi dan persyaratan yang
diterima dari pemesan yang arus dipenuhi seperti penjadwalan pemasangan,
pengadaan material dan persyaratan lain seperti memperhatikan lingkungan dan
estetika.
![Page 14: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/14.jpg)
1.6.2 Langkah-langkah perencanaan
Perencanaan instalasi listrik untuk bangunan didasarkan atas pengetahuan
beban listrik yang harus dipikul, beberapa besarnya daya, bagaimana
karakteristiknya serta kapan beban listrik itu harus dioperasikan. Jika pengetahuan
itu telah dimiliki maka dapat dirancang sirkit akhir yang dapat melayani beban
tersebut sesuai kebutuhannya. Beberapa titik beban dilayani oleh satu sirkit akhir
dari kotak hubung bagi, sedangkan kotak hubung bagi ini dapat suplai dari sirkit
cabang atau langsung dari panel hubung bagi utama.
Langkah-langkah dalam pembuatan perencanaan yang dapat memenuhi
pemakai instalasi adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan suatu gambar denah dari pembangunan atau pelataran dan
catat dimana beban akan ditempatkan dan besarnya beban. Data-data yang
diperlukan yaitu: beban tersambung dengan jumlah daya nominal kontinu dari
mesin, peranti, perlengkapan yang disambungkan pada instalasi atau sebagian
instalasi, kebutuhan listrik maksimum dimana kebutuhan yang terbesar yang
terjadi dalam jangka waktu tertentu dengan memperhitungkan semua kebutuhan
yang terjadi pada waktu yang sama.
2. Menentukan apakah tenaga listrik akan diminta dari perusahaan umum
atau dibangkitkan sendiri, apakah untuk sebagian atau seluruh beban yang sesuai
dengan keinginan konsumen dan didukung atas suatu studi ekonomik. Berkaitan
dengan keputusan ini ditentukan pula tingkat tegangan. Untuk tegangan rendah
220 V fase-1 atau 220/380 V fase 3 dan untuk tegangan 20.000 Volt fase-3
diperoleh dari perusahaan umum. Dengan adanya pembangkit sendiri perlu
ditentukan pula pola operasinya jika pembangkit sendiri hanya diperlukan untuk
melayani sebagian dari kebutuhannya. Jika ada pemikiran untuk dilaksanakannya
kerja paralel dengan jaringan perusahaan umum, maka harus diperoleh pengaturan
dan persetujuan tentang pertukaran energi antar kedua sistem.
3. Menentukan daya, jumlah dan tempat panel pembagi.Untuk ini perlu
adanya persiapan untuk dapat menampung perkembangan pada hari depan yang
dimasukkan dalam perancangan sekarang. Panel pembagi sebaiknya ditempatkan
pada titik pusat beban-beban yang akan disambungkan padanya.
![Page 15: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/15.jpg)
4. Menentukan sistem pengaman terhadap sentuh langsung atau tidak
langsung (tegangan sentuh). Menentukan sistem proteksi terhadap arus lebih.
Sistem pembumian dan sistem pengamanan terhadap sambaran petir dan proteksi
terhadap tegangan lebih harus dikaji secara terpadu karena yang satu
mempengaruhi yang lain.
5. Menentukan perhitungan susut tegangan dan pengaturan tegangan agar
mesin dan perlengkapan listrik dapat beroperasi dengan baik. Perhitungan ini
terkait pula dengan perbaikan faktor daya.
6. Membuat uraian perlengkapan yang diperlukan bagi instalasi
listrik.Dalam hal ini faktor keamanan pengoperasian dan penyesuaian terhadap
standar telah diperhatikan, termasuk faktor ekonomi.Tentukan bahwa daya dari
mesin dan perlengkapan instalasi telah memenuhi kebutuhan dilihat dari
kemampuan hantar arusnya sampai pada segi keamanannya.Uraian ini dilampiri
dengan diagram satu garis sehingga pemasok mendapat kejelasan dari apa yang
diminta.Suatu gambar instalasi lengkap perlu dibuat dengan jelas sehingga
kontraktor listrik tahu apa yang harus dipasang dan bagaimana tiap mesin dan
perlengkapan harus disambung pada fase yang mana.
1.6.3 Berkas Perencanaan Instalasi
Perencanaan instalasi listrik merupakan pegangan dan pedoman untuk
dilaksanakannya pemasangan suatu instalasi listrik. Perbaikan harus dibuat jelas,
serta mudah dibaca dan dipahami oleh pelaksana dilapangan. Karena itu gambar
perbaikan harus memenuhi ketentuan dan standar yang berlaku.
Selain itu uraian dan syarat pekerjaan yang ditetapkan oleh pemesan /
konsultan harus diperhatikan. Hal ini menyangkut mutu pekerjaan dan material
yang dipersyaratkan, jadwal pekerjaan dalam koordinasi dengan pekerjaan sipil
dan mekanik pada bangunan yang dikerjakan sesuai. Berkas perencanaan instalasi
listrik terdiri atas:
1. Gambar situasi, yang menunjukkan dengan jelas letak instalasi tersebut
akan dipasang dan penyambungan dengan sumber tegangan listrik.
