PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

27
PANDUAN SKILLS LAB Click here to enter BLOK FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI 2013

Transcript of PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

Page 1: PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

PANDUAN SKILLS LAB

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2013

KATA PENGANTAR

Page 2: PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

DAFTAR ISI

Page 3: PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

TINJAUAN MATERI

Page 4: PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

KONSELING

Konseling adalah interaksi komunikasi antara klien (dalam hal ini pasien ataupun anggota keluarganya) dengan konselor yang memiliki cukup pengetahuan atau keterampilan untuk membantu. Dalam interaksi komunikasi ini, terjadi suatu proses dimana si penolong (konselor) mengekspresikan perhatian dan kekuatiranya terhadap pihak yang memiliki permasalahan (klien) dan memfasilitasi kemampuan klien untuk bertumbuh secara pribadi dan menciptakan perubahan melalui pengetahuannya sendiri.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, konseling berarti pemberian bimbingan oleh orang yang ahli kepada seseorang. Secara etimologi, istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu “consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan”. Disamping itu, konseling merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “Counseling” berasal dari kata “Councel” atau “to councel” yang artinya memberikan nasehat atau anjuran kepada orang lain secara berhadapan muka (face to face of relation). Jadi arti konseling adalah pemberian nasihat atau penasihatan kepada orang lain mengenai pemecahan-pemecahan terhadap berbagai jenis kesulitan pribadi.

Proses konseling akan terlaksana manakala terlihat beberapa aspek berikut ini :Terjadi antara dua orang individu, masing-masing disebut konselor dan klien. Terjadi dalam suasana yang profesional. Dilakukan dan dijaga sebagai alat memudahkan perubahan-perubahan dalam tingkah laku klien.

Konseling merupakan bagian dari bimbingan, bahkan layanan konseling merupakan jantung hati dari usaha layanan bimbingan secara keseluruhan. Tugas konseling adalah memberikan kesempatan kepada “klien” untuk mengeksplorasi, menemukan, dan menjelaskan cara hidup lebih memuaskan dan cerdas dalam menghadapi sesuatu.

Konseling mengindikasikan hubungan professional antara konselor terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individu ke individu, walaupun terkadang melibatkan lebih dari satu orang. Konseling didesain untuk menolong klien untuk memahami dan menjelaskan pandangan mereka terhadap kehidupan, dan untuk membantu mencapai tujuan penentuan diri (self-determination) mereka melalui pilihan yang telah diinformasikan dengan baik serta bermakna bagi mereka, dan melalui pemecahan masalah emosional atau karakter interpersonal.

TEKNIK-TEKNIK DASAR KOMUNIKASI DALAM KONSELING Konseling merupakan suatu proses komunikasi antara konselor dan klien. Sebagai suatu proses komunikasi, konseling melibatkan ketrampilan konselor dalam menangkap atau merespon pernyataan klien dan mengkomunikasikannya kembali kepada klien tersebut. Dalam berkomunikasi dengan klien konselor seharusnya menggunakan respon-respon yang fasilitatif bagi pencapaian tujuan konseling. Secara umum respon-respon tersebut dapat dikelompokan kedalam berbagai teknik dasar komunikasi konseling antara lain :

Page 5: PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

1. Attending ( perhatian )Attending adalah ketrampilan / teknik yang digunakan konselor untuk memusatkan

perhatian kepada klien agar klien merasa dihargai dan terbina suasana yang kondusif sehingga klien bebas mengekspresikan / mengungkapkan tentang apa saja yang ada dalam pikiran, perasaan ataupun tingkah lakunya. Perilaku attending yang baik harus mengombinasikan ketiga aspek di atas sehingga akan memudahkan konselor untuk membuat klien terlibat pembicaraan dan terbuka. Perilaku attending yang baik akan dapat: (1) meningkatkan harga diri klien, (2) menciptakan suasana yang aman dan akrab,(3) mempermudah ekspresi perasaan klien dengan bebas.

Wujud perilaku attending dalam proses konseling misalnya: pertama, kepala mengangguk sebagai pertanda setuju atas pernyataan klien. Kedua , ekspresi wajah tenang, ceria, dan senyum. Ketiga, posisi tubuh agak condong ke arah klien, jarak duduk antara konselor dengan klien agak dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan. Keempat, melakukan variasi isyarat gerakan tangan lengan secara spontan untuk memperjelas ucapan (pernyataan konselor). Kelima, mendengarkan secara aktif dan penuh perhatian, menunggu ucapan klien hingga selesai, diam (menunggu saat kesempatan bereaksi), perhatian terarah pada klien (lawan bicara).

Sebaliknya, wujud perilaku attending yang tidak baik adalah: pertama, kepala kaku. Kedua, wajah kaku (tegang), ekspresi melamun mengalihkan pandangan, tidak melihat ketika klien berbicara, mata melotot. Ketiga, posisi tubuh tegak kaku, bersandar, miring, jarak duduk dengan klien agak jauh, duduk kurang akrab dan berpaling. Keempat memutuskan pembicaraan, berbicara terus tanpa ada teknik diam guna memberi kesempatan berpikir dan berbicara. Kelima, perhatian terpecah, mudah buyar oleh gangguan dari luar.

