PANDUAN PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BAHAN AJAR DAN … · 2020. 4. 21. · Contoh kasus bahan ajar 10...
Transcript of PANDUAN PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BAHAN AJAR DAN … · 2020. 4. 21. · Contoh kasus bahan ajar 10...
0
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA TAHUN 2020
PANDUAN PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BAHAN AJAR DAN LITERATUR REVIEWTAHUN AKADEMIK 2019/2020 (DALAM RANGKA MENDUKUNG UPAYA PEMERINTAH UNTUK PENCEGAHAN DAN PENYEBARAN COVID-19)
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1
PRA KATA
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji dan puja saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan saya
kemudahan dan kelancaran sehingga panduan ini bisa diselesaikan dengan tepat waktu dan
dengan baik. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya saya tidak akan bisa untuk menyelesaikan
makalah ini dengan sebaik ini. Shalawat serta salam saya limpahkan kepada baginda nabi kita
Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. penulis juga
mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmatnya sehingga saya
bisa mengerjakan panduan dalam keadaan yang sehat baik sehat fisik maupun akal pikiran.
Panduan alternatif penyelesaian tugas akhir ini disusun untuk memberikan informasi,
memandu atau memberikan tuntunan kepada mahasiswa dalam menyusun tugas akhir di era
pandemic covid-19 . Buku panduan ini juga diharapkan dapat mendekatkan hubungan antara
pembimbing dan mahasiswa serta memberikan wawasan tambahan kepada mahasiswa agar
tugas akhir dapat diselesaikan tepat waktu. Pedoman umum tata tulis, dan sebagainya mengacu
pada pedoman skripsi.
Purwokerto, 21 April 2020
Wakil Rektor I
Ns. Murniati., S.Kep., M.Kep
NIK. 106610090483
Ketua LPPM
Mariah Ulfah, S.Si.T, S.Kep, Ns, M.Kes
NIK. 111002141181
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2
DAFTAR ISI
Halaman cover
Pra kata 1
Pedoman pembuatan bahan ajar 2
Contoh kasus bahan ajar 10
Sistematika Laporan Penelitian Literatur Review 14
Contoh Literatur Review 16
Contoh Naskah Publikasi Literatur Review 29
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 3
PEDOMAN
PEMBUATAN BAHAN AJAR
Bab 1-III : Sesuai proposal yang di buat oleh mahasiswa
Bab IV : Gambaran Umum Bahan Ajar
A. Deskripsi bahan ajar;
Berisi tentang gambaran bahan ajar yang terdiri dari isi bahan ajar, manfaat
bahan ajar, tujuan bahan ajar
B. Hasil penelitian yang terkait
Berisi tentang tinjauan literatur dari bahan ajar yang dibuat dengan
merujuk pada jurnal baik nasional maupun internasiona, buku,
ensiklopedia dsb.
Bab V : Penutup
A. Simpulan
Berisi tentang bahan ajar yang ditulis
B. Rekomendasi
Berisi tentang rekomendasi/saran yang nyambung dengan bahan ajar
terkait.
Daftar Pustaka
CATATAN:
1. Jika Video Maka Besarnya Video Adalah 5 MB (masukkan ke flashdisk)/link melalui
google drive, di prolog jangan lupa diisi nama penyusun, dosen pembimbing, jelaskan
video tentang apa
2. Cara meng HKI (Hak Kekayaan Intelektual) kan karya nya:
a. Kirim surat pernyataan hak cipta dan pengalihan hak cipta di form yang
dilampirkan dalam ketentuan ini
b. Besarnya biaya HKI adalah 200.000,00 dan dibayarkan berdasarkan kode bill
yang akan diberikan dr LPPM, LPPM hub di no 081327087508 (Ibu Ulfah)
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 4
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, pemegang hak cipta:
N a m a : 1.……………………2………………………3………………………4……................….
Kewarganegaraan: ………………………………………………………………………………………...........
Alamat : ………………………………………………………………………………………........... ………………………………………………………………………………………...........
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Karya Cipta yang saya mohonkan:
Berupa: ………………………………………………………………………………………...........
Berjudul: ………………………………………………………………………………………………
▪ Tidak meniru dan tidak sama secara esensial dengan Karya Cipta milik pihak lain atau
obyek kekayaan intelektual lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (2);
▪ Bukan merupakan Ekspresi Budaya Tradisional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38;
▪ Bukan merupakan Ciptaan yang tidak diketahui penciptanya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 39;
▪ Bukan merupakan hasil karya yang tidak dilindungi Hak Cipta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 41 dan 42;
▪ Bukan merupakan Ciptaan seni lukis yang berupa logo atau tanda pembeda yang
digunakan sebagai merek dalam perdagangan barang/jasa atau digunakan sebagai
lambang organisasi, badan usaha, atau badan hukum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 65 dan;
▪ Bukan merupakan Ciptaan yang melanggar norma agama, norma susila, ketertiban
umum, pertahanan dan keamanan negara atau melanggar peraturan perundang-
undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 ayat (1) huruf d Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
2. Sebagai pemohon mempunyai kewajiban untuk menyimpan asli contoh ciptaan yang
dimohonkan dan harus memberikan apabila dibutuhkan untuk kepentingan penyelesaian
sengketa perdata maupun pidana sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
3. Karya Cipta yang saya mohonkan pada Angka 1 tersebut di atas tidak pernah dan tidak sedang
dalam sengketa pidana dan/atau perdata di Pengadilan.
4. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Angka 1 dan Angka 3 tersebut di atas saya
/ kami langgar, maka saya / kami bersedia secara sukarela bahwa:
a. permohonan karya cipta yang saya ajukan dianggap ditarik kembali; atau
b. Karya Cipta yang telah terdaftar dalam Daftar Umum Ciptaan Direktorat Hak Cipta,
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum Dan Hak Asasi
Manusia R.I dihapuskan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
c. Dalam hal kepemilikan Hak Cipta yang dimohonkan secara elektronik sedang dalam
berperkara dan/atau sedang dalam gugatan di Pengadilan maka status kepemilikan surat
pencatatan elektronik tersebut ditangguhkan menunggu putusan Pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap.
Demikian Surat pernyataan ini saya/kami buat dengan sebenarnya dan untuk dipergunakan
sebagimana mestinya.
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 5
…………………….. , ………………… 2018
Materai 6.000, -
(……………………………………………….)
Pemegang Hak Cipta*
* Semua pemegang hak cipta agar menandatangani di atas materai.
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 6
SURAT PENGALIHAN HAK CIPTA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
N a m a :
Alamat :
Adalah Pihak I selaku pencipta, dengan ini menyerahkan karya ciptaan saya kepada
:
N a m a :
Alamat :
Adalah Pihak II selaku Pemegang Hak Cipta berupa -------------------------------------------
------------ untuk didaftarkan di Direktorat Hak Cipta dan Desain Industri, Direktorat
Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia.
Demikianlah surat pengalihan hak ini kami buat, agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
------------------, ----------------------- 20----
Pemegang Hak Cipt Pencipta
Materai 6.000
(--------------------------------------- ) (--------------------------------------- )
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 7
Contoh pengisian surat pernyataan
Surat pengalihan hak cipta
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 8
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 9
Contoh sertifikat hki yg sdh terbit
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 10
CONTOH KASUS:
Mahasiswa Melakukan Penelitian Tentang “Pengaruh Pelvic Tilt Terhadap Nyeri Punggung
Ibu Hamil”, dengan kondisi seperti ini, mahasiswa tidak dapat mengambil data primer ataupun
skunder, sehingga pembimbing mengarahkan ke bahan ajar berupa Video’, maka BAB 4-5
Disusun sebagai berikut:
Mendasari Bab 1,2 dan 3 yang telah diajukan, maka peneliti memmbuat bahan ajar
berupa video pembelajaran tentang Pelvic Tilt Terhadap Nyeri Punggung Ibu Hamil.
BAB 1V
GAMBARAN UMUM BAHAN AJAR
A. Deskripsi Bahan Ajar
Mendasari BAB 1,2 dan 3 maka penulis membuat bahan ajar berupa video
tentang Pelvic Tilt Terhadap Nyeri Punggung Ibu Hamil. Video ini menyajikan dua
variasi Latihan yang dapat dilakukan di rumah dan mudah dilakukan. Latihan ini tidak
dilakukan dengan posisi berbaring untuk menghindari supine hipotensive syndrome.
Tujuan latihan ini adalah : memperkuat otot perut, otot gluteus maksimus, memperbaiki
postur tubuh ibu (mengurangi hiperlordosis ibu) dan mengurangi sakit punggung
(Gultom, Syamsul: 2013). Deskripsi Latihan sebagai berikut;
1. Latihan variasi A
a) Menggunakan tangan dan lutut seperti posisi merangkak;
b) Jaga agar punggung tetap lurus, tidak melengkung/cekung dan lutut diusahakan
senyaman mungkin.
c) Kencangkan otot abdomen dengan melengkungkan punggung ke belakang tahan
sampai hitungan ke 5x kemudian relax.
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 11
Gambar 2.5 Latihan variasi A (dikutip dari penny simpkin, 2002)
2. Latihan Variasi B
a) Berdiri lurus berlawanan dengan dinding, buat pantat dan bahu menyentuh dinding,
kaki terpisah dari dinding sejauh 12-15 inci. Kedua tangan berada dibelakang
punggung;
b) Ambil nafas dalam, hembuskan sambil menekan punggung belakang berlawanan
dengan dinding untuk mengencangkan otot abdomen;
c) Tahan sampai 5 hitungan tanpa menahan nafas, kemudian relax.
B. Manfaat Latihan
Latihan ini bermanfaat untuk;
a) Memperkuat otot perut, otot gluteus maksimum
b) Memperbaiki postur tubuh ibu (mengurangi hiperlordosis ibu)
c) Mengurangi sakit punggung (Gultom, Syamsul: 2013).
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 12
C. Hasil penelitian yang terkait
Hasil penelitian tentang Latihan pelvic tilt terhadap nyeri punggung ibu hamil
sesuai dengan hasil penelitian ulfah, 2017 yang menemukan bahwa rata-rata nyeri
punggung pada ibu hamil trimester III sebelum latihan pelvic tilt adalah 4.4429 cm
dengan standar deviasi 1.88058 cm. kemudian pada pengukuran hari ke 7 latihan
didapat rata-rata 1.2714 cm dengan standar deviasi 1.43462 cm. hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata antara pengukuran sebelum dan seudah
latihan pelvic tilt adalah 3.7143 cm dengan standar deviasi 2.03498 cm. hasil uji
statistik didapatkan nilai p: 0.000, berarti pada nilai alpa 5% terlihat ada perbedaan yang
signifikan antara nyeri punggung bawah sebelum dan sesudah latihan pelvic tilt.
Hal ini sejalan dengan varney, 2013 bahwa selama kehamilan, relaksasi sendi
pelvic kemungkinan terjadi akibat perubahan hormonal. Sejalan dengan bertambahnya
berat badan secara bertahap selama kehamilan dan redistribusi pemusatan terdapat
pengaruh hormonal pada struktur ligament. Kedua faktor ini merubah postur tubuh ibu
hamil. Pusat gravitasi tubuh bergeser ke depan dan jika dikombinasikan dengan
peregangan otot abdomen yang lemah ini akan mngakibatkan lekukan pada bahu serta
dagu yang menggantung. Ada kecenderungan bagi otot untuk memendek jika otot
abdomen meregang sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot disekitar
pelvis, dan tegangan tambahan dapat dirasakan diatas ligament tersebut. Akibatnya
nyeri punggung yang biasanya berasal dari sakroiliaka atau lumbar, dan dapat menjadi
gangguan punggung jangka panjang jika keseimbangan otot dan stabilitas pelvis tidak
dipulihkan setelah melahirkan. Selama kehamilan, relaksasi sendi pelvic kemungkinan
terjadi akibat perubahan hormonal. Estrogen, progesterone dan relaksin,semuanya
tampak terlibat. Estrogen menyebabkan jaringan ikat menjadi lembut, kapsula sendi
menjadi relaks dan sendi pelvis dapat bergerak.
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 13
BAB V
SIMPULAN
A. Simpulan
Bahan ajar yang berupa video ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu terapi
nonfarmakologi yang dapar dipraktikkan bagi ibu hamil yang mengalami nyeri
punggung.
B. Rekomendasi/Saran
Berdasarkan bahan ajar yang sudah penulis susun, maka penulis memberikan saran
antara lain;
1. Bagi Ibu hamil
Mempraktikkan Latihan pelvi tilt agar dapat mengurangi ketidaknyamanan
dalam kehamilan yaitu mengurangi nyeri punggung yang biasa dialami oleh ibu hamil.
2. Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan)
Tenaga Kesehatan hendaknya memberikan pengetahuan tentang Latihan ini di
kelas ibu hamil/Poliklinik Kesehatan Desa kepada ibu hamil di desa binaanya sehingga
dapat membantu menurunkan angka morbiditas pada ibu hamil.
