Web viewDalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan. ......

23

Click here to load reader

Transcript of Web viewDalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan. ......

Page 1: Web viewDalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan. ... (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika)

KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dengan memanjatkan syukur kehadirat-

Nya karena hanya perkenan-Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini

dengan segala bentuk kesederhaannya.

Dalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan

hambatan. Hal ini di sebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan literatur yang penulis

miliki. Namun demikian berkat adanya bantuan serta sumbangan tenaga dan pikiran dari

berbagai pihak maka makalah ini dapat terwujud. Perlu diketahui bahwa makalah ini berjudul

“Aliran Empirisme” yang penulis buat untuk memenuhi tugas dari Pak Dodi Hartanto, M.Pd.

untuk mata kuliah Introduction to Education pada semester 2.

Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu

penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya bila terdapat kesalahan penulisan. Semoga

amal kebajikan yang telah di berikan kepada penulis dapat bernilai ibadah di sisi-Nya dan

mendapat pahala yang berlipat ganda. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat

memberikan manfaat kepada pembaca, khususnya kepada penulis sendiri.

Yogyakarta, 13 Mei 2014

Penulis

1

Page 2: Web viewDalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan. ... (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

I. PENDAHULUAN 3

A. LATAR BELAKANG 3

B. RUMUSAN MASALAH 3

C. TUJUAN 3

II. PEMBAHASAN 4

A. PENGERTIAN ALIRAN EMPIRISME 4

B. TOKOH PERINTIS ALIRAN EMPIRISME 8

C. POKOK-POKOK ALIRAN EMPIRISME 12

D. PENERAPAN ALIRAN EMPIRISME DALAM

DUNIA PENDIDIKAN 13

III. PENUTUP 15

A. KESIMPULAN 15

B. SARAN 15

DAFTAR PUSTAKA 16

2

Page 3: Web viewDalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan. ... (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika)

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai pada zaman Yunani Kuno, dan

dengan kontribusi berbagai bagian dunia lainnya, akhirnya berkembang pesat di Eropa dan

Amerika Serikat. Oleh karena itu, baik aliran-aliran klasik maupun gerakan-gerakan baru

dalam pendidikan pada umumnya berasal dari kedua kawasan itu. Pemikiran-pemikiran itu

tersebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Salah satu dari berbagai aliran klasik pendidikan yakni Aliran Empirisme. Aliran ini

mengatakan bahwa perkembangan anak tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawaan

anak yang dibawa semenjak lahir tidak dianggap penting. Aliran ini dikemukakan oleh

beberapa pakar filsafat diantaranya John Locke.

Dalam perkembangannya, aliran ini dipandang berat sebelah sebab hanya mementingkan

peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Walaupun begitu, pokok-pokok dari

Aliran Empirisme ini dapat dikembangkan sehingga dapat diterapkan dalam dunia pendidikan

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Aliran Empirisme ?

2. Siapa tokoh perintis Aliran Empirisme ?

3. Apa saja pokok-pokok dari Aliran Empirisme ?

4. Bagaimana penerapan Aliran Empirisme dalam dunia pendidikan ?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

1. Menjelaskan pengertian Aliran Empirisme berserta tokoh-tokoh perintisnya.

2. Menjelaskan pokok-pokok dari Aliran Empirisme

3. Menjelaskan penerapan pokok-pokok Aliran Empirisme dalam dunia pendidikan

3

Page 4: Web viewDalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan. ... (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika)

II. PEMBAHASANA. PENGERTIAN ALIRAN EMPIRISME

1. Aliran Empirisme

Aliran Empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal

dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung

kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diperoleh

anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-

stimulan. Stimulan ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam

bentuk program pendidikan.

Menurut salah satu tokoh perintis aliran ini, John Locke (1704-1932) yang

mengemukakan teori “Tabula Rasa”, yakni anak lahir di dinia bagaikan kertas putih yang

bersih. Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam

menentukan perkembangan anak. Menurut pandangan empirisme (biasa pula disebut

environmentalisme), pendidik memiliki peranan yang sangat penting sebab pendidik dapat

menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai

pengalaman-pengalaman yang tentunya sesuai dengan tujuan pendidikan.

