Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi Gas Rumah … fileyang valid mengenai sumber, tren, dan...

14
Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Ringkasan dari Technical Note Partnership for Market Readiness: Guide for Designing Mandatory Greenhouse Gas Reporting Programs

Transcript of Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi Gas Rumah … fileyang valid mengenai sumber, tren, dan...

Page 1: Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi Gas Rumah … fileyang valid mengenai sumber, tren, dan kecenderungan emisi GRK di masing-masing negara. Selain itu, diharapkan dapat memberikan

Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

Ringkasan dari Technical Note – Partnership for Market Readiness: Guide for Designing Mandatory Greenhouse Gas Reporting Programs

Page 2: Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi Gas Rumah … fileyang valid mengenai sumber, tren, dan kecenderungan emisi GRK di masing-masing negara. Selain itu, diharapkan dapat memberikan

Dokumen ini disiapkan untuk: PMR Indonesia Menara Ravindo Lantai 12 Jl. Kebon Sirih No. 75, Jakarta Pusat 10110 http://pmr-indonesia.org

Dokumen ini dibuat untuk program Partnership for Market Readiness (PMR) Indonesia dan disusun berdasarkan Technical Note 3 – Partnership for Market Readiness: Guide for Designing Mandatory Greenhouse Gas Reporting Programs oleh Andi Samyanugraha dan Winda Retna Sari (UNDP).

Dokumen ini merangkum informasi dari Technical Note 3 dengan tambahan beberapa informasi dalam konteks Indonesia. Walaupun upaya-upaya terkait telah dilakukan, PMR Indonesia tidak menjamin bahwa dokumen ini telah menerjemahkan Technical Note 3 dengan akurat. Untuk itu, pembaca diharapkan merujuk pula ke dokumen Technical Note 3 ini yang dapat diakses di laman: https://www.thepmr.org/content/technical-notes-and-guidance-documents.

This document is adaptation work of Technical Note – Partnership for Market Readiness: Guide for Designing Mandatory Greenhouse Gas Reporting Programs developed for the Partnership for Market Readiness Secretariat of the World Bank Group.

This translation was not created by The World Bank and should not be considered an official World Bank translation. The World Bank shall not be liable for any content or error in this translation.

This is an adaptation of an original work by The World Bank. Views and opinions expressed in the adaptation are the sole responsibility of the author or authors of the adaptation and are not endorsed by The World Bank.

Page 3: Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi Gas Rumah … fileyang valid mengenai sumber, tren, dan kecenderungan emisi GRK di masing-masing negara. Selain itu, diharapkan dapat memberikan

Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Ringkasan dari PMR Technical Note 3: Guide for Designing Mandatory Greenhouse Gas Reporting Programs Catatan Teknis 3 – Januari 2018 PMR Indonesia

Page 4: Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi Gas Rumah … fileyang valid mengenai sumber, tren, dan kecenderungan emisi GRK di masing-masing negara. Selain itu, diharapkan dapat memberikan

Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi GRK 1

Daftar Isi

Daftar Isi ........................................................................................................................................... 1 Daftar Gambar .................................................................................................................................. 1 Daftar Tabel ...................................................................................................................................... 1 1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 2 2 Tahapan dalam Penyusunan Sistem Pelaporan Emisi................................................................ 2

2. 1. Tahap 1: Menetapkan Tujuan Program .......................................................................... 3 2. 2. Tahap 2: Membangun Enabling Environment ................................................................ 3 2. 3. Tahap 3: Menetapkan Struktur dan Ketentuan Program ............................................... 6 2. 4. Tahap 4: Melakukan Evaluasi Program ........................................................................ 10

Daftar Gambar

Gambar 1. Cakupan emisi berdasarkan The GHG Protocol Corporate Reporting Standard ......... 6 Gambar 2. Proses QA/QC dalam Pelaporan Emisi GRK ................................................................. 9 Gambar 3. Alur Pelaporan Emisi GRK di Australia (elaborasi author) ......................................... 10