Perilaku attending berkenaan dengan teknik penerimaan konselor terhadap klien. Teknik penerimaan menggambarkan cara bagaimana konselor menerima klien dalam proses atau sesi konseling. Atau cara bagaimana konselor bertindak agar klien merasa diterima dalam proses konseling. Teknik ini dalam proses konseling bisa diwujudkan melalui ekspresi wajah, (misalnya ceria atau cemberut). Ekspresi wajah ceria bisa menggambarkan penerimaan konselor atas kliennya, sebaliknya ekspresi wajah cemberut bisa menggambarkan penolakan atau ketidaksetujuan konselor atas kliennya. Selanjutnya juga bisa diwujudkan dalam bentuk tekanan atau nada suara dari konselor (tinggi, mendatar, dan rendah) dan jarak duduk antara konselor dan klien.Konselor yang berkata dengan nada tinggi atau duduk yang berjarak melebihi batas ketentuan dalam konseling, mungkin merupakan indikasi bahwa konselor tidak menerima klien.

Page 6: PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

2. Opening ( pembukaan )Opening adalah ketrampilan / teknik untuk membuka / memulai komunikasi dan hubungan konseling. Contohnya menyambut kehadiran klien dan membicarakan topic netral seperti menjwab salam, mempersilakan duduk dll.

3. Acceptance ( penerimaan )Acceptance ( penerimaan ) adalah teknik yang digunakan konselor untuk menunjukan minat dan pemahaman terhadap hal-hal yang dikemukakan klien. Contohnya anggukan kepala dll.

4. Rertatement ( pengulangan ) Restatement adalah teknik yang digunakan konselor untuk mengulang / menyatakan kembali pernyataan klien ( sebagian atau seluruhnya ) yang dianggap penting.

5. Reflection of fefling ( pemantulan perasaan )Reflection of fefling ( pemantulan perasaan ) adalah teknik yang digunakan konselor untuk memantulkan perasaan / sikap yang terkandung dibalik pernyataan klien.

6. Clafication ( klarifikasi )Clafication ( klarifikasi ) adalah teknik yang digunakan untuk mengungkapkan kembali isi pernyataan klien dengan menggunakan kata-kata baru dan segar. Contohnya pada intinya, pada dasarnya dll.

7. ParaprahingParaprashing adalah kata-kata konselor untuk menyatakan kembali esensi dari ucapan-ucapan klien. Contohnya “ya”, “benar/betul” secara spontan dari klien.

8. Structuring ( pembatasan )Structuring ( pembatasan ) adalah teknik yang digunakan konselor untuk memberikan batas-

batas / pembatasan agar proses konseling berjalan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dalam konseling.

9. Lead ( pengarahan )Lead ( pengarahan ) adalah teknik / ketrampilan yang digunakan konselor untuk mengarahkan pembicaraanklien dari suatu hal ke hal yang lain secara langsung ketrampilan ini sering pula disebut ketrampilan bertanya. Structuring memberikan kerangka kerta atau orientasi pada klien. Structuring ada dapat bersifat inplisit dimana secara umum peranan konselor diketahui oleh klien da nada yang bersifat formal berupa pertanyaan konselor untuk menjelaskan dan membatasi proses konseling. Misalnya, berapa lama konseling ini akan kita lakukan, atau kapan waktu-waktu Anda bias untuk mengikuti konseling dan seterusnya.

Ada lima macam structuring dalam konseling, yaitu : (1) time limit (pembatasan waktu), (2) action limit (pembatasan tindakan, (3) batas-batas peranan konselot, (4) procedure limit (pembatasan prosedur atau proses, (5)

10. Silence ( diam )Silence ( diam ) adalah suasana hening, tidak ada interaksi verbal antara konselor dank lien dalam proses konseling.

11. Reassurance ( penguatan / dukungan )Reassurance ( penguatan / dukungan ) adalah ketrampilan / teknik yang digunakan oleh konselor untuk memberikan dukungan / penguatan terhadap pernyataan positif klien agar ia menjadi lebih yakin dan percaya diri.

Page 7: PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

12. Rejection ( penolakan )Rejection ( penolakan ) adalah ketrampilan / teknik yang digunakan konselor unutuk melarang klien melakukan rencana yang akan membahayakan / merugikan dirinya atau orang lain.

13. Advice ( saran / nasehat )Advice adalah ketrampilan / teknik yang digunakan konselor untuk memberikan nasehat atau saran bagi klien agar dia lebih jelas mengenai apa yang akan dikerjakan.

14. Summary ( ringkasan / kesimpulan )Summary ( ringkasan / kesimpulan ) adalah ketrampilan / teknik yang digunakan konselor untuk menyimpulkan atau ringkasan mengenai apa yang telah dikemukakan klien pada proses komunikasi konseling.

15. Konfrontasi ( pertentangan )Konfrontasi ketrampilan / teknik yang digunakan oleh konselor untuk menunjukan adanya kesenjangan, diskrepansi atau inkronguensi dalam diri klien kemudian konselor mengumpanbalikan kepada klien.

16. Interprestasi ( penafsiran )Interprestasi adalah ketrampilan / teknik yang digunakan oleh konselor dimana atau karena tingkah laku klien ditafsirkan / diduga dan dimengerti dengan dikomunikasikan pada klien. Selain itu didalam interpretasi konselor menggali dan makna yang terdapat dibelakang kata-kata klien atau dibelakang perbuatan / tindakannya yang telah diceritakannya. Bertujuan membantu klien lebih memahami didiri sendiri bila mana klien bersedia mempertimbangkannya dengan pikiran terbuka.

17. Termination ( pengakhiran )Termination ( pengakhiran ) adalah ketrampilan / teknik yang digunakan konselor untuk mengakhiri komunikasi berikutnya maupun mengakhiri karena komunikasi konseling betul-betul telah “berakhir”.

