Pantai Berbatu Habitat Supratidal

11
PANTAI BERBATU HABITAT SUPRATIDAL Ekosistem pantai terletak antara garis air surut terendah dan air pasang tertinggi. Ekosistem ini berkisar dari daerah dimana ditemukan substrat berbatu dan berkerikil ( yang mendukung sejumlah terbatas flora dan fauna sesil) hingga daerah berpasir aktif (dimana ditemukan populasi bakteri, protozoa, metazoa) dan daerah bersubstrat liat dan lumpur ( dimana ditemukan sejumlah besar komunitas infauna). 1. Karakteristik lingkungan Pantai Berbatu Pantai berbatu merupakan satu dari lingkungan pesisir dan laut yang subur. Kombinasi substrat keras untuk penempelan, seringnya aksi gelombang, dan perairan yang jernih menciptakan suatu habitat yang menguntungkan bagi biota laut. Karakteristik Pantai Berbatu Pantai yang berbatu-batu memanjang ke laut dan terbenam di air. Mempunyai keragaman terbesar baik untuk spesies hewan maupun tumbuhan Batu yang terbenam di air ini menciptakan suatu zonasi habitat karena adanya perubahan naik turunnya permukaan

description

tugas langganan

Transcript of Pantai Berbatu Habitat Supratidal

Page 1: Pantai Berbatu Habitat Supratidal

PANTAI BERBATU HABITAT SUPRATIDAL

Ekosistem pantai terletak antara garis air surut terendah dan air pasang tertinggi.

Ekosistem ini berkisar dari daerah dimana ditemukan substrat berbatu dan berkerikil ( yang

mendukung sejumlah terbatas flora dan fauna sesil) hingga daerah berpasir aktif (dimana

ditemukan populasi bakteri, protozoa, metazoa) dan daerah bersubstrat liat dan lumpur

( dimana ditemukan sejumlah besar komunitas infauna).

1. Karakteristik lingkungan Pantai Berbatu

Pantai berbatu merupakan satu dari lingkungan pesisir dan laut yang subur. Kombinasi

substrat keras untuk penempelan, seringnya aksi gelombang, dan perairan yang jernih

menciptakan suatu habitat yang menguntungkan bagi biota laut.

Karakteristik Pantai Berbatu  

Pantai yang berbatu-batu memanjang ke laut dan terbenam di air.

Mempunyai keragaman terbesar baik untuk spesies hewan maupun tumbuhan

Batu yang terbenam di air ini menciptakan suatu zonasi habitat karena adanya

perubahan naik turunnya permukaan air laut akibat proses pasang yang menyebabkan

adanya bagian yang selalu tergenang air, selalu terbuka terhadap matahri, serta zona

diantaranya yang terbenam pada pasang naik dan terbuka pada pasang surut.

Pembagian zonasi berturut- turut antara lain sublitoral, litoral, dan supralitoral.

Pola umum zonasi pantai berbatu :

¬ Supralitoral

¬ Eulitoral

¬ Sublitoral.

Page 2: Pantai Berbatu Habitat Supratidal

Pantai berbatu yang ditinjau kali ini adalah pantai berbatu dengan habitat supratidal.

Dimana supratidal merupakan daerah diatas pasang tertinggi dari garis laut yang hanya

mendapatkan siraman air laut dari hempasan riak gelombang dan ombak yang menerpa

daerah tersebut yang disebut juga backshore.

Pantai berbatu terbentuk dari batu granit dari berbagai ukuran tempat ombak pecah. 

Umumnya pantai berbatu terdapat bersama-sama atau berseling dengan pantai berdinding

batu.  Kawasan ini paling padat makroorganismenya, dan mempunyai keragaman fauna

meupun flora yang paling besar.  Tipe pantai ini banyak ditemui di selatan jawa, Nusa

tenggara dan Maluku.

Pantai berbatu dicirikan oleh adanya belahan batuan cadas. Berbeda dengan komunitas

pantai berpasir, dimana organismenya hidup di bawah substrat, komunitas organisme pantai

berbatu hidup di permukaan. Bila dibandingkan dengan habitat pantai lainnya, pantai berbatu

memiliki kepadatan makroorganisme yang paling tinggi, khususnya di habitat interdal di

daerah dingin (temperate) dan daerah subtropik.