Daftar Tabel

Tabel 1. Opsi pengaturan kelembagaan untuk sistem pelaporan emisi ....................................... 4 Tabel 2. Komponen yang harus diidentifikasi pemangku kepentingan ........................................ 5 Tabel 3. Perbandingan pendekatan kuantifikasi emisi GRK .......................................................... 8 Tabel 4. Perbandingan sistem pelaporan data independen dan terintegrasi .............................. 8 Tabel 5. Perbandingan Metode Jaminan Kualitas Data ................................................................ 9

Page 5: Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi Gas Rumah … fileyang valid mengenai sumber, tren, dan kecenderungan emisi GRK di masing-masing negara. Selain itu, diharapkan dapat memberikan

Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi GRK 2

1 Latar Belakang

Pelaporan emisi GRK dapat bersifat sukarela maupun mandatory (wajib). Sistem pelaporan yang sukarela dapat dikembangkan oleh pemerintah, organisasi non-pemerintah maupun pihak swasta. Sistem pelaporan emisi GRK yang bersifat mandatory dikembangkan oleh pemerintah yang meminta kepada pemangku kepentingan untuk melaporkan emisi GRK secara berkala. Sistem ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bersifat kredibel terkait status emisi yang dapat mendukung kebijakan mitigasi di negara tersebut. Sistem pelaporan emisi GRK yang handal baik di tingkat regional, nasional, dan daerah bertujuan untuk memberikan informasi yang valid mengenai sumber, tren, dan kecenderungan emisi GRK di masing-masing negara. Selain itu, diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada pemerintah dan pelaku usaha dalam menentukan arah kebijakan mitigasi yang tepat. Panduan ini bertitikberat pada pengembangan sistem pelaporan emisi GRK yang bersifat wajib (mandatory). Banyak negara maju maupun negara berkembang yang mengembangkan sistem pelaporan emisi GRK yang bersifat mandatory, diantaranya Australia (National Greenhouse and Energy Reporting Scheme), California (Mandatory GHG Reporting Program, China (dalam pengembangan), Uni Eropa (Emissions Trading System), Perancis (Bilan d’Emission de GES), Jepang (Mandatory GHG Accounting and Reporting System), Meksiko (National Emissions Registry), Norwegia (Emissions Trading System), Afrika Selatan (dalam pengembangan), Turki (GHG Reporting Scheme), Inggris (GHG Reporting Program), Amerika (GHG Reporting Program), dan lain-lain.

2 Tahapan dalam Penyusunan Sistem Pelaporan Emisi

Empat tahapan utama dalam penyusunan sistem pelaporan emisi adalah sebagaimana dalam gambar berikut:

Page 6: Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi Gas Rumah … fileyang valid mengenai sumber, tren, dan kecenderungan emisi GRK di masing-masing negara. Selain itu, diharapkan dapat memberikan

Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi GRK 3

2. 1. Tahap 1: Menetapkan Tujuan Program

Menentukan tujuan program merupakan langkah awal dalam menyusun sistem pelaporan emisi. Sistem ini dapat disesuaikan dengan prioritas pembangunan, kebijakan di tingkat nasional, sub-nasional, dan fasilitas serta kemampuan para pemangku kepentingan. Secara umum, pengembangan sistem pelaporan dapat bertujuan untuk: a. Mendukung perumusan kebijakan melalui analisa data emisi GRK;

Sistem pelaporan emisi GRK akan memberikan data emisi yang valid untuk dianalisa. Analisa data emisi di berbagai periode waktu dan tingkat yang berbeda (tingkat fasilitas, sektoral, atau nasional) dapat membantu Pemerintah dalam merumuskan dan/atau mengevaluasi kebijakan dan program perubahan iklim, mengidentifikasi peluang mitigasi, meningkatkan keefektifan pelaksanaan kebijakan, dan lain-lain.