Tujuan Konseling Berikut ini adalah beberapa tujuan yang didukung secara eksplisit maupun implisit

oleh para konselor : • Pemahaman. Adanya pemahaman terhadap akar dan perkembangan kesulitan emosional, mengarah kepada peningkatan kapasitas untuk lebih memilih control rasional ketimbang perasaan dan tindakan. • Berhubungan dengan orang lain. Menjadi lebih mampu membentuk dan mempertahankan hubungan yang bermakna dan memuaskan dengan oranglain, misalnya dalam keluarga atau di tempat kerja. • Kesadaran diri. Menjadi lebih peka terhadap pemikiran dan perasaan yang selama ini ditahan atau ditolak, atau mengembangkan perasaan yang lebih akurat berkenaan dengan bagaimana penerimaan orang terhadap diri. • Penerimaan diri. Pengembangan sikap positif terhadap diri, yang ditandai oleh kemampuan menjelaskan pengalaman yang selalu menjadi subjek kritik diri dan penolakan. • Aktualisasi diri. Pergerakan kearah pemenuhan potensi atau penerimaan integrasi bagian diri yang sebelumnya saling bertentangan. • Pencerahan. Membantu klien mencapai kondisi kesadaran spiritual yang lebih tinggi.

Page 8: PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

• Pemecahan masalah. Menemukan pemecahan masalah tertentu yang tak bisa dipecahkan oleh klien seorang diri. Menuntut kompetensi umum dalam pemecahan masalah. • Pendidikan psikologi. Membuat klien mampu menangkap ide dan teknik untuk memahami dan mengontrol tingkah laku. • Memiliki keterampilan sosial. Mempelajari dan menguasai keterampilan sosial dan interpersonal seperti mempertahankan kontak mata, tidak menyela pembicaraan, asertif, atau pengendalian kemarahan. • Perubahan kognitif. Modifikasi atau mengganti kepercayaan yang tak rasional atau pola pemikiran yang tidak dapat diadaptasi, yang diasosiasikan dengan tingkah laku penghancuran diri. • Perubahan tingkah laku. Modifikasi atau mengganti pola tingkah laku yang maladaptif atau merusak. • Perubahan sistem. Memperkenalkan perubahan dengan cara beroperasinya sistem sosial (contoh: keluarga). • Penguatan. Berkenaan dengan keterampilan, kesadaran, dan pengetahuan yang akan membuat klien mampu mengontrol kehidupannya. • Restitusi. Membantu klien membuat perubahan kecil terhadap perilaku yang merusak. • Reproduksi dan aksi sosial. Menginspirasikan dalam diri seseorang hasrat dan kapasitas untuk peduli terhadap oranglain, membagi pengetahuan, dan mengkontribusikan kebaikan bersama melalui kesepakatan politik dan kerja komunitas.

Manfaat KonselingMeningkatkan pemahaman pasien tentang dirinya serta masalah kesehatan yang sedang dihadapinya.Meningkatkan kepercayaan diri pasien dalam menghadapi penyakit yang sedang diderita.Meningkatkan kemandirian pasien dalam menghadapi penyakit yang sedang diderita.

Fungsi Konseling Konseling dengan fungsi pencegahan merupakan upaya mencegah timbulnya masalah kesehatan. Konseling dengan fungsi penyesuaian dalam hal ini merupakan upaya untuk membantu klien mengalami perubahan biologis, psikologis, social, cultural, dan lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan. Konseling dengan fungsi perbaikan dilaksanakan ketika terjadi penyimpangan perilaku klien atau pelayanan kesehatan dan lingkungan yang menyebabkan terjadi masalah kesehatan sehingga diperlukan upaya perbaikan dengan konseling. Konseling dengan fungsi pengembangan ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan upaya peningkatan peran serta masyarakat.

Sasaran KonselingTugas seorang “counselor” di antaranya adalah membimbing kliennya membuat

keputusan, untuk memahami kebutuhan – kebutuhannya sendiri serta cara memenuhi baik

Page 9: PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

saat ini dan di masa depan, dan mengatasi perasaan yang dapat menghambat tindakan seperti enggan, takut, ragu – ragu, dan sebagainya.Dengan demikian, idealnya konseling memiliki beberapa tingkatan yaitu :

Memperoleh informasi tentang :

Situasi dan kondisi

Keinginan

Kekuatiran, dsb

Memahami hubungan antara informasi dan masalah, misalnya hubungan sebab – akibat yang terkandung di dalamnya.

Menemukan alternatif keputusan yang mungkin untuk memecahkan masalah.

Memilih alternatif keputusan yang dianggap paling tepat.

Menumbuhkan niat untuk mencoba melaksanakan keputusan dengan rencana dan langkah – langkah yang kongkrit.

Melaksanakan keputusan dengan menerapkan rencana dalam kehidupan sehari – hari.

Bentuk KonselingBerdasarkan sasaran yang sudah dijabarkan di atas, bentuk konseling dapat

disesuaikan oleh si konselor tergantung dengan apa yang dibutuhkan pada saat itu. Konseling langsung (direct counseling) adalah situasi di mana seorang konselor berperan sebagai pihak yang berwenang untuk menawarkan kepada kliennya suatu evaluasi dari masalah tertentu dan mendefinisikan tahap – tahap tindakan yang patut dilaksanakan. Berarti konselor lah yang mengarahkan keputusan apa yang harus diambil. Sementara dalam konseling tidak langsung (indirect counseling), konselor berperan sebagai pihak yang membantu klien mengeluarkan dan mengekspresikan perasaan sendiri yang mungkin belum begitu dipahaminya, dan membantu menindaklanjutinya. Berarti, konselor memfasilitasi pengambilan keputusan, dan klien yang membuat keputusan.