2. Gambar instalasi yang meliputi :
![Page 16: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/16.jpg)
a. Rencana tata letak yang menunjukkan dengan jelas tata letak
perlengkapan listrik beserta sarana kendalinya (pelayanannya), seperti titik
lampu, stop kontak, sakelar motor listrik, PHB dan lain-lain.
b. Rencana hubungan Perlengkapan listrik dengan gawai
pengendaliannya seperti hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan
pengasutnya dan dengan gawai pengatur kecepatannya, yang merupakan
sebagian dari sirkit akhir atau cabang sirkit akhir.
c. Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir (tersebut dalam butir b)
dan PHB yang bersangkutan, ataupun pemberian tanda (keterangan yang
jelas) mengenai hubungan tersebut.
d. Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan
listrik.
3. Diagram garis tunggal, yang meliputi:
a. Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan
besaran nominal komponennya.
b. Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan
pembaginya.
c. Sistem pembumian dengan mengacu kepada PUIL 2000.
d. Ukuran dan jenis penghantar yang dipakai.
4. Gambar rinci yang meliputi :
a. Perkiraan ukuran fisik PHB.
b. Cara pemasangan perlengkapan listrik.
c. Cara pemasangan kabel.
d. Cara kerja instalasi listrik.
Gambar rinci dapat pula diganti dan atau dilengkapi dengan keterangan atau
uraian.
5. Bila dianggap perlu diberikan pula perhitungan teknis, yang meliputi
antara lain :
a. Susut tegangan.
b. Perbaikan faktor daya.
c. Beban terpasang dan kebutuhan maksimum.
![Page 17: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/17.jpg)
d. Tingkat penerangan.
6. Tabel bahan instalasi, yang meliputi :
a. Jumlah dan jenis kabel, penghantar dan perlengkapan.
b. Jumlah dan jenis perlengkapan Bantu.
c. Jumlah dan jenis PHB.
d. Jumlah dan jenis luminer lampu.
1.7 Audit Teknis Instalasi
Audit teknis instalasi listrik adalah mempelajari dan mengkaji ulang sistem
kelistrikan, yang meliputi pendataan beban-beban yang ada, luas penampang
penghantar dan pengaman MCB yang digunakan. Audit teknis instalasi perlu
dilakukan untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan bagi penggunanya,
menghidari bahaya kebakaran dan bertujuan memberikan bantuan kepada
manajemen teknisi bagian sarana prasarana pemeliharaan instalasi listrik dalam
melaksanakan tanggung jawab secara efektif mencakup pula perkembangan
pemakian energi listrik, Terjadinya penambahan beban dan pemakaian energi
listrik tidak diikuti dengan perencanaan instalasi listrik yang sesuai, sehingga
operasional peralatan tidak berjalan optimal dan audit instalasi listrik agar
memudahkan pemeliharaan pada instalasi sistem listriknya, Oleh karena itu maka
perlu dilakukan audit teknis instalasi listrik.
Secara umum langkah-langkah melakukan audit teknis instalasi adalah
sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data mengenai seluruh pemakaian energi listrik dan
instalasi listrik pada suatu area untuk dievaluasi.
2. Melakukan analisa terhadap pemakaian energi listrik dengan instalasi
listrik yang ada. Ini bertujuan untuk melihat apakah penggunaan energi listrik
dengan instalasi listrik yang ada masih rasional atau berlebihan.
3. Membuat laporan tertulis mengenai data yang telah terkumpul dan hasil
dari analisa terhadap instalasi listrik yang ada.
4. Memberikan rekomendasi mengenai hasil audit teknis instalsi listrik
kepada perusahan terkait.
![Page 18: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/18.jpg)
1.8 Rumus Besar Daya, Arus Total, dan Luas Penampang kabel
Menghitung besar daya dengan rumus (Stevenson,1983):
S = P/ Cosφ
Dengan :
S : Daya semu (VA)
P : Daya aktif (watt)
Cosφ : Faktor daya (0,85)
Menentukan langkah-langkah perencanaan instalasi yang tepat menghitung
besarnya kapasitas pengaman (PUIL 2000). Jika I1 > I2 > I3 > I4 > In
I total = X.(I1 + I2 + I3 + I4 + In)
Sehingga Kapasitas CB ≥ Itotal tapi CB < KHA kabel.
Dengan:
I1 = Arus yang mengalir pada beban 1
I2 = Arus yang mengalir pada beban 2
I3 = Arus yang mengalir pada beban 3
I4 = Arus yang mangalir pada beban 4
In = Arus yang mengalir pada beban ke-n
Itotal = Arus total yang mengalir pada beban
X = Arus starting dari alat yang arus normalnya paling besar
Menghitung besarnya luas penampang kabel (Kadir, 2006)
S =
2 . L . Inev .V . η
Dengan :
S = Luas penamapang Kabel (mm2)
L = Panjang saluran (m)
In = Arus beban (ampere)
ev = Rugi-rugi tegangann (volt)
V = Tegangan (volt)
η = Hantaran jenis (ohm)
![Page 19: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/19.jpg)
BAB II
Hasil dan Analisa
2.1 Sistem Kelistrikan di RSUD Kapal
Rumah Sakit Umum Daerah kapal dibangun pada tahun 2004 diatas lahan
luas tanah 5 hektar, memiliki 4 gedung diantaranya gedung bertingkat lantai 2
sampai lantai 3 dimana fungsi tiap gedung berbeda-beda.
Sistem kelistrikan diRSUD Kapal disuplai dari daya listrik PLN yaitu dari
Gardu induk kapal dengan daya sebesar 164000 VA / 3 phasa. Secara garis besar
penggunaan energi listrik RSUD Kapal dibedakan menjadi 2 bagian utama.