b. Mendukung kebijakan dan program yang membutuhkan data emisi GRK yang detail; Beberapa kebijakan dan program perubahan iklim membutuhkan data emisi GRK yang detil dalam pelaksanaannya, misalnya instrumen berbasis pasar seperti sistem perdagangan emisi dan pajak karbon. Sistem pelaporan emisi dapat menyediakan data detil ini bila dirancang dan diimplementasikan dengan baik.

c. Meningkatkan kualitas dan konsistensi data emisi GRK; d. Memberikan informasi kepada pemangku kepentingan dan meningkatkan trasnparansi; e. Memperkaya data sistem inventarisasi emisi GRK nasional dibawah UNFCCC; f. Membantu entitas pelapor untuk menilai risiko dan peluang terkait perubahan iklim.

2. 2. Tahap 2: Membangun Enabling Environment Sistem pelaporan emisi GRK membutuhkan kondisi pemungkin atau enabling enviroment

sebagai fondasi agar sistem pelaporan dapat berjalan dengan baik dan efektif. Enabling environment ini utamanya terdiri dari payung hukum yang sesuai, komitmen/keterlibatan pemangku kepentingan, dan kapasitas lembaga, sumber daya manusia, teknis, dan pendanaan.

a. Payung hukum

Pembuat kebijakan dapat menyusun kebijakan/peraturan baru atau menggunakan kebijakan yang sudah ada sebagai payung hukum dalam pengembangan sistem pelaporan emisi GRK. Namun disarankan agar landasan hukum yang digunakan dapat ditelusuri sampai ke tingkat undang-undang. Kebijakan yang relevan dapat digunakan dalam mendukung kebijakan pelaporan emisi GRK. Sebagai contoh, kebijakan terkait kualitas udara dan perlindungan lingkungan dapat menjadi landasan hukum dalam mendukung sistem pelaporan emisi GRK sebagaimana dilakukan oleh Amerika Serikat, Afrika Selatan dan Kanada. Sedangkan beberapa negara lainnya memilih untuk menyusun kebijakan baru sebagai payung hukum sistem pelaporan emisi GRK, seperti Australia, California, Uni Eropa, Perancis, Meksiko, dan Turki.

b. Kapasitas Peningkatan kapasitas terhadap lembaga, sumber daya manusia, teknis, dan pendanaan diperlukan untuk meningkatkan kesiapan para pemangku kepentingan dalam pengembangan sistem pelaporan emisi.

Page 7: Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi Gas Rumah … fileyang valid mengenai sumber, tren, dan kecenderungan emisi GRK di masing-masing negara. Selain itu, diharapkan dapat memberikan

Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi GRK 4

Kapasitas kelembagaan mengacu kepada fungsi dan tanggung jawab yang diperlukan dalam sistem pelaporan emisi GRK, diantaranya adalah fungsi-fungsi: - Pembuatan peraturan - Pengelolaan sistem - Penyelesaian sengketa - Pelaporan - Auditor dan verifikator - Akreditasi

Beberapa fungsi diatas dapat dilakukan oleh satu entitas, misalnya fungsi a-c dapat dilakukan oleh satu entitas penyelenggara sistem pelaporan emisi GRK. Sedangkan untuk fungsi audit, verifikasi, dan akreditasi dapat menggunakan bantuan pihak ketiga/lembaga independen yang memiliki keahlian dalam emisi GRK.