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 14
SISTEMATIKA
LAPORAN PENELITIAN LITERATUR REVIEW
BAB I. Pendahuluan, berisi
A. Latar belakang masalah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat penelitian (Teoritis dan praktis)
BAB II. Tinjauan Pustaka, berisi
A. Kajian teori,
Disini diisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan Judul yang doiambil
B. Kajian Hasil-Hasil Penelitian ;
Disini berisi sumber informasi berupa jurnal bereputasi nasional atau internasional
minimal 3 sumber informasi yang didapat dari:
1. Primer: jurnal dari database Scopus, EBSCO, Elsiver, ProQuest, Google Scholar
atau juga diterbitkan oleh Jurnal yang telah terakreditasi/tidak
2. Sekunder: abstrak
3. Tersier: textbook, ensiklopedia
BAB III. Metode penelitian, berisi tentang
A. Jenis Penelitian, jenis penelitian adalah deskriptif
B. Sumber data; disini sesuai dengan BAB II point B
C. Teknik pengumpulan data, berisi cara pencarian literatur dengan menggunakan kata
kunci, kerangka kerja bisa dengan menggunakan PICO, PICOT, PEOS
Contoh PEOS
Criteria Inclusion Exclusion
Population/
Problem
Acquired Immunodeficiency Syndromes
Immunodeficiency Syndromes, Acquired
Syndrome, Acquired Immunodeficiency
Syndromes, Acquired Immunodeficiency
Species
Exposure/
Event
HIV
Human Immunodeficiency Virus
Immunodeficiency Virus, Human
Immunodeficiency Viruses, Human
Virus, Human Immunodeficiency
Viruses, Human Immunodeficiency
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 15
Human Immunodeficiency Viruses
Outcomes HRQOL
Health-Related Quality Of Life
Health Related Quality Of
Quality of Life
Life Quality
Study Design Qualitative Study
BAB 4. Hasil Penelitian, berisi tentang gambaran umum hasil penelitian
BAB 5. Kesimpulan, berisi
A. Simpulan
B. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA , dibuat sesuai panduan skripsi sebelumnya
Lampiran: sumber informasi pencarian
No Judul/author/tahun Negara Tujuan Jenis
penelitian
Pengumpulan
data
Partisipan
n/sample
Hasil
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 16
Contoh LR : Penelitian Putri Ayu
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anemia masih menjadi masalah di dunia, terutama di negara berkembang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa masih ada 50 persen lebih
banyak wanita di dunia yang menderita anemia. Kondisi ini dapat memiliki efek buruk
pada setiap kelompok umur termasuk wanita hamil. Pada wanita hamil kejadian anemia
dapat menyebabkan komplikasi pada ibu dan bayi yang dikandungnya seperti
perdarahan yang mengancam jiwa, keguguran, berat lahir rendah (BBLR) dan kelahiran
prematur. WHO juga menyarankan bahwa 4 persen kematian ibu di Etiofia disebabkan
oleh anemia. WHO mendefinisikan anemia pada wanita hamil di mana kadar
hemoglobin kurang dari 11 mg / dL pada trimester pertama dan terakhir atau 10,5 mg /
dL pada trimester kedua atau tingkat hematokrit kurang dari 37 persen. Meskipun
banyak faktor yang dapat memicu anemia, lebih dari setengahnya disebabkan oleh
kekurangan zat besi. Zat besi (Fe) adalah salah satu zat gizi mikro yang dibutuhkan
dalam pembentukan hemoglobin yang dibutuhkan dalam sirkulasi tubuh manusia. Saat
hamil, sirkulasi darah di tubuh ibu akan meningkat, peningkatan volume plasma darah
dan volume sel darah merah. Semua ini akan menghasilkan hemodilusi dan
menghasilkan penurunan hemoglobin. Kondisi ini akan memudahkan terjadinya
anemia pada ibu hamil. Pada wanita hamil kebutuhan zat besi juga meningkat karena
zat besi digunakan dalam pembentukan janin dan cadangan dalam plasenta dan untuk
sintesis Hb untuk wanita hamil. Karena itu, dalam keadaan hamil kebutuhan zat besi
juga meningkat dan penting untuk mempertahankan asupan zat besi yang cukup selama
kehamilan. Ketika kebutuhan zat besi dari asupan harian kemungkinan tidak
mencukupi, suplementasi diperlukan untuk memastikan bahwa kebutuhan gizi mikro
ini mencukupi. Pada awal kehamilan, lazimnya mual pagi hari memperburuk asupan
gizi ibu yang tidak memadai (Eltayeb et al. 2018).
Keberhasilan upaya kesehatan ibu, termasuk dapat dilihat dari indikator Angka
Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama kehamilan, persalinan
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 17
dan persalinan di setiap 100.000 kelahiran hidup. Penurunan AKI di Indonesia terjadi
dari tahun 1991 hingga 2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun, SDKI pada tahun
2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan menjadi 359 kematian ibu,
100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian
ibu 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
2015 (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2015).
Frekuensi wanita hamil dan anemia di Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5%.
Sedangkan di Jawa Barat kejadian anemia mencapai 51,7%. Di Kabupaten Bekasi
sebanyak 65%, salah satu faktor yang dianggap sebagai penyebab anemia adalah karena
kekurangan zat besi (Riskesdas 2013). Anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah
dan ukuran sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin di bawah nilai batas normal
yang mengakibatkan terganggunya kapasitas darah untuk mengangkut oksigen ke
seluruh tubuh. Anemia pada wanita hamil sangat erat kaitannya dengan mortalitas dan
morbiditas maternal dan neonatal, termasuk risiko keguguran, lahir mati, prematur, dan
berat badan lahir rendah. Anemia adalah penyakit global dan wanita hamil sering
terkena. Pengobatan defisiensi besi untuk meningkatkan hasil kehamilan tidak lagi
diperdebatkan. Dari 48 uji coba acak dan 44 studi kohort, wanita hamil yang
menggunakan zat besi oral, dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan
besi, secara signifikan meningkatkan kadar hemoglobin, kadar anemia yang lebih
rendah, dan risiko lebih rendah pada neonatus dengan berat badan lahir rendah. Berat
lahir absolut meningkat, dan risiko neonatus berat lahir rendah menurun
(Govindappagari & Burwick, 2018).
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh konsumsi tablet suplemen zat
besi terhadap peningkatan kadar hemoglobin (Hb) pada ibu hamil serta untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil yang
mengonsumsi tablet suplemen zat besi berdasarkan studi literatur.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh konsumsi tablet suplemen zat besi terhadap peningkatan
kadar hemoglobin (Hb) pada ibu hamil?
2. Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil yang
mengonsumsi tablet suplemen zat besi?
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 18
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh konsumsi tablet suplemen zat besi terhadap
peningkatan kadar hemoglobin (Hb) pada ibu hamil.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil
yang mengonsumsi tablet suplemen zat besi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta bagi peneliti selanjutnya terutama
terkait Anemia dalam kehamilan.
2. Manfaat Praktis
a. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
kajian di kalangan praktisi kesehatan untuk mampu menjawab
kebutuhan pelayanan kesehatan yang lebih baik di Indonesia
b. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pemikiran bagi
instansi terkait, agar pelayanan Kesehatan ibu hamil semakin baik dan
semakin bermanfaat bagi masyarakat Indonesia pada umumnya.
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 19
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KAJIAN TEORI
Anemia dalam kehamilan
B. Kajian Hasil-Hasil Penelitian
1. Anemia dalam kehamilan di berbagai negara
a. Anemia kehamilan di negara maju
b. Anemia kehamilan di negara berkembang
2. Tingkat kepatuhan minum zat fe pada kehamilan di berbagai negara
a. Anemia kehamilan di negara maju
b. Anemia kehamilan di negara berkembang
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini mengkaji secara kritis pengetahuan, gagasan, atau temuan ilmiah yang
terdapat di dalam tubuh literature akademik, juga merumuskan kontribusi teoritis dan
metodologi untuk topik tertentu. Sehingga dapat pula disimpulkan bahwa penelitian adalah
suatu penyelidikan yang terorganisasi. Hasil kajian digunakan untuk menganalisis dan
menjawab pertanyaan penelitian yang sudah dirumuskan. Data yang sudah diperoleh
diuraikan secara sistematis untuk kemudian diberikan penjelasan dan pemahaman supaya
dapat dipahami dengan baik. Adapun jenis metode yanng dipakai dalam penelitian ini adalah
Metode Deskriptif. Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,
suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat- sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.(Nazir,
2017)
B.Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari literature maupun
referensi lainnya. Data sekunder didapatkan bukan dari pengamatan secara langsung tetapi
diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu. Menelusuri sumber-sumber
kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. (Nazir, 2017).
Sumber data sekunder meliputi buku maupun artikel ilmiah yang sudah dipublikasi berkaitan
dengan materi pembahasan anemia dalam kehamilan dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi zat besi.
Pemilihan sumber data dilakukan dengan memperhatikan hal-hal terkait keaslian
penulisan, objektivitas, dan konstribusi terhadap penelitian. Penelitian ini menggunakan
Secondary Research Methodology berupa Literature Review dengan Primary Source (Sumber
Utama), (Yam Lal Bhat, 2019) dari jurnal atau laporan yang telah terbit dengan pengertian lain
bahwa sumber utama penelitian ini adalah artikel ilmiah dengan bahasan anemia dalam
kehamilan. Artikel ilmiah diperoleh dari sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan
keabsahannya. Sumber utama lainnya meliputi jurnal nasional atau jurnal internasional, buku,
website, dan referensi lainnya.
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 21
4.Teknik Pengumpulan Data
Tinjauan studi literatur ini dilakukan berdasarkan karakteristik penelitian dengan
kriteria inklusi, yaitu 1) wanita hamil yang menggunakan tablet suplemen zat besi, 2)
memberikan intervensi dalam bentuk tablet suplemen zat besi, 3) kelompok kontrol dengan
pengobatan, 4) status anemia pada wanita hamil rendah, Teks lengkap, Artikel 2010-2018,
juornal International.
Proses pemilihan artikel ditentukan sesuai dengan kriteria inklusi. Sumber informasi
diperoleh dari database yaitu PubMed dan scince langsung. Metode strategi pencarian untuk
mendapatkan jurnal menggunakan kata kunci "(Pengaruh anemia") ATAU "Kekurangan zat
besi" ATAU "hemoglobin rendah") ATAU "besi yang buruk") ATAU "kehilangan zat besi")
ATAU "suplementasi zat besi") ATAU "suplementasi zat besi") DAN kehamilan * gratis penuh
text * 10 years ". Proses pengumpulan data menggunakan metode ekstraksi data dengan
pendekatan PICO (Population, Intervention, Compare, Outcame). Artikel diekstraksi dalam
bentuk Kutipan, Desain / Metode, Populasi, (Sampel / pengaturan), Intervensi, Bandingkan /
Kontrol, Analisis data, Tindak Lanjut, Hasil (Temuan), Penilaian layak untuk berlatih Metode
yang digunakan untuk mengkritik artikel jurnal yang digunakan dengan menggunakan
Instrumen Alat Penilaian Kritikal Institut Joanna Briggs, instrumen ini mengidentifikasi
literatur melalui pertanyaan Pemutaran setelah melewati menyaring pertanyaan, dan kemudian
dapat melanjutkan melalui Pertanyaan Rinci. Metode ini untuk mengurangi bias yang ada
dalam studi Tinjauan literatur Sistematik. Bentuk sintesis yang akan disajikan dalam literatur
sistematis review adalah identifikasi, penyaringan, kelayakan, dan data yang dimasukkan dan
disajikan termasuk dalam diagram alir hasil data. Kerangka kerja yang digunakan adalah PICO
(Populasi, Intervensi, Comparasion, Outcome).
Element Inklusi Eksklusi
Population
/Problem
Wanita hamil yang
menerima suplementasi zat
besi
Wanita hamil dengan
komplikasi komorbiditas
berat yang memerlukan
perawatan medis khusus.
Intervention Pemberian tablet suplemen
zat besi
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 22
Table 1. Framework penelitian
Comparison Control group dengan
treatment.
Outcomes Status anemia pada wanita
hamil rendah.
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Hasil Penelitian
Hasil tinjauan literatur sistematis dari 7 jurnal menemukan bahwa ada efek yang
signifikan dari suplemen zat besi dengan anemia pada wanita hamil. Suplemen zat besi dan
faktor kepatuhan dalam mengonsumsi suplemen zat besi sangat penting untuk mencegah
anemia pada kehamilan. Intervensi pemberian suplemen zat besi berhasil mencegah anemia
pada ibu hamil. Dijelaskan sebagai berikut:
1. Suplemen Besi Berpengaruh pada Peningkatan Level Hemoglobin (Hb)
.Menurut India J Hematol menyatakan bahwa anemia pada kehamilan sama dengan
tingkat hemoglobin di bawah 11gr / dL. Anemia pada kehamilan adalah multifaktorial
(penyebab paling umum). Permintaan zat besi meningkat pada trimester kedua dan trimester
ketiga kehamilan. Perkembangan plasenta awal dan pertumbuhan janin juga membutuhkan zat
besi. Pasokan nutrisi dan suplemen zat besi yang memadai. Malnutrisi dan kurangnya suplemen
zat besi serta meningkatnya permintaan menyebabkan diferensiasi anemia (Zehra et al. 2017).
Menurut Journal Defisiensi Nutrisi Klinis Suplementasi zat besi adalah penyebab anemia
defisiensi. Memberikan suplemen zat besi kepada wanita hamil adalah tindakan kesehatan
umum yang sering dilakukan. Suplemen zat besi reguler (pengobatan semua wanita hamil tanpa
memandang status zat besinya) atau selektif (hanya wanita dengan atau berisiko kekurangan
zat besi) (Chatterjee et al. 2015).
Salah satu hasil dari penelitian ini adalah uji coba acak tersamar ganda yang dilakukan
selama 2 bulan berjudul "Kombinasi suplementasi zat besi dan retinol menguntungkan status
zat besi, kadar IL-2 dan proliferasi limfosit pada wanita hamil yang anemia" responden secara
acak mengalokasikan 186 wanita hamil anemia dengan menjadi empat kelompok. Kelompok I
(n = 47) ditambahkan setiap hari dengan 60 mg besi sebagai besi sulfat, IF (n = 46) dengan 60
mg besi dan 0,4 mg asam folat, IR (n = 46) dengan 60 mg besi, retinol 2, 0 mg dan 0,4 mg
asam folat dan C (n = 47) adalah kelompok plasebo. Intervensi yang diberikan zat besi
dikombinasikan dengan suplementasi retinol pada status zat besi, tingkat IL-2 dan proliferasi
limfosit. Pada awal dan akhir intervensi puasa semalam (> 12 jam) sampel darah dikumpulkan
dengan venipuncture ke dalam tabung heparin, antara 6 dan 8 pagi, dan diangkut dengan es
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 24
kering ke laboratorium dalam waktu 2 jam. Untuk menghindari bias, pengumpulan sampel
harian didistribusikan secara merata di masing-masing empat kelompok. Studi ini
menunjukkan bahwa suplementasi kombinasi besi retinol bermanfaat untuk meningkatkan
status zat besi dan proliferasi limfosit dapat meningkatkan zat besi selama kehamilan (Sun et
al. 2010).
Tingkat kelahiran prematur yang lebih tinggi ditemukan pada wanita hamil yang
anemia tanpa pengobatan zat besi tetapi hasil kelahiran yang buruk ini dicegah dengan
suplementasi zat besi. Tidak ada tingkat kelainan bawaan yang lebih tinggi pada keturunan
wanita hamil yang menderita anemia dengan zat besi dan / atau suplemen asam folat. Prosedur
untuk intervensi ini dapat dilakukan di masyarakat dengan dukungan pembuat kebijakan
pemerintah tentang rekomendasi untuk mengonsumsi suplemen zat besi. 'Suplemen zat besi
akan membuat janin tumbuh normal'. Pernyataan ini menunjukkan bahwa sebagian besar
responden cenderung melakukan perilaku sehat untuk kesehatan janin. Pengamatan ini
didukung oleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa responden yang mengonsumsi
suplemen lebih baik daripada responden yang tidak mengonsumsi suplemen zat besi.
Fenomena ini dapat diamati dari keterlibatan seorang ibu dalam menunjukkan cinta, perhatian
dan komitmen untuk menjaga kesehatan janinnya. Wanita hamil yang memiliki ikatan kuat
akan terus berusaha untuk mempertahankan kehamilan yang sehat (Bouzari et al. 2011).
Hasil dapat dianalisis bahwa intervensi administrasi suplemen zat besi dapat diterapkan
untuk mencegah anemia pada wanita hamil di masyarakat. Kekuatan penelitian ini adalah
bahwa penelitian memiliki karakteristik yang sama dan mudah diterapkan pada urutan layanan
kesehatan di mana saja. Layanan kesehatan juga dapat mencakup intervensi suplemen zat besi
dalam kegiatan program yang dapat dilakukan bersama di masyarakat atau di komunitas
dengan wanita hamil. Tindakan termasuk minum tablet besi secara teratur meskipun ada
beberapa kendala. Suplementasi zat besi akan mencegah perdarahan hebat selama persalinan.