Penggunaan energi listrik yang pertama digunakan untuk mensuplai daya sistem
penerangan. Penggunaan energi listrik yang kedua adalah sebagai catu daya.
Apabila terjadi ganguan atau pemadaman listrik dari PLN, RSUD Kapal juga
mempunyai generator 3 phasa dengan kapasitas 630 KVA .
Pada saat peralihan menggunakan sistem control Autometic Timing swith
(ATS) sistem control yang mengatur peralihan daya listrik dari daya listrik utama
menglami pemadaman ke sistem daya listrik cadangan dan secara otomatis akan
mengembalikan suplay daya utama PLN, apabila listrik PLN sudah normal dan
akan memutuskan suplai daya dari daya listrik cadangan.
2.2 Penggunaan energi listrik di RSUD Kapal
Sistem pencahayaan di RSUD Kapal menggunakan penerangan alami dan
buatan. Penerangan alami memanfaatkan sinar matahari sebagai penerangan
disiang hari. Sedangkan pada saat diperlukan penerangan tambahan maka
digunakan lampu.
Sistem pengkondisian udara diRSUD Kapal mengunakan pendingin ruangan
(AC), serta kipas angin pada ruangan – ruangan yang membutuhkan suhu dan
kelembaban tertentu digunakan sistem pendingin yang sesuai, misalnya pada
ruangan operasi memerlukan suhu 22oC sampai 25oC dengan kelembaban
mencapai 50% sampai 60% (Depkes RI,1992). Hal ini diperlukan agar kegiatan
operasi berjalan dengan baik.
![Page 20: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/20.jpg)
Peralatan medis yang menggunakan energi listrik yaitu: ECG, Sucient
pump, Bedside minitor, Auto clave, general XRay, Dental Xray, CT scan,
stimulator, Blood bank, Tread mil, Ventilator, CSSD, Examination, APF,
Defrilator, Minor sterilisator, lampu tindakan.
2.3 Penentuan Besar Daya Tiap Panel
Besar daya tiap panel ditentukan total beban dari jumlah peralatan medik
maupun non medik yang terdapat pada tiap panel. Pada instalasi sistem
penerangan 1 gedung UGD rumah sakit. Daya pada panel ditentukan dari jumlah
beban yang terpasang pada gedung rumah sakit.
* Panel penerangan 1:
1. Lampu TL 1 x 40 W 14 titik (560 W)
2. Lampu TL 1 x 20 W 24 titik (480 W)
3. Stop Kontak 200 VA 22 titik (4400 W)
4. Lampu downlight 1 x 25 W 14 titik (350 W)
5.Lampu pijar 1 x 40 W 4 titik (160 W)
Sehingga besarnya daya pada panel penerangan 1 adalah: 560 + 480 + 4400 + 350
+ 160 = 5950 W.
Untuk dapat menganalisis daya semu (VA) dari beban yang terpasang
pada panel penerangan 1 maka digunakan rumus sebagai berikut:
S= PCosφ
Jadi daya semu (VA) pada panel penerangan 1 yang terpasang adalah:
S=59500,85
=7000 VA
* Panel penerangan 2:
1. Lampu TL 1 x 40 W 12 titik (480 W)
2. Lampu TL 1 x 20 W 19 titik (380 W)
3. Stop Kontak 200 VA 16 titik (3200 W)
4. Lampu downlight 1 x 25 W 30 titik (750 W)
5. Lampu sorot 1 x 80 W 8 titik (640 W)
![Page 21: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/21.jpg)
6. Lampu pijar 1 x 40 W 6 titik (240W)
Sehingga besarnya daya pada panel penerangan 2 adalah: 480 + 380 + 3200 + 750
+ 640 + 240 = 5690 W
Untuk dapat menganalisis daya semu (VA) dari beban yang terpasang
pada panel penerangan 2 maka digunakan rumus sebagai berikut:S=P
Cosφ
Jadi daya semu (VA) pada panel penerangan 2 yang terpasang adalah:
S=56900,85
=66941,11VA
* Panel AC 1:
1. AC 2 pk ( 1,950 W )
2. AC 4 pk 3,900 W 4 buah (15600 W )
Sehingga besarnya daya pada panel AC1 adalah: 1950 + 15600 = 17550 W.
Untuk dapat menganalisis daya semu (VA) dari beban yang terpasang
pada panel AC 1 maka digunakan rumus sebagai berikut:
S= PCosφ
Jadi daya semu (VA) pada panel AC 1 yang terpasang adalah:
S=175500,85
=20647,05 VA
* Panel AC 2:
1. AC 2 pk ( 1,950 W )
2. AC 4 pk 3,900 W 3 buah (11,700W )
3 AC 8 pk 7,800 W 2 buah (15,600W)
Sehingga besarnya daya pada panel AC 2 adalah: 1950 + 11700 + 15600 = 29250
W.