Aliran empirisme dipandang berat sebelah sebab hanya mementingkan peranan

pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak

sejak lahir dianggap tidak menentukan, menurut kenyataan dalam kehidupan sehari-hari

terdapat anak yang berhasil karena berbakat, meskipun lingkungan sekitarnya tidak

mendukung. Keberhasilan ini disebabkan oleh adanya kemampuan yang berasal dari dalam

diri yang berupa kecerdasan atau kemauan keras, anak berusaha mendapatkan lingkungan

yang dapat mengembangkan bakat atau kemampuan yang telah ada dalam dirinya. Meskipun

demikian, penganut aliran ini masih tampak pada pendapat-pendapat yang memandang

manusia sebagai makhluk yang pasif yang dapat dimanipulasi, umpama melalui modifikasi

tingkah laku. Hal iu tercermin pada pandangan scientific psychology ataupun pandangan

behavioral (behaviorisme) lainnya.

4

Page 5: Web viewDalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan. ... (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika)

2. Pandangan Psikologi Behavioristik

Psikologi behavioristik menjadikan perilaku manusia yang tampak keluar sebagai

sasaran kajiannya, dengan tetap menekankan bahwa perilaku itu terutama sebagai hasil belajar

semata-mata. Meskipun demikian, pandangan behavioral ini juga masih bervariasi dalam

menentukan faktor apakah yang paling utama dalam proses belajar itu.

a) Teori-teori yang mengawali perkembangan Psikologi Behavioristik

Psikologi aliran behaviorisktik mulai berkembang sejak lahirnya teori-teori tantang

belajar yang dipelopori oleh Thorndike, Pavlov, Watson, dan Guthrie. Mereka masing-masing

telah mengadakan penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang berharga

mengenai hal belajar.

Pada mulanya, pendidikan dan pengajaran di Amerika Serikat didominasi oleh

pengaruh dari Thorndike (1874 sampai 1949). Teori belajar Thorndike disebut

‘connectionism” karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara

stimulun dan respon. Teori ini sering pula disebut “trial-and-error learning”, individu yang

belajar melakukan kegiatan melalui proses “trial-and-error” dalam rangka respon yang tepat

bagi stimulus tertentu. Thorndike mendasarkan teorinya atas hasil-hasil penelitiannya

terhadap tingkah laku berbagai binatang antara lain kucing, tingkah laku anak-anak dan orang

dewasa.

Objek penelitian dihadapkan kepada situasi baru yang belum dikenal dan membiarkan

objek melakukan berbagai pola aktivitas untuk merespon situasi itu. Dalam hal itu objek

mencoba berbagai cara bereaksi sehingga menemukan keberhasilan dalam membuat koneksi

sesuatu reaksi dengan stimulannya. Ciri-ciri belajar dengan “trial-and-error” yaitu:

(1) Ada motif pendorong aktivitas

(2) Ada berbagai respon terhadap situasi

(3) Ada eliminasi respon-respon yang gagal/salah; dan

(4) Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan

Dari penelitiannya itu, Thorndike menemukan hukum-hukum:

a. “Law of readiness” : Jika reaksi terhadap stimulus didukung oleh kesiapan untuk

bertindak atau bereaksi itu, maka reaksi menjadi memuaskan

5

Page 6: Web viewDalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan. ... (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika)

b. “Law of exercise” : Makin banyak dipraktekkan atau digunakannya hubungan

stimulus respon, makin kuat hubungan itu. Praktek perlu disertai dengan “reward”

c. “Law of effect” : Bilamana terjadi hubungan antara stimulus dan respon, dan dibarengi

dengan “state of affairs” yang memuaskan, maka hubungan itu menjadi lebih kuat.

Bilamana hubungan dibarengi “state of affairs” yang mengganggu, maka kekuatan

hubungan menjadi berkurang.

Sementara Thorndike mengadakan penelitiannya, di Rusia Ivan Pavlov (1849-1936) juga

menghasilkan teori belajar yang disebut “classical conditioning” atau “stimulus substitution”.

Teori Pavlov berkembang dari percobaan laboratoris terhadap anjing. Dalam percobaan ini,

anjing diberi stimulus bersyarat sehingga terjadi reaksi bersyarat pada anjing.

John B. Watson (1878-1958) adalah orang pertama di Amerika Serikat yang

mengembangkan teori belajar berdasarkan hasil penelitian Pavlov. Warson berpendapat,

“bahwa belajar merupakan proses terjadinya refleks-refleks atau respon-respon bersyarat

melalui stimulus pengganti”. Menurut Watson, manusia dilahirkan dengan beberapa refleks

dan reaksi-reaksi emosional berupa takut, cinta dan marah. Semua tingkah laku lainnya

terbentuk oleh hubungan-hubungan stimulus respon baru melalui conditioning”.