Bentuk konseling yang di atas, ataupun modifikasinya, dapat diterapkan dengan cara :Menunjukkan perhatianMenjadi pendengar yang baik dan tidak memotong pembicaraanMenanyakan apa yang perlu

Membicarakan

Memberi informasi

Memberi saran

Memberi dorongan

Merencanakan

Melatih

Page 10: PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

Mendampingi

Merujuk, dan seterusnya

Tahapan Konseling

Building Relationship

Siap menerima pasien

Mendengarkan dengan serius keluhan pasien

Berusaha mengerti apa yang dirasakan pasien

Menyusun, merefleksikan dan menyimpulkan apa yang sudah pasien sampaikan.

Exploration and Understanding

Tujuan dilakukannya exploration dan understanding dalam konseling :

Agar pasien dapat mengetahui dengan baik dirinya, masalah dan situasi yang dialami sekarang.

Membantu pasien dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dengan rational.

Rational discussion

- Mendefinisikan masalah pasien- Menentukan tujuan pengobatan dan implementasinya- Melakukan evaluasi keputusan.

Salah satu teknik yang dapat digunakan dalam konseling adalah “BATHE”, yang merupakan akronim dari Background, Affect, Troubling, Handling, dan Empathy.

B BackgroundMenggali latar belakang permasalahan, misalnya dengan pertanyaan “Bagaimanakah situasi dalam rumah tangga anda? Di lokasi kerja anda?”

A AffectMenggali afek (perasaan klien terhadap apa yang sedang terjadi atau situasi yang sedang dialami. contoh pertanyaannya : “Bagaimana perasaan anda terhadap kehidupan sehari – hari di rumah? Dalam suasana kerja? Dalam hubungan anda dengan ...?

T TroublingMenggali sejauh manakah permasalahan ini mengganggu atau memberi dampak pada klien, misalnya dengan menanyakan, “Seberapa stres kah anda karena masalah ini?”

H Handling

Page 11: PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

Menggali bagaimana klien menangani masalah ini sejauh ini. “Apakah anda sudah berusaha mengatasi masalah ini? Apakah yang sudah anda lakukan untuk mengatasinya? Siapakah yang memberikan dukungan pada anda dalam menghadapi masalah ini?”

E EmpathyMengekspresikan pemahaman terhadap distress yang dirasakan klien. “Masalah ini tentu terasa cukup berat untuk anda.” “Saya dapat membayangkan bahwa hal ini tentu sangat mengganggu anda.” “Saya dapat memahami bahwa hal ini tentu membuat anda sangat marah dan tertekan”, dan sebagainya.

Teknik BATHE ini dapat lebih diperkuat lagi apabila didukung dengan kemampuan konselor untuk memberi pertolongan emosional dan psikologis dengan cara berbicara menggunakan cara yang terapeutik, yang tekniknya diwakili oleh akronim SOAP.

S Support (memberikan dukungan; memberi pemahaman bahwa ini adalah situasi lazim yang mungkin menimpa siapapun; membantu klien mencari tahu sumber atau pihak mana saja yang dapat mendukungnya dalam mengatasi problem ini).

O Objectivity (Objektif, membantu klien melihat permasalahan secara rasional dan menghindar dari meremehkan masalah yang signifikan ataupun cemas secara berlebihan; menghindari terbawa emosi klien maupun emosi sendiri, menghindari memberi solusi berdasarkan pendapat pribadi (“Bila saya jadi anda...”))

A Acceptance (menunjukkan sikap menerima dan terbuka terhadap masalah yang dihadapkan klien, yaitu dengan tidak menghakimi; dengan memahami bahwa memulai suatu perubahan adalah sulit; tidak menyalahkan pasien; tidak menyudutkan pasien atas pendapatnya tetapi mengarahkannya supaya lebih realistis; menghormati nilai – nilai yang dipegang teguh oleh klien; menghormati prioritasnya).

P Present focus (mendorong pasien untuk memusatkan perhatian dan tenaganya terhadap situasi saat ini, bukan masa lalu maupun kemungkinan – kemungkinan yang masih belum pasti di masa depan; menunjukkan optimisme yang wajar mengenai apa yang dapat dicapai klien apabila dapat mengusahakan suatu perubahan).

Cakupan Konseling

Page 12: PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

Dalam hubungan di dalam keluarga dan penyesuaian dalam masyarakat, umumnya konseling mencakup beberapa hal pokok.Kesulitan dalam hubungan interpersonal yang bermanifestasi dalam keluarga, misalnya antara pasien dengan saudara kandungnya, suami/istrinya, anak – anaknya, sanak saudaranya, dsb yang dapat menghasilkan rasa ansietas atau perilaku yang tidak semestinya

Kesulitan dalam hubungan interpersonal yang bermanifestasi dalam fungsi – fungsi internal atau pribadi, misalnya hambatan dalam kemampuan mencapai target dalam pendidikan, atau pembelajaran, gangguan seksualitas, dan kesulitan dalam kemampuan kerja.

Masalah – masalah eksternal, misalnya kesulitan ekonomi.

Masalah – masalah kesehatan, misalnya kecacatan, retardasi mental, gangguan genetika, dsb.

MENGUBAH PERILAKU

Jika kita menemukan cara untuk memperluas manfaat kesehatan yang baik yang paling rentan dan mendorong perilaku yang bertanggung jawab dan adopsi gaya hidup yang kondusif untuk kesehatan yang baik, kita yang berada dalam profesi kesehatan harus menemukan cara yang paling efektif untuk memperluas manfaat dari kesehatan yang baik bagi semua.