Untuk dapat menganalisis daya semu (VA) dari beban yang terpasang
pada panel AC 2 maka digunakan rumus sebagai berikut:
S= PCosφ
![Page 22: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/22.jpg)
Jadi daya semu (VA) pada panel AC 2 yang terpasang adalah:
S=292500,85
=34441,7 VA
* Panel First AID:
1. Sucient pump 350W 3 buah (1050 W)
2. ECG 100W 2 buah (200 W)
3. Bedside monitor 300W 5 buah (1500W)
4. Minor Sterilisator 700W 3 buah (2100W)
5. Auto clave 3000W 2 buah (6000W)
6. Lampu tindakan 500W 3 buah (1500 W)
7. USG (2200W)
8. TV 100W 2 buah (200W)
10. Komputer 500W 2 buah (1000W)
Sehingga besarnya daya pada panel First AID adalah: 1050 + 200+ 1500 + 2100 +
6000 + 1500 + 2200 + 200 + 1000 = 15750W.
Untuk dapat menganalisis daya semu (VA) dari beban yang terpasang
pada panel First AID maka digunakan rumus sebagai berikut:
S= PCosφ
Jadi daya semu (VA) pada panel First AID yang terpasang adalah:
S=157500,85
=18529,41 VA
* Panel X Ray:
1. General X Ray 50,000W 2 buah (100,000 W)
2. Dental X Ray 1500W 2 buah (3000 W)
3. Mobile X Ray 2500W 2 buah (5000 W)
4. CT Scan ( 50,000 W )
5. Stimulator ( 50,000 W )
6. Komputer (500W)
7. TV (100W)
![Page 23: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/23.jpg)
Sehingga besarnya daya pada panel X Ray adalah: 100.000 + 3000+ 5000 +
50,000 + 50,000 + 500 + 100 =208600 W.
Untuk dapat menganalisis daya semu (VA) dari beban yang terpasang
pada panel X Ray maka digunakan rumus sebagai berikut:S=P
Cosφ
Jadi daya semu (VA) pada panel X Ray yang terpasang adalah:
S=2086000,85
=245411,76 VA
* Panel Lab:
1. Blood bank 1500W 3 buah (4500 W)
2. Tread mil (2000 W)
3. Kulkas 150W 4 buah (600W)
4. Ventilator 500W 4 buah (2000W)
5. Komputer 500W 4 buah (2000W)
6. TV (100 W)
Sehingga besarnya daya pada panel Lab adalah: 4500 + 2000 + 600 + 2000 +
2000 + 100 = 11200 W.
Untuk dapat menganalisis daya semu (VA) dari beban yang terpasang
pada panel Lab maka digunakan rumus sebagai berikut:
S= PCosφ
Jadi daya semu (VA) pada panel Lab yang terpasang adalah:
S=112000,85
=13176,47 VA
* Panel CSSD:
1. CSSD 24000W 2 buah (48000 W)
2. TV (100 W)
3. Komputer (500 W)
Sehingga besarnya daya pada panel CSSD adalah: 48000 + 100 + 500 = 48600 W.
![Page 24: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/24.jpg)
Untuk dapat menganalisis daya semu (VA) dari beban yang terpasang
pada panel CSSD maka digunakan rumus sebagai berikut:
S= PCosφ
Jadi daya semu (VA) pada panel CSSD yang terpasang adalah:
S= 486000,85
=57176,47 VA
* Panel bedah 1:
1. Examination lamp (350 W)
2. Kulkas (150 W)
3. APF (3000W)
4. Defibrilator 500W 2 buah (1000W)
5. Komputer 500W 2 buah (1000W)
6. Ventilator 500W 2 buah (1000 W)
7. ECG (100W)
Sehingga besarnya daya pada panel Bedah 1 adalah: 350 + 150 + 3000 + 1000 +
1000 + 1000 + 100 = 7500 W.
Untuk dapat menganalisis daya semu (VA) dari beban yang terpasang
pada panel Bedah 1 maka digunakan rumus sebagai berikut:
S= PCosφ
Jadi daya semu (VA) pada panel Bedah 1 yang terpasang adalah:
S=75000,85
=8823,52 VA
* Panel bedah 2:
1. Examination lamp (350 W)
2. Kulkas (150 W)
3. APF (3000W)
4. Defibrilator 500W 2 buah (1000W)
5. Komputer 500W 2 buah (1000W)
![Page 25: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/25.jpg)
6. Ventilator 500W 2 buah (1000 W)
7. ECG (100W)
Sehingga besarnya daya pada panel Bedah 2 adalah: 350 + 150 + 3000 + 1000 +
1000 + 1000 + 100 = 7500 W.
Untuk dapat menganalisis daya semu (VA) dari beban yang terpasang
pada panel Bedah 2 maka digunakan rumus sebagai berikut:
S= PCosφ
Jadi daya semu (VA) pada panel Bedah 2 yang terpasang adalah:
S=75000,85
=8823,52 VA
Tabel 2.1 Besar daya tiap panel
2.4 Penentuan Kapasitas Pengaman
Kapasitas Pengaman yang digunakan masih berpedoman pada gambar awal
dari perencanaan instalasi. Penambahan peralatan medis dan non medis akan
![Page 26: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/26.jpg)
menambah beban listrik pada Gedung UGD Rumah sakit. Maka Perlu dilakukan
perhitungan untuk menentukan kapasitas pengaman yang digunakan agar
keamanan terjamin.