Ketidakpatuhan ibu hamil dalam minum tablet besi dipengaruhi oleh pengetahuan ibu hamil
dan peran petugas kesehatan yang belum memberikan penjelasan tentang manfaat suplemen
zat besi (Puho et al. 2011).
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan dengan Wanita Hamil dalam
Mengkonsumsi Suplemen Besi
Kepatuhan dengan tablet zat besi adalah salah satu faktor utama yang berkontribusi
pada efektivitas program suplementasi zat besi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
kelupaan merupakan hambatan yang signifikan dalam mengonsumsi tablet zat besi. Hasil
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 25
penelitian mengatakan bahwa studi cross-sectional dilakukan pada 102 wanita hamil yang
menghadiri pemeriksaan di Puskesmas dan menerima suplemen zat besi. Data dikumpulkan
menggunakan kuesioner. Hasil: Manfaat yang dirasakan (p Value <0,05), hambatan yang
dirasakan (p Value <0,05) dan dukungan keluarga (p Value <0,05), tercatat berkorelasi dengan
kepatuhan terhadap suplementasi zat besi di antara wanita hamil di Surabaya, Indonesia.
Kesimpulan: manfaat yang dirasakan, hambatan yang dirasakan dan dukungan keluarga terkait
dengan kepatuhan terhadap suplemen zat besi; dengan demikian mengembangkan persepsi
yang baik dan dukungan keluarga harus dipromosikan dengan baik (Triharini et al. 2018).
Satu studi menyatakan bahwa distribusi jumlah yang memadai dan kepatuhan ibu hamil untuk
mengkonsumsi tablet zat besi adalah faktor penentu bagi keberhasilan program pencegahan
anemia. Sejalan dengan penelitian (Sanghvi, Harvey, dan Wainwright 2010). salah satu
penyebabnya adalah rendahnya cakupan program dan ketidaktaatan ibu hamil yang
mengkonsumsi tablet zat besi. Kepatuhan dengan mengkonsumsi tablet zat besi adalah penting
karena berbagai penelitian menunjukkan bahwa efek positif ditentukan oleh jumlah tablet yang
dikonsumsi (Dibley et al. 2015).
Berdasarkan data dari 26 wanita hamil yang menderita anemia pada trimester ketiga
masih ada 6 wanita hamil yang menderita anemia. Responden rata-rata mengalami anemia
ringan dengan kadar Hb 9 - <11gr%. Enam responden yang masih menderita anemia terjadi
pada wanita hamil yang tidak mematuhi tablet zat besi dan dengan suami yang tidak
mendukung wanita hamil untuk mengkonsumsi tablet zat besi. Kepatuhan dengan
mengkonsumsi tablet zat besi penting mengingat bahwa selama kehamilan kebutuhan zat besi
dalam tubuh meningkat sehingga wanita hamil membutuhkan banyak zat besi tambahan.
Partisipasi keluarga, terutama suami, sangat penting sebagai faktor penguat dalam
meningkatkan kepatuhan mengonsumsi tablet zat besi (Dutta, Patel, dan Bansal 2014).
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 26
BAB V
KESIMPULAN
A. Simpulan
Kekurangan Suplemen zat besi adalah penyebab anemia defisiensi.
Memberikan suplemen zat besi kepada wanita hamil adalah tindakan kesehatan umum yang
sering dilakukan. Suplemen zat besi adalah rutin (pengobatan semua wanita hamil tanpa
memandang status zat besinya) atau selektif (hanya wanita dengan atau berisiko
kekurangan zat besi). Suplemen zat besi yang efektif untuk mempengaruhi pengurangan
anemia pada kehamilan meningkatkan pengetahuan dan mempengaruhi seseorang untuk
berperilaku sesuai dengan apa yang diinginkan, sebagaimana dibuktikan oleh berbagai
penelitian yang telah diterbitkan secara internasional sehingga mereka dapat membantu
dalam meningkatkan penemuan kasus anemia pada wanita.
Komunitas. Orang terdekat dengan wanita hamil yang dapat menciptakan
lingkungan fisik dan emosional yang mendukung kesehatan mereka. Perhatiannya dalam
memantau konsumsi tablet zat besi setiap hari diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan.
Partisipasi keluarga dan orang-orang terdekat sebagai faktor penguat memainkan peran
penting dalam meningkatkan kepatuhan mengonsumsi tablet zat besi.
B. Rekomendasi
Peneliti selanjutnya tidak hanya diharapkan dapat menghasilkan informasi
tentang peran, harapan, pengalaman dan tantangan orang-orang yang ingin lebih terlibat
dalam masalah kesehatan ibu, terutama selama kehamilan dan persalinan, tetapi juga
diharapkan dapat mengidentifikasi kebutuhan penting untuk mengidentifikasi cara-cara
inovatif operasionalisasi kebijakan keterlibatan pria dalam kehamilan dan persalinan, dan
bagaimana dana intervensi diterapkan untuk meningkatkan keterlibatan suami dan keluarga
terdekat.
Sebagai bidan pekerja kesehatan profesional diharapkan dapat menjadikan
keluarga terdekat mereka sebagai objek untuk menerima informasi kesehatan dari awal
kehamilan hingga persalinan. Libatkan keluarga dekat atau suami untuk menjalankan peran
mereka dengan menjelaskan kepada ibu bagaimana memberikan dukungan emosional dan
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 27
dukungan fisik selama proses pelaksanaan kehamilan dan sampai saat persalinan, seperti
memberikan pujian, dorongan, dan menjelaskan strategi untuk membantu ibu merasa
diperhatikan dan dihormati sebagai individu dan meningkatkan kepercayaan diri ibu.
Daftar Pustaka
Ahmed, Faruk et al. 2018. “Anaemia and Iron Deficiency in Rural Bangladeshi Pregnant
Women Living in Areas of High and Low Iron in Groundwater.” Nutrition.
Bouzari, Zinatossadat et al. 2011. “Daily versus Intermittent Iron Supplementation in Pregnant
Women.” BMC Research Notes 4(1):444.
Chatterjee, Rahul, Antonia Shand, Natasha Nassar, Mariyam Walls, and Amina Z. Khambalia.
2015. “Iron Supplement Use in Pregnancy e Are the Right Women Taking the Right
Amount ?” Clinical Nutrition 1–7.
Dibley, Michael J., Christiana R. Titaley, Catherine Este, and Kingsley Agho. 2015. “Iron and
Folic Acid Supplements in Pregnancy Improve Child Survival.” 220–30.
Dutta, Alpanarani J., Prakash Patel, and R. K. Bansal. 2014. “Original Article COMPLIANCE
TO IRON SUPPLEMENTATION AMONG PREGNANT WOMEN : A CROSS
SECTIONAL STUDY IN.” 5(4):457–62.
Eltayeb, Reem et al. 2018. “The Prevalence of Serum Magnesium and Iron de Fi Ciency
Anaemia among Sudanese Women in Early Pregnancy : A Cross-Sectional Study.” 1–5.
Engmann, Cyril, Richard Adanu, Tsui-shan Lu, Carl Bose, and Betsy Lozoff. 2010. “Anemia
and Iron Deficiency in Pregnant Ghanaian Women from Urban Areas.” 62–66.
Govindappagari, Shravya and Richard M. Burwick. n.d. “Treatment of Iron De Fi Ciency
Anemia in Pregnancy with Intravenous versus Oral Iron : Systematic Review and Meta-
Analysis.” 66(2).
Jalambadani, Zeinab, Abasalt Borji, and Mohammadbagher Delkhosh. 2018. “The Effect of
Education Based on the Theory of Planned Behavior on Iron Supplementation among
Pregnant Women.”
Milman, Nils, Christine L. Taylor, Joyce Merkel, and Patsy M. Brannon. 2017. “Iron Status in
Pregnant Women and Women of Reproductive Age in Europe.” 106.
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 28
Puho, H., D. Ph, Andrew E. Czeizel Ph D, and Doct Sci. 2011. “Iron Deficiency Anemia :
Pregnancy Outcomes with or without Iron Supplementation.” 27:65–72.
Riskesdas. 2013. “RISET KESEHATAN DASAR.” Badan Penelitian Dan Pengembangan.
Sanghvi, Tina G., Philip W. J. Harvey, and Emily Wainwright. 2010. “Maternal Iron – Folic
Acid Supplementation Programs : Evidence of Impact and Implementation.” 31(8):100–
107.
Sun, Yong Y., Ai G. Ma, Fang Yang, Feng Z. Zhang, and Yong B. Luo. 2010. “Original Article
A Combination of Iron and Retinol Supplementation Benefits Iron Status , IL-2 Level and
Lymphocyte Proliferation in Anemic Pregnant Women.” 19(September):513–19.
Triharini, Mira, Agus Sulistyono, and Merryana Adriani. 2018. “International Journal of
Nursing Sciences Adherence to Iron Supplementation amongst Pregnant Mothers in
Surabaya , Indonesia : Perceived Bene Fi Ts , Barriers and Family Support.” International
Journal of Nursing Sciences 5(3):243–48.
Zehra, Amtuz, Saleh Mohammed, Saleh Abdullah, and Muhammad Saboor. 2017. “Effect of
Intravenous Iron Supplementation on Hepcidin Levels in Iron Deficient Pregnant Females
in Second and Third Trimester.” Indian Journal of Hematology and Blood Transfusion
33(3):396–401.
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 29
Gaya Selingkung Publikasi LR Viva medika
Judul Artikel dalam Bahasa Indonesia Menggunakan Times New Roman,
Bold, Ukuran 14, Centre, Huruf Kapital
Nama Penulis 1
Nama Afiliasi berupa nama lembaga atau, Fakultas, Perguruan Tinggi, Negara
Email: [email protected]
Nama Penulis 2
Nama Afiliasi berupa nama lembaga atau, Fakultas, Perguruan Tinggi, Negara
Email: [email protected]
Abstract
Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Bahasa inggris sebanyak 1 paragraf. Abstrak berisi
latar belakang, metode penelitian,yang digunakan, teori yang digunakan untuk melakukan
analisis, Hasil serta kesimpulan penelitian. Abstrak ditulis antara 150-200 kata dengan spasi 1
dan perataan justify.times new roman dan font 10.
Keywords:
Kata kunci dalam bahasa Indonesia yang diterjemahkan dari kata kunci berbahasa Inggris
(Maksimal 5 kata kunci)
PENDAHULUAN
berisi latar belakang masalah yang menguraikan urgensi lakukannya penelitian atau
penulisankarya ilmiah. Alasan yang diberikan harus bersifat ilmiah, tidak boleh karena alasan
subyektif.
METODOLOGI
Untuk literatur review, maka tidak harus ada sub-bab, namun bisa menyesuaikan dengan
tema yang sedang di bahas. Sumber pencarian dari Database Scopus, EBSCO, Elsiver,
ProQuest, Google Scholar atau juga ditersbitkan oleh Jurnal yang telah terakreditasi. Sumber
referensi ilmiah bisa didapat dari data primer: jurnal, majalah, skripsi, tesis, disertasi, laporan
penelitian, data sekunder: abstrak, bibliografi. Tersier: textbook, ensiklopedia. Diambil dari 5-
10 artikel
HASIL DAN PEMBAHASAN/DISKUSI
BAB ini merupakan Resume dari Jurnal yang ditemukan dan dikelompokkan sesuai dengan
judul studi literaturnya.
SIMPULAN;
berisi generalisasi atau temuan dari studi literatur dan tindak lanjut dan saran untuk pemangku
kepentingan sesuai dengan area penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Penulisan daftar pustaka menggunakan style APA (American Psychological
Association).
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 30
Referensi dari jurnal ilmiah
Bauman, S., Toomey, R. B., & Walker, J. L. (2013). Associations Among Bullying,
Cyberbullying, and Suicide in High School Students. Journal of Adolescence, 36(2),
341–350. https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2012.12.001
Referensi dari buku
Bungin, B. (2014). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 31
CONTOH NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH KONSUMSI TABLET FE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPATUHAN KONSUMSI ZAT FE TERHADAP
PENINGKATAN HEMOGLOBIN (HB) PADA WANITA HAMIL: STUDI
LITERATUR
Pratiwi Cahya Skania1 1 Magister Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas‘Aisyiyah Yogyakarta Email: [email protected]
Rosmita Nuzuliana2 2 Prodi Magister Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas‘Aisyiyah Yogyakarta Email: [email protected]
Herlin Fitriana3 3 Prodi Magister Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas‘Aisyiyah Yogyakarta Email: [email protected]
Abstract
Latar belakang: Anemia masih menjadi masalah di negara berkembang. Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan
bahwa masih ada lebih dari 50 persen wanita di dunia menderita anemia. anemia dapat menyebabkan perdarahan
yang mengancam jiwa, keguguran, berat lahir rendah dan kelahiran prematur. WHO mendefinisikan anemia
sebagai kondisi di mana kadar hemoglobin kurang dari 11 mg / dL pada trimester pertama dan terakhir atau 10,5
mg / dL pada trimester kedua atau tingkat hematokrit kurang dari 37 persen. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh konsumsi tablet Fe terhadap peningkatan kadar hemoglobin (Hb) pada wanita hamil dan
untuk mengetahui faktor-faktor yang terkait dengan kepatuhan wanita hamil yang mengonsumsi tablet Fe.
Metode: Sumber untuk melakukan tinjauan literatur ini meliputi studi pencarian sistematis database
terkomputerisasi dari (proquest, pubmed, google scholar berjumlah 7 jurnal dengan periode 2008-2018. Hasil:
Mengkonsumsi tablet Fe sangat berpengaruh dalam meningkatkan kadar Hb pada wanita hamil yang menderita
anemia. Kesimpulan: Suplemen zat besi yang efektif untuk mengurangi anemia pada kehamilan. Dukungan dari
keluarga dan orang terdekat memiliki peran penting dalam meningkatkan kepatuhan minum tablet Fe.
Kata kunci: Kekurangan zat besi, Level Hb, kepatuhan minum zat besi
PENDAHULUAN
Anemia masih menjadi masalah di
dunia, terutama di negara berkembang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menyatakan bahwa masih ada 50 persen lebih
banyak wanita di dunia yang menderita anemia.
Kondisi ini dapat memiliki efek buruk pada
setiap kelompok umur termasuk wanita hamil.