E.R. Guhtrie (1886-1959) memperluas penemuan Watson tentang belajar. Ia

mengemukakan prinsip belajar yang disebut “the law of association” yang berbunyi: suatu

kombinasi stimulus yang telah menyertai suatu gerakan, cenderung akan menimbulkan

gerakan itu, apabila kombinasi stimulus itu muncul kembali. Dengan kata lain, jika anda

mengerjakan sesuatu dalam situasi tertentu, maka nantinya dalam situasi yang sama anda akan

mengerjakan hal serupa lagi.

b) Skinner’s Operant Conditioning

Skinner menganggap reward” atau “reinforcement” sebagai faktor terpenting dalam proses

belajar. Skinner berpendapat, bahwa tujuan psikologi adalah meramal dan mengontrol tingkah

laku.

Skinner membagi dua jenis respon dalam belajar, yakni :

1) Respondents : respon yang terjadi karena stimulus khusus, misalnya Pavlov.

2) Operants : respon yang terjadi karena situasi random.

6

Page 7: Web viewDalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan. ... (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika)

Perbedaan penting antara Pavlov’s classical conditioning dan Skinner’s operant

conditioning ialah dalam classical conditioning, akibat-akibat suatu tingkah laku itu.

Reinforcement tidak diperlukan karena stimulusnya menimbulkan respon yang

diinginkan.

Dalam pengajaran, operant conditioning menjamin respon-respon terhadap stimulus.

Apabila murid tidak menunjukkan reaksi-reaksi terhadap stimulus, guru tak mungkin

dapat membimbing tingkah lakunya ke arah tujuan behavior. Guru berperan penting di

dalam kelas untuk mengontrol dan mengarahkan kegiatan belajar ke arah tercapainya

tujuan yang telah dirumuskan.

Jenis-jenis stimulus :

1) Positive reinforcement : penyajian stimulus yang meningkatkan probabilitas suatu

respon.

2) Negative reinforcement : pembatasan stimulus yang tidak menyenangkan, yang jika

dihentikan akan mengakibatkan probabilitas respon.

3) Hukuman : pemberian stimulus yang tidak menyenangkan misalnya “contradiction or

reprimand”. Bentuk hukuman lain berupa penangguhan stimulus yang menyenangkan

(“removing a pleasant or reinforcing stimulus”)

4) Primary reinforcement : stimulus pemenuhan kebutuhan-kebutuhan fisiologis.

5) Secondary or learned reinforcement.

6) Modifikasi tingkah laku guru: perlakuan guru terhadap murid-murid berdasarkan

minat kesenangan mereka.

Penjadwalan reinforcement:

Jadwal reinforcement menguraikan tentang kapan dan bagaimana suatu respon diperbuat.

Ada empat cara penjadwalan reinforcement:

1) “Fixed ratio schedule”; yang didasarkan pada penyajian bahan pelajaran, yang mana

pemberi reinforcement baru memberikan penguatan respon setelah terjadi jumlah

tertentu dari respon.

2) “Variable ratio schedule”; yang didasarkan atas penyajian bahan pelajaran dengan

penguat setelah sejumlah rata-rata respon.

7

Page 8: Web viewDalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan. ... (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika)

3) “Fixed interval schedule”; yang atas satuan waktu tetap di antara “reinforcements”.

4) “Variable interval schedule”; pemberian reinforcement menurut respon betul yang

pertama setelah terjadi kesalahan-kesalahan respon.

B. TOKOH PERINTIS ALIRAN EMPIRISME

1. John Locke 1632-1704

a) Riwayat hidup

Sarjana Inggris ini dilahirkan dalamt ahun 1632, anak seorang ahli

hukum.Kesehatannya tidak baik. Ia belajar kedokteran di Universitas Oxford. Di samping itu

ia mempelajari ilmu alam dan filsafat. Sebagai dokter ia menjadi dokter pribadi Lord

Shaftesbury dan menjadi pengasuh anaknya yang sakitan. Bersama dengan Shaftesbury ia

mengadakan beberapa kali perjalanan keluar Inggris. Karena persengketaan politik ia

mengikuti Shaftesbury mengungsi ke Negeri Belanda. Akhirnya dalam situasi kemenangan

politik ia kembali ke Inggris bersama dengan raja Willem III. Padanya diserahi jabatan tinggi,

tetapi karena buruknya kesehatannya, ia akhirnya mengundurkandiri dan meninggalkan

London. Ia hidup dalam satu pasanggrahan, yang dipinjamkan kepadanya oleh seorang teman.