Prochaska dan DiClemente membantu dengan mengidentifikasi empat tahap dalam proses perubahan perilaku kesehatan: (1) precontemplation (ketika orang tidak tertarik dan tidak berpikir tentang perubahan), (2) kontemplasi (ketika pertimbangan serius diberikan untuk membuat perubahan perilaku ), (3) tindakan / Aksi (periode 6 bulan setelah upaya terang-terangan untuk mengubah perilaku telah dibuat), dan (4) pemeliharaan (periode 6 bulan setelah perubahan perilaku telah dibuat dan masalah perilaku telah diperbaiki).

"Tahapan perubahan" model ini sangat berguna ketika merancang intervensi promosi kesehatan untuk target populasi tertentu. Ini memaksa praktisi untuk menggunakan strategi yang paling efektif untuk memunculkan dan mempertahankan perubahan perilaku tergantung pada tahap perubahan orang yang terlibat.

Menurut Prochaska, mayoritas promosi kesehatan / program pencegahan penyakit yang dirancang untuk orang-orang minoritas yang berada dalam tahap tindakan/aksi. Dia memperkirakan bahwa di antara orang-orang yang perokok pada tahun 1985, hampir 70% tidak siap untuk mengambil tindakan/aksi. Tahapan-tahapan di 1986 mereka adalah sebagai berikut: (1) Tahap-precontemplation 35%, (2) tahap kontemplasi-34%, (3a) tahap bersiap untuk tindakan/aksi 15%, (3b) tahap mengambil tindakan/aksi 12%; (4) tahap pemeliharaan -4%.

Dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program promosi kesehatan, praktisi harus mengetahui hal-hal tentang tahap adopsi dan kurva difusi). Hal ini umumnya dapat diterima bahwa ada enam jenis individu / kelompok ketika mempertimbangkan adopsi inovasi. Orang-orang ini adalah termasuk inovator untuk lamban di ujung kebalikan/ oposisi

Page 13: PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

dari kurva lonceng, dengan pengadopsi awal, mayoritas awal, mayoritas akhir, dan pengadopsi akhir jatuh di antara dua ekor dari kurva lonceng.

Hal ini juga penting bagi praktisi untuk mengetahui lima tahap adopsi: kesadaran, minat, percobaan, keputusan, dan adopsi untuk inovator, pengadopsi awal, mayoritas awal, dan mayoritas akhir.

ENAM LANGKAH PENDEKATAN UNTUK PERUBAHAN PERILAKU

Banyak pengaruh telah membentuk perkembangan dari pendekatan enam langkah untuk bernegosiasi tentang perubahan perilaku. Anda dapat menggunakan langkah-langkah ini untuk menilai negosiasi mana antara anda dengan pasien yang efektif serta di mana dan mengapa mereka tidak melanjutkan.

Langkah 1. Mengembangkan empati, mengklarifikasi peran dan tanggung jawab dan menggunakan keterampilan relasional secara efektif

Langkah 2 Negosiasi agenda, menggunakan pendekatan preventif atau fokus pada masalah untuk menegosiasikan agenda bersama

Langkah 3. Menilai resistensi dan motivasi: bertanya tentang kesiapan pasien untuk mengubah, alasan mereka untuk tetap sama (resistensi) dan alasan mereka untuk perubahan (motivasi), dan tingkat perlawanan dan motivasi mereka.

Langkah 4. Meningkatkan saling pengertian: memahami dan menangani bagaimana anda dan perbedaan persepsi pasien anda dan nilai-nilai tentang alasan untuk tetap sama/ bertahan pada kebiasaan awal dan untuk mengubah kebiasaan, dalam kata lain, mengurangi resistensi pasien, meningkatkan motivasi mereka dan dengan demikian membantu mereka untuk bertanggung jawab atas kesehatan mereka

Langkah 5. Menerapkan rencana untuk perubahan: negosiasi rencana yang sesuai dengan pasien anda berdasarkan rasa saling pengertian anda, misalnya, lebih memikirkan perubahan, bersiap-siap untuk berubah dan mengambil langkah-langkah kecil atau lompatan raksasa menuju perubahan

Langkah 6. melalui berikut ini: negosiasi tentang kebutuhan dan waktu untuk pertemuan klinis di masa yang akan datang

Anda secara implisit dapat bergerak maju-mundur antara enam langkah berikut, terutama ketika berhadapan dengan berbagai masalah dalam pertemuan klinis. Jika dan bila perlu, anda secara eksplisit dapat bernegosiasi dengan pasien tentang pergeseran dari satu langkah ke yang lain. Jika anda terjebak untuk bekerja dengan pasien di langkah khusus (misalnya melaksanakan rencana), anda perlu kembali ke langkah awal sebelum mengembangkan rencana tindakan/aksi.

TANGGA PERUBAHAN

Page 14: PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

Tangga Perubahan menyediakan pedoman kerangka kerja untuk negosiasi tentang perubahan perilaku. Enam langkah membentuk anak tangga. Ruang antara anak tangga mewakili lima tahap kesiapan pasien untuk berubah, mulai di bagian bawah dengan pra-kontemplasi dan bergerak ke atas untuk kontemplasi, persiapan, tindakan/aksi, dan akhirnya, pemeliharaan. Relapse/ ulangan terjadi ketika pasien tergelincir menuruni tangga. Anda dapat menggunakan kerangka kerja ini untuk membantu pasien meningkatkan anak tangga dengan kecepatan yang sesuai dengan mereka.