Pada wanita hamil kejadian anemia dapat
menyebabkan komplikasi pada ibu dan bayi
yang dikandungnya seperti pendarahan yang
mengancam jiwa, keguguran, berat lahir rendah
(BBLR) dan kelahiran prematur. WHO juga
menyarankan bahwa 4 persen kematian ibu di
Etiofia disebabkan oleh anemia. WHO
mendefinisikan anemia pada wanita hamil di
mana kadar hemoglobin kurang dari 11 mg / dL
pada trimester pertama dan terakhir atau 10,5
mg / dL pada trimester kedua atau tingkat
hematokrit kurang dari 37 persen. Meskipun
banyak faktor yang dapat memicu anemia, lebih
dari setengahnya disebabkan oleh kekurangan
zat besi. Zat besi (Fe) adalah salah satu zat gizi
mikro yang dibutuhkan dalam pembentukan
hemoglobin yang dibutuhkan dalam sirkulasi
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 33
tubuh manusia. Saat hamil, sirkulasi darah di
tubuh ibu akan meningkat, peningkatan volume
plasma darah dan volume sel darah merah.
Semua ini akan menghasilkan hemodilusi dan
menghasilkan penurunan hemoglobin. Kondisi
ini akan memudahkan terjadinya anemia pada
ibu hamil. Pada wanita hamil kebutuhan zat
besi juga meningkat karena zat besi digunakan
dalam pembentukan janin dan cadangan dalam
plasenta dan untuk sintesis Hb untuk wanita
hamil. Karena itu, dalam keadaan hamil
kebutuhan zat besi juga meningkat dan penting
untuk mempertahankan asupan zat besi yang
cukup selama kehamilan. Ketika kebutuhan zat
besi dari asupan harian kemungkinan tidak
mencukupi, suplementasi diperlukan untuk
memastikan bahwa kebutuhan gizi mikro ini
mencukupi. Pada awal kehamilan, lazimnya
mual pagi hari memperburuk asupan gizi ibu
yang tidak memadai (Eltayeb et al. 2018).
Keberhasilan upaya kesehatan ibu,
termasuk dapat dilihat dari indikator Angka
Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah
kematian ibu selama kehamilan, persalinan dan
persalinan di setiap 100.000 kelahiran hidup.
Penurunan AKI di Indonesia terjadi dari tahun
1991 hingga 2007, yaitu dari 390 menjadi 228.
Namun, SDKI pada tahun 2012 menunjukkan
peningkatan AKI yang signifikan menjadi 359
kematian ibu, 100.000 kelahiran hidup. AKI
kembali menunjukkan penurunan menjadi 305
kematian ibu 100.000 kelahiran hidup
berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar
Sensus (SUPAS) 2015 (Kementerian
Kesehatan Indonesia, 2015). Frekuensi wanita
hamil dan anemia di Indonesia relatif tinggi
yaitu 63,5%. Sedangkan di Jawa Barat kejadian
anemia mencapai 51,7%. Di Kabupaten Bekasi
sebanyak 65%, salah satu faktor yang dianggap
sebagai penyebab anemia adalah karena
kekurangan zat besi (Riskesdas 2013).
Anemia adalah suatu kondisi di mana
jumlah dan ukuran sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin di bawah nilai batas
normal yang mengakibatkan terganggunya
kapasitas darah untuk mengangkut oksigen ke
seluruh tubuh. Anemia pada wanita hamil
sangat erat kaitannya dengan mortalitas dan
morbiditas maternal dan neonatal, termasuk
risiko keguguran, lahir mati, prematur, dan
berat badan lahir rendah. Anemia adalah
penyakit global dan wanita hamil sering
terkena. Pengobatan defisiensi besi untuk
meningkatkan hasil kehamilan tidak lagi
diperdebatkan. Dari 48 uji coba acak dan 44
studi kohort, wanita hamil yang menggunakan
zat besi oral, dibandingkan dengan mereka
yang tidak menggunakan besi, secara signifikan
meningkatkan kadar hemoglobin, tingkat
anemia yang lebih rendah, dan risiko lebih
rendah pada neonatus dengan berat badan lahir
rendah. Berat lahir absolut meningkat, dan
risiko neonatus berat lahir rendah menurun
(Govindappagari & Burwick, 2018).
Artikel ini untuk bertujuan untuk
mengkaji pengaruh konsumsi tablet suplemen
zat besi terhadap peningkatan kadar
hemoglobin (Hb) pada ibu hamil serta untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan kepatuhan ibu hamil yang
mengonsumsi tablet suplemen zat besi
METODOLOGI
Studi ini merupakan suatu tinjauan
literature (literature review) yang mencoba
menggali informasi mengenai Pengaruh
Konsumsi Tablet Fe Dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kepatuhan Konsumsi
Zat Fe Terhadap Peningkatan Hemoglobin.
Sumber untuk melakukan tinjauan literatur
ini meliputi studi pencarian sistematis
database terkomputerisasi dari (proquest,
pubmed, google scholar berjumlah 7 jurnal.
HASIL DAN PEMBAHASAN/DISKUSI
Hasil penelitian diuraikan dengan
detail dan jelas, dengan menonjolkan hasil
beberapa penelitian dari jurnal yang
didapatkan kemudian diresume sesuai hasil
yang didapatkan dari studi literatur
kemudian di resume dan disajikan di BAB
ini
Suplemen zat besi dan faktor kepatuhan
dalam mengonsumsi suplemen zat besi
sangat penting untuk mencegah anemia
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 34
pada kehamilan. Intervensi pemberian
suplemen zat besi berhasil mencegah
anemia pada ibu hamil. Dijelaskan sebagai
berikut:
1. Suplemen Besi Berpengaruh pada
Peningkatan Level Hemoglobin (Hb)
Menurut India J Hematol
menyatakan bahwa anemia pada kehamilan
sama dengan tingkat hemoglobin di bawah
11gr / dL. Anemia pada kehamilan adalah
multifaktorial (penyebab paling umum).
Permintaan zat besi meningkat pada
trimester kedua dan trimester ketiga
kehamilan. Perkembangan plasenta awal
dan pertumbuhan janin juga membutuhkan
zat besi. Pasokan nutrisi dan suplemen zat
besi yang memadai. Malnutrisi dan
kurangnya suplemen zat besi serta
meningkatnya permintaan menyebabkan
diferensiasi anemia (Zehra et al. 2017).
Menurut Journal Defisiensi Nutrisi Klinis
Suplementasi zat besi adalah penyebab
anemia defisiensi. Memberikan suplemen
zat besi kepada wanita hamil adalah
tindakan kesehatan umum yang sering
dilakukan. Suplemen zat besi reguler
(pengobatan semua wanita hamil tanpa
memandang status zat besinya) atau selektif
(hanya wanita dengan atau berisiko
kekurangan zat besi) (Chatterjee et al.
2015).
Salah satu hasil dari penelitian ini
adalah uji coba acak tersamar ganda yang
dilakukan selama 2 bulan berjudul
"Kombinasi suplementasi zat besi dan
retinol menguntungkan status zat besi,
kadar IL-2 dan proliferasi limfosit pada
wanita hamil yang anemia" responden
secara acak mengalokasikan 186 wanita
hamil anemia dengan menjadi empat
kelompok. Kelompok I (n = 47)
ditambahkan setiap hari dengan 60 mg besi
sebagai besi sulfat, IF (n = 46) dengan 60
mg besi dan 0,4 mg asam folat, IR (n = 46)
dengan 60 mg besi, retinol 2, 0 mg dan 0,4
mg asam folat dan C (n = 47) adalah
kelompok plasebo. Intervensi yang
diberikan zat besi dikombinasikan dengan
suplementasi retinol pada status zat besi,
tingkat IL-2 dan proliferasi limfosit. Pada
awal dan akhir intervensi puasa semalam (>
12 jam) sampel darah dikumpulkan dengan
venipuncture ke dalam tabung heparin,
antara 6 dan 8 pagi, dan diangkut dengan es
kering ke laboratorium dalam waktu 2 jam.
Untuk menghindari bias, pengumpulan
sampel harian didistribusikan secara merata
di masing-masing empat kelompok. Studi
ini menunjukkan bahwa suplementasi
kombinasi besi retinol bermanfaat untuk
meningkatkan status zat besi dan proliferasi
limfosit dapat meningkatkan zat besi
selama kehamilan (Sun et al. 2010).
Tingkat kelahiran prematur yang
lebih tinggi ditemukan pada wanita hamil
yang anemia tanpa pengobatan zat besi
tetapi hasil kelahiran yang buruk ini
dicegah dengan suplementasi zat besi.
Tidak ada tingkat kelainan bawaan yang
lebih tinggi pada keturunan wanita hamil
yang menderita anemia dengan zat besi dan
/ atau suplemen asam folat. Prosedur untuk
intervensi ini dapat dilakukan di
masyarakat dengan dukungan pembuat
kebijakan pemerintah tentang rekomendasi
untuk mengonsumsi suplemen zat besi.
'Suplemen zat besi akan membuat janin
tumbuh normal'. Pernyataan ini
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden cenderung melakukan perilaku
sehat untuk kesehatan janin. Pengamatan
ini didukung oleh hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa responden yang
mengonsumsi suplemen lebih baik daripada
responden yang tidak mengonsumsi
suplemen zat besi. Fenomena ini dapat
diamati dari keterlibatan seorang ibu dalam
menunjukkan cinta, perhatian dan
komitmen untuk menjaga kesehatan
janinnya. Wanita hamil yang memiliki
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 35
ikatan kuat akan terus berusaha untuk
mempertahankan kehamilan yang sehat
(Bouzari et al. 2011).
Hasil dapat dianalisis bahwa
intervensi administrasi suplemen zat besi
dapat diterapkan untuk mencegah anemia
pada wanita hamil di masyarakat. Kekuatan
penelitian ini adalah bahwa penelitian
memiliki karakteristik yang sama dan
mudah diterapkan pada urutan layanan
kesehatan di mana saja. Layanan kesehatan
juga dapat mencakup intervensi suplemen
zat besi dalam kegiatan program yang dapat
dilakukan bersama di masyarakat atau di
komunitas dengan wanita hamil. Tindakan
termasuk minum tablet besi secara teratur
meskipun ada beberapa kendala.
Suplementasi zat besi akan mencegah
perdarahan hebat selama persalinan.
Ketidakpatuhan ibu hamil dalam minum
tablet besi dipengaruhi oleh pengetahuan
ibu hamil dan peran petugas kesehatan yang
belum memberikan penjelasan tentang
manfaat suplemen zat besi (Puho et al.
2011).
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan dengan Wanita Hamil dalam
Mengkonsumsi Suplemen Besi
Kepatuhan dengan tablet zat besi
adalah salah satu faktor utama yang
berkontribusi pada efektivitas program
suplementasi zat besi. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa kelupaan merupakan
hambatan yang signifikan dalam
mengonsumsi tablet zat besi. Hasil
penelitian mengatakan bahwa studi cross-
sectional dilakukan pada 102 wanita hamil
yang menghadiri pemeriksaan di
Puskesmas dan menerima suplemen zat
besi. Data dikumpulkan menggunakan
kuesioner. Hasil: Manfaat yang dirasakan
(p Value <0,05), hambatan yang dirasakan
(p Value <0,05) dan dukungan keluarga (p
Value <0,05), tercatat berkorelasi dengan
kepatuhan terhadap suplementasi zat besi di
antara wanita hamil di Surabaya, Indonesia.
Kesimpulan: manfaat yang dirasakan,
hambatan yang dirasakan dan dukungan
keluarga terkait dengan kepatuhan terhadap
suplemen zat besi; dengan demikian
mengembangkan persepsi yang baik dan
dukungan keluarga harus dipromosikan
dengan baik (Triharini et al. 2018).
Satu studi menyatakan bahwa
distribusi jumlah yang memadai dan
kepatuhan ibu hamil untuk mengkonsumsi
tablet zat besi adalah faktor penentu bagi
keberhasilan program pencegahan anemia.
Sejalan dengan penelitian (Sanghvi,
Harvey, dan Wainwright 2010). salah satu
penyebabnya adalah rendahnya cakupan
program dan ketidaktaatan ibu hamil yang
mengkonsumsi tablet zat besi. Kepatuhan
dengan mengkonsumsi tablet zat besi
adalah penting karena berbagai penelitian
menunjukkan bahwa efek positif ditentukan
oleh jumlah tablet yang dikonsumsi (Dibley
et al. 2015).
Berdasarkan data dari 26 wanita
hamil yang menderita anemia pada
trimester ketiga masih ada 6 wanita hamil
yang menderita anemia. Responden rata-
rata mengalami anemia ringan dengan
kadar Hb 9 - <11gr%. Enam responden
yang masih menderita anemia terjadi pada
wanita hamil yang tidak mematuhi tablet
zat besi dan dengan suami yang tidak
mendukung wanita hamil untuk
mengkonsumsi tablet zat besi. Kepatuhan
dengan mengkonsumsi tablet zat besi
penting mengingat bahwa selama
kehamilan kebutuhan zat besi dalam tubuh
meningkat sehingga wanita hamil
membutuhkan banyak zat besi tambahan.
Partisipasi keluarga, terutama suami, sangat
penting sebagai faktor penguat dalam
meningkatkan kepatuhan mengonsumsi
tablet zat besi (Dutta, Patel, dan Bansal
2014).
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 36
SIMPULAN
Kekurangan Suplemen zat besi
adalah penyebab anemia defisiensi.
Memberikan suplemen zat besi kepada
wanita hamil adalah tindakan kesehatan
umum yang sering dilakukan. Suplemen zat
besi adalah rutin (pengobatan semua wanita
hamil tanpa memandang status zat besinya)
atau selektif (hanya wanita dengan atau
berisiko kekurangan zat besi). Suplemen
zat besi yang efektif untuk mempengaruhi
pengurangan anemia dalam kehamilan
meningkatkan pengetahuan dan
mempengaruhi seseorang untuk
berperilaku sesuai dengan yang diinginkan,
sebagaimana dibuktikan oleh berbagai
penelitian yang telah dipublikasikan secara
internasional sehingga mereka dapat
membantu dalam meningkatkan penemuan
kasus anemia pada wanita. Komunitas.
Orang terdekat dengan wanita hamil yang
dapat menciptakan lingkungan fisik dan
emosional yang mendukung kesehatan
mereka. Perhatiannya dalam memantau
konsumsi tablet zat besi setiap hari
diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan.
Partisipasi keluarga dan orang-orang
terdekat sebagai faktor penguat memainkan
peran penting dalam meningkatkan
kepatuhan mengonsumsi tablet zat besi.
Peneliti selanjutnya tidak hanya
diharapkan dapat menghasilkan informasi
tentang peran, harapan, pengalaman dan
tantangan orang-orang yang ingin lebih
terlibat dalam masalah kesehatan ibu,
terutama selama kehamilan dan persalinan,
tetapi juga diharapkan dapat
mengidentifikasi kebutuhan penting untuk
mengidentifikasi cara-cara inovatif
operasionalisasi kebijakan keterlibatan pria
dalam kehamilan dan persalinan, dan
bagaimana dana intervensi diterapkan
untuk meningkatkan keterlibatan suami dan
keluarga terdekat.