Ia berdiam di situ sampai meninggalnya dalam tahun 1704.

b) Karyanya

Sesuai dengan zamannya ia adalah seorang rasionalis. Pelajarannya dalam ilmu alam

membawanya ke dalam pengaruh Bakovon Verulam. Aliran rasionalisme dalam ilmu alam

tidak mau menerima pengetahuan, yang ditetapkan terlebih dulu tanpa melalui penginderaan.

Jalan pemikiran deduktif dipandang sebagai kekangan pikiran manusia. Jalan itu ditinggalkan

dan diganti dengan jalan pemikiran dan penyelidikan secara induktif; tidak ada pengetahuan

tanpa melalui penginderaan dan pengalaman. Rasio atau piker adalah hakim dan pemimpin

tertinggi yang bekerja bebas.

J. Locke menerapkan pendapat dari ilmu alam ini ke dalam ilmu kerohanian. Ia

menulis dalam tahun 1690: Essay concerning human understanding = Penyelidikan tentang

pikir manusia. Buku ini berisi falsafahnya atau pandangan hidupnya. Dalam buku itu ia

8

Page 9: Web viewDalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan. ... (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika)

berkata; “Tak ada sesuatu dalam jiwa, yang sebelumnya tak ada dalam indra”. Dengan kata

lain: Tak ada sesuatu dalam jiwa, tanpa melalui indra.

Tak ada pengertian dalam pikiran yang masuk tanpa melalui penginderaan. Locke mengenal

pengetahuan yang dibentuk oleh gagasan (ide), berasal dari “sensation”, yaitu penginderaan

dunia luar. Ia mengenal juga pengetahuan yang dibentuk oleh gagasan, berasal dari

“Reflexion”, yaitu pengalaman dari dalam jiwa karena pengolahan ‘sensation”. Kesimpulan

lebih lanjut: jiwa adalah kosong yang menunggu isinya berupa pengalaman, bagaikan kertas

putih atau tabula rasa, (meja berlapis lilin) yang menungguisinya berupa tulisan dan

perkembangan jiwa tak ada batasnya (optimisme). Jadi tak ada sesuatu dalam jiwa yang

dibawa sejak lahir. Timbul ejekan: ilmu jiwa tanpa jiwa, karena adanya jiwa tidak dapat

diajarkan secara deduktif, melainkan harus dibuktikan secara induktif. Dasar pemikiran

sebagai hasil penyelidikannya tersebut adalah pandangan hidupnya, yang ia terapkan secara

konsekuen dalam berbagai bidang kehidupan.

c) Dalam bidang agama

Ia tidak bisa mengakui adanya Tuhan berdasarkan pemberitahuan yang harus dipercaya

manusia. Adanya Tuhan wajibdi capai dengan jalan rasio, pemikiran yang logis, melalui alam

yang nyata (aliran intelektualisme).

d) Dalam bidang etika, kesusilaan

Ia tidak bisa menerima norma etika melalui Alkitab karena dengan jalan itu norma

diberikan secara deduktif. Secara perintah. itu tidak sesuai dengan jalan pikiran manusia.

Terutama bagi anak, Alkitab adalah diatas kemampuan tangkap pikiran luhur dan hina wajib

nyata dalam kegunaan (utilitarisme, pragmatisme). Karena itu, luhur (baik) adalah segala

sesuatu yang nyata menambahkan kebahagiaan hidup. Hina (buruk) adalah sesuatu yang nyata

yang menimbulkan kesedihan. Jelas J. Locke mengutamakan keduniawian (materialisme)

dalam bidang kesusilaan.

e) Dalam bidang kenegaraan

Manusia bukannya makhluk terkekang, melainkan bebas, merdeka, sederajat satu sama

lain. Timbulnya negara karena perjanjian bersama, bukan secara deduktif ditentukan oleh

Tuhan.

f) Dalam bidang pendidikan9

Page 10: Web viewDalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan. ... (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika)

Pandangannya tentang pendidikan ia letakkan dalam bukunya pada tahun 1693: Some

thoughts concerning education of children = Beberapa pemikiran tentang pendidikan kanak-

kanak. Pangkal pemikirannya adalah penerapan falsafahnya terhadap anak. Pada waktu lahir

anak manusia adalah kosong seperti kertas putih belum tertulisi. Pengisiannya bergantung

pada pengalamannya. Ini adalah aliran empirisme dalam pendidikan; disebut juga aliran

tabula rasa. Pendidikan atau pengalaman mempunyai peranan mutlak. Karena itu pendidikan

memegang peranan yang sangat penting sesuai dengan aliran optimisme dalam pendidikan.