Penentuan kapasitas pengaman yang sesuai dengan besar daya yang
terpasang tiap panel, perhitungannya menggunakan rumus :
Itotal = X.(I1+ I2 + I3 + I4 + In)
* Penentuan kapasitas pengaman induk pada panel penerangan 1 sebagai berikut:
1. Lampu TL 1 x 40 W 14 titik (2,55A)
2. Lampu TL 1 x 20 W 24 titik (2,18A)
3. Stop Kontak 200 VA 22 titik (20 A)
4. Lampu downlight 1 x 25 W 14 titik (1,59A)
5. Lampu pijar 1 x 40 W 4 titik (1 A)
Maka kapasitas pengaman pada panel penerangan 1 adalah:
I.total = 1,5 (2,55 + 2,18 + 20 + 1,59 + 1) = 40A
Jadi kapasitas pengaman untuk panel penerangan 1 yang sesuai dengan pengaman
yang ada dipasaran yang mendekati dengan hasil perhitungan adalah 40 A
* Penentuan kapasitas pengaman induk pada panel penerangan 2 sebagai berikut:
1. Lampu TL 1 x 40 W 12 titik (2,5 A)
2. Lampu TL 1 x 20 W 19 titik (1,7 A)
3. Stop Kontak 200 VA 16 titik (14,5A)
4. Lampu downlight 1 x 25 W 30 titik (4 A)
5. Lampu sorot 1 x 80 W 8 titik (3,4 A)
6. Lampu pijar 1 x 40 W 6 titik (1 A)
Maka kapasitas pengaman pada panel penerangan 2 adalah:
I.total = 1,5 (2,5+ 1,7 + 14,5, + 4 + 3,4 + 1) = 40,6 A
Jadi kapasitas pengaman untuk panel penerangan 2 yang sesuai dengan pengaman
yang ada dipasaran yang mendekati dengan hasil perhitungan adalah 32 A
* Penentuan kapasitas pengaman induk pada panel AC 1 sebagai berikut:
1. AC 2 pk ( 3,48 A )
2. AC 4 pk 3,900 W 4 buah (27,91 A )
![Page 27: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/27.jpg)
Maka kapasitas pengaman pada panel AC 1 adalah:
I.total = 1,5 ( 3,48 + 27,91) = 47,8 A
Jadi kapasitas pengaman untuk panel AC1 yang sesuai dengan pengaman yang
ada dipasaran yang mendekati dengan hasil perhitungan adalah 50 A
* Penentuan kapasitas pengaman induk pada panel AC 2 sebagai berikut:
1. AC 2 pk ( 3,48 A )
2. AC 4 pk 3,900 W 3 buah (20,94 A )
3 AC 8 pk 7,800 W 2 buah (27,92 A)
Maka kapasitas pengaman pada panel AC 2 adalah:
I.total = 1,5 ( 3,48 + 20,94 + 27,92) = 78,51 A
Jadi kapasitas pengaman untuk panel AC 2 yang sesuai dengan pengaman yang
ada dipasaran yang mendekati dengan hasil perhitungan adalah 100A
* Penentuan kapasitas pengaman induk pada Panel First AID sebagai berikut:
1. Sucient pump 350W 3 buah ( 5,61 A )
2. ECG 100W 2 buah ( 1 A )
3. Bedside monitor 300W 5 buah ( 8 A )
4. Minor Sterilisator 700W 3 buah (11,22 A )
5. Auto clave 3000W 2 buah (10,73 A )
6. Lampu tindakan 500W 3 buah (8 A )
7. USG (3,93 A )
8. TV 100W 2 buah ( 1A )
10. Komputer 500W 2 buah (5,34)
Maka kapasitas pengaman pada panel First AID adalah:
I.total = 1,5 (5,6 + 1 + 8 + 11,22 + 10,73 + 8 + 3,93 + 1 + 5,34) = 82,23 A
Jadi kapasitas pengaman untuk Panel First AID yang sesuai dengan pengaman
yang ada dipasaran yang mendekati dengan hasil perhitungan adalah 100A
Dari hasil perhitungan untuk kapasitas pengaman pada Panel Firt AID harus
dilakukan penggantian kapasitas pengaman yang lebih besar yaitu 100A, Karena
![Page 28: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/28.jpg)
beban listrik yang terpasang sudah melewati kapasitas pengaman yang terpasang
dilapangan yaitu 50A
* Penentuan kapasitas pengaman induk pada Panel X Ray sebagai berikut:
1. General X Ray 50,000W 2 buah (178,9 A)
2. Dental X Ray 1500W 2 buah (5,36 A)
3. Mobile X Ray 2500W 2 buah (8,94A)
4. CT Scan ( 89,49 A )
5. Stimulator ( 89,49 A )
6. Komputer (1,A)
7. TV (1 A )
Maka kapasitas pengaman pada panel X Ray adalah:
I.total = 1,5 ( 178,9 + 5,36 + 8,94 + 89,49 + 89,49 + 1 + 1) = 561.27A
Jadi kapasitas pengaman untuk Panel X Ray yang sesuai dengan pengaman yang
ada dipasaran yang mendekati dengan hasil perhitungan adalah 600 A
Dari hasil perhitungan untuk kapasitas pengaman pada Panel X Ray harus
dilakukan penggantian kapasitas pengaman yang lebih besar yaitu 600A, Karena
beban listrik yang terpasang sudah melewati kapasitas pengaman yang terpasang
dilapangan yaitu 150A.