Pengaturan kelembagaan yang baik dibutuhkan untuk meningkatkan efektifitas dan transparansi sistem pelaporan emisi dan dapat menggunakan lembaga-lembaga yang sudah ada maupun yang sama sekali baru. Opsi pengaturan kelembagaan untuk pelaporan emisi GRK ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 1. Opsi pengaturan kelembagaan untuk sistem pelaporan emisi

Kapasitas sumber daya manusia mengacu kepada keahlian yang dimiliki oleh staf pendukung di masing-masing institusi, baik untuk kegiatan yang bersifat teknis maupun non-teknis. Kapasitas sumber daya manusia dan teknis yang memadai dibutuhkan untuk mendapatkan hasil pelaporan data yang berkualitas. Bila kapasitas teknis dan sumber daya manusia ini dirasa belum mencukupi, strategi outsourcing atau pembuatan pool of experts dapat diambil untuk melaksanakan beberapa

Lembaga yang digunakan Kelebihan Kendala Contoh

Institusi yang berpengalaman dalam pelaporan dan verifikasi data

Memiliki kapasitas dalam hal teknis dan administrasi dalam mengelola sistem pelaporan

- Terbatasnya jumlah lembaga/institusi - Koordinasi antar lembaga

Environment Canada, South Africa’s Department of Environmental Affairs (DEA), U.S. Environmental Protection Agency (EPA)

Mendirikan institusi baru

Tugas lembaga/institusi akan berjalan lebih efektif

Dibutuhkan pendanaan yang besar dan peningkatan kapasitas kelembagaan

Pemerintah Australia membentuk Clean Energy Regulator, yang bertangung jawab dalam pelaporan emisi.

Gabungan beberapa institusi yang berpengalaman dalam pelaporan dan verifikasi data

Informasi terkait kebutuhan data yang bersifat lintas sektor dapat dengan mudah didapatkan

Pembagian peran dan tugas masing-masing institusi Koordinasi data dan informasi antar institusi

Pemerintah Jepang, Inggris, dan Uni Eropa.

Page 8: Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi Gas Rumah … fileyang valid mengenai sumber, tren, dan kecenderungan emisi GRK di masing-masing negara. Selain itu, diharapkan dapat memberikan

Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi GRK 5

tugas dalam sistem pelaporan. Di sisi lain, upaya peningkatan kapasitas sebaiknya mulai dilakukan saat sistem pelaporan masih dalam tahap pengembangan. Kapasitas pendanaan mencakup kemampuan untuk mengidentifikasi sumber pendanaan, penyediaan anggaran, dan alokasi sumber daya. Beberapa pos biaya yang mungkin diperlukan dalam penyelenggaraan sistem pelaporan emisi GRK diantaranya adalah biaya staff, pelibatan pemangku kepentingan (termasuk kegiatan sosialisasi dan pelatihan), pengelolaan sistem managemen data, pemantauan, verifikasi, dan pemastian kepatuhan entitas pelapor. c. Pelibatan Pemangku Kepentingan

Keterlibatan pemangku kepentingan dapat meningkatkan transparansi data, menghindari kesalahan perolehan data serta konflik antar lembaga. Beberapa komponen penting yang harus diketahui oleh para pemangku kepentingan dalam pengembangan sistem pelaporan emisi dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel 2. Komponen yang harus diidentifikasi pemangku kepentingan

Komponen Kegiatan Manfaat keterlibatan pemangku kepentingan

1. Meningkatkan transparansi perolehan data; 2. Meningkatkan kepercayaan antar pemangku kepentingan; 3. Meningkatkan tingkat kepatuhan (compliance); 4. Mengidentifikasi kebutuhan peningkatan kapasitas; 5. Menghindari kesalahan perolehan data.

Identifikasi pemangku kepentingan

1. Kementerian/lembaga di tingkat nasional dan daerah; 2. Pelaku usaha sebagai pelapor; 3. Asosisasi swasta; 4. Tenaga ahli di masing-masing sektor; 5. Sistem pelaporan lainnya; 6. Lembaga verifikasi yang ditunjuk; 7. Organisasi internasional/lembaga donor yang terlibat; 8. Akademisi.