Sebagai tenaga kesehatan diharapkan dapat
menjadikan keluarga terdekat mereka
sebagai objek untuk menerima informasi
kesehatan dari awal kehamilan hingga
persalinan. Libatkan keluarga dekat atau
suami untuk menjalankan peran mereka
dengan menjelaskan kepada ibu bagaimana
memberikan dukungan emosional dan
dukungan fisik selama proses pelaksanaan
kehamilan dan sampai saat persalinan,
seperti memberikan pujian, dorongan, dan
menjelaskan strategi untuk membantu ibu
merasa diperhatikan dan dihormati sebagai
individu dan meningkatkan kepercayaan
diri ibu.
Daftar Pustaka
Ahmed, Faruk et al. 2018. “Anaemia and
Iron Deficiency in Rural Bangladeshi
Pregnant Women Living in Areas of
High and Low Iron in Groundwater.”
Nutrition.
Bouzari, Zinatossadat et al. 2011. “Daily
versus Intermittent Iron
Supplementation in Pregnant
Women.” BMC Research Notes
4(1):444.
Chatterjee, Rahul, Antonia Shand, Natasha
Nassar, Mariyam Walls, and Amina Z.
Khambalia. 2015. “Iron Supplement
Use in Pregnancy e Are the Right
Women Taking the Right Amount ?”
Clinical Nutrition 1–7.
Dibley, Michael J., Christiana R. Titaley,
Catherine Este, and Kingsley Agho.
2015. “Iron and Folic Acid
Supplements in Pregnancy Improve
Child Survival.” 220–30.
Dutta, Alpanarani J., Prakash Patel, and R.
K. Bansal. 2014. “Original Article
COMPLIANCE TO IRON
SUPPLEMENTATION AMONG
PREGNANT WOMEN : A CROSS
SECTIONAL STUDY IN.” 5(4):457–
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 37
62.
Eltayeb, Reem et al. 2018. “The Prevalence
of Serum Magnesium and Iron de Fi
Ciency Anaemia among Sudanese
Women in Early Pregnancy : A Cross-
Sectional Study.” 1–5.
Engmann, Cyril, Richard Adanu, Tsui-shan
Lu, Carl Bose, and Betsy Lozoff.
2010. “Anemia and Iron Deficiency in
Pregnant Ghanaian Women from
Urban Areas.” 62–66.
Govindappagari, Shravya and Richard M.
Burwick. n.d. “Treatment of Iron De
Fi Ciency Anemia in Pregnancy with
Intravenous versus Oral Iron :
Systematic Review and Meta-
Analysis.” 66(2).
Jalambadani, Zeinab, Abasalt Borji, and
Mohammadbagher Delkhosh. 2018.
“The Effect of Education Based on the
Theory of Planned Behavior on Iron
Supplementation among Pregnant
Women.”
Milman, Nils, Christine L. Taylor, Joyce
Merkel, and Patsy M. Brannon. 2017.
“Iron Status in Pregnant Women and
Women of Reproductive Age in
Europe.” 106.
Puho, H., D. Ph, Andrew E. Czeizel Ph D,
and Doct Sci. 2011. “Iron Deficiency
Anemia : Pregnancy Outcomes with or
without Iron Supplementation.”
27:65–72.
Riskesdas. 2013. “RISET KESEHATAN
DASAR.” Badan Penelitian Dan
Pengembangan.
Sanghvi, Tina G., Philip W. J. Harvey, and
Emily Wainwright. 2010. “Maternal
Iron – Folic Acid Supplementation
Programs : Evidence of Impact and
Implementation.” 31(8):100–107.
Sun, Yong Y., Ai G. Ma, Fang Yang, Feng
Z. Zhang, and Yong B. Luo. 2010.
“Original Article A Combination of
Iron and Retinol Supplementation
Benefits Iron Status , IL-2 Level and
Lymphocyte Proliferation in Anemic
Pregnant Women.”
19(September):513–19.
Triharini, Mira, Agus Sulistyono, and
Merryana Adriani. 2018.
“International Journal of Nursing
Sciences Adherence to Iron
Supplementation amongst Pregnant
Mothers in Surabaya , Indonesia :
Perceived Bene Fi Ts , Barriers and
Family Support.” International
Journal of Nursing Sciences 5(3):243–
48.
Zehra, Amtuz, Saleh Mohammed, Saleh
Abdullah, and Muhammad Saboor.
2017. “Effect of Intravenous Iron
Supplementation on Hepcidin Levels
in Iron Deficient Pregnant Females in
Second and Third Trimester.” Indian
Journal of Hematology and Blood
Transfusion 33(3):396–401.
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1
Contoh :Kualitatif
KUALITAS HIDUP ORANG DENGAN HIV AIDS
(HUMAN IMMUNODEFICIENCY SYNDROME):
STUDI LITERATURE
Lutfi Handayani1, Dhesi Ari Astuti2, Yekti Satriandari3
1 Student of Midwifery, 'Aisyiyah University of Yogyakarta
2 Lecturer of Master of Midwifery, 'Aisyiyah University of Yogyakarta
3 Lecturer of Master of Midwifery, 'Aisyiyah University of Yogyakarta
Jl. Siliwangi (Ring Road West) No. 63 Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman,
Yogyakarta. 55292.Telepon: (0274) 4469199 Fax : (0274) 4469204
ABSTRAK
Latar Belakang: Secara global 34 juta orang hidup dengan HIV AIDS (Human Immunodeficiency
Virus Acquired Immuno Deficiency Syndrom) dan 23,5 juta berada di Afrika Sub-Sahara. Peningkatan
prevalensi HIV terjadi karena penurunan dramatis dalam kematian akibat AIDS sebesar 32%,
demografi atau lingkungan sekitar (pedesaan), perubahan status dari HIV negatif menjadi HIV positif
dan tantangan ekonomi dan sosial Setelah didiagnosis dengan HIV. transformasi penderita HIV yang
menjadi kronis dapat ditangani dengan meningkatkan efektivitas pengobatan imunologi dengan
program terkait kualitas hidup kesehatan atau yang biasa disebut Health Related Quality of Life
(HRQOL). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas hidup ODHA dalam lingkup kesehatan. Metode: Studi penilaian menggunakan Critical
Appraisal Skills Program (CASP), dan metode sintesis menggunakan modifikasi PEOS dengan sumber
data yang diperoleh dari PubMed, Medline, dan ProQuest. Hasil: Hasil dan pembahasan jurnal
memberikan gambaran yang sangat besar tentang tingkat perkembangan status agama ODHA yang
sangat kuat yang mempengaruhi kepatuhan ODHA dalam mengkonsumsi ARV dan ODHA dapat
menyalin masalah kesehatan dengan baik, terutama masalah pengaruh psikososial pada peran ODHA
itu sendiri, tidak seperti tingkat agama ODHA di negara-negara berkembang, mereka cenderung kurang
dalam pemaksaan agama atau spiritual yang mempengaruhi rasa takut, ketidakpercayaan atau stigma
buruk masyarakat dan cenderung tidak taat dalam mengkonsumsi. Kesimpulan: HRQOL pada orang
dengan HIV AIDS mempengaruhi 50% dalam kesehatan fisik, 30% kesehatan psikososial, mental-
emosional 20% pada spiritual atau agama 10%.
Kata kunci: HRQOL, HIV / AIDS, Psicho-Sosial, Kesehatan Mental, Agama
0
PENDAHULUAN
Secara global 34 juta orang hidup dengan
HIV AIDS (Human Immunodeficiency
Virus Acquired Immuno Deficiency
Syndrom) pada saat ini, 23,5 juta berada di
Afrika Sub-Sahara. 1,1 juta orang berasal
dari Uganda, sebuah negara di Afrika timur
dengan populasi 30 juta. Hasil survei data
Uganda AIDS melaporkan peningkatan
prevalensi penderita HIV pada 2016
menjadi 7,3% dibandingkan dengan tahun
2012 yang 6,4%. Ini berarti peningkatan
0,9% dan ini merupakan masalah utama
bagi populasi dan pemerintah Uganda
(Mutabazi et al, 2014). Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan
kualitas hidup sebagai: "Persepsi individu
tentang posisi mereka dalam kehidupan
dalam konteks sistem budaya dan nilai-nilai
di mana mereka hidup dalam kaitannya
dengan tujuan, harapan, standar, dan
masalah mereka. Ini adalah konsep dari
spektrum yang luas, menggabungkannya
dengan cara kompleks kesehatan fisik,
keadaan psikologis, tingkat kemandirian
dan hubungan sosial masyarakat serta
antarmuka mereka dengan fitur-fitur
penting dari lingkungan mereka (WHO
1996, dalam Oliveria et al, 2012). Kualitas
hidup juga digunakan untuk
menggambarkan sejauh mana kebutuhan
manusia terpenuhi atau tingkat persepsi
kepuasan atau ketidakpuasan individu atau
kelompok dalam berbagai bidang
kehidupan. Ini diringkas sebagai indikator
pemenuhan kebutuhan manusia objektif
dalam kaitannya dengan persepsi pribadi
atau kelompok subjektif kesejahteraan
(Surur et al, 2017). Transformasi penderita
HIV yang menjadi kronis dapat ditangani
dengan meningkatkan efektivitas
pengobatan imunologi dengan kualitas
kesehatan Program terkait kehidupan atau
yang biasa disebut Health Related Quality
of Life (HRQOL). HRQOL dinilai
menggunakan instrumen WHOQOLBREF
(Kualitas Hidup Organisasi Kesehatan
Dunia-BREF), instrumen ini menilai
kualitas faktor kehidupan untuk ODHA
lintas budaya. WHOQOL-BREF terdiri
dari 26 item yang digunakan untuk
mengukur empat domain: kesehatan
somatik, kesehatan psikologis, hubungan
sosial, dan lingkungan. Nilai yang lebih
tinggi menunjukkan kualitas hidup yang
lebih tinggi di setiap domain (Rzeszutek et
al, 2018). Kualitas Hidup Terkait
Kesehatan pada Odha ditinjau dan
dikembangkan melalui empat aspek
kesehatan fisik, kesehatan mental-
emosional, kesehatan psikososial, dan
kesehatan spiritual atau agama. Keempat
aspek ini diharapkan menjadi faktor yang
dibangun berdasarkan peningkatan kualitas
hidup ODHA (Shao et al, 2018).
Tujuan
Tujuan umum literatur review adalah untuk
menyimpulkan dan memeriksa literatur
(memeriksa literatur) terkait dengan
Kualitas Hidup yang Berasal dari
Kesehatan pada Odha.
Bahan dan Metode
Menurut tujuan dan pertanyaan penelitian,
literatur yang digunakan dalam penelitian
ini diperoleh melalui sistem pencarian
sistematis. HRQOL di ODHA akan di
review termasuk cara pengambilan sampel,
variabel yang terkandung dalam jurnal yang
diambil, dan hasil penelitian. Metode
pencarian literatur dari penelitian ini
dimulai pada periode 2008 hingga 2018,
diidentifikasi menggunakan database
elektronik PubMed, Proquest, dan One
Search. Pencairan database, pemindaian,
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1
dan penyaringan artikel dilakukan secara
independen oleh para peneliti mengikuti
ketentuan dalam memenuhi kriteria inklusi.
Strategi pencarian literatur menggunakan
PEOS
Criteria Inclusion Exclusion
Population/
Problem
Acquired Immunodeficiency Syndromes
Immunodeficiency Syndromes, Acquired
Syndrome, Acquired Immunodeficiency
Syndromes, Acquired Immunodeficiency
Species
Exposure/
Event
HIV
Human Immunodeficiency Virus
Immunodeficiency Virus, Human
Immunodeficiency Viruses, Human
Virus, Human Immunodeficiency
Viruses, Human Immunodeficiency
Human Immunodeficiency Viruses
Outcomes HRQOL
Health-Related Quality Of Life
Health Related Quality Of Quality of Life
Study Design Qualitative Study
Dalam pencarian artikel yang diidentifikasi
1424 artikel, setelah menyaring judul,
abstrak, metode penelitian diperoleh 152
artikel untuk diambil dan ditinjau secara
independen berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi. Kemudian dilakukan penyaringan
artikel lebih lanjut untuk menemukan
referensi yang tepat dan lengkap mengenai
kualitas yang berhubungan dengan
kesehatan di ODHA yang diperoleh 10
artikel untuk melakukan penilaian kritis
kemudian memperoleh 10 artikel untuk
melakukan tinjauan akhir. Para peneliti
melakukan penilaian dengan melihat
kesehatan yang dilepaskan kualitas hidup
pada orang dengan HIV AIDS
menggunakan desain penelitian kualitatif,
penilaian kritis pada literatur yang telah
dieliminasi dari dimasukkannya Kreteria.
Pengumpulan dan Temuan Data
Data yang diekstrak dari artikel tinjauan
literatur sistematis disusun dalam beberapa
tema, yaitu:
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1
Gambar 2.2. HRQOL pada orang dengan HIV AIDS.
(Sumber: Rzeszutek et al (2018), Mutabazi et al (2017), dan Lessa et al (2015).
Gambar tersebut menunjukkan hasil
pencarian literatur ulasan dari Health
Relaten Quality Of Life Journal pada orang
dengan HIV AIDS yang meliputi kesehatan
fisik, mental-emosional, psikososial,
spiritual atau agama, serta fasilitas layanan
ODHA yang terkandung. Dalam semua
jurnal diambil dalam tinjauan literatur
sistematis.
Hasil dan Diskusi
Temuan dengan pencarian yang diperoleh
secara sistematis artikel yang diterbitkan
pada 2008-2018, penulis dan sumber data
berasal dari Brasil (n = 1), Afrika (n 2),
Francis (n = 1), Polandia (n = 2), Malaysia
(n = 2), Iran (n = 1), Florida (n = 1).
Pengelompokan temuan artikel terdiri dari
6 artikel tentang negara maju (Brasil,
Polandia, Francis, Florida) dan 4 artikel
tentang negara berkembang (Afrika,
Malaysia, dan Iran). 10 artikel yang diambil
dalam tinjauan sistematis literatur ini
adalah jurnal dengan kualitas Q1 sebanyak
10 jurnal. Semua artikel menggunakan
metode penelitian kualitatif. Sepuluh
penelitian dengan kualitas Q1. HRQOL
pada orang dengan HIV AIDS termasuk
kesehatan fisik, mental-emosional,
psikososial, dan spiritual atau agama).