* Penentuan kapasitas pengaman induk pada Panel Lab.sebagai berikut:
1. Blood bank 1500W 3 buah (8 A)
2. Tread mil (3,57 A)
3. Kulkas 150W 4 buah (3,2 A)
4. Ventilator 500W 4 buah (10,6 A)
5. Komputer 500W 4 buah (10,6 A)
6. TV (1 A)
Maka kapasitas pengaman pada panel Lab. adalah:
I.total = 1,5 ( 8 + 3,57 + 3,2 + 10,6 + 10,6 + 1) = 55,45 A
Jadi kapasitas pengaman untuk Panel Lab. yang sesuai dengan pengaman yang
ada dipasaran yang mendekati dengan hasil perhitungan adalah 70A
![Page 29: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/29.jpg)
Dari hasil perhitungan untuk kapasitas pengaman pada Panel Lab harus dilakukan
penggantian kapasitas pengaman yang lebih besar yaitu 70A, Karena beban listrik
yang terpasang sudah melewati kapasitas pengaman yang terpasang dilapangan
yaitu 50A.
* Penentuan kapasitas pengaman induk pada Panel CSSD sebagai berikut:
1. CSSD 24000W 2 buah (85,91 A)
2. TV (1 A)
3. Komputer (2 A)
Maka kapasitas pengaman pada panel CSSD adalah:
I.total = 1,5 (85,91 + 1 + 2) = 133,3 A
Jadi kapasitas pengaman untuk Panel CSSD yang sesuai dengan pengaman yang
ada dipasaran yang mendekati dengan hasil perhitungan adalah 150 A
Dari hasil perhitungan untuk kapasitas pengaman pada Panel CSSD harus
dilakukan penggantian kapasitas pengaman yang lebih besar yaitu 150A, Karena
beban listrik yang terpasang sudah melewati kapasitas pengaman yang terpasang
dilapangan yaitu 100A
* Penentuan kapasitas pengaman induk pada Panel Bedah 1 sebagai berikut:
1. Examination lamp ( 1,8A )
2. Kulkas (1 A )
3. APF (5,36 A)
4. Defibrilator 500W 2 buah (5,34 A)
5. Komputer 500W 2 buah (5,34 A )
6. Ventilator 500W 2 buah (5,34 A )
7. ECG (1A )
Maka kapasitas pengaman pada panel Bedah 1 adalah:
I.total = 1,5 (1,8 + 1 + 16 + 5,36 + 5,34 + 5,34 + 1) = 43 A
Jadi kapasitas pengaman untuk Panel Bedah 1 yang sesuai dengan pengaman yang
ada dipasaran yang mendekati dengan hasil perhitungan adalah 50.
![Page 30: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/30.jpg)
Dari hasil perhitungan untuk kapasitas pengaman pada Panel Bedah 1 harus
dilakukan penggantian kapasitas pengaman yang lebih besar yaitu 50A, Karena
beban listrik yang terpasang sudah melewati kapasitas pengaman yang terpasang
dilapangan yaitu 32 A
* Penentuan kapasitas pengaman induk pada Panel Bedah 2 sebagai berikut:
1. Examination lamp (1,8A)
2. Kulkas (1A)
3. APF (5,36 A )
4. Defibrilator 500W 2 buah (5,36 A)
5. Komputer 500W 2 buah (5,36A )
6. Ventilator 500W 2 buah (5,36 A)
7. ECG (1)
Maka kapasitas pengaman pada panel Bedah 2 adalah:
I.total = 1,5 (1,8 + 1 + 5,36 + 5,36+ 5,36 + 5,36 + 1) = 43 A
Jadi kapasitas pengaman untuk Panel Bedah 2 yang sesuai dengan pengaman yang
ada dipasaran yang mendekati dengan hasil perhitungan adalah 50A
Dari hasil perhitungan untuk kapasitas pengaman pada Panel Bedah 2 harus
dilakukan penggantian kapasitas pengaman yang lebih besar yaitu 50A, Karena
beban listrik yang terpasang sudah melewati kapasitas pengaman yang terpasang
dilapangan yaitu 32 A
Tabel 2.2 kapasitas pengaman induk tiap panel
![Page 31: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/31.jpg)
2.5 Penentuan Luas Penampang Penghantar
Penghantar Kabel yang digunakan Di Rumah Sakit Umum Daerah Kapal
Menggunakan Kabel jenis NYY dan NYM. Dan masih menggunakan tipe kabel
yang sama pada awal perencanaan.
Menentukan ukuran Luas Penampang Penghantar (Kabel) yang sesuai
kapasitas panel yang diperoleh dari total beban, perhitungan menggunakan rumus:
S =
2 . L . Inev .V . η
Penentuan ukuran kabel pada panel Penerangan 1 dengan panjang kabel
(L) = 100 m, ev = 0,025 V, Tegangan 380 V dan daya hataran jenis untuk tembaga
(η) = 56, arus yang digunakan dihitung dengan rumus :
Besarnya arusnya : I =
PV .√3. cos ϕ =
5950380 .√3 . 0 ,85 = 10,6 A
![Page 32: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/32.jpg)
Besarnya ukuran kabel: S =
2 . L . Inev .V . η =
2.125 .10 , 60 , 025. 380. 56 = 4,94 mm2
Maka besarnya ukuran kabel yang dipergunakan 4 x 5 mm2 ( berdasarkan katalog
kabel NYY merk Supreme).
Penentuan ukuran kabel pada panel Penerangan 2 dengan panjang kabel
(L) = 125 m, ev = 0,025 V, Tegangan 380 V dan daya hataran jenis untuk tembaga
(η) = 56, arus yang digunakan dihitung dengan rumus :
Besarnya arusnya : I =
PV .√3. cos ϕ =
5690380 .√3 . 0 ,85 = 10,17 A
Besarnya ukuran kabel: S =
2 . L . Inev .V . η =
2. 125.10 ,170. 025. 380. 56 = 4,78 mm2
Maka besarnya ukuran kabel yang dipergunakan 4 x 5 mm2 ( berdasarkan katalog
kabel NYY merk Supreme).