Tahapan kegiatan 1. Tahap awal: keterlibatan pemangku kepentingan dalam menetapkan tujuan sistem pelaporan, serta menghasilkan kesepakatan antar institusi dalam pengembangan sistem;

2. Tahap perancangan: koordinasi terkait detail teknis sistem pelaporan;

3. Tahap pelaksanaan: Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya untuk memperbaiki tingkat kepatuhan;

Topik pembahasan 1. Dasar pemikiran pengembangan sistem pelaporan; 2. Pengaturan kelembagaan; 3. Melakukan focus group discussion dengan seluruh pemangku

kepentingan terkait; 4. Penetapan kelompok kerja untuk masing-masing sektor; 5. Penyusunan rencana kegiatan; 6. Mengembangkan platform online

Page 9: Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi Gas Rumah … fileyang valid mengenai sumber, tren, dan kecenderungan emisi GRK di masing-masing negara. Selain itu, diharapkan dapat memberikan

Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi GRK 6

2. 3. Tahap 3: Menetapkan Struktur dan Ketentuan Program

Beberapa komponen penting dalam tahapan ini adalah sebagai berikut:

▪ Penentuan cakupan kegiatan Dalam cakupan kegiatan sistem pelaporan emisi GRK diperlukan penentuan entitas pelapor, apakah berada di tingkat unit fasilitas atau tingkat perusahaan. Beberapa negara maju seperti negara anggota Uni Eropa dan Amerika Serikat mewajibkan tingkat unit fasilitas untuk melaporkan emisinya langsung, hal ini berkaitan dengan tujuan sistem pelaporan yang mendukung sistem perdagangan emisi. Namun beberapa negara lainnya, seperti Cina, Inggris, dan Prancis menunjuk perusahaan sebagai entitas pelapor. Sementara Pemerintah Australia mewajibkan tingkat unit fasilitas dan perusahaan sebagai entitas pelapor. Unit fasilitas dengan total emisi sebesar ≥ 25.000 Jt CO2e per tahun atau unit fasilitas dengan total konsumsi energi sebesar ≥ 100 TJ serta perusahaan induk yang memiliki total emisi tahunan sebesar ≥ 50.000 Jt CO2e atau perusahaan induk dengan total konsumsi energi sebesar ≥ 200 TJ diwajibkan melaporkan emisinya. Penentuan batasan emisi yang akan dilaporkan, baik emisi langsung atau emisi tidak langsung juga perlu diperhatikan. The GHG Protocol Corporate Reporting Standard mengklasifikasikan emisi GRK menjadi tiga cakupan yang disajikan dalam gambar berikut:

Gambar 1. Cakupan emisi berdasarkan The GHG Protocol Corporate Reporting Standard

•Emisi yang dihasilkan/dikelola oleh masing-masing unit, sebagai contoh emisi yang dihasikan dari proses pembakaran bahan bakar di sistem pembangkit listrik dan proses pengolahan batu kapur di industri semen)

Cakupan 1(Emisi Langsung)

•Emisi tidak langsung merupakan emisi yang dihasilkan dari kegiatan entitas pelapor namun dihasilkan melalui sumber yang dimiliki atau dikendalikan oleh entitas lain, sebagai contoh emisi yang dari pembangkit listrik yang digunakan untuk pemakaian sendiri

Cakupan 2(Emisi Tidak Langsung)

•Seluruh emisi tidak langsung di luar cakupan 2, termasuk emisi di kegiatan hulu dan hilir, sebagai contoh emisi dari pengolahan limbah, emisi transportasi yang dihasilkan dari pengangkutan bahan bakar,serta emisi yang dihasilkan dari penggunaan di tingkat konsumen (distribusi)

Cakupan 3(Emisi Tidak Langsung)

Page 10: Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi Gas Rumah … fileyang valid mengenai sumber, tren, dan kecenderungan emisi GRK di masing-masing negara. Selain itu, diharapkan dapat memberikan

Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi GRK 7

Penentuan ambang batas (threshold) emisi digunakan sebagai dasar dalam sistem perdagangan emisi serta dapat meningkatkan kualitas data inventarisasi emisi GRK. Penetapan ambang batas sudah dilakukan oleh beberapa negara, sebagai contoh, Amerika Serikat menetapkan ambang batas sebesar 25.000 tCO2e dalam program pelaporan emisinya, apabila emisi yang dilaporkan entitas kurang dari 25.000 tCO2e/tahun selama lima tahun berturut-turut, atau kurang dari 15.000 tCO2e/tahun selama tiga tahun berturut-turut, serta apabila entitas menghentikan proses produksi, maka entitas tersebut dapat melaporkan kepada U.S. EPA dan menghentikan kewajiban pelaporan emisi GRK. Pelaporan emisi GRK dapat dilanjutkan kembali apabila emisi tahun berikutnya mencapai atau lebih dari 25.000 tCO2e/tahun. Cakupan jenis GRK juga merupakan salah satu komponen penting dalam penetapan cakupan program. Hal ini tentunya harus disesuaikan dengan tujuan program, biaya pelaksanaan program, beban administrasi, dan kapasitas pelaporan. Program pelaporan emisi di Australia, California, dan Inggris mewajibkan pelaporan untuk keenam jenis GRK sesuai yang diatur dalam Protokol Kyoto, yaitu Karbon Dioksida (CO2), Metana (CH4), Nitrogen Dioksida (N2O), Hydrofluorokarbon (HFCs), Per fluorokarbon (PFCs), dan Sulfur Hexaflorida (SF6).

▪ Metodologi Kuantifikasi Emisi Ada dua pendekatan yang digunakan dalam menentukan emisi GRK, yaitu: o Pendekatan berbasis perhitungan

Pendekatan berbasis perhitungan mencakup pendekatan penggunaan faktor emisi dan metode kesetimbangan masa (mass balance) Dalam pendekatan faktor emisi, perhitungan didapatkan dari perkalian data aktivitas (seperti konsumsi bahan bakar) dengan dengan faktor emisinya. Sedangkan, untuk metode kesetimbangan masa biasanya digunakan pada kondisi dimana dimungkinkan untuk melakukan monitoring terhadap perubahan jumlah gas (biasanya terjadi dalam perubahan untuk gas HFC dan PFC), atau pada kondisi sulit untuk menentukan faktor emisi yang digunakan, serta hasil akhir produk yang tidak diemisikan sebagai CO2. Kasus ini biasanya ditemui dalam produksi hidrogen, produksi ferroalloy, produksi fluorinated gas, produksi petrokimia, serta besi dan baja. Metodologi kesetimbangan masa digunakan oleh negara Australia, Uni Eropa, Meksiko, dan Amerika Serikat untuk memperkirakan emisi di sektor industri besi dan baja.

o Pengukuran langsung Pendekatan pengukuran langsung menggunakan peralatan pemantauan yang digunakan secara terus menerus atau berkala. Pendekatan ini biasanya digunakan apabila terjadi perbedaan antara jumlah bahan bakar dan bahan yang digunakan. pengukuran langsung tidak cocok digunakan dalam menghitung emisi fugitive. Akurasi data dari pengukuran langsung ditentukan dari beberapa hal, seperti pemasangan sistem pengukuran yang tepat, penentuan frekuensi pengukuran, sertifikasi alat pengukuran, uji kinerja, kalibrasi alat, dan sistem monitoring. Metode pengukuran langsung biasanya digunakan oleh pembangkit listrik, industri semen, alumunium, dan besi baja, namun biaya untuk pengukuran langsung sangat tinggi dibandingkan metode lainnya. Perbandingan kedua pendekatan tersebut ditampilkan dalam tabel berikut.