1. Kesehatan fisik
Hasil penelitian Khan et al (2012)
menyatakan bahwa salah satu dampak HIV
AIDS pada kesehatan fisik adalah adanya
lesi oral di mulut ODHA, kemudian
diperkuat oleh hasil penelitian Massarente
et al (2017) juga menyebutkan bahwa anak
yang terinfeksi HIV dari ibunya memiliki
kemungkinan lebih besar 25-50% dari lesi
oral daripada penderita HIV yang terinfeksi
oleh agen lain di luar kehamilan. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa 40-50%
orang HIV-positif memiliki infeksi jamur,
bakteri atau virus di rongga mulut yang
mungkin terjadi pada awal perjalanan
penyakit. Lesi oral ini memiliki
konsekuensi ekonomi, sosial, dan
psikologis fisik pada individu dan
gangguan selanjutnya dari kualitas
kehidupan yang berhubungan dengan
kesehatan mulut (Rzeszutek, 2018). Lesi
yang sangat oral terkait dengan infeksi HIV
termasuk kandidiasis oral, leukoplakia
berbulu, sarkoma Kaposi, gingiva linier
eritema, gingivitis ulseratif nekrotikans,
periodonon ulseratif nekrotikan nekrotik,
dan limfoma non-Hodgkin. Efek dari lesi
oral antara lain dapat mengubah
penampilan wajah, penampilan dan gaya
bicara, kesulitan mengunyah dan menelan
dan rasa sakit. Fungsi mulut yang buruk
dapat menyebabkan eksaserbasi masalah
gizi yang selanjutnya dapat mempengaruhi
kualitas hidup. (Khan et al, 2012).
a. Psikososial
Hasil penelitian Vosvick et al. (2010)
menunjukkan bahwa kondisi
psikososial ODHA adalah aspek
penting dari pengobatan atau
pengobatan HIV. Psikososial berperan
dalam mengatasi masalah di sekitar
lingkungan ODHA, terutama masalah
interaksi dengan lingkungan. Aspek
psikososial adalah informasi dari rekan-
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1
rekan di lingkungan dan tenaga
kesehatan, sikap ODHA terhadap HIV
AIDS di alam, perasaan dan keyakinan
tentang penyakit dan pengobatan
ODHA yang dialami, harga diri dan
dukungan sosial untuk Odha. Ada tiga
cara untuk mengatasi odha itu sendiri;
menghindari stigma negatif yang akan
mempengaruhi situs ODHA terhadap
penyakit, dan fokus pada herbal atau
pengobatan (Rzeszutek et al, 2018). Ini
sejalan dengan jurnal ketiga yang
menyatakan bahwa coping aktif
memiliki korelasi positif tidak hanya
untuk hasil klinis terkait dengan
pengobatan HIV, tetapi juga untuk
meningkatkan HRQOL di antara
ODHA (Vedhara et al, 2009).
b. Mental, Emosional
Dalam sebuah jurnal yang diperiksa
oleh Pierre et al (2017) Dikatakan
bahwa kondisi mental dan emosional
dipengaruhi oleh interkasi dari
penyedia layanan kesehatan.
Tanggapan ini menyoroti ikatan kuat
antara pasien dan penyedia mereka.
Peran penyedia sangat penting bagi
ODHA, karena sebagian besar ODHA
tidak memiliki banyak kepercayaan
kepada orang lain untuk bersikap
terbuka tentang status mereka. Penyedia
merupakan sumber penting dukungan
emosional dan nyata bagi pasien yang
sering kehilangan kebutuhan pribadi
dan kebutuhan dasar mereka. Penyedia
diharapkan dapat hidup berdampingan
dengan ODHA dalam dukungan moral
atau menyediakan akses ke makanan
dan tempat tinggal. Dukungan ini dapat
dalam bentuk pendampingan ODHA,
kaderisasi ODHA ditunjukkan oleh
semua anggota tim kesehatan, dokter,
perawat dan staf. Penyedia yang sangat
dihormati dan dihargai (Pierre et al,
2017).
c. Spiritual, Religius
Hasil penelitian Pierre et al, (2017)
menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas dasar hidup
ODHA adalah dalam ikatan budaya dan
agama yang sangat terikat di Haiti.
Respons masing-masing responden
sangat beragam, di mana rata-rata
Responnden mengungkapkan tentang
penggambaran Allah atau Allah dan
keyakinan dalam kehidupan masing-
masing responden. Peserta yang
menyinggung pertanyaan Allah
menjawab bahwa Allah digambarkan
sebagai alasan utama dan tempat akhir
meminta bantuan untuk kelangsungan
hidup mereka.
Pernyataan berikut adalah contoh
pentingnya aspek spiritual ODHA:
"Spiritual Ini membantu saya mengatasi
efek samping dari kondisi penyakit
yang saya alami saat ini dan membuat
saya percaya diri dapat melewati
penyakit ini. '1. Fasilitas yang berfokus
pada ODHA dan petugas layanan.
Penyedia perawatan kesehatan
merupakan sumber penting dalam
dukungan emosional, psikososial dan
medis untuk ODHA yang sering
mengalami kehilangan paling mendasar
dari kebutuhan pribadi dan sosial.
Penyedia layanan kesehatan diharapkan
dapat hidup berdampingan dengan
ODHA dalam dukungan moral atau
menyediakan akses ke makanan dan
tempat tinggal. Dukungan ini
ditunjukkan oleh semua anggota tim
layanan kesehatan, dokter dan perawat
atau staf di fasilitas layanan kesehatan,
dan penyedia layanan yang sangat
dihormati dan dihargai.
Kesimpulan
Hasil dan diskusi jurnal memberikan
gambaran yang sangat besar tentang
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2
tingkat perkembangan tingkat agama
ODHA yang sangat kuat yang
mempengaruhi kepatuhan ODHA
dalam mengkonsumsi ARV dan ODHA
dapat melakukan masalah kesehatan
dengan baik, terutama masalah
pengaruh Psikososial pada peran
ODHA itu sendiri, tidak seperti tingkat
agama ODHA di negara-negara
berkembang, mereka cenderung kurang
dalam pemaksaan agama atau spiritual
yang mempengaruhi rasa takut,
ketidakpercayaan atau stigma buruk
dari Komunitas dan cenderung tidak
taat dalam mengonsumsi ARV.
Rekomendasi
Pemerintah diharapkan menyediakan
fasilitas khusus ODHA dan pelatihan
keterampilan yang dapat memberikan
bantuan kepada ODHA untuk
kemudian dapat bekerja sama dengan
masyarakat membentuk kaderisasi
ODHA yang mampu keterampilan
ODHA, dapat dari kalangan ODHA
sendiri dan dari masyarakat.
1. HRQOL dalam ODHA
diharapkan menjadi perhatian
pemerintah sebagai pemangku
kepentingan kebijakan dalam
meningkatkan kualitas hidup
ODHA dengan mengadakan
konseling dan kegiatan
pengembangan ODHA potensi
diri.
2. Upaya pencegahan harus
ditingkatkan dan semakin
dikembangkan ke lingkungan
masyarakat secara luas dan
mendasar, seperti anak-anak
sekolah dan anak-anak yang
putus sekolah, di mana merek
sangat rentan terhadap
penularan HIV AIDS.
3. Perlu ada upaya bersama untuk
membantu layanan kesehatan
yang membangun ODHA untuk
bekerja dengan lingkungan
kerja yang aman, sehat dan
layak, sebagai cara paling
efektif untuk mengurangi
penularan HIV dan patogen
transmisi darah lainnya dan
meningkatkan penyediaan
layanan kepada pasien.
Trad. Med. J., September - December 2017 Vol. 22(3), p 182-189 ISSN-p : 1410-5918 ISSN-e : 2406-9086
182 Traditional Medicine Journal, 22(3), 2017
Submitted : 17-06-2017 Revised : 07-09-2017
Accepted : 23-10-2017
Aktivitas Antikanker Tanaman Genus Clerodendrum (Lamiaceae): Sebuah Kajian
Anticancer Activity Of Plant Genus Clerodendrum (Lamiaceae): A Review
Donald Emilio Kalonio1,2*, Rini Hendriani1 dan Elisabeth N. Barung2
1Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran 2Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado, Jl. Raya Bandung, Sumedang Km 21 Jatinangor 45363
ABSTRAK
Tanaman dari genus Clerodendrum (Lamiaceae) tersebar luas di daerah tropis dan subtropis. Tanaman dari genus ini digunakan secara empiris maupun ilmiah sebagai antiinflamasi, antidiabetes, antimalaria, antivirus, antihipertensi, hipolipidemik, antioksidan, dan antitumor. Hasil prediksi simulasi penambatan molekul kandungan kimia tanaman ini berpotensi memberikan efek antikanker. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji aktivitas antikanker tanaman genus Clerodendrum berdasarkan data ilmiah. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah studi literatur. Pencarian data ilmiah dilakukan secara online (pada database PubMed, Science Direct dan Google Scholar) dan penelusuran pada berbagai buku (Farmakope Herbal Indonesia dan PROSEA). Sebanyak 12 tanaman dari genus Clerodendrum memiliki aktivitas antikanker in vitro maupun in vivo, sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber senyawa aktif baru dengan aktivitas antikanker. Kata Kunci: Genus Clerodendrum; Aktivitas Antikanker; In Vitro; In Vivo
ABSTRACT
Plants of the genus Clerodendrum (Lamiaceae) is widespread in tropical and subtropical regions. Plants of this genus are used both empirically and scientifically as anti-inflammatory, antidiabetic, antimalarial, antiviral, antihypertensive, hypolipidemic, antioxidant, and antitumor. Results of the molecular docking simulation of chemical content of these plants could potentially provide an anticancer effect. This paper aims to review the anticancer activity of plant genus Clerodendrum based on scientific data. The method used in this study is the literature study. Searches were conducted online (in the database PubMed, Science Direct and Google Scholar) and on various books (Farmakope Herbal Indonesia and PROSEA). A total 12 plants of the genus Clerodendrum have anticancer activity in vitro and in vivo, thus potentially to be developed as a source of new active compounds with anticancer activity. Keywords: Genus Clerodendrum; Anticancer Activity; In Vitro; In Vivo
PENDAHULUAN Kanker adalah salah satu penyebab
kematian terbanyak pada manusia. Pada tahun 2015, kanker menempati urutan kedua (8,8 juta atau 22%) penyebab kematian akibat penyakit tidak menular terbanyak pada populasi global (WHO 2017). Tingginya kasus kanker baru dan angka kematian akibat kanker dapat disebabkan oleh faktor resiko perilaku dan pola makan. Faktor-faktor tersebut adalah indeks massa tubuh yang tinggi, kurangnya konsumsi sayur dan buah, kurangnya aktivitas fisik, merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan (Pusdatin 2015). Berbagai upaya dilakukan untuk mengobati kanker, termasuk didalamnya menggunakan Correspondence author: Donald Emilio Kalonio Email: [email protected]
tanaman obat. Produk alami telah terbukti bermanfaat dalam pengembangan obat antikanker terutama yang berasal dari tumbuhan tinggi (Pan et al. 2012)
Tumbuhan obat telah digunakan sejak zaman dahulu untuk pengobatan berbagai macam penyakit termasuk kanker. Keanekaragaman tumbuhan yang sangat besar merupakan sumber yang sangat potensial dari bahan alam/senyawa kimia yang memiliki aktivitas antitumor dan sitotoksik. Banyak penelitian melaporkan hubungan antara mengkonsumsi tanaman obat dan karsinogenitas. Kandungan berbagai senyawa fitokimia dalam tanaman obat telah terbukti mampu mengobati kanker pada tahap inisiasi, promosi dan progresi (Shanmugapriya et al. 2016; Gogoi et al. 2017). Tanaman yang memiliki potensi sebagai antikanker adalah tanaman genus Clerodendrum.
Donald Emilio Kalonio
Traditional Medicine Journal, 22(3), 2017 183
Tanaman dari genus Clerodendrum (Lamiaceae) tersebar luas di daerah tropis dan subtropis sebagai pohon-pohon kecil, semak atau herba (Shrivastava & Patel 2007) dan pertama kali dideskripsikan oleh Linnaeus pada tahun 1753 dengan mengidentifikasi C. infortunatum L. (Leeratiwong et al. 2011). Genus Clerodendrum terbagi atas tiga kelompok besar berdasarkan distribusi geografi yaitu klade Asia, klade Afrika dan klade Pantropical Coastal (Steane et al. 1997; Steane et al. 1999; Yuan et al. 2010). Di Indonesia terdapat 17 tanaman dari genus Clerodendrum yang tumbuh, yaitu C. calamitosum, C. colebrookianum, C. deflexum, C. disparifolium, C. haematolasium, C. indicum, C. infortunatum, C. intermedium, C. japonicum, C. laevifolium, C. minahassae, C. myrmecophila, C. nutans, C. paniculatum, C. umbratile, dan C. villosum (Leeratiwong et al. 2011) dan C. serratum (Depkes RI 2011)
Tanaman genus Clerodendrum digunakan dalam pengobatan tradisional oleh berbagai suku yang tersebar di Asia dan Afrika. Secara empiris tanaman genus Clerodendrum digunakan untuk pengobatan rematik, asma, inflamasi, batuk, infeksi serofulous, penyakit kulit, penurun demam, penyakit Beriberi, diabetes, hipertensi, jaundice, tifoid, sifilis, tumor, ascariasis, gonoroe, dispepsia, dan batu ginjal. Tanaman genus Clerodendrum memiliki efek sedatif, astringensia, diuretik, antibakteri, dan dapat digunakan sebagai antidotum keracunan ikan. Berdasarkan hasil penelitian secara in vitro maupun menggunakan hewan uji, tanaman genus Clerodendrum memiliki potensi sebagai antiinflamasi, antidiabetes, antimalaria, antivirus, antihipertensi, hipoli-pidemik, antioksidan (Shrivastava & Patel 2007).
Kandungan kimia dalam tanaman genus Clerodendrum terdiri atas golongan steroid, terpen, flavonoid, konstituen volatil, glikosida cianogenik, fenolik, karbohidrat, ribosome-inactivating protein, pheophorbide sitotoksik (Shrivastava & Patel 2007), saponin (van Valkenburg & Bunyapraphatsara 2002). Sebanyak 53 senyawa fitokima yang terkandung dalam tanaman genus Clerodendrum diuji secara simulasi penambatan molekul (molecular docking simulation) pada 18 target protein kanker yang potensial. Hasil simulasi menyimpulkan bahwa lima senyawa yaitu apigenin 7-glucoside, hispidulin, scutellarein-7-O-beta-D-glucuronate, acteoside dan verbascoside memiliki potensi berikatan dengan target protein kanker dan menimbulkan efek terapi. Interaksi ikatan maksimum dengan 17 target obat kanker ditunjukan oleh apigenin 7-glucoside dan hispidulin (Gogoi et al. 2017)
Tanaman genus Clerodendrum secara tradisional dimanfaatkan sebagai antitumor (Patel et al. 2014) dan untuk membuktikan secara ilmiah dilakukan penelitian baik in vitro maupun in vivo. Tulisan ini bertujuan mengkaji aktivitas antikanker tanaman genus Clerodendrum berdasarkan data ilmiah yang dikumpulkan.