Jenis pendidikannya yaitu pendidikan yang harmonis antara rohani dan jasmani. Ini

ternyata dari kalimat permulaan dalam bukunya berupa ucapan Juvenalis: Menssana in

corporesano ( jiwa sehat berada dalam jasmani sehat).

Tujuan pendidikannya yaitu membentuk anak manusia menjadi seseorang dengan

kepribadian tangguh yang mengutamakan kepribadian daripada pengetahuan. Pendidikan

jasmani. Iamementingkan kesehatanjasmani karena telah merasakan akibat yang tidak baik

berhubungan dengan kesehatan badan pribadinya yang buruk. Untuk penjagaan kesehatan

wajib ada pendidikan jasmani teratur dan keras; ada cara hidup baik untuk menguatkan badan

dengan berbagai pantangan.

Dalam pendidikan rohani ia mengutamakan manusia berkepribadian, berwatak

berdasarkan pikirannya. Ini sesuai dengan anggapannya bahwa pikir berada di atas segalanya

dan merupakan hakim tertinggi baginya (rasionalisme). Pendirian ini menentang pendidikan

pada zaman itu.

Pada waktu itu pendidikan mengutamakan manusia yang pandai mengabdi dengan

perbuatan semu untuk meyenangkan atasan dan orang lain. Motif perbuatan manusia

berwatak adalah harga diri. Norma kesusilaan tidak boleh ditanamkan berdasarkan agama,

melainkan berdasarkan pemikiran (rasio). Berpegangan pada pemikiran sehat orang

memperoleh watak dan keberanian yang baik. Watak dihargai lebih tinggi daripada

pengetahuan. Pendidikan formil lebih diutamakan daripada pendidikan material. Oleh karena

itu pendidikan dalam keluarga oleh orang tua dan pengasuh di rumah (gouverneur) lebih

diutamakan daripada pendidikan di sekolah.

Pengajaran di sekolah yaitu pengajaran wajib berdasarkan pengalaman dengan cara

indukif melalui indera, sambil bermain-main. Dengan permainan anak-anak tetap memiliki

sifat gembiranya serta kekuatan dan kesehatan dipertinggi dengannya. Adapun dengan

10

Page 11: Web viewDalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan. ... (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika)

permainan anak akan mampu memperoleh berbagai pengalaman. Pelajaran bahasa asing

tidak secara deduktif dengan melalui tata bahasa, melainkan dengan latihan praktis, dengan

jalan terjemahan interlinier, yaitu terjemahan diantara baris-baris bahasa asingnya.

Membaca permulaan diajarkan dengan memakai balok-balok permainan (dadu berhuruf).

Pekerjaan tangan amat dianjurkan behubungan dengan tinggi frekuensi penggunaaannya

dalam hidup, begitu pula ilmu alam dan ilmu bumi. Ilmu pasti berguna untuk memepertinggi

kemampuan membentuk pendapat dan berhitung untuk nilai praktisnya.Ilu sejarah diajarkan

demi nilainya dalam pendidikan formal. Perlu diketahui bahwa Locke menginginkan agar

mata pelajaran diajarkan berurutan.Misalnya membaca dulu hingga dapat, kemudian menulis

sampai dapat, lalu berhitung dan seterusnya.

Untuk ketertiban di sekolah, ia tidak menyetujui ketertiban keras berdasarkan paksaan,

yang menimbulkan perbuatan semu, melainkan ketertiban yang lebih lunak, yaitu ketertiban

batin berdasarkan daya tangkap anak akan kegunaannya. Hukuman badan dan hadiah juga

tidak disetujuinya.

Pandangan Locke dalam falsafah dan pendidikan mempunyai pengaruh pada masa

selanjutnya, bahkan masih membeks sampai sekarang.Falsafahnya tentang jiwa sebagai tabula

rasa menimbulkan optimisme dalam pendidikan, karena pendidikan menjadi faktor yang

sangat penting.Hasil pendidikan hanya bergantung pada faktor luar, pendidik dan situasi

lingkungan.