Page 11: Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi Gas Rumah … fileyang valid mengenai sumber, tren, dan kecenderungan emisi GRK di masing-masing negara. Selain itu, diharapkan dapat memberikan

Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi GRK 8

Tabel 3. Perbandingan pendekatan kuantifikasi emisi GRK

Pengukuran Langsung Pendekatan Berbasis Perhitungan 1. Pengukuran dilakukan secara langsung

(flow meter) secara periodic 2. Digunakan apabila terjadi perbedaan

antara jumlah bakar dan bahan baku yang digunakan

3. Terdapat persyaratan spesifik dan dibutuhkan pemeliharaan khusus untuk alat pengukuran

4. Tidak cocok digunakan pada unit fasilitas dengan sumber emisi kecil

1. Terdapat dua metodologi pendekatan: - Pendekatan faktor emisi Ditentukan berdasarkan jumlah bahan

bakar yang dikonsumsi dan kandungan karbonnya

- Metode Kesetimbangan Masa (mass balance)

Ditentukan berdasarkan kesetimbangan emisi GRK.

2. Ketidakpastian data aktivitas dan faktor emisi dapat ditentukan berdasarkan perhitungan emisi GRK.

▪ Platform pelaporan

Platform pelaporan adalah sistem pengelolaan data yang memfasilitasi kegiatan pelaporan, organisasi, dan analisa data emisi GRK. Sistem pengelolaan data, dapat mendukung kegiatan penjaminan mutu dan pengendalian mutu (QA/QC), melacak tingkat emisi serta memudahkan pemangku kepentingan dalam mengakses data. Perbandingan antara sistem pelaporan data independen dan terintegrasi disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4. Perbandingan sistem pelaporan data independen dan terintegrasi

Sistem Pelaporan Data Independen Sistem Pelaporan Data Terintegrasi

Kelebihan 1. Pengembangan sistem lebih cepat dan

sederhana 2. Biaya rendah

a. Mengurangi beban pelaporan karena hanya sekali melaporkan

b. Koordinasi yang lebih besar di berbagai kebijakan

c. Memudahkan proses agregrasi dan analisa data

Kendala 1. Kesulitan dalam pengumpulan data 2. Biaya pengoperasian sistem pelaporan

data tunggal akan memakan biaya lebih besar

3. Dibutuhkan peningkatan kapasitas untuk masing-masing sistem pelaporan

1. Biaya pengembangan sistem tinggi 2. Waktu yang dibutuhkan untuk

pengintegrasian sistem lebih lama.

▪ Pengendalian dan Penjaminan Kualitas (Quality Assurance (QA)/Quality Control (QC))

Komponen ini bertujuan untuk memastikan kualitas serta akurasi data emisi mulai dari tahapan pengukuran, pemantauan, pelaporan, dan verifikasi. QA dan QC dapat meningkatkan kualitas data, namun masing-masing mengacu pada kegiatan dan persyaratan yang berbeda. QC dilakukan oleh entitas pelaporan yang bertanggung jawab atas proses pengumpulan dan pelaporan data, QA dilakukan oleh pihak independen setelah emisi dihitung dan dilaporkan kedalam sistem pelaporan. Gambaran kegiatan QA/QC dalam sistem pelaporan emisi GRK diilustrasikan dalam gambar berikut.

Page 12: Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi Gas Rumah … fileyang valid mengenai sumber, tren, dan kecenderungan emisi GRK di masing-masing negara. Selain itu, diharapkan dapat memberikan

Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi GRK 9

Gambar 2. Proses QA/QC dalam Pelaporan Emisi GRK QC mengacu kepada monitoring untuk seluruh tahapan kegiatan yang dilakukan secara berkala, mulai dari metodologi perhitungan emisi, validasi data dan pemantauan tingkat kepatuhan. Monitoring kegiatan dapat mencakup berbagai informasi, antara lain informasi umum kegiatan, sumber emisi GRK, data aktivitas, penanggung jawab data, serta sistem pendokumentasian data. Sedangkan QA mengacu kepada kegiatan verifikasi yang dilakukan setelah prosedur pengendalian kualitas data telah selesai dilakukan. Secara umum metode penjaminan kualitas data dibedakan menjadi tiga, yaitu: sertifikasi mandiri oleh entitas pelapor, review oleh program administrator, dan verifikasi oleh pihak ketiga. Perbandingan metode penjaminan kualitas data ditampilkan dalam tabel berikut.