Penentuan ukuran kabel pada panel AC 1 dengan panjang kabel (L) = 75
m, ev = 0,025 V, Tegangan 380 V dan daya hataran jenis untuk tembaga (η) = 56,
arus yang digunakan dihitung dengan rumus :
Besarnya arusnya : I =
PV .√3. cos ϕ =
17550380 .√3 . 0 ,85 = 31,37 A
Besarnya ukuran kabel: S =
2 . L . Inev .V . η =
2.75. 31 ,370 , 025. 380. 56 = 8,84 mm2
Maka besarnya ukuran kabel yang dipergunakan sebesar 4 x 10 mm2 (berdasarkan
katalog kabel NYY merk Supreme).
Penentuan ukuran kabel pada panel AC 2 dengan panjang kabel (L) = 100
m, ev = 0,025 V, Tegangan 380 V dan daya hataran jenis untuk tembaga (η) =56,
arus yang digunakan dihitung dengan rumus :
Besarnya arusnya : I =
PV .√3. cos ϕ =
29250380 .√3 . 0 ,85 = 52,58 A
![Page 33: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/33.jpg)
Besarnya ukuran kabel: S =
2 . L . Inev .V . η =
2.100.52 ,580 , 025. 380. 56 = 19,76 mm2
Maka besarnya ukuran kabel yang dipergunakan sebesar 4 x 25 mm2
(berdasarkan katalog kabel NYY merk Supreme).
Penentuan ukuran kabel pada panel Firt AID dengan panjang kabel (L) =
150 m, ev = 0,025 V, Tegangan 380 V dan daya hataran jenis untuk tembaga (η) =
56, arus yang digunakan dihitung dengan rumus :
Besarnya arusnya : I =
PV .√3. cos ϕ =
15750380 .√3 . 0 ,85 = 28,15 A
Besarnya ukuran kabel: S =
2 . L . Inev .V . η =
2. 150.28 ,150 , 025. 380 .56 = 15,87 mm2
Maka besarnya ukuran kabel yang dipergunakan 4 x 16 mm2 ( berdasarkan
katalog kabel NYY merk Supreme).
Penentuan ukuran kabel pada panel X Ray dengan panjang kabel (L) = 85
m, ev = 0,025 V, Tegangan 380 V dan daya hataran jenis untuk tembaga (η) = 56,
arus yang digunakan dihitung dengan rumus :
Besarnya arusnya : I =
PV .√3. cos ϕ =
208600380 .√3 . 0 ,85 = 372,86 A
Besarnya ukuran kabel: S =
2 . L . Inev .V . η =
2. 85.372 ,860 ,025 .380 .56 = 119,14 mm2
Maka besarnya ukuran kabel yang dipergunakan 4 x 120 mm2
( berdasarkan katalog kabel NYY merk Supreme).
Pada panel instalasi X Ray dari hasil perhitungan terdapat perbedaan luas
penampang penghantar yang digunakan yaitu 4 x 120 mm2, sedangkan yang
dipergunakan dilapangan 4 x 35 mm2, maka harus dilakukan pergantian luas
penampang penghantar.
![Page 34: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/34.jpg)
Penentuan ukuran kabel pada panel Lab dengan panjang kabel (L) = 95 m,
ev = 0,025 V, Tegangan 380 V dan daya hataran jenis untuk tembaga (η) = 56,
arus yang digunakan dihitung dengan rumus :
Besarnya arusnya : I =
PV .√3. cos ϕ =
11200380 .√3 . 0 ,85 = 20,01 A
Besarnya ukuran kabel: S =
2 . L . Inev .V . η =
2.95 .20 , 010 , 025. 380. 56 = 7,14 mm2
Maka besarnya ukuran kabel yang dipergunakan 4 x 10 mm2 ( berdasarkan
katalog kabel NYY merk Supreme).
Penentuan ukuran kabel pada panel CSSD dengan panjang kabel (L) = 100
m, ev = 0,025 V, Tegangan 380 V dan daya hataran jenis untuk tembaga (η) = 56,
arus yang digunakan dihitung dengan rumus :
Besarnya arusnya : I =
PV .√3. cos ϕ =
48600380 .√3 . 0 ,85 = 86,87 A
Besarnya ukuran kabel : S =
2 . L . Inev .V . η =
2. 100.86 ,870 , 025 .380 .56 = 32,65 mm2
Maka besarnya ukuran kabel yang dipergunakan sebesar 4 x 35 mm2
( berdasarkan katalog kabel NYY merk Supreme).
Pada panel instalasi CSSD dari hasil perhitungan terdapat perbedaan luas
penampang penghantar yang digunakan yaitu 4 x 120 mm2, sedangkan yang
dipergunakan dilapangan 4 x 35 mm2, maka harus dilakukan pergantian luas
penampang penghantar.