2. Biota

Pantai berbatu di huni oleh banyak spesies alga dan binatang tak bertulang belakang

(invertebrata). Binatang invertebrata ini menghasilkan sejumlah besar telur dan larva yang

masuk kedalam perairan dekat pantai, yang selanjutnya merupakan bagian dari sumber

makanan bagi ikan-ikan hias. Kotoran-kotoran dari alga juga masuk kedalam rantai makanan

dari sistem perairan dekat pantai.

Habitat supratidal adalah habitat yang hidup di daerah di atas pasang tertinggi dari garis

laut yang hanya mendapat siraman air laut dari hempasan riak gelombang dan ombak yang

menerpa daerah supratidal (backshore).

Page 3: Pantai Berbatu Habitat Supratidal

Organisme yang hidup di zona supralittoral (supratidal) harus menghadapi kondisi

tertentu, seperti terekspos dengan udara, air tawar dari hujan, hawa panas dan dingin, serta

predasi dari hewan darat dan burung laut. Bagian atas dari supralittoral biasa dihuni oleh dark

lichen yang terlihat sebagai kerak pada batuan. Beberapa Neritidae dan Isopod yang

memakan detritus menghuni supralittoral bagian bawah.

Selain iu biota yang dapat hidup di habitat supratidal berada pada daerah paling atas

pantai dan hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis

ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.

Fauna pada pantai berbatu terdiri dari berbagai jenis, seperti tiram, siput, kepiting batu

dan beberapa jenis ikan yang hidup pada celah-celah diantara bebatuan, sedangkan vegetasi

pada pantai ini terdiri dari formasi Barringtonia seperti putat laut, cemara, ketapang, dan

nyamplung yang melekat di batu-batu.

Ikan-ikan dapat mencari makan secara langsung pada pantai berbatu saat air pasang,

sementara burung laut mencari makan pada pantai berbatu saat air surut. Pantai berbatu yang

relatif jauh ke arah laut dapat merupakan lokasi tempat bertelur yang penting bagi burung

laut. Beberapa spesies pada pantai berbatu (seperti mussels dan rocky oyster), merupakan

sumber makanan bagi masyarakat pesisir.

Pada habitat pantai berbatu terjadi kompetisi yang kuat diantara organisme. Oleh

karena itu, kemampuan untuk melekat pada substrat yang kuat mutlak diperlukan. Beberapa

organisme bentik yang dapat dijumpai antara lain anemon laut, siput, dan rumput laut.

Organisme-organisme tersebut telah beradaptasi dengan kerusakan fisik yang diakibatkan

oleh gelombang pada saat pasang tinggi dan harus bertahan hidup dari kekeringan,

temperatur yang ekstrim dan perubahan salinitas yang terjadi pada saat surut (Dahuri 2003).

Page 4: Pantai Berbatu Habitat Supratidal

3. Komunitas Bentos

Bentos adalah komponen yang sangat penting dalam jaring – jaring makanan di laut

yang dimanfaatkan sebagai makanan oleh konsumen yang lebih tinggi. Komunitas pantai

berbatu didominasi oleh krustasea, moluska, dan ganggang makroskopik. Alga (rumput laut)

memberikan perlindungan dan makanan untuk hewan. 

4. Adaptasi Biota

Zona Supralittoral merupakan zona di atas pasang naik sedangkan sedimennya

terdeposit ditunjukkan oleh adanya subareal dengan kondisi pada umumnya memiliki waktu

penggenangan selama terjadi badai (musim semi).

Bentuk adaptasi adalah mncakup adaptasi structural, adaptasi fisiologi, dan

adaptasitingkah laku. Adaptasi structural merupakan cara hdup untuk menyesuaikan dirinya

denganmengembangkan struktur tubuh atau alat-alat tubuh kearah yang lebh sesuai dengan

keadaanlingkungan dan keperluan hidup.