Pemeliharaan/ Maintenance

Langkah 6

Tindakan / aksi

Langkah 5

Persiapan

Langkah 3 and 4

Kontemplasi

Langkah 1 and 2

Pra-kontemplasi

Pembahasan berikut menguraikan bagaimana pendekatan enam-langkah dan tahapan perubahan bergabung untuk membentuk tangga perubahan yang akan membantu anda untuk pendekatan secara personal anda kepada pasien anda.

Menggunakan langkah 1 dan 2 : Membantu pasien mengenali dan mengatasi masalah kesehatan

Anda dapat membangun kemitraan yang efektif dan menegosiasikan agenda bersama untuk membantu pasien bergerak dari tidak berpikir tentang perubahan perilaku berisiko (kontemplasi).

Menggunakan langkah 3 dan 4. Membantu pasien untuk bertanggung jawab atas kesehatan mereka

Anda dapat membantu memindahkan pasien dari pemikiran tentang mempersiapkan untuk perubahan (tahap persiapan). Ketika anda melakukan penilaian motivasi, anda membantu

Langkah 6 : Melanjutkan

Langkah 5 : Melaksanakan rencana

Langkah 4 : Meningkatkan saling pengertian

Langkah 3 : Menilai motivasi / resistensi

Langkah 2 : Negosiasi Agenda

Page 15: PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

pasien berpikir lebih mendalam tentang alasan mereka untuk berubah dan tidak berubah, dan untuk memahami lebih baik tentang resistensi mereka dan perubahan motivasi. Ketika anda mencoba untuk meningkatkan saling pengertian tentang kebutuhan mereka untuk perubahan perilaku, anda bekerja untuk mengurangi resistensi pasien dan meningkatkan motivasi mereka sehingga mereka bertanggung jawab atas kesehatan mereka.

Menggunakan langkah 5. Membantu pasien mengubah perilaku mereka

Setelah meningkatkan saling pengertian, anda membantu memindahkan pasien dari mempersiapkan untuk mengubah untuk mengubah perilaku mereka (tahap tindakan/ aksi). Anda bernegosiasi dengan pasien tentang tujuan dan tanggal untuk perubahan dan membantu mereka memilih dan melaksanakan suatu rencana tindakan/ aksi yang sesuai.

Menggunakan langkah 6. Membantu pasien mempertahankan perubahan

Setelah pasien membuat perubahan, anda dapat mengatur tindak lanjut untuk berjanji dan membantu mereka mengembangkan rencana darurat untuk mencegah kambuh (tahap pemeliharaan).

Setiap langkah mencakup berbagai strategi dan intervensi. Pilihan ini dapat membantu Anda untuk mengembangkan pendekatan individu dengan semua pasien anda sehingga mereka bertanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri.

TAHAPAN PERUBAHAN PERILAKU TERKAIT DENGAN MEROKOK

Upaya berhenti merokok harus bertujuan untuk memindahkan perokok melalui 4 tahapan perubahan perilaku secara progresif yang diidentifikasi oleh Prochaska dan DiClemente. Tahapan-tahapan berikut telah diadaptasi untuk digunakan dalam berhenti merokok adalah sebagai berikut:

1. Pra-kontemplasi

Perokok tidak termotivasi untuk berhenti merokok.

Kemungkinan alasan: ketidaktahuan efek berbahaya dari merokok, usaha yang gagal di masa lalu untuk berhenti, sikap fatalistic, dll.

Strategi: Menciptakan kesadaran tentang efek berbahaya dari merokok dan manfaat

Berhenti merokok. Membantu menetralisir alasan usaha yang gagal di masa lalu dan mendorong untuk mencoba lagi.

2. Kontemplasi

Perokok termotivasi untuk berhenti merokok tapi belum menetapkan tanggal berhenti.

Strategi: Menekankan biaya merokok dan manfaat dari berhenti merokok pada hal yang lebih nyata, misalnya jumlah uang yang terbuang untuk membeli rokok, menghitung jumlah rokok yang dihisap per hari, pengujian karbon monoksida.

Page 16: PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

3. Tindakan / aksi

Perokok berencana untuk berhenti merokok dalam waktu 1 bulan atau sudah berhenti untuk kurang dari satu bulan.

Strategi: Ajarkan keterampilan khusus dalam berhenti merokok. Memberikan dukungan positif dari upaya dan mekanisme koping (cara mengatasi) yang spesifik.

4. Maintenance/ PemeliharaanPerokok telah berhenti merokok setidaknya selama satu bulan.

Strategi: Memberikan penguatan lanjutan dengan diperolehnya status baru tidak-merokok dan keterampilan pencegahan berulang misalnya mengantisipasi situasi kambuh yang mungkin terjadi dan perencanaan respon seseorang sebelumnya.

5. Termination/ PenghentianIni didefinisikan sebagai keadaan stabil di mana tidak ada godaan untuk merokok di semua situasi dan keyakinan maksimum pada kemampuan seseorang untuk melawan kambuh di semua situasi.

