pangan fungsional

3
Makanan merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup. Tanpa makanan, makhluk hidup tidak bisa bertahan untuk menjalankan kegiatan sehari-hari. Setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, tua muda, sakit sehat selalu membutuhkan makanan, dalam jenis dan porsi yang berbeda. Kebutuhan akan makanan mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Berawal dari istilah empat sehat lima sempurna, dimana setiap orang disarankan untuk memenuhi kebutuhan gizi melalui sumber karbohidrat (beras, ubi, gandum), lauk sebagai sumber protein lemak (ikan, tempe, tahu, daging dsb), sayur sebagai sumber vitamin, serat dan mineral, buah sebagai sumber vitamin dan susu. Namun demikian, empat sehat lima sempurna tidaklah harus dipenuhi, mengingat kebutuhan masing-masing orang akan berbeda. Orang yang megalami kegemukan (obese) tidak disarankan mengkonsumsi berbagai makanan yang berlemak. Penderita diabetes mellitus (kencing manis) tidak disarankan mengkonsumsi karbohidrat yang banyak. Kebutuhan makanan bagi setiap orang kemudian bergeser menjadi menu seimbang, dalam artian, bahwa kebutuhan tiap individu tidak harus mengikuti empat sehat lima sempurna, namun disesuaikan dengan kebutuhan masing- masing individu. Contoh, penderita diabetes mellitus memerlukan sumber energy yang berasal dari karbohidrat kompleks (ubi, serat) yang mengurangi kecepatan pelepasan gula ke dalam tubuh. Anak- anak, memerlukan lebih banyak sumber protein untuk pembangunan sel-sel tubuh, dengan diimbandi sumber karbohidrat yang sesuai dengan aktivitasnya. Pergeseran kebutuhan makanan terjadi lagi, mengingat terjadi peningkatan penyakit seperti kanker, diabetes mellitus, jantung dan sebagainya. Saat ini, kebutuhan makanan bergeser menjadi makanan fungsional.

description

pangan fungsional

Transcript of pangan fungsional

Page 1: pangan fungsional

Makanan merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup. Tanpa makanan, makhluk hidup

tidak bisa bertahan untuk menjalankan kegiatan sehari-hari. Setiap orang, baik laki-laki maupun

perempuan, tua muda, sakit sehat selalu membutuhkan makanan, dalam jenis dan porsi yang

berbeda.

Kebutuhan akan makanan mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Berawal dari

istilah empat sehat lima sempurna, dimana setiap orang disarankan untuk memenuhi kebutuhan

gizi melalui sumber karbohidrat (beras, ubi, gandum), lauk sebagai sumber protein lemak (ikan,

tempe, tahu, daging dsb), sayur sebagai sumber vitamin, serat dan mineral, buah sebagai sumber

vitamin dan susu. Namun demikian, empat sehat lima sempurna tidaklah harus dipenuhi,

mengingat kebutuhan masing-masing orang akan berbeda. Orang yang megalami kegemukan

(obese) tidak disarankan mengkonsumsi berbagai makanan yang berlemak.

Penderita diabetes mellitus (kencing manis) tidak disarankan mengkonsumsi karbohidrat

yang banyak. Kebutuhan makanan bagi setiap orang kemudian bergeser menjadi menu

seimbang, dalam artian, bahwa kebutuhan tiap individu tidak harus mengikuti empat sehat lima

sempurna, namun disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu. Contoh, penderita

diabetes mellitus memerlukan sumber energy yang berasal dari karbohidrat kompleks (ubi, serat)

yang mengurangi kecepatan pelepasan gula ke dalam tubuh. Anak-anak, memerlukan lebih

banyak sumber protein untuk pembangunan sel-sel tubuh, dengan diimbandi sumber karbohidrat

yang sesuai dengan aktivitasnya. Pergeseran kebutuhan makanan terjadi lagi, mengingat terjadi

peningkatan penyakit seperti kanker, diabetes mellitus, jantung dan sebagainya. Saat ini,

kebutuhan makanan bergeser menjadi makanan fungsional.

Makanan fungsional adalah makanan yang memiliki tiga fungsi yaitu fungsi primer,

artinya makanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin

dan mineral); fungsi sekunder artinya makanan tersebut dapat diterima oleh konsumen secara

sensoris dan fungsi tersier artinya makanan tersebut memiliki fungsi untuk menjaga kesehatan,

mengurangi terjadinya suatu penyakit dan menjaga metabolisme tubuh. Jadi makanan fungsional

dikonsumsi bukan berupa obat (serbuk) tetapi dikonsumsi berbentuk makanan. Contoh makanan

fungsional makanan: makanan yang mengandung bakteri yang berguna untuk tubuh: yoghurt,

yakult. Makanan yang mengandung serat, misalkan bekatul, tempe, gandum utuh. Makanan yang

mengandung senyawa bioaktif seperti the (polifenol) untuk mencegah kanker, komponen sulfur

(bawang) untuk menurunkan kolesetrol, daidzein pada tempe untuk mencegah kanker, serat

pangan (sayuran, buah, kacang-kacangan) untuk mencegah penyakit yang berkaitan dengan

pencernaan. Menurut para ilmuwan Jepang, beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu

produk agar dapat dikatakan sebagai pangan fungsional adalah:

Page 2: pangan fungsional

1. Harus merupakan produk pangan (bukan berbentuk kapsul, tablet, atau bubuk) yang berasal

dari bahan (ingredien) alami,

2. Dapat dan layak dikonsumsi sebagai bagian dari diet atau menu seharihari,

3. Mempunyai fungsi tertentu pada saat dicerna, serta dapat memberikan peran dalam proses

tubuh tertentu, seperti: memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, mencegah penyakit

tertentu, membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit tertentu, menjaga kondisi

fisik dan mental, serta memperlambat proses penuaan.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka, saat ini makanan yang diperlukan oleh kita, bukan saja

memenuhi kebutuhan gizi, namun juga dapat menjaga kesehatan kita.