Organisme intertidal memilki kemampuan untuk beradaptasi dngan kondisi

lingkunganyang dapat berubah secara signifikan, pola tersebut meliputi:

a. Daya tahan terhadap kehilangan air organisme laut berpindah dari air ke

udara terbuka, mereka mulai kehilangan air. Mekanisme yang sederhana

untuk menghindari kehilangan air terlihat pada hewan – hewan yang

bergerak seperti kepitinbg dan anemon.

b. Pemeliharaan Keseimbangan PanasOrganisme intertidal juga mengalami

keterbukaan terhadap suhu panas dan dingin yangekstrim dan memperlihatkan

adaptasi tingkah laku dan struktur tubuh untuk menjaga keseimbangan panas

internal.

Page 5: Pantai Berbatu Habitat Supratidal

Zona supratidal dibagi dengan melihat kondisi alamiah pantai tersebut, yang mana

diawali oleh tumbuhnya beberapa vegetasi pantai berlumpur dan badan pasir. Storm-Driven

di daerah supratidal ikut serta di dalam mensuplai sedimen sehingga menciptakan lapisan

sedimen hanya dalam beberapa jam. Lapisan ini yang terbentuk akibat badai akan terjadi

pengkayaan karbon oleh ganggang organik, yang berkembang biak saat terjadi badai.

Pada bagian lain dari daerah supralittoral dominasi ganggang blue-green filamentous

menjerat dan mengikat sedimen berbutir halus lewat alga yang ada di daerah subtidal.

Pengikatan sedimen oleh alga di daerah subtidal sehingga terjadi penumpukan sedimen di

muara sungai, disamping itupula banyaknya sedimen diakibatkan oleh banjir. Dominasi

pasang surut, mengakibatkan pelumpuran sehingga pada waktu penggenangan akan terbentuk

beting-beting lumpur sedangkan pada saat surut akan mengalami pengeringan.

5. Keragaman

Kawasan pantai yang sesekali dibasahi oleh hempasan riak kecil gelombang, dan pada

batas tumbuhnya beberapa tanaman khas pantai seperti pohon kelapa, dan pohon lainnya,

kawasan inilah yang di kenal dengan zona supratidal. 

Kawasan ini hanya sesekali mendapat percikan air pada pasang-pasang tertinggi dan

sering terjadi proses pengeringan dengan kontak langsung oleh sinar matahari serta udara

pantai, termasuk pengaruh daratan yang lebih dominan terutama oleh aktifitas manusia.

Pada kawasan supratidal maupun intertidal, banyak di dominasi oleh hewan-hewan

yang bergerak cepat untuk mencari makan seperti beberapa jenis kepiting dan atau mengubur

diri kedalam pasir seperti beberapa jenis kerang-kerangan (bivalve) dan cacing pantai

(Annelida).

Page 6: Pantai Berbatu Habitat Supratidal

REFERENSI

http://www.mass.gov/dfwele/dfw/nhesp/natural_communities/pdf/marine_intertidal_rocky_shore.pdf/diunduh tanggal 31 Oktober 2012, pukul 08.00 WIB//

http://adios19.wordpress.com/2011/05/15/klasifikasi-lingkungan-laut/ diunduh tanggal 31 Oktober 2012, pukul 08.00 WIB//

http://agusnurul.blogspot.com/2009/06/laporan-osbio.html/diunduh tanggal 31 Oktober 2012, Pukul 08.00//

http://marufkasim.blog.com/2005/10/20/diunduh tanggal 31 Oktober 2012. Pukul 08.00 WIB//

Page 7: Pantai Berbatu Habitat Supratidal

PANTAI BERBATU HABITAT SUPRATIDAL

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

1. Agus supriadi ( K2E 008 004 )

2. Handoko ( K2E 008 020 )

3. Robin Sirait ( K2E 008 047 )

4. Christiani Silalahi ( K2E 009 015 )

5. Tri Cahyo ( K2E 009 067 )

6. Afrisha Catur K D ( K2E 009 085 )

7. Handoko ( K2E 008 020 )

8. Rizki Nur Fitri ( 2602020120011 )

JURUSAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2012