Mengidentifikasi Tahapan Seorang Perokok

1. Apakah anda pernah berpikir tentang berhenti merokok?

      Tidak - tahap Pra-kontemplasi; Ya - Setidaknya tahap Kontemplasi

2. Apakah anda ingin berhenti merokok?

      Ya - Setidaknya tahap kontemplasi

3. Apakah anda berencana untuk berhenti merokok pada bulan depan?

      Tidak - tahap kontemplasi; Ya – tahap Tindakan/ aksi

4. Berapa lama anda telah berhenti merokok?

      Kurang dari sebulan – tahap Tindakan/ aksi, Lebih dari sebulan - tahap Pemeliharaan

Untuk Pasien Mau Berhenti Merokok

Memberikan motivasi/ mendukung untuk berhenti

Semua pasien yang mengikuti suatu perawatan kesehatan harus memiliki status penggunaan tembakau yang dinilai secara rutin. Dokter harus menyarankan semua pengguna tembakau untuk berhenti dan kemudian menilai kesediaan pasien untuk membuat upaya berhenti. Untuk pasien yang tidak siap untuk melakukan upaya berhenti saat ini, dokter harus menggunakan intervensi singkat yang dirancang untuk mempromosikan motivasi untuk berhenti.

Page 17: PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

KONSELING MODIFIKASI GAYA HIDUP :

MODEL PERUBAHAN PERILAKU & TANGGA PERUBAHAN

Role Play:

Lakukan role-play dalam melakukan konseling modifikasi gaya hidup dengan metode Behavior Change Model & The Ladder of Change [Model Perubahan Perilaku & Tangga Perubahan] dengan teman anda. Buatlah pasangan 2 orang dan secara bergantian berperan sebagai:

Dokter yang akan melakukan konseling modifikasi gaya hidup kepada pasien dengan faktor risiko atau perilaku gaya hidup yang tidak sehat Catatan:

Fokus dari konseling BUKAN UNTUK MEYAKINKAN PASIEN untuk mengubah perilakunya, tapi UNTUK MEMBANTU PASIEN BERGERAK SEPANJANG STASE-STASE PERUBAHAN dengan:

1. Mengidentifikasi stase perubahan pasien

2. Ajak pasien ke dalam suatu proses untuk bergerak ke stase berikutnya

Pasien yang mempunyai faktor risiko atau suatu perilaku gaya hidup yang tidak sehat Catatan:

Mahasiswa yang berperan sebagai pasien juga bertindak sebagai observer yang mengevaluasi dokter konselor dengan menggunakan Check List Konseling Modifikasi Gaya Hidup

Selamat bekerja!

Panduan untuk Peran Pasien:

Pilihlah satu dari beberapa faktor risiko/ perilaku gaya hidup yang tidak sehat di bawah ini. Anda datang ke dokter dengan membawa beberapa perlawanan (resistance) dan/ motivasi dalam melakukan perubahan perilaku gaya hidup. Pilihlah dari daftar perlawanan & motivasi yang berkaitan dengan faktor risiko/ perilaku gaya hidup di bawah ini. Anda juga bisa mengembangkan perlawanan & motivasi tersebut berdasarkan hasil observasi atau pengalaman pribadi Anda.

Faktor Risiko/ Perilaku Gaya

Hidup yang Tidak Sehat

Tujuan

Konseling

Perlawanan/Kendala

untuk Berubah

Motivasi/Manfaat

untuk Berubah

Merokok Berhenti merokok

(smoking cessation)

Sulit berhenti; tidak tahu caranya berhenti merokok, sudah pernah mencoba tapi gagal

Merokok adalah sarana sosialisasi & meningkatkan pergaulan dengan teman2

Banyak godaan untuk merokok saat berkumpul dengan teman-teman

Merokok berefek menenangkan saat stress Dengan merokok kelihatan ”macho”, ”gaul” Merasa tidak berdaya/ tidak bisa

mengendalikan kebiasaan; terlalu nikmat untuk ditinggalkan

Dll

Tahu/ sadar bahaya merokok bagi kesehatan Mencegah timbulnya berbagai penyakit yang

berkaitan (kanker paru, impotensi, penyakit jantung, stroke, dll)

Merokok menghabiskan banyak uang; dengan berhenti akan menghemat uang

Menuruti permintaan pasangan/ keluarga berarti menyenangkan hati mereka

Sebagai suatu resolusi tahun baru untuk mulai menata hidup baru

Dll

Minum minuman keras (beralkohol)

Berhenti minum

(drinking cessation)

Sulit berhenti, tidak tahu caranya berhenti minum

Sarana sosialisasi & meningkatkan pergaulan dengan teman-teman

Banyak godaan untuk minum saat berkumpul dengan teman-teman

Minum dapat menghilangkan perasaan stress

Dengan minum ”macho”, ”gaul” Merasa tidak berdaya/ tidak bisa

Tahu/ sadar bahaya minum bagi kesehatan Mencegah timbulnya berbagai penyakit yang

berkaitan (sakit liver, dll) Minum menghabiskan banyak uang; dengan

berhenti akan menghemat uang Menuruti permintaan pasangan/ keluarga

berarti menyenangkan hati mereka Sebagai suatu resolusi tahun baru untuk

mulai menata hidup baru Dll

Page 18: PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

mengendalikan kebiasaan; terlalu nikmat untuk ditinggalkan

DllKurangnya activity fisik (sedentary lifestyle)

Olah raga teratur

(reguler exercise)

Tidak ada waktu untuk berolah raga Sibuk dengan pekerjaan/ studi/ belajar Menonton TV (terutama sinetron, film)

berjam-jam sangat menyenangkan, apalagi setelah capek bekerja/belajar

Waktu luang lebih enak dipakai untuk tidur/ menonton TV daripada olah raga, karena sudah kecapean bekerja/belajar

Berolah raga membutuhkan biaya banyak untuk beli pakaian, sepatu, alat, sewa tempat, dll

Dll

Tahu/ sadar pentingnya berolah raga bagi kesehatan

Berolah raga dapat menjaga badan tetap bugar, mencapai berat badan ideal

Berolah raga dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit yang berkaitan (obesitas, penyakit jantung, dll)