Penentuan ukuran kabel pada panel Bedah 1 dengan panjang kabel (L) =
100 m, ev = 0,025 V, Tegangan 380 V dan daya hataran jenis untuk tembaga (η) =
56, arus yang digunakan dihitung dengan rumus :
Besarnya arusnya : I =
PV .√3. cos ϕ =
7500380 .√3 . 0 ,85 = 13,40 A
![Page 35: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/35.jpg)
Besarnya ukuran kabel: S =
2 . L . Inev .V . η =
2. 100.13 ,400 , 025 .380 .56 = 5,03 mm2
Maka besarnya ukuran kabel yang dipergunakan sebesar 4 x 6 mm2 ( berdasarkan
katalog kabel NYY merk Supreme).
Penentuan ukuran kabel pada panel Firt AID dengan panjang kabel (L) =
100 m, ev = 0,025 V, Tegangan 380 V dan daya hataran jenis untuk tembaga (η) =
56, arus yang digunakan dihitung dengan rumus :
Besarnya arusnya : I =
PV .√3. cos ϕ =
7500380 .√3 . 0 ,85 = 13,40 A
Besarnya ukuran kabel: S =
2 . L . Inev .V . η =
2. 100.13 ,400 ,025 .380 .56 = 5,03 mm2
Maka besarnya ukuran kabel yang dipergunakan sebesar 4 x 6 mm2 ( berdasarkan
katalog kabel NYY merk Supreme).
Tabel 4.3 Besar luas penampang kabel MDP ke DP
![Page 36: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/36.jpg)
Pada instalasi First AID, X- Ray dan CSSD terdapat perbedaan luas
penampang penghantar yang digunakan dengan hasil perhitungan, Karena dalam
perhitungan digunakan total beban yang terpasang dipanel tersebut. Untuk
menjamin keamanan dari instalasi Rumah Sakit maka ukuran penghantar harus
disesuaikan dengan beban yang ada.
Untuk penghantar terdapat beberapa panel luas penampangnya tidak sesuai
dengan total beban terpasang yang terpasang dipanel tersebut. Jika beban yang
digunakan secara bersamaan. Maka untuk menghindari terjadinya gangguan
karena kemampuan antar arus dari penghantar yang digunakan tidak mencukupi
maka sebaiknya perlu dilakukan pergantian luas penampang penghantar seperti
telah yang diperhitungkan.
Demikan juga dengan kapasitas pengaman dimana kapasitas pengaman yang
ada pada beberapa panel tidak mencukupi sehingga dikhawatirkan jika beban
yang ada semuanya terpakai maka akan sring terjadi trip pada kapasitas pengaman
sehingga pelayanan di rumah sakit terganggu. Maka sebaiknya kapasitas
pengaman diganti dengan yang lebih besar yang sesuai dengan perhitungan. Panel
– panel tersebut diantaranya panel Fisrt AID, X Ray, dan CSSD. Dari audit
instalasi listrik dilakukan diharapkan instalasi listrik di RSUD Kapal tidak
mengalami gangguan dan operasional peralatan berjalan dengan baik.
![Page 37: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/37.jpg)
BAB III
Simpulan
Dari hasil analisis dan perhitungan instalasi listrik di UGD Rumah Sakit
Umum Daerah Kapal maka didapat beberapa simpulan yaitu:
1. Dari hasil audit teknis instalasi listrik dengan kondisi peralatan seperti
sekarang ini perlu dilakukan perbaikan dan penyesuaian, terlihat bahwa instalasi
listrik di UGD RSUD Kapal tidak aman dan tidak layak pada saat kondisi
emergenzy.
2. Instalasi First AID dengan total beban 14550 W, Luas penampang
penghantar yang digunakan NYY 4 x 10 mm2, sedangkan dari hasil perhitungan
diperoleh luas penampang penghantar sebesar 4 x 16 mm2. Instalasi X Ray dengan
total beban 208600 W, Luas penampang penghantar yang digunakan NYY 4 x 35
mm2, sedangkan dari hasil perhitungan diperoleh luas penampang penghantar
sebesar 4 x 125 mm2. Instalasi CSSD dengan total beban 48600 W, Luas
penampang penghantar yang digunakan NYY 4 x 25 mm2, sedangkan dari hasil
perhitungan diperoleh luas penampang penghantar sebesar 4 x 35 mm2.
Dari data diatas terdapat perbedaan luas penampang penghantar maka
perlu dilakukan pergantian luas penampang penghantar sesuai perhitungan karena
berpengaruh pada kemampuan hantar arus kabel.
3. Panel instalasi First AID dengan total beban 14550 W, besar kapasitas
pengaman yang digunakan 50 A, sedangkan dari hasil perhitung diperoleh besar
kapasitas pengaman 100 A. Panel instalasi X Ray dengan total beban 208600 W,
besar kapasitas pengaman yang digunakan 150 A, sedangkan dari hasil perhitung
diperoleh besar kapasitas pengaman 600 A. Panel instalasi CSSD dengan total
beban 48600 W, besar kapasitas pengaman yang digunakan 100 A, sedangkan dari
hasil perhitung diperoleh besar kapasitas pengaman 150 A. Dari data diatas
terdapat perbedaan besar kapasitas pengaman maka perlu dilakukan pergantian
kapasitas pengaman sesuai perhitungan dilihat dari total beban tiap panel.
![Page 38: Paper Audit](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022062305/55cf9709550346d0338f6be6/html5/thumbnails/38.jpg)
PAPER AUDIT TEKNIS INSTALASI LISTRIK DALAM RANGKA
PENGEMBANGAN RSUD KAPAL
Oleh:
I Dewa Gde Yaya Putra Pratama
1104405040
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2014