Tabel 5. Perbandingan Metode Jaminan Kualitas Data

Pendekatan Jaminan Kualitas Data (QA) Kelebihan Hambatan

Sertifikasi mandiri - Biaya relatif rendah (low-cost); - Penetapan payung hukum

untuk menjamin kualitas data

Tingkat kepercayaan rendah

Review oleh program administrator

Tingkat kepercayaan lebih tinggi - Biaya operasional dan sumber daya relatif tinggi;

- Dibutuhkan peningkatan kapasitas sumber daya dan teknis

Verifikasi pihak ketiga

Tingkat kepercayaan sangat tinggi setelah dilakukan verifikasi oleh pihak ketiga.

- Biaya verifikasi tinggi - Pilihan yang relatif mahal

bagi entitas Dalam sistem pelaporan emisi GRK, pemerintah Australia membentuk badan The Clean Energy Regulator (CRE) yang bertanggung jawab dalam pelaporan emisi GRK. Tahapan pengendalian dan kualitas data (Quality Control) emisi GRK dilakukan melalui publikasi informasi tingkat emisi tahunan yang dilakukan oleh CRE serta pemantauan tingkat kepatuhan melalui audit. Proses penjaminan data (Quality Assurance) dilakukan melalui sertifikasi mandiri yang dilakukan oleh masing-masing unit fasilitas dan perusahaan, serta verifikasi dengan bantuan pihak ketiga. Alur sistem pelaporan emisi GRK di Australia serta prosedur QA/QC diilustrasikan dalam gambar berikut.

Page 13: Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi Gas Rumah … fileyang valid mengenai sumber, tren, dan kecenderungan emisi GRK di masing-masing negara. Selain itu, diharapkan dapat memberikan

Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi GRK 10

Gambar 3. Alur Pelaporan Emisi GRK di Australia (elaborasi author)

2. 4. Tahap 4: Melakukan Evaluasi Program

Evaluasi program mengacu kepada penilaian terhadap implementasi program pelaporan emisi GRK yang dilakukan secara komprehensif. Evaluasi dilakukan terhadap proses pelaksanaan program, substansi teknis, serta dampak program, yang dapat diukur berdasarkan indikator seperti jumlah entitas yang melaporkan ke program, tingkat emisi emisi GRK, dan aksi mitigasinya ke dalam sistem pelaporan emisi GRK. Evaluasi program dapat dilakuka oleh pihak independen. Sebagai contoh, Pemerintah Australia membentuk Badan Otoritas Perubahan Iklim, badan independen yang melakukan evaluasi terhadap kebijakan perubahan iklim di Australia termasuk program pelaporan emisi gas rumah kaca. Persyaratan evaluasi program tersebut merupakan bagian dari Undang-Undang Pelaporan Energi dan GRK Nasional, yang menyatakan bahwa badan otoritas harus melakukan evaluasi secara berkala sesuai undang-undang tersebut. Hasil evaluasi yang mencakup konsultasi publik harus diserahkan kepada Menteri Lingkungan Hidup untuk selanjutnya akan dipublikasikan.

Page 14: Panduan Pengembangan Sistem Pelaporan Emisi Gas Rumah … fileyang valid mengenai sumber, tren, dan kecenderungan emisi GRK di masing-masing negara. Selain itu, diharapkan dapat memberikan

Mitra PMR Indonesia:

PMR Indonesia © 2018

Partnership for Market Readiness (PMR) adalah program internasional yang dikelola Bank Dunia untuk peningkatan kapasitas dan kesiapan dalam

mengendalikan tingkat emisi gas rumah kaca melalui instrumen kebijakan berbasis pasar. Program PMR Indonesia berada dibawah koordinasi Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian dan dilaksanakan oleh United Nations Development Programme (UNDP).