METODOLOGI Metode yang digunakan adalah studi
literatur. Pencarian data ilmiah dilakukan secara online dan penelusuran pada berbagai buku. Pencarian secara online dilakukan pada database PubMed, Science Direct dan Google Scholar dengan menggunakan kata kunci “Clerodendrum”, “Clerodendrum + anticancer” “Clerodendrum + antitumor”, “Clerodendrum + anti proliferation” dan “Clerodendrum + cytotoxicity”. Tidak ada batasan bahasa dan waktu publikasi untuk artikel yang disitasi. Artikel ilmiah dari database online yang masuk dalam kriteria inklusi adalah original research dan menggunakan metode in vivo atau metode in vivo untuk uji aktivitas antikanker. Penelusuran pada buku dilakukan pada Farmakope Herbal Indonesia (literatur resmi) dan Plant Resources of South-East Asia (PROSEA) Aktivitas Antikanker Tanaman Genus Clerodendrum
Sebanyak 12 tanaman genus Clerodendrum memiliki aktivitas antikanker, dan empat diantaranya yaitu C. calamitosum, C infortunatum, C. paniculatum dan C. serratum dibudidayakan atau tumbuh liar di Indonesia (Leeratiwong et al. 2011; Depkes RI 2011). Secara tradisional tanaman ini digunakan sebagai antitumor (Patel et al. 2014). Data ilmiah dalam tulisan ini membuktikan bahwa tanaman genus Clerodendrum memiliki efek sitotoksik sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber senyawa aktif baru dengan efek antikanker.
Kandungan kimia dalam tanaman genus Clerodendrum yang terdiri atas golongan steroid, terpen, flavonoid, konstituen volatil, glikosida cianogenik, fenolik, karbohidrat, ribosome-inactivating protein, pheophorbide sitotoksik (Shrivastava & Patel 2007), saponin (van Valkenburg & Bunyapraphatsara 2002) diduga berkontribusi pada efek antikankernya. Lima senyawa yang berhasil diidentifikasi dalam tanaman genus ini yaitu apigenin 7-glucoside, hispidulin, scutellarein-7-O-beta-D-glucuronate, acteoside dan verbascoside menunjukan interaksi dengan protein kanker melalui simulasi penambatan molekul dan berpotensi menimbulkan efek terapi (Gogoi et al. 2017). Senyawa yang telah diisolasi dan terbukti
Aktivitas Antikanker Tanaman Genus Clerodendrum
184 Traditional Medicine Journal, 22(3), 2017
Tabel I. Aktivitas antikanker tanaman dari genus Clerodendrum
No Nama Tanaman Bagian Tanaman Model Pengujian Referensi 1 C. calamitosum Daun dan batang In vitro dengan sel line kanker KB,
A549, HCT-8, CAKI-1, MCF-7, SK-MEL-2, 1A9
Cheng et al. 2001
2 C. cyrtophyllum Daun In vitro dengan sel line kanker KB, A549, HCT-8, CAKI-1, MCF-7, SK-MEL-2, 1A9
Cheng et al. 2001
3 C. capitatum Daun In vitro dengan sel line kanker DLD-1, MCF-7, M14
Bayor et al. 2007
4 C. infortunatum (C. viscosum)
Akar In vitro pada crown gall tumors, sel kanker serviks, sel DLA
Haque et al. 2000; Sun et al. 2013; Chacko et al. 2015
Daun In vivo pada mencit yang diinduksi sel EAC
Das et al. 2010; Sannigrahi et al. 2012
5 C. volubile Daun In vitro dengan sel line kanker MCF-7, MDA-MB-231
Erukainure et al. 2016
6 C. paniculatum Daun In vivo pada tikus Wistar yang diinduksi sel EAC dan DLA
John et al. 2008
7 C. inerme Daun In vivo pada hamster golden Syrian dan mencit Swiss yang diinduksi DMBA In vitro dengan sel line kanker A549, HeLa, HepG2
Manoharan et al. 2006; Renju et al. 2007; Kalavathi & Sagayagiri 2016b; Kalavathi & Sagayagiri 2016a
8 C. myricoides Kulit akar In vitro dengan sel line kanker HeLa, HT29, A431, HEp-2
Kamuhabwa et al. 2000; Njeru et al. 2016
9 C. phlomidis Daun dan Silver nanopartikel (AgNPs) ekstrak daun
In vitro dengan sel line kanker MCF-7, EAC, HT29 In vivo pada tikus Wistar yang diinduksi dengan DEN.
Lakshmi & Bai 2016a; Lakshmi & Bai 2016b; Sriranjani et al. 2016
10 C. serratum Daun dan Silver nanopartikel (AgNPs) ekstrak daun
In vitro dengan sel EAC In vivo pada mencit Swiss yang diinduksi sel DLA.
Nagdeva et al. 2012; Raman et al. 2015
11 C. bungei In vivo pada mencit Shi et al. 1993 12 C. trichotomum Akar In vitro dengan sel line kanker
A549, 293T WT, BGC-823, KE-97, KB, Huh-7, Jurkat, HeLa
Wang, Zhu, et al. 2013; Wang, Xiong, et al. 2013; Xu et al. 2013
memiliki aktivitas antikanker dari tanaman genus Clerodendrum adalah pheophorbide-related compounds (purpurin 7 dimethyl ester, pheo-phorbide a, methyl (10S)-hydroxypheophorbide a) (Cheng et al. 2001); asam lemak (asam oleat, asam oktadekanoat, asam n-heksadekanoat, dan 6-metil-2-heptanon) (Erukainure et al. 2016); asam oleanolik dan clerodinin A (Sannigrahi et al. 2012); abitane diterpenoid (trichotomone, trichotomone D, trichotomone F, uncinatone, mandarone E, teuvincenone E, dan trichotomone
H) (Wang, Xiong, et al. 2013; Wang, Zhu, et al. 2013) dan dua senyawa steroid (Xu et al. 2013).
Mekanisme antikanker beberapa tanaman genus Clerodendrum melalui aktivitas fotositoksisitas (Nakamura et al. 1996; Choi et al. 2014; Cheng et al. 2001), apoptosis, anti-proliferatif dan anti-migrasi (Sun et al. 2013; Chacko et al. 2015). Aktivitas apoptosis ditunjukan oleh peningkatan rasio bax/bcl-2 dan peningkatan ekspresi caspase 9 (Chacko et al. 2015). Sedangkan aktivitas antiproliferasi melalui
Donald Emilio Kalonio
Traditional Medicine Journal, 22(3), 2017 185
inaktivasi MMP-9 dan induksi cell cycle arrest (Erukainure et al. 2016). Aktivitas antikanker juga ditunjukan melalui aktivitas antioksidan, modifikasi lipid peroksidasi, menghambat metabolisme karsinogen dan meningkatkan proses detoksifikasinya (Manoharan et al. 2006; Renju et al. 2007; Lakshmi & Bai 2016a). Pada hewan yang diinduksi sel tumor atau senyawa kimia karsinogen, tanaman genus Clerodendrum dengan aktivitas antikanker mampu memper-panjang rentang hidup, mengurangi volume dan jumlah tumor.
Beberapa penelitian yang menunjukan aktivitas antikanker tanaman genus Clerodendrum dapat dilihat pada tabel I. Clerodendrum calamitosum
Cheng et al. (2001) mengisolasi tiga pheophorbide-related compounds yaitu purpurin 7 dimethyl ester, pheophorbide a dan (10S)-hydroxypheophorbide a dari daun dan batang tanaman C. calamitosum serta menguji aktivitas sitotoksiknya pada sel epidermoid carcinoma of the nasopharynx (KB), human lung carcinoma (A549), ileocecal carcinoma (HCT-8), kidney carcinoma (CAKI-1), breast adenocarcinoma (MCF-7), malignant melanoma (SK-MEL-2), dan ovarian carcinoma (1A9) menggunakan SRB assay. Senyawa purpurin 7 dimethyl ester dan pheophorbide a menunjukan aktivitas sitotoksik yang kuat. Nilai ED50 dari kedua senyawa tersebut berturut-turut sebesar 0,7 dan 0,46 μg/ml (sel KB); 1,8 dan 1,5 μg/ml (sel A549); 1,6 dan 1,5 μg/ml (sel HCT-8); 1,3 dan 0,88 μg/ml (CAKI-1); 0,64 dan 0,48 μg/ml (sel 1A9); 1,6 dan 1,6 μg/ml (sel MCF-7); 1,1 dan 0,91 (sel SK-MEL). Sedangkan senyawa (10S)-hydroxypheophorbide a memiliki aktivitas sitotoksik yang lebih rendah. Clerodendrum cyrtophyllum
C. cyrtophyllum menunjukan aktivitas antikanker terhadap berbagai sel kanker. Aktivitas ini dihasilkan oleh dua pheophorbide-related compounds yaitu methyl (10S)-hydroxy-pheophorbide a dan (10S)-hydroxypheophytin a yang diisolasi dari daun tanaman ini. Methyl (10S)-hydroxypheophorbide a menunjukan
aktivitas sitotoksik yang terkuat dibandingkan pheophorbide-related compounds lainnya yang terkandung dalam C. calamitosum dan C. cyrtophyllum, dengan ED50 sebesar 0,3 μg/ml (sel KB); 0,47 μg/ml (sel A549); 0,4 μg/ml (sel HCT-8); 1,9 μg/ml (sel CAKI-1); 0,27 μg/ml (sel 1A9); 0,45 μg/ml sel MCF-7); dan 0,84 μg/ml (sel SK-MEL-2), yang ditentukan dengan SRB assay. Sedangkan senyawa (10S)-hydroxypheophytin a dilaporkan tidak aktif (Cheng et al. 2001).
Efek sitotoksik Pheophorbide-related compounds yang diisolasi dari tanaman C. calamitosum dan C. cyrtophyllum melalui mekanisme fotositotoksisitas pada sel tumor (Nakamura et al. 1996; Choi et al. 2014). Clerodendrum capitatum
Daun tanaman C. capitatum dilaporkan memiliki aktifitas antikanker terhadap sel kanker kolon DLD-1, sel kanker payudara MCF-7 dan sel kanker melanoma M14. Dengan menggunakan metode MTT diperoleh nilai IC50 berturut-turut 86,5; 80 dan 128 μg/ml pada sel-sel kanker tersebut. Mekanisme aktivitas antikanker C. capitatum diduga sama dengan aktivitas antikanker yang ditunjukan oleh C. calamitosum dan C. cyrtophyllum (Bayor et al. 2007) Clerodendron infortunatum (C. viscosum)
Akar C. infortunatum memiliki kemampuan yang signifikan dalam menghambat 33,31% pertumbuhan crown gall tumors yang disebabkan oleh bakteri Agrobacterium tumefaciens dengan menggunakan metode potato disk bioassay (Haque et al. 2000). Fraksi air akar C. viscosum memiliki aktivitas antikanker serviks. Mekanisme antikanker melalui aktivitas pro-apoptosis, anti-proliferatif, dan anti-migrasi yang tergantung pada dosis (Sun et al. 2013) Ekstrak etanol akar C. infortunatum menunjukan aktifitas antiproliferasi pada sel Dalton’s Lymphoma Ascites (DLA) dengan menggunakan trypan blue dye exclusion assay. Aktivitas antiproliferasi akar C. infortunatum yaitu menginduksi mekanisme apoptosis yang ditunjukan oleh peningkatan rasio bax/bcl-2 bersamaan dengan peningkatan ekspresi caspase 9 (Chacko et al. 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Das et al. (2010) dan Sannigrahi et al. (2012) juga melaporkan bahwa ekstrak metanol daun C. infortunatum memiliki aktivitas antikanker in vivo pada sel Ehrlich Ascites Carcinoma (EAC). Pemberian ekstrak daun C. infortunatum dapat meningkatkan rentang hidup dan mengurangi volume tumor pada hewan uji tersebut. Aktivitas antikanker ekstrak daun C. infortunatum diduga oleh asam oleanolik dan clerodinin A yang terkandung di dalamnya (Sannigrahi et al. 2012). Clerodendrum volubile
Erukainure et al. (2016) mengisolasi asam lemak dari daun C. volubile dan dilaporkan memiliki aktivitas antikanker pada sel kanker payudara MCF-7, dengan sedikit atau tidak memiliki efek pada sel kanker payudara MDA-MB-231 dan sel normal CC1. Komponen asam lemak yang berhasil diisolasi terdiri atas asam oleat yang
Aktivitas Antikanker Tanaman Genus Clerodendrum
186 Traditional Medicine Journal, 22(3), 2017
merupakan kandungan terbesar, asam oktadekanoat, asam n-heksadekanoat, dan 6-metil-2-heptanon. Nilai IC50 dari isolat asam lemak sebesar 6,5 μg/ml yang ditentukan dengan metode MTT. Hasil analisis dengan fluorescence activated cells sorting (FACS), isolat asam lemak dapat menghambat proliferasi >90% sel MCF-7, yang bergantung pada peningkatan konsentrasi. Hasil analisis siklus sel dengan flow cytometry, penentuan ekspresi protein dengan western blotting, reduksi glutation (GSH), katalase, superoksida dismutase (SOD), dan lipid peroksidasi, Erukainure et al. (2016) menyimpulkan bahwa aktivitas antiproliferasi asam lemak isolat daun C. volubile melalui mekanisme 1) penghambatan ekspresi MMP-9 melalui inaktivasi MMP-9 yang mengaktivasi siklus sel, 2) modulasi homeostatis redoks yang menginaktivasi ekspresi MMP-9 dan fase G0/G1 dari siklus sel dan 3) inaktivasi fase G0/G1 yang menginduksi cell cycle arrest. Clerodendron paniculatum
Ekstrak etanol daun C. paniculatum dengan dosis 200 dan 400 mg dapat meningkatkan lama waktu hidup tikus Wistar dengan tumor cair yang diinduksi dengan sel Ehrlich Ascites Carcinoma (EAC) dan dapat mereduksi volume tumor yang diinduksi dengan sel Dalton’s Lymphoma Ascites (DLA), meskipun tidak signifikan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (John et al. 2008). Clerodendrum inerme
Pemberian oral ekstrak air daun C. inerme (500 mg/kg) mampu mengurangi kejadian, volume, beban dan jumlah tumor dari karsinoma sel skuamosa oral (intra bukal) pada hamster golden Syrian yang diinduksi 7,12-dimethylbenz(a)anthracene (DMBA) (Manoharan et al. 2006). Ekstrak etanol daun C. inerme (300 mg/kg) secara signifikan mencegah kejadian tumor, menurunkan volume dan beban tumor kulit pada mencit Swiss yang diinduksi DMBA (Renju et al. 2007). Potensi antikanker ekstrak etanol daun C. inerme diuji pada Human Lung Adenocarcinoma Epithelial (A549) Cell Line (Kalavathi & Sagayagiri 2016a), Human Cervical Carcinoma (HeLa) Cell Line dan Liver Cancer (HepG2) Cell Line (Kalavathi & Sagayagiri 2016b), dengan menggunakan metode MTT. Nilai IC50 untuk ketiga sel kanker tersebut adalah 15,6 μg/ml. Efek kemopreventif C. inerme melalui mekanisme modulasi peroksidasi lipid dan aktivitas antioksidan (Manoharan et al. 2006; Renju et al. 2007).