Dalam ilmu jiwa pandangan tersebut menumbuhkan aliran empirisme.Pengalaman

(empiri) meupakan unsur utama dalam kehidupan, watak dan semua pengetahuan.

Pandangannya mengenai utilitarisme sekarang masih hidup dan berkembang dengan nama

pragmatisme. Jangan mengajarkan sesuatu yang tidak ada manfaatnya.

Ia mengutamakan rasio, bukan dogma. Ia menganjurkan pendidikan dalam keluarga

agar pendidikan dapat disesuaikan dengan pribadi anak. Ia tidak menyetujui sarana

pendidikan yang keras dan menolak hukum badan. Ia menganggap bahwa dalam

kedudukannya, watak yang didasarkan atas pemikiran (intelek) adalah terpenting. Ia

mengharapkan jiwa sehat bersemayam dalam badan yang sehat.

Kritik terhadap pandangan maupun teori Locke terutama dating dari kalangan agama,

karena Locke menentang pengajaran buku injil, tidak menyetujui dogma.Utilitarisme adalah

11

Page 12: Web viewDalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan. ... (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika)

materialistis, hanya mementingkan kehidupan di dunia fana ini. Teori empiris tidak sesuai

dengan kenyataan bahwa anak mempunyai pembawaan dan bakat. Pendidikan anak oleh

keluarga sekarang dipandang meremehkan pendidikan dan pengaruh ibu terhadap anak

kandungnya.

C. POKOK-POKOK ALIRAN EMPIRISME

Berdasarkan pembahasan pada point A dan B, berikut ini merupakan pokok-pokok aliran

empirisme :

a. Pandangan bahwa semua ide atau gagasan merupakan abstraksi yang dibentuk dengan

menggabungkan apa yang dialami.

b. Pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal atau

rasio.

c. Semua yang kita ketahui pada akhirnya bergantung pada data inderawi.

d. Semua pengetahuan turun secara langsung, atau di simpulkan secara tidak langsung

dari data inderawi (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika).

e. Akal budi sendiri tidak dapat memberikan kita pengetahuan tentang realitas tanpa

acuan pada pengalaman inderawi dan penggunaan panca indera kita. Akal budi

mendapat tugas untuk mengolah bahan bahan yang di peroleh dari pengalaman.

f. Empirisme sebagai filsafat pengalaman, mengakui bahwa pengalaman sebagai satu-

satunya sumber pengetahuan.

Meskipun aliran filsafat empirisme memiliki beberapa keunggulan bahkan

memberikan andil atas beberapa pemikiran selanjutnya, kelemahan aliran ini cukup

banyak. Prof. Dr. Ahmad Tafsir mengkritisi empirisme atas empat kelemahan, yaitu:

1)      Indera terbatas, benda yang jauh kelihatan kecil padahal tidak. Keterbatasan

kemampuan indera ini dapat melaporkan obyek tidak sebagaimana adanya.

2)      Indera menipu, pada orang sakit malaria, gula rasanya pahit, udara panas dirasakan

dingin. Ini akan menimbulkan pengetahuan empiris yang salah juga.

3)      Obyek yang menipu, conthohnya ilusi, fatamorgana. Jadi obyek itu sebenarnya tidak

sebagaimana ia ditangkap oleh alat indera; ia membohongi indera. Ini jelas dapat

menimbulkan pengetahuan inderawi salah.

12

Page 13: Web viewDalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan. ... (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika)

4)      Kelemahan ini berasal dari indera dan obyek sekaligus. Dalam hal ini indera (di sisi

meta) tidak mampu melihat seekor kerbau secara keseluruhan dan kerbau juga tidak

dapat memperlihatkan badannya secara keseluruhan.

D. PENERAPAN ALIRAN EMPIRISME DALAM DUNIA

PENDIDIKAN

Berikut ini merupakan peneran aliran empirisme dalam dunia pendidikan ditinjau dari

komoponen-komponen pendidikan.

1. Tujuan pembelajaran

Langkah pertama proses belajar mengajar ialah tujuan. Tujuan pembelajaran adalah

sesuatu yang ingin dicapai siswa setelah menyelesaikan suatu konsep pembelajaran umum

telah ditulis dalam garis –garis besar program pengajaran. Komponen tujuan pembelajaran

adalah suatu tahap kegiatan belajar mengajar yang turut memecahkan problem pengajaran.