Berolah raga akan menbuat badan menjadi sehat fisik & mental

Menuruti permintaan pasangan/ keluarga berarti menyenangkan hati mereka

Sebagai suatu resolusi tahun baru untuk mulai menata hidup baru....................Dll

Kegemukan/ makan makanan yang tidak sehat

Menurunkan berat badan (losing

weight)

Sulit melepaskan kebiasaan makan banyak, yang berlemak/ berkabohidrat tinggi/ berkalori tinggi

Merupakan hal yang biasa dalam keluarga Terlalu nikmat untuk ditinggalkan Dll

Tahu/ sadar bahaya kegemukan bagi kesehatan

Menurunkan berat badan dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit yang berkaitan

Menuruti permintaan pasangan/ keluarga berarti menyenangkan hati mereka

Sebagai suatu resolusi tahun baru untuk mulai menata hidup baru.................. Dll

Page 19: PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

Checklist Konseling Modifikasi Perilaku Gaya Hidup

Merokok

No. Aspek yang Dinilai Parameter Nilai

0 1 2 3

I. Komunikasi verbal

A. Membangun Hubungan/ Kesesuaian Membina sambung rasa

1 Memberikan salam dan membuat pasien merasa nyaman

”Assalamu’alaikum.... Silahkan duduk...” “Ada yangbisa saya bantu? Apa yang dikeluhkan? Coba

ceritakan...?” ”Silahkan nanti mengeluarkan keluhannya/ keluh kesahnya/

uneg-unegnya....”

B. Membangun Kemitraan & Negosiasi Agenda, Menilai Motivasi / Resistance & Meningkatkan Saling Pengertian

BERTANYA

2 Menanyakan pasien apakah ia merokok atau tidak

Kategori perokok:1. Mantan Perokok (Tidak merokok dalam 1 tahun) ; 2. Perokok Aktif ; 3. Perokok Pasif

Sejak kapan anda merokok...sudah berapa lama/ tahun...

Berapa jumlah batang rokok yang Anda hisap: Pada awal anda mulai merokok?; Setiap harinya dalam 1 minggu terakhir.....batang? ; Setiap harinya dalam 1 bulan terakhir....batang? ; Setiap harinya dalam 3 bulan terakhir....batang?

Rokok jenis apa yang anda hisap?

3 Jika pasien tidak merokok, tanyakan apakah ia pernah merokok sebelumnya.

4 Jika pasien merokok, tanyakan berapa banyak rokok yang dia konsumsi per hari.

MENILAI

5 Menilai kesiapan pasien untuk berhenti

Apakah saat ini Anda punya keinginan untuk berhenti merokok? Apa motivasi/alasan anda untuk berhenti merokok saat ini?

Pernahkah Anda mencoba berhenti merokok dalam satu tahun terakhir?

Bila Ya, berapa lama Anda mampu berhenti? ____Minggu Bulan; Apa yang menjadi alasan Anda berhenti pada saat itu?

(apa yang membuat Anda berhenti merokok)

Mengapa Anda tidak berhasil pada saat itu?

(apa tantangan yang Anda hadapi)

NASIHAT

Page 20: PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx

6 Mengapa merokok buruk bagi orang dengan riwayat penyakit ini

Pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada perokok aktif:

Dampak merokok terhadap kesehatan perokok Dampak merokok terhadap pengobatan penyakit

perokokMateri lain

Pesan-pesan yang disampaikan kepada perokok pasif:

Dampak merokok terhadap kesehatan keluarga Dampak merokok terhadap kesehatan anak-anakMateri lain

7 Sebutkan data pada risiko spesifik yang disebabkan oleh merokok

8 Explain mechanism of how tobacco do harms

Jelaskan mekanisme bagaimana tembakau memberikan kerugian

9 Reassure that by quit smoking now, the harm of smoking will quickly decrease and then gradually reduce to that of a non-smoker, IF the patient stays quit

Yakinkan untuk berhenti merokok sekarang, bahaya merokok akan dengan cepat berkurang dan kemudian secara bertahap berkurang seperti yang non-perokok, JIKA pasien tetap berhenti

MEMBANTU

10 Membantu pasien untuk berhenti dengan memberikan pamflet, brosur

Membantu responden mendiskusikan bahan-bahan berhenti merokok.

Gejala-gejala yang dihadapi pada saat mencoba berhenti merokok

Pemicu untuk merokok lagi – faktor sosial dan lingkungan yang ada

Dukungan sosial yang ada (identifikasi siapa yang dapat membantu selama proses penghentian merokok)

Mekanisme/cara untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut

MENGATUR UNTUK TINDAK LANJUT

11 Rencanakan untuk follow up pada konsumsi tembakau

Rencana tanggal untuk kunjungan ulang

/ /

II. Non-komunikasi verbal

12 Aspek-aspek komunikasi non-verbal Menjaga tatapan mata Ekspresi wajah ramah, tersenyum Postur tubuh terbuka, menghadap pasien dengan

sudut 45 derajat Artikulasi suara jelas & intonasi tepat Penampilan bersih & rapi

III. Empati dan ketrampilan mendengar aktif

13 Aspek-aspek dari empati dan ketrampilan mendengar aktif

Refleksi isi Refleksi perasaan

0 = Tidak dilakukan 1 = Dilakukan tapi tidak tepat 2 = Dilakukan secara tepat 3 = Dilakukan secara tepat & sempurna

Page 21: PANDUAN SKILLS LAB 5.2 konseling merokok.docx