Clerodendrum myricoides Ekstrak metanol kulit akar C. myricoides
memiliki aktivitas antikanker pada Human Cervical Carcinoma (HeLa), Human Colon Adenocarcinoma (HT29) dan Human Skin Carcinoma (A431) Cell Lines. Aktivitas antiproliferasi ditentukan menggunakan metode kuantifikasi protein selular dengan naphthol blue black. Ekstrak metanol kulit akar C. myricoides konsentrasi 100 μg/ml menunjukan hambatan proliferasi 50-75% pada sel HeLa, 75-100% pada sel HT29 dan 50-75% pada sel A431 (Kamuhabwa et al. 2000). Fraksi diklorometana, petroleum eter dan etil asetat akar C. myricoides memiliki aktivitas sitotoksik pada sel Human Laryngeal Carcinoma (HEp-2), dengan menggunakan metode MTT diperoleh IC50 fraksi tersebut berturut-turut 20,53; 14,05; dan 4,22 μg/ml (Njeru et al. 2016) Clerodendrum phlomidis
Ekstrak daun C. phlomidis dan sediaan silver nanoparticles (AgPNs)-nya menunjukan aktivitas antikanker pada sel Human Breast Cancer (MCF-7) (Lakshmi & Bai 2016b), sel Ehrlich Ascites Carcinoma (EAC), Human Colorectal Adenocarcinoma (HT29) (Sriranjani et al. 2016) dan pada tumor hati tikus Wistar yang diinduksi dengan 0,01% Diethylnitrosamine (DEN) (Lakshmi & Bai 2016a). Dengan menggunakan metode MTT, ekstrak dan AgPNs C. phlomidis konsentrasi 25 μg/ml dan 200 μg/ml mampu menghambat proliferasi sel MCF-7 berturut-turut 18% dan 51% (ekstrak), 36% dan 71% (AgPNs). Pada sel EAC dan HT29, AgPNs C. phlomidis mampu menghambat proliferasi berturut-turut sebesar 91,84% (IC50 36,72 μg/ml) dan 84,91% (IC50 32,64 μg/ml) lebih besar dari yang dihasilkan oleh ekstrak (IC50 115,9 μg/ml dan 179,1 μg/ml). Ekstrak dan AgPNs C. phlomidis (500 mg/kg dan 10 mg/kg) dapat mereduksi maker tumor alpha-fetoprotein, serum homocysteine, α2M, CEA, DNA dan RNA pada tumor hati tikus.
Mekanisme antikanker C. phlomidis melalui modifikasi aktivitas antioksidan enzimatik dan nonenzimatik, menghambat metabolisme karsinogen serta meningkatkan proses detoksifikasinya (Lakshmi & Bai 2016a). Efek sitotoksik C. phlomidis juga melalui pembentukan radikal bebas oleh bentuk sediaan silver nanoparticles-nya pada tumor sehingga menyebabkan degradasi seluler yang berujung pada kematian sel (Sriranjani et al. 2016) Clerodendron serratum
Ekstrak etanol dan ekstrak air daun C. serratum 300 mg/kg mampu mengurangi volume
Donald Emilio Kalonio
Traditional Medicine Journal, 22(3), 2017 187
tumor pada mencit Swiss yang diinduksi dengan sel Dalton’s Lymphoma Ascites (DLA). Ekstrak C. serratum juga dapat merubah parameter hematologi pada mencit tumor mendekati normal, perubahan maksimum ditunjukan oleh mencit yang diberi ekstrak air (Nagdeva et al. 2012). Ekstrak air dan silver nanoparticles (AgNPs) daun C. serratum memiliki aktivitas sitotoksik pada sel EAC. Ekstrak air (10-250 mg/ml) dan AgNPs (5-60 μg/ml) menunjukan aktivitas antiproliferasi yang meningkat dengan bertambahnya konsentrasi, menggunakan metode trypan blue dan MTT. AgPNs C. serratum menunjukan aktivitas sitotoksik yang signifikan dibandingkan ekstrak air. Aktivitas sitotoksik ini dihasilkan oleh pembentukan Reactive Oxygen Species yang merusak sel tumor sehingga menyebabkan kematian sel (Raman et al. 2015). Clerodendrum bungei
C. bungei dengan dosis 100 g/kg yang diberikan secara intraperitoneal atau subkutan mampu menghambat karsinoma hati dan sarkoma 180 pada mencit (Shi et al. 1993). Clerodendrum trichotomum
Abitane diterpenoid yang berasal dari akar C. trichotomum seperti Trichotomone, Trichotomone D, Trichotomone F, Uncinatone, Mandarone E, Teuvincenone E, dan Trichotomone H memiliki aktivitas sitotoksik pada sel kanker A549, sel 293T WT, sel BGC-823, sel KE-97, sel KB, sel Huh-7 dan sel Jurkat. Dengan menggunakan CellTiter GloTM luminescent cell viability assay, nilai IC50 tujuh senyawa abitane diterpenoid pada sel kanker tersebut antara 0,83 – 50,99 μM (Wang, Zhu, et al. 2013; Wang, Xiong, et al. 2013). Dua senyawa steroid yang diisolasi daun C. trichotomum menunjukan aktivitas sitotoksik pada sel HeLa dengan nilai IC50 35,67 dan 28,92 μg/ml menggunakan metode MTT (Xu et al. 2013)
KESIMPULAN Terdapat 12 tanaman genus Clerodendrum
yang memiliki aktivitas antikanker baik secara in vitro dengan sel line kanker maupun in vivo pada hewan model kanker. Tanaman tersebut adalah C. calamitosum, C. cyrtophyllum, C. capitatum, C. infortunatum, C. volubile, C. paniculatum, C. inerme, C. myricoides, C. phlomidis, C. serratum, C. bungei, dan C. trichotomum. Empat dari tanaman-tanaman tersebut yaitu C. calamitosum, C infortunatum, C. paniculatum dan C. serratum dibudidayakan atau tumbuh liar di Indonesia. Oleh karena itu tanaman genus Clerodendrum berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber senyawa aktif baru dengan aktivitas antikanker.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Prof. Dr. Anas Subarnas, M.Sc.,Apt untuk masukannya dalam penulisan review artikel ini.
DAFTAR PUSTAKA Bayor, M.. et al., 2007. The Evaluation of Selected
Ghanaian Medicinal Plants for Cytotoxic Activites. Journal of Science and Technology, 27(3), pp.16–22.
Chacko, T. et al., 2015. Cytotoxic and Antitumor Activity of the Extract of Clerodendron infortunatum : A Mechanistic Study. American Journal of Phytomedicine and Clinical Therapeutics, 3(2), pp.145–158.
Cheng, H.H. et al., 2001. Cytotoxic Pheophorbide-Related Compounds from Clerodendrum calamitosum and C. cyrtophyllum. J. Nat. Prod., 64(7), pp.915–919.
Choi, B.H. et al., 2014. The Sensitivity of Cancer Cells to Pheophorbide a-Based Photodynamic Therapy is Enhanced by NRF2 Silencing. Plos One, 9(9), p.e107158.
Das, S. et al., 2010. Anticancer Activity of Clerodendron infortunatum Linn . Extract in Swiss Albino Mice. Asian J. Chem., 22(8), pp.6387–6392.
Depkes RI, 2011. Suplemen II Farmakope Herbal Indonesia Edisi I., Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Erukainure, O.L. et al., 2016. Dietary Fatty Acids from Leaves of Clerodendrum Volubile Induce Cell Cycle Arrest , Downregulate Matrix Metalloproteinase-9 Expression, and Modulate Redox Status in Human Breast Cancer. Nutrition and Cancer, 68(4), pp.634–645.
Gogoi, B. et al., 2017. Network Pharmacology-Based Virtual Screening of Natural Products from Clerodendrum Species for Identification of Novel Anti-Cancer Therapeutics. Mol. BioSyst., 13, pp.406–416.
Haque, N. et al., 2000. Evaluation of Antitumor Activity of Some Medicinal Plants of Bangladesh by Potato Disk Bioassay. Fitoterapia, 71, pp.547–552.
John, J., Mathew, A.J. & Setty, M.M., 2008. Free Radical Scavenging and Anticancer Activity of Clerodendron paniculatum. Pharmacologyonline, 3, pp.730–743.
Kalavathi, R. & Sagayagiri, R., 2016a. Anticancer Activity of Ethanolic Leaf Extract of Clerodendrum inerme Against Lung Adenocarcinoma Epithelial Cell Line. European Journal of Molecular Biology and Biochemistry, 3(2), pp.69–72.
Kalavathi, R. & Sagayagiri, R., 2016b. Anticancer
Aktivitas Antikanker Tanaman Genus Clerodendrum
188 Traditional Medicine Journal, 22(3), 2017
and Cytotoxicity Activities of Clerodendrum inerme Against Human Cervical Carcinoma and Liver Cancer Cell Lines. American Journal of Biological and Pharmaceutical Research, 3(2), pp.46–49.
Kamuhabwa, A., Nshimo, C. & De Witte, P., 2000. Cytotoxicity of Some Medicinal Plant Extracts Used in Tanzanian Traditional Medicine. J. Ethnopharmacol., 70(2), pp.143–149.
Lakshmi, V. & Bai, G.V.S., 2016a. Anticancer Activity of Clerodendrum Phlomidis (L) Leaves and Its Nanoparticles. World Journal of Science and Research, 1(1), pp.12–25.
Lakshmi, V. & Bai, G.V.S., 2016b. In Vitro Anticancer Activity of Clerodendrum phlomidis Leaves and Its Silver Nanoparticles on Human Breast Cancer Cell Line (MCF-7). Asian Journal of Innovative Research, 1(2), pp.1–5.
Leeratiwong, C., Chantaranothai, P. & Paton, A.J., 2011. A Synopsis of the Genus Clerodendrum L. (Lamiaceae) in Thailand. Tropical Natural History, 11(2), pp.177–211.
Manoharan, S. et al., 2006. Evaluation of Anticarcinogenic Effects of Clerodendron inerme on 7,12-Dimethylbenz(a) Anthracene-Induced Hamster Buccal Pouch Carcinogenesis. Singapore Med J, 47(12), pp.1038–1043.
Nagdeva, Katiyar, P.K. & Singh, R., 2012. Anticancer Activity of Leaves of Clerodendron Serratum Spreng. Am. J. PharmTech Res, 2(4), pp.452–461.
Nakamura, Y. et al., 1996. Inhibitory Effect of Pheophorbide α, A Chlorophyll-Related Compound, on Skin Tumor Promotion in ICR Mouse. Cancer Letters, 108(2), pp.247–255.
Njeru, S. et al., 2016. Antimicrobial and Cytotoxicity Properties of The Organic Solvent Fractions of Clerodendrum myricoides (Hochst.) R. Br. ex Vatke : Kenyan Traditional Medicinal Plant. J Intercult Ethnopharmacol, 5(3), pp.226–232.
Pan, L., Chai, H.-B. & Kinghorn, A.D., 2012. Discovery of New Anticancer Agents from Higher Plants. Frontiers in Boscience (Scholar edition), 4, pp.142–156.
Patel, J.J., Acharya, S.R. & Acharya, N.S., 2014. Clerodendrum serratum (L.) Moon. - A Review on Traditional Uses, Phytochemistry and Pharmacological Activities. J. Ethnopharmacol., 154(2), pp.268–285.
Pusdatin, 2015. Situasi Penyakit Kanker. Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan, Semester 1, pp.1–11.
Raman, R.P. et al., 2015. Biogenic Silver
Nanoparticles Synthesis Using The Extract of The Medicinal Plant Clerodendron serratum and Its In-Vitro Antiproliferative Activity. Materials Letters. Available at: http://dx.doi.org/10.1016/j.matlet.2015.08.009.
Renju, G.L. et al., 2007. Chemopreventive and Antilipidperoxidative Potential of Clerodendron inerme (L) Gaertn in 7,12-Dimethylbenz(a)anthracene Induced Skin Carcinogenesis in Swiss Albino Mice. Pak J Biol Sci, 10(9), pp.1465–1470.
Sannigrahi, S. et al., 2012. Terpenoids of Methanol Extract of Clerodendrum infortunatum Exhibit Anticancer Activity Against Ehrlich’s Ascites Carcinoma ( EAC ) in Mice. Pharm. Biol., 50(3), pp.304–309.
Shanmugapriya et al., 2016. Effects of Calophyllum inophyllum Fruit Extract on The Proliferation and Morphological Characteristics of Human Breast Cancer Cells MCF-7. Asian Pac J Trop Dis, 6(4), pp.291–297.
Shi, X.F. et al., 1993. Studies on The Antitumor Effect of Clerodendrum bungei Steud or C. foetidum Bge. China Journal of Chinese Materia Medica, 18(11), pp.687–690.
Shrivastava, N. & Patel, T., 2007. Clerodendrum and Heathcare: An Overview. Medicinal and Aromatic Plant Science and Biotechnology, 1(1), pp.142–150.
Sriranjani, R. et al., 2016. Silver Nanoparticle Synthesis Using Clerodendrum phlomidis Leaf Extract and Preliminary Investigation of Its Antioxidant and Anticancer Activities. J. Mol. Liq., 220, pp.926–930.
Steane, D.A. et al., 1999. Molecular Systematics of Clerodendrum (Lamiaceae) : Its Sequences and Total Evidence. , 86(1), pp.98–107.
Steane, D.A. et al., 1997. Phylogenetic Relationships of Clerodendrum s.l. (Lamiaceae) Inferred from Chloroplast DNA. Systematic Botany, 22(2), pp.229–243.
Sun, C. et al., 2013. First Ayurvedic Approach Towards Green Drugs : Anti Cervical Cancer-Cell Properties of Clerodendrum viscosum Root Extract. Anticancer Agents Med Chem, 13(10), pp.1469–1476.
van Valkenburg, J.L.C.H. & Bunyapraphatsara, N., 2002. Clerodendrum L. In J. L. C. H. van Valkenburg & N. Bunyapraphatsara, eds. Plant Resourches of South-East Asia No.12(2) Medicinal and Poisonous Plants 2. Bogor, Indonesia: Prosea Foundation, pp. 171–175.
Wang, W.X., Xiong, J., et al., 2013. Rearranged Abietane Diterpenoids from The Roots of Clerodendrum trichotomum and Their
Donald Emilio Kalonio
Traditional Medicine Journal, 22(3), 2017 189
Cytotoxicities Against Human tumor cells. Phytochemistry, 89, pp.89–95.
Wang, W.X., Zhu, J.J., et al., 2013. Trichotomone, A New Cytotoxic Dimeric Abietane-Derived Diterpene from Clerodendrum trichotomum. Tetrahedron Lett., 54, pp.2549–2552.
WHO, 2017. NCD Mortality and Morbidity. Global Health Observatory (GHO). Available at: http://www.who.int/gho/ncd/mortality_mo
rbidity/en/ [Accessed September 5, 2017]. Xu, R.L. et al., 2013. New Cytotoxic Steroids from
The Leaves of Clerodendrum trichotomum. Steroids, 78, pp.711–716.
Yuan, Y.W. et al., 2010. Further Disintegration and Redefinition of Clerodendrum (Lamiaceae) : Implications for The Understanding of The Evolution of An Intriguing Breeding Strategy. Taxon, 59(1), pp.125–133.