2. Murid

Murid adalah orang yang melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Murid dalam suatu kelompok harus memiliki karakteristik yang sama.

Untuk penentuan karakteristik lazim digunakan empat teknik penentuan karakteristik

siswa,mengkaji dokumen,tes,wawancara dan observasi.

3. Guru

Guru adalah orang yang menggerakkan suatu proses belajar . Tanpa profesionalisme

proses belajar mengajar tidak akan mencapai hasil yang baik. Keberadaan guru yang

professional mutlak menjaji proses pengembangan system pembelajaran.

4. Konsep pembelajaran

Konsep pembelajaran mengandung berbagai materi pembelajaran yang harus dikaji warga

belajar.Dengan menguasai sejumlah  konsep pembelajaran berarti siswa memiliki modal

untuk mencapai rumusan tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran harus dikembangkan

13

Page 14: Web viewDalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan. ... (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika)

jadi bahan pembelajaran  yang memungkinkan warga belajar macam-macam materi

pembelajaran yakni fakta,konsep,prosedur,dan prinsip. Dengan adanya pengembangan

bahan pembelajaran yang teruji yang memungkinkan proses belajar mengajar dapat

dilaksanakan dengan baik.

5. Pendekatan

Pendekatan berupa suatu pendapat tentang pengajaran bahasa yang didasari falsafah

tentang bahasa dan pengajaran bahasa,seperti pendekatan komunikatif dan pendekatan

alamiah.Teknik pembelajaran digunakan untuk mengurutkan setiap langkah

kegiatan.Teknik yang dapat digunakan seperti pemberian,penjelesan,diskusi.Pendekatan

dan metode maupun teknik merupakan sub system yang digunakan dalam pembelajaran.

6. Media atau alat peraga

Penyampaian materi pembelajaran memerlukan media suatu alat.Alat yang digunakan

untuk pembelajaran disebut  media belajar (alat peraga).Alat ini hanya digunakan hanya

untuk membantu memperjelas siswa kepada hal yang memeng belum jelas.Media

membentuk warga belajar terhindar dari verbalisme karena sesuatu yang dikatakan

ditunjukkan dendan bendanya atau tiruanya.

14

Page 15: Web viewDalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan. ... (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika)

III. PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Aliran empirisme merupakan aliran yang mementingkan stimulasi eksternal dalam

perkembangan manusia. Aliran ini mengatakan bahwa perkembangan anak

tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawaan anak yang dibawa semenjak

lahir tidak dianggap penting.

2. Tokoh utama aliran ini adalah John Locke seorang filsuf dari Inggris. Teori aliran ini

mengatakan bahwa anak yang lahir ke dunia dapat diumpamakan seperti kertas putih

yang kosong dan yang belum ditulisi, atau lebih dikenal dengan istilah “Tabularsa” (a

blank sheet of paper). Menurut aliran ini anak-anak yang lahir ke dunia tidak

mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa seperti kertas putih yang polos. Oleh

karena itu anak-anak dapat dibentuk sesuai dengan keinginan orang dewasa yang

memberikan warna pendidikannya.

3. Ajaran-ajaran pokok Aliran Empirisme diantaranya adalah mengakui bahwa

pengalaman sebagai satu-satunya sumber pengetahuan.

4. Penerapan Aliran Pendidikan dalam dunia pendidikan diantaranya Guru sebagai

orang yang menggerakkan suatu proses belajar. Tanpa profesionalisme proses

belajar mengajar tidak akan mencapai hasil yang baik.

B. SARANMenyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepanya penulis akan

lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang masalah diatas dengan seumber-

sumber yang bisa pertanggungjawabkan. Apabila ada kritik dan saran silahkan

sampaikan kepada penulis.

15

Page 16: Web viewDalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan. ... (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika)

DAFTAR PUSTAKA

Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

La Sulo, Sulo Lipu. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Pengantar Pendidikan. (2013, 17 November). Penerapan Aliran Empirisme

dalam Pembelajaran. Di peroleh 10 Mei 2014, dari

http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/19/penerapan-aliran-empirisme-

dalam-pembelajaran-3/

Soedjono, AJ. 1978. Aliran Baru Dalam Pendidikan. Bandung: CV Ilmu

16